lembar kerja praktikum

Upload: wulan-cendana-arum

Post on 09-Jan-2016

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Lembar Kerja Praktikum Lingkup Kesehatan Lingkungan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI KESEHATAN

PENDEKATAN EKOLOGIS DALAM UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun oleh

Ovinda Kristanti (P17433112101)

Presilia Jesika (P17433112102)

R. Segara Wasesa (P17433112103)

Retno Printis Mulyani (P17433112104)

Rezky Muryedi Pratama (P17433112105)

Pengampu : Sujoto Hernady, M.ScProgram Studi DIV Kesehatan Lingkungan

Jurusan Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

Jalan Raya Baturraden Km.12 Kotak Pos 148 Telp./Fax: 0281-681709

Purwokerto 53151

2012/2013

A. MATERI PRAKTIKUM

JENIS PRAKTIKUM

Pendekatan ekologis dalam upaya kesehatan lingkungan.

TUJUAN

Agar mahasiswa memahami masalah kesehatan lingkungan di lokasi praktek. Agar mahasiswa mampu memecahkan masalah kesehatan lingkungan dengan pendekatan ekologis.A. DASAR TEORI

Masalah kesehatan lingkungan dapat timbul akibat dari bencana alam maupun akibat dari ulah / perbuatan manusia. Masalah kesehatan lingkungan dapat terjadi di udara, tanah dan air. Masalah kesehatan lingkungan dapat diakibatkan oleh rumah tangga, industri rumah tangga, industri besar, kendaraan bermotor dll. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara pendekatan ekologis.

Pendekatan ekologis adalah pemecahan masalah dengan cara pendekatan ekologis dan bukan pemindahan masalah tetapi mengatasi masalah.

Ada beberapa macam pemecahan secara masalah :1. Pendekatan teknologi :Pendekatan ini ditekankan pada aspek teknologi ( yaitu sumber pencemar dan proses yang berlangsung didalamnya.

Adapun penerapannya adalah : proses industri, pengadaan unit pengolahan buangan, standar kualitas dan monitoring.

2. Pendekatan planologis :

Pendekatan ini adalah usaha yang ditujukan untuk penataan lingkungan fisik dengan melalui planning dan implementasi planologis untuk menciptakan suatu lingkungan yang mampu menjamin rasa aman, keindahan, maupun persyaratan hidup higienis dan sosial yang lebih baik.

Adapun penerapannya adalah : perencanaan kota yang lebih kompleks, penghijauan kota.

3. Pendekatan administrasi

Pendekatan ini meliputi usaha-usaha administrasi.

Penerapannya adalah : standarisasi batas aman, penerbitan undang-undang, sangsi harus tegas dilaksanakan.

4. Pendekatan edukatif :

Pendekatan ini meliputi usaha dan langkah untuk membina dan memberikan penyuluhan/motivasi untuk membangkitkan kesadaran ikut memelihara kelestarian lingkungan hidup.Penerapannya adalah : meningkatkan gerakan-gerakan yang mendukung kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memelihara kelestarian lingkungan hidup.

B. PROSEDUR KERJA1. Alat yang digunakan : Alat-alat tulis

2. Bahan

: Lingkungan hidup di daerah RT 09 RW 02, Karangmangu, Baturraden.

3. Cara kerja :

Siapkan alat-alat praktek.

Siapkan lokasi praktek.

Survey masalah kesehatan lingkungan yang ada di lokasi praktek.

Pemecahan masing-masing masalah kesehatan lingkungan secara ekologis.

C. HASIL :

Berdasarkan survey dan wawancara yang telah dilakukan di daerah RT 09 RW 02, Karangmangu, Baturraden, hampir tidak ditemukan permasalahan lingkungan. Masalah lingkungan seperti sampah dan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan sehat sudah dapat ditangani dengan baik oleh warga.

Setiap rumah warga di lokasi tersebut sudah mempunyai septik tank / tempat MCK sendiri, sehingga tidak ada warga yang buang air di sungai maupun di saluran air yang lain. Sebagian besar / mayoritas warga menggunakan mesin cuci untuk mencuci pakaian, dengan alasan lebih efisien waktu. Sumber air diperoleh langsung dari mata air yang dialirkan melalui ledeng. Air selalu mengalir dan sumber air pun melimpah. Air yang melimpah tersebut dimanfaatkan oleh beberapa warga untuk pembuatan kolam ikan. Akan tetapi, ikan yang dipelihara di kolam-kolam tersebut hanya ikan tertentu saja, seperti ikan mujair, lele, dan ikan hias. Hal tersebut dikarenakan daerah / lokasi tersebut mempunyai udara yang dingin, sehingga ikan peliharaan mudah terkena jamur. Penanganan sistem pembuangan sampah / limbah rumah tangga di lokasi tersebut adalah dengan membayar iuran Rp 4000,- per bulan untuk setiap kepala keluarga. Sampah-sampah rumah tangga (padat) tersebut dikumpulkan di suatu tempat untuk diangkut oleh kendaraan loka wisata dan kemudian di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Jadi di lokasi tersebut tidak ada sampah yang berceceran maupun bau yang tidak sedap. Air limbah rumah tangga, yakni air yang berasal dari buangan dapur, kamar mandi, air bekas cucian ataupun kotoran manusia (tinja) di buang ke sungai lewat sebuah pipa dengan sebelumnya di tampung di bak kontrol. Di daerah RT 09 RW 02, Karangmangu, Baturraden sudah melakukan pengolahan air limbah rumah tangga secara individual (on Site Treatment), sehingga air limbah tersebut tidak menimbulkan keresahan warga dan pencemaran di lingkungan tersebut. Karena air olahan tersebut juga di buang ke sungai yang alirannya teratur, maka tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Menurut hasil wawancara dengan ibu RT, di daerah tersebut juga tidak pernah terjadi kasus penyakit yang berbahaya, seperti demam berdarah, malaria, bronkitis, TBC, dan thypus. Jika pun ada, penyakit tersebut hanya sampai gejala dan langsung ditangani dengan baik, sehingga tidak parah pada korban dan tidak menyebar pada masyarakat.D. KESIMPULAN :

Dari hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada permasalahan lingkungan di daerah lokasi RT 09 RW 02, Karangmangu, Baturraden.

Adapun beberapa permasalahan yang dapat kami telusuri dari lingkungan tersebut, antara lain : Warga belum dapat mengelola sendiri sampah rumah tangga (dibuang ke TPA). Kemungkinan terjadinya pencemaran pada lingkungan hidup atau biota air karena air limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai, meskipun air limbah tersebut sudah di olah di bak kontrol. Lingkungan yang kurang indah dan teratur. Kami juga melihat beberapa warung yang mencuci dan membuang sampah rumah tangga ke sawah dan saluran air.

Dari permasalahan di atas, diperlukan adanya pendekatan ekologis untuk memecahkan / mengatasi masalah, bukan memindahkannya. Pendekatan ekologis yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut antara lain :

Pendekatan TeknologiPenyelesaian masalah mengenai pengelolaan sampah, misalnya plastik adalah dengan sebuah mesin yang dapat mengolah dan mendaur ulang limbah plastik tersebut agar dapat digunakan kembali. Pendekatan Planologis

Seringkali pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki septik dan sumur resapan konvensional dianggap belum mampu untuk mengurangi senyawa organik, dimana sisa hasil buangannya dianggap masih agak membahayakan lingkungan sehingga diperlukan cara lain yang lebih ramah lingkungan. Metode yang digunakan agar pengolahan limbah rumah tangga lebih aman terhadap lingkungan sekitarnya, antara lain dengan sistem sanitasi taman (sanita).Sistem Sanitasi Taman (Sanita)

Sanita adalah sistem pengolahan lanjutan air limbah rumah tangga dan tangki septk atau instalasi pengolahan air limbah (IPAL) lainnya dengan memanfaatkan kapasitas tumbuh-tumbuhan untuk mereduksi sisa bahan pencemar. Tujuan dibuatnya sanita adalah mengendalikan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari bahan air atau lingkungan serta memperbaiki kualitas air tanah, air permukaan, dan kesuburan tanah melalui alternative pengolahan sistem ekosan.Kolam sanita terdiri dari pipa inlet, pipa outlet, kerikil, tanaman air minimal 11 macam dalam satu kolam, dan tentu saja, sumber air limbah rumah tetangga. Tanaman-tanaman yang bisa digunakan antara lain jaringao, pontederia cordata (bunga ungu), Lidi Air, Fotoy Ruas, Typha Angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air.

Sanita tersebut selain mencegah pencemaran air tanah, badan air dan lingkungan dan membantu upaya pelestarian lingkungan, juga dapat menciptakan keasrian lingkungan pemukiman. Pendekatan AdministrasiUntuk menyelesaikan masalah mengenai ketidakteraturan beberapa warga dalam pembuangan limbah, maka dapat dibuat sebuah aturan. Aturan tersebut misalnya warga yang membuang sampah sembarangan dikenakan sanksi berupa denda. Pendekatan Edukatif

Tindakan yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah rumah tangga oleh masing-masing keluarga adalah dengan cara menerapkan 4M, yaitu Mengurangi (Reducing), Memakai ulang (Reusing), Memisahkan (Separating), dan Mendaur ulang (Recycling). Contoh contoh penerapan 4M antara lain sebagai berikut.

1. Mengurangi (Reducing)

Membeli kebutuhan rumah tangga secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu.

Membawa keranjang belanjaan sendiri atau meminta pelayan toko untuk menyatukan semua belanjaan dalam satu kantong plastic yang besar, tidak perlu memberi plastik lagi untuk produk-produk berukuran kecil, kecuali diantara belanjaan ada makanan dan produk yang berbau menyengat seperti sabun mandi.

Mengutamakan membeli produk berwadah (botol) sehingga bisa diisi ulang, misalnya deterjen cair.

Memperbaiki produk-produk rusak (seandainya masih bisa diperbaiki) misalnya pakaian robek.

Kalau memungkinkan membeli peralatan-peralatan yang tahan lama misalnya blender berkualitas baik.

2. Memakai Ulang (Reusing)

Memanfaatkan produk yang telah habis masa pakainya untuk kepentingan lain, misalnya sikat gigi yang digunakan sebagai alat pembersih sudut-sudut keramik dan pakaian bekas dijadikan kain lap.

Mempergunakan kembali plastic kantong belanjaan untuk belanja selanjutnya hingga tidak dapat dipakai lagi.

Memakai sisi kertas yang kosong dari dokumen-dokumen using misalnya untuk catatan-catatan sementara.

Mempergunakan kembali wadah produk-produk tertentu, missal botol selai dan botol sirup.

3. Memisahkan (Separating)

Menyediakan tempat sampah yang berbeda berdasarkan jenisnya yaitu sampah organic misalnya kulit buah-buahan, bagian akar dari sayuran dan sampah nonorganic seperti produk berbahan plastic dan karet. Seandainya kita tidak sempat untu memanfaatkannya, pemisahan tersebut dapat mempermudah pekerjaan petugas pembersihan lingkungan atau pemulung, dan juga mempermudah pemerintah untuk mengelolanya lebih lanjut.

4. Mendaur Ulang (Recycling)

Sampah organic dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos untuk tanaman pekarangan atau taman.

Mengolah sampah plastic atau botol menjadi mainan, hiasan dan sebagainya.

E. DAFTAR PUSTAKA :

m.kompasiana.com/post/urban/2012/07/07/sukses-mengelola-sampah-rumah-tangga-mulai-dari-diri-dan-keluarga-sendiri/