laporannya ulul
TRANSCRIPT
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semua orang suka mengkonsumsi daging termasuk daging sapi. Semakin tinggi
penghasilan masyarakat biasanya konsumsi daging sapi semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena tingkat kemampuan individu untuk membeli daging sapi yang notabene harganya lebih
mahal dibandingkan daging ayam dan kambing. Konsumsi daging sapi tidak mengenal musim,
pada hari besar keagamaan permintaan daging sapi naik tiga kali lipat.
Permintan terhadap sapi potong dari tahun ke tahun terus meningkat. Sementara itu,
pasokan sapi potong dari dalam negeri belum dapat memenuhi semua permintaan yang ada.
Keadaan ini tentu membuka peluang usaha bagi siapa saja yang ingin beternak sapi potong.
Di Indonesia usaha pembibitan sapi potong tidak sebaik usaha penggemukan. Pasalnya di
dalam negeri tidak ada jenis sapi bakalan yang unggul sehingga pemerintah mendatangkan bibit
dari luar negeri. Penting bagi mahasiswa peternakan untuk mengetahui tentang bagaimana
jalannya usaha manajemen ternak potong yang dterapkan di peternakan – peternakan saat ini.
Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa
daging yang nilai ekonomi tinggi dan penting dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah
segala jenis binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,.
Produk tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi, domba, dan
kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai
produk utamanya. Sementara ternak kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya.
Pemeliharaan sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi
intensif,danintensif,Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang
hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat
gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan dan
digembalakan sepanjang hari
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 2/21
2
Iklim di indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai
dengan panas yang konstan, hujan dan kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara
berkisar antara 21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relatir 55-100 persen. Suhu dan
kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh,
respirasi dan denyut jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan
produktivitas ternak rendah. Selain itu berbeda dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan
dan kesehatan, maka iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi
potong dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi.
2. Untuk mengetahui bagaimana peternak dalam memanajemen ternaknya baik dalam
pemberian dan pencampuran pakan
Kegunaan praktikum
praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan
melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong dan praktikan dapat mengerti cara
manajemen ternak potong.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 3/21
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produktivitas
Produktivitas adalah hasil yang diperoleh dari seekor ternak pada ukuran waktu tertentu
dan a produktivitas sapi potong biasanya dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat reproduksi dan
pertumbuhan. Aspek produksi seekor ternak tidak dapat dipisahkan dari reproduksi ternak yang
bersangkutan, dapat dikatakan bahwa tanpa berlangsungnya reproduksi tidak akan terjadi
produksi. Dijelaskan pula bahwa tingkat dan efesiensi produksi ternak dibatasi oleh tingkat dan
efesiensi reproduksinya. Produktivitas nyata ternak merupakan hasil pengaruh genetik dan
lingkungan terhadap komponen-komponen produktivitas. Performan seekor ternak merupakan
hasil dari pengaruh faktor keturunan dan pengaruh komulatif dari faktor lingkungan yang dialami
oleh ternak bersangkutan sejak terjadinya pembuahan hingga saat ternak diukur dan diobservasi.
Faktor genetik ternak menentukan kemampuan yang dimiliki oleh seekor ternak sedang faktor
lingkungan memberi kesempatan kepada ternak untuk menampilkan kemampuannya. Ditegaskan
pula bahwa seekor ternak tidak akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak didukung
oleh lingkungan yang baik dimana ternak hidup atau dipelihara, sebaliknya lingkungan yang baik
tidak menjamin panampilan apabila ternak tidak memiliki mutu genetik yang baik.
Produktivitas pada sapi potong merupakan gabungan sifat produksi dan reproduksi. Sifat
produksi dan reproduksi sapi potong pada suatu populasi dapat dinyatakan berapa jumlah sapi
yang dapat dikeluarkan per tahun tanpa mengganggu perkembangan populasi atau berapa total
berat sapi yang dapat dikeluarkan dari suatu populasi per tahun. Kuantitas dan kualitas
produktivitas sapi potong ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan serta interaksi
antara keduanya. Faktor genetik sapi menentukan kemampuan yang dimiliki oleh sapi tersebut
sedangkan faktor lingkungan memberi kesempatan kepada sapi untuk menampilkan
kemampuannya. Seekor sapi tidak akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak
didukung oleh lingkungan yang baik pada tempat sapi tersebut dipelihara, sebaliknya lingkungan
yang baik tidak menjamin penampilan, apabila sapi tidak memiliki mutu genetik yang baik pula
(Muhammad Rasyaf, 1990).
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 4/21
4
Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen yang terdapat di dalam kromosom dan dalam
suatu bangsa sapi potong memiliki jumlah kromosom dan pasangan gen yang sama tetapi
memiliki gen yang berbeda. Hal ini menyebabkan kemampuan sapi dalam produksi dan
reproduksi juga berbeda sehingga mengakibatkan adanya keragaman pada produktivitasnya.
Keragaman ini pada pemuliaan ternak diperlukan untuk melakukan seleksi.
Produktivitas sapi potong dapat ditingkatkan melalui perbaikan mutu genetik dan
lingkungan, di dalam aplikasinya dilakukan melalui program pemuliaan. Pemuliaan sapi potong
yaitu suatu usaha untuk meningkatkan rata-rata produksi sapi melalui perbaikan mutu genetic
dalam populasi dengan cara seleksi dan pengaturan perkawinan. Walaupun produksi sapi potong
dapat ditingkatkan melalui perbaikan lingkungan, tetapi dampaknya bersifat sementara. Hal ini
berbeda dengan perbaikan mutu genetik yang bersifat permanen dan diwariskan.
Pendugaan Umur
Pendugaan umur sapi dapat dilakukan dengan melihat lingkar tanduk. Namun, cara ini
sulit dilakukan karena kebanyakan peternak sudah mengikir tanduk sapinya. Cara lain yang
cukup akurat untuk menduga umur sapi adalah dengan melihat susunan gigi sapi.
Kondisi susunan gigi sapi untuk memperkirakan umurnya
Umur Sapi Kondisi Gigi
1,5 – 2 tahun Gigi seri susu dalam sudah berganti dengan gigi tetap
2,5 tahun Gigi seri susu tengah dalam sudah berganti dengan gigi tetap
3 tahun Gigi seri susu tengah luar sudah berganti dengan gigi tetap
3,5 tahun Gigi seri susu luar sudah berganti dengan gigi tetap
(Samsul Fikar dan Dadi Ruhyadi, 2010)
Ransum Ternak Potong
Kebanyakan dari ruminansia memakan hijauan dan rerumputan sebagai ransum
utamanya. Kemudian sering pula ditambahkan konsentrat, untuk menambah kebutuhan unsure
gizi yang kurang dari sumber hijauan dan rerumputan tadi. Sedangkan untuk monogastrik ransum utamanya adalah campuran dari biji – bijian dan sumber hewani yang dipadukan
menurut kebutuhan nilai gizinya. (Muhammad Rasyaf, 1990)
Sedangkan menurut Bambang Setiadi (2001) dinyatakan bahwa pemberian garam sangat
dianjurkan dan harus dibarengi dengan penyediaan air minum secukupnya. Ingat pemberiannya
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 5/21
5
jangan dicampurkan pada air minum, tetapi dicampur dengan konsentrat. Jumlah pemberian
garam pada sapi dewasa 6 – 8 gram/100 kg berat badan, dan pada sapi muda lebih kurang 9
gram/100 kg berat badan. Untuk lebih amannya sediakan garam dapur bata yang diikat pada
tiang kandang. Jadi bila sapi tersebut kekurangan akan menjilatinya sendiri.
Perkandangan Ternak Potong
Ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang
digunakan, apakah kandang individu atau kandang kelompok. Umumnya, kebutuhan luas
kandang sapi per ekor sekitar 1,5 x 2,5 m, 1,5 x 2 m, atau 1 x 1,5 m. Apapun jenis kandang yang
dibuat – kandang kelompok atau kandang individu – peternak harus memenuhi kebutuhan luas
kandang per ekor tersebut.
Konstruksi Kandang
Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudh
diperoleh. Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan limbah yang mudah
dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar lebih tahan lama
dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi,
berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam
Lantai
Lantai kandang sapi biasanya dibuat dari bahan semen atau tanah yang dipadatkan dan
dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai bisa dialasi jerami, karpet, kayu datar, papan atau
serbuk gergaji. Pemberian alas bertujuan agar kakidan tubuh sapi tidak terluka terkena lantai
semen yang kasar. Pemberian alas juga membuat kaki dan tubuh sapi tidak mudah kotor serta
tidak cepat rusak akibat tergerus kaki sapi. Lantai kandang harus kuat, tidak licin, dan dibuat
dengan kemiringan 15 derajat ke arah selokan di belakang sapi untuk mempermudah
penampungan kotoran sapi dan pakan yang jatuh
DindingDinding kandang tidak boleh tertutup seluruhnya, harus dibuat terbuka sebagian agar
sirkulasi udara di dalam kandang lancer. Bahan yang digunakan sebagai dinding bisa berupa
tembok beton, papan, kayu, bambu dan bilik bambu. Kadang, dinding kandang hanya berupa
tempat minum dan tempat pakan yang dibuat setinggi 0,5 – 1 meter dari permukaan tanah
Atap
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 6/21
6
Atap kandang bisa terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia atau seng. Kandang untuk
sapi potong bisa menggunakan atap dari asbes karena sapi potong lebih tahan terhadap panas.
Kandang sapi juga boleh tidak menggunakan atap alias terbuka. Kandang terbuka yang
beratapkan langit ini biasanya digunakan untuk memelihara sapi bunting atau bakalan yang baru
datang di peternakan. Kandang seperti ini membantu betina bunting untuk berlatih agar proses
melahirkan bisa lancar.
Lorong
Di kandang individu, biasanya terdapat lorong di tengah kandang sebagai area lalu lintas
peternak atau pekerja untuk memberi pakan atau member minum sapi. Lorong ini biasanya
berkuran 0,5- 1 meter dan dibuat dari bahan semen. Lantai semen sebaiknya diberi corak garis –
garis agar tidak licin
Selokan
Selokan berfungsi sebagai tempat pembuang kotoran. Selokan biasanya dibuat dengan
lebar 20 – 30 cm dan kedalaman 10 – 20 cm. Selokan ini dibuat di dalam kandang di bagian ekor
sapi, baik itu di kandang tunggal maupun kandang ganda. Tujuannya, agar pekerja mudah
membersihkan kotoran dan urine sapi
Bak Pakan dan Minum
Bak pakan dan bak air minum di depan kandang dengan perbandingan 2: 1, artinya, jika
panjang bak pakan satu meter, maka panjang bak air minum setengah meter. Tempat pakan dan
air minum ini dibuat dari bahan semen atau papan kayu dengan dasar rapat agar pakan tidak
mudah tercecer. Tempat minum tidak boleh bocor dan harus mudah dibersihkan
Model Kandang
Kandang Koloni (kelompok)
Di kandang kelompok, sapi dapat ditempatkan dalam satu kandang, tanpa ada sekat atau
pembatas sama sekali. Di kandang model ini, satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas
dibandingkan dengan kandang individu, yakni sekitar 2 x 2,5 m. Di kandang ini tempat pakan
dan minum diletakkan di sudut atau di tengah kandang yang berupa drum atau ember. Tipe
kandang ini memiliki kelemahan, di antaranya sering terjadi kompetisi dalam mendapatkan
pakan dan minun. Akibatnya, sapi yang lebih kuat cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih
cepat karena lebih banyak memperoleh pakan. Namun, tipe kandang ini juga memiliki
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 7/21
7
keunggulan, di antaranya sapi akan lebih sehat dan memiliki kaki yang lebih kuat untuk
menopang tubuhnya karena sering bergerak (exercise). Dari segi biaya, pembuatan kandang
kelompok lebih murah dan ekonomis dibandingkan dengan kandang individu
Kandang Individu
Di kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri yang berukuran sekitar 2,5
x 1,5 m. Kandang tipe ini dapat memacu pertumbuhan sapi lebih pesat karena sapi tidak
berkompetisi dalam mendapatkan pakan atau minum. Kandang individu dapat dibedakan
menjadi tiga tipe, yaitu :
- Kandang tunggal. Di kandang ini, sapi ditempatkan di dalam satu baris sejajar
- Kandang ganda face to face. Di kandang ini, sapi ditempatkan dalam dua baris berhadapan
- Kandang ganda tail to tail . Di kandang ini, sapi ditempatkan dalam dua baris saling bertolak
belakang atau berlawanan
Tata Laksana Perkawinan
a. Sistem Perkawinan
Sitem perkawinan sapi untuk memperoleh keturunan ada dua macam yaitu perkawinan
secara alami (sapi betina yang birahi kawin langsung dengan pejantan) dan perkawinan buatan
yang dikenal dengan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik, dimana sapi betina yang birahi
“disuntik” dengan mani sapi jantan unggul. (Bambang Setiadi, 2001).
Menurut Samsul Fikar dan Dadi Ruhyadi (2010) perkawinan alami harus memperhatikan
perilaku seksual induk betina dan jantan. Induk betina mengalami birahi setiap 18 – 22hari
sekali, sedangkan jantan tidak tergantung waktu. Masa ovulasi indukan biasanya terjadi 8 – 12
jam setelah birahi. Inseminasi Buatan (IB) bertujuan untuk memperoleh sapi yang unggul dari
segi kualitas dan kuantitas, karena semennya berasal dari pejantan yang telah diseleksi. Selain
itu, IB dilakukan untuk menghindari perkawinan sedarah (inbreeding), sehingga tingkat
kecacatan dan penularan penyakit dapat dikurangi.
b. Waktu Mengawinkan yang Paling Tepat
Sapi betina yang masa birahinya hanya pada waktu – waktu tertentu jangan dilewatkan
begitu saja, kita sebaiknya mengawinkan sapi pada waktu yang tepat, sehingga kita tidak perlu
beberapa kali mengawinkan.
Waktu perkawinan yang tepat
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 8/21
8
No Waktu Birahi Saat mengawinkan
yang baik
Terlambat
1 Pagi sampai pukul 10.00 Siang – sore hari itu
juga
Besok pagi harinya
2 Siang sampai pukul
13.00
Sore hari dan masih
bisa besok paginya
Besok paginya lebih
dari pukul 08.00
3 Sore atau malam hari Malam hari itu juga
keesokan harinya
sampai pukul 10.00
Besok paginya bila
lebih dari pukul 10.00
(Bambang Setiadi, 2001)
c. Kerugian Perkawinan Terlalu Awal
Perkawinan yang dilakukan terlalu awal akan membawa dampak kerugian sebagai berikut:
Induk menjadi kerdil
Terjadi kesulitan saat melahirkan
Anak yang dilahirkan sering kurang sehat
Menunda perkawinan terlalu lamapun akan rugi, karena ada kemungkinan penimbunan
lemak pada sekitar indung telur yang mengganggu proses pembentukan sel telur. (Bambang
Setiadi, 2001)
Sistem pemeliharaan usaha ternak sapi potong merupakan sistem pemeliharaan ternak
sapi potong yang berupaya untuk memanfaatkan sumberdaya sebaik mungkin. Dimana sistem
adalah kumpulan hal atau komponen – komponen yang tersusun dalam suatu tatanan yang
mempunyai keterkaitan yang teratur dari bagian – bagiannya dan diorganisir untuk mencapai
tujuan tertentu. Usaha ternak adalah kegiatan atau usaha dimana peternak dan keluarganya
memelihara suatu ternak yang bertujuan memperoleh hasil atau pendapatan.
Untuk menjaga kelangsungan hidup ternak sapi yang sehat dan berpertumbuhan yang
baik, kita harus memelihara dan merawat ternak sapi itu dengan baik pula.
Dalam hal ini, setiap peternak pasti telah memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Misalnya, peternak sapi kerja memelihara sapi untuk memperoleh tenaga kerja yang
tangguh, peternak sapi perah menginginkan produksi susu yang volume dan mutunya baik, dan
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 9/21
9
peternak sapi potong menginginkan hasil akhir berupa daging atau karkas yang persentase dan
mutunya bagus. Agar usaha tersebut bisa tercapai, ternak sapi harus dirawat dengan baik.
Untuk memperoleh sukses, peternak harus bisa melewati setiap tahap pemeliharaan
dengan selamat. Semua sapi yang diusahakan harus bisa mencapai kondisi yang sehat. Sebab
hanya sapi yang sehatlah yang bisa mempertahankan kelangsungan pertumbuhan. Kesehatan sapi
potong bisa dicapai dengan tindakan sanitasi lingkungan, vaksinasi, pemberian pakan, dan teknis
yang tepat
Salah satu sistem usaha ternak sapi potong yang masih banyak dilakukan di daerah –
daerah di Indonesia adalah secara ekstensif (tradisional), yaitu dengan cara sapi – sapi tersebut
dilepaskan di padang penggembalaan dan digembalakan sepanjang hari untuk mencari makan,
mulai siang sampai sore hari. Selanjutnya ternak tersebut di giring ke kandang terbuka, yakni
kandang tanpa atap ataupun kandang beratap. Di dalam kandang, sapi tidak diberi pakan
tambahan lagi. Peternak sistem tradisional adalah peternak yang dalam tata pelaksanaan
usahataninya tidak terprogram, kandangnya hanya dibuat sekedar untuk tempat berlindung dari
teriknya matahari diwaktu siang dan udara yang dingin di waktu malam, dalam
pengembalaannya sapi potong hanya dilepas di lapangan atau padang rumput.
Keberhasilan usaha ternak dimulai dari awal yaitu penentuan tujuan yang diinginkan
karena segala kegiatan harus mengarah pada tujuan – tujuan tersebut. Namun demikian
seringkali peternak karena kesibukannya tidak menganggap terlalu penting penentuan tujuan
tersebut. Peternak menganggap mengelola usaha ternak adalah kewajiban dan pekerjaan sehari –
hari yang dari dulu hingga saat ini hanya begitu – begitu saja, tidak berubah dan tanpa tujuan
yang jelas, dengan demikian untuk mengukur keberhasilan atau pendapatan yang diperoleh di
kemudian hari akan mengalami kesulitan
Usaha apapun yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar
– besarnya. Dalam hal ini termasuk pada usaha ternak sapi potong. Suatu usaha dikatakan untung
jika jumlah pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total pengeluaran. Sebaliknya jika
perolehan pendapatan yang diperoleh lebih rendah daripada pengeluaran berarti usaha itu
mengalami kerugian
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 10/21
10
BAB III
METODE PENGAMATAN
Materi Pengamatan
Adapun materi yang digunakan dalam pengamatan adalah :
Nama kelompok ternak ini adalah Kelompok ingin Maju yang beralamatkan di Dusun Medas,
desa gunung sari, kecamatan gunung sari kabupaten Lombok Barat. Pada awalnya jumlah ternak
yang diamati di kelompok ternak ini berjumlah 2 ekor dengan keadaan 1 ekor betina induk dan 1
ekor jantan menyusui.
Variabel Yang Diamati
Adapun Variablel yang diamati adalah keadaan manajemen pemeliharaan (jenis sapi,
perkandangan, ransum, perkawinan, dan pengolahan kotoran) serta kondisi peternaknya.
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan dalam pengmatan ini adalah
1) Metode survey
Melalui metode ini dapat diperoleh data langsung mengenai keadaan manajemen
pemeliharaan (jenis sapi, perkandangan, ransum, perkawinan, dan pengolahan kotoran) karena
penulis mengamati secara langsung pada peternakan yang dituju.
2) Metode Wawancara
Untuk menyempurnakan informasi yang didapat dari pengamatan langsung maka
dilaksanakan kegiatan wawancara dengan Bapak Nafsiah selaku pemilik sapi yang lebih
mengetahui tentang seluk beluk manajemen pemeliharaan sapi setiap harinya. Dari data yang
diperoleh maka dapat dijadikan bahan penyusunan laporan sebagai hasil akhir praktikum yang
telah dilaksanakan.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 11/21
11
Definisi Operasional
Struktur Populasi Ternak Kerbau/ Sapi:
Proporsi anak, muda dan dewasa pada masing-masing jenis kelamin ternak
yang ada saat pengamatan. Yakni; dengan mencatat jumlah kerbau/sapi yang
dikatagorikan sebagai anak, muda dan dewasa yang dipelihara oleh bapak sahnun
kemudian diidentifikasi menurut jenis kelamin
Populasi Dasar:
Total populasi ternak yang ada pada tahun pengamatan ,yakni; total dari
ternak yang dimiliki saat pengamatan, ternak mati, ternak keluar (dijual, dipotong
pengembalian kadasan, disumbangkan dll) dikurangi ternak yang dibeli pada
tahun tersebut
Service per Conception (S/C)
()
Angka Kelahiran ( Calf Crop/Calving Rate)
Panen Pedet
Umur Produktif
Adalah umur mulai digunakan dalam pembiakan sampai diafkir
(jual).
Lama digunakan dalam Pembiakan
Adalah lama waktu digunakan sejak pertama kali kawin (anak I)
sampai di afkir.
= Σ anak yang dapat dilahirkan selama hidup – 1 × jangka beranak - umur
kawin I
Umur Afkir
= Σ anak yang dilahirkan betina selama hidup - 1 × jangka beranak +
umur kawin I.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 12/21
12
Dapat diketahui juga berdasarkan rata-rata umur ternak dijual/ dipotong.
Angka Kematian
Adalah persentase ternak yang mati dalam satu tahun dari populasi
dan betina dewasa.
Pertumbuhan Alami / Natural Increase (NI)
Adalah selisih antara angka kelahiran dengan angka kematian.
Net Replacement Rate (NRR)
Adalah jumlah anak betina yang lahir dan hidup sampai umur
tertentu dibagi jumlah kebutuhan ternak betina pengganti setiap tahun dikali
100%.
Service Periode( Days Open/ Heat Period)
Adalah waktu yang dibutuhkan sejak melahirkan sampai pada
perkawinan kembali.
Non Return Rate
Adalah sapi betina yang dikawinkan kembali setelah perkawinan pertama
dan tidak bunting (dinamakan kawin ulang)
Konsumsi
Adalah jumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa
Ukuran tubuh
Ukuran tubuh di dapat tdengan mengukur pajang badan dan tinggi badan
menggunakan tongkat ukur, sedangkan lingkar dada menggunakan pita ukur.
Bobot badan
Bobot badan di dapat berdasarkan hasil dari pita ukur dan menggunakan
rumus zainal (2002).
Analisis Data
Data yang di hasilkan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan selama sebulan kemudianmendiskusikan dengan ketua kelompok ternak mengenai data tersebut untuk kemudian dibuatkan
laporan guna memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Manajemen Ternak Potong dalam hal
laporan akhir praktikum.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 13/21
13
Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mewawancarai
langsung peternak tersebut meliputi:
Pemberian pakan
Penghitungan berat badan menggunakan pita ukur
Penghitungan tinggi badan dan panjang badan menggunakan tongkat ukur
Penghitungan data dan hasil menggunakan table dan cara penghitungan
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 14/21
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil dan pembahasan yang diperoleh praktikum ini adalah mengenai latar belakang
peternak, ciri-ciri khusus sapi, kondisi ternak,struktur populasi,tatalaksana,parameter
produksi,produktivitas ternak di Kelompok Tani INGIN MAJU, MEDAS, GUNUNG SARI
yaitu:
Latar Belakang Peternak:
1. Peternak adalah seorang bapak yang berumur 60 tahun tidak mempunyai latar belakang
pendidikan yang bernama bapak Nafsiah yang tinggal bersama dengan istri dan 4orang
anaknya.
2. Peternak memiliki 2 ekor sapi, diantaranya 1 ekor betina induk dan 1 ekor jantan
menyusui.
3. Ternak yang dipelihara merupakan kadasan dari tetangga atau swasta.
4. Karena umurnya yang sudah tua, peternak mengalami kesulitan dalam ketersediaan
pakan dikarenakan 14amper sudah tidak kuat mencari pakan untuk ternak.
5. Ternak yang sedang dipelihara cara pemeliharaannya menggunakan metode intensif.
Ciri- ciri khusus sapi
Jenis sapi yang dimilik oleh peternak ini adalah sapi bali yang diantaranya 1 ekor betina induk
dan 1 ekor jantan menyusui dimana sapi tersebut memiliki cirri – ciri :
Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya, warna bulu pada
waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan sedangkan pada sapi betina tidak berubah
warnanya, bertanduk, mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran), bibir
bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke
bawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam, pada betina induk beratnya 273Kg dan jantan menyusui beratnya 119Kg.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 15/21
15
Kondisi Ternak (status faali)
Gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi.
Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.salah satu contohnya,kusir cidomo.
Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya dengan cara melihat
catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau cincin tanduk dapat pula dilihat
dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat di
perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi lebar (I I)
berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat diperkirakan berumur 2
– 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi
lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-11/2 tahun, dan gigi
tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut kita dapat memperkirakan
umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja lainnya.
Struktur populasi
Jumlah ternak yang ada dikelompok ternak Ingin Maju secara keseluruhan ada 36 ternak,
dimana sapi-sapi tersebut ada yang di tempatkan dekat rumahnya atau ditempatkan pada kandang
kelompok. Tetapi jumlah ternak yang saya amati di kelompok ini ada 2 ekor dengan karaketristik
1 ekor betina induk dan 1 ekor jantan menyusui. Ternak yang di pelihara disini sebagian besar
berjenis kelamin betina yang dikandangkan secara berkelompok sesuai dengan banyaknya ternak
yang dimiliki ini bertujuan agar mudah mengenali sapi yang dipelihara dan pada kelompok
ternak tersebut masih kekurangan sapi jantan untuk mengawini ternaknya dan cara mengawinkan
ternaknya menggunakan kawin alami jarang ada yang menggunakan kawin suntik (IB)
Parameter Produksi
Ukuran-ukuran badan ternak
No Uraian Lingkar
dada
Panjang
badan
Tinggi
badan
Bobot badan
ternak
1 Menyusui jantan 110 cm 90 cm 88 cm 119kg
2 Induk Betina 147 cm 109 cm 109 cm 273Kg
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 16/21
16
Ukuran-ukuran badan ternak yang ada diatas berdasarkan pengukuran secara langsung dengan
pengulangan sebanyak 4 kali guna mendapatkan ukuran yang tepat. Berdasarkan data di atas
pula dapat di ketahui bahwa bobot badan badan ternak didapat dari perhitungan dengan rumus,
table dan penimbangan secara langsung ( untuk ternka yang baru lahir). Parameter yang
ditujukkan oleh ukuran-ukuran badan ternak dapat menjadi keberhasilan suatu usaha ternak
potong karena semakin besar bobot badan ternak maka akan semakin menguntungkan dan akan
membuat pendapatan yang diperoleh peternak semakin bertambah.
Banyak pakan yang diberikan pada induk dan anak/ pedet dengan rata-rata selama 5 hari.
Pakan Jumlah Sisa Konsumsi %
Rumput dan
hijauan
50kg 2,5 kg 47,5 kg 95
Dari data diatas dapat diketahui bahwa konsumsi pakan mencapai 95% yang berarti konsumsinya
sangat bagus dan terlihar dari penampilan ternak tersebut yang memiliki bobot badan yang berat.
Tatalaksana beternak
Kebanyakan dari ruminansia memakan hijauan dan rerumputan sebagai ransum
utamanya. Kemudian sering pula ditambahkan konsentrat, untuk menambah kebutuhan unsure
gizi yang kurang dari sumber hijauan dan rerumputan tadi. Sedangkan untuk monogastrik
ransum utamanya adalah campuran dari biji – bijian dan sumber hewani yang dipadukan
menurut kebutuhan nilai gizinya. (Muhammad Rasyaf, 1990). Tetapi pada sapi yang saya amati
hanya diberikan rumput saja tanpa ada tambahan berupa konsentrat dan lain-lain dengan alasan
karena tidak ada biaya untuk membelinya dan diberikan 3kali sehari dengan pemberian air
minum secara terus menerus atau secara adlibitum.
Sapi-sapi yang diternakkan cara pemeliharaannya yaitu dengan cara dikandangkan
(intensif) dimana Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak
mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan
karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Oleh karena itu, setiap kebutuhan ternak
sudah disiapkan oleh peternak tanpa harus ternak digembalakan. Kandang yang digunakan dalam
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 17/21
17
pemeliharaannya yaitu menggunakan kandanag milik kelompok dengan lantai tanah yang
dipadatkan dan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dindingnya terbuat dari bambu atau
kayu, atapnya menggunakan seng dan tempat pakan terbuat dari kayu. Luas kandang kira-kira
sekitar 4 x 3 meter dengan kepadatan kandang 2 ekor/m2.
Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan
pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah:
1. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
2. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan.
3. Mengusakan lantai kandang selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
Produktivitas Ternak
Perkawinan sapi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu hand mating dan pasture mating. Jika
dilakukan dengan cara hand mating, sapi betina dibawa ke tempat pejantan untuk dikawinkan
atau diinseminasi buatan. Sementara itu, yang dimaksud pasture mating adalah perkawinan
alamiah sapi jantan dan betina dipadang pengembalaan. Pada ternak yang diamati menggunakan
cara pasture mating (kawin alami).
Sapi siap dikawinkan jika menunjukkan tanda-tanda birahi berikut:
Sapi selalu gelisah
Mencoba menaiki sapi lain
Vulva membesar dan tampak kemerahan. Dari vulva keluar cairan lendir
Nafsu makan sapi menurun
Sapi bunting yang akan melahirkan menunjukkan tanda-tanda berikut:
Sapi tampak gelisah
Urat daging disekitar vulva mengendor
Bagian tubuh disebelah kiri dan kanan pangkal ekor terlihat berlekuk
Ambing membesar dan terlihat tegang.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 18/21
18
ANALISIS EKONOMI USAHA
Biaya yang digunakan tidak terlalu mahal dikarenakan pemeliharaannya yang sangat
sederhana dalam pmeberian pakan, dimana pakan tersebut tidak dibeli melainkan mencari
dilapangan,sawah dan sebagainya. Biaya yang dikeluarkan mungkin hanya pada pembuatan
kandang, peternak yang bersangkutan tidak pernah mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja,
pakan, dan obat-obatan. Maka dari itu dana atau biaya yang dikeluarkan sangat kecil.
Rincian Biaya Pakan dan Obat-obatan dan tenaga kerja
Uraian Pemberian (Kg) Biaya (Rp) ∑ ternak (ekor) Biaya/ tahun (Rp)
1. Hijauan
Rumput 50Kg - 2 -
Legume - - - -
2. Konsentrat - - - -
Dedak padi - - - -
Bungkil kelapa - - - -
Ampas tahu - - - -
Jagung - - - -
Lainnya - - - -
Jumlah - - - -
1) Obat-obatan - - - -
2) Tenaga Kerja - - - -
Jumlah - - - -
Biaya Produksi dan Pendapatan
Komponen Unit/vol
(satuan)
Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
a. Penerimaan
Penjualan ternak 2 9.600.000 9.600.000Penjualan kotoran Per pikup
(5)
25.000 125.000
Ternak akhir perhitungan 2 9.600.000 9.600.000
Ternak dipotong - - -
Pengembalian ternak - - -
Tenaga kerja - - -
Jumlah penerimaan (A) 9.725.000
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 19/21
19
b. Biaya variable
Bakalan/ bibit Rumput - -
Pakan - - -
Obat - obatan - - -
Tenaga kerja - - -
Bunga biaya variable - - -Perkawinan ternak - - -
Pertolongan beranak - - -
Lainnya - - -
Jumlah biaya variable (B) - - -
Gross Margin (A-B) 9.725.000
c. Biaya tetap
Penyusutan kandang 5tahun 2.500.000 2.500.000
Biaya lainnya
Jumlah biaya tetap ( C) 2.500.000
Total Biaya (B+C) 2.500.000
Pendapatan bersih (A-B-C) 7.225.000
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 20/21
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu
sebagai berikut :
1. Sapi yang dipelihara adalah sapi Bali
2. ternak yang dipelihara merupakan kadasan tetangga atau swasta
3. Peternak disini mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda beda serta usia yang
berbea beda. Tetapi kebanyakan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan.
4. Kebutuhan nutrisi pakan kurang seimbang, karena pemberiannya hanya rumput saja
5. Belum ada pengolahan urine sapi namun untuk kotoran padat sudah diolah menjadi pupuk
organic
6. Penulis kurang mengetahui tentang manajemen perkawinan sapi betina yang ada karena data
recording dibawa Pemilik Peternakan.
B. Saran
Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tidak Retak” tentunya dalam menjalankan
praktikum ditemukan hambatan, yaitu kurang kerja sama anggota kelompok dan kurangnya
komunikasi antara praktikan dengan pemilik peternakan. Maka dari itu perlu dibangun kerja
sama dari semua pihak agar praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik.
7/15/2019 laporannya ulul
http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
Rasyaf, Muhammad, Dr. Ir. MS, Metode Kuantitatip Indutri Ransum Ternak Programa Linear 1,
Yogyakarta : Kanisius, 1990
Samsul Fikar dan Dadi Ruhyadi, Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Potong , Jakarta Selatan :
Agromedia, 2010
Setiadi, Bambang, Ir, Beternak Sapi Daging dan Masalahnya, Semarang : Aneka Ilmu, 2001