letsu bokong + hdk

Upload: caecilia-cierra

Post on 19-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

KASUSKepaniteraan Muda Ilmu KandunganFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD. Ciawi

Disusun oleh :Caecilia Cierra (406112002)Vinnie Juliana (406127071)

Program Studi Profesi Kedokteran

Lembar Pengesahan

G1P0A0 gravid 38-39 minggu inpartu kala 1 fase laten + letsu bokong + HDK

Oleh Caecilia CierraVinnie Juliana

Telah diuji tanggal Januari 2014

Kepala SMF & Pembimbing

Dr. Gioseffi, Sp.OG

Tanggal presentasi: 2 januari 2014Nama MahasiswaCaecilia Cierra

NIM406112002

Nama MahasiswaVinnie Julia

NIM406127071

PembimbingDr. Gioseffi sp.OG

Anamnesa diperoleh dari: Pasien (Autoanamnesa)Tanggal pemeriksaan: 16 Desember 2013Tanggal masuk rumah sakit: 15 Desember 2013 pukul 22.45

IDENTITAS PASIENNama : Ny. S . RJenis kelamin: PerempuanUmur: 24 tahunAlamat: Cibuluh Agama: IslamPendidikan : SMPPekerjaan : Ibu Rumah TanggaNo. Rekam medik: 4531**

IDENTITAS SUAMI PASIENNama : Tn. AJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 28 tahunAlamat: CibuluhAgama: IslamPendidikan : SMPPekerjaan : Buruh

AUTOANAMNESA

Dari autoanamnesa : 16 Desember 2013, di ruang VK RSUD Ciawi Keluhan utama :Pasien dirujuk oleh bidan, kehamilan kedua, keguguran ( ), datang dengan keluhan mulas sejak 6jam sebelum masuk rumah sakit, keluar air-air sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit, lendir darah (-)gerakan janin (+), pusing (-), nyeri ulu hati (-), pandangan kabur (-), demam (-), sakit kepala (-). Riwayat penyakit dahulu :Tekanan darah tinggi: -Diabetes Mellitus : -Asma : -Alergi obat : -Penyakit Jantung : -

Riwayat kehamilan SekarangIni adalah kehamilan pertama HPHT : 25 Maret 2013. Taksiran Persalinan : 1Januari 2014

Riwayat Menstruasi Menarke : 12 tahun Siklus : 30 hari Durasi : 6-7 hari Nyeri : sedang

Pernikahan : - wanita, 22 tahun, ibu rumah tangga - pria ,26 tahun, buruhKontrasepsi : -

HPHT: 25 Maret 2013

Taksiran Persalinan : 1Januari 2014

ANC : Bidan, 7x

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : tampak sakit sedang Tanda vital Tekanan darah : 150/100 mmHg Nadi : 82 per menit Pernafasan: 24 per menit Suhu : 36,7 C Mata: Konjuntiva anemis -/- Thoraks : Jantung dan Paru dalam batas normal Ekstremitas : Edema

PEMERIKSAAN LUAR

Abdomen Tinggi Fundus uteri : 27 cm Lingkar perut : 90 cm Presentasi fetal : Kepala Denyut jantung janin : 137 x, regular Kontraksi uterus: 1-2x/10menit/20detik Taksiran Berat Janin: 2170 gr

PEMERIKSAAN DALAM Vulva/vagina : normal, terdapat cairan keluar dari vagina Portio : tebal lunak Dilatasi serviks : 1 cm Ketuban : + Presentasi : bokong, HIPEMERIKSAAN LABORATORIUMHEMATOLOGI15 desember 2013

Hemoglobin12,2 g/dl

Hematokrit37 %

Leukosit9200/Ul

Trombosit235000/Ul

proteinuri (-)

RESUMEPasien dirujuk oleh bidan, kehamilan kedua, keguguran ( ), datang dengan keluhan mulas sejak 6jam sebelum masuk rumah sakit, keluar air-air sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit, lendir darah (-) gerakan janin (+), pusing (-), nyeri ulu hati (-), pandangan kabur (-), demam (-), sakit kepala (-). HPHT : 25 Maret 2013, TP : 1 Januari 2014, Usia kehamilan = 38-39 mingguPemeriksaan dalam : terdapat cairan berwarna jernih, berbau amis yang keluar dari introitus vagina, ketuban (+),dilatasi serviks 1 cmDIAGNOSIS

G1P0A0 gravid 38-39 minggu inpartu kala 1 fase laten + letsu bokong + HDK

PENATALAKSANAAN IVFD RL 20tpm Nifedipine 3x 10mg Dopamed 3 x 500mg Akselerasi persalinan (Drip oksitosin 5iu dalam 500cc RL dengan kecepatan 20 tpm) Observasi kemajuan persalinan, TTVPROGNOSIS Prognosis ibu = BonamPrognosis janin = Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Letak Sungsang

Definisi

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

Klasifikasi letak sungsang1) Presentasi bokong murni (frank breech)yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.2) Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki.3) Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.

DiagnosisDiagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di bagian bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri.

Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping bokong .

Etiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.

Cara persalinan letak sungsang

1) Pervaginam Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan.a) Persalinan spontan (spontaneous breech)Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase lambat. Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht :(1) Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva.(2) Saat bokong membuka vulva, dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkeram secara brach yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha sedangkan jari jari lain memegang panggul.(3) Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, segera kendorkan tali pusat tersebut.(4) Penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin dengan cara punggung anin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakakn ini tanpa perlu melakukan tarikan.(5) Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu dan dengan, dagu, mulut, dan akhirnya seluruh kepala.

Bracht manuever

b). Manual aidYaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian dengan tenaga penolong. Pada persalinan dengan cara manual aid ada 3 tahapan yaitu : tahap pertama bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri, tahap kedua lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara klasik, mueller, lovset; tahap ketiga lahirnya kepala dengan memakai cara mauriceau dan forceps piper.Berikut ini cara melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan cara klasik :a) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.b) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.c) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan dapat dilahirkan.

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan cara mueller :a) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan di bawah simfisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.b) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu belakang lahir. Gambar 2.3 Pengeluaran lengan secara muller.

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan dengan cara lovset :a) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.b) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

Pengeluaran secara lovset

Berikut ini melahirkan kepala dengan cara mauriceau :a) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir.b) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain mencengkeram leher.c) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong mencengkeram leher janin dari arah punggung.d) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.e) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala.

Pengeluaran kepala secara mauriceau

c) Ekstraksi sungsangYaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk mengakhiri persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat janin, tali pusat menumbung, persalinan macet. Cara ekstraksi kaki :1. Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain. 2. Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis. Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.3. Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.

Cara ekstraksi bokong :

1. Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os sacrum).2. Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi curam ke bawah3. Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk membantu traksi sehingga bokong berada di luar vulva.4. Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.5. Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.6. Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.7. Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan berada di atas lipat paha janin.8. Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.9. Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina untuk menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan dada, menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.

2) Perabdominam

Memperhatikan komplikasi persalinan letak sungsang melalui pervaginam, maka sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan seksio sesarea. Pada saat ini seksio sesarea menduduki tempat yang sangat penting dalam menghadapi persalinan letak sungsang. Seksio sesarea direkomendasikan pada presentasi kaki ganda dan panggul sempit.Seksio sesarea bisa dipertimbangkan pada keadaan ibu yang primitua, riwayat persalinan yang jelek, riwayat kematian perinatal, curiga panggul sempit, ada indikasi janin untuk mengakhiri persalinan (hipertensi, KPD >12 jam, fetal distress), kontraksi uterus tidak adekuat, ingin steril, dan bekas SC.Sedangkan seksio sesarea bias dipertimbangkan pada bayi yang prematuritas >26 minggu dalam fase aktif atau perlu dilahirkan, IUGR berat, nilai social janin tinggi, hiperekstensi kepala, presentasi kaki, dan janin >3500 gram (janin besar)

Komplikasi persalinan letak sungsang

1) Komplikasi pada ibua) Perdarahanb) Robekan jalan lahirc) Infeksi2) Komplikasi pada bayia) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :(1) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)(2) Perdarahan atau edema jaringan otak(3) Kerusakan medula oblongata(4) Kerusakan persendian tulang leher(5) kematian bayi karena asfiksia berat.b) Trauma persalinan(1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas(2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung(3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak.

Hipertensi Dalam Kehamilan

Definisi

Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan darah 140/90 mmHg. Gangguan hipertensi pada kehamilan diantaranya adalah: 1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. 2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. 3. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma. 4. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria. 5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

Preeklamsi a. Pengertian preeklamsi Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.Menurut Prawiroharjo 2008 hal-hal yang perlu diperhatikan: 1) Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg. Pengukuran darah dilakukan sebanyak 2 kali pada selang waktu 4 jam-6 jam. 2) Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama dengan 1+ dipstic. 3) Edema, sebelumnya edema tungkai dipakai sebagai tanda-tanda preeklamsi tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi, kecuali edema generalisata. Selain itu bila di dapatkan kenaikan berat badan >0,57kg/minggu. Preeklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, proteinuria adalah tanda penting preeklamsi, terdapatnya proteinuria 300 mg/1+ b. Etiologi/Predisposisi preeklamsi Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti. Namun banyak teori yang telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap benar-benar mutlak.Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklamsi: 1) Paritas Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari kejadian preeklamsi dan risiko meningkat lagi pada grandemultigravida. Selain itu primitua, lama perkawinan 4 tahun juga dapat berisiko tinggi timbul preeklamsi.

2) Usia Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20 tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat, karena wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun di anggap lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi. Selain itu ibu hamil yang berusia 35 tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk terjadi preeklamsi Riwayat hipertensi 1. Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami preeklamsi, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi. 2. Diagnosa preeklamsi ditegakkan berdasarkan peningkatan tekanan darah yang disertai dengan proteinuria atau edema anasarka.

3) Sosial ekonomi Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang sosial ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsi. Secara umum, preeklamsi/eklamsi dapat dicegah dengan asuhan pranatal yang baik. Namun pada kalangan ekonomi yang masih rendah dan pengetahuan yang kurang seperti di negara berkembang seperti Indonesia insiden preeklamsi/eklamsi masih sering terjadi 4) Hiperplasentosis /kelainan trofoblast Hiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap sebagai faktor predisposisi terjadinya preeklamsi, karena trofoblas yang berlebihan dapat menurunkan perfusi uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat mengakibatkan terjadinya vasospasme, dan vasospasme adalah dasar patofisiologi preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis tersebut misalnya: kehamilan multiple, diabetes melitus, bayi besar, 70% terjadi pada kasus molahidatidosa.

5) Genetik Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotip janin. Telah terbukti pada ibu yang mengalami preeklamsi 26% anak perempuannya akan mengalami preeklamsi pula, sedangkan 8% anak menantunya mengalami preeklamsi. Karena biasanya kelainan genetik juga dapat mempengaruhi penurunan perfusi uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat menyebabkan terjadinya vasospasme yang merupakan dasar patofisiologi terjadinya preeklamsi/eklamsi.

6) Obesitas Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain.Hubungan antara berat badan ibu dengan risiko preeklamsia bersifat progresif, meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan indeks massa tubuh kurang dari 19,8 kg/m2 terjadi peningkatan menjadi 13,3 % untuk mereka yang indeksnya 35 kg/m2

c. Klasifikasi preeklamsi Preeklamsi merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat membahayakan kesehatan maternal maupun neonatal. Gejala klinik preeklamsi dapat dibagi menjadi preeklamsi ringan dan preeklampsi berat: 1) Preeklamsi ringan (PER) a) Pengertian PE ringan Preeklamsi ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.b) Diagnosis PE ringan Diagnosis preeklamsi ringan ditegakkan berdasarkan atas munculnya hipertensi disertai proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan ketentuan sebagai berikut: a. TD 140/90 mmHg b. Proteinuria: 300 mg/24 jam atau pemeriksaan kualitatif 1 atau 2+ c. Edema: edema generalisata (edema pada kaki, tangan,muka,dan perut).

2) Preeklamsi berat a) Pengertian PE berat Preeklamsi berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah 160/110 mmHg, disertai proteinuria 5 g/24 jam atau 3+ atau lebih . b) Diagnosa PE berat Diagnosis preeklamsi berat ditegakkan bila ditemukan salah satu atau lebih tanda/gejala berikut: (a) TD 160/110 mmHg (b) Proteinuria 5 g/24 jam; 3 atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif. (c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24jam (d) Kenaikan kadar kreatinin plasma (e) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur. (f) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen. (g) Edema paru-paru dan sianosis (h) Hemolisis mikroangiopatik (i) Trombositopenia berat: