lapsus & referat k.ima

51
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT & LAPORAN KASUS UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013 REFERAT: GANGGUAN CEMAS LAPORAN KASUS: GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2) DISUSUN OLEH: NUR HALIMATUSSANIAH BTE ISHAK C 111 09 849 SUPERVISOR: dr. Wempy Thioritz, Sp.KJ PEMBIMBING: dr. Myra

Upload: ahmad-badrul-amin

Post on 24-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus & Referat k.ima

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT & LAPORAN KASUS UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013

REFERAT: GANGGUAN CEMAS

LAPORAN KASUS: GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2)

DISUSUN OLEH:

NUR HALIMATUSSANIAH BTE ISHAK

C 111 09 849

SUPERVISOR:

dr. Wempy Thioritz, Sp.KJ

PEMBIMBING:

dr. Myra

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 2: Lapsus & Referat k.ima

LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn FH

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 37 tahun

Status perkahwinan : Sudah menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Suku bangsa : Makassar

Warga negara : Indonesia

Alamat : BTP

Pendidikan terakhir : S1

Datang ke Poli Jiwa : 19 April 2013

LAPORAN PSIKIATRI

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan utama: cemas

B. Riwayat gangguan sekarang:

Keluhan cemas dialami sejak Februari 2009. Pasien menyatakan tubuhnya

sering pegal-pegal sehingga mengganggu kualitas pekerjaannya, setiap kali

sakitnya datang pasien akan merasa dadanya tertekan seperti membawa

beban yang berat, merasa kembung dan akan sendawa berkali-kali. Pasien

mengalami sakit seperti ini semenjak tahun 2009. Awalnya pasien bangun

dari tidur tiba-tiba merasa gementar, menggigil, pusing serta dirasakan

seperti kejang seluruh tubuh. Pasien langsung dibawa ke RS Grestelina oleh

anggota keluarganya. Pertamanya pasien di curigai ISK tapi setelah

dilakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi dokter mengesahkan

bahwa tidak didapatkan apa-apa kelainan pada hasil pemeriksaan pasien.

Dokter cuma memberikan pasien obat maag untuk perut kembungnya.

Namun pasien merasakan tidak membaik. Setelah dirawat di RS Grestelina

pasien tetap kontrol berobat di RS Wahidin, pasien sempat berhenti

Page 3: Lapsus & Referat k.ima

merokok dan minum kopi karena ditakutkan rokok dan kopi penyebab

meningkatnya asam lambung. Setelah hampir setahun berobat dan pasien

merasakan tidak ada perubahan dan sering dinyatakan tidak ada kelainan

pasien putus asa dan berhenti berobat ke dokter selama kurang lebih dua

tahun. Di rumah, setiap kali sakitnya memberat isteri pasien akan memijat

pasien sehingga pasien rasa tenang dan bisa tidur. Pasien waktu sebelum

menikah pernah bekerja di kapal selama hampir 5 tahun dari 2001-2005,

pasien pulang dari berlayar lalu menikah sama isterinya, setelah menikah

isteri pasien meminta pasien ganti pekerjaan karena kurang senang

pekerjaan pasien yang sering berpergian padahal pasien suka menjadi pelaut

karena gajinya lumayan besar. Pasien mengikuti kehendak isterinya dan

bekerja sebagai PNS selama 4 tahun sebelum sakit. Pasien selalu tertekan

dengan pekerjaannya karena harus mencapai target kerja pasien sering

bergadang dan makan tidak teratur sehingga jatuh sakit pada tahun

2009.Pasien menyatakan sakitnya hilang hanya pabila pasien tidur. Pasien

sering datang pikiran jelek tiba-tiba seperti mau membunuh diri, mau

menabrak orang. Pikiran begitu muncul sejak tahun 2009. Sebelum sakit,

pasien orangnya cepat marah, emosional dan terkadang kalau lagi marah,

pasien suka melempar barang.Tapi sejak sakit, pasien lebih bisa

mengendalikan marahnya sering diam dan beristighfar setiap kali ada yang

tidak menyenangkan pasien.

Hendaya/ disfungsi

o Hendaya sosial (-)

o Hendaya pekerjaan (+)

o Hendaya penggunaan waktu senggang (+)

Faktor stressor psikososial

Sering memikirkan sakitnya

Riwayat gangguan sebelumnya

Tidak terdapat riwayat gangguan sebelumnya.

C. Riwayat gangguan sebelumnya (penyakit dahulu)

Trauma (-)

Page 4: Lapsus & Referat k.ima

Infeksi (-)

NAPZA: - merokok (+) 1 hingga 2 bungkus sehari tapi mulai berhenti

sejak sering kembung.

- Alkohol (+) sewaktu kerja di kapal tapi sudah berhenti

sejak tahun 2009.

D. Riwayat kehidupan peribadi

i. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)

Pasien lahir tanggal 14 April 1977 di RS Fatimah. Lahir cukup bulan,

normal dan dibantu oleh dokter. Pasien merupakan anak yang diinginkan.

Ibu pasien tidak mengalami masalah selama mengandung pasien.

ii. Riwayat masa kanak-kanak awal (usia 1-3 tahun)

Pasien mendapatkan ASI hingga usia 2 tahun. Pertumbuhan dan

perkembangan pasien sama dengan anak sebayanya.

iii. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)

Pasien bersekolah Sekolah Dasar (SD) di Palopo, Sulawesi Selatan. Prestasi

pasien di sekolah cukup baik. Pasien dikenal sebagai anak yang ceria dan

rajin ke sekolah. Pasien mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

iv. Riwayat masa kanak-kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)

Setelah tamat sekolah dasar, pasien melanjutkan pendidikannya ke SMP di

Palopo. Kemudian SMA di Palopor. Pasien dikenali sebagai orang yang

cukup baik, suka membantu orang lain, mempunyai banyak teman-teman di

sekolah, peramah dan orangnya terbuka.

v. Riwayat masa dewasa

Pasien menyelesaikan pendidikan di tahap S1 dan lanjut bekerja di kapal

sehingga pasien menikah dan menukar pekerjaannya sebagai PNS pada

tahun 2006 karena isteri pasien kurang senang dengan pekerjaan pasien

sebagai pelaut.Pasien beragama Islam dan taat beribadah.

Page 5: Lapsus & Referat k.ima

vi. Riwayat pernikahan

Pasien menikah pada umur 28 tahun (tahun 2005) dan mempunyai 2 orang

anak (♂,♂). Hubungan pasien dan keluarga baik. Hubungan pasien dengan

isterinya juga baik.

vii. Riwayat pekerjaan

Pernah bekerja di kapal selama 6 tahun dari tahun 2001-2006 kemudian

bekerja sebagai PNS karena isterinya kurang menyenangi pekerjaannya

sebagai pelaut.

E. Riwayat kehidupan keluarga

Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. (♂,♀,♂,♀). Pasien

memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga. Tidak ada

ahli keluarga dengan riwayat penyakit yang sama.

F. Situasi sekarang

Saat ini, pasien tinggal bersama isteri dan anak-anaknya. Isteri pasien tidak

bekerja. Hubungan pasien dengan isteri dan anak-anaknya baik.

G. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya

Pasien ingin kembali sehat seperti sebelumnya agar dapat melakukan

aktivitas sehariannya dengan semangat dan sembuh dari sakit-sakit badan.

Page 6: Lapsus & Referat k.ima

AUTOANAMNESIS (19 April 2013)

DM : Selamat siang bapak.

P : Selamat siang dok.

DM : Perkenalkan nama saya Nur Halima, saya dokter muda yang bertugas di sini.

Kalau boleh tahu nama ibu siapa?

P : Nama saya FH.

DM : Bapak umurnya sekarang berapa?

P : 37 tahun umurku sekarang dok.

DM : Bapak tinggal di mana?

P : Di BTP dok.

DM : Pekerjaan bapak sehari-hari apa?

P : Saya PNS dok.

DM : Kalau boleh tahu apa yang membawa bapak datang kemari?

P : Saya sebenarnya tadi dari poli umum dok, dokter disana anjurkan saya ke sini

(Poli Jiwa RSWS) karena dia bilang kemungkinan saya terlalu banyak pikiran

sampai kambuh terus maag ku. Saya bilang apa hubungannya penyakit saya sama

jiwa, baru dokter itu bilang saya harus coba dulu siapa tau ada yang bisa dibantu

karena sudah berkali-kali periksa laboratorium normal terus hasilnya.

DM : Sejak kapan bapak rasakan begitu?

P : Saya sakit terus ini dok sejak tahun 2009, pertama itu saya bangun mau solat

subuh dok, langsung tiba- tiba saya rasa kayak kram seluruh badanku, kayak

gementaran dingin baru pucat ku lihat tangan kaki ku. Saya rasa lemah sekali

langsung saya di bawa ke RS Grestelina sama keluarga.

DM : Apa dibilang sama dokter di RS Grestelina bapak?

P : pertama dokter curiga saya ISK kerna ada darah di kencingku katanya, terus di

periksa laboratorium sama USG ternyata bukan ISK. Tidak tau apa diagnosanya

DM : Apa obat yang diberikan sama dokter waktu itu bapak ?

P : Cuman di kasi obat maag ji dok, karena kembung sekali perutku baru sendawa

terus. Tapi setelah makan obat maag juga tidak ada sembuh sakitku dok.

DM : Bagaimana pola tidur bapak? Bapak bisa tidur?

Page 7: Lapsus & Referat k.ima

P : Kalau soal tidur dok, bagus sekali tidurku dok. Belum pernah terganggu tidurku.

Sakit saya juga dok cuman tidak kurasa waktu tidur ji, kalau bangun sakit lagi.

DM : Kalau saat ini bagaimana kita rasakan bapak? Masih sakit?

P : Sakit terus ini dok, tidak pernah berhenti. Dadaku kayak sempit, seperti membawa

beban yang berat, baru kembung perutku ini dok, sendawa terus. Tapi kalau bicara-

bicara begini toh kayak enak saya rasa kurang-kurang sakitku dok, ini tidak

sendawa lagi.

DM : Jadi bapak rasa tenang sekarang? Bagaimana selera makan bapak? Berkurang

tidak?

P : Iya dok, saya senang kalau bisa bicara-bicara begini. Selera makanku baik dok

seperti biasa. Tidak pernah berkurang dok.

DM :Oh, begitu. Bapak setelah berobat di RS Grestelina pernah tidak bapak coba ke

Rumah Sakit lain atau berobat di mana-mana?

P : Ada dok, di sini (RS Wahidin Sudirohusodo). Sering saya ke sini dulu dari tahun

2009 sampai 2010 saya berhenti berobat dok, putus asa saya kerna tidak pernah

sembuh baru dokter bilang saya tidak ada apa-apa sakit dok. Sedangkan tidak

pernah kurang-kurang sakitku ini dok, sakit-sakit semua ini (sambil pasien

menunjuk ke seluruh tubuhnya). Saya sempat putus asa berobat dok, 2 tahun mi

saya tidak ke dokter.

DM : Jadi selama 2 tahun itu apa yang bapak lakukan kalau datang sakitnya ?

P : Tidak ada apa-apa yang dilakukan dok, Cuma isteri saya pijat-pijat nanti kurang-

kurang sakitku langsung tidur. Aduh sakit semua ini dok badanku jadi saya kembali

lagi ke sini mau tau sakitku, tapi dokter tadi bilang saya harus ke sini siapa tau ada

solusinya karena ini dok (pasien tunjukkan hasil laboratoriumnya) semuanya bagus

dibilang sama dokter tadi. Tapi sakit terus saya ini. Tapi saya bingung apa

hubungannya sakitku sama jiwa? Bisakah sakit maag kerna ada masalah jiwa dok?

DM : Iya mungkin karena stress, bisa memicu peningkatan asam lambung juga bapak.

Bapak kalau dirumah bagaimana hubungan bapak sama keluarga, isteri dan anak-

anak?

P : Baik ji dok, seperti biasa. Malah pertama waktu saya drop tahun 2009 itu saya

masih tinggal sama keluargaku, mereka yang hantar saya ke RS Grestelina waktu itu.

Kan saya tidak bisa jalan dok waktu itu, saya dipapah ke rumah sakit kakakku yang

bawa.

Page 8: Lapsus & Referat k.ima

DM : Bapak pernah tidak mendengar bisikan-bisikan atau terlihat sesuatu?

P : Tidak dok. Cuma sejak sakit saya sering datang pikiran-pikiran jelek seperti ‘eh

mau ka bunuh diri deh’, terkadang kalau lagi bawa mobil pernah saya terpikir

bagaimana ya kalau saya menabrak motor didepan ku. Bukan bisikan dok tapi pikiran

saya sendiri. Tapi pikiran ji dok (sambil tersenyum) tidak pernah saya

melakukan apa yang saya pikirkan.

DM : Bagaimana hubungan bapak sama teman-teman? Bapak sering tidak marah-

marah?

P : Itu dok satu kesyukuran saya sama sakitku, dulu sebelum saya sakit saya ini

orangnya cepat sekali marah. Kalau saya jengkel terkadang saya lempar-lempar

barang. Tapi setelah sakit saya lebih banyak diam dok, kalaupun ada sesuatu yang bikin

saya marah saya lebih memilih untuk diam dan istighfar saja karena tidak kuat mau

marah-marah dok.

DM : Kalau pekerjaan bapak bagaimana? Ada masalah?

P : Saya sebenarnya waktu bujang sempat kerja di kapal besar, waktu tahun 2001

sampai tahun 2005, enak sekali dok, gajinya juga agak besar ya, bepergian terus

aya 5 tahun itu, baru setelah pulang saya menikah sama isteriku, setelah setahun

menikah isteri saya minta saya ganti pekerjaan karena dia kurang senang

pekerjaanku yang bepergian. Jadi mulai tahun 2006 saya PNS sampai sekarang. Mulai

dari situ dok saya memikirkan terus pekerjaanku, terkadang begadang, kurang juga

makan karena mau sekali mencapai target kerjaku dok. Setelah 4 tahun bekerja saya

drop sekali itu pada tahun 2009. Kalau sekarang yah jelaslah saya sudah tidak bisa

bekerja terlalu kuat karena sakit-sakit badanku.

DM : Bapak sewaktu bekerja di kapal biasa minum-minum (alcohol)?

P : Iya kalau alkohol memang kehidupan kita yang kerja di kapal pagi-pagi juga

minum. Tapi sekarang sudah tidak minum dok, saya juga sudah tidak merokok

mulai sakit sampai sekarang.

DM : Bapak pernah ambil obat-obatan yang berlebihan?

P : Tidak ada dok, tidak pernah begitu dok.

DM : Tidak pernah bapak ada masalah sama isteri atau siapa-siapa sebelumnya yang

buat bapak tertekan?

P : Tidak dok, baik-baik saja Cuma itu waktu saya kerja di kapal isteriku tidak suka

padahal lumayan gajinya. Tapi baik-baik ji juga sekarang dok.

Page 9: Lapsus & Referat k.ima

DM : Bagaimana pekerjaan bapak sekarang? Ada kendala?

P : Iya jelaslah dok, saya sering sakit- sakit sudah tidak terlalu kuat kerja.

DM : Isteri bapak bekerja?

P : Tidak dok, isteri saya ibu rumah tangga.

DM : Oh, begitu. Apa bapak tau artinya panjang tangan?

P : Iya dok, artinya suka mencuri.

DM : Baik, kalau 100 – 10 berapa pak?

P : 90 dok.

DM : Kalau 80-10?

P : 70 dok.

DM : Baik bapak, apakah masih ada yang mau bapak ceritakan?

P : Saya rasa sudah tidak ada dok

DM : Apa bapak masih ingat dengan nama saya tadi bu?

P : Iya dok, Nur Halima nama dok kan

DM : Baiklah bapak. Terima kasih atas waktunya. Jangan lupa minum obatnya nanti

bapak, supaya bisa lebih tenang perasaan bapak.

P : Iya dok. Sama-sama dok.

Page 10: Lapsus & Referat k.ima

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan:

Tampak seorang laki-laki wajah sesuai umur, tinggi, kulit sawo matang,

penampilan cukup rapi, memakai baju kaos merah, celana jeans biru gelap

dan membawa tas ransil bewarna hitam, cara jalan biasa.

2. Kesadaran : Baik

3. Perilaku dan aktivitas motorik: Pasien duduk agak gelisah

4. Pembicaraan : Lancar dan spontan, intonasi biasa

5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Gelisah

2. Afek : cemas

3. Keserasian : Serasi

4. Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual

1. Taraf Pendidikan, pengetahuan umum & kecerdasan: Sesuai taraf

pendidikan

2. Daya konsentrasi : Baik

3. Orientasi (waktu, tempat, orang) : Baik

4. Daya ingat

- Jangka panjang : Baik

- Jangka pendek : Baik

- Jangka segera : Baik

Page 11: Lapsus & Referat k.ima

5. Pikiran abstrak : Baik

6. Bakat Kreatif : Bisa menulis cerpen.

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran

a. Produktifitas : Cukup

b. Kontinuitas : Relevan dan koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran

a. Preokupasi : Memikirkan terus-terus sakitnya

b. Gangguan isi pikir: Tidak ada

F. Pengendalian Impuls: Baik

G. Daya Nilai

1. Norma Sosial : Baik

2. Uji Daya Nilai : Baik

3. Penilaian Realitas : Baik

H. Tilikan (Insight) :

Derajat VI (pasien sadar bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan)

II. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan Fisik:

Status Internus

- Tekanan darah :130/80 mmHg

- Nadi :88x/menit

Page 12: Lapsus & Referat k.ima

- Suhu tubuh :36.52ºC

- Pernapasan : 20x/menit

- Ektremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

Status neurologis

- GCS 15 ( E4M6V5)

- Tanda rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernig sign (-)

- Pupil bulat, isokor, diameter kiri dan kanan 2.5 mm/ 2.5mm, RCL +/+, RCTL

+/+

- Fungsi motorik dan sensorik pasien dalam batas normal dan tidak ditemukan

reflex patologis.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang laki-laki berumur 37 tahun datang ke Poli Jiwa RS Wahidin

dengan keluhan sering cemas dengan penyakit yang dialami. Pasien sering

merasa dadanya tertekan, perut kembung dan sendawa berkali-kali. Pasien

mulai mengalami gejala sejak Februari 2009. Awalnya pasien bangun dari tidur

tiba-tiba merasa gementar, menggigil, pusing serta dirasakan seperti kejang

seluruh tubuh. Pasien langsung dibawa ke RS Grestelina oleh anggota

keluarganya. Tapi dikatakan tidak ada kelainan pada hasil pemeriksaan

laboratorium dan radiologi.pasien Cuma diberikan obat maag untuk kembung

perutnya, tapi pasien merasa tiada perubahan. Setelah berobat di RS Grestelina

pasien kontrol di RS Wahidin selama hampir setahun tapi tetap tidak berkurang

sakitnya. Pasien sempat putus asa dan berhenti berobat selama hampir dua

tahun karena sering dinyatakan tidak ada kelainan dari dokter. Pasien waktu

sebelum menikah pernah bekerja di kapal selama hampir 5 tahun dari 2001-

2005, pasien pulang dari berlayar lalu menikah sama isterinya, setelah menikah

isteri pasien meminta pasien ganti pekerjaan karena kurang senang pekerjaan

pasien yang sering berpergian padahal pasien suka menjadi pelaut karena

gajinya lumayan besar. Pasien mengikuti kehendak isterinya dan bekerja

sebagai PNS selama 4 tahun sebelum sakit. Pasien selalu tertekan dengan

pekerjaannya karena harus mencapai target kerja pasien sering bergadang dan

makan tidak teratur sehingga jatuh sakit pada tahun 2009.

Page 13: Lapsus & Referat k.ima

Pada status mental didapatkan Tampak seorang laki-laki wajah

sesuai umur, tinggi, kulit sawo matang, penampilan cukup rapi, memakai baju

kaos merah, celana jeans biru gelap dan membawa tas ransil bewarna hitam,

cara jalan biasa, kesadaran baik, perilaku dan aktivitas psikomotor agak gelisah.

Pembicaraan spontan, lancar dan intonasi biasa. Pasien kooperatif, mood

gelisah, afek cemas , empati dapat dirasarabakan. Pengetahuan umum dan

kecerdasan sesuai tingkat pendidikannya. Daya konsentrasi cukup, orientasi

dan daya ingat baik, pikiran abstrak baik, kemampuan menolong diri sendiri

cukup. Tidak terdapat gangguan persepsi. Produktivitas cukup, kontinuitas

relevan dan koheren, tidak ada hendaya berbahasa. Preokupasi memikirkan

tentang penyakitnya., tidak ada gangguan isi pikir, pengendalian impuls baik,

daya nilai baik. Tilikan berupa Insight derajat VI, dan dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Berdasarkan hasil autoanamnesis dan pemeriksaan status mental

ditemukan adanya keluhan sering pegal-pegal, kembung, sering sendawa

dan kurang bersemangat saat beraktivitas, kurang konsentrasi, cepat capek,

mengeluh sakit pada dadanya dan berdebar-debar sehingga menimbulkan

penderitaan (distress) dan hendaya bagi pasien sehingga dapat

dikategorikan sebagai gangguan jiwa. Dari pemeriksaan status mental

tidak didapatkan adanya hendaya berat seperti halusinasi dan waham

sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa non-psikotik. Dari status

internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga kelainan mental

organik dapat disingkirkan.

Pada pasien ini ditemukan gejala anxietas seperti rasa khawatir,

jantung berdebar-debar, berkeringat berlangsung tiap waktu kecuali tidur.

Pada pasien ini juga didapatkan gejala depresi seperti konsentrasi dan

perhatian yang berkurang. Akan tetapi masing-masing tidak menunjukkan

rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri

Page 14: Lapsus & Referat k.ima

sehingga berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis sebagai Gangguan

Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2).

Aksis II : Pasien agak pendiam, tapi memiliki banyak teman dan

berhubungan baik dengan keluarga dan orang lain sehingga dimasukkan ke

dalam ciri kepribadian tidak khas.

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Faktor stressornya adalah sering memikirkan sakitnya.

Aksis V : GAF scale pasien saat ini adalah 70-61 berupa gejala

ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih

baik.

VI. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik: tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna,

tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien

memerlukan psikofarmakologi.

Psikologik: ditemukan adanya hendaya ringan sehingga pasien memerlukan

psikoterapi untuk menghilangkan gangguan anxietas dan depresi ringan.

Sosiologik :ditemukan hendaya sosial ringan dan tidak ditemukan dalam

pekerjaan maka pasien memerlukan sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

Dubia et bonam. Adapun faktor pendukung maupun faktor penghambat adalah

seperti berikut:

Faktor pendukung:

Mempunyai faktor stressor yang jelas

Sudah menikah

Riwayat pre morbid sosial yang baik

Tidak terdapat kelainan interna dan neurologi

Keinginan pasien untuk berobat dan sembuh

Page 15: Lapsus & Referat k.ima

Faktor penghambat

Onset penyakitnya yang kronik

Perlangsungan masalah yang sudah lama yaitu ketika awal menikah

VIII. PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan PPDGJ-III, adapun pedoman diagnosis untuk Gangguan Campuran

Anxietas dan Depresi adalah sebagai berikut:

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing

tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan

diagnosis tersendiri. Untuk anxietas beberapa gejala otonomik harus

ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau

kekhawatiran yang berlebihan.

Tidak ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka

harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan

anxietas fobik.

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk

menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut

harus ditemukan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan.

Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka

gangguan depresif harus diutamakan.

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang

jelas, maka harus digunakan kategori F 43.2 gangguan penyesuaian.

Pada pasien ini terdapat gejala anxietas dan juga depresi, namun masing-

masing tidak menunjukkan gejala yang cukup berat atau tidak terlalu menonjol,

sehingga didiagnosis dengan sebagai Gangguan Campuran Anxietas dan

Depresi (F41.2). Pada pasien ini diberikan pengobatan anti-anxietas, golongan

Benzodiazepine: Clobazam karena clobazam efektif untuk anxietas karena dosis

anti-anxietas dan anti-insomnia berjauhan (dose-related). Merupakan

benzodiazepine yang paling kurang terpengaruh ‘psychomotor performance’,

sesuai untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang tetap aktif. Karena pasien ini tidak

mengalami masalah dengan tidurnya.

Pada pasien ini diberikan juga pengobatan anti depresi SSRI (Selective

Serotonin Reuptake Inhibitor), yaitu fluoxetine. Sindrom depresi disebabkan oleh

Page 16: Lapsus & Referat k.ima

defisiensi relative salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter

(noradrenaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di SSP (khususnya pada

system limbic). Mekanisme kerja obat anti depresi ini yaitu menghambat reuptake

aminergic neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine

oxidase. Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada

sinaps neuron di SSP. Diberikan fluoxetine karena sedikit efek samping.

IX. RENCANA TERAPI

a. Farmakoterapi

- Clobazam 10 mg 2x1

- Calxetin 10 mg 1-0-0

b. Psikoterapi: supportive

- Ventilasi: memberikan kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa lega.

- Konseling: memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien

sehingga dapat membantu pasien dalam memahami penyakitnya dan

bagaimana cara menghadapinya dan menganjurkan untuk berobat

teratur.

- Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan

orang-orang disekitarnya sehingga mereka dapat memberikan dukungan

moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu

proses penyembuhan.

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit seperti

menilai efektifitas obat terapi yang diberikan dan kemungkinan efek samping obat

yang diberikan.

GANGGUAN CEMAS

Page 17: Lapsus & Referat k.ima

BAB I : PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan bingung,

was- was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih mengacu pada keadaan

normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologis. Anxietas sendiri

mempunyai rentang yang luas dan normal sampai level yang berat. Anxietas sendiri dapat

sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada

neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal.1

Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan

tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri

dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan

menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya

dapat berkurang.1

Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk merujuk pada suatu respon

mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam. Secara mendasar

lebih berupa respon fisiologis ketimbang respon patologis terhadap ancaman. Sehingga

perilaku orang cemas tidaklah harus abnormal, bahkan kecemasan merupakan respons

yang sangat diperlukan. Ia berperan untuk meyiapkan orang untuk menghadapi ancaman

(baik fisik maupun psikologik). Perasaan cemas atau sedih yang berlangsung sesaat

adalah normal dan hampir semua orang pernah mengalaminya.1

Anxietas dapat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang

mendadak dan cepat hilang. Anxietas kronik berlalu untuk jangka waktu lama walaupun

tidak seintensif anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien

biasanya

dirasakan cukup gawat untuk mempenganuhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dari segi

jumlah, orang yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.1

BAB II : PEMBAHASAN

2. DEFINISI

Page 18: Lapsus & Referat k.ima

“Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak

tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan

suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi

seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung

berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan.

Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah”. ( Harold I. LIEF).2

“Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh

dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman,

keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J

GROEN).2

3. ETIOLOGI

Penyebab gangguan cemas multifaktorial, faktor biologis, psikologis, dan

sosial. Faktor biologis kecemasan akibat dari reaksi syaraf otonom yang berlebihan dan

terjadi pelepasan katekholamine. Dilihat dari aspek psikoanalisis kecemasan dapat terjadi

akibat impuls-impuls bawah sadar yang masuk ke alam sadar. Mekanisme pertahanan jiwa

yang tidak sepenuhnya berhasil dapat menimbulkan kecemasan yang mengambang,

displacement dapat mengakibatkan reaksi fobia, undoing, reaksi formasi, dan dapat

mengakibatkan gangguan obsesi kompulsif. Sedangkan ketidak-berhasilan represi

mengakibatkan gangguan panik. Dari pendekatan sosial, anxietas dapat disebabkan karena

konflik, frustasi, krisis atau tekanan.1,7,8

4. GEJALA UMUM ANXIETAS

Gejala psikologik:

Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”,

takut kehilangan kontrol dan sebagainya.3

Gejala fisik:

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung

pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama.

Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa

individu, lainnya sangat mengganggu.3

1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat.

Page 19: Lapsus & Referat k.ima

Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada

pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan

memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan

individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin

lambat dibandingkan pada orang normal.

2. Rasa sakit atau nyeri pada dada

Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat

merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai

tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang

menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.

3. Rasa sesak napas

Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang

menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti

kesulitan bernafas karena kehilangan udara.

4. Berkeringat secara berlebihan

Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang

muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap

stressor.

5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual

6. Gangguan tidur

7. Tubuh gemetar

Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi

yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang

mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan

secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian

anggota tubuh yang lain.

8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat

9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).

Page 20: Lapsus & Referat k.ima

5. TEORI GANGGUAN ANXIETAS

A. TEORI PSIKOLOGIS

Teori Psikoanalitik

Teori perilaku

Teori Eksistensi

B. TEORI BIOLOGIS

Susunan Saraf Otonom

Neurotransmiter

Penelitian genetika

Studi Pencitraan Otak

Teori Psikoanalitik:

Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan

menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri.

misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan

keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai

suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi,

regresi, ini menimbulkan gejala.1,2,4

Teori Perilaku:

Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang

dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk

memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya.2,4

Teori eksistensi

Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya

kehampaan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada

penerimaan tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari.

Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut.2,4

Sistem saraf otonom

Stimuli sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu. Sistem

kardiovaskular takikardi, muskular nyeri kepala, gastrointestinal diare dan sebagainya.3,4

Neurotransmiter

Page 21: Lapsus & Referat k.ima

Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan

berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin,

serotonin dan gamma-aminobutyric acid. 3,4

Studi genetik

Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan

gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan. 3,4

Studi pencitraan otak:

Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis,

oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus. 3,4

6. BENTUK GANGGUAN CEMAS1,8,9

· Gangguan Fobik

· Gangguan Panik

· Gangguan Anxietas Menyeluruh

· Gangguan Stres Akut

· Gangguan Stres Pasca Trauma

· Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

· Gangguan Obsesif-kompulsif

6.1 GANGGUAN FOBIK

Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan

penghindaran yang Disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. 1,8,9

Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda,

binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat

peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan

berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak

berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya. Fobia simpel:

Page 22: Lapsus & Referat k.ima

sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak wanita,

dimulai semenjak kecil.1,8,9

Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar. Sekelompok

ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan,

takut bepergian, Banyak yang minta pertolongan. Banyak wanita yang menderita ini

dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Dengan gejala ketegangan, pusing,

kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari sampel: takut tempat

tinggi, tempat tertutup, elevator. 1,8,9

Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

- Fobia Spesifik

Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu,

misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian

(acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap

kancing baju, dsb. 10

- Fobia Sosial

Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan

akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam

kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun

suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.10

Penyebab:

Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang

direpres. Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang

mempunyai hubungan simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang

direpres. Cara ego untuk mcnghadapi masalah yang sesungguhnya konflik pada

masa kanak-kanak yang direpres. Teori Behavioral: hasil belajar kondisioning

kfasik, kondisioning operan, modeling.1

6.2 GANGGUAN PANIK

Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik spontan dan

tidak diprediksikan. Serangan panik adalah suatu periode kecemasan atau ketakutan yang

kuat dan relative singkat (biasanya < satu tahun), yang disertai oleh gejala somatic tertentu

seperti takipneu dan palpitasi. Frekuensi pasien dengan gangguan panic mengalami

serangan panik bervariasi dari beberapa serangan dalam satu hari sampai hanya beberapa

Page 23: Lapsus & Referat k.ima

serangan selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti percaya bahwa

pasien yang memiliki gangguan panik hampir selalu berkembang dengan komplikasi

agoraphobia.2,10

Istilah “panik” berasal dari kata Pan, yaitu dewa Yunani setengah hantu,

tinggal dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Pada 1895 deskripsi

gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia.

Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta yang diyakini akan

terjadi. Orang dengan serangan panik berusaha untuk menghindar dari keadaan yang tidak

pernah diperkirakan. 2,10

Serangan panik sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal,

namun tidak semua orang yang mengalami serangan panik akan mengembangkan

gangguan panik. Banyak orang hanya memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi.

Terjadi pada wanita lebih sering daripada laki-laki. Ada dua kriteria gangguan panik, yaitu

gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik ddisertai agorofobia kedua

gangguan panik ini harus ada episode serangan panik.2,10

Gambaran Klinis

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan

panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan,

kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk

mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan

sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit.

Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan

kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin

merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik

adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk

mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.2,10

6.3 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Gangguan Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan

kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung

hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Gambaran esensial dan gangguan ini adalah

Page 24: Lapsus & Referat k.ima

adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant

sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot,

berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah

keluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan

menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat, merupakan keluhan

yang seringkali diungkapkan. Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan

sehingga sulit dikendalikan. Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami

kesulitan berkonsentrasi. Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering

menyertai kegelisahan meliputi kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot,

kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas marah, berkeringat, mual, ringan, harus pergi ke

kamar mandi sering, merasa kehabisan napas, dan hot flashes.1,3,10

Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:9

· Mudah lelah

· Gelisah

· Sulit berkonsentrasi

· Ketegangan otot

· Mudah tersinggung

· Gangguan tidur

· 3-5% dari orang dewasa

Seringkali berawal pada masa kanak- kanak atau remaja. Keadaan ini

berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-

tahun.9

Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup

(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh,

merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil,

dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas,

hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa

sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bergetar,

mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas

akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan serangan

Page 25: Lapsus & Referat k.ima

jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur,

tidak dapat konsentrasi.9

Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang

berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak

terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja ( sifatnya “free

floating” atau “mengambang”).9

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:1,9

1. Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit

konsentrasi, dsb.);

2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);

3. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebardebar, sesak

napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.). Pada anak-anak sering terlihat

adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan

somatik berulang yang menonjol.

6.4 GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA

Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari pengalaman kembali trauma

melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma

dan penumpulan responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten.

Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan

dan kesulitan kognitif.10

Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasca-trauma diperkirakan 1

sampai 3 persen populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang

subklinis. Walaupun gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun

gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda. 10

PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya

dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD

bisanya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika

lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD. 10

Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk:

perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat

Page 26: Lapsus & Referat k.ima

dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi,

mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi,

mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap

orang-lain dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati:

ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur. 10

Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat

orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma

setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip.

Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Gejala pada anak: mimpi tentang monster atau

perubahan tingkah laku ramai menjadi pendiam. Riwayat psikopatologi pada keluarga

memegang peranan. Psikoterapi dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita

mendapatkan support dari teman-temannya. 10

PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA1,8,10

A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:

mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman

kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau

ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain

respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya

B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut:

Rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian

Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian

Berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali

Penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau

eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik

Reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang

menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma

D. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut:

kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang

berlebihan.

E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.

Page 27: Lapsus & Referat k.ima

F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

6.5 REAKSI STRES AKUT

Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang

tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun

mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari.

Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan

kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya

suatu reaksi stres akut. Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya

pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. 7,8,10

Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian.

Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah;

selain gejala permulaan berupa keadaan “ terpaku” , semua gejala berikut mungkin

tampak: depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan

tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk

waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala- gejalanya

dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak dapat

dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 – 48 jam dan biasanya

menghilang setelah 3 hari. 7,8,10

6.6 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum

diperkirakan adalah 2-3 persen. Waktu tidak diobati, OCD dapat mengganggu semua

aspek kehidupan. Anak-anak bisa menderita OCD juga . 7,8,10

OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa

dihilangkan dan tidak dikehendaki. 1

Ada 5 bentuk obsesi: 7,8,10

1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara

baik (75% dari pasien).

2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya focus pada

kejadian yang akan datang (34% dari pasien).

3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).

Page 28: Lapsus & Referat k.ima

4. Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu

yang memalukan (26%)

5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).

KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan

dan tidak dikehendaki. 1

Kompulsi (2 macam). 7,8,10

1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).

2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan

tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.

Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut.

Dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat.

obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini

sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap

perilaku ini wajar. Dewasa muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan,

kelahiran, konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-

kompulsif sering menderita depresi. 7,8,10

6.7 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas

maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup

berat untuk menegakkan diaognosis tersendiri. 1,3,10

7. PENATALAKSANAAN

7.1 PSIKOFARMAKA

Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di

bawah kontrol sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang digunakan

untuk gangguan kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan, dan-beta blockers

untuk mengendalikan beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang

dengan gangguan kecemasan dapat memimpin normal, memenuhi hidup.7

Antidepressants Antidepresan

Page 29: Lapsus & Referat k.ima

Antidepresan dikembangkan untuk mengobati depresi tetapi juga efektif

untuk gangguan kecemasan. Meskipun pengobatan ini mulai mengubah kimia otak setelah

dosis pertama, efek penuh mereka memerlukan serangkaian perubahan terjadi, biasanya

sekitar 4 sampai 6 minggu sebelum gejala mulai pudar. Hal ini penting untuk melanjutkan

pengambilan obat ini cukup lama untuk membiarkan mereka bekerja. 7

SSRI

Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin selektif,

atau SSRI. SSRI mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak, yang, seperti

neurotransmiter lain, membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain. 7

Fluoxetine (Prozac ®), sertraline (Zoloft ®), escitalopram (® Lexapro),

paroxetine (Paxil ®), dan citalopram (Celexa ®) adalah beberapa dari SSRIs umumnya

diresepkan untuk gangguan panik, OCD, PTSD, dan fobia sosial. SSRI juga digunakan

untuk mengobati gangguan panik ketika itu terjadi dalam kombinasi dengan OCD, fobia

sosial, atau depresi. Venlafaxine (Effexor ®), obat yang berhubungan erat dengan SSRI,

digunakan untuk mengobati GAD. Obat-obat ini dimulai dengan dosis rendah dan secara

bertahap meningkat sampai mereka memiliki efek yang menguntungkan. 7

SSRI memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan antidepresan lebih

tua, tetapi mereka kadang-kadang menghasilkan sedikit mual atau kegugupan ketika orang

pertama mulai membawa mereka. Beberapa orang juga mengalami disfungsi seksual

dengan SSRI, yang mungkin dibantu oleh menyesuaikan dosis atau beralih ke SSRI yang

lain. 7

\Tricyclics

Tricyclics lebih tua dari SSRIs dan kerja serta SSRI untuk gangguan

kecemasan selain OCD. Mereka juga dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur

meningkat. Mereka kadang-kadang menyebabkan pusing, mengantuk, mulut kering, dan

berat badan, yang biasanya dapat diperbaiki dengan mengubah dosis atau beralih ke obat

trisiklik lain. 7

Tricyclics termasuk imipramine (Tofranil ®), yang diresepkan untuk

gangguan panik dan GAD, dan clomipramine (Anafranil ®), yang merupakan antidepresan

trisiklik hanya berguna untuk mengobati OCD. 7

MAOIs

Oksidase inhibitor monoamina (MAOIs) adalah kelas tertua obat

antidepresan. The MAOIs paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan adalah

Page 30: Lapsus & Referat k.ima

phenelzine (Nardil ®), diikuti oleh tranylcypromine (Parnate ®), dan isocarboxazid

(Marplan ®), yang berguna untuk mengobati gangguan panik dan fobia sosial. Orang-

orang yang mengambil MAOIs tidak bisa makan berbagai makanan dan minuman

(termasuk keju dan anggur merah) yang mengandung tyramine atau mengambil obat

tertentu, termasuk beberapa jenis pil KB, penghilang rasa sakit (seperti Advil ®, Motrin ®,

atau Tylenol ®) , suplemen dingin dan obat alergi, dan herbal; zat-zat yang dapat

berinteraksi dengan MAOIs menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya.

Pengembangan patch kulit MAOI baru dapat membantu mengurangi risiko ini. MAOIs

juga dapat bereaksi dengan SSRI untuk menghasilkan suatu kondisi serius yang disebut

"sindrom serotonin," yang dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi, berkeringat

meningkat, kekakuan otot, kejang, perubahan tekanan darah atau irama jantung, dan

kondisi berpotensi mengancam kehidupan lainnya. 7

Obat Anti-Anxiety

High-potensi benzodiazepine memerangi kecemasan dan memiliki beberapa

efek samping selain ngantuk. Karena orang-orang bisa terbiasa dengan mereka dan

mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi untuk mendapatkan efek

yang sama, benzodiazepine umumnya diresepkan untuk jangka waktu yang singkat,

terutama bagi orang-orang yang telah menyalahgunakan obat atau alkohol, dan yang

menjadi tergantung pada obat-obatan dengan mudah. Satu pengecualian terhadap peraturan

ini adalah orang dengan gangguan panik, yang dapat mengambil benzodiazepine sampai

setahun tanpa membahayakan. 7

Clonazepam (Klonopin ®) digunakan untuk fobia sosial dan GAD,

lorazepam (Ativan ®) sangat membantu untuk gangguan panik, dan alprazolam (Xanax ®)

berguna untuk kedua gangguan panik dan GAD. 7

Beberapa orang mengalami gejala-gejala penarikan diri jika mereka

berhenti mengambil benzodiazepine tiba-tiba bukan lentik off, dan kecemasan dapat

kembali setelah pengobatan dihentikan. Masalah-masalah ini potensial menyebabkan

beberapa dokter untuk menghindar dari menggunakan obat atau menggunakannya dalam

dosis yang tidak memadai. Buspirone (BuSpar ®), sebuah azapirone, adalah obat anti-

kecemasan baru digunakan untuk mengobati GAD. Kemungkinan efek samping termasuk

pusing, sakit kepala, dan mual. Tidak seperti benzodiazepine, buspirone harus diambil

secara konsisten selama minimal 2 minggu untuk mencapai efek anti-kecemasan. 7

Page 31: Lapsus & Referat k.ima

Beta-Blockers Beta-bloker

Beta-blocker, seperti propranolol (Inderal ®), yang digunakan untuk

merawat kondisi jantung, dapat mencegah gejala-gejala fisik yang menyertai gangguan

kecemasan tertentu, terutama fobia sosial. Ketika situasi takut dapat diprediksi (seperti

memberikan pidato), dokter mungkin meresepkan beta-blocker untuk menjaga gejala fisik

kecemasan di bawah kontrol. 7

7.2 PSIKOTERAPI

Psikoterapi melibatkan berbicara dengan kesehatan mental yang terlatih

profesional, seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor, untuk menemukan

apa yang menyebabkan gangguan kecemasan dan bagaimana menangani gejala. 7

Cognitive-Behavioral Therapy Cognitive-Behavioral Therapy

Terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan

kecemasan. Bagian kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang mendukung

ketakutan mereka, dan bagian perilaku membantu orang mengubah cara mereka bereaksi

terhadap situasi kecemasan-merangsang.6,7,8

Misalnya, CBT dapat membantu orang dengan gangguan panik belajar

bahwa serangan panik mereka tidak benar-benar serangan jantung dan membantu orang

dengan fobia sosial belajar bagaimana untuk mengatasi keyakinan bahwa orang lain selalu

mengawasi dan menilai mereka. Ketika orang siap untuk menghadapi ketakutan mereka,

mereka menunjukkan cara menggunakan teknik eksposur untuk menurunkan rasa mudah

terpengaruh diri untuk situasi-situasi yang memicu kecemasan mereka. 6,7,8

Orang dengan OCD yang takut kotoran dan kuman yang didorong untuk

mendapatkan tangan mereka kotor dan menunggu meningkatnya jumlah waktu sebelum

mencuci mereka. Orang dengan fobia sosial dapat didorong untuk menghabiskan waktu

dalam situasi sosial takut tanpa menyerah pada godaan untuk melarikan diri dan membuat

kesalahan sosial kecil dan amati bagaimana orang menanggapi mereka. Karena respon

biasanya jauh lebih keras daripada orang ketakutan, kecemasan tersebut berkurang. Orang

dengan PTSD dapat didukung melalui mengingat peristiwa traumatik mereka dalam situasi

yang aman, yang membantu mengurangi rasa takut itu menghasilkan. CBT terapis juga

mengajarkan napas dalam-dalam dan jenis-jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan

mendorong relaksasi. 6,7,8

Page 32: Lapsus & Referat k.ima

Terapi perilaku Eksposur berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun

untuk mengobati fobia spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau situasi

yang ditakuti, mungkin pada awalnya hanya melalui gambar atau kaset, kemudian tatap

muka. Seringkali terapis akan menemani seseorang ke situasi takut untuk memberikan

dukungan dan bimbingan. 6,7,8

CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu dan dengan

izin mereka dan kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan pada kecemasan tertentu

orang tersebut dan harus sesuai dengan kebutuhan nya. Ada efek samping tidak lain

ketidaknyamanan sementara kecemasan meningkat. 6,7,8

CBT atau terapi perilaku sering berlangsung sekitar 12 minggu. Ini dapat

dilakukan secara individual atau dengan sekelompok orang yang memiliki masalah yang

sama.Kelompok terapi sangat efektif untuk fobia sosial. Sering kali "PR" diberikan bagi

peserta untuk menyelesaikan antara sesi. Ada beberapa bukti bahwa manfaat dari CBT

bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan untuk orang dengan gangguan

panik, dan yang sama mungkin benar untuk OCD, PTSD, dan fobia sosial. Jika gangguan

yang berulang di kemudian hari, terapi yang sama dapat digunakan untuk mengobati

dengan sukses untuk kedua kalinya. Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi untuk

gangguan kecemasan yang spesifik, dan ini adalah pendekatan pengobatan terbaik untuk

orang banyak. 6,7,8

BAB III: PENUTUP

8. KESIMPULAN1,9,10

Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan

akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa

aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok

biososialnya.”

Penyebab gangguan cemas multifaktorial, faktor biologis, psikologis, dan social

Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang

datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan

mental.

Page 33: Lapsus & Referat k.ima

Gejala psikologik Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut

mati, takut ”gila”, takut kehilangan kontrol dan sebagainya.

Gejala fisik Berkeringat, Gemetar, jantung berdebar-debar, pusing, kepala

terasa ringan, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, kebas, diare, gelisah, gatal,

nyeri ulu hati dll.

Beberapa teori mengenai gangguan cemas :

TEORI BIOLOGIS

A. Susunan Saraf Otonom

B. Neurotransmiter

C. Penelitian genetika

D. Studi Pencitraan Otak

TEORI PSIKOLOGIS

A. Teori Psikoanalitik

B. Teori perilaku

C. Teori Eksistensi

Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan

penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin,

serotonin dan gamma-aminobutyric acid.

Hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki

sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.

Pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital,

temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para

hipokampus.

Bentuk gangguan cemas

o Gangguan Fobik

o Gangguan Panik

o Gangguan Anxietas Menyeluruh

o Gangguan Stres Akut

o Gangguan Stres Pasca Trauma

o Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

o Gangguan Obsesif-kompulsif

Page 34: Lapsus & Referat k.ima

Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di bawah

kontrol sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang digunakan

untuk gangguan kecemasan adalah antidepresan, obat antikecemasan, dan-beta

blockers untuk mengendalikan beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat,

banyak orang dengan gangguan kecemasan dapat memimpin normal, memenuhi

hidup. Psikofarmaka yang biasa digunakan pada pasien gangguan cemas,

diantaranya

o Antidepressants Antidepresan

o SSRI

o Tricyclics

o MAOIs

o Obat Anti-Anxiety

o Beta-Blockers Beta-bloker

Terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan

kecemasan. Bagian kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang

mendukung ketakutan mereka, dan bagian perilaku membantu orang mengubah

cara mereka bereaksi terhadap situasi yang merangsang kecemasan.