lingkungan saja ind ii pres kd
TRANSCRIPT
1
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPertimbangan
• Pertimbangan Utama– Pengelolaan Material Pengerukan– Ekologi Laut/Pantai– Emisi Udara– Pengelolaan Sampah (Sampah Umum, Air Limbah, Limbah Padat)– Pengelolaan bahan berbahaya dan oli– Kebisingan– Keanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi
• Pertimbangan-pertimbangan lainnya– Pengelolaan Lalu Lintas– Dampak Visual– Keberlanjutan dan Perubahan Iklim
2
Harus Mempertimbangkan...• Pra – konstruksi• Konstruksi• Operasi
• Analisa Dampak– Keadaan Sekarang (baseline)
Atau Masa Dapan kalau proyek tidak dilakukan– Apa Kemungkinkan Dampak??
o Sebesar berapa??o Untuk berapa lama??o Mitigasio Sisa Dampak
3
4
Existing Data – AMDAL (2010)baseline data from 2008
•Considers a different project description•Limited Baseline data•Studies may be dated•Usually, if project construction has not been commenced after 3 years of the AMDAL approval, the AMDAL will lapse•Have used (mostly) data from that report for the environmental assessment to date•Not prepared together with an EPIII ESIA or ECOMAP (Aus AID) assessment
5
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Material Pengerukan
Konstruksi– Kontaminasi Tanah– Isu Geoteknik – Kemungkinan erosi tanah– Peningkatan suspensi sedimen (kekeruhan) dalam air laut akibat
penyebaran pengerukan sedimen– Penurunan kualitas air dengan peningkatan Total Padatan tersuspensi
(Total Suspended Solid TSS) dan kekeruhan – Kemungkinan gangguan kimia kelautan dan ekologi pesisir– Peniadaan/penurunan habitat– Penurunan kualitas air laut
Mitigasi– Penapisan bahan pengerukan– Pembuangan bahan pengerukan secara tepat– Memilih metode pengerukan secara seksama– Pengurangan penyebaran kontaminan dengan penahanan
6
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEkologi Laut/Pantai
Konstruksi– Kemungkinan gangguan kimia terhadap laut dan ekologi pesisir– Pergantian habitat laut dan pesisir yang disebabkan oleh perubahan struktur
sedimen – Tertutupnya Komunitas Bentik disebabkan oleh pembuangan sedimen– Penurunan pencahayaan untuk organisme yang tergantung cahaya– Regresi rumput laut dan padang rumput– Terganggunya burung dan hewan laut– Terkurangnya sumber daya perikanan dan terdegradasinya kualitas perikanan
untuk kegiatan pusat makanan dan rekreasi.– Memburuknya polusi air
Operasi– Kebocoran minyak dan campuran dari kapal merusakan sumber daya
perikanan, biota laut dan habitat.– Biodegradasi minyak dalam air mengurangi oksigen terlarut yang dibutuhkan
oleh biota– Sumber daya perikanan yang terdampak oleh kontaminasi bahan-bahan kimia
dari kebocoran
7
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEkologi Laut/Pantai
Mitigasi– Konstruksi : Perencanaan yang tepat dari pekerjaan konstruksi,
mengurangi kekeruhan dengan menggunakan tirai lumpur/kekeruhan, peningkatan atau restorasi habitat, pemantauan lingkungan, inspeksi berkala dari kegiatan konstruksi oleh otoritas penegakkan hukum dan lembaga, survei karakteristik ekologi dengan cermat serta pembatasan koridor kerja
– Operasi : peningkatan dan restorasi habitat seperti penciptaan habitat rumput laut untuk pemulihan sumber daya perikanan, memperluas habitat rawa dan pasir intertidal dan daerah berlumpur untuk spesies mangsa, pengukuran dalam pengelolaan lingkungan berkaitan dengan kebocoran minyak, pengendalian debu, perlindungan kualitas air dan langkah-langkah pengurangan kebisingan.
8
OPTION 1 - Considerations• The area is already a port, which implies that the existing
water quality is already degraded by port activities• Phase 1 reclamation 50ha• Total Reclamation 150ha• Extensive dredging• Nearby Islands and reefs
• Primary impacts (need specific study)– Loss of benthic communities in the reclamation footprint
• Changes to the outflow from the nearby river
9
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEmisi Udara
Konstruksi– Menimbulkan partikel debu dari kegiatan kontruksi termasuk
kegiatan pengerukan/penimbunan, transportasi, peralatan konstruksi, perataaan/pembersihan, dan aktifitas di darat.
– Emisi gas buang dari konsumsi bahan bakar alat berat berbahan bakar diesel dengan mengeluarkan bahan beracun dan karsinogenik
Operasi– Emisi dari kapal, peralatan penanganan kargo, mobilitas truk terkait
pelabuhan– Emisi gas buang dari kendaraan konstruksi, pabrik, mesin dan kapal
Mitigasi– Konstruksi – meminimalkan emisi debu, emisi gas buang, dan emisi
volatile– Operasi – melakukan operasi off-loading secara efisien dan
pengaturan batas waktu diam/tunggu
10
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEmisi Udara
Ambang Batas
Parameter Pengukuran Waktu
Standar Indonesia* IFC**
Unit Konsentrasi Unit KonsentrasiOzon (03) 1 jam μg/Nm3 235
8-jam sehari maximum
- - μg/m3 100
1 tahun μg/Nm3 50 Kabon Monoksida (CO) 1 jam μg/Nm3 30,000
24 jam μg/Nm3 10,000 Nitrogen Dioksida(NO2) 1 jam μg/Nm3 400 μg/m3 200
24 jam μg/Nm3 150 1 tahun μg/Nm3 100 μg/m3 40
Sulfur Dioksida (SO2) 10 menit - μg/m3 5001 jam μg/Nm3 900
24 jam μg/Nm3 365 μg/m3 201 tahun μg/Nm3 60
Total Partikel Tersuspensi (TSP) 24 jam μg/Nm3 230 1 tahun μg/Nm3 90
PM10 24 jam μg/Nm3 150 μg/m3 501 tahun - - μg/m3 20
PM2.5 24 jam μg/Nm3 65 μg/m3 251 tahun μg/Nm3 15 μg/m3 10
Timbal (Pb) 24 jam μg/Nm3 2 1 tahun μg/Nm3 1
Sumber : *) Peraturan Pemerintah No. 41/1999 tentang Pengendalian Polusi Udara**) Pedoman Umum EHS IFC
11
Option 1 – Air Quality issues• Not considered to be very significant because:
– Activities will not be significantly different from existing conditions in an airshed which is already degraded
– Most of the activities will take place off-shore on the reclaimed area
• Some expected impacts– Construction/Preconstruction
o Increased dust from earthmoving and construction activitieso Exhaust emissions from vehicleso Some possibility of spills or fugitive emissions from fuel handling and
refuelling– Operation
o Exhaust emissions on the port, causeway, and access roadso Some possibility from accidental spills
12
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
Konstruksi– Limbah dari pembongkaran, pembersihan dan konstruksi jalan– Limbah berbahaya, limbah padat, dan air limbah selama konstruksiOperasi– Limbah padat inert dari kemasan kargo dan kantor administrasi– Limbah yang berpotensi berbahaya berkaitan dengan pemeliharaan
kendaraan operasi (minyak pelumas dan bahan pelarut untuk mesin)– Limbah cair dan padat dari kapal yang datang
Mitigation- Konstruksi: penggunaan material hasil pengurukan, daur ulang limbah
beton, penyimpanan limbah yang tepat dan terkategori, menjaga wilayah tetap bersih, SOP Prosedur Tetap limbah berbahaya yang ditetapkan
- Operasi: menyediakan limbah yang memadai dan pengelolaan sampah, dilarang membuang limbah padat dan limbah berbahaya ke laut, penyimpanan air limbah kapal-kapal besar secara tepat dengan menyediakan fasilitas pengolahan air limbah yang terhubung ke tempat pengolahan air limbah kota
13
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)
Ambang Batas – Kualitas Air Laut Wilayah PelabuhanNo Parameter Unit Baku Mutu
FISIKA1 Kecerahan m >32 Kebauan - Tidak berbau3 Padatan tersuspensi total mg/L 804 Sampah - -5 Temperatur °C Alami6 Lapisan Minyak - -
KIMIA1 pH 6.5 - 8.52 Salinitas o/oo Alami3 Amonia total (NH3-N) mg/L 0.34 Sulfida (H2S) mg/L 0.035 Hidrokarbon total mg/L 16 Senyawa Fenol total mg/L 0.0027 PCB (poliklor bifenil) µg/L 0.01
8 Surfaktan (deterjen) mg/L MBAS 1
9 Minyak dan Lemak mg/L 510 TBT (tri butil tin) µg/L 0.01
Logam Terlarut1 Raksa mg/L 0.0032 Kadmium (Cd) mg/L 0.013 Tembaga (Cu) mg/L 0.054 Timbal (Pb) mg/L 0.055 Seng (Zn) mg/L 0.1
Mikrobiologi
1 Koliform Total MPN/100 ml 1000
Sumber : Keputusan Menteri LH 51/2004 (Lampiran I – Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Pelabuhan)
14
Option 1 – Waste management issues• Not expected to be significant spoil from clearing
(because of reclamation activities)• Normal waste from construction vehicles ( most likely
generated away from the site)• Domestic waste from the construction/operation
workforce• Some waste from materials handling during operation• Potential for additional waste from shipping
– Domestic waste– Oils– Ballast waters
15
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Bahan Berbahaya dan Minyak
Konstruksi– Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar dan bahan kimia)– Limbah Berbahaya (tanah terkontaminasi, limbah bahan bakar dan
pelumas, filter oli dan baterai)Operasi– Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar and bahan kimia)– Cat Residu dan bahan pelarut dalam kontainer-kontainer
Mitigasi- Konstruksi: cairan berbahaya (bahan bakar dan bahan kimia)
tersimpan sesuai dengan suatu rencana pengelolaan barang berbahaya dalam wadah tertutup selama konstruksi, tempat penyimpanan pengolahan dan pengiriman tanah yang terkontaminasi, penetapan Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahaya seperti penyimpanan sebagaimana mestinya dan tertutup dengan baik.
- Operasi: Ditetapkannya Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahaya seperti penyimpanannya secara tepat dan tertutup dengan baik
16
Option 1 – Hazardous materisla considerations
• Handling of additional hazardous materials is inevitable• Construction
– Fuels for vehicles– Spent oils and fluids
• Operation– Handling of hazardous cargos– Fuelling/refuelling activities for shore based vehicles– Ship re-fuelling (if it occurs)
17
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKebisingan
Konstruksi – Kebisingan dari peralatan dan mobilitas selama kegiatan reklamasi dan
pembangunan jalan akses.Operasi– Kebisingan dan getaran frekuensi rendah dari volume lalu lintas lebih
berat dan peningkatan lalu lintas truk
Mitigasi– Konstruksi: saluran pembuangan knalpot yang selalu terpasang baik,
terpelihara, dan semua mesin dan kendaraan dioperasikan dengan efisien.
– Operasi: pemuatan truk-truk secara cerdas dan melarang kendaraan menunggu di tempat dekat dari penerima dampak.
18
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKebisingan
Ambang Batas
PenerimaStandar Indonesia* IFC**
Siang/Malam Siang Malam
Peruntukan Kawasan
Perumahan dan Permukiman 55(siang)/45(malam) 55 45
Perdagangan dan Jasa 70 70
Perkantoran dan Perdagangan 65 70
Ruang Terbuka Hijau 50
Industri 70 70
Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60 55 45
Rekreasi 70
Lingkungan Kegiatan
Rumah Sakit 55
Sekolah 55 55 45
Tempat ibadah 55 55 45
Institutional 55 45Source : *) Keputusan Menteri LH No. 481996 tentang Baku Tingkat Kebisingan**) Pedoman Umum IFC EHS– Tabel 1.7 Kebisingan
19
Option 1 - Kebisingan• Not expected to be of major significance because
– The existing operations already generate a degree of noise (Not expected to be a major difference)
– Most of the activities will take place away from existing sensitive receptors (reseptor2 sensitif)
• But ill be additional noise– Konstruksi/Pra-konstruksi
o Road wideningo Building causeway and reclamation areaso Pile driving and other construction activities
– Operasio Increased traffic on the access roadso Increased shipping traffico Incidental activities associated with container/cargo handling
20
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKeanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi
Konstruksi & Operasi– Perusakan habitat fauna terestrial– Limpasan air yang tercemar– Hilangnya habitat muara dan pantai– Ekologi lokal terdampak debu dan emisi gas buang dari
kendaraan dan mesin konstruksi
Mitigasi– Pembatasan pembersihan terhadap vegetasi yang ada– Merehabilitasi hutan mangrove yang hancur – Pertimbangan spesies tanaman asli untuk pekerjaan lanskap– Melindungi sisa daerah mangrove sekitar proyek– Menyimpan limbah yang tepat untuk membatasi proliferasi hama
21
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Lalu Lintas
Konstruksi - Kerusakan perkerasan jalan selama konstruksi menimbulkan isu-
isu keselamatan jalan- Kemacetan lalu lintas di sepanjang rute transportasi
mempengaruhi usaha dan masyarakat lokal- Peningkatan lalu lintas lokal meningkatkan tingkat kebisinganOperasi- Kemacetan, peningkatan pergerakan truk ke dan dari pelabuhan
di sepanjang jalan lokal dapat mengakibatkan kemacetan dan gangguan
Mitigasi- Konstruksi: perawatan dan pemeliharaan jalan, rencana
pengelolaan lalu lintas, dan mengidentifikasi rute-rute kendaraan berat
- Operasi: menerapkan suatu rencana pengelolaan lalu lintas dan cara meredakan lalu lintas
22
Option 1 – Terrestrial Ecology Impacts• Not expected to be significant• Most activities will take place on the reclamation areas• Not much land clearing• Existing environment is highly distrurbed
23
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanDampak Visual
Konstruksi– Kegiatan yang ekstensif di dermaga selama konstruksi– Tumpahan cahaya lampu dari lokasi proyek selama konstruksi di malam hari Operasi– Keberadaan pelabuhan dan kapal yang bersandar untuk bongkar muat dapat
membuat dampak visual untuk sekitarnya– Pencahayaan untuk operasi pelabuhan di malam hari– Emisi yang nampak dan tidak diinginkan dari truk-truk, kapal-kapal, dan kargo
Mitigasi– Koridor hijau di pantai untuk mengurangi pandangan yang mengganggu– Tempat penyimpanan berlokasi jauh dari jalan dan permukiman– Mengurangi penggunaan pencahayaan berlebih di daerah pelabuhan dekat
pemandang sensitif– Mensyaratkan penggunaan arah pencahayaan ke bawah dibandingkan arah
pencahayaan ke atas.– Penggunaan warna dan bahan sesuai dengan visual lingkungan yang ada dan
meminimalkan potensi pantulan
24
Visual impact issues of Option 1• NOT an AMDAL consideration• The reclaimed area of the port will interfere with current
views from the shorline• Existing visual significance is quite low• Increased marine traffic not a major visual impact• No particularly sensitive receptors
25
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKeberlanjutan dan Perubahan Iklim
Konstruksi- Emisi gas rumah kaca kumulatif dari peralatan kerja dan
kendaraan selama konstruksi - Perubahan ekosistem dan hilangnya habitat darat dan perairanOperasi- Emisi dari pengoperasian pelabuhan (kapal kargo, kapal
pelabuhan, peralatan penanganan kargo dan truk kargo) dan Emisi dari tempat berlabuh, bangunan, pencahayaan pelabuhan dan kendaraan kargo/darat.
- Emisi tidak terolah dibuang ke udara, ke air, ke tanah dan sedimen laut dari kegiatan-kegiatan industri, serta timbulnya kebisingan, limbah dan pembuangan, kehilangan dan degradasi habitat darat dan perairan.
26
B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKeberlanjutan dan Perubahan Iklim
Mitigasi- Konstruksi: Pengendalian emisi dengan menggunakan metode
pengolahan polusi udara, strategi-strategi pengurangan waktu tunggu truk/kapal, hemat energi, pengurangan polusi, peralatan kerja dan kendaraan dengan rendah emisi, desain bangunan yang eko-efisien serta pencahayaan hemat energi.
- Operasi: pemberian insentif untuk kendaraan dan kapal lebih hemat bahan bakar, peraturan bahan bakar yang lebih bersih, alternatif listrik hijau, strategi pengurangan emisi udara, inisiatif proyek pelabuhan hijau dan penanaman pohon.
27
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanPengantar
- Fasilitas Sosial dan Masyarakat- Warisan Budaya dan Masyarakat Adat- Barang/Pelayanan Eksosistem - Kesehatan dan Keselamatan Publik- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
28
Traffic and TransportNeed to consider both road and marine traffic
• Construction Phase– Use of access road by construction traffic– Interference with existing sea routes for local boat traffic– Parking of motorbikes and vehicles by construction workforce
• Operational Phase– Increased shipping in the existing sea lanes– Potential for new channels and navigational elements for the new
port– Interference with existing sea routes for local boat traffic– Additional use of the Access roads and interchanges
29
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanFasilitas Sosial dan Masyarakat
Konstruksi- Penggunaan fasilitas masyarakat setempat menjadi berkurang- Akses ke fasilitas masyarakat menjadi berkurang- Penurunan jumlah wisatawan- Menciptakan gangguan pemandangan dari pelabuhan- Kehilangan pilihan rekreasi bagi warga sekitarOperasi- Kebisingan, timbulnya debu dan emisi gas buang dari kendaraan di daerah
pelabuhan, jalan penghubung atau fasilitas pendukung- Konsentrasi polusi menyebabkan dampak kesehatan- Kurang menariknya secara visual berdasarkan bentuk pandangan
Mitigasi- Konstruksi: langkah-langkah penurunan polusi udara, kebisingan, lalu lintas dan
ganggunan visual.- Operasi: memastikan akses terhadap fasilitas publik selama masa
pengoperasian pelabuhan, penanaman pohon di sepanjang jalan akses dan untuk memblokir pandangan yang tidak menyenangkan, dan bentuk pandangan dari arah fasilitas masyarakat yang ada
30
Option 1 - Impacts• General impact of greater activity• Greater Power consumption
31
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanWarisan Budaya dan Masyarakat Adat
Konstruksi- Gangguan terhadap situs warisan etnografi dan arkeologi
Mitigasi- Hindari kegiatan proyek dekat dengan situs warisan etnografi dan
arkaelogi (seperti situs makam Raja Tallo)- Dilarang masuk ke situs makam Raja Tallo untuk orang yang tidak
berhak- Segera melaporkan jika ada situs warisan lainnya yang ditemukan
di wilayah operasi- Manajemen yang tepat dan tindakan perlindungan bagi situs
warisan (situs makam Raja Tallo) termasuk pagar, papan petunjuk, penyelamatan, dan penelitian-penelitian ilmiah
- Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Warisan Budaya
32
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanBarang/Pelayanan Ekosistem
Konstruksi- Gangguan terhadap eksositem pesisir yang mempengaruhi
kesehatan lingkungan laut dan darat.- Organisme-organisme dan habitat-habitat laut yang terkena
dampakOperasi- Pelayanan ekosistem terganggu oleh praktek-praktek yang tidak
berkelanjutan yang menyebabkan emisi dari transportasi darat dan laut, pengelolaan sampah yang tidak benar, dan/atau kebocoran dari zat kimia.
Mitigasi- Limbah dari konstruksi dibuang dengan benar- Pembatasan Pembuangan ke laut- Identifikasi dan pelestarian daerah penting bagi keanekaragaman
hayati
33
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Publik
Konstruksi- Peningkatan risiko kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh emisi
partikulat dari penghilangan vegetasi, pekerjaan tanah dan pergerakan lalu lintas serta pengolahan sampah dan air limbah yang tidak tepat
- Peningkatan penyakit kesehatan pernapasan akibat emisi debu selama konstruksi
- Peningkatan penyakit yang ditularkan nyamuk (malaria dan demam berdarah) karena area yang tergenang.
- Bahaya lalu lintas karena peningkatan lalu lintas dan mobilisasi peralatan
Operasi- Penanganan kargo yang berisi barang-barang berbahaya (seperti bahan
mudah terbakar, peledak, bahan beracun, patogen dan korosif) secara salah - Risiko tidak langsung seperti mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi dan
tanaman yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan seperti tumpahan atau kebocoran minyak dan zat kimia lainnya
- Peningkatan penyakit pernapasan di masyarakat sekitar dan penerima sensitif yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas, penanganan kargo dan pergerakan, dan emisi kapal
34
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Publik
Mitigasi- Konstruksi: Pengurangan emisi debu, pelaksanaan tindakan
pengendalian nyamuk, pengelolaan sampah yang tepat, pelatihan dan program penyadaran bagi pengusaha dan kontraktor mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan masyarakat, menyediakan fasilitas kesehatan publik bagi masyarakat dan karyawan, mencegah penyakit menular melalui karyawannya.
- Operasi: Pengelolaan debu dan prosedur tetap pemantauan kualitas udara, penilaian risiko kesehatan secara berkala diambil untuk mengidentifikasi tingkat dampak selama operasi pelabuhan, pelaksanaan dan pemantauan prosedur operasional kargo bahan berbahaya, dan mengembangkan suatu kesehatan dan keselamatan yang tepat dan rencana darurat untuk setiap dampak yang mungkin timbul akibat kegiatan operasi pelabuhan setiap harinya
35
C. Isu-isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Kerja
Konstruksi- Potensial kendaraan tabarakan- Kecelakaan atau luka terkait mesin.- Gangguan pendengaran akibat tingkat kebisingan dan getaran
yang berbahaya dalam lingkungan kerja- Kesehatan umum merusak hati, ginjal, reproduksi sistem saraf,
gangguan pernapasan dan kanker berasal dari tumpahan atau kebocoran pelarut (bahan kimia)
- Bekerja di lingkungan suhu tinggi untuk waktu yang lama, bekerja dengan listrik, dan kecelakaan terkait pekerjaan seperti jauh dari ketinggian.