lk3
TRANSCRIPT
5/13/2018 LK3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lk3 1/5
ELEKTRONIKA INDUSTRI
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Elektrik (K3)
1. Latar belakang
K3 merupakan system dan peraturan dalam suatu organisasi yang ditujukan untuk
keselamatan dan kesehatan kerja ,serta lingkungan dalam jajaran manajemen.
2. Fungsi K3
Mengendalikan atau menghilangkan bahaya yang telah diketahui untuk mencapai
tingkat resiko yang bias diterima, suatu tingkat yang ditentukan oleh organisasi ,perantaraan
,pengaturan dan karyawan.
Sebagai alat kendali untuk membantu manajemen dalam usaha mencapai sasaran
pencegahan kecelakaan, pencemaran lingkungan dan penyakit yang ditimbulkan dari dampak
aspek K3.Maka hokum peraturan, standart perusahaan merupakan hal yang sangat penting.
y Peraturan yang terkait dengan K3 (Hal ini dalam Elektrik Hazard):
Dasar hukum mengenai persyaratan keselamatan listrik tertuang pada Permen Tenaga Kerja
i. UU No.1 tahun 1970
o Permanaker No.Per.02/MEN/1983 tentang instalasi alarm kebakaran
automatic
o Permanaker No.Per.02/MEN/1989 tentang instalasi alarm penyalur petir
o PUIL (Persyratan Umum Instalasi Listrik) 2000.
o No.Per.04/MEN/1988. Prinsip prinsip keselamatan pemasangan listrik
Prinsip prinsip keselamatan pemasangan listrik antara lain :
a. Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan.
b.Mengindahkan syarat syarat yang telah ditetapkan (PUIL)
c. Harus menggunakan tenaga terlatih.
d. Bertanggung-jawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya.
5/13/2018 LK3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lk3 2/5
ELEKTRONIKA INDUSTRI
e. Orang yang diserahi tanggung-jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan
instalasi listrik harus ahli dibidang listrik, memahami peraturan listrik dan memiliki
sertifikat dari instansi yang berwenang
3. K3 dalam Praktek Kerja Listrik
Semua praktek kerja listrik harus sesuai dengan bagian yang berlaku dari Keselamatan dan
Kesehatan Administrasi (OSHA), National Fire Protection Association (NFPA), National Electrical
Code, Kode Keamanan Listrik Nasional, dan Negara mengadopsi Kode listrik.
1. Instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji sebelum dialiri listrik
oleh pegawai pengawas spesialis lstrik.
2. Instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung-jawab satu
tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan pemasangan instalasi.
3. Harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang retak, terutama
untuk tegangan menengah dan / atau tegangan tinggi yang dapat mengakibatkan
gangguan pada pengusahaan atau dapat menimbulkan kecelakaan.
4. Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi
juga pengaman, pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara dengan baik.
5. Jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan. Segera
dilakukan penggantian.
6. Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya harus dibebaskan
dari air, debu dan arang dan zat asam, antara lain dengan cara penyaringan.
7. Perlengkapan seperti relai lebih cepat terganggu kerusakannya. Oleh sebab itu harus
sering dilakukan pengujian terhadapnya.
8. Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja dan bahan yang
magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan listrik.
9. Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka / dilepas, harus dipasang
kembali pada tempatnya.
10. Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar di daerah yang dapat membahayakan
instalasi listrik.
5/13/2018 LK3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lk3 3/5
ELEKTRONIKA INDUSTRI
11. Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan mengadakan perbaikan dan perluasan
instalasi pada keadaan bertegangan ; dan dalam keadaan aman, perlengkapan listrik
harus terpelihara dengan baik.
12. Melakukan Sistem Pengamanan seperti Grounding baik pada bangunan atau mesin.
4. Dasar-dasar Prosedur Isolasi Listrik
Dasar Hukum Peraturan Isolasi tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor Per.
04/MEN/1985 Pasal 6. Isolasi merupakan bagian dari pengendalian bahaya ditempat kerja.
Isolasi yang dimaksud adalah mengisolasi sumber energi yang berbahaya sedemikian
sehingga dapat memberikan perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian
tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak sengaja atau lepasnya energiberbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cedera / sakit atau kerugian lain yang tidak
diinginkan. Diketahui ada lima kelompok energi yang berbahaya yang berpotensi
menimbulkan cedera atau penyakit terhadap personil bila tidak dikendalikan dengan benar.
a) Elektrikal
Energi listrik dapat berbentuk sirkit hidup (live circuit) atau arus residu (residual
current).
1.
Energi2. listrik dikelompokkan menjadi :
y Tegangan Tinggi (lebih dari 650 volt).
y Tegangan Rendah (tidak lebih dari 650 volt).
y Tegangan Sangat Rendah (tidak lebih dari 32 volt).
3. Energi listrik dianggap berbahaya bila arus listrik dapat menimbulkan cedera dengan
cara melewati tubuh.
b) Panas
Energi panas dapat berbentuk temperatur panas atau dingin. Energi panas ini dapat
berbahaya bila melampaui kemampuan tubuh untuk menahan temperatur itu.
5/13/2018 LK3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lk3 4/5
ELEKTRONIKA INDUSTRI
c) Bahan Kimia
Energi bahan kimia dianggap berbahaya bila berisi bahan bahan yang dapat menimbulkan
cedera atau penyakit melalui kontak dengan cara dihirup, diserap atau dicerna. Bahan kimia
biasanya dikelompokkan menjadi :-
1. Korosif
2. Mudah terbakar
3. Beracun
4. Oksidasi
5. Ledakkan
d) Radiasi
Radiasi atau sumber radioaktif dianggap berbahaya bila secara spontan mengeluarkanenergi dalam jumlah cukup banyak untuk menimbulkan perubahan terhadap struktur
molekul tubuh merusak organ organ. Radiasi dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Ioniasasi
2. Non-Ionisasi
e) Mekanikal
Energi mekanis dianggpap berbahaya bila energinya cukup besar untuk menimbulkan
cedera fisik pada orang. Energi mekanis dapat dikelompokkan menjadi :1. Gravitasi (karena posisi)
2. Tersimpan (pegas)
3. Hidrolik
4. Pneumatik
Sebagai bahan pengetahuan, berikut disampaikan contoh prosedur isolasi umum.
No Tahapan Yang diperlukan / tindakan :
1. Mengenali sumber energi yang berbahaya :
y Kenali semua sumber energi dan konfirmasikan bahwa titik isolasi utama telah
diketahui.
y Ketahuilah suatu instalasi atau alat yang berhubungan dan dapat menciptakan
bahaya.
5/13/2018 LK3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lk3 5/5
ELEKTRONIKA INDUSTRI
y Tetapkan jenis isolasi yang akan ditetapkan (individu / kelompok).
2. Memberitahukan kepada pihak terkait :
y Beritahu semua personil yang akan terkena imbas isolasi untuk mencegah
timbulnya masalah.y Bila perlu, beritahu pihak operasional bahwa instalasi atau alat yang
berhubungan harus diisolasi agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.
3. Mengisolasi sumber-sumber energi berbahaya :
y Isolasi sumber sumber energi berbahaya pada instalasi atau alat pada titik
titik isolasi utama dan menggunakan instruksi yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat.
y Gunakan scissor lock / pad lock atau master series lock. (Jangan menggunakan
alat Bantu untuk isolasi tombol tekan, alat sirkuit control, emergency stop,pull
wire switch compressor.
4. Memastikan potensial energi nol :
y Semua isolasi sumber energi berbahaya harus dites untuk memastikan bahwa
energi energi itu telah dikendalikan (potensial energi Nol).
y Periksa juga semua energi tersimpan dan pastikan telah diamankan, seperti :
chocking, pengeluaran tekanan, pemasangan barikade, dsb.
5. Memasang personal lock-out :
y Pasang personal lock out sesuai dengan sumber energi utama yang
berhubungan dimana ia bekerja.
6. Memulai pekerjaan
7. Menyelesaikan pekerjaan :
y Pastikan semua pekerjaan telah diselesaikan.
y Semua personal lock out dilepas.
y Beritahu semua pihak yang relevan atau terpengaruh mengenai maksud
menghubungkan kembali sumber energi.
y Pastikan alat dites dan mampu beroperasi kembali.
y Komunikasikan pada semua orang bahwa alat sudah dioperasikan.