laporannya ulul

21
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semua orang suka mengkonsumsi daging termasuk daging sapi. Semakin tinggi  penghasilan masyarakat biasanya konsumsi daging sapi semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena tingkat kemampuan individu untuk membeli daging sapi yang notabene harganya lebih mahal dibandingkan daging ayam dan kambing. Konsumsi daging sapi tidak mengenal musim,  pada hari besar keagamaan permintaan daging sapi naik tiga kali lipat. Permintan terhadap sapi potong dari tahun ke tahun terus meningkat. Sementara itu,  pasokan sapi potong dari dalam negeri belum dapat memenuhi semua permintaan yang ada. Keadaan ini tentu membuka peluang usaha bagi siapa saja yang ingin beternak sapi potong. Di Indonesia usaha pembibitan sapi potong tidak sebaik usaha penggemukan. Pasalnya di dalam negeri tidak ada jenis sapi bakalan yang unggul sehingga pemerintah mendatangkan bibit dari luar negeri. Penting bagi mahasiswa peternakan untuk mengetahui tentang bagaimana  jalannya usaha manajemen ternak potong yang dterapkan di peternakan   peternakan saat ini. Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa daging yang nilai ekonomi tinggi dan penting dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah segala jenis binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,. Produk tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi, domba, dan kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai  produk utamanya. Sementara ternak kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya. Pemeliharaan sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi intensif,danintensif,Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan dan digembalakan sepanjang hari

Upload: baiq-trisna-satriana

Post on 29-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 1/21

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semua orang suka mengkonsumsi daging termasuk daging sapi. Semakin tinggi

 penghasilan masyarakat biasanya konsumsi daging sapi semakin meningkat. Hal ini disebabkan

karena tingkat kemampuan individu untuk membeli daging sapi yang notabene harganya lebih

mahal dibandingkan daging ayam dan kambing. Konsumsi daging sapi tidak mengenal musim,

 pada hari besar keagamaan permintaan daging sapi naik tiga kali lipat.

Permintan terhadap sapi potong dari tahun ke tahun terus meningkat. Sementara itu,

 pasokan sapi potong dari dalam negeri belum dapat memenuhi semua permintaan yang ada.

Keadaan ini tentu membuka peluang usaha bagi siapa saja yang ingin beternak sapi potong.

Di Indonesia usaha pembibitan sapi potong tidak sebaik usaha penggemukan. Pasalnya di

dalam negeri tidak ada jenis sapi bakalan yang unggul sehingga pemerintah mendatangkan bibit

dari luar negeri. Penting bagi mahasiswa peternakan untuk mengetahui tentang bagaimana

 jalannya usaha manajemen ternak potong yang dterapkan di peternakan – peternakan saat ini.

Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa

daging yang nilai ekonomi tinggi dan penting dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah

segala jenis binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,.

Produk tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi, domba, dan

kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai

 produk utamanya. Sementara ternak kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya.

Pemeliharaan sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi

intensif,danintensif,Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang

hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat

gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan dan

digembalakan sepanjang hari

Page 2: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 2/21

2

Iklim di indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai

dengan panas yang konstan, hujan dan kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara

 berkisar antara 21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relatir 55-100 persen. Suhu dan

kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh,

respirasi dan denyut jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan

 produktivitas ternak rendah. Selain itu berbeda dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan

dan kesehatan, maka iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia.

Tujuan dan Kegunaan Praktikum

Tujuan praktikum 

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1.  Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi

 potong dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi. 

2.  Untuk mengetahui bagaimana peternak dalam memanajemen ternaknya baik dalam

 pemberian dan pencampuran pakan

Kegunaan praktikum

 praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan

melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong dan praktikan dapat mengerti cara

manajemen ternak potong. 

Page 3: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 3/21

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Produktivitas

Produktivitas adalah hasil yang diperoleh dari seekor ternak pada ukuran waktu tertentu

dan a produktivitas sapi potong biasanya dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat reproduksi dan

 pertumbuhan. Aspek produksi seekor ternak tidak dapat dipisahkan dari reproduksi ternak yang

 bersangkutan, dapat dikatakan bahwa tanpa berlangsungnya reproduksi tidak akan terjadi

 produksi. Dijelaskan pula bahwa tingkat dan efesiensi produksi ternak dibatasi oleh tingkat dan

efesiensi reproduksinya. Produktivitas nyata ternak merupakan hasil pengaruh genetik dan

lingkungan terhadap komponen-komponen produktivitas. Performan seekor ternak merupakan

hasil dari pengaruh faktor keturunan dan pengaruh komulatif dari faktor lingkungan yang dialami

oleh ternak bersangkutan sejak terjadinya pembuahan hingga saat ternak diukur dan diobservasi.

Faktor genetik ternak menentukan kemampuan yang dimiliki oleh seekor ternak sedang faktor 

lingkungan memberi kesempatan kepada ternak untuk menampilkan kemampuannya. Ditegaskan

 pula bahwa seekor ternak tidak akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak didukung

oleh lingkungan yang baik dimana ternak hidup atau dipelihara, sebaliknya lingkungan yang baik 

tidak menjamin panampilan apabila ternak tidak memiliki mutu genetik yang baik.

Produktivitas pada sapi potong merupakan gabungan sifat produksi dan reproduksi. Sifat

 produksi dan reproduksi sapi potong pada suatu populasi dapat dinyatakan berapa jumlah sapi

yang dapat dikeluarkan per tahun tanpa mengganggu perkembangan populasi atau berapa total

 berat sapi yang dapat dikeluarkan dari suatu populasi per tahun. Kuantitas dan kualitas

 produktivitas sapi potong ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan serta interaksi

antara keduanya. Faktor genetik sapi menentukan kemampuan yang dimiliki oleh sapi tersebut

sedangkan faktor lingkungan memberi kesempatan kepada sapi untuk menampilkan

kemampuannya. Seekor sapi tidak akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak 

didukung oleh lingkungan yang baik pada tempat sapi tersebut dipelihara, sebaliknya lingkungan

yang baik tidak menjamin penampilan, apabila sapi tidak memiliki mutu genetik yang baik pula

(Muhammad Rasyaf, 1990).

Page 4: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 4/21

4

Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen yang terdapat di dalam kromosom dan dalam

suatu bangsa sapi potong memiliki jumlah kromosom dan pasangan gen yang sama tetapi

memiliki gen yang berbeda. Hal ini menyebabkan kemampuan sapi dalam produksi dan

reproduksi juga berbeda sehingga mengakibatkan adanya keragaman pada produktivitasnya.

Keragaman ini pada pemuliaan ternak diperlukan untuk melakukan seleksi.

Produktivitas sapi potong dapat ditingkatkan melalui perbaikan mutu genetik dan

lingkungan, di dalam aplikasinya dilakukan melalui program pemuliaan. Pemuliaan sapi potong

yaitu suatu usaha untuk meningkatkan rata-rata produksi sapi melalui perbaikan mutu genetic

dalam populasi dengan cara seleksi dan pengaturan perkawinan. Walaupun produksi sapi potong

dapat ditingkatkan melalui perbaikan lingkungan, tetapi dampaknya bersifat sementara. Hal ini

 berbeda dengan perbaikan mutu genetik yang bersifat permanen dan diwariskan.

Pendugaan Umur 

Pendugaan umur sapi dapat dilakukan dengan melihat lingkar tanduk. Namun, cara ini

sulit dilakukan karena kebanyakan peternak sudah mengikir tanduk sapinya. Cara lain yang

cukup akurat untuk menduga umur sapi adalah dengan melihat susunan gigi sapi.

Kondisi susunan gigi sapi untuk memperkirakan umurnya

Umur Sapi Kondisi Gigi

1,5 – 2 tahun Gigi seri susu dalam sudah berganti dengan gigi tetap

2,5 tahun Gigi seri susu tengah dalam sudah berganti dengan gigi tetap

3 tahun Gigi seri susu tengah luar sudah berganti dengan gigi tetap

3,5 tahun Gigi seri susu luar sudah berganti dengan gigi tetap

(Samsul Fikar dan Dadi Ruhyadi, 2010)

Ransum Ternak Potong 

Kebanyakan dari ruminansia memakan hijauan dan rerumputan sebagai ransum

utamanya. Kemudian sering pula ditambahkan konsentrat, untuk menambah kebutuhan unsure

gizi yang kurang dari sumber hijauan dan rerumputan tadi. Sedangkan untuk monogastrik ransum utamanya adalah campuran dari biji  –  bijian dan sumber hewani yang dipadukan

menurut kebutuhan nilai gizinya. (Muhammad Rasyaf, 1990)

Sedangkan menurut Bambang Setiadi (2001) dinyatakan bahwa pemberian garam sangat

dianjurkan dan harus dibarengi dengan penyediaan air minum secukupnya. Ingat pemberiannya

Page 5: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 5/21

5

 jangan dicampurkan pada air minum, tetapi dicampur dengan konsentrat. Jumlah pemberian

garam pada sapi dewasa 6  –  8 gram/100 kg berat badan, dan pada sapi muda lebih kurang 9

gram/100 kg berat badan. Untuk lebih amannya sediakan garam dapur bata yang diikat pada

tiang kandang. Jadi bila sapi tersebut kekurangan akan menjilatinya sendiri.

Perkandangan Ternak Potong 

Ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang

digunakan, apakah kandang individu atau kandang kelompok. Umumnya, kebutuhan luas

kandang sapi per ekor sekitar 1,5 x 2,5 m, 1,5 x 2 m, atau 1 x 1,5 m. Apapun jenis kandang yang

dibuat  – kandang kelompok atau kandang individu  – peternak harus memenuhi kebutuhan luas

kandang per ekor tersebut.

Konstruksi Kandang

Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudh

diperoleh. Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan limbah yang mudah

dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar lebih tahan lama

dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi,

 berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam

Lantai

Lantai kandang sapi biasanya dibuat dari bahan semen atau tanah yang dipadatkan dan

dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai bisa dialasi jerami, karpet, kayu datar, papan atau

serbuk gergaji. Pemberian alas bertujuan agar kakidan tubuh sapi tidak terluka terkena lantai

semen yang kasar. Pemberian alas juga membuat kaki dan tubuh sapi tidak mudah kotor serta

tidak cepat rusak akibat tergerus kaki sapi. Lantai kandang harus kuat, tidak licin, dan dibuat

dengan kemiringan 15 derajat ke arah selokan di belakang sapi untuk mempermudah

 penampungan kotoran sapi dan pakan yang jatuh

DindingDinding kandang tidak boleh tertutup seluruhnya, harus dibuat terbuka sebagian agar 

sirkulasi udara di dalam kandang lancer. Bahan yang digunakan sebagai dinding bisa berupa

tembok beton, papan, kayu, bambu dan bilik bambu. Kadang, dinding kandang hanya berupa

tempat minum dan tempat pakan yang dibuat setinggi 0,5 – 1 meter dari permukaan tanah

Atap

Page 6: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 6/21

6

Atap kandang bisa terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia atau seng. Kandang untuk 

sapi potong bisa menggunakan atap dari asbes karena sapi potong lebih tahan terhadap panas.

Kandang sapi juga boleh tidak menggunakan atap alias terbuka. Kandang terbuka yang

 beratapkan langit ini biasanya digunakan untuk memelihara sapi bunting atau bakalan yang baru

datang di peternakan. Kandang seperti ini membantu betina bunting untuk berlatih agar proses

melahirkan bisa lancar.

Lorong

Di kandang individu, biasanya terdapat lorong di tengah kandang sebagai area lalu lintas

 peternak atau pekerja untuk memberi pakan atau member minum sapi. Lorong ini biasanya

 berkuran 0,5- 1 meter dan dibuat dari bahan semen. Lantai semen sebaiknya diberi corak garis –  

garis agar tidak licin

Selokan

Selokan berfungsi sebagai tempat pembuang kotoran. Selokan biasanya dibuat dengan

lebar 20 – 30 cm dan kedalaman 10 – 20 cm. Selokan ini dibuat di dalam kandang di bagian ekor 

sapi, baik itu di kandang tunggal maupun kandang ganda. Tujuannya, agar pekerja mudah

membersihkan kotoran dan urine sapi

Bak Pakan dan Minum

Bak pakan dan bak air minum di depan kandang dengan perbandingan 2: 1, artinya, jika

 panjang bak pakan satu meter, maka panjang bak air minum setengah meter. Tempat pakan dan

air minum ini dibuat dari bahan semen atau papan kayu dengan dasar rapat agar pakan tidak 

mudah tercecer. Tempat minum tidak boleh bocor dan harus mudah dibersihkan

Model Kandang

Kandang Koloni (kelompok)

Di kandang kelompok, sapi dapat ditempatkan dalam satu kandang, tanpa ada sekat atau

 pembatas sama sekali. Di kandang model ini, satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas

dibandingkan dengan kandang individu, yakni sekitar 2 x 2,5 m. Di kandang ini tempat pakan

dan minum diletakkan di sudut atau di tengah kandang yang berupa drum atau ember. Tipe

kandang ini memiliki kelemahan, di antaranya sering terjadi kompetisi dalam mendapatkan

 pakan dan minun. Akibatnya, sapi yang lebih kuat cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih

cepat karena lebih banyak memperoleh pakan. Namun, tipe kandang ini juga memiliki

Page 7: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 7/21

7

keunggulan, di antaranya sapi akan lebih sehat dan memiliki kaki yang lebih kuat untuk 

menopang tubuhnya karena sering bergerak (exercise). Dari segi biaya, pembuatan kandang

kelompok lebih murah dan ekonomis dibandingkan dengan kandang individu

Kandang Individu

Di kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri yang berukuran sekitar 2,5

x 1,5 m. Kandang tipe ini dapat memacu pertumbuhan sapi lebih pesat karena sapi tidak 

 berkompetisi dalam mendapatkan pakan atau minum. Kandang individu dapat dibedakan

menjadi tiga tipe, yaitu :

- Kandang tunggal. Di kandang ini, sapi ditempatkan di dalam satu baris sejajar 

- Kandang ganda face to face. Di kandang ini, sapi ditempatkan dalam dua baris berhadapan

- Kandang ganda tail to tail . Di kandang ini, sapi ditempatkan dalam dua baris saling bertolak 

 belakang atau berlawanan

Tata Laksana Perkawinan 

a.  Sistem Perkawinan

Sitem perkawinan sapi untuk memperoleh keturunan ada dua macam yaitu perkawinan

secara alami (sapi betina yang birahi kawin langsung dengan pejantan) dan perkawinan buatan

yang dikenal dengan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik, dimana sapi betina yang birahi

“disuntik” dengan mani sapi jantan unggul. (Bambang Setiadi, 2001).

Menurut Samsul Fikar dan Dadi Ruhyadi (2010) perkawinan alami harus memperhatikan

 perilaku seksual induk betina dan jantan. Induk betina mengalami birahi setiap 18  –  22hari

sekali, sedangkan jantan tidak tergantung waktu. Masa ovulasi indukan biasanya terjadi 8  – 12

 jam setelah birahi. Inseminasi Buatan (IB) bertujuan untuk memperoleh sapi yang unggul dari

segi kualitas dan kuantitas, karena semennya berasal dari pejantan yang telah diseleksi. Selain

itu, IB dilakukan untuk menghindari perkawinan sedarah (inbreeding), sehingga tingkat

kecacatan dan penularan penyakit dapat dikurangi.

 b.  Waktu Mengawinkan yang Paling Tepat

Sapi betina yang masa birahinya hanya pada waktu  –  waktu tertentu jangan dilewatkan

 begitu saja, kita sebaiknya mengawinkan sapi pada waktu yang tepat, sehingga kita tidak perlu

 beberapa kali mengawinkan.

Waktu perkawinan yang tepat

Page 8: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 8/21

8

 No Waktu Birahi Saat mengawinkan

yang baik 

Terlambat

1 Pagi sampai pukul 10.00 Siang  – sore hari itu

 juga

Besok pagi harinya

2 Siang sampai pukul

13.00

Sore hari dan masih

 bisa besok paginya

Besok paginya lebih

dari pukul 08.00

3 Sore atau malam hari Malam hari itu juga

keesokan harinya

sampai pukul 10.00

Besok paginya bila

lebih dari pukul 10.00

(Bambang Setiadi, 2001)

c.  Kerugian Perkawinan Terlalu Awal

Perkawinan yang dilakukan terlalu awal akan membawa dampak kerugian sebagai berikut:

  Induk menjadi kerdil

  Terjadi kesulitan saat melahirkan

  Anak yang dilahirkan sering kurang sehat

Menunda perkawinan terlalu lamapun akan rugi, karena ada kemungkinan penimbunan

lemak pada sekitar indung telur yang mengganggu proses pembentukan sel telur. (Bambang

Setiadi, 2001)

Sistem pemeliharaan usaha ternak sapi potong merupakan sistem pemeliharaan ternak 

sapi potong yang berupaya untuk memanfaatkan sumberdaya sebaik mungkin. Dimana sistem

adalah kumpulan hal atau komponen  –  komponen yang tersusun dalam suatu tatanan yang

mempunyai keterkaitan yang teratur dari bagian  –  bagiannya dan diorganisir untuk mencapai

tujuan tertentu. Usaha ternak adalah kegiatan atau usaha dimana peternak dan keluarganya

memelihara suatu ternak yang bertujuan memperoleh hasil atau pendapatan.

Untuk menjaga kelangsungan hidup ternak sapi yang sehat dan berpertumbuhan yang

 baik, kita harus memelihara dan merawat ternak sapi itu dengan baik pula.

Dalam hal ini, setiap peternak pasti telah memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang hendak 

dicapai. Misalnya, peternak sapi kerja memelihara sapi untuk memperoleh tenaga kerja yang

tangguh, peternak sapi perah menginginkan produksi susu yang volume dan mutunya baik, dan

Page 9: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 9/21

9

 peternak sapi potong menginginkan hasil akhir berupa daging atau karkas yang persentase dan

mutunya bagus. Agar usaha tersebut bisa tercapai, ternak sapi harus dirawat dengan baik.

Untuk memperoleh sukses, peternak harus bisa melewati setiap tahap pemeliharaan

dengan selamat. Semua sapi yang diusahakan harus bisa mencapai kondisi yang sehat. Sebab

hanya sapi yang sehatlah yang bisa mempertahankan kelangsungan pertumbuhan. Kesehatan sapi

 potong bisa dicapai dengan tindakan sanitasi lingkungan, vaksinasi, pemberian pakan, dan teknis

yang tepat

Salah satu sistem usaha ternak sapi potong yang masih banyak dilakukan di daerah  –  

daerah di Indonesia adalah secara ekstensif (tradisional), yaitu dengan cara sapi  – sapi tersebut

dilepaskan di padang penggembalaan dan digembalakan sepanjang hari untuk mencari makan,

mulai siang sampai sore hari. Selanjutnya ternak tersebut di giring ke kandang terbuka, yakni

kandang tanpa atap ataupun kandang beratap. Di dalam kandang, sapi tidak diberi pakan

tambahan lagi. Peternak sistem tradisional adalah peternak yang dalam tata pelaksanaan

usahataninya tidak terprogram, kandangnya hanya dibuat sekedar untuk tempat berlindung dari

teriknya matahari diwaktu siang dan udara yang dingin di waktu malam, dalam

 pengembalaannya sapi potong hanya dilepas di lapangan atau padang rumput.

Keberhasilan usaha ternak dimulai dari awal yaitu penentuan tujuan yang diinginkan

karena segala kegiatan harus mengarah pada tujuan  –  tujuan tersebut. Namun demikian

seringkali peternak karena kesibukannya tidak menganggap terlalu penting penentuan tujuan

tersebut. Peternak menganggap mengelola usaha ternak adalah kewajiban dan pekerjaan sehari –  

hari yang dari dulu hingga saat ini hanya begitu  – begitu saja, tidak berubah dan tanpa tujuan

yang jelas, dengan demikian untuk mengukur keberhasilan atau pendapatan yang diperoleh di

kemudian hari akan mengalami kesulitan

Usaha apapun yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar 

 – besarnya. Dalam hal ini termasuk pada usaha ternak sapi potong. Suatu usaha dikatakan untung

 jika jumlah pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total pengeluaran. Sebaliknya jika

 perolehan pendapatan yang diperoleh lebih rendah daripada pengeluaran berarti usaha itu

mengalami kerugian

Page 10: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 10/21

10

BAB III

METODE PENGAMATAN

Materi Pengamatan

Adapun materi yang digunakan dalam pengamatan adalah : 

 Nama kelompok ternak ini adalah Kelompok ingin Maju yang beralamatkan di Dusun Medas,

desa gunung sari, kecamatan gunung sari kabupaten Lombok Barat. Pada awalnya jumlah ternak 

yang diamati di kelompok ternak ini berjumlah 2 ekor dengan keadaan 1 ekor betina induk dan 1

ekor jantan menyusui.

Variabel Yang Diamati

Adapun Variablel yang diamati adalah keadaan manajemen pemeliharaan (jenis sapi,

 perkandangan, ransum, perkawinan, dan pengolahan kotoran) serta kondisi peternaknya. 

Cara Kerja

Adapun cara kerja yang digunakan dalam pengmatan ini adalah

1)  Metode survey 

Melalui metode ini dapat diperoleh data langsung mengenai keadaan manajemen

 pemeliharaan (jenis sapi, perkandangan, ransum, perkawinan, dan pengolahan kotoran) karena

 penulis mengamati secara langsung pada peternakan yang dituju.

2)  Metode Wawancara

Untuk menyempurnakan informasi yang didapat dari pengamatan langsung maka

dilaksanakan kegiatan wawancara dengan Bapak Nafsiah selaku pemilik sapi yang lebih

mengetahui tentang seluk beluk manajemen pemeliharaan sapi setiap harinya. Dari data yang

diperoleh maka dapat dijadikan bahan penyusunan laporan sebagai hasil akhir praktikum yang

telah dilaksanakan.

Page 11: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 11/21

11

Definisi Operasional

  Struktur Populasi Ternak Kerbau/ Sapi:

Proporsi anak, muda dan dewasa pada masing-masing jenis kelamin ternak 

yang ada saat pengamatan. Yakni; dengan mencatat jumlah kerbau/sapi yang

dikatagorikan sebagai anak, muda dan dewasa yang dipelihara oleh bapak sahnun

kemudian diidentifikasi menurut jenis kelamin

  Populasi Dasar: 

Total populasi ternak yang ada pada tahun pengamatan ,yakni; total dari

ternak yang dimiliki saat pengamatan, ternak mati, ternak keluar (dijual, dipotong

 pengembalian kadasan, disumbangkan dll) dikurangi ternak yang dibeli pada

tahun tersebut

 Service per Conception (S/C)

()  

 Angka Kelahiran ( Calf Crop/Calving Rate)

 

 Panen Pedet

 

 Umur Produktif 

Adalah umur mulai digunakan dalam pembiakan sampai diafkir 

(jual).

 Lama digunakan dalam Pembiakan

Adalah lama waktu digunakan sejak pertama kali kawin (anak I)

sampai di afkir.

= Σ anak yang dapat dilahirkan selama hidup – 1 × jangka beranak - umur 

kawin I

 Umur Afkir

= Σ anak yang dilahirkan betina selama hidup - 1 × jangka beranak +

umur kawin I.

Page 12: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 12/21

12

Dapat diketahui juga berdasarkan rata-rata umur ternak dijual/ dipotong.

 Angka Kematian

Adalah persentase ternak yang mati dalam satu tahun dari populasi

dan betina dewasa.

 Pertumbuhan Alami / Natural Increase (NI)

Adalah selisih antara angka kelahiran dengan angka kematian.

 Net Replacement Rate (NRR)

Adalah jumlah anak betina yang lahir dan hidup sampai umur 

tertentu dibagi jumlah kebutuhan ternak betina pengganti setiap tahun dikali

100%.

 Service Periode( Days Open/ Heat Period)

Adalah waktu yang dibutuhkan sejak melahirkan sampai pada

 perkawinan kembali.

 Non Return Rate

Adalah sapi betina yang dikawinkan kembali setelah perkawinan pertama

dan tidak bunting (dinamakan kawin ulang)

  Konsumsi 

Adalah jumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa

 Ukuran tubuh

Ukuran tubuh di dapat tdengan mengukur pajang badan dan tinggi badan

menggunakan tongkat ukur, sedangkan lingkar dada menggunakan pita ukur.

  Bobot badan

Bobot badan di dapat berdasarkan hasil dari pita ukur dan menggunakan

rumus zainal (2002).

Analisis Data

Data yang di hasilkan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan selama sebulan kemudianmendiskusikan dengan ketua kelompok ternak mengenai data tersebut untuk kemudian dibuatkan

laporan guna memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Manajemen Ternak Potong dalam hal

laporan akhir praktikum.

Page 13: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 13/21

13

Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mewawancarai

langsung peternak tersebut meliputi:

  Pemberian pakan

  Penghitungan berat badan menggunakan pita ukur 

  Penghitungan tinggi badan dan panjang badan menggunakan tongkat ukur 

  Penghitungan data dan hasil menggunakan table dan cara penghitungan

Page 14: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 14/21

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dan pembahasan yang diperoleh praktikum ini adalah mengenai latar belakang

 peternak, ciri-ciri khusus sapi, kondisi ternak,struktur populasi,tatalaksana,parameter 

 produksi,produktivitas ternak di Kelompok Tani INGIN MAJU, MEDAS, GUNUNG SARI

yaitu: 

Latar Belakang Peternak:

1.  Peternak adalah seorang bapak yang berumur 60 tahun tidak mempunyai latar belakang

 pendidikan yang bernama bapak Nafsiah yang tinggal bersama dengan istri dan 4orang

anaknya.

2.  Peternak memiliki 2 ekor sapi, diantaranya 1 ekor betina induk dan 1 ekor jantan

menyusui.

3.  Ternak yang dipelihara merupakan kadasan dari tetangga atau swasta.

4.  Karena umurnya yang sudah tua, peternak mengalami kesulitan dalam ketersediaan

 pakan dikarenakan 14amper sudah tidak kuat mencari pakan untuk ternak.

5.  Ternak yang sedang dipelihara cara pemeliharaannya menggunakan metode intensif.

Ciri- ciri khusus sapi

Jenis sapi yang dimilik oleh peternak ini adalah sapi bali yang diantaranya 1 ekor betina induk 

dan 1 ekor jantan menyusui dimana sapi tersebut memiliki cirri – ciri :

Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya, warna bulu pada

waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan sedangkan pada sapi betina tidak berubah

warnanya, bertanduk,  mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran), bibir 

 bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke

 bawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam,  pada betina induk beratnya 273Kg dan jantan menyusui beratnya 119Kg.

Page 15: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 15/21

15

Kondisi Ternak (status faali)

Gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi.

Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan pemeliharaannya untuk 

menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di

manfaatkan tenaganya.salah satu contohnya,kusir cidomo.

Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya dengan cara melihat

catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau cincin tanduk dapat pula dilihat

dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat di

 perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi lebar (I I)

 berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat diperkirakan berumur 2

 – 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi

lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-11/2 tahun, dan gigi

tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut kita dapat memperkirakan

umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja lainnya.

Struktur populasi

Jumlah ternak yang ada dikelompok ternak Ingin Maju secara keseluruhan ada 36 ternak,

dimana sapi-sapi tersebut ada yang di tempatkan dekat rumahnya atau ditempatkan pada kandang

kelompok. Tetapi jumlah ternak yang saya amati di kelompok ini ada 2 ekor dengan karaketristik 

1 ekor betina induk dan 1 ekor jantan menyusui. Ternak yang di pelihara disini sebagian besar 

 berjenis kelamin betina yang dikandangkan secara berkelompok sesuai dengan banyaknya ternak 

yang dimiliki ini bertujuan agar mudah mengenali sapi yang dipelihara dan pada kelompok 

ternak tersebut masih kekurangan sapi jantan untuk mengawini ternaknya dan cara mengawinkan

ternaknya menggunakan kawin alami jarang ada yang menggunakan kawin suntik (IB)

Parameter Produksi

Ukuran-ukuran badan ternak  

 No Uraian Lingkar 

dada

Panjang

 badan

Tinggi

 badan

Bobot badan

ternak 

1 Menyusui jantan 110 cm 90 cm 88 cm 119kg

2 Induk Betina 147 cm 109 cm 109 cm 273Kg

Page 16: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 16/21

16

Ukuran-ukuran badan ternak yang ada diatas berdasarkan pengukuran secara langsung dengan

 pengulangan sebanyak 4 kali guna mendapatkan ukuran yang tepat. Berdasarkan data di atas

 pula dapat di ketahui bahwa bobot badan badan ternak didapat dari perhitungan dengan rumus,

table dan penimbangan secara langsung ( untuk ternka yang baru lahir). Parameter yang

ditujukkan oleh ukuran-ukuran badan ternak dapat menjadi keberhasilan suatu usaha ternak 

 potong karena semakin besar bobot badan ternak maka akan semakin menguntungkan dan akan

membuat pendapatan yang diperoleh peternak semakin bertambah.

Banyak pakan yang diberikan pada induk dan anak/ pedet dengan rata-rata selama 5 hari.

Pakan Jumlah Sisa Konsumsi %

Rumput dan

hijauan

50kg 2,5 kg 47,5 kg 95

Dari data diatas dapat diketahui bahwa konsumsi pakan mencapai 95% yang berarti konsumsinya

sangat bagus dan terlihar dari penampilan ternak tersebut yang memiliki bobot badan yang berat.

Tatalaksana beternak 

Kebanyakan dari ruminansia memakan hijauan dan rerumputan sebagai ransum

utamanya. Kemudian sering pula ditambahkan konsentrat, untuk menambah kebutuhan unsure

gizi yang kurang dari sumber hijauan dan rerumputan tadi. Sedangkan untuk monogastrik 

ransum utamanya adalah campuran dari biji  –  bijian dan sumber hewani yang dipadukan

menurut kebutuhan nilai gizinya. (Muhammad Rasyaf, 1990). Tetapi pada sapi yang saya amati

hanya diberikan rumput saja tanpa ada tambahan berupa konsentrat dan lain-lain dengan alasan

karena tidak ada biaya untuk membelinya dan diberikan 3kali sehari dengan pemberian air 

minum secara terus menerus atau secara adlibitum.

Sapi-sapi yang diternakkan cara pemeliharaannya yaitu dengan cara dikandangkan

(intensif) dimana Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak 

mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan

karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Oleh karena itu, setiap kebutuhan ternak 

sudah disiapkan oleh peternak tanpa harus ternak digembalakan. Kandang yang digunakan dalam

Page 17: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 17/21

17

 pemeliharaannya yaitu menggunakan kandanag milik kelompok dengan lantai tanah yang

dipadatkan dan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dindingnya terbuat dari bambu atau

kayu, atapnya menggunakan seng dan tempat pakan terbuat dari kayu. Luas kandang kira-kira

sekitar 4 x 3 meter dengan kepadatan kandang 2 ekor/m2.

Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan

 pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah:

1.  Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.

2.  Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan.

3.  Mengusakan lantai kandang selalu kering.

4.  Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

Produktivitas Ternak  

Perkawinan sapi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu hand mating dan pasture mating. Jika

dilakukan dengan cara hand mating, sapi betina dibawa ke tempat pejantan untuk dikawinkan

atau diinseminasi buatan. Sementara itu, yang dimaksud pasture mating adalah perkawinan

alamiah sapi jantan dan betina dipadang pengembalaan. Pada ternak yang diamati menggunakan

cara pasture mating (kawin alami).

Sapi siap dikawinkan jika menunjukkan tanda-tanda birahi berikut:

  Sapi selalu gelisah

  Mencoba menaiki sapi lain

  Vulva membesar dan tampak kemerahan. Dari vulva keluar cairan lendir 

   Nafsu makan sapi menurun

Sapi bunting yang akan melahirkan menunjukkan tanda-tanda berikut:

  Sapi tampak gelisah

  Urat daging disekitar vulva mengendor 

  Bagian tubuh disebelah kiri dan kanan pangkal ekor terlihat berlekuk 

  Ambing membesar dan terlihat tegang.

Page 18: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 18/21

18

ANALISIS EKONOMI USAHA

Biaya yang digunakan tidak terlalu mahal dikarenakan pemeliharaannya yang sangat

sederhana dalam pmeberian pakan, dimana pakan tersebut tidak dibeli melainkan mencari

dilapangan,sawah dan sebagainya. Biaya yang dikeluarkan mungkin hanya pada pembuatan

kandang, peternak yang bersangkutan tidak pernah mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja,

 pakan, dan obat-obatan. Maka dari itu dana atau biaya yang dikeluarkan sangat kecil.

Rincian Biaya Pakan dan Obat-obatan dan tenaga kerja

Uraian Pemberian (Kg) Biaya (Rp) ∑ ternak (ekor) Biaya/ tahun (Rp)

1.  Hijauan

Rumput 50Kg - 2 -

Legume - - - -

2.  Konsentrat - - - -

Dedak padi - - - -

Bungkil kelapa - - - -

Ampas tahu - - - -

Jagung - - - -

Lainnya - - - -

Jumlah - - - -

1) Obat-obatan - - - -

2)  Tenaga Kerja - - - -

Jumlah - - - -

Biaya Produksi dan Pendapatan

Komponen Unit/vol

(satuan)

Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

a.  Penerimaan

Penjualan ternak 2 9.600.000 9.600.000Penjualan kotoran Per pikup

(5)

25.000 125.000

Ternak akhir perhitungan 2 9.600.000 9.600.000

Ternak dipotong - - -

Pengembalian ternak - - -

Tenaga kerja - - -

Jumlah penerimaan (A) 9.725.000

Page 19: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 19/21

19

 b. Biaya variable

Bakalan/ bibit Rumput - -

Pakan - - -

Obat - obatan - - -

Tenaga kerja - - -

Bunga biaya variable - - -Perkawinan ternak - - -

Pertolongan beranak - - -

Lainnya - - -

Jumlah biaya variable (B) - - -

Gross Margin (A-B) 9.725.000

c.  Biaya tetap

Penyusutan kandang 5tahun 2.500.000 2.500.000

Biaya lainnya

Jumlah biaya tetap ( C) 2.500.000

Total Biaya (B+C) 2.500.000

Pendapatan bersih (A-B-C) 7.225.000

Page 20: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 20/21

20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu

sebagai berikut :

1.  Sapi yang dipelihara adalah sapi Bali

2.  ternak yang dipelihara merupakan kadasan tetangga atau swasta

3.  Peternak disini mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda beda serta usia yang

 berbea beda. Tetapi kebanyakan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan.

4.  Kebutuhan nutrisi pakan kurang seimbang, karena pemberiannya hanya rumput saja

5.  Belum ada pengolahan urine sapi namun untuk kotoran padat sudah diolah menjadi pupuk 

organic

6.  Penulis kurang mengetahui tentang manajemen perkawinan sapi betina yang ada karena data

recording dibawa Pemilik Peternakan.

B. Saran 

Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tidak Retak” tentunya dalam menjalankan

 praktikum ditemukan hambatan, yaitu kurang kerja sama anggota kelompok dan kurangnya

komunikasi antara praktikan dengan pemilik peternakan. Maka dari itu perlu dibangun kerja

sama dari semua pihak agar praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik.

Page 21: laporannya ulul

7/15/2019 laporannya ulul

http://slidepdf.com/reader/full/laporannya-ulul 21/21

21

DAFTAR PUSTAKA

Rasyaf, Muhammad, Dr. Ir. MS, Metode Kuantitatip Indutri Ransum Ternak Programa Linear 1,

Yogyakarta : Kanisius, 1990

Samsul Fikar dan Dadi Ruhyadi,  Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Potong , Jakarta Selatan :

Agromedia, 2010

Setiadi, Bambang, Ir, Beternak Sapi Daging dan Masalahnya, Semarang : Aneka Ilmu, 2001