makalah blok 4
DESCRIPTION
mkijnTRANSCRIPT
![Page 1: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/1.jpg)
Tidak Adanya Pigmen Melanin pada Anak Albino
Juniati Marina / 102013085
C1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk, Jakarta 11510
Pendahuluan
Kebanyakan orang di Indonesia memiliki keunikan pada setiap orangnya. Terdiri dari berbagai
suku bangsa, ras, agama, budaya, bahkan warna kulit dan warna rambut yang berbeda-beda. Ada
warna kulit yang berwarna coklat gelap, kuning langsat, bahkan putih. Namun hal itu yang
biasanya membuat seseorang menjadi terlihat unik dengan yang lainnya. Tanpa disadari bahwa
ada sesuatu yang tidak normal didalam diri mereka. Memiliki kulit dan rambut bahkan mata
sekalipun berwarna putih susu tersebut, merekalah yang biasa di sebut orang atau kelompok
Albino atau dalam kata lain Albinisme, atau dalam bahasa latinnya di sebut Albus yang berarti
putih. Selain itu, orang albino juga sering dikatakan sebagai hipomelanism atau hipomelanosis.
Mungkin pada masyarakat biasa yang kurang mengetahui apa itu Albino dan bagaimana bisa
terjadi kelainan tersebut sering menganggap bahwa Albino tersebut adalah penyakit akibat
kutukan dan sebagainya. Bahkan adapula orang sering menganggap jika ayah dan ibunya
keturunan berkulit sawo matang namun anak mereka berkulit putih albino, sehingga mereka
berfikir bahwa anaknya tersebut ketika ibunya melahirkan di rumah sakit dan sebagainya
mungkin tertukar dengan bayi yang lain dan berbagai persefsi. Padahal Albino itu bisa terjadi
karena adanya faktor keturunan yang diturunkan dari generasi satu ke generasi kedua dan
seterusnya. Bisa saja nenek dari ibunya atau ada keluarga dari ayah dan ibunya yang menderita
albino seperti anaknya tersebut.
![Page 2: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/2.jpg)
Pembahasan Skenario C
Suatu hari murid-murid mendapat tugas dari gurunya untuk mencatat ciri-ciri yang dimiliki oleh
orang tua, kakek neneknya, kakak adiknya dan diri sendiri. Ternyata salah satu murid memiliki
ciri yang berbeda dari murid-murid yang lain, dimana kulit dan rambutnya abnormal yaitu
berwarna putih susu atau putih pucat ( hilangnya pigmen melanin pada mata, kulit dan rambut).
Dari skenario diatas disebutkan bahwa anak tersebut memiliki ciri yang berbeda dari teman-
temannya yang lain. Ia memiliki kulit dan rambut yang abnormal yaitu berwarna putih,
sedangkan teman-temannya yang lain memiliki warna rambut hitam dan seperti kebanyakan
orang lainnya mempunyai warna kulit dan rambut serta mata yang normal.
Hal seperti kasus diatas ini sering di sebut Albino atau Albinisme atau bahasa latinnya Albus
yang berarti putih.
Albino
Albino merupakan penyakit turunan, yang berarti jika anak lahir dengan kondisi albino maka gen
tersebut masing-masing didapatkan dari orang tuanya. Kebanyakan anak yang mengalami albino
lahir dari orang tua yang memiliki produksi melanin normal serta tidak menunjukkan adanya
tanda-tanda memiliki gen albino.1 Masalah utama albino adalah karena tubuh tidak bisa
menghasilkan pigmen melanin yang merupakan pigmen penting untuk menyerap sinar UV
sehingga tubuh tidak mengalami kerusakan akibat sinar tersebut, serta melanin juga membentuk
warna kulit, rambut dan mata.3 Jika orang tua hanya sebagai pembawa (carrier) dalam arti hanya
memiliki satu gen albino dan satu gen normal, maka orang tua harus diberi tahu mengenai
informasi bagaimana untuk membuat pigmen menjadi normal.2 Pertumbuhan dan perkembangan
anak yang albino sama seperti anak-anak yang lain seperti kesehatan secara umum, jangka waktu
hidupnya, kepintaran dan kemampuan untuk memiliki anak. Persentase melahirkan anak albino
dari orang tua yang normal dengan orang tua yang albino sangat rendah, sementara persentase
yang lebih tinggi didapatkan dari orang tua yang keduanya merupakan pembawa gen albino.1
![Page 3: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/3.jpg)
Penyebab terjadinya kelainan Albino pada kasus tersebut yaitu:5
1. Keturunan6
Keturunan merupakan faktor penyebab utama terjadinya kelainan Albino tersebut. Dimana
dalam keturunan tersebut terdapat pembagian lagi yaitu Sebagian besar bentuk albino adalah
hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari orang tua, walaupun dalam
kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari ayah/ibu saja.4 Ada mutasi genetik lain yang
dikaitkan dengan albino, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam
tubuh.
a) Autosom Resesif6
Gen resesif abnormal dapat dibawa tanpa terlihat untuk beberapa angkatanGen atau
kelainan resesif dapat tetap berada dalam keadaan heterozigot melalui beberapa angkatan
(generasi), dan tentu saja keberadaan gen tersebut tidak dicurigai. Hanya apabila
seseorang heterozigot kebetulan menikah dengan orang heterozigot lain , maka akan
muncul homozigot.1 Seperti pada kasusu diatas, anak tersebut memiliki kelainan dari
teman-temannya yang lain cirri-ciri yang ia miliki mengambarkan bahwa ia menderita
albino. Pada kasusu tidak di jelaskan bahwa dari kedua orangtuangya ada yang albino
atau tidak, atau dari salah satu anggota keluarganya yang menderita tersebut. Bisa saja
misalnya dari kedua orang tua anak tersebut salah satunya menderita albino atau malah
dari orang tuanya tidak ada yang menderita namun dari anggota keluarga yang lain
mungkin ada.
Ada beberapa kemungkinan:
1) Perkawinan antara homozigot normal dengan heterozigot
Contoh : albino (aa) Orang tua : AA X Aa Gamet : A A A a Keturunan : 2AA
2Aa. Artinya ada 50% anak normal 50% albino.
Perkawinan demikian dapat terulang sampai tak terbatas, yang heterozigot selalu
secara kebetulan akan menikah dengan homozigot normal, dan menghasilkan
individu normal dan heterozigot dengan perbandingan yang seimbang, tetapi tentu
saja kejadian inisecara keseluruhan adalah tersembunyi , terselubung oleh sifat
resesif penyakit tadi.
![Page 4: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/4.jpg)
Pada kasus si anak tersebut, mungkin saja dari kedua orang tua si anak ibunya
merupakan heterozigot yang bersifat resesif, dan ayahnya merupakan homozigot
normal. Lalu setelah di silangkan antara kedua gen orang tua tersebut ternyata ada
kelaian pada gen ibunya yang didalam tubuhnya tersembunyi kelainan albino.
Maka pada anaknya tersebut bisa saja di turunkan 50% seperti pada persilangan
berikut:
P : laki-laki homozigot normal X perempuan heterozigot
AA x Aa
Gamet : AA Aa AA Aa
F: : 2 AA normal 50%
: 2 Aa resesif heterozigot 50%
2) Perkawinan antara heterozigot dengan heterozigot Orang tua4
Contoh : Aa X Aa Gamet : A a A a Keturunan : 1AA 2Aa 1aa Dengan demikian
perkawinan ini secara rata-rata adalah menghasilkan satu individu homozigot
normal, dua individu heterozigot, dan satu penderita homozigot. Karena penyakit
tadi adalah resesif, maka akan tampak sebagai 3 normal dan 1 albino, dan sekali
lagi terdapat perbandingan 3:1 yang telah dikenal, atau untuk diterapkan dalam
klinis dan untuk orang tua dengan satu kemungkinan albino untuk 4 kelahiran.
Pada kasus, mungkin saja dari keluarga anak tersebut ia adalah salah satu dari
keturunan ayah dan ibunya yang memiliki kelainan tersebut karena di turunkan
dari ayah dan ibunya yang memiliki genotip heterozigot. Itu artinya, di dalam
tubuh kedua orang tuanya yang bersifat normal heterozigot tersebut, ada anggota
keluarga dari anak tersebut selain kakak adik dan orang tuanya ada yang
menderita albino. Apabila dari genotipe ayah dan ibunya yang resesif heterozigot
tersebut di silangkan akan di dapatkan 25% dari anak mereka yang menderita
albino. Seperti pada persilangan berikut:
![Page 5: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/5.jpg)
P : laki-laki heterozigot X perempuan heterozigot
Aa x Aa
Gamet : AA Aa Aa aa
F : 1 AA normal 25%
: 2 Aa resesif 50%
: 1 aa albino 25%
b) Gonosom
Seorang penderita albino tidak dipengaruhi apakah ia wanita atau pria, terpaut gonosom
X atau Y. Baik XY untuk gonosom laki-laki, maupun XX untuk gonosom perempuan.
Kedua jenis kelamin tersebut sama-sama bisa menderita albino apabila dari silsilah
keluarga ada yang menderita albino.6
c) Mutasi Gen
Mutasi salah satu dari beberapa gen menjadi penyebab paling umum dari albinisme.
Masing-masing gen akan memberikan petunjuk kode kimia untuk membuat salah satu
dari beberapa protein yang terlibat dalam produksi melanin.5 Mutasi gen dapat
menyebabkan jumlah melanin menurun bahkan mungkin melanin tidak diproduksi sama
sekali. Seseorang dapat mengalami gangguan albinisme jika dia mewarisi dua salinangen
yang bermutasi (satu dari setiap orang tua). Namun, jika ia hanya memiliki satu salinan
gen saja, ia tidak akan mengalami gangguan albinisme.2
Keturunan merupakan faktor penyebab utama terjadinya kelainan Albino tersebut. Dimana
dalam keturunan tersebut terdapat pembagian lagi yaitu Sebagian besar bentuk albino adalah
hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari orang tua, walaupun dalam
kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari ayah/ibu saja. Ada mutasi genetik lain yang
dikaitkan dengan albino, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam
tubuh.5
![Page 6: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/6.jpg)
Ciri-ciri kelainan albino:
a. Fisik4
Yaitu ciri yang terlihat dari seorang yang menderita kelainan genetika albino.
1. Kulit4
a) Warna kulit putih susu, dimana pigemntasi kulit dapat berkisar dari putih hingga
hampir sama dengan orang tua atau saudara kandung tanpa albino.
b) Bagi beberapa penderita albino pigemntasi kulit tidak berubah, namun bagi penderita
albino yang lain pigmentasi kulit dapat berubah dimana terjadi produksi melanin
mulai dari masa anak – anak dan remaja yang dapat meningkat hingga dewasa
sehingga mengakibatkan perubahan kecil dalam pigmentasi.
c) Bila orang yang mengalami gangguan ini sering terkena paparan sinar matahari, maka
dapat timbul bintik-bintik yang menyerupai tahi lalat berukuran besar pada wajah.
2. Rambut4
Warna rambut dapat berubah menjadi putih atau cokelat.Misalnya pada orang-orang
keturunan Afrika atau Asia yang mengalami albinisme mungkin mengalami perubahan
warna rambut menjadi kuning atau cokelat kemerahan. Selain itu, di Indonesia saja
namyak ditemukan orang-orang yang menderita penyakit albino tersebut. Seperti pada
kasus si anak yang berbeda tersebut mengalami perbedaan ciri dari anak-anak yang lain
karena ia memiliki rambut putih seperti susu tersebut.6
3. Mata4
a) Albino pasti akan mengalami gangguan pada mata, baik dari penglihatan dan warna
pada mata. Gejala yang timbul terkait dengan fungsi mata, antara lain: mata selalu
bergerak dengan sangat cepat dan tidak dapat terarah pada titik yang sama.
b) Orang yang mengalami gangguan albinisme akan mengalami gangguan rabun jauh.
c) Sensitif terhadap cahaya.
d) Astigmatisma5
![Page 7: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/7.jpg)
e) Orang yang mengalami albinisme juga akan mengalami perubahan warna pada iris
mata. Warna dapat berubah menjadi biru atau cokelat.Akibat iris kekurangan pigmen,
iris menjadi terlihat transparan. Hal ini menyebabkan iris tidak dapat menghalangi
cahaya yang masuk ke dalam mata. Akibatnya, mata tampak merah bila terkena
pencahayaan.
b. Genetik4
Adanya mutasi pada kromosomnya dan adanya factor genetic yang diturunkan dari orang
tuanya atau dari keluarganya mungkin ada yang menderita kelainan tersebut, nah itulah yang
diturunkan pada anaknya.
Penutup
Kesimpulan
Dari skenario yang di bahas, anak tersebut mengalami suatu kelainan yang di sebabkan oleh
faktor keturunan atau genetika sehingga tidak adanya pigmen melanin pada kulit, wajah dan
matanya dan cirri tersebut itulah yang di sebut albino.
![Page 8: Makalah Blok 4](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082821/563db82a550346aa9a912566/html5/thumbnails/8.jpg)
Daftar Pustaka
1. Suryo,2004. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur
Yogyakarta.
2. PAPDI. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta.
3. Catzel, Pincus dan Ian Roberts, 1990.Kapita Selekta Pediatric. Ed.2. Jakarta: EGC.
4. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
5. Roberts, J.A. Fraser, Pembrey, M. E. 2010. Pengantar Genetika Kedokteran. Alih
Bahasa:Hartono. Jakarta: EGC.
6. Suryani, S. 2004. Hereditas. Biologi FMIPA UNY, Surabaya.