latihan tb (gabung)
DESCRIPTION
ggTRANSCRIPT
LATIHANTEORI BILANGAN
BAB I – BAB V
DISUSUN OLEH :NAMA : YUNIA BETSEBA DOENIM : 1301031004SEMESTER : IIIPRODI : PENDIDIKAN METEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANAKUPANG
2014
LATIHAN BAB I
1. Untuk semua p,q ϵ Z– (p+q )=−1 ( p+q )=( p+q ) (−1 )=p (−1 )+q (−1 )=−1 p−1q= (−1 ) p+(−1 )q
2. Untuk semua p,q ϵ Zp (−q )+ pq=p (−q+q )=p .0=0=−(pq )+(pq ),
sesuai ddengan sifat kauselasi, p (−q )=−( pq )
3. Jika p, q, r ∈ Z, p ¿ q, dan r ¿ 0
(q+r )−( p+r )=q−p adalah positif sebab p ¿ q. Jadi p+r<q+r
4. Diketahui p, q, r q, p>q dan q>r
p>q dan q>r maka p−q>0 dan q−r>0, sehingga ( p−q )+(q−r )>0
p−r=p+0−r=p+ (−q+q )−r=( p−q )+(q−r )>0, jadi p>r
5. Tabel perkalian dari unsur-unsur C adalah :
x 1 -1 Dari tabel perkalian di samping dapat
1 1 -1 ditentukan bahwa operasi x bersifat ter-
-1 -1 1 tutup, bersifat asosiatif (sebab C Z,
mempunyai unsur identitas 1, dan memenuhi sifat inversi.
LATIHAN BAB II
1. ∑k=1
n 1k (k+1 )
= 11 (2 )
+ 12 (3 )
+…+ 1n (n+1 )
= nn+1
Untuk n = 1 maka 1
1 (1+1 )= 1
1+1
12=1
2 (benar)
Untuk n = k maka 1
k (k+1 )= kk (k+1 ) (benar)
Untuk n = k + 1 maka k+1k+1+1
= k+1k+1
Pembuktian : 1
k (k+1 )+ 1k+1 ( k+1+1 )
= kk+1
+ 1k+1 (k+2 )
¿k (k+2 )+1
(k+1 ) (k+2 )
¿ k2+2k+1
(k+1 ) (k+2 )
¿ (k2+k ) ( k+1 )( k+1 ) ( k+2 )
¿k (k+1 )+1 (k+1 )
(k+1 ) (k+2 )
¿(k+1 ) (k+1 )(k+1 ) (k+2 )
¿(k+1 )(k+2 ) (terbukti)
atau
1
k (k+1 )+ 1k+1 ( k+1+1 )
= kk+1
+ 1k+1 (k+2 )
¿ 1k+1 (k+ 1
k+2 ) ¿ 1
k+1 ( k2+2 k+1k+2 )
¿ 1k+1 ( ( k+1 ) ( k+2 )
k+2 ) ¿ k+1
k+2 (terbukti)
2. ∑t=1
r
t 2=12+21+32+…+r 2= r(r+1 ) (2 r+1 )
6 , ∀n∈Z+¿ ¿
Untuk r = 1 maka 12=1 (1+1 ) (2+1 )
6=6
6=1 (benar)
Untuk r = k maka 12+k2=k (k+1 ) (2k+1 )
6 (benar)
Untuk r = k+1 12+…+k2+ (k+1 )2=(k+1 ) (k+2 ) (2 (k+1 )+1 )
6
¿ (k+1 ) (k+2 ) (2k+3 )6
¿ (k2+2k+k+2 ) (2k+3 )6
¿ (k2+3k+2 ) (2k+3 )6
¿ 2 k3+6k2+4 k+3k2+9k+66
¿ 2k3+9k2+13k+66
Pembuktian I
12+…+( k+1 )2= k (k+1 ) (2k+1 )6
+ (k+1 )2
¿ k (k+1 ) (2k+1 )6
+( k+1 )2
¿ (k2+k ) (2k+1 )6
+6 (k2+2k+1 )
6
¿ 2 k3+k2+2k2+k+6k 2+12k+66
¿ 2 k3+9k2+13k+66
(terbukti)
3. Carilah ∑s=1
3
∏t=1
4
st
∑s=1
3
∏t=1
4
st=(s .1 ) ( s .2 ) (s .3 ) (s .4 )
∑s=1
3
24 s4=24.14+24.24+24.34+24. 44
¿24+24.16+24.81 ¿24+384+1944 ¿2352
LATIHAN BAB III
1. Gunakan definisi 2.1
Karena a | b, maka b = xa untuk suatu x Î Z
Karena a | c, maka c = ya untuk suatu y Î Z
b = xa dan c = ya, maka b + c = xa + ya = (x + y)a
Jadi: a | b + c
2. a. 79=9.8+7b. 203=15.13+7c. −110=(−16 ) .7+2d. −156=(−20 ) .8+4
3. Jika p ,q|z dan p>0, maka ada bilangan-bilangan r , s|Z masing-masing tunggal sehingga q=rp+s dengan 0≤ s<pUntuk membuktikan ketunggalan r dan s digunakan bukti tidak langsung.Misalkan r dan s masing-masing tidak tunggal, yaitu ada r1 ,r2 , s1 , s3|Zsedemikian hingga:
q=r1 p+s1, 0∈ s1 ,< pq=r2 p+s2, 0∈ s2 ,< p dengan r1 ≠ r2 dan s, s1 ≠ s2
Misalkan s1 > s2, maka dari :
r1 p+s1=r2 p+s2
diperoleh:
s1−s2=p ( r2−s1 )
berarti p|s1−s2
Karena 0∈ s1 ,< p dan0∈ s2 ,< p, maka −p<s1−s2< p , sehingga:
Jika 0<s1−s2<p , maka p|s1−s2 . tidak mungkin 0<s1−s2<p Jika– p<s1−s2<0 maka 0<s1−s2<p, sehingga p|s1−s2
Jadi : p|s1−s2 . Tidak mungkin – p<s1−s2<0 Jika s1−s2=0 , maka p|s1−s2
Dari 1, 2, dan 3 dapat ditentukan bahwa tidak mungkin0<s1−s2<p, dan tidak mungkin – p<s1−s2<0
Jika, s1−s2=0berarti s1=s2 dan s1−s2=p ( r2−r1 ), maka p (r2−r 1)=0
Karena p>0 dan p (r2−r 1)=0, maka r2−r1=0 atau r1=r2
4. t=a5a4a3a2a1a0=a5 .105+a4 .104+a3.103+a2 .102+a1 .10+a0
t dapat dinyatakan sebagai:
t=a0+a1 .10+a2 .102+a3 .103+a4 .4+a5 .105
¿a0+a1 (7+3 )+a2 (98+2 )+a3 (1001−1 )+a4 (10003−3 )+a5 (100002−2 )
t=(a0+3a1+2a2 )−(a3+3a4+2a5 )+7 (a1+14 a2+143a3+1429a4+14286a5 )
Karena 7|t dan 7|7 (a1+14 a2+143a3+1429a4+14286a5 ), maka sesuai teorema 2.9 , t|(a0+3a1+2a2)−(a3+3 a4+2a5 )
5. Nyatakan n3 – n = n (n2 – 1) = n(n + 1)(n – 1)
Selidiki apakah 3 | n3 – n jika n diganti dengan n = 3k, n = 3k + 1, dan n = 3k+2
6. 475 = 7.67 + 6 475 = 5.95 + 0
67 = 7.9 + 4 95 = 5.19 + 0
9 = 7.1 + 2 19 = 5.3 + 4
1 = 7.0 + 1 3 = 5.0 + 3
(475)10 = 1246)7 (475)10 = (3400)5/
LATIHAN BAB IV
1. a. 2345 = 7.335 + 0 b. 2345 = 8.293 + 1
335 = 7.47 + 6 293 = 8.36 + 5
47 = 7.6 + 5 36 = 8.4 + 4
6 = 7.0 + 6 4 = 8.0 + 4
(2345)10 = (6560)7 (2345)10 = (4451)8
2. d= (p+q , p−q ), maka d|p+q dan d|p−q, sehingga d|( p+q )−( p−q ) , atau d|2 p dan d|2q
Dengan demikian d adalah faktor persekutuan dari 2p dan 2q, berarti d|(2 p ,2q ), atau d|2 (p ,q ).
Karena ( p ,q )=1 dand|2 (p ,q ), makad|2, berarti d = 1 atau d = 2
3.(3 t+2,5t+3 )= (3t+2,5 t+3−3 t−2 )= (3 t+2,2 t+1 )= (3 t+2−2 t−1,2 t+1 )=(t+1,2 t+1 )=(t+1,2 t+1−t−1 )=( t+1 ,t )= (t+1−t , t )=(1, t )=1
atau :
Karena 5(3t + 2) – 3(5t + 3) = 1 , maka 1 adalah bilangan bulat positif terkecil yang merupakan kombinasi linier dari 3t + 2 dan 5t + 3, jadi (3t+2,5t+3) = 1
4. a. 67815 = 3.21480 + 3375 n s t q
21480 = 6.3375 + 1230 1 1 0 3
3375 = 2.1230 + 915 2 0 1 6
1230 = 1.915 + 315 3 1 -3 2
915 = 2.315 + 285 4 -6 19 1
315 = 1.285 + 30 5 13 -41 2
285 = 9.30 + 15 6 -19 60 1
30 = 2.15 + 0 7 51 -161 9
8 -70 221 -
9 681 -2150 -
Jadi : m = 681 dan n = -2150
b. Kerjakan dengan jalan yang sama, m = 21 dan n = -37
5. Misalkan d = (x,z), maka d │ x dan d │ z
d │z dan z │ x + y, maka d │ x + y ; d │ x + y dan d │ x, maka d │ y
d │ x dan d │ y, maka d adalah factor persekutuan dari x dan y, sehingga d │ (x,y).
Karena d │ (x,y) dan (x,y) = 1, maka d │ 1. Jadi (x,z) = 1
6. (x, 18) = 6 , maka (x/6 , 3) = 1 , sehingga (x2/36, 3) = 1, akibatnya 36(x2/36, 3) = 36
Dengan demikian (x2, 108) = 36.
LATIHAN BAB V
1. p ≡ q (mod m) , maka p – q = tm untuk suatu bilangan bulat t
Menurut definisi 2.3, (p,m)│ p dan (p,m) │ m . Dari (p,m) │ m
berdasarkan teorema 2.1, (p,m) │ tm . Selanjutnya , dari (p,m)│ p dan
(p,m) │ tm, berdasarkanteorema 2.4, (p,m) │ p – tm. Karena p – q =
tm, atau q = p – tm , maka(p,m) │ q.
(p,m) │ m dan (p,m) │ q , maka (p,m) merupakan faktor
persekutuan m dan q, dan sesuai teorema 2.17, (p,m) │ (q,m) . Dengan
jalan yang sama dapat ditunjukkan bahwa (q,m)│(p,m). Dari
(p,m)│(q,m) dan (q,m) │ (p,m), (p,m) > 0, dan (q,m) > 0 , sesuai teorema
2.7, (p,m) = (q,m).
2. a. Sesuai definisi 2.2, jika p merupakan suatu bilangan genap, maka p
dapat dinyatakan sebagai p = 2t untuk suatu bilangan bulat t, dengan
demikian p2 = 4t2 .
Akibatnya, sesuai definisi 2.1, 4 │ p2 , atau 4 │ p2 - 0 , dan
berdasarkan definisi 3.1, p2 ≡ 0 (mod 4).
b. Sesuai definisi 2.2, jika p merupakan suatu bilangan ganjil, maka p
dapat dinyatakan sebagai p = 2t + 1 untuk suatu bilangan bulat t,
dengan demikian dapat dicari p2 = 4t2 + 4t + 1 , atau p2 = 4t(t + 1) + 1 ,
atau p2 - 1 = 4t(t+1). Akibatnya, sesuai definisi 2.1, 4 │ p2 - 1 , dan
berdasarkan definisi 3.1, p2 ≡ 1 (mod 4).
3. Sesuai definisi 2.2, jika p merupakan suatu bilangan ganjil, maka p
dapat dinyatakan sebagai p = 2t + 1 untuk suatu bilangan bulat t,
dengan demikian dapat dicari p2 = 4t2 + 4t + 1 , atau p2 = 4t(t + 1) + 1 .
Jika t adalah suatu bilangan genap, sesuai definisi 2.2, t = 2r untuk suatu
bilangan bulat r, sehingga p2 = 8r(2r + 1) + 1, atau p2 - 1 = 8r(2r + 1) .
Akibatnya, sesuai definisi 2.1, 8│ p2 - 1 , dan berdasarkan pada definisi
3.1, p2 ≡ 1 (mod 8).
4. (a) n! = 1.2.3…n , berarti 2! = 1.2 = 2 ≡ 0 (mod 2), 3! = 1.2.3 = 2.3 ≡
0 (mod 2) , n! = 1.2.3…n = 2.1.3…n ≡ 0 (mod 2). Dengan demikian
dapat dicari bahwa 1! + 2! + … + n! ≡ 1 + 0 (mod 2) + 0 (mod 2) + … +
0 (mod 2) ≡ 0 (mod 2)
(b) n! = 1.2.3.4…n ≡ 0 (mod 12) jika n ¿ 4 , akibatnya dapatn
ditentukan bahwa 1! + 2! + … + 100! ≡ 1! + 2! + 3! + 0 + 0 + … + 0
(mod 12) ≡ 9 (mod 12).
5. 1 + 2 + … + (n + 1) = (n -1)n/2.
Jika n adalah suatu bilangan ganjil, maka n – 1 adalah suatu bilangan
genap, sehingga (n – 1)/2 adalah suatu bilangan bulat, dengan demikian
n │1 + 2 + … + (n + 1) atau
1 + 2 + … + (n + 1) ≡ 0 (mod n).
Jika n adalah suatu bilangan genap, maka n = 2r untuk suatu
bilangan bulat r, dengan demikian (n -1)n/2 = (n -1)r , berarti n tidak
membagi (n – 1)r karena (n,n-1) = 1 dan r < n. Jadi 1 + 2 + … + (n + 1)
tidak kongruen dengan 0 modulu n jika n adalah suatu bilangan genap.
6. n = 1 memenuhi hubungan karena 41 = 4 = 1 + 3.1 ≡ 1 + 3.1 (mod 9)
Anggaplah bahwa 4n≡ 1 + 3n (mod 9), harus dibuktikan
4n+1≡ 1 + 3(n + 1) (mod 9)
4n+1 = 4.4n ≡ 4(1 + 3n) (mod 9) ≡ 4 + 12n (mod 9) ≡ 4 + 3n (mod 9).