leaftlet waspada banjir
DESCRIPTION
Leaftlet waspada banjir DiTRANSCRIPT
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL)
Kementerian Kesehatan RI
2013
PENYAKIT YANG HARUS DIWASPADAI DAN
LANGKAH ANTISIPASINYA A. Penyakit Diare. Penyakit Diare sangat erat kaitannya
dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada
musim hujan dengan curah hujan yang tinggi maka potensi
banjir meningkat. Pada saat banjir, maka sumber-sumber
air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari
sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Disamping itu
pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dimana
fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan
air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan
penyakit diare disertai penularan yang cepat.
Langkah antisipasi diingatkan kepada masyarakat untuk
tetap waspada dan untuk menghindari terserang penyakit
diare disarankan hal-hal berikut:
• Membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan
makan/minum serta sehabis buang hajat.
• Membiasakan merebus air minum hingga mendidih
setiap hari
• Menjaga kebersihan lingkungan,
hindari tumpukan sampah disekitar
tempat tinggal
• Hubungi segera petugas kesehatan
terdekat bila ada gejala-gejala diare
B. Penyakit Demam Berdarah. Pada saat musim hujan,
biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan
nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit
demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim
hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas
serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi
genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah
akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk
tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai
penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga
semakin meningkat. Untuk itu diharapkan masyarakat ikut
berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M yaitu
mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat
penampungan air secara teratur dan menutup tempat
penyimpanan air dengan rapat. Selain itu agar masyarakat
segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila
ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas
sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan.
C. Penyakit Leptospirosis. Penyakit leptospirosis
disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit
ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena
ditularkan melalui hewan/binatang. Di Indonesia hewan
penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air
kencingnya. Pada musim hujan terutama
saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang
tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar
menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan
berkeliaran disekitar manusia dimana kotoran dan air
kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air
banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing
tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang
tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi
sakit. Oleh karena itu untuk menghindari timbulnya
penyakit leptospirosis masyarakat agar melakukan
langkah-langkah antisipasi yaitu:
• Menekan dan hindari adanya tikus yang berkeliaran
disekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan∙
• Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila
ada luka.
• Gunakan pelindung misalnya sepatu boot, bila terpaksa
harus kedaerah banjir
• Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit
berkepanjangan
D. ISPA - Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Penyebab ISPA
dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya.
Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat
dapat / mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dll.
Penanganannya meliputi :
• Istirahat
• pengobatan simtomatis sesuai gejala
• mungkin diperlukan pengabatan kausal
untuk mengatasi penyebab
• meningkatkan daya tahan tubuh
• mencegah penularan pada orang sekitar,
a.l dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah
sembarangan dll.
• faktor berkumpulnya banyak orang -misalnya di tempat
pengungsian korban banjir- juga berperan dalam penularan
ISPA
E. Penyakit kulit, yang dapat berupa infeksi, alergi atau
bentuk lain. Kalau musim banjir maka masalah utamanya
adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti juga
pada ISPA, maka aktor berkumpulnya banyak orang -
misalnya di tempat pengungsian korban banjir- juga
berperan dalam penularan infeksi kulit.
F. Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid.
Dalam hal ini juga faktor kebersihan makanan memegang
peranan penting.
G. Perburukan penyakit kronik yang mungkin memang
sudah diderita. Hal ini terjadi karena penurunan daya
tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, dan
apalagi bila banjir ber-hari2.
II. Tetap Sehat.
Seluruh lapisan masyarakat senantiasa menjaga Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS), antara lain :
• makan/minum yang baik dan bersih (selalu makanan
yang sudah dimasak),
• jangan jajan sembarangan
• istirahat yang cukup,
• tetap upayakan kebersihan diri dan lingkungan,
• jangan buang sampah sembarangan,
• senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
5 titik kritis CTPS :
1. Sebelum makan
2. Sebelum mengolah makanan
3. Setelah BAB
4. setelah menceboki anak
5. Setelah memegang lingkungan
yang kotor dan hewan.
Selain itu, bila ditempat pengungsian maka:
• jaga kebersihan lokasi pengungsian, baik dari sisi pengolahan
sampah, pengolahan limbah cair dan BAB serta BAK
ditempat yang sudah disediakan
• anak2, balita dan orang tua perlu mendapat prioritas tempat
yang lebih baik dan sehat
• sebaiknya makanan segar agar segera dikonsumsi
Selain itu, kalau ada keluhan kesehatan berkepanjangan
maka hubungi petugas kesehatan yang ada.
Bila banjir telah surut dan akan membersihkan sisa lumpur
/ air kotor di rumah, gunakan sepatu boot dan pelindung
tangan, agar kulit tangan dan kaki sesedikit mungkin
kontak dengan kotoran / lumpur sisa banjir
III. Air Bersih
Kebutuhan air bersih:
1. Pada hari pertama/awal kejadian bencana atau
pengungsian adalah : 5 liter/orang/hari untuk kebutuhan
hidup minimal seperti masak, makan dan minum.
2. Pada hari kedua dan seterusnya meningkat jadi 20
liter/orang/hari untuk kebutuhan minum, masak, mandi,
cuci.
Langkah2 untuk peroleh air bersih:
1. Penjernihan air:
a. Alumininium sulfat (tawas) : 20 liter air ditambahkan
setengah sendok the tawas, aduk 5 menit, diamkan 10-
20 menit sampai kotoran lumpur
mengendap.
b. PAC (Poly Aluminium Chlorine): 20
liter air 1 sachet PAC, aduk dan
diamkan 10-20 menit.
c. Penjernih air K-116, 1 sendok makan untuk 1 drum (200
liter) air baku. Jika air sangat baku beri 2-3 sendok
makan.
2. Desinfeksi
Untuk menetralisasi kuman pathogen
a. Kaporit (CaOCl2): 20 liter air diperlukan 14.4 mg kaporit
(1 sendok teh peres=3 gram)
b. Tablet desinfektan : 1 tablet aquatab (8,5 mg) untuk 20
liter air bersih.
c. Yodium ( Tincture of iodine) : untuk 1 liter air
ditambahkan 2 tetes toincture iodine 7%. Aduk merata