lipid praktikum

50
LIPIDA A. TUJUAN Melakukan analisis secara kualitatif terhadap lipid B. DASAR TEORI C. ALAT-ALAT 1. Analisis Kualitatif Alat yang digunakan Tabung reaksi Penjepit Rak tabung reaksi Pemanas air Gelas beker Pipet Pipet tetes Mortir Bahan yang digunakan dan Reagen Uji Akrolein : KHSO 4 ,lemak,alpukat. Uji Penyabunan : KOH alkoholis 10%, lemak/minyak. Uji Salkowski : Klorofrom anhidrus, H 2 SO 4 Uji Ketidakjenuhan : Minyak olive,gajih,lesitin,klorofrom,etanol,larutan brom dalam klorofrom.

Upload: lidha-melidha-nugroho

Post on 23-Jul-2015

2.072 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lipid Praktikum

LIPIDA

A. TUJUAN

Melakukan analisis secara kualitatif terhadap lipid

B. DASAR TEORI

C. ALAT-ALAT

1. Analisis Kualitatif

Alat yang digunakan

Tabung reaksi

Penjepit

Rak tabung reaksi

Pemanas air

Gelas beker

Pipet

Pipet tetes

Mortir

Bahan yang digunakan dan Reagen

Uji Akrolein : KHSO4,lemak,alpukat.

Uji Penyabunan : KOH alkoholis 10%, lemak/minyak.

Uji Salkowski : Klorofrom anhidrus, H2SO4

Uji Ketidakjenuhan : Minyak olive,gajih,lesitin,klorofrom,etanol,larutan

brom dalam klorofrom.

Uji Peroksida :Minyak olive,minyak lemak,asam asetat glasial,

klorofrom.

Lemak/ minyak yang digunakan

Minyak jagung

Minyak kelapa

Minyak wijen

Alpukat

Minyak Kedelai

Page 2: Lipid Praktikum

Minyak kelapa sawit

D. LANGKAH KERJA

1. Analisis Kualitatif

a. Uji Akrolein

Memasukkan minyak jagung,minyak kelapa,minyak wijen,serta 0,5 gram alpukat ke

dalam 4 tabung reaksi.

Menggerus 0,5 gram KHSO4 dan memasukkannya ke dalam ke empat tabung reaksi .

Memanaskan ke empat tabung reaksi di atas api bunsen.

Memperhatikan bau yang tercium.

b. Uji Penyabunan

Memasukkan minyak jagung,minyak kedelai,minyak kelapa sawit dam alpukat ke dalam

4 tabung reaksi.

Menambah 10 mL KOH alkoholis ke dalam masing-masing tabung reaksi .

Mengocok dan memanaskan di atas penangas air hingga 1 tetes larut sempurna.

Page 3: Lipid Praktikum

Menambah 10 mL air dan memanaskan lagi di atas penangas air didih sampai semua

alkohol menguap.

c. Uji Salkowski

Melarutkan beberapa miligran kolesterol di dalam 3 mL Klorofrom anhidrus.

Menambah volume yang sama asam sulfat pekat.

Mengocok perlahan-lahan dan membiarkan lapisan cair terpisah, amati warnanya.

d. Uji Ketidakjenuhan

Memasukkan lemak/minyak dalam tabung reaksi.

Menambahkan 1mL klorofrom/etanol ke dalam tabung.

Memasukkan 1mL Klorofrom ke dalam tabung (sebagai blanko).

Meneteskan larutan brom (dalam klorofrom) ke semua tabung sampai.

Mencacat jumlah tetes yang diperlukan.

Page 4: Lipid Praktikum

e. Uji Peroksida

Melarutkan 1 mL minyak / lemak di dalam 1mL klorrofrom.

Menambahkan 2mL asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10%.

Mengaduk dengan baik dan membiarkan selama 5menit.

Mengulangi percobaan dengan minyak/lemak lainnya.

E. DATA HASIL PENGAMATAN

1. UJI AKROLEIN

Nama kelompok Uji akrolein

Terhadap Hasil

Kelompok 1 Minyak

kedelai

Bau kedelai, ada endapan

Minyak

wijen

Bau tengik tidak menyengat, warna keruh,

ada endapan

Minyak

tengik

Bau tengik menyengat, ada endapan hitam

Minyak Bau tengik, ada endapan

Page 5: Lipid Praktikum

kelapa sawit

Gliserol Bau sangat menyengat

Sampel

(lemak

kambing)

Bau amis, menggumpal

Kelompok 2 Minyak

kelapa

Bau tengik agak sedikit menyengat

Minyak

wijen

Bau tengik agak menyengat

Minyak

jagung

Bau tengik kurang menyengat

Sampel

(lemak sapi)

Bau tengik yang cukup menyengat

Kelompok 3 Minyak

jagung

Bau tengik yang agak menyengat

Minyak

kelapa

Bau tengik yang cukup menyengat

Minyak

wijen

Bau tengik kurang tercium

Sampel

(susu)

Baunya tetap seperti susu, tidak ada bau

sangit

Kelompok 4 Minyak olive Bau menyengat, ada endapan warna hitam

Minyak

wijen

Bau tengik, tidak menyengat, warna keruh,

ada endapan

Minyak

kelapa

Bau tengik, ada endapan

Page 6: Lipid Praktikum

santan Bau santan, agak tengik

Kelompo 5 Minyak

tengik

Bau menyengat, ada endapan hitam

Minyak olive Berbau menyengat, ada endapan hitam

Sampel

(kemiri)

Berbau kemiri, kurang menyengat

Kelompok 6 Minyak

jagung

Bau tengik yang agak menyengat

Minyak

kelapa

Bau tengik yang cukup menyengat

Bau tengik Bau tengik yang kurang tercium

Alpukat Langu, sangit

Kelompok 7 gliserol Bau menyengat, warna dari jernih ke kuning

Lemak ayam Bau menyengat, bening jadi kekuningan

Kelompok 8 Minyak olive Bau tengik, warna tidak berubah

Minyak

tengik

Bau tengik, warna tidak berubah

Kacang tanah Bau kacang, warna tidak berubah

2. UJI PENYABUNAN

Nama kelompok Uji Penyabunan

Terhadap Hasil

Kelompok 1 Minyak

kedelai

Terbentuk 2 lapisan berwarna: orange kental

dan bening

Minyak Terbentuk 2 lapisan, atas: kuning-orange

Page 7: Lipid Praktikum

wijen kental, bawah: kuning bening

Minyak

tengik

Terbentuk 2 lapisan berwarna orange dan

kuning

Minyak

kelapa sawit

Terbentuk 2 lapisan, atas: kuning orange

kental, bawah: kuning bening

Gliserol Terbentuk 2 lapisan, atas: kuning bening,

bawah: bening

Sampel

(lemak

kambing)

Terbentuk dua lapisan, atas: putih susu,

bawah: putih bening

Kelompok 2 Minyak

kelapa

Terbentuk 2 lapisan, berwarna kuning keruh

Minyak

wijen

Terbentuk 2 lapisan, atas: kuning orange

kental, bawah: kuning bening

Minyak

jagung

Terbentuk 2 lapisan, berwarna kuning

orange

Sampel

(lemak sapi)

Warna coklat

Kelompok 3 Minyak

jagung

Tedapat dua lapisan, bawah kuning

Minyak

kelapa

Baunya wangi, dikocok berbusa, warna

kuning keruh

Minyak

kedelai

Warna bawah bening, atas putih keruh,

dikocok berbusa

Sampel Berbau sabun, setelah dipanaskan dan

Page 8: Lipid Praktikum

(susu) dikocok terbentuk busa

Kelompok 4 Minyak

jagung

Larut, tidak ada busa

Minyak olive Larut, ada busa

Minyak

wijen

Putih keruh(bagian bawah), kuning

bening(bagian atas), berbusa, larut

Minyak

kelapa

Larut, berbusa

Kelompok 5 Minyak

tengik

Ada busa

Minyak olive Ada busa

Sampel

(kemiri)

Ada busa

Kelompok 6 Santan Putih keruh(bagian bawah), putih kental

bagian atas), berbusa, larut

Minyak

jagung

Ada 2 lapisan, lapisan bawah, berwarna

kuning bening, putih keruh kekuningan, ada

gelembung (+++)

Minyak

kedelai

Ada 2 lapisan, lapisan bawah putih bening,

lapisan atas putih kerut, ada gelembung

sedikit (++)

Minyak

kelapa sawit

Ada 2 lapisan, lapisan bawah putih bening,

lapisan atas putih keruh, ada gelembung

sangat sangat sedikit(+)

Kelompok 7 Alpukat Ada 2 lapisan, lapisan bawah kuning

kehijauan keruh, lapisan atas kuning

kehijauan bening, dan ada gelembung di

atas(+++)

Minyak Larut, tidak ada busa

Page 9: Lipid Praktikum

jagung

Minyak olive Larut, ada busa

Kelompok 8 Minyak

wijen

Putih keruh(bagian bawah), kuning

bening(bagian atas), berbusa, larut

Minyal

kelapa

Larut, ada busa

Gajih

(lemak)

ayam

Larut, tidak ada busa

3. Uji salkowski

Nama kelompok Uji Salkowski

Terhadap Hasil

Kelompok 1 Minyak

kedelai

Terbentuk 3 lapisan berwarna: kuning

bening, coklat, coklat kehitaman

Minyak

wijen

Terbentuk 3 lapisan berwarna: putih

kekuningan, coklat, coklat kehitaman

Minyak

tengik

Terbentuk 3 lapisan berwarna: kuning

bening, coklat, coklat tua

Minyak

kelapa sawit

Terbentuk 3 lapisan berwarna: kuning

bening, coklat, putih keruh

Gliserol Terbentuk 3 lapisan berwarna: kuning

bening, putih keruh, coklat tua

Sampel

(lemak

kambing)

Terbentuk 3 lapisan berwarna: bening, putih

keruh, putih kemerahan

Page 10: Lipid Praktikum

Kelompok 2 Minyak

kelapa

Terbentuk 2 lapisan berwarna, coklat muda,

coklat tua kehitaman, coklat bening

Minyak

wijen

Terbentuk 3 lapisan berwarna, kuning

bening, tak berwarna, merah tua

Minyak

jagung

Terbentuk 2 lapisan berwarna, hitam pekat

dan merah tua

Sampel

(lemak sapi)

Terbentuk 2 lapisan berwarna, atas bening

kekuningan, bawah bening kemerahan

Kelompok 3 Kolesterol Terbentuk warna hitam pekat

Sampel

(susu)

Terdapat 3 lapisan, lapisan1:susu/putih,

lapisan 2: bening dan lapisan 3:coklat pekat

Kolesterol Terbentuk warna hitam pekat

Kelompok 4 Margarin Bawah kuning bening, tengah ada cincin

coklat tua, atas kuning pekat

Minyak

wijen

Bawah coklat tua bening, atas coklat

kehitaman

Santan Bawah coklat muda, atas putih

Minyak

jagung

Bawah endapan hitam, atas coklat hitam

bening

Kelompok 5 Minyak

tengik

Awal: warna kuningbening, tidak ada

endapan, hangat

Akhir: terdapat 2 lapisan, atas: merah

kecoklatan, bawah: orange

Minyak olive Awal: kuning bening, tidak ada endapan,

hangat

Akhir: Terdapat 2 lapisan, atas: merah

Page 11: Lipid Praktikum

kehitaman, bawah: orange, hangat

Sampel

(kemiri)

Awal: putih kekuningan, terdapat endapan,

hangat

Akhir: terdapat 2 lapisan, atas: orange,

bawah: merah kecoklatan, hangat

Kelompok 6 Minyak

kelapa

Bawah kuning, tengah cincin hitam

kecoklatan, atas coklat bening

Minyak olive Coklat bening, bawah coklat tua bening, atas

hitam pekat

Alpukat Ada 2 lapisan, lapisan bawah berwarna

hitam, lapisan atas putih keruh

Kolesterol Tidak ada lapisan warna hitam pekat

Kelompok 7 Margarin Bawah kuning bening, tengah ada cincin

coklat tua, atas kuning pekat

Minyak

wijen

Bawah coklat tua bening, atas coklat

kehitaman

Santan Bawah coklat muda, atas putih

Kelompok 8 Minyak

jagung

Bawah endapan hitam, atas coklat hitam

bening

Minyak

kelapa

Bawah kuning, tengah cincin hitam

kecoklatan, atas coklat bening

Minyak olive Coklat bening, bawah coklat tua bening, atas

hitam pekat

4. Uji ketidakjenuhan

Nama kelompok Uji Ketidakjenuhan

Terhadap Jumlah tetesan

Kelompok 1 Minyak Diperlukan 3 tetes Br2

Page 12: Lipid Praktikum

kedelai

Minyak

wijen

Diperlukan 4 tetes Br2

Minyak

tengik

Diperlukan 3 tetes Br2

Minyak

kelapa sawit

Diperlukan 2 tetes Br2

Gliserol Diperlukan 3 tetes Br2

Sampel

(lemak

kambing)

Diperlukan 2 tetes Br2

Kelompok 2 Minyak olive Diperlukan 1 tetes

Lemak sapi Diperlukan 1 tetes

Kloroform

(blanko)

Diperlukan 1 tetes

Kelompok 3 Minyak olive Kuning semua, diperlukan 1 tetes

Minyak

kedelai

Kuning semua, diperlukan 1 tetes

Kloroform Kuning semua, diperlukan 1 tetes

Sampel

(susu)

Kuning semua, diperlukan 1 tetes

Kelompok 4 Minyak olive 1, menjadi kuning

Minyak

jagung

5 menjadi kuning

Minyak 5 menjadi kuning

Page 13: Lipid Praktikum

wijen

Minyak

kelapa

10 menjadi kuning

santan 6 menjadi kuning

Kelompok 5 Minyak

tengik

Ditetesi 3 tetes Br2 dalam kloroform,

berubah warna menjadi kuning permanen

Minyak olive Ditetesi 3 tetes Br2 dalam kloroform,

berubah warna menjadi kuning permanen

Sampel

(kemiri)

Ditetesi 3 tetes Br2 dalam kloroform,

berubah warna menjadi kuning permanen

Kelompok 6 Minyak olive 1 menjadi kuning

Alpukat 6 menjadi merah kekuningan

Kelompok 7 Minyak olive 1 menjadi kuning

Minyak

jagung

5 menjadi kuning

Minyak

wijen

5 menjadi kuning

Minyak

kelapa

10 menjadi kuning

Gajih/lemak

ayam

5 menjadi kuning

Kelompok 8 Minyak olive 1

Kacang tanah 1

Kloroform 1

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah

termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl.

Page 14: Lipid Praktikum

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dihasilkan bahwa yang mengandung asam

lemak jenuh adalah minyak olive, minyak wijen, minyak kelapa, santan, minyak

olive.

Sedangakan minyak jagung, kacang tanah, santan, lemak ayam, dan alpukat

merupakan asam lemak tak jenuh.

Larutan brom dalam kloroform ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam

lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai

bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi larutan brom dalam kloroform

dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi

terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak

tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan

ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak

ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak,

lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali

pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon

asam lemak.

5. UJI PEROKSIDA

Nama kelompok Uji Peroksida

Terhadap Hasil

Kelompok 1 Minyak

kedelai

Warna kuning bening, ada minyak, bawah

bening

Minyak

wijen

Warna coklat

Minyak

tengik

Warna larutan bawah bening, atas kuning

keruh dengan gelembung

Page 15: Lipid Praktikum

Minyak

kelapa sawit

Kuning bening, tidak ada minyakdi atasnya,

bawah bening

Gliserol Warna bening, bawah bening

Sampel

(lemak

kambing)

Keruh, ada minyak

Kelompok 2 Minyak olive Terbentuk 2 lapisan, atas: kuning bening,

bawah: kuning keruh

Minyak

tengik

Terbentuk 2 lapisan, atas: kuning susu,

bawah: lebih keruh dari lapisan atas

Kelompok 3 Minyak olive Terdapat 2 lapisan, bawah: kuning keruh,

atas: putih keruh

Minyak

tengik

Terdapat 3 lapisan, bawah: putih bening

(encer), tengah: putih keruh, atas: kuning

bening

Sampel

(susu)

Terdapat 2 lapisan, bawah: putih bening,

atas: putih pekat

Kelompok 4 Minyak

jagung

Terbentuk 2 lapisan, atas kuning bening,

bawah kuning keruh

Minyak

tengik

Bawah endapan putih, atas kuning bening

Kelompok 5 Minyak

tengik

Warna awal: kuning bening

Warna akhir: terdapat 3 lapisan, atas sedikit

kuning, tengah bening, bawah kuning

Minyak olive Warna awal: kuning bening

Page 16: Lipid Praktikum

Warna akhir: terdapat 3 lapisan, atas orange,

tengah bening, bawah orange

Sampel

(kemiri)

Warna awal: putih

Warna akhir: putih susu

Kelompok 6 Minyak olive Ada 2 lapisan, lapisan bawah kuning keruh,

lapisan atas putih keruh

Minyak

tengik

Ada 3 lapisan, lapisan bawah putih bening,

lapisan tengah putih keruh, lapisan ketiga

kuning bening

alpukat Warna putih keruh tidak ada lapisan

Kelompok 7 Minyak olive Larutan menjadi 2 lapisan atas bening,

bawah kuning bening

Minyak

tengik

Larutan menjadi 2 lapisan atas kuning

bening, bawah keruh seperti ada gumpalan

Minyak

jagung

3 lapisan dari atas kuning jernih, kuning

muda, dan keruh

Minyak

kelapa

Tiga lapisan, bawah jernih kuning, tengah

seperti suspensi

Kelompok 8 Minyak olive Adanya lapisan ataskeruh oranye, bawah

bening oranye pekat(merah bata)

Minyak

tengik

Ada 2 lapisan atas kuning bening, bawah

kuning tua bening

Kacang tanah Putih keruh dan terdapat endapan

Pembahasan

Uji ini untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak. Iodium dapat bereaksi

dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi

pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak

pula iodium yang dapat bereaksi.

Page 17: Lipid Praktikum

Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya larutan  ungu kehitaman yang merupakan

uji positif untuk peroksida. Pembentukkan peroksida dapat terjadi tergantung dengan tipe

dan jumlah radikal bebas dalam minyak. Pembentukkan peroksida akan bertambah

dengan bertambahnya derajat ketidakjenuhan.

 

F. PEMBAHASAN

1. Uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak.

Pada data percobaan, dihasilkan minyak olive, minyak wijen, minyak kelapa,

minyak tengik, gliserol, serta sampel santan, alpukat, lemak ayam, lemak sapi,

menghasilkan bau tengik.Hal ini dapat terjadi karena dehidrasi gliserol dalam bentuk

Page 18: Lipid Praktikum

CH2OHH HCOH+KHSO4 C=O+ H2O

CH2OHCH

CH2

bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Sementara

sampel (lemak kambing), sampel susu dan sampel kemiri tidak menimbulkan bau tengik,

hal tersebut berarti lemak kambing dan susu berekasi negatif dan tidak membentuk

akrolein

Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang

akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak

jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak

terbakar dan ditandai dengan asap putih. Namun, pada kacang tanah, lemak kambing,

susu dan kemiri tidak tercium bau tengik. Padahal menurut teori, kacang tanah memiliki

kandungan lemak.

2. Uji Penyabunan

Uji penyabunan untuk asam-asam lemak dilakukan dengan menambahkan 10 ml

KOH alkoholis 10% kedalam minyak yang hendak diuji, kemudian dikocok.

Pencampuran ini menghasilkan larutan berwarna kuning muda yang tidak saling campur.

Setelah itu minyak dan KOH alkoholisis 10% dipanaskan diatas penangas air. Pada

proses pemanasan ini minyak dapat larut dalam KOH alkoholisis dan larutan berwarna

kuning muda kemudian ditambahkan H2O sehingga diperoleh minyak olive, minyak

wijen, minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak

kelapa sawit, lemak kambing, lemak sapi, susu, kemiri menghasilkan busa. Dan untuk

Page 19: Lipid Praktikum

sampel yang dipakai yakni santan, alpukat dan kacang tanah juga berbusa. Untuk sampel

gajih dan margarin tidak menghasilkan busa setelah ditambah H2O.

Reaksi yang terjadi dikenal dengan reaksi penyabunan(saponifikasi).

Reaksi ini bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga

dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada

pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH

(Kalium hidrosida). Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses

penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung

pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu,jumlah mol asam lemak

tergantung pada panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon

itu pendek,maka jumlah mol asam lemak besar,sebaliknya apabila rantai karbon itu

panjang,jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk

menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Jadi besar atau kecilnya

bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam

lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada

berat molekul lemaktersebut. Makin kecil berat molekul lemak,makain besar bilangan

penyabunannya.

3. Uji Salkowski

Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi

keberadaan kolesterol. Kolestrol paling banyak terdapat pada lipid hewan sedangkan

lemak tumbuhan biasanya nonkolesterol.

Pada percobaan dihasilkan bahwa kolesterol, margarin terbentuk lapisan warna

yakni bagian bawah kuning dan atas coklat kehitaman. Kolesterol dilarutkan dengan

Page 20: Lipid Praktikum

kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat

berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Pada teori apabila dalam sampel tersebut

terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan

asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh

2008).

4. Uji Ketidakjenuhan

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah

termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dihasilkan bahwa yang mengandung asam

lemak jenuh adalah minyak olive, minyak wijen, minyak kelapa, santan, minyak olive.

Sedangakan minyak jagung, kacang tanah, santan, lemak ayam, lemak kambing, lemak

sapi, susu, dan alpukat merupakan asam lemak tak jenuh.

Larutan brom dalam kloroform ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak

yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut.

Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi larutan brom dalam kloroform dimasukkan ke dalam

tabung sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati.

Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat

strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya.

Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika

iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning

bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan

rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.

5. Uji Peroksida

Uji ini untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak. Iodium dapat

bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan

reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,

makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.

Page 21: Lipid Praktikum

Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya larutan  ungu kehitaman yang

merupakan uji positif untuk peroksida. Pembentukkan peroksida dapat terjadi tergantung

dengan tipe dan jumlah radikal bebas dalam minyak. Pembentukkan peroksida akan

bertambah dengan bertambahnya derajat ketidakjenuhan

ANALISA KUANTITATIF

A. Tujuan

B. Dasar Teori

1. Angka penyabunan

Hidrolisa lipid sederhana biasanya dilakukan dengan alkali panas ( penyabunan ),

karena umumnya lipid tidak larut dalam air maka hidrolisis alkali berlangsung lambat.

Dari reaksi tersebut menunjukkan bahwa 1 mol alkali diperlukan untuk setiap mol

ester yang dihasilkan pada reaksi penyabunan. Jadi jumlah alkali yang diperlukan

untuk menghidrolisa sempurna suatu sampel lipid tergantung pada jumlah ikatan ester

yang terkandung di dalam molekul sampel tersebut.

Pemakaian alkali oleh lipid dinyatakan dengan angka penyabunan. Angka

penyabunan adalah banyaknya mg KOH yang dipakai untuk menyabunkan sempurna

1 gr lemak/minyak.

Reaksi Penyabunan :

2. Angka Iod

Page 22: Lipid Praktikum

Lipid mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan iod.

Jumlah iod yang diabsorbsi menunjukkan jumlah ketidakjenuhan dalam lipid. Angka

iod adalah banyaknya gram iod yang diabsorbsi oleh 100 gram lipid. Benyaknya iod

yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Semakin banyak iodium yang

digunakan semakin tinggi derajat keidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair

semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula derjat

ketidakjenuhan (bilangan iodium) dari lemak yang bersangkutan. Asam lemak jenuh

biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair, karenanya semakin tinggi

bilangan iodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut.

C. Alat dan Bahan

1. Penentuan Angka Iod

Alat-alat

- Neraca analitik - Statif dan buret

- Erlemeyer - Pipet tetes

- Gelas ukur

Bahan-bahan

- Lipid

- Kloroform

- Larutan iodin hanus

- Larutan KI 15 %

- Na2S2O3 0,1 N

- Larutan kanji 1 %

Page 23: Lipid Praktikum

2. Penentuan Angka Iod

Alat-alat

- Neraca analitik - Statif dan buret

- Erlemeyer - Pipet tetes

- Gelas ukur

Bahan-bahan

- Lipid

- Kloroform

- Larutan iodin hanus

- Larutan KI 15 %

- Na2S2O3 0,1 N

- Larutan kanji 1 %

Page 24: Lipid Praktikum

D. Cara Kerja

1. Penentuan Angka Penyabunan

Page 25: Lipid Praktikum

0,125 g lemak 15 ml iodine Hanus5 ml kloroform

Erlemeyer

Didiamkan selama 30 menit sambil sesekali dikocok-kocok

Menambahkan 5 ml KI 15%, mengocok lagi dengan kuat

Menambahkan akuades yang telah dididihkan 50 ml

2. Penentuan Angka Iod

Page 26: Lipid Praktikum

Larutan Blanko

E. Data Hasil Pengamatan

1. Penentuan angka penyabunan

a. Sampel lemak kambing

Berat sampel lemak kambing : 1,25 gram

Volume titrasi blanko : 21 ml

Volume titrasi sampel 1 : 13 ml

Volume titrasi sampel 2 : 11 ml

b. Sampel kacang tanah

Berat sampel kacang tanah : 1,25 gram

15 ml iodine Hanus5 ml kloroform

Erlemeyer

Menambahkan 5 ml KI 15% dan akuades yang telah dididihkan 50 ml

Mentitrasi iodine dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning jerami

Menambahkan 1 ml kanji 1%

Meneruskan titrasi

Page 27: Lipid Praktikum

Volume titrasi blanko : 30 ml

Volume titrasi sampel 1 : 5 ml

Volume titrasi sampel 2 : 15 ml

c. Sampel Santan

Berat sampel :1,25 gram

Volume titrasi blanko : 21 ml

Volume titrasi sampel 1 : 12 ml

Volume titrasi sampel 2 : 11 ml

d. Sampel Lemak Sapi

Berat sampel : 1,25 gram

Volume titrasi blanko : 22 ml

Volume titrasi sampel 1 : 9 ml

Volume titrasi sampel 2 : 13 ml

e. Sampel lemak susu

Berat sampel : 1,25 gram

Volume titrasi blanko : 22 ml

Volume titrasi sampel 1 : 53 ml

Volume titrasi sampel 2 : 55 ml

f. Sampel lemak alpukat

Berat sampel : 1,25 gram

Volume titrasi blanko : 39 ml

Volume titrasi sampel 1 : 13 ml

Page 28: Lipid Praktikum

Volume titrasi sampel 2 : 20 ml

2. Penentuan angka iod

a. Sampel lemak kambing

Berat sampel lemak kambing : 0,125 gram

Volume titrasi blanko : 22 ml

Volume titrasi sampel 1 : 14 ml

Volume titrasi sampel 2 : 18 ml

b. Sampel kacang tanah

Berat sampel kacang tanah : 0,125 gram

Volume titrasi blanko : 33 ml

Volume titrasi sampel 1 : 10 ml

Volume titrasi sampel 2 : 9 ml

Volume titrasi sampel 1 : 4 ml

Volume titrasi sampel 2 : 10 ml

c. Sampel Santan

Berat sampel : 0,125 gram

Volume titrasi blanko : 20 ml

Volume titrasi sampel : 18 ml

d. Sampel Lemak Sapi

Berat sampel : 0,125 gram

Volume titrasi blanko : 33 ml

Volume titrasi sampel 1 : 7,5 ml

Volume titrasi sampel 2 : 8,5 ml

e. Sampel lemak susu

Berat sampel : 0,125 gram

Volume titrasi blanko : 32 ml

Page 29: Lipid Praktikum

Volume titrasi sampel 1 : 8,8 ml

Volume titrasi sampel 2 : 7,2 ml

f. Sampel lemak alpukat

Berat sampel : 0,125 gram

Volume titrasi blanko : 33 ml

Volume titrasi sampel 1 : 30 ml

Volume titrasi sampel 2 : 32 ml

F. Analisis Data

1. ANGKA PENYABUNAN

angka penyabunan=(titrasi blanko−titrasi sampel ) X N HCl X BM KOH

berat sampel (gram)

N HCl : 0,5 N

BM KOH : 56

Berat sampel : 1,25 gram

a. Sampel lemak santan

angka penyabunan sampel1=(21−12 ) X 0,5 X 56

1,25=201,6

angka penyabunan sampel2=(21−11 ) X 0,5 X56

1,25=224

Page 30: Lipid Praktikum

angka penyabunanrata−rata=201,6+2242

=212,8

b. Sampel lemak sapi

angka penyabunan sampel1=(22−9 ) X 0,5 X56

1,25=291,2

angka penyabunan sampel2=(22−13 ) X0,5 X56

1,25=201,6

angka penyabunanrata−rata=291,2+201,62

=246,4

c. Lemak Kacang tanah

Angka Penyabunan 1

(30−5 ) x28,051,25

= 561

Angka Penyabunan 2

(30−15 ) x28,051,25

= 336,6

Angka penyabunan rata-rata adalah 561+336,6

2 = 448,8

d. Sampel lemak kambing

Angka Penyabunan 1

(21−11 ) x28,051,25

= 179,52

Angka Penyabunan 2

(21−13 ) x28,051,25

= 224,4

Page 31: Lipid Praktikum

Jadi, angka penyabunan rata-rata adalah 179,52+224,4

2 = 201,96

e. Sampel lemak alpukat

Angka Penyabunan 1

(39−13 ) x28,051,25

= 583,44

Angka Penyabunan 2

(39−20 ) x 28,051,25

= 426,36

Jadi, angka penyabunan rata-rata adalah 583,44+426,36

2 = 504,9

f. Sampel lemak susu

Angka Penyabunan 1

(22−53 ) x28,051,25

= -695,64

Angka Penyabunan 2

(22−55 ) x28,051,25

= -740,52

Jadi, angka penyabunan rata-rata adalah −695,64+(−740,52)

2 = -718,08

2. Penentuan Angka Iod

angka Iod=( titrasi blanko−titrasi sampel ) X N Na2 S2O 3 X 12,691

berat sampel (gram)

N Na2S2O3= 0,1 N

Berat sampel 0,125 gram

a. Sampel santan

Page 32: Lipid Praktikum

angka iod sampel1=(20−18 ) X 0,1 X12,691

0,125=20,3056

b. Sampel lemak sapi

angka iod sampel1=(33−7,5 ) X 0,1 X12,691

0,125=258,89

angka iod sampel1=(33−8,5 ) X 0,1 X 12,691

0,125=248,74

angka iod rata−rata=258,89+248,742

=253,515

c. Sampel kacang tanah

Volume titrasi 1 = 10 ml

Volume titrasi 2 = 9 ml

Volume titrasi rata-rata = 10+9

2 = 9,5 ml

Volume titrasi 1 = 4 ml

Volume titrasi 2 = 10 ml

Volume titrasi rata-rata = 10+4

2 = 7 ml

Angka Iod

(33−9,5 ) x 0,1x 12,6910,125

= 238,6

Angka Iod

(33−7 ) x 0,1x 12,6910,125

= 263,9

d. Sampel lemak kambing

Page 33: Lipid Praktikum

o Larutan sampel

Volume titrasi 1 = 14 ml

Volume titrasi 2 = 18 ml

Volume titrasi rata-rata = 14+18

2 = 16 ml

o Larutan blanko

Volume titrasi blanko = 22 ml

Berat sampel = 0, 125 gram

o Angka Iod

(22−16 ) x 0,1x 12,6910,125

= 60,9

e. Sampel lemak alpukat

Larutan sampel

Volume titrasi 1 = 30 ml

Volume titrasi 2 = 32 ml

Volume titrasi rata-rata = 30+32

2 = 31 ml

Larutan blanko

Volume titrasi blanko = 33 ml

Berat sampel = 0, 125 gram

Angka Iod

(33−31 ) x0,1 x12,6910,125

= 20,3056

f. Sampel lemak susu

a. Larutan sampel

Volume titrasi 1 = 8,8 ml

Volume titrasi 2 = 7,2 ml

Volume titrasi rata-rata = 8,8+7,2

2 = 8 ml

Page 34: Lipid Praktikum

b. Larutan blanko

Volume titrasi blanko = 32 ml

Berat sampel = 0, 125 gram

c. Angka Iod

(32−8 ) x 0,1x 12,6910,125

= 203,056

G. Pembahasan

1. Penentuan Angka Penyabunan

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan angka penyabunan dari sampel lipid.

Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk

menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Sampel lipid yang digunakan adalah santan,

lemak sapi, lemak kambing, alpukat, lemak kacang tanah, lemak susu, kemiri dan…Alat

dan bahan yang digunakan yaitu labu refluks, Erlenmeyer, pipet ukur, pipet tetes, buret,

statif, lemak/minyak, KOH alkoholis, fenilftalein, dan HCl.

Untuk penentuan angka penyabunan, menggunakan sampel minyak/lemak 1,25

gram dan ditambahkan KOH alkoholis 12,5 ml. alcohol dalam KOH berfungsi untuk

melarutkan asam lemak hasil hidrolisis supaya mempermudah reaksi dengan basa

sehingga terbentuk sabun. Selanjutnya melakukan refluks larutan sampai benar-benar

sempurna. Untuk mengetahui refluks telah sempurna, maka diambil satu tetes campuran

lalu memasukkan ke dalam air. Jika air tidak keruh atau bening maka refluks telah

sempurna karena sudah tidak mengandung minyak. Cairan tersebut kemudian

didinginkan dan dititrasi menggunakan HCl sampai larutan menjadi kuning jerami, lalu

menambahkan 3 tetes PP, maka larutan menjadi pink/merah dan cairan tersebut dititrasi

kembali sampai larutan kuning jerami. Warna larutan harus sama dengan blanko.

Larutan blanko terdiri dari 12,5 ml KOH alkoholis dan 3 tetes pp kemudian

dititrasi menggunakan HCl sampai warna larutan menjadi kuning jerami. Larutan sampel

dibuat secara duplo.

Dari hasil titrasi yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data atau

perhitungan sehingga diperoleh angka penyabunan, dengan rumus

Page 35: Lipid Praktikum

angka penyabunan=( titrasi blanko−titrasi sampel ) X N HCl X BM KOH

berat sampel (gram)

Dari hasil perhitungan, diperoleh besar angka penyabunan yaitu

Sampel Angka penyabunan

Lemak sapi 246,4

Lemak santan 212,8

Lemak kambing 201,96

Lemak kacang tanah 448,8

Lemak alpukat 504,9

Lemak susu -718,08

Tabel angka penyabanan berbagai lemak

Bilangan penyabunan setiap jenis minyak atau lemak berbeda bergantung pada

jenis asam lemak yang menyusunnya. Reaksi penyabunan akan terjadi ketika KOH

berlebih dalam alcohol ditambahkan ke dalam sejumlah contoh minyak atau lemak.

Senyawa alkali tersebut akan bereaksi dengan asam lemak yang terikat dalam molekul

trigliserida. Reaksi penyabunan adalah sebagai berikut:

Prinsip pengujian bilangan penyabunan ini adalah menentukan bilangan

penyabunan dari suatu jenis minyak atau lemak dari jumlah ml titran (HCl) yang

dibutuhkan untuk menetralkan KOH berlebih. Apabila HCl yang dibutuhkan untuk titrasi

sedikit, maka jumlah KOH berlebih juga sedikit karena sebagian besar KOH bereaksi

dengan asam lemak. Dengan demikian, bilangan penyabunan dari jenis minyak atau

lemak tersebut tinggi. Sebaliknya, apabila HCl yang dibutuhkan banyak, maka jumlah

Page 36: Lipid Praktikum

KOH berlebih banyak karena hanya sebagian kecil KOH yang bereaksi dengan asam

lemak sehingga bilangan penyabunannya juga rendah.

Berdasarkan perhitungan, siperoleh angka penyabunan terbesar pada lemak

alpukat, dan terendah pada lemak susu. Bilangan penyabunan lemak susu yang lebih

rendah dibandingkan dengan lemak alpukat menunjukkan bahwa berat molekul lemak

susu lebih tinggi daripada lemak alpukat.

2. Penentuan Angka Iod

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan angka iod dari sampel lipid. Bilangan

iod merupakan parameter yang dibutuhkan dalam analisa produk minyak-lemak untuk

mengetahui tingkat kejenuhannya. Sampel lipid yang digunakan adalah santan, lemak

sapi, lemak kambing, alpukat, …….. Alat dan bahan yang digunakan yaitu Erlenmeyer,

pipet ukur, pipet tetes, buret, statif, lemak/minyak, kloroform, iodine Hanus, KI 15%,

aquades yang telah dididihkan, Na2S2O3 0,1 N, dan larutan kanji.

Pada pembuatan larutan sampel, langkah pertama yang dilakukan adalah

memasukkan 0,125 gram lemak/minyak sampel ke dalam erlenmeter, kemudian

ditambahkan 5 ml kloroform dan 15 ml iodine Hanus, selanjutnya didiamkan selama 30

menit sambil sesekali dikocok. Penambahan kloroform dalam uji iod berfungsi untuk

melarutkan minyak atau lemak yang akan diuji. Dalam keadaan larut, minyak atau lemak

tersebut akan memiliki luas permukaan reaksi yang lebih besar sehingga lebih mudah

bereaksi dengan reagen yang diberikan. Selanjutnya penambahan cairan Hanus yang

merupakan persenyawaan iodin bromida akan bereaksi dengan trigileserida di mana

iodine akan berikatan dengan trigliserida tersebut dengan memecah ikatan rangkap yang

ada. Jumlah ikatan rengkap dalam trigliserida menentukan seberapa banyak atom I yang

dapat bereaksi.

Setelah 30 menit, kemudian ditambahkan 5 ml KI 15% dan 50ml akuades yang

telah didihkan. Kemudian mentitrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning dari

larutan hamper hilang, selanjutnya ditambahkan 1ml kanji 1% dan titrasi dilanjutkan

sampai warna putih. Penambahan KI akan memecah kembali ikatan iodine dengan

trigliserida tersebut sehingga atom I yang sudah berikatan kembali terlepas dan

Page 37: Lipid Praktikum

membentuk senyawa I2. Senyawa I2 inilah yang dijadikan representasi jumlah ikatan

rangkap pada minyak atau lemak melalui titrasi dengan Na2SO3. Campuran yang

mengandung senyawa I2 di dalamnya cenderung memiliki warna kuning. Itulah sebab

mengapa setelah dititrasi semakin lama akan terbentuk cairan dengan warna kekuningan.

Adapun alasan penambahan amilum atau pati, adalah agar perubahan warna dapat

dideteksi dengan mudah sehingga lebih akurat. Amilum akan membuat campuran yang

mengandung iodine menjadi berwarna biru, sedangkan perubahan warna akan lebih

mudah dideteksi dari biru menjadi bening daripada kuning bening menjadi bening/putih.

Bilangan iod merupakan parameter yang dibutuhkan dalam analisa produk

minyak-lemak untuk mengetahui tingkat kejenuhannya. Kejenuhan suatu minyak

menandai jumlah ikatan rangkap yang terdapat di dalamnya, menjadi acuan tingkat

kemudahan suatu minyak-lemak teroksidasi, sekaligus mengindikasikan tinggi rendah

titik cairnya. Semakin jenuh suatu minyak berarti semakin kecil pula jumlah ikatan

rangkap dalam molekul trigliseridanya, semakin sulit minyak untuk teroksidasi, dan

semakin tinggi titik cairnya. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Berikut data hasil percobaan penentuan angka iod:

Sampel Angka Iod

Sampel lemak sapi 253,515

Sampel santan 20,3056

Sampel lemak kambing 60,9

Sampel lemak kacang tanah 238,6 dan

263,9

Sampel lemak alpukat 20,3056

Sampel lemak susu 203,056

Page 38: Lipid Praktikum

Besar angka Iod diperoleh dengan rumus

angka Iod=( titrasi blanko−titrasi sampel ) X N Na2 S2O 3 X 12,691

berat sampel (gram)

Angka iod tertinggi pada lemak kacang tanah, sedangkan terendah pada lemak

santan. Hal ini berarti lemak kacang tanah lebih tidak jenuh daripada lemak santan, yang

juga berdampak pada titik cairnya yang rendah (encer pada suhu kamar). Sebaliknya

minyak yang memiliki bilangan iod paling kecil adalah lemak santan. Hal ini berarti

lemak santan merupakan lemak yang paling jenuh di antara minyak yang digunakan

dalam percobaan. Hal ini juga berarti lemak santan merupakan minyak yang memiliki

titik cair paling tinggi dan paling sulit teroksidasi.

H. Kesimpulan

Angka penyabunan adalah banyaknya mg KOH yang dipakai untuk menyabunkan

sempurna 1 gr lemak/minyak. Bilangan penyabunan setiap jenis minyak atau lemak

berbeda bergantung pada jenis asam lemak yang menyusunnya. semakin tinggi bilangan

iodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut.