literasi digital: strategi social enterprise sebagai
TRANSCRIPT
“Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai
Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan
Masyarakat Berdonasi Secara Online”
(Studi Kasus Kitabisa.com)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Amandafanny Silviana Putri
11170540000012
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021
i
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Amandafanny Silviana Putri
NIM : 11170540000012
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi berjudul “Literasi Digital: Strategi Social
Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform Dalam
Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara
Online (Studi Kasus Kitabisa.com),” merupakan
hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata I
(S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam
penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini
bukan hasil asli saya atau jiplakan karya orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 15 Juli 2021
Amandafanny Silviana Putri
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
“Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai
Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan
Masyarakat Berdonasi Secara Online”
(Studi Kasus Kitabisa.com)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Amandafanny Silviana Putri
11170540000012
Dibawah Bimbingan
Dr. Muhtadi, M.Si
NIP. 197506012014111001
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Literasi Digital: Strategi Social
Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform Dalam
Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara
Online (Studi Kasus Kitabisa.com)” telah diuji dalam
sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 15 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 15 Juli 2021
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Muhtadi, M.Si Dr. Wahyunengsih, M.Pd
NIP. 197506012014111001 NIP. 1985052020122009
Penguji I Penguji II
Dr. Tantan Hermansah, M.Si WG. Pramita Ratnasari,
S.Ant., M.Si
NIP. 19760617200501006 NIP. 197610022003122002
Pembimbing
Dr. Muhtadi, M.Si
NIP. 197506012014111001
iv
ABSTRAK
Amandafanny Silviana Putri
Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai
Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan
Masyarakat Berdonasi Secara Online (Studi kasus
Kitabisa.com)
Indonesia saat ini tengah menghadapi era revolusi
industri 4.0 dimana teknologi, informasi dan komunikasi
dapat diakses dengan mudah, cepat dan luas. Dengan ini,
menimbulkan dampak positif dan negatif di masyarakat
sehingga diperlukan adanya pemberdayaan berbasis
literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya
dalam menggunakan platform digital secara baik dan
bijak.
Penelitian dilakukan pada platform crowdfunding
Kitabisa.com dalam memberdayakan masyarakat untuk
berdonasi secara online, dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif yang disajikan dalam bentuk studi
kasus dan penjelasan deskriptif. Terdapat dua rumusan
masalah, yaitu (1) Bagaimana strategi (treatment)
Kitabisa.com dalam melakukan pemberdayaan masyarakat
berbasis literasi digital sehingga masyarakat berdonasi
secara online dan (2) Bagaimana respon dari para donatur
terhadap Kitabisa.com.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat
strategi dan treatment khusus Kitabisa yang menyesuaikan
performa dan karakteristik masing-masing platform.
Dengan company branding yang dibangun Kitabisa
melalui kejelasan dan kelengkapan fitur dalam aplikasi
dan website, serta konten-konten pada sosial media
Kitabisa dapat membentuk stimulus, organisme dan respon
para donatur sehingga menjadi berdaya untuk turut
berpartisipasi memberikan donasi secara online melalui
platform Kitabisa.com.
Kata Kunci: Literasi Digital, Paltform Crowdfunding,
Strategi, Sosial Media, SOR, Pemberdayaan Masyarakat
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji serta syukur penulis hanturkan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat dan keberkahan
yang telah diberikan-Nya penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring Salam
senantiasa tercurahkan kepada penyejuk hati Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam serta kepada
para keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi yang berjudul “Literasi Digital:
Strategi Social Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform
Dalam Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara
Online” selain menjadi salah satu persyaratan guna
mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) diharapkan juga
menjadi representasi bidang keIlmuan penulis selama
menjadi Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam
dalam memberdayakan masyarakat dengan berlandaskan
nilai-nilai keIslaman.
Tentunya, pada proses penulisan skripsi ini penulis
telah banyak mendapatkan bantuan serta dukungan baik
secara moril maupun materil. Maka, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Muhtadi, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam sekaligus
vi
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah luar biasa
meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
3. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., selaku
Sekretaris Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Rosita Tandos, M.A, M.ComDev, PhD., selaku
Dosen Pembimbing Akademik mahasiswa PMI
2017 yang telah mendidik dan menjadi role
model yang baik sehingga mampu memotivasi
penulis untuk banyak belajar dari perjuangan
hebat beliau.
5. Dosen-dosen pengajar selama perkuliahan di
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
atas segala dedikasi yang telah diberikan. Dan
semoga Allah senantiasa memberi keberkahan
dan keselamatan kepada beliau.
6. H. Sukatno, S.Pd., Ayah sekaligus cinta pertama
anak perempuanya yang tidak pernah bosan
dalam mendengarkan keluh kesah, menanamkan
cinta, dan mengajarkan banyak hal yang tak
terhitung. Terimakasih karena selalu memberi
arti dan mendukung serangkaian impian putrinya
untuk menjadi nyata.
vii
7. Mamah, Hj. Dawiyah perempuan tercinta yang
tiada ujung kasihnya dan tidak terhalang doa serta
keridhoannya. Terimakasih atas segalanya yang
tidak bisa terdefinisi.
8. Keluargaku tercinta, Fitria Puspitasari, Herlina
Damayanti, Devi Saraswati Andika, Muhammad
Arfandi Ramadhan, Raisa Ghina Rizvia dan para
keponakan atas doa, kasih sayang, semangat, dan
dukungannya sampai saat ini.
9. Terimakasih kepada diri sendiri yang telah
berjuang mengalahkan ego dan segala yang
melalaikan. Terimakasih telah bersedia untuk
bangun lebih pagi dan tidur lebih larut.
Terimakasih karena sudah percaya bahwa segala
impian memang harus diperjuangkan.
10. Insan Kamil, S.E., seorang yang lebih dari
sekedar teman. Terimakasih telah banyak
memberi arti dan menjadi bagian bagi penulis
mengarungi proses pendewasaan diri.
11. Sahabatku yang selalu menjadi tempat berlabuh
untuk mencurahkan segala kebahagiaan dan
keresahan hati juga pikiran. Indah Nuryati,
Huwaida Adilah dan Syifa Hayati. Terimakasih
karena selalu membersamai, dan semoga
senantiasa Allah jaga dan lindungi kalian.
12. Keluarga besar Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Angkatan 2017 dan HMJ PMI
masa bakti 2019 yang telah menjadi saksi
viii
perjalanan dan perjuangan penulis selama masa
perkuliahan.
13. Terutama kepada Geng Hamba Allah, Syafira
Nurina, Farah Alifah, Nurul, Rizkia Hanum dan
Diyanah Fadhilah. Terimakasih atas segala
canda, dan cerita yang telah tertuliskan.
Terimakasih telah menjadi alasan penulis untuk
beranjak ke kelas.
14. Kerabat sekaligus Keluarga Himpunan dan
Organisasi baik dalam dan luar kampus
(Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat,
Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi
Tanggerang Selatan, HMJ PMI UIN Jakarta,
UKM-Bahasa atau Foreign Languages
Association UIN Jakarta, Lembaga Pers
Mahasiswa Islam, DEMA UIN Jakarta, Karang
Taruna RW. 008, Pengurus Kohati Cabang
Ciputat) atas segala ilmu dan pengalamannya
selama penulis berproses.
15. Segenap pengurus dan teman perjuangan Djarum
Beasiswa Plus dan Beasiswa Bamuis BNI.
16. CEO dan tim Crack Indonesia tempat penulis
bekerja atas segala ilmu dan pengalamannya
sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
17. Tim Kitabisa.com dan Informan donatur yang
telah meluangkan waktu dan ilmunya sehingga
ix
penulis dapat memperoleh informasi secara jelas
mengenai materi pembahasan penelitian skripsi.
18. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat
peneliti sebutkan namanya satu persatu.
Semoga kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses penyusunan skripsi ini senantiasa diberikan
keberkahan, kelapangan dan kebaikan baik secara lahir dan
batin. Harapannya, semoga skripsi ini bisa menjadi ilmu
yang bermanfaat baik bagi penulis, para pembaca dan
masyarakat.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 Juli 2021
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR ISTILAH ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Batasan Masalah .............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................ 10
G. Metode Penelitian .......................................................................... 14
H. Sistematika Penelitian .................................................................... 31
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 34
A. Landasan Teori............................................................................... 34
1. Literasi Digital............................................................................ 34
2. Strategi ....................................................................................... 40
3. Social Enterprise ........................................................................ 48
4. Crowdfunding............................................................................. 52
5. SOR (Stimulus Organism Response) ......................................... 58
6. Pemanfaatan Media Internet....................................................... 63
7. Pemberdayaan Masyarakat ......................................................... 64
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 73
xi
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................... 78
A. Sejarah Kitabisa ............................................................................. 78
B. Value Kitabisa ................................................................................ 80
C. Struktur Organisasi Kitabisa .......................................................... 81
D. Izin Galang Dana Kitabisa ............................................................. 86
E. Biaya Operasional Kitabisa ............................................................ 87
F. Kolaborasi Kitabisa ........................................................................ 90
G. Syarat dan Ketentuan Kitabisa ....................................................... 92
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................................... 99
A. Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan Pemberdayaan Berbasis
Literasi Digital..................................................................................... 102
1. Komunikasi .............................................................................. 104
2. Edukasi ..................................................................................... 105
3. Kolaborasi ................................................................................ 108
4. Hiburan ..................................................................................... 109
B. Respon Dari Para Donatur Terhadap Kitabisa.com ..................... 111
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 120
A. Analisis Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan Pemberdayaan
Berbasis Literasi Digital ...................................................................... 124
1. Instagram .................................................................................. 126
2. Youtube .................................................................................... 141
3. Aplikasi dan Website ............................................................... 152
B. Analisis Para Donatur Kitabisa.com Berdasarkan Indikator SOR
166
1. Stimulus .................................................................................... 166
2. Organisme ................................................................................ 168
3. Respon ...................................................................................... 170
C. Analisis Pemanfaat Media Internet Berdasarkan Indikator Durasi
dan Frekuensi ...................................................................................... 170
xii
D. Analisis Nilai-nilai Pengembangan Masyarakat Islam terhadap
Kitabisa.com ........................................................................................ 174
1. Kejujuran (transparansi) ........................................................... 176
2. Keadilan ................................................................................... 177
3. Kepercayaan ............................................................................. 178
4. Kebersamaan dan saling tolong-menolong .............................. 179
5. Kepedulian ............................................................................... 180
6. Berorientasi ada keberlangsungan kehidupan di masa depan .. 181
BAB VI PENUTUP ................................................................................ 185
A. Kesimpulan .................................................................................. 185
B. Implikasi ...................................................................................... 193
C. Saran ............................................................................................ 194
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 196
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………...….. 200
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan donasi di Kitabisa ……………4
Tabel 1.2 Tabel Informan ……………………………..24
Tabel 3.1 Tim Penasihat Kitabisa ……………………..81
Tabel 3.2 Tim Eksekutor Kitabisa …………………….82
Tabel 5.1 Frekuensi&Durasi Pemanfaatan Media …..171
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ……………………………..77
Gambar 5.1 Survei Penggunaan Platform Sosial Media ………125
Gambar 5.2 Instagram Edukasi ……………………………….130
Gambar 5.3 Instagram Edukasi ……………………………….131
Gambar 5.4 Instagram Edukasi ……………………………….131
Gambar 5.5 Instagram Edukasi ……………………………….133
Gambar 5.6 Instagram Edukasi ……………………………….133
Gambar 5.7 Instagram Kolaborasi …………………………….137
Gambar 5.8 Instagram Kolaborasi …………………………….138
Gambar 5.9 Instagram Hiburan ……………………………….139
Gambar 5.10 Instagram Hiburan ……………………………...139
Gambar 5.11 Youtube Edukasi ……………………………….144
Gambar 5.12 Youtube Edukasi ……………………………….144
Gambar 5.13 Youtube Edukasi ……………………………….145
Gambar 5.14 Youtube Edukasi ……………………………….147
Gambar 5.15 Youtube Kolaborasi …………………………….148
Gambar 5.16 Youtube Kolaborasi …………………………….149
Gambar 5.17 Youtube Kolaborasi dan Hiburan ………………150
Gambar 5.18 Fitur Galang Dana ………………………………153
Gambar 5.19 Fitur Layanan Donasi …………………………..155
xv
Gambar 5.20 Halaman Campaign …………………………….156
Gambar 5.21 Halaman Cerita/Storytelling ……………………157
Gambar 5.22 Halaman Cerita/Storytelling ……………………157
Gambar 5.23 Fitur Doa dan Donasi Terkumpul ………………158
Gambar 5.24 Fitur Doa dan Donasi Terkumpul ………………158
Gambar 5.25 Fitur Layanan Zakat …………………………….159
Gambar 5.26 Fitur Kategori Galang Dana …………………….162
Gambar 5.27 Fitur Kolaborasi ………………………………...165
xvi
DAFTAR ISTILAH
Akun Pengaturan antara penyedia dengan
pengunjung platform yang diberikan
akses oleh penyedia platform terhadap
penggunaan berbagai fitur setelah
melakukan pendaftaran data pribadi,
nama pengguna dan kata sandi.
BANI Singkatan dari Badan Arbitrase Nasional
Indonesia, yaitu lembaga arbitrase yang
berbentuk perkumpulan berbadan hukum
melalui akta nomor 23 tanggal 14 Juni
2016, yang dibuat di hadapan Ny. Hj.
Devi Kantini Rolaswati, SH, M.Kn.
selaku Notaris di Jakarta, yang telah
mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan surat
keputusan nomor
AHU0064837.AH.01.07.
Beneficiary Campaigner yang telah terdaftar dalam
platform atau pihak lain selain
campaigner baik itu individu, kelompok,
badan usaha atau badan hukum yang
menerima manfaat atas dana dari suatu
campaign.
xvii
Dana Merupakan sumbangan atau donasi yang
dinyatakan dalam mata uang Rupiah
Dompet Dompet elektronik pada platform yang
telah disediakan oleh Kitabisa sebagai
layanan keuangan elektronik guna
menghimpun dan menyalurkan donasi.
Campaign Suatu usaha penggalangan dana untuk
maksud dan tujuan tertentu, termasuk,
namun tidak terbatas pada, kategori
bantuan medis, atlet dan fasilitas
olahraga, infrastruktur, pendidikan dan
beasiswa, difabel, umrah dan haji, panti
asuhan dan rumah ibadah, baik dengan
maupun tanpa janjian imbalan.
Campaigner Suatu individu, kelompok, badan usaha
atau badan hukum yang menggunakan
fasilitas penggalangan dana pada
platform untuk campaign tertentu yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan
campaign yang bersangkutan.
Donatur Seorang baik individu, kelompok, badan
usaha, maupun badan hukum yang
mendaftar ke platform guna mendukung
campaign dengan menyalurkan dana.
xviii
Fundraiser Seorang atau organisasi yang
memberikan dukungan terhadap
campaign yang dibuat dalam platform.
Konten Materi yang kemudian diunggah ke
dalam platform secara mandiri oleh
pengguna platform atau (user generated
content).
Laporan Pemberitahuan yang disampaikan oleh
pengunjung dan pengguna platform
kepada Kitabisa mengenai perihal yang
dianggap atau di duga telah melakukan
penganggaran sebagaimana yang telah
diatur dalam syarat dan ketentuan.
Pengguna Pengguna platform yaitu terdiri dari
campaigner dan beneficiary baik secara
langsung ataupun tidak sebagaimana
berlaku.
Pengunjung Pengunjung platform yaitu pihak yang
telah mengakses, membuka, dan
memperoleh informasi di Kitabisa.
Platform Merupakan wadah yang menggunakan
jejaring internet seperti aplikasi, website
dan sosial media untuk melakukan
transaksi dan memberikan fasilitas dalam
melakukan penggalangan dana secara
digital yang dikelola oleh PT. Kita Bisa
xix
Indonesia atau Yayasan Kita Bisa,
termasuk namun tidak terbatas pada situs
Kitabisa.com
Update Merupakan fitur yang ada pada halaman
campaign serta berfungsi untuk para
campaigner dalam memberikan
pemberitahuan kepada seluruh donator
melalui email yang dimuat secara
otomatis mengenai keadaan terbaru
campaign, alokasi penggunaan dana, dan
sebagainya.
Verifikasi Merupakan tindakan pemeriksaan
mengenai kebenaran dan kelengkapan
yang dilakukan oleh Kitabisa terhadap
akun, konten, dan pencairan dana
sebagaimana yang telah terdaftar yang
telah terdaftar, diunggah, dan
dimohonkan oleh pengguna platform
untuk keperluan lainnya berdasarkan
diskresi penuh penyedia layanan
Kitabisa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini tengah menghadapi era revolusi
industri 4.0 dimana segala hal yang berkenaan dengan
teknologi, informasi dan komunikasi bisa didapati dengan
mudah dan cepat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof.
Klaus Martin Schwab selaku Founder dan Executive
Chairman World Economic Forum dalam bukunya yang
berjudul "The Fourth Industrial Revolution” bahwa saat ini
dunia berada pada awal sebuah revolusi yang secara mendasar
telah membawa banyak perubahan, yaitu perubahan cara
hidup, cara bekerja dan cara berhubungan satu sama lain.
Salah satu karakteristik unik dari industri 4.0 yaitu
adanya pengaplikasian kecerdasan buatan atau “artificial
intelligence” sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan
lebih murah, efektif, dan efisien. Industri 4.0 sebagai fase
revolusi teknologi mampu mengubah cara beraktivitas
manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan
transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.
Dengan adanya pergerakan yang signifikan di era
revolusi 4.0 ini berdampak pada peningkatan penggunaan
internet di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di
tahun 2019 sampai 2020 penetrasi pengguna internet Indonesia
mengalami peningkatan sebesar 73,7% dan naik dari 64,8%
dari tahun 2018. Maka, jika dikaitkan dengan proyeksi BPS
2
mengenai populasi penduduk di Indonesia tahun 2019 sebesar
266.911.900 juta diperkirakan jumlah pengguna internet
Indonesia mencapai 196,7 juta pengguna. Jumlah ini
mengalami peningkatan dari 171 juta di tahun 2019 dengan
penetrasi 73,7% atau naik sekitar 8,9% (sekitar 25,5 juta
pengguna). Dan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh
Hootsuite dan We Are Social bahwa sampai pada Januari 2021
pengguna media sosial di Indonesia mencapai angka 170 juta
orang dan naik sebesar 10 juta orang atau 6,3% dari tahun
sebelumnya.
Akan tetapi, dengan begitu masifnya dinamika
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) di
Indonesia selain memiliki dampak positif tentu terdapat
dampak negatif apabila tidak diimbangi oleh pemberdayaan
masyarakat berbasis literasi digital. Diantaranya yaitu media
sosial bisa dipergunakan sebagai wadah untuk menyebarkan
ujaran kebencian, tindakan kejahatan seperti pencurian,
penipuan dan sebagainya, pencemaran nama baik, penyebaran
berita bohong, penyebaran konten ponografi dan prostitusi
online.
Berdasarkan informasi yang lansir dari laman
safenet.or.id (Southeast Asia Freedom of Expression Network)
diketahui bahwa sampai tahun 2020 dari 324 kasus pidana
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
terdapat 209 orang dijerat dengan kasus pencemaran nama baik
dan 76 kasus mengenai ujaran kebencian. Sedangkan untuk
kasus penyebaran berita bohong atau hoaks menurut informasi
3
dari Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen
Aplikasi Informatika Kominfo melalui laman liputat6.com dari
Maret 2020 sampai Januari 2021 terdapat 1.387 kasus hoaks
yang tersebar di platform digital.
Dengan adanya kompleksitas potensi dan permasalahan
dari perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK)
di era revolusi industri 4.0 maka diperlukan gerakan
pemberdayaan berbasis literasi digital sehingga masyarakat
dapat teredukasi dalam memanfaatkan sosial media dengan
bijak. Diharapkan dengan pemberdayaan literasi digital
Indonesia dapat menekan angka penyalahgunaan sosial media
secara optimal dan berkelanjutan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Global World
Digital Competitives Indeks sampai tahun 2020 literasi digital
di Indonesia meningkat ke peringkat 56 dan menurut Literasi
Digital Nasional 2020 level indeks tersebut telah berada diatas
rata-rata sedang setelah sebelumnya berada pada rata-rata
rendah. Akan tetapi, adanya peningkatan literasi digital di
Indonesia dinilai belum cukup maksimal sehingga diperlukan
adanya strategi dan konsistensi pemberdayaan literasi digital
secara berkelanjutan.
Literasi digital secara umum dapat dipahami sebagai
kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi,
informasi, dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,
memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten
atau informasi melalui kecakapan kognitif dan juga teknikal.
Dalam mendukung adanya Gerakan literasi digital ICT Watch
4
menggagas tiga kerangka bagian utama, yaitu proteksi
(safeguard), hak-hak (rights), dan pemberdayaan
(empowerment) dengan tujuan agar masyarakat secara
swadaya dan berdaya dapat mengisi ruang digitalisasi dengan
hal-hal yang positif.
Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis
literasi digital diperlukan adanya strategi-strategi yang tepat
sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa diperoleh secara
maksimal. Sebagaimana riset yang dilakukan pada PT. Kita
Bisa Indonesia sebagai perusahaan sosial yang memanfaatkan
platform digital untuk melakukan pengumpulan donasi secara
online terus mengalami peningkatan masyarakat yang
berpartisipasi dalam memberikan bantuan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui aplikasi kitabisa.com
sebagai berikut:
1.1 Tabel Perkembangan donasi di Kitabisa
Sumber: kitabisa.com/about-us
Dari tabel tersebut diketahui bahwa di tahun 2016 jumlah
donasi yang terkumpul sebesar 61 Miliar, dan mengalami
peningkatan yang signifikan sampai pada tahun 2019
terkumpul sebesar 752,30 Miliar. Dengan total 752,30 Miliar
Tahun Jumlah Donasi Terkumpul
2016 61 Miliar
2017 193 Miliar
2018 500 Miliar
2019 752,30 Miliar
5
yang terkumpul terdapat 3.850.333 orang baik berpartisipasi,
dengan rincian 63.964 penggalangan dana yang sudah
terfasilitasi dan 2.183 NGO/LSM yang turut bersinergis
bersama kitabisa.com.
Adanya progres yang signifikan tersebut memberi
gambaran bahwa kompetensi strategi kitabisa.com dalam
melakukan pemberdayaan literasi digital bisa dijadikan
pembelajaran dan role model bagi entitas masyarakat lainnya.
Seperti bagaimana strategi kitabisa.com dalam memberikan
kesadaran kognitif dan afeksi kepada masyarakat yang melihat
konten kitabisa.com untuk berpartisipasi dalam memberikan
donasi atau sekedar memberikan komentar positif dan turut
menyebarkan informasi kebaikan kepada orang lain di sosial
media mereka.
Untuk itu, dalam skripsi ini saya akan melakukan
penelitian mengenai bagaimana strategi dan treatment
kitabisa.com sebagai social enterprise yang bergerak di bidang
crowdfunding dalam melakukan pemberdayaan berbasis
literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya untuk
berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online di
platform Kitabisa.com. Dan untuk mengetahui bagaimana
respon dari para donatur terhadap strategi dan treatment yang
dilakukan oleh platform Kitabisa.com.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut di
bawah ini merupakan temuan sejumlah masalah terkait dengan
penelitian skripsi, sebagai berikut:
6
a. Indonesia saat ini tengah menghadapi perkembangan
teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) di era
revolusi industri 4.0 dimana terdapat dampak positif dan
negatif yang mesti disikapi dengan bijak.
b. Perkembangan masyarakat dalam mengakses internet
terutama sosial media terus meningkat. Akan tetapi,
terdapat beberapa dinamika dalam entitas masyarakat
untuk mampu beradaptasi dalam memanfaatkan
aksesibilitas internet.
c. Dalam menyikapi dinamika masyarakat dalam
memanfaatkan internet dan sosial media diperlukan
adanya edukasi dan pemberdayaan masyarakat berbasis
literasi digital sehingga penggunaan internet dan sosial
media dapat memberi manfaat.
d. Diperlukan adanya strategi-strategi dalam
mengupayakan pemberdayaan masyarakat berbasis
literasi digital agar tujuannya dapat diperoleh secara
optimal dan berkelanjutan.
e. Bagaimana strategi dan treatment yang dilakukan
kitabisa.com pada masing-masing platform (Aplikasi
Kitabisa.com, Instagram dan Youtube) dan bagaimana
respon dari para pendonasi kepada platform
crowdfunding Kitabisa.com.
C. Batasan Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah, maka peneliti
membuat formulasi secara ringkas, jelas dan spesifik terkait
permasalahan penelitian. Berikut pembatasan dan perumusan
masalah:
7
1. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah
disebutkan di atas, maka peneliti melakukan pembatasan
masalah agar tidak terjadi kekeliruan dan salah
penafsiran dalam penelitian kali ini:
a. Dalam penelitian ini studi kasus dilakukan di PT.
Kita Bisa Indonesia bersama Yayasan Kita Bisa
sebagai social enterprise melalui platform
crowdfunding dalam melakukan pemberdayaan
berbasis literasi digital sehingga masyarakat turut
berpartisipasi memberikan donasi secara online di
platform crowdfunding Kitabisa.com.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,
sebagai acuan untuk menghindari adanya kekeliruan dan
kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka
penulis melakukan perumusan masalah guna memudahkan
baik pembaca maupun peneliti dapat secara jelas memahami
penelitian yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi (treatment) yang dilakukan
Kitabisa.com pada masing-masing situs dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis literasi
digital sehingga masyarakat berdonasi secara online
(Studi kasus pada Aplikasi atau Website dan Platform
sosial media Instagram dan Youtube Kitabias.com)
b. Bagaimana respon dari para donatur terhadap
Kitabisa.com.
8
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Setelah menyusun rumusan masalah, maka akan
terbentuk tujuan dan manfaat penelitian secara spesifik dan
jelas.
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana strategi (treatment) yang dilakukan
Kitabisa.com pada masing-masing situs dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis literasi
digital sehingga masyarakat berpartisipasi dalam
memberikan donasi secara online (studi kasus pada
Aplikasi atau website, dan platform sosial media
Instagram dan Youtube Kitabisa.com). Serta, untuk
mengetahui bagaimana respon dari para donatur
terhadap Kitabisa.com sehingga menjadi berdaya dalam
memberikan donasi secara online melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu untuk
menambah khazanah ilmu dakwah, khususnya yang
berhubungan dengan unsur-unsur masyarakat Islam.
Adapun manfaat penelitian secara praktis yaitu:
a. Manfaat Akademis
1) Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi peneliti khususnya mengenai strategi
9
(treatment) yang dilakukan Kitabisa.com pada
masing-masing situs dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat berbasis literasi
digital sehingga masyarakat berpartisipasi
dalam memberikan donasi secara online (studi
kasus pada Aplikasi atau website, dan platform
sosial media Instagram dan Youtube
Kitabisa.com). Serta, untuk mengetahui
bagaimana respon dari para donatur terhadap
Kitabisa.com sehingga menjadi berdaya dalam
memberikan donasi secara online melalui
platform crowdfunding Kitabisa.com.
3) Menambah khazanah keilmuan bagi peneliti
dan pembacanya, khususnya memperkaya
pengetahuan bagaimana strategi pemberdayaan
berbasis literasi digital yang dilakukan oleh
perusahaan yang bergerak dibidang sosial
melalui platform crowdfunding.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi komunitas, lembaga atau
perusahaan dalam memberikan strategi
pemberdayaan masyarakat berbasis digital
terhadap perkembangan dunia dalam
memanfaatkan kemajuan teknologi, informasi, dan
komunikasi di era revolusi industri 4.0.
10
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian, mulanya peneliti
melakukan riset literatur pada penelitian terdahulu melalui
jurnal-jurnal ilmiah. Jurnal yang dipilih berupa penelitian
terdahulu yang dinilai memiliki kesamaan baik dalam variabel
atau objek penelitian tersebut. Tujuannya adalah untuk
membandingkan dengan tema yang akan diangkat dalam
penelitian ini. Berikut adalah kajian literatur yang akan
dibahas, sebagai berikut:
1. Pada penelitian yang berjudul “Strategi Digital
Branding Pada Startup Social Crowdfunding (Studi
Kasus Pada Kitabisa.com)” oleh Syahrul Hidayanto dan
Ishadi Soetopo Kartosapoetro dari Universitas Indonesia
peneliti membahas mengenai bagaimana strategi yang
dilakukan oleh kitabisa.com sebagai perusahaan rintisan
yang bergerak dalam bidang sosial dalam membangun
branding perusahaannya dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi 4.0.
Hasil penelitiannya yaitu kitabisa.com
membangun strategi branding startup nya dengan
berfokus pada ekuitas brand berbasis pelanggan, artinya
kitabisa.com mulanya menganalisis pasar kemudian
membangun aksi berdasarkan kebutuhan pasar atau
kliennya. Dalam meningkatkan awareness start up
dalam berkampanye kitabisa.com menggunakan tagar
yang menjadi ciri khas perusahaan yaitu #orangbaik dan
membuat story telling mengenai isu yang ingin diangkat
oleh klien, selanjutnya klien yang donasinya sudah
11
terkumpul diharuskan mem-follow up dengan narasi
yang fungsinya untuk meningkatkan awareness antara
klien, pendonor dan kitabisa.com. Selain meningkatkan
skala eksternal perusahaannya kitabisa.com juga sangat
mengutamakan internal branding yaitu dengan
mempererat hubungan internal antara sumber daya
manusia yang ada di dalam start up kitabisa.com.
Persamaan penelitian yang saya lakukan adalah
dengan menggunakan strategi sebagai variabel penelitian
dan mengkaji kitabisa.com sebagai studi kasusnya. Dan
perbedaannya yaitu lingkup variabel strategi yang saya
gunakan adalah strategi dalam konteks komunikasi di
sosial media, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan strategi digital branding yang berfokus
bagaimana cara perusahaan rintisan membangun
branding perusahaannya di masyarakat (baik dalam skala
internal maupun eksternal).
2. Tinjauan pustaka kedua dikaji melalui jurnal yang
berjudul “Atribusi Kewargaan Digital Dalam Literasi
Digital” oleh Yuda Pradana, mahasiswa Politeknik
Negeri Media Kreatif. Penelitian ini membahas
mengenai era saat ini yang membawa masyarakat
menjadi kewargaan digital yang memiliki keterikatan
dengan literasi digital. Berdasarkan informasi yang
diperoleh oleh peneliti bahwa warga negara digital harus
beradaptasi dalam memperoleh informasi dan
memanfaatkan keluasan media yang ada saat ini. Dalam
langkah adaptasi dengan digitalisasi tersebut maka
12
diperlukan adanya literasi digital agar dapat membentuk
masyarakat yang literat. Yaitu, masyarakat yang mampu
memilah informasi dengan data dan fakta yang benar dan
valid.
Selain itu, seorang warga negara harus dapat
mengidentifikasi kredibilitas sumber informasi dengan
rasional dan logis, serta tidak emosional. Berdasarkan
karakteristik generasi warga negara digital yang well
informed, aktif, kritis, care, etis, dan bertanggungjawab.
Harapannya upaya yang dilakukan oleh entitas
masyarakat dalam membangun literasi digital dapat
membantu kesejahteraan negara.
Selanjutnya, persamaan penelitian yang akan saya
lakukan adalah kesamaan mengenai penggunaan literasi
digital sebagai variabel penelitian. Dan persamaan
mengenai latar belakang penelitian yaitu adanya
perubahan pola dimasyarakat yang serba digital sehingga
menghendaki masyarakat untuk beradaptasi dengan
bijak dan berdaya dalam mengelola informasi dan
lainnya dari penggunaan jejaring digital.
Perbedaannya yaitu penelitian yang saya lakukan
mengkaji platform kitabisa.com sebagai studi kasus
penelitian sebagai perusahaan sosial yang bergerak
dalam bidang crowdfunding secara online.
3. Ketiga, paper Internasional yang berjudul
“Crowdfunding: Why People Are Motivated to Post and
Fund Projects on Crowdfunding Platforms” ditulis oleh
mahasiswa Northwestern University, yaitu Elizabeth M.
13
Gerber, Julie S. Hui, dan Pei-Yi Kuo. Pada penelitian ini
peneliti membahas secara detail mengenai faktor-faktor
yang memotivasi masyarakat dalam untuk memposting
dan memberikan donasi di platform crowdfunding.
Berdasarkan riset yang dilakukan faktor yang membuat
masyarakat termotivasi untuk memberikan donasi
diantaranya yaitu:
1) Mereka merasa tertarik dan percaya atas galang
dana yang di buka melalui platform berdasarkan review
yang dilakukan oleh seseorang yang telah memberikan
dana sebelumya. Pada review tersebut biasanya
pendonor merasa puas dan senang karena telah
memberikan sumbangsihnya. 2) Adanya fasilitas live
chat antara pemilik platform (penyedia layanan), orang
yang membuka donasi (pembuat konten), dan orang
yang memberikan donasi (pendonor) sehingga terjalin
interaksi yang menimbulkan rasa saling percaya dan
membutuhkan satu sama lain, 3) Terdapat jaminan untuk
terjalin komunikasi dan konektivitas jangka panjang
antara pendonor dan yang menerima bantuan tersebut, 4)
Pencipta tidak hanya termotivasi untuk mengumpulkan
dana, tetapi mereka juga termotivasi untuk
mengumpulkan dana dengan cara yang demokratis, 5)
Sebagai bentuk validasi diri bahwa terdapat interaksi dan
rasa percaya antara satu dengan lainnya, 6) Adanya
kesadaran kognitif masyarakat terhadap potensi dan
peluang yang luas dari sosial media, 7) Bukti awal
menunjukkan bahwa orang menjadi pemberi dana
14
setelahnya menyaksikan orang lain yang serupa berhasil
dalam crowdfunding, dan 8) pemberian hadiah dari
orang yang diberikan donasi kepada pendonor.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan
yaitu kesamaan tujuan penelitian yaitu untuk mencari
tahu bagaimana platform crowdfunding dapat
memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
memberikan donasi.
Dan perbedaannya adalah saya menggunakan
variabel strategi dan literasi digital dalam melakukan
analisis hasil penelitian. Selain itu, perbedaan pada studi
kasus yang dimana pada penelitian ini para para peneliti
mengambil tiga sample crowdfunding besar yang ada di
Amerika Serikat yang fokusnya untuk memberikan
bantuan modal usaha. Sedangkan penelitian yang saya
teliti dilakukan pada platform crowdfunding
kitabisa.com yang tujuannya untuk memberikan
kontribusi mengatasi masalah sosial baik dalam aspek
pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan lainnya di
Indonesia.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang saya lakukan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus
dan bersifat deskriptif. Untuk pembahasan lebih lanjut
dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendekatan Penelitian
15
Peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Yaitu, penelitian yang memiliki dasar
deskriptif untuk menganalisis dan mengkaji hasil
temuan penelitian secara mendalam. Sebagai panduan
dalam memfokuskan dan menggambarkan proses dan
makna yang terdapat dalam fenomena tersebut
penelitian kualitatif menggunakan landasan teori
(Hermawan 2018, 4).
Pada alur teori dan data penelitian kualitatif
berawal dari data lapangan dan menggunakan
landasan teori sebagai pendukung dan acuan.
Keunggulan menggunakan penelitian kualitatif
diantaranya yaitu dalam menginterpretasikan makna-
makna secara lebih mendalam dari sebuah fenomena
atau data empiris di lapangan. (Hermawan 2018, 5)
Moleong menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena
mengenai apa yang dipahami oleh subjek
penelitiannya, contohnya pelaku, persepsi, tindakan,
motivasi, secara holistik dan deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang
alamiah dan mengkajinya dengan metode ilmiah.
Berdasarkan penggolongan pendekatan
penelitian, penelitian kualitatif dapat dianalogikan
dengan apabila seseorang melakukan penelitian
dengan sasaran penelitian yang terbatas tetapi dengan
keterbatasan sasaran penelitian yang dianalisis
tersebut, peneliti mengkaji sebanyak mungkin data
16
mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian
walaupun sasaran penelitian terbatas, tetapi
kedalaman data atau kualitas data tidak terbatas.
Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka
penelitian ini semakin berkualitas.
Creswell dan Poth (2017) dalam (D.
Rachmawati and Solikhati 2020, 28) penelitian
kualitatif merupakan suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi serta memahami
suatu gejala sentral. Untuk mengetahui gejala sentral
tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian
atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum
dan luas. Informasi yang disampaikan oleh informan
kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis
tersebut dapat berupa gambaran atau deskripsi atau
dapat pula tema-tema. Dari data tersebut peneliti
membuat interpretasi untuk menangkap dan
mengungkapkan kembali makna yang dikemukakan
oleh informan.
1) Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PT. Kita
Bisa Indonesia melalui Yayasan Kita Bisa.
Alasannya Kitabisa.com merupakan platform
crowdfunding di Indonesia yang secara
konsisten telah berkontribusi menghimpun dana
dari masyarakat secara luas melalui platform
digital. Maka, menjadi sebuah pertanyaan
bagaimanakah strategi dan treatment yang
17
dilakukan oleh Kitabisa dalam memberdayakan
masyarakat melalui keterampilan literasi digital
sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam
memberikan donasi secara online.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Februari dimulai dari pengajuan proposal
skripsi sampai pada tahap sidang proposal dan
mendapati dosen pembimbing skripsi.
Kemudian, diteruskan sampai dengan selesai di
bulan Juni.
b) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah case
study research atau penelitian berdasarkan studi kasus
yang ditemukan. Studi kasus adalah metode
penelitian yang dilakukan secara intensif dan
terperinci mengenai suatu program, peristiwa dan
aktivitas baik yang dilakukan oleh perorangan,
sekelompok orang, lembaga atau organisasi tertentu
guna memperoleh pengetahuan secara terperinci
(Kurniawan 2017, 3).
Creswell menambahkan bahwa studi kasus
merupakan penelitian yang mengeksplorasi sistem
yang terikat. Maksudnya, penelitian dilakukan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan melalui
pengumpulan data secara mendalam dan terperinci
dari berbagai sumber informasi yang dapat dipercaya
dan dipertanggungjawabkan kesaksiannya.
Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan
18
melakukan wawancara, observasi lapangan secara
langsung, dan mengkaji berbagai sumber dokumen
yang sudah ada sebelumnya
Penelitian studi kasus bukan hanya ditujukan
guna memperoleh kesimpulan dan generalisasi
terhadap fenomena pada populasi dari jumlah sampel
tertentu, melainkan hanya sebatas pada kejadian atau
fenomena yang diteliti saja (Kurniawan 2017, 7).
Pada penelitian studi kasus data diperoleh secara
mendalam menggunakan teknik pencarian data
berupa wawancara, observasi, dan juga studi
dokumenter guna mendapatkan kesimpulan dari hasil
penelitian.
Dengan menggunakan metodologi penelitian
tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian
secara mendalam dengan menggunakan penjelasan
secara deskriptif mengenai Literasi Digital: strategi
Kitabisa.com sebagai social enterprise dalam
memberdayakan berdonasi secara online yang studi
kasusnya dilakukan di PT. Kita Bisa Indonesia
melalui Kitabisa.com.
2. Macam dan Sumber Data
Dalam memperoleh informasi sumber
penelitian peneliti mengkajinya melalui dua sumber
penelitian, yaitu:
a) Sumber Data Primer
Nasution dan Damanik, 2009 dalam
(Kurniawan 2017, 9) menjelaskan sumber data
19
primer adalah sumber pertama di mana sebuah
data dihasilkan dan diperoleh langsung dari
lapangan. Data ini dapat digali dengan
melakukan observasi dan wawancara
mendalam dengan informan. Data primer dapat
diperoleh dari hasil wawancara dengan tim dari
Kitabisa.com dan masyarakat dengan kategori
telah mengikuti akun sosial media Kitabisa
serta telah berdonasi secara online melalui
platform crowdfunding Kitabisa.com.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yang diperoleh
peneliti berasal dari buku-buku, jurnal,
informasi relevan yang diunggah ke internet
serta platform sosial media, dan sebagainya.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah PT. Kita Bisa
Indonesia bersama Yayasan Kita Bisa melalui
platform crowdfunding Kitabisa.com. Sedangkan
objek dari penelitian ini adalah strategi Kitabisa.com
dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi
digital sehingga masyarakat menjadi berdaya untuk
memberikan donasi secara online melalui platform
Kitabisa.com
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data adalah
bagian instrumen pengumpulan data yang
menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Ada
20
beberapa metode dalam teknik pengumpulan data
pada penelitian kualitatif, antara lain: wawancara
mendalam serta observasi partisipasi. Adapun teknik
yang digunakan peneliti pada penelitian kali ini
adalah:
a) Wawancara
Yaitu, proses dalam memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab baik secara bertatap muka antara
pewawancara dengan responden, maupun
melalui aplikasi yang dapat menghubungkan
keduanya secara virtual. Inti dan metode
wawancara ini bahwa di setiap penggunaan
metode ini selalu muncul beberapa hal, yaitu
pewawancara, responden, materi wawancara
dan pedoman wawancara.
Pewawancara adalah orang yang
menggunakan metode wawancara sekaligus dia
bertindak sebagai pemimpin dalam proses
wawancara tersebut. Responden adalah orang
yang diwawancarai, diminta informasi oleh
pewawancara. Materi wawancara adalah
persoalan yang ditanyakan kepada responden,
berkisar antara masalah dan tujuan penelitian.
Pedoman wawancara adalah analisa yang
digunakan untuk memandu jalannya
wawancara.
21
Dalam penelitian kualitatif tidak
mengenal istilah pengambilan sampel dan
populasi karena penelitian yang dilakukan tidak
bertujuan untuk melakukan generalisasi
terhadap populasi. Dan hasil dari penelitian
kualitatif adalah dengan memperoleh informasi
secara mendalam berdasarkan permasalahan
penelitian yang dikaji. Dengan ini, pada
penelitian kualitatif lebih dikenal istilah
“informan” bukan “populasi dan sampel”
(Heryana 2018, 1) .
Informan yang dipilih pada penelitian
kualitatif ditentukan guna menjelaskan kondisi
terkait fakta dan fenomena berdasarkan
informasi yang diperoleh dari informan itu
sendiri. Maka, hasil dari penelitian kualitatif
bukan untuk menggambarkan sikap dan
pengetahuan secara menyeluruh melainkan
untuk menjelaskan fenomena berdasarkan
informan itu sendiri. Itulah sebabnya pada
pemilihan informan pada penelitian kualitatif
ini harus memenuhi syarat kesesuaian
(apptopriateness).
Pada penelitian ini, informan sepenuhnya
ditentukan oleh peneliti yang artinya peneliti
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
cara penentuan informan yang ditetapkan secara
22
sengaja atas dasar kriteria atau pertimbangan
tertentu.
Dalam melakukan wawancara penelitian,
peneliti menggunakan informan kunci dan
informan utama untuk memperoleh informasi
pembahasan penelitian. informan kunci (key
person) yang dipilih sebagai responden
diantaranya yaitu: 1) orang-orang yang terlibat
secara langsung dalam suatu fenomena yang
tengah diteliti, 2) orang-orang yang menguasai
lapangan dan data administrasi, 3) orang-orang
yang ahli dalam bidang yang tengah diteliti.
Dan Informan utama yaitu orang yang
mengetahui secara teknis mengenai fenomena
yang tengah diteliti (Kurniawan 2017, 10).
Melalui wawancara, peneliti akan
menggali informasi dengan mengajukan
pertanyaan yang telah disusun kepada informan
terkait. Sehingga dari proses wawancara ini,
peneliti mendapatkan data yang akan menjadi
bahan untuk menyelesaikan karya ilmiah.
Dalam menentukan kriteria informan
penulis memilih berdasarkan peran informan
dinilai dari kondisi mengetahui informasi yang
sesuai dengan masalah penelitian (Heryana
2018, 10). Untuk itu, peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa pihak guna
memperoleh data yang akurat dan sesuai
23
dengan permasalahan yang dibahas dalam
penelitian.
Peneliti melakukan wawancara dengan
tim Kitabisa.com yang spesifik bekerja dalam
bidang yang diperlukan dalam menjawab
pertanyaan mengenai strategi atau treatment
yang dilakukan melalui keterampilan literasi
digital, diantaranya yaitu wawancara dengan
Nadia selaku Contentwritter, Iqbal Syamsuri
selaku Graphic Designer, dan Iqbal Hariadi
selaku Head of Brand and Communication
Kitabisa.com.
Untuk mengetahui bagaimana respon
masyarakat yang telah berdonasi dengan
strategi (treatment) yang dilakukan Kitabisa
dalam memberdayakan masyarakat melalui
kecakapan literasi digital. Maka, peneliti juga
melakukan wawancara dengan masyarakat
yang telah mengikuti akun sosial media dan
telah berdonasi secara online melalui platform
Kitabisa.com.
Selanjutnya, peneliti menggunakan
metode theoritical sampling. Yaitu, suatu
proses penelitian untuk menentukan data apa
yang harus diperoleh, bagaimana metode yang
dipergunakan, informan yang memberikan data
atau informasinya berdasarkan teori dan
rumusan masalah yang telah dibuat
24
sebelumnya. Pengumpulan data tersebut
kemudian dikendalikan dan ditentukan oleh ide-
ide konseptual yang muncul pada saat peneliti
melakukan analisis data dan bukan berdasarkan
hasil dari perhitungan statistik pada awal
penelitian.
1.2 Tabel Informan
Nama Pembahasan
Informasi Metode Keterangan
Iqbal
Hariadi
Membahas
mengenai
strategi dan
treatment
Kitabisa
secara
keseluruhan
Secara virtual
melalui
platform
dan Email
Tim Kitabisa
sebagai
Head of Brand
and Communi-
cation
Nadia
Membahas
mengenai
strategi dan
treatment
Kitabisa
dalam sudut
pandang
Content
Writter
Secara virtual
melalui
platform
pesan
dan telepon
Tim Kitabisa
sebagai
Content
Writter
Iqbal
Syamsuri
Membahas
mengenai
strategi dan
Secara virtual
melalui
platform
Tim Kitabisa
sebagai
25
treatment
Kitabisa
dalam sudut
pandang
seorang
Graphic
Design
dan
Graphic
Design
Angga
Kristianto
Membahas
mengenai
respon dalam
sudut pandang
donatur
mengenai
strategi dan
treatment
Kitabisa
Secara ofline
atau langsung
Donatur
Kitabisa.
com
Muhamad
Irwan
Membahas
mengenai
respon dalam
sudut pandang
donatur
mengenai
strategi dan
treatment
Kitabisa
Secara virtual
melalui
platform
pesan
Donatur
Kitabisa.
com
Fauzan
Noor
Membahas
mengenai
respon dalam
Secara virtual
melalui
Donatur
Kitabisa.
com
26
sudut pandang
donatur
mengenai
strategi dan
treatment
Kitabisa
Aplikasi
Zoom
Candida
Putri
Membahas
mengenai
respon dalam
sudut pandang
donatur
mengenai
strategi dan
treatment
Kitabisa
Secara virtual
melalui platform
pesan whatsApp
Donatur
Kitabisa.
com
Sumber: diolah oleh Peneliti
b) Observasi
Arikunto, 2002 dalam (Kurniawan 2017,
11) menjelaskan metode observasi diartikan
sebagai pengamatan yang dilakukan pada suatu
objek penelitian dengan menggunakan
pancaindra secara optimal.
Dalam melakukan observasi peneliti
menggunakan pancaindranya, yaitu mata untuk
melihat dan menyaksikan situasi kondisi yang
ada di Indonesia, serta melihat upaya yang
dilakukan Kitabisa dalam platform Aplikasi
atau Website dan platform sosial media
27
Instagram dan Youtube dalam memberdayakan
masyarakat melalui keterampilan literasi
digital. Dan peneliti juga menggunakan
pancaindra telingan untuk mendengar dan turut
merasakan bagaimana strategi dan treatment
yang dilakukan Kitabisa dalam platform
tersebut.
5. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data, peneliti
menggunakan model Miles and Huberman (Kualitatif
2013, 12) teknik-tekniknya adalah:
a) Reduksi Data
Yaitu kegiatan untuk merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Maka,
data-data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran secara jelas dan
mendetail sehingga memudahkan peneliti
dalam melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
Pada penelitian ini penulis mereduksi data
yang diperoleh secara langsung dari narasumber
dan juga informasi yang didapati secara online
pada platform aplikasi dan sosial media
Kitabisa dengan membagi atau memetakan data
tersebut berdasarkan analisis teori dan
permasalahan yang dibutuhkan. Penulis
memilah mana informasi yang sesuai dengan
28
rumusan masalah penelitian untuk dikaji secara
mendalam dan memilah untuk tidak
dipergunakan informasi yang tidak sesuai
dengan pembahasan penelitian.
b) Penyajian Data
Merupakan proses penelitian yang dilakukan
setelah data atau informasi telah tersusun.
Kemudian, dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat kualitatif.
Setelah peneliti telah selesai dalam
mereduksi data berdasarkan informasi yang
diperlukan dan sesuai dengan pembahasan
penelitian. Penulis kemudian melakukan
display atau penyajian data dengan membuat
bagan kerangka pikir sehingga pembahasan
penelitian dapat tersusun dengan rapi sehingga
penulis menjadi lebih mudah untuk memahami
informasi tersebut.
c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Temuan
Setelah data disajikan maka selanjutnya adalah
proses penarikan kesimpulan dan verifikasi
temuan. Yaitu dapat berupa deskripsi atau
gambaran sebuah objek yang sebelumnya masih
29
remang-remang tau belum jelas sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif. Verifikasi
dilakukan dengan berlandaskan reduksi dan
penyajian data yang merupakan jawaban atas
rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian.
Pada penelitian ini, penulis kemudian
melakukan verifikasi hasil temuan informasi
dengan menarik kesimpulan dari data yang
telah diperoleh dengan mencari hubungan atau
keterkaitan teori dengan data yang diperoleh,
kemudian menganalisis persamaan dan
perbedaan informasi yang disampaikan oleh
masing-masing narasumber yang telah
diwawancara.
6. Teknik Validasi Keabsahan Data
Pada teknik validasi data, peneliti
menggunakan metode triangulasi. Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dengan melakukan triangulasi peneliti
bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian
sekaligus untuk menguji kredibilitas suatu data
melalui berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data. Kegunaan triangulasi adalah
untuk mentracking adanya data atau informasi yang
tidak sesuai antara satu informan dengan informan
30
lainnya. Artinya triangulasi menjadi penting pada
proses keabsahan data penelitian sehingga dapat
mengambil kesimpulan dari sumber informasi yang
berbeda sehingga akan menghasilkan penelitian yang
lebih akurat dan sesuai.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
yaitu penulis mendapatkan data dan informasi daei
sumber informan yang berbeda-beda dengan
menggunakan Teknik yang sama.
7. Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada
buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
31
H. Sistematika Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang berisi
jawaban mengenai latar belakang mengapa
penelitian ini perlu dilakukan. Bagian ini
memberikan gambaran mengenai topik
penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena
itu, pada bab pendahuluan ini memuat beberapa
bagian yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan teoritis adalah penegasan landasan teori
dari isi penelitian yang meliputi; 1) pengertian
literasi digital, 2) pengertian dan indikator
strategi, 3) pengertian social enterprise, 4)
pengertian crowdfunding platform, 6) pengertian
SOR (stimulus, organism, response), 7)
pengertian pemanfaatan media, dan 8)
pengertian dan indikator strategi pemberdayaan
masyarakat, Serta terdapat kerangka berpikir
mengenai analisis data temuan yang akan
dibahas pada penelitian ini.
BAB III GAMBARAN UMUM
Gambaran umum penelitian membahas tentang
informasi dari subjek penelitian yang meliputi
company profile Kitabisa.com sebagai
32
perusahaan yang bergerak dibidang sosial
“social enterprise.”
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Data dan temuan penelitian membahas tentang
hasil wawancara yang dilakukan dengan tim
Kitabisa.com yang bekerja dalam bidang yang
spesifik dengan materi penelitan. Dan wawancara
yang dilakukan dengan masyarakat dengan
kategori telah mengikuti akun sosial media dan
telah berdonasi melalui platform Kitabisa.com.
BAB V PEMBAHASAN
Analisis data adalah bentuk pengolahan data
menjadi informasi sehingga karakteristik data
bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan. Analisis data dalam penelitian ini
membahas tentang bagaimanakah strategi
(treatment) yang dilakukan oleh Kitabisa dalam
melakukan pemberdayaan berbasis literasi
digital sehingga masyarakat menjadi berdaya
dalam berdonasi secara online melalui platform
Kitabisa.com. Kemudian, peneliti juga
melakukan analisis penelitian mengenai respon
para donatur terhadap strategi dan treatment
Kitabisa.com.
BAB V PENUTUP
Penutup merupakan bagian akhir dari penelitian
yang telah dibuat yaitu meliputi Kesimpulan,
Implikasi dan Saran.
33
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber
bacaan atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan
dalam penulisan karya ilmiah.
LAMPIRAN
Lampiran adalah berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian dan dalam penulisan hasil-hasilnya menjadi suatu karya
tulis ilmiah, dan analisis data menjadi suatu karya tulis ilmiah, dan
analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah. Setiap
lampiran diberi nomor urut.
34
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Literasi Digital
Menapaki penetrasi pengguna internet di era
revolusi industri 4.0 yang sebelumnya berjumlah 50 juta
jiwa di tahun 2010 dan mengalami peningkatan sebanyak
tiga kali lipat menjadi 171 juta jiwa pengguna di tahun
2018 memberi kesimpulan bahwa di era revolusi 4.0
partisipasi masyarakat bergerak secara dinamis dalam
memanfaatkan kemudahan dan keluasan penggunaan
jejaring internet.
Akan tetapi, selain dampak positif juga terdapat
dampak negatif dari penggunaan internet bagi
masyarakat yang belum bisa beradaptasi dan berdaya
dalam menggunakan teknologi, informasi, dan
komunikasi secara bijak. Diantaranya yaitu maraknya
kasus ujararan kebencian atau hate speech, penyebaran
berita bohong atau hoaks, penyebaran konten ponografi
sampai pada pembuatan jejaring prostitusi online. Untuk
itu, diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat
berbasis literasi digital yang bertujuan agar transformasi
dan adaptasi dari kehidupan bermasyarakat yang semula
masih menggunakan sistem tradisional kini berubah
menjadi serba digital dapat berjalan dengan baik, aman
dan nyaman.
Menurut UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization) literasi digital yaitu
35
keterampilan seseorang dalam menggunakan teknologi,
informasi, dan komunikasi untuk menemukan,
mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan
mengkomunikasikan konten atau informasi dengan
kecakapan kognitif maupun teknikal. Japelidi (Jaringan
Pegiat Literasi Digital) membagi literasi digital menjadi
10 kompetensi, yaitu: mengakses, menyeleksi,
memahami, menganalisis, membuktikan, mengevaluasi,
mendistribusi, memproduksi, berpartisipasi, dan
kolaborasi.
Dalam buku “Kerangka Literasi Digital Indonesia”
dijelaskan bahwa literasi digital adalah kemampuan
seorang dalam menggunakan teknologi, informasi, dan
komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,
memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan
konten atau informasi dengan keterampilan kognitif dan
juga teknikal. Indriyana dalam (Masitoh 2018, 20)
berasumsi bahwa literasi bukan hanya berkaitan dengan
baca tulis, melainkan mencakup kemampuan dalam
membaca, memahami, dan mengapresiasi berbagai
bentuk komunikasi secara kritis. Serta, kecakapan
seorang dalam memahami dan menanggapi makna yang
ada didalamnya.
Literasi Digital menurut Paul Gilster dalam
bukunya “Digital Literacy” adalah keterampilan
seorang untuk memahami dan menggunakan informasi
dalam berbagai sumber melalui aksesibilitas jejaring
komputer. Diperkuat oleh Eshet-Alkalai bahwa dalam
36
literasi digital seorang bukan hanya dikatakan mampu
dalam mengakses dan mengoperasikan perangkat digital,
melainkan berkaitan dengan keterampilan dalam aspek
kognitif, motorik, sosiologis, dan emosional yang
kompleks (Elya umi Hanik 2020, 192).
Hague dan Payton dalam (Akbar and Anggraeni
2017, 31) literasi digital adalah keterampilan individu
dalam menerapkan keterampilan fungsional pada
perangkat digital sehingga mampu menemukan dan
memilih informasi, berpikir kritis, melakukan hal yang
kreatif, dan juga berkolaborasi dengan orang lain secara
komunikatif tanpa mengabaikan keamanan elektronik
serta konteks sosial dan budaya yang berkembang.
Vanwynsberghe, Boudry, Verdegem dalam
(Rianto 2019, 26) menuliskan bahwa gagasan literasi
digital saat ini diharapkan bisa menciptakan pengguna
menjadi kritis dalam menerima, memproduksi, dan
membagikan pesan-pesan melalui media online. Hal
tersebut dianggap penting karena kegagalan dan
kekeliruan dalam menggunakan media sosial bisa
menyebabkan kondisi ketidakberdayaan. Pendapat ini
diperkuat oleh Gomeza, Tirado-Moureta, dan Hernando-
Gomez bahwa literasi digital merupakan keterampilan
yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan di era
industri kreatif yang lebih kompetitif demi mewujudkan
masyarakat yang berpengetahuan inklusif dan berdaya.
Chaffe dan Matzger dalam (Rianto 2019, 26)
menjelaskan saat ini media sosial telah menghilangkan
37
“gatekeeper” sehingga bisa menambah skala kuantitas
partisipan secara lebih massif dan luas. Hal ini
dikarenakan pesan yang tersebar sifatnya tidak sebatas
one to one melainkan juga one to many dan many to
many. Dengan ini diharapkan dengan pemberdayaan
berbasis literasi digital, masyarakat dapat memiliki
keterampilan dalam berliterasi sehingga informasi,
komunikasi dan segala bentuk tindakan melalui jejaring
media online bisa menjadi hal yang bermanfaat baik
untuk pengguna dan juga masyarakat luas.
Literasi digital sebagai rangkaian gerakan melek
media terus diupayakan dalam meningkatkan kontrol
seorang dalam memanfaatkan potensi dan keluasan
media sosial yang dipergunakan untuk saling berkirim
dan menerima pesan. Tujuannya agar individu tersebut
dapat berdaya dalam memfilter dan memiliki kontrol
penggunaan informasi dan hiburan di sosial media. Steve
Wheeler dalam (Elya umi Hanik 2020, 193–94)
menggagas sembilan komponen utama literasi digital
dalam tulisannya yang berjudul “Digital Literacies for
Engagement in Emerging Online Cultures” sebagai
berikut:
a) Social Networking yaitu terdapat kehidupan sosial
yang bersifat online. Artinya, manusia dapat saling
terhubung antara satu dengan lainnya dengan
layanan yang dimuat dalam sosial media.
Contohnya seorang yang memiliki smartphone
tentu memiliki satu diantara banyaknya akun
38
jejaring sosial atau layanan sosial, seperti:
WhatsApp, Instagram, Facebook, Go-Jek,
Bukalapak, Linkedin, dan lainnya.
Akan tetapi, diperlukan adanya kehati-hatian
dan pemetaan dalam memanfaatkan keluasan dan
kemudahan tersebut sesuai dengan kebutuhan
masing-masing individu, seperti: seorang yang
ingin menggunakan transportasi umum dengan
mudah bisa memanfaatkan layanan ojek online,
dan seorang yang ingin mencari pekerjaan bisa
memanfaatkan layanan Linkedin. Keterampilan
memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan setiap
situs jejaring sosial pun berbeda sehingga perlu
mengetahui sekaligus menguasai fungsi-fungsi
dasar dari setiap fitur yang ada. Literasi digital
memberikan jalan bagaimana seharusnya
berjejaring sosial yang baik.
b) Transliteracy yaitu kemampuan memanfaatkan
segala platform yang berbeda khususnya untuk
membuat konten, mengumpulkan, membagikan
hingga mengkomunikasikan melalui berbagai
media sosial, grup diskusi, dan berbagai layanan
online yang tersedia.
c) Maintaining Privacy yaitu memahami dari segala
jenis cybercrime seperti pencurian online lewat
kartu kredit (carding), mengenal ciri-ciri situs
palsu (phishing), penipuan via email dan lain
sebagainya.
39
d) Managing Digital Identity yaitu keterampilan
dalam mengetahui bagaimana cara menggunakan
identitas yang tepat di berbagai jaringan sosial dan
platform lainnya.
e) Creating Context yaitu keterampilan dalam
membuat konten yang kreatif dan menarik di
berbagai aplikasi online dan platform di media
sosial.
f) Organising and sharing content adalah mengatur
dan berbagi konten informasi agar lebih mudah
tersebarkan. Misalnya pada pemanfaatan situs
social bookmarking atau menggunakan adds
sehingga memberikan kemudahan dalam
menyebarkan informasi yang bisa diakses oleh
banyak pengguna di internet.
g) Reusing or Repurposing Content yaitu
keterampilan dalam membuat isi dari berbagai
jenis informasi yang tersedia hingga memproduksi
konten baru dan bisa dipakai kembali untuk
beberapa kebutuhan.
h) Filtering and Selecting Content yaitu keterampilan
dalam memilah, menyaring dan melakukan
penelusuran berita sesuai dengan hal-hal yang
diinginkan dan dibutuhkan, seperti melalui
beberapa alamat URL di situs internet.
i) Self Broadcasting yaitu keterampilan dalam
mendistribusikan gagasan-gagasan yang baru atau
ide personal dan isi multimedia, seperti lewat
40
Wkis, Forum atau Blog. Hal tersebut merupakan
jenis partisipasi secara online melalui jejaring
sosial media.
Berdasarkan kajian literatur diatas dapat
disimpulkan bahwa literasi digital adalah keterampilan
seorang dalam menggunakan teknologi, informasi, dan
komunikasi baik secara teknis maupun non teknis
(seperti: keterampilan dalam menelaah ide dan informasi
yang didapati melalui TIK secara kritis). Selain itu,
literasi digital adalah keterampilan seorang dalam
beradaptasi menggunakan keluasan dan kemudahan dari
pengoperasian teknologi, informasi dan komunikasi
(TIK) secara bijak dan berdaya sehingga optimalisasi
pemanfaatan dari teknologi, informasi dan komunikasi
(TIK) dapat diperoleh baik bagi penggunanya maupun
orang lain.
2. Strategi
Menurut MarkPlus&Co di era revolusi industri 4.0
konsep marketing tradisional harus melakukan redefinisi
menjadi konsep bisnis strategis yang tidak lagi hanya
digagas secara fungsional. Dalam konsep ini perusahaan
diminta untuk bergerak secara dinamis mengikuti
kecepatan perubahan lingkungannya menjadi apa yang
disebut sebagai “Marketing Company.” Marketing
Company adalah perusahaan yang bergerak bukan
semata-mata untuk “marketing oriented dan market
driven” melainkan perusahaan yang memiliki “value
creating business” sehingga perusahaan mempunyai
41
nilai yang jelas dalam mewujudkan goals yang telah
dicanangkan pada strategi perusahaan.
Strategi itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) edisi kelima berarti rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Igor Ansoff 1990 dalam (Chaniago 2014, 89)
menjelaskan strategi adalah suatu proses manajemen,
hubungan antara lembaga dengan lingkungan yang
terdiri dari perencanaan strategi, perencanaan kapabilitas
dan manajemen perubahan. Dalam menyusun strategi
agar berjalan sesuai dengan harapan juga harus
disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas yang
dimiliki berdasarkan sumberdaya yang ada (Chaniago
2014, 88).
Dr. Husein Umar dalam bukunya yang berjudul
“Desain Penelitian Manajemen Strategik" menjelaskan
bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus,
serta dilakukan berdasarkan sudut pandang mengenai hal
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Pendapatnya diperkuat oleh Stephanie K. Maurus yaitu
strategi adalah suatu proses dalam tahapan penentuan
rencana oleh para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, juga mengenai cara
dan tahapan yang diupayakan dalam mencapai suatu
tujuan tersebut. Pendapat ini sesuai dengan pandangan
Porter mengenai strategi sebagai alat yang sangat penting
dalam mencapai suatu keunggulan bersaing. Dan
42
Chandler berasumsi bahwa strategi adalah alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan perusahan yang
berkaitan dengan hal-hal, seperti tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas yang dilakukan
dalam alokasi sumber daya.
Pengertian mengenai strategi tersebut tampaknya
sudah menjadi hak paten untuk disepakati sebagaimana
yang dijelaskan oleh Martin Reeves, Knut Haanaes, dan
Janmejaya Sinha dalam bukunya yang berjudul “Your
Strategy Needs A Strategy: How to Choose and Execute
the Right Approach” bahwa ketika ditanya mengenai
strategi sebagian besar orang akan berpikir mengenai
bagaimana cara kita menyusun suatu rencana, belajar
mengenai situasi yang ada, mendefinisikan sebuah hal
yang menjadi tujuan, kemudian mulai menggambarkan
bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam
menggapai itu semua. Akan tetapi, dalam bukunya
dijelaskan ada hal yang sering dilupakan dalam
mencapai tujuan dari strategi tersebut, yaitu apakah
pendekatan yang dilakukan cukup efektif dengan situasi-
kondisi yang ada saat ini?
Dalam bukunya Martin Reeves, Knut Haanaes, dan
Janmejaya Sinha memberikan problem solving
mengenai strategi yang harus dilakukan dalam
mewujudkan strategi yang telah dicanangkan sesuai
dengan dinamika perkembangan lingkungan sehingga
berjalan dengan efektif dan sesuai harapan. Yaitu,
dengan merepresentasikan strategi yang mereka sebut
43
sebagai “Five Strategy Environments”, yaitu sebagai
berikut:
a) Classical yaitu dengan melakukan analisis dasar
mengenai keunggulan kompetitif yang sesuai
dengan kapabilitas perusahaan dan
memperkirakan strategi yang dilakukan agar hal
tersebut terus mengalami peningkatan secara
berkelanjutan. Kemudian, perusahaan menyusun
rencana untuk membangun dan mempertahankan
keuntungan posisi yang telat diperoleh secara ketat
dan efisien.
b) Adaptive yaitu dalam lingkungan yang adaptif
keuntungan dapat diperoleh apabila perusahaan
mampu beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan dengan terus melakukan eksperimen
dan mengidentifikasi opsi baru yang lebih cepat
dan ekonomis daripada yang lain.
c) Visionary yaitu perusahaan bisa menganalisis
permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat,
kemudian mengeksekusinya menjadi inovasi dan
problem solving sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Ketika menjadi yang pertama maka
perusahaan harus bertahan untuk terus menjadi
yang utama, dan apabila bukan menjadi yang
pertama maka perusahaan bisa mengimajinasikan
hal baru dan mengemas kembali dengan lebih
kreatif.
44
d) Shaping yaitu perusahaan dapat secara kolaboratif
membentuk industri untuk keuntungan mereka
dengan mengatur aktivitas pemangku kepentingan
lainnya.
e) Renewal yaitu perusahaan pertama-tama harus
melestarikan dan membebaskan sumber daya
memastikan kelangsungan hidupnya dan
kemudian memilih salah satu dari empat
pendekatan lainnya untuk meremajakan
pertumbuhan dan memastikan kemakmuran
jangka panjang.
Strategi secara luas memiliki beragam pengertian
sesuai dengan tingkat keperluan pada masing-masing
rumpun ilmu pengetahuan. Akan tetapi, bila dipahami
kesemuanya memiliki benang merah yang sama yaitu
merupakan representasi dari apa yang dikaji,
direncanakan, dan diupayakan dalam mencapai tujuan
tertentu yang telah disepakati dalam kurun waktu yang
ditentukan. Untuk memberikan penjelasan lebih khusus
pada penelitian ini, maka akan dikaji secara mendalam
mengenai pengertian dari strategi perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan konsumen secara efektif
di sosial media.
Daryanto dalam (Ahmadi and Supriyono 2019, 4)
menjelaskan bahwa efektivitas komunikasi
membutuhkan dua strategi yaitu: Pertama, strategi pada
aspek yang digunakan dalam merepresentasikan aspek-
aspek komunikasi seperti kejelasan, ketepatan, konteks,
45
alur yang sistematis serta memperhatikan budaya
setempat yang berlaku. Kedua, membangun strategi
yang efektif meliputi siapa tokoh yang menjadi mitra
bicara, tujuan perusahaan melakukan komunikasi,
menyesuaikan budaya dan menggunakan media dan
sarana yang sesuai.
Solis, Brian dalam (Ahmadi and Supriyono 2019,
5) menggagas empat C strategi komunikasi dalam
mengoperasikan sosial media, yaitu:
a) Context “how we frame our stories” yaitu cara
yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan
yang ingin disampaikan kepada audiens.
b) Communication “the practice of sharing our story
as well as listening, responding, and growing”
yaitu suatu praktek yang dilakukan dalam
menyampaikan, membagikan, mendengarkan,
merespon, dan mengembangkan suatu pesan
kepada audiens.
c) Collaboration “working together to make things
better and more efficient and effective” yaitu cara
bekerjasama antara pemberi dan penerima pesan
dengan tujuan agar komunikasi tersebut dapat
terjalin secara efektif dan efisien.
d) Connection “the relationships we forge and
maintain” yaitu terjalin hubungan yang terbina
antara pemberi dan penerima pesan.
Lon Safko dan David K. (BENABIO 2012,
43:673) dalam bukunya yang berjudul “The Social
46
Media Bible: Tactics, Tools, and Strategies for Business
Succes” mengkaji bagaimana kebanyakan perusahan
melakukan strategi komunikasi dengan para pelanggan
atau audiensnya. Kemudian, mengukur apakah hal
tradisional yang biasa dilakukan tersebut efektif untuk
digunakan pada masa sekarang dan apakah hasilnya
berkelanjutan atau tidak.
Berdasarkan studi kasus yang dilakukannya, Lon
Safko dan David K. Brake menjelaskan pendapatnya
mengenai strategi dalam berkomunikasi di sosial media
meliputi empat indikator, yaitu sebagai berikut:
a) Komunikasi yaitu strategi terpenting dalam
melakukan interaksi di sosial media adalah
interaksi yang dilakukan bersifat dua arah. Artinya,
sosial media bisa dipergunakan untuk saling
bertukar pikiran, dan memberikan komentar. Dari
hal tersebut perusahaan bisa mengambil benang
merah dari pesan yang disampaikan secara cepat
dan terukur.
b) Kolaborasi yaitu belajar dari Wiki dan Apple yang
memberikan ruang pada pelanggan turut
berkolaborasi untuk saling memberikan informasi,
tanggapan, review, tips pengguna, dan sebagainya
di sosial media mengenai experience mereka
dalam menggunakan layanan tersebut memberikan
pengaruh yang baik mengenai brand awareness
perusahaan.
47
Dengan cost atau biaya yang murah
pemanfaatan pengaplikasian dan publikasi secara
kolaboratif memberikan potensi bagi perusahaan
untuk berjejaring dengan banyak pihak dan dengan
kolaborasi ini perusahaan bisa mengumpulkan
kearifan kolektif “collective wisdom” dari
pelanggan dan audiens yang bermanfaat bagi
perusahaan.
c) Edukasi yaitu media sosial dimanfaatkan untuk
mendidik dan memberdayakan para pelaku media
sosial. Beberapa peralatan media sosial dapat
membuat proses pendidikan lebih mudah dan
dinamis karena karakteristik dari media sosial yang
bersifat massal, cepat, dan heterogen (beragam).
Media sosial juga bisa menjadi sarana edukasi
kepada audiens. Proses berbagi ilmu dan
keterampilan di media sosial juga mampu
mendukung customer engagement yang sedang
dibangun.
d) Hiburan yaitu perusahaan bisa memanfaatkan
hiburan untuk membangun relasi yang lebih dekat
dengan audiens. Media sosial juga menerapkan
pilar hiburan, yang tidak hanya menghibur tetapi
menjadi suatu komoditas baru. Komoditas tersebut
dikemas dalam bentuk yang tidak komersil tapi
pada dasarnya itulah komoditas utamanya.
Berdasarkan landasan teori mengenai strategi yang
telah dijelaskan, maka peneliti menganalisis temuan dan
48
hasil penelitian menggunakan indikator strategi yang di
gagas oleh Lon Safko dan David K. Brake dalam
bukunya yang berjudul “The Social Media Bible:
Tactics, Tools, and Strategies for Business Success”
mengenai “The Four Pillars and Social Media
Strategy”.
3. Social Enterprise
Perusahaan sosial atau yang lebih ramah dengan
sebutan social enterprise adalah sebuah inovasi bisnis
yang mengkolaborasikan antara nilai ekonomi dengan
nilai sosial. Yaitu, suatu representasi dari adanya potensi
usaha yang keuntungan utamanya bukan hanya
diperuntukan secara pribadi atau hanya untuk
pembiayaan operasional perusahaan itu saja, melainkan
juga untuk membantu masyarakat dalam mengatasi
masalah sosial yang ada.
Di Amerika Serikat kegiatan social enterprise
dilakukan dengan berorientasi pada kegiatan ekonomi
yang melayani tujuan sosial, meskipun pada awalnya
secara garis besar hal tersebut masih dilakukan dengan
samar dan dalam lingkup yang luas. Sampai saat ini
social enterprise kemudian dipandang sebagai respon
inovatif terhadap masalah pendanaan organisasi, yang
merasa semakin sulit untuk meminta sumbangan dan
hibah pemerintah dan yayasan.
Martin dan Osberg dalam (Mitchell 2011, 6) dari
social enterprise adalah perusahaan menunjukan
ketertarikan dan tujuannya untuk menjalankan aksi-aksi
49
sosial dengan cara memanfaatkan keuntungan dari
praktek berbisnis. Hal ini menjadi menarik karena bisa
memadukan antara konsep organisasi nirbala dengan
praktek komersial perusahaan yang mengambil
keuntungan dari produk atau layanan perusahaan.
Diperkuat oleh Kotler dan Levy pada intinya,
tujuan perusahaan adalah memaksimalkan penyampaian
nilai kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan
baik yang bersifat komersial maupun sosial. Hibbert,
Hogg, dan Quinn dalam (De et al. 2015, 2) social
enterprise menganalisis masalah sosial sebagai peluang
dalam membentuk model bisnis baru yang bermanfaat
bagi pemberdayaan masyarakat. Ditambahkan oleh
Rhenald bahwa dalam social enterprise tidak hanya
orang kaya saja yang dapat berpartisipasi dalam
memberikan donasi, melainkan orang miskin pun
mampu.
Jelasnya, dengan adanya konsep social enterprise
suatu kegiatan sosial yang sebelumnya berjalan dengan
menggarap konsep non-profit seperti organisasi nirbala
tradisional kini memiliki wajah baru dengan melibatkan
kegiatan yang sifatnya komersial dan bisa dimanfaatkan
selain untuk dijadikan modal atau pembiayaan dari
kegiatan sosial, juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi
pembiayaan operasional organisasi atau perusahaan
tersebut (seperti biaya administrasi perusahaan atau gaji
karyawan). Hal tersebut dianggap penting karena dengan
50
adanya manajemen dan pembiayaan operasional
organisasi atau perusahaan dan pemberian gaji yang
layak dengan baik, maka berdampak juga pada
peningkatan kualitas kinerja sumber daya manusia yang
bertugas dalam mengelola dan melaksanakan aksi-aksi
sosial tersebut.
Gregory Dess seorang Profesor di Stanford
University dalam (De et al. 2015, 4) mengatakan social
enterprise mengkolaborasikan semangat yang besar
untuk menjalankan misi sosial dengan penuh
kedisiplinan dan inovasi yang lazim berlaku di dunia
bisnis komersial. Artinya, dalam social enterprise
praktik keduanya direpresentasikan (hybrid) dalam
mewujudkan tujuan dan target perusahaan. Dalam laman
www.dbs.com dijelaskan terdapat lima elemen penting
yang mesti hadir dalam social enterprise, yaitu:
a) Misi atau dampak sosial
b) Pemberdayaan
c) Prinsip bisnis yang etis
d) Reinvestasi dana untuk misi sosial
e) Kesinambungan
Certo dan Miller dalam (Ardiansyah 2018, 8–9)
menjelaskan tiga indikator social enterprise, yaitu:
a) Memiliki misi untuk kepentingan sosial
b) Performa atau value yang dibangun perusahaan
bersifat sosial
c) Pemanfaatan sumber daya
51
Mark J. Lorange dalam “Product or Service
Development” menjelaskan terdapat kesamaan dalam
proses mengembangkan produk atau layanan antara
social enterprise dan entrepreneur. Akan tetapi, dalam
aksinya terdapat perbedaan-perbedaan yang signifikan,
yaitu sebagai berikut:
a) Business Purpose yaitu dalam entrepreneur tujuan
utama dalam berbisnis adalah untuk
memaksimalkan keuntungan perusahaan,
sedangkan tujuan utama dalam social enterprise
produk atau jasa yang ditawarkan harus memiliki
kekuatan atau value untuk melakukan misi sosial
b) Funding Sources yaitu dalam social enterprise
para pendonor yang memberikan donasi tentu
memiliki tujuan khusus untuk mengatasi masalah
sosial. Untuk itu, diperlukan adanya keselarasan
kebutuhan antara pendonor dengan klien yang
akan diberikan bantuan.
c) Customer Acquisition and Marketing yaitu social
enterprise dapat memanfaatkan misi sosial dan
jaringan pendukungnya untuk menghasilkan
proposisi penjualan yang menarik dengan
menggabungkan produk atau pelayanan yang
diberikan dengan urgensitas tujuan sosial.
d) Operations Plan yaitu social enterprise akan
mengambil potensi sumber daya manusia secara
luas untuk turut berkontribusi dalam memberikan
sumbangsihnya yang bermanfaat bagi perusahaan.
52
Ekspansi brand awareness perusahaan juga dapat
dilakukan dengan memanfaatkan jejaring dengan
banyak orang yang terlibat dalam perusahaan.
Di era revolusi industri 4.0 social enterprise mulai
menjadi tren atau mode baru bagi entitas masyarakat
yang ingin bersinergi bersama dalam mengatasi masalah
sosial. Bagi pendiri perusahaan sosial kini tidak lagi risau
atas bayang-bayang gulung tikar karena tidak adanya
pendonor (baik dari kalangan pemerintah, swasta atau
individu) yang menyatakan untuk undur diri.
4. Crowdfunding
Di era masifnya perkembangan teknologi,
informasi dan komunikasi praktek crowdfunding sebagai
alternatif untuk mendapatkan akses sumber keuangan
dari pendonor semakin ramai diupayakan. Berdasarkan
sejarahnya, konsep crowdfunding lebih dahulu dikenal
sebagai praktek dari konsep yang lebih besar yaitu
crowdsourcing. Dalam crowdsourcing, kata crowd
digunakan untuk mendapatkan ide, pendapat, masukan,
dan solusi, sedangkan dalam crowdfunding hasil spesifik
yang diharapkan hanya berupa pemberian dana atau uang
(Warapsari 2020, 5).
Berasal dari padanan katanya “crowd” berarti
“kerumunan” dan “funding” berarti “pendanaan”
artinya crowdfunding adalah suatu pengumpulan
pendanaan yang bisa diperoleh dari banyak orang.
Meskipun terdengar baru, di Indonesia nilai yang
terdapat dalam crowdfunding sudah lama dipraktekan
53
dengan sebutan “urunan” atau “patungan” dan kegiatan
itu dilakukan secara langsung dengan metode “door to
door” atau “talk to talk” tanpa memanfaatkan teknologi
internet.
Meminta uang dari kerumunan berbeda dengan
upaya penggalangan dana tradisional seperti
mengamankan dana dari bank, pemodal ventura, dan
yayasan. Dalam prakteknya, orang yang membutuhkan
bantuan dana hanya bertugas untuk membuat konten
pada profil di platform crowdfunding dan menjelaskan
tujuannya, penggunaan dana yang direncanakan, dan
jadwal waktu untuk mencapai target donasi yang
dikumpulkan. Crowdfunding menggunakan teknologi
web dan sistem pembayaran online yang ada untuk
memudahkan transaksi antara pencipta (orang yang
meminta dana) dan donatur (orang yang memberi
donasi).
Crowdfunding menurut Wade dalam (Aziz,
Nurwahidin, and Chailis 2019, 98) yaitu sebagai suatu
proses pengumpulan dana atau modal yang biasanya
dilakukan melalui media internet untuk memenuhi
keperluan pendanaan proyek usaha dengan mekanisme
pengumpulan uang kecil dari banyaknya peserta donatur
dana yang umumnya memiliki minat dan ideologi yang
sama. Pendanaan proyek yang dimaksud bisa dalam arti
proyek usaha bisnis dan juga proyek aksi-aksi
kemanusiaan. Dalam pendanaan aksi-aksi sosial
54
platform crowdfunding biasanya dikelola oleh suatu
perusahaan sosial “social enterprise” dengan
memanfaatkan platform internet melalui situs media
sosial atau website.
Platform crowdfunding merupakan representasi
terbaik dari adanya penggunaan digital humanities.
Yaitu, dengan memasukan projek sosial yang
menggunakan pendekatan humaniora yang
memanfaatkan kecakapan berbasis digital sehingga
kegiatan humaniora tersebut dapat berjalan secara lebih
luas. Sebagaimana yang diasumsikan oleh Tomczak dan
Brem dalam (Hidayanto and Kartosapoetro 2020, 22)
yaitu di dunia digital crowdfunding dapat didefinisikan
sebagai open call untuk mengumpulkan dana melalui
internet dalam bentuk sumbangan, hadiah atau imbalan
dalam mendukung inisiatif yang bertujuan untuk
melakukan misi sosial.
Dalam jurnal (Hidayanto and Kartosapoetro 2020,
22) dijelaskan beberapa upaya sosial seperti yang
memiliki tujuan kemanusiaan cenderung mengikuti
model patronase. Yaitu, dengan menempatkan
penyandang dana di posisi dermawan, yang
mengharapkan tidak ada pengembalian langsung untuk
kontribusi mereka. Model patronase berbasis pada
donasi dan terwujud ketika pemberi dana tidak menerima
imbalan atas pendanaannya selain altruisme,
kedermawanan, promosi pribadi dan perusahaan. Model
55
ini tidak hanya dapat menyediakan dana yang diperlukan
untuk proyek-proyek sosial, tetapi juga dapat
menyebabkan legitimasi yang lebih tinggi melalui
interaksi dan partisipasi masyarakat.
Untuk itu, praktek crowdfunding dinilai potensial
untuk direpresentasikan pada organisasi amal dan
lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan aksi-
aksi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana
pendapat Bijker dan Pinch dalam (Nurhadi and
Irwansyah 2018, 7) bahwa keadaan teknologi sebagai
konstruksi sosial lintasannya bergantung kepada banyak
faktor sosial dan hubungan antar kelompok sosial yang
dalam hal ini artinya crowdfunding merupakan bentuk
konstruksi sosial dalam teknologi (social construction of
technology).
Dalam konteks keuangan sosial, dana yang
digalang dan dihimpun dapat digunakan untuk tujuan-
tujuan sosial kemanusiaan maupun tujuan pemberdayaan
masyarakat. Seperti menggalang dana untuk membantu
meringankan beban korban bencana alam disuatu daerah.
Adapun secara komersial, maka crowdfunding ini dapat
dilakukan dengan cara mengajak investasi yang tidak
terlalu besar, yang dana tersebut kemudian digunakan
untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang bersifat
produktif
56
Pada umumnya (Aziz, Nurwahidin, and Chailis
2019, 98) menjelaskan indikator dan mekanisme
crowdfunding dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Pemeran utama yaitu kreator yang menggagas
penggalangan dana. Mekanisme yang dijalankan
terlebih dahulu seorang kreator melakukan
registrasi sesuai dengan ketetapan yang ada di
platform. Setelah itu, kreator atau menyertakan
proposal atau konten yang berisi latar belakang,
waktu penggalangan, dan tujuan diadakannya
penggalangan dana.
b) Portal crowdfunding yaitu sebagai media
penghubung (intermediary). Yaitu, Platform
crowdfunding bertugas untuk melakukan seleksi
proposal yang dikirimkan dengan menentukan
layak atau tidaknya proyek didanai. Apabila usulan
diterima, maka pihak pengelola platform akan
memberitahukan kepada kreator bahwa proyek
penggalangan dana telah berhasil ditampilkan
untuk selanjutnya ide penggalangan dana tersebut
akan diiklankan dan ditampilkan pada beranda
portal web dan selama berjalannya periode
penggalangan dana pada halaman platform
crowdfunding.
c) Masyarakat yaitu sebagai pendonor atau
penyandang dana. Mekanismenya yaitu jika
mereka tertarik untuk menjadi donatur maka para
57
pendonor bisa mengikuti langkah-langkah yang
diatur oleh platform dalam melakukan donasi.
Teknologi pelayanan crowdfunding bersifat
transparan karena para pendonor dapat melihat siapa saja
yang telah memberikan donasi beserta jumlah yang telah
diberikan. Para pendonor juga diperkenankan memilih
secara sukarela untuk memperlihatkan namanya atau
tidak (anonim) sehingga ketika berdonasi pendonor tidak
perlu canggung untuk memberikan donasi dalam skala
kecil, dan para pendonor juga akan termotivasi untuk
ikut berdonasi meskipun nominal yang diberikan
tidaklah besar.
Secara rinci Risdah dalam (Bhawika 2017, 53)
menjelaskan konsep crowdfunding memiliki potensi
besar untuk diimplementasikan di masa kini karena
beberapa faktor, diantaranya yaitu:
a) Semakin banyak orang mempercayai metode
pembayaran secara daring
b) Jaringan sosial semakin memungkinkan orang
untuk saling berkomunikasi kepada koneksinya
dengan mudah
c) Teknologi yang ada sekarang ini memungkinkan
pembayaran daring dilakukan dengan aman
d) Komunitas dan crowd daring dapat dengan mudah
bersama-sama bertemu secara daring untuk
menginisiasi suatu proyek tertentu
e) Semakin banyak kisah sukses terkait proyek yang
didanai dengan crowdfunding
58
f) Crowdfunding terkait dengan pengalaman
komunitas yang memberikan manfaat bersama
bagi partisipannya
g) Keuntungan lain yang didapat oleh penyandang
dana adalah privasi.
Dengan adanya potensi tersebut, terhitung sejak
tahun 2011 di Indonesia diantaranya terdapat platform
yang bergerak dalam bidang crowdfunding diantaranya
yaitu Gagas.web.id, Mari Membantu, Linimas(s)a,
Patungan.net, Wujudkan, Modal.in, BursaIde.com,
Kitabisa.com, Ayo Peduli, dan Gandeng Tangan.
Dan dalam skala dunia crowdfunding yang masuk
kedalam top 10 pada tahun 2018 yaitu Kickstarter (US,
2009), Indiegogo (US, 2008), Patreon (US, 2013), Go
Fund Me (US, 2010), Crowdrise (US, 2010), Pledge
Music (UK, 2009) Razoo (US, 2007), Rocket Hub (US,
2010), Crowdfunder (UK, 2011) dan Give (US, 2016).
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan
dapat dipahami bahwa crowdfunding adalah suatu
inovasi yang memberikan kemudahan dan keluasan
dalam menghimpun dana dari para pendonor melalui
platform atau website yang dikelola oleh perusahaan atau
lembaga pelayanan sosial dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi melalui
jejaring internet.
5. SOR (Stimulus Organism Response)
Teori Stimulus Organism Response (SOR)
merupakan model klasik komunikasi yang banyak
59
mendapat pengaruh dari teori psikologi. Dalam sudut
pandang objek dan material baik ilmu komunikasi dan
ilmu psikologi memiliki kesamaan objek yaitu manusia
dan jiwanya yang meliputi komponen kognisi, afeksi,
konasi, opini dan sikap.
Model SOR dikembangkan sejak tahun 1974 oleh
Mehrabian dan Russel yang menjelaskan mengenai
hubungan antara tiga komponen utama yang meliputi
rangsangan (stimulus), makhluk hidup (organism), dan
reaksi terhadap rangsangan (response). Jelasnya akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Stimulus
Dalam kerangka SOR Dalam kerangka SOR
maka stimulus dikonseptualisasikan sebagai faktor
yang mampu mempengaruhi internal organisme
individu. Made, dkk menjelaskan dalam konteks
belanja online, stimulus adalah suatu rangsangan
yang terdapat pada website karena memberikan
pengaruh internal konsumen yang didalamnya
terdapat bagaimana syarat yang digunakan dalam
merancang website tersebut seperti pemilihan latar
belakang dan pola, hyperlink, ikon, skema konten
dan warna sampai jenis font yang dipilih
(Listyandari, Wardana, dan Yasa 2015, 24-25).
Kotler dan Keller dalam (Hardianto 2019,
67) menjelaskan terdapat dua macam rangsangan
yaitu rangsangan yang dapat dikendalikan oleh
pemasar dan rangsangan yang tidak dapat
60
dikendalikan oleh pemasar. Rangsangan yang
dapat dikendalikan yaitu mencakup keseluruhan
komponen yang terdapat dalam bauran pemasaran
seperti tampilan desain produk, diskon, distribusi
produk, dan beragam bentuk promosi produk.
Dan rangsangan yang tidak dapat
dikendalikan seperti kondisi perekonomian, situasi
politik, perubahan teknologi, perubahan kondisi
alam, dan perubahan nilai-nilai budaya.
b. Organism
Organisme diartikan sebagai kondisi dan
kognitif seseorang yang memberikan pengaruh
hubungan antara rangsangan dengan respon.
Bagozzi dalam (Hardianto 2019, 68) organisme
berkaitan dengan proses internal yang terjadi
dalam diri seseorang yang terdiri dari aktivitas
mempersepsikan, merasakan, dan berpikir. Ketika
suatu rangsangan ditangkap oleh panca indera
seorang konsumen, maka ia akan mempersepsikan
rangsang tersebut dengan melibatkan perasaan dan
pikirannya, kemudian menentukan respon
terhadap rangsangan tersebut.
Hawkins menjelaskan bahwa persepsi
diartikan sebagai suatu proses yang dimulai dari
pemaparan rangsangan (exposure) terhadap
konsumen, memunculkan perhatian (attention)
terhadap rangsangan tersebut, dan diakhiri dengan
interpretasi (interpretation) yang dilakukan oleh
61
konsumen terhadap rangsangan tersebut.
Rangkaian rangsangan tersebut harus dibuat
sedemikian rupa agar dapat terjadi paparan yang
ditangkap oleh panca indera konsumen.
Meski demikian, konsumen dapat memilih
sendiri rangsangan mana yang akan diberi
tanggapan dan mana yang tidak (selective
exposure). Untuk itu, rangsangan yang baik
tentunya akan menyebabkan konsumen memilih
untuk menanggapi rangsangan tersebut. Oleh
karena itu, sebaiknya pemasar memperhatikan
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
rangsangan sebagai berikut:
1) Ukuran
2) Intensitas
3) Tampilan yang menarik
4) Warna dan pergerakan
5) Posisi
6) Penempatan
7) Format
8) Kontras dan ekspektasi
9) Daya Tarik
10) Kualitas informasi.
c. Respon
Komponen ketiga dari teori SOR adalah
respon yang merupakan hasil atau keputusan akhir
dari proses internal yang terjadi di dalam diri
konsumen. Hal tersebut bisa dilakukan dengan
62
memutuskan untuk melakukan pembelian,
pembatalan pembelian, atau bahkan menghindari
pembelian tersebut. Tujuannya adalah untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara
rangsangan yang diberikan kepada konsumen dan
mengetahui seperti apa reaksi konsumen dalam
menerima rangsangan yang telah dilakukan.
Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan
informasi sebagai rangsangan (stimulus) yang
tepat dan menarik untuk kemudian diberikan
kepada konsumen dan diharapkan pula mampu
menghasilkan reaksi yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pemasar.
Hosland menjelaskan dalam proses
perubahan perilaku seseorang hakikatnya
berkaitan dengan proses belajar yang dialami.
Proses perubahan perilaku tersebut
menggambarkan proses belajar terhadap seorang
yang terdiri dari sebagai berikut:
1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada
organisme bisa jadi diterima atau bahkan
ditolak. Dan jika stimulus itu ditolak atau
tidak diterima berarti stimulus tersebut
tidak berjalan dengan efektif dalam
memberikan pengaruh perhatian individu
dan hal nya berhenti disini. Akan tetapi,
apabila stimulus diterima oleh organisme
artinya stimulus itu berjalan efektif
63
sehingga dapat dimengerti dan
diperhatikan.
2) Jika stimulus telah mendapat perhatian dari
organisme atau diterima, artinya stimulus
ini bisa dilanjutkan pada proses berikutnya.
3) Setelah itu, organisme mengolah stimulus
tersebut sehingga terciptalah kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah
diterima (bersikap)
4) Dan terakhir yaitu terdapat respon atau
dampak yang menyebabkan terjadinya
suatu perubahan perilaku.
Dalam prosesnya sikap dinyatakan dapat
berubah apabila stimulus yang diberikan
berjalan dengan efektif. Komunikasi akan
berlangsung dengan baik apabila
komunikan dapat mengerti dan
melanjutkan pada proses selanjutnya untuk
diterima dan diolah hingga akhirnya
terjadilah perubahan sikap pada diri orang
tersebut.
6. Pemanfaatan Media Internet
Pemanfaatan dalam penggunaan media internet
menurut Elian, Lubis, dan Rangkuli dalam (Ratnadila,
Taryoto, and Leilani 2019, 193) adalah suatu intensitas
akses internet atau berupa gambaran mengenai berapa
lama dan seberapa sering seseorang dalam menggunakan
dan mengakses internet dalam proses pencarian
64
informasi. Lebih jelasnya yaitu intensitas tersebut
dihitung berdasarkan durasi dan frekuensi yang diukur
melalui kurun waktu yang sudah ditentukan.
Pada dasarnya sebagaimana yang dijelaskan oleh
Richter dan Koch dalam (Samsinar 2018, 14) media
internet atau media sosial merupakan suatu aplikasi yang
dimuat secara online yang dimanfaatkan sebagai sarana
dan media yang bertujuan untuk memfasilitasi interaksi,
kolaborasi, dan sharing materi. Severin dalam (Samsinar
2018, 16) juga menjelaskan bahwa teknologi dan
informasi yang diakses melalui internet menghadirkan
potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan
demokratis apabila dibandingkan dengan media massa
yang telah ada sebelumnya. Sehingga dengan semakin
berkembangnya zaman pemanfaatan media internet
berkembang dengan sangat pesat.
Pada penelitian ini intensitas pemanfaatan media
internet oleh pendonor diukur melalui durasi dan
frekuensi para pendonor dalam mengakses dan
mengunjungi laman website dan media sosial
Kitabisa.com. Frekuensi dalam (Kustanti, Rusmana, and
Hadisiwi 2020, 132) yaitu banyaknya akses internet
dalam kurun waktu tertentu, dan durasi adalah waktu
yang diperlukan dalam melakukan akses internet.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi ke V berasal dari kata “daya” yang
artinya kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan
65
bertindak; kekuatan; akal; ikhtiar; dan upaya. Rappaport
dalam (Haris 2014, 51) pemberdayaan adalah suatu
proses bagi individu, organisasi, dan masyarakat
sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan
diperkuat oleh pendapat Osmani bahwa pemberdayaan
adalah suatu kondisi orang yang tidak berdaya menjadi
mampu menciptakan suatu kondisi yang membuat
mereka bisa menyampaikan keinginannya, sekaligus
terlibat dalam aksi-aksi pemberdayaan yang digagas oleh
kelembagaan swasta maupun pemerintah.
Payne dalam (Kusiawati 2017, 63) pemberdayaan
masyarakat bertujuan untuk membantu klien dalam
memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan. Karena, pemberdayaan
merupakan suatu proses kolaboratif dimana seorang
yang kurang berdaya diberikan edukasi dan informasi
dalam memanfaatkan akses dan kontrol atas sumber daya
yang tersedia untuk memecahkan permasalahan.
Menurut teori ilmu jawa dalam (S. Rachmawati
2020, 15) secara naluriah setiap manusia tentu memiliki
berbagai daya, yaitu keberdayaan untuk berpikir,
bersikap dan bertindak. Akan tetapi, secara individualis
manusia tidak bisa mengoptimalkan daya yang
dimilikinya sehingga diperlukan adanya edukasi dan
informasi dalam konteks pemberdayaan masyarakat
yang memungkinkan mereka mampu mempergunakan
keberdayaan dirinya secara maksimal.
66
Dalam buku “Manajemen Pengembangan
Masyarakat Islam” dijelaskan pengembangan
masyarakat menurut Ibnu Khaldun yaitu membina dan
meningkatkan kualitas. Karena, dalam konteks individu
secara kodrati manusia dibekali kelebihan dan
kekurangan sehingga diperlukan adanya pembinaan dan
pemberdayaan agar potensi kodrati tersebut dapat
menjadi hal yang bermanfaat. Amrullah Ahmad dalam
(Muhtadi dan Hermansah 2013, 7) dalam pengembangan
masyarakat Islam terdapat suatu proses tindakan nyata
dalam memberikan alternatif model pemecahan masalah
ummah di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam
perspektif islam
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) sebagai
disiplin keilmuan memiliki konsep bagaimana nilai-nilai
Islam dalam melakukan pemberdayaan, sebagai berikut:
a) Value based yaitu memiliki nilai yang mendasar.
Konsep pemberdayaan masyarakat Islam di
Indonesia tentunya memiliki landasan nilai
keIslaman yang termaktub dalam Al-Qur’an, As-
Sunnah, Qiyas dan Ijma’ Ulama serta nilai
keIndonesiaan yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
b) Theoretical based yaitu berdasar pada suatu ide,
pikiran dan gagasan yang telah teruji. Selanjutnya,
konsep dari kegiatan pemberdayaan masyarakat
67
Islam bisa direpresentasikan melalui landasan teori
yang ada (how to reflect theory?).
c) Research based yaitu terdapat penelitian terdahulu
sebagai dasarnya atau berdasarkan data mengenai
apakah teori tersebut bisa dibuktikan melalui yang
ada di masyarakat.
d) Action based yaitu berdasarkan dengan landasan
sebelumnya maka tujuan dari adanya
pemberdayaan masyarakat Islam adalah
diadakannya aksi atau tindakan sebagai
represantasi dari landasan teori yang ada.
e) Change based yaitu dengan memastikan adanya
perubahan dari aksi pemberdayaan masyarakat
Islam yang dilakukan dimasyarakat.
Berdasarkan konsep pemberdayaan masyarakat
Islam tersebut diketahui bahwa change atau perubahan
adalah inti “goals” dari adanya tindakan pemberdayaan.
Perubahan “taghyir” dalam perspektif Islam
berimplikasi bahwa manusia tidak hanya memiliki
kemampuan secara lahiriah atau fisik “nafsiyah” saja
melainkan juga secara “bathiniyah” yang akan
menggerakan hal-hal sebagai berikut:
a) Potensi berpikir (kognitif) yaitu proses berpikir,
kemampuan individu untuk menilai,
mempertimbangkan suatu peristiwa satu dengan
yang lain. Kemampuan ini merupakan dasar dari
segala jenis kemampuan yang dimiliki seseorang
dan Secara umum kognitif berarti potensi
68
intelektual yang terdiri dari tahapan yaitu
pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal).
b) Perilaku (behavior) yaitu adanya suatu perubahan
perilaku atau kebiasaan yang dapat mengubah pola
hidup masyarakat yang dinamis menjadi lebih
berdaya dan mandiri.
c) Kemauan (motivation) yaitu terdapat suatu
dukungan atau motivasi untuk melakukan suatu
perubahan yang dapat berimplikasi pada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Untuk itu, diperlukan adanya strategi dalam
pemberdayaan masyarakat yang berlandaskan pada nilai-
nilai keislaman yaitu sebagai berikut (Muhtadi and
Hermansah 2013, 19).
a) Kejujuran (transparansi) karena transparansi
adalah pondasi utama dalam proses pemberdayaan
masyarakat.
b) Keadilan yaitu setiap orang yang terlibat dalam
proses pemberdayaan masyarakat harus memiliki
peluang yang sama.
c) Kepercayaan (trust) yaitu sebagaimana yang
diasumsikan oleh Francis Fukuyama bahwa
kepercayaan adalah nilai atau modal sosial yang
69
dapat memperkuat eksistensi perusahaan-
perusahaan di Asia Timur.
d) Kebersamaan dan saling tolong-menolong yaitu
adanya sinergitas dari berbagai entitas yang mau
terlibat dalam proses pemberdayaan masyarakat.
e) Kepedulian yaitu komitmen yang tinggi dari
masing-masing pelaku pemberdayaan masyarakat
dalam mengatasi masalah sosial yang kerap
dialami masyarakat.
f) Berorientasi pada keberlangsungan kehidupan di
masa depan.
Dalam melaksanakan strategi pemberdayaan
masyarakat tersebut, terdapat tahapan-tahapan
sebagaimana yang dituliskan oleh Rukminto Adi dalam
bukunya yang berjudul “Intervensi Komunitas dan
Pengembangan Masyarakat” sebagai berikut: (Baihakki
et al. 2016, 38)
a) Tahapan persiapan (engagement)
Terdapat dua tahapan yakni tahapan
penyiapan petugas dan tahapan penyiapan
lapangan. Dalam tahapan penyiapan petugas
dilakukan oleh tenaga pemberdaya masyarakat
atau fasilitator untuk menyamakan persepsi serta
tujuan dilaksanakannya program pemberdayaan
masyarakat, dan pada tahapan penyiapan lapangan
yaitu melakukan studi kelayakan tempat yang
masuk dalam target pelaksanaan pemberdayaan.
b) Tahapan pengkajian (assessment)
70
Fasilitator pemberdayaan masyarakat
melakukan pengkajian atau identifikasi bersama
dengan masyarakat (klien) mengenai masalah
sosial yang akan diselesaikan berdasarkan potensi
dari sumber daya manusia dan alam yang dimiliki.
c) Tahapan perencanaan alternatif program atau
kegiatan
Fasilitator pemberdayaan masyarakat
melakukan brainstorming bersama dengan
masyarakat untuk menentukan alternatif program
pemberdayaan yang bisa mereka lakukan.
d) Tahapan formulasi rencana aksi
Yaitu, fasilitator pemberdayaan masyarakat
membantu masyarakat untuk memformulasikan
ide dan gagasan mereka secara tertulis.
e) Tahapan pelaksanaan program
Pelaksanaan program dikerjakan secara
bersama melalui sinergitas yang sudah terjalin
antara fasilitator pemberdayaan masyarakat,
masyarakat (klien) dan stakeholder eksternal
(donator, swasta, pemerintah)
f) Tahapan evaluasi
Yaitu proses pengawasan dan follow up
mengenai kinerja program yang tengah dilakukan.
Sehingga, jika terjadi beberapa kendala dalam
proses pemberdayaan dapat segera diatasi dengan
baik.
g) Tahapan terminasi
71
Merupakan rangkaian terakhir berupa
pemutusan hubungan secara formal antara
fasilitator pemberdayaan masyarakat dengan
masyarakat (klien) yang terlibat. Terminasi dapat
terjadi apabila masyarakat sudah dianggap
berdaya, ataupun program pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan sudah mencapai waktu
yang sudah ditentukan sebelumnya.
Nanih dan Agus dalam (Araniri 2016, 44-46)
menuliskan tiga tahapan pemberdayaan Masyarakat
Islam sebagaimana cara yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam melakukan syi’ar di Madinah,
yaitu sebagai berikut:
a) Takwin yaitu tahapan pembentukan masyarakat
Islam. Kegiatan pokok yang dilakukan berupa
dakwah bil lisan sebagai representasi dari akidah,
ukhuwah dan ta’awun yang dikemas dalam
instrument sosiologi. Tujuannya adalah untuk
mewujudkan ghirah internalisasi Islam dalam
kepribadian Islam, sehingga terwujudlah swadaya
jamaah Islam yang menjadi community base dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat Islam.
b) Tanzim yaitu tahapan pembinaan dan penataan
masyarakat yang dilakukan dengan memperkuat
internalisasi dan eksternalisasi masyarakat Islam
dalam bentuk institusionalisasi keislaman secara
komprehensif dalam realitas sosial.
72
c) Taudi’ yaitu tahapan keterlepasan dan
kemandirian. Pada tahapan ini diharapkan
masyarakat telah memiliki kepercayaan dan
kemandirian untuk berkembang secara optimis,
serta percaya bahwa kualitas sumberdaya yang ada
dapat mencapai kehidupan ideal melalui program
pemberdayaan (dakwah) yang telah dilakukan.
73
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan teori yang telah dijelaskan,
dibuatlah kerangka pikir yang bertujuan untuk meminimalisir
adanya kekeliruan peneliti dalam melakukan penelitian.
Penelitian dilakukan pada platform Aplikasi atau Website dan
Sosial Media Instagram dan Youtube Kitabisa.com mengenai
bagaimana startegi dan treatment Kitabisa.com dalam
melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital sehingga
masyarakat menjadi berdaya dalam berdonasi secara online.
Dan mengenai respon dari para donatur terhadap strategi dan
treatment yang dilakukan oleh Kitabisa.com
PT. Kita Bisa Indonesia atau Yayasan Kita Bisa melalui
platform crowdfunding yang diberi nama Kitabisa.com
bergerak sebagai salah satu social enterprise di Indonesia.
Social Enterprise adalah sebuah inovasi bisnis yang
mengkolaborasikan antara nilai ekonomi dengan nilai sosial.
Yaitu, suatu representasi dari adanya potensi usaha yang
keuntungan utamanya bukan hanya diperuntukan secara pribadi
atau hanya untuk pembiayaan operasional perusahaan itu saja,
melainkan juga untuk membantu masyarakat dalam mengatasi
masalah sosial yang ada. Kitabisa.com sebagai platform
crowdfunding berfungsi dalam memberikan wadah bagi
campaigner dan para donatur untuk berdonasi secara online
dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, informasi dan
komunikasi di era revolusi industri 4.0.
Pertama, peneliti membahas mengenai situasi dan kondisi
Indonesia yang saat ini tengah menghadapi era revolusi industri
74
4.0 dimana teknologi, informasi, dan komunikasi bergerak
secara masif dan dinamis. Sehingga masyarakat diharuskan
bersiap untuk bisa beradaptasi dari kehidupan yang sebelumnya
berjalan secara manual menjadi serba digital. Dengan ini,
terdapat dinamika mengenai dampak positif dan negatif yang
dihasilkan sehingga diperlukan adanya pemberdayaan berbasis
literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam
menggunakan platform digital dan sosial media dengan baik
dan bijak.
Dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital
diperlukan adanya strategi dan treatment khusus pada masing-
masing platform sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam
memberikan donasi secara online melalui platform
Kitabisa.com. Dengan ini, peneliti melakukan analisis terhadap
Kitabisa.com melalui indikator strategi yang termaktub dalam
buku “The Social Media Bible: Tactics, Tools, and Strategies
for Business Success” mengenai “The Four Pillars and Social
Media Strategy” karya Lon Safko dan David K. Brake
(BENABIO 2012, 43:673). Berdasarkan empat indikator yaitu:
komunikasi, kolaborasi, edukasi dan hiburan akan dilakukan
kajian dan analisis pada Aplikasi atau Website, Instagram dan
Youtube Kitabisa.com.
Kemudian, peneliti juga melakukan wawancara
dengan para donatur dengan kategori telah mengikuti akun
sosial media dan telah memberikan donasi melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com, dan menganalisisnya
menggunakan teori SOR (Stimulus, Organism, Respon)
75
mengenai respon mereka terhadap layanan dan konten
Kitabisa.com. Selain itu, peneliti juga mengkaji intensitas
para donatur melalui durasi dan frekuensi mereka dalam
mengakses platform crowdfunding dan sosial media
Kitabisa.com.
Diharapkan melalui analisis yang dilakukan, peneliti
bisa memberikan informasi kepada para pembaca mengenai
tolak ukur keberhasilan pemberdayaan berbasis literasi
digital Kitabisa.com sehingga masyarakat mau
berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online.
Terakhir, untuk mengetahui apakah strategi dan
treatment yang dilakukan oleh Kitabisa.com dalam
melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital berkaitan
dengan nilai-nilai yang terdapat dalam pemberdayaan
masyarakat Islam maka peneliti melakukan analisis hasil
dan pembahasan melalui indikator-indikator strategi
pemberdayaan masyarakat Islam sebagaimana yang
dituliskan oleh Dr. Muhtadi, MSi dan Dr. Tantan
Hermansah melalui bukunya yang berjudul “Manajemen
Pengembangan Masyarakat Islam”.
Dalam bukunya Muhtadi dan Tantan berasumsi
bahwa terdapat enam indikator dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai keIslaman,
yaitu sebagai berikut: 1) Kejujuran (transparansi), 2)
Keadilan, 3) Kepercayaan, 4) Kebersamaan dan saling
tolong-menolong, 5) Kepedulian, serta 6) Berorientasi pada
keberlangsungan kehidupan di masa depan.
76
Diharapkan melalui penelitian yang berjudul berjudul
“Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai
Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan
Masyarakat Berdonasi Secara Online” dapat menjadi
rujukan bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya yang ingin melakukan pemberdayaan berbasis
literasi digital di era revolusi industri 4.0.
77
2.1 Gambar Bagan Kerangka Pikir
Sumber: diolah oleh Peneliti
Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai
Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan
Masyarakat Berdonasi Secara Online
Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Islam berbasis
literasi digital berlandaskan
nilai-nilai ke Islaman:
- Kejujuran
(transparansi)
- Keadilan
- Kepercayaan
- Kebersamaan dan
saling tolong-menolong
- Kepedulian
- Berorientasi ada
keberlangsungan
kehidupan di masa
depan.
Strategi Literasi
Digital:
- Komunikasi
- Kolaborasi
- Edukasi
- Hiburan
Teori SOR:
- Stimulus
- Organisme
- Respons
Pemanfaatan Media
- Durasi
- Frekuensi
78
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Kitabisa
Berdirinya PT. Kita Bisa Indonesia atau Yayasan Kita
Bisa sebagai social enterprise yang bertugas dalam
memberikan wadah bagi campaigner dan para pendonor
dilatar belakangi oleh pengalaman sang Founder bernama
Muhammad Al Fatih Timur yang pada saat itu masih menjadi
mahasiswa aktif di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
dalam melakukan penggalangan dana secara door to door di
masyarakat.
Dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Bukalapak
pemuda yang lebih akrab disapa dengan sebutan Timmy ini
bercerita bahwa semasa kuliah Ia dan teman-temannya kerap
kali mengalami kesulitan ketika melakukan penggalangan
dana, selain membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih untuk
turun ke jalan aksinya kerapkali dianggap bohong dan juga
menerima tanggapan yang kurang mengenakan.
Kitabisa.com berdiri di pertengahan tahun 2013,
mulanya ide tersebut hadir karena Timmy melihat keresahan
dalam melakukan penggalangan dana yang biasanya dilakukan
secara tradisional, serta adanya permasalahan dan potensi di
masyarakat. Yaitu, terdapat banyak masalah sosial yang belum
bisa terselesaikan sedangkan di sisi lain Indonesia tidak
kekurangan orang-orang baik yang ingin turut andil dalam
membantu masyarakat yang kesulitan, hanya saja pada saat itu
79
situs penghimpunan donasi di Indonesia kebanyakan masih
belum optimal dan bersifat tradisional.
Semasa kuliah Timmy menjalin kedekatan yang cukup
baik dengan Dosennya yaitu Prof. Rhenald Kasali selaku Guru
Besar di Universitas Indonesia sekaligus pendiri dari Rumah
Perubahan. Dan atas bimbingan dosennya tersebut akhirnya
Timmy bersama teman-temannya yang ahli dalam bidang IT
berinovasi untuk mendirikan startup penggalangan dana secara
online (crowdfunding) yang diberi nama sebagai platform
Kitabisa.com.
Sampai akhirnya, pada tanggal 17 September 2014
didampingi oleh Prof. Rhenald Khasali dan Vikra Ijas selaku
Co-Founder Kitabisa.com sebagai situs crowdfunding resmi di
luncurkan di Gedung America Palace Jakarta. Dan berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Menteri nomor 478/HUK-PS/2017
Yayasan Kitabisa resmi tercatat di Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan mendapatkan izin
PUB (Penggalangan Uang Dan Barang) dari Kementerian
Sosial (Kemensos), serta mendapat audit oleh Kantor Akuntan
Publik dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Dalam situsnya kitabisa.com menuliskan “perjalanan
tak selalu mulus, namun semangat tak pernah tergerus.” Dan
terbukti kini Kitabisa telah berhasil menghubungkan lebih dari
1 juta #OrangBaik (panggilan untuk para masyarakat yang
memberikan donasi di kitabisa.com) dan menyalurkan lebih
dari 500 Miliar donasi kepada masyarakat yang membutuhkan.
80
2013
Kitabisa lahir sebagai gerakan sosial
2014
Beralih fokus menjadi wadah donasi online
2017
Peluncuran aplikasi Kitabisa
2018
1 juta #Orangbaik telah terhubung dan lebih dari 500
Miliar telah terkumpul
2019
- Kitabisa meluncurkan Saling Jaga yaitu program
tolong-menolong Kesehatan antar donator berbasis
donasi
- Kitabisa mengadakan program donasi secara rutin
untuk guna memberikan kemudahan bagi
#OrangBaik untuk berdonasi rutin setiap bulan
secara otomatis.
B. Value Kitabisa
Kitabisa.com percaya bahwa kemajuan teknologi
seharusnya dipergunakan dalam hal yang bermanfaat. Melalui
situs crowdfunding Kitabisa.com mengangkat value
menghubungkan jutaan kebaikan dengan semangat gotong-
royong untuk membantu mengatasi masalah di masyarakat.
81
C. Struktur Organisasi Kitabisa
Kitabisa menyebut orang-orang yang berkarya di balik
layar dengan sebutan Doers, karena Kitabisa yakin dalam
menyebarkan kebaikan dibutuhkan aksi nyata dan bukan
sekedar kata-kata. Sampai pada tahun 2020 terdapat lebih dari
350 Doers terus berinovasi untuk memudahkan jutaan
#OrangBaik menyebarkan kebaikan.
Pengurus Yayasan per 31 Desember 2019
3.1 Tabel Tim Penasihat Kitabisa
No Nama Jabatan
1 Rhenald
Kasali
Pendiri Rumah
Perubahan
2 Achmad
Zaky
CEO
Bukalapak.com
3 Fajrin
Rasyid
CSFO
Bukalapak.com
4 Mariko
Asmara
Direktur
Pelaksana
Rekrutmen JAC
5 Bani
Muhammad
Direktur Pusat
Ekonomi
Syariah UI
6 Stephanie
Hermawan
CEO
Marketeers
7 Wilix Halim Chief
Operating
82
Sumber: dokumen Kitabisa.com
3.2 Tabel Tim Eksekutor Kitabisa
No Nama Jabatan
1 Rhenald
Kasali
Ketua Pembina
2 Alfatih
Timur
CEO dan
Anggota
Dewan
Pembina
3 Aldi Haryo
Pratomo
Anggota
Dewan
Pembina
4 Vikra Ijas CMO dan
Ketua Dewan
Pengurus
5 Muhammad
Fairin
Rasyid
Sekretaris
Dewan
Pengurus
6 Risma Siti Bendahara
Dewan
Pengurus
7 Ivan Ahda Dewan
Pengawas
Officer
Bukalapak.com
83
8 Raymundus
Galih
Prasetya
Kepala Bidang
Teknologi
9 Rachelyna
Mairing
VP Finance dan
People
Operations
10 Iqbal
Hariadi
Head of Brand
and
Communication
11 Annisa
Karimah A
Tamalate
Manajer Tim
Tech
12 Ayu Novita
Sari
Manajer
Dukungan
Pelanggan
13 Olla
Pulandathi
Jr Customer
Happiness
Manager
14 Rebeka
Artawati
Jr Hr and GA
Manager
15 Amalia
Kasih
Jr Akuntansi,
Keuangan dan
Manajer Pajak
16 Ratih Indah
Arofa
Staff Akuntansi
dan Keuangan
84
17 Tri Ardini Senior Back
End
Programmer
18 Santo
Sidauruk
Pengembangan
Frontend
19 Muhammad
Ridho
Pengembangan
Frontend
20 Muhammad
Zackky
Back End
Programmer
21 Heri Setiana Desainer UI
22 Cahyani G.
Mulwinda
Desainer UI
23 Fania
Khamada
Spesialis
Influencer
24 Muhammad
Zaid
Dzulfikar
Dukungan IT
dan GA
25 Mitha
Indryani
Staff Akuntansi
dan Keuangan
26 Menik
Damayanti
Pratiwi
Insinyur QA
27 I Nyoman
Prayana
Trisna
Engine
Learning
Engineer
28 Cikitta Nova
Khanza
Copywriter
Product
85
29 Nadya
Amelia
Kebahagiaan
Pelanggan
30 Eka
Anzihory
Kebahagiaan
Pelanggan
31 Citra Bella
Monizsya
Konsultan
Kampanye
32 Nanda Dita
Syahpradana
Konsultan
Kampanye
33 Ati Fidiyanti Konsultan
Kampanye
34 Azmi
Firdhaussi
Peneliti UX
35 Machael
Lioe
Peneliti UX
36 Ardi Wilda Pengelola
Konten
37 Alvi
Anugerah
Hubungan
Media
38 Iqbal
Syamsuri
Spesialis
Visual/Graphic
Designer
39 Saffira
Permata Sari
Kemitraan
40 Hermawan
Sulistio
Konsultan
Kampanye
41 Jerry Chief Stress
Reliever
86
42 Nadia Contentwritter
Sumber: dokumen Kitabisa.com
D. Izin Galang Dana Kitabisa
Kitabisa terus berupaya menjaga keamanan dalam
menyebarkan kebaikan dengan memiliki izin PUB
(Pengumpulan Uang dan Barang) dari Kementerian Sosial
untuk kategori umum dan kategori bencana alam. Dalam hal
ini Kitabisa rutin dalam memperbaharui izin PUB dan
secara transparan memberikan informasi tersebut kepada
masyarakat melalui laman Kitabisa Help Center
(zendesk.com).
Sebagai platform yang juga menghimpun dana zakat
dari masyarakat, Kitabisa telah memiliki izin sebagai Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) berdasarkan keputusan Ketua
Badan Amil Zakat Nasional nomor 59 tahun 2019. Dan
sampai saat ini Kitabisa telah menjalin kerjasama dengan
puluhan mitra Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat
Nasional, Provinsi. dan Kabupaten atau Kota guna
memudahkan #OrangBaik yang ingin menyalurkan
zakatnya.
Dan sebagai bentuk transparansi Kitabisa secara rutin
melakukan audit di Kantor Akuntan Publik dengan hasil
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal ini dibuktikan
dengan adanya beberapa penghargaan yang di raih oleh
Kitabisa, sebagai berikut:
1. Anugerah Padma Award dari Kementerian Sosial
Republik Indonesia untuk kategori “Tertib Pelaporan
87
dalam Penyelenggaraan Pengumpulan Uang atau
Barang” di tahun 2018. Penghargaan Padma Award
diberikan kepada Kitabisa sebagai bentuk apresiasi
dari Kemensos Republik Indonesia kepada Yayasan
Kita Bisa karena telah membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kualitas
penyelenggaraan undian gratis berhadiah dan
pengumpulan uang atau barang secara profesionalitas.
Dengan ini membuktikan bahwa Kitabisa adalah situs
crowdfunding platform yang terpercaya dan
transparan, serta telah memberikan aksi nyata untuk
mengumpulkan Orang Baik dalam menyalurkan
bantuan secara sukarela dan terpercaya melalui situs
dan platform penggalangan dana Kitabisa.
2. Kitabisa mendapat opini audit Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dalam semua hal material pada
tanggal 31 Desember 2019 sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia.
E. Biaya Operasional Kitabisa
Sebagai upaya dalam melakukan gerakan sosial dan
pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, sebagai
social enterprise Kitabisa mengenakan biaya administrasi
sebesar 5% dari total donasi yang terkumpul kepada pihak
yang menggalang dana di Kitabisa dan terdapat
pengecualian yaitu untuk kategori bencana alam dan zakat
maka biaya operasionalnya menjadi 0%.
Dalam hal ini segala model manajemen keuangan di
Kitabisa telah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku
88
di Republik Indonesia dan Syariat Islam. Yaitu sebagai
berikut:
1. Sesuai dengan aturan Undang-Undang di Indonesia
Model operasional Kitabisa sesuai dengan
Undang-Undang Pengumpulan Uang dan Barang
1961 untuk pembangunan dalam bidang
kesejahteraan sosial, mental, agama, kerohanian,
kejasmanian, pendidikan dan bidang kebudayaan.
Aksi sosial ini merupakan representasi dari upaya
kesejahteraan sosial dimana segala program, usaha,
dan kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk
mewujudkan, memberdayakan, membina,
memelihara, memulihkan dan mengembangkan
kesejahteraan sosial.
Hal ini sesuai dengan izin PUB yang diberikan
oleh Kementrian Sosial dengan Surat Keputusan (SK)
126/HUK-UND/2019 untuk kategori umum dan
2/HUK-UND/2019 untuk kategori bencana alam
yang setiap tiga bulan sekali Kitabisa melakukan
pembaruan izin PUB sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Biaya administrasi Kitabisa sebesar 5% dari
total donasi (terkecuali untuk bencana alam dan zakat)
yang telah disesuaikan dengan Undang-undang
Pengumpulan Uang dan Barang 1961. Berdasarkan
Undang-undang tersebut, maka pembiayaan usaha
pengumpulan sumbangan sebanyak-banyaknya
adalah 10% dari total hasil pengumpulan sumbangan
yang bersangkutan.
89
2. Sesuai dengan Syariat Islam
Model operasional Kitabisa sesuai dengan
ketentuan dan syarat ujrah dalam Islam, yaitu dalam
perspektif hukum ekonomi Syariah diperlukan
adanya perantara (wasathah) dan pelaku (wasith)
untuk mencapai suatu akad dalam kegiatan ekonomi.
Dalam hal ini Kitabisa berperan sebagai perantara
yang bertugas dalam menghubungkan pendonor yang
memberikan donasi dengan penggalang dana
(campaigner). Dengan begitu Kitabisa berstatus
sebagai wasathah dan para pengguna (pendonor dan
campaigner) sebagai wasith.
Berdasarkan syariat Islam maka akad yang
dilakukan oleh Kitabisa adalah akad Ijarah, Wakalah
bil Ujrah, dan Ji’alah yang di dalam ketiga akad ini
terdapat syarat upah ujrah. Ujrah pada akad Ijarah
berupa pembayaran sewa, dan ujrah pada akad
Wakalah bil Ujrah dan Ji’alah berupa pemberian
upah. Dalam hal ini, biaya operasional yang
ditetapkan oleh Kitabisa merupakan sebagai ujrah
yang diberikan oleh penggalang dana sebagai
kompensasi atas pekerjaannya dalam menjadi
perantara dalam kegiatan crowdfunding.
Berdasarkan hukum muamalah maka kegiatan
penggalangan dana dan donasi yang dilakukan
Kitabisa telah memenuhi asas-asas kegiatan
muamalah, yaitu sebagai berikut:
a. Pertukaran manfaat, kerjasama dan kepemilikan
90
Dalam asas ini pertukaran manfaat dapat
melibatkan banyak orang, baik secara
individual maupun kelembagaan. Sehingga
Kitabisa dapat memfasilitasi para individu,
komunitas, organisasi, dan perusahaan dalam
melakukan kegiatan crowdfunding. Oleh sebab
itu, dalam penggalangan dana dan donasi
Kitabisa turut termaktub asas dan norma
kerjasama.
b. Pemerataan kesempatan, kerelaan, dan tidak
ada penipuan atau spekulasi
Yaitu Kitabisa memberikan kesempatan
yang sama pada setiap masyarakat yang ingin
melakukan penggalangan dana. Segala kegiatan
yang ada dilakukan dengan kerelaan tanpa
adanya bentuk paksaan, serta dilaporkan secara
transparan dan akuntabel.
c. Tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa
Dalam menjalankan kehidupan yang
kaffah umat islam diharuskan untuk saling
tolong-menolong dalam menjalankan kebaikan
dan taqwa. Hal ini sesuai dengan aksi sosial
yang difasilitasi oleh Kitabisa sebagai
crowdfunding platform di Indonesia.
F. Kolaborasi Kitabisa
Kitabisa telah melakukan kolaborasi dengan banyak
pihak dari berbagai sektor. Hal itu karena Kitabisa percaya
91
bahwa dampak kebaikan akan semakin besar dengan
adanya gotong-royong dan kolaborasi. Diantaranya yaitu:
1. Kitabisa telah berkolaborasi dengan puluhan
perusahaan untuk melakukan program CSR dan juga
kegiatan pemasaran. Dan pengajuan kolaborasi
perusahaan tersebut bisa dikirim melalui email:
2. Kitabisa juga melakukan kerjasama secara terbuka
dengan banyak elemen pemerintah guna mendorong
partisipasi publik secara aktif dalam menangani
permasalahan sosial. institusi pemerintah dapat
berkolaborasi dengan Kitabisa dengan menghubungi:
3. Kitabisa turut melakukan kolaborasi dengan ratusan
NGO (Organisasi Sosial) baik yang bergerak
Kesehatan, Pendidikan, lingkungan, kemanusiaan,
dan berbagai bidang lainnya. Bentuk kolaborasi
dilakukan dengan Kitabisa memfasilitasi NGO dalam
melakukan penggalangan dana dan melakukan
aktivitas sosial. Untuk NGO yang ingin berkolaborasi
dengan Kitabisa dapat menghubungi via email:
4. Sebagai upaya dalam menyebarkan kebaikan,
Kitabisa telah melakukan kolaborasi dengan puluhan
media massa untuk melakukan penggalangan dana
dan menyebarkan informasi mengenai figur atau
cerita inspiratif. Secara terbuka Kitabisa mengajak
92
media massa untuk melakukan kolaborasi melalui
email: [email protected].
5. Kitabisa telah melakukan Kerjasama dan
berkolaborasi dengan lebih dari 100 Rumah Sakit di
26 kota guna membantu pasien yang membutuhkan
serta menyediakan fasilitas Kesehatan. Untuk Rumah
Sakit yang ingin berkolaborasi dengan Kitabisa bisa
melalui email: [email protected]
6. Kitabisa telah melakukan kolaborasi dengan ratusan
public figure untuk membuat konten dan
menyebarkan galang dana di berbagai bidang. Dan
ajakan terbuka bagi publik figur, konten kreator, atau
manajemen artis yang ingin berkolaborasi untuk
menghubungi: influencer@ kitabisa.com.
G. Syarat dan Ketentuan Kitabisa
Kitabisa.com adalah situs crowdfunding yang berdiri
dibawah perusahaan sosial PT. Kita Bisa Indonesia.
Kitabisa memberikan layanan penggalangan dana dalam
jaringan kepada para donatur melalui jejaring sosial media,
website dan aplikasi mobile. Dalam hal ini, para pengguna
situs crowdfunding kitabisa.com diminta untuk lebih dahulu
membaca mengenai ketentuan mengenai hak dan kewajiban
pengguna yang bisa diakses melaku halaman FAQ
kitabisa.com atau bisa menanyakan secara langsung melalui
laman kitabisa.com/help.
1. Ketentuan Umum
Berikut merupakan ketentuan umum pada
platform crowdfunding Kitabisa.com
93
a. Mitra pencairan dana merupakan bank yang
telah bekerjasama dengan Kitabisa.
b. Pelaksanaan campaign merupakan tahapan
realisasi dari tujuan pembuatan campaign
dengan menggunakan hasil penggalangan
dana dengan bertanggung jawab.
c. Pencairan dana transfer dilakukan oleh
Kitabisa kepada rekening atas nama
campaigner atau penerima manfaat atas
permohonan donatur, campaigner ataupun
penerima manfaat.
d. Penggalangan dana merupakan proses
pengumpulan donasi dari masyarakat dalam
rangka untuk pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial, mental, agama,
kerohanian, kejasmanian, dan kebudayaan.
e. Pengaduan merupakan laporan mengenai
permintaan kepada Kitabisa untuk
memeriksa pengguna platform yang telah,
sedang, dan diduga melakukan suatu
pelanggaran mengenai syarat dan ketentuan
yang berlaku.
f. Syarat dan ketentuan merupakan hal-hal
yang telah ditetapkan dan dapat mengalami
perubahan sewaktu-waktu oleh Kitabisa
serta bersifat mengikat bagi pengunjung dan
pengguna platform Kitabisa.
2. Pengungkapan Secara Sukarela
94
Di Kitabisa pengungkapan (disclosure) oleh
pengguna, pengunjung platform dalam bentuk
pertanyaan, pernyataan, komentar, ide, kritik, saran
dan informasi pada platform yang merupakan
pengungkapan yang disyaratkan atau diminta oleh
penyedia platform adalah pengungkapan yang
sifatnya sukarela (voluntary disclosure) dan
sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari
pengunjung dan pengguna platform yang
bersangkutan.
3. Posisi Kitabisa
Kitabisa bukan suatu broker atau lembaga
penyalur amal atau lembaga keuangan atau kreator.
Kitabisa.com adalah platform yang memberikan
fasilitas transaksi donasi antara para donatur dan
campaigner. Kitabisa tidak memiliki tanggungjawab
terhadap pelaksanaan atau informasi yang disediakan
oleh campaigner, donator, beneficiary atau pengguna
lainnya selama mendapat izin resmi oleh hukum yang
berlaku di Indonesia.
Segala informasi yang terdapat dalam konten
campaign merupakan bagian dari pemberitahuan
yang tidak dijamin oleh kitabisa mengenai
keakuratan, kelengkapan, ketepatan, waktu atau
kebenaran dari konten yang dibuat oleh campaigner.
Kitabisa tidak menjamin bahwa
setiap campaign pada halaman situs kitabisa.com
akan mendapatkan sejumlah donasi tertentu atau akan
95
terpenuhi. Kitabisa secara tersirat maupun tersurat
tidak selalu mendukung penyelenggaraan sebuah
campaign, kecuali terdapat perjanjian tertulis terlebih
dahulu. Kami dengan tegas menolak kewajiban atau
tanggung jawab atas kegagalan setiap campaign atau
total donasi yang campaigner tetapkan tidak
terpenuhi.
4. Laporan dan Pengaduan
a. Pengunjung dan pengguna platform berhak dalam
mengajukan laporan atau pengaduan kepada
Kitabisa apabila terdapat dugaan atau hal-hal yang
dianggap telah melanggar syarat dan ketentuan,
sebagai berikut:
1) Pengunjung dan pengguna platform yang telah
memasukkan data dan informasi secara tidak
lengkap, tidak benar, menyesatkan, atau
merupakan pemalsuan.
2) Pengunjung dan pengguna platform yang
memasukan dan mengunggah konten yang
dilarang.
3) Campaigner yang menyalahgunakan dana yang
berasal dari Campaign
4) Campaigner yang tidak memenuhi atau hanya
memenuhi Sebagian dari pelaksanaan
campaign tetapi tidak sesuai dengan yang
dijanjikan oleh campaigner melalui platform.
b. Konten yang dilarang dalam platform
crowdfunding Kitabisa, antara lain sebagai berikut:
96
1) Informasi yang tertera pada konten tidak benar
2) Terdapat unsur cyber-bullying
3) Konten bersifat atau mengandung unsur
menganggi (disturbing)
4) Terdapat ponografi
5) Mengandung ujaran kebencian dan SARA
6) Konten yang disajikan terdapat copyright/IP
yang telah dimiliki hal lain tanpa izin
7) Menggalang dana untuk keperluan politik
praktis
8) Menggalang dana tanpa seizin penerima
manfaat
9) Bertujuan untuk mengganggu ketertiban
umum
10) Bertujuan untuk membayar hutang pinjaman
11) Berkaitan dengan zakat dan qurban
12) Menggalang dana dengan konten yang
bertujuan untuk keperluan tersier
c. Laporan dan pengaduan diajukan oleh pengunjung
atau pengguna kepada Kitabisa dengan cara
mengisi formular laporan yang tersedia pada
halaman campaign dari campaigner yang
bersangkutan.
d. Dengan mengajukan laporan dan pengajuan maka
pengunjung dan pengguna platform menyatakan
sepakat serta bersedia untuk dipanggil sebagai
saksi untuk dimintakan keterangannya dalam
proses pemeriksaan (dan tidak terbatas pada
97
menghadap ke penyedia platform, instansi terkait,
aparat penegak hukum dan pengadilan).
5. Penonaktifan, Pemutusan dan Penghapusan Akun
a. Pengunjung dan pengguna platform Kitabisa.com
memiliki hak dalam mengajukan permohonan
penonaktifan, pemutusan dan juga penghapusan
akun yang telah terdaftar atas namanya dengan
cara melaporkan hal tersebut beserta alasannya
melalui kitabisa.com/help.
b. Permohonan penonaktifan, pemutusan dan
penghapusan akun terlebih dahulu dilakukan
dengan memperhatikan kewajiban Kitabisa.com
dalam melakukan penyimpanan data pribadi sesuai
batas waktu yang ditentukan oleh perundang-
undangan yang berlaku sejak tanggal permohonan
tersebut.
c. Kitabisa.com memiliki hal dalam melakukan
penonaktifan, pemutusan dan penghapusan akun
dari pengunjung dan pengguna platform apabila
telah terbukti telah melakukan pelanggaran
mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku.
6. Batasan Penyimpanan data
Kitabisa.com memiliki hak dalam mengakhiri
akun atau campaign atas nama pengguna yang sudah
tidak aktif dalam jangka waktu tertentu, dan sebelum
melakukan hal tersebut Kitabisa.com terlebih dahulu
melakukan pemberitahuan melalui email.
7. Syarat Pengguna Situs
98
a. Telah berusia 17 tahun atau diantara 13 sampai 16
tahun disertai dengan pengawasan orang tua.
b. Pengunjung situs wajib menyatakan diri sebagai
seorang yang taat dimata hukum sehingga
memiliki tanggung jawab atas segala tindakan
ataupun kelalaian apabila melanggar syarat dan
ketentuan yang berlaku.
c. Pengunjung situs tidak diperbolehkan dalam
melakukan tindakan yang sifatnya melanggar
ketentuan privasi sebagaimana yang telah diatur
dalam kebijakan privasi yang berlaku pada situs
ini.
8. Notifikasi
Pengunjung dan pengguna platform telah
menyetujui dan bersedia untuk menerima segala
bentuk notifikasi atau pemberitahuan melalui
aksesibilitas media elektronik yang telah terdaftar di
platform.
9. Konten Publik
Mengetahui dan mengerti bahwa setiap
informasi yang ditampilkan oleh campaigner bisa
diakses oleh publik (seperti: nama, nomor telepon,
email, sosial media, dan sebagainya). Hal tersebut
dilakukan oleh Kitabisa.com agar terdapat
transparansi dan dapat dipertanggung jawabkan
mengenai informasi bagi pengguna situs.
99
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Era revolusi industri 4.0 yang tengah terjadi di Indonesia
menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat yang sebelumnya
dilakukan secara manual menjadi serba digital. Dengan
perkembangan digitalisasi tersebut secara beriringan juga
menyebabkan meningkatnya pengguna Internet di Indonesia
sehingga mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi agar dapat
hidup dengan mudah dan nyaman.
Sebagai upaya dalam memaksimalkan dampak positif serta
meminimalisir dampak negatif dari penggunaan aksesibilitas
digital dan internet di Indonesia diperlukan adanya pemberdayaan
berbasis literasi digital. Tujuannya, agar masyarakat menjadi
berdaya dalam menggunakan kemajuan teknologi, informasi,
komunikasi (TIK) tersebut secara baik dan bijak.
Dengan ini, pemerintah secara terpusat mengajak seluruh
entitas masyarakat untuk melakukan pemberdayaan literasi digital
sehingga masyarakat Indonesia dapat menjadi bangsa yang literat,
artinya bijak dalam menggunakan platform digital. Sebagaimana
yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih Timur dalam talkshow
di Bukalapak Talk by BukaLapak, Ia menyampaikan materi
berjudul “The Internet of Kindness: Doing Good in The Internet
and Social Media Age.” Timmy mengatakan bahwa internet
apabila tidak dimanfaatkan untuk “kindness” atau kebaikan maka
akan berlaku hal sebaliknya.
“Internet atau sosial media masih menjadikan kita,
memudahkan kita untuk berkomunikasi, tetapi mungkin
100
berkomunikasi untuk apa? itu pertanyaan terbesarnya. Dan
sekarang mungkin kita masih banyak berkomentar dan
berwacana. Bagaimana kalo internet bisa kita ubah menjadi
tempat untuk kita bisa melakukan kebaikan, internet of
kindness?” (Muhammad Al-Fatih Timur, CEO
Kitabisa.com).
Berdasarkan keresahan tersebut akhirnya pemuda yang
akrab disapa dengan nama Timmy ini berinovasi dan mengajak
teman-temannya untuk melakukan gerakan sosial yang saat ini
telah berkembang menjadi startup yang fokus dalam bidang sosial
atau social enterprise dalam melakukan aksi sosial melalui
platform crowdfunding sehingga masyarakat dapat membuka
halaman donasi dan berdonasi secara online melalui platform
Kitabisa.com.
“Sekarang bayangkan kotak amal itu berubah menjadi
sebuah website, orang bisa lihat secara jelas untuk apa
donasinya dan ada targetnya juga. Kemudian yang dilakukan
adalah dengan men share (membagikan) di sosial media dan
itulah the internet of kindness.” (Muhammad Al-Fatih
Timur, CEO Kitabisa.com).
Social Enterprise merupakan perusahaan yang bergerak di
lingkup ekonomi dan juga sosial. Artinya, aktivitas bisnis yang
dilakukan dalam perusahaan tersebut tujuan utamanya bukan
sebatas mencari keuntungan komersial, melainkan bertujuan untuk
melakukan aksi-aksi sosial yang akan memberikan dampak baik di
masyarakat. Timmy juga bercerita mengenai keberhasilan platform
crowdfunding Kitabisa pada penggalangan dana yang dimuat
dalam halaman campaign Kitabisa.com.
“Saya mau sharing kisah seorang pasangan muda Dita
dan Irsyad yang punya anak namanya Shawqi. Shawqi lahir
prematur ada kelainan pada jantung dan paru-parunya. Dan
akhirnya masuk NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
101
ICUnya khusus anak-anak yang kadang biayanya bisa 10
sampai 20 juta per malam, itu bisa dibayangin apalagi kalo
gak dicover BPJS, apalagi kalau Rumah Sakitnya swasta itu
billing (tagihan) Rumah Sakitnya langsung naik. Dan kita
jangankan kelas menengah, yang kelas mampu pun mungkin
bisa jadi kesulitan dalam membayar Rumah Sakit. Seperti
kebanyakan kita kalau lagi kena cobaan pasti for help (kita
meminta bantuan dari teman-teman kita). Apa yang mereka
lakukan, mereka membuka Kitabisa.com dan klik (Galang
Dana). Dan mereka masukin story di Kitabisa, mereka cerita
judulnya adalah (Bantu Baby Shawqi Sembuh dari VSD
CoA), targetnya 400.000.000, link campaignnya
(kitabisa.com/bantushawqysehat) mereka yang menentukan
sendiri linknya, deadlinenya, kategorinya, dan lokasi, dia
input semuanya di Kitabisa, dia bikin juga foto tentang
anaknya, dan storytelling. Nah ini yang penting story tentang
kenapa butuh dana, apa yang dibutuhkan, dan lain-lain.
Dalam hitungan menit dia langsung punya halaman di
Kitabisa.com. Dan inilah produknya Kitabisa.com, sebuah
halaman yang bisa digunakan semua orang untuk melakukan
penggalangan dana dan memberikan donasi secara online.”
(Muhammad Al-Fatih Timur, CEO Kitabisa.com).
Dalam hal ini, diperlukan adanya strategi dan treatment yang
secara khusus dilakukan baik oleh Kitabisa dan juga campaigner
sehingga penggalangan dana yang dilakukan dapat berjalan secara
optimal. Salah satunya yaitu dengan storytelling atau cerita yang
dituliskan pada halaman penggalangan dana untuk mengajak
masyarakat memberikan donasi.
Selain itu, untuk membangun rasa percaya dan aman kepada
para donatur juga terdapat update mengenai kabar terbaru dan
alokasi donasi yang dituliskan dalam halaman penggalangan dana
campaigner yang secara otomatis terkirim dalam email para
donatur.
“Dan yang bikin kita bahagia, yang menjadi alasan kita
bisa bekerja atau berangkat ke kantor setiap hari adalah ada
102
berita bahagia. Jadi, Irsyad dan Dita itu bikin update di
Kitabisa (update ke 3 “Shawqi melewati ICU” dan update
ke 4 “Alhamdulillah Shawqi pulang kerumah”) dan ada
fotonya. Ini update di Kitabisa yang kalau diposting sama
campaigner itu terkirim ke semua donatur, tadi ada 1400
donatur yang mungkin dia lagi kerja gitu ya, lagi capek
ngoding atau lagi kerja ngapain gitu ya, lagi bete. Tiba-tiba
dapat email ternyata yang saya donasiin kemarin anaknya
sudah sembuh. Jadi, Kitabisa memungkinkan orang untuk
menggalang dana secara real time, transparan dan kelihatan
impactnya.” (Muhammad Al-Fatih Timur, CEO
Kitabisa.com).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kepada tujuh narasumber yaitu tiga orang dari tim Kitabisa.com
yang bekerja di bidang spesifik dengan pembahasan penelitian
(yaitu: Head of Brand and Communication, Content Writer, dan
Graphic Designer). Serta keempat narasumber dengan kategori
telah mengikuti akun sosial media dan telah berdonasi melalui
platform Kitabisa.com. Selanjutnya, hasil wawancara mengenai
keempat indikator strategi dan respon para donatur dalam
pemberdayaan masyarakat berbasis literasi digital sehingga dapat
memberdayakan untuk berdonasi secara online, dibahas sebagai
berikut:
A. Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan Pemberdayaan
Berbasis Literasi Digital
Strategi dan treatment yang dilakukan oleh Kitabisa
dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital
agar masyarakat menjadi berdaya dalam berdonasi secara
online berbeda-beda menyesuaikan performa dan
karakteristik dari masing-masing platform sehingga
diharapkan mampu untuk mendapatkan hasil yang optimal.
103
“Pada dasarnya masing-masing platform memiliki
treatment yang berbeda, sesuai dengan objektifnya
masing-masing dan karakteristik media sosialnya.
Website dan Aplikasi dikhususkan untuk
memfasilitasi publik menggalang dana dan berdonasi.
Pada Instagram dan Twitter, tim media sosial
Kitabisa.com setiap harinya membagikan cerita
mengenai inisiatif dan dampak kebaikan. Begitupun
untuk Youtube dan Tiktok, yang membedakan hanya
formatan kontennya yang disesuaikan kembali.” (Iqbal
Hariadi, Head of Brand and Communication Kitabisa).
“Kalau untuk konten ya disesuaikan sama target
audiens Kitabisa yang menggunakan platform
tersebut, riset dulu ambil data mana content winning
yang bisa di recreate. Kolaborasi juga sama anak
sosial media dan digital marketing deh.” (Nadia,
Content Writer Kitabisa.com).
Content winning adalah konten yang saat diposting
dan dibagikan ke dalam target audiens akan membangun
sebagian besar dari mereka untuk memiliki perspektif atau
pemikiran yang sama bahwa konten atau halaman galang
dana tersebut layak untuk diberikan donasi.
Dalam mewujudkan masyarakat yang literat dalam
memanfaatkan platform digital diperlukan adanya
pemberdayaan berbasis digital. Sebagaimana yang
dilakukan Kitabisa meliputi empat indikator yaitu
komunikasi, edukasi, kolaborasi dan hiburan. Karena konten
dan fitur yang disajikan dalam platform digital berpotensi
dalam membentuk stimulus, organisme atau rangsangan dan
respon masyarakat untuk berdonasi secara online melalui
platform crowdfunding Kitabisa.com
104
1. Komunikasi
Pada aspek komunikasi Kitabisa telah memiliki
admin yang bertugas untuk menjawab pertanyaan dan
membalas pesan yang disampaikan oleh masyarakat
baik melalui live chat, pesan pribadi yang tertera pada
sosial media, kolom komentar platform sosial media
dan email. Selain admin Kitabisa juga mempunyai
layanan help center yang apabila ada pertanyaan maka
akan terjawab secara otomatis oleh sistem. Sehingga
dengan ini masyarakat akan mendapatkan informasi
dan edukasi secara jelas dan detail.
“Kalau di livechat jika masih tidak puas
dengan bantuannya bisa kirim email. Balasan
cepat 10 sampai 15 menit. Kalau sosial media di
komentar ada keluhan, admin langsung DM dan
tanya apa keluhannya. Jadi inisiatif biar audiens
merasa terbantu.” (Nadia, Content Writer
Kitabisa).
Dalam menjaga transparansi dan membangun
kepercayaan dari para campaigner dan donatur
Kitabisa juga terdapat verifikasi akun bagi
campaigner, melakukan update mengenai kabar
terbaru yang diberikan dari pihak penggalang dana
beserta alokasi donasi dipergunakan untuk apa saja,
serta segala bentuk informasi lainnya turut
dikomunikasikan secara jelas dan detail.
“Selain karena Kitabisa sudah punya admin
yang memang kerjaannya khusus untuk
menjawab segala bentuk pertanyaan dan
keluhan. Kami juga terus berusaha semaksimal
mungkin untuk mengkomunikasikan kepada
105
masyarakat kalau Kitabisa.com itu terpercaya
loh, aman digunakan loh. Ya caranya juga
dengan melakukan verifikasi akun bagi
masyarakat yang ingin melakukan penggalangan
dana. Jadi, mereka memang harus menyertakan
foto KTP dan sebagainya gitu. Makanyakan kalo
dilihat pas halaman galang dana itu ada centang
biru ya, nah berarti itu akunnya sudah verify,
terpercaya gitu.” (Iqbal Syamsuri, Graphic
Designer Kitabisa.com)
“Kami melihat bahwa kepercayaan itu jadi
poin penting dalam proses penggalangan dana
karena ada amanah dalam bentuk uang yang
dititipkan donatur melalui platform kami. Jadi,
apa yang kami komunikasikan untuk tetap
menjaga kepercayaan publik bisa dibilang
adalah upaya transparansi. Bisa dalam bentuk
update penggalangan dana, inisiatif movement
(membangun) yang inspiratif, dan sebagainya.
Intinya yang kami mau sampaikan dalam konten
kami itu bahwa berbuat baik itu mudah dan gak
perlu ribet untuk membuat dampak. Biasanya
audiens kami suka konten yang relevan dengan
mereka.” (Iqbal Hariadi, Head of Brand and
Communication Kitabisa.com).
2. Edukasi
Kitabisa turut memberikan edukasi kepada
masyarakat sehingga menjadi berdaya dalam
memberikan donasi secara online melalui platform
Kitabisa.com. Dalam hal ini Kitabisa melakukan
pemberdayaan berbasis literasi digital melalui cerita
yang informatif, edukatif, inspiratif dan memiliki nilai
emosional cukup tinggi sehingga diharapkan hal
tersebut dapat membangun perspektif yang sesuai
106
dengan tujuan campaign Kitabisa. Jelasnya sebagai
berikut:
“Setiap harinya ada 100 galang dana yang ada
di Kitabisa, kami menganggap bahwa ada 100
cerita di Kitabisa. Cerita-cerita tersebut akan
diakurasi kembali oleh tim media sosial dan
dikemas dengan tone inspiratif. Selain itu, kami
juga akan mempertimbangkan momentum apa
yang sedang menjadi perhatian publik. Dengan
begitu, konten kami juga bisa relevan dengan
momentum yang sedang terjadi.” (Iqbal Hariadi,
Head of Brand and Communication Kitabisa).
Tone of voice adalah karakter kata-kata, baik
lisan maupun tulisan yang menjadi ciri khas suatu
brand (merek). Dan tone inspiratif berarti karakter
atau kata-kata yang dituliskan bersifat inspiratif yang
berpotensi untuk memberikan pengaruh kepada orang
lain.
“Kalau secara konten yang pastinya
diedukasi pentingnya kita berbagi itu apa, bisa
dari manfaat untuk benefitnya bisa juga manfaat
atau keuntungannya buat kita. Misalnya kalau
kita bantu orang beban mereka teringankan,
kalau buat yang bantu atau donatur ya mereka
dapat pahala gitu. Pakai sad story (cerita sedih
atau memiliki nilai emosional tinggi) atau
konten juga berpengaruh ke emosional individu,
jadi emang terkenalnya begitu. Selain itu,
Kitabisa juga ada update atau kabar terbaru yang
isinya pencairan dana sejumlah sekian dan
dananya dipakai untuk apa, nanti akan
disalurkan melalui Yayasan atau NGO.
Kredibilitas makin tinggi jadinya, orang
semakin mau dan percaya terhadap donasi
online.” (Nadia, Content Writer Kitabisa.com).
Dalam membuat konten dengan tone cerita
inspiratif Kitabisa mempunyai strategi dan treatment
107
khusus sehingga storytelling tersebut dapat menarik
perhatian masyarakat untuk turut membacanya serta
menjadi berdaya dalam memberikan donasi di
Kitabisa.com.
“Kalau ditanya bagaimana strategi dan
treatment desain konten Kitabisa, kalau gue ga
ada patokan pastinya dan kadang berubah-ubah
seiring berjalannya waktu. Cuma secara garis
besar ini dua strateginya: 1. Aktual, riding the
wave. Hal-hal yang sedang happening (viral) di
masyarakat biasanya selalu jadi prioritas kami
untuk konten. Misal ada yang rame-rame nih
soal BTS kan minggu ini, Kitabisa akan prioritas
bikin konten tentang campaign yang sedang
berjalan tentang BTS atau yang telah lalu. Biar
relate (sesuai atau berhubungan) dengan
masyarakat dan lebih bersahabat nada brandnya.
2. Emotional, agar konten bisa menarik dan
urgensi dari galang dananya tersampaikan,
konten akan dibuat dengan nilai emosional yang
cukup tinggi, tapi nggak pernah kami lebih-
lebihkan. Sefaktual aja. Cuma sekali lagi, bukan
ingin mengeksploitasi, tapi biar orang yang baca
bisa nangkep berapa besar urgensi dari
campaignnya.” (Iqbal Syamsuri, Graphic
Design Kitabisa.com)
Dengan ini, terdapat dua hal yang menjadi
strategi penting dalam pembuatan konten dan halaman
campaign Kitabisa yaitu konten dan narasi yang dibuat
bersifat aktual atau sedang menjadi perhatian publik
dan memiliki nilai emosional tinggi.
Alasannya adalah suatu hal yang sedang menjadi
trending di masyarakat berpotensi untuk diketahui
masyarakat luas dan hal ini akan meningkatkan
performa Kitabisa di sosial media. Serta yang kedua
108
yaitu memiliki nilai emosional yang tinggi sehingga
konten yang dibuat bisa menyentuh perasaan
masyarakat dan urgensi galang dananya tersampaikan.
3. Kolaborasi
Pada indikator ketiga yaitu kolaborasi Kitabisa
secara terbuka melakukan kolaborasi, baik dilakukan
secara individu maupun kelompok. Kolaborasi yang
dilakukan secara individu diantaranya dilakukan oleh
para tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh
yang bergerak dalam bidang pemerintahan,
pengusaha, selebriti dan influencer. Dan kolaborasi
dengan kelompok entitas masyarakat diantaranya
yaitu: CSR Perusahaan, NGO, lembaga dan komunitas
baik yang bergerak dalam sektor formal maupun non
formal.
“Kalau strategi pasti Kitabisa liat mana
influencer atau artis yang cocok untuk jump in
(terjun) di suatu isu. Misal untuk bangun Masjid
kerjasama dengan Ustadz, bencana kerjasama
dengan influencer yang punya followers
(pengikut) tinggi agar campaignnya punya
potensi mendapatkan donasi yang tinggi.
Dampak positif tentunya ya kita bisa berbagi,
banyak orang yang juga mendoakan beneficiary
(penerima) atau bahkan mendoakan diri dan
keluarga sendiri. Dampak negatifnya sejauh ini
belum ada.” (Nadia, Content Writer
Kitabisa.com).
“Kitabisa kalau buat kolaborasi gitu bakal
riset dulu nih, pas di awal-awal itu kita juga
sering kolaborasi sama media jadi sama-sama
untung. Kitabisa dapat engagement (interaksi) di
masyarakat, medianya juga dapat bahan. Selain
109
itu, di konten Youtube kita juga ada kolaborasi
yang sifatnya emang edukatif gitu, bisa
Kerjasama sama lembaga terkait yang emang
inti kontennya buat mengedukasi kalau aksibaik
itu mudah loh.” (Iqbal Syamsuri, Graphic
Designer Kitabisa.com)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, strategi
Kitabisa yaitu melakukan kolaborasi dengan tokoh
masyarakat yang pada dasarnya sudah memiliki
banyak pengikut dalam sosial media pribadinya
sehingga diharapkan informasi mengenai
penggalangan dana dapat tersampaikan secara masif
dan luas. Dan treatment yang dilakukan pada masing-
masing tokoh disesuaikan dengan performa dan
personal branding (citra diri) yang telah dibangun
sebelumnya. Alasannya, agar campaign yang
dilakukan dapat sesuai dan secara optimal mampu
memberdayakan masyarakat dalam berdonasi secara
online melalui platform Kitabisa.com.
Dalam meningkatkan performa Kitabisa untuk
dikenal oleh masyarakat, Kitabisa berkolaborasi
dengan media baik di sosial media maupun di televisi
serta turut berkolaborasi dengan lembaga baik formal
maupun non formal untuk saling berbagi informasi
dan edukasi mengenai hal-hal yang memiliki nilai
kebaikan.
4. Hiburan
Pada indikator hiburan fokus utamanya yaitu
dipublikasi pada platform Youtube, hal ini karena
110
disesuaikan dengan performa platform Youtube yang
cenderung lebih bersifat entertainment atau hiburan.
Dan pada platform Instagram juga terdapat konten
hiburan tetapi tidak diberikan secara optimal, serta
pada aplikasi dan website yaitu tidak terdapat
indikator hiburan sama sekali.
“Kurang lebih sama seperti di media sosial
lainnya, core value yang kita mau sampaikan
adalah berbuat baik itu mudah. Khusus di Youtube
memang objektifnya menyebarkan awareness.
Kami membuat konten-konten yang relevan dengan
momentum atau inisiatif apa yang sedang jadi fokus
di Kitabisa. Misalkan konten orang-orang yang
menonton video klip BTS, kami coba berikan fakta-
fakta inspiratif mengenai BTS. Hingga saat ini
ARMY menjadi komunitas yang paling giat
membuat penggalangan dana dan selalu
mengumpulkan donasi dengan nominal yang
melebihi target. Dengan mengetahui fakta tersebut,
publik jadi bisa aware (sadar/terbuka) dengan
ARMY dan mau terlibat dalam penggalangan
dananya.” (Iqbal Hariadi, Head of Brand and
Communication Kitabisa.com).
“Objektif kami waktu itu bikin berita baik jadi
trending. Makanya kami juga menghadirkan
beberapa konten di luar campaign yang tujuannya
buat edukasi hal-hal yang masih tabu. Waktu itu
ngomongin soal teman-teman difabel masih sedikit
dan sepertinya belum banyak yang aware kalau
Bahasa Isyarat juga perlu diketahui. Jadi kami buat
deh. Selebihnya kalau kamu perhatiin, kami sering
bikin konten di luar campaign yang narasinya
apapun yang penting terkait dengan berita baik”
(Iqbal Syamsuri, Graphic Design Kitabisa.com)
Pada konten hiburan yang dalam platform
Youtube sifatnya umum, artinya tidak hanya berfokus
pada konten yang sifatnya memberikan edukasi dan
111
informasi terkait dengan donasi dan campaign di
Kitabisa. Dalam membuat konten video Kitabisa
terlebih dahulu melakukan riset mengenai hal-hal yang
sedang menjadi perbincangan publik dan juga hal yang
sekiranya masih dinilai tabu di masyarakat.
Kedua strategi ini bertujuan untuk menarik
perhatian masyarakat untuk menontonnya sehingga
performa Youtube Kitabisa pun turut meningkat dan
mampu memberikan dampak baik di masyarakat.
Dampak baik tersebut berkaitan value atau nilai yang
ingin disampaikan oleh Kitabisa.com yaitu bahwa aksi
baik dapat dilakukan dengan cara dan bentuk apapun.
B. Respon Dari Para Donatur Terhadap Kitabisa.com
Setelah mengkaji dan menganalisis strategi
Kitabisa.com dalam melakukan pemberdayaan masyarakat
berbasis literasi digital, peneliti juga melakukan wawancara
mengenai bagaimana respon dari para donatur terhadap
strategi dan treatment yang dilakukan oleh Kitabisa.com.
Wawancara dilakukan kepada empat narasumber dari latar
belakang yang berbeda, yaitu: 1) Angga Kristianto saat ini
bekerja di salahsatu Yayasan Filantropi di Indonesia, 2)
Muhammad Irwan saat ini menjadi Mahasiswa aktif di
Institut Ummul Quro Al Islami Bogor, 3) Fauzan Noor saat
ini bekerja di bidang “Division for Applied Social
Psychology” di salah satu Instansi pemerintah Indonesia, 4)
Candida Putri Nauli Simantupang saat ini menjadi
Mahasiswa aktif di Universitas Pattimura Ambon.
112
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
terdapat indikator stimulus yang dirasakan oleh para donatur
sehingga mereka menjadi berdaya dalam memberikan
donasi secara online melalui platform crowdfunding
Kitabisa, baik stimulus yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki oleh Kitabisa. Stimulus yang dikehendaki yaitu
upaya internal yang dilakukan Kitabisa melalui platform
Aplikasi atau Website dan platform Instagram dan Youtube
Kitabisa. Dan stimulus yang tidak dikehendaki yaitu faktor
eksternal seperti nilai tradisi dan budaya, ketaatan dalam
beragama, keadaan sosial, politik, ataupun ekonomi dan
sebagainya yang ada di masyarakat.
“Alasan saya berdonasi berdasarkan hati dan
influencer. Karena yang biasa bikin saya tertarik itu
kalau ada influencer yang memang sedang buka
galang dana, karena dari cara mereka menceritakan
betapa sedihnya orang yang membutuhkan itu
membuat saya jadi ikut terenyuh dan ingin berdonasi
sesegera mungkin.” (Angga Kristianto, Juni 2021)
“Sense of belonging terhadap sesama, kepedulian
akan keberlangsungan pemenuhan hak untuk tiap
manusia, dan keterbukaan informasi akan saldo dan
jumlah donasi yang telah terkumpul.” (Fauzan Noor,
2019)
Angga dan Fauzan memberikan donasi secara online
melalui platform Kitabisa berdasarkan dua faktor stimulus
baik yang bisa dikehendaki oleh Kitabisa dan tidak
dikehendaki. Faktor yang dikehendaki yaitu berdasarkan
storytelling yang dituliskan pada halaman penggalangan
dana, adanya kolaborasi dengan influencer dan karena
transparansi dan kejelasan informasi yang Kitabisa yang
113
terdapat dalam fitur penggalangan dana Aplikasi dan
Website.
Dan faktor yang tidak dikehendaki yaitu berdasarkan
panggilan hati donatur dan sense of belonging donatur
terhadap sesama manusia. Sense of belonging berarti rasa
memiliki, yakni rasa yang dimiliki seorang untuk turut serta
dalam berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
menunaikan kepentingan bersama di masyarakat. Dengan
ini, informan berasumsi bahwa konten yang dimuat dalam
sosial media Kitabisa dapat membangun rasa kepemilikan
dan kepedulian informan kepada masyarakat yang sedang
melakukan penggalangan dana sehingga mampu untuk
memenuhi haknya.
Pendapat yang disampaikan oleh kedua narasumber
lainnya, yaitu Irwan dan Candida juga berdasarkan faktor
stimulus yang tidak dikehendaki yaitu karena faktor
ketaatan manusia kepada Tuhannya dan rasa untuk saling
tolong-menolong antar sesama manusia.
“Saling membantu walaupun sedikit. Karena
dengan terbiasanya orang Islam berdonasi bisa
membentuk kebiasaan yang baik dan juga persatuan
ummat.” (Muhammad Irwan, Juni 2021)
“Meringankan beban sesama. Dan kita
mengetahui dengan kondisi saat ini pastinya kita
tidak bisa menutup mata dengan berbagai hal yang
terjadi saat ini, dan tentunya kita juga harus ikut
berdonasi dengan jumlah berapapun karena semakin
banyak pihak yang ikut berdonasi maka setidaknya
kita sudah bisa ikut membantu meringankan beban
114
sesama kita.” (Candida Putri Nauli Simatupang, Juni
2021)
Dalam berdonasi secara online melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com, para donatur berpendapat hal
itu disebabkan karena transparansi, kredibilitas, dan
kemudahan yang berikan oleh Kitabisa. Sehingga para
donatur dapat merasa aman dan nyaman ketika berdonasi.
“Saya bisa percaya untuk berdonasi karena
ketransparansiannya, Kitabisa selalu update dana
yang sudah kita donasikan.” (Angga Kristianto, Juni
2021)
“Melihat siapa penggalang dananya, cross check
terlebih dahulu.” (Muhammad Irwan, Juni 2021)
“Prosedur pencairan dana oleh promotor donasi
sangatlah selektif dan aktual, dana yang telah
terkumpul pun langsung diserahkan kepada yang
bersangkutan dengan disertai serah terima dari ketiga
belah pihak (Kitabisa sebagai fasilitator wadah
crowdfunding digital, promotor sebagai perantara
penggalangan dana, dan penerima manfaat).”
(Fauzan Noor, 2019)
“Kitabisa.com merupakan salah satu platform
yang sudah terpercaya dan sudah banyak pihak yang
sudah menggunakan platform ini untuk
mengumpulkan donasi. Bukan hanya masyarakat
umum tetapi juga dari golongan selebriti yang ada di
Indonesia.” (Candida Putri Nauli Simatupang, Juni
2021)
Kelengkapan dan kejelasan informasi yang terdapat
dalam platform Aplikasi atau Website, serta platform sosial
media Instagram dan Youtube dan halaman galang dana
Kitabisa terkait akun campaigner yang sudah terverifikasi,
115
adanya kejelasan dan kelengkapan informasi penggalangan
donasi, sampai adanya update kabar terbaru alokasi
pencairan dan penggunaan donasi menjadikan Kitabisa
menjadi platform crowdfunding yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Dengan ini, masyarakat yang hendak berdonasi dapat
memanfaatkan keterampilan literasi digitalnya baik dalam
membaca, menyaksikan, menelaah, mengkaji dan
memberikan tanggapan mengenai fitur dan konten yang
ditampilkan di platform sehingga menjadi berdaya dalam
memberikan donasi secara online.
Dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi
digital sehingga dapat memberdayakan masyarakat untuk
berdonasi secara online, Kitabisa turut serta melakukan
aksi baiknya melalui konten-konten yang diposting dalam
platform sosial media. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan para donatur mengenai konten sosial
media Kitabisa sebagai berikut.
“Video-video yang ada pada konten Kitabisa.com
membakar semangat dari saudara-saudara kita yang
sedang ditimpa musibah, tetapi tetap memiliki
semangat tinggi berjuang untuk kehidupannya.”
(Muhammad Irwan, Juni 2021)
“Kejelasan objek yang dituju dalam
pembukaan donasi, dan keterangan yang
mendukung.” (Fauzan Noor, 2019)
Informan Irwan menjadi berdaya dalam berdonasi
karena termotivasi dengan konten video yang diposting
116
oleh Kitabisa memiliki nilai emosional tinggi sehingga
mampu menumbuhkan semangat dalam diri informan
untuk membantu masyarakat yang tengah dilanda
kesulitan. Dan Informan Fauzan berpendapat bahwa alasan
Ia berdonasi melalui platform Kitabisa karena dalam
membuat storytelling atau cerita yang dimuat dalam
konten halaman penggalangan donasi dibuat secara
spesifik, sehingga donatur dapat mengetahui kejelasan
objek yang ingin dibantu.
“Alasan saya termotivasi karena dari segi
penggunaan iklan, saya rasa postingan kitabisa
sering beberapa kali muncul di timeline saya. Dan itu
bisa membuat engagement lebih pastinya, dari segi
transparansi juga kitabisa selalu update kemana dana
yang sudah kita donasikan, karena kepercayaan itu
kunci dari segalanya.” (Angga Kristianto, Juni 2021)
Informan Angga berpendapat bahwa postingan atau
konten Kitabisa kerap kali muncul di timeline sosial
medianya. Hal ini menandakan intensitas dan performa
Kitabisa di sosial media cukup baik, karena Kitabisa juga
menggunakan strategi ads (layanan iklan) dan konten viral
sehingga bisa menjangkau lebih banyak warganet untuk
memberikan informasi dan mengedukasi penggalangan dana
yang sedang dimuat di Kitabisa.com.
Bukan hanya di platform sosial media, dalam
memberdayakan masyarakat untuk turut serta memberikan
donasi secara online, Kita bisa turut memberikan fasilitas
terbaik sehingga para donatur menjadi mudah dan nyaman
117
dalam berdonasi. Dengan ini, para donatur memberikan
pendapatnya, yaitu:
“Dari segi interface aplikasinya juga terlihat
mudah untuk dilihat atau dimengerti. Dari laman
awal kita sudah disuguhkan dengan berbagai
kategori galangan dana, jadi kita bisa tau siapa dan
dimana yang sekiranya akan kita donasi. Untuk
kategori galang dana yang saya berikan donasi itu
bencana alam, karena membantu sesama membuat
hati senang, maka dari itu sebisa mungkin kita harus
membantu sesama walaupun dengan hal yang kecil.”
(Angga Kristianto, Juni 2021)
User interface adalah tampilan visual sebuah produk
yang menjembatani sistem dengan pengguna (user).
Tampilan desain UI atau user interface pada sebuah produk
di sebuah website dan aplikasi sangatlah penting, karena
inilah yang menjadi kesan pertama pengguna yang akan
menentukan apakah Ia akan meneruskan penggunaan atau
malah meninggalkan.
“Kita bisa mengetahui siapa penggalang dananya
dan juga kemudahan dalam berdonasi. Saya sendiri
senang menggunakan ShopeePay, dan saya bisa
transfer lewat shopeePay. Saya senang berdonasi
dalam kegiatan sosial, juga dalam galang dana
kemanusiaan yang bersifat darurat, membantu
saudara-saudara terutama yang seiman, juga saudara-
saudara sesama manusia, baik itu di Indonesia,
Palestina, dan di seluruh dunia.” (Muhammad Irwan,
Juni 2021)
“Fitur yang terdapat dalam aplikasi dan
website memberikan kemudahan pada akses,
akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kategori galang dana yang turut saya berikan donasi
118
terkait bencana dan penyediaan makan untuk
dhuafa.” (Fauzan Noor, 2019)
“Fitur dalam Kitabisa.com sangat detail dalam
membagikan informasi mengenai kemana dana akan
dialirkan sehingga untuk para donatur akan sangat
mudah dalam menemukan informasi mengenai
tujuan dana yang akan mereka donasikan. Kategori
yang turut saya berikan donasi berkaitan dengan
donasi untuk covid-19 guna membantu tim medis
yang membutuhkan bantuan dalam bentuk hazmat”.
(Candida Putri Nauli Simatupang, Juni 2021)
Kelengkapan dan kejelasan fitur yang terdapat di
platform Aplikasi dan Website Kitabisa.com seperti fitur
kategori galang dana, verifikasi campaigner dan fitur
dompet digital yang dipergunakan memudahkan masyarakat
yang ingin berdonasi. Artinya, Kitabisa telah memberikan
fasilitas platform penggalangan donasi yang “easy to use
and easy to pay.” Hal inilah yang menjadi penentu
munculnya stimulus, organisme, dan respon informan
hingga akhirnya menjadi pendonasi rutin di platform
crowdfunding Kitabisa.com.
Karena, Kitabisa memungkinkan seluruh elemen
masyarakat yang telah memanfaatkan akses digital untuk
turut serta dalam melakukan aksi baik kapanpun dan
dimanapun. Dengan 1000 Rupiah saja, masyarakat dapat
memberikan donasi terbaiknya melalui berbagai macam
dompet digital. Contohnya yaitu jika seorang mempunya
saldo shopee pay/ovo/gopay sebesar Rp. 100.000 dan
dipergunakan untuk keperluan belanja sebesar Rp. 99.000
maka kembalian yang hanya tersisa Rp. 1000 Rupiah pun
119
dapat langsung dialokasikan untuk memberikan donasi di
Kitabisa.com.
Untuk pembahasan mengenai keterkaitan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan tim
Kitabisa.com dan para donatur Kitabisa.com akan dijelaskan
secara jelas pada BAB V sebagai berikut.
120
BAB V
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi
yang terjadi di era revolusi industri 4.0 bergerak dengan sangat
dinamis, sehingga masyarakat diharuskan untuk siap
beradaptasi dari kehidupan yang sebelumnya berjalan secara
manual menjadi serba digital. Digitalisasi yang terjadi di era
revolusi industri 4.0 ini menghadirkan banyak perubahan pada
cara manusia beraktivitas, baik dalam skala, ruang lingkup,
dan kompleksitas kehidupan menjadi lebih mudah, cepat, dan
luas.
Adanya digitalisasi tersebut, tentu menyebabkan
meluasnya masyarakat dalam berkomunikasi dan mengakses
informasi dengan memanfaatkan aksesibilitas internet.
Sehingga berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPS
(Badan Pusat Statistik) Nasional di tahun 2019 dari total
penduduk Indonesia sebesar 266.911.900 juta diperkirakan
jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 196,7 juta
pengguna. Dan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh
Hootsuite dan We Are Social sampai pada Januari 2021
pengguna media sosial di Indonesia mencapai angka 170 juta
orang dan naik sebesar 10 juta orang atau 6,3% dari tahun
sebelumnya.
Dengan terus meningkatnya angka pengguna internet
secara signifikan tentu terdapat dinamika mengenai dampak
positif dan negatif yang dihasilkan. Sebagai upaya dalam
memaksimalkan dampak positif dan meminimalisir dampak
121
negatif diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat berbasis
literasi digital sehingga diharapkan fenomena perkembangan
TIK di era revolusi industri 4.0 ini dapat dimanfaatkan secara
baik dan bijak.
Bukan hanya pemerintah yang secara masif dan aktif
berupaya melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis
literasi digital, masyarakat baik secara individu maupun
komunitas pun turut berpartisipasi dalam menggalangkan
aksinya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammad
Al Fatih Timur atau yang ramah disapa dengan sebutan
Timmy.
Timmy dibantu dengan teman-temannya kemudian
menggagas gerakan sosial yang kini sudah bertransformasi
menjadi sebuah startup atau perusahaan rintisan yang masuk
dalam kategori social enterprise dalam memberdayakan
masyarakat untuk saling melakukan aksi baik dengan
memanfaatkan kecakapan yang dihasilkan dari internet.
Social Enterprise adalah sebuah inovasi bisnis yang
mengkolaborasikan antara nilai ekonomi dengan nilai sosial.
Yaitu, suatu representasi dari adanya potensi usaha yang
keuntungan utamanya bukan hanya diperuntukan secara
pribadi atau hanya untuk pembiayaan operasional perusahaan
itu saja, melainkan juga untuk membantu masyarakat dalam
mengatasi masalah sosial yang ada.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Timmy saat
menjadi narasumber pada Talkshow di BukaTalks by
BukaLapak dengan membawakan materi yang berjudul “The
122
Internet of Kindness: Doing Good in The Internet and Social
Media Age.” Timmy menyampaikan bahwa internet apabila
tidak dimanfaatkan untuk “kindness” atau kebaikan maka
akan berlaku hal sebaliknya.
Sebagai studi kasus, Ia kemudian menampilkan PPT
mengenai beragam komentar negatif dan positif para warganet
di sosial media. Hal ini menandakan bahwa internet masih
memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi, tetapi dengan
adanya komentar negatif tersebut juga menggambarkan saat ini
masih terdapat masyarakat Indonesia yang belum berdaya
untuk memanfaatkan sosial media secara baik dan bijak.
Melalui social enterprise yang diberi nama Kitabisa
dengan value dan misi sosialnya diharapkan mampu menjadi
platform crowdfunding yang dapat memberikan wadah bagi
masyarakat yang ingin membuka campaign penggalangan
dana dan juga orang-orang baik yang ingin berpartisipasi
dalam memberikan donasi. Maka, melalui Kitabisa.com
Timmy bertujuan agar kebaikan masyarakat dapat
dimanfaatkan secara kolektif dan representasi dari nilai gotong
royong yang ada di Indonesia dapat teraktualisasi secara
berkelanjutan di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini.
Dalam memberdayakan masyarakat agar mau untuk
berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online tentu
diperlukan adanya strategi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Timmy dalam talkshownya, bahwa kunci dari berhasilnya
suatu campaign donasi adalah melalui kecakapan literasi
digital baik dari para pelaku campaign dan juga para donatur.
123
Timmy menjelaskan bahwa kunci dari berhasilnya suatu
campaign adalah dengan adanya story telling mengenai
keadaan dan apa yang dibutuhkan oleh campaigner yang
melakukan penggalangan dana. Hal ini menggambarkan
bahwa melalui keterampilan seorang dalam melakukan literasi
digital maka manfaat dari kemajuan sarana dan prasarana
teknologi, informasi, dan komunikasi di era revolusi industri
4.0 ini dapat dirasakan secara optimal.
Artinya, sebagaimana yang diasumsikan oleh
Vanwynsberghe, Boudry, Verdegem dalam (Rianto 2019, 26)
bahwa gagasan literasi digital saat ini diharapkan bisa
menciptakan pengguna menjadi kritis dalam menerima,
memproduksi, dan membagikan pesan-pesan melalui media
online. Hal tersebut dianggap penting karena kegagalan dan
kekeliruan dalam menggunakan media sosial bisa
menyebabkan kondisi ketidakberdayaan.
Analisisnya terhadap Kitabisa.com berdasarkan
pengertian literasi digital tersebut, maka melalui fitur dan
konten Kitabisa dapat memberdayakan masyarakat yang
mengakses dan membaca halaman tersebut untuk
berpartisipasi dalam memberikan komentar positif dan
berdonasi. Satu orang masyarakat yang turut menuliskan
komentar positif (seperti ucapan doa, kata-kata motivasi, dan
sebagainya) di halaman campaigner dan sosial media Kitabisa
juga turut memberikan stimulus atau mampu menginfluence
warganet lainnya untuk melakukan hal serupa.
124
Jelasnya, mengenai bagaimana strategi literasi digital
oleh Kitabisa.com sebagai social enterprise melalui platform
crowdfunding dalam memberdayakan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online akan
dibahas melalui analisis teori indikator strategi yang digagas
oleh Lon Safko dan David K. Brake dalam bukunya yang
berjudul “The Social Media Bible: Tactics, Tools, and
Strategies for Business Success” mengenai “The Four Pillars
and Social Media Strategy” (BENABIO 2012, 43:673) sebagai
berikut.
A. Analisis Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan
Pemberdayaan Berbasis Literasi Digital
Lon Safko dan David K. Brake (BENABIO 2012,
43:673) dalam bukunya yang berjudul “The Social Media
Bible: Tactics, Tools, and Strategies for Business Succes”
mengkaji bagaimana kebanyakan perusahan melakukan
strategi sosial media dengan para pelanggan atau
audiensnya. Kemudian, mengukur apakah hal tradisional
yang biasa dilakukan tersebut efektif untuk digunakan di
masa sekarang dan apakah hasilnya berkelanjutan atau
tidak.
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan
kemudian menjelaskan hasil penelitiannya mengenai
strategi-strategi yang dilakukan meliputi empat indikator,
yaitu komunikasi, kolaborasi, edukasi dan hiburan yang
kemudian akan dilakukan kajian dan analisis pada Aplikasi
atau Website, Instagram dan Youtube Kitabisa.
125
Pada penelitian ini, kajian dan analisisnya dilakukan
pada platform media sosial Instagram dan Youtube, serta
Aplikasi atau Website Kitabisa.com. Karena, menurut
survei yang dilakukan oleh We Are Social dan Hootsuite
sampai pada Januari 2021 platform Youtube dan Instagram
menjadi media sosial yang paling sering digunakan di
Indonesia, yaitu Youtube menduduki urutan pertama
dengan total 93,8% dan Instagram menduduki urutan ketiga
dengan total 86,6%.
5.1 Gambar Survei Penggunaan Platform Sosial Media
Sumber: website We Are Social dan Hootsuite
Strategi dan treatment yang dimuat pada tiap-tiap
media pun berbeda-beda menyesuaikan performa dan
karakteristik yang ada pada aplikasi dan sosial media itu
masing-masing. Sebagaimana penjelasan yang disampaikan
oleh tim Kitabisa bahwa platform Website dan Aplikasi
dikhususkan untuk memfasilitasi publik dalam melakukan
penggalangan dana dan berdonasi. Serta pada platform
sosial media Instagram dan Youtube fokusnya adalah untuk
membangun kredibilitas dan transparansi Kitabisa melalui
konten-konten yang narasinya bersifat edukatif dan
126
inspiratif sehingga mampu memberdayakan masyarakat
untuk berdonasi secara online.
1. Instagram
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi
foto dan video yang menyediakan berbagai macam
fitur. Fitur-fitur yang terdapat dalam Instagram,
diantaranya yaitu fitur foto dan video berbagi, share
dan penanda lokasi, Instastory yang memiliki banyak
filter, highlight instastory, IGTV, Live streaming,
Instagram ads (layanan iklan) dan Instagram for
business (khusus untuk keperluan bisnis).
Kelengkapan fitur yang difasilitasi oleh Instagram
memberikan kemudahan bagi banyak kalangan, baik
yang bersifat untuk penggunaan pribadi dan juga
kelompok. Hal ini menjadikan Instagram banyak
digandrungi oleh masyarakat dalam mengakses sosial
media.
Instagram merupakan salahsatu sosial media
yang dimanfaatkan oleh Kitabisa untuk memberikan
informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas penggalangan
dana dan pemberian donasi kepada masyarakat.
Sampai bulan Juni 2021 jumlah pengikut akun
Instagram Kitabisa.com mencapai 779.000 dengan
jumlah postingan sebanyak 3.197. Dalam hal ini akan
dilakukan kajian dan analisis melalui ke empat
indikator yaitu aspek komunikasi, edukasi, kolaborasi
dan hiburan.
127
Strategi dan treatment yang dilakukan oleh
Kitabisa untuk berkomunikasi dengan masyarakat
dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi
digital agar masyarakat turut berpartisipasi dalam
memberikan donasi secara online adalah dengan
memberikan ruang secara terbuka bagi masyarakat
yang berkunjung ke sosial media Kitabisa untuk
saling bertukar pikiran dan memberikan komentar
dari konten-konten yang telah di upload di Instagram
Kitabisa.
Setiap konten yang di upload di Instagram
Kitabisa terdapat fitur komentar yang secara terbuka
dapat diakses oleh para warganet yang ingin bertukar
pikiran dan mengutarakan pendapatnya. Dan jika
terdapat pertanyaan ataupun keluhan maka admin
Kitabisa akan menjelaskan hal tersebut melalui fitur
pesan personal atau direct message di Instagram.
Sehingga masyarakat menjadi terbantu dengan
ketanggapan dan kecepatan admin dalam menjawab
pertanyaan dan keluhan tersebut.
Karena secara manajemen Kitabisa sudah
memiliki admin yang khusus bertugas dalam bidang
tersebut, maka balasan yang diberikan juga akan cepat
tersampaikan hanya dalam 10-15 menit setelah chat
dan email terkirim. Dengan ini performa komunikasi
pada platform Kitabisa dinilai baik karena dapat
memberikan informasi dan edukasi secara cepat dan
detail melalui layanan tersebut.
128
Selain memberikan wadah untuk saling
mengutarakan pendapat dan memberikan komentar
baik dalam fitur kolom komentar dan pesan, Kitabisa
juga melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis
literasi digital melalui strategi pembuatan konten
inspiratif dan edukatif di Instagram, sebagaimana
yang disampaikan oleh Iqbal Hariadi selaku Head of
Brand and Communication Kitabisa.com yaitu pada
aspek networking effect dan story effect.
Networking effect yaitu masyarakat
memberikan donasi karena faktor internal, yaitu
mempunyai hubungan dan kepercayaan kepada orang
yang melakukan penggalangan dana. Dan selanjutnya
terdapat voice effect yaitu berupa suara seorang
donatur yang memberikan komentar dan membagikan
campaign penggalangan donasi tersebut sehingga
bisa mempengaruhi orang lain.
Dan Story effect yaitu masyarakat memberikan
donasi karena tergerak oleh cerita yang dimuat
melalui konten-konten yang ada pada media sosial.
Hal ini karena cerita edukatif dan inspiratif di sosial
media berpotensi lebih besar untuk menarik
masyarakat lebih banyak untuk melakukan donasi.
Iqbal Hariadi menyampaikan terdapat hal-hal
yang diperhatikan oleh Kitabisa.com dalam membuat
konten di Instagram, sebagai berikut:
129
a. Know how timeline works, yaitu mengetahui
kapan waktu terbaik untuk melakukan update di
sosial media.
b. Know stopping content, yaitu mengetahui
konten seperti apa yang membuat orang
berhenti atau tertarik ketika sedang melakukan
scrolling di sosial media.
c. Menggunakan gambar dan highlight warna
yang mencolok.
d. Headline dan Caption yang digunakan dapat
membuat orang tertarik untuk membacanya.
Yaitu, pada platform Instagram di kolom
caption terdapat penjelasan untuk continue
reading atau read more (meneruskan bacaan).
Dan itu hanya akan di klik kalau mereka tertarik
dengan headline yang kita buat. Jadi,
diibaratkan apabila membuat konten habiskan
80% waktu itu untuk membuat headline yang
bagus. Karena jika orang sudah tertarik untuk
membaca headline maka konten setelahnya
berpotensi untuk dibaca terus, itulah alasan
mengapa headline menjadi sangat penting.
Kemudian, Iqbal Hariadi menjelaskan
rekomendasi strategi dalam membuat headline
diantaranya yaitu: pertama, news headline yang
bentuknya seperti berita. Kedua, selective
headline yaitu membuat headline dengan
menyebutkan secara spesifik tulisan ini
130
ditujukan kepada siapa. Ketiga, curiosity yaitu
headline dalam bentuk pertanyaan atau hal yang
membuat pembacanya menjadi penasaran.
e. Tell stories, not grant proposal
Yaitu, dengan mengangkat sebuah
karakter seseorang yang bisa jadi dia tiru karena
dianggap pahlawan atau bersifat victim.
Contohnya kalau hero orang yang gambarannya
seperti pahlawan, dia melakukan sesuatu dan
aksi yang dilakukannya menjadi perlu untuk
dibantu. Dan bersifat victim yaitu terdapat
narasi yang mengarahkan masyarakat menjadi
merasa iba atau kasihan dan berpikir hal
tersebut juga perlu untuk dibantu.
5.2 Gambar Instagram Edukasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
Pada konten penggalangan dana Kitabisa.com
yang baru diposting 23 jam yang lalu sudah mendapat
tanggapan dari masyarakat berupa likes sebanyak
8.349 dan 200 komentar.
131
“Luv yu kitabisa udh posting kebaikan army <3
<3 <3 and armys, luv yu my fandoms <3.” “Coba
mimin lamtur suruh mampir ke postingan2 yg positif
deh, jangan menggiring opini negatif terus.”
Tulis warganet di postingan penggalangan dana
yang dibuka oleh fans BTS untuk para driver ojek
online yang telah menerima orderan McDonald’s X
BTS Meals.
5.3 Gambar Instagram Edukasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
5.4 Gambar Instagram Edukasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
Analisisnya yaitu penggalangan dana yang
difasilitasi oleh Kitabisa.com yang berkolaborasi
132
dengan para Armys atau sebutan bagi fans boy band
Korea BTS ini disebabkan karena adanya pro kontra
di masyarakat mengenai membludaknya pesanan
BTS meals (kolaborasi antara McDonald’s dengan
BTS) yang memicu terjadinya kerumunan dan para
ojek online harus mengantri dua sampai tiga jam
untuk mendapatkan pesanan tersebut. Terdapat juga
video yang viral mengenai kejadian pertikaian antar
ojek online yang sedang mengantri, sampai akhirnya
polisi mengadakan penutupan sementara di beberapa
McDonald’s tertentu.
Dengan viralnya momentum ini di masyarakat
terdapat beberapa akun gosip di Instagram yang turut
membagikan konten sehingga memicu adanya
pandangan negatif dari warganet.
Caption yang tertulis yaitu “Ini kemasannya
doangs lho yaks… Silahkaaaan Mari kita orderrrr.”
Dan memicu adanya komentar dari salah satu
warganet yang menuliskan “Ngefans boleh. Bego
Jangan.” “Jadilah pembeli yang pintar.”
Berdasarkan konten berbeda yang diposting
oleh dua sosial media tersebut memberikan
kesimpulan bahwa apa yang disampaikan baik dalam
bentuk gambar, video dan caption di media sosial
Instagram akan memicu adanya komentar baik itu
bersifat positif maupun negatif.
Kontroversi mengenai pro dan kontra di
masyarakat ini kemudian dimanfaatkan Kitabisa.com
133
untuk melakukan pemberdayaan melalui literasi
digital sehingga masyarakat tidak sepenuhnya
memandang momentum ini sebagai hal negatif. Dan
bahkan Kitabisa.com melakukan campaign dan
memfasilitasi penggemar BTS untuk melakukan
penggalangan dana di Kitabisa.com yang hasil donasi
tersebut akan diberikan kepada driver ojek online
yang sedang mengantri orderan BTS meal.
5.5 Gambar Instagram Edukasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
5.6 Gambar Instagram Edukasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
Penggalangan dana yang dilakukan oleh Army
yang baru diposting satu hari yang lalu ini sudah
134
mendapat 23,419 likes dan 767 komentar
menandakan adanya traffic yang besar. Hal ini
sebagaimana yang disampaikan oleh Iqbal Hariadi
mengenai hal-hal yang diperhatikan oleh
Kitabisa.com dalam membuat konten.
Pertama, know how timeline works yaitu
Kitabisa mengetahui bahwa saat ini momentum
membludaknya pesanan BTS meal dan adanya pro
kontra sedang hangat dan menjadi trending topic
untuk dibicarakan di masyarakat. Adanya stigma
negatif tersebut juga tidak dijadikan alasan oleh
Kitabisa untuk tidak melakukan aksi baik. Untuk itu,
diadakanlah penggalangan oleh Army di
Kitabisa.com.
Dan kemudian ada aspek know stopping
content, highlight yang mencolok pada konten, serta
headline dan caption yang menarik untuk dibaca.
Yaitu, Kitabisa membuat headline dan caption yang
bertuliskan “bukan sekedar kolaborasi produk. Tapi,
ada banyak kolaborasi misi sosial lain di dalamnya!”
Hal ini menjadi menarik karena kebanyakan akun
sosial media di Instagram memberikan informasi
yang cenderung menggiring opini kearah negatif,
sedangkan Kitabisa malah memanfaatkan momen ini
untuk melakukan aksi kebaikan. Yaitu, berupa ajakan
untuk membuka halaman penggalangan dana.
Dengan adanya perbedaan tersebut, tentu
warganet akan melihat lagi dan kemudian membaca
135
perspektif yang diberikan melalui konten-konten
Kitabisa.com. Selain itu, pada postingan gambar yang
ditampilkan terdapat highlight atau warna yang
mencolok yang bertuliskan BTS Meal, juga dengan
ukuran huruf yang lebih besar.
Terakhir, tell stories, not grant proposal yaitu
pada postingan campaign selanjutnya Kitabisa
mengangkat cerita ojek online secara lebih spesifik
dengan dua sudut pandang. Pertama sebagai seorang
hero yang rela antri berjam-jam demi memenuhi
keinginan customer, dan victim yaitu cerita mengenai
ojek online yang terus berjuang dalam menyelesaikan
orderannya meskipun merasa khawatir akan di tindak
oleh satpol PP.
Dalam membuka konten mengenai halaman
penggalangan dana juga terdapat strategi
sebagaimana yang dijelaskan oleh tim Kitabisa.
Secara garis besar terdapat dua strategi yaitu: actual
reading wave dan emotional. Actual reading wave
berarti membuat konten sesuai dengan situasi dan
kondisi yang sedang happening atau viral di
masyarakat. Hal ini agar konten dan galang dana yang
disajikan oleh Kitabisa menjadi lebih sesuai dan
bersahabat untuk diterima dimasyarakat.
Dan emotional yaitu konten akan dibuat
dengan nilai emosional yang cukup tinggi, akan tetapi
tetap menjaga keaslian cerita dan tanpa melebih-
136
lebihkan tujuannya agar konten bisa menarik dan
urgensi dari galang dananya tersampaikan.
Dengan bentuk komunikasi terbuka dan cepat
sebagaimana dijelaskan diatas, maka strategi
komunikasi baik komunikasi secara langsung maupun
secara visual dari konten-konten yang dimuat dalam
media sosial Instagram memberikan gambaran bahwa
strategi dan treatment Kitabisa.com dalam melakukan
pemberdayaan berbasis literasi digital dalam aspek
komunikasi dinilai baik.
Hal ini dibuktikan dengan partisipasi aktif
warganet dalam memberikan komentar positif, baik
berupa do’a, ungkapan terimakasih dan semangat,
bahkan turut memberikan saran untuk projek
penggalangan dana selanjutnya. Penilaian tersebut
juga bisa dipertimbangkan dengan melihat performa
respon warganet dari banyaknya likes dan komentar.
Dalam aspek kolaborasi yang dilakukan pada
sosial media Instagram Kitabisa melakukan
kolaborasi dengan para influencer, tokoh masyarakat
dan para masyarakat yang melakukan campaign
penggalangan di platform Kitabisa.com. Kolaborasi
yang dilakukan juga dalam bentuk untuk memberikan
edukasi dan hiburan. Pada aspek kolaborasi yang
dilakukan untuk memberikan edukasi kepada
warganet yaitu dalam bentuk video pendek dan juga
IG Live yang kemudian di post ulang melalui IGTV.
137
Strategi yang dilakukan oleh Kitabisa dalam
melakukan kolaborasi adalah dengan menyesuaikan
tokoh tersebut pada halaman penggalangan dana
tertentu. contohnya apabila kolaborasi dilakukan
dengan tokoh agama maka halaman dan konten
campaignnya berupa donasi untuk pembangunan
masjid, bantuan untuk pendidikan di pondok
pesantren dan sebagainya.
Lain halnya jika berkolaborasi dengan selebriti
atau influencer maka campaign yang diangkat
biasanya terkait hal-hal yang sifatnya mendesak
seperti bantuan untuk aksi kemanusiaan dan bencana
alam. hal ini karena selebriti dan influencer pada
dasarnya sudah memiliki banyak pengikut dalam
sosial media pribadinya. Sehingga cenderung
memiliki potensi yang baik untuk memberdayakan
masyarakat dalam memberikan donasi.
5.7 Gambar Instagram Kolaborasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
138
5.8 Gambar Instagram Kolaborasi
Sumber: Instagram Kitabisa.com
Pada kolaborasi yang dilakukan dengan Ustadz.
Ameer Azzikra yang membahas mengenai
keberkahan sedekah di Hari Jum’at ini sudah
mendapatkan 10,486 tayangan. Artinya, melalui
kolaborasi yang dilakukan maka Kitabisa telah
memberikan edukasi mengenai sedekah melalui
literasi digital kepada masyarakat.
Selain itu, Kitabisa juga melakukan kolaborasi
dengan influencer dan stakeholder. Salah Satu
kolaborasi yang dilakukan dengan influencer yaitu
dilakukan dengan Fadil Jaidi yang memiliki followers
di akun Instagram pribadinya mencapai 3.8 M dengan
hasil donasi yang terkumpul mencapai angka 1 Miliar
Rupiah ini diperuntukan untuk membantu pembelian
obat-obatan dan bantuan medis lainnya atas kejadian
kemanusiaan di Palestina.
Serta ada juga kolaborasi dengan tokoh
masyarakat salah satunya yaitu Ridwan Kamil selaku
139
Gubernur Jawa Barat untuk penggalangan dana yang
hasilnya dipergunakan untuk membangun Masjid di
Palestina
5.9 Gambar Instagram Hiburan
Sumber: Instagram Kitabisa.com
5.10 Gambar Instagram Hiburan
Sumber: Instagram Kitabisa.com
Pada indikator hiburan atau entertainment di
sosial media Instagram Kitabisa dilakukan melalui
visualisasi gambar animasi mengenai karakter tokoh
tertentu yang sedang happening dan digemari di
masyarakat. Sebagai contoh pada postingan diatas
yaitu Kitabisa memuat tokoh disuatu film yang jika
140
hartanya diperhitungkan maka berapa besaran Zakat
yang harus mereka keluarkan.
Hal ini tentu akan menimbulkan rasa
ketertarikan masyarakat untuk melihat slide
selanjutnya di konten yang menggarap unsur hiburan
dan edukasi tersebut, khususnya bagi para warganet
yang memang menonton serial film sebagaimana
yang dibuatkan animasinya diatas. Kitabisa juga
membuat konten hiburan melalui visualisasi video
yang dibuat dengan plot cerita yang edukatif dan
inspiratif. Hal ini dimuat agar warganet tidak merasa
bosan untuk melihat konten-konten yang diposting di
Instagram.
Akan tetapi, melalui analisis yang saya lakukan
aspek hiburan atau entertainment di media sosial
Instagram tidak optimal. Hal ini karena hanya
terdapat sedikit konten yang sifatnya hiburan, dan ada
juga beberapa konten hiburan yang diambil dari
konten Youtube Kitabisa. Hal ini sebagaimana yang
dijelaskan sebelumnya bahwa masing-masing sosial
media memang mempunyai strategi dan treatmentnya
masing-masing.
Kesimpulannya pada platform sosial media
Instagram postingan lebih difokuskan pada informasi
mengenai penggalangan dana yang sedang di buka,
edukasi dan sosialisasi melalui konten dan cerita
inspiratif yang dimuat pada postingan dan caption
Instagram, juga sebagai wadah untuk para warganet
141
melakukan komunikasi secara terbuka satu sama lain,
dan akses untuk melakukan tanya-jawab dengan
admin Kitabisa sehingga hal ini diharapkan dapat
membangun sisi edukasi, transparansi, dan
kredibilitas platform crowdfunding Kitabisa.com.
2. Youtube
Youtube merupakan sebuah situs web yang
memberikan fasilitas berupa video berbagi. Youtube
memberikan wadah bagi para pengguna untuk
menggugah, menonton, dan berbagi video. Beberapa
konten yang biasa dimuat dalam media sosial
Youtube diantaranya yaitu vlog, klip film, klip tv,
video musik, blog video, video orisinil pendek dan
juga video lainnya baik yang bersifat edukasi maupun
hiburan. Sampai Juni 2021 jumlah subscriber di kanal
youtube Kitabisa.com mencapai 241.000 subscriber
dengan jumlah tayangan mencapai 25.680.071 kali di
tonton.
Melalui kanal video berbagi Kitabisa
mengambil fokus dan treatment pada aspek edukasi,
kolaborasi dan hiburan. Pada aspek komunikasi sama
halnya dengan Instagram, dalam kanal Youtube juga
terdapat wadah kolom komentar yang memberikan
wadah bagi para penontonnya untuk saling bertukar
pikiran dan memberikan tanggapan dari konten yang
dibuat tersebut.
Khusus pada platform Youtube treatment yang
disajikan oleh Kitabisa secara objektif fokus untuk
142
membangun awareness. Kitabisa membuat konten-
konten yang relevan dengan momentum atau inisiatif
apa yang sedang jadi fokus di Kitabisa. Contohnya
konten orang-orang yang menonton video klip BTS,
yaitu dengan memberikan fakta-fakta inspiratif
mengenai BTS. Hingga saat ini ARMY menjadi
komunitas yang paling giat membuat penggalangan
dana dan selalu mengumpulkan donasi dengan
nominal yang melebihi target. Dengan mengetahui
fakta tersebut, publik jadi bisa aware dengan ARMY
dan mau terlibat dalam penggalangan dananya
Dalam pembuatan konten video Kitabisa juga
melakukan kolaborasi diantaranya dengan selebriti
atau influencer, tokoh masyarakat, masyarakat umum
dan juga masyarakat baik yang melakukan
penggalangan dana atau yang digalangkan donasinya
melalui platform Kitabisa.com.
Konten video yang dihasilkan ada yang bersifat
edukasi dan hiburan yang terbagi dalam sub video
diantaranya yaitu social experiments, tutorial galang
dana medis, ngobrol tanpa melihat, #cerita bareng-
orang baik, kitabisa story, cerita #orang baik- short
videos, profil tokoh inspiratif, talking social by
Kitabisa.com, dan Kitabisa.com on TV.
Hal yang membedakan antara platform
Kitabisa.com dengan platform fundraising serupa
lainnya dalam pembuatan konten video yaitu Kitabisa
tidak hanya berfokus pada pembuatan video edukasi
143
dan informasi kepada masyarakat untuk berbagi
kebaikan dengan cara memberikan Zakat, Wakaf,
Infaq, dan Sedekahnya saja. Akan tetapi, Kitabisa
memiliki strategi dan treatment yang berbeda
menyesuaikan ketertarikan dan yang sedang
happening di masyarakat.
Dalam hal ini, upaya yang dilakukan untuk
menjaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
yang melakukan campaign dan berdonasi adalah
dengan mengkomunikasikan segala macam bentuk
update penggalangan dana, inisiatif movement yang
inspiratif, dan sebagainya. Intinya dalam konten yang
terdapat pada platform Kitabisa bertujuan untuk
mengedukasi masyarakat bahwa berbuat baik itu
mudah dan tidak perlu ribet untuk membuat dampak.
Biasanya audiens Kitabisa suka konten yang relevan
dengan mereka
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada
kanal Youtube Kitabisa.com, peneliti membagi
konten tersebut kedalam tiga kategori. Yaitu konten
informasi dan edukasi mengenai galang dana di
Kitabisa.com, konten cerita inspirasi dan edukasi
Kitabisa.com, serta konten kolaborasi hiburan dan
edukasi Kitabisa.com.
Pada konten informasi dan edukasi galang dana
di Kitabisa.com maka konten yang dibahas berkaitan
dengan tata cara penggalangan dana dan tips and trick
mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan
144
campaigner dalam melakukan penggalangan dana di
Kitabisa, tata cara untuk memberikan donasi di
Kitabisa.com, dan informasi umum mengenai
Kitabisa.com, diantaranya yaitu terdapat konten yang
masuk dalam sub konten tutorial galang dana medis
dan Kitabisa.com on TV.
5.11 Gambar Youtube Edukasi
Sumber: Youtube Kitabisa.com
5.12 Gambar Youtube Edukasi
145
Sumber: Youtube Kitabisa.com
Pada gambar 2.11 menunjukan bahwa
Kitabisa.com memberikan informasi dan edukasi
kepada masyarakat yang ingin menggunakan layanan
di platform Kitabisa.com. Dimulai tatacara pertama
untuk melakukan galang dana, proses verifikasi akun
bagi para campaigner, sampai tata cara untuk
melakukan update mengenai kabar terbaru donasi
yang telah terkumpul di pergunakan untuk apa.
Dan bukan hanya informasi dan edukasi bagi
para campaigner, Kitabisa.com juga turut
memberikan edukasi dan informasi kepada
masyarakat yang ingin memberikan donasi melalui
aplikasi dan website Kitabisa.com. Dengan ini
diharapkan bagi masyarakat yang ingin menggunakan
platform Kitabisa.com merasakan kemudahan dengan
adanya informasi yang jelas dan detail yang di
informasikan oleh Kitabisa melalui video tutorial
dalam kanal Youtube Kitabisa.
5.13 Gambar Youtube Edukasi
146
Sumber: Youtube Kitabisa.com
Selanjutnya dijelaskan pada sub konten
Kitabisa.com on TV mengenai informasi dan edukasi
secara umum mengenai Kitabisa.com. Hal ini
bertujuan agar masyarakat mengetahui latar belakang,
kredibilitas, pelayanan dan transparansi yang
difasilitasi oleh Kitabisa.com kepada masyarakat.
Pada sub konten Kitabisa.com on TV, Kitabisa
melakukan kolaborasi dengan instansi baik yang
dinaungi oleh lembaga pemerintah maupun swasta.
Kolaborasi ini tentu memberikan keuntungan
mutualisme antara Kitabisa.com dengan pihak yang
melakukan kolaborasi dengan Kitabisa. Yaitu,
Kitabisa.com dapat memberikan informasi dan
edukasi mengenai platform crowdfunding yang
terbilang baru di Indonesia dengan gratis, juga bagi
pihak yang melakukan kolaborasi juga mendapatkan
keuntungan berupa bahan konten yang akan
ditayangkan ke masyarakat.
Kedua yaitu kategori konten cerita inspirasi dan
edukasi Kitabisa.com yang membahas mengenai aksi
baik yang bisa dilakukan oleh siapapun di masyarakat
tanpa melihat latar belakang baik fisik maupun
materi, Hal ini karena Kitabisa.com percaya segala
kebaikan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
dengan siapapun orangnya. Pada kategori kedua ini
diantaranya terdapat di dalam konten yang masuk
dalam sub konten diantaranya yaitu konten social
147
experiments, kitabisa story, #cerita bareng orang baik,
dan short videos.
5.14 Gambar Youtube Edukasi
Sumber: Youtube Kitabisa.com
Pada konten social experiments Kitabisa.com
memberikan inspirasi dan edukasi dengan melakukan
eksperimen sosial yang dilakukan oleh tim Kitabisa
kepada masyarakat umum. Salah Satu kontennya
yang berjudul “Social Experiment: Bayarin Bensin
Orang Lain di SPBU” tim Kitabisa menyamar
sebagai seorang yang sedang mengisi bensin
kemudian Ia membantu untuk membayar bensin
orang yang berada di belakangnya. Setelah
melakukan beberapa kali percobaan, terdapat hal
yang menarik, yaitu orang yang di isikan bensinnya
secara full tank dan gratis oleh team dari Kitabisa juga
melakukan hal serupa kepada orang lain, dan hal ini
terjadi berulang-ulang di orang yang berbeda.
Dalam social experiment ini Kitabisa percaya
bahwa satu kebaikan akan melahirkan kebaikan
148
lainnya, artinya aksi sosial dapat dilakukan oleh
siapapun dan dengan cara apapun dan hal tersebut jika
dilakukan dengan niat yang baik maka akan
menginspirasi orang lain untuk melakukan aksi-aksi
baik lainnya juga. Dengan ini konten Kitabisa telah
memberikan edukasi dan menginspirasi masyarakat
untuk bergotong royong dalam melakukan aksi baik.
Kategori ketiga yaitu konten kolaborasi hiburan
dan edukasi Kitabisa.com yaitu pada konten ini
Kitabisa mengemas suatu video yang cenderung
kearah hiburan atau entertainment dan edukasi. Serta
dalam memberikan edukasi dan hiburan ini Kitabisa
berkolaborasi baik dengan masyarakat umum,
campaigner, masyarakat yang digalangkan dananya,
dan komunitas atau lembaga. Konten hiburan dan
edukasi Kitabisa diantaranya terdapat dalam sub
konten ngobrol tanpa melihat, cerita #orang baik dan
talking social by Kitabisa.com.
5.15 Gambar Youtube Kolaborasi
Sumber: Youtube Kitabisa.com
149
Talking social adalah konten kolaborasi yang
dilakukan oleh Kitabisa dengan para orang baik atau
para pelaku gerakan sosial untuk datang ke kitabisa
untuk sharing mengenai gerakan-gerakan sosial yang
mereka lakukan.
Salah satunya yaitu kolaborasi yang dilakukan
oleh tim Kitabisa dengan Priscilla Christin dari
Wahana Visi Indonesia yang membahas mengenai
“Fundraising Jadi Fun-raising.” Kolaborasi ini
memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa
penggalangan dana dan gerakan sosial itu bukan suatu
hal yang tidak menarik dan membosankan, melainkan
kita juga mengemasnya menjadi hal yang menarik dan
menyenangkan.
5.16 Gambar Youtube Kolaborasi
Sumber: Youtube Kitabisa.com
Pada gambar 5.16 terdapat beberapa konten
yang bersifat hiburan, diantaranya yaitu konten
150
tentang reaction video seorang yang bukan menjadi
fans K-Pop diberikan ruang untuk menonton video-
video K-pop dan kemudian dipersilahkan untuk
memberikan pendapatnya. Pada video ini
Kitabisa.com mengedukasi masyarakat untuk menilai
sesuatu dari berbagai sudut pandang, karena
terkadang terdapat masyarakat yang dengan
mudahnya menilai suatu hal padahal faktanya orang
tersebut tidak mengetahui secara baik mengenai hal
tersebut.
Konten lainnya yaitu terdapat konten dimana
Kitabisa berkolaborasi dengan para pelaku gerakan
sosial yang melakukan aksi sosial mengenai
pelecehan yang ada dalam industri perfilman. Selain
itu, Kitabisa juga bekerjasama dengan masyarakat
umum untuk melakukan konten yang edukatif dan
menghibur seperti pada konten yang berjudul toxic
relationship, dan ngobrol tanpa melihat.
5.17 Gambar Youtube Kolaborasi dan Hiburan
Sumber: Youtube Kitabisa.com
151
Pada konten ngobrol tanpa melihat ini juga
sebagai suatu social experiment yang dilakukan oleh
masing-masing orang yang sebelumnya tidak saling
mengenal, dan kemudian mereka saling berbincang
dan memberikan penilaian kepada orang tersebut
sebelum mereka dipersilahkan untuk melihat satu
sama lain. Konten yang cenderung bersifat
entertainment atau hiburan ini juga memberikan
edukasi kepada masyarakat mengenai cara seorang
dalam bersikap dan memberikan asumsi yang baik
kepada orang lain.
Dalam mengedukasi masyarakat Kitabisa juga
membuat konten yang secara objektif bisa berpotensi
untuk jadi trending atau viral. selain itu, juga terdapat
konten yang sebelumnya masih menjadi hal yang tabu
di masyarakat tetapi terdapat pengetahuan baru yang
dinilai perlu untuk dibagikan. Hal ini juga yang
menjadi alasan mengapa terdapat beberapa konten
diluar campaign Kitabisa. sehingga apapun narasi dan
konten yang disampaikan tetapi tetap memiliki nilai
yaitu untuk memberikan edukasi dan informasi yang
berkaitan dengan aksi baik.
Kesimpulannya pada konten-konten yang
dimuat melalui kanal Youtube Kitabisa.com terdapat
empat indikator strategi dalam melakukan
pemberdayaan berbasis literasi digital yang dilakukan
di sosial media Youtube. Yaitu, indikator komunikasi,
152
edukasi, kolaborasi dan hiburan yang disesuaikan
dengan performa Youtube.
Dengan ini, video yang ditampilkan tetap
memberikan unsur edukasi tetapi dikemas dengan
video yang menghibur serta sedang menjadi
perbincangan hangat di masyarakat. Selain itu
Kitabisa.com juga melakukan kolaborasi secara aktif
baik dengan masyarakat umum, para penggalang dana
atau seorang yang sedang digalangkan donasinya di
Kitabisa, para influencer, tokoh masyarakat serta
orang-orang baik atau masyarakat umum baik secara
individu maupun yang tergabung dalam lembaga atau
komunitas.
3. Aplikasi dan Website
Aplikasi merupakan perangkat lunak yang
memberikan fasilitas melalui fitur-fitur tertentu yang
dapat diakses oleh para pengguna sesuai dengan
pelayanan yang diberikan dari masing-masing aplikasi.
Dan website merupakan suatu kumpulan halaman yang
terdapat pada domain internet dengan fungsi dan tujuan
tertentu. Website dapat dimanfaatkan bagi para pengguna
untuk saling terhubung secara luas dan mudah melalui
akses halaman depan atau home page dengan
menggunakan URL website.
Kitabisa.com memberikan fasilitas halaman
penggalangan dana melalui website dan aplikasi yang
dapat akses secara terbuka oleh seluruh masyarakat. Pada
153
website dan aplikasi Kitabisa.com terdapat fitur-fitur
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan layanan
secara terbuka dan mudah untuk diakses oleh masyarakat
luas. Penggunaan website dan aplikasi juga menjadi ciri
khas Kitabisa sebagai platform crowdfunding yang
sebagian besar aktivitas sosialnya dilakukan di sosial
media. Fitur-fitur yang terdapat dalam halaman
Kitabisa.com diantaranya yaitu:
1. Galang Dana Sekarang
Galang dana sekarang merupakan fitur yang
diperuntukan bagi masyarakat yang ingin
memberikan donasi. Sebelum masuk ke dalam
halaman penggalangan dana, para calon pendonasi
diminta untuk memasukan alamat email atau nomor
handphone terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
memverifikasi serta memberikan kabar terbaru
mengenai update mengenai campaign yang telah
diberikan donasinya oleh pendonasi tersebut.
2. Tanya Tentang Galang Dana
5.18 Gambar Fitur Galang Dana
154
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Pada fitur ini terdapat live chat yang
dilakukan oleh sistem atau bot yang telah
dirancang oleh Kitabisa.com mengenai kategori
serta tata cara untuk melakukan campaign
penggalangan dana di aplikasi dan website
Kitabisa.com.
Pada live chat ini Kitabisa memberikan
pertanyaan dan jawaban dengan sangat detail,
baik mengenai nama, campaign ditujukan
kepada siap, alamat rumah sakit, serta hal
lainnya yang berkaitan dengan tahapan yang
mesti lakukan ketika ingin membuka halaman
campaign penggalangan dana.
Dan apabila terdapat kendala atau hal-hal
lain yang ingin ditanyakan oleh calon
campaigner maka mereka juga bisa bertanya
atau melakukan konfirmasi melalui layanan
pesan Kitabisa, diantaranya yaitu melalui Line,
DM Instagram, dan email.
3. Layanan Donasi
5.19 Gambar Fitur Galang Dana
155
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Pada layanan donasi ini terdapat dua kategori
yaitu donasi sekali dan donasi rutin, yang keduanya
juga dibagi dalam sub-sub kategori (urutkan dan
filter) yang bisa calon pendonasi atur sendiri. Fitur
kategori berfungsi untuk membagi penggalangan
apa yang ingin kita berikan donasi secara spesifik.
Misalnya khusus untuk penggalangan dana
kesehatan, lingkungan, dan sebagainya.
Kedua, fitur urutkan yaitu untuk membagi
mana penggalangan dana yang sifatnya paling
mendesak, paling sesuai dengan ketertarikan calon
donatur, terbaru dan terkumpul dana paling sedikit.
Dan ketiga yaitu filter campaign mana yang di
galang oleh Kitabisa, Yayasan atau publik
(masyarakat umum).
5.20 Gambar Halaman Campaign
156
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Pada halaman layanan donasi terdapat
fitur atau penjelasan mengenai jumlah donasi
yang telah terkumpul, target donasi, batas
waktu pengumpulan donasi, jumlah orang yang
telah berdonasi, informasi penggalangan dana
apakah akun tersebut sudah terverifikasi apa
belum sehingga dapat menumbuhkan
awareness bagi masyarakat yang ingin
berdonasi.
Dengan kejelasan target donasi, waktu
dan jumlah orang yang telah memberikan
157
donasi memberikan gambaran bahwa Kitabisa
merupakan platform crowdfunding yang
menjaga kredibilitas dan transparansi dengan
jelas di masyarakat.
5.21 Gambar Halaman Cerita/Storytelling
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
5.22 Gambar Halaman Cerita/Storytelling
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Terdapat juga story telling berupa cerita dari
penggalang dana, kabar terbaru atau update
mengenai dana yang sudah diberikan kepada pelaku
158
campaign yang apabila di update dalam aplikasi
atau website Kitabisa maka akan terkirim ke email
para pendonasi. Melalui cerita yang dituliskan oleh
campaigner diharapkan dapat memberikan
informasi dan motivasi kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam memberikan donasi.
5.23 Gambar Fitur Doa dan Donasi Terkumpul
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
5.24 Gambar Fitur Doa dan Donasi Terkumpul
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Selanjutnya terdapat fitur doa-doa
#OrangBaik yang turut memberikan doa dan
pendapatnya serta terdapat nama (bisa ditulis
anonim) juga beserta besar donasi yang diberikan,
159
fitur untuk memberikan donasi dan fitur untuk turut
membagikan campaign tersebut ke berbagai sosial
media yaitu whatsapp, facebook, line, dan twitter.
Dengan ini masyarakat yang telah
memberikan donasinya dapat saling memberikan
pendapat dan doa pada halaman penggalangan dana
yang telah Ia donasikan. Selain itu, juga terdapat
fitur yang menampilkan masing-masing donasi
yang diberikan pendonor mulai dari bilangan 1000
rupiah
4. Layanan Zakat
5.25 Gambar Fitur Layanan Zakat
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
160
5.25 Gambar Fitur Layanan Zakat
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Kitabisa memberikan layanan bagi
masyarakat yang ingin melakukan perhitungan
zakat, yaitu pada fitur “Kalkulator Zakat”
terdapat akses bagi masyarakat yang ingin
menghitung berapa zakat yang mesti mereka
keluarkan baik berupa zakat profesi dan zakat
maal. Pada layanan zakat ini juga terdapat
program ZakatHub ke program spesifik dari
badan amil atau lembaga yang telah
bekerjasama dengan BAZNAS.
5. Saling Jaga
Saling jaga merupakan fitur donasi bagi para
donatur untuk saling tolong-menolong di sektor
kesehatan. Program khusus saling jaga ini telah
mengantongi izin dan diawasi oleh Kementerian
Sosial Republik Indonesia. Akan tetapi, pada bulan
161
Juni 2021 Kitabisa Saling Jaga belum bisa
menerima keanggotaan atau pendaftar baru.
6. Galang Dana
Bagi masyarakat yang ingin melakukan
penggalangan bisa mengakses halaman tersebut
melalui fitur “Galang Dana” yang terbagi kedalam
dua sub kategori yaitu galang dana khusus
Kesehatan dan galang dana untuk program lainnya
(selain Kesehatan).
7. Penggalangan Dana Mendesak, Program Spesial
Kitabisa, dan Pilihan Kitabisa
Penggalangan dana mendesak, Program
Spesial Kitabisa, dan Pilihan Kitabisa merupakan
campaign prioritas yang ditampilkan pada website
dan aplikasi Kitabisa. Penggalangan dana
mendesak merupakan penggalangan dana pilihan
Kitabisa untuk campaign yang sifatnya mendesak.
Salah Satunya adalah penggalangan dana mendesak
yang ditujukan untuk campaign bencana alam dan
keperluan dana mendesak medis.
8. Doa-doa #OrangBaik
Pada fitur doa-doa #orang baik para pendonasi
diberikan wadah untuk saling menuliskan do’a. doa
doa yang dituliskan sifatnya bervariatif, ada yang
memberikan doa untuk campaigner dan ada juga
yang menuliskan doa untuk dirinya sendiri. Pada
fitur ini para pendonasi juga bisa memberikan
162
komentar dan pendapatnya mengenai campaign
yang ia berikan donasi.
Fitur-fitur lainnya yang masuk dalam
kategori doa-doa #orangbaik yaitu semua doa
dimana semua doa yang dituliskan oleh para
masyarakat yang telah memberikan donasi
terkumpul, Dan fitur doa saya yaitu kumpulan doa
yang sudah pemilik akun tuliskan dari campaign
yang tertera di Kitabisa, fitur aamiin bagi
masyarakat yang ingin mengamini doa yang tertulis
pada laman fitur ini, dan bagikan yaitu masyarakat
juga diberikan akses untuk melakukan aksi baik
dengan turut menyebarkan doaa yang telah
dituliskan di sosial media pribadinya.
9. Kategori Galang Dana
5.26 Gambar Fitur Kategori Galang Dana
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Pada fitur kategori bencana alam tertera
bermacam-macam penggalangan dana yang sedang
163
dibuka oleh para campaigner. Diantaranya terdapat
campaign sebagai berikut: Bencana alam, Balita
dan Anak sakit, Bantuan medis dan Kesehatan.
Bantuan Pendidikan, Lingkungan, Kegiatan sosial,
Infrastruktur umum, Karya kreatif dan modal
usaha, menolong hewan, Rumah ibadah, Difabel,
Zakat, Panti asuhan, Pelari baik, Kemanusiaan.
10. Tentang Kitabisa
Yaitu fitur yang menjelaskan profil umum
Kitabisa, yaitu mengenai sejarah, izin galang dana
dan beragam layanan yang difasilitasi oleh
Kitabisa.com. Sebagaimana yang tertera pada
website dan aplikasi bahwa Kitabisa yakin berbagi
itu mudah dan menyenangkan. Kitabisa juga turut
berinovasi dalam memberikan kemudahan bagi
penggalang dana dan donatur dalam melakukan
aksi baik.
Berikut layanan unggulan Kitabisa yaitu
Kitabisa merupakan platform crowdfunding yang
aman dan transparan, terdapat banyak pilihan
metode pembayaran, donasi bisa dimulai dari Rp.
1000, halaman galang dana yang dapat diakses
kapan saja, layanan yang memungkinkan para
pendonasi mengetahui dampak yang dihasilkan.
Analisis mengenai keempat indikator yaitu
komunikasi, edukasi, kolaborasi dan hiburan pada
website dan aplikasi Kitabisa.com dapat dilakukan
164
melalui layanan atau fitur-fitur yang ada di
dalamnya.
Pada aspek komunikasi yaitu Kitabisa
memberikan bentuk komunikasi terbuka melalui
pertanyaan yang bisa diajukan melalui fitur tanya
tentang galang dana dan live chat yang secara
otomatis dijawab oleh sistem Kitabisa.com atau
bisa secara langsung melalui pusat bantuan dan
dengan mengirim email yang langsung bisa dijawab
oleh admin atau team Kitabisa.com.
Pada halaman penggalangan dana setiap
harinya terdapat 100 galang dana yang beru dimuat
pada platform Kitabisa, artinya terdapat cerita-
cerita inspiratif yang akan disesuaikan kembali
dengan momentum dan apa yang menjadi perhatian
publik. dengan ini, maka konten dan halaman
penggalangan dana dalam platform Kitabisa dapat
sesuai dengan apa yang ada di masyarakat.
Pada fitur story telling atau cerita, kabar
terbaru dari campaigner, doa dari orang baik atau
yang sudah memberikan donasi juga menjadi
representasi komunikasi digital yang mampu
mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk
turut andil dalam memberikan donasi pada halaman
campaign tersebut.
165
5.27 Gambar Fitur Kolaborasi
Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com
Dan aspek kolaborasi dengan ini
Kitabisa.com secara terbuka melakukan Kerjasama
baik dengan perusahaan, instansi pemerintah,
organisasi sosial (NGO), media massa, rumah sakit,
dan publik figur. Selain itu, Kitabisa juga mengajak
masyarakat umum secara terbuka untuk
bekerjasama menjadi fundraiser pada halaman
galang dana yang sebelumnya telah dibuka oleh
orang lain. Indikator terakhir, yaitu pada aplikasi
dan website Kitabisa.com tidak terdapat unsur
hiburan.
Artinya, layanan yang tertera disini sifatnya
hanya untuk mengkomunikasikan, memberikan
informasi, mengedukasi dan memberikan wadah
bagi masyarakat yang ingin membuka halaman
galang dana dan berpartisipasi untuk melakukan
aksi baik dan berdonasi
166
B. Analisis Para Donatur Kitabisa.com Berdasarkan
Indikator SOR
Pada kerangka SOR stimulus dikonseptualisasikan
sebagai faktor yang mampu memberikan pengaruh internal
organisme atau rangsangan individu. Dan organisme
merupakan kondisi kognitif seorang yang memberikan
pengaruh hubungan antara rangsangan dengan respon, artinya
organisme berkaitan dengan proses internal yang terjadi dalam
diri seseorang yang terdiri dari aktivitas mempersepsikan,
merasakan, dan berpikir. Ketika suatu rangsangan ditangkap
oleh panca indra seorang konsumen, maka Ia akan
mempersepsikan rangsang tersebut dengan melibatkan
perasaan dan pikirannya, kemudian menentukan respon
terhadap rangsangan tersebut.
Pada tahapan selanjutnya terdapat respon yang berarti
merupakan hasil atau keputusan akhir dari proses internal yang
terjadi di dalam diri konsumen, apakah nantinya Ia akan
memutuskan untuk memberikan donasi atau tidak. Artinya
ketiga tahapan SOR merupakan satu kesatuan yang apabila
satunya tidak terpenuhi maka tidak bisa untuk lanjut pada
tahapan selanjutnya.
1. Stimulus
Stimulus adalah suatu rangsangan yang terdapat pada
platform website atau aplikasi dan sosial media karena
memberikan pengaruh internal konsumen yang di dalamnya
terdapat bagaimana syarat yang digunakan dalam merancang
platform tersebut seperti pemilihan latar belakang dan pola,
hyperlink, ikon, skema konten dan warna sampai jenis font yang
167
dipilih. Terdapat dua macam stimulus yaitu stimulus yang dapat
dikendalikan dan stimulus yang tidak dapat dikendalikan.
Analisis yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara
dengan para donatur melalui indikator SOR yaitu dengan user
interface yang ditampilkan pada platform aplikasi dan website
Kitabisa menimbulkan stimulus atau rangsangan yang dapat
membuat para donatur menjadi tertarik dan merasa mudah
dalam menggunakannya. Kelengkapan dan kejelasan fitur-fitur
yang ditampilkan dinilai simple dan mudah untuk dipahami
sehingga masyarakat menjadi terbantu dalam
menggunakannya.
Tone warna yang dipilih baik dalam platform Aplikasi
atau Website dan platform Instagram dan Youtube Kitabisa
juga sama, sehingga konten dan fitur yang ditampilkan menjadi
lebih rapi. Dalam hal ini juga terdapat narasi yang terdapat
dalam konten di kedua platform tersebut yang menjadi
highlight sehingga mampu membuat orang tertarik untuk
membaca dan menyaksikannya, serta memudahkan masyarakat
dalam mengingatnya.
Dan analisis pada stimulus yang tidak dapat dikendalikan
oleh Kitabisa yaitu berupa sense of belongin yang terdapat
dalam diri masyarakat Indonesia mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kepedulian dan pemenuhan hak pada setiap
diri manusia itu sendiri. Serta mengenai situasi kondisi yang
sifatnya emergency untuk mendapatkan pertolongan seperti
adanya bencana alam dan bencana kemanusiaan.
168
2. Organisme
Organisme berkaitan dengan proses internal yang
terjadi dalam diri seseorang yang terdiri dari aktivitas
mempersepsikan, merasakan, dan berpikir. Ketika suatu
rangsangan ditangkap oleh panca indera seorang konsumen,
maka ia akan mempersepsikan rangsang tersebut dengan
melibatkan perasaan dan pikirannya, kemudian menentukan
respon terhadap rangsangan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para donatur
alasan mereka tertarik untuk memberikan donasi secara
online melalui platform Kitabisa.com diantaranya adalah
karena storytelling yang dituliskan baik dalam sosial media
dan aplikasi/website Kitabisa dapat membuat pembacanya
menjadi berempati dengan kesulitan dan urgensi
penggalangan dana tersebut. Selain itu, konten video yang
diposting dalam sosial media Instagram dan Youtube
Kitabisa juga bersifat edukatif dan inspiratif sehingga dapat
memotivasi masyarakat untuk turut berdonasi.
Contohnya yaitu pada penggalangan dana aksi
kemanusiaan atau bencana alam maka konten video Kitabisa
dibuat secara real atau sesuai dengan kondisi yang ada
disana. Selain itu, dibeberapa video terdapat cuplikan
wawancara dengan para korban yang mampu menggugah
hati bagi masyarakat yang menyaksikannya. Dan kemudian
konten foto dan video tersebut mulai tersebar pada halaman
sosial media masyarakat, bahkan pada penggalangan dana
yang sifatnya mendesak Kitabisa berupaya untuk membuat
halaman galang tersebut menjadi viral di masyarakat.
169
Dengan adanya intensitas dan performa yang baik
pada sosial media Instagram dan Youtube Kitabisa
menyebabkan konten yang terdapat dalam sosial media
Kitabisa berpotensi lebih besar untuk muncul di halaman
atau timeline donatur. Terlebih apabila Kitabisa melakukan
kolaborasi dengan para tokoh masyarakat dan lembaga
masyarakat yang pada dasarnya juga telah memiliki
pengikut dalam media sosial pribadinya. Sehingga konten-
konten yang tertera pada halaman penggalangan dana
Kitabisa tersebut dapat dipublikasikan secara lebih luas dan
masif.
Dalam membangun kepercayaan dan company
branding di masyarakat Kitabisa melakukan fitur update
mengenai kabar terbaru yang dituliskan oleh penerima
donasi mengenai progress serta alokasi donasi yang telah
dipergunakan. Selain itu, juga terdapat verifikasi
campaigner sehingga dapat memberikan rasa aman dan
percaya bagi donatur yang ingin berdonasi di Kitabisa.
Transparansi dan kredibilitas itu pula yang akhirnya
berpotensi untuk membangun perspektif masyarakat
mengenai rasa aman dan menjadi berdaya dalam berdonasi
di Kitabisa. Dan terakhir yaitu dengan kelengkapan fitur
yang ada pada aplikasi dan website Kitabisa juga
memberikan kemudahan kepada para donatur dalam
menggunakan platform tersebut. Diantaranya yaitu dengan
kelengkapan kategori dan opsi dompet digital, sehingga
memungkinkan donatur dalam memberikan donasi
kapanpun dan dimanapun.
170
Dengan ini, Kitabisa mampu membangun cara
berpikir dan perspektif masyarakat yang sebelumnya harus
meluangkan waktu dan tenaga lebih untuk berdonasi,
sekarang menjadi mudah dan cepat. Yaitu, hanya dengan
memanfaatkan aksesibilitas internet dan kecakapan digital
maka donasi yang diberikan akan tersampaikan.
3. Respon
Respon merupakan hasil atau keputusan akhir dari
adanya stimulus dan organisme. Yaitu sebagai bentuk
tindakan yang dilakukan seseorang untuk menentukan
pilihannya. Analisis yang dilakukan pada indikator respon
ini diantaranya yaitu dengan kelengkapan informasi dan fitur
yang terdapat baik dalam platform Aplikasi atau Website
dan Platform sosial media Instagram dan Youtube dapat
membangun awareness dan company branding yang baik
sehingga masyarakat menjadi berdaya untuk berpartisipasi
dalam memberikan donasi secara online melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com.
C. Analisis Pemanfaat Media Internet Berdasarkan
Indikator Durasi dan Frekuensi
Pemanfaatan media internet menurut Elian, Lubis, dan
Rangkuli dalam (Ratnadila, Taryoto, and Leilani 2019, 193)
adalah suatu intensitas akses internet atau berupa gambaran
mengenai berapa lama dan seberapa sering seseorang dalam
menggunakan dan mengakses internet dalam proses pencarian
informasi. Lebih jelasnya yaitu intensitas tersebut dihitung
171
berdasarkan durasi dan frekuensi yang diukur melalui kurun
waktu yang sudah ditentukan.
5.1 Tabel Frekuensi dan Durasi Pemanfaatan Media
Nama Frekuensi
(seminggu) Durasi
Donasi
(6bulan
terakhir)
Angga
Kristianto
Buka saat konten
Kitabisa muncul
di timeline sosial
media
Kurang
dari 15
Menit
4 kali
donasi
Muhammad
Irwan
Buka hanya saat
ingin berdonasi
Kurang
dari 15
Menit
Donatur
rutin
Kitabisa
(total
sekitar
50 kali
donasi)
Fauzan Noor Buka hanya saat
ingin berdonasi
Kurang
dari 15
Menit
4 kali
donasi
Candida Putri
Nauli
Simantupang
2 kali dalam
seminggu
Lebih
dari 60
Menit
5 kali
donasi
Sumber: diolah oleh Peneliti
Pada penelitian ini frekuensi penggunaan aplikasi atau
website dan aksesibilitas sosial media Kitabisa.com diukur
berdasarkan intensitas dalam kurun waktu seminggu, serta
172
intensitas durasi waktu yang digunakan dalam mengakses
aplikasi atau website dan sosial media Kitabisa.com.
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa dua orang informan
yang telah memberikan donasi di platform crowdfunding
Kitabisa.com hanya membuka baik aplikasi atau website dan
sosial media Kitabisa.com hanya jika mereka ingin memberikan
donasi, satu orang informan mengakses sosial media Kitabisa
ketika konten tersebut muncul pada halaman atau timeline sosial
media pribadinya dan satu orang informan lainnya mengakses
platform Kitabisa sebanyak dua kali dalam seminggu.
Dalam hal ini konten sosial media Kitabisa.com memang
sering muncul pada laman utama para pengguna sosial media,
dikarenakan Kitabisa memiliki strategi viral yang juga
memanfaatkan layanan khusus (ads atau iklan berbayar) dalam
masing-masing platform sosial media. Selain itu, dengan
Kerjasama yang dilakukan oleh Kitabisa dengan komunitas,
lembaga sosial atau pers, perusahaan, dan tokoh masyarakat juga
menjadi faktor (lingkaran kedua) yang menyebabkan konten
Kitabisa sering muncul dalam halaman atau timeline para
pengguna sosial media.
Lingkaran kedua yaitu para pengguna platform sosial
media tidak mengetahui mengenai informasi dan edukasi
penggalangan dana di Kitabisa.com langsung dari platform atau
sosial media Kitabisa, melainkan informasi dan edukasi tersebut
mereka dapati dari entitas yang melakukan kerjasama dengan
platform Kitabisa.com. Yaitu, apabila ada tokoh masyarakat atau
173
publik figur yang donatur ikuti dalam media sosial melakukan
penggalangan dana melalui platform Kitabisa.com.
Untuk durasi yang diberikan dalam satu kali akses aplikasi
atau website serta sosial media Kitabisa.com dari keempat
informan, tiga orang menyatakan mereka menghabiskan waktu
kurang dari 15 menit dalam satu kali akses. Dan satu orang
lainnya menghabiskan waktu lebih dari 60 menit dalam satu kali
askes.
Dalam hal ini, penggunaan aplikasi atau website serta
sosial media Kitabisa.com tergolong baik, karena biasanya
seorang hanya membutuhkan waktu satu sampai lima menit
dalam melihat konten (memperhatikan postingan foto dan
membaca caption) di sosial media. Terkecuali, jika terdapat hal
yang menarik sehingga Ia mampu menghasilkan waktu lebih dari
10 menit baik untuk melihat foto, membaca caption,
menyaksikan video, membaca komentar yang tertera di
postingan tersebut, bahkan sampai turut memberikan komentar
dan membagikan di sosial media pribadinya.
Dalam kurun waktu enam bulan terakhir informan Angga
dan Fauzan telah berdonasi sebanyak empat kali, informan
Candida Putri sebanyak lima kali dan Muhammad Irwan
merupakan seorang donatur rutin yang kurang lebih telah 50 kali
berdonasi melalui platform crowdfunding Kitabisa.com. Masing-
masing donatur juga memiliki ketertarikan yang berbeda dalam
berdonasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan,
informan Candida cenderung tertarik dalam memberikan donasi
174
pada kategori kesehatan terutama pada situasi saat ini mengenai
bantuan untuk covid19. Informan Angga berdonasi dalam
kategori bencana alam dengan alasan karena bencana alam
bersifat emergency yang harus segera diberi bantuan. Sama
halnya dengan informan Fauzan cenderung tertarik berdonasi
pada kategori bencana dan penyediaan makan untuk dhuafa dan
informan Muhammad irwan pada kategori aksi kemanusiaan
baik yang terjadi di dalam dan luar negeri.
D. Analisis Nilai-nilai Pengembangan Masyarakat Islam
terhadap Kitabisa.com
Masifnya transformasi digital di Indonesia pada era
revolusi 4.0 saat ini menghadirkan kompleksitas dampak positif
dan negatif yang muncul di masyarakat. Sebagai upaya dalam
mengoptimalisasikan dampak positif, serta meminimalisir
dampak negatif tentu diperlukan adanya suatu sinergitas bersama
yang dilakukan oleh seluruh entitas masyarakat, sehingga
masyarakat menjadi cakap dan berdaya dalam menghadapi arus
pergerakan transformasi digital tersebut. Salah satunya dengan
melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat berbasis literasi
digital.
Pemberdayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ke V berasal dari kata “daya” yang artinya kemampuan
melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak; kekuatan; akal;
ikhtiar; dan upaya. Payne dalam (Kusiawati 2017, 63)
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk membantu klien
dalam memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menentukan tidakan.
175
Karena, pemberdayaan merupakan suatu proses kolaboratif
dimana seorang yang kurang berdaya diberikan edukasi dan
informasi dalam memanfaatkan akses dan kontrol atas sumber
daya yang tersedia untuk memecahkan permasalahan. Dengan
ini, diharapkan dengan pemberdayaan berbasis literasi digital
masyarakat dapat memiliki keterampilan dalam berliterasi
sehingga informasi, komunikasi dan segala bentuk tindakan
melalui jejaring media online bisa menjadi hal yang bermanfaat
baik untuk pengguna dan juga masyarakat luas.
Sebagaimana yang dilakukan oleh salah satu social
enterprise yakni Kitabisa.com yang berfungsi sebagai platform
crowdfunding turut berupaya dalam memberdayakan masyarakat
dengan keterampilan literasi digital sehingga diharapkan edukasi
dan informasi mengenai penggalangan dana yang diberikan
dapat mewujudkan masyarakat yang berkesadaran dalam
mengoperasikan platform digital sebagai wadah untuk
melakukan aksi baik. Untuk itu, peneliti akan mengkaji
bagaimana strategi Kitabisa.com dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat Islam berbasis literasi digital yang
berlandaskan nilai-nilai keIslaman.
Dalam buku yang berjudul “Manajemen Pengembangan
Masyarakat Islam” terdapat enam indikator dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat berlandaskan nilai-nilai keIslaman,
yaitu: kejujuran (transparansi), keadilan, kepercayaan,
kebersamaan dan saling tolong-menolong, kepedulian, dan
berorientasi pada keberlangsungan kehidupan di masa depan
(Muhtadi and Hermansah 2013, 19) dijelaskan sebagai berikut:
176
1. Kejujuran (transparansi)
Transparansi merupakan pondasi utama dalam proses
melakukan pemberdayaan masyarakat. Sebagai platform
crowdfunding Kitabisa.com terus berupaya dalam menjaga
transparansi kepada entitas masyarakat. Dalam hal ini
Kitabisa menyediakan fitur-fitur yang tertera pada halaman
penggalangan dana sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Diantaranya yaitu terdapat fitur (verifikasi
campaigner yang diharuskan mengupload KTP pada proses
pendaftaran, keterangan jumlah donasi yang telah
terkumpul, batas waktu pengumpulan, alokasi atau
pencairan donasi baik yang diberikan langsung kepada pihak
penggalang dana ataupun rumah sakit/yayasan dan
sebagainya yang terkait, dan kabar terbaru mengenai progres
alokasi donasi dan kondisi terkini penerima manfaat, dan
hal-hal lainnya sebagaimana telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya. Dan dengan adanya sinergitas
antara Kitabisa dengan tokoh masyarakat yang mempunyai
personal branding baik di masyarakat juga berpotensi untuk
membangun rasa percaya dan aman bagi para donatur. Hal
ini karena seorang tokoh tersebut pada dasarnya memiliki
potensi untuk dijadikan role model masyarakat.
Dengan adanya keterampilan masyarakat dalam
berliterasi melalui platform digital maka informasi dan
edukasi yang dikomunikasikan secara virtual dapat
dipahami dengan baik dan bijak. Sehingga dengan adanya
transparansi dari pihak Kitabisa.com dan campaigner atas
177
penggalangan dana yang dilakukan tentu akan
menghadirkan rasa aman dan keberdayaan kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam memberikan donasi
secara online melalui platform digital.
Pada indikator transparansi selanjutnya yaitu Kitabisa
melakukan verifikasi berlapis dengan cara melakukan baik
pengecekan secara langsung pada lokasi penerima bantuan
atau dengan melakukan konfirmasi dengan rumah sakit atau
lembaga terkait atas penggunaan donasi. Sebagai salahsatu
studi kasus yaitu Kitabisa telah melakukan Kerjasama
terlebih dahulu dengan Rumah Sakit untuk selanjutnya
memberikan informasi kepada Kitabisa apabila mendapati
pasien yang tidak mampu melunasi pembayaran Rumah
Sakit. Kemudian, setelah informasi tersebut disampaikan
oleh Kitabisa maka tim dari Kitabisa langsung melakukan
survei ke Rumah Sakit dan bahkan kerumah pasien untuk
memastikan kesulitan yang tengah di hadapi pasien tersebut.
Dan pada studi kasus lainnya, Kitabisa sebelumnya
tidak melakukan Kerjasama dengan pihak Rumah Sakit
hanyasaja pada saat melakukan verifikasi permohonan
campaigner maka tim dari Kitabisa melakukan survei pada
Rumah Sakit ataupun lembaga lainnya untuk melakukan
pengecekan dan validasi permohonan, serta melakukan
update menganai penggunaan dana donasi.
2. Keadilan
Keadilan dalam konteks pemberdayaan masyarakat
Islam berarti setiap orang yang terlibat dalam proses
pemberdayaan masyarakat harus memiliki peluang yang
178
sama. Dalam hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh
Timmy selaku Founder Kitabisa.com bahwa Kitabisa secara
terbuka memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh
entitas masyarakat yang ingin melakukan penggalangan
dana dan bagi masyarakat yang ingin berdonasi. Peluang
terbuka tersebut dengan syarat bahwa campaign
penggalangan dana yang dibuka tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
3. Kepercayaan
Diharapkan melalui keterampilan masyarakat dalam
merepresentasikan nilai-nilai yang terdapat dalam konteks
literasi digital dapat menjadikan mereka berdaya dalam
menerima dan memanfaatkan ketersediaan fitur-fitur yang
terdapat dalam aplikasi dan website Kitabisa.
Serta melalui publikasi konten di platform media
sosial media Kitabisa dapat membangun stimulus,
organisme atau rangsangan dan respon dapat
memberdayakan masyarakat untuk berdonasi secara online
di platform crowdfunding Kitabisa.com.
Kepercayaan yang dibangun oleh Kitabisa dalam
menjaga keamanan bagi masyarakat untuk turut serta dalam
menyebarkan kebaikan yaitu dengan adanya izin PUB
(Pengumpulan Uang dan Barang) dari Kementrian Sosial
untuk kategori umum dan kategori bencana alam. Dalam hal
ini Kitabisa rutin dalam memperbaharui izin PUB dan secara
transparan memberikan informasi tersebut kepada
masyarakat melalui laman Kitabisa Help Center
(zendesk.com).
179
Selain itu, Kitabisa telah memiliki izin sebagai Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) berdasarkan keputusan Ketua
Badan Amil Zakat Nasional nomor 59 tahun 2019. Dan
sampai saat ini Kitabisa telah menjalin kerjasama dengan
puluhan mitra Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat
Nasional, Provinsi. dan Kabupaten atau Kota guna
memudahkan #OrangBaik yang ingin menyalurkan
zakatnya.
4. Kebersamaan dan saling tolong-menolong
Sebagai social enterprise atau perusahaan yang
bergerak dibidang sosial Kitabisa.com percaya bahwa
kemajuan teknologi seharusnya dipergunakan dalam hal
yang bermanfaat. Melalui situs crowdfunding kitabisa.com
mengangkat value menghubungkan jutaan kebaikan dengan
semangat gotong-royong untuk membantu mengatasi
masalah di masyarakat.
Timmy juga menjelaskan bahwa dasar didirikannya
Kitabisa.com adalah karena secara naruliah masyarakat
Indonesia telah memiliki rasa kebersamaan dan rasa tolong-
menolong yang tinggi, bahkan hal ini sudah melekat dan
membudaya di kalangan masyarakat Indonesia.
Dengan adanya semangat untuk saling melakukan aksi
baik untuk membantu sesama itulah, Kitabisa.com turut
hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai platform
crowdfunding yang memungkinkan masyarakat dalam
saling terhubung dalam melakukan kebaikan.
180
5. Kepedulian
Kitabisa.com berdiri di pertengahan tahun 2013,
mulanya ide tersebut hadir karena Timmy melihat keresahan
dalam melakukan penggalangan dana yang biasanya
dilakukan secara tradisional, serta adanya permasalahan dan
potensi di masyarakat. Yaitu, terdapat banyak masalah sosial
yang belum bisa terselesaikan sedangkan di sisi lain
Indonesia tidak kekurangan orang-orang baik yang ingin
turut andil dalam membantu masyarakat yang kesulitan,
hanya saja pada saat itu situs penghimpunan donasi di
Indonesia kebanyakan masih belum optimal dan bersifat
tradisional.
Dalam situsnya kitabisa.com menuliskan “perjalanan
tak selalu mulus, namun semangat tak pernah tergerus.”
Dan atas dasar membangun kepedulian di masyarakat
terbukti kini Kitabisa telah berhasil menghubungkan lebih
dari 1 juta #OrangBaik (panggilan untuk para masyarakat
yang memberikan donasi di kitabisa.com) dan menyalurkan
lebih dari 500 Miliar donasi kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Melalui kecakapan literasi digital yang dimuat dalam
konten cerita atau story telling dalam halaman penggalangan
dana, serta informasi dan edukasi yang dipublish melalui
platform sosial media juga memberdayakan masyarakat
untuk saling mewujudkan kepeduliannya dengan salah satu
caranya yaitu turut serta dalam memberikan donasi
terbaiknya melalui Kitabisa.com
181
6. Berorientasi ada keberlangsungan kehidupan di
masa depan
Kitabisa.com percaya bahwa untuk menghasilkan
suatu dampak baik dimasyarakat nafasnya harus panjang.
Dengan semakin masifnya pergerakan teknologi, informasi
dan komunikasi di era revolusi 4.0 memungkinkan Kitabisa
sebagai platform crowdfunding yang mampu menjembatani
seluruh entitas masyarakat agar menjadi berdaya dalam
memanfaatkan kecakapan digitalisasi seperti saat ini untuk
melakukan aksi baik.
Dengan ini, masyarakat baik yang ingin melakukan
penggalangan dana dan masyarakat yang ingin berdonasi
tidak lagi terhalang dengan jarak dan waktu untuk saling
tolong-menolong baik itu dalam sektor Pendidikan,
Kesehatan, Lingkungan, Aksi Kemanusiaan, Ekonomi dan
sebagainya.
Berdasarkan informasi dan edukasi yang telah
dikomunikasikan secara virtual dan visual baik di Aplikasi
atau Website dan sosial media Kitabisa.com masyarakat
menjadi berdaya untuk berpartisipasi dalam melakukan aksi
baik, salah satunya dengan melakukan pemberian donasi
secara online melalui platform crowdfunding Kitabisa.com.
Kitabisa terus berupaya agar dapat berjalan secara
sustainable melalui konten-konten yang diberikan dan
fasilitas yang disediakan pada platform digital. Hal ini dapat
diukur berdasarkan hadirnya fenomena kehidupan baru di
masyarakat bahwa aksi baik dari teknologi yang dirancang
oleh Kitabisa mampu beradaptasi dan menyesuaikan situasi
182
kondisi yang ada pada saat ini sehingga dimungkinkan akan
berjalan secara berkelanjutan untuk masa yang akan datang.
Dengan terpenuhinya indikator pemberdayaan
masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keIslaman dalam
memberdayakan masyarakat melalui keterampilan literasi
digital menjadikan Kitabisa.com sebagai platform
crowdfunding yang bisa dijadikan rujukan atau role model
bagi masyarakat yang ingin melakukan pemberdayaan di era
digitalisasi saat ini. Meskipun demikian, berdasarkan apa
yang dilakukan Kitabisa dalam sudut pandang
pemberdayaan masyarakat terdapat hal-hal yang seharusnya
lebih diperhatikan oleh Kitabisa dalam memberdayakan
masyarakat secara online melalui keterampilan berliterasi.
Dalam aksinya Kitabisa telah melakukan
pemberdayaan berbasis literasi digital kepada entitas
masyarakat yang memiliki keterampilan dalam
mempergunakan platform digital dan sosial media yang pada
pembahasan ini disebut sebagai digital society. Artinya,
merujuk pada pengertian digital society atau masyarakat
digital itu sendiri yaitu masyarakat yang aktivitasnya
dilakukan dengan memanfaatkan aksesbilitas teknologi
digital secara intensif dan terjadi hampir disegala lini
kehidupan. Dan pertanyaan peneliti adalah “Apakah
masyarakat Indonesia sudah layak dikatakan sebagai
masyarakat digital atau digital society?.”
Berdasarkan pertanyaan tersebut, hasil survei yang
dilakukan oleh Microsoft dalam laporan “Digital Civility
Index (DCI)” mengenai tingkat kesopanan pengguna
183
internet sepanjang tahun 2020 negara Indonesia dinyatakan
berada pada urutan ke 29 dari 32 negara yang artinya
Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesopanan
terendah sebagai penggunaan internet di Asia Tenggara.
Mengenai hal ini apabila dibandingkan antara tingginya
jumlah pengguna internet di Indonesia dengan rendahnya
indeks DCI tersebut artinya memang benar Indonesia tengah
memasuki era revolusi industri 4.0 tetapi dalam
pengamalannya masyarakat Indonesia dinilai belum cermat
dan bijak dalam memanfaatkan aksesbilitas tersebut.
Penyalahgunaan aksesbilitas internet tersebut
diantaranya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan
dan minat baca masyarakat, faktor sosial budaya, ekonomi,
keagamaan, dan sebagainya. Untuk itu, dalam sudut pandang
pemberdaya masyarakat Kitabisa sebaiknya tidak sebatas
memberdayakan masyarakat Indonesia dalam lingkup kelas
menengah dan atas saja. Melainkan juga melakukan
mapping social pada kluster masyarakat yang belum terbuka
dalam mengakses teknologi, informasi dan komunikasi.
Sehingga ketika masyarakat tersebut mendapatkan ruang
untuk mengakses kecakapan teknologi, informasi dan
komunikasi maka mereka menjadi cermat dan bijak dalam
menangkap informasi dan memberikan respon.
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis kritis
terhadap upaya Kitabisa yang berhenti pada tahapan
melakukan update mengenai kabar terbaru penerima
manfaat atau campaigner dan alokasi pemanfaatan donasi.
Dengan ini, dalam konteks pemberdayaan masyarakat agar
184
kegiatan crowdfunding dapat berjalan secara sustainable
atau berkelanjutan disarankan Kitabisa juga melakukan
pemberdayaan donasi produktif. Yaitu, dengan menjadikan
campaigner atau penerima manfaat sebagai donatur pada
campaign penggalangan donasi selanjutnya yang difasilitasi
oleh Kitabisa.com.
Harapannya melalui pendayagunaan yang
berkelanjutan ini maka para penerima manfaat secara
optimal dapat memanfaatkan daya yang telah didapati
melalui platform crowdfunding Kitabisa.com. Dan pada
tahapan selanjutnya melalui keterampilan literasi digital
yang direpresentasikan baik pada platform aplikasi atau
website dan sosial media Kitabisa para penerima manfaat
yang telah berdaya dapat Kembali memberdayakan
masyarakat untuk turut memberikan donasi secara online
melalui platform crowdfunding Kitabisa.com.
185
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi di
era revolusi 4.0 mengharuskan masyarakat untuk mampu
beradaptasi pada kehidupan yang sebelumnya berjalan dengan
tradisional menjadi serba digital. Adanya digitalisasi tersebut
tentunya menyebabkan dampak baik positif maupun negatif.
Untuk itu, diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat
berbasis literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya
dalam memanfaatkan kecakapan aksesibilitas internet secara
baik dan bijak.
Dalam skripsi ini, peneliti melakukan analisis mengenai
bagaimana strategi dan treatment Kitabisa.com dalam
memberdayakan masyarakat berbasis literasi digital pada
masing-masing platform yaitu pada Aplikasi atau Website,
Instagram dan Youtube sehingga masyarakat berdonasi secara
online. Dan bagaimana respon dari masyarakat yang terdapat
pada platform dan sosial media crowdfunding Kitabisa.com.
Kemudian, kedua rumusan masalah tersebut dianalisis melalui
nilai-nilai pengembangan masyarakat Islam.
1. Strategi (treatment) Kitabisa dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat berbasis literasi digital pada
platform Aplikasi atau Website, Instagram dan
Youtube
a) Komunikasi
186
Yaitu strategi komunikasi yang dilakukan pada
aplikasi dan website Kitabisa penulis membagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1) Layanan dan Akses komunikasi, yaitu: layanan
livechat yang terhubung langsung dengan
admin Kitabisa, layanan bantuan help center
yang secara otomatis dibalas oleh sistem,
layanan pesan personal di sosial media dan
email.
2) Selain itu, Kitabisa.com juga berupaya
mengkomunikasikan transparansi dan
kredibilitas platform Kitabisa melalui fitur dan
konten baik yang terdapat pada aplikasi atau
website dan juga sosial media Kitabisa.com
b) Edukasi
Pada platform Aplikasi atau Website dan sosial
media Instagram dan Youtube, penulis membagi
strategi dan treatment dalam mengedukasi
masyarakat melalui keterampilan literasi digital
menjadi empat bagian yaitu:
1) Berfokus dengan memberikan informasi dan
sosialisasi mengenai layanan penggalangan
dana sesuai dengan kebutuhan pihak
campaigner dan donatur.
2) Membangun transparansi dan kredibilitas
Kitabisa terkait halaman penggalangan dana
melalui fitur-fitur yang tersedia. Diantaranya
yaitu adanya story telling, kejelasan dan
187
kelengkapan informasi mengenai jumlah donasi
yang telah terkumpul, target dan batas waktu
donasi, verifikasi campaigner serta pihak yang
bertanggung jawab, sampai pada update kabar
terbaru campaigner juga pada proses pencairan
donasi yang apabila di posting pada halaman
penggalangan dana maka akan secara otomatis
tersebar dalam email masyarakat yang telah
berdonasi.
3) Menyajikan konten-konten yang inspiratif dan
dapat menarik perhatian masyarakat dalam
membaca atau menyaksikannya. Dalam hal ini
Kitabisa memberikan konten yang sifatnya
sedang menjadi pusat perhatian di masyarakat,
dan juga terdapat konten yang masih tabu di
masyarakat.
4) Dalam membuat cerita atau story telling baik
dalam halaman penggalangan dana dan konten
sosial media, Kitabisa mengangkat tokoh atau
permasalahan secara spesifik dan memiliki nilai
emosional yang tinggi. Yaitu dengan
memposisikan tokoh tersebut sebagai seorang
hero atau pahlawan yang harus dibantu aksi
baiknya, ataupun victim berupa narasi sedih
yang maupun membangun stimulus dan
rangsangan masyarakat untuk turut berempati.
5) Edukasi tidak hanya berkaitan ajakan untuk
berdonasi, akan tetapi lebih menekankan pada
188
value yang diupayakan oleh Kitabisa. Yaitu
bahwa segala bentuk kebaikan dapat dilakukan
dengan mudah dan dengan cara apapun maka
terhasilah konten-konten diantaranya yaitu
konten social experiment, ngobrol dengan
teman tuli, ngobrol tanpa melihat, dan
sebagainya.
c) Kolaborasi
Kitabisa melalukan kolaborasi secara terbuka
kepada seluruh entitas masyarakat, tetapi dalam hal
ini terdapat strategi dan treatment secara khusus yang
menjadi tolak ukur Kitabisa dalam melakukan
Kolaborasi, sebagai berikut:
1) Kolaborasi baik yang bersifat individu maupun
kelompok. Kolaborasi yang dilakukan secara
individu diantaranya dilakukan dengan para
tokoh masyarakat seperti tokoh agama,
influencer atau selebriti, pengusaha sampai
tokoh yang bergerak di sektor pemerintahan.
Dan kolaborasi secara kelompok diantaranya
dilakukan oleh lembaga baik formal maupun
nonformal seperti dengan CSR perusahaan,
LSM/NGO, lembaga pemerintahan, komunitas
dan sebagainya.
2) Strategi yang dilakukan oleh Kitabisa yaitu
dengan melakukan kolaborasi dengan tokoh
sesuai dengan karakteristik pelaku Kerjasama
dan isu campaign.
189
3) Kolaborasi dengan tokoh masyarakat yang
memingiki engagement tinggi di masyarakat
dan platform sosial media, yaitu dengan melihat
banyaknya jumlah pengikut dan penggemar.
4) Kitabisa melakukan kolaborasi dengan lembaga
pers dan televisi, tokoh masyarakat yang
memiliki traffic yang tinggi dan potensial di
sosial media, serta dengan komunitas atau
lembaga terkait dengan sinergitasnya dalam
melakukan aksi baik.
d) Hiburan
Pada Aplikasi dan Website Kitabisa tidak
terdapat indikator hiburan karena layanan yang tertera
disini sifatnya lebih spesifik untuk
mengkomunikasikan, memberikan informasi,
mengedukasi dan memberikan wadah bagi
masyarakat yang ingin membuka halaman galang
dana dan berpartisipasi untuk melakukan aksi baik
dan berdonasi.
Dan pada platform Youtube aspek hiburan
dinilai lebih optimal. Karena konten-konten yang
disajikan cenderung bersifat edukatif dan menghibur
menyesuaikan performa yang memang dihadirkan
pada platform Youtube. Sedangkan pada platform
Instagram terdapat indikator hiburan tetapi tidak
diberikan secara optimal.
Strategi dan treatment yang dilakukan Kitabisa
pada aspek hiburan yaitu dengan membuat konten
190
yang sedang happening atau tengah menjadi perhatian
dan perbincangan publik. Selain itu, Kitabisa juga
membuat konten yang narasinya masih terbilang tabu
dimasyarakat. Sehingga dengan dua strategi tersebut
diharapkan konten Kitabisa dapat membuat
masyarakat tertarik dan values mengenai kebaikan
dapat tersampaikan secara optimal.
Selanjutnya, untuk mengukur apakah strategi
dan treatment Kitabisa efektif atau tidak maka juga
dilakukan penelitian mengenai respon dari para
pendonasi terhadap Kitabisa.com.
2. Respon Para Donatur Kitabisa.com Berdasarkan
Indikator SOR
Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan
indikator SOR (stimulus, organism, and respons) dengan
keempat informan sebagaimana yang telah dijelaskan
bahwa kelengkapan dan kejelasan informasi dan edukasi
yang terdapat pada fitur-fitur di aplikasi dan website
Kitabisa.com telah memberikan kemudahan dan
ketertarikan bagi para masyarakat yang ingin memberikan
donasi.
Selain itu, konten-konten yang telah diunggah dalam
sosial media Kitabisa.com turut memberikan edukasi dan
informasi yang mampu membuat warganet menjadi
tergugah hatinya sehingga termotivasi untuk turut serta
dalam memberikan donasi secara online di platform
Kitabisa.com.
191
Keterkaitannya dengan literasi digital yaitu user
interface yang tertera dalam aplikasi dan website, serta
halaman storytelling dan update mengenai kabar terbaru
campaigner juga telah memberikan informasi dan
keterbukaan komunikasi antara penggalang dana dan
pendonasi. Pada konten inspiratif atau informasi mengenai
penggalangan dana yang dimuat dalam sosial media
Kitabisa juga berhasil membentuk cara berpikir masyarakat
dalam membangun perspektif, yang selanjutnya
menimbulkan rangsangan sehingga masyarakat menjadi
berdaya untuk berdonasi secara online.
Dengan ini, keterampilan seorang dalam
menggunakan platform digital dalam membaca,
menyaksikan, menelaah, mengkaji, hingga akhirnya
menumbuhkan suatu stimulus, organisme atau rangsangan,
hingga respon atau tindakan juga ditentukan oleh apa yang
disuguhkan oleh platform Kitabisa tersebut baik di aplikasi
dan website, juga di sosial media.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Analisis strategi dan treatment Kitabisa dalam
melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital sehingga
masyarakat turut berpartisipasi dalam berdonasi secara
online di platform Kitabisa dengan keenam indikator
strategi pemberdayaan masyarakat Islam, dijelaskan
sebagai berikut:
a) Indikator kejujuran yaitu Kitabisa memberikan
transparansi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
informasi dan edukasi penggalangan donasi
192
dilakukan melalui kejelasan dan kelengkapan fitur
yang terdapat pada platform aplikasi dan website
Kitabisa. Kitabisa turut melakukan kolaborasi dengan
tohon masyarakat yang pada dasarnya mempunyai
personal branding yang baik dan juga pengikut.
Sehingga berpotensi untuk dijadikan role model di
masyarakat karena dinilai terpercaya.
b) Indikator keadilan yaitu Kitabisa secara terbuka
memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk
melakukan campaign penggalangan dana berdasarkan
kategori yang tertera pada fitur platform Kitabisa.
c) Indikator kepercayaan Kitabisa telah mendapat izin
dan pengakuan dalam pandangan hukum sah di
Indonesia, selain itu Kitabisa juga melakukan audit
secara rutin dan memiliki sertifikasi audit wajar.
d) Indikator kebersamaan dan saling tolong-menolong
bahwa sedari awal core value yang dibangun Kitabisa
sebagai social enterprise yang bergerak dalam bidang
crowdfunding adalah untuk melestarikan budaya
gotong-royong di Indonesia melalui kecakapan digital
dan aksesibilitas internet seperti saat ini.
e) Indikator kepedulian yaitu Kitabisa percaya ketika
permasalahan yang ada di Indonesia mendapatkan
kepedulian dalam entitas masyarakat dan jika hal
tersebut diselesaikan secara gotong-royong maka
akan menjadi lebih mudah untuk diatasi. Dengan ini
Kitabisa melalui fitur dan konten yang tertera pada
193
platform digital dapat menjadi penghubung
masyarakat dalam melakukan aksi baik.
f) Berorientasi pada keberlangsungan kehidupan di
masa depan. Dengan ini Kitabisa percaya bahwa jika
suatu aksi baik ingin menghasilkan suatu dampak
yang berkelanjutan di masyarakat maka nafasnya
harus Panjang. Maka, Kitabisa dalam aksinya terus
berupaya melakukan peningkatan dan perkembangan
pada fitur dan konten yang disesuaikan dengan situasi
kondisi yang ada.
Sebagai platform crowdfunding Kitabisa juga telah
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Baha tradisi
masyarakat dalam bergotong-royong dalam melakukan aksi
baik dapat terus dibudayakan dengan memanfaatkan
kemajuan TIK. Kitabisa.com telah berkontribusi bahwa di
era revolusi 4.0 saat ini suatu aksi baik dapat dilakukan
dengan mudah, cepat dan luas.
Dengan terpenuhinya indikator pemberdayaan
masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keIslaman dalam
memberdayakan masyarakat melalui keterampilan literasi
digital menjadikan Kitabisa.com sebagai platform
crowdfunding yang bisa dijadikan rujukan atau role model
bagi masyarakat yang ingin melakukan pemberdayaan di
era digitalisasi saat ini.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis penelitian terdapat adanya
implikasi yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan strategi dan treatment yang bisa dilakukan dalam
194
memberdayakan masyarakat untuk turut serta memberikan
donasi secara online melalui platform digital. Implikasi
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Strategi yang dilakukan oleh platform crowdfunding
Kitabisa.com telah berhasil memberdayakan masyarakat
untuk berdonasi secara online. Hal ini dikarenakan
treatment yang dilakukan oleh Kitabisa pada masing-
masing platform berbeda-beda.
2. Melalui kelengkapan informasi yang tertera pada
platform Aplikasi dan Website KItabisa.com telah
membangun rasa percaya dan aman bagi masyarakat
untuk berdonasi. Diantaranya yaitu melalui halaman
storytelling dan update donasi.
3. Konten-konten yang terdapat dalam platform sosial
media Kitabisa.com (Instagram dan Youtube) telah
memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat
melalui kecakapan literasi digital sehingga masyarakat
menjadi berdaya dalam berdonasi secara online.
4. Segala macam bentuk konten dan fitur yang disajikan
baik dalam platform Aplikasi atau Website dan platform
sosial media (Instagram dan Youtube) cenderung
menentukan opini dan tindakan masyarakat dalam
memanfaatkan aksesibilitas internet.
C. Saran
Berdasarkan implikasi sebagaimana yang telah
dijelaskan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Strategi dan treatment pemberdayaan berbasis literasi
digital yang diberikan pada masing-masing platform
195
terus ditingkatkan dengan menyesuaikan performanya
masing-masing.
2. Agar aksi baik yang dilakukan oleh Kitabisa.com
berjalan secara berkelanjutan, maka dibuat suatu strategi
yang mewadahi bagi para campaigner yang sudah
berdaya dalam kategori halaman galang dana produktif
untuk turut serta berpartisipasi dalam membantu
masyarakat lainnya pada halaman galang dana platform
Kitabisa.com.
196
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H Abu, and Widodo Supriyono. 2019. “Analisis Strategi
Implementasi Media Sosial.” Jurusan Manajemen, Fakultas
Bisnis, Universitas Presiden 2 Jurusan Manajemen Universitas
Budi Luhur E-Mail:[email protected], 1–
16.
Akbar, Muhammad Firman, and Filla Dina Anggraeni. 2017.
“Teknologi Dalam Pendidikan : Literasi Digital Dan Self-
Directed Learning Pada Mahasiswa Skripsi.” Indigenous: Jurnal
Ilmiah Psikologi 2 (1): 28–38.
https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.4458.
Araniri, Nurdin. 2016. “Implementasi Tahapan Pemberdayaan
Kewirausahaan Masyarakat Melalui Program Community
Development Zona Madina Dompet Dhuafa Di Desa Jampang,
Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.” UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ardiansyah, Muhriza. 2018. “Kontribusi Kitabisa . Com Sebagai
Social Enterprise Dalam Mewujudkan Falah Aspek Makro,” no.
September: 1–22.
Aziz, Imam Abdul, Nurwahidin Nurwahidin, and Irwan Chailis. 2019.
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Menyalurkan
Donasi Melalui Platform Crowdfunding Berbasis Online.”
Jurnal Syarikah : Jurnal Ekonomi Islam 5 (1): 94–108.
https://doi.org/10.30997/jsei.v5i1.1835.
Baihakki, Budhi, Jurusan Pengembangan, Masyarakat Islam, Fakultas
Ilmu, Dakwah Dan, Ilmu Komunikasi, Universitas Islam, and
Negri Syarif. 2016. Program Urban Farming Yayasan Bunga
Melati Indonesia ( Ybmi ) Di Perigi Baru.
BENABIO, JEFFREY. 2012. Social Media: The Basics. Skin &
Allergy News. Vol. 43. https://doi.org/10.1016/s0037-
6337(12)70402-3.
Bhawika, Gita Widi. 2017. “Risiko Dehumanisasi Pada
Crowdfunding Sebagai Akses Pendanaan Berbasis Teknologi Di
Indonesia” 10: 47–58.
Chaniago, Siti Aminah. 2014. “Perumusan Manajemen Strategi
Pemberdayaan Zakat.” Jurnal Hukum Islam 12 (1): 87–101.
197
https://doi.org/10.28918/jhi.v12i1.529.
De, Facultata, Gestiunea Afacerilor, Rachma Fitriati, Rissalwan
Habdy Lubis, Satiti Shakuntala, Dasril Guntara, Elvi Liliany
Bonauli, et al. 2015. “ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK
PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ( Studi
Pada Saung Angklung Udjo Bandung Jawa Barat 2014 ).” -- 11
(1): 159–82.
Elya umi Hanik. 2020. “Self Directed Learning Berbasis Literasi
Digital Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Madrasah Ibtidaiyah.”
Elementary Islamic Teacher Journal 8: 183–208.
Hardianto, Antonius Widi. 2019. “Analisis Stimulus-Organism-
Response Model Pada ‘Dove Campaign for Real Beauty’ 2004
– 2017.” Jurnal Transaksi 11 (1): 65–79.
Haris, Andi. 2014. “Memahami Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media.” Jupiter 13 (2): 50–62.
journal.unhas.ac.id › index.php › jupiter › article › view%0A.
Hermawan, Hary. 2018. “Metode Kualitatif Untuk Riset Pariwisata.”
https://doi.org/10.31227/osf.io/nyvug.
Heryana, Ade. 2018. “Informan Dan Pemilihan Informan Pada
Penelitian Kualitatif.” Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas
Esa Unggul 25 (December): 1–14.
Hidayanto, Syahrul &, and Ishadi Soetopo Kartosapoetro. 2020.
“Strategi Digital Branding Pada Startup Social Crowdfunding (
Studi Kasus Pada Kitabisa . Com ).” Jurnal Komunikatif 9 (1):
19–23.
Kualitatif, Metode Penelitian. 2013. “Imam Gunawan,” 1–14.
Kurniawan. 2017. “No Title 87 (1,2): 149–200.
Kusiawati, Desy. 2017. “Pendidikan Luar Sekolah , Universitas
Pendidikan Indonesia Pendidikan Luar Sekolah , Fakultas Ilmu
Pendidikan , Universitas Negeri Malang.” Pemberdayaan
Masyarakat 2 (1): 59–72.
Kustanti, Eni, Agus Rusmana, and Purwanti Hadisiwi. 2020.
“Pemanfaatan Media Internet Oleh Penyuluh Dalam Upaya
Percepatan Diseminasi Informasi Pertanian.” J Penelitian Dan
198
Pengembangan Pertanian 39 (2): 129–39.
Listyandari, Made Dwi, I Made Wardana, and Ni Nyoman Kerti Yasa.
2015. “Aplikasi Model Stimulus-Organism-Response Dalam
Keputusan Pembelian Online.” Buletin Studi Ekonomi 20 (1): 1–
17.
Masitoh, Siti. 2018. “Blended Learning Berwawasan Literasi Digital
Suatu Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dan
Membangun Generasi Emas 2045.” Proceedings of the ICECRS
1 (3): 13–34. https://doi.org/10.21070/picecrs.v1i3.1377.
Mitchell, Alex. 2011. “Marketing Strategy in Social Enterprises: An
Exploratory Study.” ProQuest Dissertations and Theses, 88.
http://search.proquest.com/docview/1364620008?accountid=14
3960.
Muhtadi, and Tantan Hermansah. 2013. Manajemen Pengembangan
Masyarakat Islam. Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.
Nurhadi, Wahyu, and Irwansyah. 2018. “Crownfunding Sebagai
Konstruksi Sosial Teknologi Dan Media Baru.” Jurnal
Komunikasi Dan Kajian Media 2 (2): 1–12.
Rachmawati, Dewi, and Khotimatus Solikhati. 2020. “Digital
Altruism: Strategi Kepercayaan Pendonasi Kitabisa.Com Dalam
Membangun Solidaritas Sosial.” Jurnal Kajian Media 4 (1): 22–
39. https://doi.org/10.25139/jkm.v4i1.2365.
Rachmawati, Septiani. 2020. “Strategi Pemberdayaan Soft Skills
Penyandanga Disabilitas Di Deaf Cafe and Car Wash Fingertalk
Cinere.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ratnadila, Nila Sylvi, Andin H Taryoto, and Ani Leilani. 2019.
“Pemanfaatan Media Teknologi Informasi Dalam
Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan (Kasus Penyuluh
Perikanan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali).” Jurnal
Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan 13 (2): 189–204.
https://doi.org/10.33378/jppik.v13i2.128.
Rianto, Puji. 2019. “Literasi Digital Dan Etika Media Sosial Di Era
Post-Truth.” Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi 8 (2): 24.
https://doi.org/10.14710/interaksi.8.2.24-35.
Samsinar. 2018. “Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyukuhan
Pertanian Terhadap Perbaikan Kualitas Padi Di Desa Balang
199
Tanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.”
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Warapsari, Dhyayi. 2020. “Crowdfunding Sebagai Bentuk Budaya
Partisipatif Pada Era Konvergensi Media: Kampanye
#BersamaLawanCorona (Kitabisa.Com).” Avant Garde 8 (1): 1.
https://doi.org/10.36080/ag.v8i1.985.
200
LAMPIRAN- LAMPIRAN
A. Pedoman Wawancara
Hasil Wawancara
Informan : Iqbal Hariadi
Status : Head of Brand and Communication
Kitabisa.com
Waktu : 18 Juni 2021
1. Sebagai seorang digital story teller bagaimana treatment
yang anda terapkan pada masing-masing platform dan
media sosial Kitabisa.com (seperti: Aplikasi/website,
Instagram dan Youtube)?
Pada dasarnya masing-masing platform memiliki treatment
yang berbeda, sesuai dengan objective-nya masing-masing
dan karakteristik media sosialnya. Website dan aplikasi
dikhususkan untuk memfasilitasi publik menggalang dana
dan berdonasi. Pada instagram dan twitter, tim media sosial
Kitabisa.com setiap harinya membagikan cerita mengenai
inisiatif dan dampak kebaikan. Begitupun untuk youtube dan
tiktok, yang membedakan hanya formatan kontennya yang
disesuaikan kembali.
2. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Kitabisa.com
dalam memberdayakan atau me influence masyarakat
untuk berdonasi secara online dengan memanfaatkan
literasi digital?
Setiap harinya ada 100 galang dana yang ada di Kitabisa,
kami menganggap bahwa ada 100 cerita di Kitabisa. Cerita-
cerita tersebut akan diakurasi kembali oleh tim media sosial
dan dikemas dengan tone inspiratif. Selain itu, kami juga akan
201
mempertimbangkan momentum apa yang sedang menjadi
perhatian publik. Dengan begitu, konten kami juga bisa
relevan dengan momentum yang sedang terjadi.
3. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
Kitabisa.com kepada para audiens platform dan sosial
media Kitabisa.com sehingga membuat audiens tersebut
termotivasi untuk memberikan timbal balik dan atau
memberikan donasi melalui Kitabisa.com?
Kami melihat bahwa kepercayaan itu jadi poin penting dalam
proses penggalangan dana karna ada amanah dalam bentuk
uang yang dititipkan donatur melalui platform kami. Jadi apa
yang kami komunikasikan untuk tetap menjaga kepercayaan
publik bisa dibilang adalah upaya transparansi. Bisa dalam
bentuk update penggalangan dana, inisiatif movement yang
inspiratif, dan sebagainya. Intinya yang kami mau sampaikan
dalam konten kami itu bahwa berbuat baik itu mudah dan gak
perlu ribet untuk membuat dampak. Biasanya audiens kami
suka konten yang relevan dengan mereka.
4. Bagaimana strategi Kitabisa.com dalam mengedukasi
masyarakat melalui literasi digital untuk turut
berpartisipasi dalam memberikan donasi melalui
Kitabisa.com?
Ini kurang lebih sama dengan jawaban nomor 3. Kami terus
membuat konten yang menunjukkan dampak dari suatu
inisiatif penggalangan dana. Harapannya itu gak hanya bisa
mengajak mereka untuk berdonasi tapi juga menginspirasi
mereka untuk membuat kegiatan sosial serupa.
202
5. Berdasarkan konten-konten yang ada dalam kanal chanel
Youtube Kitabisa.com, konten tersebut bukan saja
bersifat ajakan untuk berdonasi melainkan juga terdapat
beberapa konten yang bersifat edukasi dan hiburan
secara umum (seperti konten: social experiment, ngobrol
tanpa melihat, dsb). Berdasarkan hal tersebut apa values
dan strategi yang di muat oleh team Kitabisa.com?
Kurang lebih sama seperti di media sosial lainnya, core value
yang kita mau sampaikan adalah berbuat baik itu mudah.
Khusus di Youtube memang objective-nya menyebarkan
awareness. Kami membuat konten-konten yang relevan
dengan momentum atau inisiatif apa yang sedang jadi fokus
di Kitabisa. Misalkan konten orang-orang yang menonton
video klip BTS, kami coba berikan fakta-fakta inspiratif
mengenai BTS. Hingga saat ini ARMY menjadi komunitas
yang paling giat membuat penggalangan dana dan selalu
mengumpulkan donasi dengan nominal yang melebihi target.
Dengan mengetahui fakta tersebut, publik jadi bisa aware
dengan ARMY dan mau terlibat dalam penggalangan
dananya.
6. Menurut anda apa values yang membedakan
Kitabisa.com dengan platform crowdfunding lainnya
yang ada di Indonesia?
Untuk values, kami percaya bahwa setiap platform
crowdfunding pasti memiliki semangat yang sama, untuk
membuat dampak yang lebih besar dengan gotong royong.
Namun yang membedakan Kitabisa, Kitabisa tidak hanya
platform yang memfasilitasi orang untuk membuat galang
203
dana atau berdonasi. Tapi kami juga ingin terus menjadi
media yang bisa membagikan cerita-cerita kebaikan yang ada
di Indonesia.
204
Hasil Wawancara
Informan : Iqbal Syamsuri
Status : Graphic Design
Waktu : 08 Juni 2021
1. Sebagai seorang Graphic Design di Kitabisa bagaimana
strategi dan treatment desain konten yang berbeda-beda
yang diterapkan pada Platform Aplikasi atau Website
dan Platform Sosial Media Instagram dan Youtube?
Kalau ditanya bagaimana strategi dan treatment desain
konten Kitabisa, kalau gue ga ada patokan pastinya dan
kadang berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Cuma
secara garis besar ini dua strateginya: 1. Aktual, riding the
wave. Hal-hal yang sedang happening (viral) di masyarakat
biasanya selalu jadi prioritas kami untuk konten. Misal ada
yang rame-rame nih soal BTS kan minggu ini, Kitabisa akan
prioritas bikin konten tentang campaign yang sedang berjalan
tentang BTS atau yang telah lalu. Biar relate (sesuai atau
berhubungan) dengan masyarakat dan lebih bersahabat nada
brandnya. 2. Emotional, agar konten bisa menarik dan
urgensi dari galang dananya tersampaikan, konten akan
dibuat dengan nilai emosional yang cukup tinggi, tapi nggak
pernah kami lebih-lebihkan. Sefaktual aja. Cuma sekali lagi,
bukan ingin mengeksploitasi, tapi biar orang yang baca bisa
nangkep berapa besar urgensi dari campaignnya.
2. Berdasarkan konten-konten yang ada dalam kanal chanel
Youtube Kitabisa.com, konten tersebut bukan saja
bersifat ajakan untuk berdonasi melainkan juga terdapat
beberapa konten yang bersifat edukasi dan hiburan
205
secara umum (seperti konten: social experiment, ngobrol
tanpa melihat, dsb). Berdasarkan hal tersebut apa values
dan strategi yang di muat oleh team Kitabisa.com?
Objektif kami waktu itu bikin berita baik jadi trending.
Makanya kami juga menghadirkan beberapa konten di luar
campaign yang tujuannya buat edukasi hal-hal yang masih
tabu. Waktu itu ngomongin soal teman-teman difabel masih
sedikit dan sepertinya belum banyak yang aware kalau
Bahasa Isyarat juga perlu diketahui. Jadi kami buat deh.
Selebihnya kalau kamu perhatiin, kami sering bikin konten di
luar campaign yang narasinya apapun yang penting terkait
dengan berita baik.
3. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
Kitabisa.com kepada para audiens platform dan sosial
media Kitabisa.com sehingga membuat audiens tersebut
termotivasi untuk memberikan timbal balik dan atau
memberikan donasi melalui Kitabisa.com?
Selain karena Kitabisa sudah punya admin yang memang
kerjaannya khusus untuk menjawab segala bentuk pertanyaan
dan keluhan. Kami juga terus berusaha semaksimal mungkin
untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat kalau
Kitabisa.com itu terpercaya loh, aman digunakan loh. Ya
caranya juga dengan melakukan verifikasi akun bagi
masyarakat yang ingin melakukan penggalangan dana. Jadi,
mereka memang harus menyertakan foto KTP dan
sebagainya gitu. Makanyakan kalo dilihat pas halaman galang
dana itu ada centang biru ya, nah berarti itu akunnya sudah
verify, terpercaya gitu.
206
4. Bagaimana strategi dan treatment Kitabisa.com dalam
melakukan kolaborasi dengan pihak luar?
Kitabisa kalau buat kolaborasi gitu bakal riset dulu nih, pas di
awal-awal itu kita juga sering kolaborasi sama media jadi
sama-sama untung. Kitabisa dapat engagement (interaksi) di
masyarakat, medianya juga dapat bahan. Selain itu, di konten
Youtube kita juga ada kolaborasi yang sifatnya emang
edukatif gitu, bisa Kerjasama sama lembaga terkait yang
emang inti kontennya buat mengedukasi kalau aksibaik itu
mudah loh.
207
Hasil Wawancara
Informan : Nadia Aisha
Status : Content Writter
Waktu : 05 Juni 2021
1. Bagaimana strategi dan treatment yang dilakukan oleh
Kitabisa dalam mengedukasi masyarakat melalui literasi
digital untuk turut berpartisipasi dalam berdonasi secara
online melalui Kitabisa.com?
Kalau secara konten yang pastinya diedukasi pentingnya kita
berbagi itu apa, bisa dari manfaat untuk benefitnya bisa juga
manfaat atau keuntungannya buat kita. Misalnya kalau kita
bantu orang beban mereka teringankan, kalau buat yang bantu
atau donatur ya mereka dapat pahala gitu. Pakai sad story
(cerita sedih atau memiliki nilai emosional tinggi) atau konten
juga berpengaruh ke emosional individu, jadi emang
terkenalnya begitu. Selain itu, Kitabisa juga ada update atau
kabar terbaru yang isinya pencairan dana sejumlah sekian dan
dananya dipakai untuk apa, nanti akan disalurkan melalui
Yayasan atau NGO. Kredibilitas makin tinggi jadinya, orang
semakin mau dan percaya terhadap donasi online.
2. Bagimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
Kitabisa kepada para audiens platform Aplikasi atau
Website dan sosial media sehingga mereka merasa ada
feedback dari Kitabisa.com?
Kalau di livechat jika masih tidak puas dengan bantuannya
bisa kirim email. Balasan cepat 10 sampai 15 menit. Kalau
sosial media di komentar ada keluhan, admin langsung DM
208
dan tanya apa keluhannya. Jadi inisiatif biar audiens merasa
terbantu.
3. Bagaimana strategi dan treatment yang dibangun oleh
Kitabisa dalam melakukan kolaborasi dan bagaimana
dampak baik positif dan negatif dari adanya kolaborasi
tersebut?
Kalau strategi pasti Kitabisa liat mana influencer atau artis
yang cocok untuk jump in (terjun) di suatu isu. Misal untuk
bangun Masjid kerjasama dengan Ustadz, bencana kerjasama
dengan influencer yang punya followers (pengikut) tinggi
agar campaignnya punya potensi mendapatkan donasi yang
tinggi. Dampak positif tentunya ya kita bisa berbagi, banyak
orang yang juga mendoakan beneficiary (penerima) atau
bahkan mendoakan diri dan keluarga sendiri. Dampak
negatifnya sejauh ini belum ada.
4. Sebagai seorang Content Writter di Kitabisa bagaimana
strategi dan treatment yang dilakukan pada Platform
Aplikasi atau Website dan Platform Sosial Media
Instagram dan Youtube?
Kalau untuk konten ya disesuaikan sama target audiens
Kitabisa yang menggunakan platform tersebut, riset dulu
ambil data mana content winning yang bisa di recreate.
Kolaborasi juga sama anak sosial media dan digital marketing
deh.
209
Hasil Wawancara
Informan : Angga Kristianto
Status : Donatur Kitabisa.com
Waktu : 04 Juni 2021
1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan
donasi di Kitabisa.com?
Alasan saya berdonasi berdasarkan hati dan influencer.
Karena yang biasa bikin saya tertarik itu kalau ada
influencer yang memang sedang buka galang dana, karena
dari cara mereka menceritakan betapa sedihnya orang yang
membutuhkan itu membuat saya jadi ikut terenyuh dan
ingin berdonasi sesegera mungkin.
2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut
memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?
Karena ke-transparansiannya, kitabisa selalu update dana
yang sudah kita donasikan.
3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang
membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam
memberikan donasi?
Iya, karena dari segi penggunaan iklan, saya rasa postingan
kitabisa sering beberapa kali muncul di timeline saya, dan
itu bisa membuat engagment lebih pastinya, dari segi
transparansi juga kitabisa selalu update kemana dana yang
sudah kita donasikan, karena kepercayaan itu kunci dari
segalanya.
4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com
dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi
memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?
210
Iya, karena dari segi interface aplikasinya juga terlihat
mudah untuk dilihat/dimengerti, dari laman awal kita sudah
disuguhkan dengan berbagai kategori galangan dana, jadi
kita bisa tau siapa dan dimana yang sekiranya akan kita
donasi.
5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan
donasi? Dan Apa alasannya?
Bencana alam, karena membantu sesama membuat hati
senang, hehe, siapa diantara kita yang mau berada di situasi
sulit? tidak ada, maka dari itu sebisa mungkin kita harus
membantu sesama walaupun dengan hal yang kecil.
6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan
mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?
Buka saat konten Kitabisa muncul di timeline sosial media
dengan durasi kurang dari 15 menit.
7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam
bulan terakhir?
Empat kali donasi.
211
Hasil Wawancara
Informan : Muhammad Irwan
Status : Donatur Kitabisa.com
Waktu : 06 Juni 2021
1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan
donasi di Kitabisa.com?
Saling membantu walaupun sedikit, karena dengan
terbiasanya orang islam berdonasi, bisa membentuk
kebiasaan yang baik, dan juga persatuan ummat
2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut
memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?
Melihat siapa penggalang dananya, cross check terlebih
dahulu
3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang
membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam
memberikan donasi?
Video-video membakar semangat dari saudara-saudara kita
yang sedang di timpa musibah, tapi tetap memiliki
semangat tinggi berjuang untuk kehidupannya
4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com
dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi
memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?
Kita bisa mengetahui siapa penggalang dananya, dan juga
kemudahan dalam berdonasi. Saya sendiri senang
menggunakan shopeePay, dan saya bisa transfer lewat
shopeePay
5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan
donasi? Dan Apa alasannya?
212
Galang dana kemanusiaan. Saya senang berdonasi dalam
kegiatan sosial, juga dalam galang dana kemanusiaan yg
bersifat darurat, membantu saudara-saudara terutama yang
seiman, juga saudara-saudara sesama manusia, baik itu di
Indonesia, palestina, dan di seluruh dunia.
6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan
mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?
Buka hanya saat ingin berdonasi dengan durasi kurang dari
15 menit.
7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam
bulan terakhir?
Merupakan donaur rutin kurang lebih telah 50 kali donasi
sampai saat ini.
213
Hasil Wawancara
Informan : Fauzan Noor
Status : Donatur Kitabisa.com
Waktu : 05 Juni 2021
1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan
donasi di Kitabisa.com?
Sense of belonging terhadap sesama, kepedulian akan
keberlangsungan pemenuhan hak untuk tiap manusia, dan
keterbukaan informasi akan saldo dan jumlah donasi yang
telah terkumpul.
2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut
memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?
Prosedur pencairan dana oleh promotor donasi sangatlah
selektif dan aktual, dana yang telah terkumpul pun langsung
diserahkan kepada yang bersangkutan dengan disertai serah
terima dari ketiga belah pihak (Kitabisa sebagai fasilitator
wadah crowdfunding digital, promotor sebagai perantara
penggalangan dana, dan penerima manfaat).
3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang
membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam
memberikan donasi?
Kejelasan objek yang dituju dalam pembukaan donasi, dan
keterangan yang mendukung.
4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com
dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi
memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?
214
Fitur yang terdapat dalam aplikasi dan website memberikan
kemudahan pada akses, akuntabel, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan
donasi? Dan Apa alasannya?
Bencana dan penyediaan makan untuk dhuafa.
6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan
mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?
Membuka hanya saat ingin berdonasi dengan durasi kurang
dari 15 menit.
7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam
bulan terakhir?
Empat kali berdonasi.
215
Hasil Wawancara
Informan : Candida Putri Nauli Simatupang
Status : Donatur Kitabisa.com
Waktu : 05 Juni 2021
1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan
donasi di Kitabisa.com?
Meringankan beban sesama dan kita mengetahui dengan
kondisi saat ini pastinya kita tidak bisa menutup mata dgn
berbagai hal yang terjadi saat ini, Dan tentunya kita juga
harus ikut berdonasi dengan jumlah berapapun karena
semakin banyak pihak yang ikut berdonasi maka setidaknya
kita sudah bisa ikut membantu meringankan beban sesama
kita.
2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut
memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?
Kitabisa.com merupakan salah satu platform yang sudah
terpercaya dan sudah banyak pihak yang sudah
menggunakan platform ini untuk mengumpulkan donasi.
Bukan hanya masyarakat umum tetapi juga dari golongan
selebriti yang ada di Indonesia.
3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang
membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam
memberikan donasi?
Untuk pandemi saat ini pastinya donasi terkait dengan
bantuan bagi tim medis, namun tidak menutup
kemungkinan jika ada donasi yang berkaitan dengan orang
atau suatu lokasi yang saat ini sedang terdampak bencana
maupun covid-19.
216
4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com
dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi
memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?
Iya. Dalam kitabisa.com mereka sangat detail dalam
membagikan informasi mengenai kemana dana akan di
alirkan sehingga untuk para donatur akan sangat mudah dalam
menemukan informasi mengenai tujuan dana yang akan
mereka donasikan.
5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan
donasi? Dan Apa alasannya?
Donasi Untuk covid-19. Untuk penggalanggan dana guna
membantu tim medis di salah satu provinsi yang saat itu
sangat membutuhkan bantuan dalam bentuk hazmat.
6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan
mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?
Dua kali seminggu dengan durasi lebih dari 60 menit.
7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform
crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam
bulan terakhir?
Lima kali berdonasi.