makalah akhir k.4 fix
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, banyak alat elektronika yang menggunakan
mikrokontroller, mikrokontroller ini merupakan sebuah chip yang berfungsi sebagai
pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya.
Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O
tertentudan unit pendukungseperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang
sudahterintegrasi di dalamnya.
Kelebihan utama dari mikrokontroler ialah tersedianya RAM dan peralatan I/O
pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi sangat ringkas. Tidak lupa
juga dengan ditambah komponen-komponen pendukung seperti LM 35, regulator,
kapasitor dan juga resistor. Dengan fungsi dari masing-masing komponen yang
berbeda-beda dapat menunjang kerja dari mikrokontroler untuk mendeteksi suhu
ruangan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Mikrokontroler ATMEGA 16?
2. Apa saja Komponen yang digunakan?
3. Apa saja Fungsi dari Komponen yang digunakan?
4. Bagaimana diagram rangkaian ?
5. Bagaimana Prinsip Kerja dari alat yang di buat?
6. Apa saja Program-Program dari Alat yang di buat?
7. Apa saja Kelemahan dari Alat yang di buat ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu Mikrokontroler ATMEGA 16.
2. Untuk menjelaskan komponen yang digunakan.
3. Untuk mengetahui fungsi dari komponen yang digunakan.
4. Untuk mengetahui diagram rangkaian yang dibuat.
5. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat yang di buat
6. Untuk mengetahui apa saja program-program dari alat yang di buat
7. Untuk mengetahui apa saja kelemahan dari alat yang di buat
D. Metode Penelitian
Metode Penelitian Dalam penyusunan penelitian, makalah ini menggunakan
metode:
1. Teori mikrokontroler dan komponen pendukungnya
2. Tahapan pembuatan rangkaian dan sensor suhu menggunakan LM35
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini penulis menjelaskan bagaimana mengenai
latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian, dan sistematika
penulisan yang menyangkut dengan tema makalah.
BAB II PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang mikrokontroler
ATMEGA 16, komponen yang digunakan, fungsi komponen yang digunakan,
diagram rangkaian, prinsip kerja, program-program dari alat dan kelemahan dari alat.
BAB III PENUTUP. Dalam bab ini penulis memberikan penjelasan tentang
kesimpulan dan saran atas semua pembahasan yang telah dipaparkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mikrokontroler ATMEGA 16
1. Pengenalan Mikrokontroler ATMEGA16
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu
serpih (chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena
sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write
Memory), beberapa Port masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral
seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital
to Analog converter) dan serial komunikasi.
Di dalam pembuatan tugas akhir ini penulis memilih mikrokontroler
AVR ATMEGA 16 sebagai prossesor dari alat yang akan dibuat. AVR
merupakan seri mikrokontroler CMOS 8 bit buatan Atmel, berbasis arsitektur
RISC (Reduced Instruction Set Computer). Atmel merupakan salah satu
vendor yang bergerak di bidang mikroelektronika, telah mengembangkan
AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) sekitar tahun 1997. Perbedaan antara
mikrokontroler MCS51 dengan AVR bias dilihat dari frekuensi kerjanya.
MCS51 memiliki frekuensi kerja seperduabelas kali frekuensi oscillator
sedangkan frekuensi kerja AVR sama dengan frekuensi oscillator. Jadi
dengan frekuensi oscillator yang, kecepatan AVR dua belas kali lebih cepat
disbanding kecepatan MCS51. Secara umum AVR dibagi menjadi 4 kelas,
yaitu Attiny, AT90Sxx, ATMega dan AT86RFxx. Perbedaan antar tipe AVR
terletak pada fitur-fitur yang ditawarkan, sementara dari segi arsitektur dan set
instruksi yang digunakan hampir sama.
2. Fitur ATMEGA 16
a) Kinerja tinggi, rendah daya AVR ® 8-bit Microcontroller
b) Advanced RISC Arsitektur
131 Instruksi Powerfull - Most Single-clock Cycle Execution
32 x 8 Register General Purpose Working
Operasi Statis Penuh
Sampai dengan 16 MIPS throughput pada 16 MHz
2-siklus Multiplier berada pada chipnya
c) Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan
SRAM 1Kbyte
d) Ketahanan Tinggi segmen memori Non-volatile
16K Bytes pemograman memori flash didalam sistemnya
512 Bytes EEPROM
1K Byte internal SRAM
Menulis / Menghapus dengan Siklus: 10.000 Flash/100, 000
EEPROM
Data retensi: 20 tahun pada 85 ° C/100 tahun pada 25 ° C (1)
Boot Kode Bagian Opsional dengan Bits Lock Independen
e) Pemrograman didalam sistem secara On-chip Program Boot
f) CPU yang terdiri dari 32 buah register.
g) User interupsi internal dan eksternal
h) Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial
i) Baca-Tulis-Saat beroperasi
Programming Lock untuk Keamanan Software
j) JTAG (IEEE std 1149,1 Compliant.) Interface
Batas-scan Kemampuan Menurut Standar JTAG
Ekstensif On-chip Dukungan Debug
Pemrograman Flash, EEPROM, Sekering, dan Lock Bits melalui
Antarmuka JTAG
k) Fitur Peripheral
Dua 8-bit Timer / Counter dengan Prescalers terpisah dan Mode
Bandingkan
Satu 16-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, Mode
Bandingkan, dan Capture Mode
Counter Real Time dengan Osilator terpisah
Empat PWM Channels
8-channel, 10-bit ADC
Byte-oriented Two-wire Serial Interface
Watchdog timer dengan osilator internal
l) 8 Single-ended Saluran
m) 7 Differential Saluran dalam Paket TQFP Hanya
n) 2 Differential Saluran dengan Gain Programmable pada 1x, 10x, atau
200x
Byte-oriented Antarmuka Dua-kawat Serial
Serial USART Programmable
Master / Slave SPI Serial Interface
Timer Programmable Watchdog On-chip dengan Oscillator terpisah
Komparator Analog On-chip
o) Fitur Khusus Mikrokontroler
Power-on Reset dan Programmable Brown-out Detection
RC Oscillator internal yang Dikalibrasi
Interrupt Sumber Eksternal dan Internal
Enam Sleep Mode: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-
down, Standby dan siaga diperpanjang
I / O dan Paket
32 Programmable I / O
40-pin PDIP, 44-lead TQFP, dan 44-pad QFN / MLF
p) Operasi Tegangan
2.7 - 5.5V untuk ATmega16L
4.5 - 5.5V untuk ATmega16
q) Kelas Kecepatan
0 - 8 MHz untuk ATmega16L
0 - 16 MHz untuk ATmega16
r) Konsumsi Daya @ 1 MHz, 3V, dan 25 ° C untuk ATmega16L
Aktif: 1,1 mA
Diam Mode: 0,35 mA
Power-down Mode: <1 p="p">
3. Konfigurasi Pena PIN ATMEGA 16
Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler Atmega16 dengan kemasan 40-
pin dapat dilihat pada gambar. Dari gambar tersebut dapat terlihat ATMega16
memiliki 8 pin untuk masing-masing Gerbang A (Port A), Gerbang B (Port
B), Gerbang C (Port C), dan Gerbang D (Port D).
4. Deskripsi Mikrokontroler ATMEGA 16
VCC (Power Supply) merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan
catu daya.
GND (Ground) merupakan pin Ground.
Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D. Port A juga
sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan.
Pin - pin Port dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih
untuk masing-masing bit). Port A output buffer mempunyai karakteristik
gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.
Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal
ditarik rendah, pin–pin akan memungkinkan arus sumber jika resistor
internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakala suatu
kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pena Port B yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port
B adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun
waktu habis.
Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pena Port C yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port
C adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun
waktu habis.
Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal
pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pena Port D yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pena Port
D adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun
waktu habis.
RESET (Reset input) merupakan pin yang digunakan untuk me-
reset mikrokontroler.
XTAL1 (Input Oscillator) dan XTAL2 (Output Oscillator)
merupakan pin masukan clock eksternal.
AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk Port A dan Konverter A/D
yang merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D yang
merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
5. Analog to Digital Converter (ADC)
AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8
saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC
dapat dikonfigurasi, baik single ended input maupun differential input. Selain
itu, ADC ATMega16 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi,
mode operasi, dan kemampuan filter derau (noise) yang amat fleksibel
sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu
sendiri. ADC pada ATMega16 memiliki fitur-fitur antara lain :
Resolusi mencapai 10-bit
Akurasi mencapai ± 2 LSB
Waktu konversi 13-260μs
8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian
Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga VCC
Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC
Mode konversi kontinyu atau mode konversi tunggal
Interupsi ADC complete
Sleep Mode Noise canceler
Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan
referensi, formal data keluaran, dan modus pembacaan.
B. Komponen yang Digunakan
No Nama Komponen Jumlah
1. Mikrokontroler ATMEGA 16 1
2. Crystal / XTALL 11.0592 MHz 1
3. Kapasitor Ceramic 33 pF 2
4. Kapasitor 10μF 2
5. Kapasitor 2200 μF 1
6. Regulator 7805 1
7. Dioda Bridge 1
8. Trafo CT 1 Ampere 1
9. Seven Segment (anoda) 4
10. Transistor BC368 4
11. R-Pack 1
12. ISP Downloader (10 pin) 1
13. LM35 1
14. PCB Berlubang 1
15. Socket 40 pin 2
16. Pin Header Male 8 pin 5
17. Konektor Blackhousing 8 pin 4
18. Konektor Putih 4 pin 1
19. USB 1
C. Fungsi Komponen yang digunakan
1. Crystal / XTALL 11.0592 MHz
Crystal adalah komponen Elektronika yang memiliki fungsi sama dengan
Resonator yaitu untuk menghasilkan denyut atau detak pada komponen
Elektronika yang membutuhkan detak Clock. Crystal memiliki 2 kaki, yang jika
digunakan pada IC mikrokontroler maka kedua kaki pin koneksikan dengan
XTAL1 dan XTAL 2. Kelebihan Crystal adalah detaknya relatif stabil. tetapi
kelemahannya adalah rangkaian menjadi sedikit rumit, karena membutuhkan
tambahan Kapasitor untuk menstabilkan detak yang dihasilkan oleh crystal.
Crystal memiliki banyak nilai dengan satuan Mhz. untuk penggunaan pada
Mikrokontroler biasanya menggunakan crystal dengan nilai detak 11.059200
Mhz, sedangkan untuk Arduino biasanya menggunakan crystal bernilai
16.000000 Mhz.
2. Kapasitor Ceramic 33 pF
Kapasitor Ceramic 33 pF digunakan untuk menstabilkan detak yang
dihasilkan oleh crystal.
3. Kapasitor 10 μF
Pengertian Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang
dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang
disebut keping. Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang
merupakan komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
menyimpan muatan listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga
termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen
yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua
lempeng logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator).
Penyekat atau isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.
Fungsi Kapasitor dalam komponen elektronika adalah sebagai penyimpan
muatan listrik, selain berfungsi sebagai penyimpan listrik, kapasitor juga dapat
digunakan sebagai penyaring frekuensi. Dalam muatan listrik terdapat
kapasitas penyimpanan kemampuan kapasitor yang dinamakan Farad dengan
simbol “F”. Simbol dari kapasitor sendiri adalah C (kapasitor).
4. Regulator 7805
Regulator tegangan dalam perangkat dan rangkaian elektronika sangatlah
penting, karena hal ini sangat mempengaruhi kinerja dan stabilitas dari suatu
perangkat yang ada. Apabila suatu perangkat tidak dilengkapi suatu komponen
yang mendukung untuk regulasi catu daya maka tidak heran apabila suatu
perangkat tersebut tidak akan bertahan lama, meskipun pada saat awal pembuatan
perangkat tersebut terlihat normal.
Regulator selain bertugas untuk mengatur tegangan memiliki fungsi khas
yaitu untuk menjaga kestabilan level tegangan dari suatu catu daya yang
digunakan, sehingga dengan suatu pembebanan tertentu maka hasil keluaran dari
suatu regulator tegangan akan lebih stabil dan mempertahankan level tegangan
tersebut sesuai dengan batasan level tegangan pada tiap regulator
sampai batas maksimum arus yang mampu diberikan oleh keluaran dari suatu
regulator tegangan tersebut. sehingga tidak heran apabila suatu perangkat yang
telah dilengkapi regulator tegangan, keluaran masih tetap turun dibawah batas
level tegangan tersebut karena telah melampaui batasan arus listrik yang mampu
diberikan oleh suatu regulator tegangan akibatnya pada komponen regulator
tegangan terjadi panas yang berlebihan (overheat) yang berakibat merusak
regulator tegangan itu sendiri apabila digunakan dalam waktu yang lama.
Biasanya untuk mengantisipasi penurunan tegangan akibat arus listrik yang
dibebankan melebihi dari batasan kemampuan regulator dapat ditambahkan suatu
transistor sebagai penguat arus dengan catatan bahwa arus dari sumber yang
masuk ke regulator harus lebih besar dari batasan arus maksimum regulator
tegangan itu sendiri.
Bentuk fisik komponen regulator tegangan berupa IC yang memilikibentuk
dan kaki mirip transistor seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
Pada masing-masing kaki antara regulator tegangan positif (78xx) dan
negative (79xx) terdapat perbedaan posisi letak konfigurasi, perhatikan dengan
baik dan sesuaikan dengan datasheet pada masing-masing komponen.
5. Dioda Bridge
Dioda bridge atau dikenal dengan sebutan jembatan dioda adalah rangkaian
yang digunakan untuk penyearah arus (rectifier) dari AC ke DC. Untuk
membuat dioda bridge dengan benar maka perlu diketahui tipe dioda yang akan
digunakan, Elemen dioda berasal dari dua kata elektroda dan katoda. Diode
memiliki simbol khusus, yaitu anak panah yang memiliki garis melintang pada
ujungnya. Alasan dibuatnya symbol tersebut adalah karena sesuai dengan prinsip
kerja dari dioda. Anoda ( kaki positif = P) terdapat pada bagian pangkal dari anak
panah tersebut dan katoda ( kaki negative = N ).terdapat pada bagian ujung dari
anak panah.
Dioda bridge atau yang dikenal dengan dioda silicon yang dirangkaikan
menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Dioda bridge
digunakan sebagia penyearah pada power suplly. jembatan dioda adalah
gabungan empat atau lebih dioda yang membentuk sebuah jembatan konfigurasi
yang menyediakan polaritas output dan polaritas input ketika digunakan dalam
aplikasi yang paling umum konversi dari arus bolak balik. Fungsi atau bagian
utama dari jembatan dioda adalah bahwa polaritas outputnya berbeda dengan
polaritas input. Sebutan lain dari rangkaian jembatan dioda banyak disebut juga
sebagai sircuit Gratez yang diambil dari nama leo graetz seorang ilmuwan fisika.
6. Trafo CT 1 Ampere
7. Seven Segment (Anoda)
Display 7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil
karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut
sebgai penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik
(dot) yang sering dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat
menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri dari 7 penampil
karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat menampilkan
karakter angka dan karakter huruf. Terdapat 7 buah penampil dasar dari LED
(Light Emiting Diode) yang dinamakan karakter A-F dan karakter dot.
8. R-Pack
R-pack merupakan jenis resistor yang memiliki keunikan pada designnya,
berbeda dengan resistor biasa yang memiliki 2 kaki, resistor ini dapat memiliki
kaki antara 5 hingga 11 pin. Lalu apa fungsi dari setiap kaki? Tidak terdapat
fungsi khusus pada kaki-kakinya melainkan hanya ada 1 kaki pusat (kaki yang
terdapat tanda titik) dan kaki-kaki lainnya terhubung parallel dengan kaki pusat.
9. ISP Downloader 10 pin
Sistem Minimum Mikrokontroler dibuat untuk di program. Prinsipnya
mikrokontroler bisa diprogram secara parallel atau secara seri. Pemrograman
mikrokontroler secara seri atau lebih dikenal dengan ISP tidak perlu memerlukan
banyak jalur data. Tapi ISP memiliki kelemahan, jika salah setting fuse bit yang
memiliki fungsi fital misal pin reset di disable maka alamat DEH sudah tidak bisa
digunakan lagi. Untuk mengembalikan settingan fuse bit tadi, harus menggunakan
pemrograman tipe parallel (high voltage programming).
10. LM35
Sensor suhu IC LM35 merupakan chip IC produksi Natioanal Semiconductor
yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam
bentuk besaran elektrik, attau dapat juga didefinisikan sebagai komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang diterima
dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah
perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya.
Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5volt dan konsumsi
arus DC sebesar 60 μA dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM35
merupakan chip IC dengan kemasan yang bervariasi, pada umumnya kemasan
sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat pada gambar di bawah
ini.
11. PCB Berlubang
PCB Berlubang adalah papan sirkuit yang memang sudah memiliki lubang
berukuran kecil untuk meletakan berbagai komponen Elektronika. Papan sirkuit
ini juga memiliki lapisan tembaga yang hanya berada pada sekeliling lubang yang
terdapat pada papan sirkuit tersebut dan dapat dihubungkan dengan cara manual
menggunakan timah solder.
12. Socket 40 pin
Socket adalah sebuah tempat input maupun output yang dapat kita temui
dalam keseharian kita. Socket adalah sebuah tempat input maupun output yang
dapat kita temui dalam keseharian kita. Contoh yang mudah dapat kita temui pada
input charger handphone kita masing. Contoh lain sering kita temui pada input
daya pada laptop, dan alta-alat elektronik lainnya. Pada intinya socket adalah
inputan ya ng dapat dilepas pasang dengan mudah.
Socket IC ini akan sangat sering ditemui oleh kita yang sering bermain
dengan mikrokontroler. Fungsi dari socket ini adalah untuk melindungi IC pada
saat penyolderan, dan memudahkan penggantian apabila IC yang digunakan
mengalami kerusakan, jadi saat penyolderan IC tidak langsung terpasanng pada
rangkaian tapi socket terlebih dahulu.
13. Pin Header Male 8 pin
Header Male adalah lawan dari konektor black housing, dapat kita andaikan
saja jika Black housing adalah Wanita, maka Header adalah Pria.
14. Konektor Blackhousing 8 pin
Adalah konektor yang digunakan dalam rangkaian elektronika, untuk
memudahkan melepas pasang rangkaian. konektor ini memiliki lubang pin
beragam, dan disesuaikan sesuai kebutuhan.
15. Konektor Putih 4 pin
Adalah komponen yang serupa dengan Black Housing, hanya saja berwarna
putih dan juga sedikit lebih besar.
16. USB
Adalah konektor yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi antar Device
ke PC, maupun sebaliknya. kita pasti menemui konektor ini saat memprogram
sebuah IC.
D. Diagram Rangkaian
E. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja akusisi data alat pengukur suhu digital adalah sebagai
berikut:
Suhu dideteksi oleh sensor suhu LM35 DZ. Sensor suhu LM 35 DZ
mengeluarkan tegangan 0,55V hingga 1,5V. Vout adalah tegangan keluaran
sensor yang terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1
derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53
derajad Celcius. Dan jika Vout = 320mV. Sensor LM35 sebagai input.
Ketika terjadi perubahan suhu lingkungan sensor LM35 aktif mendeteksi
dengan output bernilai data analog. Kaki Voutput dihubungkan ke kaki 40
PA0. Kaki Vs (+) dihubungkan dengan Downloader pada tegangan sumber
(+) 5V. Kaki GND LM35 dihubungkan dengan V(-) pada downloader. Kaki 6
ATMEGA 16 dihubungkan dengan kaki 1 downloader dan kaki 7 ATMEGA
16 dihubungkan dengan kaki 5 downloader. Pada rangkaian regulator
menggunakan IC 7805, C1= 100 µf dan C2=10 µf. Pada regulator 7805 kaki
Vinput atau Vs (+) dihunbungkan kekaki (+) C1 dan Voutput dihubungkan
dengan kaki (+) C2. Kaki GND pada regulator 7805 di GND kan ke kaki (-)
C1 dan C2. Pada ATMEGA 16 kaki 30 dan 32 digabungkan dan hubungkan
dengan kaki 10 VCC dihubungkan dengan V+ pada rangkaian regulator. Pada
kaki 22 PC0 sampai kaki 29 PC7 dihubungkan pada 7 segmen jenis common
anode dari a sampai g. Pada kaki anode (-) dihubungkan dengan Transsistor
NPN kaki kolektor seterusnya sampai ke 4 segmen. Pada transistor kaki basis
dihubungkan dengan ATMEGA 16 kaki 14 sampai 17. Ke empat kaki emiter
pada transistor digabungkan lalu dihubungkan dengan V+ pada rangkaian
regulator. Dengan 7 segmen sebagai output.
F. Program-Program dari Alat
Alat yang kami buat di program melalui:
1. Code Vision AVR : untuk memasukkan program dari laptop ke dalam
mikrokontroler melalui kabel USB.
Program nya
G. Kelemahan Alat
Kelemahan dari alat yang kami buat adalah:
1. Pada rangkaian power supply, kapasitor yang digunakan jaraknya terlalu jauh.
Kapasitor pertama kami menggunakan kapasitor yang berukuran 2200 μF
sedangkan kapasitor yang kedua kami menggunakan kapasitor yang berukuran 10
μF. Semestinya untuk menstabilkan rangkaian power supply itu, kita harus
menggunakan kapasitor yang ukurannya tidak berbeda jauh. Andai kita gunakan
kapasitor yang berukuran 2200 μF, sebaiknya kapasitor kedua yang digunakan
yaitu yang berukuran 1000 μF. Sebaiknya lagi, kapasitor pertama besarnya itu
minimal 200 μF.
2. Tidak dapat memprogram alat tersebut, karena tidak mempunyai IC ATMEGA
16. Karena tanpa ATMEGA 16, kita tidak dapat memasukkan data ke dalam alat
tersebut.
3. Lebih rumit membuat rangkaiannya pada PCB berlubang, karena pada PCB ini
akan terlalu banyak jumper yang digunakan saat merangkai alat. Apabila kita
menggunakan PCB yang digosok, maka akan lebih mudah saat kita melakukan
proses pengeboran dan penyolderan. Dan juga pada PCB ini tidak memerlukan
jumper karena semua jalur rangkaian telah terhubung saat di layout kan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pembuatan alat sensor pendeteksi suhu kami meggunakan
Mikrokontroler ATMEGA 16 dan sensor suhu LM 35. Mikrokontroler
ATMEGA 16 adalah Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap
dalam satu serpih (chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah
mikroprosesor karena sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only
Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa Port masukan maupun
keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to
Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.
Kami sendiri menggunakan Mikrokontroler ATMEGA 16 ini untuk
menjalankan rangkaian pendeteksi suhu dengan sensor LM 35 agar
diteruskan ke 7 segmen. Dalam hal ini Mikrokontroler ATMEGA 16
mengatur semua kerjanya dan dibantu dengan komponen lain untuk
menyesuaikan kerja rangkaian. Pada pemubuatan rangkaian sensor pendeteksi
suhu ini kami dmenggunakan Code Vision AVR dan Proteus. Mikrokontroler
membaca program yang dimasukkan lalu menjalankan program tersebut dan
diteruskan di seven segment maka akan muncul suhu ruangan yang dideteksi
oleh LM35. Alat yang kami buat tidak bekerja secara sempurna dikarenakan
kesalahan pada bahasa pemograman dan rangkaiannya.
B. Kritik dan Saran
Seharusnya pada pembuatan sensor pendeteksi suhu ini perlu diperhatikan
komponen yang dibutuhkan serta kecermatan dalam menghubungkan
rangkaian. Serta dalam pembuatan rangkaian sensor pendeteksi suhu ini harus
menggunakan PCB yang tidak berlubang karena agar lebih mudah dalam
menyolder dan menghubungkan ke setiap komponen.
DAFTAR PUSTAKA
teknikelektronika.com/pengertian-seven-segment-display-layar-tujuh-segmen/
http://demonstrations.wolfram.com/SpringReturnButton
http://www.creativecommons.org
http://www.thebuilderssupply.com/Push-buttons-and-much-more_b_14.html
http://www.wikipedia.com
www.atmel.com. Datasheet AVR