lipid
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia
ialah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar,
sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa
atau mirip. Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang
mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang
disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya ester, aseton,
kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut organik”; (2) ada hubungan
dengan asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh
mahluk hidup. Jadi berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari
hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak
tersebut. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung
banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau
dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30% (Poedjiadi, 2006).
Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama
karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K.
Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama
karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K.
Manusia dapat digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya terdiri dari
bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari
berbagai sumber maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang
paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoul per gram
(Winarno, 1992).
1
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawayang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang
dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan
karbon tetraklorida.Dengan pelarut-pelaruttersebut lipid dapat diekstraksi dari sel
dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.Lipid di kelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simplelipids) dan kelompok lipid
kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang
tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri
darisubkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena.Lipid kompleks
meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat
penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. Komponen-
komponencampuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan
perbedaan kelarutannyadidalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh;
fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol danlemak netral atas dasar
ketidaklarutannya di dalam aseton.Suatu reaksi yang sangat berguna untuk
fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan.Alkali menghidrolisa lipid kompleks
dan menghasilkan sabun dari komponen-komponenyang mengandung asam-asam
lemak yang dapat diesterkan.
.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lipid
2. Sebutkan jenis-jenis lipid
3. Apa yang dimaksud trigliserida dan kolesterol
4. Apa yang dimaksud HDL dan LDL
5. Bagaimana pemeriksaan Lipid
2
1.3. Tujuan
Tujuaan umum
Dapat memahami dan menguasai materi lipid dan penggolongannya..
Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lipid
2. Mengetahui penggolongan lipid
3. Dapat menjelaskan trigliserida dan kolesterol
4. Mengetahui HDL dan LDL
5. Dapat memeriksa lipid
1.4. Manfaat
1. Bagi dosen pengajar
Diharapkan dapat menjadi media referensi bahan ajar kepada mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam memahami materi lipid.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi lipid
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan
hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air,
tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi
biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai
komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi
endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu
membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam
lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua
jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus
isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam
delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid,
sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta
lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak.
Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya
(termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang
mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki
metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat
dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
4
2.2. Penggolongan Lipid
Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu
ester asam lemah dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan
lilin; (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang
dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan
yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan
basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.
Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya,
yaitu (1) asam lemak; (2) lemak; (3) lilin; (4) fosfolipid; (5) sfingolipid; (6)
terpen; (7) steroid; (8) lipid kompleks.
Asam Lemak
Struktur
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida, baik
yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat. Rantai
karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap,
sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh.
Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap.
Sifat Fisika
Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leburnya. Di samping itu makin
banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Kelarutan asam
lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon.
Umumnya asam lemak larut dalam eter atau alkohol panas.
Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam
lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. pH larutan bergantung
pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak.
persamaan Henderson-Hasselbach.
5
Garam natrium dan kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air
dan dikenal sebagai sabun. Asam lemak yang digunakan untuk sabun umumnya
adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh
dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis logam Pt atau
Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses
penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus –COO- pada
ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob, sedangkan gugus –COO- bersifat
hidrofil. Karena adanya dua bagian ini, molekul sabun membentuk misel, yaitu
kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat hidrofil di bagian luar.
Sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini,
bagian hidrofob molekul sabun masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang
bermuatan negatif ada di bagian luar. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan
tegangan permukaan air.
Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya.
Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Proses hidrogenasi ini
mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair menjadi
asam lemak padat.
Karena ada ikatan rangkap, maka asam lemak tidak jenuh dapat mengalami
oksidasi yang mengakibatkan putusnya ikatan C=C dan terbentuknya gugus –
COOH.
Lemak
Struktur
Yang dimaksud dengan lemak di sini ialah suatu ester asam lemak dengan
gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.
Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena
itu lemak adalah suatu trigliserida.
6
Sifat
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan
lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Tristearin, yaitu ester gliserol
dengan tiga molekul asam stearat titik lebur 710C, triolein, yaitu ester gliserol
dengan tiga molekul asam oleat titik lebur –170C. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung di dalamnya diukur dengan bilangan
iodium. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap.
Bilangan iodium ialah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100
gram lemak. Lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dlaam air,
sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam
ester, kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol.
Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu.
Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak
disebut bilangan penyabunan. Lemak juga dapat terhidrolisis oleh enzim.
Lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang
tidak enak. Disebabkan oleh: proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak
bebas, proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh, oksidasi asam lemak
tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk
aldehida. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak
adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak. Apabila
gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati, akan timbul bau yang
tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya
akrilaldehida atau akrolein.
Lilin
Yang dimaksud dengan lilin (wax) ialah ester asam lemak dengan monohidroksi
alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai 34 atom
karbon. Contoh alkohol panjang adalah setilalkohol dan mirisilalkohol.
CH3 – (CH2)14 – CH2OH CH3 – (CH2)28 – CH2OH
Setilakohol Mirisilalkohol
7
Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-
lumba. Lilin berfungsi sebagai: lapisan pelindung terhadap air, penahan air pada
binatang. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan
oleh enzim yang menguraikan lemak.
Fosfolipid
Struktur
Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam
bentuk ester asam fosfat. Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain
kolin, etanolamina, serin dan inositol. Senyawa yang termasuk fosfolipid ini ialah
fosfatidilkolin, fosfatifiletanolamina, fosfatifilserin, dan fosfatidilinositol.
Sifat
Lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih dan dapat diubah
menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur
dengan air membentuk larutan koloid, larut dalam semua pelarut lemak kecuali
aseton, dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan kolin, apabila
dipanaskan dengan basa atau asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol
dan asam fosfat. Hidrolisis juga dapat terjadi dengan bantuan enzim lesitinase.
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan alkohol. Yang
termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin.
Fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin dapat dihidrolisis sempurna,
menghasilkan asam lemak, gliserol dan fosfat. Hidrolisis parsial menggunakan
enzim fosfatidase tertentu, sehingga asam lemak pada atom karbon nomor 2 dapat
diuraikan dan menghasilkan lisosefalin.
Sfingolipid
Merupakan senyawa derivat sfingosin atau mempunyai struktur yang mirip.
Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam lemak.
Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida. Sfingomielin adalah
kelompok senyawa sfingolipid yang mengandung fosfat. Golongan sfingolipid
yang mengandung karbohidrat disebut glikolipid.
8
Terpen
Senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa molekul isoprena
(2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan struktural dengan isoprena
dikelompokkan dalam golongan terpen. Yang termasuk terpen antara lain: sitral,
pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol dan skualen.
Sitral, pinen dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri. Sitronelal terdapat dalam
minyak sereh. Kamfer terdapat dalam pohon kamfer. Wortel mengandung banyak
karoten pembentuk vitamin A. Fitol adalah salah satu hasil hidrolisis klorofil.
Skualen dapat diperoleh dari minyak ikan hiu.
Steroid
Struktur
Senyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat dianggap
sebagai derivat perhidroksiklopentanofenantrena, yang terdiri atas 3 cincin
sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena (cincin A, B, dan C) dan sebuah
cincin siklopentana yang tergabung pada ujung cincin sikloheksana tersebut.
Adapun karakteristik yang dimaksud ialah adanya atom oksigen atau gugus
hidroksil pada atom C nomor 3 dan gugus metil pada atom C nomor 10 dan 13.
Tata Nama
Untuk memberikan nama kepada steroid digunakan patokan, yaitu beberapa jenis
hidrokarbon yang mempunyai rumus tertentu sebagai senyawa asal, misalnya
etiokolana, alopregnana, androstana, pregnana, estrana.
Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan tanda segitiga (D) dengan angka di
bagian atasnya yang menyatakan atom karbon yang menjadi awal ikatan rangkap
tersebut, misalnya D5-androstena berarti ikatan rangkap berawal dari atom karbon
nomor 5 dan berakhir pada atom karbon nomor 6.
Tanda (a) dan (b) untuk menyatakan konfigurasi suatu garis tertentu bila
dibandingkan dengan keseluruhan struktur. Pada molekul testosteron gugus –OH
pada atom C nomor 17 sama dengan kedua gugus metil pada atom C nomor 10
dan nomor 13 diberi tanda (b).
9
Beberapa Jenis Steroid
Kolesterol
Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada
atom C nomor 3 mempunyai posisi b oleh karena dihubungkan dengan garis
penuh.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan
alkohol panas. Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa reaksi berwarna. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan
larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka
bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya.
Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu.
Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam
sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian
biru dan hijau disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini
sebanding dengan konsentrasi kolesterol. Reaksi Lieberman Burchard dapat
digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia
normal terdapat antara 150-200 miligram taip 100 mL darah.
7-Dehidrokolesterol
Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolesterol,
yaitu terdapat ikatan rangkap C=C antara atom C nomor 7 dan nomor 8. Dengan
sinar ultraviolet 7-Dehidrokolesterol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat
berguna bagi tubuh.
Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7-Dehidrokolesterol, tetapi
berbeda pada rantai sampingnya. Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D
apabila dikenai sinar ultraviolet. Ergosterol maupun 7-Dehidrokolesterol disebut
provitamin D.
Asam-asam Empedu
Asam-asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu antara lain ialah asam
kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat. Asam deoksikolat bergabung dengan
10
glisin membentuk asam glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolat bergabung
dengan taurin membentuk asam taurolitokolat. Garam-garam empedu ini
berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu zat yang menyebabkan kestabilan suatu
emulsi.
Hormon Kelamin
Testosteron dan androsteron adalah hormon kelamin laki-laki. Testosteron
diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal, sedangkan androsteron didapati
pada urine dan mungkin merupakan hasil perubahan kimia atau metabolisme
testosteron. Hormon kelamin perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan
progesteron. Estrol, estradiol dan estriol adalah hormon yang termasuk estrogen.
Pregnandiol adalah hasil metabolisme progesteron.
Lipid Kompleks
Lipid kompleks ialah lipid yang terdapat dalam alam bergabung dengan senyawa
lain. Gabungan antara lipid dengan protein disebut lipoprotein. Bagian lipid
dalam lipoprotein pada umumnya ialah trigliserida, fosfolipid atau kolesterol.
.
2.3. Trigliserida dan Kolestrol
Di dalam darah hanya ada 3 jenis lemak dasar, yaitu kolesterol, trigliserida dan
fosfolipid. Oleh karena sifat lemak yang tidak dapat larut dalam air (sedangkan
darah kita terdiri dari air sebagai komponen utama), maka 3 bentuk lemak
tersebut harus bercampur dengan zat pelarut untuk dapat beredar dalam darah. Zat
tersebut adalah suatu jenis protein yang disebut Apoprotein (disngkat Apo).
Senyawa lemak (gabungan dari 3 jenis lemak diatas) yang bergabung dengan Apo
membentuk lipoprotein (LP). Jadi LP adalah kolesterol + trigliserida + fosfolipid
+ Apo.
Lipoprotein (LP) berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak dan
komposisi Apo. Perbedaan tersebut membuat terdapat beberapa jenis LP yaitu
HDL, LDL, IDL, VLDL, kilomikron dan Lp(a). Jadi harus dimengerti bahwa
istilah HDL atau LDL dll itu adalah suatu bentuk gabungan kolesterol, trigliserid,
fosfolipid dan protein
11
Trigliserida
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah
gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan
penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani.
Struktur kimia
Struktur umum trigliserida
Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", dimana R,
R' dan R" masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam
lemak RCOOH, R'COOH and R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya
berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama.
Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat
bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon.
Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan biasanya terdiri
dari jumlah atom karbon yang genap disebabkan cara asam lemak dibiosintesis
dari asetil-KoA. Sekalipun begitu, bakteria memiliki kemampuan untuk
menyintesis asam lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang.
Karena itu, hewan memamah biak biasanya memiliki asam lemak berkarbon
ganjil, misalnya 15, karena aksi bakteria di dalam rumennya.
Kebanyakan lemak alami memiliki campuran kompleks dari berbagai macam
trigliserida; karena ini, lemak mencair pada suhu yang berbeda-beda. Lemak
seperti mentega kokoa hanya terdiri dari beberapa trigliserida, salah satunya
mengandung berturut-turut palmitat, oleat, dan stearat. Hal ini menyebabkan
terjadinya titik lebur yang tajam, yang menyebabkan coklat meleleh dalam mulut
tanpa terasa berminyak.
12
Pada sel, trigliserida (atau lemak netral) dapat melalui membran sel dengan bebas,
tidak seperti molekul lainnya, karena karakteristiknya yang non-polar sehingga
tidak bereaksi dengan lapisan ganda fosfolipid pada membran.
Kolestrol
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol merupakan
komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan
bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol dan
derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik,
terutama alkohol. Sehingga senyawa ini dimasukkan kedalam golongan lipid.
Ketidaknormalan dalam metabolisme atau pengankutan kolesterol lewat plasma
rupa-rupanya ada kaitannya dengan dengan perkembangan arterosklerosis.
Selain itu batu empedu yang yang terjadi tersusun terutama dari kolesterol
(Montgomery, 1993).
Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan
komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum
untuk steroida lain termasuk hormon steroida dan garam empedu (Page, 1985).
Kolesterol dihubungkan dengan metabolisme lipid, dan merupakan sumber
untuk sintesa hormon steroid. Ia dieksresikan ke dalam empedu sebagai
kolesterol yang tak berubah atau asam empedu, kolesterol dipertahankan dalam
13
bentuk larutan didalam empedu oleh garam-garam empedu dan fospolipid.
Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi diesterifikasi di dalam plasma
dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesistin kolesterol
asiltransferase (LCAT) dan diangkut sebagai HDL ke hepar. Ester kolesterol ini
bias diangkut ke lipoprotewin lain oleh penukaran dengan trigliserida.
Penurunan ester kolesterol plasma timbul bila terdapat kerusakan sel parenkim
hepar, karena defesiensi LCAT yang berasal dari hepar. Terdapat defisiensi
LCAT yang jarang, pada mana terjadi akumulasi kolesterol bebas di dalam
plasma dan jaringan (Baron, D.N 1990).
Manfaat kolesterol
• Pembentuk dinding sel tubuh
Kolesterol dibutuhkan sebagai salah satu komponen pembentuk dinding-dinding
sel tubug. Dinding-dinding sel itu lah yang membentuk tubuh dengan baik.
• Pembentukan hormon
Kolesterol merupakan bahan penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan
dasar pembentukan hormon testotero, estrogen dsn progesteron.
• Pembentukan vitamin D
Kolesterol ini dibutuhkan untuk membuat vitamin D yang penting bagi
kesehatan tulang dan kulit.
• Membantu proses kerja tubuh di empedu
Sebagai bahan pembentukan asam dan garam empedu yang berfungsi
mengemulsi lemak di dalam tubuh
• Sumber energi
Sebagai salah satu senyawa lemak, maka kolestrol itu merupakan salah satu
sumber energi yang memberikan kalori yang sangat tinggi bagi tubuh (Graha,
2010).
Jenis-jenis kolesterol
Lemak dalam darah terdiri dari beberapa jenis yakni, kolesterol, trigliserida,
fospolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lippoprotein yang
terbagi menjadi 4 bagian kilomikron, yakni very low density lipoprotein
14
(VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoprotein (HDL). Dari yang kelima yang penting diketahui
adalah HDL dan LDL (Wiryowidagno, 2002).
1. Low Density Lipoprotein (LDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol
jahat adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di
dalam darah. Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan
kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembulu darah pada saat
transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah
membentuk tumpukan-tumpukan yang mengendap, seperti plak pada dinding-
dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa
meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung
koroner, dan lain sebagainya (Graha, 2010).
2. High Density Lippoprotein (HDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol
baik. Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung
banyak protein. HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa
oleh LDL dengan membawanya kembali kehati dan kemudian diurai kembali.
Dengan membawa kelebihan koletserol yang dibawa oleh LDL tadi, maka HDL
membantu mencegah terjadinya pengendapan dan mengurangi terjadinya plak
dipembulu darah yang dapat mengganggu peredaran darah dan membahayakan
tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut kolesterol baik (Graha, 2010).
Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan kolesterol itu dilakukan setelah terlebih dahulu puasa sepanjang
malam kurang lebih 9-12 jam lamamya sebelum pemeriksaan. Tujuan puasa ini
adalah agar tidak terjadi kesalah pengukuran karena adanya pengaruh lemak
yang baru dikonsumsi yang berasal dari makanan yang baru saja dimakan.
Biasanya dokter melakukan pemeriksaan kolesterol ini di pagi hari dan pasien
harus puasa sebelumnya. 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol ini
pula, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang berat ataupun olahraga
berat karena kelelahan yang amat sangat dapat mempengaruhi pula hasil tes
yang dilakukan. Kemudian pemeriksaan lemak dalam darah dimulai dengan
15
cara mengambil darah dari tubuh pasien yang akan diperiksa. Darah yang telah
diambil itu diukur kadar kolesterolnya. Pemeriksaan ini dapat menghasilkan
informasi perkiraan kadar kolesterol yang beredar didalam sirkulasi darah
seseorang. Hasil data yang ditemukan dalam pemeriksaan itu akan
dibandingkan dengan table klasifikasi kadar kolesterol standar dalam dunia
kedokteran yang ada sehingga dapat dianalisis bagaimana kedaan kolesterol
seseorang itu. Disamping hasil pemeriksaan darah, para dokter akan
mendiagnosis pasiennya dengan menanyakan riwayat kolesterol tinggi
dikeluarga pasien serta penyakit-penyakit yang dideritanya sebagai bahan
analisis terhadap kedaan pasiennya (Graha, 2010).
Hasil dari Pemeriksaan Kolesterol
Kolesterol biasanya diketahui lewat pemeriksaan darah dilaboraturium.
Kolesterol itudiukur dalam satuan milligram per desiliter darah yang biasanya
disingkat mg/dl, dan ada juga yang menggunakan satuan millimol per liter
darah disingkat dengan mmol/L. ketika mendapat hasil dari pemeriksaan
kolesterol dari sebuah laboraturium atau rumah sakit biasanya di kertas laporan
hasilnya akan tertera informasi sebagai berikut:
• Total Kolesterol
• HDL Kolesterol
• LDL Kolesterol
• Trigliserida
Keempat komponen diatas merupakan lemak utama dalam darah yang diukur
dan dapat memberikan hasil yang memberikan gambaran tubuh seseorang.
Total Kolesterol
Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol
dan trigliserida.
16
Dalam melihat hasil dari total kolesterol ini perlu juga diperhatikan nilai dari
masing-masing jenis kolesterol yaitu HDL kolesterol, LDL kolesterol dan juga
trigliseridanya.
2.4. HDL dan LDL
HDL (high density lipoprotein) adalah bentuk LP yang memiliki komponen
kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap
kolesterol bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag,
kemudian membawanya ke hati, hal inilah yang membuat HDL dijuluki kolesterol
baik (walau istilah ini tidak tepat setelah kita mengerti apa itu LP).
VLDL (very low density LP) adalah LP yang dibentuk di hati yang kemudian
akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (low density LP). Bentuk LP ini
memiliki komponen kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol
tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah.
Bila kadar kolesterol di pembuluh darah tinggi, hal ini akan membuat diameter
pembuluh darah menjadi sempit, (analogikan dengan selang air yang dinding
dalamnya tertutup oleh lumut, maka aliran air tidak akan lancar). Pada keadaan
yang berat dimana terjadi sumbatan total dari pembuluh darah maka akan terjadi
kerusakan organ, misalkan bila pembuluh koroner yang tertutup, maka terjadi
serangan jantung, atau bila pembuluh darah otak yang tertutup akan terjadi stroke.
HDL akan membawa kolesterol bebas dari pembuluh darah ke hati sehingga
diameter pembuluh akan melebar, sedangkan bila kadar VLDL dan LDL tinggi
17
maka akan terjadi hal sebaliknya yang akan memperberat penyempitan pembuluh
darah.
Perbedaan Fungsi LDL dan HDL
LDL dan HDL mempunyai fungsi yang berlawanan. LDL bersifat efek aterogenik
dan disebut juga dengan kolesterol jahat karena mudah melekat pada pembuluh
darah dan menyebabkan penumpukan lemak yang lambat laun mengeras
(membentuk flak) dan menyumbat pembuluh darah yang disebut dengan
aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Proses
aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung dapat memicu terjadinya
jantung koroner, apabila terjadi di pembuluh darah otak dapat menyebabkan
terjadinya stroke. HDl disebut juga dengan kolesterol baik karena mempunyai
efek antiaterogenik yaitu mengangkut kolesterol bebas dari pembuluh darah dan
jaringan lain menuju hati selanjutnya mengeluarkannya lewat empedu.
Kadar LDL yang tinggi cenderung disertai dengan kadar trigliserida yang tinggi
pula, sedangkan apabila kadar HDL tinggi maka kadar trigliserida cenderung
rendah.
Gaya hidup modern berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
kolesterol dan trigliserida tinggi, seperti makanan yang mengandung lemak jenuh
dan kalori tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan, kurang mengkonsumsi
serat, merokok, kurang berolah raga dan stress. Kolesterol tinggi juga dipengaruhi
olah faktor genetik dan usia, kecuali kedua faktor tersebut, faktor lainnya dapat
dikontrol/dikendalikan.
2.5. Pemeriksaan Lipid
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut
dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama
yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid.
Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul
asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan
18
trigliserid yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan.
Dengan masuk dan keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-
asam lemak merupakan bahan untuk konversi menjadi glukosa
(glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan
energi.
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan
glukosa yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat
disimpan. Lebih dari 95% lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida.
Proses pencernaan trigliserida dari asam lemak dalam diet (eksogenus), dan
diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet lemak kecil yang
diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu atau krim pada
serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya.
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber
kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan
sebaginya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian
dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol
bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat
transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70%
kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30%
dalam bentuk bebas.
Kolesterol disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran
sel, dan otot.
Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil koenzim
A melalui betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam
struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol
digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk
pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol,
estrogen, androgen) oleh kalenjar adrenal, ovarium, dan testis.
Fosfolipid, lesitin, sfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada
membrane sel dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan
permukaan cairan (misal aktifitas surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam
19
darah berasal dari hati dan usus, serta dalam jumlah kecil sintesis di berbagai
jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta dalam metabolisme sel dan
juga dalam koagulasi darah.
Karena lipid tidak dapat larut dalam air, maka itu memerlukan suatu
‘pengangkut’ agar bisa masuk dalam sirkulasi darah. Pengangkut itu adalah
suatu protein yang dinamakan lipoprotein. Lipoprotein dalam sirkulasi terdiri
dari partikel berbagai ukuran yang juga mengandung kolesterol, trigliserida,
fosfolipid, protein dalam jumlah berbeda sehingga masing-masing lipoprotein
memiliki karakteristik densitas yang berbeda. Lipoprotein terbesar dan paling
rendah densitasnya adalah kilomikron, diikuti oleh lipoprotein densitas sangat
rendah (very low density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah (low
density lipoprotein, LDL), lipoprotein densitas sedang (intermediate density
lipoprotein, IDL), dan lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein,
HDL).
Sebagian besar trigliserida pada plasma tidak dalam keadaan puasa terdapat
dalam bentuk kilomikron, sedangkan pada sampel plasma puasa, trigliserida
terutama terdapat dalam bentuk VLDL. Sebagian kolesterol plasma terkandung
dalam LDL. Sebagian kecil (15-25%) kolesterol berada dalam HDL.
Jalur eksogen atau makanan pengangkutan lemak melibatkan penyerapan
trigliserida dan kolesterol melalui usus, disertai pembentukan dan pembebasan
kilomikron ke dalam limfe dank e aliran darah melalui duktur torasikus.
Kilomikron membebaskan trigliserida ke jaringan adiposa sewaktu beredar
dalam sirkulasi. Selain itu, juga mengaktifkan lipoprotein lipase yang dapat
melepaskan asam lemak bebas dari trigliserida sehingga ukuran kilomikron
berkurang menjadi sisa yang akhirnya diserap oleh hati. Asam-asam lemak yang
dikeluarkan pada gilirannya diserap oleh sel otot dan adiposa.
VLDL terutama dibentuk oleh sel hati, sebagian oleh usus. VLDL terutama
terdiri dari trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. Ia
bertugas membawa kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk
disimpan sebagai cadangan energi.
20
LDL berasal dari katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam
plasma darah ke jaringan perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL
mengandung 45% kolesterol. LDL ini mudah sekali menempel pada dinding
pembuluh koroner sehingga menimbulkan kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya
LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat”.
HDL dibentuk oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di
jaringan tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke
dalam empedu. Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila
HDL rendah, maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri.
Pengukuran Lipid
Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga
menggunakan plasma EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma
harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan jika tidak segera diperiksa, harus
disimpan dalam lemari es supaya distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-
enzim tidak sempat mengubah proporsi lipoprotein. Sampel darah harus
diperoleh setelah klien berpuasa 10 – 12 jam sebelum pengambilan.
Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida,
kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Pengukuran lipid dapat dilakukan dengan
metode kimiawi kolorimetrik.
Pengukuran kolesterol total dapat menggunakan enzim kolesterol oksidase.
Trigliserida diukur melalui pengeluaran asam lemak secara hidrolisis diikuti
oleh kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Pengukuran kolesterol HDL
menggunakan pengendapan semua lipoprotein selain HDL, kemudian kolesterol
HDL yang tersisa dalam larutan diukur. Sedangkan kolesterol LDL diukur dari
pengukuran trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol HDL dengan pendekatan
Friedewald sebagai berikut :
Kolesterol LDL = Kolesterol total – kolesterol HDL – (trigliserida/5)
Kalkulasi ini masih sahih untuk kadar trigliserida sampai sekitar 400 mg/dL.
21
Sekarang pengukuran kolesterol LDL dapat dilakukan langsung dengan tehnik
imunopresipitasi selektif fraksi lipoprotein lain.
Nilai Rujukan
Trigliserida
DEWASA : Usia 12-29 tahun : 10 – 140 mg/dl. Usia 30 – 39 tahun : 20 – 150
mg/dl. Usia 40-49 tahun : 30 – 160 mg/dl. Usia > 50 tahun : 40 – 190 mg/dl.
ANAK : Bayi : 5 – 40 mg/dl. Usia 5-11 tahun : 10 – 135 mg/dl.
Kolesterol total
DEWASA. Nilai ideal : < style="font-style: italic;">Risiko sedang : 200 – 240
mg/dl. Risiko tinggi : > 240 mg/dl. Kehamilan : kadar berisiko tinggi, tetapi
akan kembali normal seperti sebelum kehamilan 1 bulan setelah kelahiran.
ANAK. Bayi : 90 – 130 mg/dl. Anak usia 2 – 19 tahun : nilai ideal 130 – 170
mg/dl, risiko sedang 171 – 184 mg/dl, risiko tinggi > 185 mg/dl.
Kolesterol HDL
Usia 20-24 tahun : 30 – 79 mg/dl. Usia 25-29 tahun : 31 – 83 mg/dl. Usia 30-34
tahun : 28 – 77 mg/dl. Usia 35-39 tahun : 36 – 62 mg/dl. Usia 40-44 tahun : 34
– 67 mg/dl. Usia 45-49 tahun : 30 – 87 mg/dl. Usia 50-54 tahun : 28 – 92
mg/dl.
Kolesterol LDL
Yang dianjurkan : Risiko sedang : 130 – 159 mg/dl. Risiko tinggi : >= 160
mg/dl.
Sedangkan menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) tahun
2004, kadar lipid serum yang dianggap optimal dan yang abnormal dapat dilihat
pada tabel berikut :
22
Masalah Klinis
Peningkatan kadar lemak darah dapat menimbulkan risiko penyakit arteri
koronaria atau penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol
(hiperkolesterolemia) menyebabkan penumpukan kerak lemak di arteri koroner
(arteriosklerosis) dan risiko penyakit jantung (infark miokardial). Kadar kolesterol
serum tinggi dapat berhubungan dengan kecenderungan genetik (herediter),
obstruksi bilier, dan/atau asupan diet. Peningkatan trigliserid dalam waktu yang
lama akan menjadi gajih di bawah kulit dan menyebabkan obesitas. Gajih yang
berlebih akan diubah juga menjadi kolesterol LDL. Kolesterol LDL yang tinggi
dan kolesterol HDL yang rendah merupakan risiko penyakit aterosklerosis.
Sebaliknya, kolesterol LDL yang rendah dan kolesterol HDL tinggi dapat
menurunkan risiko penyakit arteri koronaria.
23
Peningkatan kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infak miokardial (MCI) akut,
aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, hiperlipoproteinemia tipe II, III dan
V, diet tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada :
hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa,
DM yang tidak terkontrol, sindrom nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester
III, periode stress berat. Pengaruh obat : aspirin, kostikosteroid, steroid (agens
anabolic dan androgen), kontrasepsi oral, epinefrin dan norepinefrin, bromide,
fenotiazin (klorpromazin [Thorazine], trifluoperazin [Stelazine]), Vitamin A dan
D, sulfonamide, fenitoin (Dilantin)
Peningkatan kadar trigliserida dapat dijumpai pada : hiperlipoproteinemia, infark
miokardial akut, hipertensi, thrombosis serebral, arteriosklerosis, diet tinggi
karbohidrat. Juga dapat dijumpai pada : hipotiroidisme, sindrom nefrotik, sirosis
Laennec atau alkoholik, DM tak terkontrol, pancreatitis, sindrom Down, stress,
kehamilan. Pengaruh obat : Estrogen, kontrasepsi oral.
Peningkatan lemak darah umumnya dipengaruhi oleh faktor makanan. Konsumsi
makanan tinggi kalori dalam jangka waktu lama terutama yang banyak
mengandung lemak, menyebabkan peningkatan persisten trigliserida yang
terutama berada dalam partikel VLDL. Asupan karbohidrat yang tinggi
menyebabkan peningkatan cepat trigliserida dan VLDL. Kolesterol dalam
makanan meningkatkan kandungan kolesterol LDL, demikian juga asupan asam
lemak jenuh melalui makanan; konsumsi asam lemak tak jenuh mungkin
menurunkan kolesterol total. Alkohol meningkatkan konsentrasi trigliserida,
terutama mempengaruhi VLDL dan kadang-kadang kilomikron.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar
kolesterol serum,
Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol serum,
Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,
24
Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum
meningkat,
Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar trigliserida serum.
2.6. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis.
Tekanan darah
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
kali dalam jangka beberapa minggu.
25
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Pengaturan tekanan darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
26
Aktivitas memompa jantung berkurang
Arteri mengalami pelebaran
Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di
dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang
mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air,
yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan
tekanan darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah.
Sistem saraf otonom
27
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk
sementara waktu akan:
meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh
terhadap ancaman dari luar)
meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit
sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya
otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan
volume darah dalam tubuh
melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang
merangsang jantung dan pembuluh darah.
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Penyebab hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
28
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan
pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya
pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor
pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan
kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka
tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya
diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang
mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai
ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
29
o Kayu manis (dalam jumlah sangat
besar)
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi ditemukan pada ibu hamil baik pada penyakit sebelumnya (5-15% dari
total ibu hamil) atau sebagai gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, pre-
eklamsia (Lyoyd, dalam Wylie). Hipertensi dijuluki sebagai the silent killer
karena biasanya tidak menunjukkan gejala dan hanya terdiagnosis melalui
skrinning atau ketika penyakit tersebut bermanifestasi pada komplikasi gangguan
tertentu. Hipertensi sangat signifikan berkontribusi terhadap angka kesakitan dan
kematian ibu dan janin sehingga perlu dilakukan skrinning awal dan pemeriksaan
lanjutan selama kehamilan.
Obat tradisional yang dapat digunakan
Gamat/Teripang/Mentimun Laut
Teh Murbei [2]
daun cincau hijau
seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah secara drastis)
bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-7 siung sehari)
Rosela
daun misai kucing
minuman serai. teh serai yang kering atau serai basah(fresh) diminum 3 kali
sehari. Dalam seminggu dapat nampak penurunan tekanan darah tinggi
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi
endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu
membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam
lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua
jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus
isoprena.
Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu
ester asam lemah dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan
lilin; (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang
dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah
gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan
penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol merupakan
komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan
bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, pemahaman tentang lipid miningkat dan
dapat mengaplikasikannya.
31
DAFATAR PUSTAKA
Anonim. www.wikipedia.com/lipid//. April 2012
Bhagavan NV. (2002). Medical Biochemistry. San Diego: Harcourt/Academic Press. ISBN 0-12-095440-0.
Devlin TM. (1997). Textbook of Biochemistry: With Clinical Correlations (edisi ke-4th). Chichester: John Wiley & Sons. ISBN 0-471-17053-4.
Stryer L, Berg JM, Tymoczko JL. (2007). Biochemistry (edisi ke-6th). San Francisco: W.H. Freeman. ISBN 0-7167-8724-5.
Van Holde KE, Mathews CK. (1996). Biochemistry (edisi ke-2nd). Menlo Park, Calif:
Benjamin/Cummings Pub. Co. ISBN 0-8053-3931-0.
32
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR..................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang..............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................3
1.4. Manfaat..........................................................................................3
Bab II Pembahasan
2.1. Definisi Lipid.................................................................................4
2.2. Penggolongan Lipid......................................................................5
2.3. Trigliserida dan Kolesterol..........................................................11
2.4. HDL dan LDL...............................................................................17
2.5. Pemeriksaan Lipid........................................................................18
2.6. Hipertensi.......................................................................................25
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................31
3.2 Saran..............................................................................................31
DAFATAR PUSTAKA...............................................................................32
33
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Patologi,
yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih
jauh dari materi yang diberikan dosen.
Makalah yang berjudul ” Lipid ” ini merupakan tugas Individu yang
nantinya akan dipresentasikan sebagai interprensi penilaian dari mata kuliah
ini. Dalam makalah ini kami mencoba menggali lebih dalam segala sesuatu
tentang Lipid dan penggolongannya. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami
memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini.
Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telahmembantu kami dalam penyelesaian makalah ini.Saran dan kritik yang
membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas
makalah ini.
Bengkulu, April 2012
Penulis
34
i
ii