laporan04_f2_nika resti utami_ip address, cidr dan vlsm

Upload: hanifah-fasiyani

Post on 17-Jul-2015

357 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH JARINGAN KOMPUTERIP Address, CIDR dan VLSMDosen Pengampu : Dr. Eko Marpanaji

Disusun oleh: Nika Resti Utami Wahyu Susilo Prabowo Yosafat Yudha Krisnanda Hanifah Fasiyani 11520241061 11520244004 11520244005 11520244007

Pendidikan Teknik Informatika FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

BAB I PENDAHULUANA. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. 2. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM. 3. Memahami teknik penggunaan subnet mask.

B. SKENARIO PRAKTIKUM Pada praktikum ke-4 kali ini mahasiswa dihadapakan pada sebuah permasalahan, yaitu terdapat sebuah gedung yang menginginkan sebuah pembagian divisi jaringan. Divisi jaringan yang dibutuhkan adalah untuk bagian keuangan sebanyak 50 komputer, bagian R&D sebanyak 45 komputer, bagian HRD sebanyak 47 komputer, bagian Pelayanan sebanyak 30 komputer dan bagian teknisi sebanyak 25 komputer. Kelima divisi tersebut tidak dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bagaimanakah pembagian divisi jaringan tersebut? Pada praktikum kali ini juga akan dijelaskan mengenai proses pembagian divisi jaringan tersebut, mulai dari perhitungannya sampai simulasinya sehingga pada akhirnya, kita mampu untuk membangun divisi jaringan tersebut. Metode perhitungan yang akan digunakan adalah metode Variable Length Subnet Mask (VLSM, dan alat simulasi yang dipakai adalah Cisco Packet Tracert.

2

Gambar 1. Skenario pembagian divisi jaringan

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

C. DASAR TEORI 1. Variabel Length Subnet Mask VLSM atau singkatan dari Variable Length Subnet Mask adalah metode yang berbeda dengan metode CIDR. Jika pada metode CIDR hanya diberikan satu subnet mask, maka pada metode VLSM ini diberikan lebih dari satu subnet mask. Perbedaan lain yang lebih mendasar yaitu pada pembagian blok subnet, pada metode VLSM pembagian blognya bebas dan hanya dilakan oleh pemilik Network Address saja. Metode VLSM dan CIDR memiliki prinsip yang sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Addreess dan untuk mengatasinya dilakukan pemecahan IP Address. Network Address yang diberikan oleh lembaga IANA (Internet Assigned Numbers Authority) jumlahnya sangat terbatas. IANA adalah lembaga yang mengurusi seputar pembagian dan penyediaan IP Address di Amerika Serikat. Fungsinya mungkin hampir sama dengan ISP atau Telkom di Indonesia yang menyediakan layanan internet, dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Biasanya suatu instansi seperti perusahaan, sekolah, instansi pemerintah dan instansi lainnya baik negeri maupun swasta hanya memiliki Network ID tidak lebih dari 5-7 Network ID (IP Public). Adapun keuntungan dari subnetting vlsm yaitu : a. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic). b. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance). c. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management). d. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh distance). e. Menghemat ruang alamat. (facilitated spanning of large geographical3

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

VLSM merupakan suatu teknik/metode subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class. VLSM memberbaiki kekurangan metode conventional subnetting. Dalam subnetting tradisional, semua subnet mempunyai kapasitas yang sama. Ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar daripada yang lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode subnetting VLSM semua subnet tidak harus mempunyai kapasitas yang sama, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan : a. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2). b. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. VLSM dapat dianalogikan seperti kita memberi suatu subnet ke

seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask (VLSM).

4

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

2. Mengefisienkan alokasi IP blok subnet dalam network. Contoh: Diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14 hosts netB=28 hosts netC=2 hosts netD=7 hosts netE=28 hosts Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host (25-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga: a. netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts. b. netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. c. netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts. d. netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts. e. netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. Dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public (seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut. Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut: a. Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2). b. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host: 28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 > menjadi 32 ip (/27).5

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 > menjadi 16 ip (/28). 7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 > menjadi 16 ip (/28). 2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 > menjadi 4 ip (/30). Sehingga blok subnet-nya menjadi: a. netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. b. netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. c. netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts. d. netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts. e. netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts.

3. Menghitung Blok Subnet VLSM Contoh: Diketahui IP address 130.20.0.0/20. Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat

11111111.11111111.11110000.00000000 = /20. Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah : Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 Dst sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/206

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian : a. Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16. b. Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu : Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24 Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24 Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 Dst sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24 c. Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat : Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27

7

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

BAB II PEMBAHASAND. ALAT DAN BAHAN Software simulasi Cisco Packet Tracer 5.3.

E. LANGKAH KERJA 1. Membuka aplikasi Cisco Paket Tracer 5.3 2. Menambah beberapa komputer dengan meng-klik icon end devices pada menu di bagian kiri bawah.

Gambar 2. Memilih end-devices

3. Kemudian memilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar icon end devices dengan cara drag and drop pada worksheet/lembar kerja.

Gambar 3. Terdapat beberapa pilihan perangkat end-devices

4. Menambahkan Switches yang ada di sebelah kiri bawah, lalu pilih 2950-24.

8

Gambar 4. Menmbahkan switch

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

5. Menyambungkan device dan Switch dengan menggunakan kabel Straight. Klik Connections, lalu pilih Copper Straight-Through.

Gambar 5. Memilih koneksi berupa kabel straight

6. Untuk menyambungkan device dengan switch, klik kabel stright kemudian klik pada PC0 dan pilih FastEthernet kemudian arahkan kabel pada Switch, klik dan pilih FastEthernet.

Gambar 6. Menghubungkan perangkat end-devices yang ada ke switch

Lakukan langkah tersebut pada semua PC sehingga semua PC tersambung dengan Switch.

9

Gambar 7. Perangkat yang sudah dihubungkan dengan switch

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

7. Setelah itu kita Set IP Address pada seluruh PC sesuai dengan gambar di atas, dengan cara klik PC kemudian pilih IP Configuration. Kemudian uji koneksi antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena kelimanya berbeda subnet. Hal tersebut telah mensimulasikan teknik subnetting VLSM sesuai dengan skenario diatas.

Gambar 8. Melakukan setting nomor jaringan/IP

F. TUGAS DAN DISKUSI 1. [Pendalaman teknik CIDR] Hitunglah subnet dari

210.103.45.0/28! Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer ! Alamat jaringan 210.103.45.0/28 masuk ke dalam kelompok IP kelas C, dengan subnet mask 255.255.255.240.Desimal IP Subnet Mask 210.103.45.0/28 255.255.255.240 Biner 11010010.01100111.00101101.00000000 11111111.11111111.11111111.11110000

Tabel 1. Alamat IP dan Subnet Mask dalam desimal dan biner

a. Menentukan jumlah subnet. Jumlah subnet = 2x =24

10

= 16 subnet

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

b. Menentukan banyaknya host masing-masing subnet. Banyak host tiap subnet = 2y - 2 = 24 - 2 = 14 host c. Menentukan blok subnet. Blok subnet = 256 240 = 16 Didapatkan blok subnet yaitu kelipatan 16, dimulai dari 0, 16, 32, ...., 224, 240. Dari perhitungan di atas, kita bisa mendapatkan tabel sebagai berikut.subnet 1 Subnet 210.103.45.0 Host pertama Host terakhir Broadcast Maksimal host 210.103.45.1 210.103.45.14 210.103.45.15 14 210.103.45.16 210.103.45.17 210.103.45.30 210.103.45.31 14 ............... ............... ............... ............... 14 210.103.45.224 210.103.45.225 210.103.45.238 210.103.45.239 14 210.103.45.240 210.103.45.241 210.103.45.254 210.103.45.255 14 subnet 2 subnet ... subnet 15 subnet 16

Tabel 2. Tabel host dan broadcast yang valid

11

Gambar 9. Melakukan simulasi jaringan

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

2. [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi E terdiri dari 140 komputer. Setting ip address 5 buah

komputer dengan network atau nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan sertakan perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer. Ilustrasi dari kasus di atas adalah sebagai berikut. Nama Perusahaan Jumlah Divisi : UNY Foundation :5

a. Divisi Keuangan b. Divisi HRD c. Divisi R&D d. Divisi Pelayanan e. Divisi Teknisi Perusahaan UNY Foundation meminta kami untuk membuat jaringan komputer pada perusahaan tersebut dan membagi jaringan tersebut berdasarkan jumlah divisi yang ada, dengan ketentuan masing-masing divisi tidak dapat saling berkomunikasi satu sama lain melalui jaringan lokal. Kebutuhan komputer masing-masing divisi sebagai berikut. a. Divisi Keuangan b. Divisi HRD c. Divisi R&D d. Divisi Pelayanan e. Divisi Teknisi Total : 300 komputer. : 250 komputer. : 200 komputer. : 140 komputer. : 140 komputer. : 1030 komputer.12

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

Karena kebutuhan komputer paling banyak terdapat pada divisi keuangan, yaitu 300 komputer, maka divisi tersebut yang menjadi dasar kami untuk menentukan netmask, yaitu 255.255.254.0, dengan jumlah maksimal host 510 dengan rincian sebagai berikut.Desimal IP Subnet Mask 172.200.0.0 255.255.254.0 Biner 10101100.11001000.00000000.00000000 11111111.11111111.11111110.00000000

Tabel 3. Alamat IP dan Subnet Mask dalam desimal dan biner

a. Jumlah subnet Jumlah subnet = 2x = 27 = 128 subnet b. Jumlah maksimal host tiap subnet Banyak host tiap subnet = 2y - 2 = 29 - 2 = 510 host Dari perhitungan di atas, didapatkan tabel di bawah ini.subnet 1 Subnet 172.200.0.0 Host pertama Host terakhir Broadcast Maksimal host 172.200.0.1 172.200.1.254 172.200.1.255 510 172.200.2.0 172.200.2.1 172.200.3.254 172.200.3.255 510 ............... ............... ............... ............... 510 172.200.254.0 172.200.254.1 172.200.255.254 172.200.255.255 510 subnet 2 subnet ... subnet 128

Tabel 4. Hasil perhitungan subnet

Tidak semua subnet di atas digunakan. Kami memiliki dua alternatif dalam pembagian/subnetting jaringan komputer tersebut.

13

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

a. Alternatif 1Subnet Divisi Maksimum host Kebutuhan Sisa subnet 1 Keuangan 510 300 210 subnet 2 HRD 510 250 260 subnet 3 R&D 510 200 310 subnet 4 Pelayanan 510 140 370 subnet 5 Teknisi 510 140 370

Tabel 5. Alternatif 1 subnetting

Masing-masing divisi dimasukkan ke dalam subnet dengan maksimal host 510, sehingga didapatkan tabel sebagai berikut.subnet 1 Subnet 172.200.0.0 Host pertama Host terakhir Broadcast Maksimal host Kebutuhan Sisa Divisi netmask 172.200.0.1 172.200.1.254 172.200.1.255 510 300 210 Keuangan 255.255.254.0 172.200.2.0 172.200.2.1 172.200.3.254 172.200.3.255 510 250 260 HRD 255.255.254.0 172.200.4.0 172.200.4.1 172.200.5.254 172.200.5.255 510 200 310 R&D 255.255.254.0 172.200.6.0 172.200.6.1 172.200.7.254 172.200.7.255 510 140 370 Pelayanan 255.255.254.0 172.200.8.0 172.200.8.1 172.200.9.254 172.200.9.255 510 140 370 Teknisi 255.255.254.0 subnet 2 subnet 3 subnet 4 subnet 5

Tabel 6. Tabel host dan broadcast Alternatif 1 yang valid

14

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

Gambar 10. Melakukan simulasi jaringan

Kelebihan

: Jika salah satu atau beberapa divisi akan ditambah jumlah komputer/host, tidak perlu mengeset ulang alamat jaringan semua komputer karena sisa host dari tiap subnet banyak, hanya tinggal mengeset alamat jaringan selanjutnya dari masing-masing subnet.

Kekurangan

: Tidak efisien, karena sisa host yang tidak

terpakai terlalu banyak.

15

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

b. Alternatif 2subnet 1 Subnet 172.200.0.0 Divisi Maksimum host Kebutuhan Sisa netmask Keuangan 510 300 210 255.255.254.0 172.200.2.0 HRD 510 250+200 = 450 60 255.255.254.0 R&D 172.200.4.0 Pelayanan 510 140+140 = 280 230 255.255.254.0 Teknisi subnet 2 subnet 3

Tabel 7. Alternatif 1 subnetting

Alternatif di atas menjelaskan bahwa divisi HRD dan R&D digabung menjadi satu pada subnet 2, begitu pula divisi Pelayanan dan Teknisi, digabung menjadi satu pada subnet 3 agar sisa host yang ada menjadi lebih sedikit/lebih efisien. Akan tetapi apakah alternatif 2 ini sesuai dengan skenario awal? Ternyata tidak. Divisi HRD dan R&D ternyata bisa berkomunikasi dalam jaringan lokal, begitu pula divisi pelayanan dengan divisi teknisi. Maka langkah yang harus diambil adalah membagi subnet 2 dan subnet 3 masingmasing menjadi dua subnet baru. 1) Subnet 2 (Alamat jaringan 172.200.2.0) Jumlah kebutuhan komputer paling banyak pada subnet 2 yaitu 250 komputer. Maka digunakan netmask 255.255.255.0 dengan jumlah maksimal host 254.Desimal IP Subnet Mask 172.200.2.0 255.255.255.0 Biner 10101100.11001000.00000010.00000000 11111111.11111111.11111111.00000000

Tabel 8. Alamat IP dan Subnet Mask dalam desimal dan biner

16

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

Jumlah subnet = 2x = 28 = 256 subnet Jumlah maksimal host = 2y-2 = 28-2 = 254 host Dari perhitungan di atas, didapatkan tabel data sebagai berikut.subnet 2.1 Subnet 172.200.2.0 Host pertama Host terakhir Broadcast Maksimal host 172.200.2.1 172.200.2.254 172.200.2.255 254 172.200.3.0 172.200.3.1 172.200.3.254 172.200.3.255 254 subnet 2.2

Tabel 9. Subnetting subnet 2

2) Subnet 3 (Alamat jaringan 172.200.4.0) Jumlah kebutuhan komputer paling banyak pada subnet 3 yaitu 140 komputer. Maka digunakan netmask 255.255.255.0 dengan jumlah maksimal host 254.Desimal IP Subnet Mask 172.200.4.0 255.255.255.0 Biner 10101100.11001000.00000010.00000000 11111111.11111111.11111111.00000000

Tabel 10. Alamat IP dan Subnet Mask dalam desimal dan biner

Jumlah subnet = 2x = 28 = 256 subnet Jumlah maksimal host = 2y-2 = 28-2 = 254 host17

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

Dari perhitungan di atas, didapatkan tabel data sebagai berikut.subnet 3.1 Subnet 172.200.4.0 Host pertama Host terakhir Broadcast Maksimal host 172.200.4.1 172.200.4.254 172.200.4.255 254 172.200.5.0 172.200.5.1 172.200.5.254 172.200.5.255 254 subnet 3.2

Tabel 11. Subnetting subnet 3

Dari pembagian subnet tersebut, didapatkan empat subnet baru untuk divisi HRD, R&D, Pelayanan dan divisi Teknisi.subnet 2 subnet 1 Subnet 172.200.0.0 Host pertama Host terakhir Broadcast Maksimal host Kebutuhan Sisa Divisi netmask 172.200.0.1 172.200.1.254 172.200.1.255 510 300 210 Keuangan 255.255.254.0 subnet 2.1 172.200.2.0 172.200.2.1 172.200.2.254 172.200.2.255 254 250 4 HRD 255.255.255.0 subnet 2.2 172.200.3.0 172.200.3.1 172.200.3.254 172.200.3.255 254 200 54 R&D 255.255.255.0 subnet 3.1 172.200.4.0 172.200.4.1 172.200.4.254 172.200.4.255 254 140 114 Pelayanan 255.255.255.0 subnet 3.2 172.200.5.0 172.200.5.1 172.200.5.254 172.200.5.255 254 140 114 Teknisi 255.255.255.0 subnet 3

Tabel 12. Tabel host dan broadcast Alternatif 2 yang valid

18

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

Gambar 11. Melakukan simulasi jaringan

Kelebihan

: Efisien dalam pemakaian alamat jaringan, sehingga sisa host yang tidak terpakai tidak terlalu banyak.

Kekurangan

: Jika salah satu/divisi akan ditambah jumlah sedangkan sisa host tidak

komputer/host,

mencukupi atau sama sekali tidak ada sisa, maka harus mengeset ulang alamat jaringan semua komputer.

19

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

G. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING Pada praktikum ke-4 ini kelompok kami menghadapi beberapa masalah yang pertama berkaitan dengan pembagian blok subnet dalam network. Contohnya saat pembagian tersebut ada subnet yang masih banyak sisa ip address yang tidak terpakai. Padahal jumlah subnet juga masih banyak yang belum digunakan. Katakanlah dalam pembagian ini tersedia 128 subnet sedangkan yang dibutuhkan hanya 5 subnet dengan masing-masing masih banyak ip address yang tidak terpakai. Menurut kelompok kami hal tersebut efeknya hanya berpengaruh pada ip public (yang diberikan ISP) jika tetap menggunakan 5 sunet maka akan terjadi pemborosan jumlah ip atau tidak efisien, dengan kata lain biaya pemasangan juga semakin mahal. Untuk memecahkan masalah tersebbut digunakan teknik subnetting metode vlsm, dimana kelima subnet tersebut misalnya hanya dipakai sebanyak 3 (3 subnet dapat dibagi lagi menjadi beberapa subnet jika kuota ip addressnya memungkinkan). Permasalahan yang kedua yaitu ketika menyusun sebuah jaringan dengan menggunakan simulator jaringan Cisco Packet Tracer. Meskipun hanya menggunakan simulator, namun penyusunan serta pengesetan IP di tiap-tiap host yang ada, selain membutuhkan ketelitian yang lebih, juga membutuhkan kesabaran. Kesalahan sedikit saja yang diakibatkan dari kesalahan penyusunan jaringan dan IP dapat menyebabkan satu host tidak dapat terkoneksi dengan jaringan. Inilah permasalahan yang tim kami hadapi.

20

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

BAB III PENUTUPH. SIMPULAN Setelah melakukan praktikum dan menyusun laporan praktikum, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Teknik penghitungan subnet tidak hanya menggunakan sistem CIDR, tetapi juga bisa menggunakan VLSM atau Variable Length Subnet Mask, namun pada VLSM pembagian blognya bebas dan hanya dilakukan oleh pemilik Network Address saja. 2. Keuntungan subnetting menggunakan metode VLSM diantaranya, mengurangi lalu lintas jaringan, teroptimasinya unjuk kerja jaringan, pengelolaan yang disederhanakan, membantu

pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh, serta menghemat ruang alamat. 3. Dalam teknik VLSM, untuk dapat berkomunikasi kedealam jaringan internet diperlukan pengelolaan network meliputi : Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya, semua perangkat router yang digunakan harus menduung metode VLSM. 4. Untuk menghitung blok subnet VLSM kita terlebih dahulu harus menghitung jumlah subnet, jumlah host maksimal yang bisa dipergunakan lalu dikurangi dengan jumlah host yang dibutuhkan.

21

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta

Laporan04 - IP Address, CIDR dan VLSM (http://jarkom-2012.blogspot.com)

2012

I. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2010). Cara perhitungan Variabel Subnet Mask VSLM. Diambil dari http://vthink.web.id/index.php/content/post/112/Cara-Cepat-

Perhitungan-Variabel-Length-Subnet-Mask-VLSM, pada 20 Mare 2012 pukul 18.10 WIB. Anonim. (2009). Variable Length Subnet Mask. Diambil dari

http://busran.wordpress.com/2009/02/05/variabel-length-subnetmask-vlsm, pada 20 Maret 2012 pulul 18.47 WIB. Anonim. (2007). Metode VLSM. Diambil dari

http://www.ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2007/12/metode-ip-address-lanjutan-vlsm.pdf, pada 20 Maret 2012 pukul 19.04 WIB. Anonim. (2010). Cara menghitung blok subnet VLSM. Diambil dari http://darijava.com/200/cara-menghitung-blok-subnet-vlsm.php, pada 20 Maret 2012 pukul 19.14 WIB. Kozierok, C. (2009). IP Variable Length Subnet Masking (VLSM). Diambil dari

http://www.tcpipguide.com/free/t_IPVariableLengthSubnetMaskin gVLSM.htm, pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 20.15 WIB.

22

Fakultas Teknik | Universitas Negeri Yogyakarta