laporan tahunan 2017bbpom-yogya.pom.go.id/images/laptah2017.pdf · tangga (pkrt) ... penggolongan...
TRANSCRIPT
n di Yogyakarta
LaporanTahunan 2017
n di Yogyakarta
LaporanTahunan 2017
n di Yogyakarta
LaporanTahunan 2017
ii
SAMBUTAN
KEPALA BALAI BESAR POM DI YOGYAKARTA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa yang telah memberikananugerah sehingga Laporan Tahunan BalaiBesar POM (BBPOM) di Yogyakarta Tahun2017 dapat diselesaikan tepat waktu sebagaipertanggungjawaban pelaksanaan tugas dibidang pengawasan obat dan makanan yangdiamanatkan.
Dalam laporan ini disampaikan hasil kegiatanpengawasan obat dan makanan yang dilakukanoleh BBPOM di Yogyakarta selama tahun2017, yang mencakup pengawasan pre-market
melalui audit sarana dalam rangka rekomendasi perijinan dan sertifikasi, danpost-market melalui pengujian laboratorium produk obat dan makanan yangberedar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasanimplementasi Cara produksi dan Cara Distribusi yang Baik, pengawasan iklandan penandaan serta penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makananDi samping itu, disampaikan pula upaya BBPOM di Yogyakarta dalampemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian informasi baikyang dilakukan secara mandiri maupun bermitra dengan SKPD, organisasimasyarakat dan universitas. Koordinasi dengan lintas sektor terus ditingkatkansebagai upaya untuk memperkuat dan memperluas area pengawasan.
Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalamperencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja pada masamendatang, dalam upaya melindungi masyarakat terhadap peredaran obat danmakanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat danmutu.
Yogyakarta, 30 Januari 2018Balai Besar POM di Yogyakarta,KEPALA
Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt
ii
SAMBUTAN
KEPALA BALAI BESAR POM DI YOGYAKARTA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa yang telah memberikananugerah sehingga Laporan Tahunan BalaiBesar POM (BBPOM) di Yogyakarta Tahun2017 dapat diselesaikan tepat waktu sebagaipertanggungjawaban pelaksanaan tugas dibidang pengawasan obat dan makanan yangdiamanatkan.
Dalam laporan ini disampaikan hasil kegiatanpengawasan obat dan makanan yang dilakukanoleh BBPOM di Yogyakarta selama tahun2017, yang mencakup pengawasan pre-market
melalui audit sarana dalam rangka rekomendasi perijinan dan sertifikasi, danpost-market melalui pengujian laboratorium produk obat dan makanan yangberedar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasanimplementasi Cara produksi dan Cara Distribusi yang Baik, pengawasan iklandan penandaan serta penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makananDi samping itu, disampaikan pula upaya BBPOM di Yogyakarta dalampemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian informasi baikyang dilakukan secara mandiri maupun bermitra dengan SKPD, organisasimasyarakat dan universitas. Koordinasi dengan lintas sektor terus ditingkatkansebagai upaya untuk memperkuat dan memperluas area pengawasan.
Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalamperencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja pada masamendatang, dalam upaya melindungi masyarakat terhadap peredaran obat danmakanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat danmutu.
Yogyakarta, 30 Januari 2018Balai Besar POM di Yogyakarta,KEPALA
Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt
ii
SAMBUTAN
KEPALA BALAI BESAR POM DI YOGYAKARTA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa yang telah memberikananugerah sehingga Laporan Tahunan BalaiBesar POM (BBPOM) di Yogyakarta Tahun2017 dapat diselesaikan tepat waktu sebagaipertanggungjawaban pelaksanaan tugas dibidang pengawasan obat dan makanan yangdiamanatkan.
Dalam laporan ini disampaikan hasil kegiatanpengawasan obat dan makanan yang dilakukanoleh BBPOM di Yogyakarta selama tahun2017, yang mencakup pengawasan pre-market
melalui audit sarana dalam rangka rekomendasi perijinan dan sertifikasi, danpost-market melalui pengujian laboratorium produk obat dan makanan yangberedar, inspeksi cara produksi dan distribusi dalam rangka pengawasanimplementasi Cara produksi dan Cara Distribusi yang Baik, pengawasan iklandan penandaan serta penyidikan kasus tindak pidana di bidang obat dan makananDi samping itu, disampaikan pula upaya BBPOM di Yogyakarta dalampemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian informasi baikyang dilakukan secara mandiri maupun bermitra dengan SKPD, organisasimasyarakat dan universitas. Koordinasi dengan lintas sektor terus ditingkatkansebagai upaya untuk memperkuat dan memperluas area pengawasan.
Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalamperencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja pada masamendatang, dalam upaya melindungi masyarakat terhadap peredaran obat danmakanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat danmutu.
Yogyakarta, 30 Januari 2018Balai Besar POM di Yogyakarta,KEPALA
Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SAMBUTAN............................................................................................... .......... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... ..........iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ .vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... . 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... .. 1
B. Visi dan Misi ................................................................................... . 3
C. Budaya Organisasi ............................................................... ........... 3
D. Kegiatan Utama ............................................................... ............... 4
E. Kegiatan Prioritas............................................................... ............. 4
BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN................................................. 6
A. Data Umum Wilayah Kerja ............................................................. . 6
B. Kapasitas BBPOM DI Yogyakarta ................................................. 11
BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN.................. 15
A. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/
Obat ............................................................................................. . 15
B. Pengawasan NAPZA............................................................... ...... 19
C. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen
Kesehatan.................................................................................... . 21
D. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional
............................................................................................... .......22
E. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik ......... 27
F. Pengawasan Mutu dan Keamanan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) ............................................................... .............. 29
G. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan ......................30
H. Pemantauan Iklan .........................................................................41
I. Pemantauan Label dan Penandaan .............................................. 42
J. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan
............................................................................................... ....... 44
K. Pemberdayaan Masyarakat/ Konsumen........................................46
L. Pelatihan, Pertemuan dan Kegiatan Khusus ................................. 56
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SAMBUTAN............................................................................................... .......... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... ..........iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ .vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... . 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... .. 1
B. Visi dan Misi ................................................................................... . 3
C. Budaya Organisasi ............................................................... ........... 3
D. Kegiatan Utama ............................................................... ............... 4
E. Kegiatan Prioritas............................................................... ............. 4
BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN................................................. 6
A. Data Umum Wilayah Kerja ............................................................. . 6
B. Kapasitas BBPOM DI Yogyakarta ................................................. 11
BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN.................. 15
A. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/
Obat ............................................................................................. . 15
B. Pengawasan NAPZA............................................................... ...... 19
C. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen
Kesehatan.................................................................................... . 21
D. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional
............................................................................................... .......22
E. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik ......... 27
F. Pengawasan Mutu dan Keamanan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) ............................................................... .............. 29
G. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan ......................30
H. Pemantauan Iklan .........................................................................41
I. Pemantauan Label dan Penandaan .............................................. 42
J. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan
............................................................................................... ....... 44
K. Pemberdayaan Masyarakat/ Konsumen........................................46
L. Pelatihan, Pertemuan dan Kegiatan Khusus ................................. 56
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SAMBUTAN............................................................................................... .......... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... ..........iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ .vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... . 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................... .. 1
B. Visi dan Misi ................................................................................... . 3
C. Budaya Organisasi ............................................................... ........... 3
D. Kegiatan Utama ............................................................... ............... 4
E. Kegiatan Prioritas............................................................... ............. 4
BAB II KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN................................................. 6
A. Data Umum Wilayah Kerja ............................................................. . 6
B. Kapasitas BBPOM DI Yogyakarta ................................................. 11
BAB III HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN.................. 15
A. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/
Obat ............................................................................................. . 15
B. Pengawasan NAPZA............................................................... ...... 19
C. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen
Kesehatan.................................................................................... . 21
D. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional
............................................................................................... .......22
E. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik ......... 27
F. Pengawasan Mutu dan Keamanan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) ............................................................... .............. 29
G. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan ......................30
H. Pemantauan Iklan .........................................................................41
I. Pemantauan Label dan Penandaan .............................................. 42
J. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan
............................................................................................... ....... 44
K. Pemberdayaan Masyarakat/ Konsumen........................................46
L. Pelatihan, Pertemuan dan Kegiatan Khusus ................................. 56
iv
M. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................84
N. Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium ..........................86
O. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding .................................. 93
BAB IV PERMASALAHAN................................................................................ .94
BAB V PENUTUP............................................................................................. .96
A. Kesimpulan ................................................................................. ..96
B. Saran ......................................................................................... ...97
iv
M. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................84
N. Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium ..........................86
O. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding .................................. 93
BAB IV PERMASALAHAN................................................................................ .94
BAB V PENUTUP............................................................................................. .96
A. Kesimpulan ................................................................................. ..96
B. Saran ......................................................................................... ...97
iv
M. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 .....................................84
N. Dukungan Teknis dan Manajemen Laboratorium ..........................86
O. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding .................................. 93
BAB IV PERMASALAHAN................................................................................ .94
BAB V PENUTUP............................................................................................. .96
A. Kesimpulan ................................................................................. ..96
B. Saran ......................................................................................... ...97
v
DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017 ...................................................... 98Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut
Kabupaten/Kota ........................................................................ 100Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 Tahun ................. 102Tabel 3A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* per Kabupaten/Kota
Metode Baru BPS ........................................................................ 102Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar
Harga Berlaku .............................................................................. 103Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut
Kabupaten / Kota .................................................................... 103Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan
Makanan Yang Diawasi ............................................................... 104Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang Diawasi ............. 104Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan
Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/Kota .................................. 105Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan Golongan................................ 105Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja ...................... 106Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan
Unit Kerja ...................................................................................... 107Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti dan Hasilnya .................... 124Tabel 12A. Uji Kolaborasi Metode Analisis ..................................................... 124Tabel 12B. Uji Kolaborasi Bahan Baku Pembanding ..................................... 125Tabel 12C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium Unggulan ....... 125Tabel 13. Daftar Inventaris Kantor ......................................................... 126Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium Kimia ............................................ 129Tabel 14A. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Kimia ...................................... 130Tabel 14B. Daftar Alat Utama Laboratorium Mikrobiologi .................................. 133Tabel 14C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Mikrobiologi ............................ 135Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan
Makanan Menurut Kabupaten/Kota ...................................... 136Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan
Makanan Menurut Kabupaten/Kota ....................................... 139Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan
Makanan ....................................................................................... 145Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter Uji .......... 147Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji ............. 147Tabel 19A. Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji ..... 148Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisional... 149Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji ........................ 150
v
DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017 ...................................................... 98Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut
Kabupaten/Kota ........................................................................ 100Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 Tahun ................. 102Tabel 3A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* per Kabupaten/Kota
Metode Baru BPS ........................................................................ 102Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar
Harga Berlaku .............................................................................. 103Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut
Kabupaten / Kota .................................................................... 103Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan
Makanan Yang Diawasi ............................................................... 104Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang Diawasi ............. 104Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan
Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/Kota .................................. 105Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan Golongan................................ 105Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja ...................... 106Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan
Unit Kerja ...................................................................................... 107Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti dan Hasilnya .................... 124Tabel 12A. Uji Kolaborasi Metode Analisis ..................................................... 124Tabel 12B. Uji Kolaborasi Bahan Baku Pembanding ..................................... 125Tabel 12C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium Unggulan ....... 125Tabel 13. Daftar Inventaris Kantor ......................................................... 126Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium Kimia ............................................ 129Tabel 14A. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Kimia ...................................... 130Tabel 14B. Daftar Alat Utama Laboratorium Mikrobiologi .................................. 133Tabel 14C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Mikrobiologi ............................ 135Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan
Makanan Menurut Kabupaten/Kota ...................................... 136Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan
Makanan Menurut Kabupaten/Kota ....................................... 139Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan
Makanan ....................................................................................... 145Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter Uji .......... 147Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji ............. 147Tabel 19A. Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji ..... 148Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisional... 149Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji ........................ 150
v
DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017 ...................................................... 98Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut
Kabupaten/Kota ........................................................................ 100Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 Tahun ................. 102Tabel 3A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* per Kabupaten/Kota
Metode Baru BPS ........................................................................ 102Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar
Harga Berlaku .............................................................................. 103Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut
Kabupaten / Kota .................................................................... 103Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan
Makanan Yang Diawasi ............................................................... 104Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang Diawasi ............. 104Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan
Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/Kota .................................. 105Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan Golongan................................ 105Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja ...................... 106Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan
Unit Kerja ...................................................................................... 107Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti dan Hasilnya .................... 124Tabel 12A. Uji Kolaborasi Metode Analisis ..................................................... 124Tabel 12B. Uji Kolaborasi Bahan Baku Pembanding ..................................... 125Tabel 12C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium Unggulan ....... 125Tabel 13. Daftar Inventaris Kantor ......................................................... 126Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium Kimia ............................................ 129Tabel 14A. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Kimia ...................................... 130Tabel 14B. Daftar Alat Utama Laboratorium Mikrobiologi .................................. 133Tabel 14C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium Mikrobiologi ............................ 135Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan
Makanan Menurut Kabupaten/Kota ...................................... 136Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan
Makanan Menurut Kabupaten/Kota ....................................... 139Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan
Makanan ....................................................................................... 145Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter Uji .......... 147Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji ............. 147Tabel 19A. Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji ..... 148Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisional... 149Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji ........................ 150
v
Tabel 22. Jenis-jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Kosmetik ............... 152Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter Uji ............. 152Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan ......................... 154Tabel 25. Hasil Pengujian Mikorbiologi Menurut Parameter Uji ................... 155Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Terapetik dan Rokok..157Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional ................... 158Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik............................... 159Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Makanan .............. 161Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Pangan ..................... 161Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan Pangan ................. 164Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan
Psikotropika.................................................................................. 165Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji .................................... 166Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di
Bidang Obat dan Makanan........................................................... 167Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan Makanan ... 168Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk ................ 169Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut Profesi .................................. 171Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan
Pengaduan/Pertanyaan........................................................... .... 172Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan
Pangan ......................................................................................... 173Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIY ....................................... 173Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/Kota................ 174Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan ...................... 175Tabel 43. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................... 176
viv
Tabel 22. Jenis-jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Kosmetik ............... 152Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter Uji ............. 152Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan ......................... 154Tabel 25. Hasil Pengujian Mikorbiologi Menurut Parameter Uji ................... 155Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Terapetik dan Rokok..157Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional ................... 158Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik............................... 159Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Makanan .............. 161Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Pangan ..................... 161Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan Pangan ................. 164Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan
Psikotropika.................................................................................. 165Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji .................................... 166Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di
Bidang Obat dan Makanan........................................................... 167Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan Makanan ... 168Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk ................ 169Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut Profesi .................................. 171Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan
Pengaduan/Pertanyaan........................................................... .... 172Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan
Pangan ......................................................................................... 173Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIY ....................................... 173Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/Kota................ 174Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan ...................... 175Tabel 43. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................... 176
viv
Tabel 22. Jenis-jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Kosmetik ............... 152Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter Uji ............. 152Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan ......................... 154Tabel 25. Hasil Pengujian Mikorbiologi Menurut Parameter Uji ................... 155Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Terapetik dan Rokok..157Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional ................... 158Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik............................... 159Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Makanan .............. 161Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk Pangan ..................... 161Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan Pangan ................. 164Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan
Psikotropika.................................................................................. 165Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji .................................... 166Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di
Bidang Obat dan Makanan........................................................... 167Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan Makanan ... 168Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk ................ 169Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut Profesi .................................. 171Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan
Pengaduan/Pertanyaan........................................................... .... 172Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan
Pangan ......................................................................................... 173Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIY ....................................... 173Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/Kota................ 174Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan ...................... 175Tabel 43. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................... 176
vi
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Wilayah DIY ............................................................... ..... 6Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta .............................................. 8Gambar 3. Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur................................ 11Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan.......................................... 12Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan ........................................ 13Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja .......................................... 13Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat........................... 15Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF ..................................... 17Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017 ............. 17Gambar 11. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit ....................... 18Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik ................ 19Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotik dan Psikotropika .................... 21Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan ............... 22Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT ........................................... 23Gambar 16. Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat ........................... 23Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT........................ 25Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu
Gendong ...................................................................................... 26Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB Sarana UKOT dalm Rangka
Pemberian Rekomendasi Izin Usaha .......................................... 26Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika ................................................. 27Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika ........................ 28Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika ........................ 28Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangka
Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika .................... 29Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan ........................................ 30Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan .............................. 31Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS ........................................... 31Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium.................... 31Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa ............................ 32Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional .................... 33Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta Pangan .......................... 33Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan Pangan ..................... 34Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara .............................. 34Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan ................... 35Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan ................... 36Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan .................... 37Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel Kasus Keracunan ...... 38Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil Laboratorium
Keliling .......................................................................................... 40
viiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Wilayah DIY ............................................................... ..... 6Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta .............................................. 8Gambar 3. Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur................................ 11Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan.......................................... 12Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan ........................................ 13Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja .......................................... 13Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat........................... 15Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF ..................................... 17Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017 ............. 17Gambar 11. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit ....................... 18Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik ................ 19Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotik dan Psikotropika .................... 21Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan ............... 22Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT ........................................... 23Gambar 16. Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat ........................... 23Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT........................ 25Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu
Gendong ...................................................................................... 26Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB Sarana UKOT dalm Rangka
Pemberian Rekomendasi Izin Usaha .......................................... 26Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika ................................................. 27Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika ........................ 28Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika ........................ 28Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangka
Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika .................... 29Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan ........................................ 30Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan .............................. 31Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS ........................................... 31Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium.................... 31Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa ............................ 32Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional .................... 33Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta Pangan .......................... 33Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan Pangan ..................... 34Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara .............................. 34Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan ................... 35Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan ................... 36Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan .................... 37Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel Kasus Keracunan ...... 38Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil Laboratorium
Keliling .......................................................................................... 40
viiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Wilayah DIY ............................................................... ..... 6Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta .............................................. 8Gambar 3. Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur................................ 11Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan.......................................... 12Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan ........................................ 13Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja .......................................... 13Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat........................... 15Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF ..................................... 17Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017 ............. 17Gambar 11. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit ....................... 18Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik ................ 19Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotik dan Psikotropika .................... 21Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan ............... 22Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT ........................................... 23Gambar 16. Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat ........................... 23Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT........................ 25Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu
Gendong ...................................................................................... 26Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB Sarana UKOT dalm Rangka
Pemberian Rekomendasi Izin Usaha .......................................... 26Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika ................................................. 27Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika ........................ 28Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika ........................ 28Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangka
Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika .................... 29Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan ........................................ 30Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan .............................. 31Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS ........................................... 31Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium.................... 31Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa ............................ 32Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional .................... 33Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta Pangan .......................... 33Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan Pangan ..................... 34Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara .............................. 34Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan ................... 35Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan ................... 36Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan .................... 37Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel Kasus Keracunan ...... 38Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil Laboratorium
Keliling .......................................................................................... 40
vii
v
Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam RangkaPendaftaran MD ........................................................................... 40
Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan............................................. 42Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/ Penandaan...................................... 44Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana............ 45Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan Informasi Berdasarkan
Komoditi ................................................................................... 47Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi ............................ 47Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam
Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan ..................................... 48Gambar 45. Peta Kasus Keracunan ................................................................ 58
viiiv
Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam RangkaPendaftaran MD ........................................................................... 40
Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan............................................. 42Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/ Penandaan...................................... 44Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana............ 45Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan Informasi Berdasarkan
Komoditi ................................................................................... 47Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi ............................ 47Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam
Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan ..................................... 48Gambar 45. Peta Kasus Keracunan ................................................................ 58
viiiv
Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam RangkaPendaftaran MD ........................................................................... 40
Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan............................................. 42Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/ Penandaan...................................... 44Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana............ 45Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan Informasi Berdasarkan
Komoditi ................................................................................... 47Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi ............................ 47Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam
Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan ..................................... 48Gambar 45. Peta Kasus Keracunan ................................................................ 58
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditetapkan sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen bertanggung jawab kepada
Presiden, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM, sesuai Keputusan Kepala BPOM
No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun
2014, UPT di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi
pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan serta pengawasan atas
keamanan pangan dan bahan berbahaya
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, berdasarkan Pasal 3
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, BBPOM di
Yogyakarta mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan
makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan
penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan dan
bahan berbahaya.
3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian
mutu produk secara mikrobiologi.
4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditetapkan sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen bertanggung jawab kepada
Presiden, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM, sesuai Keputusan Kepala BPOM
No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun
2014, UPT di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi
pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan serta pengawasan atas
keamanan pangan dan bahan berbahaya
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, berdasarkan Pasal 3
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, BBPOM di
Yogyakarta mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan
makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan
penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan dan
bahan berbahaya.
3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian
mutu produk secara mikrobiologi.
4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditetapkan sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen bertanggung jawab kepada
Presiden, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM, sesuai Keputusan Kepala BPOM
No. 05018/SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun
2014, UPT di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi
pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan serta pengawasan atas
keamanan pangan dan bahan berbahaya
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, berdasarkan Pasal 3
Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, BBPOM di
Yogyakarta mempunyai fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan
makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan
penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan dan
bahan berbahaya.
3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian
mutu produk secara mikrobiologi.
4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.
Laporan Tahunan 2017
2
5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi
tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan
7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.
BBPOM di Yogyakarta juga ditetapkan sebagai Laboratorium Unggulan
Baku Pembanding sesuai SK Kepala Badan POM No. HK. 04.1.71.01.13.021
tahun 2013, dengan tugas khusus sebagai berikut:
1. Melakukan pembuatan baku pembanding sesuai dengan persyaratan
pembuatan baku pembanding
2. Melakukan pengadaan baku pembanding primer dan bahan baku
pembanding
3. Mengajukan rencana pengadaan baku pembanding primer dan
bahan baku pembanding dan Tim Adopsi Baku Pembanding kepada
Sekretaris Utama dengan tembusan kepada Kepala Biro
Perencanaan dan Keuangan;
4. Menyelenggarakan Rapat Adopsi Baku Pembanding yang dihadiri
oleh Tim Ahli yang bersifat ad hoc yang ditetapkan berdasarkan
keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;
5. Melaporkan pelaksanaan pembuatan baku pembanding kepada
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Sekretaris
Utama, dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan
Makanan Nasional dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;
6. Menyerahkan baku pembanding dan sertifikat baku pembanding
yang telah dibuat kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional.
Laporan Tahunan 2017
2
5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi
tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan
7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.
BBPOM di Yogyakarta juga ditetapkan sebagai Laboratorium Unggulan
Baku Pembanding sesuai SK Kepala Badan POM No. HK. 04.1.71.01.13.021
tahun 2013, dengan tugas khusus sebagai berikut:
1. Melakukan pembuatan baku pembanding sesuai dengan persyaratan
pembuatan baku pembanding
2. Melakukan pengadaan baku pembanding primer dan bahan baku
pembanding
3. Mengajukan rencana pengadaan baku pembanding primer dan
bahan baku pembanding dan Tim Adopsi Baku Pembanding kepada
Sekretaris Utama dengan tembusan kepada Kepala Biro
Perencanaan dan Keuangan;
4. Menyelenggarakan Rapat Adopsi Baku Pembanding yang dihadiri
oleh Tim Ahli yang bersifat ad hoc yang ditetapkan berdasarkan
keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;
5. Melaporkan pelaksanaan pembuatan baku pembanding kepada
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Sekretaris
Utama, dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan
Makanan Nasional dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;
6. Menyerahkan baku pembanding dan sertifikat baku pembanding
yang telah dibuat kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional.
Laporan Tahunan 2017
2
5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi
tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan
7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.
BBPOM di Yogyakarta juga ditetapkan sebagai Laboratorium Unggulan
Baku Pembanding sesuai SK Kepala Badan POM No. HK. 04.1.71.01.13.021
tahun 2013, dengan tugas khusus sebagai berikut:
1. Melakukan pembuatan baku pembanding sesuai dengan persyaratan
pembuatan baku pembanding
2. Melakukan pengadaan baku pembanding primer dan bahan baku
pembanding
3. Mengajukan rencana pengadaan baku pembanding primer dan
bahan baku pembanding dan Tim Adopsi Baku Pembanding kepada
Sekretaris Utama dengan tembusan kepada Kepala Biro
Perencanaan dan Keuangan;
4. Menyelenggarakan Rapat Adopsi Baku Pembanding yang dihadiri
oleh Tim Ahli yang bersifat ad hoc yang ditetapkan berdasarkan
keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;
5. Melaporkan pelaksanaan pembuatan baku pembanding kepada
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Sekretaris
Utama, dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan
Makanan Nasional dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan;
6. Menyerahkan baku pembanding dan sertifikat baku pembanding
yang telah dibuat kepada Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional.
Laporan Tahunan 2017
3
B. VISI DAN MISI
Visi dan misi BBPOM di Yogyakarta mengacu pada visi dan misi
BPOM yaitu :
1. Visi
Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan
Daya Saing Bangsa
2. Misi
a. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat
b. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Yogyakarta.
C. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan
harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam
melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang
dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi
dalam berkarsa dan berkarya. Penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Profesional.
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan
dan komitmen yang tinggi.
2. Integritas.
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
3. Kredibilitas.
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan
internasional.
Laporan Tahunan 2017
3
B. VISI DAN MISI
Visi dan misi BBPOM di Yogyakarta mengacu pada visi dan misi
BPOM yaitu :
1. Visi
Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan
Daya Saing Bangsa
2. Misi
a. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat
b. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Yogyakarta.
C. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan
harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam
melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang
dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi
dalam berkarsa dan berkarya. Penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Profesional.
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan
dan komitmen yang tinggi.
2. Integritas.
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
3. Kredibilitas.
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan
internasional.
Laporan Tahunan 2017
3
B. VISI DAN MISI
Visi dan misi BBPOM di Yogyakarta mengacu pada visi dan misi
BPOM yaitu :
1. Visi
Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan
Daya Saing Bangsa
2. Misi
a. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat
b. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan obat dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Yogyakarta.
C. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan
harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam
melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang
dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi
dalam berkarsa dan berkarya. Penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Profesional.
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan
dan komitmen yang tinggi.
2. Integritas.
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
3. Kredibilitas.
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan
internasional.
Laporan Tahunan 2017
4
4. Kerjasama Tim.
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang
baik.
5. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi
terkini.
6. Responsif/Cepat Tanggap
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
D. KEGIATAN UTAMA
1. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan
a. Pengawasan sarana produksi obat dan makanan sesuai standar
b. Pengawasan sarana distribusi obat dan makanan sesuai standar
c. Sampling dan pengujian laboratorium obat dan makanan
d. Penyidikan dan penegakan hukum
2. Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi publik
a. Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui
komunikasi, informasi dan edukasi publik, termasuk peringatan publik
b. Pengelolaan data dan informasi obat dan makanan
c. Menentukan peta zona rawan peredaran obat dan makanan yang
tidak sesuai dengan standar
d. Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak
memenuhi standar
(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)
E. KEGIATAN PRIORITAS
Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan prioritas, sebagai berikut:
1. Kegiatan utama untuk melaksanakan pengawasan obat dan makanan.
a. Peningkatan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, dan
sarana pelayanan obat dan makanan untuk meningkatkan kualitas
Laporan Tahunan 2017
4
4. Kerjasama Tim.
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang
baik.
5. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi
terkini.
6. Responsif/Cepat Tanggap
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
D. KEGIATAN UTAMA
1. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan
a. Pengawasan sarana produksi obat dan makanan sesuai standar
b. Pengawasan sarana distribusi obat dan makanan sesuai standar
c. Sampling dan pengujian laboratorium obat dan makanan
d. Penyidikan dan penegakan hukum
2. Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi publik
a. Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui
komunikasi, informasi dan edukasi publik, termasuk peringatan publik
b. Pengelolaan data dan informasi obat dan makanan
c. Menentukan peta zona rawan peredaran obat dan makanan yang
tidak sesuai dengan standar
d. Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak
memenuhi standar
(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)
E. KEGIATAN PRIORITAS
Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan prioritas, sebagai berikut:
1. Kegiatan utama untuk melaksanakan pengawasan obat dan makanan.
a. Peningkatan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, dan
sarana pelayanan obat dan makanan untuk meningkatkan kualitas
Laporan Tahunan 2017
4
4. Kerjasama Tim.
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang
baik.
5. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi
terkini.
6. Responsif/Cepat Tanggap
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
D. KEGIATAN UTAMA
1. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan
a. Pengawasan sarana produksi obat dan makanan sesuai standar
b. Pengawasan sarana distribusi obat dan makanan sesuai standar
c. Sampling dan pengujian laboratorium obat dan makanan
d. Penyidikan dan penegakan hukum
2. Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi publik
a. Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui
komunikasi, informasi dan edukasi publik, termasuk peringatan publik
b. Pengelolaan data dan informasi obat dan makanan
c. Menentukan peta zona rawan peredaran obat dan makanan yang
tidak sesuai dengan standar
d. Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak
memenuhi standar
(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)
E. KEGIATAN PRIORITAS
Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan prioritas, sebagai berikut:
1. Kegiatan utama untuk melaksanakan pengawasan obat dan makanan.
a. Peningkatan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, dan
sarana pelayanan obat dan makanan untuk meningkatkan kualitas
Laporan Tahunan 2017
5
sarana produksi, sarana distribusi, dan sarana pelayanan obat dan
makanan;
b. Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat
adiktif
c. Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya
laboratorium obat dan makanan;
d. Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan
e. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
2. Kegiatan pendukung untuk melaksanakan ketiga program generik :
a. Koordinasi penyusunan program dan anggaran, keuangan
b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur badan
pengawas obat dan makanan.
c. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan
prasarana penunjang aparatur
d. Peningkatan kompetensi aparatur
e. Peningkatan kualitas layanan pengaduan konsumen dan hubungan
masyarakat
(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)
Laporan Tahunan 2017
5
sarana produksi, sarana distribusi, dan sarana pelayanan obat dan
makanan;
b. Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat
adiktif
c. Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya
laboratorium obat dan makanan;
d. Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan
e. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
2. Kegiatan pendukung untuk melaksanakan ketiga program generik :
a. Koordinasi penyusunan program dan anggaran, keuangan
b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur badan
pengawas obat dan makanan.
c. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan
prasarana penunjang aparatur
d. Peningkatan kompetensi aparatur
e. Peningkatan kualitas layanan pengaduan konsumen dan hubungan
masyarakat
(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)
Laporan Tahunan 2017
5
sarana produksi, sarana distribusi, dan sarana pelayanan obat dan
makanan;
b. Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat
adiktif
c. Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya
laboratorium obat dan makanan;
d. Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan
e. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
2. Kegiatan pendukung untuk melaksanakan ketiga program generik :
a. Koordinasi penyusunan program dan anggaran, keuangan
b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur badan
pengawas obat dan makanan.
c. Pengadaan, pemeliharaan dan pembinaan pengelolaan sarana dan
prasarana penunjang aparatur
d. Peningkatan kompetensi aparatur
e. Peningkatan kualitas layanan pengaduan konsumen dan hubungan
masyarakat
(Renstra BBPOM di Yogyakarta tahun 2015-2019, 2014)
BAB II
KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN
A. DATA UMUM WILAYAH KERJA
1. Luas Wilayah Kerja
Gambar 1. Peta Wilayah DIY
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di Pulau Jawa
terbentang antara 110000’ Bujur Timur sampai 110050’ Bujur Timur dan
07033 Lintang Selatan sampai 08012’ Lintang Selatan, dengan batas bagian
Selatan Samudra Hindia dan bagian lainnya berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah, yaitu bagian Tenggara dengan Kabupaten Wonogiri, bagian
Timur Laut dengan Kabupaten Klaten, bagian Barat Laut dengan
Kabupaten Magelang dan Bagian Barat dengan Kabupaten Purworejo.
Luas wilayah pengawasan secara keseluruhan adalah 3.185,80 km2 atau
0,17 persen dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2). Peta wilayah DIY
dapat dilihat pada gambar 1.
6
Laporan Tahunan 2017
7
2. Penduduk
Berdasarkan Tabel Statistik BPS DIY 11 Agustus 2017 jumlah
penduduk tahun 2016 tercatat 3.720.912 jiwa, dengan persentase jumlah
penduduk laki-laki 49,45 persen dan penduduk perempuan 50,55 persen.
Untuk Kulonprogo sebanyak 416.683 jiwa, Bantul 983.527 jiwa,
Gunungkidul 722.479 jiwa, Sleman 1.180.479 jiwa sedangkan Kota Jogja
417.744 jiwa. Dari jumlah tersebut diketahui, konsentrasi terbesar
penduduk berada di Kabupaten Sleman.Menurut hasil proyeksi penduduk
Indonesia 2010-2035 back casting, persentase penduduk kota mencapai
11,23 persen dan penduduk desa mencapai 88,78 persen. Pertumbuhan
penduduk pada tahun 2016 terhadap tahun 2010 mencapai 1,18 persen,
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni
0,98 persen.
Dengan luas wilayah 3.185,80 km2 , kepadatan penduduk di DIY
tercatat 1.167,97 jiwa per km2 . Kepadatan tertinggi terjadi di Kota
Yogyakarta yakni 12.853,66 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya
sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang
memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan
penduduk terendah yang dihuni rata-rata 486,40 jiwa per km2. (Sesuai tabel
1 dan 2 terlampir)
Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk
DIY menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu
umur 20-24 tahun sebesar 8,23 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat
37,11 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,32 persen, dan lanjut usia
yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,58 persen. Besarnya proporsi
mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup
penduduk DIY yang mencapai 74,71. Piramida penduduk berdasarkan usia
dapat dilihat pada gambar 2.
Laporan Tahunan 2017
7
2. Penduduk
Berdasarkan Tabel Statistik BPS DIY 11 Agustus 2017 jumlah
penduduk tahun 2016 tercatat 3.720.912 jiwa, dengan persentase jumlah
penduduk laki-laki 49,45 persen dan penduduk perempuan 50,55 persen.
Untuk Kulonprogo sebanyak 416.683 jiwa, Bantul 983.527 jiwa,
Gunungkidul 722.479 jiwa, Sleman 1.180.479 jiwa sedangkan Kota Jogja
417.744 jiwa. Dari jumlah tersebut diketahui, konsentrasi terbesar
penduduk berada di Kabupaten Sleman.Menurut hasil proyeksi penduduk
Indonesia 2010-2035 back casting, persentase penduduk kota mencapai
11,23 persen dan penduduk desa mencapai 88,78 persen. Pertumbuhan
penduduk pada tahun 2016 terhadap tahun 2010 mencapai 1,18 persen,
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni
0,98 persen.
Dengan luas wilayah 3.185,80 km2 , kepadatan penduduk di DIY
tercatat 1.167,97 jiwa per km2 . Kepadatan tertinggi terjadi di Kota
Yogyakarta yakni 12.853,66 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya
sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang
memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan
penduduk terendah yang dihuni rata-rata 486,40 jiwa per km2. (Sesuai tabel
1 dan 2 terlampir)
Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk
DIY menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu
umur 20-24 tahun sebesar 8,23 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat
37,11 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,32 persen, dan lanjut usia
yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,58 persen. Besarnya proporsi
mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup
penduduk DIY yang mencapai 74,71. Piramida penduduk berdasarkan usia
dapat dilihat pada gambar 2.
Laporan Tahunan 2017
7
2. Penduduk
Berdasarkan Tabel Statistik BPS DIY 11 Agustus 2017 jumlah
penduduk tahun 2016 tercatat 3.720.912 jiwa, dengan persentase jumlah
penduduk laki-laki 49,45 persen dan penduduk perempuan 50,55 persen.
Untuk Kulonprogo sebanyak 416.683 jiwa, Bantul 983.527 jiwa,
Gunungkidul 722.479 jiwa, Sleman 1.180.479 jiwa sedangkan Kota Jogja
417.744 jiwa. Dari jumlah tersebut diketahui, konsentrasi terbesar
penduduk berada di Kabupaten Sleman.Menurut hasil proyeksi penduduk
Indonesia 2010-2035 back casting, persentase penduduk kota mencapai
11,23 persen dan penduduk desa mencapai 88,78 persen. Pertumbuhan
penduduk pada tahun 2016 terhadap tahun 2010 mencapai 1,18 persen,
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni
0,98 persen.
Dengan luas wilayah 3.185,80 km2 , kepadatan penduduk di DIY
tercatat 1.167,97 jiwa per km2 . Kepadatan tertinggi terjadi di Kota
Yogyakarta yakni 12.853,66 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya
sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang
memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan
penduduk terendah yang dihuni rata-rata 486,40 jiwa per km2. (Sesuai tabel
1 dan 2 terlampir)
Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk
DIY menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu
umur 20-24 tahun sebesar 8,23 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat
37,11 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,32 persen, dan lanjut usia
yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,58 persen. Besarnya proporsi
mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup
penduduk DIY yang mencapai 74,71. Piramida penduduk berdasarkan usia
dapat dilihat pada gambar 2.
Laporan Tahunan 2017
8
Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta
3. Sosial
Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan untuk meningkatkan
kualitas hidup penduduk. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut
tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara
nasional, pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Pada tahun 2016/2017 untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah
Atas tercatat 4.795 unit sekolah sama dengan tahun lalu. Pada jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2017 di DIY memiliki 1.842 sekolah dengan
jumlah murid sebanyak 295.393 anak (Disdikpora DIY, 2017, tabel 5)
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah
berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga
kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini
diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di DIY sebanyak 68
unit rumah sakit umum, 121 unit puskesmas induk, 8 unit rumah bersalin,
282 unit Poliklinik dan 277 praktek dokter perorangan.
Laporan Tahunan 2017
8
Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta
3. Sosial
Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan untuk meningkatkan
kualitas hidup penduduk. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut
tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara
nasional, pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Pada tahun 2016/2017 untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah
Atas tercatat 4.795 unit sekolah sama dengan tahun lalu. Pada jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2017 di DIY memiliki 1.842 sekolah dengan
jumlah murid sebanyak 295.393 anak (Disdikpora DIY, 2017, tabel 5)
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah
berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga
kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini
diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di DIY sebanyak 68
unit rumah sakit umum, 121 unit puskesmas induk, 8 unit rumah bersalin,
282 unit Poliklinik dan 277 praktek dokter perorangan.
Laporan Tahunan 2017
8
Gambar 2. Piramida Penduduk Yogyakarta
3. Sosial
Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan untuk meningkatkan
kualitas hidup penduduk. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut
tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu. Secara
nasional, pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Pada tahun 2016/2017 untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah
Atas tercatat 4.795 unit sekolah sama dengan tahun lalu. Pada jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2017 di DIY memiliki 1.842 sekolah dengan
jumlah murid sebanyak 295.393 anak (Disdikpora DIY, 2017, tabel 5)
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah
berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga
kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini
diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di DIY sebanyak 68
unit rumah sakit umum, 121 unit puskesmas induk, 8 unit rumah bersalin,
282 unit Poliklinik dan 277 praktek dokter perorangan.
Laporan Tahunan 2017
9
4. Ekonomi
Berdasarkan data RAPBD DIY tahun 2017, rencana penerimaan
daerah tercatat sebesar Rp 4,98 triliyun. Penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah sebesar 33,22 persen, dari Dana Perimbangan
sebesar 49,35 persen, serta dari penerimaan lainnya yang sah sebesar
17,43 persen. Sedangkan rencana anggaran belanja tahun 2017 tercatat
sebesar Rp 5,20 triliyun. Pengeluaran untuk belanja tidak langsung
merupakan bagian terbesar yaitu mencapai 55,71 persen dari total
pengeluaran terutama untuk belanja pegawai 26,39 persen.
Berdasarkan realisasi dan prospek perekonomian global dan domestic
terkini, beberapa indikator asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017
diusulkan untuk disesuaikan. Melihat potensi kuatnya konsumsi rumah
tangga dan membaiknya kinerja ekspor sampai dengan akhir tahun, outlook
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau
lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung
oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal
kedalam negeri pasca peningkatan rating menjadi investment grade oleh
lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong
kinerja dari sisi investasi. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017
diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan
asumsi inflasi APBN tahun 2017 sebesar 4,0 persen.
5. Sarana Penerangan
Pasokan utama listrik selama ini disuplai oleh PT. (Persero)
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi JawaTengah yang menaungi
wilayah operasional Yogyakarta memiliki 8 sub unit pelayanan yang tersebar
di DIY.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).PLN Distribusi Jawa Tengah
yang menaungi wilayah operasionalYogyakarta memiliki delapan sub unit
pelayanan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016 unit
pelayanan tersebut melayani pelanggan sebanyak 1.083.074 unit (naik 4.75
Laporan Tahunan 2017
9
4. Ekonomi
Berdasarkan data RAPBD DIY tahun 2017, rencana penerimaan
daerah tercatat sebesar Rp 4,98 triliyun. Penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah sebesar 33,22 persen, dari Dana Perimbangan
sebesar 49,35 persen, serta dari penerimaan lainnya yang sah sebesar
17,43 persen. Sedangkan rencana anggaran belanja tahun 2017 tercatat
sebesar Rp 5,20 triliyun. Pengeluaran untuk belanja tidak langsung
merupakan bagian terbesar yaitu mencapai 55,71 persen dari total
pengeluaran terutama untuk belanja pegawai 26,39 persen.
Berdasarkan realisasi dan prospek perekonomian global dan domestic
terkini, beberapa indikator asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017
diusulkan untuk disesuaikan. Melihat potensi kuatnya konsumsi rumah
tangga dan membaiknya kinerja ekspor sampai dengan akhir tahun, outlook
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau
lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung
oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal
kedalam negeri pasca peningkatan rating menjadi investment grade oleh
lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong
kinerja dari sisi investasi. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017
diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan
asumsi inflasi APBN tahun 2017 sebesar 4,0 persen.
5. Sarana Penerangan
Pasokan utama listrik selama ini disuplai oleh PT. (Persero)
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi JawaTengah yang menaungi
wilayah operasional Yogyakarta memiliki 8 sub unit pelayanan yang tersebar
di DIY.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).PLN Distribusi Jawa Tengah
yang menaungi wilayah operasionalYogyakarta memiliki delapan sub unit
pelayanan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016 unit
pelayanan tersebut melayani pelanggan sebanyak 1.083.074 unit (naik 4.75
Laporan Tahunan 2017
9
4. Ekonomi
Berdasarkan data RAPBD DIY tahun 2017, rencana penerimaan
daerah tercatat sebesar Rp 4,98 triliyun. Penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah sebesar 33,22 persen, dari Dana Perimbangan
sebesar 49,35 persen, serta dari penerimaan lainnya yang sah sebesar
17,43 persen. Sedangkan rencana anggaran belanja tahun 2017 tercatat
sebesar Rp 5,20 triliyun. Pengeluaran untuk belanja tidak langsung
merupakan bagian terbesar yaitu mencapai 55,71 persen dari total
pengeluaran terutama untuk belanja pegawai 26,39 persen.
Berdasarkan realisasi dan prospek perekonomian global dan domestic
terkini, beberapa indikator asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017
diusulkan untuk disesuaikan. Melihat potensi kuatnya konsumsi rumah
tangga dan membaiknya kinerja ekspor sampai dengan akhir tahun, outlook
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2 persen, atau
lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung
oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal
kedalam negeri pasca peningkatan rating menjadi investment grade oleh
lembaga rating Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong
kinerja dari sisi investasi. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017
diperkirakan sebesar 4,3 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan
asumsi inflasi APBN tahun 2017 sebesar 4,0 persen.
5. Sarana Penerangan
Pasokan utama listrik selama ini disuplai oleh PT. (Persero)
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi JawaTengah yang menaungi
wilayah operasional Yogyakarta memiliki 8 sub unit pelayanan yang tersebar
di DIY.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).PLN Distribusi Jawa Tengah
yang menaungi wilayah operasionalYogyakarta memiliki delapan sub unit
pelayanan yang tersebar di D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2016 unit
pelayanan tersebut melayani pelanggan sebanyak 1.083.074 unit (naik 4.75
Laporan Tahunan 2017
10
persen dari tahun 2015), yang terdiri dari rumah tangga sekitar 91,33
persen, disusul unit usaha sebesar 5,27 persen, umum sebesar 3,35
persen,dan industri 0,06 Persen (sumber : BPS, Provinsi DI Yogyakarta
Dalam Angka 2017).
Sarana penerangan BBPOM di Yogyakarta menggunakan fasilitas PLN
dengan daya total 575,5 KVA. Selain itu digunakan mesin generator set
dengan daya 250 KVA, 100 KVA dan 10 KVA. Generator .Sumber air yang
digunakan berasal dari PAM dan 3 (tiga) buah sumur.
6. Jumlah Kabupaten/Kota
Cakupan wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta meliputi seluruh
wilayah administratif DIY yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu
Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km² (1,02 persen), Kabupaten Bantul
dengan luas 506,85 km² (15,91 persen), Kabupaten Gunung Kidul dengan
luas 1.485,36 km² (46,63 persen), Kabupaten Kulon Progo dengan luas
586,27 km² (18,40 persen), serta Kabupaten Sleman
dengan luas 574,82 km² (18,04 persen).
7. Pola Transportasi ke Wilayah Kerja
Pola transportasi pengawasan BBPOM di Yogyakarta ke wilayah
kerja ditempuh melalui jalan darat (100%).
8. Lama Waktu Perjalanan
Lama waktu perjalanan ke seluruh wilayah kerja BBPOM di
Yogyakarta rata–rata selama 1,5 jam, sedangkan jarak tempuh paling lama
adalah selama 3,0 jam dan waktu yang paling singkat ke sasaran
pengawasan adalah selama 0,5 jam.
9. Waktu yang Diperlukan di Satu Wilayah Kerja
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penyelesaian
pekerjaaan pengawasan di satu wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta rata-
rata adalah selama 3,0 jam, sedangkan waktu yang diperlukan paling lama
adalah 2,0 hari dan waktu paling singkat adalah selama 2,0 jam.
Laporan Tahunan 2017
10
persen dari tahun 2015), yang terdiri dari rumah tangga sekitar 91,33
persen, disusul unit usaha sebesar 5,27 persen, umum sebesar 3,35
persen,dan industri 0,06 Persen (sumber : BPS, Provinsi DI Yogyakarta
Dalam Angka 2017).
Sarana penerangan BBPOM di Yogyakarta menggunakan fasilitas PLN
dengan daya total 575,5 KVA. Selain itu digunakan mesin generator set
dengan daya 250 KVA, 100 KVA dan 10 KVA. Generator .Sumber air yang
digunakan berasal dari PAM dan 3 (tiga) buah sumur.
6. Jumlah Kabupaten/Kota
Cakupan wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta meliputi seluruh
wilayah administratif DIY yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu
Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km² (1,02 persen), Kabupaten Bantul
dengan luas 506,85 km² (15,91 persen), Kabupaten Gunung Kidul dengan
luas 1.485,36 km² (46,63 persen), Kabupaten Kulon Progo dengan luas
586,27 km² (18,40 persen), serta Kabupaten Sleman
dengan luas 574,82 km² (18,04 persen).
7. Pola Transportasi ke Wilayah Kerja
Pola transportasi pengawasan BBPOM di Yogyakarta ke wilayah
kerja ditempuh melalui jalan darat (100%).
8. Lama Waktu Perjalanan
Lama waktu perjalanan ke seluruh wilayah kerja BBPOM di
Yogyakarta rata–rata selama 1,5 jam, sedangkan jarak tempuh paling lama
adalah selama 3,0 jam dan waktu yang paling singkat ke sasaran
pengawasan adalah selama 0,5 jam.
9. Waktu yang Diperlukan di Satu Wilayah Kerja
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penyelesaian
pekerjaaan pengawasan di satu wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta rata-
rata adalah selama 3,0 jam, sedangkan waktu yang diperlukan paling lama
adalah 2,0 hari dan waktu paling singkat adalah selama 2,0 jam.
Laporan Tahunan 2017
10
persen dari tahun 2015), yang terdiri dari rumah tangga sekitar 91,33
persen, disusul unit usaha sebesar 5,27 persen, umum sebesar 3,35
persen,dan industri 0,06 Persen (sumber : BPS, Provinsi DI Yogyakarta
Dalam Angka 2017).
Sarana penerangan BBPOM di Yogyakarta menggunakan fasilitas PLN
dengan daya total 575,5 KVA. Selain itu digunakan mesin generator set
dengan daya 250 KVA, 100 KVA dan 10 KVA. Generator .Sumber air yang
digunakan berasal dari PAM dan 3 (tiga) buah sumur.
6. Jumlah Kabupaten/Kota
Cakupan wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta meliputi seluruh
wilayah administratif DIY yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu
Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km² (1,02 persen), Kabupaten Bantul
dengan luas 506,85 km² (15,91 persen), Kabupaten Gunung Kidul dengan
luas 1.485,36 km² (46,63 persen), Kabupaten Kulon Progo dengan luas
586,27 km² (18,40 persen), serta Kabupaten Sleman
dengan luas 574,82 km² (18,04 persen).
7. Pola Transportasi ke Wilayah Kerja
Pola transportasi pengawasan BBPOM di Yogyakarta ke wilayah
kerja ditempuh melalui jalan darat (100%).
8. Lama Waktu Perjalanan
Lama waktu perjalanan ke seluruh wilayah kerja BBPOM di
Yogyakarta rata–rata selama 1,5 jam, sedangkan jarak tempuh paling lama
adalah selama 3,0 jam dan waktu yang paling singkat ke sasaran
pengawasan adalah selama 0,5 jam.
9. Waktu yang Diperlukan di Satu Wilayah Kerja
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penyelesaian
pekerjaaan pengawasan di satu wilayah kerja BBPOM di Yogyakarta rata-
rata adalah selama 3,0 jam, sedangkan waktu yang diperlukan paling lama
adalah 2,0 hari dan waktu paling singkat adalah selama 2,0 jam.
Laporan Tahunan 2017
11
B. KAPASITAS BBPOM DI YOGYAKARTA
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di BBPOM di
Yogyakarta per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 111 orang yang
tersebar dalam unit kerja dengan rincian sebagai berikut:
a. Penggolongan Berdasarkan UmurDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 62 (55,86%),
diantaranya berusia diatas 40 tahun sedangkan 49 (44,14%) berada
pada usia kurang dari 40 tahun, seperti disajikan pada gambar 3. Data
selengkapnya sesuai tabel 9 terlampir.
Gambar 3.Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur
b. Penggolongan Berdasarkan Jenis KelaminDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 24 (21,62%) pegawai
diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 87 (78,38%) pegawai
berjenis kelamin perempuan, dapat dilihat pada grafik gambar 4.
25~29
Laporan Tahunan 2017
11
B. KAPASITAS BBPOM DI YOGYAKARTA
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di BBPOM di
Yogyakarta per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 111 orang yang
tersebar dalam unit kerja dengan rincian sebagai berikut:
a. Penggolongan Berdasarkan UmurDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 62 (55,86%),
diantaranya berusia diatas 40 tahun sedangkan 49 (44,14%) berada
pada usia kurang dari 40 tahun, seperti disajikan pada gambar 3. Data
selengkapnya sesuai tabel 9 terlampir.
Gambar 3.Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur
b. Penggolongan Berdasarkan Jenis KelaminDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 24 (21,62%) pegawai
diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 87 (78,38%) pegawai
berjenis kelamin perempuan, dapat dilihat pada grafik gambar 4.
25~29 30~34 35~39 40~44 45~49 50~54 >54
1
11
37
2311
19
9
Laporan Tahunan 2017
11
B. KAPASITAS BBPOM DI YOGYAKARTA
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di BBPOM di
Yogyakarta per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 111 orang yang
tersebar dalam unit kerja dengan rincian sebagai berikut:
a. Penggolongan Berdasarkan UmurDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 62 (55,86%),
diantaranya berusia diatas 40 tahun sedangkan 49 (44,14%) berada
pada usia kurang dari 40 tahun, seperti disajikan pada gambar 3. Data
selengkapnya sesuai tabel 9 terlampir.
Gambar 3.Profil SDM Berdasarkan Tingkatan Umur
b. Penggolongan Berdasarkan Jenis KelaminDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 24 (21,62%) pegawai
diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 87 (78,38%) pegawai
berjenis kelamin perempuan, dapat dilihat pada grafik gambar 4.
Laporan Tahunan 2017
12
Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin
c. Penggolongan Berdasarkan GolonganDari 111 pegawai BBPOM di Yogyakarta, 7 (6,3%) pegawai adalah
golongan II, 86 (77,50%) pegawai golongan III dan 18 (16,20%)
pegawai golongan IV, seperti ditampilkan pada gambar 5.
Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan
d. Penggolongan Berdasarkan PendidikanDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 35 pegawai (31,50%)
adalah non sarjana, 33 pegawai (28,47%) Apoteker, 34 pegawai
(30,63%) sarjana, dan 16 pegawai (14,40%) pasca sarjana; grafik
ditampilkan pada gambar 6. Data selengkapnya sesuai tabel 10
terlampir.
14
9
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Tata Usaha
0 0
I/a I/b
Laporan Tahunan 2017
12
Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin
c. Penggolongan Berdasarkan GolonganDari 111 pegawai BBPOM di Yogyakarta, 7 (6,3%) pegawai adalah
golongan II, 86 (77,50%) pegawai golongan III dan 18 (16,20%)
pegawai golongan IV, seperti ditampilkan pada gambar 5.
Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan
d. Penggolongan Berdasarkan PendidikanDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 35 pegawai (31,50%)
adalah non sarjana, 33 pegawai (28,47%) Apoteker, 34 pegawai
(30,63%) sarjana, dan 16 pegawai (14,40%) pasca sarjana; grafik
ditampilkan pada gambar 6. Data selengkapnya sesuai tabel 10
terlampir.
1426 11 9 15
95 3 3 5
Tata Usaha Teranokoko Pangan&BB Mikrobiologi Pemdik
Perempuan Laki-Laki
0 0 02 1
48
1725
36
12
5
I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b
Laporan Tahunan 2017
12
Gambar 4. Profil SDM berdasarkan jenis kelamin
c. Penggolongan Berdasarkan GolonganDari 111 pegawai BBPOM di Yogyakarta, 7 (6,3%) pegawai adalah
golongan II, 86 (77,50%) pegawai golongan III dan 18 (16,20%)
pegawai golongan IV, seperti ditampilkan pada gambar 5.
Gambar 5. Profil SDM Berdasarkan Golongan
d. Penggolongan Berdasarkan PendidikanDari 111 orang pegawai BBPOM di Yogyakarta, 35 pegawai (31,50%)
adalah non sarjana, 33 pegawai (28,47%) Apoteker, 34 pegawai
(30,63%) sarjana, dan 16 pegawai (14,40%) pasca sarjana; grafik
ditampilkan pada gambar 6. Data selengkapnya sesuai tabel 10
terlampir.
15
0
11
Pemdik Serlik
51 0 0
IV/b IV/c IV/d IV/e
Laporan Tahunan 2017
13
Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan
e. Penggolongan Berdasarkan Unit KerjaBerdasarkan unit kerja, SDM BBPOM di Yogyakarta dapat disajikan
pada gambar 7, data selengkapnya pada tabel 10.
Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja
2. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai Standar
Minimal Laboratorium Balai POM
Dalam upaya memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat
secara optimal maka kemampuan laboratorium baik dari segi personel
maupun peralatan harus dapat mendukung fungsi pengawasan. Dari 101
item standar minimal peralatan laboratorium telah dipenuhi 65 item dengan
jumlah sesuai persyaratan, terdapat 31 item peralatan dengan jumlah
Mikrobiologi; 12
Laporan Tahunan 2017
13
Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan
e. Penggolongan Berdasarkan Unit KerjaBerdasarkan unit kerja, SDM BBPOM di Yogyakarta dapat disajikan
pada gambar 7, data selengkapnya pada tabel 10.
Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja
2. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai Standar
Minimal Laboratorium Balai POM
Dalam upaya memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat
secara optimal maka kemampuan laboratorium baik dari segi personel
maupun peralatan harus dapat mendukung fungsi pengawasan. Dari 101
item standar minimal peralatan laboratorium telah dipenuhi 65 item dengan
jumlah sesuai persyaratan, terdapat 31 item peralatan dengan jumlah
SD; 2
SLTAKejuruan;
17
SLTAUmum;
1
D3; 15
S1; 27
Profesi;33
S2; 16
Tata Usaha;23
Teranokoko;31Pangan &
BB; 14
Mikrobiologi; 12
Pemdik; 20
Serlik; 11
Laporan Tahunan 2017
13
Gambar 6. Profil SDM Berdasarkan Pendidikan
e. Penggolongan Berdasarkan Unit KerjaBerdasarkan unit kerja, SDM BBPOM di Yogyakarta dapat disajikan
pada gambar 7, data selengkapnya pada tabel 10.
Gambar 7. Profil SDM Berdasarkan Unit Kerja
2. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian sesuai Standar
Minimal Laboratorium Balai POM
Dalam upaya memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat
secara optimal maka kemampuan laboratorium baik dari segi personel
maupun peralatan harus dapat mendukung fungsi pengawasan. Dari 101
item standar minimal peralatan laboratorium telah dipenuhi 65 item dengan
jumlah sesuai persyaratan, terdapat 31 item peralatan dengan jumlah
Laporan Tahunan 2017
14
belum memenuhi standar minimal laboratorium sehingga prosentase
pemenuhan standar minimal laboratorium adalah 64,36 %.
Berdasarkan data tersebut maka BBPOM di Yogyakarta masih perlu
melengkapi peralatan laboratorium agar sesuai dengan standar minimal.
Data sesuai tabel 14 terlampir.
3. Daftar Inventaris Kantor
Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sarana dan prasarana penunjang
yang memadai, BBPOM di Yogyakarta tidak akan mampu menunjukkan
kinerja yang optimal. Inventaris yang dikelola oleh BBPOM di Yogyakarta
total sebanyak 1917 barang, sesuai tabel 13 dan 14 terlampir
4. Pengelolaan Anggaran
Anggaran BBPOM di Yogyakarta tahun 2017 sesuai Dokumen DIPA
(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp.43.119.050.000,-, terdiri
dari Belanja Pegawai Rp. 8.082.629.000, Belanja Barang Rp.
14.007.953.000 serta Belanja modal Rp.21.049.468.000.
Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.722.050.000, Belanja
Barang Rp. 13.532.944.243 dan Belanja Modal Rp. 19.845.896.029,
sehingga total anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp.
41.100.891.111. yaitu 95,14%
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BBPOM di
Yogyakarta selama tahun 2017 sebesar Rp. 900.000.000,-. Dari jumlah
tersebut realisasi PNBP yang dapat dicapai sebesar Rp. 72.463.000,- atau
8,05%.
Laporan Tahunan 2017
14
belum memenuhi standar minimal laboratorium sehingga prosentase
pemenuhan standar minimal laboratorium adalah 64,36 %.
Berdasarkan data tersebut maka BBPOM di Yogyakarta masih perlu
melengkapi peralatan laboratorium agar sesuai dengan standar minimal.
Data sesuai tabel 14 terlampir.
3. Daftar Inventaris Kantor
Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sarana dan prasarana penunjang
yang memadai, BBPOM di Yogyakarta tidak akan mampu menunjukkan
kinerja yang optimal. Inventaris yang dikelola oleh BBPOM di Yogyakarta
total sebanyak 1917 barang, sesuai tabel 13 dan 14 terlampir
4. Pengelolaan Anggaran
Anggaran BBPOM di Yogyakarta tahun 2017 sesuai Dokumen DIPA
(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp.43.119.050.000,-, terdiri
dari Belanja Pegawai Rp. 8.082.629.000, Belanja Barang Rp.
14.007.953.000 serta Belanja modal Rp.21.049.468.000.
Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.722.050.000, Belanja
Barang Rp. 13.532.944.243 dan Belanja Modal Rp. 19.845.896.029,
sehingga total anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp.
41.100.891.111. yaitu 95,14%
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BBPOM di
Yogyakarta selama tahun 2017 sebesar Rp. 900.000.000,-. Dari jumlah
tersebut realisasi PNBP yang dapat dicapai sebesar Rp. 72.463.000,- atau
8,05%.
Laporan Tahunan 2017
14
belum memenuhi standar minimal laboratorium sehingga prosentase
pemenuhan standar minimal laboratorium adalah 64,36 %.
Berdasarkan data tersebut maka BBPOM di Yogyakarta masih perlu
melengkapi peralatan laboratorium agar sesuai dengan standar minimal.
Data sesuai tabel 14 terlampir.
3. Daftar Inventaris Kantor
Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian. Tanpa sarana dan prasarana penunjang
yang memadai, BBPOM di Yogyakarta tidak akan mampu menunjukkan
kinerja yang optimal. Inventaris yang dikelola oleh BBPOM di Yogyakarta
total sebanyak 1917 barang, sesuai tabel 13 dan 14 terlampir
4. Pengelolaan Anggaran
Anggaran BBPOM di Yogyakarta tahun 2017 sesuai Dokumen DIPA
(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp.43.119.050.000,-, terdiri
dari Belanja Pegawai Rp. 8.082.629.000, Belanja Barang Rp.
14.007.953.000 serta Belanja modal Rp.21.049.468.000.
Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.722.050.000, Belanja
Barang Rp. 13.532.944.243 dan Belanja Modal Rp. 19.845.896.029,
sehingga total anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp.
41.100.891.111. yaitu 95,14%
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BBPOM di
Yogyakarta selama tahun 2017 sebesar Rp. 900.000.000,-. Dari jumlah
tersebut realisasi PNBP yang dapat dicapai sebesar Rp. 72.463.000,- atau
8,05%.
Laporan Tahunan 2017
15
BAB III
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT
DAN MAKANAN
A. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUKTERAPETIK/ OBAT
Hasil pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu keamanan dan
kemanfaatan produk terapetik/obat meliputi :
1. Pengujian Produk Terapetik
Total sampel produk terapetik, napza dan rokok yang diuji pada tahun
2017 adalah sebanyak 845 item terdiri dari 763 sampel rutin dan 82
sampel lain-lain (4 sampel pihak ketiga, 78 sampel kasus kepolisian). Hasil
pengujian menunjukkan 115 sampel (13,61 %) tidak memenuhi syarat
(TMS), terdiri dari 36 sampel rutin dan 79 sampel lain-lain. Profil hasil
pengujian ditampilkan pada gambar 8.
Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat
Dari 763 sampel rutin tersebut terdiri dari 681 sampel obat, 29 sampel
psikotropika dan 46 sampel obat KB, 4 sampel rokok dikirimkan ke BBPOM
di Surabaya dan 3 sampel vaksin dikirimkan ke PPOMN.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, terdapat 36 sampel TMS
terdiri dari 13 sampel TMS Penetapan Kadar, 10 sampel TMS Disolusi, 10
sampel TMS Keseragaman Sediaan, 2 sampel TMS Waktu Hancur dan 1
sampel TMS Identifikasi. Data selengkapnya sesuai tabel 17 terlampir.
Laporan Tahunan 2017
15
BAB III
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT
DAN MAKANAN
A. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUKTERAPETIK/ OBAT
Hasil pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu keamanan dan
kemanfaatan produk terapetik/obat meliputi :
1. Pengujian Produk Terapetik
Total sampel produk terapetik, napza dan rokok yang diuji pada tahun
2017 adalah sebanyak 845 item terdiri dari 763 sampel rutin dan 82
sampel lain-lain (4 sampel pihak ketiga, 78 sampel kasus kepolisian). Hasil
pengujian menunjukkan 115 sampel (13,61 %) tidak memenuhi syarat
(TMS), terdiri dari 36 sampel rutin dan 79 sampel lain-lain. Profil hasil
pengujian ditampilkan pada gambar 8.
Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat
Dari 763 sampel rutin tersebut terdiri dari 681 sampel obat, 29 sampel
psikotropika dan 46 sampel obat KB, 4 sampel rokok dikirimkan ke BBPOM
di Surabaya dan 3 sampel vaksin dikirimkan ke PPOMN.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, terdapat 36 sampel TMS
terdiri dari 13 sampel TMS Penetapan Kadar, 10 sampel TMS Disolusi, 10
sampel TMS Keseragaman Sediaan, 2 sampel TMS Waktu Hancur dan 1
sampel TMS Identifikasi. Data selengkapnya sesuai tabel 17 terlampir.
725
115
3 2
Laporan Tahunan 2017
15
BAB III
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT
DAN MAKANAN
A. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUKTERAPETIK/ OBAT
Hasil pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu keamanan dan
kemanfaatan produk terapetik/obat meliputi :
1. Pengujian Produk Terapetik
Total sampel produk terapetik, napza dan rokok yang diuji pada tahun
2017 adalah sebanyak 845 item terdiri dari 763 sampel rutin dan 82
sampel lain-lain (4 sampel pihak ketiga, 78 sampel kasus kepolisian). Hasil
pengujian menunjukkan 115 sampel (13,61 %) tidak memenuhi syarat
(TMS), terdiri dari 36 sampel rutin dan 79 sampel lain-lain. Profil hasil
pengujian ditampilkan pada gambar 8.
Gambar 8. Profil Hasil Pengujian Produk Terapetik/Obat
Dari 763 sampel rutin tersebut terdiri dari 681 sampel obat, 29 sampel
psikotropika dan 46 sampel obat KB, 4 sampel rokok dikirimkan ke BBPOM
di Surabaya dan 3 sampel vaksin dikirimkan ke PPOMN.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan, terdapat 36 sampel TMS
terdiri dari 13 sampel TMS Penetapan Kadar, 10 sampel TMS Disolusi, 10
sampel TMS Keseragaman Sediaan, 2 sampel TMS Waktu Hancur dan 1
sampel TMS Identifikasi. Data selengkapnya sesuai tabel 17 terlampir.
MS
TMS
HPST
BLM UJI
Laporan Tahunan 2017
16
Sejumlah 49 sampel obat juga dilakukan uji secara mikrobiologi,
meliputi parameter uji potensi antibiotik, potensi vaksin, sterilitas, uji
identifikasi S. aureus, uji identifikasi P. aeruginosa dan fragmen DNA babi.
Dari keseluruhan sampel obat, 9 Sampel dilakukan uji identifikasi S. aureus
dan P. aeruginos, 13 sampel dilakukan uji potensi, 22 sampel uji sterilitas
dan 1 sampel uji fragmen DNA babi dilakukan secara mandiri. Uji potensi
vaksin terhadap 3 sampel vaksin dilakukan uji rujuk di PPOMN. Dari 49
sampel obat yang diuji secara mikrobiologi, 46 sampel MS, 1 sampel TMS
fragmen DNA babi dan 2 sampel belum ada hasil karena masih dilakukan
pengujian di PPOMN.
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Produk Terapetik
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 1 sarana industri farmasi, yaitu
PT. Berlico Mulia Farma, secara rutin setiap tahun dilakukan pemeriksaan.
Tahun 2017 pemeriksaan dilakukan satu kali dengan hasil pemeriksaan
Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).
Selain pemeriksaan, juga dilakukan pembahasan CAPA (Corrective Acton
Preventif Action) terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun 2016. Beberapa
temuan telah ditindaklanjuti dan dinyatakan close, beberapa temuan lain
masih open atau perlu tindakan perbaikan lebih lanjut.
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat
BBPOM di Yogyakarta pada tahun 2017 melaksanakan pemeriksaan
sarana distribusi produk terapetik/obat terhadap 303 sarana (30%) dari
1.001 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60
sarana (20%) memenuhi ketentuan (MK) dan 243 sarana (80%) TMK.
Secara terperinci hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF)Sarana PBF yang diperiksa tahun 2017 terkait dengan kepatuhan
terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebanyak
45 sarana (96% total sarana PBF yang ada).
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 10 PBF (22%) MK, sedangkan
35 PBF (78%) TMK terhadap aspek CDOB. Terhadap sarana PBF
yang TMK CDOB ditindaklanjuti dengan peringatan sebanyak 34
Laporan Tahunan 2017
16
Sejumlah 49 sampel obat juga dilakukan uji secara mikrobiologi,
meliputi parameter uji potensi antibiotik, potensi vaksin, sterilitas, uji
identifikasi S. aureus, uji identifikasi P. aeruginosa dan fragmen DNA babi.
Dari keseluruhan sampel obat, 9 Sampel dilakukan uji identifikasi S. aureus
dan P. aeruginos, 13 sampel dilakukan uji potensi, 22 sampel uji sterilitas
dan 1 sampel uji fragmen DNA babi dilakukan secara mandiri. Uji potensi
vaksin terhadap 3 sampel vaksin dilakukan uji rujuk di PPOMN. Dari 49
sampel obat yang diuji secara mikrobiologi, 46 sampel MS, 1 sampel TMS
fragmen DNA babi dan 2 sampel belum ada hasil karena masih dilakukan
pengujian di PPOMN.
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Produk Terapetik
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 1 sarana industri farmasi, yaitu
PT. Berlico Mulia Farma, secara rutin setiap tahun dilakukan pemeriksaan.
Tahun 2017 pemeriksaan dilakukan satu kali dengan hasil pemeriksaan
Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).
Selain pemeriksaan, juga dilakukan pembahasan CAPA (Corrective Acton
Preventif Action) terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun 2016. Beberapa
temuan telah ditindaklanjuti dan dinyatakan close, beberapa temuan lain
masih open atau perlu tindakan perbaikan lebih lanjut.
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat
BBPOM di Yogyakarta pada tahun 2017 melaksanakan pemeriksaan
sarana distribusi produk terapetik/obat terhadap 303 sarana (30%) dari
1.001 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60
sarana (20%) memenuhi ketentuan (MK) dan 243 sarana (80%) TMK.
Secara terperinci hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF)Sarana PBF yang diperiksa tahun 2017 terkait dengan kepatuhan
terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebanyak
45 sarana (96% total sarana PBF yang ada).
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 10 PBF (22%) MK, sedangkan
35 PBF (78%) TMK terhadap aspek CDOB. Terhadap sarana PBF
yang TMK CDOB ditindaklanjuti dengan peringatan sebanyak 34
Laporan Tahunan 2017
16
Sejumlah 49 sampel obat juga dilakukan uji secara mikrobiologi,
meliputi parameter uji potensi antibiotik, potensi vaksin, sterilitas, uji
identifikasi S. aureus, uji identifikasi P. aeruginosa dan fragmen DNA babi.
Dari keseluruhan sampel obat, 9 Sampel dilakukan uji identifikasi S. aureus
dan P. aeruginos, 13 sampel dilakukan uji potensi, 22 sampel uji sterilitas
dan 1 sampel uji fragmen DNA babi dilakukan secara mandiri. Uji potensi
vaksin terhadap 3 sampel vaksin dilakukan uji rujuk di PPOMN. Dari 49
sampel obat yang diuji secara mikrobiologi, 46 sampel MS, 1 sampel TMS
fragmen DNA babi dan 2 sampel belum ada hasil karena masih dilakukan
pengujian di PPOMN.
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Produk Terapetik
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 1 sarana industri farmasi, yaitu
PT. Berlico Mulia Farma, secara rutin setiap tahun dilakukan pemeriksaan.
Tahun 2017 pemeriksaan dilakukan satu kali dengan hasil pemeriksaan
Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).
Selain pemeriksaan, juga dilakukan pembahasan CAPA (Corrective Acton
Preventif Action) terhadap temuan hasil pemeriksaan tahun 2016. Beberapa
temuan telah ditindaklanjuti dan dinyatakan close, beberapa temuan lain
masih open atau perlu tindakan perbaikan lebih lanjut.
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat
BBPOM di Yogyakarta pada tahun 2017 melaksanakan pemeriksaan
sarana distribusi produk terapetik/obat terhadap 303 sarana (30%) dari
1.001 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60
sarana (20%) memenuhi ketentuan (MK) dan 243 sarana (80%) TMK.
Secara terperinci hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF)Sarana PBF yang diperiksa tahun 2017 terkait dengan kepatuhan
terhadap ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebanyak
45 sarana (96% total sarana PBF yang ada).
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 10 PBF (22%) MK, sedangkan
35 PBF (78%) TMK terhadap aspek CDOB. Terhadap sarana PBF
yang TMK CDOB ditindaklanjuti dengan peringatan sebanyak 34
Laporan Tahunan 2017
17
sarana dan penutupan sementara kegiatan sebanyak 1 sarana. Profil
hasil pemeriksaan ditampilkan pada gambar 9.
Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF
b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah Apotek di wilayah DIY sebanyak 610 apotek dan yang diperiksa
sebanyak 140 apotek (23%). Hasil pemeriksaan menunjukkan 23
apotek (16%) MK dan 117 apotik (84%) TMK. Temuan pelanggaran
berupa administrasi pengelolaan tidak tertib, ditemukan produk
kadaluwarsa dan tanpa ijin edar serta masa berlaku ijin habis.
Terhadap pelanggaran tersebut telah dberikan sanksi berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
berupa peringatan kepada 114 apotek dan penghentian sementara
kegiatan (PSK) kepada 3 apotek. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada
gambar 10.
Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017
c. Pemeriksaan Toko Obat Berijin
Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 Toko Obat
(23%) dari 42 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan 7
sarana (47%) MK dan 8 sarana (53%) TMK karena administrasi tidak
tertib. Tindak lanjut berupa rekomendasi peringatan ke Dinas
Kesehatan Kab./Kota setempat.
Laporan Tahunan 2017
17
sarana dan penutupan sementara kegiatan sebanyak 1 sarana. Profil
hasil pemeriksaan ditampilkan pada gambar 9.
Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF
b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah Apotek di wilayah DIY sebanyak 610 apotek dan yang diperiksa
sebanyak 140 apotek (23%). Hasil pemeriksaan menunjukkan 23
apotek (16%) MK dan 117 apotik (84%) TMK. Temuan pelanggaran
berupa administrasi pengelolaan tidak tertib, ditemukan produk
kadaluwarsa dan tanpa ijin edar serta masa berlaku ijin habis.
Terhadap pelanggaran tersebut telah dberikan sanksi berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
berupa peringatan kepada 114 apotek dan penghentian sementara
kegiatan (PSK) kepada 3 apotek. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada
gambar 10.
Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017
c. Pemeriksaan Toko Obat Berijin
Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 Toko Obat
(23%) dari 42 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan 7
sarana (47%) MK dan 8 sarana (53%) TMK karena administrasi tidak
tertib. Tindak lanjut berupa rekomendasi peringatan ke Dinas
Kesehatan Kab./Kota setempat.
MK; 10
CDOB; 34
tdk adaAPJ; 1
TMS; 35
MK, 23, 17%
adm, 105, 75%
ED, 6, 4%TIE, 3, 2%Ijin
habis, 3, 2%
TMK, 117, 84%
Laporan Tahunan 2017
17
sarana dan penutupan sementara kegiatan sebanyak 1 sarana. Profil
hasil pemeriksaan ditampilkan pada gambar 9.
Gambar 9. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana PBF
b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah Apotek di wilayah DIY sebanyak 610 apotek dan yang diperiksa
sebanyak 140 apotek (23%). Hasil pemeriksaan menunjukkan 23
apotek (16%) MK dan 117 apotik (84%) TMK. Temuan pelanggaran
berupa administrasi pengelolaan tidak tertib, ditemukan produk
kadaluwarsa dan tanpa ijin edar serta masa berlaku ijin habis.
Terhadap pelanggaran tersebut telah dberikan sanksi berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
berupa peringatan kepada 114 apotek dan penghentian sementara
kegiatan (PSK) kepada 3 apotek. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada
gambar 10.
Gambar 10. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Apotek Tahun 2017
c. Pemeriksaan Toko Obat Berijin
Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 15 Toko Obat
(23%) dari 42 sarana yang ada. Hasil pemeriksaan menunjukkan 7
sarana (47%) MK dan 8 sarana (53%) TMK karena administrasi tidak
tertib. Tindak lanjut berupa rekomendasi peringatan ke Dinas
Kesehatan Kab./Kota setempat.
CDOB; 34
adm, 105, 75%
TIE, 3, 2%
Laporan Tahunan 2017
18
d. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 RS yang
terdiri dari 10 RS Pemerintah dan 10 RS Swasta. Dari 20 rumah sakit
yang diperiksa terdapat 4 sarana (20%) MK dan 16 sarana (80%)
TMK, karena administrasi tidak tertib, gudang penyimpanan tidak
memadai, kapasitas gudang kurang memadai dan ditemukan produk
kadaluwarsa. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berupa rekomendasi
usulan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 11.
Gambar 11. Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit Tahun 2017
e. Pemeriksaan Sarana Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kab/KotaPada tahun 2017, puskemas yang diperiksa 45 sarana (37%) dari 121
puskemas yang ada di DIY. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 sarana
(22%) MK dan 35 puskesmas (78%) TMK. Temuan utama adalah
karena penyimpanan obat/vaksin yang tidak sesuai ketentuan dan
administrasi tidak tertib. Terhadap sarana yang TMK, telah
ditindaklanjuti dengan rekomendasi usul pembinaan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
5 Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan 1 instalasi farmasi
provinsi telah diperiksa dengan hasil semua sarana TMK, karena
kondisi penyimpanan, serta ditemukan produk kadaluwarsa dan tanpa
ijin edar. Terhadap pelanggaran tersebut telah direkomendasikan
usulan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi
setempat.
10
Laporan Tahunan 2017
18
d. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 RS yang
terdiri dari 10 RS Pemerintah dan 10 RS Swasta. Dari 20 rumah sakit
yang diperiksa terdapat 4 sarana (20%) MK dan 16 sarana (80%)
TMK, karena administrasi tidak tertib, gudang penyimpanan tidak
memadai, kapasitas gudang kurang memadai dan ditemukan produk
kadaluwarsa. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berupa rekomendasi
usulan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 11.
Gambar 11. Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit Tahun 2017
e. Pemeriksaan Sarana Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kab/KotaPada tahun 2017, puskemas yang diperiksa 45 sarana (37%) dari 121
puskemas yang ada di DIY. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 sarana
(22%) MK dan 35 puskesmas (78%) TMK. Temuan utama adalah
karena penyimpanan obat/vaksin yang tidak sesuai ketentuan dan
administrasi tidak tertib. Terhadap sarana yang TMK, telah
ditindaklanjuti dengan rekomendasi usul pembinaan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
5 Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan 1 instalasi farmasi
provinsi telah diperiksa dengan hasil semua sarana TMK, karena
kondisi penyimpanan, serta ditemukan produk kadaluwarsa dan tanpa
ijin edar. Terhadap pelanggaran tersebut telah direkomendasikan
usulan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi
setempat.
MK
TMK
diperiksa
0
5
10
RS PemerintahRS Swasta
22
8 8
10 10
Laporan Tahunan 2017
18
d. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 RS yang
terdiri dari 10 RS Pemerintah dan 10 RS Swasta. Dari 20 rumah sakit
yang diperiksa terdapat 4 sarana (20%) MK dan 16 sarana (80%)
TMK, karena administrasi tidak tertib, gudang penyimpanan tidak
memadai, kapasitas gudang kurang memadai dan ditemukan produk
kadaluwarsa. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berupa rekomendasi
usulan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 11.
Gambar 11. Hasil Pemeriksaan Sarana Rumah Sakit Tahun 2017
e. Pemeriksaan Sarana Puskesmas dan Instalasi Farmasi Kab/KotaPada tahun 2017, puskemas yang diperiksa 45 sarana (37%) dari 121
puskemas yang ada di DIY. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 sarana
(22%) MK dan 35 puskesmas (78%) TMK. Temuan utama adalah
karena penyimpanan obat/vaksin yang tidak sesuai ketentuan dan
administrasi tidak tertib. Terhadap sarana yang TMK, telah
ditindaklanjuti dengan rekomendasi usul pembinaan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
5 Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota (IFK) dan 1 instalasi farmasi
provinsi telah diperiksa dengan hasil semua sarana TMK, karena
kondisi penyimpanan, serta ditemukan produk kadaluwarsa dan tanpa
ijin edar. Terhadap pelanggaran tersebut telah direkomendasikan
usulan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi
setempat.
MK
TMK
diperiksa
Laporan Tahunan 2017
19
f. Pemeriksaan Sarana KlinikSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32 klinik
(26%) dari 122 sarana yang ada. Dari 32 sarana yang diperiksa,
terdapat 6 sarana (19%) MK dan 26 sarana (81%) TMK karena
administrasi pengelolaan obat tidak tertib, ijin telah habis masa
berlakunya, penyimpanan tidak sesuai, tidak memiliki tenaga teknis
kefarmasian dan ditemukan produk daluwarsa serta produk tanpa ijin
edar. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 12
Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik
Data lengkap terkait hasil pemeriksaan sarana distribusi sesuai tabel 16terlampir
4. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan PBF
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap sarana distribusi
produk farmasi dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin PBF baik PBF
Pusat maupun PBF Cabang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Pedagang Besar Farmasi.
Pada tahun 2017 telah dilakukan audit Pemenuhan aspek Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap 42 sarana PBF dengan hasil
16 sarana MS dan 26 sarana belum MS. 16 sarana PBF yang MS diberikan
rekomendasi untuk perijinan. Temuan dalam pemenuhan aspek CDOB
sebagian besar adalah terkait dokumen dan belum adanya pemisahan
terhadap area pemasukan dan pengeluaran barang.
B. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan NAPZA meliputi:
MK, 6, 19%
Laporan Tahunan 2017
19
f. Pemeriksaan Sarana KlinikSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32 klinik
(26%) dari 122 sarana yang ada. Dari 32 sarana yang diperiksa,
terdapat 6 sarana (19%) MK dan 26 sarana (81%) TMK karena
administrasi pengelolaan obat tidak tertib, ijin telah habis masa
berlakunya, penyimpanan tidak sesuai, tidak memiliki tenaga teknis
kefarmasian dan ditemukan produk daluwarsa serta produk tanpa ijin
edar. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 12
Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik
Data lengkap terkait hasil pemeriksaan sarana distribusi sesuai tabel 16terlampir
4. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan PBF
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap sarana distribusi
produk farmasi dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin PBF baik PBF
Pusat maupun PBF Cabang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Pedagang Besar Farmasi.
Pada tahun 2017 telah dilakukan audit Pemenuhan aspek Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap 42 sarana PBF dengan hasil
16 sarana MS dan 26 sarana belum MS. 16 sarana PBF yang MS diberikan
rekomendasi untuk perijinan. Temuan dalam pemenuhan aspek CDOB
sebagian besar adalah terkait dokumen dan belum adanya pemisahan
terhadap area pemasukan dan pengeluaran barang.
B. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan NAPZA meliputi:
MK, 6, 19%
adm, 15, 47%
obatTIE5
16%
ijinhabis, 3, 9%ttk, 2, 6%
obatED, 1, 3%
TMK, 26, 81%
Laporan Tahunan 2017
19
f. Pemeriksaan Sarana KlinikSelama tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32 klinik
(26%) dari 122 sarana yang ada. Dari 32 sarana yang diperiksa,
terdapat 6 sarana (19%) MK dan 26 sarana (81%) TMK karena
administrasi pengelolaan obat tidak tertib, ijin telah habis masa
berlakunya, penyimpanan tidak sesuai, tidak memiliki tenaga teknis
kefarmasian dan ditemukan produk daluwarsa serta produk tanpa ijin
edar. Profil hasil pemeriksaan pada gambar 12
Gambar 12. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat di Klinik
Data lengkap terkait hasil pemeriksaan sarana distribusi sesuai tabel 16terlampir
4. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan PBF
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap sarana distribusi
produk farmasi dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin PBF baik PBF
Pusat maupun PBF Cabang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Pedagang Besar Farmasi.
Pada tahun 2017 telah dilakukan audit Pemenuhan aspek Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terhadap 42 sarana PBF dengan hasil
16 sarana MS dan 26 sarana belum MS. 16 sarana PBF yang MS diberikan
rekomendasi untuk perijinan. Temuan dalam pemenuhan aspek CDOB
sebagian besar adalah terkait dokumen dan belum adanya pemisahan
terhadap area pemasukan dan pengeluaran barang.
B. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANNARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan NAPZA meliputi:
Laporan Tahunan 2017
20
1. Pengujian Produk Narkotika dan Psikotropika
Sampel narkotika dan psikotropika yang diuji berasal dari dua
sumber, yaitu dari anggaran DIPA sebanyak 29 sampel dengan hasil 5
sampel (8,62%) TMS dan dari kepolisian sebanyak 78 sampel dengan hasil
pengujian 6 sampel positif narkotika, 29 sampel positif psikotropika, dan 43
sampel positif obat keras yang sering disalahgunakan
2. Pengujian Rokok
BBPOM di Yogyakarta belum memiliki alat untuk pengujian nikotin
dan tar pada rokok, sehingga untuk pengujiannya, rokok yang disampling
BBPOM di Yogyakarta dirujuk ke BBPOM di Surabaya. Sampel yang
dikirimkan sebanyak 4 item dengan hasil semua MS.
3. Pemeriksaan dalam Rangka Pengawasan Narkotika,Psikotropika dan Prekursor (NPP)
Pengawasan sarana distribusi narkotika dan psikotropika meliputi
sarana PBF, Rumah Sakit dan Apotik. Selama tahun 2017 dilaksanakan
terhadap 50 sarana. Dari hasil pemeriksaan, 17 sarana (34%) MK,
sedangkan 33 sarana (66%) TMK karena administrasi pengelolaan yang
tidak tertib dan penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan.
Hasil pemeriksaan sarana secara terperinci adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan sarana PBFDari 12 sarana PBF yang diperiksa sebanyak 5 sarana (42%) TMK
karena administrasi pengelolaan tidak tertib. Tindak lanjut temuan
adalah surat peringatan untuk 2 sarana dan peringatan keras untuk 3
sarana.
b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah sarana Apotek yang diperiksa sebanyak 22 sarana dengan
hasil pemeriksaan 8 sarana (36%) MK, dan 14 sarana (64%) TMK
karena administrasi pengelolaan kurang tertib untuk 12 sarana dan
penyimpanan tidak memenuhi ketentuan untuk 2 sarana.
Terhadap sarana apotek yang TMK ditindaklanjuti berupa
rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk
diberikan peringatan kepada 6 sarana dan peringatan keras kepada 2
sarana.
Laporan Tahunan 2017
20
1. Pengujian Produk Narkotika dan Psikotropika
Sampel narkotika dan psikotropika yang diuji berasal dari dua
sumber, yaitu dari anggaran DIPA sebanyak 29 sampel dengan hasil 5
sampel (8,62%) TMS dan dari kepolisian sebanyak 78 sampel dengan hasil
pengujian 6 sampel positif narkotika, 29 sampel positif psikotropika, dan 43
sampel positif obat keras yang sering disalahgunakan
2. Pengujian Rokok
BBPOM di Yogyakarta belum memiliki alat untuk pengujian nikotin
dan tar pada rokok, sehingga untuk pengujiannya, rokok yang disampling
BBPOM di Yogyakarta dirujuk ke BBPOM di Surabaya. Sampel yang
dikirimkan sebanyak 4 item dengan hasil semua MS.
3. Pemeriksaan dalam Rangka Pengawasan Narkotika,Psikotropika dan Prekursor (NPP)
Pengawasan sarana distribusi narkotika dan psikotropika meliputi
sarana PBF, Rumah Sakit dan Apotik. Selama tahun 2017 dilaksanakan
terhadap 50 sarana. Dari hasil pemeriksaan, 17 sarana (34%) MK,
sedangkan 33 sarana (66%) TMK karena administrasi pengelolaan yang
tidak tertib dan penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan.
Hasil pemeriksaan sarana secara terperinci adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan sarana PBFDari 12 sarana PBF yang diperiksa sebanyak 5 sarana (42%) TMK
karena administrasi pengelolaan tidak tertib. Tindak lanjut temuan
adalah surat peringatan untuk 2 sarana dan peringatan keras untuk 3
sarana.
b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah sarana Apotek yang diperiksa sebanyak 22 sarana dengan
hasil pemeriksaan 8 sarana (36%) MK, dan 14 sarana (64%) TMK
karena administrasi pengelolaan kurang tertib untuk 12 sarana dan
penyimpanan tidak memenuhi ketentuan untuk 2 sarana.
Terhadap sarana apotek yang TMK ditindaklanjuti berupa
rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk
diberikan peringatan kepada 6 sarana dan peringatan keras kepada 2
sarana.
Laporan Tahunan 2017
20
1. Pengujian Produk Narkotika dan Psikotropika
Sampel narkotika dan psikotropika yang diuji berasal dari dua
sumber, yaitu dari anggaran DIPA sebanyak 29 sampel dengan hasil 5
sampel (8,62%) TMS dan dari kepolisian sebanyak 78 sampel dengan hasil
pengujian 6 sampel positif narkotika, 29 sampel positif psikotropika, dan 43
sampel positif obat keras yang sering disalahgunakan
2. Pengujian Rokok
BBPOM di Yogyakarta belum memiliki alat untuk pengujian nikotin
dan tar pada rokok, sehingga untuk pengujiannya, rokok yang disampling
BBPOM di Yogyakarta dirujuk ke BBPOM di Surabaya. Sampel yang
dikirimkan sebanyak 4 item dengan hasil semua MS.
3. Pemeriksaan dalam Rangka Pengawasan Narkotika,Psikotropika dan Prekursor (NPP)
Pengawasan sarana distribusi narkotika dan psikotropika meliputi
sarana PBF, Rumah Sakit dan Apotik. Selama tahun 2017 dilaksanakan
terhadap 50 sarana. Dari hasil pemeriksaan, 17 sarana (34%) MK,
sedangkan 33 sarana (66%) TMK karena administrasi pengelolaan yang
tidak tertib dan penyimpanan yang tidak memenuhi ketentuan.
Hasil pemeriksaan sarana secara terperinci adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan sarana PBFDari 12 sarana PBF yang diperiksa sebanyak 5 sarana (42%) TMK
karena administrasi pengelolaan tidak tertib. Tindak lanjut temuan
adalah surat peringatan untuk 2 sarana dan peringatan keras untuk 3
sarana.
b. Pemeriksaan Sarana ApotekJumlah sarana Apotek yang diperiksa sebanyak 22 sarana dengan
hasil pemeriksaan 8 sarana (36%) MK, dan 14 sarana (64%) TMK
karena administrasi pengelolaan kurang tertib untuk 12 sarana dan
penyimpanan tidak memenuhi ketentuan untuk 2 sarana.
Terhadap sarana apotek yang TMK ditindaklanjuti berupa
rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk
diberikan peringatan kepada 6 sarana dan peringatan keras kepada 2
sarana.
Laporan Tahunan 2017
21
c. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitJumlah sarana rumah sakit yang diperiksa sebanyak 16 sarana
dengan hasil pemeriksaan 2 sarana MK dan 14 sarana TMK karena
pengelolaan administrasi tidak tertib.
Terhadap sarana rumah sakit yang TMK telah ditindaklanjuti berupa
rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk
diberikan peringatan kepada 3 sarana dan peringatan keras kepada
11 sarana.
Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika
Cakupan pengawasan sarana distribusi obat, narkotik dan psikotropika
adalah sebesar 35 % dihitung dari jumlah sarana yang ada sebanyak
1001 dan sarana yang diperiksa sebanyak 353. Data selengkapnya
sesuai tabel 16 terlampir.
C. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANSUPLEMEN KESEHATAN
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk komplemen meliputi :
1. Pengujian Suplemen Kesehatan
Selama tahun 2017 telah dilakukan pengambilan sampel dan
pengujian laboratorium terhadap produk komplemen sejumlah 190
sampel, dengan hasil uji sebanyak 187 sampel (98,4%) MS dan 3 sampel
(1,6%) TMS pemerian dan penetapan kadar kofein. Profil hasil pengujian
sampel suplemen kesehatan dapat dilihat pada gambar 14
PBF
Laporan Tahunan 2017
21
c. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitJumlah sarana rumah sakit yang diperiksa sebanyak 16 sarana
dengan hasil pemeriksaan 2 sarana MK dan 14 sarana TMK karena
pengelolaan administrasi tidak tertib.
Terhadap sarana rumah sakit yang TMK telah ditindaklanjuti berupa
rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk
diberikan peringatan kepada 3 sarana dan peringatan keras kepada
11 sarana.
Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika
Cakupan pengawasan sarana distribusi obat, narkotik dan psikotropika
adalah sebesar 35 % dihitung dari jumlah sarana yang ada sebanyak
1001 dan sarana yang diperiksa sebanyak 353. Data selengkapnya
sesuai tabel 16 terlampir.
C. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANSUPLEMEN KESEHATAN
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk komplemen meliputi :
1. Pengujian Suplemen Kesehatan
Selama tahun 2017 telah dilakukan pengambilan sampel dan
pengujian laboratorium terhadap produk komplemen sejumlah 190
sampel, dengan hasil uji sebanyak 187 sampel (98,4%) MS dan 3 sampel
(1,6%) TMS pemerian dan penetapan kadar kofein. Profil hasil pengujian
sampel suplemen kesehatan dapat dilihat pada gambar 14
MK
TMK
diperiksa
PBFApotek
Rumah Sakit
78
2
5
14 14
12
2216
Laporan Tahunan 2017
21
c. Pemeriksaan Sarana Rumah SakitJumlah sarana rumah sakit yang diperiksa sebanyak 16 sarana
dengan hasil pemeriksaan 2 sarana MK dan 14 sarana TMK karena
pengelolaan administrasi tidak tertib.
Terhadap sarana rumah sakit yang TMK telah ditindaklanjuti berupa
rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk
diberikan peringatan kepada 3 sarana dan peringatan keras kepada
11 sarana.
Gambar 13. Profil Hasil Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika
Cakupan pengawasan sarana distribusi obat, narkotik dan psikotropika
adalah sebesar 35 % dihitung dari jumlah sarana yang ada sebanyak
1001 dan sarana yang diperiksa sebanyak 353. Data selengkapnya
sesuai tabel 16 terlampir.
C. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANSUPLEMEN KESEHATAN
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan produk komplemen meliputi :
1. Pengujian Suplemen Kesehatan
Selama tahun 2017 telah dilakukan pengambilan sampel dan
pengujian laboratorium terhadap produk komplemen sejumlah 190
sampel, dengan hasil uji sebanyak 187 sampel (98,4%) MS dan 3 sampel
(1,6%) TMS pemerian dan penetapan kadar kofein. Profil hasil pengujian
sampel suplemen kesehatan dapat dilihat pada gambar 14
TMK
diperiksa
Laporan Tahunan 2017
22
Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan
Dalam pengujian produk komplemen secara umum terbagi menjadi dua
yaitu pengujian berdasarkan klaim khasiat dan berdasarkan komposisi.
Produk sesuai klaim khasiat terdiri dari klaim khasiat stamina, pelangsing,
rematik dan nafsu makan. Sedangkan berdasarkan komposisi biasanya
dilakukan untuk sampel dengan kategori vitamin tunggal, multivitamin dan
energy drink.
Tahun 2017 telah dilakukan pengujian parameter baru antara lain :
1. Penetapan kadar vitamin B12 terhadap suplemen kesehatan
2. Identifikasi clenbuterol pada sampel kesehatan dengan klaim
fitness/gym.
3. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada sampel yang
mengandung glukosamin.
2. Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan
Telah dilakukan pemeriksaan setempat terhadap sarana distribusi
produk komplemen pada tahun 2017 sebanyak 10 sarana sesuai dengan
jumlah yang ditargetkan. Aspek yang diperiksa meliputi klasifikasi,
administrasi, penyimpanan dan legalitas produk yang dijual dengan hasil
pemeriksaan 6 sarana (60%) MK dan 4 sarana (40%) TMK.
D. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBATTRADISIONAL
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan obat tradisional meliputi:
1. Pengujian Obat Tradisional (OT)
Dalam rangka pengawasan mutu OT yang beredar, selama tahun
2017 telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap 594 sampel OT
Laporan Tahunan 2017
22
Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan
Dalam pengujian produk komplemen secara umum terbagi menjadi dua
yaitu pengujian berdasarkan klaim khasiat dan berdasarkan komposisi.
Produk sesuai klaim khasiat terdiri dari klaim khasiat stamina, pelangsing,
rematik dan nafsu makan. Sedangkan berdasarkan komposisi biasanya
dilakukan untuk sampel dengan kategori vitamin tunggal, multivitamin dan
energy drink.
Tahun 2017 telah dilakukan pengujian parameter baru antara lain :
1. Penetapan kadar vitamin B12 terhadap suplemen kesehatan
2. Identifikasi clenbuterol pada sampel kesehatan dengan klaim
fitness/gym.
3. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada sampel yang
mengandung glukosamin.
2. Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan
Telah dilakukan pemeriksaan setempat terhadap sarana distribusi
produk komplemen pada tahun 2017 sebanyak 10 sarana sesuai dengan
jumlah yang ditargetkan. Aspek yang diperiksa meliputi klasifikasi,
administrasi, penyimpanan dan legalitas produk yang dijual dengan hasil
pemeriksaan 6 sarana (60%) MK dan 4 sarana (40%) TMK.
D. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBATTRADISIONAL
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan obat tradisional meliputi:
1. Pengujian Obat Tradisional (OT)
Dalam rangka pengawasan mutu OT yang beredar, selama tahun
2017 telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap 594 sampel OT
MS;98,40%
TMS; 1,60%
Laporan Tahunan 2017
22
Gambar 14. Profil Hasil Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan
Dalam pengujian produk komplemen secara umum terbagi menjadi dua
yaitu pengujian berdasarkan klaim khasiat dan berdasarkan komposisi.
Produk sesuai klaim khasiat terdiri dari klaim khasiat stamina, pelangsing,
rematik dan nafsu makan. Sedangkan berdasarkan komposisi biasanya
dilakukan untuk sampel dengan kategori vitamin tunggal, multivitamin dan
energy drink.
Tahun 2017 telah dilakukan pengujian parameter baru antara lain :
1. Penetapan kadar vitamin B12 terhadap suplemen kesehatan
2. Identifikasi clenbuterol pada sampel kesehatan dengan klaim
fitness/gym.
3. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada sampel yang
mengandung glukosamin.
2. Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan
Telah dilakukan pemeriksaan setempat terhadap sarana distribusi
produk komplemen pada tahun 2017 sebanyak 10 sarana sesuai dengan
jumlah yang ditargetkan. Aspek yang diperiksa meliputi klasifikasi,
administrasi, penyimpanan dan legalitas produk yang dijual dengan hasil
pemeriksaan 6 sarana (60%) MK dan 4 sarana (40%) TMK.
D. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBATTRADISIONAL
Kegiatan pengawasan yang dilakukan BBPOM di Yogyakarta
terhadap mutu keamanan dan kemanfaatan obat tradisional meliputi:
1. Pengujian Obat Tradisional (OT)
Dalam rangka pengawasan mutu OT yang beredar, selama tahun
2017 telah dilakukan pengujian laboratorium terhadap 594 sampel OT
TMS; 1,60%
MS
TMS
Laporan Tahunan 2017
23
terdiri dari 572 sampel rutin, 11 sampel kasus penyidikan, dan 11 sampel
pihak ketiga. Dari hasil pengujian menunjukan 129 sampel (22%) TMS
untuk parameter uji kimia dan atau parameter uji mikrobiologi. Profil hasil
pengujian sampel OT dan rincian yang TMS, ditampilkan berturut-turut
pada gambar 15 dan 16.
Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT
Rincian sampel TMS yaitu sejumlah 29 sampel TMS parameter uji kimia, 3
sampel TMS parameter uji kimia dan mikrobiologi dan 96 sampel TMS uji
mikrobiologi.
Gambar 16. Profil Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat
Jenis parameter uji kimia yang TMS terdiri dari parameter farmasetik
(kadar air 6 sampel, keseragaman bobot 2 sampel), etanol melebihi kadar
sejumlah 1 sampel, positif mengandung metanol 1 sample dan
mengandung bahan kimia obat sejumlah 9 sampel.
911
01020304050607080
Laporan Tahunan 2017
23
terdiri dari 572 sampel rutin, 11 sampel kasus penyidikan, dan 11 sampel
pihak ketiga. Dari hasil pengujian menunjukan 129 sampel (22%) TMS
untuk parameter uji kimia dan atau parameter uji mikrobiologi. Profil hasil
pengujian sampel OT dan rincian yang TMS, ditampilkan berturut-turut
pada gambar 15 dan 16.
Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT
Rincian sampel TMS yaitu sejumlah 29 sampel TMS parameter uji kimia, 3
sampel TMS parameter uji kimia dan mikrobiologi dan 96 sampel TMS uji
mikrobiologi.
Gambar 16. Profil Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat
Jenis parameter uji kimia yang TMS terdiri dari parameter farmasetik
(kadar air 6 sampel, keseragaman bobot 2 sampel), etanol melebihi kadar
sejumlah 1 sampel, positif mengandung metanol 1 sample dan
mengandung bahan kimia obat sejumlah 9 sampel.
9 6 2 2 3
67
22511
SWASTA PENYIDIKAN RUTIN
Laporan Tahunan 2017
23
terdiri dari 572 sampel rutin, 11 sampel kasus penyidikan, dan 11 sampel
pihak ketiga. Dari hasil pengujian menunjukan 129 sampel (22%) TMS
untuk parameter uji kimia dan atau parameter uji mikrobiologi. Profil hasil
pengujian sampel OT dan rincian yang TMS, ditampilkan berturut-turut
pada gambar 15 dan 16.
Gambar 15. Profil Hasil Pengujian Sampel OT
Rincian sampel TMS yaitu sejumlah 29 sampel TMS parameter uji kimia, 3
sampel TMS parameter uji kimia dan mikrobiologi dan 96 sampel TMS uji
mikrobiologi.
Gambar 16. Profil Hasil Pengujian OT Tidak Memenuhi Syarat
Jenis parameter uji kimia yang TMS terdiri dari parameter farmasetik
(kadar air 6 sampel, keseragaman bobot 2 sampel), etanol melebihi kadar
sejumlah 1 sampel, positif mengandung metanol 1 sample dan
mengandung bahan kimia obat sejumlah 9 sampel.
1 1
Laporan Tahunan 2017
24
Terdapat 3 sampel yang TMS mikrobiologi (ALT) dan kadar air.
Sedangkan parameter mikrobiologi yang TMS adalah ALT sejumlah 67
sampel, AKK 2 sampel, ALT-AKK 25 sampel, E coli 1 sampel dan
Pseudomonas aeruginosa 1 sampel.
Jenis kategori sampel yang TMS mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO) berjumlah 20 sampel terdiri dari jamu dengan klaim indikasi stamina
sejumlah 9, Pelangsing 2 dan jamu dengan klaim khasiat analgetik/rematik
sejumlah 9 sampel. Dari jumlah sampel yang TMS tersebut ditemukan
sebanyak 24 jenis BKO.
Untuk OT dengan klaim khasiat analgetik, BKO yang dikandung
adalah Indometasin, Kofein, Fenilbutason, Parasetamol, Diklofenak dan
Deksametason. Klaim khasiat stamina BKO yang dikandung adalah
Kofein, Sildenafil, turunan sildenafil (Propoksi fenil hidroksihomosildenafil,
Thiodimetilsildenafil). Sedangkan untuk pelangsing BKO yang dikandung
adalah kafein.
Trend BKO dalam OT TMS masih seperti tahun sebelumnya yaitu
kofein, sildenafil dan fenilbutason. (Tabel 20 terlampir)
Terdapat satu sampel klaim stamina yang mengandung 2 turunan
sildenafil yaitu Propoksi fenil hidroksihomosildenafil dan
Thiodimetilsildenafil berdasarkan hasil dari uji rujuk ke PPOMN.
Ditahun 2017 laboratorium OT telah mampu melakukan pengujian
parameter baru yang diwajibkan sesuai prioritasi sampling tahun 2017
yaitu:
1. Identifikasi turunan sildenafil dan bahan kimia yang diduga dalam jamu
klaim khasiat stamina secara LC-MS/MS. Bahan kimia tersebut
diantaranya sildenafil sitrat, tadalafil, vardenafil HCl,yohimbin,
metiltestosteron, aminotadalafil, norasetildenafil, tiosildenafil,
tiodimetilsildenafil, hidroksihomosildenafil, hidroksitiohomosildenafil, dan
propoksifenilhidroksihomo sildenafil
2. Penetapan kadar vitamin B12 secara LC/MSMS pada sediaan
multivitamin
3. Identifikasi clenbuterol secara LC-MS/MS dalam suplemen kesehatan
klain fitnes/gym
4. Identifikasi dan penetapan Kadar cemaran logam berat (Pb dan Cd)
pada obat tradisional
Laporan Tahunan 2017
24
Terdapat 3 sampel yang TMS mikrobiologi (ALT) dan kadar air.
Sedangkan parameter mikrobiologi yang TMS adalah ALT sejumlah 67
sampel, AKK 2 sampel, ALT-AKK 25 sampel, E coli 1 sampel dan
Pseudomonas aeruginosa 1 sampel.
Jenis kategori sampel yang TMS mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO) berjumlah 20 sampel terdiri dari jamu dengan klaim indikasi stamina
sejumlah 9, Pelangsing 2 dan jamu dengan klaim khasiat analgetik/rematik
sejumlah 9 sampel. Dari jumlah sampel yang TMS tersebut ditemukan
sebanyak 24 jenis BKO.
Untuk OT dengan klaim khasiat analgetik, BKO yang dikandung
adalah Indometasin, Kofein, Fenilbutason, Parasetamol, Diklofenak dan
Deksametason. Klaim khasiat stamina BKO yang dikandung adalah
Kofein, Sildenafil, turunan sildenafil (Propoksi fenil hidroksihomosildenafil,
Thiodimetilsildenafil). Sedangkan untuk pelangsing BKO yang dikandung
adalah kafein.
Trend BKO dalam OT TMS masih seperti tahun sebelumnya yaitu
kofein, sildenafil dan fenilbutason. (Tabel 20 terlampir)
Terdapat satu sampel klaim stamina yang mengandung 2 turunan
sildenafil yaitu Propoksi fenil hidroksihomosildenafil dan
Thiodimetilsildenafil berdasarkan hasil dari uji rujuk ke PPOMN.
Ditahun 2017 laboratorium OT telah mampu melakukan pengujian
parameter baru yang diwajibkan sesuai prioritasi sampling tahun 2017
yaitu:
1. Identifikasi turunan sildenafil dan bahan kimia yang diduga dalam jamu
klaim khasiat stamina secara LC-MS/MS. Bahan kimia tersebut
diantaranya sildenafil sitrat, tadalafil, vardenafil HCl,yohimbin,
metiltestosteron, aminotadalafil, norasetildenafil, tiosildenafil,
tiodimetilsildenafil, hidroksihomosildenafil, hidroksitiohomosildenafil, dan
propoksifenilhidroksihomo sildenafil
2. Penetapan kadar vitamin B12 secara LC/MSMS pada sediaan
multivitamin
3. Identifikasi clenbuterol secara LC-MS/MS dalam suplemen kesehatan
klain fitnes/gym
4. Identifikasi dan penetapan Kadar cemaran logam berat (Pb dan Cd)
pada obat tradisional
Laporan Tahunan 2017
24
Terdapat 3 sampel yang TMS mikrobiologi (ALT) dan kadar air.
Sedangkan parameter mikrobiologi yang TMS adalah ALT sejumlah 67
sampel, AKK 2 sampel, ALT-AKK 25 sampel, E coli 1 sampel dan
Pseudomonas aeruginosa 1 sampel.
Jenis kategori sampel yang TMS mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO) berjumlah 20 sampel terdiri dari jamu dengan klaim indikasi stamina
sejumlah 9, Pelangsing 2 dan jamu dengan klaim khasiat analgetik/rematik
sejumlah 9 sampel. Dari jumlah sampel yang TMS tersebut ditemukan
sebanyak 24 jenis BKO.
Untuk OT dengan klaim khasiat analgetik, BKO yang dikandung
adalah Indometasin, Kofein, Fenilbutason, Parasetamol, Diklofenak dan
Deksametason. Klaim khasiat stamina BKO yang dikandung adalah
Kofein, Sildenafil, turunan sildenafil (Propoksi fenil hidroksihomosildenafil,
Thiodimetilsildenafil). Sedangkan untuk pelangsing BKO yang dikandung
adalah kafein.
Trend BKO dalam OT TMS masih seperti tahun sebelumnya yaitu
kofein, sildenafil dan fenilbutason. (Tabel 20 terlampir)
Terdapat satu sampel klaim stamina yang mengandung 2 turunan
sildenafil yaitu Propoksi fenil hidroksihomosildenafil dan
Thiodimetilsildenafil berdasarkan hasil dari uji rujuk ke PPOMN.
Ditahun 2017 laboratorium OT telah mampu melakukan pengujian
parameter baru yang diwajibkan sesuai prioritasi sampling tahun 2017
yaitu:
1. Identifikasi turunan sildenafil dan bahan kimia yang diduga dalam jamu
klaim khasiat stamina secara LC-MS/MS. Bahan kimia tersebut
diantaranya sildenafil sitrat, tadalafil, vardenafil HCl,yohimbin,
metiltestosteron, aminotadalafil, norasetildenafil, tiosildenafil,
tiodimetilsildenafil, hidroksihomosildenafil, hidroksitiohomosildenafil, dan
propoksifenilhidroksihomo sildenafil
2. Penetapan kadar vitamin B12 secara LC/MSMS pada sediaan
multivitamin
3. Identifikasi clenbuterol secara LC-MS/MS dalam suplemen kesehatan
klain fitnes/gym
4. Identifikasi dan penetapan Kadar cemaran logam berat (Pb dan Cd)
pada obat tradisional
Laporan Tahunan 2017
25
5. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada suplemen kesehatan
dengan komposisi glukosamin
2. Pemeriksaan Sarana Produksi OT
Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan penerapan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), pada tahun 2017 telah
dilakukan pemeriksaan terhadap 30 sarana (100% dari jumlah sarana
total). Hasil inspeksi menunjukkan bahwa hanya 6 sarana UKOT/UMOT
(20%) telah MK sedangkan 24 sarana (80%) TMK. Terhadap semua
pelanggaran telah dilakukan tindak lanjut berupa Surat Peringatan.
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi OT
Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Distribusi Obat
Tradisional yang Baik , pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 92 sarana (42%) dari 217 sarana yang yang ada. Hasil
pemeriksaan menunjukkan terdapat 49 sarana (53%) MK dan 43 sarana
(47%) TMK karena melakukan distribusi OT tanpa ijin edar (15 sarana)
dan mengandung BKO (28 sarana). Terhadap pelanggaran tersebut telah
dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk dan pemberian sanksi
berupa Surat Peringatan. Profil hasil hasil pemeriksaan sarana distribusi
obat tradisional ditampilkan pada gambar 17.
Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT
4. Pemeriksaan Usaha Kecil Menengah (UKM) PengrajinJamu Gendong dan Racikan
Pada tahun anggaran 2017 dilakukan pemeriksaan UKM Pengrajin Jamu
Gendong dan Racikan. Mengingat jamu gendong dan jamu racikan
merupakan produk yang tidak wajib daftar, pemeriksaan dilakukan
terhadap pemenuhan keamanan produk dengan menekankan ada
MK49
53%
Laporan Tahunan 2017
25
5. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada suplemen kesehatan
dengan komposisi glukosamin
2. Pemeriksaan Sarana Produksi OT
Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan penerapan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), pada tahun 2017 telah
dilakukan pemeriksaan terhadap 30 sarana (100% dari jumlah sarana
total). Hasil inspeksi menunjukkan bahwa hanya 6 sarana UKOT/UMOT
(20%) telah MK sedangkan 24 sarana (80%) TMK. Terhadap semua
pelanggaran telah dilakukan tindak lanjut berupa Surat Peringatan.
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi OT
Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Distribusi Obat
Tradisional yang Baik , pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 92 sarana (42%) dari 217 sarana yang yang ada. Hasil
pemeriksaan menunjukkan terdapat 49 sarana (53%) MK dan 43 sarana
(47%) TMK karena melakukan distribusi OT tanpa ijin edar (15 sarana)
dan mengandung BKO (28 sarana). Terhadap pelanggaran tersebut telah
dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk dan pemberian sanksi
berupa Surat Peringatan. Profil hasil hasil pemeriksaan sarana distribusi
obat tradisional ditampilkan pada gambar 17.
Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT
4. Pemeriksaan Usaha Kecil Menengah (UKM) PengrajinJamu Gendong dan Racikan
Pada tahun anggaran 2017 dilakukan pemeriksaan UKM Pengrajin Jamu
Gendong dan Racikan. Mengingat jamu gendong dan jamu racikan
merupakan produk yang tidak wajib daftar, pemeriksaan dilakukan
terhadap pemenuhan keamanan produk dengan menekankan ada
MK49
53%
BKO28
31% TIE15
16%
TMK43
48%
Laporan Tahunan 2017
25
5. Identifikasi dan penetapan kadar glukosamin pada suplemen kesehatan
dengan komposisi glukosamin
2. Pemeriksaan Sarana Produksi OT
Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan penerapan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), pada tahun 2017 telah
dilakukan pemeriksaan terhadap 30 sarana (100% dari jumlah sarana
total). Hasil inspeksi menunjukkan bahwa hanya 6 sarana UKOT/UMOT
(20%) telah MK sedangkan 24 sarana (80%) TMK. Terhadap semua
pelanggaran telah dilakukan tindak lanjut berupa Surat Peringatan.
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi OT
Dalam rangka pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Distribusi Obat
Tradisional yang Baik , pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 92 sarana (42%) dari 217 sarana yang yang ada. Hasil
pemeriksaan menunjukkan terdapat 49 sarana (53%) MK dan 43 sarana
(47%) TMK karena melakukan distribusi OT tanpa ijin edar (15 sarana)
dan mengandung BKO (28 sarana). Terhadap pelanggaran tersebut telah
dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk dan pemberian sanksi
berupa Surat Peringatan. Profil hasil hasil pemeriksaan sarana distribusi
obat tradisional ditampilkan pada gambar 17.
Gambar 17. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi OT
4. Pemeriksaan Usaha Kecil Menengah (UKM) PengrajinJamu Gendong dan Racikan
Pada tahun anggaran 2017 dilakukan pemeriksaan UKM Pengrajin Jamu
Gendong dan Racikan. Mengingat jamu gendong dan jamu racikan
merupakan produk yang tidak wajib daftar, pemeriksaan dilakukan
terhadap pemenuhan keamanan produk dengan menekankan ada
Laporan Tahunan 2017
26
aspek pemenuhan higiene dan sanitasi dalam pembuatan jamu maupun
terhadap penggunaan jamu/OT yang dilarang (jamu mengandung BKO
maupun jamu yang tidak terdaftar). Telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 36 Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan. Hasil penilaian
100% MK. Profil pemeriksaan UKOT/UMOT dan pengrajin jamu gendong
seperti pada gambar 18.
Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu Gendong
5. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan Usaha Kecil OT (UKOT)
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Usaha Kecil Obat
Tradisional (UKOT) dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin sesuai
Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan
Usaha Obat Tradisional.
Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 5 sarana UKOT
dengan hasil sebanyak 1 sarana MS dan 4 sarana belum MS. Terhadap
sarana yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk izin usaha UKOT
kepada Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY yang
mendapatkan kewenangan dari Gubernur untuk mengeluarkan Izin UKOT.
Aspek yang menjadi temuan adalah 3 aspek dokumen, 2 aspek sanitasi
dan higiene serta 1 aspek bangunan dan fasilitas.
Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB sarana UKOT dalam RangkaPemberian Rekomendasi Izin Usaha
Laporan Tahunan 2017
26
aspek pemenuhan higiene dan sanitasi dalam pembuatan jamu maupun
terhadap penggunaan jamu/OT yang dilarang (jamu mengandung BKO
maupun jamu yang tidak terdaftar). Telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 36 Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan. Hasil penilaian
100% MK. Profil pemeriksaan UKOT/UMOT dan pengrajin jamu gendong
seperti pada gambar 18.
Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu Gendong
5. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan Usaha Kecil OT (UKOT)
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Usaha Kecil Obat
Tradisional (UKOT) dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin sesuai
Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan
Usaha Obat Tradisional.
Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 5 sarana UKOT
dengan hasil sebanyak 1 sarana MS dan 4 sarana belum MS. Terhadap
sarana yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk izin usaha UKOT
kepada Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY yang
mendapatkan kewenangan dari Gubernur untuk mengeluarkan Izin UKOT.
Aspek yang menjadi temuan adalah 3 aspek dokumen, 2 aspek sanitasi
dan higiene serta 1 aspek bangunan dan fasilitas.
Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB sarana UKOT dalam RangkaPemberian Rekomendasi Izin Usaha
TMK
MK
diperiksa
UKOT/UMOTJAMU GENDONG
24
0
636
30
36
1
4
Laporan Tahunan 2017
26
aspek pemenuhan higiene dan sanitasi dalam pembuatan jamu maupun
terhadap penggunaan jamu/OT yang dilarang (jamu mengandung BKO
maupun jamu yang tidak terdaftar). Telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 36 Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan. Hasil penilaian
100% MK. Profil pemeriksaan UKOT/UMOT dan pengrajin jamu gendong
seperti pada gambar 18.
Gambar 18. Hasil Pemeriksaan UKOT/UMOT dan Pengrajin Jamu Gendong
5. Audit Sarana dalam Rangka Perijinan Usaha Kecil OT (UKOT)
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Usaha Kecil Obat
Tradisional (UKOT) dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin sesuai
Peraturan Manteri Kesehatan RI No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan
Usaha Obat Tradisional.
Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 5 sarana UKOT
dengan hasil sebanyak 1 sarana MS dan 4 sarana belum MS. Terhadap
sarana yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk izin usaha UKOT
kepada Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY yang
mendapatkan kewenangan dari Gubernur untuk mengeluarkan Izin UKOT.
Aspek yang menjadi temuan adalah 3 aspek dokumen, 2 aspek sanitasi
dan higiene serta 1 aspek bangunan dan fasilitas.
Gambar 19. Profil Pemenuhan CPOTB sarana UKOT dalam RangkaPemberian Rekomendasi Izin Usaha
diperiksa
MS
TMS
Laporan Tahunan 2017
27
E. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANKOSMETIK
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan
keamanan produk kosmetika meliputi :
1. Pengujian Kosmetik
Dalam rangka pengawasan mutu produk kosmetika yang beredar di
DIY telah dilakukan pengujian terhadap 1156 sampel kosmetika yang terdiri
dari 1142 sampel rutin dan 14 sampel kasus penyidikan. Dari 1142 sampel
rutin, sejumlah 802 sampel dilakukan uji mikrobiologi. Jumlah parameter uji
untuk produk kosmetik adalah 14870 yang terdiri dari 10860 parameter uji
kimia dan 4010 parameter uji mikrobiologi.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa 14 sampel (1,21
%) TMS untuk parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi. Profil
hasil pengujian produk kosmetik seperti gambar 20.
Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika
Dari 14 sampel TMS tersebut terdapat 4 sampel mengandung bahan
berbahaya ( 2 sampel TMS Merah K3, 2 sampel TMS Raksa sesuai tabel
22 terlampir), 1 sampel TMS Metanol, 1 sampel TMS Oktilmetoksisinamat,
4 sampel TMS Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir, 3 sampel
TMS Angka Lempeng Total dan 1 sampel TMS Angka Kapang Khamir.
Tahun 2017 laboratorium kosmetika menambah 12 parameter uji baru yaitu
penetapan kadar camphor, menthol, fluoride cadmium, dan arsen,
identifikasi difenhidramin HCl, dioksan, kloroform, triklosan, dietilenglikol,
camphor, dan menthol
Laporan Tahunan 2017
27
E. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANKOSMETIK
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan
keamanan produk kosmetika meliputi :
1. Pengujian Kosmetik
Dalam rangka pengawasan mutu produk kosmetika yang beredar di
DIY telah dilakukan pengujian terhadap 1156 sampel kosmetika yang terdiri
dari 1142 sampel rutin dan 14 sampel kasus penyidikan. Dari 1142 sampel
rutin, sejumlah 802 sampel dilakukan uji mikrobiologi. Jumlah parameter uji
untuk produk kosmetik adalah 14870 yang terdiri dari 10860 parameter uji
kimia dan 4010 parameter uji mikrobiologi.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa 14 sampel (1,21
%) TMS untuk parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi. Profil
hasil pengujian produk kosmetik seperti gambar 20.
Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika
Dari 14 sampel TMS tersebut terdapat 4 sampel mengandung bahan
berbahaya ( 2 sampel TMS Merah K3, 2 sampel TMS Raksa sesuai tabel
22 terlampir), 1 sampel TMS Metanol, 1 sampel TMS Oktilmetoksisinamat,
4 sampel TMS Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir, 3 sampel
TMS Angka Lempeng Total dan 1 sampel TMS Angka Kapang Khamir.
Tahun 2017 laboratorium kosmetika menambah 12 parameter uji baru yaitu
penetapan kadar camphor, menthol, fluoride cadmium, dan arsen,
identifikasi difenhidramin HCl, dioksan, kloroform, triklosan, dietilenglikol,
camphor, dan menthol
Laporan Tahunan 2017
27
E. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATANKOSMETIK
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan
keamanan produk kosmetika meliputi :
1. Pengujian Kosmetik
Dalam rangka pengawasan mutu produk kosmetika yang beredar di
DIY telah dilakukan pengujian terhadap 1156 sampel kosmetika yang terdiri
dari 1142 sampel rutin dan 14 sampel kasus penyidikan. Dari 1142 sampel
rutin, sejumlah 802 sampel dilakukan uji mikrobiologi. Jumlah parameter uji
untuk produk kosmetik adalah 14870 yang terdiri dari 10860 parameter uji
kimia dan 4010 parameter uji mikrobiologi.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa 14 sampel (1,21
%) TMS untuk parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi. Profil
hasil pengujian produk kosmetik seperti gambar 20.
Gambar 20. Profil Hasil Pengujian Kosmetika
Dari 14 sampel TMS tersebut terdapat 4 sampel mengandung bahan
berbahaya ( 2 sampel TMS Merah K3, 2 sampel TMS Raksa sesuai tabel
22 terlampir), 1 sampel TMS Metanol, 1 sampel TMS Oktilmetoksisinamat,
4 sampel TMS Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir, 3 sampel
TMS Angka Lempeng Total dan 1 sampel TMS Angka Kapang Khamir.
Tahun 2017 laboratorium kosmetika menambah 12 parameter uji baru yaitu
penetapan kadar camphor, menthol, fluoride cadmium, dan arsen,
identifikasi difenhidramin HCl, dioksan, kloroform, triklosan, dietilenglikol,
camphor, dan menthol
Laporan Tahunan 2017
28
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetik
Total sarana produksi kosmetik yang ada di DIY sebanyak 10
sarana. Tahun 2017 seluruh sarana telah dilakukan pemeriksaan dalam
rangka pemeriksaan penerapan CPKB dan notifikasi kosmetik. Hasil
pemeriksaan menunjukkan 1 sarana (10%) MK dan 9 sarana (90%) TMK.
Jenis pelanggaran yang dilakukan antara lain belum konsisten
dalam menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).
Terhadap sarana produksi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan
melaporkan ke Badan POM untuk Industri kosmetik gol A (7 sarana) dan
langsung diberikan peringatan untuk Industri kosmetik gol B (2 sarana).
Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik seperti gambar 21.
Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik
Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dilakukan untuk memantau
kondisi penyimpanan dan legalitas produk yang didistribusikan. Selama
tahun 2017 telah diperiksa 142 sarana (21%) dari sarana yang ada.
Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 105 sarana (74%) MK
dan 37 sarana (26%) TMK. Pelanggaran yang dilakukan yaitu 35 sarana
mendistribusikan kosmetika tanpa ijin edar dan 2 sarana mengedarkan
kosmetik mengandung bahan dilarang. Terhadap temuan tersebut telah
dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk oleh pemilik dan
sanksi peringatan. Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik
seperti gambar 22.
Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika
Laporan Tahunan 2017
28
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetik
Total sarana produksi kosmetik yang ada di DIY sebanyak 10
sarana. Tahun 2017 seluruh sarana telah dilakukan pemeriksaan dalam
rangka pemeriksaan penerapan CPKB dan notifikasi kosmetik. Hasil
pemeriksaan menunjukkan 1 sarana (10%) MK dan 9 sarana (90%) TMK.
Jenis pelanggaran yang dilakukan antara lain belum konsisten
dalam menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).
Terhadap sarana produksi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan
melaporkan ke Badan POM untuk Industri kosmetik gol A (7 sarana) dan
langsung diberikan peringatan untuk Industri kosmetik gol B (2 sarana).
Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik seperti gambar 21.
Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik
Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dilakukan untuk memantau
kondisi penyimpanan dan legalitas produk yang didistribusikan. Selama
tahun 2017 telah diperiksa 142 sarana (21%) dari sarana yang ada.
Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 105 sarana (74%) MK
dan 37 sarana (26%) TMK. Pelanggaran yang dilakukan yaitu 35 sarana
mendistribusikan kosmetika tanpa ijin edar dan 2 sarana mengedarkan
kosmetik mengandung bahan dilarang. Terhadap temuan tersebut telah
dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk oleh pemilik dan
sanksi peringatan. Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik
seperti gambar 22.
Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika
MK, 1, 10%
peringatan; 2;20%
laporBPOM, 7,
70%
TMK, 9,90%
MK10574%
TIE, 35, 25%
BhnDilarang,
2, 1%
TMK37
26%
Laporan Tahunan 2017
28
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetik
Total sarana produksi kosmetik yang ada di DIY sebanyak 10
sarana. Tahun 2017 seluruh sarana telah dilakukan pemeriksaan dalam
rangka pemeriksaan penerapan CPKB dan notifikasi kosmetik. Hasil
pemeriksaan menunjukkan 1 sarana (10%) MK dan 9 sarana (90%) TMK.
Jenis pelanggaran yang dilakukan antara lain belum konsisten
dalam menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).
Terhadap sarana produksi tersebut telah dilakukan tindak lanjut dengan
melaporkan ke Badan POM untuk Industri kosmetik gol A (7 sarana) dan
langsung diberikan peringatan untuk Industri kosmetik gol B (2 sarana).
Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik seperti gambar 21.
Gambar 21. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Kosmetika
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik
Pemeriksaan sarana distribusi kosmetik dilakukan untuk memantau
kondisi penyimpanan dan legalitas produk yang didistribusikan. Selama
tahun 2017 telah diperiksa 142 sarana (21%) dari sarana yang ada.
Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 105 sarana (74%) MK
dan 37 sarana (26%) TMK. Pelanggaran yang dilakukan yaitu 35 sarana
mendistribusikan kosmetika tanpa ijin edar dan 2 sarana mengedarkan
kosmetik mengandung bahan dilarang. Terhadap temuan tersebut telah
dilakukan tindak lanjut berupa pemusnahan produk oleh pemilik dan
sanksi peringatan. Profil hasil pemeriksaan sarana produksi kosmetik
seperti gambar 22.
Gambar 22. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika
BhnDilarang,
2, 1%
Laporan Tahunan 2017
29
4. Penerbitan Surat Keterangan Ekspor/Surat Keterangan Impor(SKE/SKI)
Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta telah menerbitkan 1 (satu)
Surat Keterangan Ekspor (SKE) dan 8 Surat Keterangan import untuk
pengeluaran barang dari Bea Cukai untuk produk probiotik tujuan
penelitian dan suplemen kesehatan untuk pemakaian sendiri.
5. Audit Sarana Dalam Rangka Perijinan Industri Kosmetik
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Kosmetik
dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik sesuai
Permenkes No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin Produksi
Kosmetik.
Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 3 industri
kosmetik dengan hasil 2 industri MS dan 1 belum MS. Terhadap sarana
yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk Izin Produksi Kosmetik yang
ditujukan kepada Kepala Badan POM RI cq. Direktur Inspeksi dan
Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Grafik
profil pemenuhan CPKB ditampilkan pada gambar 23.
Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangkaberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika
F. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PERBEKALANKESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
Menurut Permenkes no.1190 tahun 2010 pasal 5 disebutkan bahwa izin
edar PKRT dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pengawasan mutu dan
keamanannya juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta tidak melakukan
pengawasan mutu dan keamanan PKRT dan Alat Kesehatan. Walaupun
demikian Laboratorium BBPOM di Yogyakarta mempunyai beberapa jenis
Laporan Tahunan 2017
29
4. Penerbitan Surat Keterangan Ekspor/Surat Keterangan Impor(SKE/SKI)
Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta telah menerbitkan 1 (satu)
Surat Keterangan Ekspor (SKE) dan 8 Surat Keterangan import untuk
pengeluaran barang dari Bea Cukai untuk produk probiotik tujuan
penelitian dan suplemen kesehatan untuk pemakaian sendiri.
5. Audit Sarana Dalam Rangka Perijinan Industri Kosmetik
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Kosmetik
dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik sesuai
Permenkes No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin Produksi
Kosmetik.
Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 3 industri
kosmetik dengan hasil 2 industri MS dan 1 belum MS. Terhadap sarana
yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk Izin Produksi Kosmetik yang
ditujukan kepada Kepala Badan POM RI cq. Direktur Inspeksi dan
Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Grafik
profil pemenuhan CPKB ditampilkan pada gambar 23.
Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangkaberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika
F. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PERBEKALANKESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
Menurut Permenkes no.1190 tahun 2010 pasal 5 disebutkan bahwa izin
edar PKRT dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pengawasan mutu dan
keamanannya juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta tidak melakukan
pengawasan mutu dan keamanan PKRT dan Alat Kesehatan. Walaupun
demikian Laboratorium BBPOM di Yogyakarta mempunyai beberapa jenis
2
1MS
TMS
Laporan Tahunan 2017
29
4. Penerbitan Surat Keterangan Ekspor/Surat Keterangan Impor(SKE/SKI)
Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta telah menerbitkan 1 (satu)
Surat Keterangan Ekspor (SKE) dan 8 Surat Keterangan import untuk
pengeluaran barang dari Bea Cukai untuk produk probiotik tujuan
penelitian dan suplemen kesehatan untuk pemakaian sendiri.
5. Audit Sarana Dalam Rangka Perijinan Industri Kosmetik
BBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Kosmetik
dalam rangka pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik sesuai
Permenkes No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin Produksi
Kosmetik.
Pada tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 3 industri
kosmetik dengan hasil 2 industri MS dan 1 belum MS. Terhadap sarana
yang MS, diberikan surat rekomendasi untuk Izin Produksi Kosmetik yang
ditujukan kepada Kepala Badan POM RI cq. Direktur Inspeksi dan
Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Grafik
profil pemenuhan CPKB ditampilkan pada gambar 23.
Gambar 23. Profil Pemenuhan CPKB Industri Kosmetika dalam rangkaberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika
F. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PERBEKALANKESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
Menurut Permenkes no.1190 tahun 2010 pasal 5 disebutkan bahwa izin
edar PKRT dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pengawasan mutu dan
keamanannya juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Pada tahun 2017, BBPOM di Yogyakarta tidak melakukan
pengawasan mutu dan keamanan PKRT dan Alat Kesehatan. Walaupun
demikian Laboratorium BBPOM di Yogyakarta mempunyai beberapa jenis
Laporan Tahunan 2017
30
produk dan parameter uji PKRT yang sudah terakreditasi oleh KAN/BSN,
namun pengujian PKRT hanya dilakukan untuk sampel pihak ketiga.
G. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN dan KEMANFAATAN PRODUKPANGANKegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan keamanan
produk pangan meliputi:
1. Pengujian Produk Pangan
Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan yang
beredar di DIY, selama tahun 2017 Laboratorium Pangan dan Bahan
Berbahaya telah melakukan pengujian sampel yang terdiri dari sampel
rutin (1054), PJAS (16) , garam (45), kemasan pangan (25), penyidikan
(14), kasus Pemdik (5), kasus Serlik (5), swasta (72) laboratorium keliling
(54), dan lain-lain / swasta, kasus (83) dengan total 1290 sampel. Profil
pengujian pada gambar 24.
Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan
a. Sampel RutinSejumlah 1054 sampel diuji berdasarkan parameter kimia dan/atau
parameter mikrobiologi dengan hasil TMS sebanyak 97 sampel
(9,20%). Tindak lanjut terhadap sampel TMS dilaporkan ke Badan
POM, kecuali untuk produk lokal (IRTP) direkomendasikan usulan
tindak lanjut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lintas
sector terkait. Grafik hasil pengujian sampel rutin dapat dilihat pada
gambar 25.
16
2514
Laporan Tahunan 2017
30
produk dan parameter uji PKRT yang sudah terakreditasi oleh KAN/BSN,
namun pengujian PKRT hanya dilakukan untuk sampel pihak ketiga.
G. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN dan KEMANFAATAN PRODUKPANGANKegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan keamanan
produk pangan meliputi:
1. Pengujian Produk Pangan
Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan yang
beredar di DIY, selama tahun 2017 Laboratorium Pangan dan Bahan
Berbahaya telah melakukan pengujian sampel yang terdiri dari sampel
rutin (1054), PJAS (16) , garam (45), kemasan pangan (25), penyidikan
(14), kasus Pemdik (5), kasus Serlik (5), swasta (72) laboratorium keliling
(54), dan lain-lain / swasta, kasus (83) dengan total 1290 sampel. Profil
pengujian pada gambar 24.
Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan
a. Sampel RutinSejumlah 1054 sampel diuji berdasarkan parameter kimia dan/atau
parameter mikrobiologi dengan hasil TMS sebanyak 97 sampel
(9,20%). Tindak lanjut terhadap sampel TMS dilaporkan ke Badan
POM, kecuali untuk produk lokal (IRTP) direkomendasikan usulan
tindak lanjut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lintas
sector terkait. Grafik hasil pengujian sampel rutin dapat dilihat pada
gambar 25.
1054
1645
2554
82 Rutin
PJAS
Garam
Kemasan
Penyidikan
Labling
Lain lain
Laporan Tahunan 2017
30
produk dan parameter uji PKRT yang sudah terakreditasi oleh KAN/BSN,
namun pengujian PKRT hanya dilakukan untuk sampel pihak ketiga.
G. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN dan KEMANFAATAN PRODUKPANGANKegiatan pengawasan yang dilaksanakan terhadap mutu dan keamanan
produk pangan meliputi:
1. Pengujian Produk Pangan
Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu produk pangan yang
beredar di DIY, selama tahun 2017 Laboratorium Pangan dan Bahan
Berbahaya telah melakukan pengujian sampel yang terdiri dari sampel
rutin (1054), PJAS (16) , garam (45), kemasan pangan (25), penyidikan
(14), kasus Pemdik (5), kasus Serlik (5), swasta (72) laboratorium keliling
(54), dan lain-lain / swasta, kasus (83) dengan total 1290 sampel. Profil
pengujian pada gambar 24.
Gambar 24. Profil Hasil Pengujian Sampel Pangan
a. Sampel RutinSejumlah 1054 sampel diuji berdasarkan parameter kimia dan/atau
parameter mikrobiologi dengan hasil TMS sebanyak 97 sampel
(9,20%). Tindak lanjut terhadap sampel TMS dilaporkan ke Badan
POM, kecuali untuk produk lokal (IRTP) direkomendasikan usulan
tindak lanjut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan lintas
sector terkait. Grafik hasil pengujian sampel rutin dapat dilihat pada
gambar 25.
Rutin
PJAS
Garam
Kemasan
Penyidikan
Labling
Lain lain
Laporan Tahunan 2017
31
Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan
b. Sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS)Selama tahun 2017 dilakukan sampling PJAS dari Sekolah Dasar di
wilayah Kota/Kabupaten. Sejumlah 16 sampel diuji dengan hasil TMS
berdasarkan parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi
sebanyak 5 sampel (31,25%). Profil hasil pengujian seperti pada
gambar 26.
Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS
c. Sampel GaramBBPOM di Yogyakarta melakukan sampling garam beriodium, dalam
rangka mendukung program nasional pemerintah untuk
menanggulangi gangguan kesehatan akibat kekurangan iodium pada
masyarakat. Pada tahun 2017 telah dilakukan sampling dan pengujian
laboratorium terhadap 45 sampel garam beriodium dengan hasil 12
sampel (26,67%) TMS Kalium Iodat (KIO3) dan atau kadar air. Tindak
lanjut terhadap hasil pengujian TMS adalah pelaporan ke Badan POM.
Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium
Laporan Tahunan 2017
31
Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan
b. Sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS)Selama tahun 2017 dilakukan sampling PJAS dari Sekolah Dasar di
wilayah Kota/Kabupaten. Sejumlah 16 sampel diuji dengan hasil TMS
berdasarkan parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi
sebanyak 5 sampel (31,25%). Profil hasil pengujian seperti pada
gambar 26.
Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS
c. Sampel GaramBBPOM di Yogyakarta melakukan sampling garam beriodium, dalam
rangka mendukung program nasional pemerintah untuk
menanggulangi gangguan kesehatan akibat kekurangan iodium pada
masyarakat. Pada tahun 2017 telah dilakukan sampling dan pengujian
laboratorium terhadap 45 sampel garam beriodium dengan hasil 12
sampel (26,67%) TMS Kalium Iodat (KIO3) dan atau kadar air. Tindak
lanjut terhadap hasil pengujian TMS adalah pelaporan ke Badan POM.
Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium
TMS97
9,20%
MS957
90,80%TMSMS
TMS5
31,25%
MS11
68,75% TMS
MS
TMS12
26,67%
MS33
73,33%TMSMS
Laporan Tahunan 2017
31
Gambar 25. Profil Hasil Pengujian Sampel Rutin Pangan
b. Sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS)Selama tahun 2017 dilakukan sampling PJAS dari Sekolah Dasar di
wilayah Kota/Kabupaten. Sejumlah 16 sampel diuji dengan hasil TMS
berdasarkan parameter kimia dan/atau parameter mikrobiologi
sebanyak 5 sampel (31,25%). Profil hasil pengujian seperti pada
gambar 26.
Gambar 26. Profil Hasil Pengujian Sampel PJAS
c. Sampel GaramBBPOM di Yogyakarta melakukan sampling garam beriodium, dalam
rangka mendukung program nasional pemerintah untuk
menanggulangi gangguan kesehatan akibat kekurangan iodium pada
masyarakat. Pada tahun 2017 telah dilakukan sampling dan pengujian
laboratorium terhadap 45 sampel garam beriodium dengan hasil 12
sampel (26,67%) TMS Kalium Iodat (KIO3) dan atau kadar air. Tindak
lanjut terhadap hasil pengujian TMS adalah pelaporan ke Badan POM.
Gambar 27. Profil Hasil Pengujian Sampel Garam Beryodium
TMSMS
TMS
MS
Laporan Tahunan 2017
32
d. Sampel Kemasan PanganTelah dilakukan sampling pengujian terhadap 25 sampel kemasan
pangan yang terdiri dari 14 kemasan berbahan melamin, 5 kemasan
berbahan keramik, dan 1 kemasan berbahan logam, 4 berbahan
plastik polikarbonat, dan 1 kemasan gelas. Parameter yang diuji
adalah migrasi formaldehid, logam Pb, Cd, Cr, dan Hg untuk sampel
kemasan melamin, migrasi logam Pb dan Cd untuk sampel kemasan
keramik, dan migrasi logam Pb, Cd, dan Cr untuk sampel kemasan
logam, Bisphenol-A (BPA) pada sampel kemasan plastik polikarbonat.
Hasil pengujian seluruh sampel tersebut MS.
e. Pengujian Sampel Laboratorium KelilingBBPOM di Yogyakarta juga melakukan kegiatan Laboratorium Keliling
terhadap sampel Desa Rawan Pangan , Gerakan Keamanan Pangan
Desa(GKPD), Pangan Buka Puasa , Pangan Jajanan Pasar
Tradisional dan Intensifikasi Pangan.
Sampel laboratorium keliling yang dilaporkan di sini adalah sampel
yang diuji penegasan di laboratorium karena hasilnya TMS ataupun
meragukan dengan uji kit di lapangan.
Total sampel Desa Rawan Pangan 1 sampel, dengan TMS uji kimia (
rhodamin B).
Total sampel GKPD sebanyak 10 sampel dengan hasil semua sampel
(100%) TMS kimia yaitu boraks (2) dan rhodamin B (8).
Sampel pangan Buka Puasa sebanyak 20 sampel, dengan hasil 19
sampel (95%) TMS kandungan bahan berbahaya boraks (3) dan
rhodamin B (16). Profil hasil pengujian seperti pada gambar 28.
Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa
Laporan Tahunan 2017
32
d. Sampel Kemasan PanganTelah dilakukan sampling pengujian terhadap 25 sampel kemasan
pangan yang terdiri dari 14 kemasan berbahan melamin, 5 kemasan
berbahan keramik, dan 1 kemasan berbahan logam, 4 berbahan
plastik polikarbonat, dan 1 kemasan gelas. Parameter yang diuji
adalah migrasi formaldehid, logam Pb, Cd, Cr, dan Hg untuk sampel
kemasan melamin, migrasi logam Pb dan Cd untuk sampel kemasan
keramik, dan migrasi logam Pb, Cd, dan Cr untuk sampel kemasan
logam, Bisphenol-A (BPA) pada sampel kemasan plastik polikarbonat.
Hasil pengujian seluruh sampel tersebut MS.
e. Pengujian Sampel Laboratorium KelilingBBPOM di Yogyakarta juga melakukan kegiatan Laboratorium Keliling
terhadap sampel Desa Rawan Pangan , Gerakan Keamanan Pangan
Desa(GKPD), Pangan Buka Puasa , Pangan Jajanan Pasar
Tradisional dan Intensifikasi Pangan.
Sampel laboratorium keliling yang dilaporkan di sini adalah sampel
yang diuji penegasan di laboratorium karena hasilnya TMS ataupun
meragukan dengan uji kit di lapangan.
Total sampel Desa Rawan Pangan 1 sampel, dengan TMS uji kimia (
rhodamin B).
Total sampel GKPD sebanyak 10 sampel dengan hasil semua sampel
(100%) TMS kimia yaitu boraks (2) dan rhodamin B (8).
Sampel pangan Buka Puasa sebanyak 20 sampel, dengan hasil 19
sampel (95%) TMS kandungan bahan berbahaya boraks (3) dan
rhodamin B (16). Profil hasil pengujian seperti pada gambar 28.
Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa
TMS19
95,00%
MS1
5,00%
Laporan Tahunan 2017
32
d. Sampel Kemasan PanganTelah dilakukan sampling pengujian terhadap 25 sampel kemasan
pangan yang terdiri dari 14 kemasan berbahan melamin, 5 kemasan
berbahan keramik, dan 1 kemasan berbahan logam, 4 berbahan
plastik polikarbonat, dan 1 kemasan gelas. Parameter yang diuji
adalah migrasi formaldehid, logam Pb, Cd, Cr, dan Hg untuk sampel
kemasan melamin, migrasi logam Pb dan Cd untuk sampel kemasan
keramik, dan migrasi logam Pb, Cd, dan Cr untuk sampel kemasan
logam, Bisphenol-A (BPA) pada sampel kemasan plastik polikarbonat.
Hasil pengujian seluruh sampel tersebut MS.
e. Pengujian Sampel Laboratorium KelilingBBPOM di Yogyakarta juga melakukan kegiatan Laboratorium Keliling
terhadap sampel Desa Rawan Pangan , Gerakan Keamanan Pangan
Desa(GKPD), Pangan Buka Puasa , Pangan Jajanan Pasar
Tradisional dan Intensifikasi Pangan.
Sampel laboratorium keliling yang dilaporkan di sini adalah sampel
yang diuji penegasan di laboratorium karena hasilnya TMS ataupun
meragukan dengan uji kit di lapangan.
Total sampel Desa Rawan Pangan 1 sampel, dengan TMS uji kimia (
rhodamin B).
Total sampel GKPD sebanyak 10 sampel dengan hasil semua sampel
(100%) TMS kimia yaitu boraks (2) dan rhodamin B (8).
Sampel pangan Buka Puasa sebanyak 20 sampel, dengan hasil 19
sampel (95%) TMS kandungan bahan berbahaya boraks (3) dan
rhodamin B (16). Profil hasil pengujian seperti pada gambar 28.
Gambar 28. Profil Hasil Pengujian Sampel Buka Puasa
MS1
5,00% TMS
MS
Laporan Tahunan 2017
33
Total sampel Pangan Jajanan Pasar Tradisional 20 sampel, sejumlah
12 sampel (60%) TMS kimia boraks (1) dan rhodamin B (11). Profil
hasil pengujian seperti pada gambar 29.
Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional
f. Sampel Lain-lain (swasta, kasus, tamu negara)
Sampel lain-lain yang diuji adalah sampel Swasta (72 sampel), Kasus
Serlik (5 sampel), Kasus Pemeriksaan (5 sampel), Tamu Negara
(1331 sampel).
Sampel swasta yang diuji total 72 sampel , dengan hasil 4 sampel
(5,56%) TMS kimia formalin (3) dan rhodamin B (1). Profil hasil
pengujian seperti pada gambar 30.
Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta
Sampel kasus dari Bidang Serlik yang diuji total 5 sampel , dengan
hasil 2 sampel (40%) TMS kandungan pengawet (1) dan kadar KiO3
(1).
Sampel kasus dari Bidang Pemdik yang diuji total 5 sampel dengan
hasil MS.
Sampel kasus Penyidikan yang diuji total 14 sampel , dengan hasil 7
sampel (50%) TMS kandungan pengawet 3, pH 2, boraks 2, formalin
1, sakarin 1. Profil hasil pengujian seperti pada gambar 31
Laporan Tahunan 2017
33
Total sampel Pangan Jajanan Pasar Tradisional 20 sampel, sejumlah
12 sampel (60%) TMS kimia boraks (1) dan rhodamin B (11). Profil
hasil pengujian seperti pada gambar 29.
Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional
f. Sampel Lain-lain (swasta, kasus, tamu negara)
Sampel lain-lain yang diuji adalah sampel Swasta (72 sampel), Kasus
Serlik (5 sampel), Kasus Pemeriksaan (5 sampel), Tamu Negara
(1331 sampel).
Sampel swasta yang diuji total 72 sampel , dengan hasil 4 sampel
(5,56%) TMS kimia formalin (3) dan rhodamin B (1). Profil hasil
pengujian seperti pada gambar 30.
Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta
Sampel kasus dari Bidang Serlik yang diuji total 5 sampel , dengan
hasil 2 sampel (40%) TMS kandungan pengawet (1) dan kadar KiO3
(1).
Sampel kasus dari Bidang Pemdik yang diuji total 5 sampel dengan
hasil MS.
Sampel kasus Penyidikan yang diuji total 14 sampel , dengan hasil 7
sampel (50%) TMS kandungan pengawet 3, pH 2, boraks 2, formalin
1, sakarin 1. Profil hasil pengujian seperti pada gambar 31
TMS12
60,00%
MS8
40,00%
TMS4
5,56%MS68
94,44%
Laporan Tahunan 2017
33
Total sampel Pangan Jajanan Pasar Tradisional 20 sampel, sejumlah
12 sampel (60%) TMS kimia boraks (1) dan rhodamin B (11). Profil
hasil pengujian seperti pada gambar 29.
Gambar 29. Profil Hasil Pengujian Sampel Pasar Tradisional
f. Sampel Lain-lain (swasta, kasus, tamu negara)
Sampel lain-lain yang diuji adalah sampel Swasta (72 sampel), Kasus
Serlik (5 sampel), Kasus Pemeriksaan (5 sampel), Tamu Negara
(1331 sampel).
Sampel swasta yang diuji total 72 sampel , dengan hasil 4 sampel
(5,56%) TMS kimia formalin (3) dan rhodamin B (1). Profil hasil
pengujian seperti pada gambar 30.
Gambar 30. Profil Hasil Pengujian Sampel Swasta
Sampel kasus dari Bidang Serlik yang diuji total 5 sampel , dengan
hasil 2 sampel (40%) TMS kandungan pengawet (1) dan kadar KiO3
(1).
Sampel kasus dari Bidang Pemdik yang diuji total 5 sampel dengan
hasil MS.
Sampel kasus Penyidikan yang diuji total 14 sampel , dengan hasil 7
sampel (50%) TMS kandungan pengawet 3, pH 2, boraks 2, formalin
1, sakarin 1. Profil hasil pengujian seperti pada gambar 31
TMS
MS
TMS
MS
Laporan Tahunan 2017
34
Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan
Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melakukan kegiatan
pemantauan keamanan pangan Tamu Negara ( food security ) pada
saat kunjungan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara sebanyak
19 kali yang terdiri dari 14 kunjungan Presiden RI, 2 kunjungan Wakil
Presiden dan 3 kali kunjungan tamu negara, yang terbagi dalam 55
titik lokasi pengujian.
Pengujian dilakukan terhadap parameter arsen dan sianida. Jumlah
sampel yang diuji 1331 sampel, dengan hasil 3 sampel (0,23 %) TMS
(2 kecap manis dan 1 minuman hidrococo mengandung arsen ). Profil
hasil pengujian seperti pada gambar 32
Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 35 industri
pangan MD dan 212 IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT. Hasil
pemeriksaan terhadap industri pangan MD memperlihatkan bahwa 24
sarana (69%) MK Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, sedangkan 11
sarana (31%) TMK karena belum secara konsisten menerapan Cara
Produksi Pangan Olahan Yang Baik. Terhadap hasil pemeriksaan yang
TMK ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan diberikan surat peringatan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
Laporan Tahunan 2017
34
Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan
Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melakukan kegiatan
pemantauan keamanan pangan Tamu Negara ( food security ) pada
saat kunjungan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara sebanyak
19 kali yang terdiri dari 14 kunjungan Presiden RI, 2 kunjungan Wakil
Presiden dan 3 kali kunjungan tamu negara, yang terbagi dalam 55
titik lokasi pengujian.
Pengujian dilakukan terhadap parameter arsen dan sianida. Jumlah
sampel yang diuji 1331 sampel, dengan hasil 3 sampel (0,23 %) TMS
(2 kecap manis dan 1 minuman hidrococo mengandung arsen ). Profil
hasil pengujian seperti pada gambar 32
Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 35 industri
pangan MD dan 212 IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT. Hasil
pemeriksaan terhadap industri pangan MD memperlihatkan bahwa 24
sarana (69%) MK Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, sedangkan 11
sarana (31%) TMK karena belum secara konsisten menerapan Cara
Produksi Pangan Olahan Yang Baik. Terhadap hasil pemeriksaan yang
TMK ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan diberikan surat peringatan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
TMS7
50,00%
MS7
50,00%
TMS
MS
TMS3
0,23%MS1328
99,77%
TMSMS
Laporan Tahunan 2017
34
Gambar 31. Profil Hasil Pengujian Sampel Penyidikan
Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melakukan kegiatan
pemantauan keamanan pangan Tamu Negara ( food security ) pada
saat kunjungan Presiden, Wakil Presiden dan tamu negara sebanyak
19 kali yang terdiri dari 14 kunjungan Presiden RI, 2 kunjungan Wakil
Presiden dan 3 kali kunjungan tamu negara, yang terbagi dalam 55
titik lokasi pengujian.
Pengujian dilakukan terhadap parameter arsen dan sianida. Jumlah
sampel yang diuji 1331 sampel, dengan hasil 3 sampel (0,23 %) TMS
(2 kecap manis dan 1 minuman hidrococo mengandung arsen ). Profil
hasil pengujian seperti pada gambar 32
Gambar 32. Profil Hasil Pengujian Sampel Tamu Negara
2. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 35 industri
pangan MD dan 212 IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT. Hasil
pemeriksaan terhadap industri pangan MD memperlihatkan bahwa 24
sarana (69%) MK Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, sedangkan 11
sarana (31%) TMK karena belum secara konsisten menerapan Cara
Produksi Pangan Olahan Yang Baik. Terhadap hasil pemeriksaan yang
TMK ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan diberikan surat peringatan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
TMSMS
Laporan Tahunan 2017
35
Profil pemeriksaan sarana produksi pangan seperti pada gambar 33
Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Pemeriksaan terhadap 212 IRTP yang dilakukan selama tahun 2017,
memberikan hasil 203 sarana (96%) TMK karena berada di level III dan IV
sedangkan 9 sarana (4%) MK karena berada di level I dan II. Pelanggaran
yang ditemukan adalah belum menerapkan Cara Produksi Pangan Industri
Ruah Tangga yang Baik (CPPB-IRT).
Penyebab utama IRT-P belum MK adalah tidak adanya dokumen produksi
yang saat ini telah dipersyaratkan berdasarkan Perka Badan POM nomor
HK.03.1.23.04.12.2206.tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selain itu rendahnya
higiene-sanitasi penjamah pangan, ruang dan peralatan produksi, serta
label yang tidak sesuai PP no 69 /1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Terhadap sarana yang TMK, telah dilakukan tindak lanjut berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dari
203 rekomendasi yang dikirim, telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan
sebanyak 138 sarana (68%).
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya
Di tingkat distribusi, pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 151 sarana, dengan hasil 99 sarana (66%) baik dan 52 sarana
(34%) masih melakukan pelanggaran di bidang distribusi, seperti : 22
sarana (14%) melakukan kegiatan tidak sesuai ketentuan Cara Retail
Pangan yang Baik (CRPB) dan Cara Distribusi Makanan yang Baik
0
50
100
150
200
250
Laporan Tahunan 2017
35
Profil pemeriksaan sarana produksi pangan seperti pada gambar 33
Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Pemeriksaan terhadap 212 IRTP yang dilakukan selama tahun 2017,
memberikan hasil 203 sarana (96%) TMK karena berada di level III dan IV
sedangkan 9 sarana (4%) MK karena berada di level I dan II. Pelanggaran
yang ditemukan adalah belum menerapkan Cara Produksi Pangan Industri
Ruah Tangga yang Baik (CPPB-IRT).
Penyebab utama IRT-P belum MK adalah tidak adanya dokumen produksi
yang saat ini telah dipersyaratkan berdasarkan Perka Badan POM nomor
HK.03.1.23.04.12.2206.tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selain itu rendahnya
higiene-sanitasi penjamah pangan, ruang dan peralatan produksi, serta
label yang tidak sesuai PP no 69 /1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Terhadap sarana yang TMK, telah dilakukan tindak lanjut berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dari
203 rekomendasi yang dikirim, telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan
sebanyak 138 sarana (68%).
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya
Di tingkat distribusi, pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 151 sarana, dengan hasil 99 sarana (66%) baik dan 52 sarana
(34%) masih melakukan pelanggaran di bidang distribusi, seperti : 22
sarana (14%) melakukan kegiatan tidak sesuai ketentuan Cara Retail
Pangan yang Baik (CRPB) dan Cara Distribusi Makanan yang Baik
MK
TMK
diperiksa
Industri MDIndustri RT
249
11
203
35
212
Laporan Tahunan 2017
35
Profil pemeriksaan sarana produksi pangan seperti pada gambar 33
Gambar 33. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Pemeriksaan terhadap 212 IRTP yang dilakukan selama tahun 2017,
memberikan hasil 203 sarana (96%) TMK karena berada di level III dan IV
sedangkan 9 sarana (4%) MK karena berada di level I dan II. Pelanggaran
yang ditemukan adalah belum menerapkan Cara Produksi Pangan Industri
Ruah Tangga yang Baik (CPPB-IRT).
Penyebab utama IRT-P belum MK adalah tidak adanya dokumen produksi
yang saat ini telah dipersyaratkan berdasarkan Perka Badan POM nomor
HK.03.1.23.04.12.2206.tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selain itu rendahnya
higiene-sanitasi penjamah pangan, ruang dan peralatan produksi, serta
label yang tidak sesuai PP no 69 /1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Terhadap sarana yang TMK, telah dilakukan tindak lanjut berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dari
203 rekomendasi yang dikirim, telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan
sebanyak 138 sarana (68%).
3. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya
Di tingkat distribusi, pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 151 sarana, dengan hasil 99 sarana (66%) baik dan 52 sarana
(34%) masih melakukan pelanggaran di bidang distribusi, seperti : 22
sarana (14%) melakukan kegiatan tidak sesuai ketentuan Cara Retail
Pangan yang Baik (CRPB) dan Cara Distribusi Makanan yang Baik
TMK
diperiksa
Laporan Tahunan 2017
36
(CDMB), 19 sarana (13%) menjual produk kadaluarsa, 5 sarana (3%)
menjual produk tanpa ijin edar (TIE), 4 (3%) sarana produk TMK label, 1
sarana (1%) menjual produk rusak, 1 (1%) menjual produk mengandung
BB. Terhadap pelanggaran tersebut telah dilakukan tindak lanjut antara
lain berupa pemusnahan produk dan pemberian surat peringatan. Profil
hasil pemeriksaan sarana distribusi pangan disajikan pada gambar 34.
Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan
4. Pengawasan Parcel / Intensifikasi Pangan
Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal
dan Tahun Baru), BBPOM di Yogyakarta melakukan operasi penertiban
khusus terhadap penjual parsel dan sarana distribusi pangan secara
umum. Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32
sarana yang membuat atau menjual parcel, tidak ada temuan di dalam
parcel, namun terdapat temuan di luar parcel, yaitu 25 sarana masih
menjual produk tanpa ijin edar, kadaluwarsa dan rusak.
Selain pemeriksaan parsel, juga dilakukan intensifikasi pengawasan
produk pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal/Tahun Baru,
dengan sasaran di grosir, swalayan, mini market, toko/pengecer, kios-kios
di pasar/terminal/stasiun.
Laporan Tahunan 2017
36
(CDMB), 19 sarana (13%) menjual produk kadaluarsa, 5 sarana (3%)
menjual produk tanpa ijin edar (TIE), 4 (3%) sarana produk TMK label, 1
sarana (1%) menjual produk rusak, 1 (1%) menjual produk mengandung
BB. Terhadap pelanggaran tersebut telah dilakukan tindak lanjut antara
lain berupa pemusnahan produk dan pemberian surat peringatan. Profil
hasil pemeriksaan sarana distribusi pangan disajikan pada gambar 34.
Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan
4. Pengawasan Parcel / Intensifikasi Pangan
Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal
dan Tahun Baru), BBPOM di Yogyakarta melakukan operasi penertiban
khusus terhadap penjual parsel dan sarana distribusi pangan secara
umum. Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32
sarana yang membuat atau menjual parcel, tidak ada temuan di dalam
parcel, namun terdapat temuan di luar parcel, yaitu 25 sarana masih
menjual produk tanpa ijin edar, kadaluwarsa dan rusak.
Selain pemeriksaan parsel, juga dilakukan intensifikasi pengawasan
produk pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal/Tahun Baru,
dengan sasaran di grosir, swalayan, mini market, toko/pengecer, kios-kios
di pasar/terminal/stasiun.
MK, 99, 65%
CRPB/CDMB, 22, 14%
ED, 19, 13%
TIE, 5, 3%TMKlabel, 4, 3%
BB, 1, 1%Rusak, 1, 1%
TMK, 52, 33%
Laporan Tahunan 2017
36
(CDMB), 19 sarana (13%) menjual produk kadaluarsa, 5 sarana (3%)
menjual produk tanpa ijin edar (TIE), 4 (3%) sarana produk TMK label, 1
sarana (1%) menjual produk rusak, 1 (1%) menjual produk mengandung
BB. Terhadap pelanggaran tersebut telah dilakukan tindak lanjut antara
lain berupa pemusnahan produk dan pemberian surat peringatan. Profil
hasil pemeriksaan sarana distribusi pangan disajikan pada gambar 34.
Gambar 34. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan
4. Pengawasan Parcel / Intensifikasi Pangan
Dalam rangka mengamankan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal
dan Tahun Baru), BBPOM di Yogyakarta melakukan operasi penertiban
khusus terhadap penjual parsel dan sarana distribusi pangan secara
umum. Pada tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 32
sarana yang membuat atau menjual parcel, tidak ada temuan di dalam
parcel, namun terdapat temuan di luar parcel, yaitu 25 sarana masih
menjual produk tanpa ijin edar, kadaluwarsa dan rusak.
Selain pemeriksaan parsel, juga dilakukan intensifikasi pengawasan
produk pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal/Tahun Baru,
dengan sasaran di grosir, swalayan, mini market, toko/pengecer, kios-kios
di pasar/terminal/stasiun.
CRPB/CDMB, 22, 14%
TIE, 5, 3%
Rusak, 1, 1%
Laporan Tahunan 2017
37
Jumlah total sarana yang telah diawasi pada dua kegiatan tersebut
sebanyak 480 sarana dengan 280 sarana (58%) MS dan 200 sarana
(42%) TMS dengan rincian temuan 2586 pcs produk TIE, 1246 pcs
produk kadaluarsa, 1184 pcs produk TMK Label, 689 pcs produk rusak,
dan 560 pcs produk mengandung bahan berbahaya. Total nilai ekonomis
dari produk pangan TMS sebanyak Rp 48.523.395. Profil temuan seperti
gambar 35.
Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan
5. Penanganan Kasus Luar Biasa (KLB) Keracunan
Investigasi KLB keracunan diperlukan untuk mengetahui penyebab
terjadinya keracunan, cara pencemaran dan strategi penanggulangan.
Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, yang melaksanakan
investigasi dan penanggulangan KLB adalah pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan setempat.
BBPOM di Yogyakarta bertugas melaksanakan investigasi bersama
instansi terkait jika diperlukan (atau jika tidak dapat dilakukan oleh
kabupaten/kota yang bersangkutan), melakukan uji sampel pangan
penyebab keracunan berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama
investigasi, melakukan pembinaan dan bantuan teknis yang berhubungan
dengan program keamanan pangan.
Terkait dengan KLB keracunan pangan pada tahun 2017 BBPOM di
Yogyakarta berdasarkan permintaan dari Dinas Kesehatan, menangani 9
kasus keracunan pangan dengan melakukan uji sampel kasus. Hasil uji
laboratorium seperti pada gambar 36.
Laporan Tahunan 2017
37
Jumlah total sarana yang telah diawasi pada dua kegiatan tersebut
sebanyak 480 sarana dengan 280 sarana (58%) MS dan 200 sarana
(42%) TMS dengan rincian temuan 2586 pcs produk TIE, 1246 pcs
produk kadaluarsa, 1184 pcs produk TMK Label, 689 pcs produk rusak,
dan 560 pcs produk mengandung bahan berbahaya. Total nilai ekonomis
dari produk pangan TMS sebanyak Rp 48.523.395. Profil temuan seperti
gambar 35.
Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan
5. Penanganan Kasus Luar Biasa (KLB) Keracunan
Investigasi KLB keracunan diperlukan untuk mengetahui penyebab
terjadinya keracunan, cara pencemaran dan strategi penanggulangan.
Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, yang melaksanakan
investigasi dan penanggulangan KLB adalah pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan setempat.
BBPOM di Yogyakarta bertugas melaksanakan investigasi bersama
instansi terkait jika diperlukan (atau jika tidak dapat dilakukan oleh
kabupaten/kota yang bersangkutan), melakukan uji sampel pangan
penyebab keracunan berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama
investigasi, melakukan pembinaan dan bantuan teknis yang berhubungan
dengan program keamanan pangan.
Terkait dengan KLB keracunan pangan pada tahun 2017 BBPOM di
Yogyakarta berdasarkan permintaan dari Dinas Kesehatan, menangani 9
kasus keracunan pangan dengan melakukan uji sampel kasus. Hasil uji
laboratorium seperti pada gambar 36.
2586
1246 1184689 560
Laporan Tahunan 2017
37
Jumlah total sarana yang telah diawasi pada dua kegiatan tersebut
sebanyak 480 sarana dengan 280 sarana (58%) MS dan 200 sarana
(42%) TMS dengan rincian temuan 2586 pcs produk TIE, 1246 pcs
produk kadaluarsa, 1184 pcs produk TMK Label, 689 pcs produk rusak,
dan 560 pcs produk mengandung bahan berbahaya. Total nilai ekonomis
dari produk pangan TMS sebanyak Rp 48.523.395. Profil temuan seperti
gambar 35.
Gambar 35. Profil Temuan dalam Rangka Intensifikasi Pangan
5. Penanganan Kasus Luar Biasa (KLB) Keracunan
Investigasi KLB keracunan diperlukan untuk mengetahui penyebab
terjadinya keracunan, cara pencemaran dan strategi penanggulangan.
Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, yang melaksanakan
investigasi dan penanggulangan KLB adalah pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan setempat.
BBPOM di Yogyakarta bertugas melaksanakan investigasi bersama
instansi terkait jika diperlukan (atau jika tidak dapat dilakukan oleh
kabupaten/kota yang bersangkutan), melakukan uji sampel pangan
penyebab keracunan berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama
investigasi, melakukan pembinaan dan bantuan teknis yang berhubungan
dengan program keamanan pangan.
Terkait dengan KLB keracunan pangan pada tahun 2017 BBPOM di
Yogyakarta berdasarkan permintaan dari Dinas Kesehatan, menangani 9
kasus keracunan pangan dengan melakukan uji sampel kasus. Hasil uji
laboratorium seperti pada gambar 36.
560
Laporan Tahunan 2017
38
Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel KasusKeracunan
6. Mobil Laboratorium Keliling
Pengawasan pangan juga dilakukan dengan menggunakan mobil
laboratorium keliling yaitu mobil yang didesain sedemikian rupa menjadi
laboratorium keliling yang dilengkapi dengan:
a) Peralatan pengujian cepat terhadap bahan berbahaya pada pangan
(formalin, boraks, rhodamin-B,methanyl yellow)
b) Bahan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat
berupa buku, leaflet, brosur, komik, poster
negatif; 8
Laporan Tahunan 2017
38
Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel KasusKeracunan
6. Mobil Laboratorium Keliling
Pengawasan pangan juga dilakukan dengan menggunakan mobil
laboratorium keliling yaitu mobil yang didesain sedemikian rupa menjadi
laboratorium keliling yang dilengkapi dengan:
a) Peralatan pengujian cepat terhadap bahan berbahaya pada pangan
(formalin, boraks, rhodamin-B,methanyl yellow)
b) Bahan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat
berupa buku, leaflet, brosur, komik, poster
mikropositif
; 1
negatif; 8
panganMD
5
panganIRT1
PJAS1
Catering2
Laporan Tahunan 2017
38
Gambar 36. Profil Hasil Pengujian dan Jenis Sampel KasusKeracunan
6. Mobil Laboratorium Keliling
Pengawasan pangan juga dilakukan dengan menggunakan mobil
laboratorium keliling yaitu mobil yang didesain sedemikian rupa menjadi
laboratorium keliling yang dilengkapi dengan:
a) Peralatan pengujian cepat terhadap bahan berbahaya pada pangan
(formalin, boraks, rhodamin-B,methanyl yellow)
b) Bahan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat
berupa buku, leaflet, brosur, komik, poster
panganMD
5
Laporan Tahunan 2017
39
Untuk tahun 2017 penggunaan mobil laboratorium keliling dilakukan
dalam beberapa kegiatan yaitu :
a) Sampling dan pengujian pangan jajanan di bulan puasa dengan sasaran 9
sentra penjualan jajanan untuk buka puasa terdiri dari 171 sampel dengan
hasil semua sampel MS.
b) Sampling dan pengujian pangan jajanan di pasar tradisional dengan
sasaran 7 pasar dan 112 sampel dengan hasil sampel MS sebanyak 98
(88%) dan sampel TMS 14 (13 %). Proporsi TMS terbesar adalah
penggunaan rhodamin B (79%) pada makanan ringan berupa kerupuk,
rengginan, bolu emprit dan kue moho. Selain itu penggunaan boraks
(21%) pada pembuatan gendar/puli.
c) Sampling dan pengujian pangan di 12 desa rawan pangan (Province
Specific Programme), yang merupakan kegiatan terpadu multi years
selama 4 tahun bersama instansi terkait di DIY. Untuk tahun pertama,
sasaran yang disampling adalah pangan jajanan anak sekolah dari semua
strata yaitu TK, SD, SMP dan SMA yang ada di desa tersebut.
Dari 12 desa yang diintervensi, sampel yang diuji sebanyak 208 sampel,
dengan hasil sampel MS 206 (99%), sampel TMS 2 (1 %) berupa lanting
merah.
d) Sampling dan pengujian pangan di 5 pasar besar di kabupaten/kota
kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menjelang
Idul Fitri dan Tahun Baru. Sasaran di pasar Beringharjo (kota Yogya),
Godean (kab Sleman), Bantul (kab Bantul), Wates (kab Kulonprogo),
Argosari (kab Gunungkidul). Jumlah sampel yang diambil 124 dengan
hasil 81 (65% MS) dan 24 (35% sampel TMS).
e) Sampling dan pengujian pangan dalam rangka Gerakan Keamanan
Pangan Desa (GKPD). Tujuan GKPD adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat desa dalam keamanan pangan secara individu. Terdapat
beberapa desa yang telah dilakukan intervensi baik dengan KIE maupun
pengambilan sampel untuk dilakukan uji bahan berbahaya. Pengambilan
sampel di sekolah, toko, warung kelontong dan warung makan). Dari 3
desa yang diintervensi (Nglanggeran, Sidoharjo, Kaliagung) diambil 127
sampel dalam 2 tahap, tahap pertama bulan April tahap kedua bulan
November 2017. Profil hasil sampling dan pengujian mobil laboratorium
keliling seperti pada gambar 37.
Laporan Tahunan 2017
39
Untuk tahun 2017 penggunaan mobil laboratorium keliling dilakukan
dalam beberapa kegiatan yaitu :
a) Sampling dan pengujian pangan jajanan di bulan puasa dengan sasaran 9
sentra penjualan jajanan untuk buka puasa terdiri dari 171 sampel dengan
hasil semua sampel MS.
b) Sampling dan pengujian pangan jajanan di pasar tradisional dengan
sasaran 7 pasar dan 112 sampel dengan hasil sampel MS sebanyak 98
(88%) dan sampel TMS 14 (13 %). Proporsi TMS terbesar adalah
penggunaan rhodamin B (79%) pada makanan ringan berupa kerupuk,
rengginan, bolu emprit dan kue moho. Selain itu penggunaan boraks
(21%) pada pembuatan gendar/puli.
c) Sampling dan pengujian pangan di 12 desa rawan pangan (Province
Specific Programme), yang merupakan kegiatan terpadu multi years
selama 4 tahun bersama instansi terkait di DIY. Untuk tahun pertama,
sasaran yang disampling adalah pangan jajanan anak sekolah dari semua
strata yaitu TK, SD, SMP dan SMA yang ada di desa tersebut.
Dari 12 desa yang diintervensi, sampel yang diuji sebanyak 208 sampel,
dengan hasil sampel MS 206 (99%), sampel TMS 2 (1 %) berupa lanting
merah.
d) Sampling dan pengujian pangan di 5 pasar besar di kabupaten/kota
kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menjelang
Idul Fitri dan Tahun Baru. Sasaran di pasar Beringharjo (kota Yogya),
Godean (kab Sleman), Bantul (kab Bantul), Wates (kab Kulonprogo),
Argosari (kab Gunungkidul). Jumlah sampel yang diambil 124 dengan
hasil 81 (65% MS) dan 24 (35% sampel TMS).
e) Sampling dan pengujian pangan dalam rangka Gerakan Keamanan
Pangan Desa (GKPD). Tujuan GKPD adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat desa dalam keamanan pangan secara individu. Terdapat
beberapa desa yang telah dilakukan intervensi baik dengan KIE maupun
pengambilan sampel untuk dilakukan uji bahan berbahaya. Pengambilan
sampel di sekolah, toko, warung kelontong dan warung makan). Dari 3
desa yang diintervensi (Nglanggeran, Sidoharjo, Kaliagung) diambil 127
sampel dalam 2 tahap, tahap pertama bulan April tahap kedua bulan
November 2017. Profil hasil sampling dan pengujian mobil laboratorium
keliling seperti pada gambar 37.
Laporan Tahunan 2017
39
Untuk tahun 2017 penggunaan mobil laboratorium keliling dilakukan
dalam beberapa kegiatan yaitu :
a) Sampling dan pengujian pangan jajanan di bulan puasa dengan sasaran 9
sentra penjualan jajanan untuk buka puasa terdiri dari 171 sampel dengan
hasil semua sampel MS.
b) Sampling dan pengujian pangan jajanan di pasar tradisional dengan
sasaran 7 pasar dan 112 sampel dengan hasil sampel MS sebanyak 98
(88%) dan sampel TMS 14 (13 %). Proporsi TMS terbesar adalah
penggunaan rhodamin B (79%) pada makanan ringan berupa kerupuk,
rengginan, bolu emprit dan kue moho. Selain itu penggunaan boraks
(21%) pada pembuatan gendar/puli.
c) Sampling dan pengujian pangan di 12 desa rawan pangan (Province
Specific Programme), yang merupakan kegiatan terpadu multi years
selama 4 tahun bersama instansi terkait di DIY. Untuk tahun pertama,
sasaran yang disampling adalah pangan jajanan anak sekolah dari semua
strata yaitu TK, SD, SMP dan SMA yang ada di desa tersebut.
Dari 12 desa yang diintervensi, sampel yang diuji sebanyak 208 sampel,
dengan hasil sampel MS 206 (99%), sampel TMS 2 (1 %) berupa lanting
merah.
d) Sampling dan pengujian pangan di 5 pasar besar di kabupaten/kota
kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menjelang
Idul Fitri dan Tahun Baru. Sasaran di pasar Beringharjo (kota Yogya),
Godean (kab Sleman), Bantul (kab Bantul), Wates (kab Kulonprogo),
Argosari (kab Gunungkidul). Jumlah sampel yang diambil 124 dengan
hasil 81 (65% MS) dan 24 (35% sampel TMS).
e) Sampling dan pengujian pangan dalam rangka Gerakan Keamanan
Pangan Desa (GKPD). Tujuan GKPD adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat desa dalam keamanan pangan secara individu. Terdapat
beberapa desa yang telah dilakukan intervensi baik dengan KIE maupun
pengambilan sampel untuk dilakukan uji bahan berbahaya. Pengambilan
sampel di sekolah, toko, warung kelontong dan warung makan). Dari 3
desa yang diintervensi (Nglanggeran, Sidoharjo, Kaliagung) diambil 127
sampel dalam 2 tahap, tahap pertama bulan April tahap kedua bulan
November 2017. Profil hasil sampling dan pengujian mobil laboratorium
keliling seperti pada gambar 37.
Laporan Tahunan 2017
40
Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil LaboratoriumKeliling
8. Audit Sarana Pangan Olahan
Kegiatan audit sarana pangan olahan dilakukan dalam rangka:
a. Audit Sarana ProduksiBBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Pangan
dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin edar produk
pangan produksi dalam negeri (BPOM RI MD).
Tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 32 industri pangan dengan
hasil 19 sarana MS dan 14 sarana Belum MS. Terhadap industri yang
Belum MS dilakukan pembinaan berupa melalui konsultasi di ULPK terkait
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
Terhadap sarana yang MS diterbitkan surat rekomendasi
pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai
dokumen persyaratan melakukan pendaftaran izin edar di Badan POM.
Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam rangkapendaftaran MD
0
50
100
150
200
250
puasa
171 171
0
Laporan Tahunan 2017
40
Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil LaboratoriumKeliling
8. Audit Sarana Pangan Olahan
Kegiatan audit sarana pangan olahan dilakukan dalam rangka:
a. Audit Sarana ProduksiBBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Pangan
dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin edar produk
pangan produksi dalam negeri (BPOM RI MD).
Tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 32 industri pangan dengan
hasil 19 sarana MS dan 14 sarana Belum MS. Terhadap industri yang
Belum MS dilakukan pembinaan berupa melalui konsultasi di ULPK terkait
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
Terhadap sarana yang MS diterbitkan surat rekomendasi
pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai
dokumen persyaratan melakukan pendaftaran izin edar di Badan POM.
Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam rangkapendaftaran MD
pasar rawanpangan
TPID GKPD
112
208
124 127
171
98
206
81 81
014
224
11
MS; 19
TMS; 14
MS
TMS
Laporan Tahunan 2017
40
Gambar 37. Profil Hasil Sampling dan Pengujian Mobil LaboratoriumKeliling
8. Audit Sarana Pangan Olahan
Kegiatan audit sarana pangan olahan dilakukan dalam rangka:
a. Audit Sarana ProduksiBBPOM di Yogyakarta melakukan audit terhadap Industri Pangan
dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin edar produk
pangan produksi dalam negeri (BPOM RI MD).
Tahun 2017, telah dilakukan audit terhadap 32 industri pangan dengan
hasil 19 sarana MS dan 14 sarana Belum MS. Terhadap industri yang
Belum MS dilakukan pembinaan berupa melalui konsultasi di ULPK terkait
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
Terhadap sarana yang MS diterbitkan surat rekomendasi
pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai
dokumen persyaratan melakukan pendaftaran izin edar di Badan POM.
Gambar 38. Profil Pemenuhan CPPOB Industri Pangan dalam rangkapendaftaran MD
Diperiksa
MS
TMS
MS
TMS
Laporan Tahunan 2017
41
b. Audit Sarana Distribusi
BBPOM di Yogyakarta juga melakukan audit terhadap 1 sarana
pangan dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin
edar produk pangan impor (BPOM RI ML). Tahun 2017, dilakukan
audit terhadap 1 sarana distribusi pangan dengan hasil Belum MS.
H. PEMANTAUAN IKLANSetiap iklan yang ditayangkan harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yaitu obyektif, lengkap, tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.
BBPOM di Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap iklan obat, obat
tradisional, suplemen makanan, kosmetik, pangan dan rokok yang beredar.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan mengevaluasi iklan dan
promosi di media cetak, media elektronik, media luar ruang dan leaflet /
brosur. Hasil pengawasan/monitoring iklan selama tahun 2017 sebagai
berikut :
1. Dari 322 iklan dan promosi pangan yang diawasi, 186 iklan (58%) MK
sedangkan 136 iklan (42%) TMK karena berlebihan, testimonial,
menyesatkan, mencantumkan klaim sebagai obat/khasiat
menyembuhkan. Dua iklan untuk produk IRT telah ditindaklanjuti oleh
Dinkes setempat, sedangkan untuk produk MD terdapat 4 iklan yang
telah ditindaklanjuti oleh Badan POM.
2. Dari 198 iklan suplemen makanan yang diawasi, 136 iklan (69%) MK
sedangkan 62 iklan (31%) TMK karena berlebihan, testimoni, tidak ada
spot peringatan. Iklan yang telah mendapatkan tindak lanjut dari Badan
POM sebanyak 1 iklan.
3. Dari 1.196 iklan kosmetika yang diawasi, 1.169 iklan (98%) MK,
sedangkan 27 iklan (2%) TMK karena mencantumkan klaim yang
berlebihan . Iklan kosmetik TMK yang telah ditindak lanjuti oleh Badan
POM sebanyak 18 iklan.
4. Dari 120 iklan obat yang diawasi, ditemukan 101 iklan (84%) MK,
sedangkan 19 iklan (16%) TMK karena klaim berlebihan, iklan tidak
lengkap (tidak ada nama pemilik dan nomor ijin edar, tidak ada spot
peringatan ”perhatian”, tidak ada komposisi zat aktif dan lain-lain).
5. Dari 403 iklan obat tradisional yang dipantau, sejumlah 254 iklan
(63%) MK sedangkan 149 iklan (37%) TMK karena berlebihan,
testimonial, mencantumkan kehalalan produk, tanpa ijin edar.
Laporan Tahunan 2017
41
b. Audit Sarana Distribusi
BBPOM di Yogyakarta juga melakukan audit terhadap 1 sarana
pangan dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin
edar produk pangan impor (BPOM RI ML). Tahun 2017, dilakukan
audit terhadap 1 sarana distribusi pangan dengan hasil Belum MS.
H. PEMANTAUAN IKLANSetiap iklan yang ditayangkan harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yaitu obyektif, lengkap, tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.
BBPOM di Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap iklan obat, obat
tradisional, suplemen makanan, kosmetik, pangan dan rokok yang beredar.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan mengevaluasi iklan dan
promosi di media cetak, media elektronik, media luar ruang dan leaflet /
brosur. Hasil pengawasan/monitoring iklan selama tahun 2017 sebagai
berikut :
1. Dari 322 iklan dan promosi pangan yang diawasi, 186 iklan (58%) MK
sedangkan 136 iklan (42%) TMK karena berlebihan, testimonial,
menyesatkan, mencantumkan klaim sebagai obat/khasiat
menyembuhkan. Dua iklan untuk produk IRT telah ditindaklanjuti oleh
Dinkes setempat, sedangkan untuk produk MD terdapat 4 iklan yang
telah ditindaklanjuti oleh Badan POM.
2. Dari 198 iklan suplemen makanan yang diawasi, 136 iklan (69%) MK
sedangkan 62 iklan (31%) TMK karena berlebihan, testimoni, tidak ada
spot peringatan. Iklan yang telah mendapatkan tindak lanjut dari Badan
POM sebanyak 1 iklan.
3. Dari 1.196 iklan kosmetika yang diawasi, 1.169 iklan (98%) MK,
sedangkan 27 iklan (2%) TMK karena mencantumkan klaim yang
berlebihan . Iklan kosmetik TMK yang telah ditindak lanjuti oleh Badan
POM sebanyak 18 iklan.
4. Dari 120 iklan obat yang diawasi, ditemukan 101 iklan (84%) MK,
sedangkan 19 iklan (16%) TMK karena klaim berlebihan, iklan tidak
lengkap (tidak ada nama pemilik dan nomor ijin edar, tidak ada spot
peringatan ”perhatian”, tidak ada komposisi zat aktif dan lain-lain).
5. Dari 403 iklan obat tradisional yang dipantau, sejumlah 254 iklan
(63%) MK sedangkan 149 iklan (37%) TMK karena berlebihan,
testimonial, mencantumkan kehalalan produk, tanpa ijin edar.
Laporan Tahunan 2017
41
b. Audit Sarana Distribusi
BBPOM di Yogyakarta juga melakukan audit terhadap 1 sarana
pangan dalam rangka pemberian rekomendasi untuk pendaftaran izin
edar produk pangan impor (BPOM RI ML). Tahun 2017, dilakukan
audit terhadap 1 sarana distribusi pangan dengan hasil Belum MS.
H. PEMANTAUAN IKLANSetiap iklan yang ditayangkan harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku, yaitu obyektif, lengkap, tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.
BBPOM di Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap iklan obat, obat
tradisional, suplemen makanan, kosmetik, pangan dan rokok yang beredar.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengawasi dan mengevaluasi iklan dan
promosi di media cetak, media elektronik, media luar ruang dan leaflet /
brosur. Hasil pengawasan/monitoring iklan selama tahun 2017 sebagai
berikut :
1. Dari 322 iklan dan promosi pangan yang diawasi, 186 iklan (58%) MK
sedangkan 136 iklan (42%) TMK karena berlebihan, testimonial,
menyesatkan, mencantumkan klaim sebagai obat/khasiat
menyembuhkan. Dua iklan untuk produk IRT telah ditindaklanjuti oleh
Dinkes setempat, sedangkan untuk produk MD terdapat 4 iklan yang
telah ditindaklanjuti oleh Badan POM.
2. Dari 198 iklan suplemen makanan yang diawasi, 136 iklan (69%) MK
sedangkan 62 iklan (31%) TMK karena berlebihan, testimoni, tidak ada
spot peringatan. Iklan yang telah mendapatkan tindak lanjut dari Badan
POM sebanyak 1 iklan.
3. Dari 1.196 iklan kosmetika yang diawasi, 1.169 iklan (98%) MK,
sedangkan 27 iklan (2%) TMK karena mencantumkan klaim yang
berlebihan . Iklan kosmetik TMK yang telah ditindak lanjuti oleh Badan
POM sebanyak 18 iklan.
4. Dari 120 iklan obat yang diawasi, ditemukan 101 iklan (84%) MK,
sedangkan 19 iklan (16%) TMK karena klaim berlebihan, iklan tidak
lengkap (tidak ada nama pemilik dan nomor ijin edar, tidak ada spot
peringatan ”perhatian”, tidak ada komposisi zat aktif dan lain-lain).
5. Dari 403 iklan obat tradisional yang dipantau, sejumlah 254 iklan
(63%) MK sedangkan 149 iklan (37%) TMK karena berlebihan,
testimonial, mencantumkan kehalalan produk, tanpa ijin edar.
Laporan Tahunan 2017
42
Iklan obat tradisional TMK yang telah ditindaklanjuti oleh Badan POM
sebanyak 17 iklan.
6. Dari 263 iklan rokok media luar ruang dan media cetak yang dipantau,
sejumlah 167 iklan (63%) MK sedangkan 96 iklan (37%) TMK karena
belum sesuai dalam hal pencantuman peringatan kesehatan, materi
iklan dan ketentuan khusus iklan di media luar ruang. Tindak lanjut
hasil pengawasan iklan rokok dilakukan oleh Badan POM.
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 39.
Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan
I. PEMANTAUAN LABEL dan PENANDAAN
Label merupakan salah satu sarana informasi mengenai produk
yang bersangkutan, sehingga label selayaknya dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh
konsumen. Demikian pula bagi konsumen dan masyarakat pada umumnya,
label merupakan suatu media informasi singkat yang sangat bermakna
untuk memudahkan penentuan pilihan produk yang diperlukan.
0
obat
rokok
kosmetik
OT
SK
pangan
19
27
Laporan Tahunan 2017
42
Iklan obat tradisional TMK yang telah ditindaklanjuti oleh Badan POM
sebanyak 17 iklan.
6. Dari 263 iklan rokok media luar ruang dan media cetak yang dipantau,
sejumlah 167 iklan (63%) MK sedangkan 96 iklan (37%) TMK karena
belum sesuai dalam hal pencantuman peringatan kesehatan, materi
iklan dan ketentuan khusus iklan di media luar ruang. Tindak lanjut
hasil pengawasan iklan rokok dilakukan oleh Badan POM.
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 39.
Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan
I. PEMANTAUAN LABEL dan PENANDAAN
Label merupakan salah satu sarana informasi mengenai produk
yang bersangkutan, sehingga label selayaknya dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh
konsumen. Demikian pula bagi konsumen dan masyarakat pada umumnya,
label merupakan suatu media informasi singkat yang sangat bermakna
untuk memudahkan penentuan pilihan produk yang diperlukan.
200 400 600 800 1000 1200
120
263
1196
403
198
322
101
167
1169
254
136
186
19
96
27
149
62
136
Laporan Tahunan 2017
42
Iklan obat tradisional TMK yang telah ditindaklanjuti oleh Badan POM
sebanyak 17 iklan.
6. Dari 263 iklan rokok media luar ruang dan media cetak yang dipantau,
sejumlah 167 iklan (63%) MK sedangkan 96 iklan (37%) TMK karena
belum sesuai dalam hal pencantuman peringatan kesehatan, materi
iklan dan ketentuan khusus iklan di media luar ruang. Tindak lanjut
hasil pengawasan iklan rokok dilakukan oleh Badan POM.
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 39.
Gambar 39. Hasil Pengawasan/Monitoring Iklan
I. PEMANTAUAN LABEL dan PENANDAAN
Label merupakan salah satu sarana informasi mengenai produk
yang bersangkutan, sehingga label selayaknya dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh
konsumen. Demikian pula bagi konsumen dan masyarakat pada umumnya,
label merupakan suatu media informasi singkat yang sangat bermakna
untuk memudahkan penentuan pilihan produk yang diperlukan.
1196
1169
TMK
MK
diperiksa
Laporan Tahunan 2017
43
Dalam rangka perlindungan konsumen, Badan POM melakukan
pengawasan terhadap label untuk menjamin bahwa konsumen memperoleh
informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.
Hasil pengawasan label selama tahun 2017 sebagai berikut :
1. Pengawasan penandaan label obat meliputi bungkus luar, strip/
blister, brosur, etiket, catch cover/ amplop, via/ ampul. Dari 1012
penandaan label obat yang diawasi, terdapat 948 label (94%)
MK, sedangkan 64 label (6%) TMK, sebagian besar karena belum
mencantumkan HET (harga eceran tertinggi), interaksi obat,
posologi/dosis/aturan pakai, nomor ijin edar tidak ada di website
Badan POM.
2. Dari 144 label bungkus rokok yang diawasi, yang MK hanya 36 label
(25%), sedangkan sebanyak 108 label (75%) TMK karena
menggunakan kata promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan
peringatan kesehatan dan informasi kesehatan.
3. Dari 368 label obat tradisional yang dipantau, sejumlah 263 label
(71%) MK sedangkan 105 label (29%) TMK karena berlebihan, tidak
lengkap (tidak ada nomor bets, tanggal kadaluwarsa, cara
penggunaan dalam bahasa Indonesia.
4. Dari 142 label suplemen makanan yang diawasi, 137 label (96%)
penandaan MK sedangkan 5 label (4%) penandaan TMK karena tidak
mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia
5. Dari 1140 label kosmetik yang diawasi, 1038 label (91%) MK,
sedangkan 102 label (9%) TMK karena mencantumkan klaim
berlebihan seolah-olah dapat mengobati/mempengaruhi fisiologis
tubuh, tidak lengkap (tidak ada no bets/tidak terbaca, tidak ada netto,
tidak ada kadaluwarsa, tidak ada komposisi), tidak menggunakan
bahasa Indonesia
6. Dari 617 pangan yang diawasi, 424 label (69%) MK sedangkan 193
label (31%) TMK karena label tidak lengkap, label menyesatkan/
berlebihan, label tidak sesuai dan label klaim sebagai obat. Hasil
pengawasan dilaporkan ke Badan POM, sedangkan untuk label dari
sarana produksi lokal (IRTP), ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat
usulan pembinaan ke sarana melalui Dinas Kesehatan setempat
Laporan Tahunan 2017
43
Dalam rangka perlindungan konsumen, Badan POM melakukan
pengawasan terhadap label untuk menjamin bahwa konsumen memperoleh
informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.
Hasil pengawasan label selama tahun 2017 sebagai berikut :
1. Pengawasan penandaan label obat meliputi bungkus luar, strip/
blister, brosur, etiket, catch cover/ amplop, via/ ampul. Dari 1012
penandaan label obat yang diawasi, terdapat 948 label (94%)
MK, sedangkan 64 label (6%) TMK, sebagian besar karena belum
mencantumkan HET (harga eceran tertinggi), interaksi obat,
posologi/dosis/aturan pakai, nomor ijin edar tidak ada di website
Badan POM.
2. Dari 144 label bungkus rokok yang diawasi, yang MK hanya 36 label
(25%), sedangkan sebanyak 108 label (75%) TMK karena
menggunakan kata promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan
peringatan kesehatan dan informasi kesehatan.
3. Dari 368 label obat tradisional yang dipantau, sejumlah 263 label
(71%) MK sedangkan 105 label (29%) TMK karena berlebihan, tidak
lengkap (tidak ada nomor bets, tanggal kadaluwarsa, cara
penggunaan dalam bahasa Indonesia.
4. Dari 142 label suplemen makanan yang diawasi, 137 label (96%)
penandaan MK sedangkan 5 label (4%) penandaan TMK karena tidak
mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia
5. Dari 1140 label kosmetik yang diawasi, 1038 label (91%) MK,
sedangkan 102 label (9%) TMK karena mencantumkan klaim
berlebihan seolah-olah dapat mengobati/mempengaruhi fisiologis
tubuh, tidak lengkap (tidak ada no bets/tidak terbaca, tidak ada netto,
tidak ada kadaluwarsa, tidak ada komposisi), tidak menggunakan
bahasa Indonesia
6. Dari 617 pangan yang diawasi, 424 label (69%) MK sedangkan 193
label (31%) TMK karena label tidak lengkap, label menyesatkan/
berlebihan, label tidak sesuai dan label klaim sebagai obat. Hasil
pengawasan dilaporkan ke Badan POM, sedangkan untuk label dari
sarana produksi lokal (IRTP), ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat
usulan pembinaan ke sarana melalui Dinas Kesehatan setempat
Laporan Tahunan 2017
43
Dalam rangka perlindungan konsumen, Badan POM melakukan
pengawasan terhadap label untuk menjamin bahwa konsumen memperoleh
informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.
Hasil pengawasan label selama tahun 2017 sebagai berikut :
1. Pengawasan penandaan label obat meliputi bungkus luar, strip/
blister, brosur, etiket, catch cover/ amplop, via/ ampul. Dari 1012
penandaan label obat yang diawasi, terdapat 948 label (94%)
MK, sedangkan 64 label (6%) TMK, sebagian besar karena belum
mencantumkan HET (harga eceran tertinggi), interaksi obat,
posologi/dosis/aturan pakai, nomor ijin edar tidak ada di website
Badan POM.
2. Dari 144 label bungkus rokok yang diawasi, yang MK hanya 36 label
(25%), sedangkan sebanyak 108 label (75%) TMK karena
menggunakan kata promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan
peringatan kesehatan dan informasi kesehatan.
3. Dari 368 label obat tradisional yang dipantau, sejumlah 263 label
(71%) MK sedangkan 105 label (29%) TMK karena berlebihan, tidak
lengkap (tidak ada nomor bets, tanggal kadaluwarsa, cara
penggunaan dalam bahasa Indonesia.
4. Dari 142 label suplemen makanan yang diawasi, 137 label (96%)
penandaan MK sedangkan 5 label (4%) penandaan TMK karena tidak
mencantumkan informasi dalam bahasa Indonesia
5. Dari 1140 label kosmetik yang diawasi, 1038 label (91%) MK,
sedangkan 102 label (9%) TMK karena mencantumkan klaim
berlebihan seolah-olah dapat mengobati/mempengaruhi fisiologis
tubuh, tidak lengkap (tidak ada no bets/tidak terbaca, tidak ada netto,
tidak ada kadaluwarsa, tidak ada komposisi), tidak menggunakan
bahasa Indonesia
6. Dari 617 pangan yang diawasi, 424 label (69%) MK sedangkan 193
label (31%) TMK karena label tidak lengkap, label menyesatkan/
berlebihan, label tidak sesuai dan label klaim sebagai obat. Hasil
pengawasan dilaporkan ke Badan POM, sedangkan untuk label dari
sarana produksi lokal (IRTP), ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat
usulan pembinaan ke sarana melalui Dinas Kesehatan setempat
Laporan Tahunan 2017
44
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 40
Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/Penandaan
J. PENYIDIKAN DAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG OBATDAN MAKANAN
1. Investigasi Awal dan Penyidikan
Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang
tidak memenuhi persyaratan mutu, ilegal dan peredaran obat keras ke
sarana yang tidak berhak perlu dilakukan investigasi awal dan penegakan
hukum melalui penyidikan guna mengungkap kasus tindak pidana di
bidang obat dan makanan yang dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap penurunan pelanggaran tindak pidana di bidang obat dan
makanan serta efek jera bagi pelaku. Kegiatan yang dilakukan adalah
investigasi awal yang dilanjutkan dengan penyidikan.
Hasil Kegiatan Investigasi awal pada tahun 2017 ditemukan sejumlah 9
kasus, terdiri dari 5 kasus obat, 2 kasus OT dan 2 kasus pangan.
0
obat
rokok
ot
sk
kos
pangan
36
5
Laporan Tahunan 2017
44
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 40
Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/Penandaan
J. PENYIDIKAN DAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG OBATDAN MAKANAN
1. Investigasi Awal dan Penyidikan
Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang
tidak memenuhi persyaratan mutu, ilegal dan peredaran obat keras ke
sarana yang tidak berhak perlu dilakukan investigasi awal dan penegakan
hukum melalui penyidikan guna mengungkap kasus tindak pidana di
bidang obat dan makanan yang dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap penurunan pelanggaran tindak pidana di bidang obat dan
makanan serta efek jera bagi pelaku. Kegiatan yang dilakukan adalah
investigasi awal yang dilanjutkan dengan penyidikan.
Hasil Kegiatan Investigasi awal pada tahun 2017 ditemukan sejumlah 9
kasus, terdiri dari 5 kasus obat, 2 kasus OT dan 2 kasus pangan.
200 400 600 800 1000 1200
1012
144
368
142
1140
617
948
36
263
137
1038
424
64
108
105
5
102
193
Laporan Tahunan 2017
44
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 40
Gambar 40. Hasil Pengawasan Label/Penandaan
J. PENYIDIKAN DAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG OBATDAN MAKANAN
1. Investigasi Awal dan Penyidikan
Dalam rangka melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang
tidak memenuhi persyaratan mutu, ilegal dan peredaran obat keras ke
sarana yang tidak berhak perlu dilakukan investigasi awal dan penegakan
hukum melalui penyidikan guna mengungkap kasus tindak pidana di
bidang obat dan makanan yang dapat memberikan dampak yang signifikan
terhadap penurunan pelanggaran tindak pidana di bidang obat dan
makanan serta efek jera bagi pelaku. Kegiatan yang dilakukan adalah
investigasi awal yang dilanjutkan dengan penyidikan.
Hasil Kegiatan Investigasi awal pada tahun 2017 ditemukan sejumlah 9
kasus, terdiri dari 5 kasus obat, 2 kasus OT dan 2 kasus pangan.
1200
1140
TMK
MK
diperiksa
Laporan Tahunan 2017
45
Setelah dilakukan gelar kasus terhadap temuan pelanggaran tersebut
seluruh kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS BBPOM di
Yogyakarta (data lengkap sesuai tabel 35 terlampir), karena telah cukup
bukti merupakan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Adapun
laporan kemajuan perkara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tindak pidana obat sebanyak 5 perkara, 2 perkara sudah selesai
sampai tahap putusan pengadilan, sedangkan 1 perkara masih dalam
proses tahap 1 dan 1 perkara masih dalam tahap pemberkasan.
b. Tindak pidana obat tradisional sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah
selesai sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih
dalam tahap 2.
c. Tindak pidana pangan sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah selesai
sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih dalam tahap
sidang.
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 41
Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana
2. Putusan Pengadilan
Dari 9 perkara yang ditangani dilakukan proses hingga sidang
pengadilan dan telah mendapatkan putusan pengadilan sebanyak 5
perkara, sedangkan 4 perkara lainnya masih dalam proses pengadilan.
Pada tahun 2017 ini juga diterima putusan pengadilan dari 3 kasus tahun
sebelumnya, yaitu 2 perkara tindak pidana obat dan 1 perkara tindak
pidana obat tradisional
3. Pemusnahan
Kegiatan pemusnahan terhadap produk ilegal maupun produk TMK
dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 5 April dan 8 November 2017
Laporan Tahunan 2017
45
Setelah dilakukan gelar kasus terhadap temuan pelanggaran tersebut
seluruh kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS BBPOM di
Yogyakarta (data lengkap sesuai tabel 35 terlampir), karena telah cukup
bukti merupakan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Adapun
laporan kemajuan perkara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tindak pidana obat sebanyak 5 perkara, 2 perkara sudah selesai
sampai tahap putusan pengadilan, sedangkan 1 perkara masih dalam
proses tahap 1 dan 1 perkara masih dalam tahap pemberkasan.
b. Tindak pidana obat tradisional sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah
selesai sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih
dalam tahap 2.
c. Tindak pidana pangan sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah selesai
sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih dalam tahap
sidang.
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 41
Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana
2. Putusan Pengadilan
Dari 9 perkara yang ditangani dilakukan proses hingga sidang
pengadilan dan telah mendapatkan putusan pengadilan sebanyak 5
perkara, sedangkan 4 perkara lainnya masih dalam proses pengadilan.
Pada tahun 2017 ini juga diterima putusan pengadilan dari 3 kasus tahun
sebelumnya, yaitu 2 perkara tindak pidana obat dan 1 perkara tindak
pidana obat tradisional
3. Pemusnahan
Kegiatan pemusnahan terhadap produk ilegal maupun produk TMK
dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 5 April dan 8 November 2017
obat5
56%obat
tradisional2
22%
pangan2
22%
Laporan Tahunan 2017
45
Setelah dilakukan gelar kasus terhadap temuan pelanggaran tersebut
seluruh kasus ditindaklanjuti secara pro-justitia oleh PPNS BBPOM di
Yogyakarta (data lengkap sesuai tabel 35 terlampir), karena telah cukup
bukti merupakan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Adapun
laporan kemajuan perkara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tindak pidana obat sebanyak 5 perkara, 2 perkara sudah selesai
sampai tahap putusan pengadilan, sedangkan 1 perkara masih dalam
proses tahap 1 dan 1 perkara masih dalam tahap pemberkasan.
b. Tindak pidana obat tradisional sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah
selesai sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih
dalam tahap 2.
c. Tindak pidana pangan sebanyak 2 perkara, 1 perkara sudah selesai
sampai tahap putusan pengadilan dan 1 perkara lagi masih dalam tahap
sidang.
Profil hasil pengawasan/monitoring iklan ditunjukkan gambar 41
Gambar 41. Profil Hasil Kegiatan Penyidikan Kasus Tindak Pidana
2. Putusan Pengadilan
Dari 9 perkara yang ditangani dilakukan proses hingga sidang
pengadilan dan telah mendapatkan putusan pengadilan sebanyak 5
perkara, sedangkan 4 perkara lainnya masih dalam proses pengadilan.
Pada tahun 2017 ini juga diterima putusan pengadilan dari 3 kasus tahun
sebelumnya, yaitu 2 perkara tindak pidana obat dan 1 perkara tindak
pidana obat tradisional
3. Pemusnahan
Kegiatan pemusnahan terhadap produk ilegal maupun produk TMK
dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 5 April dan 8 November 2017
obat5
56%
Laporan Tahunan 2017
46
Pelaksanaan pemusnahan di kanto BBPOM di Yogyakarta dengan cara
merusak produk dan kemasan, selanjutnya produk yang telah rusak
dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul. Rincian
produk yang dimusnahkan adalah sebagai berikut :
Tahap pertama 5 April 2017 terdiri dar1 22.860 kemasan
Obat Tradisional tanpa ijin edar dan mengandung bahan kimia obat
Kosmetik tanpa ijin edar
Obat daftar G
Nilai ekonomis sebanyak Rp 190.378.000 ,-
Tahap kedua 8 November 2017 terdiri dari 17.933 kemasan
Obat tradisional tanpa ijin edar
Kosmetik tanpa ijin edar
Nilai ekonomis sebanyak Rp 129.000.500 ,-
Pemusnahan tersebut sebagai komitmen BBPOM di Yogyakarta untuk
perlindungan masyarakat terhadap peredaran produk obat dan makanan
yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Masyarakat
dihimbau untuk selalu waspada dalam menggunakan produk obat dan
makanan, cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kadaluarsa) dan agar
melaporkan apabila menduga adanya produksi dan atau peredaran OT
secara illegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
BBPOM di Yogyakarta.
K. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KONSUMEN
1. Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melalui telah menerima
pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah
1219 layanan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,56%
dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis komoditi yang mendapatkan
perhatian masyarakat cukup besar yakni 42,00% komoditi makanan
kemudian komoditi kosmetik, obat tradisional dan obat.
Laporan Tahunan 2017
46
Pelaksanaan pemusnahan di kanto BBPOM di Yogyakarta dengan cara
merusak produk dan kemasan, selanjutnya produk yang telah rusak
dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul. Rincian
produk yang dimusnahkan adalah sebagai berikut :
Tahap pertama 5 April 2017 terdiri dar1 22.860 kemasan
Obat Tradisional tanpa ijin edar dan mengandung bahan kimia obat
Kosmetik tanpa ijin edar
Obat daftar G
Nilai ekonomis sebanyak Rp 190.378.000 ,-
Tahap kedua 8 November 2017 terdiri dari 17.933 kemasan
Obat tradisional tanpa ijin edar
Kosmetik tanpa ijin edar
Nilai ekonomis sebanyak Rp 129.000.500 ,-
Pemusnahan tersebut sebagai komitmen BBPOM di Yogyakarta untuk
perlindungan masyarakat terhadap peredaran produk obat dan makanan
yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Masyarakat
dihimbau untuk selalu waspada dalam menggunakan produk obat dan
makanan, cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kadaluarsa) dan agar
melaporkan apabila menduga adanya produksi dan atau peredaran OT
secara illegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
BBPOM di Yogyakarta.
K. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KONSUMEN
1. Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melalui telah menerima
pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah
1219 layanan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,56%
dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis komoditi yang mendapatkan
perhatian masyarakat cukup besar yakni 42,00% komoditi makanan
kemudian komoditi kosmetik, obat tradisional dan obat.
Laporan Tahunan 2017
46
Pelaksanaan pemusnahan di kanto BBPOM di Yogyakarta dengan cara
merusak produk dan kemasan, selanjutnya produk yang telah rusak
dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul. Rincian
produk yang dimusnahkan adalah sebagai berikut :
Tahap pertama 5 April 2017 terdiri dar1 22.860 kemasan
Obat Tradisional tanpa ijin edar dan mengandung bahan kimia obat
Kosmetik tanpa ijin edar
Obat daftar G
Nilai ekonomis sebanyak Rp 190.378.000 ,-
Tahap kedua 8 November 2017 terdiri dari 17.933 kemasan
Obat tradisional tanpa ijin edar
Kosmetik tanpa ijin edar
Nilai ekonomis sebanyak Rp 129.000.500 ,-
Pemusnahan tersebut sebagai komitmen BBPOM di Yogyakarta untuk
perlindungan masyarakat terhadap peredaran produk obat dan makanan
yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Masyarakat
dihimbau untuk selalu waspada dalam menggunakan produk obat dan
makanan, cek KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kadaluarsa) dan agar
melaporkan apabila menduga adanya produksi dan atau peredaran OT
secara illegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
BBPOM di Yogyakarta.
K. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KONSUMEN
1. Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta melalui telah menerima
pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah
1219 layanan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,56%
dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis komoditi yang mendapatkan
perhatian masyarakat cukup besar yakni 42,00% komoditi makanan
kemudian komoditi kosmetik, obat tradisional dan obat.
Laporan Tahunan 2017
47
Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan komoditi dapat
dilihat pada gambar 42, data lengkap sesuai tabel 36 terlampir.
Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan InformasiBerdasarkanKomoditi
Profesi konsumen ULPK didominasi oleh karyawan sebanyak 30,92%
diikuti oleh pelaku usaha, umum, apoteker dan pelajar/mahasiswa.
Layanan informasi tahun 2017 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat
pada gambar 43, data lengkap sesuai tabel 37 terlampir
.Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi
102
518
149
0
Laporan Tahunan 2017
47
Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan komoditi dapat
dilihat pada gambar 42, data lengkap sesuai tabel 36 terlampir.
Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan InformasiBerdasarkanKomoditi
Profesi konsumen ULPK didominasi oleh karyawan sebanyak 30,92%
diikuti oleh pelaku usaha, umum, apoteker dan pelajar/mahasiswa.
Layanan informasi tahun 2017 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat
pada gambar 43, data lengkap sesuai tabel 37 terlampir
.Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi
518
163256
1013 2 7 9
149
0 8 24
377
136
1 0
366
0 0 0 3
Laporan Tahunan 2017
47
Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan komoditi dapat
dilihat pada gambar 42, data lengkap sesuai tabel 36 terlampir.
Gambar 42. Profil Jumlah Pengaduan/Permintaan InformasiBerdasarkanKomoditi
Profesi konsumen ULPK didominasi oleh karyawan sebanyak 30,92%
diikuti oleh pelaku usaha, umum, apoteker dan pelajar/mahasiswa.
Layanan informasi tahun 2017 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat
pada gambar 43, data lengkap sesuai tabel 37 terlampir
.Gambar 43. Profil Pengaduan Konsumen Menurut Profesi
58
3 3
152
Laporan Tahunan 2017
48
Sarana yang dipergunakan konsumen dalam menyampaikan
pengaduan/permintaan informasi melalui email, langsung surat, telepon,
SMS ataupun lewat media sosial resmi BBPOM di Yogyakarta. Sebagian
besar pengaduan/permintaan informasi dilakukan secara langsung ke
ULPK Jl Tompeyan no 1 Tegalrejo Yogyakarta (75,00%). Grafik sarana
yang dipergunakan selama tahun 2017 terlihat pada gambar 44. (Data
tabel 38 terlampir)
Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalamMenyampaikan Pengaduan/Pertanyaan
2. Pemberdayaan Masyarakat DIY Secara Langsung
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat secara langsung
dilaksanakan dengan
penyampaian materi Obat,
Kosmetik, Obat Tradisional,
Pangan sebanyak 79 kali
dengan jumlah total peserta
3.216 orang.
Kegiatan dilaksanakan oleh instansi lintas sektor, perguruan tinggi,
organisasi, profesi, organisasi masyarakat dan masyarakat umum dari
Kabupaten/Kota se DIY yang secara pro aktif mengundang BBPOM di
Yogyakarta sebagai narasumber. Hal ini merupakan wujud dari antusiasme
masyarakat terhadap permasalahan obat dan makanan di DIY dan
menjadikan BBPOM di Yogyakarta sebagai rujukan untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan masyarakat
Laporan Tahunan 2017
48
Sarana yang dipergunakan konsumen dalam menyampaikan
pengaduan/permintaan informasi melalui email, langsung surat, telepon,
SMS ataupun lewat media sosial resmi BBPOM di Yogyakarta. Sebagian
besar pengaduan/permintaan informasi dilakukan secara langsung ke
ULPK Jl Tompeyan no 1 Tegalrejo Yogyakarta (75,00%). Grafik sarana
yang dipergunakan selama tahun 2017 terlihat pada gambar 44. (Data
tabel 38 terlampir)
Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalamMenyampaikan Pengaduan/Pertanyaan
2. Pemberdayaan Masyarakat DIY Secara Langsung
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat secara langsung
dilaksanakan dengan
penyampaian materi Obat,
Kosmetik, Obat Tradisional,
Pangan sebanyak 79 kali
dengan jumlah total peserta
3.216 orang.
Kegiatan dilaksanakan oleh instansi lintas sektor, perguruan tinggi,
organisasi, profesi, organisasi masyarakat dan masyarakat umum dari
Kabupaten/Kota se DIY yang secara pro aktif mengundang BBPOM di
Yogyakarta sebagai narasumber. Hal ini merupakan wujud dari antusiasme
masyarakat terhadap permasalahan obat dan makanan di DIY dan
menjadikan BBPOM di Yogyakarta sebagai rujukan untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan masyarakat
E-mail Langsung Surat Telepon SMS
9
926
1
162100
Laporan Tahunan 2017
48
Sarana yang dipergunakan konsumen dalam menyampaikan
pengaduan/permintaan informasi melalui email, langsung surat, telepon,
SMS ataupun lewat media sosial resmi BBPOM di Yogyakarta. Sebagian
besar pengaduan/permintaan informasi dilakukan secara langsung ke
ULPK Jl Tompeyan no 1 Tegalrejo Yogyakarta (75,00%). Grafik sarana
yang dipergunakan selama tahun 2017 terlihat pada gambar 44. (Data
tabel 38 terlampir)
Gambar 44. Profil Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalamMenyampaikan Pengaduan/Pertanyaan
2. Pemberdayaan Masyarakat DIY Secara Langsung
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat secara langsung
dilaksanakan dengan
penyampaian materi Obat,
Kosmetik, Obat Tradisional,
Pangan sebanyak 79 kali
dengan jumlah total peserta
3.216 orang.
Kegiatan dilaksanakan oleh instansi lintas sektor, perguruan tinggi,
organisasi, profesi, organisasi masyarakat dan masyarakat umum dari
Kabupaten/Kota se DIY yang secara pro aktif mengundang BBPOM di
Yogyakarta sebagai narasumber. Hal ini merupakan wujud dari antusiasme
masyarakat terhadap permasalahan obat dan makanan di DIY dan
menjadikan BBPOM di Yogyakarta sebagai rujukan untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan masyarakat
Medsos
21
Laporan Tahunan 2017
49
3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan TokohMasyarakat
Dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat
terhadap penggunaan Obat dan Pangan yang aman BBPOM di Yogyakarta
mengadakan KIE dengan tema “Gerakan Nasional Peduli Obat dan
Pangan Aman (GNPOPA)” pada hari Jumat 19 Mei 2017 bertempat di
Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri, jalan Olahraga,
Komplek Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kegiatan KIE ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, merupakan tindak lanjut dari Perjanjian kerja sama BBPOM di
Yogyakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat
(LPPM), Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2016
dan 2017.
Peserta KIE sebanyak 500 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas
Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pangan UGM
yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke seluruh pelosok
Indonesia. KIE ini merupakan bentuk pembekalan tentang Keamanan Obat
dan Makanan yang akan disampaikan oleh mahasiswa kepada masyarakat
di tempat KKN. Hal ini akan semakin memperluas penyebaran informasi
tentang Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
UGM, Prof. Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan
Fokus KKN UGM untuk program Sustainable Development Goals (SGDs)
tentang Good Health yaitu Budaya Masyakarat Sehat, Pengetahuan
tentang Obat dan Masyarakat dan Desa Masyarakat Sehat.
4. Penyebaran Informasi ke Komunitas Masyarakat Digital Jogja(MASDJO)
Kegiatan Sarasehan bersama komunitas Masdjo dilaksanakan 2
(dua) kali yaitu pada hari Selasa 11 Juli dan Senin tanggal 20 November
2017, dan 30 peserta terdiri dari kompasiana, kumpulan emak bloger,
komunitas blogger jogja, beauty blogger, GenPI Jogja, Masdjo
(watespahpoh), Masdjo (Rumah Toea), kuliner yogya, kratonpedia,
Starjogja, KEB, ariflukman.com, Info Seni dan Jogloabang.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak komunitas Masdjo
Laporan Tahunan 2017
49
3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan TokohMasyarakat
Dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat
terhadap penggunaan Obat dan Pangan yang aman BBPOM di Yogyakarta
mengadakan KIE dengan tema “Gerakan Nasional Peduli Obat dan
Pangan Aman (GNPOPA)” pada hari Jumat 19 Mei 2017 bertempat di
Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri, jalan Olahraga,
Komplek Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kegiatan KIE ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, merupakan tindak lanjut dari Perjanjian kerja sama BBPOM di
Yogyakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat
(LPPM), Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2016
dan 2017.
Peserta KIE sebanyak 500 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas
Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pangan UGM
yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke seluruh pelosok
Indonesia. KIE ini merupakan bentuk pembekalan tentang Keamanan Obat
dan Makanan yang akan disampaikan oleh mahasiswa kepada masyarakat
di tempat KKN. Hal ini akan semakin memperluas penyebaran informasi
tentang Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
UGM, Prof. Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan
Fokus KKN UGM untuk program Sustainable Development Goals (SGDs)
tentang Good Health yaitu Budaya Masyakarat Sehat, Pengetahuan
tentang Obat dan Masyarakat dan Desa Masyarakat Sehat.
4. Penyebaran Informasi ke Komunitas Masyarakat Digital Jogja(MASDJO)
Kegiatan Sarasehan bersama komunitas Masdjo dilaksanakan 2
(dua) kali yaitu pada hari Selasa 11 Juli dan Senin tanggal 20 November
2017, dan 30 peserta terdiri dari kompasiana, kumpulan emak bloger,
komunitas blogger jogja, beauty blogger, GenPI Jogja, Masdjo
(watespahpoh), Masdjo (Rumah Toea), kuliner yogya, kratonpedia,
Starjogja, KEB, ariflukman.com, Info Seni dan Jogloabang.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak komunitas Masdjo
Laporan Tahunan 2017
49
3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan TokohMasyarakat
Dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat
terhadap penggunaan Obat dan Pangan yang aman BBPOM di Yogyakarta
mengadakan KIE dengan tema “Gerakan Nasional Peduli Obat dan
Pangan Aman (GNPOPA)” pada hari Jumat 19 Mei 2017 bertempat di
Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri, jalan Olahraga,
Komplek Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kegiatan KIE ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, merupakan tindak lanjut dari Perjanjian kerja sama BBPOM di
Yogyakarta dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat
(LPPM), Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2016
dan 2017.
Peserta KIE sebanyak 500 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas
Farmasi, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknologi Pangan UGM
yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke seluruh pelosok
Indonesia. KIE ini merupakan bentuk pembekalan tentang Keamanan Obat
dan Makanan yang akan disampaikan oleh mahasiswa kepada masyarakat
di tempat KKN. Hal ini akan semakin memperluas penyebaran informasi
tentang Keamanan Obat dan Makanan kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
UGM, Prof. Suratman menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan
Fokus KKN UGM untuk program Sustainable Development Goals (SGDs)
tentang Good Health yaitu Budaya Masyakarat Sehat, Pengetahuan
tentang Obat dan Masyarakat dan Desa Masyarakat Sehat.
4. Penyebaran Informasi ke Komunitas Masyarakat Digital Jogja(MASDJO)
Kegiatan Sarasehan bersama komunitas Masdjo dilaksanakan 2
(dua) kali yaitu pada hari Selasa 11 Juli dan Senin tanggal 20 November
2017, dan 30 peserta terdiri dari kompasiana, kumpulan emak bloger,
komunitas blogger jogja, beauty blogger, GenPI Jogja, Masdjo
(watespahpoh), Masdjo (Rumah Toea), kuliner yogya, kratonpedia,
Starjogja, KEB, ariflukman.com, Info Seni dan Jogloabang.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak komunitas Masdjo
Laporan Tahunan 2017
50
bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keamanan obat dan
makanan karena masing-masing komunitas mempunyai follower yang
relatif banyak sehingga memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan
informasi keamanan obat dan makanan kepada masyarakat melalui media
digital.
5. Komunikasi Informasi dan Edukasi Melalui Media Cetak &Elektronik
BBPOM di Yogyakarta juga melaksanakan KIE edukasi melalui
media cetak dan media elektronik berupa:
a. Talk show di televisiSosialisasi melalui media televisi sangat diperlukan karena
media televisi mempunyai cakupan audiens yang luas sehingga upaya
pemberdayaan masyarakat melalui KIE menjadi lebih efektif. Talkshow
di televisi lokal di DIY dilaksanakan sebanyak 2 kali di TVRI. Talk show
pertama pada 13 Maret
2017 mengangkat tema
Pelayanan Publik dan
Pendaftaran Produk
dengan narasumber
kepala BBPOM di
Yogyakarta, I Gusti Ayu
Adhi Aryapatni, pelaku
usaha Makanan, CV. Moniska Family, Sri Widayati dan pelaku usaha
Obat Tradisional, CV. Lintang Suminar, Muklis Yudiantoro. Talk show
mengulas tentang prosedur perijinan dan fasilitasi yang diberikan
kepada UMKM untuk kesiapan di era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Talkshow kedua dilaksanakan di TVRI pada tanggal 22 Juni
2017 dengan tema Intensifikasi Pengawasan Pangan selama
Ramadhan dan Idhul Fitri bersama Disperindag DIY.
Laporan Tahunan 2017
50
bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keamanan obat dan
makanan karena masing-masing komunitas mempunyai follower yang
relatif banyak sehingga memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan
informasi keamanan obat dan makanan kepada masyarakat melalui media
digital.
5. Komunikasi Informasi dan Edukasi Melalui Media Cetak &Elektronik
BBPOM di Yogyakarta juga melaksanakan KIE edukasi melalui
media cetak dan media elektronik berupa:
a. Talk show di televisiSosialisasi melalui media televisi sangat diperlukan karena
media televisi mempunyai cakupan audiens yang luas sehingga upaya
pemberdayaan masyarakat melalui KIE menjadi lebih efektif. Talkshow
di televisi lokal di DIY dilaksanakan sebanyak 2 kali di TVRI. Talk show
pertama pada 13 Maret
2017 mengangkat tema
Pelayanan Publik dan
Pendaftaran Produk
dengan narasumber
kepala BBPOM di
Yogyakarta, I Gusti Ayu
Adhi Aryapatni, pelaku
usaha Makanan, CV. Moniska Family, Sri Widayati dan pelaku usaha
Obat Tradisional, CV. Lintang Suminar, Muklis Yudiantoro. Talk show
mengulas tentang prosedur perijinan dan fasilitasi yang diberikan
kepada UMKM untuk kesiapan di era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Talkshow kedua dilaksanakan di TVRI pada tanggal 22 Juni
2017 dengan tema Intensifikasi Pengawasan Pangan selama
Ramadhan dan Idhul Fitri bersama Disperindag DIY.
Laporan Tahunan 2017
50
bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang keamanan obat dan
makanan karena masing-masing komunitas mempunyai follower yang
relatif banyak sehingga memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan
informasi keamanan obat dan makanan kepada masyarakat melalui media
digital.
5. Komunikasi Informasi dan Edukasi Melalui Media Cetak &Elektronik
BBPOM di Yogyakarta juga melaksanakan KIE edukasi melalui
media cetak dan media elektronik berupa:
a. Talk show di televisiSosialisasi melalui media televisi sangat diperlukan karena
media televisi mempunyai cakupan audiens yang luas sehingga upaya
pemberdayaan masyarakat melalui KIE menjadi lebih efektif. Talkshow
di televisi lokal di DIY dilaksanakan sebanyak 2 kali di TVRI. Talk show
pertama pada 13 Maret
2017 mengangkat tema
Pelayanan Publik dan
Pendaftaran Produk
dengan narasumber
kepala BBPOM di
Yogyakarta, I Gusti Ayu
Adhi Aryapatni, pelaku
usaha Makanan, CV. Moniska Family, Sri Widayati dan pelaku usaha
Obat Tradisional, CV. Lintang Suminar, Muklis Yudiantoro. Talk show
mengulas tentang prosedur perijinan dan fasilitasi yang diberikan
kepada UMKM untuk kesiapan di era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Talkshow kedua dilaksanakan di TVRI pada tanggal 22 Juni
2017 dengan tema Intensifikasi Pengawasan Pangan selama
Ramadhan dan Idhul Fitri bersama Disperindag DIY.
Laporan Tahunan 2017
51
b. Talk show di radioDilaksanakan sebanyak
12 kali, mengangkat tema antara
lain Waspadai Bahan Kimia
Obat pada Obat Tradisional,
Waspada Bahaya Rokok,
Waspada Hoax terkait Obat dan
Makanan, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Germas Sapa, dll
c. Pencetakan bahan KIE dan PromosiSebagai sarana penunjang dalam memberikan informasi
kepada masyarakat dan sebagai media promosi, BBPOM di
Yogyakarta mencetak bahan KIE berupa leaflet, komik, buku, dan
stiker dan membuat bahan promosi berupa payung, mug, jam dinding,
lap tangan, dll. Tema yang diambil adalah Gerakan Waspada Obat
dan Makanan Ilegal dan Gerakan Sadar Pangan Aman (Germas
Sapa) terutama tentang keamanan pangan.
6. Pameran
Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta berpartisipasi dalam 10
event pameran. Kegiatan ini cukup efektif dilakukan sebagai sarana KIE
langsung kepada masyarakat tentang keamanan obat, OT, kosmetik dan
suplemen kesehatan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk
memperoleh informasi dilihat dari jumlah pengunjung yang mencapai lebih
dari 3.400.
a. Pameran Hari Kesehatan Sedunia (HKS)BBPOM di Yogyakarta
bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan DIY ikut berpartisipasi
dalam kegiatan HKS pada tanggal 7
April 2017, berupa senam dan
pameran bertempat di Jln.
Margoutomo Yogyakarta dengan
tema "Keluarga Sehat Bebas Depresi...Curhat Yukkk.."
Laporan Tahunan 2017
51
b. Talk show di radioDilaksanakan sebanyak
12 kali, mengangkat tema antara
lain Waspadai Bahan Kimia
Obat pada Obat Tradisional,
Waspada Bahaya Rokok,
Waspada Hoax terkait Obat dan
Makanan, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Germas Sapa, dll
c. Pencetakan bahan KIE dan PromosiSebagai sarana penunjang dalam memberikan informasi
kepada masyarakat dan sebagai media promosi, BBPOM di
Yogyakarta mencetak bahan KIE berupa leaflet, komik, buku, dan
stiker dan membuat bahan promosi berupa payung, mug, jam dinding,
lap tangan, dll. Tema yang diambil adalah Gerakan Waspada Obat
dan Makanan Ilegal dan Gerakan Sadar Pangan Aman (Germas
Sapa) terutama tentang keamanan pangan.
6. Pameran
Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta berpartisipasi dalam 10
event pameran. Kegiatan ini cukup efektif dilakukan sebagai sarana KIE
langsung kepada masyarakat tentang keamanan obat, OT, kosmetik dan
suplemen kesehatan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk
memperoleh informasi dilihat dari jumlah pengunjung yang mencapai lebih
dari 3.400.
a. Pameran Hari Kesehatan Sedunia (HKS)BBPOM di Yogyakarta
bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan DIY ikut berpartisipasi
dalam kegiatan HKS pada tanggal 7
April 2017, berupa senam dan
pameran bertempat di Jln.
Margoutomo Yogyakarta dengan
tema "Keluarga Sehat Bebas Depresi...Curhat Yukkk.."
Laporan Tahunan 2017
51
b. Talk show di radioDilaksanakan sebanyak
12 kali, mengangkat tema antara
lain Waspadai Bahan Kimia
Obat pada Obat Tradisional,
Waspada Bahaya Rokok,
Waspada Hoax terkait Obat dan
Makanan, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Germas Sapa, dll
c. Pencetakan bahan KIE dan PromosiSebagai sarana penunjang dalam memberikan informasi
kepada masyarakat dan sebagai media promosi, BBPOM di
Yogyakarta mencetak bahan KIE berupa leaflet, komik, buku, dan
stiker dan membuat bahan promosi berupa payung, mug, jam dinding,
lap tangan, dll. Tema yang diambil adalah Gerakan Waspada Obat
dan Makanan Ilegal dan Gerakan Sadar Pangan Aman (Germas
Sapa) terutama tentang keamanan pangan.
6. Pameran
Pada tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta berpartisipasi dalam 10
event pameran. Kegiatan ini cukup efektif dilakukan sebagai sarana KIE
langsung kepada masyarakat tentang keamanan obat, OT, kosmetik dan
suplemen kesehatan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk
memperoleh informasi dilihat dari jumlah pengunjung yang mencapai lebih
dari 3.400.
a. Pameran Hari Kesehatan Sedunia (HKS)BBPOM di Yogyakarta
bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan DIY ikut berpartisipasi
dalam kegiatan HKS pada tanggal 7
April 2017, berupa senam dan
pameran bertempat di Jln.
Margoutomo Yogyakarta dengan
tema "Keluarga Sehat Bebas Depresi...Curhat Yukkk.."
Laporan Tahunan 2017
52
Tim Pameran BBPOM di Yogyakarta
menampilkan contoh-contoh produk obat,
obat tradisional, kosmetik dan pangan
baik yang memenuhi syarat maupun yang
tidak memenuhi syarat, leaflet berbagai
macam judul, informasi klarifikasi hoax dari Badan POM dan informasi
terkait obat-obat psikotropika. Dari kesan pesan yang ditulis pengunjung
pameran, masyarakat berharap pameran seperti ini dapat sering
dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang
bermanfaat.
b. Pameran Bulan Ramadhan di Terminal dan StasiunUntuk memperluas cakupan informasi keamanan pangan
kepada masyarakat di Bulan Ramadhan, BBPOM di Yogyakarta
membuka posko pengaduan dan kosnsultasi serta pameran di terminal
dan stasiun di Yogyakarta. Terminal/ stasiun merupakan salah satu
tempat umum yang ramai menjelang Lebaran sehingga merupakan
waktu yang tepat untuk mensosialisasikan keamanan obat dan
makanan. Pameran berlangsung selama 3 (tiga) hari dilaksanakan di
Terminal Jombor pada hari Selasa (20/6), Stadiun Tugu pada hari
Rabu (21/6)dan Terminal Giwangan pada hari Kamis (22/6).
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat
melaporkan adanya produk-produk yang tidak aman serta dapat
memperoleh informasi yang benar tentang mutu dan keamanan obat
dan makanan.
c. Pameran Pembangunan DIY
Dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan
ke-72, dengan tema "Kerja Bersama", Pemda DIY mengadakan
Pameran Pembangunan di Exhibition Hall Gedung Kotak Taman
Pintar mulai tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2017.
Laporan Tahunan 2017
52
Tim Pameran BBPOM di Yogyakarta
menampilkan contoh-contoh produk obat,
obat tradisional, kosmetik dan pangan
baik yang memenuhi syarat maupun yang
tidak memenuhi syarat, leaflet berbagai
macam judul, informasi klarifikasi hoax dari Badan POM dan informasi
terkait obat-obat psikotropika. Dari kesan pesan yang ditulis pengunjung
pameran, masyarakat berharap pameran seperti ini dapat sering
dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang
bermanfaat.
b. Pameran Bulan Ramadhan di Terminal dan StasiunUntuk memperluas cakupan informasi keamanan pangan
kepada masyarakat di Bulan Ramadhan, BBPOM di Yogyakarta
membuka posko pengaduan dan kosnsultasi serta pameran di terminal
dan stasiun di Yogyakarta. Terminal/ stasiun merupakan salah satu
tempat umum yang ramai menjelang Lebaran sehingga merupakan
waktu yang tepat untuk mensosialisasikan keamanan obat dan
makanan. Pameran berlangsung selama 3 (tiga) hari dilaksanakan di
Terminal Jombor pada hari Selasa (20/6), Stadiun Tugu pada hari
Rabu (21/6)dan Terminal Giwangan pada hari Kamis (22/6).
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat
melaporkan adanya produk-produk yang tidak aman serta dapat
memperoleh informasi yang benar tentang mutu dan keamanan obat
dan makanan.
c. Pameran Pembangunan DIY
Dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan
ke-72, dengan tema "Kerja Bersama", Pemda DIY mengadakan
Pameran Pembangunan di Exhibition Hall Gedung Kotak Taman
Pintar mulai tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2017.
Laporan Tahunan 2017
52
Tim Pameran BBPOM di Yogyakarta
menampilkan contoh-contoh produk obat,
obat tradisional, kosmetik dan pangan
baik yang memenuhi syarat maupun yang
tidak memenuhi syarat, leaflet berbagai
macam judul, informasi klarifikasi hoax dari Badan POM dan informasi
terkait obat-obat psikotropika. Dari kesan pesan yang ditulis pengunjung
pameran, masyarakat berharap pameran seperti ini dapat sering
dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang
bermanfaat.
b. Pameran Bulan Ramadhan di Terminal dan StasiunUntuk memperluas cakupan informasi keamanan pangan
kepada masyarakat di Bulan Ramadhan, BBPOM di Yogyakarta
membuka posko pengaduan dan kosnsultasi serta pameran di terminal
dan stasiun di Yogyakarta. Terminal/ stasiun merupakan salah satu
tempat umum yang ramai menjelang Lebaran sehingga merupakan
waktu yang tepat untuk mensosialisasikan keamanan obat dan
makanan. Pameran berlangsung selama 3 (tiga) hari dilaksanakan di
Terminal Jombor pada hari Selasa (20/6), Stadiun Tugu pada hari
Rabu (21/6)dan Terminal Giwangan pada hari Kamis (22/6).
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat
melaporkan adanya produk-produk yang tidak aman serta dapat
memperoleh informasi yang benar tentang mutu dan keamanan obat
dan makanan.
c. Pameran Pembangunan DIY
Dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan
ke-72, dengan tema "Kerja Bersama", Pemda DIY mengadakan
Pameran Pembangunan di Exhibition Hall Gedung Kotak Taman
Pintar mulai tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2017.
Laporan Tahunan 2017
53
Pembukaan secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 18 Agustus oleh Sekda DIY Gatot Saptadi.
Pameran BBPOM di Yogyakarta menampilkan informasi dan contoh
produk obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan yang aman serta
produk yang mengandung bahan berbahaya serta menyebarkan
bahan informasi seperti leaflet dan gimmick {Komik Memilih Makanan
Aman, CD film POMPI Akibat Salah Makan dan Kipas bertuliskan
pesan Lindungi Kesehatan Keluarga Kita, Mari Peduli Obat dan
Makanan Aman, Ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar,
Kedaluwarsa)}, juga menyediakan konsultasi gratis dan fotoboth
bersama maskot Badan POM Pompi-Omi yang cukup diminati
pengunjung. Selain wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar,
pengunjung pameran juga berasal dari pelajar di sekitar Kota
Yogyakarta.
d. Pameran LIPI Tradisional Food and Scientech Festival
Dalam rangka peringatan Bulan Teknologi tahun 2017
dengan tema “Kiprah 50 Tahun LIPI dengan Budayakan Teknologi untuk
Mendukung Pemanfaatan Bahan Alam yang Berdaya Saing”, Badan
Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (BPTBA LIPI) DIY melaksanakan Pameran Tradisional Food
And Scientech Festival mulai tanggal 8 sampai 10 September 2017 di
Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut
berpartisipasi membuka stand dengan menampilkan edukasi terkait obat
dan makanan, termasuk menampilkan contoh-contoh obat, kosmetik,
obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/
ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar
kuis keamanan pangan, permainan ular tangga dan demo deteksi bahan
berbahaya pada makanan dengan test kit. Pada Pameran ini, BPTBA
LIPI melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di
Yogyakarta meraih juara II.
Laporan Tahunan 2017
53
Pembukaan secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 18 Agustus oleh Sekda DIY Gatot Saptadi.
Pameran BBPOM di Yogyakarta menampilkan informasi dan contoh
produk obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan yang aman serta
produk yang mengandung bahan berbahaya serta menyebarkan
bahan informasi seperti leaflet dan gimmick {Komik Memilih Makanan
Aman, CD film POMPI Akibat Salah Makan dan Kipas bertuliskan
pesan Lindungi Kesehatan Keluarga Kita, Mari Peduli Obat dan
Makanan Aman, Ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar,
Kedaluwarsa)}, juga menyediakan konsultasi gratis dan fotoboth
bersama maskot Badan POM Pompi-Omi yang cukup diminati
pengunjung. Selain wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar,
pengunjung pameran juga berasal dari pelajar di sekitar Kota
Yogyakarta.
d. Pameran LIPI Tradisional Food and Scientech Festival
Dalam rangka peringatan Bulan Teknologi tahun 2017
dengan tema “Kiprah 50 Tahun LIPI dengan Budayakan Teknologi untuk
Mendukung Pemanfaatan Bahan Alam yang Berdaya Saing”, Badan
Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (BPTBA LIPI) DIY melaksanakan Pameran Tradisional Food
And Scientech Festival mulai tanggal 8 sampai 10 September 2017 di
Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut
berpartisipasi membuka stand dengan menampilkan edukasi terkait obat
dan makanan, termasuk menampilkan contoh-contoh obat, kosmetik,
obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/
ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar
kuis keamanan pangan, permainan ular tangga dan demo deteksi bahan
berbahaya pada makanan dengan test kit. Pada Pameran ini, BPTBA
LIPI melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di
Yogyakarta meraih juara II.
Laporan Tahunan 2017
53
Pembukaan secara resmi dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 18 Agustus oleh Sekda DIY Gatot Saptadi.
Pameran BBPOM di Yogyakarta menampilkan informasi dan contoh
produk obat, obat tradisional, kosmetik dan pangan yang aman serta
produk yang mengandung bahan berbahaya serta menyebarkan
bahan informasi seperti leaflet dan gimmick {Komik Memilih Makanan
Aman, CD film POMPI Akibat Salah Makan dan Kipas bertuliskan
pesan Lindungi Kesehatan Keluarga Kita, Mari Peduli Obat dan
Makanan Aman, Ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar,
Kedaluwarsa)}, juga menyediakan konsultasi gratis dan fotoboth
bersama maskot Badan POM Pompi-Omi yang cukup diminati
pengunjung. Selain wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar,
pengunjung pameran juga berasal dari pelajar di sekitar Kota
Yogyakarta.
d. Pameran LIPI Tradisional Food and Scientech Festival
Dalam rangka peringatan Bulan Teknologi tahun 2017
dengan tema “Kiprah 50 Tahun LIPI dengan Budayakan Teknologi untuk
Mendukung Pemanfaatan Bahan Alam yang Berdaya Saing”, Badan
Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (BPTBA LIPI) DIY melaksanakan Pameran Tradisional Food
And Scientech Festival mulai tanggal 8 sampai 10 September 2017 di
Gedung Kotak Taman Pintar Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut
berpartisipasi membuka stand dengan menampilkan edukasi terkait obat
dan makanan, termasuk menampilkan contoh-contoh obat, kosmetik,
obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/
ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar
kuis keamanan pangan, permainan ular tangga dan demo deteksi bahan
berbahaya pada makanan dengan test kit. Pada Pameran ini, BPTBA
LIPI melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di
Yogyakarta meraih juara II.
Laporan Tahunan 2017
54
e. Pameran Hari Pangan Sedunia
Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia dengan tema
“Bersama Kita Wujudkan Jogja Mandiri Pangan”, Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY melaksanakan pameran mulai
tanggal 7 sampai 9 September 2017 di Halaman Kantor BKPP DIY.
BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh
produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang
mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan bahan
informasi seperti leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan,
permaianan ular tangga, lomba fotoboth dan talkshow. Pada Pameran
ini, BKPP melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di
Yogyakarta meraih juara III.
f. Pameran Jogja Expo 2017
Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun
Kota Yogyakarta yang ke - 261 pemerintah kota yogyakarta
melaksanakan Pameran Produk Unggulan dan Peluang Investasi
mulai tanggal 15 sampai 18 September 2017 bertempat di Malioboro
Mall. BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-
contoh produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang
mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan informasi
dalam bentuk leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan dan kuis
keamanan obat serta kosmetik, permainanular tangga da fotoboth.
Pameran juga diikuti oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari
berbagai daerah seperti Temanggung, Halmahera, Bangka Belitung,
dan lain-lain.
Laporan Tahunan 2017
54
e. Pameran Hari Pangan Sedunia
Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia dengan tema
“Bersama Kita Wujudkan Jogja Mandiri Pangan”, Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY melaksanakan pameran mulai
tanggal 7 sampai 9 September 2017 di Halaman Kantor BKPP DIY.
BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh
produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang
mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan bahan
informasi seperti leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan,
permaianan ular tangga, lomba fotoboth dan talkshow. Pada Pameran
ini, BKPP melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di
Yogyakarta meraih juara III.
f. Pameran Jogja Expo 2017
Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun
Kota Yogyakarta yang ke - 261 pemerintah kota yogyakarta
melaksanakan Pameran Produk Unggulan dan Peluang Investasi
mulai tanggal 15 sampai 18 September 2017 bertempat di Malioboro
Mall. BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-
contoh produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang
mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan informasi
dalam bentuk leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan dan kuis
keamanan obat serta kosmetik, permainanular tangga da fotoboth.
Pameran juga diikuti oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari
berbagai daerah seperti Temanggung, Halmahera, Bangka Belitung,
dan lain-lain.
Laporan Tahunan 2017
54
e. Pameran Hari Pangan Sedunia
Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia dengan tema
“Bersama Kita Wujudkan Jogja Mandiri Pangan”, Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY melaksanakan pameran mulai
tanggal 7 sampai 9 September 2017 di Halaman Kantor BKPP DIY.
BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh
produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang
mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan bahan
informasi seperti leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan,
permaianan ular tangga, lomba fotoboth dan talkshow. Pada Pameran
ini, BKPP melaksanakan lomba stand terbaik, dan stand BBPOM di
Yogyakarta meraih juara III.
f. Pameran Jogja Expo 2017
Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun
Kota Yogyakarta yang ke - 261 pemerintah kota yogyakarta
melaksanakan Pameran Produk Unggulan dan Peluang Investasi
mulai tanggal 15 sampai 18 September 2017 bertempat di Malioboro
Mall. BBPOM di Yogyakarta ikut berpartisipasi menampilkan contoh-
contoh produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan yang
mengandung bahan berbahaya/ ilegal serta menyebarkan informasi
dalam bentuk leaflet dan menggelar kuis keamanan pangan dan kuis
keamanan obat serta kosmetik, permainanular tangga da fotoboth.
Pameran juga diikuti oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari
berbagai daerah seperti Temanggung, Halmahera, Bangka Belitung,
dan lain-lain.
Laporan Tahunan 2017
55
g. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN)
Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional dengan
tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”, Dinas Kesehatan DIY
melaksanakan senam masal dan pameran kesehatan pada tanggal 12
November 2017 di Alun-alun Kidul Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta
ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik,
obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/
ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar
kuis keamanan pangan.
h. Pameran Peringatan Hari Ibu ke 89
Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke 89 dengan tema
“Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan”, panitia peringatan Hari
Ibu yang terdiri dari Organisasi Wanita di DIY yaitu BKOW (Badan
Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma
Wanita Persatuan DIY, Bhayangkari DIY dan TP PKK DIY
melaksanakan senam masal, Bakti Sosial, lomba-lomba, sarasehan dan
pameran pada tanggal 15 November 2017 di Gedung Mandala
Bhakti Wanitatama Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut
berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik, obat
tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/ ilegal
serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar kuis
keamanan pangan.
Laporan Tahunan 2017
55
g. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN)
Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional dengan
tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”, Dinas Kesehatan DIY
melaksanakan senam masal dan pameran kesehatan pada tanggal 12
November 2017 di Alun-alun Kidul Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta
ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik,
obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/
ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar
kuis keamanan pangan.
h. Pameran Peringatan Hari Ibu ke 89
Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke 89 dengan tema
“Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan”, panitia peringatan Hari
Ibu yang terdiri dari Organisasi Wanita di DIY yaitu BKOW (Badan
Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma
Wanita Persatuan DIY, Bhayangkari DIY dan TP PKK DIY
melaksanakan senam masal, Bakti Sosial, lomba-lomba, sarasehan dan
pameran pada tanggal 15 November 2017 di Gedung Mandala
Bhakti Wanitatama Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut
berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik, obat
tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/ ilegal
serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar kuis
keamanan pangan.
Laporan Tahunan 2017
55
g. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN)
Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional dengan
tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”, Dinas Kesehatan DIY
melaksanakan senam masal dan pameran kesehatan pada tanggal 12
November 2017 di Alun-alun Kidul Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta
ikut berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik,
obat tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/
ilegal serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar
kuis keamanan pangan.
h. Pameran Peringatan Hari Ibu ke 89
Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke 89 dengan tema
“Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan”, panitia peringatan Hari
Ibu yang terdiri dari Organisasi Wanita di DIY yaitu BKOW (Badan
Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma
Wanita Persatuan DIY, Bhayangkari DIY dan TP PKK DIY
melaksanakan senam masal, Bakti Sosial, lomba-lomba, sarasehan dan
pameran pada tanggal 15 November 2017 di Gedung Mandala
Bhakti Wanitatama Yogyakarta. BBPOM di Yogyakarta ikut
berpartisipasi menampilkan contoh-contoh produk obat, kosmetik, obat
tradisonal dan makanan yang mengandung bahan berbahaya/ ilegal
serta menyebarkan bahan informasi seperti leaflet dan menggelar kuis
keamanan pangan.
Laporan Tahunan 2017
56
i. Pameran Sekaten
BBPOM di Yogyakarta secara rutin ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Pameran Pasar Malam Perayaan Sekaten (PPMPS) di
anjungan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan rutin setiap
tahun.
Pameran dilaksanakan selama 22 hari dari tanggal 10
November s/d 1 Desember 2017 dengan tema "Harmoni Ekonomi,
Budaya dan Religi untuk Jogja Istimewa" di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Dalam pameran ini Stand BBPOM di Yogyakarta
menampilkan contoh-contoh hasil pengawasan yaitu obat, obat
tradisional, kosmetika dan makanan yang mengandung bahan berbahaya
dan tanpa izin edar, konsultasi seputar Obat dan Makanan, layanan
informasi melalui kuis dan leaflet. Untuk penyebarluasan slogan-slogan
keamanan obat dan makanan kepada masyarakat, diadakan lomba foto
selfi di booth yang kemudian diupload di media sosial.
L. PELATIHAN, PERTEMUAN DAN KEGIATAN KHUSUS
1. Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Terhadap 12 Desa RawanPangan
Tahun 2017 adalah tahun
ke-5 BBPOM di Yogyakarta
berpartisipasi dalam Program
Desa Percontohan Pengurangan
Kemiskinan dan Kerawanan
Pangan yang diinisasi oleh
Dewan Ketahanan Pangan (DKP)
DIY. Adapun 12 Desa Percontohan Sesuai Keputusan Gubernur DIY
Nomor : 192/Kep/2016 yang termasuk dalam program ini adalah Desa
Girirejo, Desa Wukirsari dan Desa Trimurti di Kabupaten Bantul; Desa
Martelu, Desa Banyusoco, Desa Kenteng, Desa Wonosari dan Desa
Duwet Kabupaten Gunungkidul serta Desa Kalirejo, Desa Hargowilis,
Laporan Tahunan 2017
56
i. Pameran Sekaten
BBPOM di Yogyakarta secara rutin ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Pameran Pasar Malam Perayaan Sekaten (PPMPS) di
anjungan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan rutin setiap
tahun.
Pameran dilaksanakan selama 22 hari dari tanggal 10
November s/d 1 Desember 2017 dengan tema "Harmoni Ekonomi,
Budaya dan Religi untuk Jogja Istimewa" di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Dalam pameran ini Stand BBPOM di Yogyakarta
menampilkan contoh-contoh hasil pengawasan yaitu obat, obat
tradisional, kosmetika dan makanan yang mengandung bahan berbahaya
dan tanpa izin edar, konsultasi seputar Obat dan Makanan, layanan
informasi melalui kuis dan leaflet. Untuk penyebarluasan slogan-slogan
keamanan obat dan makanan kepada masyarakat, diadakan lomba foto
selfi di booth yang kemudian diupload di media sosial.
L. PELATIHAN, PERTEMUAN DAN KEGIATAN KHUSUS
1. Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Terhadap 12 Desa RawanPangan
Tahun 2017 adalah tahun
ke-5 BBPOM di Yogyakarta
berpartisipasi dalam Program
Desa Percontohan Pengurangan
Kemiskinan dan Kerawanan
Pangan yang diinisasi oleh
Dewan Ketahanan Pangan (DKP)
DIY. Adapun 12 Desa Percontohan Sesuai Keputusan Gubernur DIY
Nomor : 192/Kep/2016 yang termasuk dalam program ini adalah Desa
Girirejo, Desa Wukirsari dan Desa Trimurti di Kabupaten Bantul; Desa
Martelu, Desa Banyusoco, Desa Kenteng, Desa Wonosari dan Desa
Duwet Kabupaten Gunungkidul serta Desa Kalirejo, Desa Hargowilis,
Laporan Tahunan 2017
56
i. Pameran Sekaten
BBPOM di Yogyakarta secara rutin ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Pameran Pasar Malam Perayaan Sekaten (PPMPS) di
anjungan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diadakan rutin setiap
tahun.
Pameran dilaksanakan selama 22 hari dari tanggal 10
November s/d 1 Desember 2017 dengan tema "Harmoni Ekonomi,
Budaya dan Religi untuk Jogja Istimewa" di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Dalam pameran ini Stand BBPOM di Yogyakarta
menampilkan contoh-contoh hasil pengawasan yaitu obat, obat
tradisional, kosmetika dan makanan yang mengandung bahan berbahaya
dan tanpa izin edar, konsultasi seputar Obat dan Makanan, layanan
informasi melalui kuis dan leaflet. Untuk penyebarluasan slogan-slogan
keamanan obat dan makanan kepada masyarakat, diadakan lomba foto
selfi di booth yang kemudian diupload di media sosial.
L. PELATIHAN, PERTEMUAN DAN KEGIATAN KHUSUS
1. Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Terhadap 12 Desa RawanPangan
Tahun 2017 adalah tahun
ke-5 BBPOM di Yogyakarta
berpartisipasi dalam Program
Desa Percontohan Pengurangan
Kemiskinan dan Kerawanan
Pangan yang diinisasi oleh
Dewan Ketahanan Pangan (DKP)
DIY. Adapun 12 Desa Percontohan Sesuai Keputusan Gubernur DIY
Nomor : 192/Kep/2016 yang termasuk dalam program ini adalah Desa
Girirejo, Desa Wukirsari dan Desa Trimurti di Kabupaten Bantul; Desa
Martelu, Desa Banyusoco, Desa Kenteng, Desa Wonosari dan Desa
Duwet Kabupaten Gunungkidul serta Desa Kalirejo, Desa Hargowilis,
Laporan Tahunan 2017
57
Desa Hargotirto, dan Desa Tuksono di Kabupaten Kulonprogo.
Di 12 Desa Percontohan tersebut, BBPOM di Yogyakarta
menyelenggarakan kegiatan intensifikasi pengawasan pangan
menggunakan mobil laboratorium keliling dan Bimtek Keamanan Pangan
tanggal 16 Maret (desa Wukirsari), 27 Maret (desa Kalirejo), 12 April (desa
Girirejo), 13 April (desa Hargotirto), 17 April (desa Trimurti), 18 April (desa
Hargowilis), 19 April (desa Mertelu), 20 April (desa Kenteng), 2 Mei (desa
Duwet), 4 Mei (desa Banyusoco), 9 Mei (desa Wonosari), 10 Mei (desa
Tuksono).
Intensifikasi pengawasan pangan yang dilaksanakan pada 12 Desa
Percontohan di sarana ritel/warung kelontong, menunjukkan terdapat
9,65% pangan mengandung bahan berbahaya. Tindak lanjut dari temuan
tersebut agar tidak berulang, dilakukan pemusnahan oleh pemilik atau
penanggung jawab sarana, membuat surat pernyataan dan mengirim hasil
uji ke Kepala Desa setempat untuk dilakukan monitoring.
Kegiatan bimtek dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas
setempat agar puskesmas bisa melakukan pengawalan terhadap program
ini mengingat masih ditemukan produk pangan mengandung bahan
berbahaya. Materi bimtek adalah Keamanan Pangan dan Lima Kunci
Keamanan Pangan Ritel dan Peran Sanitarian Puskesmas terhadap
Pengawasan Pangan Beredar di Wilayah Desa. Setiap peserta bimtek
dihimbau agar menyebarluaskan informasi pada komunitas masing-
masing.
2. Koordinasi dan Diseminasi Hasil Pemantauan Toksikovigilan
Kegiatan Koordinasi dan Diseminasi Hasil PemantauanToksikovigilan dilkasanakanpada hari Rabu tanggal 26April 2017 di aula BalaiBesarPOM di Yogyakarta denganmengundang 5 orang petugasdari dinas kesehatankabupaten/kota dan 36petugas dari Rumah sakit
pemerintah maupun swasta di DIY.
Laporan Tahunan 2017
57
Desa Hargotirto, dan Desa Tuksono di Kabupaten Kulonprogo.
Di 12 Desa Percontohan tersebut, BBPOM di Yogyakarta
menyelenggarakan kegiatan intensifikasi pengawasan pangan
menggunakan mobil laboratorium keliling dan Bimtek Keamanan Pangan
tanggal 16 Maret (desa Wukirsari), 27 Maret (desa Kalirejo), 12 April (desa
Girirejo), 13 April (desa Hargotirto), 17 April (desa Trimurti), 18 April (desa
Hargowilis), 19 April (desa Mertelu), 20 April (desa Kenteng), 2 Mei (desa
Duwet), 4 Mei (desa Banyusoco), 9 Mei (desa Wonosari), 10 Mei (desa
Tuksono).
Intensifikasi pengawasan pangan yang dilaksanakan pada 12 Desa
Percontohan di sarana ritel/warung kelontong, menunjukkan terdapat
9,65% pangan mengandung bahan berbahaya. Tindak lanjut dari temuan
tersebut agar tidak berulang, dilakukan pemusnahan oleh pemilik atau
penanggung jawab sarana, membuat surat pernyataan dan mengirim hasil
uji ke Kepala Desa setempat untuk dilakukan monitoring.
Kegiatan bimtek dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas
setempat agar puskesmas bisa melakukan pengawalan terhadap program
ini mengingat masih ditemukan produk pangan mengandung bahan
berbahaya. Materi bimtek adalah Keamanan Pangan dan Lima Kunci
Keamanan Pangan Ritel dan Peran Sanitarian Puskesmas terhadap
Pengawasan Pangan Beredar di Wilayah Desa. Setiap peserta bimtek
dihimbau agar menyebarluaskan informasi pada komunitas masing-
masing.
2. Koordinasi dan Diseminasi Hasil Pemantauan Toksikovigilan
Kegiatan Koordinasi dan Diseminasi Hasil PemantauanToksikovigilan dilkasanakanpada hari Rabu tanggal 26April 2017 di aula BalaiBesarPOM di Yogyakarta denganmengundang 5 orang petugasdari dinas kesehatankabupaten/kota dan 36petugas dari Rumah sakit
pemerintah maupun swasta di DIY.
Laporan Tahunan 2017
57
Desa Hargotirto, dan Desa Tuksono di Kabupaten Kulonprogo.
Di 12 Desa Percontohan tersebut, BBPOM di Yogyakarta
menyelenggarakan kegiatan intensifikasi pengawasan pangan
menggunakan mobil laboratorium keliling dan Bimtek Keamanan Pangan
tanggal 16 Maret (desa Wukirsari), 27 Maret (desa Kalirejo), 12 April (desa
Girirejo), 13 April (desa Hargotirto), 17 April (desa Trimurti), 18 April (desa
Hargowilis), 19 April (desa Mertelu), 20 April (desa Kenteng), 2 Mei (desa
Duwet), 4 Mei (desa Banyusoco), 9 Mei (desa Wonosari), 10 Mei (desa
Tuksono).
Intensifikasi pengawasan pangan yang dilaksanakan pada 12 Desa
Percontohan di sarana ritel/warung kelontong, menunjukkan terdapat
9,65% pangan mengandung bahan berbahaya. Tindak lanjut dari temuan
tersebut agar tidak berulang, dilakukan pemusnahan oleh pemilik atau
penanggung jawab sarana, membuat surat pernyataan dan mengirim hasil
uji ke Kepala Desa setempat untuk dilakukan monitoring.
Kegiatan bimtek dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas
setempat agar puskesmas bisa melakukan pengawalan terhadap program
ini mengingat masih ditemukan produk pangan mengandung bahan
berbahaya. Materi bimtek adalah Keamanan Pangan dan Lima Kunci
Keamanan Pangan Ritel dan Peran Sanitarian Puskesmas terhadap
Pengawasan Pangan Beredar di Wilayah Desa. Setiap peserta bimtek
dihimbau agar menyebarluaskan informasi pada komunitas masing-
masing.
2. Koordinasi dan Diseminasi Hasil Pemantauan Toksikovigilan
Kegiatan Koordinasi dan Diseminasi Hasil PemantauanToksikovigilan dilkasanakanpada hari Rabu tanggal 26April 2017 di aula BalaiBesarPOM di Yogyakarta denganmengundang 5 orang petugasdari dinas kesehatankabupaten/kota dan 36petugas dari Rumah sakit
pemerintah maupun swasta di DIY.
Laporan Tahunan 2017
58
Pemetaan Kasus Keracunan di Rumah Sakit merupakan salah satu
kegiatan Sentra Informasi Keracunan untuk mengidentifikasi keracunan
melalui pengumpulan data, evaluasi, dan monitoring kegiatan pencegahan
keracunan.
Data yang terkumpul akan dianalisis dan akan menjadi salah satu
acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Sentra Informasi
Keracunan selanjutnya. Langkah-langkah pencegahan yang diambil
berdasarkan pola penyebaran kasus keracunan diharapkan bisa
mengurangi risiko terjadinya keracunan serupa. Kasus Keracunan yang
terjadi dan dilaporkan tahun 2017 adalah 122 kasus. Peta kasus keracunan
tahun 2017 seperti terlihat di gambar 45. (Data sesuai tabel 40 terlampir)
Gambar 45. Peta Kasus Keracunan
3. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di DIY
GKPD ini dicanangkan
dengan tujuan untuk meningkatkan
akses keamanan pangan desa yang
berbasis kearifan lokal untuk
peningkatan ekonomi keluarga dan
mengembangkan produk pangan
unggulan desa berbasis keamanan
pangan. Kegiatan - kegiatan GKPD Tahun 2017 meliputi :
a. Audiensi Pemilihan DesaTerkait desa yang akan diintervensi GKPD Tahun 2017, Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masing-
masing mengusulkan tiga desa yaitu:
1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
27
0
26
Laporan Tahunan 2017
58
Pemetaan Kasus Keracunan di Rumah Sakit merupakan salah satu
kegiatan Sentra Informasi Keracunan untuk mengidentifikasi keracunan
melalui pengumpulan data, evaluasi, dan monitoring kegiatan pencegahan
keracunan.
Data yang terkumpul akan dianalisis dan akan menjadi salah satu
acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Sentra Informasi
Keracunan selanjutnya. Langkah-langkah pencegahan yang diambil
berdasarkan pola penyebaran kasus keracunan diharapkan bisa
mengurangi risiko terjadinya keracunan serupa. Kasus Keracunan yang
terjadi dan dilaporkan tahun 2017 adalah 122 kasus. Peta kasus keracunan
tahun 2017 seperti terlihat di gambar 45. (Data sesuai tabel 40 terlampir)
Gambar 45. Peta Kasus Keracunan
3. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di DIY
GKPD ini dicanangkan
dengan tujuan untuk meningkatkan
akses keamanan pangan desa yang
berbasis kearifan lokal untuk
peningkatan ekonomi keluarga dan
mengembangkan produk pangan
unggulan desa berbasis keamanan
pangan. Kegiatan - kegiatan GKPD Tahun 2017 meliputi :
a. Audiensi Pemilihan DesaTerkait desa yang akan diintervensi GKPD Tahun 2017, Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masing-
masing mengusulkan tiga desa yaitu:
1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
16 1
15 01
1239
26
1 1 1 Obat
Obat Tradisional
Makanan
Suplemen
Kosmetik
Napza
Binatang
Pestisida/Insektisida
Laporan Tahunan 2017
58
Pemetaan Kasus Keracunan di Rumah Sakit merupakan salah satu
kegiatan Sentra Informasi Keracunan untuk mengidentifikasi keracunan
melalui pengumpulan data, evaluasi, dan monitoring kegiatan pencegahan
keracunan.
Data yang terkumpul akan dianalisis dan akan menjadi salah satu
acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Sentra Informasi
Keracunan selanjutnya. Langkah-langkah pencegahan yang diambil
berdasarkan pola penyebaran kasus keracunan diharapkan bisa
mengurangi risiko terjadinya keracunan serupa. Kasus Keracunan yang
terjadi dan dilaporkan tahun 2017 adalah 122 kasus. Peta kasus keracunan
tahun 2017 seperti terlihat di gambar 45. (Data sesuai tabel 40 terlampir)
Gambar 45. Peta Kasus Keracunan
3. Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) di DIY
GKPD ini dicanangkan
dengan tujuan untuk meningkatkan
akses keamanan pangan desa yang
berbasis kearifan lokal untuk
peningkatan ekonomi keluarga dan
mengembangkan produk pangan
unggulan desa berbasis keamanan
pangan. Kegiatan - kegiatan GKPD Tahun 2017 meliputi :
a. Audiensi Pemilihan DesaTerkait desa yang akan diintervensi GKPD Tahun 2017, Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masing-
masing mengusulkan tiga desa yaitu:
1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
Obat Tradisional
Suplemen
Pestisida/Insektisida
Laporan Tahunan 2017
59
2. Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo
3. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon
Progo
4. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
5. Desa Beji Harjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung
Kidul
6. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung
Kidul
Bedasarkan hasil audiensi kepada enam Kepala Desa
tersebut diputuskan 3 desa target intervensi Gerakan Keamanan
Pangan Desa tahun 2017 yaitu:
1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
2. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
3. Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul
Untuk mendapatkan dukungan dalam memilih calon kader
guru pada sekolah disekitar desa yang diintervensi juga dilakukan
audiensi ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar
Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 14 Maret
2017, dan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Tepus dan Kecamatan
Patuk Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 15 Maret 2017.
b. Advokasi Kelembagaan DesaPada tanggal 29 Maret
2017 bertempat di Aula BBPOM di
Yogyakarta diselenggarakan
kegiatan Advokasi Kelembagaan
Desa sebagai langkah awal untuk
menggalang komitmen dengan
lintas sektor dan perangkat desa.
Pertemuan ini di hadiri
oleh lintas sektor terkait antara lain Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat; Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi; Tim Penggerak PKK; Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM; Dinas Kesehatan; Dinas
Pertanian; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas
Laporan Tahunan 2017
59
2. Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo
3. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon
Progo
4. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
5. Desa Beji Harjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung
Kidul
6. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung
Kidul
Bedasarkan hasil audiensi kepada enam Kepala Desa
tersebut diputuskan 3 desa target intervensi Gerakan Keamanan
Pangan Desa tahun 2017 yaitu:
1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
2. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
3. Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul
Untuk mendapatkan dukungan dalam memilih calon kader
guru pada sekolah disekitar desa yang diintervensi juga dilakukan
audiensi ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar
Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 14 Maret
2017, dan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Tepus dan Kecamatan
Patuk Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 15 Maret 2017.
b. Advokasi Kelembagaan DesaPada tanggal 29 Maret
2017 bertempat di Aula BBPOM di
Yogyakarta diselenggarakan
kegiatan Advokasi Kelembagaan
Desa sebagai langkah awal untuk
menggalang komitmen dengan
lintas sektor dan perangkat desa.
Pertemuan ini di hadiri
oleh lintas sektor terkait antara lain Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat; Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi; Tim Penggerak PKK; Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM; Dinas Kesehatan; Dinas
Pertanian; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas
Laporan Tahunan 2017
59
2. Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo
3. Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon
Progo
4. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
5. Desa Beji Harjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung
Kidul
6. Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung
Kidul
Bedasarkan hasil audiensi kepada enam Kepala Desa
tersebut diputuskan 3 desa target intervensi Gerakan Keamanan
Pangan Desa tahun 2017 yaitu:
1. Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
2. Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul
3. Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul
Untuk mendapatkan dukungan dalam memilih calon kader
guru pada sekolah disekitar desa yang diintervensi juga dilakukan
audiensi ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar
Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 14 Maret
2017, dan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Tepus dan Kecamatan
Patuk Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 15 Maret 2017.
b. Advokasi Kelembagaan DesaPada tanggal 29 Maret
2017 bertempat di Aula BBPOM di
Yogyakarta diselenggarakan
kegiatan Advokasi Kelembagaan
Desa sebagai langkah awal untuk
menggalang komitmen dengan
lintas sektor dan perangkat desa.
Pertemuan ini di hadiri
oleh lintas sektor terkait antara lain Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat; Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi; Tim Penggerak PKK; Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM; Dinas Kesehatan; Dinas
Pertanian; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas
Laporan Tahunan 2017
60
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan
Masyarakat; Perwakilan Desa/
keluarahan yang telah diintervensi
program GKPD tahun 2016; Kepala
Desa, Perwakilan Kader dan
Puskesmas Desa Kaliagung
Kabupaten Kulon Progo, Desa
Sidoharjo dan Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul.
Diharapkan pertemuan ini dapat menjalin kemitraan antara stakeholder
dan adanya komunikasi 2 (dua) arah dengan komunitas desa guna
meningkatkan pengawasan keamanan pangan di Indonesia.
c. Bimtek Kader Keamanan PanganSetelah penggalangan komitmen
dengan lintas sektor dan perangkat
desa, selanjutnya pada tanggal 30 –
31 Maret 2017 bertempat di aula
BBPOM di Yogyakarta dilaksanakan
Bimtek Kader Keamanan Pangan
Desa sebagai salah satu bentuk
upaya pemberdayaan masyarakat desa dan usaha pangan desa di
bidang keamanan pangan. Bimtek ini diikuti oleh 50 orang kader yang
terdiri dari PKK, karang taruna, guru dari tiga desa yaitu Desa
Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa Nglanggeran, PKP/DFI dari
Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo serta Koordinator Lapangan
GKPD BBPOM di Yogyakarta.
Para kader dibekali dengan
materi keamanan pangan, uji rapid
test kit untuk mendeteksi bahan
berbahaya dalam pangan dan Design
Thinking yang mengangkat potensi
permasalahan yang ada di masing-
masing kelompok komunitas desa.
Pada kesempatan ini juga diserahkan permainan ular tangga
keamanan pangan kepada perwakilan tiga desa dan kepada
Laporan Tahunan 2017
60
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan
Masyarakat; Perwakilan Desa/
keluarahan yang telah diintervensi
program GKPD tahun 2016; Kepala
Desa, Perwakilan Kader dan
Puskesmas Desa Kaliagung
Kabupaten Kulon Progo, Desa
Sidoharjo dan Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul.
Diharapkan pertemuan ini dapat menjalin kemitraan antara stakeholder
dan adanya komunikasi 2 (dua) arah dengan komunitas desa guna
meningkatkan pengawasan keamanan pangan di Indonesia.
c. Bimtek Kader Keamanan PanganSetelah penggalangan komitmen
dengan lintas sektor dan perangkat
desa, selanjutnya pada tanggal 30 –
31 Maret 2017 bertempat di aula
BBPOM di Yogyakarta dilaksanakan
Bimtek Kader Keamanan Pangan
Desa sebagai salah satu bentuk
upaya pemberdayaan masyarakat desa dan usaha pangan desa di
bidang keamanan pangan. Bimtek ini diikuti oleh 50 orang kader yang
terdiri dari PKK, karang taruna, guru dari tiga desa yaitu Desa
Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa Nglanggeran, PKP/DFI dari
Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo serta Koordinator Lapangan
GKPD BBPOM di Yogyakarta.
Para kader dibekali dengan
materi keamanan pangan, uji rapid
test kit untuk mendeteksi bahan
berbahaya dalam pangan dan Design
Thinking yang mengangkat potensi
permasalahan yang ada di masing-
masing kelompok komunitas desa.
Pada kesempatan ini juga diserahkan permainan ular tangga
keamanan pangan kepada perwakilan tiga desa dan kepada
Laporan Tahunan 2017
60
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan
Masyarakat; Perwakilan Desa/
keluarahan yang telah diintervensi
program GKPD tahun 2016; Kepala
Desa, Perwakilan Kader dan
Puskesmas Desa Kaliagung
Kabupaten Kulon Progo, Desa
Sidoharjo dan Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul.
Diharapkan pertemuan ini dapat menjalin kemitraan antara stakeholder
dan adanya komunikasi 2 (dua) arah dengan komunitas desa guna
meningkatkan pengawasan keamanan pangan di Indonesia.
c. Bimtek Kader Keamanan PanganSetelah penggalangan komitmen
dengan lintas sektor dan perangkat
desa, selanjutnya pada tanggal 30 –
31 Maret 2017 bertempat di aula
BBPOM di Yogyakarta dilaksanakan
Bimtek Kader Keamanan Pangan
Desa sebagai salah satu bentuk
upaya pemberdayaan masyarakat desa dan usaha pangan desa di
bidang keamanan pangan. Bimtek ini diikuti oleh 50 orang kader yang
terdiri dari PKK, karang taruna, guru dari tiga desa yaitu Desa
Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa Nglanggeran, PKP/DFI dari
Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo serta Koordinator Lapangan
GKPD BBPOM di Yogyakarta.
Para kader dibekali dengan
materi keamanan pangan, uji rapid
test kit untuk mendeteksi bahan
berbahaya dalam pangan dan Design
Thinking yang mengangkat potensi
permasalahan yang ada di masing-
masing kelompok komunitas desa.
Pada kesempatan ini juga diserahkan permainan ular tangga
keamanan pangan kepada perwakilan tiga desa dan kepada
Laporan Tahunan 2017
61
masing-masing kelompok kader yaitu Ibu PKK/rumah tangga, karang
taruna, guru dan tenaga pengawas diberikan masing-masing 1 (satu) set
rapid tes kit.
d. Gap AssessmentSetelah Bimtek kader selanjutnya
dilaksanakan Gap Assessment selama
3 hari, tanggal 17 - 20 April 2017, pada
calon komunitas terpilih di Desa
Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa
Nglanggeran.
Gap Assessment ini bertujuan
mengetahui profil desa dalam penerapan program keamanan pangan
yang sekaligus menjadi baseline data situasi dan kondisi keamanan
pangan di desa, dilakukan melalui pengisian kuesioner yang berisi
gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku 5 komunitas desa yang akan
diintervensi, yaitu Ibu PKK dan ibu rumah tangga, pelaku usaha pangan
di desa (warung/ritel), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan
Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) serta guru. Masing-masing komunitas
desa terdiri dari 10 orang, sehingga total komunitas desa sebanyak 50
orang tiap desa. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung
(wawancara dan observasi) kepada komunitas desa yang menjadi
responden, untuk dinilai perilaku keamanan pangannya, bekerja sama
dengan 6 mahasiswa FTP UGM sebagai observer.
Untuk memetakan kebutuhan partisipasi aktif masyarakat dalam
mencapai tujuan program, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan
kegiatan Participatory Action Research (PAR) melalui Focus Group
Discussion (FGD). Masing-masing komunitas didampingi oleh Kader
Keamanan Pangan membahas permasalahan keamanan pangan desa
serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Hasil pembahasan
PAR dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Kebersihan yang
kurang, penggunaan air tidak mengalir, produk makanan tanpa ijin edar,
penggunaan minyak goreng berulang-ulang adalah beberapa masalah
yang diungkapkan oleh komunitas desa saat diskusi PAR.
Laporan Tahunan 2017
61
masing-masing kelompok kader yaitu Ibu PKK/rumah tangga, karang
taruna, guru dan tenaga pengawas diberikan masing-masing 1 (satu) set
rapid tes kit.
d. Gap AssessmentSetelah Bimtek kader selanjutnya
dilaksanakan Gap Assessment selama
3 hari, tanggal 17 - 20 April 2017, pada
calon komunitas terpilih di Desa
Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa
Nglanggeran.
Gap Assessment ini bertujuan
mengetahui profil desa dalam penerapan program keamanan pangan
yang sekaligus menjadi baseline data situasi dan kondisi keamanan
pangan di desa, dilakukan melalui pengisian kuesioner yang berisi
gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku 5 komunitas desa yang akan
diintervensi, yaitu Ibu PKK dan ibu rumah tangga, pelaku usaha pangan
di desa (warung/ritel), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan
Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) serta guru. Masing-masing komunitas
desa terdiri dari 10 orang, sehingga total komunitas desa sebanyak 50
orang tiap desa. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung
(wawancara dan observasi) kepada komunitas desa yang menjadi
responden, untuk dinilai perilaku keamanan pangannya, bekerja sama
dengan 6 mahasiswa FTP UGM sebagai observer.
Untuk memetakan kebutuhan partisipasi aktif masyarakat dalam
mencapai tujuan program, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan
kegiatan Participatory Action Research (PAR) melalui Focus Group
Discussion (FGD). Masing-masing komunitas didampingi oleh Kader
Keamanan Pangan membahas permasalahan keamanan pangan desa
serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Hasil pembahasan
PAR dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Kebersihan yang
kurang, penggunaan air tidak mengalir, produk makanan tanpa ijin edar,
penggunaan minyak goreng berulang-ulang adalah beberapa masalah
yang diungkapkan oleh komunitas desa saat diskusi PAR.
Laporan Tahunan 2017
61
masing-masing kelompok kader yaitu Ibu PKK/rumah tangga, karang
taruna, guru dan tenaga pengawas diberikan masing-masing 1 (satu) set
rapid tes kit.
d. Gap AssessmentSetelah Bimtek kader selanjutnya
dilaksanakan Gap Assessment selama
3 hari, tanggal 17 - 20 April 2017, pada
calon komunitas terpilih di Desa
Kaliagung, Desa Sidoharjo dan Desa
Nglanggeran.
Gap Assessment ini bertujuan
mengetahui profil desa dalam penerapan program keamanan pangan
yang sekaligus menjadi baseline data situasi dan kondisi keamanan
pangan di desa, dilakukan melalui pengisian kuesioner yang berisi
gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku 5 komunitas desa yang akan
diintervensi, yaitu Ibu PKK dan ibu rumah tangga, pelaku usaha pangan
di desa (warung/ritel), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan
Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) serta guru. Masing-masing komunitas
desa terdiri dari 10 orang, sehingga total komunitas desa sebanyak 50
orang tiap desa. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung
(wawancara dan observasi) kepada komunitas desa yang menjadi
responden, untuk dinilai perilaku keamanan pangannya, bekerja sama
dengan 6 mahasiswa FTP UGM sebagai observer.
Untuk memetakan kebutuhan partisipasi aktif masyarakat dalam
mencapai tujuan program, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan
kegiatan Participatory Action Research (PAR) melalui Focus Group
Discussion (FGD). Masing-masing komunitas didampingi oleh Kader
Keamanan Pangan membahas permasalahan keamanan pangan desa
serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Hasil pembahasan
PAR dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Kebersihan yang
kurang, penggunaan air tidak mengalir, produk makanan tanpa ijin edar,
penggunaan minyak goreng berulang-ulang adalah beberapa masalah
yang diungkapkan oleh komunitas desa saat diskusi PAR.
Laporan Tahunan 2017
62
e. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap ITim mobil laboratorium keliling diterjunkan untuk mengambil
dan menguji sampel pangan diduga mengandung bahan berbahaya
(rhodamin B, methanyl yellow,
borax, formalin) yang
diperjualbelikan di 3 desa intervensi
pada tanggal 17, 18 dan 19 Mei
2017. Kegiatan intensifikasi ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi
keamanan pangan di desa sebelum
diintervensi GKPD.
f. Bimtek Komunitas Desa ISetelah dilakukan Bimtek
kepada 45 orang Kader Keamanan
Pangan dari 3 desa tersebut
selanjutnya para kader
melaksanakan Bimtek Komunitas
Desa I melalui pendampingan pada
5 komunitas desa, yaitu komunitas
Ibu PKK/Ibu Rumah Tangga, sekolah, IRTP, ritel dan PKL.
Pada bimtek ini komunitas desa mendapatkan materi tentang
Keamanan Pangan, Mencegah dan Penatalaksanaan Keracunan
Alergi Pangan serta materi 5 Kunci Keamanan Pangan sesuai
komunitas masing-masing. Untuk Kelas IRTP, Dinas Kesehatan
menjadikan bimtek komunitas desa sebagai sarana Penyuluhan
Pangan dalam rangka SPP-IRT sehingga nantinya output bimtek
komunitas desa adalah sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
sebagai persyaratan memperoleh ijin PIRT. Sedangkan untuk kelas
PKL, kegiatan bimtek komunitas desa disinergikan dengan kegiatan
Dinas Kesehatan yaitu sertifikasi Makanan Jajanan. Narasumber
bimtek komunitas desa adalah 2 kader sesuai komunitas masing-
masing.
Laporan Tahunan 2017
62
e. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap ITim mobil laboratorium keliling diterjunkan untuk mengambil
dan menguji sampel pangan diduga mengandung bahan berbahaya
(rhodamin B, methanyl yellow,
borax, formalin) yang
diperjualbelikan di 3 desa intervensi
pada tanggal 17, 18 dan 19 Mei
2017. Kegiatan intensifikasi ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi
keamanan pangan di desa sebelum
diintervensi GKPD.
f. Bimtek Komunitas Desa ISetelah dilakukan Bimtek
kepada 45 orang Kader Keamanan
Pangan dari 3 desa tersebut
selanjutnya para kader
melaksanakan Bimtek Komunitas
Desa I melalui pendampingan pada
5 komunitas desa, yaitu komunitas
Ibu PKK/Ibu Rumah Tangga, sekolah, IRTP, ritel dan PKL.
Pada bimtek ini komunitas desa mendapatkan materi tentang
Keamanan Pangan, Mencegah dan Penatalaksanaan Keracunan
Alergi Pangan serta materi 5 Kunci Keamanan Pangan sesuai
komunitas masing-masing. Untuk Kelas IRTP, Dinas Kesehatan
menjadikan bimtek komunitas desa sebagai sarana Penyuluhan
Pangan dalam rangka SPP-IRT sehingga nantinya output bimtek
komunitas desa adalah sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
sebagai persyaratan memperoleh ijin PIRT. Sedangkan untuk kelas
PKL, kegiatan bimtek komunitas desa disinergikan dengan kegiatan
Dinas Kesehatan yaitu sertifikasi Makanan Jajanan. Narasumber
bimtek komunitas desa adalah 2 kader sesuai komunitas masing-
masing.
Laporan Tahunan 2017
62
e. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap ITim mobil laboratorium keliling diterjunkan untuk mengambil
dan menguji sampel pangan diduga mengandung bahan berbahaya
(rhodamin B, methanyl yellow,
borax, formalin) yang
diperjualbelikan di 3 desa intervensi
pada tanggal 17, 18 dan 19 Mei
2017. Kegiatan intensifikasi ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi
keamanan pangan di desa sebelum
diintervensi GKPD.
f. Bimtek Komunitas Desa ISetelah dilakukan Bimtek
kepada 45 orang Kader Keamanan
Pangan dari 3 desa tersebut
selanjutnya para kader
melaksanakan Bimtek Komunitas
Desa I melalui pendampingan pada
5 komunitas desa, yaitu komunitas
Ibu PKK/Ibu Rumah Tangga, sekolah, IRTP, ritel dan PKL.
Pada bimtek ini komunitas desa mendapatkan materi tentang
Keamanan Pangan, Mencegah dan Penatalaksanaan Keracunan
Alergi Pangan serta materi 5 Kunci Keamanan Pangan sesuai
komunitas masing-masing. Untuk Kelas IRTP, Dinas Kesehatan
menjadikan bimtek komunitas desa sebagai sarana Penyuluhan
Pangan dalam rangka SPP-IRT sehingga nantinya output bimtek
komunitas desa adalah sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
sebagai persyaratan memperoleh ijin PIRT. Sedangkan untuk kelas
PKL, kegiatan bimtek komunitas desa disinergikan dengan kegiatan
Dinas Kesehatan yaitu sertifikasi Makanan Jajanan. Narasumber
bimtek komunitas desa adalah 2 kader sesuai komunitas masing-
masing.
Laporan Tahunan 2017
63
g. Bimtek Komunitas Desa IIPada bimtek komunitas desa II, komunitas desa mendapatkan
materi tentang Uji Rapid Test Kit, Design Thinking dan Permainan
Keamanan Pangan.
h. Fasilitasi Penerapan Keamanan PanganMasing-masing kader
keamanan pangan desa dan
tenaga Penyuluh Keamanan
Pangan serta Distric Food
Inspector (DFI) melakukan dua
kali fasilitasi penerapan
keamanan pangan kepada
masing-masing komunitasnya melakukan pengamatan ke dapur/tempat
produksi pangan, bagaimana mereka melakukan penyiapan/ pemasakan
/penyajian/penyimpanan pangan dalam menerapkan keamanan pangan.
Masing-masing kader secara langsung melakukan pembinaan bila
diperlukan. Kader menggunakan
formulir pemantauan sarana produksi
dalam melakukan fasilitasi.
Fasilitasi yang dilakukan untuk IRTP
adalah penerbitan SPP-IRT dan
untuk PKL penerbitan Laik Hygiene
Sanitasi
i. Monitoring dan EvaluasiSetelah intervensi keamanan
pangan dilakukan kepada komunitas
desa melalui kegiatan Bimtek
Komunitas Desa dan Fasilitasi
Keamanan Pangan Desa, dilakukan
monitoring dan evaluasi dengan
pengambilan data post intervensi
terhadap kader keamanan pangan dan kepala desa untuk dievaluasi.
Monitoring dan Evaluasi GKPD dilaksanakan pada tanggal 21 , 22 dan
23 November 2017.
Laporan Tahunan 2017
63
g. Bimtek Komunitas Desa IIPada bimtek komunitas desa II, komunitas desa mendapatkan
materi tentang Uji Rapid Test Kit, Design Thinking dan Permainan
Keamanan Pangan.
h. Fasilitasi Penerapan Keamanan PanganMasing-masing kader
keamanan pangan desa dan
tenaga Penyuluh Keamanan
Pangan serta Distric Food
Inspector (DFI) melakukan dua
kali fasilitasi penerapan
keamanan pangan kepada
masing-masing komunitasnya melakukan pengamatan ke dapur/tempat
produksi pangan, bagaimana mereka melakukan penyiapan/ pemasakan
/penyajian/penyimpanan pangan dalam menerapkan keamanan pangan.
Masing-masing kader secara langsung melakukan pembinaan bila
diperlukan. Kader menggunakan
formulir pemantauan sarana produksi
dalam melakukan fasilitasi.
Fasilitasi yang dilakukan untuk IRTP
adalah penerbitan SPP-IRT dan
untuk PKL penerbitan Laik Hygiene
Sanitasi
i. Monitoring dan EvaluasiSetelah intervensi keamanan
pangan dilakukan kepada komunitas
desa melalui kegiatan Bimtek
Komunitas Desa dan Fasilitasi
Keamanan Pangan Desa, dilakukan
monitoring dan evaluasi dengan
pengambilan data post intervensi
terhadap kader keamanan pangan dan kepala desa untuk dievaluasi.
Monitoring dan Evaluasi GKPD dilaksanakan pada tanggal 21 , 22 dan
23 November 2017.
Laporan Tahunan 2017
63
g. Bimtek Komunitas Desa IIPada bimtek komunitas desa II, komunitas desa mendapatkan
materi tentang Uji Rapid Test Kit, Design Thinking dan Permainan
Keamanan Pangan.
h. Fasilitasi Penerapan Keamanan PanganMasing-masing kader
keamanan pangan desa dan
tenaga Penyuluh Keamanan
Pangan serta Distric Food
Inspector (DFI) melakukan dua
kali fasilitasi penerapan
keamanan pangan kepada
masing-masing komunitasnya melakukan pengamatan ke dapur/tempat
produksi pangan, bagaimana mereka melakukan penyiapan/ pemasakan
/penyajian/penyimpanan pangan dalam menerapkan keamanan pangan.
Masing-masing kader secara langsung melakukan pembinaan bila
diperlukan. Kader menggunakan
formulir pemantauan sarana produksi
dalam melakukan fasilitasi.
Fasilitasi yang dilakukan untuk IRTP
adalah penerbitan SPP-IRT dan
untuk PKL penerbitan Laik Hygiene
Sanitasi
i. Monitoring dan EvaluasiSetelah intervensi keamanan
pangan dilakukan kepada komunitas
desa melalui kegiatan Bimtek
Komunitas Desa dan Fasilitasi
Keamanan Pangan Desa, dilakukan
monitoring dan evaluasi dengan
pengambilan data post intervensi
terhadap kader keamanan pangan dan kepala desa untuk dievaluasi.
Monitoring dan Evaluasi GKPD dilaksanakan pada tanggal 21 , 22 dan
23 November 2017.
Laporan Tahunan 2017
64
Pada forum Monitoring dan Evaluasi tersebut diserahkan pula
Banner terkait keamanan pangan kepada desa Kaliagung, Nglanggeran
dan Sidoharjo. Harapannya banner terkait keamanan pangan tersebut
dapat mengedukasi semua masyarakat.
j. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap IITim mobil laboratorium keliling
diterjunkan untuk mengambil dan
menguji sampel pangan diduga
mengandung bahan berbahaya yang
diperjualbelikan di 3 desa pada tanggal
21, 22 dan 23 November 2017. untuk
mengetahui kondisi keamanan pangan setelah diintervensi GKPD.
k. Pengawalan Desa yang Diintervensi Program GKPD
Pengawalan terhadap 20
desa yang telah
diintervensi GKPD
dilaksanakan pada Rabu,
27 September 2017
bertempat di Hotel Royal
Darmo Yogyakarta, bertujuan untuk melakukan monitoring evaluasi
terhadap keberlanjutan program GKPD yang dimulai pasca intervensi
serta untuk membangun jejaring komunikasi antar kader keamanan
pangan.
Adapun 20 desa/kelurahan tersebut adalah Desa Tridadi,
Sinduadi, Sariharjo, Sidokarto, Tlogoadi, Tamanmartani, Madurejo di
Kabupaten Sleman, Kelurahan Kotabaru, Ngupasan, Prawirodirjan,
Pandeyan, Wirogunan, Pringgokusuman dan Mantrijeron di Kota
Yogyakarta, Desa Banjaroya dan Desa Banaran di Kabupaten Kulon
Progo, Desa Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Desa Pleret,
Potorono, dan Palbapang di Kabupaten Bantul.
4. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini merupakan bagian
dari Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan road
Laporan Tahunan 2017
64
Pada forum Monitoring dan Evaluasi tersebut diserahkan pula
Banner terkait keamanan pangan kepada desa Kaliagung, Nglanggeran
dan Sidoharjo. Harapannya banner terkait keamanan pangan tersebut
dapat mengedukasi semua masyarakat.
j. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap IITim mobil laboratorium keliling
diterjunkan untuk mengambil dan
menguji sampel pangan diduga
mengandung bahan berbahaya yang
diperjualbelikan di 3 desa pada tanggal
21, 22 dan 23 November 2017. untuk
mengetahui kondisi keamanan pangan setelah diintervensi GKPD.
k. Pengawalan Desa yang Diintervensi Program GKPD
Pengawalan terhadap 20
desa yang telah
diintervensi GKPD
dilaksanakan pada Rabu,
27 September 2017
bertempat di Hotel Royal
Darmo Yogyakarta, bertujuan untuk melakukan monitoring evaluasi
terhadap keberlanjutan program GKPD yang dimulai pasca intervensi
serta untuk membangun jejaring komunikasi antar kader keamanan
pangan.
Adapun 20 desa/kelurahan tersebut adalah Desa Tridadi,
Sinduadi, Sariharjo, Sidokarto, Tlogoadi, Tamanmartani, Madurejo di
Kabupaten Sleman, Kelurahan Kotabaru, Ngupasan, Prawirodirjan,
Pandeyan, Wirogunan, Pringgokusuman dan Mantrijeron di Kota
Yogyakarta, Desa Banjaroya dan Desa Banaran di Kabupaten Kulon
Progo, Desa Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Desa Pleret,
Potorono, dan Palbapang di Kabupaten Bantul.
4. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini merupakan bagian
dari Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan road
Laporan Tahunan 2017
64
Pada forum Monitoring dan Evaluasi tersebut diserahkan pula
Banner terkait keamanan pangan kepada desa Kaliagung, Nglanggeran
dan Sidoharjo. Harapannya banner terkait keamanan pangan tersebut
dapat mengedukasi semua masyarakat.
j. Intensifikasi Pengawasan Pangan Desa Tahap IITim mobil laboratorium keliling
diterjunkan untuk mengambil dan
menguji sampel pangan diduga
mengandung bahan berbahaya yang
diperjualbelikan di 3 desa pada tanggal
21, 22 dan 23 November 2017. untuk
mengetahui kondisi keamanan pangan setelah diintervensi GKPD.
k. Pengawalan Desa yang Diintervensi Program GKPD
Pengawalan terhadap 20
desa yang telah
diintervensi GKPD
dilaksanakan pada Rabu,
27 September 2017
bertempat di Hotel Royal
Darmo Yogyakarta, bertujuan untuk melakukan monitoring evaluasi
terhadap keberlanjutan program GKPD yang dimulai pasca intervensi
serta untuk membangun jejaring komunikasi antar kader keamanan
pangan.
Adapun 20 desa/kelurahan tersebut adalah Desa Tridadi,
Sinduadi, Sariharjo, Sidokarto, Tlogoadi, Tamanmartani, Madurejo di
Kabupaten Sleman, Kelurahan Kotabaru, Ngupasan, Prawirodirjan,
Pandeyan, Wirogunan, Pringgokusuman dan Mantrijeron di Kota
Yogyakarta, Desa Banjaroya dan Desa Banaran di Kabupaten Kulon
Progo, Desa Wonosari di Kabupaten Gunungkidul, Desa Pleret,
Potorono, dan Palbapang di Kabupaten Bantul.
4. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya
Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini merupakan bagian
dari Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Sesuai dengan road
Laporan Tahunan 2017
65
map 2016-2019 disebutkan target pasar intervensi nasional tahun 2017
adalah 139 pasar dan untuk DIY 7 pasar terdiri dari 6 yang telah
diintervensi tahun 2016 ditambah 1 pasar baru di tahun 2017. Ketujuh
pasar percontohan tersebut adalah
Pasar Demangan Yogyakarta,
Pasar Sambilegi Sleman, Pasar
Niten Bantul, Pasar Wates Kulon
Progo, Pasar Argosari Gunungkidul,
Pasar Imogiri Bantul dan Pasar
Piyungan Bantul. Rangkaian
kegiatan yang dilakukan di tahun 2017 adalah :a. Forum Advokasi Pemda dan Lintas Sektor
Forum advokasi Pemda dan lintas sektor dilaksanakan di
BBPOM di Yogyakarta pada 27 April 2017 bersama lintas sektor terkait
yaitu :
1) Dinas Kesehatan
2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3) Bappeda
4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
5) Dinas Perikanan dan Kelautan
6) Dewan Pembina APPSI
7) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY
8) PKK Propinsi DIY
9) 7 Pasar Intervensi
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya
komitmen seluruh lintas sektor terkait dalam mengamankan pasar dari
peredaran bahan berbahaya yang membahayakan kesehatan.
b. Survei PasarSurvei pasar dilakukan untuk Pasar Piyungan Bantul
bertujuan :
a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga
menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung
bahan berbahaya.
b. Inventarisasi produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang
diduga sebagai bahan berbahaya dan/atau pangan yang mengandung
bahan berbahaya.
Laporan Tahunan 2017
65
map 2016-2019 disebutkan target pasar intervensi nasional tahun 2017
adalah 139 pasar dan untuk DIY 7 pasar terdiri dari 6 yang telah
diintervensi tahun 2016 ditambah 1 pasar baru di tahun 2017. Ketujuh
pasar percontohan tersebut adalah
Pasar Demangan Yogyakarta,
Pasar Sambilegi Sleman, Pasar
Niten Bantul, Pasar Wates Kulon
Progo, Pasar Argosari Gunungkidul,
Pasar Imogiri Bantul dan Pasar
Piyungan Bantul. Rangkaian
kegiatan yang dilakukan di tahun 2017 adalah :a. Forum Advokasi Pemda dan Lintas Sektor
Forum advokasi Pemda dan lintas sektor dilaksanakan di
BBPOM di Yogyakarta pada 27 April 2017 bersama lintas sektor terkait
yaitu :
1) Dinas Kesehatan
2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3) Bappeda
4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
5) Dinas Perikanan dan Kelautan
6) Dewan Pembina APPSI
7) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY
8) PKK Propinsi DIY
9) 7 Pasar Intervensi
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya
komitmen seluruh lintas sektor terkait dalam mengamankan pasar dari
peredaran bahan berbahaya yang membahayakan kesehatan.
b. Survei PasarSurvei pasar dilakukan untuk Pasar Piyungan Bantul
bertujuan :
a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga
menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung
bahan berbahaya.
b. Inventarisasi produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang
diduga sebagai bahan berbahaya dan/atau pangan yang mengandung
bahan berbahaya.
Laporan Tahunan 2017
65
map 2016-2019 disebutkan target pasar intervensi nasional tahun 2017
adalah 139 pasar dan untuk DIY 7 pasar terdiri dari 6 yang telah
diintervensi tahun 2016 ditambah 1 pasar baru di tahun 2017. Ketujuh
pasar percontohan tersebut adalah
Pasar Demangan Yogyakarta,
Pasar Sambilegi Sleman, Pasar
Niten Bantul, Pasar Wates Kulon
Progo, Pasar Argosari Gunungkidul,
Pasar Imogiri Bantul dan Pasar
Piyungan Bantul. Rangkaian
kegiatan yang dilakukan di tahun 2017 adalah :a. Forum Advokasi Pemda dan Lintas Sektor
Forum advokasi Pemda dan lintas sektor dilaksanakan di
BBPOM di Yogyakarta pada 27 April 2017 bersama lintas sektor terkait
yaitu :
1) Dinas Kesehatan
2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3) Bappeda
4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
5) Dinas Perikanan dan Kelautan
6) Dewan Pembina APPSI
7) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY
8) PKK Propinsi DIY
9) 7 Pasar Intervensi
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya
komitmen seluruh lintas sektor terkait dalam mengamankan pasar dari
peredaran bahan berbahaya yang membahayakan kesehatan.
b. Survei PasarSurvei pasar dilakukan untuk Pasar Piyungan Bantul
bertujuan :
a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga
menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung
bahan berbahaya.
b. Inventarisasi produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang
diduga sebagai bahan berbahaya dan/atau pangan yang mengandung
bahan berbahaya.
Laporan Tahunan 2017
66
c. Memudahkan fasilitator/petugas dalam :
1) sampling untuk pengujian;
2) ketertelusuran;
3) monitoring dan evaluasi; dan
4) tindak lanjut.
Hasil survei ini memberikan gambaran tentang kemungkinan
bahan berbahaya dan pangan
mengandung bahan berbahya
yang dijual di pasar dan
pedagang mana saja yang
mempunyai tingkat resiko
tertinggi dalam peredarannya.
Hasil survei pasar ini digunakan
sebagai dasar dalam melakukan
intervensi program pasar aman dan bahan berbahaya.
c. Bimbingan Teknis Petugas PasarProgram pasar aman
dan bahan berbahaya adalah
program yang membutuhkan
kerjasama dengan lintas sektor
terkait terutama pihak pengelola
pasar. Peran pengelola petugas
pasar cukup besar karena
mereka yang berhubungan langsung dengan komunitas pasar.
sehingga dipilih 2 orang petugas dari setiap pasar untuk diberikan
bimbingan teknis tentang sampling, pengujian dan pelaporan.
Bimtek dilaksanakan tanggal 19 Juni 2017 di Aula BBPOM di
Yogyakarta untuk 14 orang petugas yang berasal dari 7 pasar
percontohan untuk membangun kompetensi dalam sampling dan
pengujian.
Laporan Tahunan 2017
66
c. Memudahkan fasilitator/petugas dalam :
1) sampling untuk pengujian;
2) ketertelusuran;
3) monitoring dan evaluasi; dan
4) tindak lanjut.
Hasil survei ini memberikan gambaran tentang kemungkinan
bahan berbahaya dan pangan
mengandung bahan berbahya
yang dijual di pasar dan
pedagang mana saja yang
mempunyai tingkat resiko
tertinggi dalam peredarannya.
Hasil survei pasar ini digunakan
sebagai dasar dalam melakukan
intervensi program pasar aman dan bahan berbahaya.
c. Bimbingan Teknis Petugas PasarProgram pasar aman
dan bahan berbahaya adalah
program yang membutuhkan
kerjasama dengan lintas sektor
terkait terutama pihak pengelola
pasar. Peran pengelola petugas
pasar cukup besar karena
mereka yang berhubungan langsung dengan komunitas pasar.
sehingga dipilih 2 orang petugas dari setiap pasar untuk diberikan
bimbingan teknis tentang sampling, pengujian dan pelaporan.
Bimtek dilaksanakan tanggal 19 Juni 2017 di Aula BBPOM di
Yogyakarta untuk 14 orang petugas yang berasal dari 7 pasar
percontohan untuk membangun kompetensi dalam sampling dan
pengujian.
Laporan Tahunan 2017
66
c. Memudahkan fasilitator/petugas dalam :
1) sampling untuk pengujian;
2) ketertelusuran;
3) monitoring dan evaluasi; dan
4) tindak lanjut.
Hasil survei ini memberikan gambaran tentang kemungkinan
bahan berbahaya dan pangan
mengandung bahan berbahya
yang dijual di pasar dan
pedagang mana saja yang
mempunyai tingkat resiko
tertinggi dalam peredarannya.
Hasil survei pasar ini digunakan
sebagai dasar dalam melakukan
intervensi program pasar aman dan bahan berbahaya.
c. Bimbingan Teknis Petugas PasarProgram pasar aman
dan bahan berbahaya adalah
program yang membutuhkan
kerjasama dengan lintas sektor
terkait terutama pihak pengelola
pasar. Peran pengelola petugas
pasar cukup besar karena
mereka yang berhubungan langsung dengan komunitas pasar.
sehingga dipilih 2 orang petugas dari setiap pasar untuk diberikan
bimbingan teknis tentang sampling, pengujian dan pelaporan.
Bimtek dilaksanakan tanggal 19 Juni 2017 di Aula BBPOM di
Yogyakarta untuk 14 orang petugas yang berasal dari 7 pasar
percontohan untuk membangun kompetensi dalam sampling dan
pengujian.
Laporan Tahunan 2017
67
d. Penyuluhan kepada Komunitas PasarKeberhasilan program pasar aman dari bahan berbahaya ini
tidak bisa lepas dari peran serta komunitas pasar sehingga perlu
diberdayakan dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap peredaran bahan berbahaya di pasar.
Kegiatan ini dilaksanakan di pasar Piyungan bekerjasama dengan
Pengelola Pasar dan Dinas
Perdagangan Pasar Kabupaten
Bantul, diikuti 40 orang komunitas
pasar yaitu Pengelola, APPSI dan
Pedagang. Materi yang diberikan
adalah Higiene dan Sanitasi
Pasar, Hasil Pengawasan Pasar Piyungan tahap 1, Keamanan Pangan
dan Pengenalan Bahan Berbahaya di Pasar.
e. Kampanye PasarKegiatan kampanye pasar adalah membuka pojok pameran,
pemasangan spanduk edukasi
keamanan pangan di pasar,
pemasangan poster serta sampling
dan pengujian. Output dari kampanye
pasar adalah melakukan refreshing
pengetahuan tentang keamanan
pangan dan bahan berbahaya kepada
komunitas pasar.
f. Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari BahanBerbahaya
Monitoring dan evaluasi
program pasar aman dilaksanakan pada
akhir tahun untuk mengevaluasi
rangkaian kegiatan yang sudah
dilaksanakan mengundang semua
petugas pasar yang terlibat dalam
program pasar aman ini. Materi yang
disampaikan adalah Hasil pengawasan di 7 pasar percontohan, Kendala
dan Permasalahan Sampling dan Pengujian di Pasar Imogiri.
Laporan Tahunan 2017
67
d. Penyuluhan kepada Komunitas PasarKeberhasilan program pasar aman dari bahan berbahaya ini
tidak bisa lepas dari peran serta komunitas pasar sehingga perlu
diberdayakan dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap peredaran bahan berbahaya di pasar.
Kegiatan ini dilaksanakan di pasar Piyungan bekerjasama dengan
Pengelola Pasar dan Dinas
Perdagangan Pasar Kabupaten
Bantul, diikuti 40 orang komunitas
pasar yaitu Pengelola, APPSI dan
Pedagang. Materi yang diberikan
adalah Higiene dan Sanitasi
Pasar, Hasil Pengawasan Pasar Piyungan tahap 1, Keamanan Pangan
dan Pengenalan Bahan Berbahaya di Pasar.
e. Kampanye PasarKegiatan kampanye pasar adalah membuka pojok pameran,
pemasangan spanduk edukasi
keamanan pangan di pasar,
pemasangan poster serta sampling
dan pengujian. Output dari kampanye
pasar adalah melakukan refreshing
pengetahuan tentang keamanan
pangan dan bahan berbahaya kepada
komunitas pasar.
f. Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari BahanBerbahaya
Monitoring dan evaluasi
program pasar aman dilaksanakan pada
akhir tahun untuk mengevaluasi
rangkaian kegiatan yang sudah
dilaksanakan mengundang semua
petugas pasar yang terlibat dalam
program pasar aman ini. Materi yang
disampaikan adalah Hasil pengawasan di 7 pasar percontohan, Kendala
dan Permasalahan Sampling dan Pengujian di Pasar Imogiri.
Laporan Tahunan 2017
67
d. Penyuluhan kepada Komunitas PasarKeberhasilan program pasar aman dari bahan berbahaya ini
tidak bisa lepas dari peran serta komunitas pasar sehingga perlu
diberdayakan dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap peredaran bahan berbahaya di pasar.
Kegiatan ini dilaksanakan di pasar Piyungan bekerjasama dengan
Pengelola Pasar dan Dinas
Perdagangan Pasar Kabupaten
Bantul, diikuti 40 orang komunitas
pasar yaitu Pengelola, APPSI dan
Pedagang. Materi yang diberikan
adalah Higiene dan Sanitasi
Pasar, Hasil Pengawasan Pasar Piyungan tahap 1, Keamanan Pangan
dan Pengenalan Bahan Berbahaya di Pasar.
e. Kampanye PasarKegiatan kampanye pasar adalah membuka pojok pameran,
pemasangan spanduk edukasi
keamanan pangan di pasar,
pemasangan poster serta sampling
dan pengujian. Output dari kampanye
pasar adalah melakukan refreshing
pengetahuan tentang keamanan
pangan dan bahan berbahaya kepada
komunitas pasar.
f. Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari BahanBerbahaya
Monitoring dan evaluasi
program pasar aman dilaksanakan pada
akhir tahun untuk mengevaluasi
rangkaian kegiatan yang sudah
dilaksanakan mengundang semua
petugas pasar yang terlibat dalam
program pasar aman ini. Materi yang
disampaikan adalah Hasil pengawasan di 7 pasar percontohan, Kendala
dan Permasalahan Sampling dan Pengujian di Pasar Imogiri.
Laporan Tahunan 2017
68
Output dari program ini adalah evaluasi untuk perbaikan program ke
depannya sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.
5. Koordinasi dengan Lintas Sektor
Pada Tahun 2017 ini BBPOM di Yogyakarta melakukan
koordinasi dengan lintas sektor, organisasi profesi dan pramuka yang
bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam hal perlindungan
masyarakat terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan juga untuk komunikasi, edukasi dan informasi. Kegiatan
koordinasi dengan lintas sektor meliputi :
a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Kejaksaan Tinggi
DIY, Senin tanggal 20 Maret 2017
b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) DIY, tanggal 9 Agustus 2017
Laporan Tahunan 2017
68
Output dari program ini adalah evaluasi untuk perbaikan program ke
depannya sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.
5. Koordinasi dengan Lintas Sektor
Pada Tahun 2017 ini BBPOM di Yogyakarta melakukan
koordinasi dengan lintas sektor, organisasi profesi dan pramuka yang
bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam hal perlindungan
masyarakat terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan juga untuk komunikasi, edukasi dan informasi. Kegiatan
koordinasi dengan lintas sektor meliputi :
a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Kejaksaan Tinggi
DIY, Senin tanggal 20 Maret 2017
b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) DIY, tanggal 9 Agustus 2017
Laporan Tahunan 2017
68
Output dari program ini adalah evaluasi untuk perbaikan program ke
depannya sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.
5. Koordinasi dengan Lintas Sektor
Pada Tahun 2017 ini BBPOM di Yogyakarta melakukan
koordinasi dengan lintas sektor, organisasi profesi dan pramuka yang
bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam hal perlindungan
masyarakat terhadap obat dan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan juga untuk komunikasi, edukasi dan informasi. Kegiatan
koordinasi dengan lintas sektor meliputi :
a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Kejaksaan Tinggi
DIY, Senin tanggal 20 Maret 2017
b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) DIY, tanggal 9 Agustus 2017
Laporan Tahunan 2017
69
c. Penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk Penandatanganan
Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY, tanggal 27 Oktober
2017
d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengurus Daerah Ikatan
Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY, Rabu tanggal 6 Desember 2017
6. Bimbingan Teknis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Bimbingan Teknis UMKM PanganMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diterapkan
sejak 1 Januari 2016 membutuhkan ketahanan industri yang kuat agar
bisa bersaing di tingkat global. Pada tanggal 9 Februari 2017
dilaksanakan Bimtek Peningkatan Kesiapan UMKM dalam Menghadapi
MEA.
Peserta adalah 30 UMKM pangan olahan dengan ijin edar
wajib MD antara lain produsen bakso dan produk olahan ikan (nugget
Laporan Tahunan 2017
69
c. Penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk Penandatanganan
Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY, tanggal 27 Oktober
2017
d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengurus Daerah Ikatan
Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY, Rabu tanggal 6 Desember 2017
6. Bimbingan Teknis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Bimbingan Teknis UMKM PanganMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diterapkan
sejak 1 Januari 2016 membutuhkan ketahanan industri yang kuat agar
bisa bersaing di tingkat global. Pada tanggal 9 Februari 2017
dilaksanakan Bimtek Peningkatan Kesiapan UMKM dalam Menghadapi
MEA.
Peserta adalah 30 UMKM pangan olahan dengan ijin edar
wajib MD antara lain produsen bakso dan produk olahan ikan (nugget
Laporan Tahunan 2017
69
c. Penandatanganan Kesepakatan Bersama untuk Penandatanganan
Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY, tanggal 27 Oktober
2017
d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengurus Daerah Ikatan
Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY, Rabu tanggal 6 Desember 2017
6. Bimbingan Teknis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Bimbingan Teknis UMKM PanganMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diterapkan
sejak 1 Januari 2016 membutuhkan ketahanan industri yang kuat agar
bisa bersaing di tingkat global. Pada tanggal 9 Februari 2017
dilaksanakan Bimtek Peningkatan Kesiapan UMKM dalam Menghadapi
MEA.
Peserta adalah 30 UMKM pangan olahan dengan ijin edar
wajib MD antara lain produsen bakso dan produk olahan ikan (nugget
Laporan Tahunan 2017
70
kuku naga, bakso ikan). UMKM ini juga merupakan binaan dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan
sehingga terjadi adalah adanya sinkronisasi program lintas sektor.
Materi yang diberikan adalah Evaluasi Perijinan Produk Pangan
Olahan MD, Pemenuhan Cara
Produksi Pangan Olahan yang
Baik (CPPOB), Pedoman
Sarana Pengolahan Produk
Hasil Olahan Ikan Beku dan
Proses Registrasi Pangan
Olahan.
b. Bimtek UMKM Obat Tradisional (OT)Pada tanggal 24
Februari 2017 dilaksanakan
Bimtek Peningkatan Kesiapan
UMKM OT dalam Menghadapi
MEA diikuti oleh 30 peserta
terdiri dari 3 Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT), 26 Usaha
Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan 1 Industri Obat Tradisional (IOT).
Kegiatan yang diawali dengan minum jamu bersama ini
berfokus tentang percepatan UMKM OT dalam pendaftaran produk
dan iklan serta pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB).
Bimtek ini juga merupakan salah satu upaya BBPOM di
Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk OT lokal. Juga
disampaikan materi tentang Kebijakan Badan POM dalam Penentuan
Klaim Produk Obat Tradisional dan Pendaftaran Iklan Obat Tradisonal
dan Suplemen Kesehatan secara Elektronik. Diharapkan melalui
Bimtek ini para penanggung jawab UKOT/ UMOT dapat meningkatkan
kompetensi dan pemahaman tentang proses pendaftaran produk dan
iklan OT sehingga tingkat pemenuhan standar CPOTB pada UMKM
OT di DIY semakin meningkat.
Laporan Tahunan 2017
70
kuku naga, bakso ikan). UMKM ini juga merupakan binaan dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan
sehingga terjadi adalah adanya sinkronisasi program lintas sektor.
Materi yang diberikan adalah Evaluasi Perijinan Produk Pangan
Olahan MD, Pemenuhan Cara
Produksi Pangan Olahan yang
Baik (CPPOB), Pedoman
Sarana Pengolahan Produk
Hasil Olahan Ikan Beku dan
Proses Registrasi Pangan
Olahan.
b. Bimtek UMKM Obat Tradisional (OT)Pada tanggal 24
Februari 2017 dilaksanakan
Bimtek Peningkatan Kesiapan
UMKM OT dalam Menghadapi
MEA diikuti oleh 30 peserta
terdiri dari 3 Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT), 26 Usaha
Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan 1 Industri Obat Tradisional (IOT).
Kegiatan yang diawali dengan minum jamu bersama ini
berfokus tentang percepatan UMKM OT dalam pendaftaran produk
dan iklan serta pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB).
Bimtek ini juga merupakan salah satu upaya BBPOM di
Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk OT lokal. Juga
disampaikan materi tentang Kebijakan Badan POM dalam Penentuan
Klaim Produk Obat Tradisional dan Pendaftaran Iklan Obat Tradisonal
dan Suplemen Kesehatan secara Elektronik. Diharapkan melalui
Bimtek ini para penanggung jawab UKOT/ UMOT dapat meningkatkan
kompetensi dan pemahaman tentang proses pendaftaran produk dan
iklan OT sehingga tingkat pemenuhan standar CPOTB pada UMKM
OT di DIY semakin meningkat.
Laporan Tahunan 2017
70
kuku naga, bakso ikan). UMKM ini juga merupakan binaan dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan
sehingga terjadi adalah adanya sinkronisasi program lintas sektor.
Materi yang diberikan adalah Evaluasi Perijinan Produk Pangan
Olahan MD, Pemenuhan Cara
Produksi Pangan Olahan yang
Baik (CPPOB), Pedoman
Sarana Pengolahan Produk
Hasil Olahan Ikan Beku dan
Proses Registrasi Pangan
Olahan.
b. Bimtek UMKM Obat Tradisional (OT)Pada tanggal 24
Februari 2017 dilaksanakan
Bimtek Peningkatan Kesiapan
UMKM OT dalam Menghadapi
MEA diikuti oleh 30 peserta
terdiri dari 3 Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT), 26 Usaha
Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan 1 Industri Obat Tradisional (IOT).
Kegiatan yang diawali dengan minum jamu bersama ini
berfokus tentang percepatan UMKM OT dalam pendaftaran produk
dan iklan serta pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB).
Bimtek ini juga merupakan salah satu upaya BBPOM di
Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk OT lokal. Juga
disampaikan materi tentang Kebijakan Badan POM dalam Penentuan
Klaim Produk Obat Tradisional dan Pendaftaran Iklan Obat Tradisonal
dan Suplemen Kesehatan secara Elektronik. Diharapkan melalui
Bimtek ini para penanggung jawab UKOT/ UMOT dapat meningkatkan
kompetensi dan pemahaman tentang proses pendaftaran produk dan
iklan OT sehingga tingkat pemenuhan standar CPOTB pada UMKM
OT di DIY semakin meningkat.
Laporan Tahunan 2017
71
c. Bimtek UMKM KosmetikBimtek peningkatan UMKM Kosmetik dalam menghadapi
Pasar Global MEA dilaksanakan tanggal 15 Mei 2017, bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pelaku usaha kosmetik dalam penjaminan
keamanan, mutu dan kemanfaatan produk, diikuti oleh 20 pelaku
usaha dan Apoteker Penanggungjawab UMKM kosmetik di DIY.
Materi yang diberikan adalah Tata Cara Notifikasi Kosmetik dan
Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Produk (DIP) dan Cara
Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) oleh Badan POM RI.
7. Asistensi Regulasi
Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang Peningkatan
Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan pada tanggal 10 Maret 2017,
menginstruksikan kepada 12
kementerian/lembaga; Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Perdagangan,
Menteri Perindustrian, Menteri
Pertanian, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kepala
Badan POM, para Gubernur, serta Bupati dan Walikota di seluruh
Indonesia; untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing meliputi pengawasan untuk sediaan farmasi,
yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, ekstrak
bahan alam, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan berbahaya
yang berpotensi disalahgunakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sehubungan dengan hal tersebut BBPOM di Yogyakarta
mengadakan acara Asistensi Regulasi mengundang instansi terkait
Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota pada 28 September 2017 materi
berjudul Mekanisme Sinkronisasi Kegiatan SKPD dan Peningkatan
Laporan Tahunan 2017
71
c. Bimtek UMKM KosmetikBimtek peningkatan UMKM Kosmetik dalam menghadapi
Pasar Global MEA dilaksanakan tanggal 15 Mei 2017, bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pelaku usaha kosmetik dalam penjaminan
keamanan, mutu dan kemanfaatan produk, diikuti oleh 20 pelaku
usaha dan Apoteker Penanggungjawab UMKM kosmetik di DIY.
Materi yang diberikan adalah Tata Cara Notifikasi Kosmetik dan
Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Produk (DIP) dan Cara
Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) oleh Badan POM RI.
7. Asistensi Regulasi
Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang Peningkatan
Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan pada tanggal 10 Maret 2017,
menginstruksikan kepada 12
kementerian/lembaga; Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Perdagangan,
Menteri Perindustrian, Menteri
Pertanian, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kepala
Badan POM, para Gubernur, serta Bupati dan Walikota di seluruh
Indonesia; untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing meliputi pengawasan untuk sediaan farmasi,
yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, ekstrak
bahan alam, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan berbahaya
yang berpotensi disalahgunakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sehubungan dengan hal tersebut BBPOM di Yogyakarta
mengadakan acara Asistensi Regulasi mengundang instansi terkait
Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota pada 28 September 2017 materi
berjudul Mekanisme Sinkronisasi Kegiatan SKPD dan Peningkatan
Laporan Tahunan 2017
71
c. Bimtek UMKM KosmetikBimtek peningkatan UMKM Kosmetik dalam menghadapi
Pasar Global MEA dilaksanakan tanggal 15 Mei 2017, bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pelaku usaha kosmetik dalam penjaminan
keamanan, mutu dan kemanfaatan produk, diikuti oleh 20 pelaku
usaha dan Apoteker Penanggungjawab UMKM kosmetik di DIY.
Materi yang diberikan adalah Tata Cara Notifikasi Kosmetik dan
Pedoman Penyusunan Dokumen Informasi Produk (DIP) dan Cara
Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB) oleh Badan POM RI.
7. Asistensi Regulasi
Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang Peningkatan
Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan pada tanggal 10 Maret 2017,
menginstruksikan kepada 12
kementerian/lembaga; Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Perdagangan,
Menteri Perindustrian, Menteri
Pertanian, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Kelautan dan Perikanan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Kepala
Badan POM, para Gubernur, serta Bupati dan Walikota di seluruh
Indonesia; untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing meliputi pengawasan untuk sediaan farmasi,
yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, ekstrak
bahan alam, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan berbahaya
yang berpotensi disalahgunakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sehubungan dengan hal tersebut BBPOM di Yogyakarta
mengadakan acara Asistensi Regulasi mengundang instansi terkait
Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota pada 28 September 2017 materi
berjudul Mekanisme Sinkronisasi Kegiatan SKPD dan Peningkatan
Laporan Tahunan 2017
72
Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, dengan Narasumber dari
Bappeda DIY
8. Focus Group Discussion Laboratorium Pengujian danKalibrasi Alat
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha
tentang kebutuhan pengujian laboratorium untuk pendaftaran produk
pangan, OT dan kosmetika di Badan POM dan kalibrasi peralatan di
sarana produksi serta keterbatasan informasi akan ruang lingkup
laboratorium penguji untuk itu pada hari Rabu, 8 November 2017
bertempat di aula BBOM di Yogyakarta dilaksanakan Focus Group
Discussion ( FGD) Laboratorium pengujian & kalibrasi Alat.
Para peserta yang mewakili 14 laboratorium se DIY sangat
antusias dalam berdiskusi pada pertemuan yang pertama kali diadakan
ini. Dari kegiatan ini terangkum data
base kemampuan uji, ruang lingkup
dan list biaya pengujian.
Data base ini sangat penting
dan bermanfaat dalam memberi
pelayanan ke masyarakat khususnya
pelaku usaha di bidang obat dan
makanan yang memerlukan pelayanan pengujian dalam rangka
pendaftaran produk.
9. Pertemuan Jejaring Komunikasi Massa
Pertemuan Jejaring
Komunikasi Massa yang
merupakan acara tahunan
BBPOM di Yogyakarta
diselenggarakan pada tanggal
22 Juni 2017 dengan
mengundang berbagai media
massa lokal DIY, meliputi TV,
radio, media online dan surat kabar. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat pada kesempatan ini dilaksanakan
launching website dengan alamat bbpom-yogya.pom.go.id. sehingga
Laporan Tahunan 2017
72
Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, dengan Narasumber dari
Bappeda DIY
8. Focus Group Discussion Laboratorium Pengujian danKalibrasi Alat
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha
tentang kebutuhan pengujian laboratorium untuk pendaftaran produk
pangan, OT dan kosmetika di Badan POM dan kalibrasi peralatan di
sarana produksi serta keterbatasan informasi akan ruang lingkup
laboratorium penguji untuk itu pada hari Rabu, 8 November 2017
bertempat di aula BBOM di Yogyakarta dilaksanakan Focus Group
Discussion ( FGD) Laboratorium pengujian & kalibrasi Alat.
Para peserta yang mewakili 14 laboratorium se DIY sangat
antusias dalam berdiskusi pada pertemuan yang pertama kali diadakan
ini. Dari kegiatan ini terangkum data
base kemampuan uji, ruang lingkup
dan list biaya pengujian.
Data base ini sangat penting
dan bermanfaat dalam memberi
pelayanan ke masyarakat khususnya
pelaku usaha di bidang obat dan
makanan yang memerlukan pelayanan pengujian dalam rangka
pendaftaran produk.
9. Pertemuan Jejaring Komunikasi Massa
Pertemuan Jejaring
Komunikasi Massa yang
merupakan acara tahunan
BBPOM di Yogyakarta
diselenggarakan pada tanggal
22 Juni 2017 dengan
mengundang berbagai media
massa lokal DIY, meliputi TV,
radio, media online dan surat kabar. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat pada kesempatan ini dilaksanakan
launching website dengan alamat bbpom-yogya.pom.go.id. sehingga
Laporan Tahunan 2017
72
Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, dengan Narasumber dari
Bappeda DIY
8. Focus Group Discussion Laboratorium Pengujian danKalibrasi Alat
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha
tentang kebutuhan pengujian laboratorium untuk pendaftaran produk
pangan, OT dan kosmetika di Badan POM dan kalibrasi peralatan di
sarana produksi serta keterbatasan informasi akan ruang lingkup
laboratorium penguji untuk itu pada hari Rabu, 8 November 2017
bertempat di aula BBOM di Yogyakarta dilaksanakan Focus Group
Discussion ( FGD) Laboratorium pengujian & kalibrasi Alat.
Para peserta yang mewakili 14 laboratorium se DIY sangat
antusias dalam berdiskusi pada pertemuan yang pertama kali diadakan
ini. Dari kegiatan ini terangkum data
base kemampuan uji, ruang lingkup
dan list biaya pengujian.
Data base ini sangat penting
dan bermanfaat dalam memberi
pelayanan ke masyarakat khususnya
pelaku usaha di bidang obat dan
makanan yang memerlukan pelayanan pengujian dalam rangka
pendaftaran produk.
9. Pertemuan Jejaring Komunikasi Massa
Pertemuan Jejaring
Komunikasi Massa yang
merupakan acara tahunan
BBPOM di Yogyakarta
diselenggarakan pada tanggal
22 Juni 2017 dengan
mengundang berbagai media
massa lokal DIY, meliputi TV,
radio, media online dan surat kabar. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat pada kesempatan ini dilaksanakan
launching website dengan alamat bbpom-yogya.pom.go.id. sehingga
Laporan Tahunan 2017
73
informasi dapat lebih cepat diterima oleh media massa, lintas sektor dan
masyarakat.
Juga dilaksanakan pemberian Media Award kepada Surat Kabar
Kedaulatan Rakyat sebagai media cetak paling aktif menyebarkan
informasi keamanan produk kepada masyarakat luas.
10. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA)BBPOM di Yogyakarta
melakukan KIE secara langsung
kepada masyarakat dengan tema
“Peduli Obat dan Pangan Aman
dengan Cek KLIK” yang
diselenggarakan pada 26 Februari
2017 bertempat di Lapangan
Denggung, diikuti oleh 500 peserta
yang terdiri dari organisasi profesi, akademisi, masyarakat, organisasi
pemerhati kesehatan serta lintas sektor terkait baik tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota seluruh DIY.
Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman antara lain
menyampaikan pentingnya kerjasama lintas sektor dan menghimbau
kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan
mengkonsumsi obat dan makanan.
Menyadari pentingnya dukungan akademisi terhadap program
pengawasan obat dan makanan, pada kesempatan ini juga dilaksanakan
penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBPOM di Yogyakarta
dengan LPPM-UGM yang secara operasional sudah mulai dilaksanakan
tahun 2016 melalui pembekalan mahasiswa menjelang KKN karena
mempunyai potensi sebagai kader penyebar informasi keamanan dan
mutu obat dan makanan ke tempat KKN di berbagai wilayah Indonesia.
11. Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)
GERMAS SAPA di Yogyakarta dilaksanakan tanggal 2 Desember
2017 dan merupakan tindak lanjut dari pencanangan GERMAS SAPA
Nasional di Tugu Api Taman Mini Indonesia Indah pada 23
November 2017, berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY dan
Kementrian Sosial pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di
Lapangan Siwa Candi Prambanan.
Laporan Tahunan 2017
73
informasi dapat lebih cepat diterima oleh media massa, lintas sektor dan
masyarakat.
Juga dilaksanakan pemberian Media Award kepada Surat Kabar
Kedaulatan Rakyat sebagai media cetak paling aktif menyebarkan
informasi keamanan produk kepada masyarakat luas.
10. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA)BBPOM di Yogyakarta
melakukan KIE secara langsung
kepada masyarakat dengan tema
“Peduli Obat dan Pangan Aman
dengan Cek KLIK” yang
diselenggarakan pada 26 Februari
2017 bertempat di Lapangan
Denggung, diikuti oleh 500 peserta
yang terdiri dari organisasi profesi, akademisi, masyarakat, organisasi
pemerhati kesehatan serta lintas sektor terkait baik tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota seluruh DIY.
Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman antara lain
menyampaikan pentingnya kerjasama lintas sektor dan menghimbau
kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan
mengkonsumsi obat dan makanan.
Menyadari pentingnya dukungan akademisi terhadap program
pengawasan obat dan makanan, pada kesempatan ini juga dilaksanakan
penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBPOM di Yogyakarta
dengan LPPM-UGM yang secara operasional sudah mulai dilaksanakan
tahun 2016 melalui pembekalan mahasiswa menjelang KKN karena
mempunyai potensi sebagai kader penyebar informasi keamanan dan
mutu obat dan makanan ke tempat KKN di berbagai wilayah Indonesia.
11. Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)
GERMAS SAPA di Yogyakarta dilaksanakan tanggal 2 Desember
2017 dan merupakan tindak lanjut dari pencanangan GERMAS SAPA
Nasional di Tugu Api Taman Mini Indonesia Indah pada 23
November 2017, berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY dan
Kementrian Sosial pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di
Lapangan Siwa Candi Prambanan.
Laporan Tahunan 2017
73
informasi dapat lebih cepat diterima oleh media massa, lintas sektor dan
masyarakat.
Juga dilaksanakan pemberian Media Award kepada Surat Kabar
Kedaulatan Rakyat sebagai media cetak paling aktif menyebarkan
informasi keamanan produk kepada masyarakat luas.
10. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA)BBPOM di Yogyakarta
melakukan KIE secara langsung
kepada masyarakat dengan tema
“Peduli Obat dan Pangan Aman
dengan Cek KLIK” yang
diselenggarakan pada 26 Februari
2017 bertempat di Lapangan
Denggung, diikuti oleh 500 peserta
yang terdiri dari organisasi profesi, akademisi, masyarakat, organisasi
pemerhati kesehatan serta lintas sektor terkait baik tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota seluruh DIY.
Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Sleman antara lain
menyampaikan pentingnya kerjasama lintas sektor dan menghimbau
kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan
mengkonsumsi obat dan makanan.
Menyadari pentingnya dukungan akademisi terhadap program
pengawasan obat dan makanan, pada kesempatan ini juga dilaksanakan
penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BBPOM di Yogyakarta
dengan LPPM-UGM yang secara operasional sudah mulai dilaksanakan
tahun 2016 melalui pembekalan mahasiswa menjelang KKN karena
mempunyai potensi sebagai kader penyebar informasi keamanan dan
mutu obat dan makanan ke tempat KKN di berbagai wilayah Indonesia.
11. Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)
GERMAS SAPA di Yogyakarta dilaksanakan tanggal 2 Desember
2017 dan merupakan tindak lanjut dari pencanangan GERMAS SAPA
Nasional di Tugu Api Taman Mini Indonesia Indah pada 23
November 2017, berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY dan
Kementrian Sosial pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di
Lapangan Siwa Candi Prambanan.
Laporan Tahunan 2017
74
Diawali dengan jalan
sehat, kemudian pengukuhan
Duta Informasi Keamanan
Pangan dari anggota pramuka,
pemberian penghargaan
pemenang lomba Desa Paman
tahun 2017 untuk Desa
Wonosari Gunung Kidul dan dilanjutkan dengan pembukaan pameran
oleh bapak Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.
Pada hari Minggu
tanggal 3 Desember
dilaksanakan senam massal
dan KIE keamanan pangan. Stand
pameran digelar selama 2 (dua)
hari untuk memberi informasi
terkait obat dan makanan secara
langsung kepada masyarakat. Beberapa lintas sektor ikut bergabung
dalam pameran yaitu Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pertanian Pangan
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan
Perikanan DIY, Dinas Koperasi Bantul, Dinas Perdagangan Bantul, Dinas
Kesehatan DIY, Dinas Perdagangan Kulonprogo dan Dinas Kesehatan
Sleman.
12. Operasional Mobil Laboratorium Keliling
Program Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS)
telah berakhir di Tahun 2014. Dalam rangka mengawal kegiatan tersebut,
pada Tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta tetap melanjutkan dengan
program Operasional Laboratorium Keliling berupa :
a. Intervensi B dan Pengawalan SD/MI Pasca Intervensi AN-PJASKIE melalui perkuatan mobil laboratorium keliling dilakukan
dengan sasaran Kepala sekolah, Guru dan penjaja kantin secara
Laporan Tahunan 2017
74
Diawali dengan jalan
sehat, kemudian pengukuhan
Duta Informasi Keamanan
Pangan dari anggota pramuka,
pemberian penghargaan
pemenang lomba Desa Paman
tahun 2017 untuk Desa
Wonosari Gunung Kidul dan dilanjutkan dengan pembukaan pameran
oleh bapak Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.
Pada hari Minggu
tanggal 3 Desember
dilaksanakan senam massal
dan KIE keamanan pangan. Stand
pameran digelar selama 2 (dua)
hari untuk memberi informasi
terkait obat dan makanan secara
langsung kepada masyarakat. Beberapa lintas sektor ikut bergabung
dalam pameran yaitu Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pertanian Pangan
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan
Perikanan DIY, Dinas Koperasi Bantul, Dinas Perdagangan Bantul, Dinas
Kesehatan DIY, Dinas Perdagangan Kulonprogo dan Dinas Kesehatan
Sleman.
12. Operasional Mobil Laboratorium Keliling
Program Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS)
telah berakhir di Tahun 2014. Dalam rangka mengawal kegiatan tersebut,
pada Tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta tetap melanjutkan dengan
program Operasional Laboratorium Keliling berupa :
a. Intervensi B dan Pengawalan SD/MI Pasca Intervensi AN-PJASKIE melalui perkuatan mobil laboratorium keliling dilakukan
dengan sasaran Kepala sekolah, Guru dan penjaja kantin secara
Laporan Tahunan 2017
74
Diawali dengan jalan
sehat, kemudian pengukuhan
Duta Informasi Keamanan
Pangan dari anggota pramuka,
pemberian penghargaan
pemenang lomba Desa Paman
tahun 2017 untuk Desa
Wonosari Gunung Kidul dan dilanjutkan dengan pembukaan pameran
oleh bapak Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.
Pada hari Minggu
tanggal 3 Desember
dilaksanakan senam massal
dan KIE keamanan pangan. Stand
pameran digelar selama 2 (dua)
hari untuk memberi informasi
terkait obat dan makanan secara
langsung kepada masyarakat. Beberapa lintas sektor ikut bergabung
dalam pameran yaitu Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pertanian Pangan
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan
Perikanan DIY, Dinas Koperasi Bantul, Dinas Perdagangan Bantul, Dinas
Kesehatan DIY, Dinas Perdagangan Kulonprogo dan Dinas Kesehatan
Sleman.
12. Operasional Mobil Laboratorium Keliling
Program Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS)
telah berakhir di Tahun 2014. Dalam rangka mengawal kegiatan tersebut,
pada Tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta tetap melanjutkan dengan
program Operasional Laboratorium Keliling berupa :
a. Intervensi B dan Pengawalan SD/MI Pasca Intervensi AN-PJASKIE melalui perkuatan mobil laboratorium keliling dilakukan
dengan sasaran Kepala sekolah, Guru dan penjaja kantin secara
Laporan Tahunan 2017
75
langsung dengan media leaflet, poster, stiker dan alat peraga contoh
makanan bahan berbahaya sedangkan kepada siswa melalui
pemutaran film animasi pompi, penampilan contoh makanan yang
mengandung bahan berbahaya serta dialog interaktif dengan anak SD.
Kegiatan ini dilakukan terhadap 76 SD/ MI/ di DIY yang sudah
mendapatkan intervensi C di tahun sebelumnya.
b. Intervensi B Pasca Keracunan PanganIntervensi yang sama juga dilaksanakan ke 3 SD/ MI/ Sarana
pasca mengalami keracunan pangan yaitu SDN Dalangan-Sleman,
penyebab keracunan bakso, SD Muhammadiyah Gendol IV penyebab
keracunan suplemen kesehatan, dan SD Muhammadiyah Sangonan
penyebab keracunan susu bubuk. Materi lebih ditekankan pada
penyebab dan pencegahan keracunan pangan.
c. Hasil Uji SampelDari 79 SD/ MI/ telah
dilakukan uji terhadap 621
sampel dengan Rapid Test Kit
terhadap 4 bahan berbahaya
pada pangan yaitu Boraks,
Formalin, Rhodamin B dan
Methanyl Yellow dengan hasil
612 sampel MS dan 9 sampel
TMS. 9 sampel yang TMS mengandung Boraks, mengandung
Rhodamin B.
13. Audit dan Surveilan Piagam Bintang Kemanan Pangan Kantin
Sekolah (PBKPKS)
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kantin sekolah yang memenuhi
persyaratan keamanan Pangan dan memberikan PBKPKS bagi sekolah
yang memenuhi persyaratan. Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta
menyelenggarakan audit sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2017
75
langsung dengan media leaflet, poster, stiker dan alat peraga contoh
makanan bahan berbahaya sedangkan kepada siswa melalui
pemutaran film animasi pompi, penampilan contoh makanan yang
mengandung bahan berbahaya serta dialog interaktif dengan anak SD.
Kegiatan ini dilakukan terhadap 76 SD/ MI/ di DIY yang sudah
mendapatkan intervensi C di tahun sebelumnya.
b. Intervensi B Pasca Keracunan PanganIntervensi yang sama juga dilaksanakan ke 3 SD/ MI/ Sarana
pasca mengalami keracunan pangan yaitu SDN Dalangan-Sleman,
penyebab keracunan bakso, SD Muhammadiyah Gendol IV penyebab
keracunan suplemen kesehatan, dan SD Muhammadiyah Sangonan
penyebab keracunan susu bubuk. Materi lebih ditekankan pada
penyebab dan pencegahan keracunan pangan.
c. Hasil Uji SampelDari 79 SD/ MI/ telah
dilakukan uji terhadap 621
sampel dengan Rapid Test Kit
terhadap 4 bahan berbahaya
pada pangan yaitu Boraks,
Formalin, Rhodamin B dan
Methanyl Yellow dengan hasil
612 sampel MS dan 9 sampel
TMS. 9 sampel yang TMS mengandung Boraks, mengandung
Rhodamin B.
13. Audit dan Surveilan Piagam Bintang Kemanan Pangan Kantin
Sekolah (PBKPKS)
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kantin sekolah yang memenuhi
persyaratan keamanan Pangan dan memberikan PBKPKS bagi sekolah
yang memenuhi persyaratan. Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta
menyelenggarakan audit sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2017
75
langsung dengan media leaflet, poster, stiker dan alat peraga contoh
makanan bahan berbahaya sedangkan kepada siswa melalui
pemutaran film animasi pompi, penampilan contoh makanan yang
mengandung bahan berbahaya serta dialog interaktif dengan anak SD.
Kegiatan ini dilakukan terhadap 76 SD/ MI/ di DIY yang sudah
mendapatkan intervensi C di tahun sebelumnya.
b. Intervensi B Pasca Keracunan PanganIntervensi yang sama juga dilaksanakan ke 3 SD/ MI/ Sarana
pasca mengalami keracunan pangan yaitu SDN Dalangan-Sleman,
penyebab keracunan bakso, SD Muhammadiyah Gendol IV penyebab
keracunan suplemen kesehatan, dan SD Muhammadiyah Sangonan
penyebab keracunan susu bubuk. Materi lebih ditekankan pada
penyebab dan pencegahan keracunan pangan.
c. Hasil Uji SampelDari 79 SD/ MI/ telah
dilakukan uji terhadap 621
sampel dengan Rapid Test Kit
terhadap 4 bahan berbahaya
pada pangan yaitu Boraks,
Formalin, Rhodamin B dan
Methanyl Yellow dengan hasil
612 sampel MS dan 9 sampel
TMS. 9 sampel yang TMS mengandung Boraks, mengandung
Rhodamin B.
13. Audit dan Surveilan Piagam Bintang Kemanan Pangan Kantin
Sekolah (PBKPKS)
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kantin sekolah yang memenuhi
persyaratan keamanan Pangan dan memberikan PBKPKS bagi sekolah
yang memenuhi persyaratan. Selama tahun 2017 BBPOM di Yogyakarta
menyelenggarakan audit sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2017
76
a. Audit calon PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
pernah mengikuti Sosialisasi/Bimtek yaitu SMAN 1 Pajangan dan
SMK 1 sewon
b. Audit Surveilan PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
memperoleh PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
memperoleh PBKPKS yaitu sebanyak 16 sekolah
14. Forum Perencanaan dan Koordinasi Obat, Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Pangan
Pada 30 Januari tahun 2017, diadakan pertemuan dengan lintas
sektor dari kabupaten/kota/propinsi untuk melakukan koordinasi dan
pembahasan terkait perencanaan kegiatan pengawasan yang akan
dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta. dengan pemaparan evaluasi
kegiatan tahun 2016 dan perencanaan tahun 2017, dilakukan juga diskusi
dan tanya jawab tentang kewenangan masing-masing instansi
15. Criminal Justice System Tingkat Wilayah (CJS)
Tanggal 20 Maret 2017 telah dilakukan penandatangan kesepakatan
bersama antara BBPOM di
Yogyakarta dengan Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa
Yogyakarta, di aula Kejaksaan
Tinggi DIY, dengan nomor
HK.08.95.03.17.2781 dan
B03/04GS/03/2017. Tujuan
penandanatanganan
Memorandum of Understanding (MOU) adalah untuk meningkatkan sinergi
dan optimalisasi para pihak yang telah bersepakat dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi masing-masing.
Laporan Tahunan 2017
76
a. Audit calon PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
pernah mengikuti Sosialisasi/Bimtek yaitu SMAN 1 Pajangan dan
SMK 1 sewon
b. Audit Surveilan PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
memperoleh PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
memperoleh PBKPKS yaitu sebanyak 16 sekolah
14. Forum Perencanaan dan Koordinasi Obat, Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Pangan
Pada 30 Januari tahun 2017, diadakan pertemuan dengan lintas
sektor dari kabupaten/kota/propinsi untuk melakukan koordinasi dan
pembahasan terkait perencanaan kegiatan pengawasan yang akan
dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta. dengan pemaparan evaluasi
kegiatan tahun 2016 dan perencanaan tahun 2017, dilakukan juga diskusi
dan tanya jawab tentang kewenangan masing-masing instansi
15. Criminal Justice System Tingkat Wilayah (CJS)
Tanggal 20 Maret 2017 telah dilakukan penandatangan kesepakatan
bersama antara BBPOM di
Yogyakarta dengan Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa
Yogyakarta, di aula Kejaksaan
Tinggi DIY, dengan nomor
HK.08.95.03.17.2781 dan
B03/04GS/03/2017. Tujuan
penandanatanganan
Memorandum of Understanding (MOU) adalah untuk meningkatkan sinergi
dan optimalisasi para pihak yang telah bersepakat dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi masing-masing.
Laporan Tahunan 2017
76
a. Audit calon PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
pernah mengikuti Sosialisasi/Bimtek yaitu SMAN 1 Pajangan dan
SMK 1 sewon
b. Audit Surveilan PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
memperoleh PBKPKS dilaksanakan terhadap sekolah yang sudah
memperoleh PBKPKS yaitu sebanyak 16 sekolah
14. Forum Perencanaan dan Koordinasi Obat, Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Pangan
Pada 30 Januari tahun 2017, diadakan pertemuan dengan lintas
sektor dari kabupaten/kota/propinsi untuk melakukan koordinasi dan
pembahasan terkait perencanaan kegiatan pengawasan yang akan
dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta. dengan pemaparan evaluasi
kegiatan tahun 2016 dan perencanaan tahun 2017, dilakukan juga diskusi
dan tanya jawab tentang kewenangan masing-masing instansi
15. Criminal Justice System Tingkat Wilayah (CJS)
Tanggal 20 Maret 2017 telah dilakukan penandatangan kesepakatan
bersama antara BBPOM di
Yogyakarta dengan Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa
Yogyakarta, di aula Kejaksaan
Tinggi DIY, dengan nomor
HK.08.95.03.17.2781 dan
B03/04GS/03/2017. Tujuan
penandanatanganan
Memorandum of Understanding (MOU) adalah untuk meningkatkan sinergi
dan optimalisasi para pihak yang telah bersepakat dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi masing-masing.
Laporan Tahunan 2017
77
Acara dihadiri oleh pejabat dan jaksa fungsional dari Kejati DIY,
perwakilan Kejaksaan Negeri Kabupaten/Kota, PPNS dan karyawan
BBPOM di Yogyakarta.
16. Pertemuan Koordinasi Pengamanan Sediaan Farmasi
Menindaklanjuti Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang
Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Surat
Edaran Mendagri nomor 442/4383/SJ tahun 2017 tentang Aksi Nasional
Pemberantasan Penyalahgunaan Obat Secara Terpadu, dilakukan
pertemuan pada tanggal 29 September 2017 yang melibatkan Dinas
Kesehatan, Satpol PP, IAI, Polda DIY, Kajati, Biro Hukum dan Polres serta
Bangkespol DIY, untuk membahas pembentukan satgas pemberantasan
obat dan makanan ilegal melalui SK Gubernur DIY.
17. Penggalangan Komitmen Aksi Nasional Pemberantasan Obat
dan Makanan Ilegal
Penggalangan komitmen Aksi
Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan
Penyalahgunaan Obat, menjadi
momentum upaya terpadu seluruh
pemangku kepentingan dalam
melindungi masyarakat dari peredaran
obat ilegal dan penyalahgunaan obat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemda DIY, BBPOM di Yogyakarta,
BNNP dan intansi terkait di kabupaten/kota dan propinsi, organisasi profesi
dan organisasi kemasyarakatan dengan total 133 orang peserta. Acara
dilaksanakan di Gedung Pracimasono Komplek Kepatihan pada tanggal 4
Oktober 2017.
18. Sosialisasi dan Rapat Kerja Satgas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal
Pada tanggal 30 November 2017, di Hotel Royal Darmo Yogyakarta
diselenggarakan acara sosialisasi dan rapat kerja Tim Satgas Pemberantasan
Obat dan Makanan Ilegal antara lain Polres, Kejaksaan Negeri, Ikatan
Apoteker Indonesia DIY
Laporan Tahunan 2017
77
Acara dihadiri oleh pejabat dan jaksa fungsional dari Kejati DIY,
perwakilan Kejaksaan Negeri Kabupaten/Kota, PPNS dan karyawan
BBPOM di Yogyakarta.
16. Pertemuan Koordinasi Pengamanan Sediaan Farmasi
Menindaklanjuti Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang
Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Surat
Edaran Mendagri nomor 442/4383/SJ tahun 2017 tentang Aksi Nasional
Pemberantasan Penyalahgunaan Obat Secara Terpadu, dilakukan
pertemuan pada tanggal 29 September 2017 yang melibatkan Dinas
Kesehatan, Satpol PP, IAI, Polda DIY, Kajati, Biro Hukum dan Polres serta
Bangkespol DIY, untuk membahas pembentukan satgas pemberantasan
obat dan makanan ilegal melalui SK Gubernur DIY.
17. Penggalangan Komitmen Aksi Nasional Pemberantasan Obat
dan Makanan Ilegal
Penggalangan komitmen Aksi
Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan
Penyalahgunaan Obat, menjadi
momentum upaya terpadu seluruh
pemangku kepentingan dalam
melindungi masyarakat dari peredaran
obat ilegal dan penyalahgunaan obat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemda DIY, BBPOM di Yogyakarta,
BNNP dan intansi terkait di kabupaten/kota dan propinsi, organisasi profesi
dan organisasi kemasyarakatan dengan total 133 orang peserta. Acara
dilaksanakan di Gedung Pracimasono Komplek Kepatihan pada tanggal 4
Oktober 2017.
18. Sosialisasi dan Rapat Kerja Satgas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal
Pada tanggal 30 November 2017, di Hotel Royal Darmo Yogyakarta
diselenggarakan acara sosialisasi dan rapat kerja Tim Satgas Pemberantasan
Obat dan Makanan Ilegal antara lain Polres, Kejaksaan Negeri, Ikatan
Apoteker Indonesia DIY
Laporan Tahunan 2017
77
Acara dihadiri oleh pejabat dan jaksa fungsional dari Kejati DIY,
perwakilan Kejaksaan Negeri Kabupaten/Kota, PPNS dan karyawan
BBPOM di Yogyakarta.
16. Pertemuan Koordinasi Pengamanan Sediaan Farmasi
Menindaklanjuti Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2017 tentang
Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan serta Surat
Edaran Mendagri nomor 442/4383/SJ tahun 2017 tentang Aksi Nasional
Pemberantasan Penyalahgunaan Obat Secara Terpadu, dilakukan
pertemuan pada tanggal 29 September 2017 yang melibatkan Dinas
Kesehatan, Satpol PP, IAI, Polda DIY, Kajati, Biro Hukum dan Polres serta
Bangkespol DIY, untuk membahas pembentukan satgas pemberantasan
obat dan makanan ilegal melalui SK Gubernur DIY.
17. Penggalangan Komitmen Aksi Nasional Pemberantasan Obat
dan Makanan Ilegal
Penggalangan komitmen Aksi
Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan
Penyalahgunaan Obat, menjadi
momentum upaya terpadu seluruh
pemangku kepentingan dalam
melindungi masyarakat dari peredaran
obat ilegal dan penyalahgunaan obat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemda DIY, BBPOM di Yogyakarta,
BNNP dan intansi terkait di kabupaten/kota dan propinsi, organisasi profesi
dan organisasi kemasyarakatan dengan total 133 orang peserta. Acara
dilaksanakan di Gedung Pracimasono Komplek Kepatihan pada tanggal 4
Oktober 2017.
18. Sosialisasi dan Rapat Kerja Satgas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal
Pada tanggal 30 November 2017, di Hotel Royal Darmo Yogyakarta
diselenggarakan acara sosialisasi dan rapat kerja Tim Satgas Pemberantasan
Obat dan Makanan Ilegal antara lain Polres, Kejaksaan Negeri, Ikatan
Apoteker Indonesia DIY
Laporan Tahunan 2017
78
.
Dari pertemuan tersebut telah terbit SK Gubernur DIY nomor
257/KEP/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Pembentukan Satuan
Tugas Pemberantasan Obat Ilegal. Berdasarkan SK tersebut, akan
ditindaklanjuti dengan kegiatan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.
19. Pembahasan Corrective Action Preventive Action (CAPA)
Bersama Pelaku Usaha
Dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada pelaku usaha
produksi dan distribusi obat dan makanan, BBPOM di Yogyakarta
melaksanakan pembahasan dan evaluasi CAPA untuk :
1. Industri farmasi yaitu PT Berlico pada tanggal 17 November 2017.
2. UKOT/UMOT diikuti oleh 15 orang wakil dari UKOT/UMOT di wilayah DIY
pada tanggal 21 Desember 2017.
3. PBF diikuti 35 penanggung jawab PBF pada tanggal 21 – 22 Desember
2017.
20. Evaluasi Hasil Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, Kosmetik dan Pangan
Pada tanggal 20 Desember 2017
dilakukan pertemuan bersama lintas
sektor dari seluruh kabupaten/kota
maupun provinsi, untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan BBPOM
di Yogyakarta selama tahun 2017 serta
melakukan pembahasan beberapa
masalah dan kendala yang timbul terkait dengan kegiatan tersebut.
Laporan Tahunan 2017
78
.
Dari pertemuan tersebut telah terbit SK Gubernur DIY nomor
257/KEP/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Pembentukan Satuan
Tugas Pemberantasan Obat Ilegal. Berdasarkan SK tersebut, akan
ditindaklanjuti dengan kegiatan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.
19. Pembahasan Corrective Action Preventive Action (CAPA)
Bersama Pelaku Usaha
Dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada pelaku usaha
produksi dan distribusi obat dan makanan, BBPOM di Yogyakarta
melaksanakan pembahasan dan evaluasi CAPA untuk :
1. Industri farmasi yaitu PT Berlico pada tanggal 17 November 2017.
2. UKOT/UMOT diikuti oleh 15 orang wakil dari UKOT/UMOT di wilayah DIY
pada tanggal 21 Desember 2017.
3. PBF diikuti 35 penanggung jawab PBF pada tanggal 21 – 22 Desember
2017.
20. Evaluasi Hasil Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, Kosmetik dan Pangan
Pada tanggal 20 Desember 2017
dilakukan pertemuan bersama lintas
sektor dari seluruh kabupaten/kota
maupun provinsi, untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan BBPOM
di Yogyakarta selama tahun 2017 serta
melakukan pembahasan beberapa
masalah dan kendala yang timbul terkait dengan kegiatan tersebut.
Laporan Tahunan 2017
78
.
Dari pertemuan tersebut telah terbit SK Gubernur DIY nomor
257/KEP/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Pembentukan Satuan
Tugas Pemberantasan Obat Ilegal. Berdasarkan SK tersebut, akan
ditindaklanjuti dengan kegiatan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.
19. Pembahasan Corrective Action Preventive Action (CAPA)
Bersama Pelaku Usaha
Dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada pelaku usaha
produksi dan distribusi obat dan makanan, BBPOM di Yogyakarta
melaksanakan pembahasan dan evaluasi CAPA untuk :
1. Industri farmasi yaitu PT Berlico pada tanggal 17 November 2017.
2. UKOT/UMOT diikuti oleh 15 orang wakil dari UKOT/UMOT di wilayah DIY
pada tanggal 21 Desember 2017.
3. PBF diikuti 35 penanggung jawab PBF pada tanggal 21 – 22 Desember
2017.
20. Evaluasi Hasil Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, Kosmetik dan Pangan
Pada tanggal 20 Desember 2017
dilakukan pertemuan bersama lintas
sektor dari seluruh kabupaten/kota
maupun provinsi, untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan BBPOM
di Yogyakarta selama tahun 2017 serta
melakukan pembahasan beberapa
masalah dan kendala yang timbul terkait dengan kegiatan tersebut.
Laporan Tahunan 2017
79
Acara diadakan di aula BBPOM di Yogyakarta dan dipimpin oleh
Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan didampingi oleh Kepala
Bidang Sertifikasi dan LIK.
21. Peningkatan Kompetensi Petugas
a. Peningkatan Kompetensi dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi
Sejumlah 115 orang karyawan karyawati BBPOM di Yogyakarta
yang mengikuti acara capacity building pada hari Jumat-Sabtu tanggal
18-19 Agustus 2017 di Queen Garden Hotel Baturaden. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan
kemampuan ASN dalam menerapkan reformasi birokrasi serta
mendukung pencapaian kinerja .
Acara di mulai dengan pembukaan, ice breaking dan games motivasi
dilanjutkan dengan mental training dengan tema Revolusi Mental
Aparatur. Kinerja baik dari ASN tidak hanya didukung oleh prestasi
kerja, kreasi dan inovasinya tetapi juga didukung oleh kondisi mental
moralnya yang baik yang diwujudkan dalam bentuk ketekunan,
kejujuran, keikhlasan, kedisiplinan, kerjasama, semangat kerja dan
motivasi berprestasinya karena mampu menemu kenali potensi dan
kemampuan dirinya.
Pada hari kedua dilakukan outdoor activity (blind map, blind ball,
menyusun menara, kungfu boldi). Seluruh peserta tampak antusias
mengikuti jalannya acara dengan di pandu oleh team trainer dari semar
production. Dengan selesainya acara ini diharapkan mental moral ASN
lebih meningkat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih.
Laporan Tahunan 2017
79
Acara diadakan di aula BBPOM di Yogyakarta dan dipimpin oleh
Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan didampingi oleh Kepala
Bidang Sertifikasi dan LIK.
21. Peningkatan Kompetensi Petugas
a. Peningkatan Kompetensi dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi
Sejumlah 115 orang karyawan karyawati BBPOM di Yogyakarta
yang mengikuti acara capacity building pada hari Jumat-Sabtu tanggal
18-19 Agustus 2017 di Queen Garden Hotel Baturaden. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan
kemampuan ASN dalam menerapkan reformasi birokrasi serta
mendukung pencapaian kinerja .
Acara di mulai dengan pembukaan, ice breaking dan games motivasi
dilanjutkan dengan mental training dengan tema Revolusi Mental
Aparatur. Kinerja baik dari ASN tidak hanya didukung oleh prestasi
kerja, kreasi dan inovasinya tetapi juga didukung oleh kondisi mental
moralnya yang baik yang diwujudkan dalam bentuk ketekunan,
kejujuran, keikhlasan, kedisiplinan, kerjasama, semangat kerja dan
motivasi berprestasinya karena mampu menemu kenali potensi dan
kemampuan dirinya.
Pada hari kedua dilakukan outdoor activity (blind map, blind ball,
menyusun menara, kungfu boldi). Seluruh peserta tampak antusias
mengikuti jalannya acara dengan di pandu oleh team trainer dari semar
production. Dengan selesainya acara ini diharapkan mental moral ASN
lebih meningkat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih.
Laporan Tahunan 2017
79
Acara diadakan di aula BBPOM di Yogyakarta dan dipimpin oleh
Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan didampingi oleh Kepala
Bidang Sertifikasi dan LIK.
21. Peningkatan Kompetensi Petugas
a. Peningkatan Kompetensi dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi
Sejumlah 115 orang karyawan karyawati BBPOM di Yogyakarta
yang mengikuti acara capacity building pada hari Jumat-Sabtu tanggal
18-19 Agustus 2017 di Queen Garden Hotel Baturaden. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan
kemampuan ASN dalam menerapkan reformasi birokrasi serta
mendukung pencapaian kinerja .
Acara di mulai dengan pembukaan, ice breaking dan games motivasi
dilanjutkan dengan mental training dengan tema Revolusi Mental
Aparatur. Kinerja baik dari ASN tidak hanya didukung oleh prestasi
kerja, kreasi dan inovasinya tetapi juga didukung oleh kondisi mental
moralnya yang baik yang diwujudkan dalam bentuk ketekunan,
kejujuran, keikhlasan, kedisiplinan, kerjasama, semangat kerja dan
motivasi berprestasinya karena mampu menemu kenali potensi dan
kemampuan dirinya.
Pada hari kedua dilakukan outdoor activity (blind map, blind ball,
menyusun menara, kungfu boldi). Seluruh peserta tampak antusias
mengikuti jalannya acara dengan di pandu oleh team trainer dari semar
production. Dengan selesainya acara ini diharapkan mental moral ASN
lebih meningkat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih.
Laporan Tahunan 2017
80
b. Pelatihan Tehnikal Audit
Pelatihan Teknikal Audit dilaksanakan selama tiga hari pada 20
Maret dan 4-5 April 2017 di BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti
oleh 25 peserta sebagai upaya percepatan penyeragaman
kompetensi petugas dalam teknik mengaudit baik audit Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB) maupun Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).
Materi pelatihan difokuskan pada teknik mengaudit dan evaluasi
Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan, disertai materi tentang
regulasi dan aspek CDOB, CPOTB maupun CPKB. Peningkatan
kompetensi petugas melalui Pelatihan Tehnikal Audit ini bertujuan
untuk menyiapkan petugas dalam melaksanakan audit sarana
kosmetik, obat tradisional distributor obat termasuk membuat tindak
lanjut perbaikannya.
c. Pelatihan CDOBPelatihan Internal CDOB pada 10 -13 Oktober 2017 diikuti oleh
15 petugas pengawas BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan
diselenggarakan di BBPOM di Yogyakarta dan di 4 sarana Pedagang
Besar Farmasi di DIY
sebagai tempat Praktek
Kerja Lapangan.
Peningkatan kompetensi
petugas melalui Pelatihan
Internal CDOB ini bertujuan
untuk menyiapkan petugas
dalam menghadapi kewajiban sertifikasi CDOB untuk PBF dan
meningkatkan efektifitas pengawasan obat di jalur distribusi. Materi
yang dibahas dalam pelatihan ini adalah regulasi dan kebijakan terkait
distribusi obat, aspek CDOB, audit dalam rangka perijinan dan teknik
komunikasi dalam audit. Melalui PKL, peserta berlatih melakukan audit
sampai dengan pembuatan laporan.
Laporan Tahunan 2017
80
b. Pelatihan Tehnikal Audit
Pelatihan Teknikal Audit dilaksanakan selama tiga hari pada 20
Maret dan 4-5 April 2017 di BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti
oleh 25 peserta sebagai upaya percepatan penyeragaman
kompetensi petugas dalam teknik mengaudit baik audit Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB) maupun Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).
Materi pelatihan difokuskan pada teknik mengaudit dan evaluasi
Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan, disertai materi tentang
regulasi dan aspek CDOB, CPOTB maupun CPKB. Peningkatan
kompetensi petugas melalui Pelatihan Tehnikal Audit ini bertujuan
untuk menyiapkan petugas dalam melaksanakan audit sarana
kosmetik, obat tradisional distributor obat termasuk membuat tindak
lanjut perbaikannya.
c. Pelatihan CDOBPelatihan Internal CDOB pada 10 -13 Oktober 2017 diikuti oleh
15 petugas pengawas BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan
diselenggarakan di BBPOM di Yogyakarta dan di 4 sarana Pedagang
Besar Farmasi di DIY
sebagai tempat Praktek
Kerja Lapangan.
Peningkatan kompetensi
petugas melalui Pelatihan
Internal CDOB ini bertujuan
untuk menyiapkan petugas
dalam menghadapi kewajiban sertifikasi CDOB untuk PBF dan
meningkatkan efektifitas pengawasan obat di jalur distribusi. Materi
yang dibahas dalam pelatihan ini adalah regulasi dan kebijakan terkait
distribusi obat, aspek CDOB, audit dalam rangka perijinan dan teknik
komunikasi dalam audit. Melalui PKL, peserta berlatih melakukan audit
sampai dengan pembuatan laporan.
Laporan Tahunan 2017
80
b. Pelatihan Tehnikal Audit
Pelatihan Teknikal Audit dilaksanakan selama tiga hari pada 20
Maret dan 4-5 April 2017 di BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti
oleh 25 peserta sebagai upaya percepatan penyeragaman
kompetensi petugas dalam teknik mengaudit baik audit Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB) maupun Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).
Materi pelatihan difokuskan pada teknik mengaudit dan evaluasi
Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan, disertai materi tentang
regulasi dan aspek CDOB, CPOTB maupun CPKB. Peningkatan
kompetensi petugas melalui Pelatihan Tehnikal Audit ini bertujuan
untuk menyiapkan petugas dalam melaksanakan audit sarana
kosmetik, obat tradisional distributor obat termasuk membuat tindak
lanjut perbaikannya.
c. Pelatihan CDOBPelatihan Internal CDOB pada 10 -13 Oktober 2017 diikuti oleh
15 petugas pengawas BBPOM di Yogyakarta. Pelatihan
diselenggarakan di BBPOM di Yogyakarta dan di 4 sarana Pedagang
Besar Farmasi di DIY
sebagai tempat Praktek
Kerja Lapangan.
Peningkatan kompetensi
petugas melalui Pelatihan
Internal CDOB ini bertujuan
untuk menyiapkan petugas
dalam menghadapi kewajiban sertifikasi CDOB untuk PBF dan
meningkatkan efektifitas pengawasan obat di jalur distribusi. Materi
yang dibahas dalam pelatihan ini adalah regulasi dan kebijakan terkait
distribusi obat, aspek CDOB, audit dalam rangka perijinan dan teknik
komunikasi dalam audit. Melalui PKL, peserta berlatih melakukan audit
sampai dengan pembuatan laporan.
Laporan Tahunan 2017
81
d. Pelatihan Public Speaking dan Service Exelent
Kompetensi petugas BBPOM di Yogyakarta dalam memberikan
informasi senantiasa harus
ditingkatkan, terutama bagi
petugas di Bidang Sertifikasi dan
Layanan Informasi Konsumen.
Harapan masyarakat terhadap
BBPOM di Yogyakarta semakin
meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keamanan obat dan
makanan.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 September 2017
diikuti 25 orang peserta bekerjasama dengan ‘Lusi Laksita’
Broadcasting School & Partner In Comm.
e. Pelatihan Infografis
Pelatihan dilaksanakan pada
tanggal 1 November 2017 di
BBPOM di Yogyakarta.
Tujuan pelatihan ini adalah
melatih petugas bagaimana
menyampaikan Informasi
yang dapat dipahami lebih cepat dan mudah sehingga mampu
memberikan pemahaman, memberi keyakinan atau kemauan audience
untuk bertindak. Peserta Pelatihan Tehnis Presentasi yang Baik adalah
Pejabat Struktural dan staf BBPOM di Yogyakarta yang ditunjuk,
sebanyak 15 orang.
g. Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan PetugasSaryankes
Perubahan Permenkes di bidang pengawasan sarana
pelayanan kefarmasian kini secara khusus telah menyebutkan peran
Badan POM dalam pengawasan obat di sarana pelayanan kefarmasian.
Kerjasama Badan POM dengan lintas sektor harus diiringi dengan
peningkatan kapabilitas SDM tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
dari seluruh tenaga pengawas dan pembinaan yang terlibat, untuk
Laporan Tahunan 2017
81
d. Pelatihan Public Speaking dan Service Exelent
Kompetensi petugas BBPOM di Yogyakarta dalam memberikan
informasi senantiasa harus
ditingkatkan, terutama bagi
petugas di Bidang Sertifikasi dan
Layanan Informasi Konsumen.
Harapan masyarakat terhadap
BBPOM di Yogyakarta semakin
meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keamanan obat dan
makanan.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 September 2017
diikuti 25 orang peserta bekerjasama dengan ‘Lusi Laksita’
Broadcasting School & Partner In Comm.
e. Pelatihan Infografis
Pelatihan dilaksanakan pada
tanggal 1 November 2017 di
BBPOM di Yogyakarta.
Tujuan pelatihan ini adalah
melatih petugas bagaimana
menyampaikan Informasi
yang dapat dipahami lebih cepat dan mudah sehingga mampu
memberikan pemahaman, memberi keyakinan atau kemauan audience
untuk bertindak. Peserta Pelatihan Tehnis Presentasi yang Baik adalah
Pejabat Struktural dan staf BBPOM di Yogyakarta yang ditunjuk,
sebanyak 15 orang.
g. Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan PetugasSaryankes
Perubahan Permenkes di bidang pengawasan sarana
pelayanan kefarmasian kini secara khusus telah menyebutkan peran
Badan POM dalam pengawasan obat di sarana pelayanan kefarmasian.
Kerjasama Badan POM dengan lintas sektor harus diiringi dengan
peningkatan kapabilitas SDM tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
dari seluruh tenaga pengawas dan pembinaan yang terlibat, untuk
Laporan Tahunan 2017
81
d. Pelatihan Public Speaking dan Service Exelent
Kompetensi petugas BBPOM di Yogyakarta dalam memberikan
informasi senantiasa harus
ditingkatkan, terutama bagi
petugas di Bidang Sertifikasi dan
Layanan Informasi Konsumen.
Harapan masyarakat terhadap
BBPOM di Yogyakarta semakin
meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keamanan obat dan
makanan.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 September 2017
diikuti 25 orang peserta bekerjasama dengan ‘Lusi Laksita’
Broadcasting School & Partner In Comm.
e. Pelatihan Infografis
Pelatihan dilaksanakan pada
tanggal 1 November 2017 di
BBPOM di Yogyakarta.
Tujuan pelatihan ini adalah
melatih petugas bagaimana
menyampaikan Informasi
yang dapat dipahami lebih cepat dan mudah sehingga mampu
memberikan pemahaman, memberi keyakinan atau kemauan audience
untuk bertindak. Peserta Pelatihan Tehnis Presentasi yang Baik adalah
Pejabat Struktural dan staf BBPOM di Yogyakarta yang ditunjuk,
sebanyak 15 orang.
g. Pelatihan Tenaga Pengawas Lintas Sektor dan PetugasSaryankes
Perubahan Permenkes di bidang pengawasan sarana
pelayanan kefarmasian kini secara khusus telah menyebutkan peran
Badan POM dalam pengawasan obat di sarana pelayanan kefarmasian.
Kerjasama Badan POM dengan lintas sektor harus diiringi dengan
peningkatan kapabilitas SDM tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
dari seluruh tenaga pengawas dan pembinaan yang terlibat, untuk
Laporan Tahunan 2017
82
mendukung terlaksananya peredaran obat sesuai dengan standar
CDOB.
Pada 6-8 September 2017 dilaksanakan pelatihan tenaga
pengawas lintas sektor dan petugas saryankes dalam rangka
pengawasan distribusi obat di sarana pelayanan kesehatan. Jumlah
peserta sebanyak 46 petugas baik dari BBPOM di Yogyakarta dan lintas
sektor dengan materi CDOB dan Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian, PKL serta diskusi hasil PKL.
h. Pelatihan Tenaga Pengelola Obat di Saryanfar
Obat mempunyai peranan strategis di bidang kesehatan,
bahkan obat merupakan mata dari ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan, sehingga harus ditangani secara benar dan tepat.
Hal ini perlu didukung juga dengan kompetensi,
profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap Apoteker penanggung
jawab Saryanfar dalam mengelola obat sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku
Pada 10 November 2017 di Pesonna Tugu Hotel telah dilakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 35 peserta apoteker
penanggungjawab apotek, maupun klinik. Kegiatan pelatihan diisi
dengan paparan materi oleh nara sumber dari BBPOM di Yogyakarta,
dan diskusi tentang standar pelayanan kefarmasian.
Laporan Tahunan 2017
82
mendukung terlaksananya peredaran obat sesuai dengan standar
CDOB.
Pada 6-8 September 2017 dilaksanakan pelatihan tenaga
pengawas lintas sektor dan petugas saryankes dalam rangka
pengawasan distribusi obat di sarana pelayanan kesehatan. Jumlah
peserta sebanyak 46 petugas baik dari BBPOM di Yogyakarta dan lintas
sektor dengan materi CDOB dan Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian, PKL serta diskusi hasil PKL.
h. Pelatihan Tenaga Pengelola Obat di Saryanfar
Obat mempunyai peranan strategis di bidang kesehatan,
bahkan obat merupakan mata dari ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan, sehingga harus ditangani secara benar dan tepat.
Hal ini perlu didukung juga dengan kompetensi,
profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap Apoteker penanggung
jawab Saryanfar dalam mengelola obat sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku
Pada 10 November 2017 di Pesonna Tugu Hotel telah dilakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 35 peserta apoteker
penanggungjawab apotek, maupun klinik. Kegiatan pelatihan diisi
dengan paparan materi oleh nara sumber dari BBPOM di Yogyakarta,
dan diskusi tentang standar pelayanan kefarmasian.
Laporan Tahunan 2017
82
mendukung terlaksananya peredaran obat sesuai dengan standar
CDOB.
Pada 6-8 September 2017 dilaksanakan pelatihan tenaga
pengawas lintas sektor dan petugas saryankes dalam rangka
pengawasan distribusi obat di sarana pelayanan kesehatan. Jumlah
peserta sebanyak 46 petugas baik dari BBPOM di Yogyakarta dan lintas
sektor dengan materi CDOB dan Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian, PKL serta diskusi hasil PKL.
h. Pelatihan Tenaga Pengelola Obat di Saryanfar
Obat mempunyai peranan strategis di bidang kesehatan,
bahkan obat merupakan mata dari ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan, sehingga harus ditangani secara benar dan tepat.
Hal ini perlu didukung juga dengan kompetensi,
profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap Apoteker penanggung
jawab Saryanfar dalam mengelola obat sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku
Pada 10 November 2017 di Pesonna Tugu Hotel telah dilakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari 35 peserta apoteker
penanggungjawab apotek, maupun klinik. Kegiatan pelatihan diisi
dengan paparan materi oleh nara sumber dari BBPOM di Yogyakarta,
dan diskusi tentang standar pelayanan kefarmasian.
Laporan Tahunan 2017
83
i. Pelatihan Internal Proses Sterilisasi Komersial
Teknologi pengalengan pangan dimaksudkan untuk
memperpanjang umur simpan pangan dalam waktu lama. Sejalan
dengan hal tersebut, telah bermunculan industri pengalengan di
Yogyakarta, mulai dari pengalengan gudeg, jamur, ikan dan sayur
matang.
Dengan kondisi yang demikian diperlukan peningkatan
kompetensi petugas dalam melakukan sertifikasi maupun pengawasan
terhadap proses produksi pangan dalam kaleng.
Tanggal 15 November 2017 dilakukan pelatihan internal
dengan peserta dari Bidang Pemeriksaan & Penyidikan dan Bidang
Sertifikasi & LIK. Nara sumber merupakan pakar pengalengan dari
Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Pertanian yaitu Dr. Ir.
Chusnul Hidayat.
h. Pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik
Inspeksi industri farmasi merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta dalam rangka memonitor
penerapan cara produksi obat yang baik.
Laporan Tahunan 2017
83
i. Pelatihan Internal Proses Sterilisasi Komersial
Teknologi pengalengan pangan dimaksudkan untuk
memperpanjang umur simpan pangan dalam waktu lama. Sejalan
dengan hal tersebut, telah bermunculan industri pengalengan di
Yogyakarta, mulai dari pengalengan gudeg, jamur, ikan dan sayur
matang.
Dengan kondisi yang demikian diperlukan peningkatan
kompetensi petugas dalam melakukan sertifikasi maupun pengawasan
terhadap proses produksi pangan dalam kaleng.
Tanggal 15 November 2017 dilakukan pelatihan internal
dengan peserta dari Bidang Pemeriksaan & Penyidikan dan Bidang
Sertifikasi & LIK. Nara sumber merupakan pakar pengalengan dari
Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Pertanian yaitu Dr. Ir.
Chusnul Hidayat.
h. Pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik
Inspeksi industri farmasi merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta dalam rangka memonitor
penerapan cara produksi obat yang baik.
Laporan Tahunan 2017
83
i. Pelatihan Internal Proses Sterilisasi Komersial
Teknologi pengalengan pangan dimaksudkan untuk
memperpanjang umur simpan pangan dalam waktu lama. Sejalan
dengan hal tersebut, telah bermunculan industri pengalengan di
Yogyakarta, mulai dari pengalengan gudeg, jamur, ikan dan sayur
matang.
Dengan kondisi yang demikian diperlukan peningkatan
kompetensi petugas dalam melakukan sertifikasi maupun pengawasan
terhadap proses produksi pangan dalam kaleng.
Tanggal 15 November 2017 dilakukan pelatihan internal
dengan peserta dari Bidang Pemeriksaan & Penyidikan dan Bidang
Sertifikasi & LIK. Nara sumber merupakan pakar pengalengan dari
Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Pertanian yaitu Dr. Ir.
Chusnul Hidayat.
h. Pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik
Inspeksi industri farmasi merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan oleh BBPOM di Yogyakarta dalam rangka memonitor
penerapan cara produksi obat yang baik.
Laporan Tahunan 2017
84
Oleh karena itu diperlukan seorang inspektur atau tenaga
pengawas yang handal, selalu melakukan perbaikan secara terus
menerus (continuous improvement). Salah satu wujud dari hal tersebut
adalah diadakannya pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik pada
tanggal 27 Desember 2017.
Materi disampaikan oleh DR. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si.,
Apt. Dosen pada Fakultas Farmasi UGM, yang menjelaskan mengenai
Sistem Pengolahan Air dan Sistem Tata Udara di Industri Farmasi
dengan salah satu sumber dari Pedoman CPOB tahun 2012, Petunjuk
Operasional Penerapan Pedoman CPOB tahun 2012 dan Juknis Sistem
Penunjang Saran Kritis di Industri Farmasi tahun 2013
M. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015BBPOM di Yogyakarta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 sejak tanggal 19 Januari 2012. Pada tahun 2017 dilakukan
Audit Surveilan QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 oleh PT.
TUV SUD Indonesia dengan hasil memuaskan, sehingga
direkomendasikan memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2015.
ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk Quality
Management System (QMS) yang menetapkan persyaratan-persyaratan
dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk
menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau
jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standard
dunia yaitu BADAN ISO.
Penerapan Sistem Manajemen MUTU ISO 9001:2015 BBPOM di
Yogyakarta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu::
1. Pengelolaan Sistem Mutu
Pengelolaan sistem mutu adalah kegiatan rutin yang membahas
capaian sasaran mutu serta masalah-masalah lain terkait penerapan
sistem mutu.
Laporan Tahunan 2017
84
Oleh karena itu diperlukan seorang inspektur atau tenaga
pengawas yang handal, selalu melakukan perbaikan secara terus
menerus (continuous improvement). Salah satu wujud dari hal tersebut
adalah diadakannya pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik pada
tanggal 27 Desember 2017.
Materi disampaikan oleh DR. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si.,
Apt. Dosen pada Fakultas Farmasi UGM, yang menjelaskan mengenai
Sistem Pengolahan Air dan Sistem Tata Udara di Industri Farmasi
dengan salah satu sumber dari Pedoman CPOB tahun 2012, Petunjuk
Operasional Penerapan Pedoman CPOB tahun 2012 dan Juknis Sistem
Penunjang Saran Kritis di Industri Farmasi tahun 2013
M. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015BBPOM di Yogyakarta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 sejak tanggal 19 Januari 2012. Pada tahun 2017 dilakukan
Audit Surveilan QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 oleh PT.
TUV SUD Indonesia dengan hasil memuaskan, sehingga
direkomendasikan memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2015.
ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk Quality
Management System (QMS) yang menetapkan persyaratan-persyaratan
dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk
menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau
jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standard
dunia yaitu BADAN ISO.
Penerapan Sistem Manajemen MUTU ISO 9001:2015 BBPOM di
Yogyakarta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu::
1. Pengelolaan Sistem Mutu
Pengelolaan sistem mutu adalah kegiatan rutin yang membahas
capaian sasaran mutu serta masalah-masalah lain terkait penerapan
sistem mutu.
Laporan Tahunan 2017
84
Oleh karena itu diperlukan seorang inspektur atau tenaga
pengawas yang handal, selalu melakukan perbaikan secara terus
menerus (continuous improvement). Salah satu wujud dari hal tersebut
adalah diadakannya pelatihan Cara Produksi Obat yang Baik pada
tanggal 27 Desember 2017.
Materi disampaikan oleh DR. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si.,
Apt. Dosen pada Fakultas Farmasi UGM, yang menjelaskan mengenai
Sistem Pengolahan Air dan Sistem Tata Udara di Industri Farmasi
dengan salah satu sumber dari Pedoman CPOB tahun 2012, Petunjuk
Operasional Penerapan Pedoman CPOB tahun 2012 dan Juknis Sistem
Penunjang Saran Kritis di Industri Farmasi tahun 2013
M. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015BBPOM di Yogyakarta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 sejak tanggal 19 Januari 2012. Pada tahun 2017 dilakukan
Audit Surveilan QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 oleh PT.
TUV SUD Indonesia dengan hasil memuaskan, sehingga
direkomendasikan memperoleh sertifikat QMS ISO 9001:2015.
ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk Quality
Management System (QMS) yang menetapkan persyaratan-persyaratan
dan rekomendasi untuk desain dan penilaian, yang bertujuan untuk
menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau
jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standard
dunia yaitu BADAN ISO.
Penerapan Sistem Manajemen MUTU ISO 9001:2015 BBPOM di
Yogyakarta dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu::
1. Pengelolaan Sistem Mutu
Pengelolaan sistem mutu adalah kegiatan rutin yang membahas
capaian sasaran mutu serta masalah-masalah lain terkait penerapan
sistem mutu.
Laporan Tahunan 2017
85
2. Audit internal
Berdasarkan hasil audit internal yang
dilaksanakan pada tanggal 14–16
Agustus 2017 oleh Auditor: Ani Fatimah
Isfarjanti, Karina Sari, Anita Tri Yuniati
dan Sri Susilowati secara umum
BBPOM di Yogyakarta telah
menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO 9001:
2015 dengan baik, peninjauan pada beberapa area menunjukkan
adanya kesesuaian. Namun demikian telah teridentifikasi adanya 23
temuan yang terdiri dari 12 Ketidaksesuaian (NC) dan 11 Saran
Peningkatan (Opportunities for improvement).
3. Kaji Ulang Dokumen
Kaji ulang dokumen merupakan
forum review dan pembahasan seluruh
dokumen sistem mutu QMS yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi
layanan dan informasi konsumen,
administrasi sub bagian tata usaha, dan pengujian. Dokumen mutu yang
digunakan harus dikomunikasikan dan dipahami bersama oleh personel
yang terlibat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kaji Ulang
Dokumen diperlukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan sistem
manajemen mutu dalam memelihara rekaman yang relevan dengan ISO
9001:2015
4. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari
penerapan sistem manajemen mutu dan
mencakup penilaian peluang koreksi serta
keperluan akan perubahan. Rapat Tinjauan
Manajemen sesuai persyaratan ISO
9001:2015 terintegrasi dengan sistem Mutu
Laporan Tahunan 2017
85
2. Audit internal
Berdasarkan hasil audit internal yang
dilaksanakan pada tanggal 14–16
Agustus 2017 oleh Auditor: Ani Fatimah
Isfarjanti, Karina Sari, Anita Tri Yuniati
dan Sri Susilowati secara umum
BBPOM di Yogyakarta telah
menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO 9001:
2015 dengan baik, peninjauan pada beberapa area menunjukkan
adanya kesesuaian. Namun demikian telah teridentifikasi adanya 23
temuan yang terdiri dari 12 Ketidaksesuaian (NC) dan 11 Saran
Peningkatan (Opportunities for improvement).
3. Kaji Ulang Dokumen
Kaji ulang dokumen merupakan
forum review dan pembahasan seluruh
dokumen sistem mutu QMS yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi
layanan dan informasi konsumen,
administrasi sub bagian tata usaha, dan pengujian. Dokumen mutu yang
digunakan harus dikomunikasikan dan dipahami bersama oleh personel
yang terlibat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kaji Ulang
Dokumen diperlukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan sistem
manajemen mutu dalam memelihara rekaman yang relevan dengan ISO
9001:2015
4. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari
penerapan sistem manajemen mutu dan
mencakup penilaian peluang koreksi serta
keperluan akan perubahan. Rapat Tinjauan
Manajemen sesuai persyaratan ISO
9001:2015 terintegrasi dengan sistem Mutu
Laporan Tahunan 2017
85
2. Audit internal
Berdasarkan hasil audit internal yang
dilaksanakan pada tanggal 14–16
Agustus 2017 oleh Auditor: Ani Fatimah
Isfarjanti, Karina Sari, Anita Tri Yuniati
dan Sri Susilowati secara umum
BBPOM di Yogyakarta telah
menerapkan sistem manajemen mutu sesuai persyaratan ISO 9001:
2015 dengan baik, peninjauan pada beberapa area menunjukkan
adanya kesesuaian. Namun demikian telah teridentifikasi adanya 23
temuan yang terdiri dari 12 Ketidaksesuaian (NC) dan 11 Saran
Peningkatan (Opportunities for improvement).
3. Kaji Ulang Dokumen
Kaji ulang dokumen merupakan
forum review dan pembahasan seluruh
dokumen sistem mutu QMS yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan dan penyidikan, sertifikasi
layanan dan informasi konsumen,
administrasi sub bagian tata usaha, dan pengujian. Dokumen mutu yang
digunakan harus dikomunikasikan dan dipahami bersama oleh personel
yang terlibat secara terus menerus dan berkesinambungan. Kaji Ulang
Dokumen diperlukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan sistem
manajemen mutu dalam memelihara rekaman yang relevan dengan ISO
9001:2015
4. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari
penerapan sistem manajemen mutu dan
mencakup penilaian peluang koreksi serta
keperluan akan perubahan. Rapat Tinjauan
Manajemen sesuai persyaratan ISO
9001:2015 terintegrasi dengan sistem Mutu
Laporan Tahunan 2017
86
SNI/IEC 17025:2008 dan Manajemen Mutu Inspektorat CPOB
dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2017 bertempat di BBPOM di
Yogyakarta yang dihadiri oleh Kepala Balai, seluruh pejabat struktural,
seluruh manajer representatif bidang dan sub bagian tata usaha,
pengendali dokumen, seluruh manajer teknis, manajer administrasi ,
penyelia dan staf dari masing-masing bidang dan sub bagian tata usaha.
RTM sesuai persyaratan ISO 9001:2015 diharapkan secara konsisten
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, serta
untuk meningkatkan kinerja pengawasan Obat dan Makanan agar
semakin efektif dan efisien
.5. Audit Surveilans QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO9001:2015
Dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan QMS, telah dilaksanakan
Audit Surveilan QMS transisi ISO
9001:2008 ke ISO 9001:2015 yang
dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT. TUV
SUD Indonesia pada tanggal 16 dan 17
November 2017 dengan Auditor Bapak Slamet Hariyono. Dari hasil audit
terdapat 6 positive aspect dan 10 temuan ketidaksesuaian dengan
kategori Opportunities for improvement dan BBPOM di Yogyakarta telah
dinyatakan dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2015.
N. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LABORATORIUMKegiatan dukungan teknis dan manajemen laboratorium
dilaksanakan sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008 tentang
“Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Kalibrasi” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu,
administratif, dan kegiatan teknis pengujian secara berkesinambungan
dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, dengan melakukan berbagai
kegiatan sebagai berikut:
1. Kalibrasi Alat Laboratorium
Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus
mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan
spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.
Laporan Tahunan 2017
86
SNI/IEC 17025:2008 dan Manajemen Mutu Inspektorat CPOB
dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2017 bertempat di BBPOM di
Yogyakarta yang dihadiri oleh Kepala Balai, seluruh pejabat struktural,
seluruh manajer representatif bidang dan sub bagian tata usaha,
pengendali dokumen, seluruh manajer teknis, manajer administrasi ,
penyelia dan staf dari masing-masing bidang dan sub bagian tata usaha.
RTM sesuai persyaratan ISO 9001:2015 diharapkan secara konsisten
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, serta
untuk meningkatkan kinerja pengawasan Obat dan Makanan agar
semakin efektif dan efisien
.5. Audit Surveilans QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO9001:2015
Dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan QMS, telah dilaksanakan
Audit Surveilan QMS transisi ISO
9001:2008 ke ISO 9001:2015 yang
dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT. TUV
SUD Indonesia pada tanggal 16 dan 17
November 2017 dengan Auditor Bapak Slamet Hariyono. Dari hasil audit
terdapat 6 positive aspect dan 10 temuan ketidaksesuaian dengan
kategori Opportunities for improvement dan BBPOM di Yogyakarta telah
dinyatakan dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2015.
N. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LABORATORIUMKegiatan dukungan teknis dan manajemen laboratorium
dilaksanakan sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008 tentang
“Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Kalibrasi” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu,
administratif, dan kegiatan teknis pengujian secara berkesinambungan
dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, dengan melakukan berbagai
kegiatan sebagai berikut:
1. Kalibrasi Alat Laboratorium
Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus
mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan
spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.
Laporan Tahunan 2017
86
SNI/IEC 17025:2008 dan Manajemen Mutu Inspektorat CPOB
dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2017 bertempat di BBPOM di
Yogyakarta yang dihadiri oleh Kepala Balai, seluruh pejabat struktural,
seluruh manajer representatif bidang dan sub bagian tata usaha,
pengendali dokumen, seluruh manajer teknis, manajer administrasi ,
penyelia dan staf dari masing-masing bidang dan sub bagian tata usaha.
RTM sesuai persyaratan ISO 9001:2015 diharapkan secara konsisten
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, serta
untuk meningkatkan kinerja pengawasan Obat dan Makanan agar
semakin efektif dan efisien
.5. Audit Surveilans QMS transisi ISO 9001:2008 ke ISO9001:2015
Dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan QMS, telah dilaksanakan
Audit Surveilan QMS transisi ISO
9001:2008 ke ISO 9001:2015 yang
dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT. TUV
SUD Indonesia pada tanggal 16 dan 17
November 2017 dengan Auditor Bapak Slamet Hariyono. Dari hasil audit
terdapat 6 positive aspect dan 10 temuan ketidaksesuaian dengan
kategori Opportunities for improvement dan BBPOM di Yogyakarta telah
dinyatakan dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2015.
N. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LABORATORIUMKegiatan dukungan teknis dan manajemen laboratorium
dilaksanakan sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008 tentang
“Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Kalibrasi” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu,
administratif, dan kegiatan teknis pengujian secara berkesinambungan
dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, dengan melakukan berbagai
kegiatan sebagai berikut:
1. Kalibrasi Alat Laboratorium
Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus
mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan
spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud.
Laporan Tahunan 2017
87
Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari alat
laboratorium.
Sebelum digunakan, semua alat laboratorium yang mempengaruhi
mutu data hasil pengujian harus dikalibrasi. Pada tahun 2017, dilakukan
kalibrasi oleh PPOMN 1 kali dan oleh pihak ketiga 10 kali dengan rincian
sebagai berikut
a. PPOMN: untuk timbangan, oven, tanur, tangas air, pH meter,
spektrofotometer UV-Vis, inkubator, autoklaf, drying oven,
disintegration Tester, differential scanning calorymetri (DSC) dan
dissolution Tester
b. Pusat Pengawasan Mutu Barang (2 kali) : termohigrometer,
stopwatch, anak timbang, thermometer.
c. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan
dan Batik di Yogyakarta (4 kali) : termometer, mikropipet, alat gelas,
timbangan analitik, dan piknometer
d. PT. Metrohm Indonesia: Karl-Fischer Titrator
e. PT. Merck : air sampler
f. PT. ESCO Utama : lemari asam dan biosafety cabinet
g. PT. ROBUST: lemari asam.
2. Audit Internal Laboratorium
Laboratorium yang telah
terakreditasi sesuai persyaratan
SNI ISO/IEC 17025 : 2008,
harus melaksanakan audit
internal untuk memverifikasi
kegiatan agar berlanjut
sesuai dengan persyaratan
manajemen minimal 1 tahun
sekali. Audit internal laboratorium dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu
tanggal 6-7 April dan 10-11 April 2017 oleh tim auditor internal terdiri dari
13 orang personel yang telah mampu, terlatih dan independent. Dari
hasil audit internal diperoleh 59 temuan ketidaksesuaian dengan rincian
4 temuan kategori 2, dan 55 temuan kategori 3.
Trend temuan ketidaksesuaian pada aspek manajemen adalah
pengendalian dokumen, dan aspek teknis adalah kondisi akomodasi dan
lingkungan.
Laporan Tahunan 2017
87
Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari alat
laboratorium.
Sebelum digunakan, semua alat laboratorium yang mempengaruhi
mutu data hasil pengujian harus dikalibrasi. Pada tahun 2017, dilakukan
kalibrasi oleh PPOMN 1 kali dan oleh pihak ketiga 10 kali dengan rincian
sebagai berikut
a. PPOMN: untuk timbangan, oven, tanur, tangas air, pH meter,
spektrofotometer UV-Vis, inkubator, autoklaf, drying oven,
disintegration Tester, differential scanning calorymetri (DSC) dan
dissolution Tester
b. Pusat Pengawasan Mutu Barang (2 kali) : termohigrometer,
stopwatch, anak timbang, thermometer.
c. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan
dan Batik di Yogyakarta (4 kali) : termometer, mikropipet, alat gelas,
timbangan analitik, dan piknometer
d. PT. Metrohm Indonesia: Karl-Fischer Titrator
e. PT. Merck : air sampler
f. PT. ESCO Utama : lemari asam dan biosafety cabinet
g. PT. ROBUST: lemari asam.
2. Audit Internal Laboratorium
Laboratorium yang telah
terakreditasi sesuai persyaratan
SNI ISO/IEC 17025 : 2008,
harus melaksanakan audit
internal untuk memverifikasi
kegiatan agar berlanjut
sesuai dengan persyaratan
manajemen minimal 1 tahun
sekali. Audit internal laboratorium dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu
tanggal 6-7 April dan 10-11 April 2017 oleh tim auditor internal terdiri dari
13 orang personel yang telah mampu, terlatih dan independent. Dari
hasil audit internal diperoleh 59 temuan ketidaksesuaian dengan rincian
4 temuan kategori 2, dan 55 temuan kategori 3.
Trend temuan ketidaksesuaian pada aspek manajemen adalah
pengendalian dokumen, dan aspek teknis adalah kondisi akomodasi dan
lingkungan.
Laporan Tahunan 2017
87
Program kalibrasi ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari alat
laboratorium.
Sebelum digunakan, semua alat laboratorium yang mempengaruhi
mutu data hasil pengujian harus dikalibrasi. Pada tahun 2017, dilakukan
kalibrasi oleh PPOMN 1 kali dan oleh pihak ketiga 10 kali dengan rincian
sebagai berikut
a. PPOMN: untuk timbangan, oven, tanur, tangas air, pH meter,
spektrofotometer UV-Vis, inkubator, autoklaf, drying oven,
disintegration Tester, differential scanning calorymetri (DSC) dan
dissolution Tester
b. Pusat Pengawasan Mutu Barang (2 kali) : termohigrometer,
stopwatch, anak timbang, thermometer.
c. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan
dan Batik di Yogyakarta (4 kali) : termometer, mikropipet, alat gelas,
timbangan analitik, dan piknometer
d. PT. Metrohm Indonesia: Karl-Fischer Titrator
e. PT. Merck : air sampler
f. PT. ESCO Utama : lemari asam dan biosafety cabinet
g. PT. ROBUST: lemari asam.
2. Audit Internal Laboratorium
Laboratorium yang telah
terakreditasi sesuai persyaratan
SNI ISO/IEC 17025 : 2008,
harus melaksanakan audit
internal untuk memverifikasi
kegiatan agar berlanjut
sesuai dengan persyaratan
manajemen minimal 1 tahun
sekali. Audit internal laboratorium dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu
tanggal 6-7 April dan 10-11 April 2017 oleh tim auditor internal terdiri dari
13 orang personel yang telah mampu, terlatih dan independent. Dari
hasil audit internal diperoleh 59 temuan ketidaksesuaian dengan rincian
4 temuan kategori 2, dan 55 temuan kategori 3.
Trend temuan ketidaksesuaian pada aspek manajemen adalah
pengendalian dokumen, dan aspek teknis adalah kondisi akomodasi dan
lingkungan.
Laporan Tahunan 2017
88
3. Kaji Ulang Dokumen
Manajemen laboratorium harus
memastikan bahwa kebijakan,
program, sasaran mutu,
panduan mutu, prosedur dan
instruksi kerja dikembangkan
sesuai kebutuhan agar
laboratorium mampu menjamin
mutu hasil pengujian secara
terus menerus dan berkesinambungan.
Kaji Ulang Dokumen Laboratorium dilaksanakan pada tanggal
14-15 Agustus 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta, membahas 18
usulan revisi dokumen dan semua telah disetujui. Hasil revisi dokumen
telah disosialisasikan kepada seluruh personel pengujian dan wakil dari
Sub Bagian Tata Usaha, dan Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,
pada tanggal 6 Oktober 2017.
4. Surveilan Laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional
Laboratorium BBPOM di Yogyakarta dengan nomor sertifikat
LP-125-IDN telah direakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan masa berlaku
sertifikat akreditasi pada tanggal 25 Februari 2015 hingga 24 Februari
2019.
KAN telah melaksanakan kunjungan pengawasan (survailen)
yang pertama pada tanggal 9
– 10 Februari 2016, dan
kunjungan kedua pada 2-3
Mei 2017 dengan tim asesor
yaitu Endang Sri Heruwati
sebagai asesor kepala, dan
anggota Achmad Rochliadi,
MS, PhD dari ITB, Dra. Artati
Hapsari dari RSUD Pasar Rebo, dan Dr. Ening Wiedosari, MSc. dari
Balai Besar Veteriner Bogor.
Dari hasil survailen pada aspek manajemen terdapat 16
temuan ketidaksesuaian yaitu 8 temuan kategori 2, dan 8 temuan
Laporan Tahunan 2017
88
3. Kaji Ulang Dokumen
Manajemen laboratorium harus
memastikan bahwa kebijakan,
program, sasaran mutu,
panduan mutu, prosedur dan
instruksi kerja dikembangkan
sesuai kebutuhan agar
laboratorium mampu menjamin
mutu hasil pengujian secara
terus menerus dan berkesinambungan.
Kaji Ulang Dokumen Laboratorium dilaksanakan pada tanggal
14-15 Agustus 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta, membahas 18
usulan revisi dokumen dan semua telah disetujui. Hasil revisi dokumen
telah disosialisasikan kepada seluruh personel pengujian dan wakil dari
Sub Bagian Tata Usaha, dan Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,
pada tanggal 6 Oktober 2017.
4. Surveilan Laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional
Laboratorium BBPOM di Yogyakarta dengan nomor sertifikat
LP-125-IDN telah direakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan masa berlaku
sertifikat akreditasi pada tanggal 25 Februari 2015 hingga 24 Februari
2019.
KAN telah melaksanakan kunjungan pengawasan (survailen)
yang pertama pada tanggal 9
– 10 Februari 2016, dan
kunjungan kedua pada 2-3
Mei 2017 dengan tim asesor
yaitu Endang Sri Heruwati
sebagai asesor kepala, dan
anggota Achmad Rochliadi,
MS, PhD dari ITB, Dra. Artati
Hapsari dari RSUD Pasar Rebo, dan Dr. Ening Wiedosari, MSc. dari
Balai Besar Veteriner Bogor.
Dari hasil survailen pada aspek manajemen terdapat 16
temuan ketidaksesuaian yaitu 8 temuan kategori 2, dan 8 temuan
Laporan Tahunan 2017
88
3. Kaji Ulang Dokumen
Manajemen laboratorium harus
memastikan bahwa kebijakan,
program, sasaran mutu,
panduan mutu, prosedur dan
instruksi kerja dikembangkan
sesuai kebutuhan agar
laboratorium mampu menjamin
mutu hasil pengujian secara
terus menerus dan berkesinambungan.
Kaji Ulang Dokumen Laboratorium dilaksanakan pada tanggal
14-15 Agustus 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta, membahas 18
usulan revisi dokumen dan semua telah disetujui. Hasil revisi dokumen
telah disosialisasikan kepada seluruh personel pengujian dan wakil dari
Sub Bagian Tata Usaha, dan Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,
pada tanggal 6 Oktober 2017.
4. Surveilan Laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional
Laboratorium BBPOM di Yogyakarta dengan nomor sertifikat
LP-125-IDN telah direakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan masa berlaku
sertifikat akreditasi pada tanggal 25 Februari 2015 hingga 24 Februari
2019.
KAN telah melaksanakan kunjungan pengawasan (survailen)
yang pertama pada tanggal 9
– 10 Februari 2016, dan
kunjungan kedua pada 2-3
Mei 2017 dengan tim asesor
yaitu Endang Sri Heruwati
sebagai asesor kepala, dan
anggota Achmad Rochliadi,
MS, PhD dari ITB, Dra. Artati
Hapsari dari RSUD Pasar Rebo, dan Dr. Ening Wiedosari, MSc. dari
Balai Besar Veteriner Bogor.
Dari hasil survailen pada aspek manajemen terdapat 16
temuan ketidaksesuaian yaitu 8 temuan kategori 2, dan 8 temuan
Laporan Tahunan 2017
89
kategori 3, sedangkan pada aspek teknis terdapat 13 temuan yaitu 9
temuan kategori 2, dan 4 temuan kategori 3. Temuan ketidaksesuaian
hasil asesmen perluasan ruang lingkup pada aspek manajemen
terdapat 4 temuan yaitu 2 temuan kategori 2, dan 2 temuan kategori 3,
sedangkan pada aspek teknis terdapat 5 temuan yaitu 4 temuan
kategori 2, dan 2 temuan kategori 3.
Berdasarkan hasil rapat tanggal 20 September 2017, KAN
telah memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi dan
memberikan akreditasi penambahan ruang lingkup kepada BBPOM di
Yogyakarta.
.
5. Uji Profisiensi
Laboratorium BBPOM di Yogyakarta telah mengikuti 12 uji
profisiensi yang terdiri dari 1 jenis produk terapetik dari Thailand dengan
hasil memuaskan, 1 jenis produk mikrobiologi dari Komite Akreditasi
Nasional dengan hasil memuaskan, dan 10 jenis dari Pusat Pengujian
Obat dan Makanan Nasional, dengan hasil 10 jenis memuaskan (Data
sesuai tabel 12 terlampir).
6. Kaji Ulang Manajemen Mutu Laboratorium
Kaji Ulang Manajeman merupakan
puncak kegiatan dari sistem
manajemen mutu yang bertujuan
untuk mengevaluasi efektifitas &
efisiensi penerapan sistem
manajemen mutu di laboratorium
yang telah ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu serta
Laporan Tahunan 2017
89
kategori 3, sedangkan pada aspek teknis terdapat 13 temuan yaitu 9
temuan kategori 2, dan 4 temuan kategori 3. Temuan ketidaksesuaian
hasil asesmen perluasan ruang lingkup pada aspek manajemen
terdapat 4 temuan yaitu 2 temuan kategori 2, dan 2 temuan kategori 3,
sedangkan pada aspek teknis terdapat 5 temuan yaitu 4 temuan
kategori 2, dan 2 temuan kategori 3.
Berdasarkan hasil rapat tanggal 20 September 2017, KAN
telah memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi dan
memberikan akreditasi penambahan ruang lingkup kepada BBPOM di
Yogyakarta.
.
5. Uji Profisiensi
Laboratorium BBPOM di Yogyakarta telah mengikuti 12 uji
profisiensi yang terdiri dari 1 jenis produk terapetik dari Thailand dengan
hasil memuaskan, 1 jenis produk mikrobiologi dari Komite Akreditasi
Nasional dengan hasil memuaskan, dan 10 jenis dari Pusat Pengujian
Obat dan Makanan Nasional, dengan hasil 10 jenis memuaskan (Data
sesuai tabel 12 terlampir).
6. Kaji Ulang Manajemen Mutu Laboratorium
Kaji Ulang Manajeman merupakan
puncak kegiatan dari sistem
manajemen mutu yang bertujuan
untuk mengevaluasi efektifitas &
efisiensi penerapan sistem
manajemen mutu di laboratorium
yang telah ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu serta
Laporan Tahunan 2017
89
kategori 3, sedangkan pada aspek teknis terdapat 13 temuan yaitu 9
temuan kategori 2, dan 4 temuan kategori 3. Temuan ketidaksesuaian
hasil asesmen perluasan ruang lingkup pada aspek manajemen
terdapat 4 temuan yaitu 2 temuan kategori 2, dan 2 temuan kategori 3,
sedangkan pada aspek teknis terdapat 5 temuan yaitu 4 temuan
kategori 2, dan 2 temuan kategori 3.
Berdasarkan hasil rapat tanggal 20 September 2017, KAN
telah memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi dan
memberikan akreditasi penambahan ruang lingkup kepada BBPOM di
Yogyakarta.
.
5. Uji Profisiensi
Laboratorium BBPOM di Yogyakarta telah mengikuti 12 uji
profisiensi yang terdiri dari 1 jenis produk terapetik dari Thailand dengan
hasil memuaskan, 1 jenis produk mikrobiologi dari Komite Akreditasi
Nasional dengan hasil memuaskan, dan 10 jenis dari Pusat Pengujian
Obat dan Makanan Nasional, dengan hasil 10 jenis memuaskan (Data
sesuai tabel 12 terlampir).
6. Kaji Ulang Manajemen Mutu Laboratorium
Kaji Ulang Manajeman merupakan
puncak kegiatan dari sistem
manajemen mutu yang bertujuan
untuk mengevaluasi efektifitas &
efisiensi penerapan sistem
manajemen mutu di laboratorium
yang telah ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu serta
Laporan Tahunan 2017
90
mengkaji hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan, tindak lanjut serta
rencana program laboratorium minimal sekali selama 1 tahun sehingga
dapat :
a) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium;
b) Membantu mengendalikan operasional laboratorium;
c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan
mengurangi ketidaksesuaian yang terjadi;
d) Memenuhi kepuasan pelanggan
Kegiatan kaji ulang manajemen dilaksanakan pada tanggal 27
November 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta dengan tema ”Dengan
Kaji Ulang Manajemen Kita Siapkan Diri Menyongsong Berlakunya SNI
ISO/IEC 17025 : 2017 dan Integrasi Dengan ISO 9001: 2015“. Materi
pembahasan meliputi tindak lanjut kaji ulang manajemen 2016 dan
sasaran mutu 2017, hasil audit internal terakhir, asesmen oleh badan
eksternal, kesesuaian kebijakan dan prosedur, hasil uji banding antar
laboratorium dan uji profisiensi, kinerja pengujian dan/ atau kalibrasi,
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, laporan dari staf manajerial
dan personel penyelia, umpan balik pelanggan, pengaduan, perubahan
volume dan jenis pekerjaan, rekomendasi untuk peningkatan, faktor-faktor
relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan
pelatihan staf
7. Uji Kolaborasi Metode Analisis dan Validasi/Verifikasi Internal
Pengembangan metode analisis pengujian sampel di lingkungan
Badan POM dilaksanakan oleh PPOMN. Metode yang dikembangkan
oleh laboratorium harus divalidasi dan dikolaborasikan. BBPOM di
Yogyakarta telah mengikuti uji kolaborasi metode analisis yang
dilaksanakan oleh PPOMN sebanyak 4 paket (tabel 12 C).
Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang
sesuai untuk semua pengujian di dalam lingkupnya. Untuk memastikan
pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang
memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium menggunakan metode
standar secara internasional dan nasional sesuai edisi mutakhir yang
berlaku, dan dilakukan verifikasi. Verifikasi metode analisis dilaksanakan
oleh masing-masing laboratorium sesuai alat dan kondisi laboratorium,
dan sebagai salah satu persyaratan perluasan ruang lingkup akreditasi.
Laporan Tahunan 2017
90
mengkaji hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan, tindak lanjut serta
rencana program laboratorium minimal sekali selama 1 tahun sehingga
dapat :
a) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium;
b) Membantu mengendalikan operasional laboratorium;
c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan
mengurangi ketidaksesuaian yang terjadi;
d) Memenuhi kepuasan pelanggan
Kegiatan kaji ulang manajemen dilaksanakan pada tanggal 27
November 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta dengan tema ”Dengan
Kaji Ulang Manajemen Kita Siapkan Diri Menyongsong Berlakunya SNI
ISO/IEC 17025 : 2017 dan Integrasi Dengan ISO 9001: 2015“. Materi
pembahasan meliputi tindak lanjut kaji ulang manajemen 2016 dan
sasaran mutu 2017, hasil audit internal terakhir, asesmen oleh badan
eksternal, kesesuaian kebijakan dan prosedur, hasil uji banding antar
laboratorium dan uji profisiensi, kinerja pengujian dan/ atau kalibrasi,
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, laporan dari staf manajerial
dan personel penyelia, umpan balik pelanggan, pengaduan, perubahan
volume dan jenis pekerjaan, rekomendasi untuk peningkatan, faktor-faktor
relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan
pelatihan staf
7. Uji Kolaborasi Metode Analisis dan Validasi/Verifikasi Internal
Pengembangan metode analisis pengujian sampel di lingkungan
Badan POM dilaksanakan oleh PPOMN. Metode yang dikembangkan
oleh laboratorium harus divalidasi dan dikolaborasikan. BBPOM di
Yogyakarta telah mengikuti uji kolaborasi metode analisis yang
dilaksanakan oleh PPOMN sebanyak 4 paket (tabel 12 C).
Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang
sesuai untuk semua pengujian di dalam lingkupnya. Untuk memastikan
pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang
memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium menggunakan metode
standar secara internasional dan nasional sesuai edisi mutakhir yang
berlaku, dan dilakukan verifikasi. Verifikasi metode analisis dilaksanakan
oleh masing-masing laboratorium sesuai alat dan kondisi laboratorium,
dan sebagai salah satu persyaratan perluasan ruang lingkup akreditasi.
Laporan Tahunan 2017
90
mengkaji hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan, tindak lanjut serta
rencana program laboratorium minimal sekali selama 1 tahun sehingga
dapat :
a) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium;
b) Membantu mengendalikan operasional laboratorium;
c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium dengan
mengurangi ketidaksesuaian yang terjadi;
d) Memenuhi kepuasan pelanggan
Kegiatan kaji ulang manajemen dilaksanakan pada tanggal 27
November 2017 di Aula BBPOM di Yogyakarta dengan tema ”Dengan
Kaji Ulang Manajemen Kita Siapkan Diri Menyongsong Berlakunya SNI
ISO/IEC 17025 : 2017 dan Integrasi Dengan ISO 9001: 2015“. Materi
pembahasan meliputi tindak lanjut kaji ulang manajemen 2016 dan
sasaran mutu 2017, hasil audit internal terakhir, asesmen oleh badan
eksternal, kesesuaian kebijakan dan prosedur, hasil uji banding antar
laboratorium dan uji profisiensi, kinerja pengujian dan/ atau kalibrasi,
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan, laporan dari staf manajerial
dan personel penyelia, umpan balik pelanggan, pengaduan, perubahan
volume dan jenis pekerjaan, rekomendasi untuk peningkatan, faktor-faktor
relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan
pelatihan staf
7. Uji Kolaborasi Metode Analisis dan Validasi/Verifikasi Internal
Pengembangan metode analisis pengujian sampel di lingkungan
Badan POM dilaksanakan oleh PPOMN. Metode yang dikembangkan
oleh laboratorium harus divalidasi dan dikolaborasikan. BBPOM di
Yogyakarta telah mengikuti uji kolaborasi metode analisis yang
dilaksanakan oleh PPOMN sebanyak 4 paket (tabel 12 C).
Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang
sesuai untuk semua pengujian di dalam lingkupnya. Untuk memastikan
pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang
memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium menggunakan metode
standar secara internasional dan nasional sesuai edisi mutakhir yang
berlaku, dan dilakukan verifikasi. Verifikasi metode analisis dilaksanakan
oleh masing-masing laboratorium sesuai alat dan kondisi laboratorium,
dan sebagai salah satu persyaratan perluasan ruang lingkup akreditasi.
Laporan Tahunan 2017
91
8. Pengelolaan K3 dan Limbah
Laboratorium harus
memiliki pemahaman akan
pentingnya keamanan kerja di
laboratorium karena
laboratorium merupakan tempat
bekerja yang didalamnya
terdapat sederetan bahan
berbahaya kimia, biologi
maupun instrumen dengan daya listrik tinggi dan berpotensial
menyebabkan terjadinya kebakaran. Kecelakaan kerja di laboratorium
dapat terjadi karena staf yang kurang memahami aturan keamanan
kerja, bekerja tergesa-gesa atau memaksakan kondisi fisik yang
kurang sehat untuk melakukan pekerjaan.
Dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran yang dikenal
dengan istilah teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada
bangunan gedung, dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (alat
pemadam api ringan), praktek pemadaman api dengan APAR dan cara
menggunakan jaringan
hidrant kebakaran, pada
tanggal 12 Mei 2017 di
BBPOM di Yogyakarta
dengan 2 orang nara sumber
Mohammad Farid dan
Mujiraharja yang berasal dari
Kantor Penanggulangan
Kebakaran, Bencana, dan LINMAS, Daerah IstimewaYogyakarta.
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,
adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Untuk
itu limbah laboratorium perlu dikelola oleh personel yang memahami
bahan kimia berbahaya agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
mengumpulkan dan mengirimkan limbah ke pihak ketiga
Laporan Tahunan 2017
91
8. Pengelolaan K3 dan Limbah
Laboratorium harus
memiliki pemahaman akan
pentingnya keamanan kerja di
laboratorium karena
laboratorium merupakan tempat
bekerja yang didalamnya
terdapat sederetan bahan
berbahaya kimia, biologi
maupun instrumen dengan daya listrik tinggi dan berpotensial
menyebabkan terjadinya kebakaran. Kecelakaan kerja di laboratorium
dapat terjadi karena staf yang kurang memahami aturan keamanan
kerja, bekerja tergesa-gesa atau memaksakan kondisi fisik yang
kurang sehat untuk melakukan pekerjaan.
Dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran yang dikenal
dengan istilah teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada
bangunan gedung, dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (alat
pemadam api ringan), praktek pemadaman api dengan APAR dan cara
menggunakan jaringan
hidrant kebakaran, pada
tanggal 12 Mei 2017 di
BBPOM di Yogyakarta
dengan 2 orang nara sumber
Mohammad Farid dan
Mujiraharja yang berasal dari
Kantor Penanggulangan
Kebakaran, Bencana, dan LINMAS, Daerah IstimewaYogyakarta.
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,
adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Untuk
itu limbah laboratorium perlu dikelola oleh personel yang memahami
bahan kimia berbahaya agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
mengumpulkan dan mengirimkan limbah ke pihak ketiga
Laporan Tahunan 2017
91
8. Pengelolaan K3 dan Limbah
Laboratorium harus
memiliki pemahaman akan
pentingnya keamanan kerja di
laboratorium karena
laboratorium merupakan tempat
bekerja yang didalamnya
terdapat sederetan bahan
berbahaya kimia, biologi
maupun instrumen dengan daya listrik tinggi dan berpotensial
menyebabkan terjadinya kebakaran. Kecelakaan kerja di laboratorium
dapat terjadi karena staf yang kurang memahami aturan keamanan
kerja, bekerja tergesa-gesa atau memaksakan kondisi fisik yang
kurang sehat untuk melakukan pekerjaan.
Dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran yang dikenal
dengan istilah teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada
bangunan gedung, dilakukan sosialisasi penggunaan APAR (alat
pemadam api ringan), praktek pemadaman api dengan APAR dan cara
menggunakan jaringan
hidrant kebakaran, pada
tanggal 12 Mei 2017 di
BBPOM di Yogyakarta
dengan 2 orang nara sumber
Mohammad Farid dan
Mujiraharja yang berasal dari
Kantor Penanggulangan
Kebakaran, Bencana, dan LINMAS, Daerah IstimewaYogyakarta.
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3,
adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Untuk
itu limbah laboratorium perlu dikelola oleh personel yang memahami
bahan kimia berbahaya agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
mengumpulkan dan mengirimkan limbah ke pihak ketiga
Laporan Tahunan 2017
92
9. Asesmen Good Laboratory Practice (GLP) oleh PPOMN
Kegiatan asesmen GLP
oleh PPOMN di BBPOM
di Yogyakarta pada
tanggal 9-10 November
2017 dengan 2 orang
Asesor yaitu Sri
Purwaningsih dan Yulia
Karyana Dewi,
merupakan salah satu
indikator peran BB/BPOM dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas pengujian dalam rangka peningkatan cakupan
pengawasan.
Parameter asesmen adalah: pemenuhan Ruang Lingkup,
Pemenuhan Kompetensi dan Pemenuhan Peralatan. Nilai capaian
pemenuhan standar ruang lingkup 82,3%, pemenuhan standar
peralatan 80,1%, dan persentase pemenuhan standar kompetensi
82,9%, jadi total nilai rata-rata adalah 81,8%.
10. Pelatihan Internal Teknis Pengujian
Pelatihan internal teknis pengujian dengan mengundang nara
sumber dari PPOMN bertujuan untuk memecahkan permasalahan
metode analisis baru dan peningkatan kompetensi analis agar dapat
melaksanakan pengujian yang valid dan dapat dipercaya. Pelatihan
dilaksanakan sebanyak 5 kali untuk 5 laboratorium dan masing-masing
dilaksanakan selama 5 hari, sebagai berikut :
a. Laboratorium Terapetik dan Napza: “Penetapan kadar
cemaran/Senyawa Sejenis secara KCKT dengan normalisasi area
“, tanggal 25-29 September 2017, nara sumber Diah Lestari, SSi.
b. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding : “Training Course on
the Production of ASEAN Reference Substance (Chemical
Assay”), tanggal 11 -15 September 2017, nara sumber Neni
Isnaeni, S.Si., Apt.
c. Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya: “PK Arsen dalam
AMDK secara GF AAS”, tanggal 23-27 Oktober 2017, nara sumber
Dra. Hurip Budi Rianti, MSi., Apt.
Laporan Tahunan 2017
92
9. Asesmen Good Laboratory Practice (GLP) oleh PPOMN
Kegiatan asesmen GLP
oleh PPOMN di BBPOM
di Yogyakarta pada
tanggal 9-10 November
2017 dengan 2 orang
Asesor yaitu Sri
Purwaningsih dan Yulia
Karyana Dewi,
merupakan salah satu
indikator peran BB/BPOM dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas pengujian dalam rangka peningkatan cakupan
pengawasan.
Parameter asesmen adalah: pemenuhan Ruang Lingkup,
Pemenuhan Kompetensi dan Pemenuhan Peralatan. Nilai capaian
pemenuhan standar ruang lingkup 82,3%, pemenuhan standar
peralatan 80,1%, dan persentase pemenuhan standar kompetensi
82,9%, jadi total nilai rata-rata adalah 81,8%.
10. Pelatihan Internal Teknis Pengujian
Pelatihan internal teknis pengujian dengan mengundang nara
sumber dari PPOMN bertujuan untuk memecahkan permasalahan
metode analisis baru dan peningkatan kompetensi analis agar dapat
melaksanakan pengujian yang valid dan dapat dipercaya. Pelatihan
dilaksanakan sebanyak 5 kali untuk 5 laboratorium dan masing-masing
dilaksanakan selama 5 hari, sebagai berikut :
a. Laboratorium Terapetik dan Napza: “Penetapan kadar
cemaran/Senyawa Sejenis secara KCKT dengan normalisasi area
“, tanggal 25-29 September 2017, nara sumber Diah Lestari, SSi.
b. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding : “Training Course on
the Production of ASEAN Reference Substance (Chemical
Assay”), tanggal 11 -15 September 2017, nara sumber Neni
Isnaeni, S.Si., Apt.
c. Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya: “PK Arsen dalam
AMDK secara GF AAS”, tanggal 23-27 Oktober 2017, nara sumber
Dra. Hurip Budi Rianti, MSi., Apt.
Laporan Tahunan 2017
92
9. Asesmen Good Laboratory Practice (GLP) oleh PPOMN
Kegiatan asesmen GLP
oleh PPOMN di BBPOM
di Yogyakarta pada
tanggal 9-10 November
2017 dengan 2 orang
Asesor yaitu Sri
Purwaningsih dan Yulia
Karyana Dewi,
merupakan salah satu
indikator peran BB/BPOM dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas pengujian dalam rangka peningkatan cakupan
pengawasan.
Parameter asesmen adalah: pemenuhan Ruang Lingkup,
Pemenuhan Kompetensi dan Pemenuhan Peralatan. Nilai capaian
pemenuhan standar ruang lingkup 82,3%, pemenuhan standar
peralatan 80,1%, dan persentase pemenuhan standar kompetensi
82,9%, jadi total nilai rata-rata adalah 81,8%.
10. Pelatihan Internal Teknis Pengujian
Pelatihan internal teknis pengujian dengan mengundang nara
sumber dari PPOMN bertujuan untuk memecahkan permasalahan
metode analisis baru dan peningkatan kompetensi analis agar dapat
melaksanakan pengujian yang valid dan dapat dipercaya. Pelatihan
dilaksanakan sebanyak 5 kali untuk 5 laboratorium dan masing-masing
dilaksanakan selama 5 hari, sebagai berikut :
a. Laboratorium Terapetik dan Napza: “Penetapan kadar
cemaran/Senyawa Sejenis secara KCKT dengan normalisasi area
“, tanggal 25-29 September 2017, nara sumber Diah Lestari, SSi.
b. Laboratorium Unggulan Baku Pembanding : “Training Course on
the Production of ASEAN Reference Substance (Chemical
Assay”), tanggal 11 -15 September 2017, nara sumber Neni
Isnaeni, S.Si., Apt.
c. Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya: “PK Arsen dalam
AMDK secara GF AAS”, tanggal 23-27 Oktober 2017, nara sumber
Dra. Hurip Budi Rianti, MSi., Apt.
Laporan Tahunan 2017
93
d. Laboratorium Mikrobiologi: “Bimbingan Teknis Uji Endotoksin
Bakteri pada Injeksi Antibiotik”, tanggal 25-29 September 2017,
nara sumber drh. Dewi Sulanjari.
e. Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, “(1)
Identifikasi dan PK Vitamin B12 pada suplemen kesehatan secara
LC MSMS; (2) Identifikasi dan PK turunan sildenafil pada obat
tradisional dan suplemen kesehatan secara LC MSMS”, tanggal
25-29 September 2017, nara sumber Widianto Kurniawan,
S.Farm., Apt..
O. LABORATORIUM UNGGULAN BAKU PEMBANDINGLaboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di
Yogyakarta telah membuat baku pembanding sekunder sebanyak 17 jenis
baku baru dan telah dikolaborasikan sebanyak 9 jenis dengan BBPOM di
Bandar Lampung, Medan, Menado, dan Samarinda. Untuk 5 jenis hasil
uji ulang tanpa dikolaborasikan.
Rincian hasil pengujian bahan baku pembanding dan uji ulang
seperti pada tabel 12 B. BBPOM di Yogyakarta juga turut berpartisipasi
pada uji kolaborasi bahan baku pembanding dari PPOMN sebanyak 2
jenis yaitu penetapan kadar bahan baku pembanding Avobenzon dan
Imipramin hydroklorida secara kromatografi cair kinerja tinggi, dilihat pada
tabel 12 A.
Hasil pengujian bahan baku pembanding tersebut telah
dibahas bersama tenaga ahli yaitu Prof. Dr.Slamet Ibrahim, DEA., Apt.
(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, MS., Apt. (UGM) dan wakil dari Balai
kolaboran, yang dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap 1 pada tanggal
10 dan 11 Oktober 2017 di Jakarta, dan tahap 2 tanggal 5-7 Desember
2017.
.
Laporan Tahunan 2017
93
d. Laboratorium Mikrobiologi: “Bimbingan Teknis Uji Endotoksin
Bakteri pada Injeksi Antibiotik”, tanggal 25-29 September 2017,
nara sumber drh. Dewi Sulanjari.
e. Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, “(1)
Identifikasi dan PK Vitamin B12 pada suplemen kesehatan secara
LC MSMS; (2) Identifikasi dan PK turunan sildenafil pada obat
tradisional dan suplemen kesehatan secara LC MSMS”, tanggal
25-29 September 2017, nara sumber Widianto Kurniawan,
S.Farm., Apt..
O. LABORATORIUM UNGGULAN BAKU PEMBANDINGLaboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di
Yogyakarta telah membuat baku pembanding sekunder sebanyak 17 jenis
baku baru dan telah dikolaborasikan sebanyak 9 jenis dengan BBPOM di
Bandar Lampung, Medan, Menado, dan Samarinda. Untuk 5 jenis hasil
uji ulang tanpa dikolaborasikan.
Rincian hasil pengujian bahan baku pembanding dan uji ulang
seperti pada tabel 12 B. BBPOM di Yogyakarta juga turut berpartisipasi
pada uji kolaborasi bahan baku pembanding dari PPOMN sebanyak 2
jenis yaitu penetapan kadar bahan baku pembanding Avobenzon dan
Imipramin hydroklorida secara kromatografi cair kinerja tinggi, dilihat pada
tabel 12 A.
Hasil pengujian bahan baku pembanding tersebut telah
dibahas bersama tenaga ahli yaitu Prof. Dr.Slamet Ibrahim, DEA., Apt.
(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, MS., Apt. (UGM) dan wakil dari Balai
kolaboran, yang dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap 1 pada tanggal
10 dan 11 Oktober 2017 di Jakarta, dan tahap 2 tanggal 5-7 Desember
2017.
.
Laporan Tahunan 2017
93
d. Laboratorium Mikrobiologi: “Bimbingan Teknis Uji Endotoksin
Bakteri pada Injeksi Antibiotik”, tanggal 25-29 September 2017,
nara sumber drh. Dewi Sulanjari.
e. Laboratorium Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, “(1)
Identifikasi dan PK Vitamin B12 pada suplemen kesehatan secara
LC MSMS; (2) Identifikasi dan PK turunan sildenafil pada obat
tradisional dan suplemen kesehatan secara LC MSMS”, tanggal
25-29 September 2017, nara sumber Widianto Kurniawan,
S.Farm., Apt..
O. LABORATORIUM UNGGULAN BAKU PEMBANDINGLaboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di
Yogyakarta telah membuat baku pembanding sekunder sebanyak 17 jenis
baku baru dan telah dikolaborasikan sebanyak 9 jenis dengan BBPOM di
Bandar Lampung, Medan, Menado, dan Samarinda. Untuk 5 jenis hasil
uji ulang tanpa dikolaborasikan.
Rincian hasil pengujian bahan baku pembanding dan uji ulang
seperti pada tabel 12 B. BBPOM di Yogyakarta juga turut berpartisipasi
pada uji kolaborasi bahan baku pembanding dari PPOMN sebanyak 2
jenis yaitu penetapan kadar bahan baku pembanding Avobenzon dan
Imipramin hydroklorida secara kromatografi cair kinerja tinggi, dilihat pada
tabel 12 A.
Hasil pengujian bahan baku pembanding tersebut telah
dibahas bersama tenaga ahli yaitu Prof. Dr.Slamet Ibrahim, DEA., Apt.
(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, MS., Apt. (UGM) dan wakil dari Balai
kolaboran, yang dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap 1 pada tanggal
10 dan 11 Oktober 2017 di Jakarta, dan tahap 2 tanggal 5-7 Desember
2017.
.
94
Laporan Tahunan 2017
BAB IV
PERMASALAHAN
Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan namun ada beberapa masalah
yang masih harus diatasi antara lain:
1. Data registrasi produk obat dan OT di website Badan POM tidak up to date,
sehingga menyulitkan pengecekan legalitas produk di lapangan. Potensi
kesalahan dalam pengambilan keputusan dengan data yang tidak up to date
sangat mungkin terjadi.
2. Masih ditemukan produk pangan mengandung bahan berbahaya yang berasal
dari propinsi lain, terutama di pasar-pasar tradisional. Produk tersebut banyak
ditemukan di daerah yang berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah. Kondisi
ini agak sulit diatasi karena walaupun pengawasan di hilir ketat tetapi pasokan
dari hulu yang bebas tanpa batas menyebabkan pangan mengandung bahan
berbahaya masih terus ada dan dikonsumsi oleh masyarakat DIY
3. Timbangan top loading di laboratorium pangan yang mengalami kerusakan
sehingga mengalami hambatan untuk pengujian bobot tuntas.
4. Identifikasi turunan sildenafil secara LC-MS/MS sudah sebagian mampu
dilaksanakan namun masih diperlukan penambahan baku pembanding
sehingga beberapa sampel masih perlu pelaksanaan uji rujuk ke PPOMN
5. Pelaksanaan penetapan kadar glukosamin secara KLT-Densito melalui
penampak bercak ninhidrin masih terkendala belum adanya alat immersion
chamber.
6. Penetapan kadar sineol telah mampu dilakukan berdasarkan SNI 39554:2014,
akan tetapi dalam pelaksanaannya, tanggapan terkait uji TMS sineol dari
PPOMN menyebutkan acuan dan persyaratan sineol dalam produk minyak
kayu putih
7. Kendala dalam pengujian produk terapetik napza pada tahun 2017 adalah
ketersediaan reagen yang digunakan dalam pengujian. Hal ini dikarenakan,
pengambilan sampel menggunakan metodologi sampling acak/random dan
sampling tertentu/targeted sampling dan penetapan besaran persentase yang
di sampling terhadap kelas terapi. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah obat
monografi yang disampling tidak bisa diperkirakan
94
Laporan Tahunan 2017
BAB IV
PERMASALAHAN
Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan namun ada beberapa masalah
yang masih harus diatasi antara lain:
1. Data registrasi produk obat dan OT di website Badan POM tidak up to date,
sehingga menyulitkan pengecekan legalitas produk di lapangan. Potensi
kesalahan dalam pengambilan keputusan dengan data yang tidak up to date
sangat mungkin terjadi.
2. Masih ditemukan produk pangan mengandung bahan berbahaya yang berasal
dari propinsi lain, terutama di pasar-pasar tradisional. Produk tersebut banyak
ditemukan di daerah yang berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah. Kondisi
ini agak sulit diatasi karena walaupun pengawasan di hilir ketat tetapi pasokan
dari hulu yang bebas tanpa batas menyebabkan pangan mengandung bahan
berbahaya masih terus ada dan dikonsumsi oleh masyarakat DIY
3. Timbangan top loading di laboratorium pangan yang mengalami kerusakan
sehingga mengalami hambatan untuk pengujian bobot tuntas.
4. Identifikasi turunan sildenafil secara LC-MS/MS sudah sebagian mampu
dilaksanakan namun masih diperlukan penambahan baku pembanding
sehingga beberapa sampel masih perlu pelaksanaan uji rujuk ke PPOMN
5. Pelaksanaan penetapan kadar glukosamin secara KLT-Densito melalui
penampak bercak ninhidrin masih terkendala belum adanya alat immersion
chamber.
6. Penetapan kadar sineol telah mampu dilakukan berdasarkan SNI 39554:2014,
akan tetapi dalam pelaksanaannya, tanggapan terkait uji TMS sineol dari
PPOMN menyebutkan acuan dan persyaratan sineol dalam produk minyak
kayu putih
7. Kendala dalam pengujian produk terapetik napza pada tahun 2017 adalah
ketersediaan reagen yang digunakan dalam pengujian. Hal ini dikarenakan,
pengambilan sampel menggunakan metodologi sampling acak/random dan
sampling tertentu/targeted sampling dan penetapan besaran persentase yang
di sampling terhadap kelas terapi. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah obat
monografi yang disampling tidak bisa diperkirakan
94
Laporan Tahunan 2017
BAB IV
PERMASALAHAN
Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan namun ada beberapa masalah
yang masih harus diatasi antara lain:
1. Data registrasi produk obat dan OT di website Badan POM tidak up to date,
sehingga menyulitkan pengecekan legalitas produk di lapangan. Potensi
kesalahan dalam pengambilan keputusan dengan data yang tidak up to date
sangat mungkin terjadi.
2. Masih ditemukan produk pangan mengandung bahan berbahaya yang berasal
dari propinsi lain, terutama di pasar-pasar tradisional. Produk tersebut banyak
ditemukan di daerah yang berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah. Kondisi
ini agak sulit diatasi karena walaupun pengawasan di hilir ketat tetapi pasokan
dari hulu yang bebas tanpa batas menyebabkan pangan mengandung bahan
berbahaya masih terus ada dan dikonsumsi oleh masyarakat DIY
3. Timbangan top loading di laboratorium pangan yang mengalami kerusakan
sehingga mengalami hambatan untuk pengujian bobot tuntas.
4. Identifikasi turunan sildenafil secara LC-MS/MS sudah sebagian mampu
dilaksanakan namun masih diperlukan penambahan baku pembanding
sehingga beberapa sampel masih perlu pelaksanaan uji rujuk ke PPOMN
5. Pelaksanaan penetapan kadar glukosamin secara KLT-Densito melalui
penampak bercak ninhidrin masih terkendala belum adanya alat immersion
chamber.
6. Penetapan kadar sineol telah mampu dilakukan berdasarkan SNI 39554:2014,
akan tetapi dalam pelaksanaannya, tanggapan terkait uji TMS sineol dari
PPOMN menyebutkan acuan dan persyaratan sineol dalam produk minyak
kayu putih
7. Kendala dalam pengujian produk terapetik napza pada tahun 2017 adalah
ketersediaan reagen yang digunakan dalam pengujian. Hal ini dikarenakan,
pengambilan sampel menggunakan metodologi sampling acak/random dan
sampling tertentu/targeted sampling dan penetapan besaran persentase yang
di sampling terhadap kelas terapi. Hal ini menyebabkan jenis dan jumlah obat
monografi yang disampling tidak bisa diperkirakan
95
Laporan Tahunan 2017
8. Supply air yang tidak lancar untuk gedung Bima menghambat pelaksanaan
pengujian
9. Sistem pelaporan secara SIPT yang tidak siap sejak awal tahun membuat
laboratorium harus mengentri dua kali (secara manual dan secara SIPT).
.
Terhadap permasalahan tersebut, BBPOM di Yogyakarta telah melakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan komunikasi langsung dengan Badan POM
2. Kerjasama lintas sektor terkait, terutama pengelola pasar setempat untuk
melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para penjual
3. Mengajukan pengadaan timbangan Top Loading pada tahun 2017 yang
akan direalisasikan pada tahun 2018
4. Mengajukan daftar baku yang diperlukan laboratorium ke PPOMN untuk
dapat diproduksi dan berusaha melakukan pengadaan mandiri sebelum ada
baku dari laboratorium baku pembanding
5. Alat immersion chamber telah masuk dalam perencanaan pengadaan
tahun 2018
6. Terkait hal tersebut diharapkan acuan syarat sineol dapat segera
dikeluarkan oleh Badan POM
7. Dilakukan perencanaan untuk perbaikan sistem supply air pada tahun 2018
8. Penggunaan reagen di tahun 2017 menajdi baseline perhitungan kebutuhan
pada tahun 2018
95
Laporan Tahunan 2017
8. Supply air yang tidak lancar untuk gedung Bima menghambat pelaksanaan
pengujian
9. Sistem pelaporan secara SIPT yang tidak siap sejak awal tahun membuat
laboratorium harus mengentri dua kali (secara manual dan secara SIPT).
.
Terhadap permasalahan tersebut, BBPOM di Yogyakarta telah melakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan komunikasi langsung dengan Badan POM
2. Kerjasama lintas sektor terkait, terutama pengelola pasar setempat untuk
melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para penjual
3. Mengajukan pengadaan timbangan Top Loading pada tahun 2017 yang
akan direalisasikan pada tahun 2018
4. Mengajukan daftar baku yang diperlukan laboratorium ke PPOMN untuk
dapat diproduksi dan berusaha melakukan pengadaan mandiri sebelum ada
baku dari laboratorium baku pembanding
5. Alat immersion chamber telah masuk dalam perencanaan pengadaan
tahun 2018
6. Terkait hal tersebut diharapkan acuan syarat sineol dapat segera
dikeluarkan oleh Badan POM
7. Dilakukan perencanaan untuk perbaikan sistem supply air pada tahun 2018
8. Penggunaan reagen di tahun 2017 menajdi baseline perhitungan kebutuhan
pada tahun 2018
95
Laporan Tahunan 2017
8. Supply air yang tidak lancar untuk gedung Bima menghambat pelaksanaan
pengujian
9. Sistem pelaporan secara SIPT yang tidak siap sejak awal tahun membuat
laboratorium harus mengentri dua kali (secara manual dan secara SIPT).
.
Terhadap permasalahan tersebut, BBPOM di Yogyakarta telah melakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan komunikasi langsung dengan Badan POM
2. Kerjasama lintas sektor terkait, terutama pengelola pasar setempat untuk
melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para penjual
3. Mengajukan pengadaan timbangan Top Loading pada tahun 2017 yang
akan direalisasikan pada tahun 2018
4. Mengajukan daftar baku yang diperlukan laboratorium ke PPOMN untuk
dapat diproduksi dan berusaha melakukan pengadaan mandiri sebelum ada
baku dari laboratorium baku pembanding
5. Alat immersion chamber telah masuk dalam perencanaan pengadaan
tahun 2018
6. Terkait hal tersebut diharapkan acuan syarat sineol dapat segera
dikeluarkan oleh Badan POM
7. Dilakukan perencanaan untuk perbaikan sistem supply air pada tahun 2018
8. Penggunaan reagen di tahun 2017 menajdi baseline perhitungan kebutuhan
pada tahun 2018
Laporan Tahunan 2017
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengawasan Obat dan Makanan yang telah dilaksanakan
oleh BBPOM di Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sarana distribusi TMK untuk komoditi obat adalah 80%, komoditi
NAPZA 66%, komoditi kosmetik 26%, komoditi OT 47%, komoditi
suplemen kesehatan 40% dan komoditi pangan 34% dari jumlah
sarana yang diperiksa. Pelanggaran terbanyak yang dilakukan adalah
karena administrasi pengelolaan yang belum tertib, mendistribusi
produk kadaluarsa, produk TIE, dan atau OT mengandung BKO..
2. Sarana Produksi yang tidak memenuhi ketentuan adalah TMK
untuk obat adalah 100% (hanya ada 1 industri farmasi), IKOT 80%;
Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan 0% (semua sarana MK), Industri
Kosmetik 9 0 % , industri pangan MD 3 1 % dan IRTP 96% dari
masing-masing jumlah sarana yang diperiksa. Pelanggaran yang
paling banyak dilakukan adalah karena melakukan produksi yang
tidak sesuai dengan ketentuan cara-cara produksi yang baik
3. Hasil uji laboratorium sebagai unsur pengawasan produk beredar
(post market) menunjukkan produk TMS obat 1,75%; OT 24,70%;
suplemen kesehatan 1 , 6 0 %; kosmetika 1,21%; pangan 13,03%;
garam beriodium 26,67 %; jajanan anak sekolah 31,25 % dan kemasan
pangan 0,0% (semua MS ) masing-masing terhadap jumlah sampel yang
diuji.
4. Semakin banyak konsumen yang mengenal BBPOM di Yogyakarta, hal
ini dapat terlihat dari jumlah pengaduan atau pertanyaan yang
dikomunikasikan, sebanyak 1219 pengguna layanan. Jumlah ini
mengalami kenaikan sebesar 3,56% dari tahun 2016.
96
Laporan Tahunan 2017
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengawasan Obat dan Makanan yang telah dilaksanakan
oleh BBPOM di Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sarana distribusi TMK untuk komoditi obat adalah 80%, komoditi
NAPZA 66%, komoditi kosmetik 26%, komoditi OT 47%, komoditi
suplemen kesehatan 40% dan komoditi pangan 34% dari jumlah
sarana yang diperiksa. Pelanggaran terbanyak yang dilakukan adalah
karena administrasi pengelolaan yang belum tertib, mendistribusi
produk kadaluarsa, produk TIE, dan atau OT mengandung BKO..
2. Sarana Produksi yang tidak memenuhi ketentuan adalah TMK
untuk obat adalah 100% (hanya ada 1 industri farmasi), IKOT 80%;
Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan 0% (semua sarana MK), Industri
Kosmetik 9 0 % , industri pangan MD 3 1 % dan IRTP 96% dari
masing-masing jumlah sarana yang diperiksa. Pelanggaran yang
paling banyak dilakukan adalah karena melakukan produksi yang
tidak sesuai dengan ketentuan cara-cara produksi yang baik
3. Hasil uji laboratorium sebagai unsur pengawasan produk beredar
(post market) menunjukkan produk TMS obat 1,75%; OT 24,70%;
suplemen kesehatan 1 , 6 0 %; kosmetika 1,21%; pangan 13,03%;
garam beriodium 26,67 %; jajanan anak sekolah 31,25 % dan kemasan
pangan 0,0% (semua MS ) masing-masing terhadap jumlah sampel yang
diuji.
4. Semakin banyak konsumen yang mengenal BBPOM di Yogyakarta, hal
ini dapat terlihat dari jumlah pengaduan atau pertanyaan yang
dikomunikasikan, sebanyak 1219 pengguna layanan. Jumlah ini
mengalami kenaikan sebesar 3,56% dari tahun 2016.
96
Laporan Tahunan 2017
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengawasan Obat dan Makanan yang telah dilaksanakan
oleh BBPOM di Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sarana distribusi TMK untuk komoditi obat adalah 80%, komoditi
NAPZA 66%, komoditi kosmetik 26%, komoditi OT 47%, komoditi
suplemen kesehatan 40% dan komoditi pangan 34% dari jumlah
sarana yang diperiksa. Pelanggaran terbanyak yang dilakukan adalah
karena administrasi pengelolaan yang belum tertib, mendistribusi
produk kadaluarsa, produk TIE, dan atau OT mengandung BKO..
2. Sarana Produksi yang tidak memenuhi ketentuan adalah TMK
untuk obat adalah 100% (hanya ada 1 industri farmasi), IKOT 80%;
Pengrajin Jamu Gendong dan Racikan 0% (semua sarana MK), Industri
Kosmetik 9 0 % , industri pangan MD 3 1 % dan IRTP 96% dari
masing-masing jumlah sarana yang diperiksa. Pelanggaran yang
paling banyak dilakukan adalah karena melakukan produksi yang
tidak sesuai dengan ketentuan cara-cara produksi yang baik
3. Hasil uji laboratorium sebagai unsur pengawasan produk beredar
(post market) menunjukkan produk TMS obat 1,75%; OT 24,70%;
suplemen kesehatan 1 , 6 0 %; kosmetika 1,21%; pangan 13,03%;
garam beriodium 26,67 %; jajanan anak sekolah 31,25 % dan kemasan
pangan 0,0% (semua MS ) masing-masing terhadap jumlah sampel yang
diuji.
4. Semakin banyak konsumen yang mengenal BBPOM di Yogyakarta, hal
ini dapat terlihat dari jumlah pengaduan atau pertanyaan yang
dikomunikasikan, sebanyak 1219 pengguna layanan. Jumlah ini
mengalami kenaikan sebesar 3,56% dari tahun 2016.
96
Laporan Tahunan 2017
5. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan
selama tahun 2017 dilaksanakan terhadap 9 kasus, terdiri dari 5 kasus
obat (56%), 2 kasus OT (22%), 2 kasus kosmetik (22%). Dari semua
kasus tersebut yang telah selesai sampai tahap putusan pengadilan
sebanyak 5 perkara.
6. Dari tayangan iklan yang dipantau, iklan yang paling banyak
ditemukan menyimpang adalah iklan pangan sebesar 42% antara lain
karena klaim berlebihan, menyesatkan, testimonial dan klaim sebagai
obat. Penyimpangan terbanyak kedua adalah iklan obat tradisional dan
rokok, yaitu sebesar 37% karena berlebihan, testimonial, TIE.
Sedangkan untuk rokok karena belum sesuai dalam hal pencantuman
peringatan kesehatan, materi iklan dan ketentuan khusus iklan di media
luar ruang.
7. Hasil pengawasan penandaan label produk yang beredar
menunjukan paling banyak penyimpangan (tidak sesuai ketentuan)
adalah label bungkus rokok sebanyak 75% karena menggunakan kata
promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan kode produksi atau
nomor bets. Penyimpangan kedua terbanyak adalah label pangan
sebanyak 31% karena tidak lengkap, menyesatkan/berlebihan, klaim
khasiat sebangai obat.
B. SARANMelihat berbagai kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, dalam
upaya peningkatkan kinerja BBPOM di Yogyakarta dimasa mendatang,
diperlukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan
pelatihan termasuk on the job training yang terintegrasi dengan baik.
2. Penggantian segera atas personil yang pensiun
3. Peningkatan anggaran pemeliharaan disesuaikan dengan kebutuhan
sarana dan prasarana yang ada
3. Peningkatan koordinasi lintas sektor sehingga memiliki persepsi dan
komitmen yang sama untuk meingkatkan kualitas pengawasan serta
jaminan mutu keamanan obat dan makanan.97
Laporan Tahunan 2017
5. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan
selama tahun 2017 dilaksanakan terhadap 9 kasus, terdiri dari 5 kasus
obat (56%), 2 kasus OT (22%), 2 kasus kosmetik (22%). Dari semua
kasus tersebut yang telah selesai sampai tahap putusan pengadilan
sebanyak 5 perkara.
6. Dari tayangan iklan yang dipantau, iklan yang paling banyak
ditemukan menyimpang adalah iklan pangan sebesar 42% antara lain
karena klaim berlebihan, menyesatkan, testimonial dan klaim sebagai
obat. Penyimpangan terbanyak kedua adalah iklan obat tradisional dan
rokok, yaitu sebesar 37% karena berlebihan, testimonial, TIE.
Sedangkan untuk rokok karena belum sesuai dalam hal pencantuman
peringatan kesehatan, materi iklan dan ketentuan khusus iklan di media
luar ruang.
7. Hasil pengawasan penandaan label produk yang beredar
menunjukan paling banyak penyimpangan (tidak sesuai ketentuan)
adalah label bungkus rokok sebanyak 75% karena menggunakan kata
promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan kode produksi atau
nomor bets. Penyimpangan kedua terbanyak adalah label pangan
sebanyak 31% karena tidak lengkap, menyesatkan/berlebihan, klaim
khasiat sebangai obat.
B. SARANMelihat berbagai kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, dalam
upaya peningkatkan kinerja BBPOM di Yogyakarta dimasa mendatang,
diperlukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan
pelatihan termasuk on the job training yang terintegrasi dengan baik.
2. Penggantian segera atas personil yang pensiun
3. Peningkatan anggaran pemeliharaan disesuaikan dengan kebutuhan
sarana dan prasarana yang ada
3. Peningkatan koordinasi lintas sektor sehingga memiliki persepsi dan
komitmen yang sama untuk meingkatkan kualitas pengawasan serta
jaminan mutu keamanan obat dan makanan.97
Laporan Tahunan 2017
5. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan
selama tahun 2017 dilaksanakan terhadap 9 kasus, terdiri dari 5 kasus
obat (56%), 2 kasus OT (22%), 2 kasus kosmetik (22%). Dari semua
kasus tersebut yang telah selesai sampai tahap putusan pengadilan
sebanyak 5 perkara.
6. Dari tayangan iklan yang dipantau, iklan yang paling banyak
ditemukan menyimpang adalah iklan pangan sebesar 42% antara lain
karena klaim berlebihan, menyesatkan, testimonial dan klaim sebagai
obat. Penyimpangan terbanyak kedua adalah iklan obat tradisional dan
rokok, yaitu sebesar 37% karena berlebihan, testimonial, TIE.
Sedangkan untuk rokok karena belum sesuai dalam hal pencantuman
peringatan kesehatan, materi iklan dan ketentuan khusus iklan di media
luar ruang.
7. Hasil pengawasan penandaan label produk yang beredar
menunjukan paling banyak penyimpangan (tidak sesuai ketentuan)
adalah label bungkus rokok sebanyak 75% karena menggunakan kata
promotif dan menyesatkan, belum mencantumkan kode produksi atau
nomor bets. Penyimpangan kedua terbanyak adalah label pangan
sebanyak 31% karena tidak lengkap, menyesatkan/berlebihan, klaim
khasiat sebangai obat.
B. SARANMelihat berbagai kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, dalam
upaya peningkatkan kinerja BBPOM di Yogyakarta dimasa mendatang,
diperlukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan
pelatihan termasuk on the job training yang terintegrasi dengan baik.
2. Penggantian segera atas personil yang pensiun
3. Peningkatan anggaran pemeliharaan disesuaikan dengan kebutuhan
sarana dan prasarana yang ada
3. Peningkatan koordinasi lintas sektor sehingga memiliki persepsi dan
komitmen yang sama untuk meingkatkan kualitas pengawasan serta
jaminan mutu keamanan obat dan makanan.97
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
98
Tabel 1.Jumlah dan Persentase Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
Sumber: BPS DIY TAHUN 2017
KelompokUmur
(tahun)
Kota Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Kulon Progo Kab. Gunung Kidul Propinsi DIY
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0-4 13.355 9,94 43.827 32,63 38.175 28,42 15.079 11,23 23.870 17,77 134.306 100,00
5-9 13.288 10,13 41.876 31,91 35.684 27,19 15.383 11,72 25.000 19,05 131.231 100,00
10-14 12.853 10,03 38.512 30,04 34.758 27,11 15.487 12,08 26.591 20,74 128.201 100,00
15-19 19.327 14,89 44.417 34,22 33.137 25,53 12.272 9,45 20.662 15,92 129.815 100,00
20-24 26.757 17,70 58.749 38,87 37.208 24,62 10.435 6,90 18.004 11,91 151.153 100,00
25-29 19.302 12,55 52.490 34,14 41.600 27,05 14.865 9,67 25.514 16,59 153.771 100,00
30-34 15.503 11,19 46.751 33,74 38.309 27,65 14.311 10,33 23.684 17,09 138.558 100,00
35-39 14.517 10,79 43.205 32,11 36.404 27,06 14.086 10,47 26.331 19,57 134.543 100,00
40-44 14.272 10,66 40.663 30,37 36.835 27,51 15.173 11,33 26.964 20,14 133.907 100,00
45-49 14.915 11,15 38.548 28,82 36.573 27,34 15.819 11,83 27.912 20,87 133.767 100,00
50-54 13.974 11,21 35.783 28,70 31.434 25,21 15.350 12,31 28.153 22,58 124.694 100,00
55-59 12.034 11,32 30.150 28,35 23.923 22,50 13.910 13,08 26.331 24,76 106.348 100,00
60-64 7.406 9,07 21.905 26,82 18.148 22,22 11.741 14,38 22.469 27,51 81.669 100,00
65-69 5.448 5,73 48.445 50,98 14.786 15,56 9.230 9,71 17.110 18,01 95.019 100,00
70-74 4.367 11,48 12.464 32,76 7.477 19,65 13.740 36,11 38.048 100,00
75+ 6.641 10,90 20.560 33,75 11.402 18,72 22.319 36,64 60.922 100,00
Jumlah 213.959 11,41 585.321 31,20 489.998 26,12 212.020 11,30 374.654 19,97 1.875.952 100,00
99
Tabel 1 AProyeksi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta
Population Projection by Age Group and Sex in D.I. Yogyakarta (x1000)
2015 - 2018Kelompok
Umur/ Jumlah Penduduk Proyeksi/
Age Group
Number of Population Projection2015 2016 2017 2018
Laki-laki/ Perempuan/ Laki-
laki/ Perempuan/ Laki-laki/ Perempuan/ Laki-
laki/ Perempuan/
Male Female Male Female Male Female Male Female
0-4 140,1 134,1 140,7 134,7 141,3 135,2 141,7 135,64-9 137,1 129,6 138,9 131,8 140,7 133,9 142,6 136,1
10-14 134,6 127,9 135,5 128,6 136,1 129,1 136,9 129,515-19 134,7 130,4 134,6 129,8 135,5 130,4 137 131,620-24 156,7 152,7 155 151,2 152,5 148,6 149,6 145,625-29 157,9 150,5 161,2 153,5 163,2 156,3 163,9 157,930-34 138,6 137,4 141 139,1 144,1 141,2 147,8 143,935-39 131,6 134,3 132,4 134,8 133,5 135,8 135 136,940-44 129,8 134,3 130,1 134,2 130,3 135,9 130,4 133,945-49 125,8 133,4 127 134,2 127,9 134,5 128,5 134,550-54 113,2 122,9 115,4 125,3 117,7 127,5 120 129,455-59 96,7 102,7 99,7 107,1 102,4 110,9 104,8 144,360-64 74,3 78,5 78,1 82,1 81,8 86,3 85,3 90,865-69 52,4 61,2 54,3 62,8 57,1 64,6 60,3 66,970-74 39,9 50 39,9 50,4 40,4 50,9 40,9 51,775+ 55,8 80,5 56,1 81,4 56,4 82,0 56,8 82,8
Jumlah/1.818,8 1.860,4 1.839,9 1.811,0 1.860,9 1.901,3 1.811,5 1.921,4
Total
100
Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk PerTahun Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi D.I Yogyakarta 2010,2015, dan 2016
NoKab/Kota
JumlahPenduduk
Hasil sensusPenduduk
Tahun 2010
JumlahPenduduk
Hasilsensus
PendudukTahun 2015
JumlahPenduduk
Hasil sensusPenduduk
Tahun 2016
LajuPertumb
Tahun 2010s/d Tahun
2016
Laju PertumbTahun 2015s/d Tahun
2016
1 2 3 4 5 6 7
1 Kulonprogo 389.924 412.198 416.683 1,12% 1,09%
2 Bantul 909.539 971.511 983.527 1,31% 1,24%
3 Gunungkidul 677.376 715.282.825 722.479 1,08% 1,01%
4 Sleman 1.103.534 1.167.481 1.180.479 1,13% 1,11%
5 Yogyakarta 389.379 412.704 417.744 1,27% 1,22%
6. D.I. Yogyakarta 3.467.489 3.679.176 3.720.912 1,8% 1,13%
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
101
Tabel 2 AJumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta
2011 - 2015
Tahun/ Uraian Kabupaten/Kota / Regency/City
Year Description Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2011 Jumlah/Total 394 200 922 104 685 003 1 116 184 392 506 3 509 997
% 11,23 26,27 19,52 31,80 11,18 1002012 Jumlah/Total 398 672 934 674 692 579 1 128 943 397 594 3 552 462
% 11,22 26,31 19,50 31,78 11,19 1002013 Jumlah/Total 403 179 947 072 700 191 1 141 733 402 679 3 594 854
% 11,22 26,34 19,48 31,76 11,20 1002014 Jumlah/Total 407 709 959 445 707 794 1 154 501 407 667 3 637 116
% 11,21 26,38 19,46 31,74 11,21 1002015 Jumlah/Total 412 198 971 511 715 282 1 167 481 412 704 3 679 176
% 11,20 26,41 19,44 31,73 11,22 100
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035Source : Indonesia Population Projection 2010-2035Ket./Note :*)Kondisi Mei 2010 (Data SP2010)2011 – 2015 Kondisi Penduduk akirTahun
Tabel 3. Angka Melek Huruf Penduduk di Atas Usia 15 TahunTahun 2015
No Kota/ Kabupaten Angka Melek Huruf
1 Kulonprogo 93,13%
2 Bantul 97,73%
3 Gunungkidul 95,59%
4 Sleman 98,49%
5 Yogyakarta 99,28%
6 DI Yogyakarta 92,96%
Sumber : Data Dinas Dikpora DIY per 31 Agustus 2015
Tabel 3 AIndeks Pembangunan Manusia (IPM)*)per Kabupaten/Kota Metode Baru BPS
Tahun 2017
Kabupaten/KotaRegency/City
AngkaHarapan
HidupLife
Expectancy(th/year)
HarapanLama
Sekolah *)
ExpectedYears of
Schooling(%)
Rata-rataLama
SekolahMeanYears
ofSchooling(th/year)
Pengeluaranper kapita
ygdisesuaikanPurchasing
PowerParity
(000 Rp)
IPMHDI
PeringkatIPMHDIRank
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kulonprogo 75,03 13,97 8,50 8.938 71,52 42 Bantul 73,50 14,73 9,09 14.880 77,99 33 Gunungkidul 73,76 12,93 6,62 8.467 67,41 54 Sleman 74,60 16,08 10,64 14.921 81,20 25 Yogyakarta 74,30 16,81 11,42 17.770 84,56 1
DIY 74,71 15,23 9,12 13,229 78,38
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Badan Pusat StatistikProvinsi D I Yogyakarta
Source : National Socio-Economics Survey, BPS-Statistics of D IYogyakarta Province
Ket /Note : *) Mulai tahun 2015 penghitungan IPM menggunakan metode baru yangdihitung secara series mulaitahun 2010 – 2015 Perubahan penghitungan IPM metode baru terletak padadimensi pengetahuan dimana pada metode baru menggunakan indikator Harapan Lama Sekolah danRata-rata Lama Sekolah,dengan penimbang masing-masing 1/2 Sementara penghitungan IPMmetode lama menggunakanindikator Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah dengan penimbangmasing-masing 2/3 dan1/3 Penghitungan IPM-nya menggunakan rata-rata geometrik dari 3 dimensipenyusunnya
102
103
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Kapita Atas Dasar Harga BerlakuMenurut Kab/Kota
Tahun 2011 s/d 2015
KabupatenTahun
Rata-rata2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7Kulon Progo 5.500.251 5.916.574 6.489.594 7.034.256 7.662.301 6.520.595
Bantul 13.290.667 14.510.832 16.138.755 17.977.499,1 19.486.839 16.280.918
Gunungkidul 9.739.094 10.545.355 11.530.341 12.564.331 13.834.228 11.642.669.8
Sleman 23.764.366 25.732.249 28.295.363 30.812.984 33.756.236 28.472.239.6
Kota Yogyakarta 18.997.186 20.536.855 22.537.792 24.676.862 26.889.124 22.727.563.8DIY 71.369.958 77.247.861 84.924.543 92.829.330 101.396.117 85.553.561.8
Sumber : Data BPS 2015
Tabel 5. Jumlah Sekolah serta Jumlah Murid Sekolah Dasar Menurut Kabupaten / KotaTahun 2015/2016
No Kabupaten/ KotaJumlah Sekolah Dasar Jumlah Murid Sekolah Dasar
Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kab Kulonprogo 275 60 335 28.476 5.889 34.3652 Kab Bantul 281 81 362 57.617 17.523 75.140
3 Kab Gunungkidul 420 54 474 45.487 5.317 50.804
4 Kab Sleman 376 128 504 62.370 26.571 88.941
5 Kota Yogyakarta 89 76 165 21.628 21.257 42.885JUMLAH 1.441 399 1.840 215.578 76.557 292.135
104
Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sarana ProduksiSediaan Farmasi dan Makanan Yang DiawasiMenurut Kab/Kota
Tahun 2017
No Kab/Kota
Sarana ProduksiInd.
FarmasiInd.OT
Ind. KecilOT
Ind.Kosmetika
Ind.Alkes
Ind.PKRT
Ind.Pangan
Ind.RTP
Miras Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kota Yogyakarta 0 0 9 1 0 0 7 50 0 672 Kab Sleman 1 0 5 5 0 0 15 40 0 663 Kab Bantul 0 0 11 3 0 0 7 45 0 664 Kab Kulon Progo 0 0 5 1 0 0 1 39 0 465 Kab Gunungkidul 0 0 0 0 0 0 2 36 0 38
Jumlah 1 0 30 10 0 0 32 210 0 283
Tabel 7. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Obat Yang DiawasiMenurut Kab/Kota
Tahun 2017
No Kab/Kota
Sarana Distribusi Obat
TotalPBF Apotek TOB
InstalasiFarmasi
Pemerintah(GFK)
Rumah Sakit
Puskes PustuRB/BP BPPem Swasta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kota Yogyakarta 16 123 24 2 3 18 18 17 221 16 123
2 Kab Sleman 18 275 10 1 4 24 25 44 401 18 275
3 Kab Bantul 13 114 4 1 3 12 27 32 206 13 114
4 Kab Kulon Progo 0 40 3 1 2 6 21 11 84 0 40
5 Kab Gunungkidul 0 34 1 1 1 4 30 18 89 0 34Jumlah 47 586 42 6 13 64 121 122 1.001 47 586
NoUmur
(Tahun)Golongan
I II III IVa b c d a b C d a b c d a b c d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 20-24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 25-29 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 03 30-34 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 7 5 0 0 0 04 35-39 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 8 19 0 0 0 05 40-44 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 4 4 2 0 0 06 45-49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 3 5 1 0 07 50-54 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 0 3 4 3 1 08 ≥ 55 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 2 0 1 5 7 21 25 37 11 4 1 0
105
Tabel 8. Jumlah dan Jenis Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Makanan Yang Diawasi Menurut Kab/KotaTahun 2017
No Kab/KotaSarana Distribusi
TotalObatTradisional
Kosmetika AlatKesehatan
PKRT Pangan BahanBerbahaya
1 2 3 4 5 6 7 8 91 Kota Yogyakarta 80 213 - - 255 2 5502 Kab Sleman 75 184 - - 105 0 3643 Kab Bantul 30 141 - - 138 0 3094 Kab Kulon Progo 16 65 - - 85 0 1665 Kab Gunungkidul 16 74 - - 211 0 301
Jumlah 217 677 - - 794 2 1.690
Tabel 9. Profil Pegawai Menurut Umur dan GolonganTahun 2017
106
Tabel 10. Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit KerjaTahun 2017
No Unit Kerja
Pendidikan
S3 S2 AptS1Bio
S1Lain
D3Farm
D3Lain SMF SMAK SPK
SLTAUmum
SLTAKejuruan
SLTPUmum
SLTPKejuruan
SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Kepala 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sub. Bag TU 0 0 2 1 4 1 5 5 0 0 0 5 0 0 0
3 Bid/Si Pemeriksaan danPenyidikan 0 1 10 0 8 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
4 Bid/Si Pengujian Pangandan Bahan Berbahaya 0 2 2 0 9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
5 Bid/Si PengujianMikrobiologi 0 2 3 0 4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
6Bid/Si Pengujian Prod.Terapetik, OT, Kosmetikdan Suplemen kesehatan
0 8 12 0 3 4 0 1 0 0 0 3 0 0 1
7Bid/Si Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen
0 3 3 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 16 33 1 33 6 5 9 0 0 1 8 0 0 2
107
Tabel 11. Profil Pegawai Menurut Pelatihan Teknis/Manajemen dan Unit KerjaTahun 2017
= diikuti oleh seluruh pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 61 Dra. I Gusti Ayu Adhi
Aryapatni, Apt.BBPOM diYogyakarta(KaBalai)
1) Pelatihan PenerapanReformasi Birokrasi*
2) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 18 – 19 Agust 2017
2) 16 - 17 Okt 2017
2 Noviera Sarasati, S.Farm., Apt SubBag TU Understanding & Developingof ISO/IEC 17025:2017
16 – 17 Oktober
3 Nurma Juwita Sandy, S.Si. SubBag TU Understanding & Developingof ISO/IEC 17025:2017
16 – 17 Oktober
4 Ancas Tri Pamungkas, A.Md. SubBag TU Pelatihan Publik Speaking dan Excellent Servic2 18 – 19 Sept 2017
5 Retno Eko Wulaningrum . SubBag TU Pelatihan Publik Speaking dan Excellent Servic2 18 – 19 Sept 2017
6 Nining Mandalina SubBag TU Pelatihan Publik Speaking dan Excellent Servic2 18 – 19 Sept 2017
7 Indah SubBag TU 1) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentServic2 2) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 12-15 Juli 20172) 18 – 19 Sept 2017
8 Lutfia Jannatiningsih, S.Si SubBag TU Understanding & Developingof ISO/IEC 17025:2017
16 – 17 Oktober
108
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 69 Bagus Heri Purnomo, SSi. Apt. Bidang PemDik 1) Pelatihan Inspektur CDOB Kepala
2) Pelatihan Teknik Inspeksi CPOB di UTD1) 24 – 29 Juli 20172) 11 – 15 Sept 2017
10 Suliyanto, SH Bidang PemDik Pelatihan Penanganan Perkara Tindak PidanaKorporasi
12-15 Juli 2017
11 Dra. Nur Cahyawati, Bidang PemDik Pelatihan Penanganan Perkara Tindak PidanaKorporasi
12-15 Juli 2017
12 Dwi Nugroho, SH Bidang PemDik Diklat Intelijen Dasar 23 Sept- 25 Okt 2017
13 Nurlaela, SSi. Apt. Bidang PemDik Bimtek Pedoman Sampling Produk Terapetikdan Napza 2017
22-23 Februari 2017
14 Parjuni, SH Bidang PemDik JCLEC-Jakarta Centre for Law EnforcementCooperation Organised Drug and Food CrimeInvestigatioan Training(BPOM)
12-16 Juni 2017
15 Rikhati, S.Farm,Apt Bidang PemDik 1) Bimtek CPOTB Topik Khusus2) Pelatihan Food Inspektur Tk. Muda
3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 13-17 Maret 20172) 21-26 Agst 2017
3) 16 - 17 Okt 2017
16 Hafifah Ernawati, SFarm. Apt. Bidang PemDik Peningkatan Kompetensi Inspektur NapzaSenior
3 -10 Sept 2017
17 Rohmah Afiyati Ssi, Apt Bidang PemDik Bimtek Inspektur Kosmetik Senior 27 Feb-4 Mrt 2017
18 Maryana Listiana, ATP Bidang PemDik Bimtek Pengawasan Peredaran OT & SM 20 -24 Feb 2017
19 Wuri Mahargyani Bidang PemDik 1) Pelatihan Surveillance Keamanan Pangan2) Food Inspectur Dasar3) Pelatihan Kemasan Pangan
1) 14-17 Maret 20172) 3 – 8 April 20173) 9 – 10 April 2017
109
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 620 Ani Fatimah Isfarjanti, SSi,
Apt, MHBidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Virtual Ecosystem3) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent
Service4) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang
Baik5) Pelatihan Infografis
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 16-17 Mei 20173) 18-19 Sept 2017
4) 10-13 Okt 2017
5) 1 Nov 2017
21 Dra. Soesie Istyorini, Apt Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService
3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
4) Pelatihan Infografis
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 18-19 Sept 2017
3) 10-13 Okt 2017
4) 1 November 2017
22 Reny Mailia, SKM, MSc Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Bimtek CPKB Bagi Petugas Daerah3) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent
Service4) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang
Baik5) Pelatihan Infografis6) Training Mandatory Sertifikasi CDOB
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 25-28 April 20173) 18-19 Sept 2017
4) 10-13 Okt 2017
5) 1 Nov 20176) 5-10 Nov 2017
23 Dra. Idha Wahyu Windarti.,Apt Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService
3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 18-19 Sept 2017
3) 10-13 Okt 2017
110
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 624 Rizqi Amalia Rohmah, STP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Virtual Ecosystem3) Pelatihan Fasilitator Pasar Aman dari Bahan
Berbahaya4) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent
Service5) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang
Baik6) Pelatihan Infografis
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 16-17 Mei 20173) 29-30 Agustus 2017
4) 18-19 Sept 2017
5) 10-13 Okt 2017
6) 1 Nov 2017
25 Rina Rahayu Diningsih, SF,Apt
Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
3) Pelatihan Infografis4) Supervisory Development Program
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 10-13 Okt 2017
3) 1 Nov 20174) 13-17 Nov 2017
26 Wulandari, STP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Surveilan KLB Keracunan Pangan2) Pelatihan Teknikal Audit
3) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService
4) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
5) Pelatihan Infografis6) Sosialisasi dan Bimtek Mandatory INSW
1) 14-17 Maret 20172) 20 Maret dan 4-5
April 20173) 18-19 Sept 2017
4) 10-13 Okt 2017
5) 1 Nov 20176) 11-13 Desember
2017
27 Evi Andriyani, S.Farm., Apt Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
3) Pelatihan Infografis
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 10-13 Okt 2017
3) 1 Nov 2017
111
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 628 Dwi Prastiti,S.TP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) In House Training Penilaian Pangan Olahan
3) Supervisi Inspeksi dan sertifikasi Pangan4) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent
Service5) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat Yang
Baik6) Pelatihan Infografis
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 27 Feb - 10 Maret2017
3) 6-7 Juli 20174) 18-19 Sept 2017
5) 10-13 Okt 2017
6) 1 Nov 2017
29 Artika Antasari, STP Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService
3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
4) Pelatihan Infografis5) Pelatihan TOT Pendampingan UMKM Pangan
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 18-19 Sept 2017
3) 10-13 Okt 2017
4) 1 Nov 20175) 5-8 Des 2017
30 Opsa Lena , STP. Bidang SerLIk 1) Pelatihan Teknikal Audit
2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService
3) Pelatihan Internal Cara Distribusi Obat YangBaik
4) Pelatihan Infografis5) Pelatihan Pelayanan Prima
1) 20 Maret dan 4-5April 2017
2) 18-19 Sept 2017
3) 10-13 Okt 2017
4) 1 Nov 20175) 27-30 Nov 2017
112
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 631 Dra. Diah Tjahjonowati., Apt.,
M.SiBidang
Teranokoko1) Pelatihan Penerapan
Reformasi Birokrasi1) 18-19 Agust 2017
32 Chusnul Chotimah, S.Si., Apt.,M.Sc
BidangTeranokoko
1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass
2) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Baku Pembanding
3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
4) 16 - 17 Okt 2017
33 Kusnul Khotimah, S.Farm, Apt BidangTeranokoko
1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass
2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training
3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
4) 16 - 17 Okt 2017
34 Ebta Dyah Widyastuti,S.Farm., Apt.
BidangTeranokoko
1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass
2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training
3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza
4) Pengujian Cemaran pd Sed ObatMenggunakan KCKT
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
4) 23 - 27 Okt 2017
113
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 635 Gidion, S.Si., M.Sc Bidang
Teranokoko1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC H
Class2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220
& DSR Auto Sampler Training3) Pemantapan Teknis Pengujian
Laboratorium Terapetik dan Napza 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
4) 16 - 17 Okt 2017
36 Murni Astari, S.TP BidangTeranokoko
1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass
2) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Baku Pembanding
3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
4) 16 - 17 Okt 2017
37 Yuniarti, S.Si., Apt. BidangTeranokoko
1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass
2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training
3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza 4) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
4) 16 - 17 Okt 2017
38 Ruslina Hayati BidangTeranokoko
1) Pelatihan Instrument Analysis With UPLC HClass
2) Pharmatest Dissolution Tester PTWS 1220& DSR Auto Sampler Training
3) Pemantapan Teknis PengujianLaboratorium Terapetik dan Napza
1) 4 - 8 Sept 2017
2) 11 - 15 Sept 2017
3) 25 - 29 Sept 2017
114
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 639 Umi Haniah, SF., Apt Bidang
Teranokoko1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian
Obat Tradisional dan Kosmetik2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017
4) 31 Juli – 4 Agust2017
5) 16 - 17 Okt 2017
40 Zubaidah Nur'aini, SFarm, Apt BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software5) Magang pengujian di PPOMN Identifikasi
BKO Stamina Pria secara LCMSMS6) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017
4) 31 Juli – 4 Agust2017
5) 20-24 Maret 20176) 16 - 17 Okt 2017
41 Erma Ika Putri, SFarm, Apt BidangTeranokoko
1) Pelatihan Teknis Pengujian BakuPembanding
2) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
3) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin4) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training5) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software6) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 11-15 Sept 2017
2) 25 - 29 Sept 2017
3) 16-17 Okt 20174) 24-28 Juli 2017
5) 31 Juli – 4 Agust2017
6) 16 - 17 Okt 2017
115
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 642 Hatifah Prapti Lestari, ST/,
M.Si.Bidang
Teranokoko1) Pelatihan Analisis dengan Instrumen pada
produk OT dan Komplemen (AAS )2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian
Obat Tradisional dan Kosmetik3) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin4) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training5) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software6) Bimbiingan Teknis Pengujian Pangan
7) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 3-7 April 2017
2) 25 - 29 Sept 2017
3) 16-17 Okt 20174) 24-28 Juli 2017
5) 31 Juli – 4 Agust2017
6) 23-27 Okt 20177) 16 - 17 Okt 2017
43 Ratna Widi Astuti, SF., Apt.,M.Sc
BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017
4) 31 Juli – 4 Agust2017
44 Hariyani, AMF BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017
4) 31 Juli – 4 Agust2017
5) 16 – 17 Okt 2017
116
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 645 Sukisman, A.Md. Bidang
Teranokoko1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian
Obat Tradisional dan Kosmetik2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software 5) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017
4) 31 Juli – 4 Agust2017
5) 16 – 17 Okt 2017
46 Imanda Agestana, A.Md. BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
2) Pelatihan Internal Pengujian PK Glukosamin3) GC Agilent 7890 B Familiarization and
Operating Training4) UHPLC Acquity arc operational training with
empower 3 software
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16-17 Okt 20173) 24-28 Juli 2017
4) 31 Juli – 4 Agust2017
47 Theresia Sepmiarti, SF., Apt BidangTeranokoko
1) Pelatihan Analisis dengan Instrument2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Obat
Tradisional dan Kosmetik 3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 15 – 19 Mei 20172) 25 - 29 Sept 2017
3) 16 – 17 Okt 2017
48 Widiyanti Tri Wahyuni, SF.,Apt
BidangTeranokoko
1) Magang Laboratorium Kosmetik2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Obat
Tradisional dan Kosmetik 3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 15 – 19 Mei 20172) 25 - 29 Sept 2017
3) 16 – 17 Okt 2017
49 Atik Anarwati, SF., Apt BidangTeranokoko
Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
25 - 29 Sept 2017
117
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 650 Miftiana Nugraha Sari,
S.Farm., Apt.Bidang
TeranokokoPelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
25 - 29 Sept 2017
51 Karina Sari, STP. BidangTeranokoko
Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
25 - 29 Sept 2017
52 Arundita Kusumawida,S.Farm., Apt
BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian ObatTradisional dan Kosmetik 2) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 25 - 29 Sept 2017
2) 16 – 17 Okt 2017
53 Sri Uswatun Hasanah BidangTeranokoko
Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
25 - 29 Sept 2017
54 Desy Wuriyanti, A.Md. BidangTeranokoko
Pelatihan Internal Teknis PengujianObat Tradisional dan Kosmetik
25 - 29 Sept 2017
55 Dra. Yustina Etik HP, Apt. BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian BahanBaku Pembanding
2) Teknik Investigasi dan Upaya Tindak LanjutUji Profisiensi 3) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 11 – 15 Sept 2017
2) 20173) 16 – 17 Okt 2017
56 Laksmi Sophia Shanti, M.Sc.,Apt.
BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian BahanBaku Pembanding
2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian ObatTradisional dan Kosmetik 3) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 11 – 15 Sept 2017
2) 25 – 29 Sept 20173) 16 – 17 Okt 2017
57 Isna Rachmawati, SF., Apt.,M.Sc.
BidangTeranokoko
1) Pelatihan Internal Teknis Pengujian BahanBaku Pembanding
2) Pelatihan Publik Speaking dan ExcellentService
3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 11 – 15 Sept 2017
2) 18 – 19 Sept 2017
3) 16 – 17 Okt 2017
118
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 658 Drs. Aris Hidayat, Apt. Bidang Pangan 1) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
1) 16 – 17 Okt 2017
59 Herllya Selvi Wardani, S.Farm,Apt, M.Sc
Bidang Pangan 1) Supervisi Inspeksi dan Sertifikasi Pangan2) Operation and Maintenance NOVAWAVE3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya4) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:201
1) 6-7 Juli 20172) 25 Agustus 20173) 23-27 Okt 2017
4) 16-17 Okt 2017
60 Nur Widiatmi, STP. MSc. Bidang Pangan 1) Supervisi Inspeksi dan Sertifikasi Pangan2) Seminar Ilmiah dan Forum Diseminasi Hasil
Riset PPOMN3) Operation and Maintenance NOVAWAVE4) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent
Service5) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya6) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:201
1) 6-7 Juli 20172) 2017
3) 25 Agustus 20174) 18-19 Sept 2017
5) 23-27 Okt 2017
6) 16-17 Okt 2017
61 Dzannuraini RohmatulUmmah,S.Si
Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Pelatihan Publik Speaking dan Excellent
Service4) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya
1) 25 Agustus 20172) 5 Juli 20173) 18-19 Sept 2017
4) 23-27 Okt 2017
119
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 662 Anik Wulandari,STP Bidang Pangan Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan dan
Bahan Berbahaya23-27 Okt 2017
63 Sofi Nur Arifah,S.Farm,Apt Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Troubleshooting and Application WATERS
HPLC dan UHPLC Training4) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya
1) 25 Agustus 20172) 5 Juli 20173) 31 Agustus 2017
4) 23-27 Okt 2017
64 Fajaryati Muslikhah,STP Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Troubleshooting and Application WATERS
HPLC dan UHPLC Training4) Pelatihan Analisis dengan Instrumen di
Bidang Pangan di PPOMN5) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya6) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:201
1) 25 Agustus 20172) 5 Juli 20173) 31 Agustus 2017
4) 2017
5) 23-27 Okt 2017
6) 16-17 Okt 2017
65 Sri Susilowati, SSi, Apt Bidang Pangan 1) On The Job Training di Bidang Pangan danBahan Berbahaya
2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Shimadzu GCMS QP2010 & HS-20
Operational Training4) Operation and Maintenance NOVAWAVE5) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Bahan
Baku Pembanding6) Pelatihan NFRL Mikotoksin Analisis
Mikotoksin dalam Produk Pangan7) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya
1) 16 Jan – 17 Feb2017
2) 5 Juli 20173) 4 Juli 2017
4) 25 Agustus 20175) 11-15 Sept 2017
6) 25-29 Sept 2017
7) 23-27 Okt 2017
120
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 666 Suryanto, STP. Bidang Pangan 1) Operation and Maintenance NOVAWAVE
2) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangandan Bahan Berbahaya
3) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:201
4) Training of Internal Auditfor Laboratories
1) 25 Agustus 20172) 23-27 Okt 2017
3) 16-17 Okt 2017
4) 1-2 Nov 2017
67 Nurul Hidayati,STP Bidang Pangan 1) Shimadzu GCMS QP2010 & HS-20Operational Training
2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya
1) 4 Juli 2017
2) 5 Juli 20173) 23-27 Okt 2017
68 Lisana Fajarwati,STP Bidang Pangan 1) Shimadzu GCMS QP2010 & HS-20Operational Training
2) Shimadzu HPLC Operational Training3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya
1) 4 Juli 2017
2) 5 Juli 20173) 23-27 Okt 2017
69 Mg. Endah Dwi Maryani, STP Bidang Pangan 1) Shimadzu HPLC Operational Training2) Operation and Maintenance NOVAWAVE3) Pelatihan Internal Teknis Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya
1) 5 Juli 20172) 25 Agustus 20173) 23-27 Okt 2017
121
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 670 Drs. Dwi Fitri Hatmoko, Apt Bidang
Mikrobiologi1) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:2017
2) 16 – 17 Okt 2017
71 Agustina Dyah Utami, S.F, Apt BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
4) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:201
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
4) 16-17 Okt 2017
72 Retno Yusrini, STP BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
4) Pelatihan Analisilis Balai Lab. Biotek "ACollaborative Study on Validation ofDetection and Quantification of GMO EventSpesicific Methods 5) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:201
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
4) 2017
5) 16-17 Okt 2017
73 Dra. Kestri Harjanti, Apt, MSc BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
122
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 674 Budiyanto Bidang
Mikrobiologi1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalam
Pangan2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteri
pada Injeksi Antibiotik3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonas
aeruginosa pada sediaan obat semi padat
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
75 Yatini Setia Murni, STP BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
4) Understanding &Developing of ISO/IEC17025:201
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
4) 16-17 Okt 2017
76 Mahyastuti Dewi, S.Farm, Apt BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
4) Pelatihan Analisilis Balai Lab. Biotek "ACollaborative Study on Validation ofDetection and Quantification of GMO EventSpesicific Methods 5) Understanding &
Developing of ISO/IEC17025:201
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
4) 2017
5) 16-17 Okt 2017
77 Misnayati, STP BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
123
No Nama Unit Kerja Jenis Pelatihan (Sebutkan) KetPelatihan Teknis Pelatihan Manajemen
1 2 3 4 5 678 Anita Tri Yuniati, S.TP Bidang
Mikrobiologi1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalam
Pangan2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteri
pada Injeksi Antibiotik3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonas
aeruginosa pada sediaan obat semi padat
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
79 Hesti Wulaningsih, STP BidangMikrobiologi
1) Uji Angka Enterobacteriaceae dalamPangan
2) Bimbingan Teknis Uji Endotoksin Bakteripada Injeksi Antibiotik
3) Pelatihan Identifikasi Pseudomonasaeruginosa pada sediaan obat semi padat
1) 1-2 Agustus 2017
2) 25-29 Sept 2017
3) 2017
No Judul Penyelenggara Pelaksana1 2 3 4
1. Penetapan Kadar Sineol padaminyak kayu putih secara GC PPOMN Laboratorium Obat Tradisional
2. PK Toluen Dalam Produk KosmetikaSediaan Cat Kuku secara GC PPOMN Laboratorium Kosmetik
3. PK Noskapin dalam Kapsul PPOMN Laboratorium Terapetik
4. Angka Enterobacteriaceae pada pangan PPOMN Laboratorium Mikrobiologi
Tabel 12. Profil Jenis Uji Profisiensi yang Diikuti danHasilnya Tahun 2017
No Jenis Uji Profisiensi Penyelenggara BulanPelaksanaan
Hasil
1. Penetapan Kadar TabletHydrochlorothiazide Thailand April Memuaskan
2. Identifikasi Bahan Kimia Obat dalamJamu Sesak Nafas Sediaan Padat PPOMN Juni Memuaskan
3. Penetapan Kadar Asam Dehidroasetatdalam Produk Kosmetik PPOMN Juli Memuaskan
4. Penetapan Kadar Pewarna dalam Selai PPOMN Juli Memuaskan
5.Uji Endotoksin Bakteri SediaanSefotaksim untuk Injeksi denganMetode Jendal Gel
PPOMN Juli Memuaskan
6. Isolat bakteri Staphylococcus aureus KAN Agustus Memuaskan
7. Penetapan Kadar Asam Folat dalamTepung Terigu PPOMN Agustus Memuaskan
8. Identifikasi Listeria Monocytogenespada Produk Pangan PPOMN Agustus Memuaskan
9. Identifikasi Pseudomonas Aeruginosapada Sediaan Obat PPOMN Agustus Memuaskan
10. Penetapan Kadar Tablet Simetidin PPOMN Agustus Memuaskan
11. Penetapan Kadar Tablet Lorazepam PPOMN September Memuaskan
12. Deteksi DNA Spesifik Porcine padaProduk Gelatin PPOMN Oktober Memuaskan
Tabel 12 A. Uji Kolaborasi Metode Analisis Tahun 2017
124
No Nama BakuPembanding
Metode BulanPelaksanaan
Hasil
1 2 3 4 5
1. Avobenzon (Butylmethoxydibenzoil methane) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Maret Diterima
2. Imipramin Hidroklorida Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Maret Diterima
No Nama Baku Pembanding Lab. Kolaboran Status1 2 3 41. Allantoin Lampung dan Menado Tidak Diterima
2. Amilparaben Tanpa kolaborasi Diterima
3. Dobutamin Hidroklorida Tanpa kolaborasi Tidak Diterima
4. Doxylamine Succinate Medan dan Samarinda Diterima
5. Etilparaben Lampung dan Menado Diterima
6. Ensulizole Medan dan Samarinda Diterima
7. Fenilparaben Tanpa kolaborasi Diterima
8. Isopropilparaben Tanpa kolaborasi Diterima
9. Klozapin Tanpa kolaborasi Diterima
10. Methimazole Medan dan Samarinda Diterima
11. Methocarbamol Medan dan Samarinda Diterima
12. Nafazolin Hidroklorida Tanpa kolaborasi Diterima
13. Natrium Dikloksasilin Tanpa kolaborasi Diterima
14. Nimesulide Medan dan Samarinda Diterima
15. Oktisalate (2-EtilheksilSalisilat) Lampung dan Menado Diterima
16. Pirokton Olamin Lampung dan Menado Diterima
17. Tamoksifen Sitrat Tanpa kolaborasi Diterima
18. Dipiridamol Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima
19. Gemsitabin Hidroklorida Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima
20. Kortison Asetat Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima
21. Lidokain Hidroklorida Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima
22. Sunset Yellow Uji ulang /tanpa kolaborasi Diterima
Tabel 12 B. Uji Kolaborasi Bahan Baku PembandingTahun 2017
Tabel 12 C. Pengembangan Baku Pembanding Laboratorium UnggulanTahun 2017
125
Tabel 13. Daftar Inventaris KantorTahun 2017
No Nama BarangKondisi
Jumlah KeteranganBaik Rusak
RinganRusakBerat
1 2 4 5 6 7 81. Stationary Generating Set 3 32. Pompa Air 0 0
3. Station Wagon 1 1
4. Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah ) 7 7
5. Sepeda Motor 6 6
6. Mobil Unit Kesehatan Masyarakat 2 2
7. Gerobak Dorong 0 0
8. Baggage Trolly 2 2
9. Meja Dorong Saji/Trolley Saji 24 24
10. Mesin Gerinda Tangan 1 1
11. Crimping Tolls 10 10
12. Scanner (Universal Tester) 2 2
13. Lemari Penyimpan 2 2
14. Mesin Ketik Manual Portable (11-13 Inci) 1 1
15. Mesin Hitung Elektronik/Calculator 8 8
16. Mesin Penghitung Uang 1 1
17. Mesin Fotocopy Electronic 2 2
18. Lemari Besi/Metal 71 71
19. Lemari Kayu 8 8
20. Rak Besi 4 4
21. Rak Kayu 9 9
22. Filing Cabinet Besi 7 7
23. Filing Cabinet Kayu 1 1
24. Brandkas 1 1
25. Mobile File 2 2
26. Tabung Pemadam Api 39 39
27. Hydrant 0 0
28. Fire Alarm 1 1
29. CCTV - Camera Control Television System 5 5
30. Papan Visual/Papan Nama 1 1
31. White Board 2 2
32. Alat Penghancur Kertas 6 6
33. Mesin Absensi 1 1
34. Dry Seal 1 1
35. Laser Pointer 5 5
36. LCD Projector/Infocus 3 3
37. Flip Chart 1 1
38. Focusing Screen/Layar LCD Projector 2 2
39. Kotak Surat 0 0
40. Alat Sidik Jari 3 3
41. Perkakas Kantor Lainnya 5 5
126
No Nama BarangKondisi
Jumlah KeteranganBaik Rusak
RinganRusakBerat
1 2 4 5 6 7 842. Meja Kerja Kayu 64 64
43. Kursi Besi/Metal 376 376
44. Kursi Kayu 13 13
45. Sice 7 7
46. Bangku Panjang Kayu 0 0
47. Meja Rapat 17 17
48. Meja Komputer 17 17
49. Meja Resepsionis 0 0
50. Rak Sepatu ( Almunium ) 1 1
51. Mesin Penghisap Debu/Vacuum Cleaner 0 0
52. Mesin Cuci 1 1
53. Lemari Es 11 11
54. A.C. Split 77 77
55. Kipas Angin 1 1
56. Exhause Fan 16 16
57. Rak Piring Alumunium 4 4
58. Televisi 3 3
59. Sound System 3 3
60. Microphone 3 3
61. Microphone Table Stand 3 3
62. Unit Power Supply 7 7
63. Tustel 1 1
64. Seterika 1 1
65. Mimbar/Podium 1 1
66. Lambang Instansi 2 2
67. Handy Cam 3 3
68. Vertikal Blind 10 10
69. Gordyin/Kray 1 1
70. Bingkai Foto 0 0
71. Tangki Air 0 0
72. Alat Rumah Tangga Lainnya ( Home Use ) 0 0
73. Uninterruptible Power Supply (UPS) 13 13
74. Time Switching 1 1
75. Voice Recorder 6 6
76. Camera Wall Box 2 2
77. Rak Peralatan 1 1
78. Chiller 1 1
79. Slide Projector 3 3
80. Lensa Kamera 2 2
81. Camera Digital 15 15
82. Tas Kamera 1 1
83. Lampu Blitz Kamera 1 1
84. Video Conference 1 1
127
No Nama BarangKondisi
Jumlah KeteranganBaik Rusak
RinganRusakBerat
1 2 4 5 6 7 885. Monopod 1 1
86. Telephone (PABX) 1 1
87. Pesawat Telephone 9 9
88. Handy Talky (HT) 9 9
89. Facsimile 3 3
90. Wireless Amplifier 1 1
91. Antene SHF Portable 1 1
92. Kursi Dorong 2 2
93. Stabilizer 2 2
94. Exhaust Fan 4 4
95. Pompa Airasil 2 2
96. Meja Kerja 8 8
97. Scanner (Assembly/counting System) 1 1
98. Uninterupted Power Supply (UPS) 6 6
99. System/Power Supply Lainnya 1 1
100. Survey Meter (X B Y D ) 1 1
101. Electric Desicator 4 4
102. Pistol 1 1
103. Pen Camera 4 4
104. Mini Komputer 2 2
105. Local Area Network (LAN) 10 10
106. P.C Unit 132 132
107. Lap Top 30 30
108. Note Book 1 1
109. Personal Komputer Lainnya 3 3
110. Storage Modul Disk (Peralatan Mainframe) 1 1
111. CPU (Peralatan Mainframe) 1 1
112. Scanner (Peralatan Mini Komputer) 2 2
113. Speaker Komputer 1 1
114. Printer (Peralatan Personal Komputer) 114 114
115. Scanner (Peralatan Personal Komputer) 2 2
116. External/ Portable Hardisk 27 27
117. Server 4 4
118. Router 2 2
119. Modem 1 1
120. Rak Server 1 1
121. Switch 1 1
122. Mobile Modem GSM/ CDMA 18 18
123. Alat Deteksi Lainnya 14 14
124. Blower 4 4
125. Rambu Cermin 2 2Inventaris kantor yang merupakan Instrumen laboratorium terdapat pada tabel 14, 14A, 14B dan 14CSumber : Balai Besar POM di Yogyakarta 2017
128
136
Tabel 14. Daftar Alat Utama Laboratorium KimiaTahun 2017
No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah
TotalJumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkalibrasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A A S 2012 1 1 1 2 22 Automatic titrator/Karl-Fisher 2004; 2008; 2016 3 3 - 3 13 Disintegration tester 2012 1 1 - 1 24 Dissolution tester 2008. 2012, 2017 2 2 2 2 25 DSC / Differential Thermal Analiyzer 2013 1 1 - 1 -6 ELISA 2012 1 1 - 1 17 Fluorometer * 2017 1 1 - 1 18 FT IR 2009 1 1 - 1 -9 GC (det. ECD, FID, NPD) 2012; 2017 2 2 - 2 210 GC MS 2012 1 1 - 1 1
11 HPLC 2002; 2009; 2012, 2013;2017 15 15 3 15 8
12 LC MS/MS 2012 1 1 - 1 113 pH Meter 2007; 2008; 2015; 2017 4 4 3 4 414 Polarimeter 2015 1 1 - 1 115 Potensiometer 2015 1 1 - 1 116 Spektrodensitometer 2009 1 1 - 1 117 Spektrofotometer UV-Vis 2007 5 5 - 5 418 Timbangan analitik (analytical balance) 2004; 2005; 2012; 2017 10 10 1 11 619 Timbangan mikro + meja 2010;2012; 2013; 2017 4 4 - 4 320 Timbangan semi-mikro 2007; 2012 4 4 - 4 421 Timbangan top loading 2007; 2015 2 2 1 3 322 UPLC 2017 1 1 - 1 1
TOTAL 63 63 11 74
129
130
Tabel 14 A. Daftar Penunjang Laboratorium KimiaTahun 2017
No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah
TotalJumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkalibrasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 ATS 4 2012 1 - - 1 -2 Automatic desiccator 2013; 2016; 2017 5 - - 5 43 Automatic development chamber 2010 1 - - 1 -4 Bejana Kromatografi 2009; 2012 26 - - 26 145 Bunsen burner 4 - - 4 -6 Centrifuge 2007; 2016 3 - - 3 57 Conductivitymeter 2009 1 1 - 1 18 Cold storage 1 - - 1 -9 Dehumidifier 2012; 2013; 2017 16 - - 16 610 Desiccator gelas 2017 1 - 1 2 1011 Deep freezer 1 - 1 -12 Ductless fumehood - 1 - - 1 -13 Evaporator 1 - - 1 -14 Glass filter holder 2013 1 - - 1 515 Gutzeit app. 2 - - 2 216 Heating Mantle 3 - 1 4 717 Homogenizer 2 - - 2 -18 Hotplate stirrer 12 - 2 14 619 Kompor listrik 2 - - 2 -20 Laboratory refrigerator 2017 1 - - 1 -
131
No Nama Alat/instrument Tahun Pengadaan
Jumlah
Total
JumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkalibrasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
21 Laboratory Blender 2007, 2016 3 - 1 4 -22 Lampu UV λ 254 & 366 nm, UV cabinet 2011; 2012 4 - 1 5 323 Lab water purifier / demineralizer 1 - - 1 -24 Lemari asam 2009; 2012; 2017 9 - 1 10 925 Lemari pendingin, showcase 2016; 2017 8 - 1 9 726 Lemari reagen (chemical storage) 2013 7 - - 7 627 Linomat 5 2012, 2017 1 - - 1 -28 Magnetic stirrer bar 2011; 2012; 2016; 2017 23 - - 23 1529 Microsyringe 10 μl for TLC 2013; 2017 1 - - 1 -30 Microsyringe 25 μl for TLC 2013; 2014; 2017 9 - - 9 2531 Microwave digestor 2012 3 - - 3 132 Muffle furnace, tanur 1 - 1 2 433 Multi channel pippette dispenser (electric/ manual) 2 - - 2 -34 Multi spotter 1 - - 1 -35 Nitrogen analyzer (kjeldahl) 1 - - 1 236 O v e n 5 - 1 6 937 Oven vakum 2 2 - 2 338 Piknometer 10 ml 0 - - 0 439 Piknometer 25 ml 1 1 - 1 440 Rotary evaporator 2012; 2017 2 - - 2 241 Semi automated sample application 2007; 2016 1 - - 1 -42 Shaker (mendatar) 8 - 1 9 7
132
No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah
Total
JumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkalibrasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
43 Smart alert 2012 2 - - 2 -44 Soxhlet extraction 2012; 2013 3 - - 3 -45 Scanner / TLC vsualyzer 2005; 2016 2 - - 2 -46 Test tube shaker vibrating 2016 1 - - 1 -47 Thermohygrometer 19 19 1 20 948 Thermometer 0 - 100°C 2 2 - 2 549 Ultrasonic degasser 2009 13 - - 13 750 UPS (kapasitas > 10 KVA) 2005; 2012; 2013 1 - - 1 1151 Vaccum manifold 2015 2 - - 2 -52 Vaccum pump 2008, 2012 4 - 1 5 -53 Vizualizer 2012 1 - - 1 -54 Vortex mixer 2017 4 - - 4 455 Water purified 1 - - 1 256 Waterbath 2 - 1 3 857 Waterbath N evaporator 1 - - 1 -58 Water destilation 1 - 1 -59 Waterbath shaker 2009 1 - - 1 1
TOTAL 238 26 9 247
133
Tabel 14 B. Daftar Alat Utama Laboratorium MikrobiologiTahun 2017
No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah
TotalJumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkaliberasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Air sampler 2017 1 1 0 1 12 Anaerobic Jar 1984,1995,2004 3 - 1 4 203 Antibiotic zone reader 2007 0 0 1 1 14 Autoclave 2005,2008.2011. 2012 4 4 1 5 35 Biosafety cabinet 5 - 5 26 Bacteriological colony counter 1980; 2012; 2013 7 - 1 8 17 Centrifuge 2007; 2012 1 - 1 2 18 Conductivitymeter 2009 0 - 0 0 19 Desikator. 1 - - 1 210 Freezer (-20°C) 1 - - 1 111 Inkubator 20-25°C 2 2 - 2 312 Inkubator 30°C 1 1 - 1 313 Inkubator 32,5°C 1 1 - 1 -14 Inkubator 35-37°C 2 2 - 2 215 Inkubator 41-42°C 1 1 - 1 116 Inkubator 44-44.5°C 2 2 - 2 117 Laminar air flow (BSL*) 2017 1 1 - 1 418 Lemari asam 0 - - 0 119 Lemari pendingin (2-8oC) 2017 6 - - 6 520 Magnetic stirrer + Hot plate 4 - - 4 321 Mikroskop binokuler 1 - - 1 1
134
No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah
Total
JumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkalibrasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
22 Ose bulat 4 - - 4 523 Ose jarum - - - 0 5 Disposabl
e24 Oven 180oC 4 - - 4 225 Particle counter 1 - - 1 126 Pembakar bunsen 2017 6 - - 6 727 pH meter 2017 1 1 - 1 128 Pompa vakum 5 - - 5 329 Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) 2012 1 1 1 -30 Stomaker 2 - - 2 131 Timbangan analitik 3 3 - 3 132 Timbangan top loading 2 2 - 2 333 Vortex mixer 6 - - 6 534 Waterbath 4 4 - 4 135 Waterbath shaker 1 1 - 1 1
TOTAL 84 26 5 89
135
Tabel 14 C. Daftar Alat Penunjang Laboratorium MikrobiologiTahun 2017
No Nama Alat/instrument Tahun PengadaanJumlah
TotalJumlahStandar
MinimumLaboratorium
KetBaik Terkalibrasi Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 91 Boks pipet 15 - - 15 152 Bucket stainless 7 - - 7 23 Butiran kaca 100 - - 100 10004 Dehumidifier 1 - - 1 75 Gunting stainless 17 - - 17 306 Multi channel pippette dispenser 1 - - 1 -7 Pembuka vial 1 - - 1 18 Pemotong ampul 0 - - 0 19 Pinset panjang (20 cm) 14 - - 14 4210 Pinset panjang (25 cm) 2 - - 2 -11 Pipet washer 0 - 1 1 212 Spatula 3 - - 3 1013 Thermohygrometer 9 9 3 12 1114 Thermometer 0 - 100°C 19 0 - 19 515 Thermometer 20 - 100°C 13 - - 13 -16 Trolley stainless 2017 4 - - 4 517 Ultrasonic cleaner (vol > 6 l) 0 - 1 1 618 Vortex mixer 2017 2 2 6
TOTAL 208 9 5 213Sumber : Balai Besar/ Balai POM
136
Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Makanan Menurut Kabupaten/KotaTahun 2017
No SaranaProduksi Kab/ Kota Jumlah
Sarana
JumlahTarget Sarana
YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan
1 2 3 4 5 6 7 8 91 Industri
FarmasiKota Yogyakarta - - - -Kab Sleman 1 1 - 1 1 Belum memenuhi CPOB 1 Laporan Inspeksi ke Badan POMKab Bantul - - - -Kab Kulonprogo - - - -Kab Gunungkidul - - - -TOTAL 1 1 - 1 1 Belum memenuhi CPOB 1 Laporan Inspeksi ke Badan POM
2 Industri OT(IOT)
Kota Yogyakarta - - - - - -
Kab Sleman - - - - - -
Kab Bantul - - - - - -
Kab Kulonprogo - - - - - -
Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -
3 UKOT/UMOT Kota Yogyakarta 9 9 3 6 Belum memenuhi CPOTB 6 Surat PeringatanKab Sleman 5 5 1 4 Belum memenuhi CPOTB 4 Surat PeringatanKab Bantul 11 11 1 10 Belum memenuhi CPOTB 10 Surat PeringatanKab Kulonprogo 5 5 1 4 Belum memenuhi CPOTB 4 Surat PeringatanKab Gunungkidul - - - -TOTAL 30 30 6 24 Belum memenuhi CPOTB 24 Surat Peringatan
UMKM JamuGendong danJamu Racik
Kota Yogyakarta 117 18 18 - - -Kab Sleman 40 6 6 - - -Kab Bantul 97 6 6 - - -Kab Kulonprogo 40 3 3 - - -Kab Gunungkidul 18 3 3 - - -
TOTAL 312 36 36 0 - -
137
No SaranaProduksi Kab/ Kota Jumlah
Sarana
JumlahTarget Sarana
YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan
1 2 3 4 5 6 7 8 94 Industri
KosmetikaKota Yogyakarta 1 1 - 1 Tidak sesuai CPKB Lapor Badan POMKab Sleman 5 5 1 4 Tidak Sesuai CPKB 1 peringatan 3 Lapor Badan POMKab Bantul 3 3 - 3 Tidak Sesuai CPKB 1 peringatan 2 Lapor Badan POMKab Kulonprogo 1 1 - 1 Tidak sesuai CPKB Lapor Badan POMKab Gunungkidul - - - -TOTAL 10 10 1 9 Tidak sesuai CPKB 2 peringatan 6 Lapor Badan POM
5 Industri Alkes Kota Yogyakarta - - - - - -
Kab Sleman - - - - - -
Kab Bantul - - - - - -
Kab Kulonprogo - - - - - -
Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -
6 Industri PKRT Kota Yogyakarta - - - - - -
Kab Sleman - - - - - -
Kab Bantul - - - - - -
Kab Kulonprogo - - - - - -
Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -
7 Industri Pangan Kota Yogyakarta 7 7 6 1 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Sleman 15 16 9 7 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Bantul 7 8 6 2 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Kulonprogo 1 1 - 1 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMKab Gunungkidul 2 3 3 - Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POMTOTAL 32 35 24 11 Tidak sesuai CPPOB Lapor ke Badan POM
138
No SaranaProduksi Kab/ Kota Jumlah
Sarana
JumlahTarget Sarana
YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan
1 2 3 4 5 6 7 8 98 Industri
RumahTanggaPangan
Kota Yogyakarta 50 50 4 46 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Sleman 40 41 3 38 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Bantul 45 46 1 45 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Kulonprogo 39 39 1 38 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan DinkesKab Gunungkidul 36 36 - 36 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan Dinkes
TOTAL 210 212 9 203 Tidak sesuai CPPB-IRT Rek. Pembinaan Dinkes9 Industri Miras Kota Yogyakarta - - - - - -
Kab Sleman - - - - - -
Kab Bantul - - - - - -
Kab Kulonprogo - - - - - -
Kab Gunungkidul - - - - - -TOTAL - - - - - -
TOTAL Kota Yogyakarta 184 85 31 54Kab Sleman 106 74 20 54Kab Bantul 163 74 14 60Kab Kulonprogo 86 49 5 44Kab Gunungkidul 56 42 6 36
TOTAL 32 595 324 76
139
Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Makanan menurut Kabupaten / KotaTahun 2017
No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah
SaranaJumlah Target
Sarana YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9I OBAT
1 PBF
Kota Yogyakarta 16 15 4 11 10 Tdk sesuai CDOB1 tdk ada APJ
10 peringatan1 PSK
Kab Sleman 18 17 1 16 16 Tdk sesuai CDOB 16 peringatan
Kab Bantul 13 13 5 8 8 Tdk sesuai CDOB 8 peringatan
Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -
Total 47 45 10 35 34 tdk sesuai CDOB1 tdk ada APJ
34 peringatan1 PSK
2 Apotik
Kota Yogyakarta 123 48 10 38 37 Adm,1 ED 38 peringatanKab Sleman 275 32 5 27 23 Adm, 2 ED, 1 TIE, 1 Ijin habis 26 peringatan, 1 PSKKab Bantul 114 29 3 26 22 Adm, 2 ED, 1 TIE, 1 ijin habis 25 peringatan, 1 PSKKab Kulon Progo 40 17 2 15 13 Adm, 1 TIE, 1 ijin habis 14 peringatan, 1 PSKKab Gunungkidul 34 14 3 11 10 Adm, 1 ED 11 peringatanTotal 586 140 23 117 105 Adm, 6 ED, 3 TIE, 3 Ijin habis 114 peringatan, 3 PSK
3 Toko ObatBerizin
Kota Yogyakarta 24 10 4 6 6 Administrasi 6 peringatanKab Sleman 10 3 3 - - -Kab Bantul 4 2 - 2 2 Administrasi 2 peringatanKab Kulon Progo 3 - - - - -Kab Gunungkidul 1 - - - - -Total 42 15 7 8 8 Administrasi 8 peringatan
140
No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah
SaranaJumlah Target
Sarana YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9I OBAT
4 GFK
Kota Yogyakarta 2 2 - 2 1 CCP, 1 penyimpanan, 2 pembinaanKab Sleman 1 1 - 1 1 CCP 1 pembinaanKab Bantul 1 1 - 1 1 CCP 1 pembinaanKab Kulon Progo 1 1 - 1 1 TIE 1 pembinaanKab Gunungkidul 1 1 - 1 1 CCP 1 pembinaanTotal 6 6 - 6 4 CCP, 1 TIE, 1 penyimpanan 6 pembinaan
5 RumahSakit (P)
Kota Yogyakarta 3 3 - 3 2 Administrasi, 1 Vaksin 3 pembinaanKab Sleman 4 2 2 1 Administrasi, 1 kap. gudang 2 pembinaanKab Bantul 2 2 1 1 1 CCP 1 pembinaanKab Kulon Progo 2 2 1 1 1 penyimpanan 1 pembinaanKab Gunungkidul 1 1 - 1 1 NPP 1 pembinaan
Total 13 10 2 8 3 Administrasi, 1 vaksin, 1 NPP,1 CCP, 2 penyimpanan 8 pembinaan
6 RumahSakit (S)
Kota Yogyakarta 18 4 1 3 Administrasi 3 peringatanKab Sleman 24 3 1 2 Administrasi 2 peringatanKab Bantul 12 2 - 2 Administrasi 2 peringatanKab Kulon Progo 6 - - -Kab Gunungkidul 4 1 - 1 Administrasi 1 peringatanTotal 64 10 2 8 8 Administrasi 8 peringatan
7 Puskesmas
Kota Yogyakarta 18 9 1 8 5 Adm, 3 Vaksin 8 pembinaanKab Sleman 25 9 3 6 2 Adm, 2 Vaksin, 2 TIE 6 pembinaanKab Bantul 27 9 2 7 2 Adm, 2 Vaksin, 1 TIE 7 pembinaanKab Kulon Progo 21 9 4 5 2 Adm, 3 penyimpanan 5 pembinaanKab Gunungkidul 30 9 - 9 7 Adm, 1 Vaksin, 1 ED 9 pembinaan
Total 121 45 10 3518 Adm, 8 Vaksin, 3 TIE, 1 ED,3 penyimpanan 35 Pembinaan
141
No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah
SaranaJumlah Target
Sarana YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9I OBAT
8 BP/RB/Klinik
Kota Yogyakarta 17 9 3 6 4 Adm, 1 ED, 1 penyimpanan 6 peringatan
Kab Sleman 44 9 - 9 5 Adm, 1 TIE, 2 Ijin, 1 TTK 7 peringatan, 1 PSK, 1laporan khusus
Kab Bantul 32 7 2 5 1 Adm, 3 TIE, 1 Ijin 4 peringatan, 1 PSKKab Kulon Progo 11 2 1 1 1 TIE 1 peringatanKab Gunungkidul 18 5 - 5 5 Adm 5 peringatan
Total 122 32 6 26 15 Adm, 1 ED, 5 TIE, 3 ijin, 1TTK, 1 penyimpanan
23 peringatan, 2 PSK,1 laporan khusus
II SARANA PENGELOLA NAPZA
1 PBF
Kota Yogyakarta 4 4 3 1 1 Adm 1 peringatan keras
Kab Sleman 4 6 2 4 1 Adm, 3 penyimpanan 2 peringatan, 2 peringatankeras
Kab Bantul 2 2 2 - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -
Total 10 12 7 5 2 Adm, 3 penyimpanan 2 peringatan, 3 peringatankeras
2 Apotek
Kota Yogyakarta 9 9 4 5 Adm 2 peringatan, 3 peringatanKab Sleman 6 6 1 5 Adm 2 peringatan, 3 peringatanKab Bantul 4 4 2 2 Adm 2 peringatan kerasKab Kulon Progo 1 1 - 1 Adm 1 peringatan kerasKab Gunungkidul 2 2 1 1 Adm 1 peringatan keras
Total 22 22 8 14 14 Adminisrasi 4 peringatan, 10 peringatankeras
142
No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah
SaranaJumlah Target
Sarana YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9II SARANA PENGELOLA NAPZA
3RumahSakitSwasta
Kota Yogyakarta 5 5 - 5 Administrasi 5 peringatan keras
Kab Sleman 8 8 2 6 Administrasi 1 peringatan, 5 peringatankeras
Kab Bantul 2 2 - 2 Administrasi 2 peringatanKab Kulon Progo 1 1 - 1 Administrasi 1 peringatan kerasKab Gunungkidul - - - - Administrasi
Total 16 16 2 14 14 Administrasi 3 peringatan11 peringatan keras
4 Klinik
Kota Yogyakarta - - - - - -Kab Sleman - - - - - -Kab Bantul - - - - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -
Total - - - - - -
IIIOBATTRADISIONAL
Kota Yogyakarta 80 23 14 9 4 BKO, 5 TIE 9 peringatanKab Sleman 75 30 19 11 10 BKO, 1 TIE 11 peringatanKab Bantul 30 24 8 16 8 BKO, 8 TIE 16 peringatanKab Kulon Progo 16 6 5 1 1 TIE 1 peringatanKab Gunungkidul 16 9 3 6 6 BKO 6 peringatanTotal 217 92 49 43 28 BKO, 15 TIE 43 peringatan
IV SUPLE MENKESEHATAN
Kota Yogyakarta 6 7 4 3 1 BKO, 1 TIE 2 peringatanKab Sleman 5 3 2 1 1 TIE 1 peringatanKab Bantul 1 - - - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -
Total 12 10 6 4 1 BKO, 2 TIE 3 peringatan
143
No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah
SaranaJumlah Target
Sarana YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9
V KOSMETIKA
Kota Yogyakarta 213 58 46 12 12 TIE 12 peringatanKab Sleman 184 32 26 6 6 TIE 6 peringatanKab Bantul 141 24 17 7 7 TIE 7 peringatanKab Kulon Progo 65 14 10 4 3 TIE, 1 bahan dilarang 4 peringatanKab Gunungkidul 74 14 6 8 7 TIE, 1 bahan dilarang 7 peringatanTotal 677 142 105 37 35 TIE, 2 bahan dilarang 37 peringatan
VI ALATKESEHATAN
Kota Yogyakarta - - - - - -Kab Sleman - - - - - -Kab Bantul - - - - - -Kab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - - - - - -Total - - - -
VII PANGAN
Kota Yogyakarta 255 44 36 8 1 TIE, 4 ED, 1 rusak, 1 CRPB, 1label Peringatan
Kab Sleman 105 32 21 11 1 TIE, 9CDMB, 1 label Peringatan
Kab Bantul 138 31 16 15 3 TIE, 3 ED, 9 CDMB PeringatanKab Kulon Progo 85 24 17 7 5 ED, 1 label, 1 BB PeringatanKab Gunungkidul 211 20 9 11 7 ED, 1 label, 3 CRPB Peringatan
Total 794 151 99 52 5 TIE, 19 ED, 1 rusak, 1 BB, 4label, 4 CRPB, 18 CDMB, 52 Peringatan
144
No SaranaDistribusi Kab/Kota Jumlah
SaranaJumlah Target
Sarana YangDiperiksa
Hasil PemeriksaanUraian Temuan Tindak Lanjut
Baik Temuan1 2 3 4 5 6 7 8 9
VIII PENJUALPARSEL
Kota Yogyakarta 20 12 2 10 1 TIE , 2 ED, 7 rusak PeringatanKab Sleman 10 9 2 7 4 TIE, 1 ED, 2 rusak PeringatanKab Bantul 8 7 1 6 2 TIE, 1 ED, 2 rusak, 1 CRPB PeringatanKab Kulon Progo 3 1 - 1 1 ED PeringatanKab Gunungkidul 2 3 2 1 1 ED Peringatan
Total 43 32 7 25 7 TIE, 6 ED, 11 rusak, 1CRPB 25 peringatan
IX BAHANBERBAHAYA
Kota Yogyakarta 2 4 2 2 Tanpa ijin PeringatanKab Sleman - - - - - -Kab Bantul - 3 - 3 Tanpa ijin PeringatanKab Kulon Progo - - - - - -Kab Gunungkidul - 2 - 2 Tanpa ijin PeringatanTotal 2 9 2 7 7 Tanpa ijin 7 Peringatan
TOTAL
Kota Yogyakarta 820 266 134 132Kab Sleman 807 202 88 114Kab Bantul 556 162 59 103Kab Kulon Progo 256 78 40 28Kab Gunungkidul 394 81 24 57Total 2.834 789 345 444
145
Tabel 17. Hasil Sampling dan Pengujian Produk Sediaan Farmasi dan MakananTahun 2017
No Jenis Produk Jumlah Sampel Selesai Diuji Hasil Pengujian Jumlah danJenis TMS Tindak Lanjut
DIPA LAIN -LAIN Jumlah % TMS % TMS
LabelTMSMutu 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 Obat 734 54* 786 99,75 31 3,94 - 312 Obat Tradisional 583 11 594 100 129 21,7 - 129
TR 483 - 483 100 108 22,3 - 108 TL/OT Impor 1 - 1 100 1 100,0 - 1 Tidak Terdaftar 27 11 38 100 19 50 - 19 TI 65 - 65 100 1 3,1 - 1 FF 1 - 1 100 - - - - HT 6 - 6 100 - - - -
3 Suplemen Kesehatan 190 - 190 100 3 1,5 - 3 SD 124 - 124 100 1 0,8 - 1 SL 8 - 8 100 - - - - SI 58 - 58 100 2 3,4 - 2
4 Kosmetika 1156 - 1156 100 14 1.21 % - 14 NA 1032 - 1032 100 13 1,26 - 13 NB 1 - 1 100 - - - - NC 84 - 84 100 - - - - ND 1 - 1 100 - - - - NE 27 - 27 100 - - - - Tidak Terdaftar 11 - 11 100 1 9,09 - 1 CA - - - - - - - - - - - -
5 Alat Kesehatan - - - - - - - - - - - -6 PKRT - - - - - - - - - - - -7 Pangan 1070 150 1220 100 159 13,03 - 159
MD 639 - 639 100 52 8,14 - 52 ML 184 - 184 100 9 4,89 - 9
146
No Jenis ProdukJumlah Sampel Selesai Diuji Hasil Pengujian Jumlah dan
Jenis TMSTindak Lanjut
DIPA LAIN -LAIN Jumlah % TMS % TMS
LabelTMSMutu 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 SP/SPP-IRT 190 - 190 100 33 17,37 - 33 Tidak Terdaftar 41 - 41 100 2 4,88 - 2 MJAS 16 - 16 100 5 31,25 - 5 Depkes 0 - - - 0 0 - 0 Penyelidikan 14 14 100 7 50 0 7 Kasus Pemdik 5 5 100 0 0 0 0 Kasus Serlik 5 5 100 2 40 0 2 Kasus Kepolisian 0 0 0 0 0 0 0 Swasta 72 72 100 4 5,56 0 4 LabLing Kepolisian 54 54 100 45 83,33 0 45
8 Garam 45 - 45 100 12 26,67 - 129 Narkotika 0 6 6 100 - - - -
10 Psikotropika 29 29 58 100 5 8,62 - 511 Rokok 4 - 4 100 - - - -12 Kemasan 25 - 25 100 - - - -
Total 3836 250 4084 99,95 353 8,63 353Keterangan;
Untuk Kolom Tindak Lanjut1. Pembinaan2. Peringatan3. Penghentian Sementara Kegiatan (PSK)4. Pro Justisia
Jumlah sampel tidak termasuk sisa sampel tahun lalu, hanya yang dibeli dengan DIPA tahun yang bersangkutan
Tabel 18. Hasil Pengujian Produk Terapeutik Menurut Parameter UjiTahun 2017
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAH HASIL PENGUJIANMS TMS
1 Fisika :▪ pH 32 32 0▪ Waktu hancur 14 12 2▪ Disolusi 659 649 10▪ Kadar abu - - -▪ Susut pengeringan/ Kadar Air 31 31 0▪ Volume terpindahkan 0 0 0▪ Isi minimum 10 10 0▪ Keragaman Bobot 297 296 1▪ Keseragaman Kandungan 370 361 9▪ Volume injeksi 11 11 0▪ Bobot Jenis 0 0 0▪ Indeks Bias - - -▪ Pemerian 763 763 0
2 Kimia :▪ Identifikasi 886 885 1▪ Penetapan kadar zat aktif 857 844 13
JUMLAH 3930 3894 36
Tabel 19. Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter UjiTahun 2017
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAH HASIL PENGUJIANMS TMS
1 Fisika :▪ pH - - -▪ Kadar air 279 270 9▪ Kadar abu - - -▪ Keseragaman bobot/isi 20 18 2▪ Waktu hancur 21 21 0▪ Organoleptik 583 583 --
2 Kimia :▪ Cemaran logam berat 52 52 -▪ Cemaran bahan organik asing - - -▪ Cemaran pestisida - - -▪ Kadar etanol dan methanol 31 29 2▪ Zat tambahan yang diizinkan
Pewarna, Pengawet danPemanis buatanIdentifikasi & PK Metil paraben 25 25 0Identifikasi & PK Propil paraben 25 25 0Identifikasi & PK Asam Sorbat 25 25 0Identifikasi & PK Asam Bensoat 25 25 0Identifikasi & PK Etil paraben 25 25 0Identifikasi & PK Butil paraben 25 25 0
▪ Bahan kimia obat 3176 3154 20JUMLAH 4312 4279 33
147
Tabel 19 AHasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji
Tahun 2017
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN
MS TMS1 Fisika :
pH - - -Kadar air 84 84 0Kadar abuKeseragaman bobot/isi 4 4 0Waktu hancur 3 3 0Organoleptik 190 188 2
2 Kimia :a Cemaran logam beratb Cemaran bahan organik asingc Cemaran pestisida
d Kadar etanol dan methanol 34 34 0
e Tambahan yang diizinkan , pewarna,pengawet dan pemanis buatan
Identifikasi & PK Metil paraben 77 77 0Identifikasi & PK Propil paraben 77 77 0Identifikasi & PK Asam Sorbat 77 77 0Identifikasi & PK Asam Bensoat 77 77 0Identifikasi & PK Etil paraben 77 77 0Identifikasi & PK Butil paraben 77 77 0
f Bahan kimia obat 174 174 0g Identifikasi & PK Vitamin B complek
Identifikasi dan PK Vitamin B1 29 29 0Identifikasi dan PK Vitamin B2 31 31 0Identifikasi dan PK Vitamin B3 28 28 0Identifikasi dan PK Vitamin B6 30 30 0Identifikasi dan PK Vitamin B12 2 2 0
h Identifikasi & PK Vitamin C 35 35 0i Identifikasi PK Kafein 13 13 1j PK Kalsium 17 17 0k PK Glukosamin 12 12 0
JUMLAH 1148 1351 7
148
Tabel 20. Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat TradisionalTahun 2017
No Nama Obat Tradisional Nama BKO Jumlah
1 Xin Huang Pian Indometasin 1
2 Esha Kafein 1
3 Herbal Asmoro Kafein 1
4 Haiping Plus kafein 1
5 ELT Gurenturunan sildenafil (Propoksi fenilhidroksihomosildenafil,Thiodimetilsildenafil)
2
6 Pandawa sildenafil 1
7 Pegel Linu Bisma Kofein 1
8 Haiping Kofein 1
9 Pasopati Kofein 1
10 Jamu Jawa Asli Cap Kunci Mas Fenilbutason 1
11 Jamu Wang Tong Fenilbutason 1
12 Jamu Tradisional Pegal Linu CapMadu Klanceng Fenilbutason 1
13 Jamu Urat Madu Sildenafil 1
14 Jamu Cobra X Sildenafil, Kafein 2
15 Jamu Daun Tapak Liman Parasetamol, diklofenak 2
16 Jamu Tradisional Jawa Asli CapPutri Sakti Racik Sewu Fenilbutason 1
17 Urat Madu Obat Kuat dan TahanLama Sildenafil 1
18 Okura Obat Kuat Pria Sildenafil 1
19 Jamu Tradisional Asam Urat MaduKlanceng Deksametason, Parasetamol 2
20 Wan Tong Pegel Linu Fenilbutason 1
Jumlah 24
149
Tabel 21. Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter UjiTahun 2017
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN
MS TMS1 Fisika :
▪ pH 6 6 0▪ Organoleptik 1142 1142 0▪ Bobot Jenis 7 7 0▪ Partikel keras dan tajam 1 1 0
2 Kimia :▪ Identifikasi Pewarna
Id Metanil yellow 295 295 0Id Merah K3 304 302 2Id Rhodamin B 304 304 0Id Jingga K1 304 304 0Id Violamin R 278 278 0Id Naphtol yellow S 277 277 0Id Naphtol green B 283 283 0Id Naphtol Blue B 283 283 0Id Sudan III 277 277 0Id Sudan II 277 277 0Id Sudan IV 291 291 0Id Acid orange 276 276 0
▪ Identifikasi PengawetId Metilparaben 55 55 0Id Propilparaben 55 55 0
▪ PK. PengawetPK Metilparaben 525 525 0PK Etilparaben 145 145 0PK Propilparaben 448 448 0PK Butilparaben 108 108 0PK Fenoksietanol 364 364 0PK Asam salisilat 66 66 0PK Asam Sorbat 78 78 0
PK Asam Benzoat 143 143 0
▪ Tabir SuryaPK OMS 139 138 1
▪ PK Etanol dan MetanolPK Metanol 118 117 1
▪ Lain-lain (sebutkan)Id Hidrokinon 682 760 0Id Raksa 685 759 7
150
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAH HASIL PENGUJIANMS TMS
Id As retinoat 658 760 0Id Deksametason 161 161 0Id Hidrokortison Asetat 161 161 0Id Flusinolon asetonid 161 161 0Id Triamsinolon asetonid 161 161 0Id Prednison 161 161 0Id Prednisolon 161 161 0Id Betametason 7-valerat 161 161 0Id Resorsinol 42 42 0Id Kloramfenikol 11 11 0Id Klindamisin HCl 11 11 0Id Fitonadion (Vit K) 146 146 0Id PABA 17 17 0Id Borat 11 11 0Id Salisilat 10 10 0Id Timbal 13 13 0Id Heksaklorofen 43 43 0Id Orthofenilendiamin 7 7 0Id Metafenilendiamin 6 6 0Id Pirogalol 4 4 0Id Teofilin 30 30 0Id Bitionol 58 58 0Id Ketokonazol 10 10 0Id Benzoil peroksida 4 4 0Id Difenhidramin HCl *) 11 11 0Id Dioksan *) 25 25 0Id Kloroform *) 4 4 0Id Triklosan *) 3 3 0Id Dietilenglikol *) 2 2 0Id Camphor *) 1 1 0Id Menthol *) 1 1 0PK Resorsinol 5 5 0PK Triklosan 14 14 0PK H2O2 7 7 0PK Merkaptoasetat 3 3 0PK Zn Pirition 13 13 0PK Raksa 161 161 0PK Pb 107 107 0PK Parafenilendiamin 6 6 0PK Camphor *) 1 1 0PK Menthol *) 1 1 0PK Cadmium *) 16 16 0PK Arsen *) 52 52 0PK Fluoride *) 3 3 0
JUMLAH 10860 10856 4
Catatan : *) parameter yang baru dilakukan tahun 2017
151
Tabel 22. Jenis-Jenis Bahan Berbahaya dalam Sampel KosmetikTahun 2017
No Nama Kosmetik Nama Bahan Berbahaya Jumlah1 2 3 4
1 QL Matte Lipstick 10 ( Lady Red ) Merah K3 12 QL Matte Lipstick 08 ( Flaming Red ) Merah K3 13 Temulawak New DAY & NIGHT CREAM Raksa 1
4 WIDYA Temulawak New DAY & NIGHT CREAMBeauty Whitening Cream Raksa 1
Jumlah 4
Tabel 23. Hasil Pengujian Produk Pangan Menurut Parameter UjiTahun 2017
No Jenis Parameter Uji JumlahHasil Pengujian
MS TMS HPST1 2 3 4 5 6I FISIKA 428 393 21 141 pH 55 47 8 02 Kadar Abu 99 87 1 113 Zat Terlarut 34 34 0 04 Kadar Air 240 225 12 3
II KIMIA 7464 7259 112 931 Penetapan Kadar Lemak 122 108 13 1
2 Penetapan Kadar protein 217 181 11 253 Penetapan Kadar Karbohidrat (proximate) 48 48 0 04 Penetapan Kadar Na Sakarin 588 576 12 05 Penetapan Kadar Na Siklamat 87 76 11 06 Penetapan Kadar Aspartam 191 191 0 07 Penetapan Kadar Asesulfam 209 209 0 08 Penetapan Kadar Na Benzoat 534 515 19 09 Penetapan Kadar Asam Sorbat 534 528 6 0
10 Rasio pengawet 15 12 3 011 Bobot tuntas 35 35 0 012 Penetapan Kadar Etanol & Metanol 20 20 0 013 Penetapan Kadar Natrium Klorida 45 45 0 014 Penetapan Kadar Kalium Iodat 45 45 0 015 Pewarna Sintetik : 1448 1443 5 0
Tartrasin 414 409 5 0Eritrosin 64 64 0 0Ponceau 4 R 177 177 0 0Carmoisin 168 168 0 0Biru Berlin 54 54 0 0Brown HT 101 101 0 0Merah alura 58 58 0 0
152
No Jenis Parameter Uji JumlahHasil Pengujian
MS TMS HPST1 2 3 4 5 6
Kuning FCF 389 389 0 0Curcumin 4 4 0 0Amarant 3 3 0 0Carminum 3 3 0 0Caramel 5 5 0 0Auramin 8 8 0 0
16 Penetapan Kadar Histamin 36 36 0 017 Identifikasi Boraks 138 138 0 018 Cemaran Logam Pb 250 250 0 019 Cemaran Logam Cd 125 125 0 020 Cemaran Hg 126 126 0 021 Cemaran Sn 6 6 0 022 Migrasi formalin 14 14 0 023 Migrasi Pb 26 26 0 024 Migrasi Cd 26 26 0 025 Identifikasi Arsen 304 304 0 026 Identifikasi Formalin 133 133 0 027 Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas 35 35 0 028 Identifikasi Methanyl Yellow 64 64 0 029 Penetapan Kadar Klorida 34 34 0 030 Penetapan Kadar Nitrit 48 47 1 031 Penetapan Kadar Nitrat 9 9 0 032 Identifikasi Rhodamin B 56 52 4 033 Penetapan Kadar Nipagin 23 23 0 034 Penetapan Kadar Nipasol 23 23 0 035 Penetapan Kadar Butil Paraben 23 23 0 036 Penetapan Kadar Etil Paraben 23 23 0 037 Identifikasi Sudan I 12 12 0 038 Identifikasi Sudan II 12 12 0 039 Identifikasi Sudan III 11 11 0 040 Identifikasi Sudan IV 10 10 0 041 Bilangan Peroksida 23 22 0 142 Penetapan Kadar Vitamin A 15 15 0 043 Penetapan Kadar Kloramfenikol 18 18 0 044 HMF 10 7 3 045 Enzim Diastase 10 7 3 046 Laktosa 14 13 1 047 Penetapan Kadar Fe 61 60 1 048 Penetapan Kadar Zn 27 27 0 049 Penetapan Kadar Kofein 25 25 0 050 Penetapan Kadar B H A 35 35 0 051 Penetapan Kadar B H T 35 35 0 052 Penetapan Kadar Sulfit 97 97 0 053 Penetapan Kadar Vitamin B1 27 26 1 054 Penetapan Kadar Vitamin B2 27 21 6 055 Penetapan Kadar Aflatoksin Total 80 80 0 0
153
No Jenis Parameter Uji JumlahHasil Pengujian
MS TMS HPST1 2 3 4 5 6
56 Identifikasi Sakarin 495 456 1 38
57 Identifikasi Siklamat 495 467 0 28
58 Rasio Pemanis 1 0 1 0
59 Penetapan Kadar Propionat 47 45 2 0
60 DON 27 27 0 0
61 TBHQ 25 25 0 0
62 BPA 4 4 0 0
63 Migrasi Hg 18 18 0 0
64 Migrasi Cr ( VI ) 18 18 0 0
65 Migrasi Melamin 14 14 0 0
66 Penetapan Kadar Aflatoksin M1 55 55 0 0
67 Penetapan Kadar Aflatoksin B1 34 34 0 0
68 Penetapan Kadar Okratoksin 22 14 8 0TOTAL 7952 7586 274 92
Tabel 24. Jenis Bahan Berbahaya dalamSampel PanganTahun 2017
No Nama Produk Pangan Nama Bahan Berbahaya Jumlah
1 Gendar boraks 12 Mie basah boraks 23 Pengembang /Bleng boraks 44 Mie basah boraks dan formalin 15 Teri Nasi formalin 36 Arumanis Rhodamin 17 Manisan buah pala Rhodamin 18 Patilo Merah Rhodamin 19 Trasi udang Rhodamin 110 Wajik Sirsat Rhodamin 111 Permen Tape Rhodamin 212 Kue Mangkok /Kue moho Rhodamin 313 Rengginang Rhodamin 314 Bolu Emprit Rhodamin 415 Lanting Rhodamin 1016 Krupuk singkog/ubi Rhodamin 17
Jumlah 55
154
Tabel 25. Hasil Pengujian Mikrobiologi Menurut Parameter UjiTahun 2017
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN
MS TMS1 Pangan
ALT 379 362 17MPN Coliform 3 tabung 216 210 6MPN Coliform 5 tabung 42 41 1Escherichia coli 20 20 0MPN Escherichia coli 221 219 2MPN Escherichia coli ( 5 tabung ) 2 2 0Angka Escherichia coli 4 4 0Angka Kapang 133 130 3Angka Khamir 0 0 0Angka Kapang & Khamir 110 103 7Staphylococcus aureus 36 35 1Angka Staphylococcus aureus 224 224 0Angka Clostridium perfringens 40 40 0Clostridium perfringens 4 4 0Clostridium sp 0 0 0Angka Clostridium sp 18 18 0Salmonella sp 209 208 1Salmonella sp (penyaringan) 44 44 0Vibrio sp 0 0 0Vibrio cholerae 15 15 0Vibrio parahaemolyticus 0 0 0Bacillus cereus 0 0 0Angka Bacillus cereus 119 118 1Enterobacter sakazakii 14 14 0Angka Pseudomonas aeruginosa (saring) 39 36 3Enterobacteriaceae 38 38 0Angka coliform 11 11 0Angka coliform penyaringan 9 7 2Listeria monocytogenes 14 14 0DNA Babi 9 8 1
2 Produk Terapeutik :A L T 0 0 0Uji batas cemaran 0 0 0Uji Sterilitas 22 22 0Uji Potensi 13 14 0Endotoksin 0 0 0DNA spesifik babi 1 0 1Potensi Vaksin 2 2 0Uji Koefisien Fenol 0 0 0Bebas Escherichia coli 0 0 0Escherichia coli 0 0 0Salmonella sp 0 0 0
155
NO JENIS PARAMETER UJI JUMLAHHASIL PENGUJIAN
MS TMSSalmonella aureus 9 9 0Pseudomonas aeruginosa 9 9 0
3 Obat Tradisional :A L T 244 147 97Angka Kapang dan Khamir 244 216 28Angka Khamir 0 0 0Escherichia coli 243 242 1Staphylococcus aureus 244 244 0Salmonella spp 243 243 0Pseudomonas aeruginosa 244 243 1Candida albicans 0 0 0Clostridium perfringens 0 0 0Clostridium tetani 0 0 0Bacillus anthraxis 0 0 0Shigella spp 198 198 0
4 Kosmetik :A L T 802 795 7Uji Efektifitas Pengawet 0 0 0Staphylococcus aureus 802 802 0Candida albicans 802 802 0
Angka Kapang Khamir 802 802 5Pseudomonas aeruginosa 802 802 0Bacillus anthraxis 0 0 0Clostridium perfringens 0 0 0Clostridium tetani 0 0 0
5 Suplemen Makanan
ALT 58 58 0
Angka Kapang & Khamir 58 58 0
Escherichia coli 58 58 0
Salmonella sp 36 36 0DNA babi 2 2 2
JUMLAH 7870 7683 187
156
Tabel 26. Evaluasi Umum Prioritas SamplingProduk Terapetikdan Rokok
Tahun 2017
NO KELAS TERAPI KATAGORI TARGET REALISASI %
RANDOM
1 Antibitok termasuk antituberkulosis danantivirus
E-CAT 56 60 107,1NON 55 58 105,5
2 KardiovaskularE-CAT 38 42 110,5NON 38 36 94,7
3 Obat saluran PernafasanE-CAT 35 25 71,4NON 35 35 100,0
4 Analgesik, antipiretik, antiinflamasi danantihistamin
E-CAT 35 44 125,7NON 35 47 134,3
5 NAPZA dan antipsikosis lain termasukantiepileptik
E-CAT 32 40 125,0NON 33 33 100,0
6 Metabolisme (antidiabetes, diuretik danantikolesterol)
E-CAT 26 29 111,5NON 27 29 107,4
7 Obat saluran pencernaanE-CAT 21 24 114,3NON 20 24 120,0
8 Lain-lainE-CAT 18 9 50,0NON 17 8 47,1
9 AntimalariaE-CAT 14 1 7,1NON 15 4 26,7
10 Antipirai, antiprotozoa, antelmintik danantifungi
E-CAT 14 16 114,3NON 15 17 113,3
11 DermatologisE-CAT 3 1 33,3NON 3 3 100,0
12 Hormon kontrasepsi (obat KB)E-CAT 23 23 100,0NON 23 23 100,0
13 Vaksin dan serumE-CAT 2 2 100,0NON 1 1 100,0
SUB TOTAL634 634 100,0
E-CAT 317 316 99,7NON 317 318 100,3
TARGETED1 E-CAT DI HULU (IF, IFK, PBF) 80 86 107,5
2 TRIGGERED (LOW GMP, RECALL,PENYIMP TMK, IMPOR) 30 33 110,0
3 ROKOK, RL, DLL 16 10 62,5Tambahan DIPA 2017 3
GRAND TOTAL 763 763 100,0
157
Tabel 27. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat TradisionalTahun 2017
NO JENIS SAMPEL / BENTUK SEDIAAN RENCANATAHUNAN Realisasi %
Pencapaian
SURVEILANCE1 Impor 29 29 100%2 Stamina 64 64 100%3 Pelangsing/ Susut perut/singset/diet 55 55 100%
4 J. Rheumatik/Pegal linu/Asam urat/sakitpinggang/encok 70 70 100%
5 J. Nafsu makan,Gemuk badan 10 10 100%
COMPLIANCE1 Serbuk 65 65 100%2 Kapsul 60 61 102%3 Tablet 6 6 100%
4 Pil 20 23 115%5 Cairan Obat Dalam 16 19 119%6 Sediaan Lain 4 4 100%
Spesifik Balai 30 % 173 166 96%
T O T A L 572 572 100%
158
159
Tabel 28. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik tahun 2017
No Sampel
Sediaan
SubTotal
Sed.Bayi
Sed.Hygiene
Mulut
Sed.Kebersihan Badan
Sed.Mandi
Sed. MandiSurya dan
TabirSurya
Sed.Perawatan kulit
Sed. Pewarna
Rambut
Sed.Rambut
Sed.RiasMata
Sed.Rias
Wajah
Sed.Kuku
Sed.Wangi-
wangian
Sed.Cukur
1 Compliancea. Banyak iklan
a.1. Lokala.1.1. rencana 32 9 29 9 1 80a.1.2. realisasi 32 9 29 9 1 80
a.2. Impor 20 28 20 10 2 80a.2.1. rencana 20 28 20 10 2 80a.2.2. realisasi
b. CPKB , belumkonsisten
b.1. rencana 5 5 43 53b.2. realisasi 5 5 43 53
2 Surveilance/Compliancea. Resiko tinggi
a.1. Lokala.1.1. rencana 1 66 1 18 86a.1.2. realisasi 1 68 1 18 88
a.2. Impora.2.1. rencana 9 14 41 22 86a.2.2. realisasi 9 14 41 24 88
b. Track recordb.1. Lokal
b.1.1. rencana 44 1 12 57b.1.2. realisasi 44 - 10 54
b.2. Imporb.2.1. rencana 26 8 23 57b.2.2. realisasi 26 9 23 58
160
No Sampel
Sediaan
SubTotal
Sed.Bayi
Sed.Hygiene
Mulut
Sed.Kebersihan Badan
Sed.Mandi
Sed. MandiSurya dan
TabirSurya
Sed.Perawatan kulit
Sed. Pewarna
Rambut
Sed.Rambut
Sed.RiasMata
Sed.Rias
Wajah
Sed.Kuku
Sed.Wangi-
wangian
Sed.Cukur
c. On Linec.1. rencana 5 25 12 4 46c.2. realisasi 5 25 12 4 46
d. MLMd.1. rencana 2 25 10 20 57d.2. realisasi 2 23 10 20 55
e. Klinik salon & Spae.1. rencana 6 60 3 69e.2. realisasi 6 60 3 69
f. China Taiwanf.1. rencana 25 12 20 57f.2. realisasi 25 12 20 57
g. Menengah ke bawahg.1. rencana 20 10 20 7 57g.2. realisasi 20 10 20 7 57
h. Diduga mengandungbahan tidak stabil
h.1. rencana 11 11h.2. realisasi 11 11
3 Lokal Spesifika. rencana 1 1 7 5 8 278 4 3 32 7 346b. realisasi 1 1 7 5 8 278 4 3 32 7 346
TOTALa. rencana 11 3 12 15 14 689 3 41 86 228 11 26 3 1142b. realisasi 11 3 12 15 14 689 3 41 86 228 11 26 3 1142
Prosentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Tabel 29. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen MakananTahun 2017
NO JENIS SAMPEL (sesuai prioritas sampling) RENCANATAHUNAN Realisasi %
PencapaianSurveilance
1 Impor 20 20 100%2 Stamina 27 27 100%3 Pelangsing/ Susut perut/singset/diet 15 15 100%4 Gym/fitness 5 5 100%5 J. Rheumatik/Pegal linu/Asam urat/sakit pinggang/encok 10 10 100%
Compliance1 Serbuk 6 6 100%
2 Kapsul 8 6 75%
3 Tablet / Tablet Effervesenc 20 21 105%
4 Cairan Obat Dalam 20 21 105%
5 Tablet Kunyah non Gummy 3 3 100%
Lokal Spesifik 56 56 100%
Jumlah 190 190 100%
Tabel 30. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Produk PanganTahun 2017
NO Nama Produk RENCANA REALISASI %
A Pangan Bertarget 171 172 1011 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) 34 34 1002 Kecap manis/asin 23 23 1003 Jam buah/selai buah 23 23 1004 Sirup berperisa 23 24 1045 Sosis Daging 11 11 100
6 Kacanggaring/bawang/telur/tanah/panggang/atom/bali 23 23 100
7 Saus tomat/cabe 34 34 100B Pangan SNI wajib 99 101 1021 Kakao bubuk 10 8 802 Tepung terigu 15 27 1803 Gula kristal rafinasi 4 4 1004 Gula kristal putih/gula pasir 5 5 1005 Garam beriodium 50 45 906 Kopi instant 15 12 80C Pangan Rutin 845 842 1001 Produk-produk susu dan analognya 35 36 103
Es krim 10 10 100Susu UHT (plain & berperisa) 20 20 100Susu Pasteurisasi 5 6 120
2 Lemak, minyak dan emulsi minyak 35 35 100Margarin 10 10 100Minyak Goreng (kelapa sawit) 15 15 100Minyak Kelapa (refined bleached deodorized coconutoil) 10 10 100
161
NO Nama Produk RENCANA REALISASI %
3 Buah-sayur 45 45 100Buah dalam kemasan 20 20 100Keripik buah 15 15 100Manisan buah 10 10 100
4 Kembang gula/permen, dan cokelat 75 75 100Kembang gula keras/permen keras 20 20 100Kembang gula lunak/gulakapas/arumanis/gulali/marshmallow 20 20 100
Kembang gula karet 15 15 100Cokelat 20 20 100
5 Serealia & produk serealia 45 45 100Mi Instan 15 15 100Mi basah 10 10 100Tahu 10 10 100Dodol/Jenang 10 10 100
6 Produk bakeri 55 56 102Biskuit 25 25 100Roti Tawar 10 10 100Cake (keik) 10 11 110Premiks produk bakeri 10 10 100
7 Daging dan produk daging 45 48 107Kornet daging 10 10 100Nuget ayam 15 16 107Bakso daging 15 16 107Dendeng daging 5 6 120
8 Ikan dan produk perikanan 60 61 102Ikan dalam kaleng 15 15 100Udang dan Hasil Olahnya 5 5 100Ikan dan hasil olahnya (Bakso, otak2, siomay,empek2) 30 31 103
Terasi 10 10 1009 Pemanis, termasuk madu 10 10 100
Madu 10 10 10010 Garam, rempah, sup, saus, salad, produk protein 25 25 100
Bumbu siap pakai 25 25 10011 Produk pangan untuk keperluan gizi khusus 85 85 100
Formula Bayi 15 15 100Formula Lanjutan 15 15 100Formula Pertumbuhan 20 20 100Minuman khusus ibu hamil dan menyusuiatau ibu menyusui 15 15 100
MP-ASI Bubuk Instan 10 10 100MP-ASI Biskuit Bayi 10 10 100
12 Minuman, tidak termasuk produk susu 125 121 97Air Minum Isi Ulang (AMIU)/Depo Air Minum) 10 10 100Minuman Beralkohol 10 10 100Serbuk minuman berperisa 25 25 100Minuman rasa buah 25 20 80Sari buah 15 15 100Minuman Teh dalam kemasan 15 15 100Teh Kering dalam kemasan 15 15 100Minuman Kopi dalam kemasan 10 11 110
162
NO Nama Produk RENCANA REALISASI %
13 Makanan ringan siap santap 105 105 100Jagung Marning / Berondong 10 11 110Makanan ekstrudat (Chiki/Taro dll) 25 25 100Makanan Ringan (kripik, umbi, peyek, emping dll) 40 42 105Kerupuk ikan/udang 30 27 90
14 Bahan Tambahan Pangan 20 20 100BTP pewarna merah 5 5 100BTP pewarna kuning 5 5 100BTP pengembang (na-bikarbonat, soda kue, bakingsoda/powder) 5 5 100
BTP perisa 5 5 10015 Pangan Jajanan Anak Sekolah 16 16 10016 Pangan DNA babi 9 9 10017 Lain-lain 25 20 8018 Lokal spesifik 30 30 100D KEMASAN PANGAN 25 25 1001 Kemasan Pangan 25 25 100
TOTAL 1.140 1.140 100
163
Tabel 31. Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kemasan PanganTahun 2017
NO JENIS SAMPEL (sesuaiprioritas sampling) RENCANA TAHUNAN Realisasi % Pencapaian
1 Melamin 14 14 100
2 Galon 1 1 100
3 Peralatan Makan MinumBayi 3 3 100
4 Keramik 5 5 100
5 Logam 1 1 100
164
165
Tabel 32. Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus Di Bidang Narkotika dan PsikotropikaTahun 2017
Jum
lah
Sam
pel
Hasil Pengujian
Narkotika Psikotopika Negatif
Her
oin/
Puta
w
Gan
ja
Kod
ein
Mor
fin
MD
MA
/Eks
tasi
Met
amfe
tam
in/S
habu
Am
feta
min
Jum
lah
Dia
zepa
m
Bro
maz
epam
Lora
zepa
m
Alp
razo
lam
Clo
naze
pam
Jum
lah
Trih
eksi
phen
idil
Tram
adol
Jum
lah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
78 - - - - - 6 - 6 - - 1 18 10 29 40 3 43
Tabel 33. Profil Kemampuan Kerja Tenaga PengujiTahun 2017
No Laboratorium JumlahTenaga
JumlahSampel
Yang Diuji
JumlahParameter
Uji
Kemampuan KerjaPerorang/Tahun
Sampel Parameter Uji
1 Terapetik & NAPZA 7 763 3930 109 561,4
2 Obat Tradisional&Suplemen kesehatan 8 773 5460 96.6 682.5
3 Kosmetik 8 1156 9760 144.5 1220
4 Pangan dan BahanBerbahaya 11 1290 8162 117,27 742
5 Mikrobiologi 9 1612 7871 179,11 874,55Total 43 5594 35183 646 4080
166
167
Tabel 34. Hasil Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana Di Bidang Obat dan MakananTahun 2017
NO JenisProduk Jumlah Kasus
Tindak Lanjut JumlahPPNSAktif
KeteranganNon-Justisia % Pro-Justisia %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Obat dan PKRT 5 5 100
5 orang
Total jumlah PPNS 13 orang terdiri dari :˗ Kepala Balai˗ Kepala Bidang Pemdik˗ Kepala Bidang Serlik˗ Kepala Seksi Pemeriksaan˗ Kepala Seksi Penyidikan˗ Kepala Seksi LIK˗ 1 orang di Seksi Pemeriksaan˗ 4 orang di Seksi Penyidikan˗ 1 orang di Bid Pengujian Pangan˗ 1 orang di Bid Pengujian Mikro
2 Obat tradisional 2 2 100
3 Kosmetika
4 Suplemen makanan
5 Pangan 2 2 100
TOTAL 9 9 100
168
Tabel 35. Tindak Lanjut Kasus Pro-Justisia di Bidang Obat dan MakananTahun 2017
No JenisProduk
JumlahKasus
Tindak Lanjut
KeteranganSPDP P 18 / P 19 P 21 PutusanPengadilan
Dilimpahkan kePOLRI %
Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Obat dan PKRT 5 5 100 2 40 3 60 3 60 - -
2 Obat tradisional 2 2 100 - - 2 100 1 50 - -
3 Kosmetika - - - - - - - - - - -
4 Suplemenmakanan - - - - - - - - - - -
5 Pangan 2 2 100 2 100 1 50 - -
Total 9 9 100 2 40 9 100 5 55 - - -
169
Tabel 36. Jumlah Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis ProdukTahun 2017
NO JENIS PERTANYAAN
JENIS PRODUK TOTAL PERJENIS
PERTANYAAN
OBAT PANGAN OT KOSMETIK SUPLEMENKESEHATAN PKRT NAPZA BB ALKES INFO
UMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131. Kontra Indikasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02. Efek samping 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03. Indikasi 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14. Kegunaan / Manfaat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05. Dosis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06. Peringatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07. Interaksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08. Aturan Pakai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. Farmakokinetika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010. Pengujian 8 70 12 10 0 2 1 4 2 9 11811. Cara Penyimpanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012. Stabilitas 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 113. Zat Pengawet 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 214. Zat Pemanis 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 215. Zat Pewarna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 016. BTP Lain 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 117. Angka Kecukupan 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 218. Gizi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 019. Proses Pendaftaran 23 340 83 104 6 1 0 1 6 2 56620. Sertifikat 46 29 44 101 83 0 0 0 1 4 30821. Inspeksi 3 2 1 0 1 0 0 0 0 0 722. Produk Terdaftar 2 5 9 19 1 0 0 0 0 0 3623. Public Warning 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2
170
NO JENIS PERTANYAAN
JENIS PRODUK TOTAL PERJENIS
PERTANYAANOBAT PANGAN OT KOSMETIK SUPLEMEN
KESEHATAN PKRT NAPZA BB ALKES INFOUMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1324. Periklanan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 125. Label Halal 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 326 No Batch 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 027 No Reg 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 028 Tanggal Kadaluarsa 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 129 Komposisi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 030 Desain Kemasan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 131 Logo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 132 Harga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 133 Literatur / Peraturan 2 4 2 0 0 0 0 2 0 3 1334 Produsen/ Distributor 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 135 Brosur / Buletin / Leaflet / Makalah 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 236 Manajemen Badan POM 12 50 7 13 0 0 1 0 0 26 10937 Info Penyakit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 038 Pelayanan Publik 5 4 3 7 10 0 0 0 0 11 40
Total 102 518 163 256 101 3 2 7 9 58 1219
171
Tabel 37. Penggolongan Konsumen Menurut ProfesiTahun 2017
NO PROFESI JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES TOTAL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Apoteker 16 12 20 7 15 7 22 9 9 7 8 17 1492. Asisten Apoteker 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03. Dokter 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 84. Ibu Rumah Tangga 2 1 4 2 5 2 0 1 3 1 2 1 245. Karyawan 33 31 51 26 43 30 32 38 27 18 18 30 3776. Pelajar/ mahasiswa 16 9 10 9 12 12 13 10 11 5 10 19 1367. Tenaga kesehatan lain 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 18. Wartawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. Pelaku Usaha 38 44 37 16 34 33 34 41 23 19 15 32 366
10. Pengacara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011. PNS/TNI/POLRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012. Peneliti 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013. LSM 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 314. Sarjana Hukum 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 315. Umum 21 18 20 12 13 11 10 13 8 5 5 16 152
T o t a l 129 117 143 73 123 95 111 115 83 56 59 115 1219
172
Tabel 38. Sarana Yang Dipergunakan Konsumen Dalam Menyampaikan Pengaduan/PertanyaanTahun 2017
NO SARANA YANGDIGUNAKAN JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151. E-mail 0 0 2 1 2 0 1 2 1 0 0 0 92. Fax 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03. Langsung 99 81 101 48 79 81 88 95 67 49 50 88 9264. Surat 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 15. Telepon 16 19 23 10 21 9 17 10 9 4 9 15 1626. SMS 12 15 11 11 17 5 4 7 3 3 0 12 1007. Medsos 2 2 6 3 3 0 1 1 3 0 0 0 21
T o t a l 129 117 143 73 123 95 111 115 83 56 59 115 1219
Tabel 39. Jumlah IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangans/d Tahun 2017
Tahun Jumlah IRT yangMengikuti PKP
Jumlah IRTP YangMendapatkan Sertifikat
Jumlah Produk YangMendapatkan Sertifikat
2003 s.d.2013 7.173 6977 62102014 1.151 1138 7722015 1.756 1648 13162016 1.596 1596 10992017 4.108 4108 5144
JUMLAH 15.784 15.467 14.541
Tabel 40. Data Kasus Keracunan di Propinsi DIYTahun 2017
No. Penyebab Frekwensi Jumlah PenderitaYang Sakit
Jumlah PenderitaYang Meninggal
1 Obat 16 16 52 Obat Tradisional 1 1 03 Makanan 15 15 04 Suplemen 0 0 05 Kosmetik 1 1 06 Napza 1 1 07 Binatang 23 23 08 Pestisida/Insektisida 9 9 09 Minuman Keras 27 27 0
10 Tumbuhan Beracun 0 0 011 Kimia Rumah Tangga 26 26 112 Kimia Industri 1 1 013 Campuran 1 1 014 Tidak diketahui 1 1 0
TOTAL 122 122 0Sumber Data : Laporan Akhir KLB Keracunan Pangan BBPOM di Yogyakarta
173
174
Tabel 41. Frekwensi Kasus Keracunan Menurut Kabupaten/KotaTahun 2017
Frekuensi
Kab./Kota
Penyebab
JMLObat OT Maka
nanSuplemen
Kosmetika NAPZA Binata
ngPestisida/Insektisi
daMIRAS
Tumbuhan
Beracun
KimiaRumahTangga
PKRT Campuran
Pencemaran
Lingkungan
TidakDiketahui
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Yogyakarta 5 0 10 1 0 0 4 2 14 0 15 0 1 1 0 53
Bantul 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 7
Sleman 10 0 5 0 1 1 19 4 12 0 6 1 0 0 0 59
Kulonprogo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gunungkidul 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3
JUMLAH 16 0 15 1 1 1 23 9 27 0 26 1 1 1 0 122
Tabel 42. Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan MakananTahun 2017
NO. PRODUK JENIS MEDIA JUMLAH YANG DIAWASI TANGGAPANBADAN POM
Jml MS TMS1 Obat - Media Cetak - - -
- Media Elektronik 49 44 5
- Media Luar Ruang 55 48 7
- Leaflet / Brosur 16 9 7
2 Obat Tradisional - Media Cetak 7 6 1
16- Media Elektronik 101 85 16- Media Luar Ruang 72 18 54
- Leaflet / Brosur 223 145 78
3 SuplemenKesehatan
- Media Cetak - - -
1- Media Elektronik 34 33 1- Media Luar Ruang 79 35 44
- Leaflet / Brosur 85 68 17
4 Makanan / Minuman - Media Cetak 32 25 7
-- Media Elektronik 145 78 67- Media Luar Ruang 60 56 4- Leaflet / Brosur 85 27 58
5 Kosmetika - Media Cetak 224 223 118- Media Elektronik 206 198 8
- Media Luar Ruang 211 196 15- Leaflet / Brosur 555 552 3
6 Alat Kesehatan - Media Cetak 0 0 0- Media Elektronik 0 0 0- Media Luar Ruang 0 0 0
- Leaflet / Brosur 0 0 0
7 PKRT - Media Cetak 0 0 0- Media Elektronik 0 0 0- Media Luar Ruang 0 0 0
- Leaflet / Brosur 0 0 0
8 Rokok - Media Cetak 3 3 -
- Media Elektronik - - -
- Media Luar Ruang 291 191 100
- Leaflet / Brosur - - -
TOTAL 2323 1664 2534 2041
175
176
Tabel 43Laporan Realisasi Anggaran
Tahun 2017
NO SUMBERANGGARAN BELANJA PEGAWAI (RP) BELANJA BARANG (RP) BELANJA MODAL BELANJA
PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Rupiah Murni(RM) 8.082.629.000 7.722.050.839 12.556.953.000 12.154.323.069 21.049.468.000 19.788.937.529 43.119.050.000 41.100.891.111
2 PNP 1.441.000.000 1.378.621.174 59.000.000 56.958.500JUMLAH 8.082.629.000 7.722.362.741 14.007.953.000 13.532.994.243 21.108.468.000 19.845.896.029 43.119.050.000 41.100.891.111
Balai Besar POM di YogyakartaJl. Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta 55244Telp. (0274)561038, Telp/Fax (0274) 519052
E-mail : [email protected] ,[email protected]
Balai Besar POM di YogyakartaJl. Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta 55244Telp. (0274)561038, Telp/Fax (0274) 519052
E-mail : [email protected] ,[email protected]
Balai Besar POM di YogyakartaJl. Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta 55244Telp. (0274)561038, Telp/Fax (0274) 519052
E-mail : [email protected] ,[email protected]