makalah cord blood
DESCRIPTION
Cord BloodTRANSCRIPT
MAKALAH
TREND & ISSUE MATERNAL DAN NEONATAL
MATERI BANK DARAH TALI PUSAT
DISUSUN OLEH
DESI FITRIA (07.10.000.477)
EUIS DEWI ANDAYANI (07.10.000.474)
IDA FARIDA (07.10.000.475)
PROGRAM D-IV KEBIDANAN KELAS A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bank Darah Tali Pusat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Trend & Issue Maternal Neonatal.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, sehingga penulis
mengalami hambatan, tantangan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan, arahan, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada dosen kami yang telah membimbing kami.
Semoga kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca umumnya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan karya
tulis ini sangat penulis hargai.
Jakarta, Januari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. TUJUAN...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
BAB III PENUTUP.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebahagiaan orang tua saat melahirkan anak sungguh sangat tak terkira. Namun mereka
takkan pernah tahu, bilakah kelak sang bayi menderita penyakit keganasan atau tidak.
Kebahagiaan akan tetap bersemi dan merekah bila mereka sempat menyimpan tali pusat si kecil.
Tali pusat itu mungkin tinggal satu-satunya harapan kala sel kanker telah bersemayam dan
menggerogoti setiap inci tubuh sang buah hati.
Selama ini dalam kandungan, tali pusat merupakan satu-satunya sumber kehidupan bagi
sang calon bayi. Sesaat persalinan telah selesai, biasanya tali pusat dan ari-ari langsung di buang
begitu saja. Padahal sel-sel yang terdapat di dalam darah tali pusat suatu ketika dapat digunakan
untuk menolong sang anak, orang tua, saudaranya, dan bahkan orang lain.
Peneliti di dunia kedokteran telah menemukan bahwa darah tali pusat sangat kaya akan
sel induk pembentuk darah atau haemeatopoietik stem cells yang mampu memproduksi sel-sel
darah merah, sel darah putih maupun keping darah. Oleh karena itu sel induk ini dapat
mengganti sel-sel darah yang telah rusak karena suatu penyakit, terapi, atau obat. Sejak tahun
1988 transplantasi darah tali pusat menjadi alternatif pengganti transplantasi sumsum tulang
yang biasa dilakukan pada penderita penyakit leukemia, talasemia, atau penyakit kelainan darah
lainnya.
Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat, maka
sekarang ini di banyak Negara sudah ada bank khusus yang menyediakan jasa penyimpanan sel
induk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti, akhirnya Indonesia memiliki bank darah tali
pusat sendiri. Kehadiran bank darah tali pusat di Indonesia memenuhi harapan banyak kalangan
yang peduli akan masa depan kesehatan anak-anak mereka.
Dimakalah kami akan dibahas sejarah bank darah tali pusat, manfaat bank darah tali
pusat, cara pengambilan dan pemprosesan bank darah tali pusat serta efek samping dari
penggunaan darah tali pusat.
1.2 Tujuan
a) Tujuan Umum
Mengetahui Trend & Issue yang berkaitan dengan bank darah tali pusat.
b) Tujuan Khusus
1) Mengetahui sejarah adanya bank darah tali pusat.
2) Mengetahui manfaat pengguanaan bank darah tali pusat.
3) Mengetahui proses pengambilan dan penyimpanan bank darah tali pusat.
4) Mengetahui efek samping dari penggunaan bank darah tali pusat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bank Darah Tali Pusat (CORD BLOOD)
Dari zaman dahulu sudah tersebar mitos bahwa sisa tali pusat bayi yang dikeringkan, bisa
dipergunakan untuk mengobati pemiliknya bila sedang sakit parah. Keluarga yang percaya pada
mitos itu, sampai sekarang masih banyak yang mengeringkan dan menyimpan sisa tali pusat
anak-anak mereka. Saat anak sakit, tali pusat itu direndam dengan air hangat, lalu air bekas
rendamannya diminumkan pada anak. Entah benar tali pusat kering itu yang mujarab atau tidak,
tetapi nyatanya anak-anak itu memang sembuh setelah minum air rendaman tali pusat mereka
sendiri.
Baru 1963, lewat penelitian kedokteran terungkap, yang bisa dipergunakan untuk
mengobati penyakit bukan tali pusatnya, tetapi darah yang diambil dari tali pusat itu beberapa
saat setelah bayi dilahirkan.
Darah tali pusat (umbilical cord blood ) bisa digunakan untuk terapi, karena mengandung
stem cell (sel induk) yang mampu memproduksi sel-sel darah baru seperti sel darah merah, sel
darah putih, dan keping darah. Stem cell juga mampu memperbaiki sistem kekebalan tubuh
sampai menggantikan jaringan yang rusak. Stem cell merupakan sel yang belum terspesialisasi,
namun mempunyai kemampuan berkembang biak tanpa batas menjadi sel jenis lain.
Kemampuan tersebut, memungkinkan stem cell memperbaiki kerusakan tubuh dengan
menyediakan sel-sel baru untuk memperbaiki kelainan tersebut.
Sebenarnya, stem cell bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu stem cell embrionik (embryonic
stem cell) dan stem cell dewasa ( haemopoietic stem cell). Darah tali pusat termasuk stem cell
dewasa. Selain dari darah tali pusat, stem cell dewasa bisa didapat dari sumsum tulang dan darah
tepi. Hanya saja, pengambilan stem cell dari darah tali pusat lebih disukai, karena berisiko lebih
kecil dan tidak menyakiti penderita. Selain itu, stem cell dari darah tali pusat mempunyai
kemampuan proliferasi (pertumbuhan dan pertambahan sel) yang tinggi. Tingkat kecocokan
pencangkokan stem cell darah tali pusat juga lebih baik dibandingkan dengan stem cell yang
berasal dari sumsum tulang.
Pengambilan stem cell embrionik dilakukan dengan mengambil stem cell yang berasal
dari embrio (jabang bayi) yang sudah meninggal dunia, kebanyakan dari hasil aborsi. Cara ini
sudah tidak dilakukan lagi, karena banyak menimbulkan kontroversial karena alasan etika.
Pencangkokan darah tali pusat pertama kali dilakukan pada anak penderita anemia fanconi di
Paris 1988. Kelainan itu berupa penyakit keturunan yang menyerang sumsum tulang belakang,
sehingga menyebabkan penurunan produksi semua jenis sel darah. Dengan pencangkokan stem
cell ke tulang belakang, produksi sel-sel darah dapat normal kembali. Keberhasilan
pencangkokan itu memberi peluang baru dalam pemanfaatan darah tali pusat yang sebelumnya
tidak diketahui.
Sebelum bank darah tali pusat ini hadir di Indonesia, kebanyakan masyarakat Indonesia
menyimpan darah tali pusatnya di Singapura dan Malaysia. Di tahun 2006, sudah ada sekitar 100
orang Indonesia yang menyimpan tali pusatnya di Cordlife Singapura. Dengan adanya bank
penyimpanan tali pusat di dalam negeri, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mengirimkannya
ke luar negeri. Biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih murah.
Bank penyimpanan darah tali pusat pertama di Indonesia diresmikan oleh Menteri
Kesehatan RI periode 2004-2009, Siti Fadilah Supari pada tanggal 14 Oktober 2006. Bank ini
beroperasi di Indonesia atas kerja sama PT. Kalbe Farma dan PT. CordLife, perusahaan
Singapura yang bergerak di penyimpanan darah tali pusat. Bank ini berdiri karena permintaan
masyarakat Indonesia untuk menyimpan darah tali pusat bayinya semakin banyak.
2.2 Manfaat Bank Darah Tali Pusat
Menurut National Marrow Donor Program (NMDP) USA, sampai saat ini stem cell yang
terkandung di darah tali pusat, sudah bisa mengobati 72 penyakit seperti kanker, kerusakan pada
sumsum tulang belakang, kelainan pada darah, dan penyakit yang berhubungan dengan
metabolisme tubuh. Selain itu, metode ini sedang diteliti kemampuannya untuk mengobati
penyakit jantung, cedera pada tulang belakang, stroke, lever, dan diabetes. Selain itu darah tali
pusat digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah seperti thalasemia, kelainan
metabolisme turunan, defisiensi kekebalan tubuh, jantung, dan saraf.
Selain itu, yang memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya pemiliknya, tetapi juga bisa
digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan mempunyai kecocokan dalam struktur
gen dan golongan darah tingkat kecocokan darah tali pusat akan berbeda untuk setiap anggota
keluarga. Darah tali pusat seorang bayi, memiliki tingkat kecocokan 50%-75% jika digunakan
oleh saudara kandungnya. Sementara tingkat kecocokannya hanya 25%-50% jika digunakan oleh
orang tuanya
Metode pengobatan ini dilakukan dengan mentransplantasikan stem cell ke organ yang
rusak. Sesuai sifatnya, stem cell akan berkembang menjadi sel baru sehingga bisa memperbaiki
jaringan yang sudah rusak tersebut. Banyaknya stem cell yang ditransplantasi, disesuaikan
dengan berat badan penderita. Setiap kilogram berat badan dibutuhkan sekitar 15 juta - 20 juta
stem cell. Kelebihan terapi dengan stem cell adalah mengurangi risiko penolakan oleh tubuh dan
menurunkan risiko penularan waktu terjadi pencangkokan.
2.3 Proses Pengambilan dan Penyimpanan Bank Darah Tali Pusat
Bila berminat menyimpan darah tali pusat anak di bank tali pusat, saat kehamilan
berlangsung sudah harus mendaftarkan diri ke bank tali pusat. Setelah menandatangani kontrak,
akan dibekali kit pengambilan darah yang berisi kantong darah, tabung untuk menyimpan darah
ibu, dan alat untuk mengambil darah. Kit tersebut diserahkan kepada dokter kandungan yang
membantu persalinan. Bank tali pusat bisa dihubungi 24 jam. Mereka akan mengatur
pengambilan, pengiriman, dan pemrosesan darah tali pusat dengan segera.
Darah tali pusat diambil setelah tali pusat dipotong dan diekstraksi dari ujung tali pusat
plasenta. Jumlah yang diambil bervariasi, antara 50-100 mL, dengan asumsi dalam 50-65 mL
terdapat lebih dari 800 juta stem sel. Stem sel sendiri dapat bertumbuh.
Pada saat pengambilan darah tali pusat ada resiko kontaminasi jamur dan bakteri yang
berasal dari vagina, urine, feces, udara dan sumber lain. Agar dapat digunakan untuk pencakokan
di masa depan, darah tali pusat harus bebas dari bakteri dan jamur. Oleh sebab itu resiko
kontaminasi pada saat pengambilan dan pemrosesan hrus di minimalkan. Saat ini ada 2 metode
pada pengambilan darah tali pusat yaitu dengan menggunakan kantung darah (system tertutup)
dan jarum suntik (system terbuka). Tidak ada perbedaan dalam volume darah yang di dapat
dalam 2metode ini, tetapi resiko kontaminasinya sangat berbeda. Penelitian menunjukkan
pengambilan dengan jarum suntik mempunyai resiko kontaminasi sebesar 12,5% sedangkan
dengan kantung darah mempunyai resiko terkontaminasinya sebesar 3,3% .
Untuk mencegah terjadinya pembekuan pada darah tali pusat, anti koagulan harus di
tambahkan sewaktu pengambilan. Pengambilan dengan jarum suntik menggunakan heparin yang
di buat dari babi atau sapi. Secara umum penggunaan heparin tidak dianjurkan karena dapt
mempengaruhi tes HLA(Human Leukocyte antigen) sebelum pencakokan. Untuk kantung darah,
anti koagulan yang di gunakan berupa larutan garam dan gula, sehingga tidak ada pengaruh
terhadap tes HLA. Resiko pencemaran dengan metode kantung darah dapat di perkecil sampai
kurang dari 1% dengan metode yang benar, antara lain dengan dibersihkannya tali pusat dengan
Iodine sebelum pengambilan.
Stem sel tambahan dikoleksi dari plasenta melalui proses di bank. Setelah petugas dari
bank stem sel mengambil darah tali pusat dari ujung tali pusat plasenta, plasenta dibawa ke
laboratorium stem sel diproses untuk mendapatkan stem sel tambahan.
Guna memastikan ada cukup sel untuk transplantasi, jumlah darah yang diambil dari tali
pusat minimal 75 mL. Setelah pengambilan, darah tali pusat dibawa ke laboratorium, diproses,
dan disimpan dalam bentuk cryo. Terdapat banyak cara untuk memproses unit darah tali pusat
tersebut. Tentang mana cara yang terbaik, terdapat opini yang berbeda. Ada metode yang
memisahkan sel darah merah dan membuangnya. Sedangkan metode lainnya, menyimpan sel
darah merah. Bagaimanapun metodenya, zat cryopreservant dicampurkan ke darah tali pusat agar
sel-sel dapat mempertahankan proses cryiogenik.
Kemudian, unit darah tali pusat pelan-pelan didinginkan
sampai -90 derajat Celcius lalu dimasukan ke tank nitrogen cair yang akan menjaga unit tali
pusat beku pada suhu -196 derajat Celcius. Sewaktu di simpan pada nitrogen cair bersuhu-196 C⁰
secara kryorgenik, sel induk tidak ada masa kadaluarsanya. Artinya sel induk dapat di simpan
selamanya. Untuk menjamin kelangsungan hidup sel induk, pendinginan dilakukan secara
bertahap dengan menggunakan Controlled Rate Freezer Dengan menggunakan kantung, resiko
bocornya nitrogen ke tempat penyimpanan (Seperti terjadi pada tabung) dapat dihilangkan.
Proses pembekuan yang lambat diperlukan untuk menjaga sel tetap hidup selama proses
pembekuan. Sebelum darah disimpan, perlu dilakukan test viral, meliputi tes HIV dan hepatitis B
dan C dan typing jaringan (untuk menentukan tipe HLA/ Human Leukocyte antigen). Selama
proses penyimpanan itu dilakukan pemantauan secara periodik agar kualitas stem sel yang
disimpan tetap terjamin hingga saatnya digunakan.
2.4 Tranplantasi sel Induk darah tali pusat
Pada saat transplantasi factor terpenting yang menentukan keberhasilan adalah jumlah sel
bukan pada volume. Dokter yang melakukan transplantasi akan menentukan berapa jumlah sel
per kg berat badan pasien yang dibutuhkan. Jumlah maksimum sel induk harus dipersiapkan
terlebih dahulu, hal ini berarti satu unit darah tali pusat hanya dapat digunakan sekali saja tidak
tergantung dengan metode penyimpanan
Pada umumnya sangat tidak di sarankan untuk memisahkan darah tali pusat ke beberapa
tabung karena tidak ada keuntungannya dan ada kemungkinan tertukar, yang dapat mematikan.
Pada saat transplantasi, sel induk darah tali pusat di cairkan terlebih dahulu dari suhu -1960 C⁰
dan di transfusikan melalui vena si penderita. Darah tali pusat yang di ambil dan di proses
melalui system terbuka , sel induk harus di ambil dari tabung, di cairkan kemudian di masukkan
lagi ke jarum suntik untuk kemudian di transfusikan ke vena penderita. Hal ini menimbulkan
resiko terkontaminasi yang lebih besar. Sebaliknya, sel induk darah tali pusat yang di simpan
dengan system tertutup atau kantung, dapat di pergunakan dengan alat tranfusi yang tertutup.
Dengan metode tertutup (kantung) resiko pencemaran dan tertukarnya darah pada waktu proses
pengambilan, pemrosesan, penyimpanan dan transplantasi dapat di kurangi.
2.5 Efek samping
Pengobatan yang menggunakan darah plasenta memiliki efek samping yang lebih sedikit
dan lebih murah daripada transplantasi sumsum tulang. Darah plasenta telah sukses digunakan
untuk penyakit kardiovaskular, diabetes, dan luka bakar serius. Sampel darah ini dapat disimpan
dalam waktu yang tak terhingga. Penyimpanan darah plasenta tidak membahayakan ibu maupun
anak.
2.6 Lokasi dan Prosedur Bank Darah Tali Pusat di Indonesia
Prosedur pertama adalah dengan mendaftarkan diri untuk menjadi anggota pada saat
masa kehamilan di bank darah tali pusat Indonesia, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 2, Pulomas,
Jakarta Pusat. Kemudian memberitahukan kepada dokter atau bidan dimana pasien akan
melahirkan. Pada saatnya melahirkan, dokter kandungan akan siap membantu pengambilan darah
tali pusat untuk kemudian diproses dan disimpan di bank darah tali pusat. [primz]
Bank darah tali pusat dapat dihubungi di PT Bintang Toedjoe (Jalan Jenderal Ahmad
Yani No. 2 Pulomas Jakarta Pusat, Fax: 62 21 470 1678) atau PT Cordlife Indonesia (Plaza
Chase Lantai 7, Jl Jend Sudirman Kav 21 Jakarta Selatan, Fax: 62 21 521 3547).
Biaya untuk pengambilan darah, pemrosesan, dan penyimpanan tahun pertama di bank
darah tali pusat Indonesia yaitu Rp. 9.000.000,00. Sedangkan untuk penyimpanan tahun
berikutnya, tarif yang ditetapkan adalah Rp.1.250.000,00 per tahunnya. Menurut CEO Group
CordLife, Steven Fang, harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan menyimpan di luar
negeri karena tidak termasuk dana pengiriman. Di Singapura misalnya, untuk proses awal
dibebankan biaya 2.000 dolar Singapura dan 250 dolar Singapura per tahun untuk penyimpanan
tahun selanjutnya. (info kurs 1 dolar singapura per 13 April 2010 = Rp.6.500,00). Kapasitas
penyimpanan bank ini terbatas hanya untuk 30.000 unit darah tali pusat dengan kapasitas
masing-masing 22,5 mililiter per unit.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat, maka
sekarang ini di banyak Negara sudah ada bank khusus yang menyediakan jasa penyimpanan sel
induk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti, akhirnya Indonesia memiliki bank darah tali
pusat sendiri. Kehadiran bank darah tali pusat di Indonesia memenuhi harapan banyak kalangan
yang peduli akan masa depan kesehatan anak- anak mereka.
Sampai saat ini stem cell yang terkandung di darah tali pusat, sudah bisa mengobati 72
penyakit seperti kanker, kerusakan pada sumsum tulang belakang, kelainan pada darah, dan
penyakit yang berhubungan dengan metabolisme tubuh. Selain itu, metode ini sedang diteliti
kemampuannya untuk mengobati penyakit jantung, cedera pada tulang belakang, stroke, lever,
dan diabetes. Selain itu darah tali pusat digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah
seperti thalasemia, kelainan metabolisme turunan, defisiensi kekebalan tubuh, jantung, dan saraf.
Selain itu, yang memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya pemiliknya, tetapi juga bisa
digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan mempunyai kecocokan dalam struktur
gen dan golongan darah tingkat kecocokan darah tali pusat akan berbeda untuk setiap anggota
keluarga.
Bank darah tali pusat memang membutuhkan biaya extra untuk membayar pengambilan
darah tali pusat serta biaya penyimpanan setiap tahunnya. Namun ini bukanlah sebuah hal sia-
sia, melainkan simpanan yang sangat berharga dan berguna untuk masa depan. Karena akan
selalu ada kemungkinan berbagai penyakit datang tidak terduga dan membutuhkan transplasi
darah tali pusat untuk menolongnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bettermomtoday.com/fresh_buzz/bank-darah-tali-pusat
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?
mib=beritadetail&id=13073
In Stem Cell on 14 April 2010 by Prima Almazini Tagged: Bank Tali Pusat, Cordlife, Kalbe
Farma, Sel Punca, Stem sel, Tali Pusat
Gizinet. Indonesia akan memiliki bank tali pusat. Diunduh dari:
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1162354190,53001,
Anonim. Cordlife Indonesia secara resmi beroperasi menggandeng PT Kalbe Farma Tbk.
Diunduh dari: http://www.henlia.com/?p=73
Lampung Post. Diresmikan, penyimpan darah tali pusat. Diunduh dari:
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007100103353941
Tabloid Nyata edisi Maret 2009