lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/7397/1/10351.pdf · ii persetujuan pembimbing skripsi dengan judul...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE CIRC DENGAN PENDEKATAN SCL
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
DI SMA N 1 KARANGTENGAH DEMAK
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Dwi Ari Santi
4301407041
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1
Karangtengah Demak” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan di sidang
panitia ujian skripsi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengertahuan
Alam.
Semarang, Juli 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd Drs. Wisnu Sunarto, M. Si
NIP. 194606251969022001 NIP. 195207291984031001
ii
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Pendekatan
SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA N 1 Karangtengah Demak
Disusun oleh
Dwi Ari Santi
4301407041
telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 10 Agustus 2011
Panitia :
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S.,M.S. Drs. Sigit Priatmoko, M. Si.
NIP. 195111151979031001 NIP. 196504291991031001
Ketua Penguji
Dr. Sri Haryani, M.Si
NIP. 195808081983032002
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd Drs. Wisnu Sunarto, M. Si
NIP. 194606251969022001 NIP. 195207291984031001
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
Semarang, Agustus 2011
Dwi Ari Santi
NIM. 4301407041
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga mereka mengubah nasibnya sendiri” (Q.S. Ar-Rad: 11)
“Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan”
(Walt Disney)
Hidup adalah sebuah perjuangan, maka janganlah berhenti untuk selalu
berjuang
Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Ibu dan bapak
2. Kakak dan Saudari kembarku
3. Teman-teman UNNES
v
vi
PRAKATA
Segala puji hanya milik Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat-
Nya penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dengan
judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan
Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1 Karangtengah
Demak”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan
dalam administrasi penelitian maupun pelaporan hasil penelitian.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin
dan kemudahan melakukan penelitian.
3. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang memberikan
bantuan administrasi teknis dan non teksis dalam penelitian dan pelaporan
hasil penelitian.
4. Ibu Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan
skripsi.
5. Bapak Drs. Wisnu Sunarto, M. Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan
skripsi.
vi
vii
6. Kepala SMA Negeri 1 Karangtengah Demak yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Mustajab, S.Pd., selaku guru kimia SMA Negeri 1 Karangtengah
yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik materiil maupun spiritual.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, 2011
Penulis
vii
viii
ABSTRAK
Santi, Dwi Ari. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1
Karangtengah Demak. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Titi
Wahyukaeni, M.Pd, Pembimbing II: Drs. Wisnu Sunarto, M. Si.
Kata Kunci: Model pembelajaran CIRC, pendekatan SCL, hasil belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatn
SCL terhadap hasil belajar kimia siswa XI IPA SMA N 1 Karangtengah
Demak. Populasi penelitian adalah seluruh kelas XI IPA SMA N 1
Karangtengah Demak. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster
random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 4
sebagai kelas eksperimen diberi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan pendekatan SCL dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol diberi
metode konvensional. Penelitian dilakukan dengan mengimplementasikan
model pembelajaran, dan diakhiri dengan post test. Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh rata-rata nilai post test kelas eksperimen 79,19 dan
kelas kontrol 71,92. Hasil belajar post test kedua kelas berdistribusi
normal dan mempunyai varians yang sama, pada uji t satu pihak kanan
dihasilkan thitung (4,92) > ttabel (1,67) yang berarti rerata hasil belajar
kognitif kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Persentase
ketuntasan belajar klasikal untuk kelompok eksperimen sebesar 94,44%
dan kelompok kontrol sebesar 87,18%. Hasil analisis terhadap pengaruh
antar variabel diperoleh besarnya koefisien determinasi (KD) adalah
38,62% yang berarti bahwa pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia
siswa kelas XI IPA sebesar 38,62%. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL berpengaruh positif
terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak
tahun 2010/ 2011.
viii
ix
ABSTRACT
Santi, Dwi Ari. 2011. The Influence of Cooperative Learning Model Type CIRC
With SCL Approach to the Result of Chemistry Study Students at state Senior
High School 1 Karangtengah Demak. Chemistry Department, Mathematics and
Natural Sciences Faculty, Semarang State University. Advisor I: Dra. Titi
Wahyukaeni, M. Pd, Advisor II: Drs. Wisnu Sunarto, M. Si.
Keywords : Learning Model CIRC, SCL Approach, results of study
The research purpose to know how to influence of the use of cooperative
learning model type CIRC with SCL approach to the result of chemistry
study students' at state Senior High School 1 Karangtengah Demak. The
population of the research was students of state senior high school 1
Karangtengah Demak. The sampling technique was cluster random
sampling, the samples were XI IPA 4 as the experiment class were given a
cooperative learning model type CIRC with SCL approach and XI IPA 3
as the control class were given the conventional method. Research carried
out by implementing a learning model, and ending with post test. Based on
research results, obtained an average value of post test experiment class
and control class are 79,19 and 71,92. The result of post test of both
classes are normally distributed and had equal variances, on the right one
tail, tarithmatic (4,92)> ttable (1,67) which means the average of the results of
experimental cognitive learning classes is greater than the control class.
The percentage of classical learn exhaustiveness to the experimental group
of 94,44% and 87,18% for the control group. The results of the analysis of
the influence between variables obtained magnitude of the determination
coefficient (KD) was 38,62% which means that the influence of the use of
cooperative learning model type CIRC with SCL approach to the results of
chemistry study class XI student is 38,62%. Based on the results of
research can be concluded: Learning to use a model of cooperative
learning approaches CIRC type SCL positive influence on the results of
students studying chemistry SMA Negeri 1 Karangtengah Demak year
2010/2011.
ix
x
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8
2.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran .................................... 8
2.2 Hasil Belajar ..................................................................................... 11
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................................ 12
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 13
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC .................................... 15
2.6 Pendekatan SCL (Student Centerd Learning) .................................. 17
2.7 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ...................................... 20
x
xi
2.8 Kerangka Berfikir ……………………….. ...................................... 23
2.10 Hipotesis ........................................................................................... 24
3. METODE PENELITIAN .................................................................... 25
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 25
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................... 25
3.3 Variabel Penelitian............................................................................ 26
3.4 Pengambilan Data ............................................................................. 27
3.5 Metode Analisis Data ....................................................................... 34
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 44
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 52
5. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 61
5.1 Simpulan ........................................................................................... 61
5.2 Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63
LAMPIRAN ............................................................................................... 66
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 25
3.2 Rincian Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak ........ 26
3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ........................................................ 30
3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal ............................................................. 32
3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi
biserial (rb)........................................................................................ 41
3.6 Kriteria % Skor Total Aspek Afektif dan Psikomotorik .................. 43
3.7 Kategori Rata-rata Nilai Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik ...... 43
4.1 Data Awal Populasi .......................................................................... 44
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ....................................................... 44
4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Awal ................................................... 45
4.4 Uji Normalitas Hasil Post Test ......................................................... 45
4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test ............................. 46
4.6 Hasil Uji Satu Pihak Kanan .............................................................. 46
4.7 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal .................................. 47
4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Eksperimen .......... 47
4.9 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Kontrol.................. 48
4.10 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ......... 49
4.11 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ................ 49
4.12 Hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran...................... 51
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Afektif ........................... 48
4.2 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik ................ 50
4.3 Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kelas
eksperimen ........................................................................................ 50
4.4 Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kelas
kontrol ............................................................................................... 52
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ....................................................................... 66
2. Soal Uji Coba ....................................................................................... 70
3. Kunci Jawaban Soal Uji Coba.............................................................. 77
4. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ....................................................... 78
5. Analisis Soal Uji Coba ......................................................................... 79
6. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ................................................... 83
7. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba .......................................... 85
8. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ..................................... 86
9. Perhitungan Reliabilitas Soal ............................................................... 87
10. Penggantian Nomor Butir Soal Post Test ............................................ 88
11. Data nilai ujian akhir semester I........................................................... 90
12. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 1 .............................................. 92
13. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 2 .............................................. 93
14. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 3 .............................................. 94
15. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 4 .............................................. 95
16. Uji homogenitas populasi ..................................................................... 96
17. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................... 97
18. Silabus .................................................................................................. 99
19. RPP Kelas Eksperimen ........................................................................ 101
20. RPP Kelas Kontrol ............................................................................... 145
21. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ................................. 181
22. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Kontrol ....................................... 182
23. Pedoman Penilaian Aspek Afektif ....................................................... 183
24. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ........................... 186
25. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol ................................. 187
26. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik ............................................ 188
27. Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ................. 191
28. Analisis Penilaian Rata- rata Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen 195
29. Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ....................... 196
xiv
xv
30. Analisis Penilaian Rata- rata Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ....... 200
31. Lembar Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran .................. 202
32. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ................. 204
33. Kisi- Kisi Soal Post Test ...................................................................... 215
34. Soal Post Test ....................................................................................... 219
35. Kunci Jawaban Soal Post Test ............................................................. 224
36. Lembar Jawab Post Test ...................................................................... 225
37. Data Post Test ...................................................................................... 226
38. Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen ............................... 228
39. Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol...................................... 229
40. Uji kesamaan dua varians Kelas XI IPA 4 dan XI IPA 3 .................... 230
41. Uji Hipotesis Penelitian Dari Hasil Nilai Post Test ............................. 231
42. Persentase ketuntasan belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ............ 232
43. Analisis Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
dengan Pendekatan SCL ...................................................................... 233
44. Dokumentasi Penelitian.............................. ......................................... 240
45. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.............................. . 242
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang
cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh
dunia pendidikan. Jika praktik-praktik pengajaran dan pendidikan di Indonesia
tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan oleh negara-negara lain. Pada
abad 21 ini, praktik-praktik pembelajaran dan pendidikan di sekolah-sekolah perlu
diperbaharui. Peranan dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik agar
optimal dalam kehidupan bermasyarakat, maka proses dan model pembelajaran
perlu terus diperbaharui.
Pada hakekatnya tujuan pendidikan adalah suatu proses terus menerus
manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kepribadian serta
kemampuan atau keterampilannya dalam menanggulangi masalah-masalah yang
dihadapi sepanjang hayat (Munib, 2006:31). Karena itu siswa harus benar-benar
dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Kimia merupakan pengetahuan
yang mempunyai peran sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Pendidikan kimia di sekolah dapat
mempersiapkan anak didik agar menggunakan kimia secara fungsional dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain.
1
2
Mata pelajaran kimia dari konsep yang sederhana sampai konsep yang
lebih kompleks dan sulit, sangat diperlukan pemahaman yang benar terhadap
konsep-konsep dasar kimia. Banyaknya konsep kimia yang bersifat kompleks
yang harus diserap siswa dalam waktu yang relatif terbatas, menjadikan ilmu
kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai sulit bagi siswa saat ini,
akibatnya banyak siswa SMA yang gagal dalam belajar kimia.
SMA Negeri 1 Karangtengah Demak merupakan SSN/SKM (Sekolah
Standar Nasional atau Sekolah Kategori Mandiri). Model pembelajaran pada
SKM/SSN menekankan pada potensi dan kebutuhan peserta didik agar mampu
belajar mandiri yang dibangun melalui komunitas belajar di kelas. Hal ini berarti
dalam proses pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak guru
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil
observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Karangtengah
Demak menunjukkan bahwa hal ini belum dilakukan oleh guru-guru kimia kelas
XI IPA di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak.
Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
SMA Negeri 1 Karangtengah Demak kurang tertarik dengan pelajaran kimia.
Pembelajaran kimia di sekolah tersebut masih menggunakan metode
konvensional, yaitu metode ceramah yang pembelajarannya terpusat pada guru.
Besar kemungkinan hal ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
kekurangaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar kimia siswa
menjadi rendah. Hasil belajar kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
tahun ajaran 2009/2010 persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 65,61%,
3
sehingga belum mencapai standar kriteria ketuntasan klasikal. Guru harus dapat
membuat siswa merasa tertarik dan termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan permasalahan diatas, salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut adalah menggunakan suatu model pembelajaran yang lebih melibatkan
siswa aktif dalam proses belajar mengajar dalam kelas, sehingga siswa dapat
menguasai konsep dan memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Semakin meningkatnya keaktifan siswa, maka diharapkan prestasi
belajar siswa pun akan meningkat. Salah satu diantaranya yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL.
Model pembelajaran CIRC (Cooperative integrated Reading and
Composition) merupakan suatu tipe model pembelajaran cooperative learning.
dan merupakan salah satu bentuk aplikasi dari teori kontruktivisme. Kegiatan
pokok dalam CIRC meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yakni
salah satu anggota kelompok/beberapa anggota saling membaca soal, membuat
prediksi atau menafsirkan maksud soal (Soedjoko, 2010:68). Inti dari teori
kontruktivisme adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan
informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Siswa mampu memahami dan
menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu
memecahkan masalah dan menemukan (discovery) sesuatu untuk dirinya sendiri.
Model pembelajaran CIRC diharapkan dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan memahami bacaan yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain: meringkas, menjawab pertanyaan, menerangkan dan
kemampuan meramalkan. Dalam model Pembelajaran CIRC, setelah siswa
4
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka siswa harus dapat
menyampaikan apa yang telah mereka dapat kepada kelompok lain
Penerapan model pembelajaran CIRC ini dipadukan dengan penggunaan
pendekatan SCL (student centered learning). Menurut Hadi (2007) Pendekatan
SCL memiliki potensi untuk mendorong siswa aktif mengerjakan tugas dan
mendiskusikannya dengan guru sebagai fasilitator. Kreativitas siswa akan
terpupuk dengan aktifnya siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan cara banyak
diskusi, maka siswa berani mengemukakan pendapatnya dan belajar memecahkan
masalah yang dihadapi.
Penelitian-penelitian yang terdahulu mengenai penggunaan model
pembelajaran CIRC menjelaskan kelebihan model tersebut. Penelitian- penelitian
tersebut antara lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh
Sari (2007:62) menunjukan hasil belajar siswa yang meningkat sebesar 6,53%
terlihat bahwa aktivitas siswa pada setiap pembelajaran mengalami peningkatan.
Penelitian yang lain yaitu penggunaan model pembelajaran TAI dan CIRC oleh
Sutiyono (2009:81) menunjukan bahwa pada saat pembelajaran, kelompok yang
menggunakan model CIRC lebih aktif dibandingkan dengan model TAI.
Penelitian yang dilakukan oleh Awalani (2010:5) menunjukan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif terhadap pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi setelah adanya pembelajaran dengan model
kooperatif tipe CIRC berbasis komputer. Hal ini terlihat dari peningkatan skor
rata-rata hasil belajar siswa dari sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada setiap
seri pembelajaran. Penelitian mengenai penggunaan metode SCL oleh Wahyuni
5
(2009:55) menunjukan bahwa apabila dilakukan dengan pembelajaran
menggunakan metode SCL yang berbasis fun Chemistry memberikan rata-rata
nilai sebesar 77,15 dan ketuntasan hasil belajarnya sebesar 88,89%. Menurut
Hakim (2010:4), menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa
secara signifikan setelah melakukan pembelajaran melalui web based learning
dengan pendekatan SCL.
Model pembelajaran koperatif tipe CIRC dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan memahami soal, sehingga dengan model pembelajaran
tersebut siswa mampu dan terampil menyelesaikan persoalan yang dihadapi
dengan langkah-langkah yang tepat. Berkaitan dengan hal tersebut maka, peneliti
memandang perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan Pendekatan SCL Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1 Karangtengah Demak”.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL
terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
6
pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah
Demak.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat dalam pembelajaran kimia baik siswa, guru, penulis maupun peneliti
lain.
1.4.1. Bagi Siswa
(1) Diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan
SCL dapat mengasah dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa
dalam menyelesaikan soal.
(2) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif diharapkan dapat mengembangkan rasa
kebersamaan dan kerjasama siswa dengan siswa lain.
(3) Siswa lebih tertantang pada persoalan-persoalan kimia
1.4.2. Bagi Guru
(1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki proses pembelajaran
sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa.
(2) Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran.
1.4.3. Bagi Sekolah
Tersedianya penelitian ini diharapkan akan membantu penciptaan panduan
pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan juga sebagai bahan pertimbangan
7
dalam memilih pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan di
masa yang akan datang.
1.4.4. Bagi Peneliti
(1) Melatih peneliti untuk mengajar kimia dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru.
(2) Mendapatkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan pendekatan SCL.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Di samping itu, ada pula sebagian orang yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan
membaca dan menulis. Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut,
berikut ini akan disajikan definisi dari beberapa ahli.
(1) Gagne dalam Suprijono (2009:2) menyatakan belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah.
(2) Slavin dalam Anni (2007:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman.
(3) Travers dalam Suprijono (2009:2) menyatakan bahwa belajar adalah proses
menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
(4) Cronbach dalam Suprijono (2009:2) learning is shown by a change in
behavior as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman).
8
9
(5) Harold Spears dalam Suprijono (2009:2) learning is to observe, to read, to try
something themselves, to listen, to follow direction. (dengan kata lain, bahwa
belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar
dan mengikuti arah tertentu).
(6) Geoch dalam Suprijono (2009:2) learning is change in performance as a
result of practice. (belajar adalah perubahan performance sebagai hasil
latihan).
(7) Morgan dalam Suprijono (2009:3) learning is my relatively permanent change
in behavior that is a result of past experience. (belajar adalah perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengetahuan)
Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan
perubahan tingkah laku. Belajar pada mulanya adalah akibat dorongan rasa ingin
tahu. Belajar sebagai proses adalah kegiatan yang dilakukan secara sengaja
melalui penyesuaian tingkah laku dirinya guna meningkatkan kualitas kehidupan.
Belajar sebagai hasil adalah akibat dari belajar sebagai proses dimana seseorang
yang telah mengalami proses balajar akan memperoleh hasil berupa kemampuan
terhadap sesuatu yang menjadi hasil belajar.
2.1.2 Pembelajaran dan Pengajaran
Suprijono (2009:11) menyatakan pembelajaran merupakan terjemahan dari
kata learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses,
penguatan, cara mengajarkan dan proses penyampaian. Arti demikian melahirkan
kontruksi belajar mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau cara mengajarkan
10
diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik, dimana guru
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak
penerima.
Pembelajaran berdasarkan pada dasarnya berarti proses, cara, perbuatan
mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak
ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada
pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisi
lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam prespektif
pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya
untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Model pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Menurut Arends dalam Suprijono (2009:46) model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Merujuk pemikiran Joyce dalam Suprijono (2009:46), fungsi model adalah
“each model guides us as we design instruction to help students achieve various
objective”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan
ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
11
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007:5). Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap ilmiah yang timbul
dari dalam diri siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Benjamin Bloom
dalam Anni (2007:7) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:
(1) Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintesis
(synthesis) dan penilaian (evaluation).
(2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan
(receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization) dan pembentukan pola hidup (organization by a value
complex).
(3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
12
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Perolehan hasil belajar antar siswa tidak sama karena banyak faktor yang
mempengaruhi proses belajar. Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni:
(1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan fisiologis dan
psikologis.
(a) Keadaan fisiologis (jasmaniah) adalah kondisi yang terjadi di dalam diri
individu itu sendiri dan nampak dari luar serta identik dengan faktor
kesehatan organ tubuh.
(b) Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa meliputi
kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial, seperti kemampuan
bersosialisasi.
(2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu keadaan/kondisi lingkungan di
sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan nonsosial.
(a) Variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon)
(b) Tempat belajar
(c) Iklim
(d) Suasana lingkungan
(e) Budaya belajar masyarakat
( Anni, 2007: 14).
13
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Priyanto dalam Wena (2008:189) pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan
tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok
kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Siswa
pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa dirugikan. Siswa kurang pandai
dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang
membantu dan memotivasinya.
Menurut Lie dalam Wena (2008:189) pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk
menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama lainnya. Sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan
sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur- unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara acak. Pelaksanaan prosedur
model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat
menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu yaitu pembelajaran yang bercirikan : (1)
“memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta,
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2)
pengetahuan, nilai dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai (Suprijono, 2009:58).
14
Menurut Roger dan David Johnson, sebagaimana dikutip oleh Suprijono
(2009:58), bahwa tidak semua belajar kelompok bias dianggap pembelajaran
kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model
pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: (1) saling
ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) interaksi promotif,
(4) komunikasi antaranggota, dan (5) pemrosesan kelompok.
Menurut Suprijono (2009:65) sintak model pembelajaran kooperatif terdiri
dari 6 (enam) fase.
FASE- FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar
Fase 2 : Present Information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada
peserta didik secara verbal
Fase 3 : Organize Students into
learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam
tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta
didik tentang tata cara pembentukan tim
belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim- tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Mengeavaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: Provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok
15
2.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Menurut Slavin (2008:200) CIRC singkatan dari Cooperative Integrated
Reading and Composition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative
learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca
dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk
pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar.
Sekarang CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa
tetapi juga pelajaran kimia.
Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang
terdiri atas 4 atau 5 siswa dalam model pembelajaran CIRC. Kelompok ini tidak
dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi,
dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Melalui pembelajaran
kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif
dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa
diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok. Siswa diajari menjadi
pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok,
berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat
teman lain, dan sebagainya.
(1) Kegiatan pokok pembelajaran CIRC
Soedjoko (2010:69) mengemukakan kegiatan pokok dalam CIRC untuk
menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama
yang spesifik, yaitu: (1) Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca
16
soal, (2) Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa
yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan
suatu variabel, (3) Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan
masalah, (4) Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan
(5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian.
(2) Penerapan model pembelajaran CIRC
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan
penyelesaian soal dapat ditempuh dengan:
(a) Guru menerangkan suatu pokok bahasan kimia kepada siswa, pada
penelitian ini digunakan Lembar Diskusi Siswa (LDS)
(b) Guru memberikan latihan soal
(c) Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam
menyelesaikan soal melalui penerapan model CIRC
(d) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen
(e) Guru mempersiapkan soal dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya
kepada setiap kelompok
(f) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan bersama yang spesifik
(g) Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru
mengawasi kerja kelompok
(h) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
(i) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah
memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan
17
(j) Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya
(k) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator
(l) Guru memberikan tugas/PR secara individual
(m) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
(n) Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal
(o) Guru memberikan kuis
Soedjoko (2010:69)
(3) Kekuatan model pembelajaran CIRC
Menurut Soedjoko (2006:26) menyebutkan kelebihan model pembelajaran
CIRC sebagai berikut:
(a) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal esai
(b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
(c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
(d) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya
(e) Membantu siswa yang lemah
(f) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal esai
2.6 Pendekatan SCL (Student Centered Learning)
Menurut Afiatin (2005:4) Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah
pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada
individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat,
minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran (pengetahuan
18
yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang
praktik pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi,
pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar). Fokus ganda ini selanjutnya
memberikan informasi dan dorongan pengambilan keputusan pendidikan.
Melalui penerapan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered
learning) maka siswa harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk
memiliki daya kritis, mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalah-
masalahnya sendiri. Untuk menunjang kompetensi guru dalam proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan
pengetahuan, pemahaman, keahlian dan keterampilan guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Fasilitator adalah orang yang
memberikan fasilitasi, dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran
siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping bagi
siswa.
Guru- guru yang menggunakan pembelajaran SCL cenderung menciptakan
lingkungan pembelajaran dengan ciri- ciri sebagai berikut :
(1) Suasana kelas yang hangat dan mendukung. Dalam hal ini guru mengijinkan
siswa untuk mengenalnya dan selanjutnya akan menyukainya. Kalau guru
disukai oleh siswa, maka siswa akan bersedia bekerja keras untuk orang yang
disukainya.
(2) Siswa diminta untuk mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat saja. Guru harus
menjelaskan manfaat apa yang akan diperoleh siswa jika mereka mengerjakan
apa yang diminta oleh guru. Informasi ini akan menjadi berguna jika secara
19
langsung dikaitkan dengan keterampilan hidup yang diperlukan siswa,
sehingga siswa terdorong untuk melakukannya dan guru meyakini bahwa hal
tersebut sungguh bermanfaat atau diperlukan oleh siswa ketika mereka nanti
menjadi mahasiswa.
(3) Siswa selalu diminta untuk mengerjakan yang terbaik yang dapat mereka
lakukan. Kondisi kualitas pekerjaan termasuk di dalamnya pengetahuan siswa
tentang gurunya dan apa yang diharapkan serta keyakinan siswa bahwa guru
memberikan kepedulian untuk membantunya. Keyakinan bahwa tugas yang
diberikan guru itu selalu bermanfaat, keinginan yang kuat untuk berusaha
mengerjakan tugas sebaik- baiknya, dan mengetahui bagaimana pekerjaannya
itu akan dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya.
(4) Siswa diminta untuk mengevaluasi pekerjaannya. Evaluasi diri diperlukan.
Untuk menilai kualitas pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa, siswa harus
mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan dievaluasi, berdasarkan hasil
evaluai itulah, siswa tahu bagaimana kualitas pekerjaannya dapat ditingkatkan
serta dapat mengulangi prosesnya sampai kualitas terbaik dapat dicapai.
(5) Kualitas pekerjaan yang baik selalu menimbulkan perasaan senang. Para siswa
merasa senang ketika mereka menghasilkan pekerjaan yang berkualitas,
demikian juga dengan orang tuanya serta gurunya. Perasaan senang ini juga
merupakan intensif untuk meningkatkan kualitas.
(6) Pekerjaan yang berkualitas tidak pernah destruktif. Pekerjaan yang berkualitas
tidak pernah dicapai melalui pekerjaan yang merusak misalnya yang
20
menggunakan narkoba (meskipun kadang dirasa menimbulkan rasa senang)
atau menyakiti orang lain, merusak lingkungan dan sebagainya.
2.7 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
2.7.1 Kelarutan
Kelarutan (Solubility) adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu pelarut. Satuan kelarutan suatu zat dapat dinyatakan dalam gram
per 100 gram air, atau dalam mol L-1
.
2.7.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion
dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing
konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi ionnya
Contohnya :
1.) AgCl (s) Ag+
(aq) + Cl-
(aq)
Ksp = [Ag+]. [Cl
-]
2.) Ca3(PO4)2 (s) 3 Ca2+
(aq) + 2 PO43-
(aq)
Ksp = [Ca2+
]3. [PO4
3-]2
2.7.3 Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan (s) dengan
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) yaitu :
1) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya
2) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan kelarutan berdasarkan
koefisien reaksinya.
21
3) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan (s) berdasarkan persamaan
tetapan hasil kali kelarutan.
Secara umum, hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan dirumuskan :
AmBn (s) mAn+
(aq) + nBm-
(aq)
s ms ns
Ksp = (mm
x nn). (s)
(m+n)
√
Keterangan :
Besarnya nilai Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap.
2.7.4 Pengaruh Ion Senama/Sejenis terhadap Kelarutan (s)
Apakah yang terjadi, jika dalam suatu larutan elektrolit terdapat ion
senama (sejenis)? Agar dapat menemukan jawabannya, perhatikan larutan jenuh
AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi
kesetimbangan, yaitu:
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion Ag
karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag. Reaksi yang
terjadi yaitu:
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3
–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke
kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak
memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah.
22
Pahamilah penerapannya dalam contoh soal berikut.
Contoh soal :
Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10
, tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan
AgNO3 0,1 M !
Penyelesaian :
Diketahui: Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10
Ditanyakan: kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M.
Jawab:
Reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 :
Ag2CrO4 (s) 2 Ag+ (aq) + CrO4
2- (aq)
s 2s s
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3
- (aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Di dalam sistem terdapat :
[CrO42-
] = s
[Ag+] = (2s + 0,1) M = (2s + 0,1) mol/Liter
Karena [Ag+] yang bersal dari Ag2CrO4 sangat sedikit dibandingkan [Ag
+] yang
berasal dari AgNO3, maka [Ag+] dari Ag2CrO4 dapat diabaikan, sehingga [Ag
+] =
0,1 mol/L, oleh karena itu :
Ksp [Ag2CrO4] = [Ag+]
2[ CrO4
2-]
2,56 x 10-10
= (0,1)2 x s
s = 2,56 x 10-8
mol/L
23
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M adalah 2,56 x 10-8
mol/L. Jadi,
penambahan ion sejenis Ag+ akan memperkecil kelarutan Ag2CrO4.
2.7.5 Reaksi Pengendapan
Apabila kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang
berada pada kesetimbangan, maka berdasarkan asas Le Chatelier kesetimbangan
akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Pembentukan endapan mengisyaratkan
terjadinya penurunan kelarutan. Untuk mengetahui keadaan larutan, kita dapat
membandingkan Ksp dengan hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion dalam
larutan.
Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy sebagai
berikut : AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y < Ksp AxBy → larutan tak jenuh
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y = Ksp AxBy → larutan tepat jenuh
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y > Ksp AxBy → larutan terbentuk endapan
(Purba, 2006 : 274)
2.8 Kerangka Berpikir
Materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan membutuhkan
pemahaman yang cukup tinggi. Kenyataan menunjukkan masih dijumpai beberapa
kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan mendalami materi
kimia. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh menjadi kurang baik.
Berdasarkan permasalahan ini, maka perlu adanya metode pembelajaran yang
tepat dalam mendalami materi kimia. Dalam penelitian ini, akan diterapkan model
24
pembelajaran CIRC pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional
diterapkan pada kelas kontrol.
CIRC adalah suatu model dalam pembelajaran kooperatif yang digunakan
sebagai alternatif bagi guru unuk mengajar siswa. Di dalam model pembelajaran
CIRC terdapat komponen-komponen yang dapat membuat kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih kreatif, karena disini
siswa bersama dengan kelompoknya dapat mengembangkan dan bertukar
pengetahuannya di dalam mempelajari suatu materi yang ditugaskan oleh guru.
Siswa dapat memunculkan ide-idenya dan saling berdiskusi untuk menyelesaikan
soal.
Proses pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui nilai afektif baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan kegiatan praktikum
dilaksanakan untuk mengetahui nilai psikomotorik kedua kelas tersebut. Dari
kedua kegiatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas diharapkan akan
terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan sehingga diharapkan hasil belajar yang diperoleh baik. Selanjutnya hasil
belajar kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui besarnya pengaruh hasil
belajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan pendekatan SCL.
2.9 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan SCL
terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Random terhadap Subjek,
yaitu dengan melihat perbedaan hasil post test antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Tes
Eksperimen X T
Kontrol Y T
Keterangan:
X: Pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan menggunakan pendekatan SCL.
Y: Pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional
T : Hasil nilai post test
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas XI
IPA SMA N 1 Karangtengah Demak yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah
keseluruhan sebanyak 151 siswa.
25
26
Tabel 3.2. Rincian Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak
Kelas Jumlah Siswa
XI IPA 1 38
XI IPA 2 38
XI IPA 3 39
XI IPA 4 36
Jumlah Total 151
(Sumber: Administrasi kesiswaan SMA N 1 Karangtengah Demak tahun pelajaran
2010/2011)
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik teknik cluster random
sampling, yaitu secara acak dipilih dua kelas sebagai sampel, dengan syarat
populasi tersebut harus bersifat normal dan homogen. Salah satu kelas
diberlakukan sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan student
centered learning, sedangkan kelas lainnya diberlakukan sebagai kelas kontrol
diajar dengan metode konvensional. Dari hasil random yang dilakukan, diperoleh
dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI
IPA 3 sebagai kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dan metode
konvensional.
3.2.1. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi
27
kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah
Demak.
3.4 Pengambilan Data
3.4.1 Instrumen Penelitian
Sebelum alat pengumpulan data yang berupa tes objektif digunakan untuk
pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Hasil uji coba dianalisis
untuk mengetahui apakah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data atau
tidak.
3.4.1.1 Materi dan bentuk Instrumen
Materi yang digunakan adalah materi pelajaran kimia kelas XI semester 2
materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan merujuk pada silabus
dan kurikulum yang berlaku. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian yang
akan dilaksanakan ini adalah tes pilihan ganda dengan lima buah kemungkinan
jawaban dan satu jawaban yang tepat.
3.4.1.2 Metode Penyusunan Instrumen Uji Coba Soal
Langkah-langkah penyusunan instrumen uji coba soal adalah sebagai
berikut:
(1) Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan yang akan
diujicobakan. Dalam hal ini adalah materi bidang studi kimia materi pokok
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
(2) Merancang soal uji coba
28
(a) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah
butir soal yang diujicobakan adalah 50 butir soal dengan alokasi waktu
untuk mengerjakan soal ini adalah 90 menit.
(b) Menentukan tipe atau bentuk tes.
Tipe tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan lima buah pilihan
jawaban.
(c) Menentukan komposisi jenjang.
Komposisi jenjang dari perangkat tes pada penelitian yang akan dilakukan
terdiri dari 50 butir soal, yaitu:
Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 11 soal = 22 %.
Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 14 soal = 28 %.
Aspek penerapan (C3) terdiri dari 16 soal = 32 %.
Aspek analisis (C4) terdiri dari 9 soal = 18 %.
(d) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.
(e) Menyusun butir-butir soal.
(f) Mengujicobakan soal.
(g) Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda perangkat tes yang digunakan.
3.4.1.3 Tahap Pelaksanaan
Pada penelitian ini uji coba soal dilakukan pada siswa kelas XII IPA 4
Madrasah Aliyah Negeri Kendal. Perangkat tes yang diujicobakan sebanyak 50
soal. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen layak untuk
digunakan sebagai alat pengambil data atau tidak.
29
3.4.1.4 Analisis Uji Coba Perangkat Tes
Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir tes yang mempunyai
kategori baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Analisis perangkat tes adalah
analisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran soal dan daya
pembeda soal.
3.4.1.4.1 Validitas Butir Soal
Rumus yang digunakan untuk analisis validitas yaitu rumus korelasi point
biserial.
(Arikunto, 2006: 283).
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor yang menjawab benar pada butir soal
Mt = rerata skor total
p = proporsi skor siswa yang menjawab benar pada butir soal
q = proporsi skor siswa yang menjawab benar pada butir soal (1 – p)
St = standar deviasi total
Lalu signifikansi dapat dicari dengan menggunakan hasil perhitungan rpbis.
dengan n = jumlah siswa
Kriteria : Apabila thitung > ttabel maka butir soal valid.
30
Berdasarkan analisis tes uji coba pada Lampiran 5 diperoleh soal yang
valid soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,
25, 26, 30, 31, 32, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 49 dan 50. Soal yang tidak
valid soal nomor 3, 11, 15, 23, 27, 28, 29, 34, 35, 36, 39, 44, 45 dan 48. Hasil dari
analisis data soal uji coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba terdapat 36
butir soal yang valid. Sebanyak 30 soal dari soal yang valid tersebut dapat
dijadikan sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif dalam penelitian ini.
3.5 3.4.1.4. 2 Indeks Kesukaran Soal
Rumus yang digunakan untuk mengukur indeks kesukaran soal adalah
sebagai berikut :
IK =
(Arikunto, 2007:208)
Keterangan:
IK = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal
JS = jumlah seluruh siswa pengikut tes
Kriteria indeks kesukaran soal dalam Arikunto (2007:210) disajikan pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran soal
Interval IK Kriteria
IK = 00,00
0,00 < IK ≤ 0,30
0,30 < IK ≤ 0,70
0,70 < IK < 1,00
IK = 1,00
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
31
Berdasarkan perhitungan hasil tes uji coba kelas uji coba pada Lampiran 5,
maka diperoleh hasil tingkat kesukaran yang berbeda- beda. Soal yang berkriteria
mudah berjumlah 3 soal yaitu soal nomor 3, 45 dan 48. Soal yang berkriteria
sedang berjumlah 37 soal yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 29, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47,
49, dan 50. Soal yang berkriteria sukar berjumlah 10 soal yaitu soal nomor 18, 20,
22, 24, 27, 28, 30, 32, 34 dan 39. Perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 8.
3.6 3.4.1.4.3 Daya Pembeda Soal
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah
sebagai berikut :
(Arikunto, 2007 : 211)
Keterangan:
DP = daya pembeda soal
JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok
atas
JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok
bawah
JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas
32
Kriteria yang digunakan seperti Tabel 3.4 di bawah ini :
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Berdasarkan analisis uji coba diperoleh soal yang mempunyai daya
pembeda jelek ada 1 soal, yaitu soal nomor 29. soal yang mempunyai daya
pembeda baik ada 27 soal, yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17,
19, 21, 25, 26, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 49 dan 50. Perhitungan daya
pembeda soal disajikan dalam Lampiran 7.
3.7 3.4.1.4.4 Reliabilitas
Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus KR-
21, dengan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2006:103)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas soal
M = Rata-rata skor awal
N = Jumlah butir soal
St2
= Variasi skor total
Kriteria tes instrumen dikatakan reliabel jika r11
> rtabel
Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Pada soal
33
uji coba berdasarkan analisis reliabilitas instrumen pada soal post test dengan
jumlah butir soal 30 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r11 = 0,813. Harga r11 >
rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan reliabilitas soal ini dapat dilihat pada
Lampiran 9.
3.4.2 Teknik Pengambilan Data
3.4.2.1 Metode Dokomentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
daftar nama-nama siswa dan data nilai ulangan akhir semester I mata pelajaran
kimia kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak. Data ini digunakan untuk
analisis tahap awal.
3.4.2.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah proses
pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Bentuk tes berupa tes obyektif yang dilaksanakan setelah kedua kelas diberi satu
pokok bahasan dengan perlakuan yang berbeda. Tes yang diberikan tersebut telah
diujicobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba.
3.4.2.3 Metode observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan
pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh guru dan partisipasi siswa
dikelompoknya dan juga kerja kelompok secara keseluruhan. Lembar pengamatan
ini mengukur secara individual maupun kelas bagi keaktifan mereka belajar.
Lembar pengamatan berisi tentang penilaian aspek afektif dan psikomotorik
selama pembelajaran.
34
3.4.2.4 Angket
Angket atau kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
diri responden atau informasi tentang orang lain (Margono, 2004:167). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap
pembelajaran kimia.
3.5 Metode Analisis Data
Setelah diketahui bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan
awal yang sama. Selanjutnya dapat dilakukan perlakuan/eksperimen. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan pendekatan SCL, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan
metode pembelajaran konvensional.
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilakukan tes
akhir berbentuk tes pilihan ganda. Hasil tes ini akan diperoleh data yang
digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Analisis data
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Tahap Awal
Adapun langkah yang dilakukan pada analisis data tahap awal ini
digunakan uji normalitas dan uji homogenitas populasi.
3.5.1.1 Uji Normalitas Populasi
Uji ini berfungsi untuk menunjukkan populasi berdistribusi normal atau
tidak. Metode yang digunakan dalam uji ini yaitu metode chi kuadrat (χ2).
35
Persamaannya adalah sebagai berikut :
χ2 = 2
1
k
i i
ii
E
EO
( Purwanto, 2011 : 157)
Keterangan:
χ2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi harapan
k = banyaknya kelas interval
kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :
(1) Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k – 3,
yang berarti distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau data
berdistribusi normal.
(2) Ho ditolak jika χ2 hitung χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k – 3, yang
berarti distribusi data berbeda dengan distribusi normal atau data tidak
berdistribusi normal
3.5.1.2 Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang
diambil sampelnya homogen atau tidak.
Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
1. Menghitung varians dari masing-masing kelas (si2).
36
2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
3. Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B = (logs2) (ni – 1)
4. Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ2) dengan rumus:
Keterangan :
ni = jumlah siswa
si2 = varians masing- masing kelas
s2 = varians gabungan dari semua kelas
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
Ho diterima jika χ2hitung ≤ χ2
(1-α) (k-1) , dimana χ2 (1-α) (k-1) didapat dari
daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1). Hal ini berarti
bahwa varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain atau sama
(homogen) (Sudjana, 2005:263).
3.5.2 Analisis Tahap Akhir
Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian yang
telah dikemukakan yaitu ada pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan SCL terhadap hasil
belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak . Data yang digunakan dalam
analisis ini yaitu nilai akhir (post test). Analisis data tahap akhir ini meliputi uji
normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis, análisis terhadap pengaruh
37
antar variabel, penentuan koefisisen determinasi, uji ketuntasan, análisis angket,
análisis aspek afektif dan psikomotorik.
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data nilai tes hasil belajar
siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL
dan kelas yang menggunakan metode konvensional terdistribusi normal atau
tidak.
Untuk menentukan uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau
non parametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat (χ2) ,
persamaannya adalah sebagai berikut :
χ2 = 2
1
k
i i
ii
E
EO
(Purwanto, 2011:157)
Keterangan:
χ2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi harapan
k = banyaknya kelas interval
kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :
(1 ) Ho diterima jika χ2hitung < χ2
(1-α) (k-1) yang berarti distribusi data
tidak berbeda dengan distribusi normal atau data berdistribusi normal.
38
(2) Ho ditolak jika χ2hitung χ2
(1-α) (k-1) yang berarti distribusi data
berbeda dengan distribusi normal atau data tidak berdistribusi normal.
3.5.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan varians antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus
uji hipotesis yang digunakan. Rumus yang digunakan untuk uji kesamaan dua
varians sebagai berikut :
(Sudjana, 2005:250).
Kriteria pengujiannya : jika harga Fhitung < Ftabel, dengan n1-1 dk
pembilang, n2-1 dk penyebut, maka dapat dikatakan kedua kelas memiliki
kesamaan varians atau kedua kelas tersebut homogen.
3.5.2.3 Uji hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang
diajukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan
dua rata-rata satu pihak kanan. Uji satu pihak kanan digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata nilai post test kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
(1) Jika s12 = s2
2 digunakan rumus thitung
21
21
11
nns
MMt
39
dimana
dk = n1 + n2 -2 (Sudjana, 2005:239-240).
Keterangan :
M1 = rata- rata nilai kelas eksperimen
M2 = rata- rata nilai kelas kontrol
s12 = varians nilai- nilai kelas tes eksperimen
s22 = varians nilai- nilai kelas tes kontrol
n1 = jumlah anggota kelas eksperimen
n2 = jumlah anggota kelas kontrol
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :
1. Ho diterima jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2). Hal ini berarti tidak ada pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe CIRC dengan pendekatan
SCL terhadap hasil belajar kimia.
2. Ho ditolak jika thitung t(1-α)(n1+n2-2). Hal ini berarti ada pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe CIRC dengan pendekatan
SCL terhadap hasil belajar kimia.
40
(2) Jika s12 ≠ s2
2
Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
M1 = rata- rata nilai kelas eksperimen
M2 = rata- rata nilai kelas kontrol
s12 = varians nilai- nilai kelas tes eksperimen
s22 = varians nilai- nilai kelas tes kontrol
n1 = jumlah anggota kelas eksperimen
n2 = jumlah anggota kelas kontrol
Kriteria yang digunakan adalah terima hipotesis Ho jika :
dengan
an
(Sudjana, 2005:241).
41
3.5.2.4 Analisis terhadap pengaruh antar variabel
Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah:
Keterangan :
rb : koefisien biserial
M1 : rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
M2 : rata-rata hasil belajar kelas kontrol
p : proporsi pada kelas eksperimen
q : proporsi pada kelas kontrol
u : Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas
normal baku menjadi bagian p dan q
Sy : Simpangan baku dari kedua kelompok
(Sudjana, 2005: 390).
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien
korelasi biserial (rb)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
(Sugiyono, 2008 : 184)
3.5.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa persen
(%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal
ini pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL
42
terhadap hasil belajar kimia siswa di SMA N 1 Karangtengah Demak. Rumus
yang digunakan:
KD = rb2 x 100%
dimana,
KD : koefisien determinasi
(Sudjana, 2005:369).
3.5.2.6 Uji Ketuntasan Belajar
Perhitungan ketuntasan hasil belajar ini mengacu pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang digunakan SMA Negeri 1 Karangtengah Demak, yaitu
sebesar 65. Ketuntasan belajar klasikal atau ketuntasan belajar kelas dilihat dari
jumlah peserta didik yang mampu mencapai KKM sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah seluruh peserta didik yang ada di kelas tersebut. Persentase ketuntasan
belajar klasikal dihitung dengan rumus:
% 100 x siswaJumlah
tuntassiswa Jumlah klasikal ketuntasan %
3.5.2.7 Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun
kontrol.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai afektif dan psikomotorik
siswa adalah:
Persentase skor =
43
Tabel 3.6 Kriteria % Skor Total Aspek Afektif dan Psikomotorik
Nilai tiap aspek Kategori
85< skor ≤ 100 Sangat Baik
70 <skor ≤ 85 Baik
55 <skor ≤ 70 Cukup
40 < skor ≤ 55 Kurang
25 <skor ≤ 40 Sangat Kurang
Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis untuk
mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang
digunakan yaitu:
respondenJumlah
nilaiJumlah aspek tiapnilai rata-Rata
Dari tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat dikategorikan
sebagai berikut :
Tabel 3.7 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik
Rata-rata nilai tiap aspek Kategori
3,4 – 4,0
2,8 – 3,4
2,2 – 2,8
1,6 – 2,2
1 – 1,6
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
3.5.2.8 Analisis Data Angket
Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh
siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi pokok kelarutan
dan hasil kali kelarutan. Rumus yang digunakan adalah:
respondenJumlah
nilaiJumlah aspek tiapnilai rata-Rata
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di
SMA Negeri 1 Karangtengah Demak pada pelajaran kimia materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan pada kelas XI IPA diperoleh hasil sebagai berikut.
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal
Data yang digunakan untuk anaisis data awal adalah nilai pada ujian
semester gasal seperti yang disajikan dalam Lampiran 11. Data awal populasi
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Awal Populasi
Kelas N Rata- Rata SD Skor
tertinggi
Skor
terendah
XI IPA 1 38 72,76 5,494 83 60
XI IPA 2 38 73,16 4,989 84 62
XI IPA 3 39 73,74 5,300 84 62
XI IPA 4 36 74,69 4,985 85 63
4 .1.1.1 Uji Normalitas Populasi
Hasil uji normalitas data awal yang telah dilakukan disajikan dalam Tabel
4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal
Kelas χ 2
hitung χ 2
tabel Kriteria
XI IPA 1 3,40 7,81 Berdistribusi normal
XI IPA 2 1,77 7,81 Berdistribusi normal
XI IPA 3 1,64 7,81 Berdistribusi normal
XI IPA 4 0,13 7,81 Berdistribusi normal
44
45
4.1.1.2 Uji Homogenitas Populasi
Hasil uji homogenitas data awal yang telah dilakukan disajikan dalam
Tabel 4.3 Berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Awal
Data χ 2
hitung χ 2
tabel Kriteria
Skor Siswa Test
Semester Gasal 0,5054 7.8147 Homogen
Perhitungan homogenitas selengkapnya disajikan dalam Lampiran 16.
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua
varians, uji hipotesis, análisis terhadap pengaruh antar variabel, penentuan
koefisisen determinasi, uji ketuntasan, análisis angket, análisis aspek afektif dan
psikomotorik.
4. 1.2.1 Uji Normalitas
Hasil analisis uji normalitas data post test dapat disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Hasil Post test
Kelas χ2
hitung dk χ2
tabel kriteria
Eksperimen 4,48 3 7,81 Normal
Kontrol 1,26 3 7,81 Normal
Hasil analisis selengkapnya disajikan dalam Lampiran 38 dan 39.
4.1.2.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil analisis uji kesamaan dua varians data post test dapat dilihat dalam
Tabel 4.5.
46
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test
Data Kelas s2
dk Fhitung Ftabel Kriteria
Post test Eksperimen 43,08 35
1,11 1,73
Kedua kelas
mempunyai
varians yang sama
Kontrol 38,92 38
Hasil analisis selengkapnya disajikan dalam Lampiran 40.
4.1.2.3 Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji satu pihak
kanan. Hasil uji satu pihak kanan disajikan dalam Tabel 4. 6.
Tabel 4. 6. Hasil Uji Satu Pihak Kanan
Kelas Rata-rata Varians Dk thitung ttabel Kriteria
Eksperimen 79,19 43,08 73 4,92 1,67
Kelas eksperimen
lebih baik Kontrol 71,92 38,91
Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 41.
4.1.2.4 Analisis terhadap Pengaruh Antar Variabel
Berdasarkan data diperoleh besarnya 1 = 79,19; 2 = 71,92; Sy = 7,33; p
= 0,48; q = 0,52 dan z = 0,05 yang diperoleh dari Tabel kurva normal (Sudijono,
2009:486). Berdasarkan dari perhitungan dalam Lampiran 43 diperoleh besarnya
koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,62.
4.1.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi
biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,62 sehingga besarnya koefisien determinasi
(KD) adalah 38,62%. Perhitungan koefisien determinasi hasil belajar disajikan
dalam Lampiran 43.
47
4.1.2.6 Uji ketuntasan hasil belajar
Hasil persentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal
Kelas Rata-rata kelas % Ketuntasan Kriteria
Eksperimen 79,19 94,44 Tuntas
Kontrol 71,92 87,18 Tuntas
Perhitungan ketuntasan data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol
selengkapnya terdapat dalam Lampiran 42.
4.1.2.7 Hasil Belajar Aspek Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Eksperimen
No. Aspek Skor Rata- rata Kriteria
1 Kehadiran siswa di kelas 3,25 Tinggi
2 Aspek perhatian saat mengikuti
pelajaran
3,39 Tinggi
3 Keseriusan dan ketepatan waktu
mengerjakan tugas
3,17 Tinggi
4 Kecakapan berkomunikasi lisan dalam
menyampaikan pendapat/ informasi
3,00 Tinggi
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan
2,94 Tinggi
6 Keberanian siswa dalam mengerjakan
tugas di depan kelas
3,28 Tinggi
7 Kelengkapan buku catatan 3,00 Tinggi
8 Sikap/ tingkah laku terhadap guru 3,64 Sangat Tinggi
9 Kejujuran dalam mengerjakan tes 3,06 Tinggi
10 Kemampuan memecahkan soal 3,19 Tinggi
48
Rata-rata nilai afektif kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Kontrol
No. Aspek Skor Rata- rata Kriteria
1 Kehadiran siswa di kelas 3,23 Tinggi
2 Aspek perhatian saat mengikuti
pelajaran
3,31 Tinggi
3 Keseriusan dan ketepatan waktu
mengerjakan tugas
3,05 Tinggi
4 Kecakapan berkomunikasi lisan dalam
menyampaikan pendapat/ informasi
2,85 Tinggi
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan
2,92 Tinggi
6 Keberanian siswa dalam mengerjakan
tugas di depan kelas
3,13 Tinggi
7 Kelengkapan buku catatan 2,95 Tinggi
8 Sikap/ tingkah laku terhadap guru 3,41 Sangat Tinggi
9 Kejujuran dalam mengerjakan tes 3,03 Tinggi
10 Kemampuan memecahkan soal 2,82 Tinggi
Perbandingan skor rata- rata tiap aspek afektif kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan dalam Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Afektif
Perincian nilai afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan
dalam Lampiran 24 dan 25.
49
4.1.2.8 Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata skor psikomotorik untuk masing-masing aspek dari kelas
eksperimen disajikan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rata-Rata Nilai Psikomotorik Pada Kelompok Eksperimen
No Aspek Skor Rata- rata Kriteria
1 Persiapan praktikum 3,25 Tinggi
2 Dinamika kelompok 2,94 Tinggi
3 Keterampilan alat dan bahan 3,40 Sangat Tinggi
4 Keterampilan menggunakan alat 3,25 Tinggi
5 Keterampilan melakukan
pengamatan
3,36 Tinggi
6 Kerjasama dalam kelompok 3,28 Tinggi
7 Laporan 3,25 Tinggi
Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 28.
Rata-rata skor psikomotorik untuk masing-masing aspek dari kelas kontrol
disajikan dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11 rata-rata nilai psikomotorik pada kelompok kontrol
No Aspek Skor Rata- rata Kriteria
1 Persiapan praktikum 3,01 Tinggi
2 Dinamika kelompok 2,92 Tinggi
3 Keterampilan alat dan bahan 3,24 Tinggi
4 Keterampilan menggunakan alat 3,03 Tinggi
5 Keterampilan melakukan
pengamatan
3,22 Tinggi
6 Kerjasama dalam kelompok 3,19 Tinggi
7 Laporan 3,06 Tinggi
Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 30.
Perbandingan skor rata-rata tiap aspek psikomotorik kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan dalam Gambar 4.2.
50
Gambar 4.2 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik
4.1.2.9 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Hasil penyebaran angket kelas eksperimen disajikan dalam Gambar 4.3
dan Tabel 4.12. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 32.
Gambar 4.3 Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
kelas eksperimen
51
Tabel 4.12. Hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
No Aspek
Persentase Kelas
Eksperimen
Persentase Kelas
Kontrol
SS S TS STS SS S TS STS
1 Perhatian saat proses pembelajaran 11 80 6 3 8 70 22 0
2 Menghubungkan isi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari
3 57 34 6 8 43 46 3
3 Terampil bertanya dalam diskusi
kelompok
9 60 31 0 3 51 46 0
4 Mencatat materi pelajaran 11 71 17 0 8 57 32 3
5 Puas terhadap tugas yang diselesaikan 9 31 60 0 3 27 65 5
6 berusaha menjawab pertanyaan 14 66 20 0 14 59 27 0
7 Membawa buku kimia saat KBM 43 46 9 3 11 78 8 3
8 Materi pembelajaran yang menarik 6 74 20 0 0 59 38 3
9 kecakapan bekerja sama dengan kelompok 17 80 3 0 3 89 8 0
10 Keingintahuan lebih lanjut terhadap materi 17 80 3 0 5 65 27 3
11 Percaya akan berhasil dalam tes 9 63 26 3 0 54 43 3
12 Bertanya kepada guru jika tidak paham 17 57 26 0 5 65 30 0
13 Serius dalam mengikuti pelajaran 9 60 31 0 0 68 32 0
14 senang mengikuti pelajaran kimia 17 40 43 0 0 51 43 5
15 aktif bertanya jika menemukan hal yang
kurang jelas
11 69 17 3 0 51 46 3
16 Berpartisipasi dalam diskusi kelompok 20 63 17 0 0 81 19 0
17 Mengumpulkan tugas tepat waktu 20 71 9 0 8 70 22 0
18 Mengerjakan tes dengan kemampuan
sendiri
14 54 31 0 5 41 49 5
19 Paham dengan materi yang disampaikan
dengan model pembelajaran
9 57 34 0 3 49 46 3
20 Guru menyampaikan materi dengan mudah 29 69 3 0 3 70 27 0
Rata- rata 15 62 22 1 4 60 34 2
Hasil penyebaran angket kelas kontrol disajikan dalam Gambar 4.4 dan
Tabel 4.12. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 32.
52
Gambar 4.4 Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
kelas kontrol
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Karangtengah Demak. Populasi
penelitian kelas XI IPA yang terdiri dari empat kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI
IPA 3 dan XI IPA 4. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, peneliti melakukan
tahap analisis awal data dari populasi dianalisis terlebih dahulu dengan uji
homogenitas dan normalitas. Berdasarkan hasil analisis data populasi nilai ujian
kimia semester I yaitu uji normalitas diperoleh bahwa data berdistribusi normal
karena pada seluruh data diperoleh χ2
hitung < χ2
tabel dengan dk = 3 dan α = 5%.
Pada uji homogenitas diperoleh χ2
hitung (0,5054) < χ2
tabel (7,81) dengan dk =
3 dan α = 5% yang berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen).
Selanjutnya pemilihan sampel dilakukan dengan mengambil 2 dari 4 kelas secara
acak menggunakan teknik cluster random sampling. Setelah diambil secara acak
53
diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai
kelas kontrol.
Pada kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen diberi pembelajaran
kimia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
pendekatan SCL. Pada kelas kontrol pembelajaran kimia diberikan dengan metode
konvensional. Setelah diberikan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda,
diperoleh rata-rata hasil belajar kimia aspek kognitif kelas eksperimen yang
mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL adalah
79,19 sedangkan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional
adalah 71,92. Pada analisis data akhir menggunakan uji normalitas, uji kesamaan
dua varians, uji hipotesis satu pihak kanan dan uji ketuntasan belajar. Data yang
digunakan pada analisis tahap akhir adalah nilai post test.
Hasil uji normalitas diperoleh data post test berdistribusi normal karena
diperoleh χ2
hitung < χ2tabel dengan dk = 3 dan α = 5%. Oleh karena itu uji
selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Hasil uji kesamaan varians
diperoleh F hitung (1,11) < F tabel (1,73) dengan dk pembilang 35 dan dk penyebut
38, yang berarti bahwa kedua kelas memiliki varians hasil belajar yang sama.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelas yang diberi pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL
hasil belajarnya lebih baik dibandingkan kelas yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil uji perbedaan rata- rata
(uji satu pihak) yang menunjukan bahwa thitung (4,92) > ttabel (1,67) dengan dk = 73
dan α = 5% yang berarti kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol,
54
sehingga dapat pula disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL lebih baik daripada metode
konvensional.
Pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC, pembagian kelompok secara
heterogen, ketua kelompok dipilih atas kemampuan akademiknya. Setiap ketua
kelompok bertanggungjawab atas kesulitan setiap anggota kelompoknya dan
memastikan bahwa setiap anggota kelompok memahami tugas yang diberikan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan, mencari informasi dan mengungkapkan pendapatnya, dalam hal ini
guru bertindak sebagai pembimbing yang menyediakan bantuan, namun siswa
berusaha untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Selanjutnya di akhir pelajaran, siswa didorong untuk menyatakan
ide-idenya secara terbuka dan bebas sebagai refleksi dari proses pembelajaran
yang tadi dilakukan.
Dalam penelitian ini tidak hanya aspek kognitif saja yang diukur, tetapi
juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Penilaian aspek afektif diperoleh dari
hasil observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran oleh guru,
sedangkan penilaian aspek psikomotorik siswa diperoleh dari hasil observasi
terhadap siswa pada saat proses pembelajaran yaitu pada saat melakukan
praktikum oleh observer. Nilai afektif dan psikomotorik diperoleh dari jumlah
skor tiap aspek dibagi dengan skor total kemudian dikalikan seratus persen.
Kategori tiap aspek afektif dan psikomotorik yang digunakan untuk
menilai siswa meliputi sangat tinggi (3,4–4,0), tinggi (2,8–3,4), cukup (2,2–2,8),
55
rendah (1,6–2,2) dan sangat rendah (1-1,6). Jumlah aspek dan kategori yang
diobservasi untuk kelas eksperimen sama dengan kelas Kontrol.
Indikator penilaian afektif antara lain, aspek kehadiran siswa di kelas,
perhatian saat mengikuti pelajaran, keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan
tugas, kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/ informasi,
keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keberanian siswa dalam
mengerjakan tugas di depan kelas, kelengkapan buku catatan, sikap/ tingkah laku
terhadap guru, kejujuran dalam mengerjakan tes, kemampuan memecahkan soa.
Rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen sebesar 79,79 yang
termasuk dalam kategori baik sedangkan pada kelas kontrol sebesar 76,73 yang
termasuk dalam kategori baik. Rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol sudah mencapai kriteria ”baik”, namun antara keduanya memiliki
perbedaan kuantitatif, yaitu besarnya rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan rata-rata nilai afektif kelas kontrol. Hal ini menunjukkan hasil
belajar afektif pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan pendekatan SCL masing- masing siswanya sibuk dengan tugas yang telah
diberikan. Mereka lebih terfokus pada tugasnya masing- masing, sehingga mereka
harus bekerjasama dalam berpikir, aktif dan kreatif untuk memecahkan suatu
permasalahan.
Pada pembelajaran kelas eksperimen guru berfungsi sebagai motivator dan
fasilitator. Dalam pembelajaran ini keaktifan siswa lebih ditekankan sehingga
akan menumbuhkan motivasi belajar pada siswa sehingga akan berpengaruh
56
terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional yang monoton membuat siswa menjadi kurang tertarik, bosan,
kurang terfokus perhatiannya dan kurang termotivasi untuk belajar. Hasil
observasi penilaian aspek afektif menunjukan bahwa perhatian siswa kelas kontrol
dalam mengikuti pelajaran sebesar 3,31 dengan kategori tinggi. Nilai ini lebih
kecil bila dibandingkan dengan kelas eksperimen yaitu sebesar 3,39 dengan
kategori tinggi.
Siswa kelas kontrol kurang banyak mengajukan pertanyaan pada saat
proses pembelajaran berlangsung, hal ini karena siswa kelas kontrol kurang
tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru yang hanya menggunakan
metode konvensional. Selain itu karena metode konvensional yang digunakan
oleh guru dapat membuat siswa menjadi bosan akibatnya konsentrasi siswa dapat
terpecah sehingga hanya sedikit siswa yang berkonsentrasi pada pelajaran dan
mencatat penjelasan guru dengan lengkap. Berdasarkan penilaian afektif, aspek
kelengkapan buku catatan kelas kontrol sebesar 2,95 dengan kategori tinggi
sedangkan kelas eksperimen sebesar 3,00 dengan kategori tinggi.
Penilaian aspek psikomotorik siswa diperoleh dari hasil observasi terhadap
siswa pada saat proses pembelajaran yaitu pada saat melakukan praktikum. Ada
tujuh aspek yang diobservasi pada penilaian psikomotorik yaitu persiapan
praktikum, dinamika kelompok, keterampilan mengenal alat dan bahan,
keterampilan menggunakan alat, keterampilan melakukan, pengamatan, kerjasama
dalam kelompok dan laporan.
57
Rata-rata nilai psikomotorik siswa pada kelas eksperimen sebesar 81,20
yang termasuk dalam kategori baik sedangkan pada kelas kontrol sebesar 77,43
yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan
bahwa kelas eksperimen mempunyai 6 aspek awal yang tinggi yaitu kemampuan
siswa dalam mempersiapkan praktikum, kemampuan siswa dalam dinamika
kelompok, keterampilan siswa dalam menggunakan alat, kemampuan siswa dalam
melakukan pengamatan, kemampuan siswa dalam kerjasama dalam kelompok dan
alat dan kemampuan siswa dalam membuat laporan, sedangkan kemampuan siswa
dalam menyiapkan alat dan bahan sangat tinggi. Kelas kontrol memiliki 7 aspek
dengan kriteria tinggi.
Aspek kemampuan kerjasama antar kelompok pada kelas eksperimen
termasuk dalam kriteria tinggi yaitu sebesar 3,28 sedangkan kelas kontrol
termasuk dalam kriteria tinggi sebesar 3,19. Hasil belajar psikomotorik siswa
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol karena pada kelas eksperimen
kerjasama antar kelompok terjalin sangat baik karena mereka telah terbiasa
dengan kelompok mereka masing-masing sedangkan pada kelas kontrol kerjasama
kelompok kurang karena pada kelas kontrol tidak diterapkan suatu pembelajaran
kooperatif yang mengajarkan kepada siswa untuk pandai dalam kerjasama
kelompok.
Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran kimia. Ketertarikan siswa
terhadap pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu kelas eksperimen sebanyak 80% pada pilihan setuju dan 6%
58
pada pilihan tidak setuju yang menyatakan bahwa mereka memperhatikan
pelajaran saat proses pembelajaran berlangsung sedangkan kelas kontrol sebanyak
70 % siswa pada pilihan setuju, 22 % pada pilihan tidak setuju. Pembelajaran
kimia kelas eksperimen lebih menyenangkan, dan dapat membuat siswa lebih
mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat bahwa siswa eksperimen lebih
aktif dalam mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran dan mereka lebih
termotivasi untuk giat belajar. Kelas eksperimen yang menyatakan bahwa siswa
menjadi aktif bertanya dalam proses pembelajaran yaitu sebanyak 69% setuju dan
17% tidak setuju, sedangkan pada kelas kontrol 51% setuju dan 46% tidak setuju.
Berdasarkan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia, siswa kelas
eksperimen lebih memberikan respon positif terhadap pembelajaran kimia
dibandingkan kelas kontrol.
Hasil belajar kognitif kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan pendekatan SCL lebih baik dibandingan kelas kontrol dengan
metode konvensional. Hal ini didukung dengan hasil belajar afektif dan
psikomotorik yang dapat dilihat dari rata- rata hasil belajar kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol, serta angket tanggapan siswa kelas eksperimen yang lebih
memberikan respon positif terhadap pembelajaran kimia. Ketuntasan hasil belajar
kognitif diperoleh dari hasil post test pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelartutan kedua kelas telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini karena proses
pembelajaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan telah berhasil dengan
baik dan rata- rata nilai post test lebih dari 65. Hasil analisis ketuntasan belajar
diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal untuk kelas eksperimen sebesar
59
94,44% dan rata-rata hasil belajar sebesar 79,19 sedangkan kelas kontrol
persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 87,18% dan rata- rata hasil belajar
sebesar 71,92%. Kedua kelas sudah mencapai ketuntasan belajar karena
persentase ketuntasan belajar klasikal lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada
di kelas tersebut yang telah mencapai ketuntasan individu .
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dalam pembelajaran
kimia memberikan pengaruh positif terhadap hasil pembelajaran siswa baik
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan hal tersebut sesuai dengan Soedjoko (2010:69), yaitu : (1) dengan
dibentuk kelompok-kelompok kecil, memberi kesempatan pada siswa untuk dapat
berdiskusi dan berpendapat dengan teman-teman lainya dalam situasi yang
terbuka dan dapat memicu siswa untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi.
(2) Dalam proses pembelajaran kooperatif CIRC, tugas siswa adalah membaca
soal, membuat prediksi penyelesaian dan menyelesaikan soal secara teoritis dan
urut. Setiap siswa dalam kelompok bekerjasama dan saling merevisi pengerjaan
tugas kelompok. Setiap ketua kelompok membantu anggota kelompoknya yang
mengalami kesulitan, sehingga kesulitan siswa dalam memahami soal dapat
terkurangi.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa
kelas XI IPA materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan harus ditentukan
terlebih dahulu besarnya koefisien korelasi biserial (rb) hasil belajar siswa.
60
Berdasarkan hasil analisis diperoleh harga koefisien korelasi biserial (rb) sebesar
0,62 maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan pendekatan SCL ada hubungan yang kuat terhadap hasil belajar
siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kemudian dari harga
koefisien korelasi biserial (rb) ini dihitung harga koefisien determinasi (KD) yang
diperoleh dari rb2 x 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga koefisien
determinasi (KD) hasil belajar 38,62% yang berarti bahwa pengaruh penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil
belajar kimia siswa kelas XI IPA materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan
sebesar 38,62%.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan pendekatan student centered learning berpengaruh positif
terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak tahun
2010/ 2011.
2. Besarnya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan student centered learning terhadap
hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak tahun 2010/
2011 adalah 38,62 %.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara
lain sebagai berikut:
1. Guru kimia hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas agar dapat mengasah
keaktifan siswa.
61
62
2. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL perlu
dikembangkan dan diterapkan karena pembelajaran tersebut dapat
meningkatkaan aspek kemampuan pemecahan soal .
3. Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL
perlu adanya perbaikan yaitu dalam memotivasi siswa untuk aktif dan guru
harus mempersiapkan pembelajaran sebaik mungkin, memperbaiki setiap
kekurangan sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, Tina 2005. Pengajaran Berbasis Student- Centered Learning. Online
http://inparametric.com/bhinablog/download/pembelajaran_berbasis
_scl.pdf [ accessed 20/04/2010]
Anni, C.T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Bumi Aksara
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Awalani, I. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) Berbasis Komputer Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran TIK. Universitas
Pendidikan Indonesia. Tersedia di http://cs.upi.edu/v2/uploads/ paper_
skripsi_dik/PENERAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20CR
C- indikhiro %20awalani.pdf [diakses 04/07/2011]
Hadi, R. 2007. Dari Teacher- Centered Learning ke Student-Centered Learning.
Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol 12 (3) : 408-419. Tersedia
di http://www.google.com/xhtml?q=Jurnal% 20pemikiran%
20alternatif%20rahmini%20hadi&client=ms-opera_mb_no&channel=
bh) [ diakses 20/04/2010]
Hakim, L. 2010. Pemanfaatan Web Based Learning untuk Mendukung Student
Centered Learning. Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia di
http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/PEMANFAATAN%20
WEB%20BASED%20LEARNING_lukman.pdf [diakses 04/07/2011]
Inayah, N. 2007. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition ) Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat
Siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
(Skripsi). Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
63
64
Munib, A. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES
Purba, M. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sari, V. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Posing disbanding
Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) Pada Kemampuan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP
Negeri 16 Semarang dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok
Himpunan Tahun Pelajaran 2006/ 2007 (Skripsi). Semarang: Jurusan
Matematika FMIPA UNNES.
Slavin, R. 2008. Cooperative Learning Teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa
Media
Soedjoko, E. 2010. Buku Ajar PLPG Sertifikasi Guru- Guru SMA. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Gravindo
Persada.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sutiyono. 2009. Komparasi Hasil Belajar Pokok Bahasan Laju Reaksi
Menggunakan Model Team Assisted Individualization (TAI)dengan
Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
(Skripsi). Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Wahyuni, P.T. 2009. Evektivitas Metode Student Centered Learning yang
Berbasis Fun Chemistry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok
65
Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Skripsi). Semarang:
Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Komtemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara
LAMPIRAN
66
KISI- KISI SOAL UJI COBA
Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas/ Program : XI/ IPA
Semester : II
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat larutan asam- basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Alokasi Waktu : 90 Menit
Sekolah : MAN Kendal
Kompetensi
Dasar
Indikator
Sub Materi
Pokok
Jenjang
Jumlah
C1 C2 C3 C4
Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaski
berdasarkan
Menjelaskan
definisi kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
Definisi
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan (Ksp)
1,2,3,6, 24,
39
6
Menjelaskan
kesetimbangan
Reaksi
kesetimbangan
4,5, 25, 38 4
L
ampiran
1
66
67
prinsip
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
dalam larutan
jenuh/ larutan
garam yang sukar
larut
dalam larutan
jenuh
Menjelaskan
hubungan hasil kali
kelarutan dengan
kelarutannya dan
menuliskan
ungkapan Kspnya.
Hubungan antara
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan (Ksp)
8,9,10,
11,12, 26
32,29, 34, 15 10
Menghitung
kelarutan suatu
elektrolit yang
sukar larut
Tetapan hasil
kali kelarutan
13,14, 37 22, 28, 21,
30, 31,40
27,33,35, 36 13
67
68
berdasarkan data
harga Ksp
Menjelaskan
pengaruh
penambahan ion
senama dalam
larutan dan
penerapannya
- Pengaruh ion
senama
terhadap
kelarutan
16,18, 23 19,20 5
menjelaskan
pengaruh pH
terhadap kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
- Hubungan pH
dengan Ksp
41, 42, 43,
44, 50
5
Reaksi Memperkirakan - Ksp dan reaksi 7, 45 47 17, 46, 48, 7
68
69
pengendapan terbentuknya
endapan
berdasarkan harga
Ksp
pengendapan 49
Jumlah 11 14 16 9 50
Presentase 22 % 28 % 32 % 18 % 100 %
69
70
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI IPA
Waku : 90 menit
Tahun Pelajaran : 2010/2011
PETUNJUK UMUM
1. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan.
3. Jumlah soal sebanyak 50 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masing-
masing soal.
4. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan
langkah sebagai berikut:
Semula : A B C D E
Pembetulan : A B C D E
Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. Kelarutan adalah ….
a. Jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan
pada suhu tertentu
b. Tetapan hasil kelarutan konsentrasi molar ion- ion molar dalam larutan jenuh
c. Hasil kali konsentrasi molar ion- ion dalam larutan
d. Banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram per larut
e. Besaran yang menunjukkan banyaknya zat terlarut
2. Satuan kelarutan (s) adalah ….
a. Mol d. mol/mL
b. Mol/L e. mg/mL
c. Gram/L
3. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh,masing-masing dipangkatkan
dengan koefisien ionisasinya disebut ....
a. Zat terlarut
b. Hubungan kelarutan
c. Satuan kelarutan
d. Kelarutan
e. Tetapan hasil kali kelarutan
4. Berikut yang merupakan kesetimbangan untuk larutan BaSO4 jenuh adalah …..
a. 2Ba2SO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + 2SO42-
(aq)
b. 2BaSO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
c. BaSO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + 2SO42-
(aq)
d. Ba2SO4(S) ↔ 2Ba+
(aq) + SO42-
(aq)
e. BaSO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
5. Garam A2B3 sukar larut dalam air, Ksp A2B3 adalah ….
a. 2 [A] x 3[B]
b. [A]2 x [B]
3
c. [2A]2 x [3B]
3
d. [A3+
]2 x [B
2-]3
e. [A2+
] x [B3-
]2
Lampiran 2
71
6. Jika kelarutan suatu garam adalah x mol/L, maka pernyataan di bawah ini yang benar
adalah….
a. x mol garam dilarutkan akan terbentuk endapan
b. x mol garam dilarutkan akan terbentuk larutan lewat jenuh
c. x mol garam akan larut dalam 1 gram air
d. garam dilarutkan kurang dari x mol maka terbentuk endapan
e. Dalam 1 L, jumlah maksimum garam yang dapat larut adalah x mol
7. Pernyataan berikut yang sesuai dengan tetapan hasil kelarutan adalah….
a. Kelarutan zat berbanding lurus dengan tetapan hasil kelarutan
b. Kelaruran zat berbanding terbalik dengan tetapan hasil kali kelarutan
c. Tetapan hasil kelarutan adalah perbandingan konsentrasi terlarut dengan pelarutnya
d. Tetapan hasil kali kelarutan adalah jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut
e. Kelarutan zat tidak dipengaruhi tetapan hasil kali kelarutan
8. Jika kelarutan garam biner dalam air s mol/L, maka Ksp dari garam tersebut adalah…
a. s2 d. 27s
4
b. 4s3 e. 108s
5
c. 9s3
9. Ksp larutan garam terner yang memiliki kelarutan a mol/L adalah ….
a. a2 d. 27a
4
b. 4a3 e. 108a
5
c. 9a3
10. Diketahui persamaan tetapan hasil kali kelarutan suatu larutan adalah sebagai berikut.
Ksp = [A2+
] [B-]2
Maka rumus molekul larutan tersebut adalah ….
a. A2B d. A2B2
b. AB2 e. 2AB
c. AB
11. Jika Ksp Ag2SO4 adalah a, maka kelarutan Ag2SO4 dalam air adalah …. mol/L
a. 4a3 d.
b. a3 e.
c.
12. Jika Ksp FeCl3 adalah x, maka kelarutan FeCl3 dalam air adalah …. Mol/L
a. 9x3 d.
b. 27x4 e.
c.
13. Kelarutan AgCl dalam air adalah 2 x 10-9
mol/L. Ksp AgCl adalah ….
a. 1 x 10-20
d. 2 x 10-9
b. 4 x 10-18
e. 4 x 10-9
c. 8 x 10-18
14. Jika konsentrasi Ca2+
dalam larutan jenuh CaF2 sebesar 2 x 10-4
mol/L, maka hasil kali
kelarutan CaF2 adalah ….
a. 8 x 10-8
d. 2 x 10-9
b. 3,2 x 10-11
e. 4 x 10-9
c. 1,6 x 10-11
15. Lima gelas kimia yang berisi larutan dengan volum yang sama. Jika ke dalam kelima
gelas kimia itu dilarutkan sejumlah perak klorida padat, maka perak klorida padat akan
paling mudah larut dalam gelas kimia berisi ….
72
a. 0,01 M HCl d. 0,20 M HCl
b. 0,10 M HCl e. 2,00 M HCl
c. 1,00 M HCl
16. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut ….
a. Pengaruh ion senama
b. Pengendapan
c. Larutan tepat jenuh
d. Larutan lewat jenuh
e. Kuosien reaksi
17. Jika diketahui harga Ksp nya sama, maka kelarutan zat berikut sama besar, kecuali ….
a. CaF2 d. (NH4)2S
b. Ag2CrO4 e. PbSO4
a. PbCl2
18. Berikut ini bukan penambahan ion senama...
a. Penambahan NaCl ke dalam larutan H2SO4
b. Penambahan NaF kedalam larutan MgF2
c. Penambahan Na2CrO4 ke dalam larutan Ag2CrO4
d. Penambahan AgNO3 kedalam larutan Ag2CrO4
e. Penambahan AgCl kedalam larutan AgCl jenuh
19. Kelarutan AgI dalam air adalah 10-5
M. kelarutan AgI dalam larutan Ag2CrO4 0,05 M
adalah ….
a. 2 x 10-9
M d. 2 x 10-4
M
b. 1 x 10-8
M e. 1 x 10-4
M
c. 5 x 10-10
M
20. Dalam 1 liter air murni dapat terlarut 10-7
AgCl, maka kelarutan AgCl dalam larutan KCl
0,01 M adalah ….
a. 1 x 10-12
d. 1x 10-6
b. 1 x 10-10
e. 1 x 10-4
c. 1 x 10-8
21. Banyaknya CaCO3 yang terlarut dalam dm3 larutan jenuhnya jika Ksp CaCO3 2,5 x 10
-9
(Ar Ca = 40, C =12, O= 16) adalah sebesar .…
a. 5 mg d. 16 mg
b. 8 mg e. 20 mg
c. 10 mg
22. Kelarutan Ca(OH)2 (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1) dalam 100 ml air adalah 0,161 gram.
Maka hasil kali kelarutannya adalah ….
a. 8 x 10-4
d. 4 x 10-7
b. 4 x 10-5
e. 8 x 10-7
c. 8 x 10-6
23. Dalam suatu larutan jenuh BaCO3 ditambahkan larutan BaSO4 maka yang akan
terjadi….
a. Penambahan BaSO4 akan memperbesar konsentrasi ion CO32-
b. Penambahan BaSO4 akan memperbesar konsentrasi ion SO42-
c. Memperkecil kelarutan BaCO3
d. Memperbesar kelarutan BaSO4
e. Penambahan BaSO4 tidak akan mempengaruhi kelarutan BaCO3
24. Suatu larutan yang telah mencapai keadaan tepat jenuh jika….
a. Keadaan di mana suhu larutan bertambah
b. Proses melarut meningkat
73
c. Proses melarut berhenti
d. Terbentuknya endapan
e. Proses melarut dan mengendap sama cepat
25. Al2(CO3)3 (s) 2 Al3+
(aq) + 3CO32-
(aq). Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al2(CO3)3 adalah .....
a. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+
]2 [CO3
2-]
3
b. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-
]
c. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+
]
d. Ksp Al2(CO3)3 =
332
22
3
)(COAl
CO
e. Ksp Al2(CO3)3 =
332
23
)(COAl
Al
26. Kelarutan garam jenuh, CdS sebesar y
x mol/ liter, maka harga Ksp-nya adalah .....
a. xy c. (y/x)y
e. (x/y)2
b. x/y d. x2/y
27. Urutan kenaikan kelarutan dari garam- garam perak dalam air bila diketahui Ksp AgCl =
1,6 x 10-10
, Ksp AgBr = 4 x 10-13
, Ksp Ag2S = 8 x 10-12
adalah ….
a. AgCl, Ag2S, AgBr
b. AgCl, AgBr, Ag2S
c. AgBr, AgCl, Ag2S
d. Ag2S, AgCl, AgBr
e. Ag2S, AgBr, AgCl
28. Jika diketahui Ksp AgX = 4 x 10-5
dan Mr garam AgX = 82, maka garam AgX yang dapat
larut dalam 500 mL AgNO3 0,02 M adalah ….
a. 0,64 gram
b. 12,5 gram
c. 82 mg
d. 52 mg
e. 1,64 mg
29. Perak sianida, timbal sianida, dan raksa sianida mempunyai harga Ksp sama besar. Jika
kelarutan masing- masing dinyatakan dengan S1, S2, dan S3 maka ….
a. S1 = S2 = S3 d. S1 < S2 < S3
b. S1 = S2 > S3 e. S1 < S2 = S3
c. S1 > S2 = S3
30. Dalam 500 ml air terlarut 0,34 gram CaSO4 (Mr= 136), harga hasil kali kelarutan (Ksp)
CaSO4 adalah ….
a. 1,25 x 10-6
d. 2,50 x 10-5
b. 2,5 x 10-6
e. 2,50 x 10-3
c. 1,25 x 10-5
31. Larutan jenuh MgF2 , 100 ml pada 18oC diuapkan dan diperoleh x mgram MgF2 padat. Jika Ksp
MgF2 pada suhu yang sama adalah 6,9x10-9
mol3/L
3, maka x adalah ….(Ar Mg=24 gram/mol; F
=19 gram/mol)
a. 7,4 mg
b. 74 mg
c. 0,0012 mg
d. 7,4x10-3
mg
74
e. 6,9 mg
32. Kelarutan garam PbCl2 yang terkecil terdapat dalam larutan ….
a. HCl 0,1 M d. BaCl2 0,1 M
b. NaCl 0,1 M e. AlCl3 0,1 M
c. CaCl2 0,1 M
33. Diketahui tabel:
No. Rumus Garam Ksp
1. AgCl 1,5 x 10 -10
mol2/L
2
2. Ag2CrO4 6,1 x 10 -12
mol3/L
3
3. AgI 1,5 x 10 -16
mol2/L
2
Urutan kelarutan garam-garam perak sukar larut tersebut dari yang besar ke kecil adalah...
a. AgCl, Ag2CrO4 , AgI
b. AgCl, AgI, Ag2CrO4
c. Ag2CrO4, AgCl, AgI
d. Ag2CrO4 , AgI, AgCl
e. AgCl, AgI, Ag2CrO4
34. Perak azida (AgN3), timbal azida (Pb(N3)2) dan stronsium flourida (SrF2) mempunyai
Ksp sama besar. Jika kelarutan ketiga garam ini berturut-turut adalah s1, s2 dan s3, maka
….
a. s1 = s2 = s3 d. s1 < s2 < s3
b. s1 = s2 > s3 e. s1 < s2 = s3
c. s1 > s2 = s3
35. Pada suhu kamar diketahui harga Ksp sebagai berikut :
CuBr = 1,6x10-11
mol2/L
2
CuCl = 1,0x10-6
mol2/L
2
CuI = 5,0x10-12
mol2/L
2
Cu2S = 2,0x10-47
mol3/L
3
Jika kelarutan dinyatakan dalam s, maka …..
a. s CuBr > s CuCl > s CuI > s Cu2S
b. s CuBr < s CuCl < s CuI < s Cu2S
c. s CuCl > s CuBr > s CuI > s Cu2S
d. s Cu2S < s CuBr < s CuI < s CuCl
e. s CuCl < s CuBr < s CuI < s Cu2S
36. Di antara garam sukar larut berikut yang mempunyai harga kelarutan paling kecil adalah
….
a. CaF2 (Ksp = 3,4x10-11
mol3/L
3)
b. Ag2CrO4 (Ksp = 1,1x10-12
mol3/L
3)
c. AgCl (Ksp = 1,8x10-10
mol2/L
2)
d. BaSO4 (Ksp = 1,1x10-10
mol2/L
2)
e. BaCrO4 (Ksp = 1,2x10-10
mol2/L
2)
37. Jika Ksp CaF2 dinyatakan dengan 4s3, maka konsentrasi ion fluoride (F
-) dalam larutan
jenuh CaF2.…
a. s molar
b. 4s2 molar
c. 0,5s molar
d. 2s molar
e. 4s3 molar
38. Tetapan hasil kali kelarutan Perak kromat yaitu....
a. [Ag+] [CrO4
-]
75
b. [Ag2+
] [CrO42-
]
c. [Ag2+
]2 [CrO4
-]
d. [Ag+] [CrO4
2-]
e. [Ag+]
2 [CrO4
2-]
39. Berikut yang akan mempengaruhi besar-kecilnya harga tetapan hasil kali kelarutan,
kecuali….
a. Massa zat
b. Mol zat
c. Tetapan kesetimbangan air
d. Molaritas larutan jenuh
e. Volume pelarut
40. Diketahui harga Ksp PbCl2 adalah 8 x 10-12
dan harga Ksp dari BaSO4 adalah 1,5 x 10-9
Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. Kelarutan PbCl2 = kelarutan BaSO4
b. Kelarutan PbCl2 > kelarutan BaSO4
c. Konsentrasi ion Cl- = konsentrasi SO4
2-
d. Konsentrasi ion Pb2+
= konsentrasi ion Ba2+
e. Konsentrasi ion Cl- < konsentrasi ion SO4
2-
41. Diketahui hasil kali kelarutan Ca(OH)2 sebesar 4 x 10-12
, maka pH larutan itu adalah.
a. 12 – log 4 d. 4 + log 2
b. 10 + log 2 e. 4 – log 2
c. 10 – log 2
42. Suatu larutan jenuh M(OH)3 mempunyai pH = 10. Hasil kali kelarutan senyawa ini
adalah ….
a. 3,3 x 10-9
d. 3,3 x 10-21
b. 3,3 x 10-17
e. 1 x 10-17
c. 1 x 10-16
43. Ksp Zn(OH)2 = 5 x 10-16
. Banyaknya gram Zn(OH)2 (Mr Zn(OH)2 = 100) yang dapat
terlarut dalam 5 liter larutan dengan pH = 9.…
a. 0,05 mg c. 2,5 mg e. 5 mg
b. 0,1 mg d. 4 mg
44. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 2 x 10-12
. Kelarutan Ca(OH)2 dalam 1 liter larutan basa kuat
yang pH-nya = 12 sebesar ….
a. 1 x 10-6
mol d. 1 x 10-4
mol
b. 1 x 10-8
mol e. 2 x 10-4
mol
c. 2 x 10-8
mol
45. Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. Pembentukan endapan mengisyaratkan kenaikan suhu larutan
b. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan
c. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi larutan
d. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya peningkatan kelarutan
e. Pembentukan endapan tidak mempengaruhi kelarutan
46. Dalam suatu larutan terdapat ion Ca2+
, Sr2+
, Ba2+
, Pb2+
, dan Ag+ dengan konsentrasi yang
sama. Apabila ke dalam larutan itu ditambahkan larutan Na2SO4 zat yang mula- mula
mengendap adalah ….
a. Ag2SO4 (Ksp = 1 x 10-5
)
b. PbSO4 (Ksp = 2 x 10-8
)
c. BaSO4 (Ksp = 1 x 10-10
)
d. CaSO4 (Ksp = 9 x 10-6
)
e. SrSO4 (Ksp = 3 x 10-7
)
76
47. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung I
- ternyata lama-kelamaan terjadi
endapan, ini berarti ...
a. [Ag+] [I
-] = Ksp AgI
b. [Ag+] [I
-] < Ksp AgI
c. [Ag+] [I
-] > Ksp AgI
d. [Ag+] < Ksp AgI
e. [I-] > Ksp AgI
48. Dalam suatu larutan terdapat ion-ion Ba2+
, Ca2+
, Mg2+
, dan Pb2+
dengan konsenrasi yang
sama. Apabila larutan itu ditetesi dengan larutan Na2CO3 maka zat yang pertama
mengendap adalah….
a. BaCO3 (Ksp = 8,1x10-9
mol2/L
2)
b. CaCO3 (Ksp = 4,8x10-9
mol2/L
2)
c. MgCO3 (Ksp = 1x10-5
mol2/L
2)
d. PbCO3 (Ksp = 3,3x10-14
mol2/L
2)
e. Mengendap semua
49. Dari tabel Ksp senyawa karbonat dengan konsentrasi ion pembentukannya sebagai
berikut :
Rumus
Zat Ksp
Konsentrasi mol/L
Ion (+) Ion (-)
MgCO3 3,5 x 10-8
1,0 x 10-5
3,6 x 10-6
CaCO3 9,0 x 10-9
3,5 x 10-4
3,0 x 10-6
SrCO3 9,3 x 10-10
1,0 x 10-6
1,0 x 10-5
BaCO3 8,9 x 10-9
2,0 x 10-4
4,0 x 10-5
FeCO3 2,1 x 10-11
1,0 x 10-4
2,0 x 10-4
Berdasarkan data table di atas, endapan yang akan terbentuk jika ion (+) dan ion (-)
direaksikan adalah ….
a. MgCO3
b. CaCO3
c. SrCO3
d. BaCO3
e. FeCO3
50. Apabila kelarutan L(OH)2 pada ToC adalah 1 x10
-5 mol/L, maka larutan jenuh L(OH)2
tersebut mempunyai pH....
a. 11
b. 11 - log 2
c. 10
d. 9 + log 2
e. 5 – log 2
77
KUNCI JAWABAN
SOAL UJI COBA
1. A 11. D 21. A 31.A 41.B
2. B 12. D 22. B 32.E 42.B
3. E 13. B 23. C 33.C 43.C
4. E 14.B 24. E 34.E 44.C
5. D 15. A 25. A 35.C 45.B
6. E 16. A 26. E 36.C 46.C
7. A 17. E 27. C 37.D 47.C
8. A 18. A 28. C 38.B 48.D
9. B 19. B 29. C 39.C 49.E
10. B 20. A 30. D 40.B 50. D
Lampiran 3
78
DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA
No Nama Responden Kode Responden
1 Lailatul Fitriyah UC-1
2 Jihan Noor F UC-2
3 Imroatul Maghfiroh UC-3
4 Machmudah UC-4
5 Mifta Auliya UC-5
6 Siti Jauharotun Nisa UC-6
7 Fitri Iszah UC-7
8 Dian Purwatiningsih UC-8
9 Siti Zullaechah UC-9
10 Nur Anisah UC-10
11 Siti Widayah UC-11
12 Amanatul Aishadiyah UC-12
13 Afton Usyadi UC-13
14 Siti Nur Hikmah UC-14
15 Rian Winarsih UC-15
16 Umi Wakhidah UC-16
17 Turyadi UC-17
18 Fachrun Pravita Sari UC-18
19 Akhmad Irfan UC-19
20 Yuni Puji Utami UC-20
21 Farid Walidaini UC-21
22 Siti Arofah UC-22
23 Fina Musfiroh UC-23
24 Siti Choiriyah UC-24
25 Nur Kholifah UC-25
26 Khoirunnisa K UC-26
27 Khoirul Anwar UC-27
28 Abdul Aziz UC-28
29 Efa Fatmawati UC-29
30 Faizal Lutfi Aziz UC-30
31 Dipo Wijayanto Aris UC-31
32 Nurul Helal UC-32
Lampiran 4
79
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
No Kode No soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 UC-2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
2 UC-4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
3 UC-6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
4 UC-9 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
5 UC-10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
6 UC-15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 UC-17 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
8 UC-24 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
9 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
10 UC-1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
11 UC-5 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
12 UC-8 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1
13 UC-11 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
14 UC-12 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0
15 UC-14 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
16 UC-16 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
17 UC-18 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0
18 UC-20 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1
19 UC-23 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
20 UC-26 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0
21 UC-28 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
22 UC-29 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
23 UC-32 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
24 UC-3 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
25 UC-7 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
26 UC-13 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
27 UC-19 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
28 UC-21 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
29 UC-22 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
30 UC-27 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
31 UC-30 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
32 UC-31 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
jumlah 20 19 29 17 15 15 21 19 14 16 20
Va
lidita
s
Mp 25.30 25.32 23.07 26.29 26.00 25.80 24.76 25.42 25.71 25.50 24.70
Mt 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41
p 0.63 0.59 0.91 0.53 0.47 0.47 0.66 0.59 0.44 0.50 0.63
q 0.38 0.41 0.09 0.47 0.53 0.53 0.34 0.41 0.56 0.50 0.38
pq 0.23 0.24 0.08 0.25 0.25 0.25 0.23 0.24 0.25 0.25 0.23
St 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27
rpbis 0.39 0.37 -0.17 0.49 0.39 0.36 0.30 0.39 0.32 0.33 0.27
thitung 2.32 2.17 -0.93 3.08 2.31 2.10 1.71 2.31 1.88 1.94 1.51
ttabel 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Kriteria Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak
Daya
Pem
bed
a JBA 8 8 8 7 6 7 7 8 7 6 7
JBB 2 4 9 1 2 4 4 4 3 2 5
JSA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
JSB 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
DP 0.67 0.44 -0.11 0.67 0.44 0.33 0.33 0.44 0.44 0.44 0.22
Kriteria Baik Baik
Sangat Jelek
Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup
Tin
gka
t
Ke
suka
ran JBA +
JBB 10 12 17 8 8 11 11 12 10 8 12
2JSA 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
79 Lampiran 5
80
IK 0.56 0.67 0.94 0.44 0.44 0.61 0.61 0.67 0.56 0.44 0.67
Kriteria Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Kriteria soal
Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
81
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN No soal
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0
0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 15 23 17 25 15 6 21 3 14 8 11 6 13
27.90 26.40 24.70 22.82 24.68 27.40 28.83 25.19 30.33 26.50 27.75 23.36 29.33 27.08
23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41
0.31 0.47 0.72 0.53 0.78 0.47 0.19 0.66 0.09 0.44 0.25 0.34 0.19 0.41
0.69 0.53 0.28 0.47 0.22 0.53 0.81 0.34 0.91 0.56 0.75 0.66 0.81 0.59
0.21 0.25 0.20 0.25 0.17 0.25 0.15 0.23 0.08 0.25 0.19 0.23 0.15 0.24
6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27
0.48 0.45 0.33 -0.10 0.38 0.60 0.42 0.39 0.36 0.44 0.40 0.00 0.45 0.48
3.02 2.75 1.91 -0.54 2.28 4.09 2.50 2.34 2.08 2.65 2.39 -0.03 2.79 3.03
1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
6 7 8 4 8 8 4 8 2 6 4 3 3 6
1 2 4 5 4 2 1 3 0 1 1 4 0 2
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
0.56 0.56 0.44 -0.11 0.44 0.67 0.33 0.56 0.22 0.56 0.33 -0.11 0.33 0.44
Baik Baik Baik Sangat Jelek
Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Sangat Jelek
Cukup Baik
7 9 12 9 12 10 5 11 2 7 5 7 3 8
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
0.39 0.50 0.67 0.50 0.67 0.56 0.28 0.61 0.11 0.39 0.28 0.39 0.17 0.44
82
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Seda
ng
Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipak
ai
83
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
No soal
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0
0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
17 6 6 19 4 8 7 7 12 16 16 17 14 7
25.29 21.83 20.67 23.32 29.25 27.13 28.14 30.43 22.25 22.31 22.50 25.71 26.57 21.57
23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41
0.53 0.19 0.19 0.59 0.13 0.25 0.22 0.22 0.38 0.50 0.50 0.53 0.44 0.22
0.47 0.81 0.81 0.41 0.88 0.75 0.78 0.78 0.63 0.50 0.50 0.47 0.56 0.78
0.25 0.15 0.15 0.24 0.11 0.19 0.17 0.17 0.23 0.25 0.25 0.25 0.25 0.17
6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27
0.32 -0.12 -0.21 -0.02 0.35 0.34 0.40 0.59 -0.14 -0.17 -0.14 0.39 0.45 -0.15
1.85 -0.66 -1.18 -0.10 2.06 2.00 2.39 4.03 -0.79 -0.97 -0.80 2.32 2.72 -0.86
1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Valid Tidak Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Tidak Valid Valid Tidak
7 1 2 6 3 5 4 6 1 3 3 6 7 1
3 4 3 5 0 2 1 0 2 4 4 1 3 2
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
0.44 -0.33 -0.11 0.11 0.33 0.33 0.33 0.67 -0.11 -0.11 -0.11 0.56 0.44 -0.11
Baik Sangat Jelek
Sangat Jelek
Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Sangat Jelek
Sangat Jelek
Sangat Jelek
Baik Baik Sang
at Jelek
10 5 5 11 3 7 5 6 3 7 7 7 10 3
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
0.56 0.28 0.28 0.61 0.17 0.39 0.28 0.33 0.17 0.39 0.39 0.39 0.56 0.17
84
Sedang Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar
Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibua
ng
85
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
No soal Y Y
2 Ket
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 32 1024
Kelo
mp
ok A
tas
1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 36 1296
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 32 1024
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 32 1024
0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 27 729
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 33 1089
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 33 1089
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 33 1089
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 31 961
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 25 625
0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 20 400
0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 20 400
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 21 441
0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 22 484
0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 22 484
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 21 441
0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 20 400
0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 23 529
0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 22 484
0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 20 400
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 27 729
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 26 676
0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 22 484
1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 18 324
Kelo
mp
ok B
aw
ah
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 18 324
0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 17 289
0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 16 256
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 13 169
1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 17 289
0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 18 324
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 16 256
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 16 256
14 19 14 19 24 22 15 18 23 21 12 749 18789
27.29 25.16 26.00 25.26 22.46 23.32 26.40 26.44 22.91 24.90 26.67
23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41 23.41
0.44 0.59 0.44 0.59 0.75 0.69 0.47 0.56 0.72 0.66 0.38
0.56 0.41 0.56 0.41 0.25 0.31 0.53 0.44 0.28 0.34 0.63 0.25 0.24 0.25 0.24 0.19 0.21 0.25 0.25 0.20 0.23 0.23 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 6.27 0.55 0.34 0.36 0.36 -0.26 -0.02 0.45 0.55 -0.13 0.33 0.40
3.57 1.97 2.15 2.10 -1.49 -0.11 2.75 3.60 -0.69 1.92 2.41
1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid
8 8 5 8 5 7 8 8 6 8 7
4 4 1 2 7 8 2 3 7 4 2
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
0.44 0.44 0.44 0.67 -0.22 -0.11 0.67 0.56 -0.11 0.44 0.56
Baik Baik Baik Baik Sangat Jelek
Sangat Jelek
Baik Baik Sangat Jelek
Baik Baik
12 12 6 10 12 15 10 11 13 12 9
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
0.67 0.67 0.33 0.56 0.67 0.83 0.56 0.61 0.72 0.67 0.50
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai
86
PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA
Rumus
Keterangan:
Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = Rata-rata skor total
St = Standart deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila thitung > ttabel, maka butir soal valid.
dengan:
√
√
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan
cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No Kode Butir soal no 1 (X) Skor Total (Y) Y2 XY 1 UC-2 1 32 1024 32
2 UC-4 1 36 1296 36
3 UC-6 1 32 1024 32
4 UC-9 1 32 1024 32
5 UC-10 1 27 729 27
6 UC-15 0 33 1089 0
7 UC-17 1 33 1089 33
8 UC-24 1 33 1089 33
9 UC-25 1 31 961 31
10 UC-1 1 25 625 25
11 UC-5 1 20 400 20
12 UC-8 1 20 400 20
13 UC-11 0 21 441 0
14 UC-12 1 22 484 22
15 UC-14 1 22 484 22
16 UC-16 0 21 441 0
17 UC-18 1 20 400 20
18 UC-20 1 23 529 23
19 UC-23 1 22 484 22
20 UC-26 1 20 400 20
21 UC-28 0 27 729 0
22 UC-29 0 26 676 0
23 UC-32 1 22 484 22
24 UC-3 0 18 324 0
25 UC-7 1 18 324 18
26 UC-13 0 17 289 0
27 UC-19 1 16 256 16
28 UC-21 0 13 169 0
q
p
S
MM r
t
tp
pbis
87
29 UC-22 0 17 289 0
30 UC-27 0 18 324 0
31 UC-30 0 16 256 0
32 UC-31 0 16 256 0
Jumlah 20 749 18789 506
88
89
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Rumus
Keterangan:
DP
:
Daya
Pembeda
JBA
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA
:
Banyaknya siswa pada kelompok
atas
Kriteria Interval DP Kriteria
DP < 0.00 Sangat jelek
0.00 < DP < 0.20 Jelek
0.20 < DP < 0.40 Cukup
0.40 < DP < 0.70 Baik
0.70 < DP < 1.00 Sangat Baik
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas
Kelompok Bawah
No Kode Skor
No Kode Skor
1 UC-2 1
1 UC-3 0
2 UC-4 1
2 UC-7 1
3 UC-6 1
3 UC-13 0
4 UC-9 1
4 UC-19 1
5 UC-10 1
5 UC-21 0
6 UC-15 0
6 UC-22 0
7 UC-17 1
7 UC-27 0
8 UC-24 1
8 UC-30 0
9 UC-25 1
9 UC-31 0
Jumlah 8
Jumlah 2
DP = 8 - 2
9
DP = 0.67
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai soal daya pembeda baik
A
BA
JS
JBJB DP
A
BA
JS
JBJB DP
Lampiran 7
90
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Rumus
Keterangan:
IK
: Indeks kesukaran
B
: Jumlah yang benar pada butir soal pada butir soal
JS
: Jumlah seluruh siswa pengikut tes
Kriteria Interval IK Kriteria
IK
= 0.00 Terlalu sukar
0.00 < IK
< 0.30 Sukar
0.30 < IK
< 0.70 Sedang
0.70 < IK
< 1.00 Mudah
IK = 1.00 Terlalu mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-2 1 1 UC-3 0
2 UC-4 1 2 UC-7 1
3 UC-6 1 3 UC-13 0
4 UC-9 1 4 UC-19 1
5 UC-10 1 5 UC-21 0
6 UC-15 0 6 UC-22 0
7 UC-17 1 7 UC-27 0
8 UC-24 1 8 UC-30 0
9 UC-25 1 9 UC-31 0
Jumlah 8 Jumlah 2
IK
= 8 + 2 = 0.56
18
Berdasarkan kriteria, soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang.
JS
B IK
Lampiran 8
91
Perhitungan Reliabilitas Soal Post Test
Rumus:
r11 =
Keterangan:
r11
: Reliabilitas soal
N
: Banyaknya butir soal
M
: Rata-rata skor total
St
2
: Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka soal tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
Pada a = 5% dengan n = 32 diperoleh r tabel =
0.349
Karena r11 > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
2.
)(1
1 StN
MNM
N
N
Lampiran 9
92
PENGGANTIAN NOMOR BUTIR SOAL POST- TEST
No Soal Uji Coba No Soal Valid No Soal Post test
1 1 1
2 2 2
3 - -
4 4 3
5 5 4
6 6 TIDAK DIPAKAI
7 7 5
8 8 TIDAK DIPAKAI
9 9 6
10 10 7
11 - -
12 12 8
13 13 TIDAK DIPAKAI
14 14 9
15 - -
16 16 10
17 17 11
18 18 12
19 19 13
20 20 14
21 21 TIDAK DIPAKAI
22 22 15
23 - -
24 24 16
25 25 TIDAK DIPAKAI
26 26 17
27 - -
28 - -
29 - -
30 30 18
31 31 19
32 32 20
33 33 21
34 - -
35 - -
36 - -
37 37 22
38 38 TIDAK DIPAKAI
39 - -
40 40 23
41 41 24
42 42 25
Lampiran 10
93
43 43 26
44 - -
45 - -
46 46 27
47 47 28
48 - -
49 49 29
50 50 30
94
DATA NILAI UJIAN KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA
SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH DEMAK TAHUN 2010/ 2011
No.
Kelas
XI IPA
1
XI IPA
2
XI IPA
3 XI IPA 4
1 66 74 83 79 2 71 75 75 74 3 76 76 71 70 4 74 80 76 76 5 75 69 66 79 6 78 74 72 77 7 73 84 81 78 8 70 72 72 73 9 68 74 78 68 10 75 63 76 63 11 70 72 73 72 12 73 74 70 84 13 66 66 75 76 14 64 72 77 82 15 81 69 84 80 16 74 71 72 80 17 70 74 79 73 18 63 77 72 77 19 74 80 73 71 20 74 70 71 72 21 79 72 77 70 22 74 69 70 70 23 78 74 78 76 24 79 70 81 85 25 75 72 80 70 26 63 73 63 78 27 79 80 71 75 28 74 72 68 76 29 83 64 76 70 30 75 62 76 80 31 70 74 68 74 32 78 77 70 64 33 64 81 79 72 34 78 72 74 73 35 75 72 79 74 36 60 81 65 78
Lampiran 11
95
37 76 79 62 38 70 70 68 39 75
Jumlah 2765 2780 2876 2689
Rata-rata 72.763 73.158 73.744 74.694
s2 30.186 24.893 28.090 24.847
s 5.494 4.989 5.300 4.985
n 38 38 39 36
n - 1 37 37 38 35
log n 1.580 1.580 1.591 1.556
K hitung 6.213 6.213 6.251 6.136
K 6 6 6 6
N.
Tertinggi 83 84 84 85
N.
Terendah 60 62 62 63
rentang 23 22 22 22
Panjang
kelas 3.833 3.667 3.667 3.667
96
UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 1
Hipotesis Ho : Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
= 83
Panjang Kelas
= 4
Nilai minimal
= 60
Rata-rata
= 72.76 Rentang
= 23
s
= 5.49
Banyak kelas
= 6
n
= 38
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
0
60.00 - 63.00
0.0459 1.7441 3 0.904
63.50 -1.69 0.0459
64.00 - 67.00
0.1231 4.6795 4 0.099
67.50 -0.96 0.1690
68.00 71.00
0.2400 9.1215 7 0.493
71.50 -0.23 0.4091
72.00 - 75.00
0.2817 10.7056 13 0.492
75.50 0.50 0.6908
76.00 - 79.00
0.1991 7.5669 9 0.271
79.50 1.23 0.8899
80.00 - 83.00
0.1101 4.1824 2 1.139
1
38 38
² = 3.3984
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81
3.40
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 12
97
UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 2
Hipotesis Ho : Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
= 84
Panjang Kelas
= 4
Nilai minimal
= 62
Rata-rata
= 73.16 Rentang
= 22
s
= 4.99
Banyak kelas
= 6
n
= 38
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
0
62.00 - 65.00
0.0624 2.3716 3 0.167
65.50 -1.53 0.0624
66.00 - 69.00
0.1693 6.4344 4 0.921
69.50 -0.73 0.2317
70.00 73.00
0.2956 11.2327 13 0.278
73.50 0.07 0.5273
74.00 - 77.00
0.2806 10.6625 11 0.011
77.50 0.87 0.8079
78.00 - 81.00
0.1448 5.5028 6 0.045
81.50 1.67 0.9527
82.00 - 85.00
0.0473 1.7960 1 0.353
1
38 38
² = 1.7740
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81
1.77
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 13
98
UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 3
Hipotesis Ho : Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
= 84
Panjang Kelas
= 3.67
Nilai minimal
= 62
Rata-rata
= 73.74 Rentang
= 22
s
= 5.30
Banyak kelas
= 6
n
= 39
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
0
62.00 - 65.00
0.0599 2.3372 3 0.188
65.50 -1.56 0.0599
66.00 - 69.00
0.1517 5.9176 4 0.621
69.50 -0.80 0.2117
70.00 73.00
0.2700 10.5304 12 0.205
73.50 -0.05 0.4817
74.00 - 77.00
0.2791 10.8845 10 0.072
77.50 0.71 0.7608
78.00 - 81.00
0.1676 6.5352 8 0.328
81.50 1.46 0.9283
82.00 - 85.00
0.0717 2.7951 2 0.226
1
39 39
² = 1.6409
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81
1.64
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 14
99
UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 4
Hipotesis Ho : Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
= 85
Panjang Kelas
= 4
Nilai minimal
= 63
Rata-rata
= 74.69 Rentang
= 22
s
= 4.98
Banyak kelas
= 6
n
= 36
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
0
63.00 - 66.00
0.0501 1.8034 2 0.021
66.50 -1.64 0.0501
67.00 - 70.00
0.1499 5.3981 6 0.067
70.50 -0.84 0.2000
71.00 74.00
0.2844 10.2384 10 0.006
74.50 -0.04 0.4844
75.00 - 78.00
0.2930 10.5466 10 0.028
78.50 0.76 0.7774
79.00 - 82.00
0.1639 5.9008 6 0.002
82.50 1.57 0.9413
83.00 - 86.00
0.0587 2.1126 2 0.006
1
36 36
² = 0.1301
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81
0.130
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 15
100
UJI HOMOGENITAS DATA POPULASI
Pengujian Hipotesis
Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si
2 (dk) log Si2
XI A 1 38 37 30.186 1116.868 1.480 54.753 XI A 2 38 37 24.893 921.053 1.396 51.655 XI A 3 39 38 28.090 1067.436 1.449 55.045 XI A 4 36 35 24.847 869.639 1.395 48.834 151 147 108.016 3974.996 5.720 210.287
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: S2 =
Log S2 =
Harga satuan B
Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 4-1 = 3 diperoleh 2tabel = 7,8147
Karena 2 hitung <
2 tabel keempat sampel tersebut mempunyai varians yang tidak berbeda (homogen)
Lampiran 16
101
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas XI IPA 4 (Kelas Eksperimen) Kelas XI IPA 3 (Kelas Kontrol)
No Kode Nama Siswa No Kode Nama Siswa
1 E-01 Abdul Wachid 1 K-01 Agus Sukamto
2 E-02 Abhi Mas’ud 2 K-02 Ana Chusnul Farida
3 E-03 Andika Chaironi 3 K-03 Ana Nurjanah
4 E-04 Azza Farikhatul M 4 K-04 Aspiyah
5 E-05 Beni Kurniawan 5 K-05 Desy Istriani
6 E-06 Endang Pujiwati 6 K-06 Dewi Sri Rahayu
7 E-07 Faisal Nurul Akbar 7 K-07 Doni Setiawan
8 E-08 Hanna Fajriyah 8 K-08 Ernawati
9 E-09 Kemala Nur Fahmi 9 K-09 Failla Shofa
10 E-10 Khiyarotun Nisa’ 10 K-10 Fajar Arif Saputra
11 E-11 Leni Mayana 11 K-11 Fajar Mujib Rohmat
12 E-12 Lian Jihantoni 12 K-12 Hilda Damayanti
13 E-13 Maghfiroh 13 K-13 Ida Fatchur Rohmah
14 E-14 Meilani 14 K-14 Intan Nashirotul Chasanah
15 E-15 Muhammad Sobirin 15 K-15 Jat Ekowati
16 E-16 Ni Putu Ziti Sri Asieh 16 K-16 Linayatul Hidayah
17 E-17 Niswatul Muarrifah 17 K-17 Maulana Muzaki Fatawa
18 E-18 Nur Hidayah 18 K-18 Meita Putri Frahmihadi
19 E-19 Nur Khayati 19 K-19 Muhammad Arif Widasmoro
20 E-20 Nur Takim 20 K-20 Naila Ifah Fitriani
21 E-21 Nur Wakidah 21 K-21 Nifa Nurrohmah
22 E-22 Nur Wiyati 22 K-22 Nur Chayati
23 E-23 Parmisih 23 K-23 Radha Eva Lestari Ningrum
24 E-24 Raffles Kezia Wardani 24 K-24 Rofi’I Mahmud
25 E-25 Rahmad Hidayat 25 K-25 Sahal Masykur
Lampiran 17
102
26 E-26 Riki Antoni Fahrianto 26 K-26 Satriya Faisol Hasan
27 E-27 Siti Zahrotul Khoizaroh 27 K-27 Sayyidatur Rikhana
28 E-28 Sovia Lestari 28 K-28 Siti Amalia
29 E-29 Sri Handayani 29 K-29 Siti Fatonah
30 E-30 Sri Rahayu 30 K-30 Slamet Widodo
31 E-31 Sri Wikanti 31 K-31 Sofiyana Karimah
32 E-32 Tanti Kawati 32 K-32 Supriyono
33 E-33 Tri Julianto 33 K-33 Syaiful Munir
34 E-34 Tri Rahayu 34 K-34 Tazyinatul Islamiyah
35 E-35 Umi Habibah 35 K-35 Umi Makrifah
36 E-36 Umi Rohmawati 36 K-36 Wiji Nur Janah
37 K-37 Wildan Bagus Antoko
38 K-38 Wulan Septiyana Anggriyani
39 K-39 Zainul Firdani
103
SILABUS
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ II
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya
Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/
Alat
Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaksi
berdasarkan
prinsip
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
Kelarutan
dan Hasil
Kali
Kelarutan
Menjelaskan
kesetimbangan
dalam larutan jenuh
atau larutan garam
yang sukar larut
melalui diskusi kelas
Dapat menjelaskan definisi
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Dapat menjelaskan
kesetimbangan dalam larutan
jenuh/ larutan garam yang sukar
larut
Dapat menjelaskan hubungan
hasil kali kelarutan dengan
kelarutannya dan menuliskan
ungkapan Ksp nya
Jenis tagihan
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Bentuk instrument
Performans
(kinerja dan
sikap)
Tes tertulis
10 jam Sumber:
Buku
Kimia
Bahan:
LKS
Bahan dan
alat untuk
praktikum
Menghitung
kelarutan suatu
elektrolit yang sukar
larut melalui diskusi
kelas
Dapat menghitung kelarutan
suatu elektrolit yang sukar larut
berdasarkan data harga Ksp/
sebaliknya
Dapat menjelaskan pengaruh ion
senama terhadap kelarutan dan
penerapannya
Dapat menjelaskan pengaruh pH
terhadap kelarutan dan hasil kali
kelarutan
103
Lam
piran
18
104
Merancang dan
melakukan
percobaan untuk
menentukan
kelarutan garam dan
membandingkannya
dengan hasil kali
kelarutan
Dapat memperkirakan
terbentuknya endapan
berdasarkan nilai tetapan hasil
kali kelarutannya dan
membuktikannya melalui
percobaan
100
104
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR
a. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan.
b. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang
sukar larut.
c. Menjelaskan hubungan kalarutan dengan hasil kali kelarutan dan
menuliskan ungkapan Ksp-nya.
IV. TUJUAN
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan.
b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan
garam yang sukar larut.
Lampiran 19
106
c. Siswa dapat menjelaskan hubungan kelarutan dengan hasil kali
kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp nya.
V. ANALISIS MATERI
Pengertian Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan
1. Kelarutan
Kelarutan (Solubility) adalah jumlah maksimum zat padat yang
dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Satuan kelarutan
dinyatakan dalam mol L-1
atau M, dapat dirumuskan :
Dimana :
s = kelarutan (mol/Liter)
n = jumlah mol
V = volume larutan (Liter)
gr = massa zat terlarut
Mr = massa atom relatif zat terlarut
Contoh soal :
Sebanyak 4,35 mg perak kromat Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml
air. Nyatakan kelarutan perak kromat Ag2CrO4 dalam mol L-1
(Ar O=
16, Cr = 52, Ag = 108)
Penyelesaian :
Diketahui :
gr Ag2CrO4 = 4,35 mg = 4,5 x 10-3
g
V = 100 mL
Ar O= 16, Cr = 52, Ag = 108
Ditanya : s Ag2CrO4 ?
Jawab :
107
2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi
ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi
ionnya. Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak klorida adalah
sebagai berikut :
AgCl (s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
Persamaan tetapan hasil kali kelarutan dinotasikan dengan Ksp
(solubility product constant), jadi :
Tetapan hasil kali kelarutan untuk larutan jenuh elektrolit dengan
rumus AxBy dapat dituliskan sebagai berikut:
AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
Ksp = [Ay+
]x[B
x-]
y
Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan ( s )
dengan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) yaitu :
4) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya
5) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan kelarutan
berdasarkan koefisien reaksinya.
6) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan ( s )
berdasarkan persamaan tetapan hasil kali kelarutan.
Secara umum, dirumuskan :
s ms ns
√
108
Keterangan :
“ Besarnya nilai Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap. “
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion Cl
- dalam larutan jenuh
dapat dikaitkan dengan kelarutan AgCl yaitu sesuai dengan
stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan
AgCl dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu
sama dengan s dan konsentrasi ion Cl- juga sama dengan s.
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
s s s
Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) AgCl dapat
dikaitkan dengan kelarutan (s) sbb :
Ksp [AgCl] = [Ag+][Cl
-] atau s = √
= (s) (s)
= s2
Contoh soal :
Bila kelarutan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 adalah x mol L-1
,
maka tetapan hasil kali kelarutan zat tersebut dinyatakan dengan.....
Jawab :
x x 2x
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+
] [OH
-]2
= x . (2x)2
= 4x3
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran kooperatif CIRC
Metode : Ceramah, Diskusi, Tugas
109
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
a. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran
siswa
b. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
fenomena yang ada di sekitar
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
kecil yang terdiri atas 5-6 siswa.
15 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan secara umum tentang kelarutan
dan hasil kali kelarutan (pengertian, rumus, satuan
dan contoh soal)
b. Guru membagi lembar diskusi kepada masing-
masing kelompok
c. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan yang
harus dilakukan terkait tugas yang diberikan
Elaborasi
d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerja dalam kelompoknya menyelesaikan
permasalah yang diberikan
e. Salah satu anggota kelompok membaca soal
f. Setiap kelompok membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal
g. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian
soal
60 menit
110
h. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal
secara urut
i. Masing-masing kelompok saling merevisi
penyelesaian soal
Konfirmasi
j. Menyamakan persepsi tentang hubungan kelarutan
kelarutan dan hasil kali kelarutan
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing
siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari
b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 menit
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus., lembar diskusi
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1.) Jenis tagihan : Lembar Diskusi Siswa dan Pekerjaan Rumah (PR)
2.) Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
111
1.) Prosedur : Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X. EVALUASI
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah
1. Jelaskan istilah- istilah berikut :
a. Larutan jenuh
b. Larutan belum jenuh
c. Larutan lewat jenuh
2. Kelarutan timbal kromat (PbCrO4) dalam air adalah 1,34 mol L-1
. Berapa
gram timbal kromat dapat larut dalam 200 mL air ?
(Ar Cr = 52, O = 16, Pb = 206)
3. Tentukan tetapan hasil kali kelarutan pada persamaan di bawah ini untuk
senyawa berikut :
a. BaSO4 c. CuBr e. Fe(OH)3 g. Ag2CO3
b.Sn(OH)4 d. Ca3(PO4)2 f. CdS h. SrCrO4
XI. KUNCI JAWABAN
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah
1. a. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat
b. larutan belum jenuh adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat
terlarut.
c. larutan lewat jenuh adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi
melarutkan zat terlarut, sehingga menyebabkan terbentuknya endapan
2. Diketahui : s PbCrO4 dalam air = 1,34 mol L-
Mr PbCrO4= 322
V air = 200 mL
Ditanya : gram PbCrO4 ….?
Jawab : dalam larutan jenuh PbCrO4 terdapat kesetimbangan sebagai berikut
112
PbCrO4 Pb2+
+ CrO42-
s s s
1,34 =
gr = 86,3 gram
jadi gram timbal kromat yang dapat larut dalam 200 mL air adalah 86,3 gram
3. Ksp untuk senyawa elektrolit:
a. BaSO4= s2
b. Sn(OH)4 = 256s5
c. CuBr = s2
d. Ca3(PO4) 2 = 108s5
e. Fe(OH)3 = 27s4
f. CdS = s2
g. Ag2CO3 = 4s3
h. SrCrO4 =s2
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
113
LEMBAR DISKUSI SISWA I
TUJUAN :
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/
larutan garam yang sukar larut.
c. Siswa dapat menjelaskan hubungan kelarutan dengan hasil kali
kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp nya.
SOAL DISKUSI :
1. Jelaskan istilah- istilah berikut :
a. Kelarutan
b. Tetapan hasil kali kelarutran
c. Larutan jenuh
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
2. Jika 7,4 gram Ca(OH)2 larut dalam 500 mL air , tentukan kelarutan
Ca(OH)2 dalam molar ! ( Ar Ca = 40, O = 16, H = 1)
Lampiran
114
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
3. Tentukan persamaan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) garam
berikut.
a. BaSO4 d. CaCO3
b. CaF2 e. Al(OH)3
c. Mg(OH)2
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
115
4. Apabila kelarutan dilambangkan dengan s, tulislah hubungan
kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa
berikut :
4. Ba(OH)2 b. Ag2CrO4
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI I
1. a. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut
b. tetapan hasil kali kelarutan adalah Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah
hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut
dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan
koefisien reaksi ionnya.
d. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat
2. Diketahui : gram Ca(OH)2 dalam air = 7,4 gram
V air = 500 mL
Ditanya : kelarutan Ca(OH)2 (s)….?
Jawab : dalam larutan jenuh Ca(OH)2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut
Ca(OH)2 Ca2+
+ 2OH-
s s 2s
s =
= 0,2 M
Jadi kelarutan Ca(OH)2 dalam 500 mL air sebesar 0,2 molar.
3. Ksp dari garam :
116
a. BaSO4 Ba2+
+ SO42-
Ksp = [Ba2+
][SO42-
]
b. CaF2 Ca2+
+ 2F-
Ksp = [Ca2+
][F-]
2
c. Mg(OH)2 Mg2+
+ 2OH-
Ksp = [Mg2+
][OH-]
2
d. CaCO3 Ca2+
+ CO32-
Ksp = [Ca2+
][CO32-
]
e. Al(OH)3 Al3+
+ 3OH-
Ksp = [Al3+
][OH-]
3
4. a. Kesetimbangan Ba(OH)2
Ba(OH)2 Ba2+
+ 2OH-
s s 2s
Ksp Ba(OH)2 = [Ba2+
].[OH-]
2
= s . (2s)2
= 4s3
Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3
b. Kesetimbangan Ag2CrO4
Ag2CrO4 2Ag+ + CrO4
2-
s 2s s
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2. [CrO4
2-]
= (2s)2 . s
= 4s3
Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
d. INDIKATOR
d. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
e. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam kelarutan.
e. TUJUAN
f. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut
berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
g. Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan.
118
h. ANALISIS MATERI
Menentukan Nilai Ksp Berdasarkan Kelarutan
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan
harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika
konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui.
Contoh soal :
1. Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 8,1.10-9
.
Penyelesaian:
Misal kelarutan AgCl = s mol L–1
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl
–(aq)
s s s
KspAgCl = [Ag+][Cl
–]
8,1.10-9
= s x s = s2
s = 9.10-5
mol L–1
Kelarutan AgCl = 9.10-5
mol L–1
.
2. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium fluorida MgF2 pada 18oC
diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada
18oC ? (Ar Mg = 24 ; F = 19)
MgF2 (s) Mg2+
(aq) + 2F- (aq)
s s 2s
Ksp MgF2 = [Mg2+
][F-]
2
= s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0012)3
= 6,9 x 10-9
119
Pengaruh ion senama terhadap kelarutan
Apakah yang terjadi, jika dalam suatu larutan elektrolit terdapat ion
senama (sejenis)? Agar dapat menemukan jawabannya, perhatikan larutan
jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk
reaksi kesetimbangan, yaitu:
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar
konsentrasi ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan
ion Ag. Reaksi yang terjadi yaitu:
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3
–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser
kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl
berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan,
jika suhu tidak berubah.
Pahamilah penerapannya dalam contoh soal berikut.
Contoh soal :
Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10
, tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam
larutan AgNO3 0,1 M !
Penyelesaian :
Diketahui: Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10
Ditanyakan: kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M.
Jawab:
Reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 :
Ag2CrO4 (s) 2 Ag+ (aq) + CrO4
2- (aq)
S 2s s
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3
- (aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Di dalam sistem terdapat :
[CrO42-
] = s
[Ag+] = (2s + 0,1) M = (2s + 0,1) mol/Liter
120
Karena [Ag+] yang bersal dari Ag2CrO4 sangat sedikit dibandingkan [Ag
+]
yang berasal dari AgNO3, maka [Ag+] dari Ag2CrO4 dapat diabaikan,
sehingga [Ag+] = 0,1 mol/L, oleh karena itu :
Ksp [Ag2CrO4] = [Ag+]
2[ CrO4
2-]
2,56 x 10-10
= (0,1)2 x s
s = 2,56 x 10-8
mol/L
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M adalah 2,56 x 10-8
mol/L.
Jadi, penambahan ion sejenis Ag+ akan memperkecil kelarutan Ag2CrO4.
i. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Metode : Ceramah, diskusi kelompok
j. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
e. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
memeriksa kehadiran siswa
f. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku
catatan masing- masing.
g. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan
rumah
h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
k. Guru membimbing siswa me-review materi yang
telah dipelajari
l. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dipelajari
65 menit
121
m. Guru membagi lembar diskusi 2 kepada masing-
masing kelompok
n. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan yang
harus dilakukan terkait tugas yang diberikan
Elaborasi
o. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerja dalam kelompoknya menyelesaikan
permasalah yang diberikan
p. Salah satu anggota kelompok membaca soal
q. Setiap kelompok membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal
r. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian
soal
s. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal
secara urut
t. Masing-masing kelompok saling merevisi
penyelesaian soal
Konfirmasi
u. Menyamakan persepsi tentang Ksp dan pengaruh ion
senama
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
e. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing
siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari
f. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
g. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
h. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 menit
122
k. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus.
Sumber Belajar : - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
l. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1.) Jenis tagihan : Lembar Diskusi Siswa dan Pekerjaan Rumah (PR)
2.) Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
1.) Prosedur : Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
m. EVALUASI
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Jika diketahui Ksp Mg(OH)2 pada suhu 250C adalah 1,8 × 10
-11, maka
tentukan besarnya kelarutan larutan jenuh Mg(OH)2.
2. Kelarutan Ca(OH)2 dalam 100 cm3 air = 222 mgram. Jika Ar Ca = 40, O
=16, dan H = 1, berapakah Ksp dari Ca(OH)2 tersebut?
3. Jelaskan manakah yang lebih besar kelarutan AgCl dalam air murni
ataukah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl?
4. Jika Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12
dan kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni =
8,43 x 10-5
mol/L ,Tentukan :
a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M,
b. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M,
c. Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M !
123
n. KUNCI JAWABAN
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Diketahui : Ksp Mg(OH)2 =1,8 × 10-11
Ditanya : kelarutan Mg(OH)2 (s) …?
Jawab : kesetimbangan Mg(OH)2
Mg(OH)2 Mg2+
+ 2OH-
s s 2s
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+
]. [OH-]
2
1,8 × 10-11
= ( s ). ( 2s)2
1,8 × 10-11
= 4s3
s = 1,65 x 10-4
jadi kelarutan Mg(OH)2 adalah 1,65 x 10-4
2. Diketahui : V air = 100 cm3
massa Ca(OH)2 = 222 mgram
Mr Ca(OH)2 = 74
Ditanya : Ksp Ca(OH)2 ?
Jawab : kesetimbangan Ca(OH)2
CaOH)2 Ca2+
+ 2OH-
s s 2s
Ksp Ca(OH)2 = [Ca
2+]. [OH
-]
2
= ( s ). ( 2s)2
= 4s
3
= 4 x (0,03)3
= 1,08 x 10-4
Jadi Ksp CaOH)2 tersebut adalah 1,08 x 10-4
124
3. Kelarutan AgCl dalam air murni lebih besar daripada kelarutan AgCl
dalam larutan NaCl, karena ion senama akan memperkecil larutan
sehingga AgCl dalam NaCl kelarutannya semakin kecil.
4. Diketahui : Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12
Kelarutan dalam air murni = 8,43 x 10-5
mol/L
Ditanya : a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M,
a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M,
b. Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M
Jawab :
a. Ag2CrO4 2Ag+ + CrO4
2-
s 2s s
AgNO3 Ag+ + NO3
-
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2.[ CrO4
2-]
2,4 x 10-12
= (0,1)2.(s)
2,4 x 10-12
= 10-2
s
s = 2,4 x 10-10
jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M adalah 2,4 x 10-10
b. AgNO3 Ag+ + NO3
-
0,2 M 0,2 M 0,2 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2.[ CrO4
2-]
2,4 x 10-12
= (0,2)2.(s)
2,4 x 10-12
= 2 x 10-2
s
s = 1,2 x 10-10
jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M adalah 1,2 x 10-10
c. K2CrO4 2K+ + CrO4
2-
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2.[ CrO4
2-]
2,4 x 10-12
= (2s)2.(0,1)
2,4 x 10-12
= 10-1
x 4s2
125
s = 2,45 x 10-6
jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M adalah 2,45 x 10-6
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM.4301407041
126
LEMBAR DISKUSI SISWA II
TUJUAN :
a. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut
berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan.
SOAL DISKUSI :
1. Berapakah kelarutan garam PbCl2 jika KspPbCl2 = 1,08.10-4 !
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
2. Kelarutan kalsium oksalat adalah 0,0061 mol L–1 larutan. Hitung
berapa harga Ksp CaC2O4 (ArCa = 40, C = 12, O = 16).
Nama : Kelompok :
Lampiran
127
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
3. Jika KspPbI2 = 5.10-10 Hitung:
a. kelarutan PbI2 dalam air,
b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI,
c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2!
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
128
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA II
1. Diketahui : KspPbCl2 = 1,08. 10-4
Ditanya : kelarutan PbCl2 (s) …?
Jawab : dalam larutan jenuh PbCl2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut :
PbCl2 Pb2+
+ 2Cl-
s s 2s
Ksp = [Pb2+
]. [Cl-]2
1,08. 10-4
= s. (2s)2
1,08. 10-4
= 4s3
s = 3 x 10-2
jadi kelarutan PbCl2 adalah 3 x 10-2
.
2. Diketahui : kelarutan CaC2O4 (s) = 0,0061 mol L–1
Ditanya : Ksp CaC2O4 …?
Jawab : dalam larutan jenuh CaC2O4 terdapat kesetimbangan sebagai berikut :
CaC2O4 Ca2+
+ C2O42-
s s s
6,1 x 10-2
6,1 x 10-2
6,1 x 10-2
Ksp CaC2O4 = [Ca2+
].[ C2O42-
]
= 6,1 x 10-2
x
6,1 x 10-2
= 3,721 x 10-3
Jadi harga Ksp CaC2O4 adalah 3,721 x 10-3
3. Diketahui : KspPbI2 = 5x10-10
Ditanya : a. kelarutan PbI2 dalam air,
b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI,
c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2
129
Jawab :
c. Misal kelarutan PbI2 dalam air = s mol L-1
PbI2 Pb2+
+ 2I-
s s 2s
Ksp PbI2 = [Pb2+
]. [I-]
2
5x10-10
= s x (2s)2
5x10-10
= 4s3
s = 5 x 10-4
kelarutan PbI2 dalam air = 5 x 10-4
mol L-1
b. PbI2 Pb2+
+ 2I-
s s 2s
KI K+ + I
-
0,1 0,1 0,1
Ksp PbI2 = [Pb2+
]. [I-]
2
5x10-10
= s x (0,1)2
s = 5 x 10-8
kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI = 5 x 10-8
mol L-1
c. PbI2 Pb2+
+ 2I-
s s 2s
Pb(NO3)2 Pb2+
+ 2NO3-
0,2 0,2 0,4
Ksp PbI2 = [Pb2+
]. [I-]
2
5x10-10
= 0,2 x (2s)2
s = 2,5 x 10-5
kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2 2,5 x 10-5
mol L-1
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 3
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
V. ANALISIS MATERI
Hubungan Ksp dengan pH
Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang
sukar larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan.
131
Contoh soal:
Hitunglah kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 12. (Ksp
Mg(OH)2 = 1,5 x 10-11
)
Penyelesaian:
pOH = 2 maka [OH–] = 10
-2 mol L
–1
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+
][OH–]2
1,5.10-11
= [Mg2+
][10-2
]2
[Mg2+
] = 1,5.10-7
Kelarutan Mg(OH)2 pada pH = 12 adalah = 1,5.10-7
mol L–1
Reaksi Pengendapan
AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalm jumlah yang sangat sedikit,
artinya ion Ag+ dan Cl
- dapat berada bersama-sama dalam larutan hingga
larutan jenuh yaitu sampai hasil kali kelarutan [Ag+][Cl
-] sama dengan
nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag+ dilanjutkan hinggahasil kali
[Ag+][Cl
-]> Ksp [Ag
+][Cl
-], maka kelebihan ion Ag
+ dan Cl
- akan
bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag+
ke dalam larutan Cl- dapat terjadi tiga hal sbb:
Jika [Ag+][Cl
-] < Ksp [Ag
+][Cl
-], larutan belum jenuh.
Jika [Ag+][Cl
-] = Ksp [Ag
+][Cl
-], larutan tepat jenuh.
Jika [Ag+][Cl
-] > Ksp [Ag
+][Cl
-], larutan lewat jenuh maka akan
mengendap.
Contoh Soal:
Jika dalam suatu larutan terkandung Pb(NO3)2 0,05 M dan HCl 0,05 M,
dapatkah terjadi endapan PbCl2? (Ksp PbCl2 = 6,25 x 10-5
)
Jawab:
[Pb2+
] = 0,05 M
[Cl-] = 0,05 M
132
[Pb2+
][Cl-]
2 = [0,05][0,05]
2
= 1,25 x 10-4
Oleh karena [Pb2+
][Cl-]
2 > Ksp PbCl2, maka PbCl2 dalam larutan itu akan
mengendap.
VI. METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran kooperatif CIRC
Metode : Ceramah, Diskusi, Tugas
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
i. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
memeriksa kehadiran siswa
j. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku
catatan masing-masing.
k. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan
rumah
l. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
v. Guru membimbing siswa me-review materi yang
telah dipelajari
w. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dipelajari
x. Guru membagi lembar diskusi 3 kepada masing-
masing kelompok
y. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan yang
harus dilakukan terkait tugas yang diberikan
65 menit
133
Elaborasi
z. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerja dalam kelompoknya menyelesaikan
permasalah yang diberikan
aa. Salah satu anggota kelompok membaca soal
bb. Setiap kelompok membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal
cc. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian
soal
dd. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal
secara urut
ee. Masing-masing kelompok saling merevisi
penyelesaian soal
Konfirmasi
ff. Menyamakan persepsi tentang hubungan pH dengan
Ksp dan reaksi pengendapan
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
i. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing
siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari
j. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
k. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
l. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 menit
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus.
Sumber Belajar : - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
134
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1. Jenis tagihan : Lembar Diskusi Siswa dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
1. Prosedur : Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X. EVALUASI
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Tetapan hasil kali kelarutan Fe(OH)2 sebesar 2 x 10-14
. Berapakah kelarutan
Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 ?
2. suatu basa M(OH)2 mempunyai harga Ksp = 1 x 10-15
. Apakah terbentuk
endapan M(OH)2 apabila 50 mL larutan MSO4 0,01 M dicampur dengan 50
mL larutan NH3 0,1 M?
3. Di dalam suatu larutan terdapat ion – ion X2+
, Y2+
, Z2+
dengan konsentrasi
masing- masing 0,1 M. Ke dalam larutan ini ditambahkan NaOH padat,
sehingga pH larutan menjadi 8.
Berdasarkan data berikut :
Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10
Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11
Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14
Manakah hidroksida yang mengendap ?
XI. KUNCI JAWABAN
Lembar Diskusi Siswa (terlampit)
135
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 2 x 10-14
pH = 12 + log 2
Ditanya : kelarutan (s) Fe(OH)2 ?
Jawab :
pH = 12 + log 2
pOH = 14 – (12 + log 2) = 2 – log 2
[OH-] = 2. 10
-2
Fe(OH)2 Fe2+
+ 2OH-
Ksp = [Fe2+
].[ OH-]
2
2 x 10-14
= s. (2. 10-2
)2
s =
jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 =
2. Diketahui : Ksp M(OH)2 =1 x 10-15
.
MSO4 0,01 M= 50 mL
NH3 0,1 M = 50 mL
Ditanya : terbentuk endapan M(OH)2?
Jawab :
MSO4 M2+
+ SO42-
0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol
[M2+
]=
NH4OH NH4+ + OH
-
5 mmol 5 mmol 5 mmol
[OH-]=
[M2+
].[OH-]2 =( ). ( )
2
= 1,25 x 10-5
Karena [M2+
].[OH-]
2 > Ksp M(OH)2 maka terbentuk endapan.
136
3. Diketahui : [X2+
]=[Y2+
]=[Z2+
]= 0,1 M
pH larutan = 8
Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10
Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11
Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14
Ditanya : hidroksida yang mengendap?
Jawab :
Hidroksida yang mengendap adalah hidroksida dimana nilai [ion+][OH
-] >
Ksp.
pH = 8, pOH = 6 [OH-] = 10
-6
X(OH)2 , Ksp = [X2+
].[OH-]
2
= 10-1
(10-6
)2
= 10-13
10-13
< Ksp X(OH)2 (tidak mengendap)
Y(OH)2 , Ksp = [X2+
].[OH-]
2
= 10-1
(10-6
)2
= 10-13
10-13
< Ksp Y(OH)2 (tidak mengendap)
Z(OH)2 , Ksp = [X2+
].[OH-]
2
= 10-1
(10-6
)2
= 10-13
10-13
>Ksp Z(OH)2 (mengendap)
Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Z(OH)2
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
137
Lampiran
LEMBAR DISKUSI SISWA III
TUJUAN :
a. Siswa dapat menentukan hubungan pH terhadap kelarutan dan hasil
kali kelarutan
b. Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan
harga Ksp.
SOAL DISKUSI :
1. Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 3,2 x 10-14. Tentukanlah kelarutan Fe(OH)2
dalam:
a. Aquades b. Larutan NaOH 0,01 M
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Nama : Kelompok :
138
………………………………………………………………………………………………………
2. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukan kelarutan basa
tersebut dalam larutan yang mempunyai pH = 13!
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
c. Jelaskan apakah akan terjadi endapan jika 100 cm3 larutan Pb(NO3)2
0,1 M direaksikan dengan larutan 100 cm3 NaCl 0,1 M! (Ksp PbCl2 = 2,5
x 10-4).
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
d. Tentukanlah konsentrasi minimum ion Ag+ yang diperlukan untuk
mengendapkan AgCl (Ksp AgCl = 2 x 10-10) dari masing-masing
larutan berikut!
a. NaCl 0,1 M b. CaCl2 0,1 M
139
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA III
1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 8 x 10-16
Ditanya : a. kelarutan (s) dalam Aquades?
b. Kelarutan (s) dalam Larutan NaOH 0,01 M ?
Jawab :
Kelarutan Fe(OH)2 dalam:
a. Air murni, untuk senyawa Fe(OH)2:
Fe(OH)2 Fe2+
+ 2 OH-
s s 2s
Ksp = [Fe2+
]. [OH-]
2
Ksp = 4s3 = 3,2 x 10
-14
s =
Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam air murni (aquades) adalah 2 . 10-5
M
b. Larutan NaOH 0,01 M:
NaOH Na+
+ OH-
0,01 0,01 0,01
Ksp = [Fe2+
]. [OH-]
2
140
3,2 x 10-14 = s. [0,01]
Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam Larutan NaOH 0,01 M adalah 3,2 x 10-12
M.
2. Diketahui : M(OH)2 mempunyai pH = 10
Ditanya : kelarutan basa dalam larutan yang mempunyai pH = 13 ?
Jawab :
Untuk M(OH)2 dengan pH = 10
maka pOH = 14 -10 = 4, jadi [OH-] = 10
-4
Untuk senyawa M(OH)2:
M(OH)2 M 2+
+ 2 OH-
0,5 x 10-4
0,5 x 10-4
10-4
Ksp M(OH)2 = [M 2+
] .[ OH-]
2
= (0,5 x 10-4
).( 10-4
)2
= 5 x 10-13
Kelarutan basa pada larutan dengan pH 13, yaitu:
Ksp M(OH)2 = [M 2+
] .[ OH-]
2
5 x 10-13
= s. (10-1
)2
s = M
jadi kelarutan basa pada larutan dengan pH 13 adalah M
3. Diketahui : larutan Pb(NO3)2 0,1 M =100 cm3
NaCl 0,1 M = 100 cm3
Ksp PbCl2 = 2,5 x 10-4
Ditanya : terjadi endapan ?
Jawab :
Pb(NO3)2 Pb2+
+ 2 NO3-
10 mmol 10 mmol 20 mmol
NaCl Na+ + Cl
-
10 10 10
141
[Cl-]=
[Pb2+
].[Cl-] = .( )
= 2,5 x 10-3
Karena [Pb2+
].[Cl-] > Ksp PbCl2, maka terjadi endapan
4. Diketahui : Ksp AgCl = 2 x 10-10
Ditanya : [Ag+]untuk mengendapkan AgCl dalam :
a. NaCl 0,1 M
b. CaCl2 0,1 M
Jawab :
Ksp [Ag+][Cl
-]=[Ag
+][Cl
-], larutan tepat jenuh maka larutan mulai
mengendap.
a. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan NaCl 0,1
M
Ksp [Ag+][Cl
-]=[Ag
+][Cl
-]
2 x 10-10
= [S][0,1]
[S] = 2 x 10-9
b. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan CaCl2 0,1
M
Ksp [Ag+][Cl
-]=[Ag
+][Cl
-]
2 x 10-10
= [S][0,2]
[S] = 10-9
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 4
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
o. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
p. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
q. INDIKATOR
Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
r. TUJUAN
Siswa dapat membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui
percobaan.
s. ANALISIS MATERI
Apabila kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang
berada pada kesetimbangan, maka berdasarkan asas Le Chatelier
143
kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Pembentukan
endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan. Untuk
mengetahui keadaan larutan, kita dapat membandingkan Ksp dengan hasil
kali konsentrasi molar dari ion-ion dalam larutan.
Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy sebagai
berikut :
AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y < Ksp AxBy → larutan tak jenuh dan tidak terbentuk
endapan
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y = Ksp AxBy → larutan tepat jenuh dan belum terbentuk
endapan
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y > Ksp AxBy → larutan jenuh dan terbentuk endapan
t. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran kooperatif CIRC
Metode : Ceramah, Diskusi, Tugas
u. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
m. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran
siswa
n. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
fenomena yang ada di sekitar
o. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
15 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
gg. Guru membimbing siswa me-review materi yang
telah dipelajari tentang reaksi pengendapan.
60 menit
144
Elaborasi
hh. Setiap kelompok melakukan percobaan untuk
membuktikan terbentuknya endapan dari suatu
reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan
hasil kali kelarutan.
ii. Setiap kelompok melaporkan hasil percobaan di
depan kelas
jj. Guru membagikan lembar soal kepada masing-
masing kelompok.
kk. Salah satu anggota kelompok membaca soal
ll. Setiap kelompok membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal
mm. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian
soal
nn. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal
secara urut
oo. Masing-masing kelompok saling merevisi
penyelesaian soal
Konfirmasi
pp. Menyamakan persepsi tentang terbentuknya endapan
dari suatu reaksi berdasarkan prinsip Ksp
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
m. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing
siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari
n. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
o. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 menit
145
v. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, lembar kerja praktikum, alat dan
bahan praktikum
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
w. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1.) Jenis tagihan : Laporan Praktikum
2.) Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
1.) Prosedur : Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Afektif
c. Aspek Psikomotorik
1.) Prosedur : Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Psikomotorik
x. EVALUASI
Terlampir
146
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
147
Lampiran
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM
A. TUJUAN
Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat: 2. Bahan :
Gelas kimia Larutan NaCl 0,2 M 5 ml
Tabung reaksi Larutan NaCl 0,002 M 5 ml
Pipet tetes Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 5 ml
C. CARA KERJA
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi .
2. Masukkan 5 mL larutan NaCl 0,2 M ke dalam tabung reaksi I dan 5 mL
larutan NaCl 0,002 M ke dalam tabung reaksi II.
3. Tambahkan 5 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
4. Amati yang terjadi dan catat hasil pengamatan.
Ksp PbCl2 pada 25 °C= 1,7 x 10-5
D. PENGAMATAN
PERLAKUAN PENGAMATAN
5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml
larutan NaCL 0,002 M
148
5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml
larutan NaCl 0,2 M
E. PERTANYAAN
1. Dari hasil pengamatan, apakah terjadi reaksi ketika masing-masing larutan
NaCl dalam kedua tabung reaksi ditambah larutan Pb(NO3)2? Jelaskan.
2. Berapakah harga [Pb2+
].[Cl-]
2 larutan pada tabung reaksi I dan II dari
percobaan di atas?
3. Bandingkan harga [Pb2+
].[Cl-]
2 dengan Ksp masing-masing pada masing-
masing tabung!
4. Apakah masing- masing tabung menghasilkan endapan?
5. Apabila terdapat endapan, jelaskan mengapa bisa terbentuk endapan?
6. Apabila tidak terdapat endapan, jelaskan mengapa tidak terbentuk
endapan?
149
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR
a. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan.
b. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang
sukar larut.
c. Menjelaskan hubungan kalarutan dengan hasil kali kelarutan dan
menuliskan ungkapan Ksp-nya.
IV. TUJUAN
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan.
b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan
garam yang sukar larut.
150
c. Siswa dapat menjelaskan hubungan kelarutan dengan hasil kali
kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp nya.
V. ANALISIS MATERI
Pengertian Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan
1. Kelarutan
Kelarutan (Solubility) adalah jumlah maksimum zat padat
yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Satuan kelarutan
dinyatakan dalam mol L-1
atau M, dapat dirumuskan :
Dimana :
s = kelarutan (mol/Liter)
n = jumlah mol
V = volume larutan (Liter)
gr = massa zat terlarut
Mr = massa atom relatif zat terlarut
Contoh soal :
Sebanyak 4,35 mg perak kromat Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml
air. Nyatakan kelarutan perak kromat Ag2CrO4 dalam mol L-1
(Ar
O= 16, Cr = 52, Ag = 108)
Penyelesaian :
Diketahui :
gr Ag2CrO4 = 4,35 mg = 4,5 x 10-3
g
V = 100 mL
Ar O= 16, Cr = 52, Ag = 108
Ditanya : s Ag2CrO4 ?
Jawab :
151
2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi
ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi
ionnya. Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak klorida adalah
sebagai berikut :
AgCl (s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
Persamaan tetapan hasil kali kelarutan dinotasikan dengan Ksp
(solubility product constant), jadi :
Tetapan hasil kali kelarutan untuk larutan jenuh elektrolit dengan
rumus AxBy dapat dituliskan sebagai berikut:
AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
Ksp = [Ay+
]x[B
x-]
y
Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan ( s
) dengan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) yaitu :
7) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya
8) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan
kelarutan berdasarkan koefisien reaksinya.
9) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan ( s )
berdasarkan persamaan tetapan hasil kali kelarutan.
Secara umum, dirumuskan :
s ms ns
152
√
Keterangan :
“ Besarnya nilai Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap. “
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion Cl
- dalam larutan
jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan AgCl yaitu sesuai dengan
stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika
kelarutan AgCl dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+
dalam larutan itu sama dengan s dan konsentrasi ion Cl- juga sama
dengan s.
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
s s s
Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) AgCl
dapat dikaitkan dengan kelarutan (s) sbb :
Ksp [AgCl] = [Ag+][Cl
-] atau s = √
= (s) (s)
= s2
Contoh soal :
Bila kelarutan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 adalah x mol L-1
,
maka tetapan hasil kali kelarutan zat tersebut dinyatakan dengan.....
Jawab :
x x 2x
153
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+
] [OH
-]2
= x . (2x)2
= 4x3
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran Konvensional
Metode : Ceramah, latihan Soal
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
a. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran
siswa
b. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
fenomena yang ada di sekitar
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
15 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan tentang kelarutan (pengertian,
rumus, satuan dan contoh soal)
b. Guru menjelaskan tentang Ksp (pengertian dan
contoh soal)
c. Guru menjelaskan tentang hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
Elaborasi
d. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh
siswa di kelas
60 menit
154
e. Guru meminta siswa untuk maju mengerjakan soal
tersebut di depan kelas.
f. Guru dan siswa membahas bersama soal-soal yang
telah dikerjakan
g. Guru memberikan koreksi jawaban atau tambahan
informasi jika diperlukan
Konfirmasi
h. Menyamakan persepsi tentang hubungan kelarutan
kelarutan dan hasil kali kelarutan
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru dan siswa membuat simpulan tentang materi
yang telah dipelajari
b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 e
n
i
t
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus., lembar diskusi
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas
XI. Jakarta : Erlangga
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1. Jenis tagihan : Latihan Soal dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
155
1. Prosedur : Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X. EVALUASI
Latihan Soal
1. Jelaskan istilah- istilah berikut :
a. Kelarutan
b. Tetapan hasil kali kelarutran
c. Larutan jenuh
2. Jika 7,4 gram Ca(OH)2 larut dalam 500 mL air , tentukan kelarutan
Ca(OH)2 dalam molar ! ( Ar Ca = 40, O = 16, H = 1)
3. Tentukan persamaan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) garam berikut.
a. BaSO4 d. CaCO3
b. CaF2 e. Al(OH)3
c. Mg(OH)2
4. Apabila kelarutan dilambangkan dengan s, tulislah hubungan kelarutan
dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa berikut :
a. Ba(OH)2 b. Ag2CrO4
Pekerjaan Rumah
1. Jelaskan istilah- istilah berikut :
a. Larutan jenuh
b. Larutan belum jenuh
c. Larutan lewat jenuh
2. Kelarutan timbal kromat (PbCrO4) dalam air adalah 1,34 mol L-1
. Berapa
gram timbal kromat dapat larut dalam 200 mL air ?
(Ar Cr = 52, O = 16, Pb = 206)
3. Tentukan tetapan hasil kali kelarutan pada persamaan di bawah ini untuk
senyawa berikut :
a. BaSO4 c. CuBr e. Fe(OH)3 g. Ag2CO3
b. Sn(OH)4 d. Ca3(PO4)2 f. CdS h. SrCrO4
156
XI. KUNCI JAWABAN
Latihan Soal
1. a. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut
b. tetapan hasil kali kelarutan adalah Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang
sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan
dengan koefisien reaksi ionnya.
c. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat
2. Diketahui : gram Ca(OH)2 dalam air = 7,4 gram
V air = 500 mL
Ditanya : kelarutan Ca(OH)2 (s)….?
Jawab : dalam larutan jenuh Ca(OH)2 terdapat kesetimbangan sebagai
berikut :
Ca(OH)2 Ca2+
+ 2OH-
s s 2s
s =
= 0,2 M
Jadi kelarutan Ca(OH)2 dalam 500 mL air sebesar 0,2 molar.
3. Ksp dari garam :
a. BaSO4 Ba2+
+ SO42-
Ksp = [Ba2+
][SO42-
]
b. CaF2 Ca2+
+ 2F-
Ksp = [Ca2+
][F-]
2
c. Mg(OH)2 Mg2+
+ 2OH-
Ksp = [Mg2+
][OH-]
2
d. CaCO3 Ca2+
+ CO32-
Ksp = [Ca2+
][CO32-
]
e. Al(OH)3 Al3+
+ 3OH-
157
Ksp = [Al3+
][OH-]
3
4. a. Kesetimbangan Ba(OH)2
Ba(OH)2 Ba2+
+ 2OH-
s s 2s
Ksp Ba(OH)2 = [Ba2+
].[OH-]
2
= s . (2s)2
= 4s3
Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3
b. Kesetimbangan Ag2CrO4
Ag2CrO4 2Ag+ + CrO4
2-
s 2s s
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2. [CrO4
2-]
= (2s)2 . s
= 4s3
Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3
Pekerjaan Rumah
1. a. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan
zat
b. larutan belum jenuh adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat
terlarut.
c. larutan lewat jenuh adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi
melarutkan zat terlarut, sehingga menyebabkan terbentuknya
endapan
2. Diketahui : s PbCrO4 dalam air = 1,34 mol L-
Mr PbCrO4= 322
V air = 200 mL
Ditanya : gram PbCrO4 ….?
Jawab : dalam larutan jenuh PbCrO4 terdapat kesetimbangan sebagai
berikut
158
PbCrO4 Pb2+
+ CrO42-
s s s
1,34 =
gr = 86,3 gram
jadi gram timbal kromat yang dapat larut dalam 200 mL air adalah
86,3 gram
3. Ksp untuk senyawa elektrolit:
a. BaSO4= s2
b. Sn(OH)4 = 256s5
c. CuBr = s2
d. Ca3(PO4) 2 = 108s5
e. Fe(OH)3 = 27s4
f. CdS = s2
g. Ag2CO3 = 4s3
h. SrCrO4 =s2
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
159
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR
a. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
b. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam kelarutan.
IV. TUJUAN
a. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut
berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan.
160
V. ANALISIS MATERI
Menentukan Nilai Ksp Berdasarkan Kelarutan
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga
Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi
ion-ion zat terlarut diketahui.
Contoh soal :
1. Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 8,1.10-9
.
Penyelesaian:
Misal kelarutan AgCl = s mol L–1
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl
–(aq)
s s s
KspAgCl = [Ag+][Cl
–]
8,1.10-9
= s x s = s2
s = 9.10-5
mol L–1
Kelarutan AgCl = 9.10-5
mol L–1
.
2. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium fluorida MgF2 pada 18oC
diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada
18oC? (Ar Mg = 24 ; F = 19)
MgF2 (s) Mg2+
(aq) + 2F- (aq)
s s 2s
Ksp MgF2 = [Mg2+
][F-]
2
= s (2s)2
= 4s3
= 4 (0,0012)3
= 6,9 x 10-9
161
Pengaruh ion senama terhadap kelarutan
Apakah yang terjadi, jika dalam suatu larutan elektrolit terdapat ion
senama (sejenis)? Agar dapat menemukan jawabannya, perhatikan larutan
jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi
kesetimbangan, yaitu:
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl
- (aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi
ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag. Reaksi
yang terjadi yaitu:
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3
–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser
kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl
berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika
suhu tidak berubah.
Pahamilah penerapannya dalam contoh soal berikut.
Contoh soal :
Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10
, tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam
larutan AgNO3 0,1 M !
Jawab:
Reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 :
Ag2CrO4 (s) 2 Ag+ (aq) + CrO4
2- (aq)
s 2s s
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3
- (aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Di dalam sistem terdapat :
[CrO42-
] = s
162
[Ag+] = (2s + 0,1) M = (2s + 0,1) mol/Liter
Karena [Ag+] yang bersal dari Ag2CrO4 sangat sedikit dibandingkan [Ag
+]
yang berasal dari AgNO3, maka [Ag+] dari Ag2CrO4 dapat diabaikan, sehingga
[Ag+] = 0,1 mol/L, oleh karena itu :
Ksp [Ag2CrO4] = [Ag+]
2[ CrO4
2-]
2,56 x 10-10
= (0,1)2 x s
s = 2,56 x 10-8
mol/L
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M adalah 2,56 x 10-8
mol/L.
Jadi, penambahan ion sejenis Ag+ akan memperkecil kelarutan Ag2CrO4.
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran Konvensional
Metode : Ceramah, latihan soal
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa
kehadiran siswa
b. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku catatan
masing- masing.
c. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan bagaimana menghitung kelarutan suatu
elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau
sebaliknya melalui contoh soal
65 menit
163
b. Guru menjelaskan tentang pengaruh penambahan ion senama
pada kelarutan
Elaborasi
c. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa
di kelas
d. Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengerjakan
latihan soal.
e. Guru meminta siswa untuk maju mengerjakan soal tersebut
di depan kelas.
f. Guru bersama siswa membahas jawaban di papan tulis
g. Guru memberikan koreksi jawaban atau tambahan informasi
jika diperlukan
Konfirmasi
h. Menyamakan persepsi tentang Ksp dan pengaruh ion
senama
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru dan siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari
b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 e
n
i
t
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus.
Sumber Belajar : - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia
SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas
XI. Jakarta : Erlangga
164
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas
XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
51. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1. Jenis tagihan : Latihan Soal dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
1. Prosedur : Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
52. EVALUASI
Latihan Soal
1. Berapakah kelarutan garam PbCl2 jika KspPbCl2 = 1,08.10-4
!
2. Kelarutan kalsium oksalat adalah 0,0061 mol L–1
larutan. Hitung berapa
harga Ksp CaC2O4 (ArCa = 40, C = 12, O = 16).
3. Jika KspPbI2 = 5.10-10
Hitung:
a. kelarutan PbI2 dalam air,
b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI,
c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2!
Pekerjaan Rumah
1. Jika diketahui Ksp Mg(OH)2 pada suhu 250C adalah 1,8 × 10
-11, maka
tentukan besarnya kelarutan larutan jenuh Mg(OH)2.
2. Kelarutan Ca(OH)2 dalam 100 cm3 air = 222 mgram. Jika Ar Ca = 40,
O =16, dan H = 1, berapakah Ksp dari Ca(OH)2 tersebut?
3. Jelaskan manakah yang lebih besar kelarutan AgCl dalam air murni
ataukah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl?
4. Jika Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12
dan kelarutan Ag2CrO4 dalam air
murni = 8,43 x 10-5
mol/L ,Tentukan :
a. Kelarutan dalam AgNO3 0,1 M,
165
b. Kelarutan dalam AgNO3 0,2 M,
c. Kelarutan dalam K2CrO4 0,1 M !
XI. KUNCI JAWABAN
Latihan Soal
1. Diketahui : KspPbCl2 = 1,08. 10-4
Ditanya : kelarutan PbCl2 (s) …?
Jawab : dalam larutan jenuh PbCl2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut:
PbCl2 Pb2+
+ 2Cl-
s s 2s
Ksp = [Pb2+
]. [Cl-]2
1,08. 10-4
= s. (2s)2
1,08. 10-4
= 4s3
s = 3 x 10-2
jadi kelarutan PbCl2 adalah 3 x 10-2
.
2. Diketahui : kelarutan CaC2O4 (s) = 0,0061 mol L–1
Ditanya : Ksp CaC2O4 …?
Jawab : dalam larutan jenuh CaC2O4 terdapat kesetimbangan sebagai
berikut :
CaC2O4 Ca2+
+ C2O42-
s s s
6,1 x 10-2
6,1 x 10-2
6,1 x 10-2
Ksp CaC2O4 = [Ca2+
].[ C2O42-
]
= 6,1 x 10-2
x
6,1 x 10-2
= 3,721 x 10-3
Jadi harga Ksp CaC2O4 adalah 3,721 x 10-3
3. Diketahui : KspPbI2 = 5x10-10
Ditanya : a. kelarutan PbI2 dalam air,
b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI,
c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2
Jawab :
a. Misal kelarutan PbI2 dalam air = s mol L-1
166
PbI2 Pb2+
+ 2I-
s s 2s
Ksp PbI2 = [Pb2+
]. [I-]
2
5x10-10
= s x (2s)2
5x10-10
= 4s3
s = 5 x 10-4
kelarutan PbI2 dalam air = 5 x 10-4
mol L-1
b. PbI2 Pb2+
+ 2I-
s s 2s
KI K+ + I
-
0,1 0,1 0,1
Ksp PbI2 = [Pb2+
]. [I-]
2
5x10-10
= s x (0,1)2
s = 5 x 10-8
kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI = 5 x 10-8
mol L-1
c. PbI2 Pb2+
+ 2I-
s s 2s
Pb(NO3)2 Pb2+
+ 2NO3-
0,2 0,2 0,4
Ksp PbI2 = [Pb2+
]. [I-]
2
5x10-10
= 0,2 x (2s)2
s = 2,5 x 10-5
kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2 2,5 x 10-5
mol L-1
Pekerjaan Rumah
1. Diketahui : Ksp Mg(OH)2 =1,8 × 10-11
Ditanya : kelarutan Mg(OH)2 (s) …?
Jawab : kesetimbangan Mg(OH)2
Mg(OH)2 Mg2+
+ 2OH-
s s 2s
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+
]. [OH-]
2
167
1,8 × 10-11
= ( s ). ( 2s)2
1,8 × 10-11
= 4s3
s = 1,65 x 10-4
jadi kelarutan Mg(OH)2 adalah 1,65 x 10-4
2. Diketahui : V air = 100 cm3
massa Ca(OH)2 = 222 mgram
Mr Ca(OH)2 = 74
Ditanya : Ksp Ca(OH)2 ?
Jawab : kesetimbangan Ca(OH)2
CaOH)2 Ca2+
+ 2OH-
s s 2s
Ksp Ca(OH)2 = [Ca
2+]. [OH
-]
2
= ( s ). ( 2s)2
= 4s
3
= 4 x (0,03)3
= 1,08 x 10-4
Jadi Ksp CaOH)2 tersebut adalah 1,08 x 10-4
3. Kelarutan AgCl dalam air murni lebih besar daripada kelarutan AgCl
dalam larutan NaCl, karena ion senama akan memperkecil larutan
sehingga AgCl dalam NaCl kelarutannya semakin kecil.
4. Diketahui : Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12
Kelarutan dalam air murni = 8,43 x 10-5
mol/L
Ditanya : a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M,
d. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M,
e. Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M
Jawab :
a. Ag2CrO4 2Ag+ + CrO4
2-
s 2s s
168
AgNO3 Ag+ + NO3
-
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2.[ CrO4
2-]
2,4 x 10-12
= (0,1)2.(s)
2,4 x 10-12
= 10-2
s
s = 2,4 x 10-10
jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M adalah 2,4 x 10-10
b. AgNO3 Ag+ + NO3
-
0,2 M 0,2 M 0,2 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2.[ CrO4
2-]
2,4 x 10-12
= (0,2)2.(s)
2,4 x 10-12
= 2 x 10-2
s
s = 1,2 x 10-10
jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M adalah 1,2 x 10-10
c. K2CrO4 2K+ + CrO4
2-
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]
2.[ CrO4
2-]
2,4 x 10-12
= (2s)2.(0,1)
2,4 x 10-12
= 10-1
x 4s2
s = 2,45 x 10-6
jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M adalah 2,45 x 10-6
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 3
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR
a. Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan
b. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan hasil kali
kelarutan
b. Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
170
V. ANALISIS MATERI
Hubungan Ksp dengan pH
Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa
yang sukar larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan
untuk menentukan pH larutan.
Contoh soal:
Hitunglah kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 12.
(Ksp Mg(OH)2 = 1,5 x 10-11)
Penyelesaian:
pOH = 2 maka [OH–] = 10
-2 mol L
–1
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+
][OH–]2
1,5.10-11
= [Mg2+
][10-2
]2
[Mg2+
] = 1,5.10-7
Kelarutan Mg(OH)2 pada pH = 12 adalah = 1,5.10-7
mol L–1
Reaksi Pengendapan
AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalm jumlah yang sangat sedikit,
artinya ion Ag+ dan Cl
- dapat berada bersama-sama dalam larutan
hingga larutan jenuh yaitu sampai hasil kali kelarutan [Ag+][Cl
-] sama
dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag+ dilanjutkan
hinggahasil kali [Ag+][Cl
-]> Ksp [Ag
+][Cl
-], maka kelebihan ion Ag
+
dan Cl- akan bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, pada
penambahan larutan Ag+ ke dalam larutan Cl
- dapat terjadi tiga hal sbb:
Jika [Ag+][Cl
-] < Ksp [Ag
+][Cl
-], larutan belum jenuh.
Jika [Ag+][Cl
-] = Ksp [Ag
+][Cl
-], larutan tepat jenuh.
Jika [Ag+][Cl
-] > Ksp [Ag
+][Cl
-], larutan lewat jenuh maka akan
mengendap.
Contoh Soal:
Jika dalam suatu larutan terkandung Pb(NO3)2 0,05 M dan HCl 0,05
M, dapatkah terjadi endapan PbCl2? (Ksp PbCl2 = 6,25 x 10-5
)
Jawab:
171
[Pb2+
] = 0,05 M
[Cl-] = 0,05 M
[Pb2+
][Cl-]
2 = [0,05][0,05]
2
= 1,25 x 10-4
Oleh karena [Pb2+
][Cl-]
2 > Ksp PbCl2, maka PbCl2 dalam larutan itu
akan mengendap.
VI. METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran Konvensional
Metode : Ceramah, Latihan Soal
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
memeriksa kehadiran siswa
b. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku
catatan masing-masing.
c. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan
rumah
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan hubungan pH terhadap Ksp dengan
perhitungan
b. Guru menjelaskan tentang reaksi pengendapan
Elaborasi
c. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh
65 menit
172
siswa di kelas
d. Guru memberi waktu kepada siswa untuk
mengerjakan latihan soal.
e. Guru meminta siswa untuk maju mengerjakan soal
tersebut di depan kelas.
f. Guru bersama siswa membahas jawaban di papan tulis
g. Guru memberikan koreksi jawaban atau tambahan
informasi jika diperlukan
Konfirmasi
h. Menyamakan persepsi tentang hubungan pH terhadap
Ksp dan reaksi pengendapan
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru dan siswa membuat simpulan tentang materi
yang telah dipelajari
b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 e
n
i
t
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus
Sumber Belajar : - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia
SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
173
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
XII. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1. Jenis tagihan : Latihan Soal dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
1. Prosedur : Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
XIII. EVALUASI
Latihan Soal
1. Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 3,2 x 10-14
. Tentukanlah kelarutan Fe(OH)2
dalam:
a. Aquades b. Larutan NaOH 0,01 M
2. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukan kelarutan basa
tersebut dalam larutan yang mempunyai pH = 13!
3. Jelaskan apakah akan terjadi endapan jika 100 cm3 larutan Pb(NO3)2
0,1 M direaksikan dengan larutan 100 cm3 NaCl 0,1 M! (Ksp PbCl2 =
2,5 x 10-4
).
4. Tentukanlah konsentrasi minimum ion Ag+ yang diperlukan untuk
mengendapkan AgCl (Ksp AgCl = 2 x 10-10
) dari masing-masing
larutan berikut!
a. NaCl 0,1 M b. CaCl2 0,1 M
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Tetapan hasil kali kelarutan Fe(OH)2 sebesar 2 x 10-14
. Berapakah
kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 ?
174
2. suatu basa M(OH)2 mempunyai harga Ksp = 1 x 10-15
. Apakah terbentuk
endapan M(OH)2 apabila 50 mL larutan MSO4 0,01 M dicampur dengan
50 mL larutan NH3 0,1 M?
3. Di dalam suatu larutan terdapat ion – ion X2+
, Y2+
, Z2+
dengan
konsentrasi masing- masing 0,1 M. Ke dalam larutan ini ditambahkan
NaOH padat, sehingga pH larutan menjadi 8.
Berdasarkan data berikut :
Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10
Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11
Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14
Manakah hidroksida yang mengendap ?
XI. KUNCI JAWABAN
Lembar Diskusi Siswa
1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 3,2 x 10-14
Ditanya : a. kelarutan (s) dalam Aquades?
b. Kelarutan (s) dalam Larutan NaOH 0,01 M ?
Jawab :
Kelarutan Fe(OH)2 dalam:
a. Air murni, untuk senyawa Fe(OH)2:
Fe(OH)2 Fe2+
+ 2 OH-
s s 2s
Ksp = [Fe2+
]. [OH-]
2
Ksp = 4s3 = 3,2 x 10
-14
s =
Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam air murni (aquades) adalah 2 . 10-5
M
b. Larutan NaOH 0,01 M:
NaOH Na+
+ OH-
0,01 0,01 0,01
175
Ksp = [Fe2+
]. [OH-]
2
3,2 x 10-14 = s. [0,01]
Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam Larutan NaOH 0,01 M adalah 3,2 x 10
-12
M.
2. Diketahui : M(OH)2 mempunyai pH = 10
Ditanya : kelarutan basa dalam larutan yang mempunyai pH = 13 ?
Jawab :
Untuk M(OH)2 dengan pH = 10
maka pOH = 14 -10 = 4, jadi [OH-] = 10
-4
Untuk senyawa M(OH)2:
M(OH)2 M 2+
+ 2 OH-
0,5 x 10-4
0,5 x 10-4
10-4
Ksp M(OH)2 = [M 2+
] .[ OH-]
2
= (0,5 x 10-4
).( 10-4
)2
= 5 x 10-13
Kelarutan basa pada larutan dengan pH 13, yaitu:
Ksp M(OH)2 = [M 2+
] .[ OH-]
2
5 x 10-13
= s. (10-1
)2
s = M
jadi kelarutan basa pada larutan dengan pH 13 adalah M
3. Diketahui : larutan Pb(NO3)2 0,1 M =100 cm3
NaCl 0,1 M = 100 cm3
Ksp PbCl2 = 2,5 x 10-4
Ditanya : terjadi endapan ?
Jawab :
Pb(NO3)2 Pb2+
+ 2 NO3-
10 mmol 10 mmol 20 mmol
176
NaCl Na+ + Cl
-
10 10 10
[Cl-]=
[Pb2+
].[Cl-] = .( )
= 2,5 x 10-3
Karena [Pb2+
].[Cl-] > Ksp PbCl2, maka terjadi endapan
4. Diketahui : Ksp AgCl = 2 x 10-10
Ditanya : [Ag+]untuk mengendapkan AgCl dalam :
a. NaCl 0,1 M
b. CaCl2 0,1 M
Jawab :
Ksp [Ag+][Cl
-]=[Ag
+][Cl
-], larutan tepat jenuh maka larutan mulai
mengendap.
a. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan NaCl
0,1 M
Ksp [Ag+][Cl
-]=[Ag
+][Cl
-]
2 x 10-10
= [S][0,1]
[S] = 2 x 10-9
b. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan CaCl2
0,1 M
Ksp [Ag+][Cl
-]=[Ag
+][Cl
-]
2 x 10-10
= [S][0,2]
[S] = 10-9
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 2 x 10-14
pH = 12 + log 2
Ditanya : kelarutan (s) Fe(OH)2 ?
Jawab :
pH = 12 + log 2
pOH = 14 – (12 + log 2) = 2 – log 2
177
[OH-] = 2. 10
-2
Fe(OH)2 Fe2+
+ 2OH-
Ksp = [Fe2+
].[ OH-]
2
2 x 10-14
= s. (2. 10-2
)2
s =
jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2
=
2. Diketahui : Ksp M(OH)2 =1 x 10-15
.
MSO4 0,01 M= 50 mL
NH3 0,1 M = 50 mL
Ditanya : terbentuk endapan M(OH)2?
Jawab :
MSO4 M2+
+ SO42-
0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol
[M2+
]=
NH4OH NH4+ + OH
-
5 mmol 5 mmol 5 mmol
[OH-]=
[M2+
].[OH-]2 =( ). ( )
2
= 1,25 x 10-5
Karena [M2+
].[OH-]
2 > Ksp M(OH)2 maka terbentuk endapan.
3. Diketahui : [X2+
]=[Y2+
]=[Z2+
]= 0,1 M
pH larutan = 8
Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10
Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11
Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14
Ditanya : hidroksida yang mengendap?
Jawab :
178
Hidroksida yang mengendap adalah hidroksida dimana nilai [ion+][OH
-
] > Ksp.
pH = 8, pOH = 6 [OH-] = 10
-6
X(OH)2 , Ksp = [X2+
].[OH-]
2
= 10-1
(10-6
)2
= 10-13
10-13
< Ksp X(OH)2 (tidak mengendap)
Y(OH)2 , Ksp = [X2+
].[OH-]
2
= 10-1
(10-6
)2
= 10-13
10-13
< Ksp Y(OH)2 (tidak mengendap)
Z(OH)2 , Ksp = [X2+
].[OH-]
2
= 10-1
(10-6
)2
= 10-13
10-13
>Ksp Z(OH)2 (mengendap)
Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Z(OH)2
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
179
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Materi : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan : 4
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR
Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR
Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
IV. TUJUAN
Siswa dapat membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui
percobaan.
V. ANALISIS MATERI
Apabila kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh
yang berada pada kesetimbangan, maka berdasarkan asas Le Chatelier
180
kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan.
Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan.
Untuk mengetahui keadaan larutan, kita dapat membandingkan Ksp
dengan hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion dalam larutan.
Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy
sebagai berikut :
AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y < Ksp AxBy → larutan tak jenuh dan tidak terbentuk
endapan
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y = Ksp AxBy → larutan tepat jenuh dan belum terbentuk
endapan
Jika [Ay+
]x[B
x-]
y > Ksp AxBy → larutan jenuh dan terbentuk endapan
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran konvensional
Metode : Ceramah, Diskusi, Tugas
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal ( Pendahuluan)
a. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran
siswa
b. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
fenomena yang ada di sekitar
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
15 menit
2. Kegiatan inti
60 menit
181
Eksplorasi
a. Guru membimbing siswa me-review materi yang
telah dipelajari tentang reaksi pengendapan.
Elaborasi
b. Setiap kelompok melakukan percobaan untuk
membuktikan terbentuknya endapan dari suatu
reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan
hasil kali kelarutan.
c. Setiap kelompok mengerjakan soal yang ada pada
lembar praktikum
Konfirmasi
d. Menyamakan persepsi tentang terbentuknya endapan
dari suatu reaksi berdasarkan prinsip Ksp
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing
siswa membuat simpulan tentang materi yang telah
dipelajari
b. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 enit
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, lembar kerja praktikum, alat dan
bahan praktikum
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
182
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas
XI. Jakarta : Erlangga
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN
a. Aspek Kognitif
1. Jenis tagihan : Laporan Praktikum
2. Bentuk Instrumen : uraian
b. Aspek Afektif
1. Prosedur : Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : angket afektif
c. Aspek Psikomotorik
1. Prosedur : Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X. EVALUASI
Terlampir
Karangtengah, April 2011
Guru Mata Pelajaran Praktikan
Mustajab, S.Pd Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005 NIM. 4301407041
183
Lampiran
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM
A. TUJUAN
Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat: 2. Bahan :
Gelas kimia Larutan NaCl 0,2 M 5 ml
Tabung reaksi Larutan NaCl 0,002 M 5 ml
Pipet tetes Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 5 ml
C. CARA KERJA
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi .
2. Masukkan 5 mL larutan NaCl 0,2 M ke dalam tabung reaksi I dan 5 mL
larutan NaCl 0,002 M ke dalam tabung reaksi II.
3. Tambahkan 5 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
4. Amati yang terjadi dan catat hasil pengamatan.
Ksp PbCl2 pada 25 °C= 1,7 x 10-5
D. PENGAMATAN
PERLAKUAN PENGAMATAN
5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml
larutan NaCL 0,002 M
184
5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml
larutan NaCl 0,2 M
E. PERTANYAAN
1. Dari hasil pengamatan, apakah terjadi reaksi ketika masing-masing
larutan NaCl dalam kedua tabung reaksi ditambah larutan Pb(NO3)2?
Jelaskan.
2. Berapakah harga [Pb2+
].[Cl-]
2 larutan pada tabung reaksi I dan II dari
percobaan diatas?
3. Bandingkan harga [Pb2+
].[Cl-]
2 dengan Ksp masing-masing pada
masing- masing tabung!
4. Apakah masing-masing tabung menghasilkan endapan?
5. Apabila terdapat endapan, jelaskan mengapa bisa terbentuk endapan?
6. Apabila tidak terdapat endapan, jelaskan mengapa tidak terbentuk
endapan?
185
DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
KELOMPOK 1
1. Abdul Wachid
2. Abhi Mas’ud
3. Hanna Fajriyah
4. Kemala Nur Fahmi
5. Khiyarotun Nisa’
KELOMPOK 2
1. Andika Chaironi
2. Azza Farikhatul M
3. Leni Mayana
4. Maghfiroh
5. Ni Putu Ziti Sri Asieh
KELOMPOK 3
1. Beni Kurniawan
2. Endang Pujiwati
3. Niswatul Muarrifah
4. Nur Hidayah
5. Nur Khayati
KELOMPOK 4
1. Faisal Nurul Akbar
2. Lian Jihantoni
3. Nur Wakhidah
4. Nur Wiyati
5. Parmisih
KELOMPOK 5
1. Muhammad Sobirin
2. Meilani
3. Siti Zahrotul Khoizaroh
4. Sovia Lestari
5. Sri Handayani
6. Umi Rohmawati
KELOMPOK 7
1. Rahmad Hidayat
2. Riki Antoni Fahrianto
3. Sri Rahayu
4. Tri Rahayu
5. Umi Habibah
KELOMPOK 6
1. Nur Takim
2. Tri Julianto
3. Raffles Kezia Wardani
4. Sri Wikanti
5. Tanti Kawati
Lampiran 21
186
DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 3)
KELOMPOK 1
1. Agus Sukamto
2. Doni Setiawan
3. Ana Chusnul Farida
4. Ana Nurjanah
KELOMPOK 2
1. Fajar Arif Saputra
2. Wildan Bagus Antoko
3. Jat Ekowati
4. Aspiyah
5. Desy Istriani
KELOMPOK 3
1. Fajar Mujib Rohmat
2. Zainul Firdani
3. Meita Putri Frahmihadi
4. Dewi Sri Rahayu
5. Ernawati
KELOMPOK 4
1. Sahal Masykur
2. 2. Maulana Muzaki Fatawa
3. 3. Failla Shofa
4. Hilda Damayanti
5. Ida Fatchur Rohmah
KELOMPOK 5
1. Slamet Widodo
2. Muhammad Arif .W
3. Intan Nashirotul Chasanah
4. Linayatul Hidayah
5. Naila Ifah Fitriani
KELOMPOK 7
1. Satriya Faisol Hasan
2. Nifa Nurrohmah
3. Siti Fatonah
4. Sofiyana Karimah
5. Tazyinatul Islamiyah
KELOMPOK 6
1. Rofi’I Mahmud
2. Umi Makrifah
3. Nur Chayati
4. Sayyidatur Rikhana
5. Siti Amalia
KELOMPOK 8
1. Supriyono
2. Syaiful Munir
3. Radha Eva Lestari .N
4. Wiji Nur Janah
5. Wulan Septiyana .A
Lampiran 22
187
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
1. Aspek kehadiran siswa di kelas
Skor Indikator
4 Siswa selalu masuk dan tidak pernah terlambat
3 Siswa selalu masuk dan pernah terlambat
2 Siswa pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat
1 Siswa pernah tidak masuk dan pernah terlambat
2. Aspek perhatian saat mengikuti pelajaran
Skor Indikator
4 Siswa memperhatikan pelajaran dan tidak gaduh
3 Siswa memperhatikan pelajaran dan kadang-kadang gaduh
2 Siswa kurang memperhatikan pelajaran dan kadang-kadang gaduh
1 Siswa kurang memperhatikan pelajaran dan sering gaduh
3. Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas
Skor Indikator
4 sangat serius mengerjakan tugas dan menyerahkan tugas tepat waktu
3 serius mengerjakan tugas tetapi terlambat menyerahkan tugas
2 kurang serius mengerjakan tugas tetapi tepat waktu menyerahkan tugas
1 kurang serius mengerjakan tugas dan terlambat menyerahkan tugas
4. Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu
informasi
Skor Indikator
4 mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
3 mampu berkomunikasi dengan benar tetapi kurang jelas
2 mampu berkomunikasi dengan jelas tetapi kurang benar
1 kurang mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
Lampiran 23
188
5. Aspek keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
Skor Indikator
4 Siswa mengajukan lebih dari 3 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
3 Siswa mengajukan 2 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
2 Siswa mengajukan hanya 1 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
1 Siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan selama proses PBM berlangsung
6. Aspek keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas
Skor Indikator
4 Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas dengan benar tanpa bantuan
dari guru
3 Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas namun pekerjaannya masih
kurang sempurna tanpa bantuan dari guru
2 Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas dan mendapat bantuan dari guru
1 Siswa tidak berani mengerjakan tugas di depan kelas
7. Aspek kelengkapan buku catatan
Skor Indikator
4 Siswa membuat catatan dengan lengkap dan rapi
3 Siswa membuat catatan dengan lengkap dan tidak rapi
2 Siswa membuat dengan tidak lengkap dan tidak rapi
1 Siswa tidak membuat catatan
8. Aspek sikap/tingkah laku terhadap guru
Skor Indikator
4 Siswa hormat dan patuh terhadap guru
3 Siswa hormat dan pernah tidak patuh terhadap guru
2 Siswa hormat dan kadang-kadang tidak patuh terhadap guru
1 Siswa tidak hormat dan sering tidak patuh terhadap guru
189
9. Aspek kejujuran dalam mengerjakan tes
Skor Indikator
4 Siswa tidak pernah bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
3 Siswa pernah bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
2 Siswa kadang-kadang bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
1 Siswa sering bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
10. Kemampuan memecahkan Soal
Skor Indikator
4 mampu menyelesaikan lebih dari 1 soal dengan sangat logis dan sangat kritis
3 mampu menyelesaikan lebih dari 1 soal dengan sangat logis dan kurang kritis
2 mampu menyelesaikan 1 soal dengan kurang logis dan kurang kritis
1 mampu menyelesaikan 1 soal dengan tidak logis dan tidak kritis
Skor maksimal : 10 x 4 = 40
100%xmaksimalskor
diperolehyangskorNILAI
190
Analisis Penilaian Afektif Kelas Eksperimen (XI IPA 4)
No. Nama
siswa
Skor yang diperoleh tiap aspek Skor
total
% Skor
total Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 E-01 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32 80.00 Baik
2 E-02 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 37 92.50 Sangat Baik
3 E-03 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 24 60.00 Cukup
4 E-04 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 35 87.50 Sangat Baik
5 E-05 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 34 85.00 Baik
6 E-06 4 4 3 3 2 3 3 4 3 2 31 77.50 Baik
7 E-07 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 70.00 Cukup
8 E-08 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32 80.00 Baik
9 E-09 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38 95.00 Sangat Baik
10 E-10 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 32 80.00 Baik
11 E-11 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 72.50 Baik
12 E-12 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 36 90.00 Sangat Baik
13 E-13 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 30 75.00 Baik
14 E-14 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 35 87.50 Sangat Baik
15 E-15 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 34 85.00 Baik
16 E-16 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 72.50 Baik
17 E-17 3 3 2 2 1 4 3 3 2 3 26 65.00 Cukup
18 E-18 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 75.00 Baik
19 E-19 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 33 82.50 Baik
20 E-20 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 29 72.50 Baik
21 E-21 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 29 72.50 Baik
22 E-22 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 34 85.00 Baik
23 E-23 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 75.00 Baik
24 E-24 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 35 87.50 Sangat Baik
25 E-25 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 32 80.00 Baik
26 E-26 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 34 85.00 Baik
27 E-27 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28 70.00 Cukup
28 E-28 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 35 87.50 Sangat Baik
29 E-29 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 33 82.50 Baik
30 E-30 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 28 70.00 Cukup
31 E-31 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 31 77.50 Baik
32 E-32 3 4 3 2 2 3 3 4 3 2 29 72.50 Baik
33 E-33 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36 90.00 Sangat Baik
34 E-34 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 29 72.50 Baik
35 E-35 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 34 85.00 Baik
36 E-36 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38 95.00 Sangat Baik
Rata-rata 3.25 3.39 3.17 3.00 2.94 3.28 3.00 3.64 3.06 3.19 31.92 79.79 Baik
Kriteria T T T T T T T ST T T
Kriteria rata-rata skor tiap aspek
Kriteria % skor total afektif
3.40 < X ≤ 4.00 = Sangat tinggi (ST)
85.00 < X ≤ 100.00 = Sangat baik
2.80 < X ≤ 3.40 = Tinggi (T)
70.00 < X ≤ 85.00
= Baik
2.20 < X ≤ 2.80 = Cukup (C)
55.00 < X ≤ 70.00
= Cukup
1.60 < X ≤ 2.20 = Rendah (R)
40.00 < X ≤ 55.00
= Kurang
1.00 ≤ X ≤ 1.60 = Sangat rendah (SR) 25.00 ≤ X ≤40.00
= Sangat kurang
191
Analisis Penilaian Afektif Kelas Kontrol (XI IPA 3)
No. Nama
siswa
Skor yang diperoleh tiap aspek Skor
total
% Skor
total Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 K-01 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38 95.00 Sangat Baik
2 K-02 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 26 65.00 Cukup
3 K-03 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 31 77.50 Baik
4 K-04 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75.00 Baik
5 K-05 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 34 85.00 Baik
6 K-06 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 25 62.50 Cukup
7 K-07 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 33 82.50 Baik
8 K-08 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 31 77.50 Baik
9 K-09 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 72.50 Baik
10 K-10 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 28 70.00 Cukup
11 K-11 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 30 75.00 Baik
12 K-12 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 29 72.50 Baik
13 K-13 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 31 77.50 Baik
14 K-14 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 33 82.50 Baik
15 K-15 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 36 90.00 Sangat Baik
16 K-16 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 30 75.00 Baik
17 K-17 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 80.00 Baik
18 K-18 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37 92.50 Sangat Baik
19 K-19 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 32 80.00 Baik
20 K-20 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 75.00 Baik
21 K-21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 72.50 Baik
22 K-22 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 28 70.00 Cukup
23 K-23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 72.50 Baik
24 K-24 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 31 77.50 Baik
25 K-25 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36 90.00 Sangat Baik
26 K-26 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 32 80.00 Baik
27 K-27 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 34 85.00 Baik
28 K-28 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 26 65.00 Cukup
29 K-29 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 77.50 Baik
30 K-30 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 33 82.50 Baik
31 K-31 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 32 80.00 Baik
32 K-32 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 26 65.00 Cukup
33 K-33 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 26 65.00 Cukup
34 K-34 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 31 77.50 Baik
35 K-35 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 35 87.50 Sangat Baik
36 K-36 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 29 72.50 Baik
37 K-37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75.00 Baik
38 K-38 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 29 72.50 Baik
39 K-39 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 25 62.50 Cukup
Rata-rata 3.23 3.31 3.05 2.85 2.92 3.13 2.95 3.41 3.03 2.82 30.69 76.73 Baik
Kriteria T T T T T T T ST T T
Kriteria rata-rata skor tiap aspek:
Kriteria % skor total afektif:
3.40 < X ≤ 4.00 = Sangat tinggi (ST) 85.00 < X ≤ 100.00 = Sangat baik
2.80 < X ≤ 3.40 = Tinggi (T)
70.00 < X ≤ 85.00
= Baik
2.20 < X ≤ 2.80 = Cukup (C)
55.00 < X ≤ 70.00
= Cukup
1.60 < X ≤ 2.20 = Rendah (R)
40.00 < X ≤ 55.00
= Kurang
1.00 ≤ X ≤ 1.60 =
Sangat rendah (SR) 25.00 ≤ X ≤40.00
= Sangat kurang
192
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
o ASPEK YANG DINILAI
1. Persiapan Praktikum
Skor 1: Jika tidak ada persiapan dalam praktikum
Skor 2: Jika hanya menyiapkan alat atau bahan praktikum saja
Skor 3: Jika menyiapkan alat dan bahan praktikum
Skor 4: Jika menyiapkan alat dan bahan praktikum serta membuat rincian
cara kerja
2. Dinamika Kelompok
Skor 1: Jika tidak mau memberikan bantuan kepada siapapun
Skor 2: Jika mau memberikan bantuan baik kepada anggota kelompoknya
maupun anggota lain bila ia tidak sedang sibuk
Skor 3: Jika mau memberikan bantuan hanya kepada anggota
kelompoknya tidak peduli apakah ia sedang sibuk atau tidak
Skor 4: Jika mau memberikan bantuan baik kepada anggota kelompoknya
maupun anggota lain tidak peduli ia sedang sibuk atau tidak
3. Keterampilan Alat dan Bahan Praktikum
Skor 1: Jika tidak mengenal alat dan bahan praktikum
Skor 2: Jika mengenal beberapa alat dan bahan praktikum
Skor 3: Jika mengenal beberapa alat dan bahan praktikum, dapat memilih
alat dan bahan dengan baik, tetapi kurang teratur dalam
menyiapkan alat
Skor 4: Jika mengenal seluruh alat dan bahan dengan baik, memilih alat
dan bahan sesuai dengan percobaan dan teratur dalam
menyiapkan alat
4. Keterampilan Menggunakan Alat Percobaan
Skor 1: Jika tidak mampu menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
Skor 2: Jika mampu menggunakan alat sesuai fungsinya, tetapi tidak hati-
hati dan tidak menjaga kebersihan alat
Lampiran 26
192
193
Skor 3: Jika mampu menggunakan alat sesuai fungsinya dan hati-hati
dalam menggunakan alat, tetapi tidak menjaga kebersihan alat
Skor 4: Jika mampu menggunakan alat sesuai dengan fungsinya, hati-hati
dalam menggunakan alat dan menjaga kebersihan alat
5. Keterampilan Melakukan Pengamatan
Skor 1: Jika tidak mampu melakukan praktikum
Skor 2: Jika mampu melakukan praktikum, tetapi tidak runtut sesuai
dengan cara kerja
Skor 3: Jika mampu melakukan praktikum runtut sesuai dengan cara
kerja, teliti serta cermat dalam mengumpulkan data kualitatif dan
kuantitatif, tetapi tidak memperhatikan keselamatan kerja di
laboratorium
Skor 4: Jika mampu melakukan praktikum runtut sesuai dengan cara
kerja, teliti serta cermat dalam mengumpulkan data kualitatif dan
kuantitatif serta memperhatikan keselamatan kerja di
laboratorium
6. Kerjasama dalam Kelompok
Skor 1: Jika tidak ada kerja sama dalam kelompok
Skor 2: Jika kerja sama dalam kelompok kurang baik
Skor 3: Jika kerja sama dalam kelompok cukup baik
Skor 4: Jika kerja sama dalam kelompok sangat baik
7. Laporan
Skor 1: laporan dikumpulkan tidak tepat waktu dan tidak dapat menarik
kesimpulan dengan tepat
Skor 2: laporan dikumpulkan tidak tepat waktu dan dapat menarik
kesimpulan dengan tepat
Skor 3: laporan dikumpulkan tepat waktu dan tidak dapat menarik
kesimpulan dengan tepat
Skor 4: laporan dikumpulkan tepat waktu dan dapat menarik kesimpulan
dengan tepat
194
Skor maksimal : 7 x 4 = 28
100%xmaksimalskor
diperolehyangskorNILAI
Kriteria % Skor total :
Sangat Baik (SB) : 85 < X ≤ 100
Baik (B) : 70 < X ≤ 85
Cukup (C) : 55 < X ≤ 70
Kurang (K) : 40 < X ≤ 55
Sangat Kurang (SK) : 25 < X ≤ 40
Kriteria rata- rata skor tiap aspek :
Sangat Tinggi (ST) : 3,4 < X ≤ 4.00
Tinggi (T) : 2,80 < X ≤ 3,40
Cukup ( C) : 2,20 < X ≤ 2,80
Rendah ( R ) : 1,60 < X ≤ 2,20
Sangat Rendah (SR) : 1,00 ≤ X ≤ 1,60
195
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
No Kode Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Skor Nilai Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat &
Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 E-01 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
2 E-02 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
3 E-03 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
4 E-04 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
5 E-05 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
6 E-06 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
7 E-07 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
8 E-08 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
9 E-09 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
10 E-10 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
11 E-11 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
12 E-12 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
13 E-13 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
14 E-14 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
15 E-15 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
16 E-16 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
17 E-17 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
18 E-18 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
19 E-19 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
20 E-20 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
21 E-21 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
22 E-22 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
23 E-23 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
24 E-24 √ √ √ √ √ √ √ 27 96.43
25 E-25 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
26 E-26 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
195
196
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Skor
Nilai
Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat & Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
27 E-27 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
28 E-28 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
29 E-29 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
30 E-30 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
31 E-31 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
32 E-32 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
33 E-33 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
34 E-34 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
35 E-35 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
36 E-36 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
Karangtengah, Mei 2011
Mengetahui,
Observer I
Mustajab, S.Pd
NIP. 197211222006041005
196
197
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
No Kode Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Skor Nilai Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat &
Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 E-01 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
2 E-02 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
3 E-03 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
4 E-04 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
5 E-05 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
6 E-06 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
7 E-07 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
8 E-08 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
9 E-09 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
10 E-10 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
11 E-11 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
12 E-12 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
13 E-13 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
14 E-14 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
15 E-15 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
16 E-16 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
17 E-17 √ √ √ √ √ √ √ 19 67.86
18 E-18 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
19 E-19 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
20 E-20 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
21 E-21 √ √ √ √ √ √ √ 19 67.86
22 E-22 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
23 E-23 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
24 E-24 √ √ √ √ √ √ √ 27 96.43
25 E-25 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
197
198
No Kode Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Skor
Nilai
Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat & Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
26 E-26 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
27 E-27 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
28 E-28 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
29 E-29 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
30 E-30 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
31 E-31 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
32 E-32 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
33 E-33 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
34 E-34 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
35 E-35 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
36 E-36 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
Karangtengah, Mei 2011
Mengetahui,
Observer II
Ernawati
NIM. 4301407042
198
199
ANALISIS PENILAIAN RATA- RATA PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
No Kode
Siswa
Aspek yang Dinilai Rata-
rata
observer Nilai
Kriter
ia
1 2 3 4 5 6 7
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
1 E-01 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 21.5 76.79 B
2 E-02 4 4 4 3 4 3.5 4 4 4 4 3 3.5 3 4 3.5 3 3 3 4 3 3.5 25 89.29 SB
3 E-03 2 3 2.5 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 20.5 73.21 B
4 E-04 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3.5 25.5 91.07 SB
5 E-05 4 3 3.5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 23 82.14 B
6 E-06 3 2 2.5 3 3 3 3 2 2.5 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 21 75.00 B
7 E-07 4 3 3.5 3 3 3 3 4 3.5 4 3 3.5 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 23 82.14 B
8 E-08 3 4 3.5 3 3 3 4 3 3.5 4 2 3 3 3 3 3 4 3.5 4 3 3.5 23 82.14 B
9 E-09 4 4 4 3 4 3.5 4 3 3.5 4 3 3.5 3 3 3 3 4 3.5 4 3 3.5 24.5 87.50 SB
10 E-10 3 4 3.5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 4 3 3.5 23.5 83.93 SB
11 E-11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
12 E-12 4 4 4 3 4 3.5 4 4 4 4 3 3.5 4 3 3.5 4 4 4 3 3 3 25.5 91.07 SB
13 E-13 3 4 3.5 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 23.5 83.93 SB
14 E-14 4 3 3.5 4 3 3.5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 4 3.5 24 85.71 SB
15 E-15 3 4 3.5 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 23 82.14 B
16 E-16 3 3 3 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
17 E-17 3 3 3 2 3 2.5 2 2 2 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 2 2.5 19.5 69.64 B
18 E-18 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
19 E-19 3 3 3 2 2 2 3 4 3.5 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
20 E-20 3 4 3.5 3 3 3 3 2 2.5 4 3 3.5 3 3 3 4 3 3.5 4 3 3.5 22.5 80.36 B
21 E-21 3 3 3 3 2 2.5 3 2 2.5 2 3 2.5 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 20 71.43 B
22 E-22 3 3 3 2 3 2.5 3 4 3.5 4 3 3.5 3 4 3.5 4 3 3.5 3 3 3 22.5 80.36 B
23 E-23 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 4 3 3.5 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 22.5 80.36 B
24 E-24 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 96.43 SB
25 E-25 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 22.5 80.36 B
192
Lampiran 28 Lam
piran
28
199
200
26 E-26 3 2 2.5 2 2 2 3 4 3.5 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 20.5 73.21 B
27 E-27 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 22 78.57 B
28 E-28 3 3 3 2 4 3 4 3 3.5 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 4 3 3.5 22.5 80.36 B
29 E-29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3.5 22.5 80.36 B
30 E-30 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20.5 73.21 B
31 E-31 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 4 3 3.5 4 3 3.5 22 78.57 B
32 E-32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 4 3 3.5 4 3 3.5 22.5 80.36 B
33 E-33 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 3 4 3.5 4 4 4 4 4 4 26 92.86 SB
34 E-34 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 4 3 3.5 21.5 76.79 B
35 E-35 3 4 3.5 4 3 3.5 4 4 4 3 3 3 3 4 3.5 3 4 3.5 3 4 3.5 24.5 87.50 SB
36 E-36 4 3 3.5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 26 92.86 SB
X tiap aspek 3.25 2.94 3.40 3.25 3.36 3.28 3.25 22.74 81.20 B
Kriteria T T ST T T T T
200
201
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 3)
No Kode Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Skor Nilai Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat &
Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 K-01 √ √ √ √ √ √ √ 27 96.43
2 K-02 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
3 K-03 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
4 K-04 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
5 K-05 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
6 K-06 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
7 K-07 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
8 K-08 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
9 K-09 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
10 K-10 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
11 K-11 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
12 K-12 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
13 K-13 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
14 K-14 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
15 K-15 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
16 K-16 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
17 K-17 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
18 K-18 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
19 K-19 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
20 K-20 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
21 K-21 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
22 K-22 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
23 K-23 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
24 K-24 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
25 K-25 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
26 K-26 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
27 K-27 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
28 K-28 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
29 K-29 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
30 K-30 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
Lampiran 29 L
ampiran
29
201
202
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Skor Nilai
Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat & Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
31 K-31 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
32 K-32 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
33 K-33 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
34 K-34 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
35 K-35 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
36 K-36 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
37 K-37 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
38 K-38 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
39 K-39 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
Karangtengah, Mei 2011
Mengetahui,
Observer I
Mustajab, S.Pd
NIP. 197211222006041005
202
203
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 3)
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Skor Nilai Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat &
Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 K-01 √ √ √ √ √ √ √ 26 92.86
2 K-02 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
3 K-03 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
4 K-04 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
5 K-05 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
6 K-06 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
7 K-07 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
8 K-08 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
9 K-09 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
10 K-10 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
11 K-11 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
12 K-12 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
13 K-13 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
14 K-14 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
15 K-15 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
16 K-16 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
17 K-17 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
18 K-18 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
19 K-19 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
20 K-20 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
21 K-21 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
22 K-22 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
23 K-23 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
24 K-24 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
25 K-25 √ √ √ √ √ √ √ 25 89.29
26 K-26 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
27 K-27 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
28 K-28 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
29 K-29 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
30 K-30 √ √ √ √ √ √ √ 24 85.71
203
204
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah Skor Nilai Persiapan
Praktikum
Dinamika
Kelompok
Keterampilan
Alat &
Bahan
Keterampilan
Menggunakan
Alat
Keterampilan
Melakukan
Pengamatan
Kerjasama
dalam
kelompok
Laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
31 K-31 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
32 K-32 √ √ √ √ √ √ √ 19 67.86
33 K-33 √ √ √ √ √ √ √ 19 67.86
34 K-34 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
35 K-35 √ √ √ √ √ √ √ 23 82.14
36 K-36 √ √ √ √ √ √ √ 21 75.00
37 K-37 √ √ √ √ √ √ √ 22 78.57
38 K-38 √ √ √ √ √ √ √ 20 71.43
39 K-39 √ √ √ √ √ √ √ 19 67.86
Karangtengah, Mei 2011
Mengetahui,
Observer II
Ernawati
NIM. 4301407042
204
205
ANALISIS PENILAIAN RATA- RATA PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL
No Kode
Siswa
Aspek yang Dinilai
Rata-
rata
observer Nilai
Kriter
ia
1 2 3 4 5 6 7
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
Ob
1
Ob
2
Rata-
rata
1 K-01 4 3 3.5 4 4 4 3 4 3.5 4 3 3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 26.5 94.64 SB
2 K-02 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 4 4 4 4 3 3.5 22.5 80.36 B
3 K-03 3 3 3 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 4 4 4 4 3 3.5 22.5 80.36 B
4 K-04 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 4 3 3.5 3 3 3 22 78.57 B
5 K-05 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 4 3.5 22.5 80.36 B
6 K-06 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20.5 73.21 B
7 K-07 3 3 3 3 2 2.5 4 4 4 3 3 3 4 3 3.5 4 4 4 4 4 4 24 85.71 SB
8 K-08 2 3 2.5 3 2 2.5 4 3 3.5 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
9 K-09 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 4 3 3.5 3 4 3.5 3 3 3 22.5 80.36 B
10 K-10 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2.5 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 20 71.43 B
11 K-11 3 3 3 2 3 2.5 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
12 K-12 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3.5 3 3 3 21.5 76.79 B
13 K-13 3 3 3 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3.5 3 3 3 22 78.57 B
14 K-14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
15 K-15 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 3 4 3.5 4 3 3.5 3 4 3.5 25 89.29 SB
16 K-16 3 3 3 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20.5 73.21 B
17 K-17 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 4 3.5 3 3 3 21 75.00 B
18 K-18 4 3 3.5 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 23.5 83.93 SB
19 K-19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
20 K-20 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2.5 21 75.00 B
21 K-21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
22 K-22 3 3 3 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20.5 73.21 B
23 K-23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
24 K-24 3 3 3 3 3 3 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
25 K-25 4 4 4 3 4 3.5 4 4 4 4 4 4 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 25 89.29 SB
L
ampiran
30
205
206
26 K-26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
27 K-27 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
28 K-28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 20 71.43 B
29 K-29 3 3 3 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
30 K-30 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 24 85.71 SB
31 K-31 4 3 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
32 K-32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 19.5 69.64 B
33 K-33 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 19.5 69.64 B
34 K-34 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
35 K-35 4 3 3.5 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 23.5 83.93 SB
36 K-36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00 B
37 K-37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3.5 3 3 3 3 3 3 21.5 76.79 B
38 K-38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2.5 3 3 3 3 2 2.5 3 3 3 20 71.43 B
39 K-39 2 3 2.5 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 3 3 3 3 3 3 3 2 2.5 19.5 69.64 B
X tiap aspek 3.01 2.92 3.24 3.03 3.22 3.19 3.06 21.68 77.43 B
Kriteria T T T T T T T
20
6
207
ANGKET TANGGAPAN SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar.
2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan :
Tanda pada kolom ”ya” jika anda setuju dengan pernyataan tersebut atau
tanda (√ ) pada kolom tidak jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Waktu yang disediakan adalah 25 menit
4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S TS STS
1 Saya memperhatikan pelajaran saat proses pembelajaran
kimia berlangsung.
2 Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini dengan hal
yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan di
dalam kehidupan sehari-hari.
3 Dalam proses diskusi membuat saya terampil dalam
bertanya kepada kelompok
4 Saya selalu mencatat materi yang disampaikan oleh guru
5 Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini
membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya
capai.
6 Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
7 Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam
pembelajaran.
8 Materi pembelajaran ini sangat menarik perhatian.
9 Saya membutuhkan kecakapan bekerja sama dengan
kelompok demi keberhasilan kelompok
10 Saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini.
11 Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya
percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes.
12 Saya berusaha bertanya kepada guru jika kurang memahami
materi kimia yang diajarkan.
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Lampiran 31
208
13 Saya serius mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru.
14 Saya senang mengikuti pelajaran kimia yang disampaikan
dengan model pembelajaran yang disampaikan guru
15 Saya menjadi aktif bertanya jika menemukan hal yang
kurang jelas dalam kegiatan belajar mengajar
16 Saya akan berpartisipasi dalam kelompok saat diskusi kelas
17 Saya mengumpulkan tugas kimia yang diberikan guru tepat
waktu.
18 Saya mengerjakan soal ulangan atau tes dengan
kemampuan saya sendiri.
19 Saya merasa paham dan jelas dengan materi baru yang
diajarkan dengan model pembelajaran yang disampaikan
guru
20 Guru kimia menyampaikan materi dengan menggunakan
model pembelajaran yang jelas dan mudah dipahami siswa.
209
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No Kode Siswa
Pernyataan
1 2 3 4
1 E-01 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 E-02 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
3 E-03 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
4 E-04 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
5 E-05 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 E-06 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
7 E-07 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
8 E-08 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
9 E-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
10 E-10 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
11 E-11 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
12 E-12 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
13 E-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 E-14 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
15 E-15 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 E-16 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
17 E-17 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
18 E-18 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
19 E-19 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
20 E-20 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
21 E-21 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
22 E-22 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 E-23 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
24 E-24 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
25 E-25 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
26 E-27 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
27 E-28 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
28 E-29 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
29 E-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 E-31 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
31 E-32 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
32 E-33 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
33 E-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
34 E-35 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
35 E-36 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
Jumlah 4 28 2 1 1 20 12 2 3 21 11 0 4 25 6 0
% 11.4 80 5.71 2.86 2.86 57.1 34.3 5.71 8.57 60 31.4 0 11.4 71.4 17.1 0
Lam
piran
32
209
210
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No Kode Siswa Pernyataan
5 6 7 8
1 E-01 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 E-02 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 E-03 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 E-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 5 E-05 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 6 E-06 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 7 E-07 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 8 E-08 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
9 E-09 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
10 E-10 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
11 E-11 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
12 E-12 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 E-13 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 E-14 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
15 E-15 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
16 E-16 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
17 E-17 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
18 E-18 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
19 E-19 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
20 E-20 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0
21 E-21 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
22 E-22 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 E-23 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0
24 E-24 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
25 E-25 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0
26 E-27 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
27 E-28 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0
28 E-29 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 29 E-30 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 30 E-31 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 31 E-32 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 32 E-33 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 33 E-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 34 E-35 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 35 E-36 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
Jumlah 3 11 21 0 5 23 7 0 15 16 3 1 2 26 7 0
% 8.57 31.4 60 0 14.3 65.7 20 0 42.9 45.7 8.57 2.86 5.71 74.3 20 0
210
211
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No Kode
Siswa Pernyataan
9 10 11 12
1 E-01 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
2 E-02 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
3 E-03 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0
4 E-04 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
5 E-05 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 E-06 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
7 E-07 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
8 E-08 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
9 E-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 E-10 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
11 E-11 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
12 E-12 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 E-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
14 E-14 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
15 E-15 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 E-16 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
17 E-17 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
18 E-18 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
19 E-19 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
20 E-20 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
21 E-21 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
22 E-22 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 E-23 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
24 E-24 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
25 E-25 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
26 E-27 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
27 E-28 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
28 E-29 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
29 E-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 E-31 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
31 E-32 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
32 E-33 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
33 E-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
34 E-35 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
35 E-36 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
Jumlah 6 28 1 0 6 28 1 0 3 22 9 1 6 20 9 0
% 17.1 80.0 2.9 0.0 17.1 80.0 2.9 0.0 8.6 62.9 25.7 2.9 17.1 57.1 25.7 0.0
211
212
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No Kode
Siswa
Pernyataan
13 14 15 16
1 E-01 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
2 E-02 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
3 E-03 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
4 E-04 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
5 E-05 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
6 E-06 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
7 E-07 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
8 E-08 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
9 E-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 E-10 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
11 E-11 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
12 E-12 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 E-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 E-14 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
15 E-15 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 E-16 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
17 E-17 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0
18 E-18 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
19 E-19 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
20 E-20 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
21 E-21 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
22 E-22 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
23 E-23 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0
24 E-24 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
25 E-25 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
26 E-27 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
27 E-28 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
28 E-29 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
29 E-30 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
30 E-31 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
31 E-32 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
32 E-33 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
33 E-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
34 E-35 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
35 E-36 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
Jumlah 3 21 11 0 6 14 15 0 4 24 6 1 7 22 6 0
% 8.57 60 31.43 0 17.1 40.0 42.9 0.0 11.4 68.6 17.1 2.9 20.0 62.9 17.1 0
212
213
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No
Kode
Siswa
Pernyataan
17 18 19 20
1 E-01 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 E-02 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
3 E-03 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
4 E-04 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
5 E-05 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 E-06 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
7 E-07 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
8 E-08 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
9 E-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 E-10 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
11 E-11 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
12 E-12 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 E-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 E-14 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
15 E-15 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 E-16 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
17 E-17 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
18 E-18 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
19 E-19 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
20 E-20 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
21 E-21 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0
22 E-22 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
23 E-23 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0
24 E-24 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
25 E-25 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
26 E-27 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
27 E-28 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
28 E-29 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
29 E-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
30 E-31 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
31 E-32 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
32 E-33 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
33 E-34 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
34 E-35 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
35 E-36 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
Jumlah 7 25 3 0 5 19 11 0 3 20 12 0 10 24 1 0
% 20 71.4 8.6 0.0 14.3 54.3 31.4 0.0 8.6 57.1 34.3 0.0 28.6 68.6 2.9 0.0
213
214
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL
No Kode Siswa Pernyataan
1 2 3 4
1 K-01 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
2 K-02 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
3 K-03 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
4 K-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
5 K-05 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 K-06 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
7 K-07 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
8 K-08 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
9 K-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 K-10 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
11 K-11 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
12 K-12 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 K-13 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 K-14 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
15 K-15 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
16 K-16 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
17 K-17 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
18 K-18 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
19 K-19 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
20 K-20 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
21 K-21 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
22 K-22 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 K-23 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
24 K-24 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
25 K-25 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
26 K-26 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
27 K-28 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
28 K-29 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
29 K-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 K-31 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
31 K-32 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1
32 K-33 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
33 K-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
34 K-35 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
35 K-36 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
36 K-37 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
37 K-38 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
Jumlah 3 26 8 0 3 16 17 1 1 19 17 0 3 21 12 1
% 8.11 70.27 21.6 0 8.11 43.2 45.9 2.7 2.7 51.4 45.9 0 8.11 56.8 32.4 2.7
214
215
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL
No Kode
Siswa Pernyataan
5 6 7 8
1 K-01 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 K-02 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1
3 K-03 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
4 K-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
5 K-05 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
6 K-06 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
7 K-07 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
8 K-08 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
9 K-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 K-10 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
11 K-11 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
12 K-12 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
13 K-13 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
14 K-14 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
15 K-15 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
16 K-16 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
17 K-17 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
18 K-18 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
19 K-19 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
20 K-20 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
21 K-21 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
22 K-22 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 K-23 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
24 K-24 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
25 K-25 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
26 K-26 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
27 K-28 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0
28 K-29 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
29 K-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 K-31 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
31 K-32 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
32 K-33 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
33 K-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
34 K-35 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
35 K-36 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
36 K-37 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
37 K-38 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
Jumlah 1 10 24 2 5 22 10 0 4 29 3 1 0 22 14 1
% 2.7 27 64.9 5.41 13.5 59.5 27 0 10.8 78.4 8.11 2.7 0 59.5 37.838 2.7
215
216
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL
No Kode
Siswa
Pernyataan
9 10 11 12
1 K-01 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
2 K-02 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0
3 K-03 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0
4 K-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
5 K-05 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 K-06 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
7 K-07 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
8 K-08 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
9 K-09 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 K-10 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
11 K-11 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
12 K-12 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 K-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
14 K-14 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
15 K-15 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 K-16 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
17 K-17 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
18 K-18 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
19 K-19 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
20 K-20 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
21 K-21 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
22 K-22 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 K-23 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
24 K-24 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
25 K-25 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
26 K-26 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
27 K-28 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
28 K-29 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
29 K-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 K-31 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
31 K-32 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
32 K-33 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
33 K-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
34 K-35 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
35 K-36 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
36 K-37 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
37 K-38 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
Jumlah 1 33 3 0 2 24 10 1 0 20 16 1 2 24 11 0
% 2.703 89.2 8.11 0 5.405 64.86 27 2.7 0 54.1 43.2 2.703 5.405 64.9 29.7 0
216
217
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL
No Kode
Siswa
Pernyataan
13 14 15 16
1 K-01 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 K-02 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
3 K-03 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
4 K-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
5 K-05 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 K-06 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
7 K-07 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
8 K-08 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
9 K-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
10 K-10 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
11 K-11 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
12 K-12 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 K-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 K-14 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
15 K-15 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 K-16 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
17 K-17 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0
18 K-18 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
19 K-19 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
20 K-20 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
21 K-21 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
22 K-22 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
23 K-23 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
24 K-24 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
25 K-25 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
26 K-26 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
27 K-28 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
28 K-29 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
29 K-30 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
30 K-31 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
31 K-32 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
32 K-33 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
33 K-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
34 K-35 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
35 K-36 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
36 K-37 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
37 K-38 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
Jumlah 0 25 12 0 0 19 16 2 0 19 17 1 0 30 7 0
% 0 67.57 32.43 0 0 51.35 43.24 5.405 0 51.4 45.95 2.7 0 81.08 18.9 0
217
218
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL
No Kode
Siswa
Pernyataan
17 18 19 20
1 K-01 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 K-02 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0
3 K-03 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
4 K-04 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
5 K-05 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
6 K-06 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
7 K-07 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
8 K-08 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
9 K-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 K-10 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
11 K-11 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
12 K-12 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
13 K-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
14 K-14 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
15 K-15 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
16 K-16 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
17 K-17 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
18 K-18 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
19 K-19 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
20 K-20 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
21 K-21 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
22 K-22 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
23 K-23 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
24 K-24 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
25 K-25 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
26 K-26 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
27 K-28 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
28 K-29 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
29 K-30 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 K-31 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
31 K-32 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
32 K-33 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
33 K-34 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0
34 K-35 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0
35 K-36 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
36 K-37 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
37 K-38 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
Jumlah 3 26 8 0 2 15 18 2 1 18 17 1 1 26 10 0
% 8.11 70.27 21.6 0 5.41 40.54 48.65 5.4 2.7 48.65 45.95 2.7 2.703 70.27 27.03 0
218
219
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
Nomer Pernyataan
Persentase Kelas
Eksperimen Persentase Kelas Kontrol
SS S TS STS SS S TS STS
1 11 80 6 3 8 70 22 0
2 3 57 34 6 8 43 46 3
3 9 60 31 0 3 51 46 0
4 11 71 17 0 8 57 32 3
5 9 31 60 0 3 27 65 5
6 14 66 20 0 14 59 27 0
7 43 46 9 3 11 78 8 3
8 6 74 20 0 0 59 38 3
9 17 80 3 0 3 89 8 0
10 17 80 3 0 5 65 27 3
11 9 63 26 3 0 54 43 3
12 17 57 26 0 5 65 30 0
13 9 60 31 0 0 68 32 0
14 17 40 43 0 0 51 43 5
15 11 69 17 3 0 51 46 3
16 20 63 17 0 0 81 19 0
17 20 71 9 0 8 70 22 0
18 14 54 31 0 5 41 49 5
19 9 57 34 0 3 49 46 3
20 29 69 3 0 3 70 27 0
Rata- rata 15 62 22 1 4 60 34 2
220
KISI- KISI SOAL POST TEST
Pokok Bahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas/ Program : XI/ IPA
Semester : II
Standar Kompetensi : memahami sifat- sifat larutan asam- basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Sekolah : SMA Negeri 1 Karangtengah Demak
Kompetensi
Dasar
Indikator Sub Materi Pokok
Jenjang
Jumlah
C1 C2 C3 C4
Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaski
Menjelaskan definisi
kelarutan dan hasil
kali kelarutan
Definisi kelarutan dan
hasil kali kelarutan
(Ksp)
1,2,16 3
Lam
piran
33
220
221
berdasarkan
prinsip
kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
Menjelaskan
kesetimbangan dalam
larutan jenuh/ larutan
garam yang sukar
larut
Reaksi kesetimbangan
dalam larutan jenuh
3,4, 2
Menjelaskan
hubungan hasil kali
kelarutan dengan
kelarutannya dan
menuliskan
ungkapan Kspnya.
Hubungan antara
kelarutan dan hasil kali
kelarutan (Ksp)
6,7,8,17 20 5
221
222
Menghitung
kelarutan suatu
elektrolit yang sukar
larut berdasarkan
data harga Ksp
Tetapan hasil kali
kelarutan
9,22 15,18,19,
23
21 7
Menjelaskan
pengaruh
penambahan ion
senama dalam
larutan dan
penerapannya
- Pengaruh ion senama
terhadap kelarutan
10,12 13,14 4
menjelaskan
pengaruh pH
terhadap kelarutan
- Hubungan pH dengan
Ksp
24,25,26,
30
4
222
223
dan hasil kali
kelarutan
Reaksi
pengendapan
Memperkirakan
terbentuknya
endapan berdasarkan
harga Ksp
- Ksp dan reaksi
pengendapan
5 28 11,27,29 5
Jumlah 6 9 11 4 30
presentase 20% 30% 37% 13% 100 %
223
224
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI IPA
Waku : 90 menit
Tahun Pelajaran : 2010/2011
PETUNJUK UMUM
1. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan
3. Jumlah soal sebanyak 30 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masing-
masing soal.
4. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan
langkah sebagai berikut:
Semula : A B C D E
Pembetulan : A B C D E
Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. Kelarutan adalah ….
a. Jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan
pada suhu tertentu
b. Tetapan hasil kelarutan konsentrasi molar ion- ion molar dalam larutan jenuh
c. Hasil kali konsentrasi molar ion- ion dalam larutan
d. Banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram per larut
e. Besaran yang menunjukkan banyaknya zat terlarut
2. Satuan kelarutan (s) adalah ….
a. Mol d. mol/mL
b. Mol/L e. mg/mL
c. Gram/L
3. Berikut yang merupakan kesetimbangan untuk larutan BaSO4 jenuh adalah …..
a. 2Ba2SO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + 2SO42-
(aq)
b. 2BaSO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
c. BaSO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + 2SO42-
(aq)
d. Ba2SO4(S) ↔ 2Ba+
(aq) + SO42-
(aq)
e. BaSO4(S) ↔ Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
4. Garam A2B3 sukar larut dalam air, Ksp A2B3 adalah ….
a. 2 [A] x 3[B]
b. [A]2 x [B]
3
c. [2A]2 x [3B]
3
d. [A3+
]2 x [B
2-]3
e. [A2+
] x [B3-
]2
5. Pernyataan berikut yang sesuai dengan tetapan hasil kelarutan adalah….
a. Kelarutan zat berbanding lurus dengan tetapan hasil kelarutan
b. Kelaruran zat berbanding terbalik dengan tetapan hasil kali kelarutan
c. Tetapan hasil kelarutan adalah perbandingan konsentrasi terlarut dengan pelarutnya
d. Tetapan hasil kali kelarutan adalah jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut
e. Kelarutan zat tidak dipengaruhi tetapan hasil kali kelarutan
6. Ksp larutan garam terner yang memiliki kelarutan a mol/L adalah ….
Lampiran 34
225
a. a2 d. 27a
4
b. 4a3 e. 108a
5
c. 9a3
7. Diketahui persamaan tetapan hasil kali kelarutan suatu larutan adalah sebagai berikut.
Ksp = [A2+
] [B-]2
Maka rumus molekul larutan tersebut adalah ….
a. A2B d. A2B2
b. AB2 e. 2AB
c. AB
8. Jika Ksp FeCl3 adalah x, maka kelarutan FeCl3 dalam air adalah …. Mol/L
a. 9x3 d. (
)
b. 27x4 e. (
)
c. (
)
9. Jika konsentrasi Ca2+
dalam larutan jenuh CaF2 sebesar 2 x 10-4
mol/L, maka hasil kali
kelarutan CaF2 adalah ….
a. 8 x 10-8
d. 2 x 10-9
b. 3,2 x 10-11
e. 4 x 10-9
c. 1,6 x 10-11
10. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut ….
a. Pengaruh ion senama
b. Pengendapan
c. Larutan tepat jenuh
d. Larutan lewat jenuh
e. Kuosien reaksi
11. Jika diketahui harga Ksp nya sama, maka kelarutan zat berikut sama besar, kecuali ….
a. CaF2 d. (NH4)2S
b. Ag2CrO4 e. PbSO4
c. PbCl2
12. Berikut ini bukan penambahan ion senama...
a. Penambahan NaCl ke dalam larutan H2SO4
b. Penambahan NaF kedalam larutan MgF2
c. Penambahan Na2CrO4 ke dalam larutan Ag2CrO4
d. Penambahan AgNO3 kedalam larutan Ag2CrO4
e. Penambahan AgCl kedalam larutan AgCl jenuh
13. Kelarutan AgI dalam air adalah 10-5
M. kelarutan AgI dalam larutan Ag2CrO4 0,05 M
adalah ….
a. 2 x 10-9
M d. 2 x 10-4
M
b. 1 x 10-8
M e. 1 x 10-4
M
c. 5 x 10-10
M
14. Dalam 1 liter air murni dapat terlarut 10-7
AgCl, maka kelarutan AgCl dalam larutan KCl
0,01 M adalah ….
a. 1 x 10-12
d. 1x 10-6
b. 1 x 10-10
e. 1 x 10-4
c. 1 x 10-8
15. Kelarutan Ca(OH)2 (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1) dalam 100 ml air adalah 0,161 gram.
Maka hasil kali kelarutannya adalah ….
a. 8 x 10-4
d. 4 x 10-7
226
b. 4 x 10-5
e. 8 x 10-7
c. 8 x 10-6
16. Suatu larutan yang telah mencapai keadaan tepat jenuh jika….
a. Keadaan di mana suhu larutan bertambah
b. Proses melarut meningkat
c. Proses melarut berhenti
d. Terbentuknya endapan
e. Proses melarut dan mengendap sama cepat
17. Kelarutan garam jenuh, CdS sebesar y
x mol/ liter, maka harga Ksp-nya adalah .....
a. xy c. (y/x)y
e. (x/y)2
b. x/y d. x2/y
18. Dalam 500 ml air terlarut 0,34 gram CaSO4 (Mr= 136), harga hasil kali kelarutan (Ksp)
CaSO4 adalah ….
a. 1,25 x 10-6
d. 2,50 x 10-5
b. 2,5 x 10-6
e. 2,50 x 10-3
c. 1,25 x 10-5
19. Larutan jenuh MgF2 , 100 ml pada 18oC diuapkan dan diperoleh x mgram MgF2 padat. Jika Ksp
MgF2 pada suhu yang sama adalah 6,9x10-9
mol3/L
3, maka x adalah ….(Ar Mg=24 gram/mol: F
=19 gram/mol)
a. 7,4 mg
b. 74 mg
c. 0,0012 mg
d. 7,4x10-3
mg
e. 6,9 mg
20. Kelarutan garam PbCl2 yang terbesar terdapat dalam larutan ….
a. HCl 0,1 M d. BaCl2 0,1 M
b. NaCl 0,1 M e. AlCl3 0,1 M
c. CaCl2 0,1 M
21. Diketahui tabel:
No. Rumus Garam Ksp
1. AgCl 1,5 x 10 -10
mol2/L
2
2. Ag2CrO4 6,1 x 10 -12
mol3/L
3
3. AgI 1,5 x 10 -16
mol2/L
2
Urutan kelarutan garam-garam perak sukar larut tersebut dari yang besar ke kecil adalah...
a. AgCl, Ag2CrO4 , AgI
b. AgCl, AgI, Ag2CrO4
c. Ag2CrO4, AgCl, AgI
d. Ag2CrO4 , AgI, AgCl
e.AgCl, AgI, Ag2CrO4
22. Jika Ksp CaF2 dinyatakan dengan 4s3, maka konsentrasi ion fluoride (F
-) dalam larutan
jenuh CaF2.…
a. s molar
b. 4s2 molar
227
c. 0,5s molar
d. 2s molar
e. 4s3 molar
23. Diketahui harga Ksp PbCl2 adalah 8 x 10-12
dan harga Ksp dari BaSO4 adalah 1,5 x 10-9
Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. Kelarutan PbCl2 = kelarutan BaSO4
b. Kelarutan PbCl2 > kelarutan BaSO4
c. Konsentrasi ion Cl- = konsentrasi SO4
2-
d. Konsentrasi ion Pb2+
= konsentrasi ion Ba2+
e. Konsentrasi ion Cl- < konsentrasi ion SO4
2-
24. Diketahui hasil kali kelarutan Ca(OH)2 sebesar 4 x 10-12
, maka pH larutan itu adalah.
a. 12 – log 4 d. 4 + log 2
b. 10 + log 2 e. 4 – log 2
c. 10 – log 2
25. Suatu larutan jenuh M(OH)3 mempunyai pH = 10. Hasil kali kelarutan senyawa ini
adalah ….
a. 3,3 x 10-9
d. 3,3 x 10-21
b. 3,3 x 10-17
e. 1 x 10-17
c. 1 x 10-16
26. Ksp Zn(OH)2 = 5 x 10-16
. Banyaknya gram Zn(OH)2 (Mr Zn(OH)2 = 100) yang dapat
terlarut dalam 5 liter larutan dengan pH = 9.…
a. 0,05 mg c. 2,5 mg e. 5 mg
b. 0,1 mg d. 4 mg
27. Dalam suatu larutan terdapat ion Ca2+
, Sr2+
, Ba2+
, Pb2+
, dan Ag+ dengan konsentrasi yang
sama. Apabila ke dalam larutan itu ditambahkan larutan Na2SO4 zat yang mula- mula
mengendap adalah ….
a. Ag2SO4 (Ksp = 1 x 10-5
)
b. PbSO4 (Ksp = 2 x 10-8
)
c. BaSO4 (Ksp = 1 x 10-10
)
d. CaSO4 (Ksp = 9 x 10-6
)
e. SrSO4 (Ksp = 3 x 10-7
)
28. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung I
- ternyata lama-kelamaan terjadi
endapan, ini berarti ...
a. [Ag+] [I
-] = Ksp AgI
b. [Ag+] [I
-] < Ksp AgI
c. [Ag+] [I
-] > Ksp AgI
d. [Ag+] < Ksp AgI
e. [I-] > Ksp AgI
29. Dari tabel Ksp senyawa karbonat dengan konsentrasi ion pembentukannya sebagai
berikut :
Rumus
Zat Ksp
Konsentrasi mol/L
Ion (+) Ion (-)
MgCO3 3,5 x 10-8
1,0 x 10-5
3,6 x 10-6
CaCO3 9,0 x 10-9
3,5 x 10-4
3,0 x 10-6
SrCO3 9,3 x 10-10
1,0 x 10-6
1,0 x 10-5
BaCO3 8,9 x 10-9
2,0 x 10-4
4,0 x 10-5
FeCO3 2,1 x 10-11
1,0 x 10-4
2,0 x 10-4
228
Berdasarkan data table di atas, endapan yang akan terbentuk jika ion (+) dan ion (-)
direaksikan adalah ….
a. MgCO3
b. CaCO3
c. SrCO3
d. BaCO3
e. FeCO3
30. Apabila kelarutan L(OH)2 pada ToC adalah 1 x10
-5 mol/L, maka larutan jenuh L(OH)2
tersebut mempunyai pH....
a. 11
b. 11 - log 2
c. 10
d. 9 + log 2
e. 5 – log 2
229
KUNCI JAWABAN
SOAL POST TEST
1. A 11. E 21. C
2. B 12. A 22. D
3. E 13. B 23. B
4. D 14. A 24. B
5. A 15. B 25. B
6. B 16. E 26. C
7. B 17. E 27. C
8. D 18. D 28. C
9. B 19. A 29. E
10.A 20. E 30. D
Lampiran 35
230
LEMBAR JAWAB SOAL POST TEST
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI IPA
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kelarutan
Waktu : 90 menit
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Nama : ………………
Kelas : ………………
No. Absen : ………………
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar!
No. Pilihan jawaban No. Pilihan jawaban
1 A B C D E 16 A B C D E
2 A B C D E 17 A B C D E
3 A B C D E 18 A B C D E
4 A B C D E 19 A B C D E
5 A B C D E 20 A B C D E
6 A B C D E 21 A B C D E
7 A B C D E 22 A B C D E
8 A B C D E 23 A B C D E
9 A B C D E 24 A B C D E
10 A B C D E 25 A B C D E
11 A B C D E 26 A B C D E
12 A B C D E 27 A B C D E
13 A B C D E 28 A B C D E
14 A B C D E 29 A B C D E
15 A B C D E 30 A B C D E
NILAI:
Lampiran 36
231
DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
No. Kelas
XI IPA 3 XI IPA 4
1 87 83
2 60 87
3 70 63
4 73 80
5 73 80
6 63 77
7 77 70
8 77 87
9 77 80
10 63 73
11 70 77
12 73 80
13 67 73
14 77 87
15 80 80
16 77 80
17 77 63
18 80 80
19 73 80
20 67 77
21 73 80
22 70 80
23 70 87
24 73 90
25 80 73
26 73 80
27 67 77
28 67 83
29 67 80
30 80 70
31 73 83
32 67 70
33 67 87
34 77 80
35 80 87
36 70 87
37 67
38 63
39 60
Jumlah 2805 2851
Lampiran 37
232
Rata-rata 71.923 79.194
s2 38.915 43.075
s 6.238 6.563
n 39 36
n - 1 38 35
log n 1.591 1.556
K hitung 6.251 6.136
K 6 6
N. Tertinggi 87 90
N. Terendah 60 63
rentang 27 27
Panjang kelas 5 5
233
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
Hipotesis
Ho : Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
= 90
Panjang Kelas
= 5
Nilai minimal
= 63
Rata-rata
= 79.19 Rentang
= 27
s
= 6.56
Banyak kelas
= 6
n
= 36
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
0
63.00 - 67.00
0.0374 1.3460 2 0.318
67.50 -1.78 0.0374
68.00 - 72.00
0.1165 4.1931 3 0.339
72.50 -1.02 0.1539
73.00 77.00
0.2443 8.7938 7 0.366
77.50 -0.26 0.3981
78.00 - 82.00
0.2946 10.6060 13 0.540
82.50 0.50 0.6927
83.00 - 87.00
0.2044 7.3585 10 0.948
87.50 1.27 0.8971
88.00 - 92.00
0.1029 3.7026 1 1.973
1
36 36
² = 4.4845
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81
Lampiran 38
234
4.484
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS KONTROL (XI IPA 3)
Hipotesis
Ho : Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
= 90
Panjang Kelas
= 5
Nilai minimal
= 63
Rata-rata
= 79.19 Rentang
= 27
s
= 6.56
Banyak kelas
= 6
n
= 36
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
0
63.00 - 67.00
0.0374 1.3460 2 0.318
67.50 -1.78 0.0374
68.00 - 72.00
0.1165 4.1931 3 0.339
72.50 -1.02 0.1539
73.00 77.00
0.2443 8.7938 7 0.366
77.50 -0.26 0.3981
78.00 - 82.00
0.2946 10.6060 13 0.540
82.50 0.50 0.6927
83.00 - 87.00
0.2044 7.3585 10 0.948
87.50 1.27 0.8971
88.00 - 92.00
0.1029 3.7026 1 1.973
1
36 36
² = 4.4845
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
1.2601
7.81
Lampiran 39
235
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST
ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : s12 = s2
2
varians kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas
kontrol
Ha : s12
=
s22
varians kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2851 2805
n 36 39
Rata- rata (M) 79.19 71.92
Varians (s2) 43.08 38.91
Standart deviasi (s) 6.56 6.24
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
43.08 = 1.11
38.91
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 36 - 1 = 35
dk penyebut = nk -1 = 39 - 1 = 38
F (0.025)(38:35) = 1.73
1.11 1.73
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
Lampiran 40
terkecilVarians
terbesarVarians F
236
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELAS
EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : < 2 Rerata kelas eksperimen tidak lebih besar dari kelas kontrol
Ha : > 2 Rerata kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Kriteria :
Ho ditolak apabila t > t (1-α)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2851 2805 n 36 39 Rata- rata (M) 79.19 71.92 Varians (s
2) 43.08 38.91
Standart deviasi (s) 6.56 6.24
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada rerata hasil belajar kelas kontrol
21 n
1
n
1 s
t 21
MM 2nn
1n1n s
21
222
211
ss
Lampiran 41
237
PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
SMA N 1 KARANGTENGAH DEMAK TAHUN 2010/2011
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
NO. KODE NILAI KETUNTASAN NO. KODE NILAI KETUNTASAN
1 E-01 83 Tuntas 1 K-01 87 Tuntas
2 E-02 87 Tuntas 2 K-02 60 TidakTuntas
3 E-03 63 Tidak Tuntas 3 K-03 70 Tuntas
4 E-04 80 Tuntas 4 K-04 73 Tuntas
5 E-05 80 Tuntas 5 K-05 73 Tuntas
6 E-06 77 Tuntas 6 K-06 63 TidakTuntas
7 E-07 70 Tuntas 7 K-07 77 Tuntas
8 E-08 87 Tuntas 8 K-08 77 Tuntas
9 E-09 80 Tuntas 9 K-09 77 Tuntas
10 E-10 73 Tuntas 10 K-10 63 TidakTuntas
11 E-11 77 Tuntas 11 K-11 70 Tuntas
12 E-12 80 Tuntas 12 K-12 73 Tuntas
13 E-13 73 Tuntas 13 K-13 67 Tuntas
14 E-14 87 Tuntas 14 K-14 77 Tuntas
15 E-15 80 Tuntas 15 K-15 80 Tuntas
16 E-16 80 Tuntas 16 K-16 77 Tuntas
17 E-17 63 Tidak Tuntas 17 K-17 77 Tuntas
18 E-18 80 Tuntas 18 K-18 80 Tuntas
19 E-19 80 Tuntas 19 K-19 73 Tuntas
20 E-20 77 Tuntas 20 K-20 67 Tuntas
21 E-21 80 Tuntas 21 K-21 73 Tuntas
22 E-22 80 Tuntas 22 K-22 70 Tuntas
23 E-23 87 Tuntas 23 K-23 70 Tuntas
24 E-24 90 Tuntas 24 K-24 73 Tuntas
25 E-25 73 Tuntas 25 K-25 80 Tuntas
26 E-26 80 Tuntas 26 K-26 73 Tuntas
27 E-27 77 Tuntas 27 K-27 67 Tuntas
28 E-28 83 Tuntas 28 K-28 67 Tuntas
29 E-29 80 Tuntas 29 K-29 67 Tuntas
30 E-30 70 Tuntas 30 K-30 80 Tuntas
31 E-31 83 Tuntas 31 K-31 73 Tuntas
32 E-32 70 Tuntas 32 K-32 67 Tuntas
33 E-33 87 Tuntas 33 K-33 67 Tuntas
34 E-34 80 Tuntas 34 K-34 77 Tuntas
35 E-35 87 Tuntas 35 K-35 80 Tuntas
36 E-36 87 Tuntas 36 K-36 70 Tuntas
37 K-37 67 Tuntas
38 K-38 63 TidakTuntas
39 K-39 60 TidakTuntas
Lampiran 42
238
Rata-rata 79.19 Rata-rata 71.92
Persentase
(%)
Tuntas 94.44 Persentase (%)
Tuntas 87.18
Tidak 5.56 Tidak 12.82
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Eksperimen dan Kontrol Tuntas jika % ≥ 85%
Tidak tuntas jika % < 85%
Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
239
240
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Eksperimen)
Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Kontrol)
Lampiran 44 240
241
Praktikum
Post Test