lingjut_krisis pangan di ethiopia_isi

22
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ethiopia adalah negara yang tertua di Afrika dalam hal kemerdekaan. Tulang punggung Ethiopia datang dari sektor pertanian khususnya kopi. Walaupun tulang punggung Ethiopia berasal dari sektor pertanian, Ethiopia tetap terlibat dalam kondisi krisis pangan. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya nilai impor dan rendahnya nilai ekspor yang akhirnya menyebabkan tingginya tingkat defisit anggaran negara. Selama beberapa tahun, Ethiopia selalu berada di kondisi yang rawan dan hasil pertanian tidak ada yang bisa dipanen sampai sehingga Ethiopia sangat bergantung pada bantuan donor pangan dari luar negeri. II. Perumusan Masalah Bagaimana keadaan pangan di ethiopia? Apa penyebab utama krisis pangan di ethiopia? Apa dari efek kekeringan di etiopia? Bagaimana solusi dan peran dari Food and Agriculture Orgnization (FAO) dalam menangani krisis pangan di Ethiopia? III. Tujuan dan Sasaran 1

Upload: sheila-aryntha

Post on 16-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

xxx

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar BelakangEthiopia adalah negara yang tertua di Afrika dalam hal kemerdekaan. Tulang punggung Ethiopia datang dari sektor pertanian khususnya kopi. Walaupun tulang punggung Ethiopia berasal dari sektor pertanian, Ethiopia tetap terlibat dalam kondisi krisis pangan. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya nilai impor dan rendahnya nilai ekspor yang akhirnya menyebabkan tingginya tingkat defisit anggaran negara. Selama beberapa tahun, Ethiopia selalu berada di kondisi yang rawan dan hasil pertanian tidak ada yang bisa dipanen sampai sehingga Ethiopia sangat bergantung pada bantuan donor pangan dari luar negeri.

II. Perumusan Masalah Bagaimana keadaan pangan di ethiopia? Apa penyebab utama krisis pangan di ethiopia? Apa dari efek kekeringan di etiopia? Bagaimana solusi dan peran dari Food and Agriculture Orgnization (FAO) dalam menangani krisis pangan di Ethiopia?

III. Tujuan dan Sasarana. Tujuan Mengetahui penyebab dari terjadinya krisis pangan di Ethiopia Menjelaskan peran Food and Agriculture Orgnization (FAO) dalam bentuk program-program kerja untuk menangani krisis pangan di Ethiopia

b. Sasaran Kasus krisis pangan yang terjadi di Ethiopia berkurang

IV. Batasan Masalaha. Masalah dibatasi hanya pada kasus krisis pangan yang terjadi di Ethiopiab. Masalah akan difokuskan pada penyebab krisis pangan dan apa saja yang dilakukan oleh Food and Agriculture Orgnization (FAO) untuk menangani krisis pangan di Ethiopia

V. Manfaat Penulisana. Menambah wawasan mengenai apa yang menjadi penyebab utama terjadinya krisis pangan di Ethiopiab. Menambah wawasan mengenai hal apa saja yang telah dilakukan oleh Food and Agriculture Orgnization (FAO) dalam menangani krisis pangan di Ethiopia

VI. Sistematika PenulisanHALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANBab ini menjelaskan latar belakang dan gambaran umum topik yang penulis bahas dalam makalah iniBAB II ISIBab ini menjelaskan penjabaran mengenai masalah dan solusi yang penulis angkat dalam makalah iniBAB V KESIMPULAN DAN SARANBab ini berisi pemaparan mengenai kesimpulan dan saran apa yang dapat diambil penulis dari makalah yang telah dibuatDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Keadaan Pangan di EthiophiaEthiopia merupakan sebuah negara yang terletak di Afrika Timur. Ethiopia adalah Negara yang tertua di Afrika dalam hal kemerdeakaan. Sebelum memasuki abab ke-20, Ethiopia dikenal dengan Kerajaan Abysinnia yang mana mewarisi salah satu daripada peradaban yang besar dari Kerajaan Kuno Aksum. Ibukota Ethiopia adalah Addis Ababa yang dibangun pada tahun 1887 yang teletak di pusat Negara. Hari Nasional Ethiopia dirayakan pada 28 Mei, yang mana telah diperingati sejak tahun 1991. Kemerdekaan Ethiopia diraih ketika rakyat Ethiopia berhasil menggulingkan rezim militer Mengistu Haile Mariam. Saat ini system pemerintahan Ethiopia adalah Republik Federal yang didasarkan pada Konsituti pada tahun 1994, dan kekuasaan eksekutif tertinggi dipegang oleh Perdana Menteri.

Gambar 2.1 Peta Negara EthiopiaSumber : Google - 2014

Tulang punggu Ethiopia dating dari sector pertanian. Dari sector pertanian, khususnya kopi, menyumbang sekitar 60% dari GDP Ethiopia, dan 65% merupakan total ekspor Ethiopia yang mana juga menyerap sekitar 80% tenaga kerja di Ethiopia. Walaupun tulang punggu Ethiopia dari sector pertanian dan menghasilkan produk kopi, Ethiopia masih juga terlibat krisis. Hal ini disebabkan oleh tingginya nilai impor juga rendahnya ekspor yang akhirnya menyebabkan tingginya tingkat deficit anggaran Negara, sehingga Ethiopia sangat bergantung pada bantuan luar negeri. Ethiopia merupakan salah satu Negara termiskin di Benua Afrika, sekitar dua pertiga dari penduduknya buta huruf. Sumber daya alam yang mampu menompang perekonomian Ethiopia berasal dari pertanian yang sangat tergantung pada curah hujan. Di Afrika sendiri, Ethiopia merupakan salah satu produsen kopi terkemuka di Afrika.Selama beberapa tahun, Ethiopia selalu berada dalam kondisi rawan. Di setiap tahun, hasil pertanian tidak ada yang bisa dipanen dan akhirnya pemerintah Ethiopia harus meminta kepada komunitas internasional untuk bantuan darurat. Namun tidak selalu berhasil karena penduduk Ethiopia hampir seluruhnya membutuhkan bantuan pangan karena krisis yang berkepanjangan. Kebijakan pemerintah Ethiopia dalam hal memberikan proteksi dalam bidang pertanianm selalu di interprestasikan seperti suatu pertemuan. Pada masa lalu, kebijakan saat melakukan proosi pertanian dan juga intervensi mungkin terjadi saat ini dengan memberikan perlindungan terhadap rakyatnya. Orang Ethiopia memiliki rezim yang menempatkan sumber ekonomi Ethiopia pada petani yang merupakan sumber yang potensial pada kemajuan ekonomi dan juga pengurangan jaminan sekuritas dan kemiskinan. Di akhir tahun 1980an, begitu banyak krisis yang terjadi di Ethiopia, yakni : kelaparan, ekonomi yang anjlok, kemunduran militer di Eritrea dan Tigray yang harus dihadapi oleh Derg. Sekitar di pertengahan tahun 1984, musim kemarau mempengaruhi akan krisis pangan di Ethiopia dan sebagian besar yang mengalami keterpurukan ini adalah Ethiopia utara. Hal itu bisa dikatakan bahwa pemerintah lali memperhatikan kondisi rakyatnya karena tidak tersedia bahan pangan yang mencukupi kehidupan rakyat negaranya dan pemerintah tidak mendapat bantuan. Sekitar tahun 1985, kemarau masih berkepanjangan dan awal 1986, krisis pangan sudah benar-benar menyebar di seluruh Ethiopia. Saat itu, sekitar 5.8 juta jiwa benar-benar tergantung pada pangan bantuan yang diberikan oleh organisasi internasional.

2.2 Krisis Pangan Ethiopia 2006-2010Pada awal 2006, musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan bencana kemanusian diseluruh wilayah pastoralis Afrika, mengakibatkan 2.8 juta orang di selatan dan tenggara Ethiopia menderita. Pada bulan Oktober dan November tahun 2006, hujan sangat deras menyebabkan banjir dan membuat sekitar 362.000 orang di wilayah Somali diharuskan mengungsi banyaknya nyawa hilang dan juga mata pencaharian, serta wabah penyakit meluas. Meski begitu, musim hujan di tahun 2006 tersebut menentukan prospek ketahanan pangan di tahun-tahun berikutnya, karena dengan begitu prodksi pangan akan meningkat. Namun, curah hujan yang rendah pada tahun 2007 menyebabkan kegagalan panen akan meningkat. Namun, curah hujan rendah pada tahun 2007 menyebabkan kegagalan panen di wilayah timur Ethiopia. Dan di seluruh negeri masih banyak masyarakat rentan karena kemiskinan, kurang gizi krosnis, kekeringan, banjir dan kegagalan panen.Sejak juli pada tahun 2007, hujan lebat serta danau dan sungai meluap yang menyebabkan banjir di seluruh Ethiopia. Pada 21 September banjir telah mempengaruhi 226.000 orang. Banjir yang terus menerus pada akhirnya menimbulkan resiko yang cukup signifikan seperti naiknya permukaan air di bendungan dan sungai.Pada buan januari dan juga bulai Mei tahun 2008, maslaah kekeringan mempengaruhi sebagian besar Negara Ethiopia. Masalah tersebut mengakibatkan kegagalan panen dan akhirnya sekitar 4.6 juta masyarakat memerlukan adalanya bantuan pangan darurat dan sekitar 7.5 juta daerah di Ethiopia terkena dampak dari kekeringan. Di perbatasan Ethiopia dan Somali bisa dikatakan sangat rentan dikarenakan minimnya pasokan air dan diperparah dengan ketegangan antara kedua Negara tersebut.Dua factor penting untuk menjamin keamaan pangan, baik di local atau tingkat global, yaitu adalah dengan meningkatkan produktivitas pangan dan meningkatkan akses ke pasokan air yang berkelanjutan. Faktor-faktor ini juga penting untuk keberhasilan ekonomi di sector pertanian, yang sangat penting di Ethiopia mengigat bawa sekotr ini menyumbang sekitar 41 persen dari produk domestic bruto (PDB), menghasilkan 80% ekspor, mempekerjakan 80% tenaga kerja, dan merupakan sumber pendapatan penghidupan utama bagi warga miskin Ethiopia.Di Ethiopia, harga pangan ataupun barang meningkat semenjak tahun 2005 sehingga menyebabkan krisis pangan semakin rumit dan berkepanjangan. Di sekitar ulan juni 2007 dan juga Juni 2008, harga jagung naik sekitar 202% dan harga gantung 83%. Bukan hanya harga pangan yang meningkat, tetapi barang-barang pertanian seperti halnya pupuk juga naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.Perubahan cuaca dan juga iklim yang ekstrim menyebabkan memburuknya perekonomian Ethiopia lebih dari satu decade, terutama karena kekeringan dan banjir yang terjadi. Kekeringan merusak produktivitas pertanian dan dapat menyebabkan petani masuk kedalam perangkap kemiskinan, sedangkan banjir yang berulang kali terjadi dapat menyebabkan efek jangka panjang yang negative terhadap PDB pertanian dengan langsung merusak tanaman dan dengan menghancurkan jalan, sehingga memburuk ketidakcukupan infrastruktur transportasi dan akibat membatasi akses ke pasar.Tidak adanya musim hujan di Ethiopia, berarti bahwa daerah-daerah yang menghasilkan tanaman umbi, sereal dan sayuran telah mengalami gagal panen. Masalah pangan yang terjadi di provinsi Ethiopia.Efek utama dari kekeringan yang meluas adalah Berkurangnya pasokan air bersih Kegagalan panen Melonjaknya harga pangan Mewabahnya penyakit Resiko terhadap prospek ketahanan pangan di masa depan akibat kekurangan bibit untuk masa tanam berikut.

Pada bulai Mei 2009, inflasi rata-rata bulanan mencapai 41.6%, inflasi di sector pangan mencapai 52.6% dan inflasi di sector non pangan mencapai 24.5%. Dibandingkan pada bulan Mei 2008, inflasi bulanan telah menigkat sebesar 19.8%, yang disebabkan kenaikan indeks harga makanan konsumen (IHK) sebesar 11.6%, yang mana sereal meningkat sebesar 13.6% dan non makanan sebesar 18.7%.

Grafik 2.1 Food Price in Ethiopia 2008-2009Sumber : WFP Procurement 2009

Penyebab utama dari krisis pangan Ethiopia dikarenakan kertergantungan akan barang impor yang disebabkan oleh kekeringan di Ethiopia sehingga mengakibatkan gagal panen. Hal ini membuat Ethiopia terpaksa mengimpor barang-barang sehinga negara Ethiopia semakin terpuruk. Selain tergantung pada semua barang impor, Ethiopia juga bergantung pada bantuan luar negeri, salah satunya dari FAO, selaku organisasi yang mengatasi masalah krisis pangan. Sedangkan untuk pendapatan di Ethiopia sendiri selama periode 2006-2010, dapat dilihat dibawah ini :

Grafik 2.2 Ethiopias Revenua Precentage 2003-2009Sumber : The African Developer Bank Group - 2009Ketergantungan ekonomi Ethiopia terhadap sector pertanian, menyebabkan perekonomiannya sangat rentan terhadap kondisi cuaca dan perubahan musim. Setidaknya Ethiopia telah mengalami resesi ekonomi selama lima tahun terakhir akibat kekeringan dan perubahan cuaca ekstrim. Hal ini disebabkan oleh adanya korelasi yang kuat antara kondisi cuaca dan pertumbuhan ekonomi Ethiopia.

Sumber : The African Development Bank Group 2009

Seperti yang terlihat pada table di atas, laju pertubuhan sector pertanian selama periode 2003/04-2008/09 menurun, sedangkan sector indrusti dan jasa tumbuh lebih cepat. Sampai saat ini, pertanian (terutama petani kecil) masih menjadi sector yang paling dominan. Pada 2003/04 produksi tanaman sendiri menyumbang 60% dari pertumbuhan RDB secara keseluruhan.

2.3 Solusi dari FAO dalam Menangani Krisis PanganIsu ketahanan pangan di Ethiopia merupakan isu yang cukup sensitive dikarenakan sekitar 41% dari 83 juta masyarakat di Ethiopia menderita kekurangan gizi. Walau 77% penduduk Ethiopia bekerta di sector pertanian, namun masalah kekurangan gizi tidak juga teratasi yang mana tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak juga. Kehidupan masyarakat yang miskin dan tingkat kematian anak di Ethiopia kini menunjukan bahwa masalah ketahanan pangan di negara tersebut masih dalam proses penyelesaian. Untuk mengatasi krisis pangan di Afrika termasuk Ethiopia, FAO memiliki 5 program. Adapun kelima program tersebut adalah:2.3.1 Special Programme for Food Security (SPFS)Program ini mulai berjalan di daerah Tigray dan juga Amhara pada tahun 1995, program ini mendapat dana dari italia pada tahun 1996 yang mana membantu dalam hal mengontrol air. Berikutnya, program ini dilaksanakan di 29 lokasi dan sekitar 1062 rumah angga yang ikut berpartisipasi. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan gizi dan juga ketahanan pangan rumah tangga di Northern Shoa dan juga zona selatan Tigray, yang telah dijalankan semenjak 2001Pada awalnya, SPFS ditargetkan pada jumlah yang terbatas dari petani kecil yang mana menunjukan kepada mereka bagaimana meningkatkan produksi dan keuntungan dengan menggunakan teknologi biaya rendah. SPFS berfokus pada 4 bidang utama yaitu : Kendala Analisis Intensifikasi tanaman Diversifikasi ke hewan, dan Kontrol Air

2.3.2 National Progamme for Food SecurityProgram ini membahas masalah ketahanan pangan nasional yang memiliki tiga komponen yakni:1. Productive Safety Nets (PSN)2. Household Asset Building (HAB)3. Voluntary ResettlementSubprogram dari HAB sangat melengkapi PSN yang mana meyediakan pangan untuk sementara ataupun dukungan secara tunai untuk rumah tangga dalam proses membangun set komunal.PSN mulai dilaksanakan semenjak tahun 2005 dan terus dijalankan saat ini. PSN dirancang sebagai mekanisme perlindungan asset rumah tangga untuk menciptakan asset produktif masyarakatl. PSN direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini serta memberikan kontribusi untuk peningkatan ketahanan pangan asset-aset masyarakat

a. Productive Safety Net Programme (PSNP)Productive Safety Net Programme adalah skema perlindungan social tersbesar di afrika diluar skema hibah sosial afrika selatan. PSNP ini memberikan transfer sosial untuk sekitar delapan juta rakyat Ethiopia setiap tahum, baik melalui kegiatan public works atau sebagai direct support kepada rumah tangga yang kekurangan tenaga kerja, dengan tiga tujuan berbeda1. Memperbaiki konsumsi pangan pada rumah tangga kecil2. Melindungi asset rumah tangga dengan menghindari Coping Strategis3. Membangun aset masyarakat dengan memilih kegiatan Public Works

b. Household Extension Packages (HEP)HEP dimaksudkan untuk membantu untuk membantu peserta dalam Productive Safety Net Programme (PSNP) untuk meningkatkan aset dan pendapatan merek melalui berbagai aset dan paket input untuk kegiatan pertanian dan non-pertanian.

c. Voluntary Resettlement Programme (VRP)Merupakan komponen dari Progrm Ketahanan Pangan, dikenal sebagai akses untuk meningkatkan kualitas tanah. Bertujuan untuk menghilangkan stress lingkungan dan tekanan penduduk di dataran tinggi.

2.3.3 Emergency and RehabilitationProgram ini lebih bersifat teknis dibandingkan program kerja yang lainnya. Program ini difokuskan dalam mengurangi krisis pngan dan bantuan dalam sektor pertanian dan peternakan, seperti analisis kerawanan pangan, penyediaan benih untuk pertanian, melakukan irigasi, rehabilitasi kolam, vaksinasi hewn ternak, dan lain-lain. Sampai saat ini, program kerja ini masih dilakukan oleh FAO tetapi belum sepenuhnya berhasil karena hampir seluruh bagian dari Negara Ethiopia mengalami krisis pangan.

2.3.4 Ongoing ActivitiesThe FAO Emergency Coordination Unit (ECU) yang terlibat langsung dalam koordinasi interverensi kemanusian di sektor pertanian. ECU adalah organisasi yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian melalui pembentukan kembali produksi pangan dan kegiatan pertanian. Unit ini mengkhususkan bantuan utama untuk daerah pedesaan dari negara berkembang. ECU memiliki tujuan untuk meningkatkan berbagai informasi dan juga perencanaan yang telah terkoordinasi dengn baik.

2.3.5 Keterlibatan Utama Kantor Perwakilan FAO di Ethiopia dalam Mendukung Masyarakat PertanianFAO menjamin akan terlibat dalam pembangunan pertanian dan sektor ketahanan pangan di Ethiopia. Proyek ini memiliki tujuan mencapai ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkn sistem pemasaran pertanian dan kapasitas sektor pembangunan pertanian di Negara Ethiopia. Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Ethiopia serta masyarakat petani yang didukung oleh FAO secara teknis maupun keuangan antara lain: Adanya rehabilitasi skala kecil dalam skema irigasi untuk produksi hortikultura oleh petani-petani kecil Pengantar teknologi irigasi untuk petani skala kecil Pembentukan pusat pasar untuk penjualan produk hortikultura Mendirikan sekolah bisnis pertanian Meningkatkan sistem informasi pertanian dan juga pengolahan data Penguatan multi-tujuan koperasi petani

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan Ethiopia merupakan Negara Terlapar di Dunia yang diakibatkan oleh Food Crisis and Insecurity Krisis makanan dan air ini diakibatkan ketersediaan air yang sangat minim akibat tidak adanya musim hujan yang terjadi Food Association and Organization (FAO) mulai mengatasi krisis pangan di Ethiopia ini dengan mengadakan 5 program kerja untuk mengatasi permasalahan air, pangan, donasi dana dan membantu masyarakat Ethiopia meningkatkan mutu pertanian mereka untuk dapat bertahan hidup. Program kerja tersebut antara lain:1. Special Programme for Food Security (SPFS)2. National Progamme for Food Security3. Emergency and Rehabilitation4. Ongoing Activities5. Keterlibatan Utama Kantor Perwakilan FAO di Ethiopia dalam Mendukung Masyarakat Pertanian

3.2 SaranDalam menangani krisis pangan di Ethiopia, FAO maupun pemerintah Ethiopia tidak dapat bekerja sendiri. Perlu ada kemauan dan juga usaha dari seluruh elemen masyarakat Ethiopia untuk mensejahterakan hidupnya sendiri. Dengan adanya kesadaran dari masyarakat Ethiopia, usaha FAO dalam bentuk program kerja ini akan dapat berhasil mengurangi masyarakat yang kekurangan pangan dan gizi.

DAFTAR PUSTAKA

http://actionaidus.org/what/emergencies/food_crisis_in_ethiopia/ - Food Crisis in Ethiopiahttp://news.bbc.co.uk.id.mk.gd/1/hi/world/africa/country_profiles/1072164.stm - Ethiopia Profil NegaraUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Program FAO dalam Menangani Krisis Pangan Ethiopia, 2011

10