laporan tetap biokim 1 (reaksi uji terhadap asam amino)
TRANSCRIPT
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 1
I. Nomor Percobaan : 01
II. Nama Percobaan : Reaksi uji terhadap asam amino.
III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi
yang terdapat dalam suatu asam amino melalui
reaksi dengan reagen Millon, Hopkins-Cole, dan
Ninhidrin.
IV. Landasan teori :
Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup
dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan didalam
semua sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis
yang berbeda dapat ditemukan dalam satu sel. (Lehninger
Kunci struktur ribuan protein yang berbeda-beda adalah gugus pada
molekul unit pembangun protein yang relative sederhana. Semua protein, baik
yang berasal dari bakteri yang paling tua atau yang berasal dari bentuk
kehidupan tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam
amino yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing
asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat
kimia masing-masing individu, kelompok 20 molekul unit pembangun ini dapat
dianggap sebagai abjad struktur protein. (Lehninger, 1982)
Asam amino adalah senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina(biasanya -NH2).
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada
satu atom karbon yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam
amino mampu menjadizwitter-ion.Asam amino termasuk golongan senyawa
yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting
dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH),
atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 2
gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam
amino lainnya.
Gambar Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan
gugus karboksil di sebelah kanan
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil.Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cαini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok.Rantai samping dapat membuat
asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan
hidrofobik jika nonpolar.
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil
sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun
pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki).Pada pH
tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi
bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya
menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-).Titik isolistrik ini spesifik
bergantung pada jenis asam aminonya.Dalam keadaan demikian, asam amino
tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari
larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi
karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk
zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 3
Menurut Lehninger (1982), Asam amino dapat digolongkan
berdasarkan gugus R. Terdapat empat golongan asam amino: (1) golongan
dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar,
tetapi tidak bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan
(4) golongan dengan gugus R bermuatan positif.
1. Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik
Gugus R dalam golongan asam amino ini merupakan hidrokarbon, dan
bersifat hidrofobik. Meliputi lima asam amino dengan gugus R alifatik
(alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatic
(fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).
2. Golongan dengan gugus R polar tidak bermuatan
Gugus R dari asam amino polar lebih larut di dalam air, atau lebih
hidrofilik, dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini
mengandung gugus fungsionil yang membentuk ikatan hydrogen dengan
air. Meliputi: glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan
glutamine.
3. Golongan dengan gugus R bermuatan negative
Mengandung gugus R dengan muatan total negative pada pH 7 adalah asam
aspartat dan asam glutamate, masing-masing mempunyai tambahan gugus
karboksil. Asam amino ini merupakan senyawa induk asparagin dan
glutamine berturut-turut.
4. Golongan dengan gugus R bermuatan positif
Asam amino yang mengandung gugus R dengan muatan total positif pada
pH 7 adalah lisin, yang mengandung tambahan gugus amino (kedua) pada
posisi є di rantai alifatiknya; arginin, yang mengandung gugus guanidine
bermuatan positif; dan histidin yang mengandung gugus inidazol yang
mengion sedikit.
Uji asam amino dapat dilakukan melalui reaksi dengan reagen Millon,
Hopkins-Cole, dan Ninhidrin.
1. Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang
mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 4
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan
menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa
garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang
dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi
dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan
mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan asam selain
HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal
klor (Cl.).Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna.Pada dasarnya
reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri
dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang mengandung
tirosin akan memberikan hasil yang positif.
2. Uji Hopkins-Cole
Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOOC-CHO). Jika
reagen ini ditambahkan ke dalam larutan senyawa yang mengandung cincin
indol dan ditambah larutan asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin
ungu pada interfase kedua cairan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-
satunya asam amino yang mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai
untuk identifikasi asam amino triptofan dan protein yang mengandung asam
amino triptofan.Cincin ungu yang tampak pada bidang batas antara kedua
cairan adalah hasil kondensasi ttiptofan dengan gugus aldehida dari asam
glioksilat dalam suasana asam pekat.
3. Uji Ninhidrin
Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein menghasilkan warna
ungu.Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis
kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya.Reaksi ninhidrin dapat pula
dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk
mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh. Apabila ninhidrin
(triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk
kompleks berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu dihasilkan dari reaksi
ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia.Asam
amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 5
tersebut.Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino
asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah
CO2 dan NH3 yang dilepaskan.Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan
kompleks yang berbeda warnanya dengan asam amino lainya.Kompleks
berwarna yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi
dengan amonia yang dilepaskan pada oksidasi asam amino.
V. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. pipet tetes
2. gelas ukur
3. beker gelas
4. neraca analitik
5. bunsen
6. tabung reaksi
7. rak tabung reaksi
8. pengaduk
9. penjepit tabung
1. Telur mentah diambil kuning
telur dan putih telurnya
2. Reagen Millon
3. Reagen Ninhidrin
4. Reagen Hopkins-Cole
5. H2SO4 pekat
6. Susu cair 1 – 5%
7. Alanin 1 – 5%
8. Glisin 1 – 5%
9. Tirosin 1 – 5%
10. Tryptofan 1 – 5%
11. Prolin 1 – 3%
VI. Prosedur Percobaan
1. Uji Millon
Tambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan
campuran baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka
warna akan hilang pada pemanasan.
2. Uji Hopkins-Cole
Ke dalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkin Cole.
Tambahkan sedikit-sedikit kira-kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi
tabung. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika
perlu putar perlahan-lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin
berwarna.
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 6
3. Uji Ninhidrin
Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1 % ke dalam 3 ml larutan protein.
Panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan glisin.
VII. Hasil Pengamatan
PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
Uji Millon
a. 3 ml kuning telur 1% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
kuning telur (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak berwarna) →
larutan putih keruh dipanaskan
larutan putih keruh + endapan merah
bata
b. 3 ml kuning telur 2% + 5 tetes
reagen millon. lalu dipanaskan
kuning telur (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak berwarna) →
larutan putih keruh dipanaskan
larutan sedikit pink + endapan merah
bata
c. 3 ml kuning telur 3% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
kuning telur (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak berwarna) →
larutan putih keruh dipanaskan
larutan pink muda + endapan merah
bata
d. 3 ml kuning telur 4% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
kuning telur (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak berwarna) →
larutan putih keruh dipanaskan
larutan pink + merah bata
e. 3 ml kuning telur 5% + 5 tetes
reagen millon
lalu dipanaskan
kuning telur (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak berwarna) →
larutan putih keruh dipanaskan
larutan pink keruh + endapan merah
bata
a. 3 ml putih telur 1% + 5 tetes Putih telur ( tidak berwarna)+
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 7
reagen millon lalu dipanaskan
reagen millon (tidak
berwarna)→larutan tidak berwarna
kemudian dipanaskan larutan
menjadi merah muda
b. 3 ml putih telur 2% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
Putih telur (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna)→larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
larutan berubah menjadi larutan
merah bata + endapan
c. 3 ml putih telur 3% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
Putih telur( tidak berwarna) +reagen
millon (tidak berwarna) →larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
larutan berubah menjadi merah bata
+ endapan
d. 3 ml putih telur 4% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
Putih telur (tidak berwarna)+reagen
millon(tidak berwarna)→larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
menghasilkan larutan berwarna
merah bata pekat + ada endapan
e. 3 ml putih telur 5% + 5 tetes
reagen millon lalu dipanaskan
Putih telur (tidak berwarna) +reagen
millon (tidak berwarna )→larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
berubah menjadi larutan berwarna
merah bata pekat + endapan
a. 3 ml susu 1% + 5 tetes reagen
millon
susu (putih keruh) + reagen millon
(tidak berwarna) → larutan putih
keruh + endapan putih dipanaskan
larutan bening + endapan merah bata
b. 3 ml susu 2% + 5 tetes reagen
millon
susu (putih keruh) + reagen millon
(tidak berwarna) → larutan putih
keruh + endapan putih dipanaskan
larutan putih keruh + endapan merah
bata (endapan lebih banyak dari 1%)
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 8
c. 3 ml susu 3% + 5 tetes reagen
millon
susu (putih keruh) + reagen millon
(tidak berwarna) → larutan putih
keruh + endapan putih dipanaskan
larutan sedikit pink + endapan merah
bata (endapan lebih banyak dari 2%)
d. 3 ml susu 4% + 5 tetes reagen
millon lalu dipanaskan
susu (putih keruh) + reagen millon
(tidak berwarna) → larutan putih
keruh + endapan putih dipanaskan
larutan pink + endapan merah bata
(endapan lebih banyak dari 3%)
e. 3 ml susu 5% + 5 tetes reagen
millon lalu dipanaskan
susu (putih keruh) + reagen millon
(tidak berwarna) → larutan putih
keruh + endapan putih dipanaskan
larutan pink keruh + endapan merah
bata (endapan lebih banyak dari
4%/paling banyak)
a. 3 ml glisin 1% + 5 tetes reagen
millon lalu dipanaskan.
Glisin (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) → larutan
tidak berwarna dipanaskan larutan
tidak berwarna.
b. 3 ml glisin 2% + 5 tetes reagen
millon lalu dipanaskan.
Glisin (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) → larutan
tidak berwarna dipanaskan larutan
tidak berwarna.
a. 3 ml alanin 1 % + 5 tetes reagen
millon lalu dipanaskan.
Alanin (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) → larutan
tidak berwarna dipanaskan larutan
tidak berwarna.
b. 3 ml alanin 2 % + 5 tetes reagen
millon lalu dipanaskan.
Alanin (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) → larutan
tidak berwarna dipanaskan larutan
tidak berwarna.
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 9
a. 3 ml prolin 1 % + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Prolin (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
tidak berwarna dipanaskan larutan
tidak berwarna
b. 3 ml prolin 1 % + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Prolin (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
tidak berwarna dipanaskan larutan
tidak berwarna
a. 3 ml tirosin 1 % + 5 tetes reagen
millon, lalu dipanaskan.
Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen
millon( tidak berwarna) → Larutan
tidak berwarna dipanaskan Larutan
merah ada endapan merah bata.
b. 3 ml tirosin 2 % + 5 tetes reagen
millon, lalu dipanaskan
Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen
millon( tidak berwarna) → Larutan
tidak berwarna dipanaskan Larutan
merah ada endapan merah bata.
c. 3 ml tirosin 3 % + 5 tetes reagen
millon, lalu dipanaskan
Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen
millon( tidak berwarna) → Larutan
tidak berwarna dipanaskan Larutan
merah ada endapan merah bata.
d. 3 ml tirosin 4 % + 5 tetes reagen
millon, lalu dipanaskan
Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen
millon( tidak berwarna) → Larutan
tidak berwarna dipanaskan Larutan
merah ada endapan merah bata.
e. 3 ml tirosin 5 % + 5 tetes reagen
millon, lalu dipanaskan
Tirosin ( tidak berwarna )+ reagen
millon( tidak berwarna) → Larutan
tidak berwarna dipanaskan Larutan
merah ada endapan merah bata.
a. 3 ml triptofan 1% + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Triptofan (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
berwarna coklat dipanaskan
terbentuk endapan berwarna coklat
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 10
b. 3 ml triptofan 2% + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Triptofan (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
berwarna coklat dipanaskan
terbentuk endapan berwarna coklat
c. 3 ml triptofan 3% + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Triptofan (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
berwarna coklat dipanaskan
terbentuk endapan berwarna coklat
d. 3 ml triptofan 4% + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Triptofan (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
berwarna coklat dipanaskan
terbentuk endapan berwarna coklat
e. 3 ml triptofan 5% + 5 tetes reagen
millon dipanaskan
Triptofan (tidak berwarna) + reagen
millon (tidak berwarna) larutan
berwarna coklat dipanaskan
terbentuk endapan berwarna coklat
Uji Hopkins Cole
a. 2 ml reagen Hopkins – cole
ditambah 2 ml tryptofan 5 % ,
lalu ditambah lagi H2SO4 18 M
secara perlahan – lahan hingga 5
ml
2 ml reagen Hopkins – cole ( bening )
+ 2 ml tryptofan 5% ( bening ) →
larutan bening + H2SO4 18M ( bening
) → terbentuk cincin didalam tabung
reaksi.
a. 2 ml susu cair 5% + 2 ml reagen
Hopkins cole + 5 ml H2SO4 18 M
secara perlahan-lahan hingga 5 ml
Susu cair (putih) + reagen Hopkins
cole (tidak berwarna) → larutan
berwarna putih. Pada saat penambahan
H2SO4 (tidak berwarna) → larutan
menjadi putih keruh berendapan dan
terbentuk cincin berwarna coklat.
Uji Ninhidrin
a. 3 ml kuning telur 1% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
kuning telur (bening) + ninhidrin
(bening) larutan putih keruh
dipanaskan larutan bening + sedikit
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 11
endapan putih
b. 3 ml kuning telur 2% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
kuning telur (bening) + ninhidrin
(bening) larutan putih keruh
dipanaskan larutan putih keruh +
sedikit endapan putih (endapan lebih
banyak dari 1%)
c. 3 ml kuning telur 3% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
kuning telur (bening) + ninhidrin
(bening) larutan putih keruh
dipanaskan larutan ungu bening +
sedikit endapan putih (endapan lebih
banyak dari 2%)
d. 3 ml kuning telur 4% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
kuning telur (bening) + ninhidrin
(bening) larutan putih keruh
dipanaskan larutan ungu + sedikit
endapan putih (endapan lebih banyak
dari 3%)
e. 3 ml kuning telur 5% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
kuning telur (bening) + ninhidrin
(bening) larutan putih keruh
dipanaskan larutan ungu keruh +
sedikit endapan putih (endapan lebih
banyak dari 4%/paling banyak)
a. 3 ml larutan putih telur 1% + 10
tetes ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin (tidak berwarna) + putih
telur (tidak berwarna) larutan tidak
berwarna dipanaskan larutan
berwarna ungu
b. 3 ml larutan putih telur 2% + 10
tetes ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin (tidak berwarna) + putih
telur (tidak berwarna) larutan tidak
berwarna dipanaskan larutan
berwarna ungu
c. 3 ml larutan putih telur 3% + 10
tetes ninhidrin 0,1% lalu
Ninhidrin (tidak berwarna) + putih
telur (tidak berwarna) larutan tidak
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 12
dipanaskan
berwarna dipanaskan larutan
berwarna ungu
d. 3 ml larutan putih telur 4% + 10
tetes ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin (tidak berwarna) + putih
telur (tidak berwarna) larutan tidak
berwarna dipanaskan larutan
berwarna ungu
e. 3 ml larutan putih telur 5% + 10
tetes ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin (tidak berwarna) + putih
telur (tidak berwarna) larutan tidak
berwarna dipanaskan larutan
berwarna ungu
a. 3 ml susu cair 1% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin
(tidak berwarna)→ larutan putih
kemudian dipanaskan larutan
berwarna ungu pekat
b. 3 ml susu cair 2% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin
(tidak berwarna)→ larutan putih
kemudian dipanaskan larutan
berwarna ungu pekat
c. 3 ml susu cair 3% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin
(tidak berwarna)→ larutan putih
kemudian dipanaskan larutan
berwarna ungu pekat sedang
d. 3 ml susu cair 4% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Susu cair (putih) _ reagen ninhidrin
(tidak berwarna)→ larutan putih.
dipanaskan larutan berwarna ungu.
e. 3 ml susu cair 5% + 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Susu cair (putih)+ reagen ninhidrin
(tidak berwarna)→ larutan putih
kemudian dipanaskan larutan
berwarna ungu bening dan ada
endapan
a. 3 ml glisin 1 % + 10 tetes reagen
ninhidrin, lalu dipanaskan
10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3
ml glisin ( bening) → Larutan bening
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 13
dipanaskan larutan berubah menjadi
ungu bening.
b. 3 ml glisin 2 % + 10 tetes reagen
ninhidrin, lalu dipanaskan
10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3
ml glisin ( bening) → Larutan bening
dipanaskan larutan berubah menjadi
ungu .
c. 3 ml glisin 3 % + 10 tetes reagen
ninhidrin, lalu dipanaskan
10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3
ml glisin ( bening) → Larutan bening
dipanaskan larutan berubah menjadi
ungu .
d. 3 ml glisin 4 % + 10 tetes reagen
ninhidrin, lalu dipanaskan
10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3
ml glisin ( bening) → Larutan bening
dipanaskan larutan berubah menjadi
ungu pekat.
e. 3 ml glisin 5 % + 10 tetes reagen
ninhidrin, lalu dipanaskan
10 tetes reagen ninhidrin ( bening ) + 3
ml glisin ( bening) → Larutan bening
dipanaskan larutan berubah menjadi
ungu sangat pekat.
a. 3ml larutan prolin 1%+ 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Prolin (tidak berwarna) + reagen
ninhidrin (tidak berwarna)→ larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
larutan menjadi berwarna kuning
bening
b. 3ml larutan prolin 2%+ 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Prolin (tidak berwarna) + reagen
ninhidrin (tidak berwarna)→ larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
larutan menjadi berwarna kuning
bening pekat
c. 3ml larutan prolin 3%+ 10 tetes
reagen ninhidrin lalu dipanaskan
Prolin (tidak berwarna) + reagen
ninhidrin (tidak berwarna)→ larutan
tidak berwarna kemudian dipanaskan
larutan menjadi berwarna kuning
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 14
bening pekat.
a. 3 ml alanin 1 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
alanin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu muda
b. 3 ml alanin 2 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
alanin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu tua
c. 3 ml alanin 3 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
alanin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu pekat
d. 3 ml alanin 4 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
alanin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu pekat
e. 3 ml alanin 5 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
alanin (bening/tak berwarna)
dipanaskan ungu pekat
a. 3 ml triftofan 1 % + 10 tetes
larutan ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
triftofan (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu
b. 3 ml triftofan 2 % + 10 tetes
larutan ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
triftofan (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu
c. 3 ml triftofan 3 % + 10 tetes
larutan ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
triftofan (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu
d. 3 ml triftofan 4 % + 10 tetes
larutan ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
triftofan (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 15
e. 3 ml triftofan 5 % + 10 tetes
larutan ninhidrin 0,1% lalu
dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
triftofan (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu
a. 3 ml tirosin 1 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lau dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
tirosin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu muda
b. 3 ml tirosin 2 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lau dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
tirosin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu tua
c. 3 ml tirosin 3 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
tirosin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu pekat
d. 3 ml tirosin 4 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
tirosin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu pekat
e. 3 ml tirosin 5 % + 10 tetes larutan
ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan
Ninhidrin ( bening/ tak berwarna) +
tirosin (bening/tak berwarna)
dipanaskan
ungu pekat
VIII. Persamaan Reaksi
Uji Millon
COOH
H2N C H + Hg(NO3)2 (tidak bereaksi)
CH3
Alanin
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 16
COOH
H2N C H + Hg(NO3)2 (tidak bereaksi)
H
Glisin
Uji Hopkins cole
O
NH 2NH
O H+ COO-
I
COO-
O H
NH 2
CH 3
tryptofan
cicin ungu
Uji Ninhidrin
CH 3
NH 2 O
O H
+
O
O
O H
O H
O
O
N
O
O
+ CH 3
O
H+ CO 2
+ 3H 2O + H+
asam amino ninhidrin
berwarna ungu
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 17
IX. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai reaksi uji terhadap asam amino dengan
menggunakan reagen Millon, reagen Hopkins cole, dan reagen Ninhidrin.
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi
yang terdapat dalam suatu asam amino melalui reaksi dengan reagen-reagen
tersebut. Pada praktikum kali ini kami menggunakan beberapa sampel
diantaranya telur mentah yang diambil putih telur beserta kuning telurnya yang
sebelumnya sudah dibuat dengan konsentrasi masing-masing 1-5%. Kemudian
kami juga menggunakan susu sebagai sampel untuk diuji gugus asam
aminonya. Selanjutnya kami juga menggunakan asam amino antara lain alanin,
tirosin, tryptofan, glisin, dan prolin dengan masing-masing konsentarsi yang
berbeda.
Pada uji pertama yaitu uji millon, saya melakukan uji tehadap asam
amino alanin dengan menggunakan reagen millon. Seperti pada teorinya
dikatakan positif apabila terjadinya perubahan pada larutan, perubahan itu
ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata pada terhadap asam amino
yang diuji. Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam
asam nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol
akan membentuk endapan merah dengan pemanasan Pada alanin saya mencoba
dengan kosentrasi 1 - 2%, pada saat percampuran maupun setelah dipanaskan
tidak terjadi perubahan pada larutan, warna larutan tetap bening atau tidak
berwarna. Selanjutnya pada glisin dengan konsentrasi 1 - 2%, sama saperti
alanin tidak terjadi perubahan, larutan tidak berwarna baik setelah dilakukan
pemanasan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa baik alanin maupun glisin
memberikan uji negatif karena larutan tersebut tidak berwarna.
Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOO-CHO). Jika
reagen tersebut ditambahkan dengan senyawa yang mengandung cincin indol
dan ditambahkan dengan asam sulfat maka akan membentuk cincin ungu pada
interfase kedua cairan tersebut. Pada uji Hopkins cole, saya melakukan uji
terhadap larutan susu dengan reagen Hopkins cole. Susu mengandung asam
amino esensial termasuk tryptofan, maka pada larutan susu ini akan
menghasilkan cincin ungu tersebut. Larutan susu ditambahkan dengan reagen
tersebut larutan menjadi putih keruh kemudian ditambahkan dengan H2SO4
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 18
secara perlahan-lahan dibagian dinding tabung reaksi dengan cara memutar
tabung reaksi. Terlihat perubahan yaitu terdapat endapan putih kekuningan,
lama-kelamaan endapan itu menghilang dan terbentuk cincin coklat antara
kedua cairan, bagian bawah bening, bagian tengah terbentuk cincin coklat dan
bagian atas berwarna merah muda. Disini saya mencoba dan mengulang
beberapa kali untuk mendapatkan cincin antara kedua cairan itu. Mungkin
karena factor dari larutan susu tersebut yang membuat saya mengulang
melakukan uji ini, karena kemungkinan larutan susu ini sudah basi, sehingga
merusak asam amino yang terkandung dalam larutan susu tersebut yang
mengakibatkan cincin yang terbentuk berwarna coklat.
Uji terakhir uji ninhidrin, disini saya melakukan uji terhadap larutan susu
dengan konsentrasi 4 – 5 %. Apabila ninhidrin dipanaskan bersama asam
amino, maka akan terbentuk larutan yang berwarna ungu. Seperti yang
diketahui larutan susu mengandung asam – asam amino esensial dan terbukti
bahwa larutan susu ini memberikan uji positif karena setelah dipanaskan
larutan berubah warna menjadi ungu.
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 19
X. Kesimpulan
1. Pada uji millon, asam amino akan memberikan uji positif apabila
ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata pada larutan.
2. Pemanasan pada uji Millon dan Ninhidrin bertujuan untuk mempercepat
reaksi yang terjadi.
3. Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOO-CHO). Jika
reagen tersebut ditambahkan dengan senyawa yang mengandung cincin
indol dan ditambahkan dengan asam sulfat maka akan membentuk cincin
ungu pada interfase kedua cairan tersebut.
4. Pada uji Hopkins cole, larutan susu memberikan uji positif dengan
terbentuknya cincin coklat pada interfase kedua cairan tersebut.
5. Jika Ninhidrin dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk
larutan yang berwarna ungu
6. Larutan susu mengandung asam amino esensial dengan bukti bahwa larutan
susu ini memberikan uji positif karena setelah dipanaskan larutan berubah
warna menjadi ungu.
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 20
XI. Daftar Pustaka
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta
Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta
Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Universitas
Sriwijaya:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
http://jlcome.blogspot.com/2007/10/pengetahuan-protein.html (diakses pada 28
februari 2012)
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 21
XII. Pertanyaan dan Jawaban
a. Uji Millon
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?
Jawaban: Larutan akan berubahan berwarna merah, dan terbentuk garam
merkuri dari tirosin yang ternitrasi
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Jawaban: Hal ini telah terjadi akibat adanya perubahan struktur tersier ataupun
kwartener pada albumin, sehingga protein tersebut mengendap.
3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?
Jawaban: Larutan yang memberikan uji negatif adalah valin, leusin, glisin,
glutamin, asam aspartat, triftofan, dan arginin. Hal ini dikarenakan di dalam
larutan tersebut tidak memiliki gugus fenol.
b. Uji Hopkins-Cole
1. Protein apakah yang tidak memberikan uji positif?
Jawaban: Hampir semua protein uji tidak memberikan hasil uji positif, kecuali
triptofan, kuning telur dan putih telur
c. Uji Ninhidrin
1. Warna apa yang terbentuk?
Jawaban: Warna yang terbentuk adalah warna biru, namun khusus untuk prolin
berwarna kuning
2. Gugus apa yang memberikan uji positif?
Jawaban: Gugus Non Polar
Nursa’id Fitria (06101410022) Page 22
XIII. Gambar
Penjepit tabung tabung reaksi
Gelas ukur Bunsen
Beker gelas Pengaduk
Neraca digital Pipet tetes