makalah bahasa indonesia

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sastra semakin lama semakin banyak variasi dan tingkat estetiknya. Begitu pula dengan perkembangan sastra anak yang semakin berkembang dan terus divariasikan oleh sejumlah penulis sesuai dengan karakter dan perkembangan anak jaman sekarang. Dengan adanya sebuah karya sastra tentunya tak luput halnya dengan sebuah apresiasi dari orang lain. Apresiasi sastra adalah penghargaan terhadap karya sastra. Munculnya penghargaan (yang positif) terhadap karya sastra merupakan manifestasi dari adanya pengetahuan tentang sastra, sejumlah pengamalan emosional dan penajaman kognitif di bidang sastra, serta pengalaman keterampilan bersastra, baik secara reseptif maupun secara produktif. Sedangkan sastra anak-anak merupakan karya yang dari segi bahasa memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat memperkaya pengalaman rohani bagi kalangan anak-anak. Sehingga dengan adanya suatu bentuk apresiasi sastra anak dan komponen-komponen didalamnya, diharapkan mampu membangun kritik yang mengantarkan pada perkembangan dan perubahan karya sastra di Indonesia khususnya sastra anak-anak agar lebih diminati dan disegani para penikmat karya sastra. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian apresiasi sastra anak-anak? 2. Apa sajakah tingkatan apresiasi sastra anak-anak? 3. Apa sajakah manfaat apresiasi sastra anak-anak? 4. Apa sajakah jenis dan contoh karya sastra anak? 5. Apa sajakah ciri-ciri sastra anak?

Upload: juni

Post on 17-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah bahasa indonesia sastra anak

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sastra semakin lama

semakin banyak variasi dan tingkat estetiknya. Begitu pula dengan perkembangan

sastra anak yang semakin berkembang dan terus divariasikan oleh sejumlah

penulis sesuai dengan karakter dan perkembangan anak jaman sekarang. Dengan

adanya sebuah karya sastra tentunya tak luput halnya dengan sebuah apresiasi dari

orang lain. Apresiasi sastra adalah penghargaan terhadap karya sastra. Munculnya

penghargaan (yang positif) terhadap karya sastra merupakan manifestasi dari

adanya pengetahuan tentang sastra, sejumlah pengamalan emosional dan

penajaman kognitif di bidang sastra, serta pengalaman keterampilan bersastra,

baik secara reseptif maupun secara produktif.

Sedangkan sastra anak-anak merupakan karya yang dari segi bahasa

memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat

memperkaya pengalaman rohani bagi kalangan anak-anak.

Sehingga dengan adanya suatu bentuk apresiasi sastra anak dan

komponen-komponen didalamnya, diharapkan mampu membangun kritik yang

mengantarkan pada perkembangan dan perubahan karya sastra di Indonesia

khususnya sastra anak-anak agar lebih diminati dan disegani para penikmat karya

sastra.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian apresiasi sastra anak-anak?

2. Apa sajakah tingkatan apresiasi sastra anak-anak?

3. Apa sajakah manfaat apresiasi sastra anak-anak?

4. Apa sajakah jenis dan contoh karya sastra anak?

5. Apa sajakah ciri-ciri sastra anak?

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian apresiasi sastra anak-anak

2. Menjelaskan tingkatan apresiasi sastra anak-anak

3. Menjelaskan manfaat apresiasi sastra anak-anak

4. Menjelaskan jenis dan contoh karya sastra anak

5. Menjelaskan cirri-ciri sastra anak

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Apresiasi Sastra Anak

Apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti

“mengindahkan” atau menghargai”. Berarti secara harpiah apresiasi sastra adalah

penghargaan terhadap karya sastra. Munculnya penghargaan (yang positif)

terhadap karya sastra merupakan manifestasi dari adanya pengetahuan tentang

sastra, sejumlah pengamalan emosional dan penajaman kognitif di bidang sastra,

serta pengalaman keterampilan bersastra, baik secara reseptif maupun secara

produktif . Sedangkan sastra anak-anak merupakan karya yang dari segi bahasa

memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat

memperkaya pengalaman ruhani bagi kalangan anak-anak.

a. Pramuki (2000) mengungkapkan bahwa sastra anak-anak adalah karya sastra

(prosa, puisi, drama) yang isinya mengenai anak-anak; sesuai kehidupan,

kesenangan, sifat-sifat, dan perkembangan anak-anak.

b. Solchan dkk (1994:225) membagi pengertian sastra anak-anak atas dua

bagian, yaitu:

a) sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya

remaja atau dewasa yangisi dan bahasanya mencerminkan corak

kehidupan dan kepribadian anak.

b) Sastra anak anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya

masih tergolong anak-anak yang isi dan bahasanya mencerminkan corak

kehidupan dan kepribadian anak.

Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya

sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik

ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri.

Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa,

melainkan juga bentuk drama.

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

B. Tingkatan Apresiasi Sastra Anak

Adapun tingkatan apresiasi sastra, Wardani (1981) membagi tingkatan

apresiasi sastra ke dalam empat tingkatan, yaitu:

a. Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada buku-

buku sastra serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak

melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi

pustaka mini tentang karya sastra dari berbagai bentuk.

b. Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai

tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi

anak-anak, atau mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau

menonton drama anak-anak.

c. Tingkat mereaksi yaitu mulai ada keinginan utuk menyatakan pendapat

tentang cipta sastra yang dinikmati misalnya menulis sebuah resensi, atau

berdebat dalam suatu diskusi sastra secara sederhana. Dalam tingkat ini

juga termasuk keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

sastra.

d. Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan ciptasastra di berbagai

media masa seperti koran, majalah atau majalah dinding sekolah yang

tersedia, baik dalam bentuk puisi, prosa atau drama.

P. Suparman (Tarigan, 2000) membagi tingkatan apresiasi sastra atas lima

tingkatan, yakni sebagai berikut:

a. Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi,

menonton drama, mendengarkan cerita.

b. Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita,

mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam

jiwa; menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya

atau yang dideklamasikan.

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

c. Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang

terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsure

instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.

d. Tahap penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya

sastra tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya

mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk

drama, menafsirkan menemukan hakikat isi karya sastra dan

argumentasinya secara tepat.

e. Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan

hasil apresiasi sastra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan.

C. Manfaat Apresiasi Sastra

D. Jenis dan Contoh Karya Sastra Anak

Satra anak-anak dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Puisi

Sudjiman (dalam Nadeak:1985:7) menyatakan bawa “puisi adalah ragam

sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan

bait. Relatif sejalan dengan pengertian puisi yang dikemukakan oleh Ralph Waldo

Emmerson bahwa “puisi adalah mengajarkan sebanyak-banyaknya dengan kata-

kata yang sesedikit-dikitnya”. Berbeda dengan pendapat Mattew Arnold yang

melihat dari segi keindahan pendendangannya bahwa bahwa “puisi adalah satu-

satunya cara yang paling indah, puisi merupakan karya sastra yang berbentuk

untaian bait demi bait yang relatif memperhatikan irama dan rima sehingga

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

sungguh indah dan efektif didendangkan dalam waktu yang relatif singkat

dibandingkan bentuk karya sastra lainnya.

Puisi sebagai suatu karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam. Waluyo

(1987) mengklasifikasi puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau

gagasan yang hendak disampaikan , terbagi atas: puisi naratif, puisi lirik, dan puisi

deskriptif, yakni sebagai berikut.

a) Puisi naratif

Puisi naratif adalah puisi yang isinya berupa cerita. Penyair

menyampaikan dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya

tergambar ada pelaku yang berkisah, misalnya:

DESAKU

Nurfikri

Hagu

Sebuah nama selalu merdu

Di telingaku

Setiap waktu

Alammu

Nyiurmu

Pantaimu

Memanggil daku selalu

Untuk tidak jauh

Dari sisimu

Di pagi dan siang

Kuberangkat dan pulang dari sekolah

Bersama teman-temanku

lewat jalan berbelok

Dinaungi pepohonan rindang

Karena itu aku bertekad

Akan selalu memeliharamu

Akan selalu mengingatmu

Sampai akhir hayat

( Dikutip dalam Pedoman Rakyat, 2002 oleh Nurfikri)

b) Puisi lirik

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan

cara tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan

terhadap seseorang, misalnya puisi berikut:

R.A. Kartini

Engkau pendekar bangsa

Pahlawan wanita Indonesia

Engkau korbankan jiwa dan raga

Engkau lahir di Istana

Tiada kurang satu apa pun

Tapi kau tak terlena

Melihat kaummu menderita

Raden Ajeng Kartini

Engkau laksana obor

Oikireanmu menerang hati

Engkaulah pelopor

(Herni Maya Sari, klas V SD O42 Balikpapan)

c) Puisi deskriptif

Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan

cara melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa,

pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang

menggambarkan keindahan alam berikut:

ALAM YANG INDAH

Lenny Ch.M.

Sungguh indah alam

Ciptaan Tuhan

Hewan, Burung, ikan

Tumbuh-tumbuhan

Bintang dan bulan

Segenap tata surya

Memuji Tuhan

Tuhanku menjaga

Sejagad raya

Burung Margasatwa

Cukup makannya

Ajar aku, Tuhan

Buka mataku

Belajar dari alam Melihat

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

b. Prosa

Prosa fiksi anak-anak adalah karya sastra yang tidak dibuat atas ragkaian

bait demi bait tetapi dibuat atas rangkaian paragraf demi paragraf dengan

merangkaikan unsur unsur seperti tempat, waktu, suasana, kejadian, alur pristiwa,

pelaku berdasarkan tema cerita tertentu yang diperoleh secara imajinatif. Cullinan

(1989) menyebutkan beberapa jenis prosa fiksi, antara lain:

a) Prosa fiksi sains

Prosa fiksi sains adalah cerita fiksi yang disusun dengan menekanan pada

isi yang ingin disampaikan. Isi yang disampaikan berupa ilmu pengetahuan

(sains) atau bersifat faktual. Namun demikian isi yang bersifat faktual tersebut

disusun dalam bentuk cerita fiksi dengan cara menentukan pelaku, latar, dan

alur. Contohnya sebagai berikut:

Mendengarkan Penyuluhan tentang Penyakit Demam Berdarah

Pada siang hari itu pendopo balai Desa Makmur dipenuhi oleh warga.

Mereka diundang untuk mendengarkan penyuluhan tentang penanggulangan

penyakit demam berdaarah dari Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten.

Penyuluhan in diberikan karena beberapa hari yang lalu di Desa Makmur Jaya

terkena wabah penyakit demam berdarah.

Tepat pada pukul 13.00 Dokter Surya yang diberi tugas penyuluhan oleh

Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten telah datang. Beliau dating bersama

beberapa petugas yang lain. Setelah beristirahat sebentar, Dokter Surya pun

segera memberikan penyuluhannya.

Menurut Dokter Surya, penyakit demam berdarah itu disebabkan oleh virus

yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk itu hidup dan

berkembang biak di dalam rumah dan di sekitarnya. Tidak jarang, nyamuk ini

dijumpai pula di sekolah. Nyamuk ini mencari mangsa pada pagi sampai siang

hari.

Terdapat beberapa tanda yang dapat kita kenali dari orang yang terkena

penyakit mematikan ini. Pertama, selama 2-7 hari panas badan penderita

meninggi. Kedua, nyeri perut terutama di bagian uluhati. Ketiga, pendarahan

berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah,

bahkan berak darah.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada orang yang terkena

penyakit demam berdarah adalah dengan memberikan minuman sebanyak-

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia

banyaknya. Minuman itu dapat berupa air masak, susu, atau air teh. Untuk

menurunkan panas badan, penderita dapat diberi obat penurun panas, selain

itu, penderita dapat dibantu dengan kompres dengan menggunakan kain basah

yang telah direndam di air es. Setelah itu itu barulah penderita dibawa ke

puskesmas/RSU.

Penyakit demam berdarah dapat dicegah dapat dicegah dengan dua cara.

Cara pertama adalah melenyapkan tempat berkembang biaknya nyamuk

Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya berkembang biak di dalam maupun di

luar rumah. Di dalam rumah, misalnya di bak mandi, tempayan, vas bunga,

atau di tempat minuman burung. Di luar rumah nyamuk ini berkembang biak

di tangki penampungan air, kaleng potongan bambu, dan sebagainya.

Cara kedua adalah dengan menghambat masuknya nyamuk ke rumah. Cara ini

dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa pada lubang ventilasi. Dengan

cara ini, nyamuk tidak akan dapat masuk ke rumah. Nyamuk ini dapat dicegah

agar tidak masuk ke rumah dengan cara memberikan penerangan yang cukup

di dalam kamar kita. Nyamuk biasanya senang tinggal di tempat gelap.

Para warga tampak tertarik akan semua penjelasan yang diberikan Dokter

Surya. Setelah mendengarkan penyuluhan itu mereka berjanji akan selalu

berusaha hidup lebih bersih lagi. Mereka ingin hidup sehat. Mereka ingin

terbebas dari penyakit demam berdarah.

(Anonim Dalam Aku Cinta Bahasa

Indonesia,V, 1997)

b) Prosa fiksi realistic

Adalah cerita yang disusun dengan tujuan menyampaikan sesuatu yang

mengandung nilai-nilai kehidupan yang logis, baik berkaitan dengan etika,

moral, relegius, dan nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut diungkap melalui

prosedur “bercerita” dengan menentukan tema, latar, alur, penokohan, sudat

pandang, dan amanat yang ingin disampaikan. Peristiwa yang disampaikan

bukan merupakan fakta tapi peristiwa yang bersifat fiktifrealistik karena isi

atau tema cerita tersebut diangkat dari kehidupan sehari-hari, ada

kemungkinan hal tersebut terjadi dalam kenyataan sehari meskipun pelaku

tempat, dan waktu kejadian berbeda. Misalnya, cerita berikut :

Musim Layang Membawa Berkah

Ni Wayan Margiani

Kupercepat lariku begitu melihat begitu kulihat layang-layangku putus.

Tak perduli kakiku penuh lumpur. Aku terus berlari di pematang sawah,

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia

sambil melihat ke atas. Semua semak tidak luput dari perhatianku, tetapi

layang-layangku tidak kutemukan juga. Dengan lemas aku berjalan menuju

rumahku.

Sebagian besar anak di kampungku lebih suka membeli layanglayang di

pasar/walaupun ada juga yang membuat sendiri. Wah… sekarang saya harus

membuat layang-layang sendiri, aku tidak mau merepotkan ibu lagi.

Panggilan ibu itu menandakan harus segera menyabit rumput untuk

sapiku. Aku menganggukkan kepala. Sambil menyabit rumput aku

memikirkan cara membuat layang-layang.

Setelah memberi makan sapi, aku sibuk dengan bambu, plastik, dan

benang. Ya aku akan buat layang-layang ssendiri. Uangnya dari sisa jajanku

kemarin.

“Bill, banyak sekali layang-layangnya?” Minta satu buat aku, ya?” adikku

yang paling kecil, wayan datang mendekat. “Ya nanti Bill buatkan satu

untukmu,” jawabku pada adikku.

Begitu layang-layang telah siap aku langsung pergi ke sawah. Disitu

tempanku biasa main layang-layangan. Melihat aku, Made langsung

mendekati, “Tut, layang-layang itu mau kamu jual, ya? Aku beli satu, ya?”

Aku juga, Tut. Aku beli dua buat aku dan adikku,” kata Bagus tidak mau

kalah. Teman-teman yang lain juga mengerumuniku.“Layang-layang ini

masing- masing kujual seribu rupiah. Kalian boleh pilih sendiri.”, kataku.

Wow, luar biasa! Layang-layangku laris manis.

Setelah itu, aku terima banyak pesanan. Jadi, aku bisa membeli buku-buku

sendiri. Sisanya aku tabung. Ini berarti menghemat pengeluaran ibu dan

bapak. Musim layang-layang kali ini benar-benar membawa berkah buatku.

(Dalam Aku Mampu Berbahasa Indonesia, V, Kastam

Syamsi, dkk 2004)

c) Prosa fiksi imajinatif (folkrole)

Adalah cerita yang di dalamnya menyajikan rangkaian perstiwa yang

pelaku-pelakunya hanya ada dunia dalam dunia imajinasi pengarang, tidak ada

dalam kehidupan sehari-hari, Cerita seperti ini hanya dimanfaatkan untuk

kepentingan pendidikan bagi anak-anak yang suka dongeng dengan pelaku

raksasa atau binatang (fabel), misalnya dongeng Tanah Sang Raksasa, Kepel

Iwe-Iwel, Kancil yang Cerdik, dan sebagainya:

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia

Tanah Sang Raksasa

Raksasa Bargawa menerima sahabatnya di dalam guanya. Sahabat raksasa

Bargawa adalah seorang manusia , laki-laki muda bernama Arya. Pemuda

Arya dan raksasa Bargawa sudah lama bersahabat. Mereka saling menyukai

satu dengan yang lain.

“Aku sengaja mengundangmu hari ini, Arya,” kata Raksasa Bargawa.

Matanya yang lebar berkejap-kejap, giginya yang tajam dan runcing

tampak mengkilap ketika ia ketawa.

“Untuk berbicara tentang tanah milikmu ini, bukan?” tanya Arya.

“Benar!” Raksasa Bargawa mengangguk. Rambutnya yang keriting

panjang beriap-riap pada waktu itu menggerakkan kepalanya…

(Dikutip Dalam Aku Cinta bahasa Indonsia,

IV A. 2004)

c. Drama

Surana (1984) mengatakan bahwa “drama adalah karangan prosa atau

puisi berupa dialog dan keterangan laku untuk dipertunjukkan di atas pentas.”

Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian drama yang disampaikan oleh

Hermawan (1988:2) bahwa “drama merupakan cerita konflik manusia dalam

bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan

dan action di hadapan penonton.”

Jadi, drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai

medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog

antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara

estetis melainkan untuk dipertunjukkan

TAS SEKOLAH RARA

Tokoh : Rara,

Yayang,

Alisia, dan

Ibu

Di halaman rumah Yayang terlihat Rara, Yayang, Alisia mengenakan seragam

Sekolahh, mengendong tas masing-masing

Yayang : “Ra, terima kasi ya! (memberikan buku), Nanti kalau ada yang baru

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia

kita tukar baca lagi

Rara : (memasukan buku ke tasnya) Iya, Aku pulang dulu ya!

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7- 21

Alisia : “Ra, kamu tak punya tas lagi, ya! Yang sudah robek begini masih

kamu pakai (menepuk tas rara). (Rara dan Yayang terkejut)

Yayang : “Lis!”

Rara : “Yo saya pulang duluan ya! (tak meladeni pertanyaan Alisia)

Alisia : “Aku juga pulang, yu. Sampai besok!

Yayang : “Ya dadaa!

(Rara dan Alisia meninggalkan pentas, ibu masuk).

Ibu : “Eh, mamam sudah pulang.

Yayang : “Iya, Ma! (mencium tangan ibunya)

............................................

(Dikutip dari Karya Mien Rumini dalam Pend. KeterampilanBerbahasa oleh

Djago Tarigan dkk, 2001)