latar belakang. - web viewguru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ......

26

Click here to load reader

Upload: lynhi

Post on 30-Jan-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Profesionalitas guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting,

yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Ketiga faktor

tersebut merupakan latar yang disinyalir berkaitan erat dengan kualitas pendidikan.

Guru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya akan

mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja yang dapat menunjang

peningkatan kualitas pendidikan. Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan

sertifikasi guru berikut tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran Indonesia.

Sekarang ini, terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah

memperoleh tunjangan profesi, dan akan memperoleh tunjangan profesi. Fakta bahwa

guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat, bahwa guru telah

memiliki kompetensi. Kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu (1)

kompetensi pedagogi (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4)

kompetensi kepribadian.

Persoalan yang muncul kemudian, bahwa guru yang diasumsikan telah

memiliki kompetensi yang hanya berlandaskan pada asumsi bahwa mereka telah

tersertifikasi, tampaknya dalam jangka panjang sulit untuk dapat

dipertanggungjawabkan secara akademik. Bukti tersertifikasinya para guru adalah

kondisi sekarang, yang secara umum merupakan kualitas sumber daya guru sesaat

setelah sertifikasi. Oleh karena sertifikasi erat kaitannya dengan proses belajar, maka

sertifikasi tidak bisa diasumsikan mencerminkan kompetensi yang unggul sepanjang

hayat. Pasca sertifikasi seyogyanya merupakan tonggak awal bagi guru untuk selalu

meningkatkan kompetensi dengan cara belajar sepanjang hayat. Untuk memfasilitasi

peningkatan kompetensi guru, diperlukan manajemen pengembangan kompetensi

guru. Hal ini perlu dipikirkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, karena

peningkatan kompetensi guru merupakan indikator peningkatan profesionalitas guru

itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah.1. Apakah hakekat profesionalitas guru ?

2. Bagaimanakah model pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru ?

3. Bagaimanakah strategi pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru ?

Page | 1

Page 2: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Profesionalitas Guru

Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan. Pengembangan profesionalisme guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.

Profesionalitas berakar pada kata profesi yang berarti pekerjaan yang dilandasi

pendidikan keahlian. Profesionalitas itu sendiri dapat berarti mutu, kualitas, dan

tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.

Profesionalitas guru dapat berarti guru yang profesional, yaitu seorang guru yang

mampu merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin

Proses Belajar Mengajar, menilai kemajuan Proses Belajar Mengajar dan

memanfaatkan hasil penilaian kemajuan belajar mengajar dan informasi lainnya

dalam penyempurnaan Proses Belajar Mengajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru profesional adalah guru yang

memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika

profesi yang kuat serta kualifikasi kompetensi yang memadai. Untuk menjadi

profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal, yaitu:

1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya,

2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya

serta cara mengajarnya kepada siswa,

3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara

evaluasi,

4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar

dari pengalamannya,

5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya.

Tugas seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama yaitu :

1. Dalam Bidang Profesi.

Page | 2

Page 3: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

Dalam bidang profesi, seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar,

mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian masalah-masalah 

pendidikan. Dalam bidang kemanusiaan, guru profesional berfungsi sebagai

pengganti orang tua khususnya dalam bidang peningkatan kemampuan

intelektual peserta didik. Guru profesional menjadi fasilitator untuk

membantu peserta didik mentransformasikan potensi yang dimiliki peserta

didik menjadi kemampuan serta keterampilan yang berkembang dan

bermanfaat bagi kemanusiaan. Adapun 10 kompetensi profesional guru yang

dikutip Samana (1994) adalah :

a. Guru dituntut mengusai bahan ajar, meliputi bahan ajar wajib, bahan ajar

pengayaan, dan bahan ajar penunjang untuk keperluan pengajarannya.

Guru mampu mengelola program belajar mengajar meliputi: Merumuskan

tujuan instruksional; Mengenal dan dapat menggunakan metode

pengajaran; Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat;

Melaksanakan program belajar mengajar; Mengenal kemampuan anak

didik; dan Merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

b. Guru mampu mengelola kelas antara lain mengatur tata ruang kelas untuk

pengajaran dan menciptakan iklim mengajar yang serasi sehingga Proses

Belajar Mengajar berlangsung secara maksimal.

c. Guru mampu mengunakan media dan sumber pengajaran untuk itu

diharapkan mempunyai: Mengenal, memilih dan menggunakan media;

Membuat alat bantu pengajaran sederhana; Menggunakan dan mengelola

laboratorium dalam Proses Belajar Mengajar; Mengembangkan

laboratorium; Menggunakan perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar;

Menggunakan micro teaching dalam PPL.

d. Guru menghargai landasan-landasan pendidikan. Landasan pendidikan

adalah sejumlah ilmu yang mendasari asas-asas dan kebijakan pendidikan

baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Dalam pengajaran guru

dituntut cakap termasuk penggunaan alat pengajaran, media pengajaran dan

sumber pengajaran agar siswa giat belajar bagi dirinya.

f. Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

g. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan.

h. Guru mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

i. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan

guna keperluan pengajaran.

2. Dalam Bidang Kemanusiaan.

Page | 3

Page 4: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

Dalam bidang kemanusiaan, guru berfungsi untuk meningkatkan martabat

sebagai agen pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

Serta pengabdian pada masyarakat berfungsi meningkatkan mutu pendidikan

nasional.

3. Dalam Bidang Kemasyarakatan.

Di dalam bidang kemasyarakatan, profesi guru berfungsi untuk memenuhi

amanat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ikut serta dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa sesuai dengan diferensiasi tugas dari suatu masyarakat

modern, sudah tentu tugas pokok utama dari guru profesional ialah di dalam

bidang profesinya tanpa melupakan tugas-tugas kemanusiaan dan

kemasyarakatan.

Dengan demikian, guru yang profesional adalah guru yang mampu:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, dan kode etik guru,

serta nilai-nilai agama dan etika.

e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.

2.2 Model Pengembangan Profesionalime Guru

Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru sebagaimana

dikutip oleh Udin Syaepudin Saud, seperti pada tabel berikut ini:

Page | 4

Page 5: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

Dengan demikian, terdapat banyak sekali program-program dan strategi-strategi

yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan profesionalitas guru yang

sudah dikemukakan di atas salah satunya yaitu dengan memberikan tunjangan profesi

berupa sertifikat pendidik atau yang akrab dikenal dengan sertifikasi guru. Tunjangan

profesi yang diprogramkan oleh pemerintah tidak hanya untuk memberikan tunjangan

profesi dan kesejahteraan belaka tetapi juga dimaksudkan agar guru mampu

Page | 5

Model Pengembangan

Guru

Keterangan

Individual Guided Staff

Development

(Pengembangan Guru Yang

Dipandu Secara Individu)

Para guru dapat menilai kebutuhan

mengajar mereka dan mampu belajar

aktif serta mengarahkan diri sendiri. Para

guru harus dimotivasi saat menyeleksi

tujuan belajar berdasar penilaian personil

dari kebutuhan mereka.

Observation/Assessment

(Observasi atau Penilaian)

Observasi dan penilaian dari instruksi

menyediakan guru dengan data yang

dapat direfleksikan dan dianalisis untuk

tujuan peningkatan belajar siswa.

Refleksi oleh guru pada praktiknya dapat

ditingkatkan oleh observasi lainya.

Involvement in a

development/improvement

process (Keterlibatan Dalam

Suatu Proses

Pengembangan/Peningkatan)

Pembelajaran orang dewasa lebih efektif

ketika mereka perlu untuk mengetahui

atau perlu memecahkan suatu masalah.

Guru perlu untuk memperoleh

pengetahuan atau keterampilan melalui

keterlibatan pada proses peningkatan

sekolah atau pengembangan kurikulum.

Training (Pelatihan) Ada teknik-teknik dan perilaku-perilaku

yang pantas untuk ditiru guru dalam

kelas. Guru-guru dapat merubah perilaku

mereka dan belajar meniru perilaku

dalam kelas mereka.

Inquiry (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah studi

kerjasama oleh para guru sendiri untuk

permasalahan dan isu yang timbul dari

usaha untuk membuat praktik mereka

konsisten dengan nilai-nilai bidang

pendidikan.

Page 6: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

meningkatkan mutu, dedikasi, dan kinerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia.

2.3 Strategi Peningkatan Profesionalitas Guru

1. Hakekat Strategi Peningkatan Profesionalitas Guru

Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau

organisasi untuk sampai pada tujuan. Yang dimaksud dengan strategi pengembangan

profesionalitas guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh seseorang atau

organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru.

Sumber daya manusia dalam konteks manajemen adalah kesiapan masyarakat

untuk mengkontribusikan kesamaan kehendak guna mencapai tujuan yang sama.

Oleh karena itu sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi

pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya

meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian

tujuan.

Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia

pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan

segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan

diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka

profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan. Pengembangan profesionalitas

guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi

guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang

berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.

Dalam bukunya, E. Mulyasa mengatakan, bahwa upaya-upaya yang dapat

dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator,

khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan adalah mengikut sertakan

guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah wawasan para guru. Kepala

sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

2. Prinsip-prinsip pengembangan atau peningkatan profesionalitas.

1) Prinsip umum

a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung

tinggi hak asasi

b. manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

c. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

Page | 6

Page 7: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

d. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung

sepanjang hayat.

e. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan

kreativitas guru dalam

f. proses pembelajaran.

g. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam

penyelenggaraan

h. dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2) Prinsip khusus

a. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan

secara keilmuan.

b. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai

tenaga pendidik

c. profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,

dan profesional.

d. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan

secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

e. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi

dan indikator.

f. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat

mengikuti perkembangan Ipteks.

g. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan jaman.

h. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk

diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan

profesionalitasnya, baik secara individual maupun institusional.

i. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesinya dengan

mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-

indikator terukur dari kompetensi profesinya.

j. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesinya untuk

mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam

memberikan layanan pendidikan dalam rangka membangun generasi yang

memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi

dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.

k. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk

mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga

Page | 7

Page 8: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi

profesinya.

l. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi guru dilaksanakan

dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.

m. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi guru

dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi

yang dimiliki oleh guru.

n. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi guru dilaksanakan

secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan

kompetensi yang ada pada standar kompetensi.

o. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi guru dilaksanakan

sejalan dengan perkembangan ilmu pentetahuan, teknologi dan seni, serta

adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru;

p. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi guru dapat

dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;

q. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru harus

mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan

profesi lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru.

r. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru harus

didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin

untuk mendapatkan hasil yang optimal.

3. Tujuan pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru.

Tujuan pengembangan guru melalui pembinaan guru adalah untuk memperbaiki

proses belajar mengajar yang di dalamnya melibatkan guru dan siswa, melalui

serangkaian tindakan, bimbingan dan arahan. Perbaikan proses belajar mengajar yang

pencapainnya melalui peningkatan profesional guru tersebut diharapkan memberikan

kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan (Ali Imron, 1995: 23). 

Tujuan kegiatan  pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu

guru agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

Jadi, kegiatan tersebut bertujuan  untuk memperbanyak guru yang profesional, bukan

untuk mempercepat atau memperlambat kenaikan pangkat/golongan. Selanjutnya

sebagai penghargaan kepada guru yang mampu meningkatkan mutu profesionalnya,

diberikan penghargaan, di  antaranya dengan kenaikan pangkat/golongannya.

Dalam kaitannya dengan program bimbingan penulisan karya ilmiah, maka

penulisan karya tulis ilmiah sendiri yang merupakan salah satu kegiatan

pengembangan profesi guru, bukanlah sebagai tujuan akhir tetapi sebenarnya

Page | 8

Page 9: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

merupakan wahana untuk melaporkan kegiatan yang telah dilakukan guru untuk

meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pembelajaran di sekolah.

Menurut Sudarwan Danim (2002: 51) menjelaskan bahwa pengembangan

profesionalisme guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan. Pertama,

kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien

dan manusiawi serta melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan

sosial. Kedua, kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staff

pendidikan dalam rangka mengembangkan pribadinya secara luas. Ketiga, kebutuhan

untuk mengembangkan dan mendorong kehidupan pribadinya, seperti halnya

membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk

memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya.

Tujuan lain dari pengembangan profesionalitas guru yaitu:

a. Kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang

efisien dan manusiawi serta melakukan adaptasi untuk penyusunan

kebutuhan-kebutuhan sosial. 

b. Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staff pendidikan

dalam rangka mengembangkan pribadinya secara luas. 

c. Kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong kehidupan pribadinya,

seperti halnya membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan

keyakinan untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi

dasarnya.

4. Faktor pengembangan atau peningkatan profesionalitas.

Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu

pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.

Menurut Walgito (dalam Deden, 2011), sikap adalah gambaran kepribadian

seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu

keadaan atau suatu objek, sedangkan Berkowitz (dalam Deden, 2011) mendefinisikan

“sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua

adalah respon atau kecenderungan untuk bereaksi”. Sebagai reaksi, maka sikap selalu

berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike),

menurut dan melaksanakan atau menghindari sesuatu.

Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar

pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan

profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang

tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. 

Page | 9

Page 10: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

Mantja (2002)  menyatakan  bahwa  peningkatan kompetensi tersebut tidak hanya

Akadum (1999) juga mengemukakan bahwa ada lima faktor penyebab rendahnya

profesionalisme guru; 

1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total.

2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi

keguruan Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah

hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari

masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan

kependidikan.

3. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang

diberikan kepada calon guru.

4. Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara

makssimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.

Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama

menjadi pressure group agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun

demikian di masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan

profesionalisme para anggotanya. Ditujukan pada aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor, namun yang lebih penting adalah kemamuan diri untuk terus menerus

melakukan peningkatan kelayakan kompetensi. 

Sergiovanni (dalam  mantja, 2002) menegaskan bahwa “teachers are axpected to

put their knowledge to work to demonstrate they can do the job. Finally, professional

are expected to engage in a life long commitment to self improvement.  Self 

improvement  is  the  will-grow  competency  area”.  Pernyataan Sergiovanni tersebut

memberikan petunjuk bahwa asumsi profesionalisme guru pasca sertifikasi 

seyognya  menjadi  spring  board  bagi  guru  untuk terus menerus  menata komitmen 

melakukan  perbaikan  diri  dalam  rangka  meningkatkan  kompetensi. Peningkatan 

kompetensi  atas  dorongan  komitmen  diri  diharapkan  akan  mampu meningkatkan

keefektifan  kinerjanya  di  sekolah.  Komitmen  untuk  meningkatkan kefektifan

kinerja sangat berkaitan dengan pencapaian tujuan program, yaitu program

pembelajaran  yang  diharapkan  mampu  menghasilkan  output  dan  outcome  yang

mencapai standar.

Jika guru memiliki komitmen untuk mengembangkan kompetensi diri

secara terus menerus, maka  proses-proses  perencanaan,  pengembangan,  penerapan,

pengelolaan, dan penilaian program pembelajaran diyakini akan dapat dilakukan

sesuai dengan tuntutan kekinian.

Glickman (dalam  Mantja 2002)  memperkenalkan pendekatan  supervisi

pengembangan (developmental  supervision). Pendekatan  tersebut  bertolak  dari

kenyataan, bahwa pada  asarnya proses supervisi adalah proses belajar

Page | 10

Page 11: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

5. Strategi pengembangan atau peningkatan profesionalitas.

Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk

pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini.

1) Pendidikan dan Pelatihan

a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan

yang dilaksanakan secara internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat

lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi

pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa

sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru

tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru

yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum memiliki

kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat

waktu dan biaya.

b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan

di institusi/industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi

professional guru. Program magang ini terutama diperuntukkan bagi guru

kejuruan dan dapat dilakukan selama priode tertentu, misalnya, magang

di industri otomotif dan yang sejenisnya. Program magang dipilih sebagai

alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu

khususnya bagi guru-guru sekolah kejuruan memerlukan pengalaman

nyata.

c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat

dilaksanakan bekerjasama dengan institusi pemerintah atau swasta dalam

keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di

tempat mitra sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan

dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki

mitra dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk

meningkatkan kompetensi profesionalnya.

d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat

dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam

satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet

dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak jauh dilakukan dengan

pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat

mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di

ibu kota kabupaten atau di propinsi.

e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini

dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP dan lembaga lain yang diberi

wewenang, di mana program pelatihan disusun secara berjenjang mulai

Page | 11

Page 12: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun

berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus

(spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan

adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.

f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus

singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya dimaksudkan untuk

melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa kemampuan

seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-

lain sebagainya.

g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan

oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina,

melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal

tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.

h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga

merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang.

Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan

dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di luar negeri,

bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan

menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain

dalam upaya pengembangan profesi.

2) Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan

a. Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala

dengan topik sesuaidengan masalah yang di alami di sekolah. Melalui

diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang

dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah

peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.

b. Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan

publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan

profesi guru dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan ini

memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan

kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan.

c. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang

bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun

pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam

kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,

penulisan RPP, dan sebagainya.

Page | 12

Page 13: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

d. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian

tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka

peningkatan mutu pembelajaran.

e. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk

diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru

dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar

elektronik (animasi pembelajaran).

g. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat

guru dapat berupa karya teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat dan

atau pendidikan dan karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui

oleh masyarakat.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional menyebutkan beberapa alternatif program pengembangan profesionalitas

guru, sebagai berikut:

1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru

Program ini diperuntukkan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi

pendidikan minimal S-1 untuk mengikuti pendidikan S-1 atau S-2

pendidikan keguruan. Program ini berupa program kelanjutan studi dalam

bentuk tugas belajar.

2. Program penyetaraan dan sertifikasi

Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan

latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan

keguruan.

3. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi

Yaitu pelatihan yang mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan

diperlukan oleh peserta didik, sehingga isi atau materi pelatihan yang

akan dilatihkan merupakan gabungan atau integrasi bidang-bidang ilmu

sumber bahan pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai

kompetensi.

4. Program supervisi pendidikan

Di lingkungan sekolah, supervisi mempunyai peranan cukup strategis

dalam meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya akan

meningkatkan prestasi sekolah.

5. Program pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata

pelajaran sejenis di sanggar maupun di masing-masing sekolah yang

terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran. Dalam

Page | 13

Page 14: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

MGMP diharapkan akan meningkatkan profesionalitas guru dalam

melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta

didik. Wadah profesi ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi

pada peningkatan keprofesionalan para anggotanya.

6. Simposium guru

Forum ini selain sebagai media untuk saling sharing pengalaman juga

berfungsi untuk kompetisi antar guru, dengan menampilkan guru-guru

yang berprestasi dalam berbagai bidang, misalnya dalam penggunaan

metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya

ilmiah.

7. Program pelatihan tradisional lainnya

Pelatihan ini pada umumnya mengacu pada satu aspek khusus yang

sifatnya aktual dan penting untuk diketahui oleh para guru, misalnya:

CTL (Contextual Teaching and Learning), KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan), Penelitian Tindakan Kelas, penulisan karya ilmiah,

dan sebagainya.

8. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah

Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya

secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga

pendidikan lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lain tersebar diberbagai

pusat sumber belajar (perpustakaan, internet, dan sebagainya).

Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah lainnya

dalam bidang pendidikan guru dapat mengembangkan

profesionalismenya.

9. Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah.

Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah

setiap tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam

membangun profesionalime guru dalam melaksanakan

tanggungjawabnya.

10. Melakukan peneliatian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan studi sistematik yang

dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan ahli pendidikan

dalam rangka merefleksikan sekaligus meningkatkan praktik

pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat

untuk meningkatkan profesionalisme guru.

11. Magang.

Magang ini dilakukan bagi para guru pemula. Bentuk pelatihan pre-

service atau in-service bagi guru junoir untuk secara gradual menjadi guru

Page | 14

Page 15: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

profesional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan

guru bidang studi tertentu.

12. Mengikuti berita aktual dari media pemberiataan.

Pemilihan yang hati-hati program radio dan televisi, dan sering membaca

surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai

pengembangan mutakhir dari proses pendidikan. Oleh karena itu,

penggunaan media pemberitahuann secara selektif yang terkait dengan

bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan

profesionalisme guru.

13. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi.

Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas profesional juga akan

menigkatkan profesionalsime seorang guru. Organisasi/komunitas

profesional biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu

mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan

membangun hubungan yang erat dengan masyarakat.

14. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat.

Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi

pengembangan profesionalsime guru. Banyak hal dapat dilakukan dan

dipecahkan berkat kerjasama, seperti : penelitian tindakan kelas,

berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan kegiatan-kegiatan profesional

lainnya. Disamping itu, mengunjungi profesionnal lainnya di luar sekolah

merupakan metode yang sangat berharga untuk memperoleh informasi

terkini dalam rangka proses pengembangan profesional guru.

Page | 15

Page 16: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa

kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat serta kualifikasi kompetensi

yang memadai. Karena di tangannyalah pendidikan Indonesia ia bawa. Seorang guru

profesional setidaknya harus memiliki tiga unsur ini: Kualifikasi, Kompetensi

(Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Kompetensi

Profesional) dan Sertifikasi.

Untuk menciptakan seorang guru yang profesional, diperlukan pengembangan

profesi guru, ada banyak cara yang dilakukan, seperti: program peningkatan

kualifikasi pendidikan guru, program penyetaraan dan sertifikasi, program pelatihan

terintegrasi berbasis kompetensi, program supervisi pendidikan, program

pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), simposium guru,

program pelatihan tradisional lainnya, membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah,

berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah, melakukan penelitian (khususnya Penelitian

Tindakan Kelas), berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi, menggalang

kerjasama dengan teman sejawat.

Selain itu, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Guru dan Dosen

sebagai langkah konkrit pengambangan profesi guru.

Page | 16

Page 17: Latar Belakang. -    Web viewGuru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya ... Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara

3.2 Saran Berbagai model pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru hendaknya

direncanakan dan dilakanakan secara optimal agar mampu mencapai tujuannya yakni

mencetak guru yang memiliki profesionalitas tinggi.

Strategi pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru sebaiknya diawali

dari kesadaran diri guru itu sendiri untuk selalu berusaha mengembangkan dirinya

menjadi lebih

DAFTAR PUSTAKA

Saud, Udin Syaefudin. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2011.

(Sahabuddin,1993:6 dalam http://mawar19.blogspot.com/2012/ 05/makalah-cara-

meningkatkan.html).

(Supriadi 1998 dalam http://library-teguh.blogspot. com/2012/01/217-pengembangan-profesi-guru-secara.html).

Samana (1994 dalam http://mawar19.blogspot.com/2012/05/makalah-cara-meningkat kan.html )

http://sekolah.8k.com/rich_text_1.html

http://sinaja4math.blogspot.com/2012/01/model-pengembangan-guru.html

http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/strategi-pengembangan-profesionalitas.html (di unduh pada tanggal 29 November 2014 pukul 22.10).

Page | 17