lp ra gerontik yeni
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
1/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN
RHEMATOID ATRITIS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Rheumatik berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos, yang berarti mukus; suatu
cairan yang dianggap jahat, mengalir dari otak ke sendi dan struktur lain tubuh sehingga
menimbulkan rasa nyeri. Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi
Menurut FK UNUD (1994) Atritis rematoid adalah suatu kelainan kronik sistemik
yang penyebabnya belum diketahui. Kelainan primer berupa keradangan sendi perifer
(sinovitis) dan bersifat simetris. Kerusakan pada sendi akibat kerusakan jaringan sendi danerosi dari tulang.
Artritis Reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ.
Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang diperantarai
oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. Pada pasien biasanya terjadi destruksi sendi
progresif, walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi (Price dan
Wilson, 2005)
2. Epidemiologi
Menurut Price dan Wilson (2005)
a. Prevalensi Artritis Reumatoid di masyarakat sekitar 1 5 %
b. Sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3:1.
Perbandingan ini mencapai 5:1 pada wanita dalam usia subur.
c. Insiden puncak pada usia 40-60 tahun
3. Etiologi
Penyebab masih belum diketahui. Diperkirakan ada dua penyebab, yaitu
a. Faktor luar : infeksi dan cuaca
b. Faktor dalam : usia, jenis kelamin, keturunan dan psikologis
4. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari atritis reumatoid yang banyak menyebabkan gejala,
meliputi :
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
2/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
a. Aktifitas/mobilitas yang berlebihan
Aktifitas klien dengan usia yang sangat lanjut sangatlah membutuhkan perhatian yang
lebih, karena ketika klien dengan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan lagi untuk banyak
bergerak, akan memberatkan kondisi klien yang menurun terlebih lagi sistem imun yang
sangat buruk. Sehingga klien dengan sistem imunitas tubuh yang menurun, sangatlah
dibutuhkan perhatian lebih untuk mengurangi /memperhatikan tipe aktifitas/mobilitas yang
berlebih. Hal ini dikarenakan kekuatan sistem muskuloskeletal klien yang tidak lagi seperti
usianya beberapa tahun yang lalu, masih dapat beraktifitas maksimal.
b. Lingkungan
Mereka yang terdiagnosis atritis reumatoid sangatlah diperlukan adanya perhatian
lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung,
maka kemungkinan besar klien akan merasakan gejala penyakit ini. Banyak diantaranya
ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup dingin, maka klien akan merasa
ngilu, kekakuan sendi pada area-area yang biasa terpapar, sulit untuk mobilisasi, dan bahkan
kelumpuhan.
5. Patofisiologi
Patogenesis Atritis Rhematoid (RA) terjadi akibat rantai peristiwa imunologis. Suatu
antigen penyebab AR yang berada pada membran sinovial, akan diproses oleh antigen
presenting cells (APC) yang terdiri dari berbagai jenis sel seperti sel sinoviosit A, sel
dendritik atau makrofag yang semuanya mengekspresi determinan HLA-DR pada membran
selnya. Antigen yang telah diproses akan dikenali dan diikat oleh sel CD4+ bersama dengan
determinan HLA-DR yang terdapat pada permukaan membran APC tersebut membentuk
suatu kompleks trimolekular. Kompleks trimolekular ini dengan bantuan interleukin-1 (IL-1)
yang dibebaskan oleh monosit atau makrofag selanjutnya akan menyebabkan terjadinya
aktivasi sel CD4+.Pada tahap selanjutnya kompleks antigen trimolekular tersebut akan mengekspresi
reseptor interleukin-2 (IL-2) Pada permukaan CD4+. IL-2 yang diekskresi oleh sel CD4+ akan
mengikatkan diri pada reseptor spesifik pada permukaannya sendiri dan akan menyebabkan
terjadinya mitosis dan proliferasi sel tersebut. Proliferasi sel CD4+ ini akan berlangsung terus
selama antigen tetap berada dalam lingkunan tersebut. Selain IL-2, CD4+ yang telah
teraktivasi juga mensekresi berbagai limfokin lain seperti gamma-interferon, tumor necrosis
factor b (TNF-b), interleukin-3 (IL-3), interleukin-4 (IL-4), granulocyte-macrophage colony
stimulating factor (GM-CSF) serta beberapa mediator lain yang bekerja merangsang
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
3/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
makrofag untuk meningkatkan aktivitas fagositosisnya dan merangsang proliferasi dan
aktivasi sel B untuk memproduksi antibodi. Produksi antibodi oleh sel B ini dibantu oleh IL-
1, IL-2, dan IL-4.
Setelah berikatan dengan antigen yang sesuai, antibodi yang dihasilkan akan
membentuk kompleks imun yang akan berdifusi secara bebas ke dalam ruang sendi.
Pengendapan kompleks imun akan mengaktivasi sistem komplemen yang akan membebaskan
komponen-komplemen C5a. Komponen-komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik yang
selain meningkatkan permeabilitas vaskular juga dapat menarik lebih banyak sel
polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke arah lokasi tersebut. Pemeriksaan histopatologis
membran sinovial menunjukkan bahwa lesi yang paling dini dijumpai pada AR adalah
peningkatan permeabilitas mikrovaskular membran sinovial, infiltrasi sel PMN dan
pengendapan fibrin pada membran sinovial.
Fagositosis kompleks imun oleh sel radang akan disertai oleh pembentukan dan
pembebasan radikal oksigen bebas, leukotrien, prostaglandin dan protease neutral
(collagenase danstromelysin) yang akan menyebabkan erosi rawan sendi dan tulang. Radikal
oksigen bebas dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi hialuronat sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas cairan sendi. Selain itu radikal oksigen bebas
juga merusak kolagen dan proteoglikan rawan sendi. Prostaglandin E2 (PGE2) memiliki efek
vasodilator yang kuat dan dapat merangsang terjadinya resorpsi tulang osteoklastik dengan
bantuan IL-1 dan TNF-b.
Rantai peristiwa imunologis ini sebenarnya akan terhenti bila antigen penyebab dapat
dihilangkan dari lingkungan tersebut. Akan tetapi pada AR, antigen atau komponen antigen
umumnya akan menetap pada struktur persendian, sehingga proses destruksi sendi akan
berlangsung terus. Tidak terhentinya destruksi persendian pada AR kemungkinan juga
disebabkan oleh terdapatnya faktor reumatoid. Faktor reumatoid adalah suatu autoantibodi
terhadap epitop fraksi Fc IgG yang dijumpai pada 70-90 % pasien AR. Faktor reumatoid akanberikatan dengan komplemen atau mengalami agregasi sendiri, sehingga proses peradangan
akan berlanjut terus. Pengendapan kompleks imun juga menyebabkan terjadinya degranulasi
mast cellyang menyebabkan terjadinya pembebasan histamin dan berbagai enzim proteolitik
serta aktivasi jalur asam arakidonat.
Masuknya sel radang ke dalam membran sinovial akibat pengendapan kompleks imun
menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang paling destruktif dalam
patogenesis AR. Pannus merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblas yang
berproliferasi, mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang.
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
4/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
WOC : Rhematoid Atritis
Faktor luar (infeksi,cuaca) factor dalam (usia,jenis kelamin,keturunan,psikologis)
Antigenantibodi
Kompleks imune
Difusi bebas ke ruang sendi
Pengendapan kompleks imun
Aktifasi sistem komplemen
Terbebasnya komplek C5a
Peningkatan microvaskuler membrane synovial, infiltrasi sel PMNDan pengendapan fibrin
Radikal oksigen bebas
Merusak kolagen dan proteoglikan rawan sendi
Erosi rawan sendi dan tulang serta
Depolimerasi hialuronet
Penurunan vicositas cairan sendi
Terbentuknya pannus
Distruksi jaringan sendi
Perubahan kondisi Proses peradangan Kerusakan ujung saraf
Kurang informasi Degranulasi sel mast serabut C
Pembebasan histamine lamina II dan III
Dan enzim proteolitik radix dorsalis
Aktifasi jalur arakidonat tract
spinothalamus
Anterolateralis
Kerusakan sendi menetap cortex cerebri
perubahan status Pe aktifitas fisik Perubahan fungsi Merasa malu persepsi nyeri
kesehatan sendi dgn keadaan tubuh,
deformitas
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
Deficit perawatan diri
Gangguan citra
tubuh
Nyeri
Kerusakan mobilitas
fisik
Kurang pengetahuan
CemasRis.Injury
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
5/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
6. Tanda/Gejala
Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh
karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional,
Misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat
demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris
Terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam
Dapat bersifat generalisata tatapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda
dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif
Merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik
mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
5. Deformitas
Kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran
ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan
leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada
kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan
kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak ekstensi.
6. Nodula reumatoid
Adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderitaarthritis rheumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon
(sendi siku ) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian
nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini
biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular
Artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain di luar sendi. Jantung
(perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
6/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
Tabel 1.
Kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid, Revisi 1987
Kriteria Definisi
1. Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan disekitarnya,
sekurangnya selama 1 jam sebelum perbaikan maksimal
2. Artritis pada 3
daerah
Pembengkakan jaringan lunak atau persendian atau lebih efusi
(bukan pertumbuhan tulang) pada sekurang-kurangnya 3 sendi
secara bersamaan yang diobservasi oleh seorang dokter. Dalam
kriteria ini terdapat 14 persendian yang memenuhi kriteria yaitu
PIP, MCP, pergelangan tangan, siku pergelangan kaki dan MTP kiri
dan kanan.
3. Artritis pada
persendian tangan
Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu persendian tangan
seperti yang tertera diatas.
4. Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang tertera pada kriteria 2
pada kedua belah sisi, keterlibatan PIP, MCP atau MTP bilateral
dapat diterima walaupun tidak mutlak bersifat simetris.
5. Nodul rheumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor
atau daerah juksta-artrikular yang diobservasi oleh seorang dokter.
6. Faktor rheumatoid
serum
Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid serum yang diperiksa
dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5%
kelompok kontrol yang diperiksa.
7. Perubahan
gambaran
Perubahan gambaran radiologis yang radiologis khas bagi arthritis
reumotoid pada periksaan sinar X tangan posteroanterior atau
pergelangan tangan yang harus menunjukkan adanya erosi atau
dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang
berdekatan dengan sendi (perubahan akibat osteoartritis saja tidak
memenuhi persyaratan).
Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis reumatoid jika ia
sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1 sampai 4 harus terdapat
minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis tidak dieksklusikan. Pembagian
diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit, probable atau possible tidak perlu dibuat.
* PIP :Proximal Interphalangeal, MCP :Metacarpophalangeal, MTP:Metatarsophalangeal
7. Komplikasi
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
7/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik
yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau
obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumatoid drugs, DMARD) yang
menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati
akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak banyak berperan dalam diagnosis artritis reumatoid,
namun dapat menyokong bila terdapat keraguan atau untuk melihat prognosis pasien. Pada
pemeriksaan laboraturium terdapat :
a. Tes faktor reumatik biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid terutama
bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis paru, sirosis
hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit kolagen, dan
sarkoidosis.
b. Protein C-reaktif biasanya positif.
c. LED meningkat.
d. Leukosit normal atau meningkat sedikit.
e. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
f. Trombosit meningkat.
g. Kadar albumin serum turun dan globulin naik.
Pada periksaan rontgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah sendi
metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakroiliaka juga sering terkena. Pada awalnya
terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta artikular. Kemudian terjadi
penyempitan sendi dan erosi.
9. Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan termasuk penyuluhan, keseimbangan antara istirahat dan
latihan, dan rujukan lembaga di komunitas untuk mendapatkan dukungan.
AR dini : penatalaksanaan pengobatan termasuk dosis terapeutik salisilat
atau obat obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAIDS );
antimalaria emas, pensilamin,atau sulfasalazin, methotreksat;
analgetik selama periode nyeri hebat.
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
8/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
AR sedang , erosit : program formal terapi okupasi dan terapi fisik.
AR persisten, erisif : pembedahan rekonstruksi dan kortikosteroid.
AR tahap lanjut yang tak pulih : preparat immunosupresif, seperti metotreksat,
siklosfosfamid, dan azatioprin.
Pasien AR sering mengalami anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia, sehingga
membutuhkan pengkajian riwayat diit yang sangat cermat untuk mengidntifikasi kebiasaan
makan dan makanan yang disukai. ( kortikosteroid dapat menstimulasi napsu makan dan
menyebabkan penambahan berat badan ).
Penatalaksanaan artritis reumatoid didasarkan pada pengertian patofisiologis penyakit
ini. Selain itu perhatian juga ditujukan terhadap manifestasi psikofisiologis dan kekacauan
psikososial yang menyertainya yang disebabkan oleh perjalana penyakit yang fluktuatif dan
kronik. Untuk memuat diagnostik yang akurat dapat memakan waktu sampai bertahun-tahun,
tetapi pengobatan dapat dimulai secara lebih dini.
Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien.
3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-
tujuan ini: pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi dan obat-obatan.
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan
yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan
dengan pasien. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologis,
penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk
regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan
metode-metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses
pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui clubpenderita, badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang juga penderita artritis
reumatoid, serta keluarga mereka.
Istirahat penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah yang hebat.
Walaupun rasa lelah itu bisa timbul setiap hari, tetapi ada masa-masa ketika pasiem merasa
lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila
beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam
hari karena nyeri.
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
9/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.
Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua
kali sehari. Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan suhu panas
dan dingin dapat dilakukan di rumah.
10. Therapy / Pengobatan
Prinsip utama pengobatan penyaki artritis adalah dengan mengistirahatkan sendi yang
terserang, karena jika sendi yang terserang terus digunakan akan memperparah peradangan.
Dengan mengistirahatkan sendi secara rutin dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan.
Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistirahatkan satu atau beberapa sendi,
tetapi untuk mencegah kekakuan dapat dilakukan beberapa gerakan yang sistematis.
Obat-obatan yang dipakai untuk mengobati penyakit ini adalah:
a. Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan adalah aspirin dan
ibuprofen. Obat ini mengurangi pembengkakan sendi dan mengurangi nyeri. Pasien
dibawah 50 tahun dapat diberikan aspirim mulai dengan dosis 3-4 x 1 g/hari, kemudian
dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dosis terapi
20-30 mg/dl.
b. Obat slow-acting, obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti peradangan non steroid tidak
efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera apabila penyakitnya
berkembang cepat.
Yang sekarang digunakan adalah
1) Senyawa emas, yang berfungsi memperlambat terjadinya kelainan bentuk tulang.
Diberikan sebagai suntikan mingguan. Jika obat ini terbukti efektif, dosis dikurangi.
2) Penisilamin, efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa digunakan bila senyawa
emas tidak efektif dan menyebabkan efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Dosis
dinaikan secara bertahap hingga terjadi perbaikan. Penisilamin yang biasa dipakaiantara lain hydroxycloroquinine dan sulfasalazine.
c. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif untuk mengurangi
peradangan dibagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif digunakan pada pemakaian
jangka pendek, dan kurang efektif bila dipakai dalam jangka panjang. Obat ini tidak
memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian jangka panjang mengakibatkan
berbagai efek samping, yang melibatkan hampir setiap organ. Untuk mengurangi resiko
terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis efektif terendah. Obat ini
disuntikan langsung ke dalam sendi, tetapi dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang,
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
10/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
terutama jika sendi yang terkena digunakan secara berlebihan sehingga mempercepat
terjadinya kerusakan sendi.
d. Obat imunosupresif (contohnya metotreksat, azatioprin, dan cyclophosphamide) efektif
untuk mengatasi artritis yang berat. Obat ini menekan peradangan sehingga pemakaian
kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan dengan dosis rendah.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Doenges (2000) :
a. Data Subyek tif dan Objektif ( Pengkajian Fisik )
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada
sendi.
2) Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
3) Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
Faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi
ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya
ketergantungan pada orang lain).
4) Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa.
5) Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
6) Neurosensori
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
11/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
7) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak
pada sendi ).
8) Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam
ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan
menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : komplikasi steroid, berat badan.
Tangan : meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan.
Lengan : siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar
limfe aksila.
Wajah : periksa mata untuk sindroma Sjorgen, skleritis, episkleritis,
skleromalasia perforans, katarak, anemia dan tanda tanda
hiperviskositas pada fundus. Kelenjar parotis membesar
Mulut : ( kering, karies dentis, ulkus ), suara serak, sendi
temporomandibula ( krepitus ). Catatan : artritis rematoid tidak
menyebabkan iritasi.
Leher : adanya tanda tanda terkenanya tulang servikal.
Toraks : jantung ( adanya perikarditis, defek konduksi, inkompetensi
katup aorta dan mitral ). Paru paru ( adanya efusi pleural,
fibrosis, nodul infark, sindroma Caplan ).Abdomen : adanya splenomegali dan nyeri tekan apigastrik.
Panggul dan lutut : tungkai bawah adanya ulkus, pembengkakan betis ( kista
Baker yang reptur ) neuropati, mononeuritis multipleks dan
tanda tanda kompresi medulla spinalis.
Kaki : efusi lutut maka cairan akan mengisi cekungan medial dan kantong
suprapatelar mengakibatkan pembengkakan di atas dan sekitar
patela yang berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi
pergelangan kaki akan terjadi pembengkakan pada sisi anterior
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
12/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
Urinalisis : untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum untuk
menentukan adanya darah.
b. Psikososial dan spiritual
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi,
perubahan mood atau perubahan emosiaonal, mudah tersinggung, kegiatan ibadah masih
bisa dilakukan tetapi jika tanda dan gejala yang diderita bertambah parah hal ini akan
berpengaruh terhadap kegiatan beribadah klien
c. Fungsional klien
1) Indeks Barthel yang dimodifikasi
Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas
fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan diri, aktivitas di toilet,
mandi, berjalan di tempat datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defekasi dan
mengontrol kemih.
Cara penilaiannya antara lain : makan, jika memerlukan bantuan diberi nilai 5 dan jika
mandiri diberi nilai 10. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya termasuk
duduk di tempat tidur, jika memerlukan bantuan diberi nilai 5 samapai 10, dan jika mandiri
diberi nilai 15. Kebersihan diri ( mencuci muka, menyisir, mencukur, menggososk gigi )
jika memerlukan bantuan diberi nilai 0 dan jika mandiri diberi nilai 5. Aktivitas di toilet
( mengelap, menyemprot ) jika memerlukan bantuan diberi nilai 5 dan jika mandiri diberi
nilai 10. Mandi jika memerlukan bantuan diberi nilai 0 dan jika mandiri diberi nilai 5.
Berjalan di jalan yang datar jika memrlukan bantuan diberi nilai 10 dan jika mandiri diberi
nilai 15. Naik turun tangga jika memerlukan bantuan diberi nilai 5 dan jika mandiri diberinilai 10. Berpakaian termasuk menggunakan sepatu, jika memerlukan bantuan diberi nilai
5, jika mandiri 10. Mengontrol defekasi, jika memerlukan bantuan diberi nilai 5 dan jika
mandiri 10. Mengontol berkemih, jika memerlukan bantuan diberi nilai 5 dan mandiri 10.
Dengan penilaian :
0-20 : ketergantungan penuh
21-61 : ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90 : ketergantungan moderet
91-99 : ketergantungan ringan
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
13/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
100 : mandiri
2) Indeks Katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktifitas kehidupan sehari
hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau ketergantungan dari klien dalam hal :
makan , BAB/BAK, berpindah, ke kamar mandi, mandi dan berpakain. Menurut Pratiwi S.,
indeks Kazt adalah pemeriksaan disimpulkan dengan sistem penilaian yang didasarkan pada
tingkat bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas fungsionalnya. Salah satu keuntungan
dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap
waktu, yang diakhiri evaluasi dan aktivitas rehabilitasi.
Pengukuran pada kondisi ini meliputi Indeks Katz :
1 Mandi Dapat mengerjakan sendiri Bagian tertentu dibantu
2 Berpakain Seluruhnya tanpa bantuan Bagian tertentu dibantu atau
seluruhnya dengan bnatuan
3 Pergi ke toilet Dapat mengerjakan sendiri Memerlukan bantuan atau
tidak dapat pergi ke wc
4 Berpindah ( berjalan ) Tanpa bantuan Dengan bantuan atau tidak
dapat melakukan
5 BAB/BAK Dapat mengontrol Kadang kadang ngompol
atau defekasi di tempat tidur
atau dibantu seluruhnya6 Makan Tanpa bantuan Perlu bantuan dalam hal hal
tertentu atau seluruhnya
dibantua
Klasifikasi :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri kecuali untuk mandi dan 1 fungsi lain
D : Mandiri kecuali untuk mandi, berpakaian dan 1 fungsi lain
E : Mandiri kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan 1 fungsi lain
F : Mandiri kecuali untuk mandi, berpakain, pergi ke toilet, dan 1 fungsi lain
G : Tergantung untuk 6 fungsi
Berdasarkan referensi yang peneliti dapatkan, untuk memeprmudah penilaiannya
dimodifikasi sebagai berikut :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsiC : Mandiri untuk 4 fungsi
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
14/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
D : Mandiri untuk 3 fungsi
E : Mandiri untuk 2 fungsi
F : Mandiri untuk 1 fungsi
G : Tergantung untuk 6 fungsi
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun mampu
Dalam pengkajian menggunakan INDEKS KATZ dan BARTHEL INDEKS klien
mungkin mampu melakukan semua pemenuhan kebutuhan dasar klien mulai dari makan,
minum, ambulasi, BAB/BAK, toileting dan perawatan diri lainnya. Semua hal di atas
tergantung dari tingkat keparahan penyakit yang dialami oleh klien.
d. Status Mental dan kognitif Gerontik
1) SPMSQ ( Short Portable Mental Status Questioner )
Digunakan untuk mendeteksi kerusakan intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai
orientasi, memori dalam hibungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan
kemampuan matematis.
2) MMSE ( Mini Mental Status Exam )
Merupakan suatu alat yang berguna menguji kemampuan klien dengan menguji aspek
kognitif dari fungsi mental, orientasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali, bahasa
dan nilai. Dengan melakukan pengkajian menggunakan SPMSQ atau MMSE klien
mungkin mengalami kerusakan intelektual ringan sampai berat atau mungkin fungsi
intelektual yang dimiliki oleh klien masih utuh / baik hal ini tergantung pada latar belakang
tingkat pendidikan klien, lingkungan dan bergantung pada kondisi klien itu sendiri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau prosesinflamasi destruksi sendi
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal
c. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, dan nyeri pada waktu bergerak, depresi, pembatasan aktivitas
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
15/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perceptual kognitif, psikososial, perubahan
kemampuan untuk melakukan tugas umum, peningkatan penggunaan energy,
ketidakseimbangan mobilitas
e. Risiko Injuri berhubungan keterbatasan ketahanan fisik, perubahan fungsi sendi.
f. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, prognosa penyakit
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan
interpretasi informasi
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
16/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut/kronis
berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi
cairan atau proses inflamasi
destruksi sendi
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x...jam
diharapkan nyeri klien
berkurang / terkontrol dengan
kriteria hasil :
a. Menyampaikan nyeri
berkurang/hilang
b. Skala nyeri 1-3
c.Gejala cardinal normal :S:36-37,2 C. Nadi : 70-
80x/mnt, RR : 18-20 x/mnt.
T: 120-140/80 mmHg
d. Wajah tidak meringis /
wajah nampak rileks
e. Nampak tidak gelisah
Observasi :
1. Kaji keluhan
nyeri ( kualitas,
lokasi, intensitas (skala 0-
10), dan waktu). Catat
faktor yang mempercepat
dan tanda rasa sakit
nonverbal2. Kaji tanda
tanda vital
3. Pantau
penggunaan bantal, karung
pasir, bebat, dan brace
Nursing treatment :4. Berikan
matras/kasur lembut dan
bantal kecil. Tinggikanlinen tempat tidur sesuai
kebutuhan
5. Berikan posisi
nyaman waktu tidur/duduk
1. Membantu menentukan kebutuhanmanajemen nyeri dan keefektifan
program
2. Merupakan data dasar untukmengetahui perkembangan kondisi
klien secara umum sehingga mampu
menentukan intervensi selanjutnya
3. Mengistirahatkan sendi yang sakit
dan mempertahankan posisi netral.Catatan : penggunaan brace
menurunkan nyeri, dan mengurangi
kerusakan sendi.
4. Matras lembut dan bantal kecil
mencegah pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat, mengistirahatkan
sendi yang sakit. Peninggian linentempat tidur menurunkan tekanan
sendi yang terinflamasi/nyeri
5.Penyakit berat/eksaserbasi, tirah
baring diperlukan untuk membatasi
nyeri atau cedera sendi
6.Meningkatkan relaksasi atau
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
17/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidursesuai indikasi
6. Berikan
massase yang lembut.
7. Gunakan teknik
manajemen stress, missal,
relaksasi progresif dan
distraksi, sentuhan
terapeutik, biofeedback,visualisasi, pedoman
imajinasi, hipnotis diri dan
pengendalian napas.8. Libatkan dalam
aktivitas hiburan yang
sesuai situasi individu
Edukasi :
9. Anjurkan mandi
air hangat/pancuran pada
waktu bangun. Sediakan
waslap hangat untuk
mengompres sendi yang
sakit beberapa kali
Kolaborasi :
10. Kolaborasi
Berikan obat sesuai
petunjuk :
Asetilsalisilat (Aspirin)
NSAID lainnya ; ibuprofen,
mengurangi ketegangan otot
7. Meningkatkan relaksasi,memberikan rasa control, dan
meningkatkan kemampuan koping.
8. Memfokuskan kembali
perhatian,memberikan stimulasi,
meningkatkan rasa percaya diri dan
perasaan sehat.
9. Panas meningkatkan relaksasi otot
dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
dan kekakuan di pagi hari.
Sensitivitas pada panas dapat hilang
dan luka dermal. Dapat sembuh
10. ASA bekerja antiinflamasi dan
efek analgesic ringan mengurangikekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
Aspirin digunakan bila tidak ada efekterhadap aspirin
Mengontrol efek sistemik rematoid
arthritis jika terapi lainnya tidak
berhasil
Diberikan dengan agen NSAID untuk
meminimalkan iritasi atau
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
18/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
naproksen, piroksikam,
fenoprefenD-penisilamin ( cuprimine )
Antasida
Produk kodein
ketidaknyaman lambung.
a. Narkotik umumnyakontraindikasi karena sifat kronis
dari kondisi
b. Tindakan yang menurunkan
tekanan vaskular serebral dan yang
memperlambat/ memblok respon
simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
c. Aktivitas yang meningkatkanvasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya penigkatan
tekanan vaskular serebral.d. Mengetahui keadaan umum
pasien. Peningkatan tanda-tanda
vital mengindikasikan nyeri belum
dapat terkontrol.
e. Menurunkan/mengontrol nyeri
dan menurunkan rangsang sistem
saraf simpatis.
2 Kerusakan mobilitas fisikberhubungan dengan
deformitas skeletal
Setelah diberikan asuhankeperawatan selama ...x...jam
diharapkan mobilitas fisik klien
menjadi meningkat dengan
kriteria hasil :a. Menyampaikan mampu
bergerak secara optimal
b. Nampak rentang geraknya
optimal (fleksi, ekstensi)
c. Kekuatan otot baik
d. Bengkak tidak ada
Observasi :1. Observasi dan Evaluasi
kembali tingkat mobilitas
klien
2. Evaluasi pemantauantingkat inflamasi/rasa sakit
pada sendi
Nursing treatment :
3. Bantu rentang gerak
aktif/pasif, latihan resistif
dan isometric
1. Menentukan data dasar dalam
menentukan intervensi yang tepat.
2. Tingkat aktivitas atau latihan
tergantung dari perkembangan prosesinflamasi
3. Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan
otot dan stamina
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
19/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
4. Ubah posisi dengan sering
5. Gunakan bantal kecil/tipis di
bawah leher
6. Dorong klien
mempertahankan postur
tegak dan duduk tinggi,
berdiri, serta berjalan
7. Berikan lingkungan aman,
misal menaikkan kursi,
menggunakan pegangantangga pada bak/pancuran
dan toilet, penggunaan alat
bantu mobilitas atau kursiroda.
Edukasi :
8. Anjurkan klien untuk
mertahankan tirah
baring.duduk. jadwal
aktivitas untuk memberikan
periode istirahat terus-
menerus dan tidur malam
hari
Kolaborasi :
9. Konsul dengan ahli terapi
fisik atau okupasi danspesialis vokasional
4. Menghilangkan tekanan jaringan dan
meningkatkan sirkulasi5. Mencegah fleksi leher
6. Memaksimalkan fungsi sendi,
mempertahankan mobilitas.
7. Menghindari cedera akibat
kecelakaan/jatuh
8. Istirahat sistemik dianjurkan selama
eksaserbasi akut dan seluruh fase
penyakit untuk mencegah kelelahan,
mempertahankan kekuatan.
9. Memformulasikan program latihan
berdasarkan kebutuhan individual
dang mengindentifikasi bantuanmobilitas
3 Deficit perawatan diri
berhubungan dengan
kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya
tahan, dan nyeri pada waktu
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x...jam
diharapkan klien mampu
melakukan perawatan diri
dengan kriteria hasil :
Observasi :
1. Kaji tingkat perawatan yang
diperlukan oleh klien
Nursing treatment :
2. Bantu perawatan diri/ADL
Observasi :
1. Sebagai data dasar dalam pemberianintervensi yang tepat
2. Memenuhi kebutuhan dasar klien
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
20/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
bergerak, depresi,
pembatasan aktivitas
a. Menyatakan mampu
melakukan perawatan dirisecara mandiri
b. Nampak klien mampu
melakukan perawatan diri
secara mandiri : mandi,
berpakaian, toeleting,
makan/minum dan
berpindah
sesuai dengan kebutuhan
klien3. Pertahankan mobilitas,
control terhadap nyeri dan
program latihan
4. Beri dorongan agar
berpartisipasi dalam
merawat diri. Aktivitas yang
terjadwal memungkinkan
waktu untuk merawat diri
Edukasi :5. KIE klien cara perawatan
diri yang dapat dilakukan
oleh klien secara mandiri
3. Mendukung kemandirian fisik atauemosional
4. Partisipasi klien dalam merawat dirimeningkatkan harga diri dan
menurunkan perasaan ketergantungan
5. Membantu klien dalam melakukan
pearawatnan secara mandiri
4 Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
perceptual kognitif,psikososial, perubahan
kemampuan untuk
melakukan tugas umum,
peningkatan penggunaan
energy, ketidakseimbangan
mobilitas
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x...jam
diharapkan klien mampumemandang dan menerima
gambaran dirinya secara positif
dengan kriteria hasil :
a. Menyatakan dapat
menerima keadaan fisiknya
b. Kilen nampak dapat
bersosialisasi dengan
lingkungan sosialc. Klien nampak rileks
d. Kontak mata baik saat
komunikasi
Observasi :
1. Kaji pengungkapan
mengenai proses penyakitdan harapan masa depan
2. Observasi perilaku menarik
diri, penggunaan
menyangkal/terlalu
memperhatikan tubuh
Nursing treatment :
3. Bantu klienmengekspresikan perasaan
kehilangan/hambatan
fisiknya
4. Bantu klienmengidentifikasi perilaku
positif yang membantu
1. Berikan kesempatan mengidentifikasi
rasa takut/kesalahan konsep danmenghadapi secara langsung
2. Menunjukkan emosional/metode
koping maladaptive sehingga
membutuhkan intervensi lebih
lanjut/dukungan psikologis.
3. Untuk mendapatkan dukungan prosesberkabung yang adaptif
4. Membantu mempertahankan control
diri dan meningkatkan harga diri.
5. Memungkinkan klien merasa senangterhadap dirinya; menguatkan
perilaku positif;serta meningkatkan
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
21/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
koping
5. Berikan bantuan positifKolaborasi :
6. Kolaborasi dalam
melakukan konselling
dengan psikiatri
percaya diri
6. Klien/keluarga membutuhkan
dukungan selama berhadapan dengan
proses jangka panjang
Risiko Injuri berhubungan
keterbatasan ketahanan fisik,
perubahan fungsi sendi.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama x ....
jam diharapkan risiko injuri
tidak terjadi dengan kriteria
hasil :a. Klien mampu berpartisipasi
dalam pencegahan trauma.
b. Klien tidak menunjukan
tanda tanda mengalami
cedera
Observasi :
1. Kaji lingkungan yang dapat
menimbulkan injury pada
klien
Tindakan Mandiri :2. Pertahankan imobilisasi
pada tungkai
3. Bantu klien melakukan
mobilisasi jika klien
memerlukan bantuan
Edukasi :
4. Anjurkan agar klien hanya
seperlunya melakukan
aktifitas/mobilisasi.
5. Anjurkan menggunakan alat
bantu seperti walker(tongkat segitiga )
1. Mencegah terjadinya injury,
memastikan lingkungan aman dan
nyaman untuk klien
2. Meminimalkan ruang nyeri akibat
gesekan antara fragmen tulang
dengan jaringan lunak disekitarnya.
3. Meminimalkan risiko jatuh pada
klien akibat perubahan fungsi sendi
yang dialami oleh klien.
4. Menghindari kelemahan tungkai
dalam menopang tubuh.
5. Menyeimbang kesejajaran tubuh,
karena kelemahan tulang dan sendi
6 Cemas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan,prognosa penyakit
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x....jamdiharapkan tingkat kecemasan
dan kesalahhan interpretasi
terhadap penyakit klien teratasi
dengan kriteria hasil :a. Menunjukkan pemahaman
tentang kondisi/ prognosis,
Obsevasi :
1. Kaji respons emosionalklien terhadap kemampuan
merawat diri yang menurun
dan beri dukungan
emosional
2.Tinjau proses penyakit,
1. Perubahan kemampuan merawat diri
dapat membangkitkan perasaancemas dan frustasi, dimana dapat
mengganggu kemampuan lebih
lanjut
2. Memberikan pengetahuan dimana
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
22/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
perawatan.
b. Klien tidak gelisah atau
tidak ada laporan verbal
bahwa klien khawatir
prognosis, dan harapan masa
depan.Nursing treatment :
3.Berikan dukungan dan bantu
klien dalam meningkatkan
koping.
4.Bantu dalam merencanakan
jadwal aktivitas terintegrasi
yang
realistis,istirahat,perawatan
pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan
manajemen stres.
Edukasi :5. Anjurkan klien untuk selalu
bertanya atau
menyampaikan setiap
masalah yang dipikirkan
oleh klien tentang kondisi
yang dialami oleh klien.
pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
3. Dukungan moral sangat membantu
dalam meningkatkan koping klien
4. Memberikan struktur dan
mengurangi ansietas pada waktu
menangani proses penyakit kronis
kompleks
5. Membantu mengetahui kondisi klien
dan meningkatkan hubungan
therapeutik antara klien dan perawat
7 Deficiensi pengetahuan
berhubungan dengankurangnya
pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi
informasi
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x... jamdiharapkan pengetahuan klien
tentang penyakit dan
pengobatannya semakin
meningkat, dengan kriteria hasila. Menyatakan sudah
mengerti/paham
b. Dapat
menjawab/menjelaskan
kembali
c. Nampak kooperatif selama
Observasi :1.Kaji tingkat kemampuan
klien tentang penyakitnya
Nursing treatment :
2.Libatkan klien dalam setiap
perencanaan dan tindakanperawatan
3. Berikan reward/pujiansetiap tindakan yang dapat
dilaksanakan
Edukasi :
1. Mengevaluasi kemampuan kognitifklien
2. Meningkatkan motivasi dan rasa
keterlibatan dalam perawatannya
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan
motivasi belajar klien
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
23/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
perawatan
d. Dapat melaksanakanprogram perawatan dan
pengobatan dengan baik
4.Berikan HE tentang prosespenyakit dan rencana
perawatan/pengobatan
5.KIE pasien dalampenatalaksanaan proses sakit
melalui diet, obat-obatan,
dan program diet seimbang,
latihan dan istirahat.
4. Meningkatkan kemampuan klien
tentang penyakitnya
5. Tujuan kontrol penyakit adalah untuk
menekan inflamasi sendiri/ jaringan
lain untuk mempertahankan fungsi
sendi dan mencegah deformitas
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
24/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
5. Evaluasi
1. Dx 1: Nyeri akut/kronis
a. Menyampaikan nyeri berkurang/hilang
b. Skala nyeri 1-3
c. Gejala cardinal normal : S:36-37,2 C. Nadi : 70-80x/mnt, RR : 18-20 x/mnt. T:
120-140/80 mmHg
d. Wajah tidak meringis / wajah nampak rileks
e. Nampak tidak gelisah
2. Dx 2 : Kerusakan mobilitas fisik
a. Menyampaikan mampu bergerak secara optimal
b. Nampak rentang geraknya optimal (fleksi, ekstensi)
c. Kekuatan otot baik
d. Bengkak tidak ada
3. Dx 3 : Deficit perawatan diri
a. Menyatakan mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Nampak klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri : mandi,
berpakaian, toeleting, makan/minum dan berpindah
4. Dx.4 : Gangguan citra tubuh (gambaran tubuh)
a. Menyatakan dapat menerima keadaan fisiknya
b. Kilen nampak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sosial
c. Klien nampak rileks
d. Kontak mata baik saat komunikasi
5. Dx 5 : Risiko injury
a. Klien mampu berpartisipasi dalam pencegahan trauma.
b. Cedera Tidak terjadi
c. Klien tidak menunjukan tanda tanda mengalami cedera6. Dx6 : Cemas
a. Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.
b. Klien tidak gelisah atau tidak ada laporan verbal bahwa klien khawatir
7. Dx 7 : Kurang pengetahuan
a. Menyatakan sudah mengerti/paham
b. Dapat menjawab/menjelaskan kembali
c. Nampak kooperatif selama perawatan
d. Dapat melaksanakan program perawatan dan pengobatan dengan baik.
Ni Made Yeni Purnama Dewi (08.321.0254)
-
7/30/2019 LP RA Gerontik Yeni
25/25
Stase Gerontik LP tentang Rhematoid Atritis
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Atritis. Available at : http://2.bp.blogspot.com.Accessed: 18 Agustus 2012
Doenges, Marilynn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Guyton & Hall. 2005.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Ircham, Raden. Asuhan Keperawatan pada Lansia. Available at:
http://gerontiklansia.blogspot.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-lansia-
dengan.html (Accessed 18 Agustus 2012)
Nanda. 2010.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011. Jakarta : Prima Medika
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departeman Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Price, Sylvia A. and Wilson, Lorraine M. 2006.Patofisologi Vol.1. Jakarta : EGC
http://2.bp.blogspot.com/http://gerontiklansia.blogspot.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-lansia-dengan.htmlhttp://gerontiklansia.blogspot.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-lansia-dengan.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/http://gerontiklansia.blogspot.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-lansia-dengan.htmlhttp://gerontiklansia.blogspot.com/2008/09/asuhan-keperawatan-pada-lansia-dengan.html