lp apendicitis.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDICITIS
PRE DAN POST APPENDEXTOMI
DI BANGSAL MELATI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
OLEH
WIDYANINGSIH
D3.KP.10.00156
STIKES WIRAHUSADA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
APENDICITIS
A. Pengertian
Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm 94 inci),
melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Appendiks berisi makanan dan
mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan
lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi.
Appendikitis merupakan peradangan pada appendiks (umbai cacing). Kira-kira 7%
populasi akan mengalami appendikitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka.
Pria lebih cenderung terkena appendiksitis dibanding wanita. Appendiksitis lebih sering
menyerang pada usia 10 sampai 30 tahun.
Appendiksitis perforasi adalah merupakan komplikasi utama dari appendiks, dimana
appendiks telah pecah sehingga isis appendiks keluar menuju rongga peinium yang dapat
menyebabkan peritonitis atau abses.
Appendiktomi adalah pengangkatan terhadap appendiks terimplamasi dengan
prosedur atau pendekatan endoskopi.
B. Etiologi
- Penyebab belum pasti
- Faktor yang berpengaruh:
Obstruksi: hiperplasi kelenjar getah bening (60%), fecalit (massa keras
dari feses) 35%, corpus alienum (4%), striktur lumen (1%).
Infeksi: E. Coli dan steptococcus.
Tumor
C. Patognesis
Apa 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya appendiks:
1. Adanya isis lumen
2. Derajat sumbatan yang terus menerus
3. Sekresi mukus yang terus menerus
4. Sifat inelastis/tak lentur dari mukosa appendiks
Produksi mucin 1-2 ml/hari. Kapasitas appendiks 3-5 cc/hari. Jadi nyeri McBurney akan
muncul setelah terjadi sumbatan ± 2 hari.
D. Patofisiologi
Appendiks akut fokal:
Nyeri viseral ulu hati karena regangan
mukosa
Appendiks supuratif:
Nyeri pada titik McBurney peritonitis lokal
Appendiks gangrenosa
↓
Peritonitis
↓
Peritonitis umum
Apendiks terimplamasi dan mengalami edema sebagai akibat atau tersumbat, kemungkinan
oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses implamasi
meningkatkan tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat
secara progesif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen.
Akhirnya appendiks yang terimplamasi berisi pus.
Appendiksitis akut setelah 24 jam dapat menjadi:
1. Sembuh
2. Kronik
3. Perforasi
4. Infiltrat → abses
E. Manifestasi Klinik
1. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disrtai dengan demam ringan, mual,
muntah dan hilangnya nafsu makan.
2. Nyeri tekan local pada tititk McBurney bila dilakukan tekanan.
3. Nyeri tekan lepas dijumpai
Sumbatan: Sekresi mucus Tekanan intra lumen ↑ Gangguan drainase
limphe Oedema + kuman Ulserasi mukosa
Tekanan intra lumen ↑↑: Gangguan vena Thrombus Iskemia + kuman Pus
Tekanan intra lumen ↑↑↑: Gangguan arteri Nekrosis + kuman gangren
4. Terdapat konstipasi atau diare
5. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar dibelakang sekum
6. Nyeri defekasi, bila appendiks berada dekat rektal
7. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau
ureter.
8. Pemeriksaan rektal positif jika ujung appendiks berada di ujung pelvis
9. Tanda Rovsing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri kuadran kanan.
10. Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen
terjadi akibat ileus paralitik.
11. Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien
mungkin tidak mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks.
F. Pemeriksaan Diagnosis
1. Anamnesa
a. Nyeri (mula-mula di daerah epigastrum, kemudian menjalar ke
titik McBurney).
b. Muntah (rangsang visceral)
c. Panas (infeksi akut)
2. Pemeriksaan fisik
a. Status generalis
- Tampak kesakitan
- Demam (≥37,7 oC)
- Perbedaan suhu rektal > ½ oC
- Fleksi ringan art coxae dextra
b. Status lokalis
c. Defenmuskuler (+) → m. Rectus abdominis
d. Rovsing sign (+) → pada penekanan perut bagian kontra
McBurney (kiri) terasa nyeri di McBurney karena tekanan tersebut merangsang
peristaltic usus dan juga udara dalam usus, sehingga bergerak dan menggerakkan
peritonium sekitar apendiks yang sedang meradang sehingga terasa nyeri.
e. Psoas sign (+) → m. Psoas ditekan maka akan terasa sakit di
titik McBurney (pada appendiks retrocaecal) karena merangsang peritonium sekitar
app yang juga meradang.
f. Obturator sign (+) → fleksi dan endorotasi articulatio costa
pada posisi supine, bila nyeri berarti kontak dengan m. obturator internus, artinya
appendiks di pelvis.
g. Peritonitis umum (perforasi)
Nyeri diseluruh abdomen
Pekak hati hilang
Bising usus hilang.
h. Rectal touché: nyeri tekan pada jam 9-12
Alvarado score:
Digunakan untuk menegakkan diagnosis sebagai appendiksitis akut atau bukan, meliputi
3 simtom, 3 sign dan 2 laboratorium:
a. Appendiksitis pain 2 point
b. Lekositosis (>10 ribu) 2 point
c. Vomitus 1 point
d. Anoreksia 1 point
e. Erbound Tendenees Fenomen 1 point
f. Degre of celsius (>37OC) 1 point
g. Observation of hemogram (segmen> 72%) 1 point
h. Abdominal migrate pain 1 point
Total point 10
3. pemeriksaan penunjang
a. laboratorium
o Hb normal
o Leukosit normal atau meningkat (bila lanjut umumnya leukositosis,
>10,000/mm3)
o Hitung jenis: segmen lebih banyak
o LED meningkat (pada appendicitis infiltrate)
b. Rongent: appendicogram
Hasil positif berupa:
o Non-filling
o Partial filling
o Mouse tail
o Cut off
Rongent abdomen tidak menolong kecuali telah terjadi peritonitis.
G. Diagnosa Banding
1. Kehamilan ektopuk terganggu
2. Salphingitis akut (adneksitis)
3. Divertikel Mackeli
4. Batu ureter
5. Enteritis regional, gastroenteritis
6. Batu empedu
7. Pankreatitis
8. Cystitis
9. infeksi panggul
10. Torsi kista ovari
11. Endometriosisi
H. Penatalaksanaan
1. Appendiktomi cito (app akut, abses dan perforasi)
2. Appendiktomi elektif (app kronik)
3. Konservatif kemudian operasi elektif (app infiltrate)
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa appendiksitis telah ditegagkan. Antibiotik dan
cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgetik dapat diberikan setelah
diagnosa ditegagkan. Appendiktomi dilakukan segera mungkin untuk menurunkan risiko
perforasi. Appendiktomi dapat dilakukan dengan spinal anastesi atau anestesi umum dengan
insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi.
I. Kompilkasi
Komplikasi utama appendiksitis adalah perforasi appendiks yang dapat berkembang
menjadi peritonitis atau abses. Insidensi perforasi 10-32%. Perforasi terjadi 24 jam setelah
awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7OC atau lebih tinggi, penampilan
toksik dan nyeri abdomen atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
J. Persiapan preoperative
Infuse intravena digunakan untuk meningkatkan fungsi ginjal adekuat dan menggantikan
cairan yang hilang. Aspirin diberikan untuk mengurangi peningkatan suhu. Terapi
antibiotik dapat diberikan untuk mencegah infeksi. Bila ada kemungkinan atau terbukti ileus
paralitik, selang nasogastrik dapat dipasang. Enema tidak diberikan karena dapat
menimbulkan perforasi.
K. Penanganan posoperatif
Tempatkan pasien pada posisi semifouler karena dapat mengurangi tegangan pada insisi
dan organ abdomen yang membantu mengurangi nyeri. Analgetik diberikan untuk
mengurangi nyeri. Cairan per-oral dapat diberikan bila dapat mentoleransi. Pasien yang
mengalami dehidrasi sebelum pembedahan diberikan cairan secara intravena. Instruksi
untuk menemui ahli bedah untuk mengangkat jahitan pada hari ke 5-7. aktifitas normal
dapat dilakukan dalam 2-4 minggu.
L. Diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain:
Preoperatif:
Kurang pengetahuan tentang apendicitis dan pilihan pengobatan
berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (proses penyakit)
Pasca operatif:
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada
apendiktomi)
Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post
pembedahan
Pk: perdarahan
M. perencanaan
Preoperasi
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN : KURANG PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT B.D KURANG
PAPARAN SUMBER INFORMASI
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Pengetahuan tentang
penyakit, setelah diberikan
penjelasan selama 2 x ps
mengerti proses penyakitnya
dan Program perawatan serta
Therapi yg diberikan dg:
Indikator:
Ps mampu:
Menjelaskan kembali
tentang proses penyakit,
mengenal kebutuhan
perawatan dan pengobatan
tanpa cemas
NIC: Pengetahuan penyakit
Aktifitas:
1. Jelaskan tentang penyakit
apendiksitis
2. Jelaskan tentang program
pengobatan dan tindakan
operasi yang akan dilakukan
3. Jelaskan tindakan untuk
mencegah komplikasi
4. Tanyakan kembali
pengetahuan ps tentang
penyakit, prosedur prwtn dan
pengobatan
1. Meningkatan
pengetahuan dan mengurangi
cemas
2. Mempermudah
intervensi
3. Mencegah
keparahan penyakit
4. Mereviw
2. DX. KEPERAWATAN: NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI
KIMIA (PROSES PENYAKIT, DISKONTINUITAS JARINGAN)
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Kontrol nyeri, setelah
dilkukan perawatan selama 3x24
jam nyeri ps berkurang dg:
Indikator:
Menggunakan skala
nyeri untuk mengidentifikasi
tingkat nyeri
Ps menyatakan nyeri
berkurang
Ps mampu
istirahan/tidur
Menggunakan tekhnik
non farmakologi
NIC: Manajement nyeri
Aktifitas:
1. Lakukan penilaian terhadap
nyeri, lokasi, karakteristik dan
faktor-faktor yang dapat menambah
nyeri
2. Amati isyarat non verbal
tentang kegelisaan
3. Fasilitasi linkungan nyaman
4. Berikan obat anti sakit
5. Bantu pasien menemukan
posisi nyaman
6. Berikan massage di
punggung
7. Tekan dada saat latihan batuk
1. untuk menentukan
intervensi yang sesuai dan
keefektifan dari therapi yang
diberikan
2. Membantu dalam
mengidentifikasi derajat
ketidaknyamnan
3. Meningkatkan kenyamanan
4. Mengurangi nyeri dan
memungkinkan pasien untuk
mobilisasi tampa nyeri
5. Peninggin lengan
menyebabkan pasie rileks
6. Meningkatkan relaksasi dan
membantu untuk menfokuskan
perhatian shg dapat meningkatkan
sumber coping
7. Memudahkan partisipasi
pada aktifitas tampa timbul rasa
tidak nyaman
Post operasi
3. DX. KEPERAWATAN: NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI (INSISI
PEMBEDAHAN PADA APENDIKTOMI)
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Kontrol nyeri, setelah
dilkukan perawatan selama 3x24
jam nyeri ps berkurang dg:
Indikator:
Menggunakan skala
nyeri untuk mengidentifikasi
tingkat nyeri
NIC: Manajement nyeri
Aktifitas:
1. Lakukan penilaian terhadap
nyeri, lokasi, karakteristik dan
faktor-faktor yang dapat menambah
nyeri
2. Amati isyarat non verbal
1. untuk menentukan
intervensi yang sesuai dan
keefektifan dari therapi yang
diberikan
Ps menyatakan nyeri
berkurang
Ps mampu
istirahan/tidur
Menggunakan tekhnik
non farmakologi
tentang kegelisaan
3. Fasilitasi linkungan nyaman
4. Berikan obat anti sakit
5. Bantu pasien menemukan
posisi nyaman
6. Berikan massage di
punggung
7. Tekan dada saat latihan
batuk
2. Membantu dalam
mengidentifikasi derajat
ketidaknyamnan
3. Meningkatkan kenyamanan
4. Mengurangi nyeri dan
memungkinkan pasien untuk
mobilisasi tampa nyeri
5. Peninggin lengan
menyebabkan pasie rileks
6. Meningkatkan relaksasi dan
membantu untuk menfokuskan
perhatian shg dapat meningkatkan
sumber coping
7. Memudahkan partisipasi
pada aktifitas tampa timbul rasa
tidak nyaman
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN: DEFICITE SELF CARE B.D NYERI
NOC dan indikator NIC dan aktifitasRasional
NOC: Perawatan diri : (mandi,
berpakaian), setelah diberi
motivasi perawatan
selama 2x24 jam, ps
mampu melakukan mandi
dan berpakaian sendiri dg:
Indikator:
Tubuh bebas dari bau
dan menjaga keutuhan kulit
Menjelaskan cara mandi
dan berpakaian secara aman
NIC: Membantu perawatan diri pasien
Aktifitas:
1. Tempatkan alat-alat mandi
disamping TT ps
2. Libatkan keluarga dan ps
3. Berikan bantuan selama ps
masih mampu mengerjakan sendiri
NIC: ADL berpakaian
Aktifitas:
1. Informasikan pd ps dlm
memilih pakaian selama perawatan
2. Sediakan pakaian di tempat
yg mudah dijangkau
3. Bantu berpakaian yg sesuai
1. Mempermudah jangkauan
2. Melatih kemandirian
3. Meningkatkan kepercayaan
1. Memudahkan
intervensi
2. Melatih
4. Jaga privcy ps
5. Berikan pakaian pribadi yg
digemari dan sesuai
kemandirian
3. Menghindari nyeri
bertambah
4. Memberikan
kenyamanan
5. Memberikan
kepercayaan diri ps
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO INFEKSI BD TINDAKAN INVASIF, INSISI POST
PEMBEDAHAN
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Kontrol infeksi dan kontrol
resiko, setelah diberikan
perawatan selama 3x24
jam tidak terjadi infeksi
sekunder dg:
Indikator:
Bebas dari tanda-tanda
infeksi
Angka leukosit normal
Ps mengatakan tahu
tentang tanda-tanda infeksi
NIC: Perawatan payudara/ luka
Aktifitas:
1. Amati luka dari tanda2
infeksi
2. Lakukan perawatan
payudara dengan tehnik aseptic
dan gunakan kassa steril untuk
merawat dan menutup luka
3. Anjurkan pada ps utnuk
melaporkan dan mengenali tanda-
tanda infeksi
4. Kelola th/ sesuai program
NIC: Kontrol infeksi
Aktifitas:
1. Batasi pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat ps
3. Tingkatkan masukan gizi
yang cukup
4. Anjurkan istirahat cukup
5. Pastikan penanganan aseptic
daerah IV
6. Berikan PEN-KES tentang
risk infeksi
1. Penanda proses infeksi
2. Menghindari infeksi
3. Mencegah infeksi
4. Mempercepat penyembuhan
1. Mencegah infeksi sekunder
2. Mencegah INOS
3. Meningkatkan daya tahan
tubuh
4. Membantu relaksasi dan
membantu proteksi infeksi
5. Mencegah tjdnya infeksi
6. Meningkatkan pengetahuan
ps
6. DX. KEPERAWATAN: PK: PERDARAHAN
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Perdarahan berhenti,
setelah dilakukan
perawatan selama 4x24
jam perawat mampu
menghentikan perdarahan
dg Indikataor:
Luka sembuh kering,
bebas pus, tidak meluas.
HB tidak kurang dari 10
gr %
NIC: Pencegahan sirkulasi
Aktifitas:
1. Lakukan penilaian
menyeluruh tentang sirkulasi; cek
nadi, edema, pengisian kapiler,
dan perdarahan di saat merawat
mamae
2. Lakukan perawatan luka
dengan hati-hati dengan menekan
daerah luka dengan kassa steril
dan tutuplah dengan tehnik aseptic
basah-basah
3. Kelola th/sesuai order
1. Penanda gangguan sirkulasi
darah dan antisipasi kekurangan
HB
2. Menghentikan perdarahan
dan menghindari perluasan luka
3. Diberikan secara profilaksis
atau untuk menghentikn
perdarahan
7. DX. GANGGUAN POLA TIDUR BD KONDISI LINGKUNGAN YANG RAMAI
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Tidur, istirahat, sehat.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam klien
dapat terpenuhi kebutuhan
tidurnya
NIC:
1. Peningkatan tidur
Kaji aktifitas pola tidur klien
Jelaskan tentang pentingnya
tidur yang cukup selama sakit,
pola tidur yang biasanya
secara individu, dapat
dikumpulkan melalui pengkajian
yg komprehensif dan holistic,
dg Indikataor:
Jumlah jam tidur cukup
Pola tidur normal
Kualitas tidur cukup
Tidak sering terbangun
Merasa segar setelah
bangun tidur
Bangun pada waktu
yang direncanakan
TTV dalam batas
normal
Skala:
1. sangat bermasalah
2. bermasalah
3. sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah
terapi.
Monitor pola tidur dan catat
keadaan fisik, psikososial yang
menggangu tidur
Tambah jam tidur bila perlu
Diskusikan pada klien dan
keluarga tentang tehnik
peningkatan pola tidur.
2. manajemen lingkungan
batasi pengunjung
jaga lingkungan dari bising
tidak melakukan tindakan
keperawatan pada saat klien tidur
3. mengurangi cemas
tentukan tingkat kecemasan
latihan relaksasi
dibutuhkan untuk menentukan
penyebab gangguan
suara yang berlebihan dapat
menyebabkan gangguan tidur
kecemasan dan depresi
biasanya terjadi pada orang tua
dan dapat menyebabkan
imsomnia.
Relaksasi dapat membantu
klien mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK – UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP
dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-
Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA
Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah, Widya Medika, Yogyakarta.