laporan tindakan tht

8
NO NAMA TINDAKAN 1. Ny. Y Melihat Imunotherapy menggunakan obat Laprin M 2. Ny. Melihat !kin pri"k te#t $ te#t alergi 3. Ny.A Melihat Imunotherapi menggunakan obat Laprin M3 Meihat %n&o#kopi hi&ung '. Ny.! Mellihat Immunotherapy menggunakan obat Laprin M3 Melihat %n&o#kopi hi&ung (. Tn.A Melihat pengambil #erumen telinga Melihat Iriga#i telinga ). Tn. * Melihat Immunotherapy menggunakan obat Laprin M3 +. Ny.A Melihat pemerik#aan au&iometri ,. Ny. % Melihat pengambilan binatang &i telinga -. Tn.D Melihat Te# rinne Te# eber Te# bi#ik 1/. Tn.Y Melihat Te# rinne Te# eber Te# bi#ik 11. Ny.I Melihat Te# rinne Te# eber Te# bi#ik 12. An. K Melihat %n&o#kopi hi&ung T0 0AN DAN O!%D0 1. Imunotherapi alergi Imunoterapi a&alah peningkatan &aya tahan tubuh terha&ap penyakit meningkatkan penga&aan antibo&i &alam tubuh. Imunoterapi a&alah pengobatanyang

Upload: fira-riandini

Post on 02-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan tht

TRANSCRIPT

NONAMATINDAKAN

1.Ny. YMelihat Imunotherapy menggunakan obat Laprin M3

2.Ny. HMelihat Skin prick test / test alergi

3.Ny. A Melihat Imunotherapi menggunakan obat Laprin M3 Meihat Endoskopi hidung

4.Ny. S Mellihat Immunotherapy menggunakan obat Laprin M3 Melihat Endoskopi hidung

5.Tn. A Melihat pengambil serumen telinga Melihat Irigasi telinga

6.Tn. BMelihat Immunotherapy menggunakan obat Laprin M3

7.Ny. AMelihat pemeriksaan audiometri

8.Ny. EMelihat pengambilan binatang di telinga

9.Tn. DMelihat Tes rinne Tes weber Tes bisik

10.Tn. YMelihat Tes rinne Tes weber Tes bisik

11.Ny. IMelihat Tes rinne Tes weber Tes bisik

12.An. KMelihat Endoskopi hidung

TUJUAN DAN PROSEDUR

1. Imunotherapi alergiImunoterapi adalah peningkatan daya tahan tubuh terhadap penyakit dengan meningkatkanpengadaanantibodidalamtubuh.Imunoterapi adalah pengobatan yang bertujuan mengubah reaksiimunologikuntuk menguntungkan penderita pada suatu proses penyakitTujuan : untuk mengurangi gejala penyakitProsedur : identifikasi pasien, kehadiran, memanggil nama lengkap dan mencocokkan tanggal lahir atau nomor pasien Riwayatpasien apakah gejala asma telah terkontrol Apakah ada riwayat terjadi reaksi pada pemberian terakhir terapkan aturan 3 benar, yaitu : kartu(chart)yang benar, antigen benar, pasien benar triple check antigen, yakni : label, nama pasien,isipengenceran,tanggal kadaluarsa,tanggal penyuntikan terakhir. Suntikan imunotherapy melalui subkutan pada daerah deltoid dengan menggunakan spuit 0,5-1,0 ml untuk masuk dan jarum 27 G. Jarum disuntikkan dan setelah masuk pada posisi subkutan jarum diaspirasi. Apabila darah teraspirasi maka spuit tersebut harus dibuang dan prosedur dimulai lagi dari awal. Setelah penyuntikan pasien diminta menunggu selama 20-30 menit untuk mengantisipasi reaksi sistemik yang mungkin muncul.

2. Skin prick testSkin Prick Test adalah salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis untuk membuktikan adanya IgE spesifik yang terikat pada sel mastosit kulit. Terikatnya IgE pada mastosit ini menyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul kemerahan dan bentol pada kulit tersebut.

Tujuan : Tes kulit pada alergi ini untuk menentukan macam alergen sehingga di kemudian hari bisa dihindari dan juga untuk menentukan dasar pemberian imunoterapiProsedur : Tes Cukit ( Skin Prick Test ) seringkali dilakukan pada bagian volar lengan bawah. Pertama-tama dilakuakn desinfeksi dengan alkohol pada area volar, dan tandai area yang akan kita tetesi dengan ekstrak alergen. Ekstrak alergen diteteskan satu tetes larutan alergen ( Histamin/ Kontrol positif ) dan larutan kontrol ( Buffer/ Kontrol negatif) menggunakan jarum ukuran 26 G atau 27 G atau blood lancet. Kemudian dicukitkan dengan sudut kemiringan 45 0 menembus lapisan epidermis dengan ujung jarum menghadap ke atas tanpa menimbulkan perdarahan. Tindakan ini mengakibatkan sejumlah alergen memasuki kulit. Tes dibaca setelah 15-20 menit dengan menilai bentol yang timbul.

3. Endoskopi hidungEndoskopi merupakan suatu teknik atau metode yang ditujukan untuk melihat lebih jauh bagian-bagian yang ada dalam tubuh dengan cara memasukkan sebuah alat berupa tabung yang fleksibel dilengkapi kamera kecil di ujung alat tersebut. Sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan meteode ini disebut dengan endoskop. Endoskopi hidung adalah digunakan untuk memeriksa bagian dalam hidung dan daerah drainase sinus.

Tujuan : Prosedur ini digunakan untuk mengamati tanda-tanda obstruksi serta mendeteksi polip hidung yang tersembunyi dari pemeriksaan hidung rutin. Dan juga untuk mencari adanya kelainan struktural yang mungkin menyebabkan sinusitis berulang.

Prosedur : pertama-tama hidung disemporkan obat bius lokal, lalu endoskop dimasukkan ke dalam hidung dan dilihat ada kelainan atau tidak

4. Irigasi telingaIrigasi telinga adalah suatu usaha untuk memasukkan cairan (air hangat kuku) ke dalam telinga.

Tujuan : Untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari dalam telinga.

Prosedur : Bersihkan telinga luar. Periksa telinga dengan otoskop sebelum melakukan irigasi. Isikan cairan irigasi ke dalam spuit balon (tarik/sedot) dan buang udara dlm spuit. Larutan bisa air, atau campuran air dan hydrogen peroksida, cairan disesuaikan dengan temperatur tubuh (hangat-hangat kuku) Minta klien untuk memegang bengkok. Tarik aurikel ke atas dan keluar telinga superior dan posterior (dewasa), tarik aurikel posterior dan inferior (anak di atas 3 tahun). Lakukan irigasi dengan perlahan untuk mengurangi peningkatan tekanan. Setelah irigasi , inspeksikanal telinga untuk melihat kemajuan dari tindakan atau cek cairan irigasi yang keluar dari serumen atau benda-benda asing Ulangi irigasi sesuai kebutuhan, istirahatkanklien diantara irigasi. Keringkan telingan dengan kapas

5. Pemeriksaan AudiometriAudiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang kedap suara. Prinsip pemeriksaannya adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melaluiheadsetataubone conducterke telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak dapat didengar lagi dicatat, melalui kertas grafik.

Tujuan : untuk mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau berat untuk mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuran

Prosedur Audiometri :1.PersiapanAlat1) Nyalakan power audiometer 10menitsebelum pemeriksaan2) Tombol: Output, untuk memilih earphone (kiri atau kanan), AC atau BC Frekuensi, memilih nada Hearing Level, mengatur Intensitas Tone, memberikan Sinyal Masking,memberikanbunyiMaskingpadaNTE(Non-TestEar)apabila diperlukan2.PersiapanPasien1) Pemeriksaan kemampuan komunikasi penderita sebelum pemeriksaan Telinga mana yang mampu mendengar lebih jelas Pemeriksaan tinnitus Daya tahan terhadap suara yang keras.2)Pemeriksaan Liang Telinga, periksa dan bersihkan dahulu liang telinga dari serumen.3)Memberikaninstruksisecarasingkatdansederhana Penderita menekan tombol (atau mengangkat tangan) saat mendengarsinyal yang diberikan. Saat sinyal tidak terdengar, penderita diminta untuk tidak menekan tombol3. Posisi Pemeriksaan1) Penderita duduk di kursi2) Penderita tidak boleh melihat gerakanpemeriksa, minimal menghadap 30dari posisi pemeriksa4. Presentasi Sinyal1) Nada harus diberikan selama 1 3 detik.2) Nada harusdiberikan secara acak.3)Pasientidakbolehmelihatgerakanpemeriksadanmenebakintervalwaktu pemberian sinyal.5. Pemeriksaan Air Conduction (AC)1) Mulai pada telinga yang lebih baik.2) Aturfrekuensi denganketentuan sebagaiberikut : Mulai pada 1000 Hz, kemudian naik setiak 1 oktaf ke 8000 Hz, dan kembali lagi ke 500 Hz dan 250 Hz. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang pada frekwensi 1000 Hz.3)Bilaterjadiperubahan20dBataulebih,antaroktafperlu dilakukanpemeriksaan pada oktaf.4) Intensitas awal diperoleh dengan memberikan sinyal yang terdengar jelas(50 dB atau 60 dB) Bilatidakterdengar,naikkan20dBsecaragradualhingga memperoleh respon. Bila ada respon, turunkan 10 dB hingga tidak terdengar. Bila telah tidak tidak terdengar, naikkan 5 dB hingga terdengar. Lakukan berulang hingga diperoleh ambang terendah Ambangterendahdiperolehpadaresponterhadap2kaliperangsanganulangandengancarayangsama(turun10dB,naik5dB).5) Lakukan cara tersebut pada semua frekuensi6. Pemeriksaan Bone Conduction1) Hanyadilakukanbilaambang ACmeningkat.BilaACberadadalambatas normal, BC tidak diperlukan.2) Vibrator harus dipasang pada mastoid pasien dengan baik, dengan sedikitpenekanan.3)CarapemeriksaansamadenganAC,tetapidenganfrekuensidanintensitas yang terbatas (500 Hz s.d. 4000 Hz, hanya sampai 45 dB 80dB)

6. Test rinne , weber dan tes bisik Tes Rinne merupakan sebuah tes pendengaran yang dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan pendengaran pada satu telinga(tuli unilateral).

Tujuan : membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu telinga penderita.

Prosedur : Garpu tala 512 Hz kita bunyikan, lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.

Tes weberUji Weber memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara.

Tujuan : tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.Prosedur : membunyikan garpu tala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis median (dahi, verteks, dagu, atau gigi insisivus) dengan kedua kakinya berada pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras.Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi. Tes bisikTes bisik adalah melakukan pemeriksaan dengan mengucapkan suara seperti berbisik-bisik kepada orang yang diperiksa.Tujuan : Untuk mengetahui kelainan pada pendengaran pada orang yang diperiksaProsedur :Mula-mula Mata orang yang diperiksa harus ditutup sehingga tidak melihat bibir pemeriksa (agar tidak meniru gerakan bibir pemeriksa), mula mula penderita di test pada jarak 6 m dibisiki beberapa kata. Bila tidak menyahut pemeriksa maju 1 m (5 m dari penderita) dan tes ini dimulai lagi. Bila masih belum menyahut pemeriksa maju 1 m, demikian seterusnya sampai penderita dapat mengulangi 8 kata-kata dari 10 kata-kata yang dibisikkan. Jarak dimana penderita dapat menyahut 8 dari 10 kata disebut sebagai jarak pendengaran.-Cara pemeriksaan yang sama dilakukan untuk telinga yang lain sampai ditemukan satu jarak pendengaran.KUANTITATIF

FUNGSI PENDENGARANSUARA BISIK

Normal6 m

Dalam batas normal5 m

Tuli ringan4 m

Tuli sedang3 - 2 m

Tuli berat 1m