laporan tugas

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi (Safrina, 2011). Ibu dan anak terutama bayi baru lahir merupakan kelompok masyarakat yang rentan dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat, karena masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dimana Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai 2/3 dari total Angka Kematian Bayi. Menurut data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007 (SKDI 2007), Angka Kematian Neonatal di Indonesia 19 kematian/ 1000 kelahiran hidup atau per tahunnya mencapai 86.000 kematian. Penurunan Angka Kematian Neonatal memerlukan upaya bersama dengan memberikan pelayanan kesehatan 1

Upload: nabilapratiwy

Post on 30-Nov-2015

183 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Tugas Praktek

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tugas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu

unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai

sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan

periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian

bayi (Safrina, 2011).

Ibu dan anak terutama bayi baru lahir merupakan kelompok masyarakat

yang rentan dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan

masyarakat, karena masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dimana Angka Kematian Bayi Baru Lahir

mencapai 2/3 dari total Angka Kematian Bayi. Menurut data hasil survei

demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007 (SKDI 2007), Angka

Kematian Neonatal di Indonesia 19 kematian/ 1000 kelahiran hidup atau per

tahunnya mencapai 86.000 kematian.

Penurunan Angka Kematian Neonatal memerlukan upaya bersama

dengan memberikan pelayanan kesehatan neonatus. Agar pelayanan ini

optimal perlu sebuah pengelolaan yang baik dalam memberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir.

Pengelolaan yang baik dapat dipantau melalui indikator-indikator.

Dalam hal ini pemantauan masukan, proses, dan keluaran perlu dikaji

sehingga dapat diketahui apakah pengelolaan berjalan dengan baik atau tidak.

Untuk hal inilah penulis melakukan penilaian pengelolaan pelayanan

neonatus di Puskesmas Dempo selama 1 tahun yaitu tahun 2012 dengan

mengamati indikator-indikator tersebut

1

Page 2: Laporan Tugas

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengelolaan pelayanan neonatus di puskesmas Dempo tahun

2012?

2. Bagaimanakah keberhasilan program pelayanan kesehatan neonatus yang

dijalankan?

3. Apakah permasalahan atau hambatan yang terjadi sepanjang

perlaksanaan pelayanan kesehatan neonatus yang dijalankan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengelolaan pelayanan neonatus dan permasalahan pengelolaan

program tersebut yang dilaksanakan di Puskesmas Dempo selama tahun

2012

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui keberhasilan program pelayanan kesehatan neonatus

2. Mengetahui permasalahan atau hambatan yang terjadi sepanjang

perlaksanaan pelayanan kesehatan neonatus yang dijalankan

1.4 Manfaat

1.4.1 Puskesmas

untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pelayanan

kesehatan nneonatus di puskesmas.

1.4.2 Dinas Kesehatan

mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan neonatus dan mampu memberi

dukungan dan sarana untuk meningkatkan efektivitas program

tersebut

2

Page 3: Laporan Tugas

1.4.3 Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan pengalaman

1.4.4 Masyarakat

Mendapatkan pelayanan secara terpadu pada program pelayanan

kesehatan neonatus.

3

Page 4: Laporan Tugas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar

yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus

sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik

di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.

Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan komprehensif bagi bayi

baru lahir dimulai sejak janin dalam kandungan sampai dengan bayi berumur

28 hari di puskesmas dan jaringannya, maka setiap tenaga kesehatan harus

mematuhi standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Standar yang dijadikan

acuan antara lain : Standar Pelayanan Kebidanan (SPK), Pedoman Asuhan

Persalinan Normal (APN), dan Pelayanan Neonatal Esensial Dasar.

2.2 Pelaksanaan Kesehatan Neonatus

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :

1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 – 48 Jam

setelah lahir.

2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3

sampai dengan hari ke 7 setelah lahir.

3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8

sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat

kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus

terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama

4

Page 5: Laporan Tugas

kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan

untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif

dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan

pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi :

1. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan tali pusat

Melaksanakan ASI eksklusif

Memastikan bayi telah diberi injeksi vitamin K

Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik

Pemberian imunisasi Hepatitis B-0

2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM

Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,

diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI.

Pemberian Vitamin K1, Imunisasi Hepatitis B-0 bila belum diberikan

pada waktu perawatan bayi baru lahir

Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di

rumah termasuk perawatan tali pusat dengan menggunakan Buku KIA.

Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan neonatus

adalah : dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

Komplikasi pada neonatus antara lain :

1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)

5

Page 6: Laporan Tugas

2. Asfiksia

3. Infeksi Bakteri

4. Kejang

5. Ikterus

6. Diare

7. Hipotermia

8. Tetanus neonatorum

9. Masalah pemberian ASI

10. Trauma lahir, sindroma gangguan

2.3 Jenis Pelayanan Neonatus

Asuhan bayi baru lahir

Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan

Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan

bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.

Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama

dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar,

bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayi baru lahir

meliputi:

• Pencegahan infeksi (PI)

• Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

• Pemotongan dan perawatan tali pusat

• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

• Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak

kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.

Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di

paha kiri

Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan

Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis

tunggal

Pemeriksaan bayi baru lahir Pemberian ASI eksklusif

6

Page 7: Laporan Tugas

2.4 Protap KIA

Tujuan

Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

Deteksi dini resiko tinggi

Mencegah 3 terlambat:

Terlambat mengenali bahaya

Terlambat mengambil keputusan

Terlambat mendapat pertolongan

Kebijaksanaan

Adanya ruangan

Adanya petugas

Adanya alat

Adanya timbangan

Adanya tensimeter

Adanya meja dan kursi

Adanya pencatatan dan pelaporan

Adanya meteran dan pengukur LILA

Adanya protap tindakan

Protap

Pasien didaftar di ruang pendaftaran

Pasien dipanggil sesuai nomor urut

Petugas menganamnesis, memeriksa, dan mengisi KMS

Melakukan tindakan dan memberikan resep obat

Mencatat dalam buku register dan status

Memberikan penyuluhan

Memberikan pesan untuk kontrol ulangc satu bulan sekali atau jika

ada keluhan

Pulang

7

Page 8: Laporan Tugas

2.5 Pencatatan dan Pelaporan

Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada:

1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)

• Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil, bersalin dan nifas.

• Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi, keterangan lahir, imunisasi,

pemeriksaan neonatus, catatan penyakit, dan masalah perkembangan serta

KMS

2. Formulir Bayi Baru Lahir

• Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain partograph

• Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan

3. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)

• Pencatatan per individu bayi

• Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang merupakan

dokumen tenaga kesehatan puskesmas

4. Register kohort bayi

• Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas

• Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas

2.5 Fasilitas

Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir

harus tersedia dalam satu ruangan dengan ibu, meliputi:

Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu bersalin

Digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang sedemikian rupa dengan

jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan

kehangatan di atas tempat resusitasi

Alat resusitasi (balon sungkup) neonatus

Air bersih, sabun, handuk bersih dan kering

Sarung tangan bersih

8

Page 9: Laporan Tugas

Kain bersih dan hangat

Stetoskop infan dan dewasa

Stopwatch atau jam dengan jarum detik

Termometer

Timbangan bayi

Pengukur panjang bayi

Pengukur lingkar kepala

Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc

Senter

Vitamin K1 ( phytomenadione) ampul

Salep mata Oxytetrasiklin 1%

Vaksin Hepatitis B (HB 0)

Form pencatatan

Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal meliputi:

• Tempat periksa bayi

• Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.

• Air bersih, sabun dan handuk kering

• Sarung tangan bersih

• Kain bersih

• Stetoskop

• Stop watch atau jam dengan jarum detik

• Termometer

• Timbangan bayi

Pengukur panjang bayi

• Pengukur lingkar kepala

• Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1 ml/cc

• Vitamin K1 (phytomenadione) ampul

• Salep mata Oxytetrasiklin 1%

• Vaksin Hepatitis B (HB 0)

9

Page 10: Laporan Tugas

• Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM,

Partograf, Formulir register kohort bayi)

2.6 Indikator Pemantauan

a. Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar

pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan

kesehatan neonatal. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada

6 – 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu X 100

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah sasaran bayi bisa didapatkan dari perhitungan berdasarkan

jumlah perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah sasaran bayi = Crude Birth Rate x jumlah penduduk

b. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar

paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali

pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir

disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat

diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Rumus yang

dipergunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan

neonatal sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

10

X100

Page 11: Laporan Tugas

Cakupan kunjungan neonatus di Kota Palembang Tahun 2010 mencapai

87.36%. Cakupan tertinggi di Kecamatan Sematang Borang (99.87%) dan

terendah di Kecamatan Gandus (58.42%). Jika dilihat dari grafik di bawah

ini, cakupan kunjungan neonatus Ilir Timur I adalah 95,15%. Cakupan

kunjungan neonatus di Ilir Timur I dikatakan telah melebihi target standar

pelayanan minimal untuk bidang kesehatan dimana targetnya adalah 90%.

Gambar 1. Cakupan Kunjungan Neonatus di Sumsel tahun 2010

11

Page 12: Laporan Tugas

BAB III

PENYELESAIAN MASALAH

2.1 Gambaran Puskesmas Dempo Palembang

Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang tahun 2001 wilayah kerja

Puskesmas Dempo meliputi 8 kelurahan, yaitu: Kelurahan 13 ilir, 14 ilir, 15

ilir, 16 ilir, 17ilir, 18 ilir, Kepandean Baru, dan Kelurahan 20 ilir. Puskesmas

Dempo, yang berlokasi di kelurahan 17 ilir Palembang, merupakan salah satu

Puskesmas induk di Kecamatan Ilir Timur I yang mempunyai 3 Puskesmas

dan juga merupakan Puskesmas Koordinator untuk Kecamatan Ilir Timur I

dengan luas wilayah kerja 283,4 Ha.

2.2 Pengelolaan Pelayanan Neonatus di Puskesmas Dempo Tahun 2012

3.2.1 Input

a. Sarana dan Prasarana

Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Palembang yang optimal,

haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana

dan prasarana kesehatan, pembiayaan kesehatan yang memadai, serta

kebijakan pembangunan kesehatan untuk melaksanakan berbagai

program yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan

terutama bagi lingkungan dan perilaku masyarakat.

Puskesmas Dempo mempunyai peralatan yang sudah memenuhi standar

untuk pelayanan neonatus seperti adanya ruangan tersendiri, timbangan,

tensimeter, pengukur LILA, buku pencatatan neonatus, dan lainnya. Dari

segi fasilitas yang diberikan juga sudah memenuhi standar untuk

pelayanan neonatus dengan adanya pelayanan KIA yang komprehensif

dan ditunjang dengan pelayanan imunisasi dan fasilitas laboratorium.

12

Page 13: Laporan Tugas

b. Tenaga dan Dana

Dari Sumber daya yang tersedia di puskesmas sudah dapat dikategorikan

bahwa Puskesmas Dempo mampu memberikan pelayanan neonatus

karena memiliki tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan neonatus

yaitu 1 orang dokter spesialis anak, 2 dokter umum, 6 orang bidan, dan 6

orang perawat. Anggaran dana yang ada di Puskesmas Dempo berasal

dari retribusi 100%, ASKES, JAMKEMASKIN, Operasional Puskesmas,

APBD/APBN, dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).

3.2.2 Proses

a. Perencanaan

Siklus perencanaan dan pengorganisasian yang dilakukan di Puskesmas

Dempo Palembang adalah satu tahun (perencanaan tahunan) sesuai

dengan periode tahun anggaran. Sebelum dibuat rencana usulan kegiatan

dinilai terlebih dahulu masalah yang ada dari program-program yang

ada, apakah telah mencapai target ataukah belum. Dari masalah tersebut

dianalisis penyebabnya sehingga dapat dibuat penyelasaiannya.

b. Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Apabila timbul masalah

segera diatasi bersama. Untuk itu, perlu dilakukan pertemuan secara

rutin yang diketahui oleh perangkat desa dan masyarakat luas tentang

sudah seberapa jauh pelaksanaan kegiatan dilakukan. Jenis kegiatan

yang dilakukan antara lain perawatan tali pusat, penimbangan berat

badan, inisisasi menyusui dini (IMD), pencegahan infeksi, pemebrian

vitamin K, imunisasi HB 0, pemberian salep mata. Kegiatan tersebut

dilakukan di puskesmas, posyandu, dan saat kunjungan ke rumah

dengan membawa peralatan standar yang dibutuhkan. Namun untuk

kegiatan kunjungan ke rumah belum berjalan secara maksimal akibat

kurang terjangkaunya ibu-ibu nifas dan bayinya. Sedangkan pencatatan

13

Page 14: Laporan Tugas

dengan kartu pemeriksaan neonatus (kohort) belum berjalan secara

maksimal. Dan buku register kunjungan neonatus yang belum tercatat

secara lengkap sehingga dapat menyulitkan pada saat pelaporan rutin.

c. Monitoring dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan menelaah laporan kegiatan ,

pengamatan langsung dan wawancara dengan petugas pelaksana (bidan,

dokter, perawat) Laporan dibuat berdasarkan pencatatan data yang

dilakukan baik pada awal, pertengahan waktu dan akhir waktu

pelaksanaan pelayanan neonatus, serta laporan bulanan berupa laporan

kemajuan kegiatan. Selanjutnya dari laporan tersebut dapat dinilai

apakah pelaksanaan program sesuai dengan indikator kinerja dan

indikator hasil dan dampak. Indikator kinerja untuk menentukan apakah

pelayanan neonatus berjalan dari waktu ke waktu sesuai dengan yang

diharapkan. Indikator hasil dan dampak untuk menentukan apakah

tujuan tercapai sebagaimana disebutkan dalam rencana.

3.2.3 Output/ Keluaran

Output dilihat dari cakupan program kunjungan neonatus. Target

cakupan kunjungan neonatus berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

untuk bidang kesehatan adalah 90%. Lampiran xx adalah tabel cakupan

kunjungan neonatus dari 8 kelurahan di Puskesmas Dempo Tahun

2012. Dari tabel tersebut Kunjungan Neonatus pertama (KN1)

mencapai 100% di semua kelurahan dengan jumlah total neonatus dari

8 kelurahan adalah 328 orang (Laki-laki dan perempuan). Lalu

Kunjungan KN2 juga mencapai 100% di semua kelurahan. Data detil

seperti kohort perawatan neonatus belum ada sehingga belum

terlampirnya cakupan pelayanan neonatus dari setiap kelurahan per

bulannya (PWS).

14

Page 15: Laporan Tugas

3.3 Permasalahan Pelayanan Neonatus di Puskesmas Dempo Tahun 2012

Beberapa masalah masih menjadi hambatan untuk pelayanan neonatus di

Puskesmas Dempo. Pertama yaitu tidak ada nya cakupan untuk KN lengkap

atau kunjungan neonatus 3. Hal ini dikarenakan masih sulit menjangkau ibu

dan bayi mudanya. Namun yang paling berperan disini adalah masih

kurangnya kesadaran masyarakat terutama para ibu untuk membawa anaknya

ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan neonatus secara lengkap. Selain

itu petugas kesehatan yang masih kurang aktif dalam memberikan

penyuluhan tentang pentingnya kunjungan neonatus.

15

Page 16: Laporan Tugas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pengelolaan pelayanan neonatus di Puskesmas Dempo dinilai dari

masukan/input, proses, dan keluaran/output. Dari segi input, pelayanan

neonatus dikatakan telah terpenuhi kebutuhan untuk melaksanakan

pekerjaannya. Proses perencanaan di Puskesmas Dempo juga sudah berjalan

dengan baik sesuai urutan-urutannya.

2. Keberhasilan pelayanan neonatus dapat dinilai dari keluaran/ output. Dari

data yang tersedia di puskesmas, cakupan kunjungan neonatus mencapai

100% untuk KN1 dan KN2 di semua kelurahan (8 kelurahan). Keduanya

telah melebihi target standar pelayanan minimal untuk bidang kesehatan

yaitu 90%.

3. Permasalahan yang dihadapi yakni belum adanya cakupan kunjungan

neonatus lengkap (KN3) yang disebabkan oleh kurang terjangkaunya warga

serta kesadaran masyarakat yang masih kurang akan pentingnya kesehatan

neonatus.

4.2 Saran

1. Dokter bersama dengan staff puskesmas diharapkan memberikan

penyuluhan di puskesmas kepada pengunjung puskesmas mengenai

pentingnya kunjungan neonatus secara langsung maupun menggunakan

media seperti membagikan selebaran mengenai informasi gizi.

2. Menyediakan sarana transportasi untuk kunjungan ke rumah sehingga ibu

nifas dan neonatus dapat terjangkau dan pelayanan neonatus menjadi lebih

maksimal.

16

Page 17: Laporan Tugas

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Kota Palembang. Profil Kesehatan Kota Palembang. 2010. Diunduh dari www.dinkes.palembang.go.id, 20 Januari 2013.

2. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Edisi Tahun 2009.

3. Kementerian Kesehatan RI 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. 2010.Jakarta

17