latar belakang

Upload: ariefz-manutdholic

Post on 15-Jul-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Latar BelakangSemakin tinggi aktivitas ekonomi suatu negara atau wilayah, semakin terintegrasinya perekonomian wilayah terkait, semakin tinggi aktivitas bongkar muat barang yang terjadi dan menuntut tersedianya infrastruktur pelabuhan laut dengan kapasitas besar dan berteknologi modern. Tidak meratanya aktivitas ekonomi di suatu negara menimbulkan berbagai kelas pelabuhan di berbagai wilayah negara tersebut. Di Indonesia pelabuhanpelabuhan utama (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Belawan) berlokasi di kawasan barat yang volume aktivitas ekonominya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan timur. Satu faktor lagi yang ikut memengaruhi perkembangan pelabuhan adalah jalur pelayaran internasional yang akan menjadi tempat melintas kapal-kapal dari berbagai belahan dunia.

2. Rumusan MasalahSetiap pelabuhan pasti memiliki sesuatu permasalahan, struktur ataupun infrastrukturnya Entah dari segi keamanan,kenyamanan dan kebersihan dll. dan setiap negara memiliki permasalahan yang berbeda-beda.

3. Batasan MasalahPengamatan tentang permasalahan yang timbul di pelabuhan Indonesia maupun negara lain.

4. TujuanMengetahui masalah setiap pelabuhan dan mencari solusinya.

5. ManfaatDengan pengamatan dapat memberi solusinya agar sistem Pelabuhan menjadi lebih baik.

A. Permasalahan-Permasahan Yang Terdapat di Pelabuhan Indonesia1. Pelabuhan Tanjung priok Pelabuhan Tanjung Priok mempunyai wilayah perairan (di dalam

pelabuhan/breakwater) seluas 424 ha dan wilayah daratan seluas 604 ha, dan mempunyai tiga jenis terminal, yaitu terminal penumpang, terminal barang konvensional (bulk dan general cargo) dan terminal peti kemas. Sebagai pelabuhan yang mempunyai peran penting tidak saja bagi wilayah metropolitan Jakarta tapi juga bagi seluruh Indonesia saat ini dan di masa mendatang, Tanjung Priok menghadapi berbagai masalah besar yang bermuara pada : pengembangan kapasitas efisiensi/produktivitas lingkungan

1. Kendala Kapasitas

a.Wilayah Perairan Pada wilayah perairannya, Tanjung Priok mempunyai kendala dalam olah gerak (maneuvering) kapal keluar masuk pelabuhan. Lalu lintas kapal di seluruh kanal dalam pelabuhan hanya dapat dilakukan satu arah (one way) dan overlapped dengan kolam putar (turning basin) kapal, sehingga memperbesar waktu tunggu kapal yang akan melakukan bongkar muat. Hanya terdapat satu pintu masuk, pintu Barat (kedalaman 14 m) yang dioperasikan untuk kapal niaga dengan panjang maksimum 300 m . Pintu Timur (kedalaman 5 m) tidak dioperasikan karena dangkal dan saat ini hanya digunakan untuk kapal yang sangat kecil seperti kapal nelayan dan kapal tunda. Kecepatan rata-rata kapal dalam pelabuhan sekitar 1 sampai 2 knots karena harus ditarik oleh kapal tunda, sehingga sebagai contoh kapal yang akan bersandar di Terminal Koja membutuhkan waktu 2 - 2,5 jam dari pintu masuk sampai sandar di dermaga. Menurut para pandu, saat ini rata -rata terjadi 80 kedatangan dan keberangkatan kapal perhari di Tanjung Priok, dan angka ini akan meningkat menjadi maksimum 120 kapal per hari yang merupakan batas kapasitas yang aman bagi pelabuhan tersebut.

Dari uraian tersebut di atas terdapat isu-isu penting yang menyangkut operasi kapal di pelabuhan : Pengoperasian dua pintu keluar masuk pelabuhan; Memperbesar ruang gerak kapal di pelabuhan dengan cara menggeser breakwater yang ada sekarang.

b. Jaringan JalanBuruknya hubungan dengan jaringan jalan kota termasuk jalan tol dan manajemen lalu lintas yang tidak efisien menyebabkan kongesti di dalam dan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, yang sangat menghambat pergerakan barang di pelabuhan. Hal ini sebagian disebabkan karena beberapa fasilitas penumpukan barang berada tersebar di dalam dan di sekitar pelabuhan, dan banyak truk/trailer bergerak di antara terminal dan depot-depot tersebut.

2.Isu Efisiensi/Produtivitas a. Operasi Terminal yang SemrawutKecuali JICT dan TPK Koja, berbagai jenis muatan ditangani di Pelabuhan Tanjung Priok seperti penumpang, general cargo, peti kemas, muatan curah cair dan kering serta muatan berbahaya. Saat ini setiap terminal dikelola dan dioperasikan oleh suatu terminal operator melalui kontrak antara Pelindo II dengan perusahaan swasta. Sistem ini menyebabkan kongesti lalu lintas di dalam dan luar pelabuhan, sementara Pelindo II hanya mengelola alokasi dermaga, pemanduan kapal dan pelayanan kapal tunda dalam usaha jasa pelabuhan. Terdapat inefisiensi dan kondisi biaya tinggi dalam prosedur cargo handling karena kurangnya situasi kompetitif, dimana terdapat beberapa situasi monopoli sementara kompetisi di antara terminal operator pada dermaga konvensional tidak jelas dan transparan.

b. Prosedur yang SemrawutProsedur pengiriman dan penerimaan muatan dalam pelabuhan sangat semrawut. Agen perusahaan pelayaran dan penerima barang harus memasukkan banyak dokumen ke banyak kantor yang berbeda. Menyangkut kepabeanan (custom

clearance), terdapat tiga kantor Bea Cukai dalam pelabuhan. Perusahaan pelayaran dan para pengguna jasa pelabuhan banyak mengeluhkan tentang kurangnyakoordinasi di antara ketiga kantor Bea Cukai tersebut, yang menghambat pergerakan muatan dari pelabuhan.

2. Pelabuhan Merakada lima masalah yang harus diselesaikan dalam penyelenggaraan angkutan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni (Lampung) yaitu: 1. armada kapal penyeberangan yang telah uzur. Banyak kapal yang tidak sesuai dengan syarat kecepatan minimum. Sebagai contohnya, sebuah kapal terdaftar memiliki kecepatan 10 knot, namun pada pelaksanaannya tidak lebih dari itu."Pada intinya, bila kecepatan kapal berlayar semakin cepat dan trip semakin

bertambah, maka kapasitas barang dan penumpang yang diangkutakan semakin besar," 2. prasarana di pelabuhan yang belum mendukung.Menurutnya, saat ini pihaknya sedang membangun pemecah gelombang, alur kapal dan dalam waktu dekat akan diresmikan pemecah gelombang. 3. manajemen pelabuhan yang saat ini tidak efisien dan kurang optimal. Pada saat dipimpin oleh Dirut Bambang Soerjanto,Pelabuhan Merak dilakukan berdasarkan telekomunikasi dan informasi.Pengaturan kendaraan dilakukan secara elektronik sehingga kendaraan tertib.Selain itu peniketan secara elektronik mampu memantau dan menghitungpenumpang yang keluar. Namun hal semacam itu tidak terjadi lagi saat ini.

4. Kualitas sumber daya manusia (SDM), Faktor pelaut dan pegawai di pelabuhanjuga akan menjadi masalah, terkait dengan mental mereka. Karenanya, kualifikasi terhadap pelaut dan karyawan pelabuhan akan dilakukan lagi.

5.

Regulasi.