lapsem modul 3 lely dwi b.p (1311100012)

Upload: dandelion383

Post on 16-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Judul Praktikum: Praktikum Modul 3Nama Asdos: Muktar Redy SusilaIdentitas MahasiswaNama Mahasiswa 1: Lely Dwi Bhekti PratiwiNRP: 13 11 100 012Hasil Praktikum :

BAB IVANALISIS PEMBAHASAN

4.1Diagram Kontrol CDiagram kontrol c digunakan untuk menunjukkan rata-rata jumlah cacat. Dalam praktikum ini, terdapat 22 sampel dimana masing-masing sampel terdapat 39 jarum. Jumlah cacat didasarkan pada 4 jenis cacat, yaitu tumpul, kepala bermasalah, bengkok dan berkarat pada jarum pentul. Berikut ini adalah hasil diagram kontrol c untuk jumlah cacat yang telah diperoleh.

Gambar 4.1 Diagram Kontrol C pada Kecacatan Jarum PentulGambar 4.1 adalah diagram kontrol c untuk jumlah cacat jarum pentul. Dari gambar diatas pada standar 3 didapatkan batas kontrol atas sebesar 28,50 dan batas kontrol bawah 4,23. Suatu proses dikatakan out of control bila terdapat pengamatan yang keluar dari batas 3. Terdapat 2 pengamatan yang keluar batas, yaitu pada pengamatan ke-14 dan ke-18. Penyebab pengamatan ke-14 dan ke-18 keluar batas kontrol adalah banyaknya batang jarum pentul yang berkarat, sehingga pengamatan ke-14 dan ke-18 dapat dihilangkan.Berikut ini adalah hasil dari diagram kontrol c tanpa pengamatan ke-14 dan ke-18.

Gambar 4.2 Diagram Kontrol C pada Kecacatan Jarum Pentul tanpa Pengamatan ke-14 dan ke-18Gambar 4.2 di atas merupakan digaram kontrol c tanpa pengamatan ke-14 dan ke-18. Terlihat bahwa tidak ada pengamatan yang keluar dari batas kontrol pada standar 3, sehingga proses dapat dikatakan terkendali atau in control. Sedangkan, pada pada standar 2, terdapat 2 pengamatan yang keluar batas kontrol atas yaitu pengamatan ke-14 dan pengamatan ke-18. Pada standar 1 dengan batas kontrol atas sebesar 63,22 dan batas kontrol bawah sebesar 48,28. Proses yang keluar dari standar 1 adalah pengamatan ke-13. Tidak ada tanda adanya pelanggaran shewhart berdasarkan standar 1, 2 dan 3 maka, diagram kontrol c yang sudah terkendali tersebut digunakan sebagai parameter pengukuran rata-rata jumlah cacat tahap berikutnya.

4.2Diagram Kontrol UDiagram kontrol u digunakan untuk menunjukkan rata-rata jumlah cacat per unit inspeksi. Dalam praktikum ini, terdapat 22 sampel dimana masing-masing sampel mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Jumlah cacat didasarkan pada 4 jenis cacat, yaitu tumpul, kepala bermasalah, bengkok dan berkarat pada jarum pentul. Berikut ini adalah hasil diagram kontrol u untuk jumlah cacat yang telah diperoleh.

Gambar 4.3 Diagram Kontrol U pada Kecacatan Jarum PentulGambar 4.3 adalah diagram kontrol u untuk jumlah cacat jarum pentul. Dari gambar diatas pada standar 3 didapatkan batas kontrol atas sebesar 0,782 dan batas kontrol bawah 0,1059. Suatu proses dikatakan out of control bila terdapat pengamatan yang keluar dari batas 3. Terdapat 2 pengamatan yang keluar batas, yaitu pada pengamatan ke-14 dan ke-18. Penyebab pengamatan ke-14 dan ke-18 keluar batas kontrol adalah banyaknya batang jarum pentul yang berkarat, sehingga pengamatan ke-14 dan ke-18 dapat dihilangkan.Berikut ini adalah hasil dari diagram kontrol u tanpa pengamatan ke-14 dan ke-18.

Gambar 4.4 Diagram Kontrol U pada Kecacatan Jarum Pentul tanpa Pengamatan ke-14 dan ke-18Gambar 4.4 di atas merupakan digaram kontrol u tanpa pengamatan ke-14 dan ke-18. Terlihat bahwa tidak ada pengamatan yang keluar dari batas kontrol pada standar 3, sehingga proses dapat dikatakan terkendali atau in control. Sedangkan pada pada standar 2, terdapat 1 pengamatan yang keluar batas kontrol atas yaitu pengamatan ke-18. Pada standar 1 dengan batas kontrol atas sebesar 1,633 dan batas kontrol bawah sebesar 1,244. Proses yang keluar dari standar 1 adalah pengamatan ke-2, pengamatan ke-4, pengamatan ke-9 dan pengamatan ke-15. Tidak ada tanda adanya pelanggaran shewhart berdasarkan standar 1, 2 dan 3 maka, diagram kontrol u yang sudah terkendali tersebut digunakan sebagai parameter pengukuran rata-rata jumlah cacat per unit inspeksi tahap berikutnya. Namun, meskipun diagram kendali u menunjukkan bahwa proses sudah terkendali tetapi belum menunjukkan bahwa prosesnya sudah capable. Berikut ini adalah hasil dari pengolahan kapabilitas proses pembuatan jarum pentul.

Gambar 4.5 Analisis KapabilitasGambar 4.5 adalah hasil kapabilitas proses untuk diagram kontrol u pada pembuatan jarum pentul. Terlihat bahwa proses sudah terkendali, hal tersebut berdasarkan diagram kontrol u yang semua pengamatan masuk dalam batas kontrol. Pada grafik Defect Rate, terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar disekitar garis yang berarti data tidak berdistribusi Poisson namun, data diasumsikan berdistribusi Poisson. Pada grafik Cumulative DPU terlihat garis semakin stabil atau dalam keadaan steady-state maka jumlah sampel yang digunakan sudah cukup untuk mengestimasi rata-rata jumlah cacat per unit inspeksi jarum pentul. Diperoleh nilai rata-rata DPU pada pembuatan jarum pentul sebesar 1,4387 dengan batas interval kerpercayaan bawah sebesar 1,3555 dan batas interval kepercayaan atas sebesar 1,5257. Minimum DPU sebesar 1,20511 dan maksimum DPU sebesar 1,9211. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa proses pembuatan jarum pentul telah kapabel karena nilai rata-rata DPU berada dalam selang DPU (diantara maksimum DPU dan minimum DPU).

4.2Diagram ParetoDiagram pareto digunakan untuk mengetahui penyebab dan presentase cacat pada sebuah proses. Berikut ini adalah diagram pareto dari empat jenis kecacatan pembuatan jarum pentul.

Gambar 4.6 Diagram Pareto pada 4 Jenis Cacat Pembuatan Jarum PentulGambar 4.6 adalah diagram pareto yang menggambarkan frekuensi empat jenis cacat pembuatan jarum pentul. Keempat jenis cacat adalah kepala bermasalah, berkarat, tumpul dan batang bengkok. Dari keempat jenis cacat, kepala bermasalah merupakan jenis cacat terbanyak yaitu sebanyak 113 jarum pentul atau sebesar 31,4%. Sehingga perusahaan harus memperhatikan dan mengatasi jenis cacat yang paling utama yaitu bagian kepala jarum pentul. Jenis cacat paling banyak kedua yaitu kecacatan batang berkarat sebanyak 108 jarum pentul atau sebesar 30%, posisi ketiga yaitu kecacatan ujung jarum tumpul sebanyak 90 jarum pentul atau sebesar 25%, dan yang paling sedikit adalah kecacatan batang bengkok yaitu sebanyak 49 jarum pentul atau sebesar 13,6%.