laporan rumah sehat.docx

41
BAB I PROFIL KELUARGA SEHAT I. IDENTITAS Nama : FR Umur : 22 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Bangsa/suku : Kutai-Jawa Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa fakultas kedokteran UMI Alamat : Komp. Villa Racing, Blok A.28, Makassar Status dalam keluarga: Anak pertama (pemilik rumah) II. PEMERIKSAAN FISIS Tinggi badan : 158 cm Berat badan : 56 kg Status Gizi menurut IMT : 22,45 kg/m 2 (normal) Tekanan Darah : 150/90 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernapasan : 20 x/menit 1

Upload: cindy-apriliana-ningsih

Post on 04-Dec-2015

589 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

BAB I

PROFIL KELUARGA SEHAT

I. IDENTITAS

Nama : FR

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa/suku : Kutai-Jawa

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa fakultas kedokteran UMI

Alamat : Komp. Villa Racing, Blok A.28, Makassar

Status dalam keluarga : Anak pertama (pemilik rumah)

II. PEMERIKSAAN FISIS

Tinggi badan : 158 cm

Berat badan : 56 kg

Status Gizi menurut IMT : 22,45 kg/m2 (normal)

Tekanan Darah : 150/90 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,7oC

Kepala : Anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : Tidak ada kelainan

Thorax : Bunyi pernafasan vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II murni, reguler

1

Abdomen : Peristaltik (+), kesan normal

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

III. ANGGOTA KELUARGA

1) Identitas

Nama : IR

Umur : 23 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa/suku : Kutai

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa fakultas kedokteran UMI

Hubungan keluarga : Sepupu (teman serumah)

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 171 cm

Berat badan : 61 kg

Status Gizi menurut IMT: 20,86 kg/m2 (normal)

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Pernapasan : 18 x/menit

Suhu : 37,0oC

Kepala : Anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : Tidak ada kelainan

Thorax : Bunyi pernafasan vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II murni, reguler

2

Abdomen : Peristaltik (+), kesan normal

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

2) Identitas

Nama : FD

Umur : 23 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa/suku : Bugis

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa fakultas kedokteran UMI

Hubungan keluarga : Sepupu (teman rumah)

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 57 kg

Status Gizi menurut IMT: 22,26 kg/m2 (normal)

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 68 x/menit

Pernapasan : 16 x/menit

Suhu : 36,9oC

Kepala : Anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : Tidak ada kelainan

Thorax : Bunyi pernafasan vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II murni, reguler

Abdomen : Peristaltik (+), kesan normal

3

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

IV. PROFIL KELUARGA

FR adalah anak pertama dari dua bersaudara sementara kedua orang

tua dan adiknya berada di kalimantan, FR tinggal di sebuah lingkungan

perumahan yang didiaminya bersama kedua orang sepupunya IR (23 tahun)

dan FD (23 tahun) yang juga sama-sama berprofesi sebagai mahasiswa

fakultas kedokteran UMI.

V. STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FR adalah seorang yang berstatus mahasiswa fakultas kedokteran

UMI begitu juga dengan kedua sepupunya. Kondisi rumah yang ditempati

oleh FR terbilang cukup baik, dengan kondisi rumah batu berlantai keramik

dengan 3 kamar tidur, sekitar rumah yaitu bagian samping kiri dan kanannya

berbatasan dengan rumah batu, dan berada di lingkungan perumahan yang

cukup padat. Pekarangan rumahnya terlihat bersih dan tak tampak sampah

berserakan. FR, IR, FD masing-masing menempati sebuah kamar dengan

menempati sebuah kamar dengan luas sekitar 3 x 3 m2. Perabot tertata rapi

dan kebersihan kamar cukup memuaskan. Rumah itu memiliki 2 kamar mandi

yang terletak di dekat dapur dan ruangan tengah diantara 2 kamar.

Kondisi kamar mandi dan dapur cukup bersih. Ventilasi dan

pencahayaan cukup memadai serta memenuhi syarat. Sumber air untuk

4

kebutuhan mandi, mencuci dan memasak diperoleh dari air PAM, dan air

galon untuk minum.

VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Menurut FR dalam keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit

lainnya.

VII. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA

Menu makanan sehari-hari bervariasi, yang biasanya terdiri dari nasi,

ikan, tahu, tempe, sayur-sayuran dimana sudah dapat mencukupi kebutuhan

asupan gizi anggota rumah. Hanya saja FR dan kedua sepupunya memiliki

kebiasaan suka mengkonsumsi makanan diluar rumah apabila tidak sempat

memasak karena kesibukan mereka sebagai mahasiswa.

VIII. PSIKOLOGI DALAM HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA

Hubungan FR dan kedua sepupunya dalam rumah tersebut sangat

dekat dan komunikasi berjalan dengan lancar. Mereka bertiga saling bekerja

sama dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah, saling membantu

dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan juga hal-hal lainnya.

5

IX. LINGKUNGAN

Lingkungan tempat tinggal FR dan kedua sepupunya terbilang

memadai karena berada di daerah perumahan. Tata pemukiman cukup teratur

tapi hanya beberapa tumabh yang memiliki taman. Kebersihan lingkungan

cukup terjaga dimana di luar halaman rumah ada tempat sampah khusus yang

telah disediakan. Jalanan di sekitar rumah juga dipavin blok.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN RUMAH SEHAT

Rumah sehat adalah tempat tinggal yang menjamin terjaganya

kesehatan para penghuni yang tinggal di dalamnya . Pengertian Rumah

sehat dalam hal ini lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal, tetapi juga

lingkungan tempat rumah itu berada juga harus sehat. Rumah sehat adalah

kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga

memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan

yang optimal.1,3

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah:4

1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan

sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan

tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi

pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah

panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi (daerah gempa) atau

di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan,

kondisi sosial budaya pedesaaan, misalnya bahanya, bentuknya,

menghadapnya, dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus

dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah

didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap

serangan-serangan binatang buas.

7

2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, hal ini dimaksudkan rumah

dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu

maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu atap

rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok

pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan

sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan

seterusnya

II. SYARAT RUMAH SEHAT

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting

bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk

melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti

yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat

dan sejahtera. Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk

bertempat tinggal dan melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan fisik

yang berhubungan secara langsung misalnya, hujan, panas matahari, angin,

dan sebagainya.1,2

Rumah Sehat Menurut Winslow

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan

keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO

bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula

tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat.1

Syarat rumah sehat menurut Winslow, antara lain:1

8

a) Harus memenuhi kebutuhan fisiologis

o Suhu ruangan

Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya

tetap berkisar antara 18-20oC. suhu ruangan ini tergantung pada:

Suhu udara luar

Pergerakan udara

Kelembaban udara

Suhu benda-benda di sekitarnya

Pada rumah-rumah modern, suhu ruangan ini dapat diatur dengan air-

conditioning (AC).

o Harus cukup mendapat penerangan

Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam hari.

Yang ideal adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruangan-ruangan

mendapatkan sinar matahari terutama pagi hari. Sehingga dibutuhkan

ventilasi yang cukup dalam suatu ruangan.

o Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa (ventilasi)

Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap segar

(cukup mengandung oksigen). Untuk ini rumah-rumah harus cukup

mempunyai jendela. Luas jendela keseluruhan + 15% dari luas lantai.

Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir

bebas bila jendela dibuka.

o Harus cukup mempunyai isolasi suara

9

Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara yang

berasal dari luar maupun dari dalam. Sebaiknya perumahan jauh dari

sumber-sumber suara yang gaduh, misalnya: pabrik, pasar, sekolah,

lapangan terbang, stasiun bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.

b) Harus memenuhi kebutuhan psikologis

o Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi

rasa keindahan (aesthetis) sehingga rumah tersebut menjadi pusat

kesenangan rumah tangga yang sehat.

o Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga

yang tinggal di rumah tersebut.

o Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus

mempunyai ruangan sendiri-sendiri sehingga privacy-nya tidak

terganggu.

o Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga di mana

semua anggota keluarga dapat berkumpul.

o Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruang

untuk menerima tamu.

c) Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan

o Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak

mudah ambruk.

o Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam, dan tempat-

tempat lain, terutama untuk anak-anak.

o Diusahakan agar tidak mudah terbakar.

10

o Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas.

d) Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit

o Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya.

o Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang

baik.

o Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit, seperti:

nyamuk, lalat, tikus, dan sebagainya.

o Kamar harus cukup luas. Luas kamar tidur + 5 m2 per kapita per luas

lantai.

Persyaratan kesehatan suatu rumah tinggal sesuai dengan Permenkes

No.829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:5

1. Bahan bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan-b ahan yang dapat melepaskan zat - zat yang

dapat membahayakan kesehatan, antara lain:

1) Debu total tidak lebih dari 150 µ g/m3

2) Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/jam

3) Timah hitam (Pb) tidak melebihi 300 mg/kg.

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi t umbuh dan

berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus mempunyai persyaratan fisik dan biologis

sebagai berikut :

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

11

b. Dinding:

1) Di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi

untuk pengaturan sirkulasi udara.

2) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah

dibersihkan.

c. Langit- langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

d. Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus

dilengkapi dengan penangkal petir.

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu,

ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, kamar mandi

dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung

dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan

tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai

berikut:

a. Suhu udara berkisar antara 18 -30oC

b. Kelembaban udara berkisar antara 40 -70%

c. Konsentrasi gas SO2, tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam

12

e. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m2

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%

dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus, nyamuk ataupun lalat yang bersarang di dalam rumah.

7. Penyediaan air

a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas 60 liter/hari/orang

b. Kualitas air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih

dan atau air minum sesuai dengan peraturan perundang- undangan

yang berlaku.

8. Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman

9. Limbah

a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,

tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,

pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih

dari 2 orang dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah usia 5 tahun

(Depkes RI, 1999).

Komponen Rumah Sehat, meliputi:

13

1. Bahan Bangunan

a. Lantai: Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari

semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan.

Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi

ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah

orang yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu,

untuk rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat

yang penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan

tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang

padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air

kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan

berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu menimbulkan sarang

penyakit.2,3

b. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok

sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila

ventilasi tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di

pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela

tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut

dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan

alamiah.2,3

c. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan,

maupun di pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah

tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan

14

masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak

masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun

rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng atau

asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga

menimbulkan suhu panas di dalam rumah.2,3

d. Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di

pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi

perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang

tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya

harus menurut ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya,

maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso

tersebut ditutup dengan kayu.2

2. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama

adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap

segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni

rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya

O2 dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi

penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu, tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan peningkatan kelembaban udara dalam

ruangan, karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan

15

penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk

bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).2,3

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ

selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa

oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga

agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelambaban (humudity) yang

optimum.2,3

Ada dua macam ventilasi, yakni:2,3

a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-

lubang pada dinding, dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah

ini tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya

nyamuk dan serangan lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada

usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan nyamuk tersebut.

b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus

untuk mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin

pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi

rumah di pedesaan.

Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus

dijaga agar udara tidak kembali lagi, harus mengalir. Artinya dalam

ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

16

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara

penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau

mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan

sebagai berikut:2

Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai

ruangan.

Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang

mengalir keluar ruangan.

Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandi/WC.

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar

mandi/WC, yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal

seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan

bangunan disekitarnya.

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan

kerja.

3. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang

dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah, terutama cahaya matahari, disamping kurang nyaman, juga

17

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam

rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata.

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:2,3

a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya

basil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai

jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya

(jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas

lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan dalam

membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung

masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi

jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan

masuk cahaya.

Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan

agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari

dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi

dinding (tembok).

Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng

kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan

melubangi genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian

menutupnya dengan pecahan kaca.

18

b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.

4. Luas Bangunan Rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas

tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang

gerak lainnya. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sehat perlu

memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:2

Kebutuhan luas per jiwa

Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)

Kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)

Kebutuhan luas lahan per unit bangunan

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas

bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan

menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab

disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu

anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada

anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah

apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang.2,3

19

III. FASILITAS-FASILITAS RUMAH SEHAT

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai

berikut2,3:

a. Penyediaan air bersih yang cukup

b. Pembuangan tinja

c. Pembuangan air limbah (air bekas)

d. Pembuangn sampah

e. Fasilitas dapur

f. Ruang berkumpul keluarga

IV. SYARAT KESEHATAN PERUMAHAN

Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan

yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat

yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau

gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi

persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah

itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh

sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat.5

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman

menurut keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.

829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut:5

20

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran

sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah

gempa dan sebagainya.

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)

sampah atau bekas tambang.

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran

seperti jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas Udara

Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas

beradun dan memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi.

b.  Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3.

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm.

d. Debu maksimum 350 mm3/m2/hari.

3. Kebisingan dan Getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A.

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

4. Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman

a. Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg.

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg.

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg.

d.  Kandungan Benzo (a) pyrene maksimum 1mg/kg.

21

5. Prasarana dan Sarana Lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga

dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan

vektor penyakit.

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi

jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak

membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus

memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak

menyilaukan mata.

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang

memenuhi persyaratan kesehatan.

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus

memenuhi syarat kesehatan.

f. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,

tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain

sebagainya.

g. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

h. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

7. Vektor Penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat.

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

22

8.  Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan

pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan

kelestarian alam.

23

BAB III

PEMBAHASAN

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk bertempat tinggal

dan melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan fisik yang berhubungan

secara langsung misalnya, hujan, panas matahari, angin, dan sebagainya. Rumah

sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga

memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang

optimal.

Secara umum, rumah FD sudah memenuhi syarat-syarat rumah sehat, antara

lain dalam hal:

1. Halaman depan rumah yang bersih, rumah jauh dari sumber kebisingan.

2. Ruang tamu yang tertata rapi, bersih, terdapat ventilasi yang cukup sehingga

ruangan mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup.

3. Kualitas bahan bangunan yang sudah bagus dalam pembuatan dinding, tidak

ada yang retak-retak, dinding ruangan cukup kedap suara.

4. Pencahayaan rumah baik alami atau buatan langsung maupun tidak langsung

dapat menerangi seluruh ruangan rumah.

5. Ventilasi rumah juga mencukupi sehingga suhu ruangan dan kualitas udara

rumah baik.

6. Lantai rumah menggunakan tehel dan bersifat kedap air.

24

7. Terdapat ruang tamu yang digunakan untuk bersosialisasi dengan tetangga

ataupun kerabat.

8. Terdapat ruang keluarga untuk berinteraksi antar sesama keluarga.

9. Terdapat tiga buah kamar tidur, dimana satu kamar ditempati oleh masing-

masing penghuni rumah.

10. Terdapat dua kamar mandi, kamar mandi selalu dibersihkan, bak mandi

dibilas setiap sekali seminggu, lantai yang digunakan pada kamar mandi juga

menggunakan tehel dan bersifat kedap air dengan jamban yang digunakan

adalah tipe jamban leher angsa dan jarak jamban dengan septic tank kurang

lebih 10 m.

11. Air yang digunakan sehari-hari dalam keluarga menggunakan air PDAM,

sementara untuk minum menggunakan air galon.

12. Terdapat tempat pembuangan sampah dan air limbah yang baik.

Beberapa hal yang tidak memenuhi syarat-syarat rumah sehat:

1. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain menempel secara langsung,

tidak terdapat jarak pemisah.

2. Rumah tidak memiliki halaman atau ruang terbuka hijau yang ditanami

tanaman atau pepohonan.

3. Tidak terdapat alat pemadam kebakaran.

25

DOKUMENTASI

26

Gambar 1. Halaman Depan Rumah Gambar 2. Ruang Tamu

Gambar 3. Ruang Makan Gambar 4. Dapur

Gambar 5. Lingkungan Sekitar Rumah

27

Gambar 8. Kamar Mandi

Gambar 6. Kamar Tidur Gambar 7. Tempat Mencuci

DAFTAR PUSTAKA

1. Entjang, Indan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra ADitya

Bakti; 2000. Hal.105-8.

2. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta, 2007. p. 167-172

3. Anonymous. Syarat-Syarat Rumah Sehat. [online]. 2009 [cited 2009

November]; Available from : URL: http://www.smallcrabonline619-

syarat-syarat-rumah-sehat.htm

4. Heinz Frick. 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat.

[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :

http://www.panda.org/downloads/general/lpr2004.pdf

5. Sherli Zaenal, Rumah Sehat. [online]. 2014 [cited 2012 April]; Available

from : URL: http://sherlidankesling.blogspot.com/2012/04/rumah-

sehat.html

28