laporan sk 4 - pemeriksaan ekg

50
A. Pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) Sebagian besar arus listrik yang menyebar dari jantung ke jaringan di sekitarnya dicetuskan oleh adanya impuls yang melewati jantung. Tidak hanya itu, arus listrik juga akan menyebar ke berbagai tempat di seluruh permukaan tubuh. Jika kita memasang elektroda pada kulit yang berlawanan dengan sisi jantung, maka akan timbul potensial listrik yang dapat direkam; rekaman inilah yang disebut dengan elektrokardiogram (EKG). 1,2 Gelombang Depolarisasi dan Repolarisasi Sel jantung dalam keadaan istirahat akan lebih negatif bagian dalam selnya daripada sisi luar. Keadaan ini disebut sebagai polarisasi. Polarisasi tersebut dijaga agar tetap berada dalam keadaan yang stabil oleh pompa membran karena pompa tersebut akan mendistribusikan berbagai ion (seperti kalium, kalsium, natrium, dan klorida) ke dalam sel jantung dengan baik. Namun, sel jantung akan kehilangan potensial negatifnya jika terjadi depolarisasi. 1,2

Upload: debby-sanders

Post on 16-Feb-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pemeriksaaan ekg

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

A. Pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram)

Sebagian besar arus listrik yang menyebar dari jantung ke jaringan di sekitarnya

dicetuskan oleh adanya impuls yang melewati jantung. Tidak hanya itu, arus

listrik juga akan menyebar ke berbagai tempat di seluruh permukaan tubuh. Jika

kita memasang elektroda pada kulit yang berlawanan dengan sisi jantung, maka

akan timbul potensial listrik yang dapat direkam; rekaman inilah yang disebut

dengan elektrokardiogram (EKG).1,2

Gelombang Depolarisasi dan Repolarisasi

Sel jantung dalam keadaan istirahat akan lebih negatif bagian dalam selnya

daripada sisi luar. Keadaan ini disebut sebagai polarisasi. Polarisasi tersebut

dijaga agar tetap berada dalam keadaan yang stabil oleh pompa membran karena

pompa tersebut akan mendistribusikan berbagai ion (seperti kalium, kalsium,

natrium, dan klorida) ke dalam sel jantung dengan baik. Namun, sel jantung akan

kehilangan potensial negatifnya jika terjadi depolarisasi.1,2

Gambar 1. Depolarisasi dan repolarisasi

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 2: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Depolarisasi merupakan suatu keadaan dimana muatan (potensial listrik)

bagian dalam sel jantung mulai bergeser ke positif dan biasanya akan

mengawali suatu siklus kontraksi maupun relaksasi jantung. Depolarisasi

dimulai pada satu sel dan akan menyebar ke sel lainnya sehingga semua

bagian terdepolarisasi. Setelah terdepolarisasi sempurna, sel jantung akan

kembali ke keadaan istirahatnya (potensial negatif) melalui proses

repolarisasi. Baik depolarisasi maupun repolarisasi akan dapat direkam

gelombang listriknya jika elektroda dipasang pada permukaan tubuh sehingga

dapat disimpulkan bahwa semua gambaran EKG yang kita baca merupakan

suatu manifestasi dari kedua gelombang di atas.1,2

Sel-Sel Jantung

Secara umum jantung terdiri atas 3 sel, yaitu sel pacu jantung, sel penghantar

listrik, dan sel miokardium yang mempunyai peran dan fungsi yang berbeda.1,2

1. Sel pacu jantung

Mulainya suatu siklus kontraksi dan relaksasi jantung diawali dari

terdepolarisasinya sel pacu jantung yang terletak di sebelah atas dari

atrium kanan sehingga sering disebut sebagai nodus sinoatrial (SA).

Nodus SA berukuran 5-10 µm dan akan terdepolarisasi secara spontan

sehingga mencetuskan potensial aksi dari satu sel ke sel lainnya.1,2

Page 3: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 2. Sel-sel jantung

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Potensial aksi pada sel jantung berbeda dengan potensial aksi yang dikenal

secara umum. Pada sel jantung, tidak dikenal suatu potensial istirahat

sejati. Artinya, keadaan sewaktu muatan listriknya mencapai potensial

negatif minimal tidak akan dipertahankan lama karena sel tersebut akan

terus berdepolarisasi secara perlahan hingga mencapai nilai ambang untuk

depolarisasi maksimal.1,2

Gambar 3. Potensial aksi yang umum dikenal

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 4: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 4. Potensial aksi pada sel jantung

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Nodus SA menghasilkan frekuensi sebesar 60-100 kali/menit namun

frekuensinya bergantung pula pada aktivitas saraf otonom serta kebutuhan

tubuh akan peningkatan curah jantung. Saraf simpatis (mis. adrenalin)

akan mempercepat frekuensi nodus sinus dan diperlambat dengan adanya

aktivitas saraf parasimpatik (mis. vagus). Selain itu, ketika berolahraga

frekuensi denyut jantung meningkat dan menurun sewaktu beristirahat.1,2

Gambar 5. Pencetusan impuls oleh nodus SA

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Sebenarnya, semua sel jantung dapat mencetuskan impuls listrik layaknya

sel pacu jantung. Akan tetapi, kemampuan tersebut ditekan sehingga

hanya nodus SA-lah yang memiliki peran utama tersebut. Kemampuan

layaknya sel pacu jantung (nodus SA) pada sel jantung lain mungkin akan

berguna ketika sel pacu jantung itu sendiri gagal mencetuskan impuls

karena adanya rangsangan saraf simpatik maupun penyakit jantung atau

kelainan lain.1,2

2. Sel penghantar listrik

Page 5: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Sel ini mirip dengan kabel listrik karena dapat menghantarkan listrik ke

daerah jantung yang jauh secara cepat dan efisien. Pada ventrikel, sel ini

akan bergabung dan membentuk jalur listrik yang berbeda. Sementara itu,

jalur konduksi (penghantar listrik) pada atrium lebih bervariasi. Salah satu

jalur konduksi atrium berada pada daerah di sebelah atas septum intra-

atrium yang dapat mengaktivasi secara cepat atrium kiri dan kanan.1,2

Gambar 6. Sistem konduksi pada jantung

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

3. Sel miokardium

Sel ini berukuran sekitar 50-100 µm dan berperan memompa darah ke

seluruh tubuh melalui kontraksi dan relaksasi. Peranannya dalam

berkontraksi memungkinkan sel miokardium memiliki banyak sekali

protein aktin dan miosin.1,2

Page 6: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 7. Sel otot jantung dalam keadaan istirahat dan sewaktu berkontraksi

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Sel miokardium akan berkontraksi sewaktu gelombang depolarisasi

mencapai sel tersebut dan terjadi pelepasan kalsium ke dalam sel. Proses

ini dinamakan dengan kopling eksitasi-kontraksi.1,2

Proses penghantaran arus listrik pada sel miokardium tidak seefisien bila

dibandingkan dengan proses yang terjadi pada sel penghantar listrik. Hal

ini dibuktikan dengan lambatnya gelombang depolarisasi mencapai

seluruh sel miokardium sewaktu sel ini terdepolarisasi.1,2

Penyesuaian Voltase dan Waktu pada Elektrokardiogram

Page 7: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Pada kertas EKG terdapat garis tebal dan tipis yang berjalan secara vertikal dan

horizontal. Garis tebal membentuk satu kotak besar yang berukuran 5x5 mm dan

terdiri atas beberapa kotak kecil yang satu kotaknya berukuran 1x1 mm.1,2

Gambar 8. Gelombang khas pada EKG

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Gambaran berupa gelombang yang sering terlihat pada kertas EKG lebih banyak

menunjukkan aktivitas listrik dari sel miokardium dibandingkan dengan sel pacu

jantung dan penghantar listrik. Seperti gelombang pada umumnya, gelombang

yang terbaca pada EKG juga memiliki durasi, amplitudo, serta konfigurasi

(bentuk).1,2

Gambar 9. Dua macam gelombang dengan durasi yang sama, namun berbeda

dalam nilai amplitudonya

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 8: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Durasi yang dinyatakan sebagai waktu (satuan detik) ditunjukkan sebagai garis

horizontal. Satu kotak kecil berdurasi 0,04 detik sehingga jika dihitung satu kotak

besar menunjukkan durasi sebesar 0,2 detik. Sementara itu, amplitudo yang

diukur dalam millivolt (mV) ditunjukkan dalam garis vertikal dengan satu kotak

kecil bernilai 0,1 mV sehingga satu kotak besar bernilai lima kali lebih besar yaitu

0,5 mV. Untuk konfigurasi, dapat dinilai kesimetrisan gelombangnya.1,2

Gelombang P, Kompleks QRS, dan Gelombang T

1. Depolarisasi atrium

Depolarisasi spontan oleh nodus sinoatrial (SA) mengawali suatu siklus

kontraksi karena terdepolarisasinya sel miokardium kedua atrium. Elektroda

pada permukaan tubuh akan merekam peristiwa tersebut sebagai gelombang

kecil yang disebut sebagai gelombang P. Gelombang P merekam penyebaran

depolarisasi pada sel miokard atrium dari awal hingga akhir.1,2

Gambar 10. Depolarisasi atrium

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Gambar 11. Defleksi kecil pada EKG berupa gelombang P

Page 9: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Gambar 12. Komponen gelombang P

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Karena nodus SA berada pada atrium kanan, maka atrium kanan akan lebih

dulu teraktivasi sebelum atrium kiri. Oleh karena itu, pada gelombang P

terekam dua komponen (baik gelombang depolarisasi atrium kanan maupun

kiri) dalam satu gelombang. Setelah terdepolarisasi sempurna, gambaran pada

EKG kembali menjadi datar. Gelombang yang kembali menjadi datar ini

merupakan suatu jeda sepersekian detik sebelum depolarisasi ventrikel yang

terjadi karena arus listrik melewati nodus atrioventrikular (AV).1,1

Gambar 13. Nodus AV menghambat sesaat gelombang depolarisasi

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 10: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 14. Jeda konduksi oleh nodus AV terdeteksi oleh EKG sebagai garis

datar (tenang)

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Nodus AV memisahkan atrium dan ventrikel sehingga arus listrik dari atrium

tidak langsung masuk ke ventrikel. Peristiwa ini sangat penting agar atrium

dapat mengosongkan seluruh isinya ke ventrikel sebelum terjadi kontraksi

ventrikel. Tidak berbeda jauh dengan nodus SA, penghantaran arus listrik oleh

nodus AV juga dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Rangsang simpatis

mempercepat hantarannya, namun diperlambat dengan rangsang vagus

(parasimpatis).1,2

2. Depolarisasi ventrikel

Setelah kira-kira sepersepuluh detik, arus listrik akan bergerak dari nodus AV

menuju ke kedua ventrikel (kanan dan kiri) melalui sel penghantar listrik

khusus. Sel penghantar listrik (sistem konduksi listrik) ini terbagi menjadi 3

bagian, yaitu berkas His, cabang berkas His, dan serabut purkinje terminal.1,2

Page 11: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 15. Sistem konduksi ventrikel

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Berkas His keluar dari nodus AV dan bercabang menjadi cabang berkas His

kanan dan cabang berkas His kiri. Cabang berkas His kanan menghantarkan

gelombang depolarisasi menuju sisi kanan septum interventrikuler hingga

apeks ventrikel kanan. Sementara itu, cabang berkas His kiri terbagi lagi

menjadi fasikula septum, fasikula anterior, dan fasikula posterior yang

mempunyai peran masing-masing.1,2

Gambar 16. Gambaran konduksi ventrikel yang lebih rinci

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 12: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Fasikula septum berperan untuk mendepolarisasi septum interventrikuler dari

kiri ke kanan. Sedangkan, fasikula anterior dan posterior secara berurutan

akan mendepolarisasi permukaan anterior dan posterior ventrikel kiri.1,2

Gambar 18. Depolarisasi ventrikel

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)6

Gambar 19. Kompleks QRS

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Baik cabang berkas His kanan maupun kiri (beserta fasikula) akan berakhir

pada serabut purkinje yang ukurannya sangat halus dan tidak terhitung

jumlahnya. Selanjutnya, serabut purkinje akan mendepolarisasi sel

miokardium ventrikel. Terdepolarisasinya sel miokardium ventrikel akan

merangsang kontraksi ventrikel sehingga pada gambaran EKG akan terbaca

sebagai kompleks QRS. Kompleks ini seringkali terdiri atas gelombang Q,

Page 13: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

gelombang R, dan gelombang S. Karena massa otot ventrikel jauh lebih besar

daripada massa otot atrium, maka amplitudo (voltase) kompleks QRS jauh

lebih besar daripada amplitudo gelombang P. Selain itu, bentuk dari kompleks

QRS juga bervariasi dan rumit yang menandakan bahwa rumitnya jalur

depolarisasi ventrikel.1,2

Berbagai konfigurasi (bentuk) dari kompleks QRS telah dinamai sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.1

a. Defleksi (gelombang) pertama yang mengarah ke bawah disebut sebagai

gelombang Q1

b. Defleksi pertama yang mengarah ke atas disebut sebagai gelombang R1

c. Jika muncul defleksi kedua yang mengarah ke atas disebut sebagai R’ (R-

prime)1

d. Defleksi pertama yang mengarah ke bawah setelah gelombang R disebut

sebagai gelombang S. Oleh karena itu, jika terdapat suatu defleksi yang

mengarah ke atas pada awal kompleks, maka defleksi itu disebut sebagai

gelombang R yang jika diikuti oleh defleksi ke bawah, maka defleksi

tersebut dibaca sebagai gelombang S, bukan gelombang Q. Gelombang Q

merupakan defleksi yang terjadi pada awal kompleks bukan setelah suatu

gelombang dalam kompleks QRS.1

e. Jika konfigurasinya hanya terdiri dari satu defleksi yang mengarah ke

bawah maka disebut sebagai gelombang QS.1

Berikut ini beberapa konfigurasi QRS yang sering ditemui.

Page 14: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 20. Bagian-bagian kompleks QRS yang telah disepakati

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Bagian paling awal dari kompleks QRS merupakan gambaran dari

depolarisasi septum interventrikuler (terlihat sebagai gelombang Q yang

bernilai negatif, berukuran kecil) oleh fasikula septum yang kemudian diikuti

oleh terdepolarisasinya ventrikel kanan dan kiri secara hampir bersamaan.

Akan tetapi, karena massa otot ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel

kanan maka yang sering terlihat pada EKG merupakan gambaran

terdepolarisasinya ventrikel kiri.6,7

Page 15: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 21. Depolarisasi sekat pada awal kompleks QRS

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

3. Repolarisasi ventrikel

Sebenarnya atrium juga mengalami repolarisasi setelah sel miokardiumnya

terdepolarisasi sempurna. Akan tetapi, karena aktivitas listriknya kecil, maka

terhalang oleh kompleks QRS yang memiliki aktivitas listrik yang jauh lebih

besar yang juga terjadi secara bersamaan dengan terepolarisasinya atrium.1,2

Gambar 22. Repolarisasi ventrikel

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 16: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 23. Gelombang T yang terekam pada EKG

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Sebelum masuk ke repolarisasi ventrikel, sel miokardium akan mengalami

masa refrakter singkat yang memungkinkan sel untuk kebal terhadap berbagai

rangsangan. Masa repolarisasi ventrikel berguna untuk memulai suatu siklus

kontraksi ketika timbul suatu rangsangan baru. Repolarisasi ventrikel pada

EKG dibaca sebagai gelombang T.1,2

Untuk menghubungkan berbagai gelombang yang terlihat pada EKG, maka

terdapat beberapa garis lurus yang telah ditetapkan sesuai standar. Secara

umum, garis-garis lurus terbagi dalam 2 istilah yaitu segmen dan interval.

Segmen merupakan satu garis lurus yang menghubungkan dua buah

gelombang, sedangkan interval merupakan cakupan satu gelombang dan garis

lurus yang menghubungkannya dengan gelombang lain.1,2

Gambar 24. Beberapa garis lurus pada EKG

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 17: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Interval PR mencakup gelombang P dan garis lurus yang menghubungkannya

dengan kompleks QRS. Oleh karena itu, interval PR mengukur waktu awal

depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi ventrikel.1,2

Segmen PR merupakan suatu garis lurus yang menghubungkan akhir

gelombang P hingga awal kompleks QRS. Oleh karena itu, segmen ini

mengukur waktu dari akhir depolarisasi atrium hingga awal depolarisasi

ventrikel.1,2

Gambar 25. Segmen dan Interval PR

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Segmen ST merupakan suatu garis lurus yang menghubungkan akhir

kompleks QRS hingga awal gelombang T. Oleh karena itu, segmen ini

mengukur waktu dari akhir depolarisasi ventrikel hingga awal repolarisasi

ventrikel.1,2

Page 18: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Interval QT mencakup kompleks QRS, segmen ST, dan gelombang T. Oleh

karena itu, interval ini mengukur waktu dari awal depolarisasi ventrikel

hingga akhir repolarisasi ventrikel.1,2

Gambar 26. Segmen ST, Interval QT, dan Interval QRS

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Interval QRS digunakan untuk mengukur waktu depolarisasi ventrikel atau

dengan kata lain interval ini mengukur waktu dari kompleks QRS.1,2

Gambar 27. Garis-garis lurus pada EKG

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Membuat Gelombang

Page 19: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Secara umum, elektroda positif yang ditempatkan di permukaan tubuh seperti

pada lengan kiri akan merekam gelombang yang berbeda jika elektroda tersebut

ditempatkan pada lengan kanan maupun tungkai kiri dan kanan. Hal ini dapat

terjadi karena adanya gelombang depolarisasi dan repolarisasi. Gelombang

depolarisasi yang mendekat ke elektroda positif akan merekam defleksi positif

pada EKG dan terjadi sebaliknya (defleksi negatif) ketika gelombang depolarisasi

bergerak menjauhi elektroda positif. Jika elektroda positif ditempatkan pada

pertengahan sel jantung, maka akan terekam gelombang bifasik yang didahului

dengan defleksi positif. Setelah terdepolarisasi sempurna gelombang akan

menjadi datar kembali.1

Gambar 28. Gelombang depolarisasi yang mendekati elektroda positif

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Gambar 29. Gelombang depolarisasi yang bergerak menjauhi elektroda positif

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 20: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 30. Depolarisasi awal, lanjut, dan akhir terhadap elektroda yang

berada pada pertengahan sel jantung

(sumber: Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Gelombang repolarisasi memiliki pengaruh yang sama terhadap EKG namun

dengan muatan terbalik. Sewaktu gelombang repolarisasi mendekati elektroda

positif maka pada EKG akan terekam defleksi negatif, sedangkan jika gelombang

depolarisasi bergerak menjauhi elektroda positif maka akan terekam defleksi

positif pada EKG. Jika elektroda diletakkan pada pertengahan sel jantung, maka

Page 21: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

akan terekam gelombang bifasik dengan defleksi negatif mendahului defleksi

positif.1

Gambar 31. Repolarisasi awal, lanjut, dan akhir terhadap posisi elektroda

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 22: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 32. Defleksi negatif, positif, dan gelombang bifasik yang terekam oleh

EKG. Panah besar menunjukkan penyebaran gelombang depolarisasi

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Sudut Pandang Jantung

Jantung adalah organ tiga dimensi, dimana aktivits listriknyga juga harus

dipandang dan dipahami secara tiga dimensi juga. Beberapa elektroda saja tidak

cukup untuk melakukan ini, suatu fakta yang ditemukan oleh para

elektrokardiografer terdahulu ketika mereka menemukan sadapan ekstremitas

pertama lebih dari seabad yang lalu. Kini, EKG standar terdiri dari 12 sadapan,

dan masing-masing sadapan ditentukan oleh lokasi dan orientasi brbagai elektroda

pada tubuh. Setiap sadapan memandang jantung dari satu sudut pandang tertentu,

yang memperkuat sensitivitasnya pada region jantung dibandingkan dengan

region yang lainnya. Semakin banyak sudut pandang, semakin banyak informai

yang didapat.1

Pada persiapan pemeriksaan EKG 12 sadapannya dua electrode dipasang di kedua

lengan dan dua lagi di kedua tungkai pasien. Elektroda-elektroda ini

menghasilkan enam sadapan ekstremitas, yang meliputi tiga sadapan standar dan

tiga sadapan tambahan atau augmented. Enam elektroda juga ditempatkan di

sepanjang dada, menghasilkan enam sadapan prakordial.1

Page 23: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Ketepatan rekaman akanbervariasi menurut ketepatan penempatan elektroda.

Oleh karena itu, protokol standar penempatan elektroda harus tetap dipatuhi agar

berbagai rekaman EKG yang diambil pada saat yang berbeda-beda dalam

bermacam-macam keadaan dapat diperbandingkan.1

Sadapan Ekstremitas

Gambar 34. Sadapan Ekstremitas..

Page 24: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

(sumber : Fisiologi Sherwood dari sel ke sistem)3

Sadapan ekstremitas memandang jantung dalam sebuah bidang vertical disebut

bidang frontal. Bidang frontal dapat dibayangkan sebagai satu lingkaran raksasa

yang berhimpitan dengan tubuh pasien. Lingkaran ini kemudian ditandai dengan

derajat-derajat. Sadapan ekstremitas memandang gaya-gaya listrik (gelombang

depolarisasi dan repolarisasi) yang bergerak ke atas dan ke bawah serta ke kiri

dan ke kanan melalui lingkaran ini. Untuk menghasilkan enam sadapan bidang

frontal, setiap elektroda. secara bergantian berperan sebagai kutub positif atau

negatif.1

Setiap sadapan mempunyaisudut orientasi, yakni sudut pandangnya sendiri yang

khas terhadap jantung. Sudut tiap sadapan dapat ditentukan dengan cara menarik

garis dari elektroda negatif ke elektroda positif. Sudut resultan kemudian

dinyatakan dalam derajat dengan cara meletakkannya pada lingkaran bidang

frontal yang bersudut 360 derajat. 1

Tiga sadapan ekstremitas standar didefinisikan sebagai berikut : 1

1. Sadapan I dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kiri sebagai kutub positif

dan lengan kanan sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya 0 derajat.1 Sadapan

I adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode

positif (hitam) di lengan kiri.

2. Sadapan II dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub positif

dan lengan kanan sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya adalah 60 derajat. 1 Sadapan II adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan

elektrode positif (merah) di kaki kiri.

3. Sadapan III dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub positif

dan lengan kiri sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya'120 derajat.Sadapan

III adalah dipol dengan elektrode negatif (hitam) di lengan kiri dan elektrode

positif (merah) di kaki kiri.

Page 25: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 36. Sadapan Ekstremitas Standar.

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Tiga sadapan ekstremitas tambahan dihasilkan dengan cara yang agak berbeda.

Satu sadapan ditentukan sebagai kutub positif, dan sadapan-sadapan lainnya, yang

pada prinsipnya berperan sebagai elektroda negatif (common ground), ditentukan

sebagai kutub negatif. Sadapan ini disebut sadapan tambahan karena mesin EKG

harus memperkuat gambaran untuk mendapatkan rekaman yang jelas dilihat.

1. Sadapan AVL dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kiri sebagai kutub

positif dan ekstrerritas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya

negative 30 derajat.

Page 26: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

2. Sadapan AVR dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kanan sebagai kutub

positif dan ekstremitas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya

negative 150 derajat.

3. SadapanAVF dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub

positif dan ekstremitas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut orientasinya 90

derajat.

Gambar 37. Sadapan Ekstremitas Augmented.

(sumber : Satu-satunya buku EKG yang anda perlukan. Ed 5) 1

Page 27: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Pada gambar di bawah ini, keenam sadapan padabidang frontal ditunjukkan sesuai

dengan sudut orientasinya. Seperti tiga pengamat kita mtadi yang masing-masing

memandang gajah dari sudut pandangnya sendiri yang berbeda, setiap sadapan

memandang jantung dari sudut pandangnya sendiri yang berbeda. 1

Gambar 38. Sdapan Pada Bidang Frontal dengan Sudut Orientasinya..

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Sadapan II,II, dan AVF disebut sadapan inferior karena merekalah yang paling

lihai memandang permukaan inferior jantung. Permukaan atau dinding inferior

jantung merupakan istilah anatomik untuk bagian dasar jantung, yaitu bagian

yang bersandar pada diafragma. 1,4

Page 28: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Sadapan I dan AVL sering disebut sebagai sadapan lateral kiri karena mempunyai

pandangan paling jelas terhadap dinding lateral kiri jantung. AVR ditakdirkan

sebatang kara, danAnda dipersilakan menamainya sesuka hati. 1

Gambar 39. Tabel Pembagian Letak Sadapan.

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 29: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 40. Sadapan Ekstremitas..

(sumber : Fisiologi Sherwood dari sel ke sistem)3

Sadapan prakordial

Keenam sadapan prakordial, atau sadapan dada, jauh lebih mudah dipahami.

Mereka disusun sepanjang dada dalam bidang horizontal seperti yang

digambarkan di bawah. Sementara sadapan bidang frontal memandang gaya

listrik yang bergerak ke atas dan ke bawah serta ke kiri dan ke kananya sadapan

prakordial merekam gaya-gaya yang bergerak ke anterior dan posterior. 1,4

Untuk menghasilkan enam sadapan prakordial, masing-masing elektroda dada

secara bergiliran dijadikan sebagai kutub positif, dan seluruh tubuh dianggap

sebagai elektroda negatif. Enam elektrodapositif, yang menjadi sadapan

prekordial V1 sampai V6 diatur sebagai berikut : 6

1. V1 ditempatkan di sela iga keempat di sebelah kanan sternum.

2. V2 ditempatkan di sela iga keempat di sebelah kiri sternum.

3. V3 ditempatkan di antara V2 cian V4.

4. V4 ditempatkan di sela iga kelima pada linea medioklavikularis.

5. V5 ditempatkan di antara V4 dan V6.

6. V6 ditempatkan di sela iga kelima pada linea aksilaris media.

Page 30: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 42. Sadapan Prekordial pada bidang vertical.

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)6

Perhatikan bahwa ventrikel kanan terletak di sebelah anterior dan medial di dalam

rongga tubuh dan ventrikel kiri terletak di sebelah posterior dan lateral. Sadapan

V1 dan V2 terletak langsung di atas ventrikel kanan, V3 dan V4 di atas septum

interventrikel, serta V5 dan V6 di atas ventrikel kiri. Sadapan V1 sampai V4

sering disebut sebagai sadapan anterior, dan V5 dan V6 bersama dengan I dan

AVL disebut sebagai sadapan lateral kiri. 1,4

Pemeriksaan Infark Miokard1

Infark miokard merupakan gangguan pada jantung yang terjadi akibat aliran

darah jantung pada arteri koroner tersumbat sepenuhnya, sehingga daerah

miokardium yang seharusnya mendapat pasokan darahnya melalui arteri koroner

tersebut mati akibat kehilangan oksigen dan nutrien lain. Patogenesis infark ini

biasanya diakibatkan karena penyempitan progresif arteri koroner oleh proses

aterosklerosis. Selain itu infark juga dipercepat dengan adanya penyumbatan total

dan mendadak pada arteri koroner akibat adanya thrombosis yang menempel atau

spasme arteri koroner.

Salah satu komponen untuk mendiagnosis infark miokard adalah pemeriksaan

menggunakan EKG. Pada EKG biasanya akan tampak perubahan yang khas pada

pasien infark, dan perubahan yang paling awal terjadi bersamaan dengan

terjadinya kerusakan miokardium. Selama infark miokard akut, gambaran yang

muncul pada EKG terdiri dari 3 stadium :

1. Gelombang T yang meninggi (T hiperakut) yang diikuti inversi gelombang T

(gambar A dan gambar B)

2. Elevasi segmen ST (gambar C)

3. Munculnya gelombang Q baru (gambar D)

Page 31: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 43. Gambaran pada EKG untuk infark miokard

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Walaupun gambaran EKG selalu berubah melalui 3 stadium ini selama infark

akut, salah satu diantaranya bisa terjadi tanpa adanya perubahan dari kedua

stadium lainnya. Misalnya pada gambar C diatas terdapat elevasi segmen ST

tanpa andanya inversi gelombang T dan hal ini memang sangat mungkin terjadi.

1. Gelombang T

Pada awal infark, terdapat gambaran gelombang T yang meninggi dan

menyempit dan biasa disebut T hiperakut dan setelah beberapa jam

gelombang T akan mengalami inversi

Page 32: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 44. (A) adalah gambaran gelombang T hiperakut pada awal infark miokard

akut, (B) adalah gambaran sadapan yang sama setelah 2 jam kemudian yang

menunjukkan T inversi

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Perubahan pada gelombang T biasanya merupakan tanda telah terjadinya iskemia.

Iskemia tersebut dapat bersifat reversibel dan jika aliran darah dipulihkan pada

miokardium maka gelombang T tersebut akan kembali normal. Namun jika terjadi

iskemia sejati, maka gelombang T inversi akan menetap selama berbulan-bulan

atau sampai bertahun-tahun. Inversi gelombang T ini belum menjadi petunjuk

untuk mendiagnosis infark, hanya baru berupa iskemia saja.

2. Segmen ST

Elevasi pada segmen ST biasanya menandakan terjadinya cedera miokardium.

Cedera memiliki derajat kerusakan yang lebih dari sekedar iskemia, namun

Page 33: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

cedera ada yang bersifat reversibel pada beberapa kasus. Elevasi segmen ST

menandakan terjadinya infark sejati. Namun elevasi segmen ST dapat kembali

ke garis dasar setelah beberapa jam.

Gambar 45. Elevasi segmen ST pada infark akut, (A) tanpa inversi gelombang

T, (B) disertasi inversi gelombang T

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Selain itu juga terdapat jenis elevasi segmen ST yang ditemukan pada jantung

normal, hal tersebut disebut elevasi titik J (Junction). Titik J merupakan tempat

segmen ST tinggal landas dari kompleks QRS, sering dijumpai pada orang yang

sehat dan muda, serta tidak mempunyai asrti patologik apapun. Segmen ST

biasanya kembali ke garis datar dengan olahraga.

Page 34: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 46. Dua contoh titik J

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Cara membedakan antara elevasi segmen ST pada cedera miokardium dan elevasi

segmen ST jantung notmal (titik J) yaitu dengan memperhatikan gelombang T

setelahnya. Elevasi segmen ST mempunyai konfigurasi yang berbeda-beda, ia

melengkung ke atas dan cenderung bergabung dengan gelombang T tanpa batas

yang jelas. Sedangkan pada elevasi titik J, gelombang T tetap berada pada bentuk

yang independen.

Page 35: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gambar 47. Elevasi segmen ST yang bergabung dengan gelombang T tanpa ada

batas yang jelas

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

3. Gelombang Q

Munculnya gelombang Q yang baru merupakan tanda telah terjadinya

kematian sel yang irreversibel. Gelombang Q yang baru inilah merupakan

tanda diagnostic untuk infark miokard.

Gambar 48. (A) sadapan III pada pasien sehat, (B) pada pasien yang sama setelag

mengalami infark.

(sumber: Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5)1

Page 36: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

Gelombang Q biasanya muncul beberapa jam setelah onset infark, dan biasanya

segmen ST sudah kembali ke garis dasar pada saat gelombang Q muncul.

Gelombang Q cenderung menetap selama hidup pasien.

Gelombang Q juga ada yang normal dan ada yang bersifat patologis. Gelombang

Q kecil biasanya ditemukan pada sadapan lateral kiri (I, aVL, V5, V6) dan kadang

pada sadapan inferior (terutama II dan III) pada jantung yang sangat normal,

gelombang Q ini disebabkan oleh depolarisasi awal septum interventrikuler dari

kiri ke kanan. Sedangkan gelombang Q yang patologik seperti pada infarks

biasanya lebih luas dan lebih dalam, sering dibeut gelombang Q signifikan

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Durasinya harus lebih dari 0,04 detik

2. Kedalaman gelombang Q sekurang-kurangnya harus sepertiga tinggi

gelombnag R pada kompleks QRS yang sama.

Page 37: Laporan Sk 4 - Pemeriksaan Ekg

DAFTAR PUSTAKA

1. Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Ed. 5. Wahab, Samik,

penerjemah. Jakarta: EGC; 2007

2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Irawati, et al,

penerjemah; Rachman LY, Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N, editor. Jakarta:

EGC; 2012

3. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.6. Pendit BU, penerjemah;

Yesdelita N, editor. Jakarta: EGC, 2011

4. Mohrman DE, Heller LJ. Cardiovascular physiology. Ed 7. New York : Mc Graw

Hill, 2014