lapsus retardasi mental
DESCRIPTION
lapsus ilmu kesehatan jiwaretardasi mentalgangguan perilaku masa kanak dan remajaTRANSCRIPT
![Page 1: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/1.jpg)
SMF PSIKIATRI
RSUD DR.SOEBANDI JEMBER
I. Identitas Pasien
Nama : Nn. SJ
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Durian III/6, Baratan, Jember
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SLB
Status : Belum menikah
Tanggal pemeriksaan : 26 Maret 2015
II. Anamnesa
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• KELUHAN UTAMA
Sering marah-marah
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Autoanamnesis (Selasa, 24 Maret 2015, Poli Psikiatri RSD Dr.Soebandi)
Pasien dibawa ke RS dengan keluhan sering marah-marah dan sulit diam 2
minggu terakhir. Saat datang pasien mengenakan pakaian yang rapi dan pakaian seperti
anak-anak. Pasien dapat menjawab saat ditanya nama oleh pemeriksa. Pasien juga dapat
menjawab pertanyaan sederhana seperti apakah pasien sudah makan dan sudah mandi.
Saat ditanya apa yang disukai pasien, pasien menjawab suka bernyayi, lalu pasien mulai
menyanyi lagu anak-anak dengan keras. Pasien sulit duduk diam dan memusatkan
perhatian, saat ditanya kembali pertanyaan lain seperti kelas berapa dan sekolah dimana
pasien tidak mau menjawab. Pasien juga terlihat aktif dan sulit diam. Namun pasien
1
![Page 2: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/2.jpg)
masih dapat diajak berkomunikasi dan kontak mata serta kontak fisik (salaman) dengan
pemeriksa.
Heteroanamnesis (Selasa, 24 Maret 2015, Poli Psikiatri RSD Dr.Soebandi)
Pasien datang dengan kedua orangtuanya. Orangtuanya pasien mengatakan
bahwa pasien sudah mengalami keterlambatan perkembangan dan berkomunikasi sejak
kecil. Dalam 2 minggu terakhir, pasien mulai sering marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Bila pasien marah, pasien mulai membenturkan badannya ke tembok dan ke pintu. Bila
orangtua pasien berusaha mencegah, maka pasien akan memukul-mukul orangtuanya.
Biasanya pasien marah hanya sebentar dan bila tidak sedang marah, pasien dapat diajak
berkomunikasi dan diberikan sederhana seperti duduk, makan, dll. Pasien biasanya
marah-marah bila lama tidak bertemu ibu pasien maupun saat pasien capek setelah
aktivitas berat, namun kadang tiba-tiba langsung marah. Orangtua pasien bekerja di
Mayang namun rumahnya di Baratan, Jember, sehingga bila jam kerja, pasien di rumah
bersama dengan pengasuhnya.
Di rumah, pasien mendapat perhatian khusus dari semua anggota keluarga
karena keterbatasan pasien. Saat usia 2 tahun pasien pernah kejang 1x tanpa demam,
namun tidak pernah kejang setelah itu. Orang tua pasien juga menjelaskan bila pasien
tidak pernah jatuh terbentur kepala atau kecelekaan lain,dan tidak pernah menderita sakit
infeksi yang berat seperti infeksi otak, dll.
Saat kecil pasien memang mengalami keterlambatan. Pasien baru bisa berjalan
usia 4,5 tahun, dan baru bisa berbicara kalimat jelas usia 15 tahun, sebelumnya pasien
hanya mengeluarkan suara gumaman dan bicara kata mama papa saja. Sebelumnya pasien
pernah dibawa ke RSUD dr. Soetomo saat pasien usia 2 thn.
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
disangkal
• RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien pernah fisioterapi di RSUD dr. Soetomo untuk membantu pasien cepat berjalan
dan berbicara.
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
2
![Page 3: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/3.jpg)
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami sakit dengan gejala sama seperti pasien
• RIWAYAT SOSIAL
Pendidikan : SLB
Status : Belum menikah
Faktor premorbid : -
Faktor organik : -
Faktor psikososial : pasien tinggal dengan kedua orangtuanya, namun saat siang
sampai sore orangtua pasien bekerja di Mayang, dan pasien hanya bersama pengasuh.
III. Status Interna Singkat
1. Keadaan umum : cukup
2. Kesadaran : kompos mentis
3. Tensi : 120/70 mmHg
4. Nadi : 84x/menit
5. Pernafasan : 24x/menit
6. Suhu : 36,5o C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala-leher : a/i/c/d: -/-/-/-
Terdapat malformitas congenital pada mata sebelah
kiri
• Thorax:Cor : S1S2 tunggal
• Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
• Abdomen : Flat, bising usus normal, timpani, soepel
• Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas dan tidak ada
oedema pada keempat ekstremitas
• Pemeriksaan telinga : Auricula: Deformitas (-), lesi (-), discharge (-)
Membran timpani: Inflamasi (-), Perforasi (-)
Nyeri ketok mastoid: (-)
3
![Page 4: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/4.jpg)
IV. Status Psikiatri
Kesan umum : pasien berpenampilan bersih, rapi, dan berpakaian seperti
anak-anak
Kontak : verbal (+), mata (+), tidak lancar, relevan
Kesadaran
Kualitatif : tidak berubah
Kuantitatif : GCS : 4-5-6
Afek/Emosi : euforia
Proses berfikir
Bentuk : Otistik (tertawa sendiri, bermain sendiri)
Arus : koheren
Isi : relevan, preokupasi bermain dan bernyayi
Persepsi : halusinasi (-), ilusi (-)
Kemauan : menurun
Intelegensia : menurun (Retardasi Mental)
Psikomotor : meningkat (hiperaktif)
V. Diagnosa Multiaxial
Axis I : F. 90.0 Gangguan Aktivitas dan Perhatian
Axis II : F71 Retardasi Mental Sedang
Axis III : Q00-Q99 Malformasi Kongenital, deformasi, kel kr.
Axis IV : (-)
Axis V : 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
VI. Diagnosis Banding
F.84.0 Autisme masa kanak
VI. Terapi
4
![Page 5: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/5.jpg)
FARMAKOTERAPI
Prohyper 10 mg 1x1
VII .Edukasi
Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa gejala yang diderita anaknya adalah
karena perkembangan jiwa pasien yang terhenti atau tidak lengkap, sehingga adanya
keterbatasan dalam keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh
pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, seperti kemampuan bahasa, motorik,
sosial.
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pasien juga mengalami gangguan untuk
memusatkan perhatian dan aktivitas yang berlebihan, seperti loncat-loncat dan berlari-
lari keliling ruangan yang tidak sesuai anak seusianya serta adanya gangguan belajar
dan aktivitas motorik
Menjelaskan bahwa diperlukan dukungan mental, moril dan pengawasan dari
keluarga kepada pasien agar pasien dapat melakukan aktivitas sederhana dan tidak
sepenuhnya bergantung kepada orang lain.
Bila ada gejala pada pasien yang impulsif atau pasien berusaha menyakiti diri sendiri
maupun orang lain, maka segera bawa pasien ke dokter.
VII. Prognosa
Dubia ad malam
Premorbid : (-)
Perjalanan penyakit : kronis à buruk
Umur permulaan sakit : muda à buruk
Riwayat pengobatan : belum mendapat pengobatan sebelumnya à buruk
Faktor keturunan : (-) à baik
Faktor pencetus : tidak diketahui à buruk
IX. Follow Up
Tanggal Kamis, 26 Maret 2015
Anamnesis Autoanamnesis:
5
![Page 6: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/6.jpg)
Saat datang ke rumah pasien, pasien dalam keadaan bersih, rapi, dan
mengenakan pakaian sesuai usia. Pasien menyambut dan bersalaman. Saat
ditanya kabar, pasien dapat menjawab. Pasien juga mengatakan kalau
sudah makan dan mandi, pasien juga bisa tidur enak. Saat disuruh duduk,
pasien juga menurut, namun sesaat kemudian akan bangun lagi dan
berjalan-jalan di dalam rumah. Pasien masih sulit memusatkan perhatian,
namun dapat dipanggil dan diberikan perintah sederhana.
Heteroanamnesis:Ibu pasien mengatakan keluhan marah-marah pasien sudah berkurang,
namun masih tetap aktif. Pasien juga rajin bila disuruh mandi dan makan.
Kegiatan pasien di rumah adalah menonton TV terutama lagu-lagu karena
pasien hobi bernyanyi. Pasien sebenarnya sekolah di SLB, namun sudah
beberapa bulan tidak masuk sekolah karena sering marah di sekolah,
hiperaktif, dan mengganggu teman-temannya. Pasien sempat takut bila ada
suara keras.
Dari penjelasan guru pasien, di sekolah pasien mau mengerjakan tugas-
tugas seperti menggambar, menghitung, namun belum bisa menulis kalimat
dll. Jadi harus dibacakan oleh gurunya. Namun, pasien juga sering
meninggalkan tugas sebelum menyelesaikannya dan sering lari-lari dan
sulit fokus dan diam.
Di rumah pasien tinggal dengan ayah ibu dan pengasuhnya, namun tiap
sore om dan sepupunya ke rumah, karena pasien dekat dengan om nya.
Pasien anak terakhir dan memliki 2 kakak yang sudah berkeluarga.
Hubungan dengan keluarga juga baik, keluarga pasien sayang dan mau
menerima serta merawat pasien.
Saat kecil pasien memang mengalami keterlambatan. Pasien baru bisa
berjalan usia 4,5 tahun, dan baru bisa berbicara kalimat jelas usia 15 tahun.
Sebelumnya pasien pernah dibawa ke RSUD dr. Soetomo saat pasien usia 2
thn. Pasien sempat kejang saat itu dan diperiksakan ke surabaya, namun
tidak ada kelainan pada pasien, hanya lingkar kepala pasien yang lebih
kecil dari normal. Pasien juga sempat pijat dan berobat rutin ke surabaya,
6
![Page 7: Lapsus retardasi mental](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082713/55cf8f5b550346703b9b81c8/html5/thumbnails/7.jpg)
namun keadaan pasien tetap sama. Saat hamil, ibu pasien tidak pernah
terkena penyakit, namun pasien lahir prematur pada usia 8 bln karena
ketuban pecah dengan berat badan hanya 1,8 kg.
Status Psikiatri
Kesan umum : pasien berpenampilan bersih, rapi, dan
berpakaian seperti anak-anak
Kontak : verbal (+), mata (+), tidak lancar, relevan
Kesadaran
Kualitatif : tidak berubah
Kuantitatif : GCS : 4-5-6
Afek/Emosi : euforia
Proses berfikir
Bentuk : Otistik (tertawa sendiri, bermain sendiri)
Arus : koheren
Isi : relevan , preokupasi bermain dan
bernyayi
Persepsi : halusinasi (-), ilusi (-)
Kemauan : menurun
Intelegensia : menurun (Retardasi Mental)
Psikomotor : meningkat (hiperaktif)
Diagnosis Multiaxial
Axis I : F. 90.0 Gangguan Aktivitas dan Perhatian
Axis II : F71 Retardasi Mental Sedang
Axis III : Q00-Q99 Malformasi Kongenital, deformasi, kel
kr.
Axis IV : (-)
Axis V : 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat
dalam beberapa fungsi
Terapi Prohyper 10 mg 1x1
7