lipolitik akuuuuu
TRANSCRIPT
Nama : Azka Nurdiniah
NPM : 240210090071
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam mikrobiologi pangan, pengelompokan bakteri berdasarkan sifat
pertumbuhannya pada bahan makanan lebih penting daripada pengelompokan
berdasarkan sifat – sifat lainnya. Dengan pengelompokan ini mudah diduga
perubahan – perubahan yang akan terjadi pada makanan jika suatu bakteri yang
termasuk dalam suatu kelompok tumbuh pada makanan. Pada praktikum kali ini
dilakukan pengujian bakteri lipolitik. Pegujian ini bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya bakteri lipolitik pada sampel yang diujikan.
A. Pengujian Bakteri Lipolitik
Bakteri lipolitik merupakan bakteri yang membutuhkan konsentrasi lemak
minimal tertentu untuk pertumbuhannya Kelompok bakteri lipolitik memproduksi
lipase, yaitu enzim yang mengkatalis hidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan
gliserol. Bakteri lipolitik dapat menyebabkan bahan pangan yang mengandung lemak
menjadi bau tengik. Banyak bakteri yang bersifat aerobik dan proteolitik aktif juga
bersifat lipolitik. Jenis yang mempunyai spesies bersifat lipolitik misalnya
Pseudomonas, Alcaligenes, Serratia, dan Micrococcus. Salah satu contoh yang
bersifat lipolitik kuat misalnya P. Fluorescens (Fardiaz, 1992)..
Sampel yang digunakan untuk pengujuan bakteri lipolitik kali ini adalah
kornet, margarin, butter, dan peanut butter. Medium yang digunakan yakni NA dan
NA + 1 % lemak, Penambahan 1 % lemak ini berfungsi sebagai medium yang
optimal bagi pertumbuhan mikroba dan juga untuk menetralisasi atau mengurangi
karbohidrat yang mungkin terdapat pada komponen NA. Hal ini untuk mencegah
terjadinya fermentasi pada karbohidrat yang menghambat pertumbuhan mikroba
lipolitik (Pelczar, 1986). sedangkan medium NA sebagai kontrol.
Untuk mengetahui keberadaan mikroba lipolitik ini digunakan indikator
berupa indikator neutral red, dimana akan menghasilkan warna putih diatas dan
merah dibawah jika lemak dalam medium dihidrolisis menjadi asam-asam lemak
yang menyebabkan pH medium menurun, sehingga warna merah timbul akibat
penurunan pH tersebut terbentuk.
Data yang diperoleh selama pengamatan sebagai berikut :
Kornet
Kornet adalah produk olahan dari daging sapi yang dilebur sehingga menjadi
padatan. Daging merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, karena
memiliki kelembapan tinggi, kaya akan nitrogen kompleks, mineral, growth factors,
karbohidrat (glikogen), pH netral, dan faktor – faktor pendukung lainnya seperti:
oksigen, suhu, jenis mikroorganisme, sifat fisik, dan kimia daging. Daging kornet
yang ada di pasaran umumnya dikemas dengan kaleng. Kaleng mempunyai sifat yang
baik sebagai pengemas karena mampu menahan gas, uap air, jasad renik, debu, dan
kotoran. Kaleng juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, tahan terhadap
perubahan suhu yang ekstrem, dan toksisitasnya relatif rendah. Umur simpan daging
kornet dalam kaleng dapat mencapai 2 tahun atau lebih, tergantung proses
pengolahan, jenis kaleng, penyimpanan, dan distribusi. Kebusukan kornet dalam
kaleng dapat disebabkan oleh proses pembuatan yang tidak benar, kebocoran wadah
karena penutupan yang kurang baik, atau penyimpanan pada suhu yang tidak tepat
dan terlalu lama. Kebusukan tersebut tidak selalu dapat dideteksi dari penampakan
wadah karena tidak selalu diikuti oleh perubahan bentuk wadah.
Sampel (kel 7) Pengenceran SPC
Na + 1% lemak
10-2 + lipo
Na + 1% lemak
10-3 + lipo
Na
10-3
Kornet 82 96 3 0,3x104
Setelah itu dilakukan pewarnaan gram, terlihat di bawah mikroskop bakteri
tersebut berbentuk coccus dan berwarna biru. Hal ini menandakan bahwa bakteri
tersebut merupakan bakteri gram positif. Bakteri gram positif tetap berwarna biru
keunguan seperti warna kristal violet karena lapisan peptidoglikan pada dinding
selnya sangat tebal. Bakteri berbentuk kokus dapat diperkirakan dari jenis
Micrococcus (Buckle, 1987) Bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat yang artinya
hanya dapat hidup dengan adanya oksigen. Micrococcus dapat ditemukan di tanah,
air, debu, tumbuhan, kulit hewan. Bakteri coccus gram positif lainnya tang bersifat
lipolitik juga dapat diperkirakan jenis Streptococcus. Perbedaan yang tampak antara
Micrococcus dengan Streptococcus terlihat dari pentuk koloni yang dilihat di bawah
mikroskop. Streptococcus membentuk rantai panjang, sedangkan Micrococcus
membentuk tetrad.
Butter
Butter/Mentega merupakan produk industri susu karena bahan utama pembuatannya
berasal dari lemak hewani atau susu (80-82 %) dan ditambah dengan bahan pendukung
lainnya seperti air, garam dan padatan susu (curd). Selain itu mentega diperkaya dengan
vitamin A, D, E dan K yang tidak larut dalam air. Mentega mampu memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dan lebih memberikan rasa gurih serta aroma yang lebih
tajam pada masakan, karena itu dapat dimengerti kalau harga mentega jauh lebih
mahal daripada margarin. Biasanya digunakan sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai
perantara lemak di beberapa resep roti dan masakan, dan terkadang bahan untuk
menggoreng. Mentega biasanya dikemas dalam aluminium, pilihlah kemasannya
yang masih utuh, tidak rusak dan tidak terbuka serta tidak terdapat bintik warna hitam
pada permukaannya.
Sampel (kel 5) pengenceran SPC
Na + 1% lemak
10-2 + lipo
Na + 1% lemak
10-3 + lipo
Na
10-3
Butter 16 24 8 8,0x103
Setelah itu dilakukan pewarnaan gram, terlihat di bawah mikroskop bakteri
tersebut berbentuk coccus dan berwarna merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri
tersebut merupakan bakteri gram negatif. Sel bakteri gram negatif berwarna merah
karena menyerap safarin. Bakteri yang sering tumbuh jika berbentuk basil pada
keadaan lemak tinggi dan berbentuk coccus berasal dari jenis Micrococcus (Buckle,
1987). Bakteri ini hidup bergerombol tidak teratur atau membentuk tetrad.
Kebanyakan spesies ini berpigmen ornge dan merah muda seperti yang tampak pada
permukaan agar (M. roseus). Biasa tumbuh pada suhu optimal untuk pertumbuhan 25
– 30o C.
Margarin
Kadangkala dalam penyebutan dan penggunaan orang kerapkali menyamakan.
Mentega sebagai margarin, atau margarin sebagai mentega. Sepintas lalu keduanya
memang tampak sama, tetapi sebetulnya tidak. Mentega dan margarin keduanya jelas
tidak sama, kalau kita perhatikan dengan seksama mentega dan margarin masing-
masing memiliki aroma yang khas dan berbeda, begitu juga dengan tekstur, warna,
dan rasa. Margarin terbuat dari minyak atau lemak nabati, dan bahan tambahan
seperti susu bubuk skim atau lemak hewani, air, garam, esens, pewarna dan zat anti
tengik.
Umumnya margarin memiliki kandungan lemak yang sedikit tetapi
kandungan airnya sangat banyak. Hal ini memungkinkan tumbuhnya bakteri yang
sama dengan mentega yakni Pseudomonas putrefaciens. Kandungan air yang tinggi
biasanya dapat memungkinkan bakteri cepat tumbuh dibandingkan dengan keadaan
kering.
Sampel (kel 6) pengenceran SPC
Na + 1% lemak
10-2 + lipo
Na + 1% lemak
10-3 + lipo
Na
10-3
Margarin 133 37 5 5,0x103
Setelah itu dilakukan pewarnaan gram, terlihat di bawah mikroskop bakteri
tersebut berbentuk coccus dan berwarna biru. Hal ini menandakan bahwa bakteri
tersebut merupakan bakteri gram positif. Bakteri gram positif tetap berwarna biru
keunguan seperti warna kristal violet karena lapisan peptidoglikan pada dinding
selnya sangat tebal. Bakteri berbentuk kokus dapat diperkirakan dari jenis
Micrococcus (Buckle, 1987) Bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat yang artinya
hanya dapat hidup dengan adanya oksigen. Micrococcus dapat ditemukan di tanah,
air, debu, tumbuhan, kulit hewan. Bakteri coccus gram positif lainnya tang bersifat
lipolitik juga dapat diperkirakan jenis Streptococcus. Perbedaan yang tampak antara
Micrococcus dengan Streptococcus terlihat dari pentuk koloni yang dilihat di bawah
mikroskop. Streptococcus membentuk rantai panjang, sedangkan Micrococcus
membentuk tetrad.
Peanut butter
peanut butter/selai kacang adalah makanan dibuat dari kacang tanah yang
disangrai dan dihaluskan setelah diberi gula dan garam. Selai kacang dijual dalam
kemasan toples plastik atau gelas dengan berbagai macam variasi rasa. Jenis selai
kacang yang halus disebut creamy atau smooth, sedangkan selai kacang yang
ditambah kacang tanah yang digiling kasar disebut crunchy. Variasi lain berupa selai
kacang dicampur coklat dan honey roasted yang mengandung madu. Di Indonesia,
selai kacang juga dikenal sebagai pindakas yang berasal dari bahasa Belanda
pindakaas (keju kacang). Selai kacang digunakan sebagai olesan roti, permen rasa
kacang, dan perasa pada kue kering rasa kacang.
Sampel (kel 8) pengenceran SPC
Na + 1% lemak
10-2 + lipo
Na + 1% lemak
10-3 + lipo
Na
10-3
Peanut butter 184 92 1 1,0x103
Sampel (kel 9) pengenceran SPC
Na + 1% lemak
10-2 + lipo
Na + 1% lemak
10-3 + lipo
Na
10-3
Peanut butter 11 5 35 3,5x104
Setelah itu dilakukan pewarnaan gram, terlihat di bawah mikroskop bakteri
tersebut berbentuk coccus dan berwarna merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri
tersebut merupakan bakteri gram negatif. Sel bakteri gram negatif berwarna merah
karena menyerap safarin. Bakteri yang sering tumbuh jika berbentuk basil pada
keadaan lemak tinggi dan berbentuk coccus berasal dari jenis Micrococcus (Buckle,
1987). Bakteri ini hidup bergerombol tidak teratur atau membentuk tetrad.
Kebanyakan spesies ini berpigmen ornge dan merah muda seperti yang tampak pada
permukaan agar (M. roseus). Biasa tumbuh pada suhu optimal untuk pertumbuhan 25
– 30o C.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa bahan pangan yang banyak
mengandung mikroba lipolitik sudah tidak layak untuk dikonsumsi karena pada
bahan pangan tersebut terjadi hidrólisis lemak. Hidrólisis lemak menghasilkan asam-
asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi cita rasa dan bau daripada bahan itu.
Hidrólisis dapat disebabkan oleh adanya kegiatan enzim lipase yang dihasilkan oleh
mikroba lipolitik (Buckle, 1987).
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
antara lain:
Mikroorganisme yang bersifat lipolitik adalah mikroorganisme penghasil
enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau mengoksidasi asam lemak dan
gliserol.
Mikroorganisme yang bersifat lipolitik adalah mikroorganisme yang dapat
menghidrolisis atau mengoksidasi lemak dan fosfolida dan turunannya
menyebabkan bau tengik.
Bakteri yang biasanya bersifat lipolitik yaitu dari jenis Pseudomonas yang
merupakan bakteri basil gram negatif.
Bakteri coccus gram positif yang bersifat lipolitik dapat diperkirakan
merupakan jenis Micrococcus dan Streptococcus.
Penambahan 1 % lemak pada medium NA berfungsi untuk menetralisasi atau
mengurangi karbohidrat yang mungkin terdapat pada komponen NA.
Untuk mengetahui keberadaan mikroba lipolitik digunakan indikator berupa
indikator Neutral Red yang akan menghasilkan warna merah jika lemak dalam
medium dihidrolisis menjadi asam-asam lemak.
Bahan pangan yang banyak mengandung mikroba lipolitik sudah tidak layak
untuk dikonsumsi karena pada bahan pangan tersebut terjadi hidrólisis lemak.
Penambahan indikator neural red untuk mendeteksi adanya mikroba lipolitik,
dimana penampakkan warna merah, hal ini diakibatkan terjadinya penurunan
pH akibat lipolisis.
Pelaksanaan prosedur yang kurang memperhatikan keakseptisan dapat
menghasilkan data yang kurang baik, begitu juga dengan kesalahan teknis
lainnya.
Semakin banyak bakteri lipolitik yang terdapat pada suatu bahan pangan,
maka bahan pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Karena, lemak
yang terdapat pada bahan pangan tersebut akan habis terhidrolisis atau
teroksidasi oleh mikroorganisme yang bersifat lipolitik.
Semakin kaya medium dengan penambahan 1 % lemak, maka akan semakin
banyak pertumbuhan bakteri lipolitik dan warna merah yang terbentuk
semakin pekat
Perbedaan yang tampak antara Micrococcus dengan Streptococcus terlihat
dari pentuk koloni yang dilihat di bawah mikroskop dimana Streptococcus
membentuk rantai panjang, sedangkan Micrococcus membentuk tetrad
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo, Adiono. Universitas Indonesia, Jakarta.
Fardiz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suriawiria, U., Drs. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa, Bandung.
Muchtadi, Tien R. 1992. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bogor
Pelczar, M. J.; E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Penerjemah Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka. Universitas Indonesia, Jakarta.
IV PROSEDUR
Amilotik
Sampel (tepung jagung, tepung beras, tepung terigu, dan tepung tapioka) ditimbang 1
gram,
Buat pengenceran sampai 10-3 menggunakan larutan NaCl-fis 9ml
Inokulasi dilakukan pada pengenceran 10-2 dan 10-3
Tuang medium Na dalam masing masing cawan yang berisi pengenceran 10-2 dan 10-3
Inkubasi dilakukan pada suhu 300c selama 2 hari
Amati bentuk dan warna koloni
Tetesi yodium 1%
Hitung jumlah koloni yang tumbuh dan dinyatakan dalam jumlah koloni per g sampel
(metode SPC)
Lakukan pewarnaan gram
Tanggal Praktikum : 19 May 2010
Tanggal Penyerahan : 27 May 2010
PENGUJIAN BAKTERI AMILOTIK
Kelompok 7 B2 :
Intan Lu’luatuljannah (240210090070)
Azka Nurdiniah (240210090071)
Pratita Amelia (240210090072)
Vibra Andini Swara (240210090073)
Novelin Ramsel (240210090116)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2010
IV PROSEDUR
Lipolitik
Sampel (Butter, Margarin, Kornet, Peanut Butter) ditimbang 1 gram
Buat pengenceran sampai 10-3 menggunakan cairan NaCl-fis 9ml
Inokulasi dilakukan pada pengenceran 10-2 dan 10-3
Tuang Na + 1% lemak dalam cawan petri yang berisi pengenceran 10-2 lalu
tambahkan 1 tetes indikator NR
Tuang Na dan Na + 1% lemak dalam masing masing cawan yang berisi pengenceran
10-3 lalu tambahkan masing – masing 1 tetes indikator NR
Goyangkan, tunggu beku
Inkubasi dilakukan pada suhu 300c selama 2 hari
Amati bentuk dan warna koloni (jika atas:putih, bawah:merah, berarti ditumbuhi
bakteri lipolitik)
Hitung jumlah koloni yang tumbuh dan dinyatakan dalam jumlah koloni per g sampel
(metode SPC)
Lakukan pewarnaan gram
Tanggal Praktikum : 19 May 2010
Tanggal Penyerahan : 27 May 2010
PENGUJIAN BAKTERI LIPOLITIK
Kelompok 7 B2 :
Intan Lu’luatuljannah (240210090070)
Azka Nurdiniah (240210090071)
Pratita Amelia (240210090072)
Vibra Andini Swara (240210090073)
Novelin Ramsel (240210090116)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2010