lp risiko sdr. teguh (ansietas, citra tubuh, koping inefektif)

Upload: candra-widia-w

Post on 09-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN JIWA

Disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan profesi

Oleh:

Asri Puji Lestari

NIM 0910720024

Kelompok 3

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2013

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

1. Pengertian

Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman

2. Tanda dan Gejala

Respons fisik yang mungkin ditemukan:

a. Sering napas pendek

b. Nadi dan tekanan darah naik

c. Mulut kering

d. Anoreksia

e. Diare/konstipasi

f. Gelisah

g. Berkeringat

h. Tremor

i. Sakit kepala

j. Sulit tidur

Respons Kognitif

a. Lapang persepsi menyempit

b. Tidak mampu menerima rangsang luar

c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannyaRespons Perilaku dan Emosi

a. Gerakan tersentak-sentak

b. Bicara berlebihan dan cepat

c. Perasaan tidak aman

3. Intervensi Generalis

Individu

a. Tujuan

1) Pasien mampu mengenal ansietas

2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi

3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas

b. Tindakan Keperawatan

1) Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.

Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam terapeutik

b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2) Bantu pasien mengenal ansietas:

a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.

b) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas

c) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

d) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas

3) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri:

a) Pengalihan situasi

b) Latihan relaksasi:

(1) Tarik napas dalam

(2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot

c) Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)

4) Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul

Keluarga

a. Tujuan

1) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya

2) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas

4) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan ansietas

5) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas

b. Tindakan Keperawatan

1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala

3) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas

4) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi :

a) Mengalihka situasi

b) Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot

c) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)

5) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana merujuk pasien

6) Terapi Aktivitas Kelompok

4. Intervensi Spesialis

a. Terapi individu: Deep breathing, relaksasi progresif, meditasi, visualisasi, penghentian pikiran

b. Terapi Keluarga : triangle terapi, terapi komunikasi

c. Terapi kelompok : Logoterapi, terapi supportif

d. Terapi komunitas : Psikoedukasi

Gangguan Citra Tubuh

1. Pengertian

Citra tubuh merupakan komponen dari konsep diri yang dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya, termaksud persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.2. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh adalah:

a. Hilangnya bagian tubuh

b. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi

c. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu

d. Menolak melihat bagian tubuh

e. Menolak menyentuh bagian tubuh

f. Aktifitas sosial menurun

Data yang bisa didapatkan saat wawancara adalah pasien :

a. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi

b. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.

c. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.

d. Menolak berinteraksi dengan orang lain.

e. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.

f. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.

g. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

3. Intervensi Generalis

Individu

a. Tujuan

1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya

2) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya

3) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh

4) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh

5) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu

b. Tindakan Keperawatan

1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini,

perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.

2) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.

3) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.

4) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :

a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian yang baru

b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.

c) Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.

d) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal

5) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :

a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari

b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari & terlibat dalam aktifitas dalam keluarga dan sosial

c)Dorong untuk mengunjungi teman/orang lain yang berarti/mempunyai peran penting baginya.

d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi

Keluarga, a. Tujuan:1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh

2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh

3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh

4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas keberhasilannnya.

b. Tindakan Keperawatan

1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien

2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.

3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :

a) menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah

b) memfasilitasi interaksi dirumah

c) melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.

d) memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien

4) Ajarkan kepada keluarga untuk mengevaluasi perkembangan kemampuan pasien seperti pasien mampu menyentuh dan melihat anggota tubuh yang terganggu, melakukan aktifitas dirumah dan dimasyarakat tanpa hambatan

5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga

6) TAK : stimulasi persepsi HDR4. Intervensi Spesialis

a. Terapi Individu : terapi CBT, terapi kognitif

b. Terapi Keluarga : family system therapy, terapi komunikasi

c. Terapi kelompok : Logoterapi, terapi supportifd. Terapi komunitas : PsikoedukasiKoping Individu Tidak Efektif1. Pengertian

Koping individu tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk membentuk penilaian yang benar dari stresor, pemilihan respon yang tidak adekuat dan atau ketidakmampuan dalam menggunakan sumber-sumber yang tersedia (Nanda, 2005). Koping individu tidak efektif juga didefinisikan sebagai kerusakan perilaku adaptif dan kemampuan menyelesaikan masalah seseorang dalam menghadapi tuntutan peran dalam kehidupan (Towsend, 1998)2. Tanda dan Gejala

a. Data Subyektif

1) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan

mengendalikan atau mempengaruhi situasi.

2) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu

3) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.

4) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.

5) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri

b. Data Obyektif

1) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan.

2) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan

3) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya

4) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah.

5) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan

6) Apatis dan pasif

7) Ekspresi muka murung

8) Bicara dan gerakan lambat

9) Tidur berlebihan

10) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan

11) Menghindari orang lain

3. Intervensi Generalis

a. Tujuan Umum

Pasien mampu menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasinya stresnya.

b. Tujuan Khusus

1) Pasien mampu mengenal koping individu tidak efektif

2) Pasien mampu mengatasi koping individu tidak efektif

3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasi masalahnya

c. Tindakan Keperawatan

1) Bina hubungan saling percaya.

a) Mengucapkan salam terapeutik

b) Berjabat tangan.

c) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2) Kaji status koping yang digunakan klien

a) Tentukan kapan mulai terjadi perasaan tidak nyaman, gejala, hubungannya dengan peristiwa dan perubahannya

b) Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta- fakta dengan pengalaman perilaku yang tidak menyenangkan.

c) Dengarkan dengan cermat dan amati ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata, posisi tubuh, intonasi, dan intensitas suara pasien .

d) Tentukan risiko adanya tindakan membahayakan diri sendiri dan berikan tindakan yang dibutuhkan.

3). Berikan dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya.

a) Jelaskan bahwa perasaan- perasaan yang dimilikinya memang sulit untuk dihadapi

b) Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih memberikan harapan dan pandangan realistis.

4) Motivasi untuk melakukan evaluasi perilakunya sendiri.

a) Apa yang positif pada dirinya .

b) Apa yang perlu ditingkatkan .

c) Apa yang dipelajari tentang dirinya dan self reinforcement

5) Bantu klien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif

a) Identifikasi masalah yang dirasakan .

b) Identifikasi penyebab masalah .

c) Gali cara klien menyelesaikan masalah masa lalu.

d) Diskusikan beberapa cara menyelesaikan masalah .

e) Diskusikan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan .

f) Bantu klien memilih cara penyelesaian masalah yang berhasil .

6) Ajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti :

a) Bicara terbuka dengan orang lain untuk kekuatan sosial.

b) Kegiatan fisik untuk pemulihan kekuatan fisik

c) Melakukan cara berfikir yang konstruktif untuk kemampuan kognitif

d) Melakukan aktivitas konstruktif untuk kekuatan psikomotor.

4. Intervensi Spesialis

a. Terapi individu dapat dilakukan : terapi kognitif. terapi aktivitas

b. Terapi keluarga : Terapi komunikasi, Famili psikoedukasi

c. Terapi Kelompok : Supportif terapi

d. Terapi Komunitas : Multisistemik terapiDAFTAR PUSTAKA1. Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985). Fundamentals of Nursing concept, process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company2. Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar

3. Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram Magister Keperawatan Jiwa FIK UI4. Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC