lesson learn dukungan inovasi pertanian...
TRANSCRIPT
LESSON LEARN
DUKUNGAN INOVASI PERTANIAN UNTUK PENINGKATAN IP DI LAHAN KERING
BPTP KALIMANTAN TENGAH TIM PELAKSANA
• Kalimantan Tengah memiliki lahan kering dan lahan tadah hujan yang sangat luas.
• Sekitar 564.798 hektar lahan tadah hujan dan 200.300 hektar lahan kering di Kalteng telah dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk berbagai usahatani, khususnya padi lokal.
• Usahatani padi lokal dilakukan secara tradisional, sekali setahun dengan produktivitas 0,8-1,2 t/ha gkg (Susilawati et al., 2014).
• Kendala utama : ketersedian air terbatas, erosi tanah tinggi, kemasaman tanah tinggi dan tanah kurang subur atau miskin bahan organik (Utomo, 2002).
PENDAHULUAN
• Untuk mewujudkan kemandirian pangan hingga ke tingkat desa yang tergolong miskin, kementerian desa bekerjasama dengan kementerian pertanian berusaha untuk mengembangkan lahan-lahan pertanaman padi yang berpotensi ditingkatkan IP nya, melalui penyediaan embung (Rencana awal).
• Semua kekuatan di BPTP dikerahkan untuk melakukan identifikasi sumber daya air dan fasilitas sumber daya air yang tersedia, serta infrastrur yang diinginkan.
Kegiatan utama yang dimandatkan kepada BPTP 2017-2019 adalah : 1. Melakukan inventarisasi dan identifikasi
potensi sumberdaya air 2. Mengimplementasikan teknologi
pemanfaatan potensi sumberdaya air untuk peningkatan IP
TUJUAN KEGIATAN
• Mengidentifikasi sumber daya air di lahan tadah hujan dan lahan kering Kalimantan Tengah
• Mengaplikasikan teknologi penyediaan air di lahan kering Kalimantan Tengah.
• Meningkatankan Indek Pertanaman padi lebih dari sekali setahun di lahan kering.
Tujuan Tahun 2018
• Melanjutkan inventarisasi potensi SDA.
• Melakukan demplot Turiman dan/atau Tugiman dalam rangka peningkatan IP di lahan kering.
• Mengidentifikasi pengelolaan SDA berdasarkan kearifan lokal pada agroekosistem lahan kering di wilayah kegiatan.
• Meningkatkan peran Tim Gugus Tugas Katam dalam sosialisasi dan verifikasi SI Katam Terpadu serta memperoleh umpan baliknya.
Tujuan Tahun 2019
Waktu dan Tempat :
Kegiatan dilaksanakan di Kalimantan Tengah dari 2018-2019. Untuk implementasi lapang dilakukan di lahan kering desa Santilik, kec Mentaya Hulu, kab Kotawaringin Timur. Koordinat -1.9471-112.71863
Metode Pelaksanaan :
Survei secara sengaja didukung fasilitas Google Earth Pro, sistem informasi georafis (GIS) dan Avenza Map, untuk mengakses dan menyusun data lokasi ketersediaan potensi SDA dan luas layanan pemanfaatan lahan.
METODOLOGI
• Pelaksanaan Survei
Identifikasi Potensi Sumberdaya Air (SDA)
Identitas Lokasi Kondisi Eksisting Jenis lahan; indeks pertanaman eksisting; target indeks pertanaman; peningkatan indeks pertanaman; produktivitas padi eksisting; jenis bangunan eksisting; sumber air terdekat; jarak sumber air ke lahan; beda tinggi sumber air ke lahan; foto lokasi; dan lokasi visual kebumian.
Kabupaten; Kecamatan; Desa; Nama Kelompok Tani; Ketua Kelompok Tani; No kontak; dan posisi koordinat bumi
Rekomendasi Jenis bangunan; lebar saluran; panjang saluran; tinggi saluran; luas layanan; dan perkiraan anggaran,
Koordinasi dengan kabupaten dll terkait pelaksanaan kegiatan, penentuan lokasi, dll.
Sosialisasi dan verifikasi Katam dan aplikasinya pada pelaksanaan demplot
Demplot implementasi penerapan inovasi usahatani untuk peningkatan Indek Pertanaman.
Pendampingan pelaksanaan usahatani di tingkat lapangan
HASIL KEGIATAN
• Dari hasil survei diketahui bahwa Sumber daya air yang dominan tersedia adalah Sungai.
• Dari sekitar 189 titik survei yang telah dilakukan pada 2017-2019 diperoleh sebanyak 94.654, 3 ha (target 75.000) lahan siap diajukan untuk pengembangan sumberdaya air dalam mendukung peningkatan IP padi di lahan tadah hujan dan kering.
• Jenis fasilitas sumber daya air yang diinginkan di lahan kering adalah embung dan pompanisasi dan long storange di lahan tadah hujan
Inventarisasi potensi sumberdaya air
HASIL KEGIATAN
No Kabupaten Luas Layanan Infrastruktur Air (ha)
Embung Dam Parit
Pompa nisasi
Long Storage/ Saluran Irigasi
Jumlah
1 Murung Raya 2 Barito Utara 2045 2888 4.932 3 Barito Selatan 197,5 197,3 4 Barito Timur 213,5 857,5 9.845 10.916 5 Kapuas 49.290 49.290 6 Pulang Pisau 741,5 741,5 23.385 24.868 7 Gunung Mas 8 Katingan 1.455 1.655 9 Kotawaringin Timur 1767 1.767 10 Seruyan 351 351 702 11 Kotawaringin Barat 12 Sukamara 327 327 13 Lamandau 14 Kota Palangka Raya
94.654,3
Tabel 1. Capaian hasil survei luas layanan SDA
Wilayah Cakupan Identifikasi (covarage areas) di Kalteng
Tipologi Lahan Kering (uplands)
Tipologi Lahan Basah (wetlands)
Distribusi Spasial Potensi Sumberdaya Air (SDA) Di Kalimantan Tengah
Total luas layanan = 94.654,3 Ha
Data Hasil Identifikasi Potensi Sumberdaya Air (SDA) yang tersimpan dengan sistem excell
3 Kapuas, Tamban Catur Tamban Makmur Karya Usaha
3,3 t/ha Tadah Hujan
40 ha Sungai 500 m
5 Barito Utara Tewah Selatan Trahean Sumber Makmur
3,3 t/ha Tadah Hujan
180 ha Sungai 1000 m
Contoh rekap hasil survei
No Nama Sungai Luas
Daerah Aliran Sungai (DAS) (Km2)
Volume (106 m3).
Kondisi Hidrologis
1 S. Barito 1.531,00 237,80 Buruk 2 S. Kapuas 4.741,00 14.766,00 Sedang 3 S. Kahayan 5.591,00 11.535,00 Baik 4 S. Katingan 4.741,00 32.732,00 Sedang 5 S. Mentaya 4.765,90 8.019,00 Baik 6 S. Lamandau 1.968,00 3.676,00 Buruk
Tabel 1. Volume Sungai dan Kondisi Hidrologis Beberapa Sungai Besar di Kalimantan Tengah
Pemilihan dan Penetapan Lokasi
Perancangan layout areal lahan
Koordinasi dengan Pemda (kerjasama, dukungan; & sinkronisasi program)
CPCL
PRA (baseline survey)
Berdasarkan hasil survey identifikasi SDA
Introduksi Teknologi Inovasi
Spesifik Lokasi
Demplot penerapan pola tanam (Turiman)
Aplikasi KATAM
Managemen pengelolaan SDA (berbasis kearifan lokal)
Implementasi inovasi peningkatan IP
• Koordinasi dengan jajaran Pemerintah Daerah, Dinas Pertania, hingga kecamatan dan Desa
• Dipilih dan disepakati lokasi kegiatan, selain memenuhi syarat untuk peningkatan IP sekaligus mendukung program daerah.
• Evaluasi /kunjungan ke calon lokasi dan pengambilan sampel tanah
• Menyusun paket teknologi sesuai Katam Terpadu dan verifikasi lapang atas hasil analisis tanah setempat
Koordinasi di tingkat kabupaten (dinas dan lapangan)
Koordinasi dengan pejabat daerah
Parameter Keterangan
Agroekosistem Lahan kering
Kabupaten Kotawaringin Timur
Kecamatan Mentaya Hulu
Desa Santilik
3 Kelompok tani Santilik Bersinar
Titik Koodinat -1.9471-112.71863
Luas Demplot 17 ha
Jumlah petani 36 orang, 3 KT
Pola tanam 2018 Padi-Padi-Kedelai
Pola tanam 2019 Turiman Jale-Pale
Fas sumber air Embung
ARAHAN LOKASI DEMPLOT
• Bukit Santilik merupakan lahan kering bukaan baru dengan luas sekitar 400 ha, yang melalui program TORA dimanfaatkan dan ditetapkan oleh Dinas sebagai kawasan pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
• Pelaksanaan Demplot di Bukit Santilik ini dipadukan dengan kegiatan Dinas yaitu pengembangan padi lahan kering dan program desa sendiri, berupa dukungan dana desa untuk pengadaan mekasinisasi yang diperlukan pada kegiatan demfarm (Tabel 2).
INFORMASI LOKASI DEMPLOT
No Parameter Hasil
Nilai Kriteria (*)
1 pH H2O 5.33 M
2 C- Organik (%) 1.29 R
3 N-Total (%) 0.25 S
4 P Bray 1 (ppm P) 5.43 SR
5 K-dd (cmol(+)/kg) 0.24 S
6 Ca-dd (cmol(+)/kg) 0.57 SR
7 Mg-dd (cmol(+)/kg) 0.45 R
8 Na-dd (cmol(+)/kg) 0.41 S
9 KTK (cmol(+)/kg) 11.32 R
10 Al (cmol(+)/kg) 3.38 SR
11 H (cmol(+)/kg) 0.34 SR
12 Fe (%) 32.04 T
Melakukan analisis tanah di lokasi kegiatan, dengan hasil sbb :
Menyusun rekomendasi dengan mengacu Katam Terpadu dan Teknologi eksisting yang diinginkan di lapangan (pola Pi:
No Komponen Teknologi Rekomendasi 1 Pengolahan tanah Mekanisasi 2 Varietas padi Inpago 8, Inpago 10, Inpago 11 dan
Situ Bagendit 3 Kebutuhan benih 25 – 30 kg/ha 4 Sistem Tanam Legowo 2 : 1 Dengan tali dan ditugal 5 Penggunaan Pupuk Kandang 3 t/ha 6 Dolomit 1 t/ha 7 EM-4 4 liter/ha 8 Urea 150-200 kg/ha 9 SP36 100 kg/ha 10 KCl 50 kg/ha 11 POCM MM 3 cc/lt 12 Bahan pengendalian OPT Hayati dan Kimia
Komponen Teknologi Uraian Varietas Jagung = NASA 29; Kedelai = Biosoy Cara Tanam Ditugal/TABELA Sistem Tanam dan Jarak Tanam
Jagung (2 baris) = 120 cm x 40 cm x 30 cm Kedelai (4 baris) = 60 cm x 20 cm x 30 cm Jarak antar blok jagung dan kedelai = 30 cm kanan dan kiri
Waktu tanam Kedelai ditanam lebih dahulu (2 – 3 minggu sebelum penanaman jagung
Jumlah benih Jagung = 1 biji/lubang, jumlah benih 30 kg/ha Kedelai = 2 biji/lubang, jumlah benih sebanyak 60 kg/ha
Arah barisan tanaman Searah matahari Seed Treatmen Kedelai : Rhizobium dari tanam bekas pertanaman sebelumnya
Dosis Pupuk Pupuk Kandang = 500 kg/ha; Urea = 300 kg/ha; SP-36 = 100 kg/ha dan MOP = 50 kg/ha
Cara Pemupukan Pupuk Kandang = setelah tanam sebagai penutup lubang tanam jagung dan kedelai Pupuk Anorganik = 10 hst, 1/3 urea + semua MOP dan SP-36 35 hst. 1/3 urea 45 hst, 1/3 urea
Pengendalian Gulma Manual dan Pestisida: Menggunakan herbisida sistemik (BA. Glifosat), menggunkan herbisida pra tumbuh untuk pengendalian benih-benih gulma. Penyiangan secara manual pada saat tanaman umur 30-35 HST
Pengendalian HPT PHT dan OPT sasaran Panen Matang fisiologis Jagung: biji telah mengeras dan membentuk lapisan
hitam dan klobot sudah menguning Kedelai: polong pada batang berwarna coklat dan 95% daun telah menguning.
Menyusun rekomendasi untuk pola tanam Turiman :
Keadaan curah hujan tahun 2018, di lokasi kegiatan
BULAN CH HH SH Januari 208 10 AN Pebruari 230,5 14 AN Maret 368,5 17 AN April 297,5 18 AN Mei 190 12 AN Juni 165 8 AN Juli 0 0 BN Agustus 0 0 BN September 0 0 BN Oktober 0 0 BN November 0 0 BN
• Ketersediaan air mengandalkan dari saluran cabang anak sungai yang ada di sekitar desa Santilik
• Embung mengandalkan air hujan yang dipanen saat musim hujan
• Untuk suplai keperluan air dibantujaringan pompa dan pipanisasi
• Kondisi pertanaman masih didukung oleh rejim kelembaban tanah yang masuk ke dalam kriteria Udic tergolong tanah typic hapludults
Dukungan Embung dari Kerjasama dengan Pemerintah Daerah (Sinkronisasi Program)
Gambar 2. Infrastruktur bangunan air Embung (20 x 50 meter)
• Pendampingan dan pembekalan petani pelaksanaan usahatani di tingkat lapangan
Gambar 3. Pembekalan petani, aparat desa dan petugas dinas
Layout areal lahan demfarm
Jenis Mekanisasi Jumlah Dukungan
John Deree 1 unit Pusat/Dinas Pertanian
Traktor roda 4 2 unit Bupati Kotim
Kultivator 2 unit Dinas Pertanian
Hand traktor roda 2 4 unit Pembelian baru BUMDES
Kultivator 4 unit Pembelian baru BUMDES
Mesin pompa 4 inci 1 unit Dinas Pertanian
Mesin pompa 2 inci 1 unit Dinas Pertanian
Tabel 2. Dukungan mekanisasi dari Dinas dan Dana desa
Gambar 4. Implementasi lapang peningkatan IP
Varietas TT JAP PM GI GH Prod
Inpago 8 99,53 10,22 22,64 133,23 30,00 4,34
Inpago 10 102,32 13,67 24,33 118,70 12,33 4,41
Inpago 11 100,37 11,43 20,22 125,99 53.11 3,96
S Bagendit 100,2 9,02 19,78 107,77 65.23 3,72
Tabel 2. Hasil analisis terhadap karaketer pertumbuhan dan produksi beberapa varietas yang diuji adaptasikan.
Pola tanam awal Peningkatan IP
Padi lokal – Bera Padi lokal - Padi Unggul - Kedelai
(April – Agt) – (Sept –Nov) – (des – Maret)
Jenis padi lokal belum bisa digantikan karena terkait dengan selera masyarakat, produksi 1,2 t/ha Produksi padi unggul hasil demfarm sbb :
• Perubahan pola tanam padi lokal – bera
• Pola introduksi Padi lokal (Oktober – Maret) –
• Padi Unggul (April – Juli) – Kedelai ( Agt – Nov)
• Jenis padi lokal belum bisa digantikan karena terkait dengan selera masyarakat, produksi 1,2 t/ha
• Produksi padi unggul hasil demfarm sbb :
Varietas TT JAP PM GI GH Prod
Inpago 8 99,53 10,22 22,64 133,23 30,00 4,34
Inpago 10 102,32 13,67 24,33 118,70 12,33 4,41
Inpago 11 100,37 11,43 20,22 125,99 53.11 3,96
S Bagendit 100,2 9,02 19,78 107,77 65.23 3,72
Tabel 2. Hasil analisis terhadap karaketer pertumbuhan dan produksi beberapa varietas yang diuji adaptasikan.
Tabel 3. Analisis pendapatan penerapan paket teknologi largo di lahan kering 2018.
Uraian Volume Harga (Rp) Biaya (Rp) Benih (kg/ha) 25 9000 225.000 Dolomit (kg/ha) 500 1.000 500.000 Urea (kg) 150 6.300 945.000 NPK (kg) 250 5.800 1.450.000 Mikro magic (l) 2 225.000 450.000 Biaya tenaga kerja Penyiapan lahan 7 80.000 560.000 Persemaian 1 80.000 80.000 Tanam 15 80.000 1.600.000 Pemupukan 2 80.000 160.000 Pemeliharaan 6 80.000 480.000 Biaya Panen mekanisasi 890 4.500 4.005.000 Total biaya (Rp) 10.455.000 Produksi gkg (kg/ha) 4.340 Harga gabah Hibrida (kg)
4.500
Penerimaan (Rp) 19.530.000 Keuntungan (Rp) 13.575.000 R/C 2,27
• Hasil turiman Jagung – Kedelai, hanya kedelai yang mampu berproduksi, sedangkan jagung selain mengalami keekringan juga dapat serangan ulat grayak.
• Produktivitas kedelai varietas Biosoy-2 adalah 2, 1 t/ha
Sosialisasi dan verifikasi Katam Terpadu
Hasil verifikasi lapang terhadap katam
Komponen Katam Implementasi
Pupuk makro Urea, SP-36 dan KCl Dosis sesuai dan dapat dipenuhi petani, kecuali KCL sulit dilapangan
Bahan organik Hanya dari sarasah Digunkan limbah sawit jangkos, dan pupuk kandang
Dolomit Ada Diperlukan dolomit 500-1.000 kg/ha/musim secara bertahap
OPT Jenis OPT Jenis sesuai dengan katam, namun tingkat serangan dan akibat kerusakan berbeda
Varietas Jenis Inpago Sesuai dengan katam
Produksi Meningkat
Varietas Penyakit Utama Hama Utama
Jenis Tingkat Serangan Jenis Tingkat Serangan Inpago 8 Blas Daun + Penggerek batang ++
Blas Leher - Walang Sangit -
HBD (Kresek) ++ Belalang -
Hawar Pelepah -
Inpago 10 Blas Daun - Penggerek batang +
Blas Leher - Walang Sangit ++
HBD (Kresek) + Belalang +
Hawar Pelepah -
Inpago 11 Blas Daun + Penggerek batang +
Blas Leher - Walang Sangit +
HBD (Kresek) + Belalang -
Situ Bagendit Blas Daun + Penggerek batang +
Blas Leher - Walang Sangit ++
HBD (Kresek) ++ Belalang -
Hawar Pelepah -
Tabel. Jenis dan tingkat serangan OPT pada usahatani Larigo di lahan kering bukaan baru, 2018.
KESIMPULAN
• Sebanyak 94.654,3 ha lahan diajukan DARI 75.000 terget Kalteng, untuk pengembangan sumberdaya air dalam mendukung peningkatan IP padi di lahan tadah hujan dan kering.
• Teknologi penyediaan air yang paling banyak diinginkan adalah pompa air dan embung, dengan sumber air utama adalah anak sungai.
• Terjadi peningkatan IP dari 1 menjadi 2 dalam tahun berjalan dan tumpang sari tanaman Jagung – Kedelai mampu menghasilkan kedelai varietas Biosoy 2,1 t/ha, dan padi unggul 3,7-4,4 t/ha
• Diperoleh nilai R/C ratio 2,27 dari usahatani padi unggul di lahan kering dan inovasi ini layak dikembangkan
• Gugus tugas Katam aktif