makalah dasmen (efes)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Setiap manusia dimuka bumi ini adalah seorang pemimpin, baik bagi
dirinya maupun untuk orang lain, hal itu juga dibenarkan dalam Al – qur’an
dimana dikatakan bahwa setiap manusia adalah sebagai khalifah (pemimpin)
dibumi ini. Dalam kehidupan sehari – hari kita tak akan pernah lepas akan hal
yang selalu berkaitan dengan kepemimpinan. Baik dalam ruang lingkup
keluarga, teman, organisasi, perusahaan dan lain sebagainya.
Dengan demikian kita sudah sepatutnya mengenal dan mengetahui
beberapa hal baik tugas dan peranan yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Menurut James A.F. Stoner dikatakan bahwa tugas seorang pemimpin terdapat
7 bagian, diantaranya adalah salah satunya pemimpin membuat keputusan
yang sulit. Sehingga pemimpin harus mampu memecahkan masalah yang
terjadi dalam suatu kelompok atau organisasi yang ia pimpin.
Pembuatan keputusan yang diambil oleh pemimpin bukanlah hal yang
mudah dalam memecahkan suatu permasalahan. Hal ini, diperlukan ketelitian,
kebijakan, keadilan, dan keserasian antara pemimpin dan bawahannya.
Sehingga hasil dari keputusan yang diambil oleh pemimpin mampu mewakili
dari tujuan organisasi dan tidak memberatkan pihak lain. Bahkan mampu
membantu dalam pencapaian tujuan yang ada dalam suatu organisasi itu.
Dalam kehidupan sehari – hari, kita juga tak sadar melatih intuisi kita
untuk mengambil keputusan dalam hal yang sulit. Kita dapat mengambil contoh
juga dalam olahraga yang biasa kita kenal yaitu catur yang secara real dapat
melatih kita untuk mengambil keputusan. Seperti yang Benjamin Franklin
pernah katakan : Permainan Catur bukan cuma sekedar hiburan iseng belaka.
Kita dapat melatih beberapa ketrampilan hidup (life skills) melalui permainan
ini. Salah satunya (pengambilan keputusan sulit) akan dipaparkan dibawah ini.
Sering kali dalam dalam hidup, kita menghadapi situasi dimana kita
harus memilih di antara pilihan yang sulit.Pilihan yang menentukan masa
1
depan kita, apakah akan menjadi pemenang atau menjadi pecundang. Dalam
permainan catur, kita dilatih untuk mengambil keputusan sulit dan
menentukan tersebut. Pengambilan keputusan itu selain membutuhkan
wawasan, pengetahuan dan dasar-dawar pertimbangan yang tepat, juga
seringkali memerlukan kemampuan intuisi (naluri) dan keberanian menempuh
resiko yang terukur. Sehingga dengan demikian kita perlu mengetahui dan
mempelajari bagaimana pemimpin dalam membuat keputusan dan
memecahkan masalah yang ia hadapi.
Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas dan mengenal
lebih lanjut mengenai tugas dari seorang pemimpin yang khususnya akan
dikaji tentang pengambilan keputusan yang sulit dari seorang pemimpin. Dan
tentunya akan kami bedakan dengan referensi dari pendapat para ahli dan
realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari pemimpin tersebut.
1.2. Tujuan
Makalah ini selain bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang
pengambilan keputusan yang sulit dari seorang pemimpin, juga akan
membahas diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui berbagai peran dan tugas utama dari seorang pemimpin
b. Mengindikasi suatu tugas kepemimpinan dalam hal ini pengambilan
keputusan dari pemecahan masalah yang sulit dari berbagai realita yang
terjadi dalam kehidupan sehari
c. Memahami cara untuk mengambil keputusan yang sulit dalam suatu
pemecahan masalah
d. Mengetahui antisipasi dari dampak yang terjadi atas pemecahan masalah
yang diambil oleh pemimpin.
e. Memahami perilaku pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
sulit bersumber dari media masa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian pemimpin, peran dan tugasnya
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen
akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara,).
Setelah kita mengetahui arti dari kepemimpinan itu sendiri,maka kita
juga harus mengetahui berbagai peran dan tugas utama dari seorang
pemimpin itu sendiri. Menurut James A.F. Stoner dikatakan bahwasannya
tugas utama dari seorang pemimpin itu sendiri adalah sebagai berikut :
Pemimpin bekerja dengan orang lain yang artinya seorang pemimpin
bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik
orang diluar organisasi.
Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akontabilitas). Hal ini berarti bahwa seorang pemimpin bertanggungjawab
untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk
mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk
kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Dalam
artian, Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikantugas-tugasnya
kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
3
Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual, yang berati
adalah seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis
dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan
akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi
lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
Manajer adalah forcing mediator artinya konflik selalu terjadi pada setiap
tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi
seorang mediator (penengah).
Pemimpin adalah politisi dan diplomat ini artinya bahwa seorang pemimpin
harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit yang dapat diartikan sebagai
seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Sedangkan dalam perannya kepemimpinannya, Henry Mintzberg
mengatakan bahwa peran pemimpin adalah meliputi berbagai hal yaitu:
Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai
pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru
bicara.
Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan
gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
2.2. Pengambilan keputusan yang sulit bagi pemimpin
Dalam kepemimpinan terdapat beberapa prinsip dasar yang selalu
dijadikan sebagai tolok ukur dalam membuat keputusan baik yang bersifat
intern maupun ekstern. Dan prinsip dasar ini juga selalu dijadikan acuan bagi
para pemimpin sebelum melakukan tugas utama serta peranan utamanya
dalam mencapai sebuah tujuan dari organisasi atau perusahaan itu sendiri.
Prinsip sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan
motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk
membangun dirinya atau organisasi. Prinsip adalah sebagian dari suatu
kondisi, realisasi dan konsekuensi. Stephen R. Covey (1997). Prinsip
merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang
4
ditampilkan dengan 4 dimensi seperti : keselamatan, bimbingan, sikap yang
bijaksana dan kekuatan.
Dalam mengambil sebuah keputusan yang sulit bagi seorang pemimpin
dalam artian memecahkan masalah yang terjadi pada suatu organisasi, ke
empat komponen diatas yang merupakan prinsip dari kepemimpinan tidaklah
untuk dilupakan. Dalam membuat keputusan diperlukan kehati-hatian demi
keselamatan tujuan organisasi yang mana setiap saat tujuan itu berujung pada
tanggung jawab atas kebijakan yang diberikan oleh pemimpin. Dimana jika
pemimpin merubah haluan dalam memecahkan suatu permasalahan yang
terjadi. Maka hal ini akan berdampak besar terhadap semua komponen dalam
organisasi tersebut terutama kepada para bawahannya. Sehingga dalam
memecahkan suatu permasalahan yang terjadi adalah prinsipnya untuk
menjaga dan mencari keselamatan bagi kepentingan dan tujuan organisasi.
Dalam memutuskan suatu solusi atau memecahkan masalah dalam hal
yang sulit pemimpin juga sebagai manusia biasa yang memiliki sifat manusiawi
atau mahluk sosial pasti membutuhkan pendapat ataupun bimbingan dari
segenap karyawan, baik dari kalangan bawahannya maupun teman sejawatnya
(dalam organisasi). Sehingga dalam membuat sebuah keputusan pemimpin
akan mempertimbangkan beberapa saran dan pendapat yang dimiliki oleh
bawahannya ataupun orang lain yang dapat mempengaruhi setiap keputusan
yang diambilnya tanpa merugikan kepentingan orang lain ataupun kepentingan
dari perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya.
Dan dalam memutuskan sebuah keputusan yang diperlukan dalam
pemecahan suatu masalah adalah kebijaksanaan. Hal ini merupakan hal yang
penting dalam setiap peran dan tugas yang dimiliki oleh pemimpin. Mengapa
demikian? karena dalam peranannya kebijaksanaan yang dimiliki oleh
pemimpin mencerminkan bahwa kepercayaan yang diberikan dari bawahannya
tidak sia – sia dalam artian tidak salah untuk memberikan amanat kepada
pemimpin tersebut. Kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan yang sulit
juga sangat amat diperlukan karena dengan ini segala hal yang menjadi
hambatan dalam organisasi akan ternetralisir dengan kebijakan yang diambil
oleh pemimpin tersebut. Kebijaksanaan seorang pemimpin dalam memecahkan
masalah erat kaitannya dengan keadilan yang dimana tujuan akhirnya adalah
5
keputusan yang diambil oleh pemimpin tersebut tidak akan merugikan pihak
lain.
Selain itu, kekuatan dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi
bawahannya dan kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin ketika banyak masalah
yang datang ia sanggup untuk bangkit kembali untuk segera menyelesaikan
masalah yang datang tersebut. Sehingga ia mampu untuk bertahan
menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang ada dalam organisasi. Bagi
keputusan yang diambi juga merupakan suatu kekuatan yang bersumber dari
pemimpin itu sendiri, karena akan terlihat dari ketegasan yang mampu
mempengaruhi kekuatan dari bawahannya sehingga dapat memacu kemajuan
organisasi yang dipimpin oleh pemimpin itu sendiri.
2.3. Cara mengambil Keputusan Sulit dengan Cepat dan Akurat
Membuat keputusan yang sulit ditengah situasi yang serba tidak pasti
sangat penting bagi kepemimpinan yang sukses. Keputusan perlu diambil
dengan cepat dan akurat agar tidak kehilangan momentum. Sering kali ada
saat-saat kritis dimana pengambilan keputusan sangat sulit dan menegangkan.
Meskipun demikian, keputusan yang berani biasanya malah lebih aman.
Beberapa dibawah ini merupakan petunjuk praktis untuk mengambil keputusan,
baik keputusan publik maupun pribadi terutama ketika situasinya kompleks dan
penuh ketidak pastian. Tips ini kami ambil intinya dari tulisan Dave Jensen,
seorang pengajar senior di Emory University’s School of Business. Ada empat
pertanyaan yang perlu dijawab untuk sampai pada keputusan terbaik
1. Pertanyaan VISIONARY : “Apa hasil terbaik yang bisa dicapai dari
keputusan ini ?” Pertanyaan ini menggali perspektif yang lebih luas,
implikasi strategis dan pertimbangan jangka panjang. Ketika dihadapkan
pada tantangan yang sulit, gali lebih dalam dengan menjawab pertanyaan
pertanyaan strategis seperti :
a. Bagaimana hubungan antara tantangan ini dengan arah organisasi ?
b. Apakah problem ini penting untuk dipecahkan ?
c. Apa konsekuensi negatif dan positifnya ?
6
d. Kapan saya harus memutuskan ?
e. Apakah saya punya kecenderungan untuk status quo ?
2. Pertanyaan RASIONAL : Pelajari bagaimana kita mengetahui apa yang
kita ketahui. Apa fakta-faktanya, dan apa yang diharapkan oleh mereka
yang terkena dampaknya. Pemikiran rasional membantu kita memonitor
keadaan sekitar kita dan mengenali fakta-fakta yang ada. Kita juga perlu
memahami hubungan antara fakta-fakta itu, mana sebab dan mana akibat.
Didalam memutuskan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks,
kita harus tau konteks internal dan external dengan bertanya :
Apakah saya sudah mendapatkan informasi yang betul untuk
mengambil keputusan ?
Apa rencana cadangannya (Back up plan) ?
Asumsi-asumsi apa yang saya buat ?
Bagaimana saya memonitor pelaksanaan keputusan yang akan saya
ambil ?
Proses transparan apa yang perlu saya gunakan ?
o Pertanyaan ETIKA, berhubungan dengan nilai-nilai moral yang kita
gunakan. Kita memulainya dengan bertanya, “Langkah yang mana
yang benar, terutama untuk kepentingan orang banyak ?” Pertanyaan
ini memberikan fokus perhatian kita pada orang-orang yang kita
pimpin. Ketika berhadapan dengan masalah yang penuh resiko,
pertanyaan pertanyaan di bawah ini bisa menjadi pembimbing :
o Bila setiap orang di organisasi ini harus melakukan persis seperti apa
yang sedang saya pertimbangkan akan saya lakukan, akan seperti apa
organisasi ini jadinya ?
o Tindakan apa yang terbaik bagi bagian terbesar organisasi tanpa
melanggar hak individu ?
o Tindakan apa yang paling jujur dan paling adil untuk dilakukan ?
o Apakah apa yang akan saya putuskan sejalan dengan nilai-nilai yang
saya pegang?
7
3. Pertanyaan KONSEKUENSI — Mengingatkan bahwa kita adalah mahluk
yang bebas menentukan pilihan dan karenanya bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakan kita. Hal ini membawa kita pada pertanyaan : “
Apa konsekuensi dari pilihan-pilihan kita ?” Pada akhirnya kita harus
menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan.
Berikui ini adalah pertanyaan yang bisa membimbing dalam menentukan
pilihan :
Apakah saya sudah minta pendapat orang yang sering kali berbeda
pendapat dengan saya agar saya bila melihat kasus ini dari sudut
pandang yang berbeda ?
Seberapa besar resiko masing-masing alternatif yang akan saya
ambil?
Apakah saya bisa men tes alternatif-alternatif ini pada skala kecil
sebelum keputusan diambil ?
Pilihan mana yang terbaik berdasarkan jawaban-jawaban semua
pertanyaan ini ?
Setiap hari, para pemimpin membuat keputusan yang memberikan
pengharuh pada sangat banyak orang. Meskipun tampaknya begitu sulit,
pemimpin yang bagus membuatnya kelihatan mudah. Para pemimpin ini bisa
membuat keputusan penting berdasarkan informasi yang di berikan
kepadanya dikombinasikan dengan intuisinya. Dibalik pengambilan
keputusan yang tampaknya mudah ini adalah disiplin untuk selalu meneliti
keputusan-keputusan dan komitmen untuk selalu membuat keputusan yang
lebih baik dari yang sebelumnya. Para pemimpin ini, melalui latihan, memiliki
kejernihan berpikir yang memungkinkan mereka mengambil keputusan besar
dengan mudah. Beberapa peran pengambilan keputusan bagi seorang
pemimpin (decision making) (Gordon, 1996)
a. Enterpreneur : Mendesain perubahan dan pengembangan dalam
organisasi.
b. Disturbance Handler : Mampu mengatasi masalah terutama ketika
organisasi sedang dalam keadaan menurun.
8
c. Resources Allocator : Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi,
uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas –
tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
d. Negotiator : Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
2.4. Masalah dan solusi yang dihadapi dalam pengambilan keputusan
Salah satu tugas terpenting seorang pemimpin adalah untuk
menentukan yang terbaik bagi organisasi dan para anggotanya. Namun dalam
mengambil keputusan, terkadang pemimpin pun menghadapi dilema dan
seolah berada di persimpangan jalan. Apalagi jika pilihan yang ada membuat
kita harus mengorbankan kepentingan orang lain atau memberikan resiko yang
akan merugikan tim. Namun kadangkala keputusan sulit harus diambil demi
terwujudnya cita-cita bersama. Adakalanya pemimpin ternyata mengambil
keputusan yang salah dan merugikan organisasi. Tetapi percayalah melakukan
kesalahan dalam mengambil keputusan masih lebih baik dibandingkan tidak
melakukan tindakan apapun sama sekali.
Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan lazimnya menjadi tolak ukur kompetensi dan kredibilitas yang
dimilikinya. Jika pemimpin lamban dan ragu-ragu dalam bertindak, anak buah
akan melihat bawahan sebagai orang yang indecisive,takut, dan tidak tegas
sehingga membuat mereka mempertanyakan kemampuan Anda bahkan
kehilangan kepercayaan terhadap kita.
Terbiasa cepat dalam pengambilan keputusan memang bukan
pekerjaan mudah, butuh rasio yang jernih dan intuisi yang tajam agar bisa
menghasilkan keputusan yang tepat. Namun bukan berarti kemampuan
tersebut tidak bisa diasah dan dipertajam. Berikut ini adalah beberapa cara-
cara yang dapat dilakukan agar menjadi seorang pembuat keputusan yang
baik:
1. Taklukkan rasa takut berbuat kesalahan.
Rasa takut merupakan penghambat dan musuh bagi keberhasilan.
Takut untuk membuat keputusan hingga merugikan organisasi merupakan
salah satu penyebab untuk menunda bahkan memilih untuk tidak
9
memutuskan sama sekali. Malah kalau bisa, ia akan melemparkan
tanggung jawab ini kepada orang lain. Singkirkan rasa takut Anda dengan
selalu mengingat bahwa setiap proses dalam mengambil keputusan adalah
langkah yang akan membantu mendewasakan karakter dan mengasah
intuisi. Ingatlah bahwa takut dapat membuat Anda kehilangan kesempatan.
2. Asah kemampuan problem-solving Anda.
Keputusan yang salah tidak selamanya terjadi akibat salah memilih
atau bad choice. Kesalahan umum yang dilakukan justru berawal dari
ketidaktelitian sang pemimpin dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi.
Jika masalahnya saja sudah tidak benar, maka solusinya dipastikan tidak
akan tepat sasaran. Oleh karena itu, usahakan Anda mengetahui secara
detil permasalahan yang terjadi, kumpulkan informasi dan data lengkap, dan
berorientasilah pada solusi.
3. Tetapkan deadline.
Dibutuhkan waktu untuk mengidentifikasi masalah memutuskan.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses ini. Namun, jika Anda pemimpin
yang memerlukan banyak pertimbangan, bahkan cenderung indecisive,
maka buatlah deadline bagi diri sendiri agar tidak berlama-lama berada
pada fase analisis. Jangan sampai waktu Anda terbuang sia-sia jika saat
Anda memutuskan sesuatu yang sudah terlambat.
4. Back-up keputusan Anda dengan data dan dukungan dari co-worker.
Saat mengumumkan keputusan pastikan Anda berpegang pada
informasi dan data yang akurat. Inilah yang akan membantu Anda saat ada
argumentasi. Libatkan juga pihak lain dalam proses pengambilan keputusan
Anda agar dapat masukan dan saran. Dengan cara ini Anda secara
otomatis mengundang mereka untuk berkomitmen.
5. Apapun hasilnya, be firm with your decision.
Meralat atau menarik kembali keputusan yang baru saja Anda
keluarkan karena desakan pihak yang merasa dirugikan atau keragu-raguan
dari dalam diri hanya akan membuat Anda kelihatan plin-plan dan tidak
tegas. Oleh karena itu pikirkan kembali berbagai reaksi yang mungkin
ditunjukkan oleh anggota tim Anda atau rekan kerja. Jangan lupa untuk
memantau pelaksanaan keputusan itu sebagai bagian dari tanggung jawab
sang pengambil keputusan. Jangan lupakan monitor untuk memastikan
10
hasilnya sesuai harapan. Jangan ragu melakukan penyesuaian jika
memang diperlukan.
Sehingga setelah kita mengetahui berbagai antisipasi, kita perlu
menekankan sekali lagi adalah bahwa membuat keputusan adalah tugas
utama seorang pemimpin. Karena sudah sepatutnya pemimpin mampu
memecahkan setiap masalah yang terjadi pada organisasinya.
2.5. Contoh pengambilan keputusan oleh pemimpin
Sebagai bagian dari drama cicak lawan buaya, sangat menarik untuk
mengamati bagaimana tokoh-tokoh pemimpin di negeri ini mengambil
keputusan yang sulit. Dua tokoh penting yang sangat kontras gaya
kepemimpinan dan pengambilan keputusannya ingin saya tampilkan di sini.
Pertama adalah Ketua Mahkamah Konstitusi, Mohammad Mahfud M.D. dan
yang kedua adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. kami pun
menyertakan pendekatan praktis yang bisa di ambil untuk membantu proses
pengambilan keputusan agar bisa cepat dan akurat.
Mahfud memimpin sidang-sidang uji materi Undang-Undang KPK yang
di ajukan oleh Bibit dan Chandra dengan gaya yang santai dan sangat
transparan. MK memutuskan untuk memperdengarkan rekaman penyadapan
KPK terhadap Anggodo Widjojo, adik bos PT Massaro Radiokom Anggoro
Widjojo, kepada publik. Rekaman yang berisi percakapan Anggodo dengan
sejumlah petinggi penegak hukum diantaranya, Wakil Jaksa Agung Abdul
Hakim Ritonga dan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto,
menguak tingkah Anggodo yang bersekongkol dengan sejumlah penyidik untuk
merekayasa kasus dua pimpinan KPK Chandra Marta Hamzah dengan Bibit
Samad Riyanto.
Dalam menyidangkan persoalan yang pelik itu, Mahfud tidak terkesan
tegang. Dia justru tampak santai. Bahkan, berkali-kali Mahfud mengeluarkan
celetukan yang membuat pengunjung sidang tersenyum. MK kemudian secara
resmi pada haru Rabu (25/11) mengabulkan permohonan Bibit dan Chandra
atas judicial review UU KPK pasal 32 ayat 1 huruf c soal pemberhentian tetap
11
pimpinan KPK. Mahfud mengatakan pasal 32 inkonstitusional, harus dimaknai
pimpinan KPK berhenti secara tetap setelah dijatuhi hukuman oleh pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Keseluruhan proses pengambilan
keputusan terlihat cepat, transparan, tidak berbelit-belit dan jelas tanpa
menimbulkan potensi interpetasi yang berbeda-beda.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai gaya yang berbeda di
dalam mengambil keputusan. Ia tampak sangat hati-hati, tidak ingin terburu-
buru. Menanggapi semakin menajamnya polemik KPK dengan Polri, setelah
Polri menetapkan dan menahan dua pimpinan KPK (nonaktif) Bibit dan
Chandra atas dugaan penyalahgunaan wewenang, SBY membentuk Tim 8
pada 2 November lalu dan memberi waktu selama dua minggu bagi Tim 8
untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi atas kasus Bibit dan Chandra.
Setelah mendapatkan rekomendasi dari tim 8, SBY pun dalam
menentukan sikap masih meminta masukan dari berbagai puhak termasuk
Kejaksaaan, Kepolisian, MA, MK dan beberapa hakim independen. Selama
seminggu SBY merumuskan sikapnya yang kemudian di bacakan pada tanggal
23 November 2009 malam. Pidato presiden yang sudah sangat ditungu-tunggu
masyarakat itu disampaikan dengan sangat hati-hati. Sebagian pengamat
menilai pernyataan tentang kasus Bibit-Chandra yang tidak akan dibawa ke
pengadilan merupakan kemajuan. Namun pernyataan itu masih mengambang,
karena masih tergantung Kapolri dan Jaksa Agung. Sejumlah pengamat lain
menilai maksud Presiden untuk mendorong penghentian kasus Bibit Samad
Rianto dan Chandra M Hamzah sudah jelas. Presiden ingin kasus ini bukan
selesai di pengadilan. Bisa melalui pendeponiran untuk kepentingan umum.
Kejaksaan dan Polri diprediksi bisa langsung menangkap maksud Presiden itu.
Selain itu, disampaikan pula keinginan besar Presiden SBY dalam mendorong
terjadinya reformasi hukum dalam tubuh institusi penegak hukum. Tak hanya
kepolisian dan kejaksaan, tetapi juga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen
akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-
alasannya.
James A.F. Stoner mengatakan bahwasannya tugas utama dari seorang
pemimpin itu sendiri adalah sebagai berikut : 1) Pemimpin bekerja dengan
orang lain; 2) Pemimpin adalah tanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan (akontabilitas). 3) Pemimpin menyeimbangkan
pencapaian tujuan dan prioritas; 4) Pemimpin harus berpikir secara analitis dan
konseptual; 5) Manajer adalah forcing mediator; 6) Pemimpin adalah politisi
dan diplomat; dan 7) Pemimpin membuat keputusan yang sulit.
Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung
kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti : keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana dan kekuatan. Ke empat hal itu selalu
dijadikan dasar dalam setiap peran yang diambil oleh para pemimpin terutama
dalam mengambil keputusan yang sulit untuk memecahkan masalah.
Dalam membuat keputusan yang sulit, seorang pemimpin dihadapkan
pada beberapa pertanyaan dimana pertanyaan itu diajukan dari dirinya untuk
dirinya. Pertanyaan itu diantaranya meliputi visionary yaitu apa hasil terbaik
yang mampu dicapai, perntanyaan rasional yaitu upaya yang kita gunakan
untuk mengetahui apa yang perlu kita ketahui, selanjutnya pertanyaan etika
adalah pertanyaan yang berhubungan dengan nilai – nilai moral yang kita
gunakan dan yang terakhir adalah pertanyaan konsekuensi yaitu tentang
pertanyaan dan konsekuensi dan pilihan – pilihan yang kita miliki.
13
Cara yang dilakukan untuk membuat keputusan yang baik dari kondisi
yang sulit dan biasa dilakukan oleh para pemimpin adalah sebagai berikut : a)
taklukan rasa takut dari berbuat salah; b) mengasah kemampuan diri sendiri
untuk menyelesaikan masalah; c) tetapkan kecepatan penyelesaian tujuan; d)
menerima apapun keputusan dan tetap pada pendirian; e) simpan keputusan
yang telah dibuat dan perkuat dasarnya dengan data dan dukungan dari
pekerja yang lebih berpengalaman, dan perlu ditekankan sekali lagi bahwa
membuat keputusan adalah tugas utama seorang pemimpin.
Dengan demikian, kita telah mengenal berbagai cara, peran, dan tugas
utama bagi seorang pemimpin khususnya dalam membuat keputusan yang
sulit yang berarti memecahkan masalah yang terjadi. Selain itu, kita juga perlu
mengetahui bahwa setiap pemimpin memiliki cara membuat keputusan yang
berbeda.
3.2. Saran
Pemimpin memiliki berbagai cara untuk membuat suatu keputusan
dalam menghadapi masalah yang terjadi. Oleh karenanya, setelah kita
mengetahui cara mengambil keputusan adalah seperti yang telah kita bahas
bersama. Maka di harapkan kita semakin sadar dan berani untuk membuat
suatu keputusan. Baik pada saat kita ada pada organisasi maupun untuk diri
sendiri. Karena seperti yang telah kita kemukakan di awal. Bahwasannya
setiap manusia diciptakan untuk memimpin. Dan salah satu diantaranya adalah
membuat keputusan dalam suatu masalah.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http://umum.kompasiana.com/2009/11/30/mengambil-keputusan-yang-sulit/
http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/strategi-bisnis/22807-yang-bikin-pemimpin-mudah-ambil-keputusan-besar-di-saat-sulit.html
http://id.jobsdb.com/ID/EN/Resources/JobSeekerArticle/Salah%20satu%20tugas%20terpenti?ID=349
http://betti-alisjahbana.blogspot.com/2010/01/mengambil-keputusan-yang-sulit.html
http://www.andriewongso.com/artikel/sports_corner/274/Pengambilan_Keputusan_Sulit/
15