laporan resmi sppk
DESCRIPTION
yhjTRANSCRIPT
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam era perkembangan teknologi sekarang ini akan mempengaruhi
kemajuan dibidang bangunan gedung. Salah satu aspek penting dalam
penyelenggaraan bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan
terhadap bahaya kebakaran. Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya
diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Tindakan
pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam
kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), Hidran, Springkler, detektor,
Integrated System dan lain sebagainya. Tetapi didalam kenyataannya masih
banyak juga yang belum menerapkan sistem pemadaman kebakaran, padahal
kebanyakan juga sudah mengetahui bahaya dari api kalau sudah menjadi besar
atau menjadi kebakaran.
Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya sistem proteksi kebakaran
semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang
tidak dilindungi dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang
tidak memenuhi persyaratan atau sarana yang terpasang tidak memenuhi
persyaratan. Dari pengamatan kasus-kasus kebakaran selama ini, Diketahui bahwa
dari 1121 kasus kebakaran, 76,1 % terjadi di tempat kerja, dari sejumlah kasus
tersebut diketahui bahwa api terbuka penyebab paling banyak pertama dengan
jumlah kasus 415 kasus, penyebab paling banyak kedua yaitu listrik dengan
jumlah 297 kasus (Laboratorium Forensik Mabes Polri tahun 2005 sampai 2010).
Selain itu, diketahui bahwa listrik menjadi penyebab paling banyak kedua setelah
api terbuka dengan perbandingan 31 % berbanding 34 % (Disnaker Propinsi
Jawa Timur).
Dari data kasus kebakaran selama ini maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain adalah bahwa sistem proteksi kebakaran tidaklah cukup
hanya dengan penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) atau hidran saja yang
disebut sebagai sistem proteksi aktif. Diperlukan saran proteksi lainnya yakni
sprinkler dan Fire integrated system untuk mendukung mobilitas APAR dan
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
hidran sebagai sistem proteksi aktif. Oleh karena itu berbagai langkah dan upaya
penanggulangan bahaya kebakaran merupakan hal yang penting diterapkan dan
dilaksanakan guna mencegah terjadinya bahaya kebakaran. Pada umumnya
kebakaran terjadinya diawali dengan api yang kecil. Bila sejak dini dapat
diatasi/dipadamkan, maka kebakaran yang dapat menimbulkan berbagai macam
kerugian dapat dihindarkan, misalnya dengan pemasangan Fire Integrated System
pada gedung.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang perancangan integrated system di atas,
maka umusan masalah pada tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran ini
adalah :
1. Bagaimana merencanakan integrated system untuk pencegahan kebakaran
pada suatu bangunan?
2. Bagaimana memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system
dan tata cara pemasangannya ?
I.3. Tujuan
Maksud dan tujuan pada makalah ini adalah :
1. Mampu merencanakan sistem integrated system untuk pencegahan
kebakaran pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya.
2. Dapat memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system dan
tata cara kerja alat tersebut integrated system pada gedung kejaksaan
tinggi negeri surabaya.
1.4. Manfaat
Pada tugas perencanaan dan penanggulangan kebakaran ini memiliki
manfaat, di antaranya,
A. Bagi Mahasiswa :
1. untuk mengembangkan ilmu mengenai kebakaran khususnya merancang
sistem pemadam otomatis.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
2. dapat mengembangkan teori dengan langsung membuat sistem
penanggulangan dan penanggulangan kebakaran.
3. dapat mengetahui dan mempraktekkan dasar hukum mengenai sistem
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
4. hasil dari pengerjaan tugas akhir ini dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam proses belajar-mengajar, khususnya mengenai kebakaran.
B. Bagi Management Gedung
1. dapat dijadikan masukan dan analisa ulang apabila terjadi kesalahan pada
sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada gedung kejaksaan
tinggi negeri surabaya.
I.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian tentang tata cara perencanaan sistem integrated
system untuk pencegahan pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya
adalah :
1. Dasar teori tentang tata cara merencanakan integrated system untuk
pencegahan kebakaran pada bangunan dalam SNI 03-3989-2000 dan
PERMEN 02/MEN/1983.
2. Dasar teori sistem integrated system untuk pencegahan kebakaran.
3. Perencanaan sistem integrated system pada kejaksaam tinggi negeri yang
beralamatkan di jalan Ahmad Yani no.64-66 surabaya.
4. Estimasi biaya perancangan dan pemasangan integrated system.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Integrated System
Integrated System adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem deteksi,
sistem alarm, dan sistem pemadam secara otomatis. Sistem tersebut digabung
atau diintegrasikan menjadi 1 sistem secara utuh. Aplikasi dari sistem
tersebuta dibagi menjadi dua metode yakni, Total Floading System dan Local
Protection System.
a. Total floading system adalah sistem yang didesign bekerja serentak
memancarkan media pemadam memalui seluruh nozzle kedalam ruangan
dengan konsentrasi tertentu.
b. Lokal protection system adalah sistem pemadam yang didesign dengan
mengarahkan pancaran pada objek yang dilindungi.
Komponen integrated sistem adalah sistem deteksi, kontrol panel alarm,
storage system, media pemadam, dan sistem distribusi yang terdiri dari
perpipaan, katup, dan nozzle yang dipilih berdasarkan tekanannya.
Media pemadam hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut, yaitu :
1. Efektifitasnya
2. Pengaruh fisik terahadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak merusak
3. Pengaruh kimia terhadap barang yang dilindungi
4. Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan
5. Bentuk bangunan
(depnakertrans RI, 2000)
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.1. Skematik Diagram Integrated Sistem(Sumber : Depnaker, 2000)
II.1.1 Komponen Sistem
Perlengkapan sistem instalasi pemadam otomatik integrated sistem
terdiri dari bagian pokok yaitu :
1. Sistem Deteksi, biasanya menggunakan 2 kelompok alarm (cross
zone) dengan menggunakan jenis detektor yang berbeda. Misalnya
detektor yang digunakan adalah Detektor asap(smoke detector),
detektor panas dan lain-lain.
2. Kontrol Panel, berfungsi sebagai peralatan pengendali untuk
memproses sinyal yang datang dari detektordan meneruskan /
mengaktifkan alarm 1 dan panel pemadam.
3. Panel Pemadam, berfungsi mengaktifkan alarm 2 (discharge alarm).
Dan mengaktifkan katup pemadam setelah mengalami penundaan
waktu tertentu. Panel pemadam akan bekerja bila dua kelompok alarm
telah aktif atau kebakaran benar benar terjadi.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Discharge Nozzle
Alarm II
Alarm I
Storage Tank
Katup pemadam
Panel Pemadam
Panel kontrol
Detektor
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
4. Storage System, yaitu persedian media pemadam yang dikemas dalam
silinder baja bertekanan.
5. Media Pemadam yaitu bahan yang digunakan dan dipilih paling cocok
berdasarkan pertimbangan pertimbangan antara lain :
Efektivitasnya
Pengaruh fisik terhadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak.
Pengaruh kimia terhadap bahan dan peralatan yang dilindungi.
Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan.
Bentuk bangunan
6. Sistem distribusi yang terdiri pemipaan, katup-katup dan nozle-nozle
yang dipilih berdasarkan tekanannya.
II.2. Jenis Instalasi Pemadam Kebakaran Otomatik Integrated Sistem
Pada dasarnya bahan yang bersifat non flammable dapat digunakan
sebagai media pemadam. Secara spesifik media pemadam dibagi menjadi 3
jenis yaitu cair, gas dan padat.
II.4.1. Media Pemadam Jenis CO2
Karbondioksidaadalah gas yangberwarna, tidak berbau,
elektriknonconductivegas yanglembamyang cocok
untuk mediamemadamkan api. Gas karbondioksida1,5kali lebih
beratdaripada udara.Karbondioksidamemadamkan apidengan
mengurangikonsentrasioksigen.Aplikasi Penerapan sistem pemadam CO2
dipergunakan untuk pengamanan bengkel, ruangan telekomunikasi, garasi,
ruang trafo, pabrik, dll. Sifat CO2 sebagai media pemadam yaitu :
Tidak terjadi perubahan secara kimiawi terhadap minyak, logam,
instalasi listrik
Bersifat mendinginkan dan mengisolasi / memisahkan dengan udara
bebas.
CO2 dapat memasuki celah-celah sempit / pori-pori hingga mampu
untuk pemadaman api sampai bagian dalam atau api sekam.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Tidak merusak dan menimbulkan kotoran sehingga peralatan yang
diamankan dapat langsung digunakan.
Merupakan bahan isolator yang baik untuk kebakaran listrik, sehingga
mampu mencegah terjadinya percikan api listrik.
Mampu digunakan dalam kondisi suhu rendah dan tinggi.
1. Penerapan Metode Pemadaman(b) Sistem Pembanjiran Total(Total Floading System)
Adalah sistem pemadaman dengan cara menyemprotkan gas CO2
melalui kepala pemancar memasuki ruangan tertutup yang
dilengkapi dengan peralatan otomatik yang dapat mentutup lubang –
lubang yaitu pintu masuk dan jendela – jendela. Sistem ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu, pada kebakaran permukaan (bahan padat
dan cair), dan api sekam (misal kertas, buku, karton, dll).
(c) Sistem Pemadaman Setempat(Local Protection System)
CO2 disemprotkan langsung pada sasaran yang terbakar , biasanya di
ruangan yang besar atau banyak lubang-lubangnya. Pemadaman
setempat dibagi menjadi beberapa pertimbangan, yaitu berdasarkan
luas permukaan dan berdasarkan isi barang dalam suatu ruangan.
Gambar 2.2. pengoperasian carbon dioxide total flooding(Sumber : Ginting, 2010)
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Penjelasan Komponen Sistem :
a. Unit Tabung CO2 adalah kumpulan tabung-tabung , pipa koneksi, pipa
penghubung, peralatan pembuka otomatis, kerangka, klam pemegang
tabung, dsb.
Kapasitas Tabung Karbondioksida = 45.5 Kg
Tekanan Uji = 155 bar pada suhu 550C
Klem valve Menahan karbondioksida tidak release dari Tabung
Tekanan untuk mendorong piston pada klem valve = 23 bar
Gambar 2.3. Klem Valve(Sumber : Ginting, 2010)
Gambar 2.4. Valve Actuator Pada Klem Valve(Sumber : Ginting, 2010)
b. Starter Solenoid yaitu kompnen elektrik yang mendapat isyarat dari panel
pengontrol CO2 akan langsung memecahkan alat penutup pengeluaran air
dari tabung starter CO2 secara otomatis.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
c. Tabung CO2 memilki startet yang membuka kran kran pemilih dan
rangkaian tabung-tabung CO2.
Gambar 2.5. Ukuran Tabung CO2
(Sumber : Ginting, 2010)
d. Kran keselamatan berfungsi mambuang tekanan gas yang mungkin masih
ada karena kebocoran atau bekas pakai.
Gambar 2.6. Actuator (Safety & Reset Pin, Solenoid Actuator, dll)(Sumber : Ginting, 2010)
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
e. Box operasi yang terpasang di tembok beserta pengaman dan lampu yang
menyala sebagai tanda adanya arus listrik atau baterei dan lampu
penyemprotan CO2 yang sedang berlangsung. Di dalamnya terdapat
tombol tekan starter manual dan tombol tekan stop yang berfungsi untuk
menghentikan sistem secara darurat bila ada alarm yang salah dalam 20
detik.
f. Lampu Tanda Bahaya yaitu berupa sensor yang dipasang diatas pintu
ruangan yang diberi pengamanan bila sistem CO2 bekerja lampu akan
menyala sehingga orang orang di luar akan mengetahui dan tidak
memasuki ruangan tersebut.
Gambar 2.7. Visual Alarm Dengan Audible Sound(Sumber : Andrew Furness & Martin Muckett, 2007)
g. Panel Kontrol CO2 yaitu panel yang menunjukkan adanya perubahan
sinyal yang diberikan detektor api melalui panel kontrol alarm. Memberi
tanda bahaya dengan lampu , sirine atau bell yang kemudian akan
mematikan AC dan ventilasi kemudian menyemprotkan gas CO2 ke
ruangan yang terbakar. Dilengkapi dengan penunjuk zone (lokasi) dengan
lampu. Penunjuk penyemprotan (dengan lampu) tanda adanya arus sumber
tenaga (listrik atau baterei) voltmeter. Switch untuk meriset kembali.
Switch untuk merubah otomatik menjadi normal atau sebaliknya, timer
otomatik, starter solenoid, tanda bahaya penyemprotan, sistem otomatik
interlooking untul pintu, AC, penutup pintu dan lain sebagainya.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.8. Fire Alarm Panel(Sumber : Andrew Furness & Martin Muckett, 2007)
h. Sumber tenaga listrik darurat yang berfungsi bilamana ada listrik mati ,
maka sumber tenaga akan langsung berganti secara otomatik ke sumber
listrik baterei yang senantiasa siaga penuh karena dilengkapi sistem
pengisian (charging) otomatis, dan bila sumber listrik hidup lagi, maka
secara otomatis akan kembali ke sumber listrik, hal ini dikerjakan dengan
sistem solenoid.
i. Pipa-pipa dan sambungan jenis galvanized steel sch 80, sambungan
sambungan dari carbon steel forings dan pipa tembaga.
Gambar 2.9. Pipa Manifold Yang menggunakan Flexible Loop & Pilot Loop
(Sumber : Ginting, 2010)
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.10. Flexible Loop(Sumber : Ginting, 2010)
Gambar 2.11. Pilot Loop(Sumber : Ginting, 2010)
j. Kran pemilih yang bergungsi untuk membagi arah aliran isi media
pemadam CO2 apabila sistem pemadaman dipergunakan untuk lebih dari 1
ruangan yang diberi pengamanan. Peralatan ini bekerja secara otomatik
maupun manual.
k. Switch tekanan yang aktif secara otomatis jika tekanan dalam pipa
melebihi 1,1 kg/m2 sewaktu gas CO2 dipancarkan dan switch akan
menyalakan tanda lampu bahaya pada ruangan yang terbakar. Alat ini
dilengkapi tombol tekan untuk meriset kembali.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
3. Dasar-dasar untuk perencanaanSistem Pemadaman CO2 untuk kebakaran permukaan
Faktor Isi
Dipergunakan untuk dasar perhitungan jumlah gas CO2 yang
diperlukan untuk mengamankan sebuah objek kebakaran dengan
konsentrasi gas sampai dengan 34%, harus mengikuti standar tabel
dibawah ini :
Tabel 2.1. Faktor Pembanjiran CO2
Volume
Ruangan
(m3)
Faktor Isi
Jumlah
CO2
(Kg
CO2/m2)
Faktor Adanya
Lubang
Terbuka
(Kg CO2/m2)
Perhitungan
Tidak
Kurang Dari
(Kg)
< 3,96 1,15 5 0
3,97 – 4,15 1,07 5 4,5
14,16 – 45,28 1,01 5 15,1
45,29 – 127,35 0,90 5 45,1
127,36 – 1415 0,8 5 113,5
>1415 0,77 5 1135
(Sumber : Depnaker, 2000)
Faktor Konversi Material
Bila material atau bahan bakar diperlukan konsentrasi gas CO2>
34%, maka dasar perhitungann untuk jumlah gas CO2 yang
diperlukan mengikuti jumlah perkalian dari nilai tabel faktor isi
dikalikan dengan faktor konversi.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.12. Convertion Factor CO2
(Sumber : Ginting, 2010)
Tabel 2.2. Floading Factor CO2
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
(Sumber : Ginting, 2010)
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 harus diadakan untuk mengadakan
kompensaasi terhadap keadaan khusus yang berpengaruh terhadap
efisiensi pemadaman. Contohnya, lubang yang tidak dapat ditutup
harus diberikan kompensasi dengan jumlah CO2 yang diperkirakan
akan hilang terbuang selama waktu 1 menit. Untuk saluran ventilasi
yang tidak dapat ditutup jumlah CO2 harus ditambahkan untuk isi,
ruangan ducting.
CO2 untuk pemadaman api sekam
Faktor Isi
Faktor pembanjiran adalah dijabarkan sesuai dengan hasil hasil
percobaan, seperti tabel di bawah ini, untuk ruangan, kamar, dan
gudang-gudang.
Tabel 2.3. Faktor Pembanjiran CO2 untuk bahaya Khusus
Bahaya
Khusus
Konsentrasi
Design
(%)
Faktor Isi
(Kg CO2/m3)
Faktor Lubang
Terbuka
(Kg/CO2/m2)
Listrik-listrik
dengan
50 1,33 10,0
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
bahaya isolasi
listrik > 90
Kg
Kabel-kabel
listrik untuk
mesin listrik
kecil < 50,60
m2
50 1,60 10,0
Gulungan
kertas plastik,
tekstil, dsb
65 2,0 15,0
Gudang woll,
tumpukan
penyedot
debu, karet,
dsb
75 2,66 20,0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 diperlukan untuk kompensasi terhadap
keadaan khusus yang mungkin mempengaruhi efektifitas
pemadaman. Semua lubang yang tidak tertutup waktu pemadaman
harus diberi kompensasi dengan cara menambah jumlah CO2 sama
dengan isi yang mungkin terbuang keluar. Tambahan CO2 untuk
lubang lubang dapat diambil dari tabel yang ada.
Desain pemipaan harus dipertimbangkan berdasarkan kapasistas
aliran yang masuk di tiap-tiap jenis pipa tertentu.
Desain Kepala Pemancar
Tabel dibawah menunjukkan kapasitas dari pancaran CO2 melalui
beberapa ukuran kepala pemancar.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Tabel 2.4. Desain Kepala Pemancar CO2 Pada Tekanan 25 Kg/m2
Kapasitas
(Kg/menit)
Ukuran Kepala Pemancar
4 mm – 6
mm3/8” ½” ¾” 1” 1 ¼”
5,0 17,0 40,0 85,0 155,0 300,0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Perancangan Media Pemadam CO2Fire Integrated System
Melalui langkah-langkah dibawah ini :
Hazard Volume = Volume kosong ruangan – Total volume peralatan
Kebutuhan CO2 = Hazard Volume / Floading Factor
Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)
Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung CO2
Flow rate Karbondioksida (Qf) = Total kebutuhan CO2 / 1,4 .
Discharge Duration
Gambar 2.13. Instalasi Integrated System CO2 pada Suatu Ruangan(Sumber : Ginting, 2010)
II.2.2. Media Pemadam Jenis FM 200
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
FM-200 System adalah sistem suatu sistem proteksi kebakaran
otomatis dalam suatu ruangan yang tertutup yang aman terhadap peralatan
elektronik dan aman bagi manusia. FM-200 merupakan Clean Agent,
adalah gas pemadam api yang ramah lingkungan.FM 200 merupakan clean
agent, dalam pemadamannya FM 200 berfungsi untuk mengencerkan dan
memanpatkan kadar O2 di udara sehingga api dapat dipadamkan.
Cara kerja : Ketika Smoke Detector mendeteksi adanya asap, maka Siren
dan Alarm Bell sert Sign Lamp Evacuate Area akan aktif yang
menandakan segera meninggalkan ruangan. 30 detik atau 60 detik
(tergantung settingan delay time) kemudian akan mengaktifkan Lever &
Pressure Control Head untuk membuka Valve Tabung Gas FM-200. Gas
akan keluar melalui pipa instalasi yang diarahkan oleh Gas Nozzle.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.15. instalasi integrated system media FM 200http://alatpemadamapi.net/instalasi-fire-alarm-system-gedung/instalasifm200
II.2.3. Media Pemadam Halon 1301
Peralatan sistem pemadaman haloon 1301 aplikasinya untuk proteksi
ruangan seperti garasi, bengkel mobil, ruangan komputer, trafo listrik,
gudang penyimpanan / pabrik, ruangan yang mudah terbakar, dll.
Prinsip Pemadaman Haloon 1301
Sifat yang menonjol adalah pemadaman yang cepat dengan pemutusan
reaksi rantai kimia kebakaran, dan daya campur serta mengalir yang
cepat ke seluruh ruangan.
Nomor Haloon
Menunjukkan beberapa jenis unsur kimia dan jumlah atom untuk
mempermudah pengenalan, dibanding rumus kimia yang biasanya sulit
untuk dihafalkan.
Haloon 1301 atau (CF3Br) BTM :
1 jumlah atom carbon (C)
3 jumlah atm flourine (F)
0 jumlah atom chlorine (Cl)
1 jumlah atom bromine (Br)
Haloon 1301 diklasifikasikan sebagai gas yang paling kecil sifat
racunnya, dan menurut UL (Under Writer Laboratory) diberi kualifikasi
golongan 6 sama dengan CO2.
Sifat Haloon 1301
1. Tidak mempengaruhi secara kimiawi terhadap bahan seperti minyak,
logam, insulasi listrik, dll karena gas sangat kekal dan stabil.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
2. Tekanan yang tinggi (42 kg/cm2) pada temperatur 200C
memungkinkan untuk membuat desain dalam pemilikan ruangan
serta pemipaanya.
3. Pemadaman secara menyeluruh sampai ke bagian yang paling
dalamdan sudah dicapai dapat dilaksanakan, karena sifat gas yang
mudah membaur dan memasuki ruangan-ruangan atau pecahan-
pecahan kecil sekalipun.
4. Setelah pemadaman, keadaan bahan-bahan tetap bersih dan tidak
ternoda.
5. Dapat digunakan untuk kebakaran karena listrik, karena halon 1301
termasuk jenis isolator yang baik.
6. Kualitas halon 1301 tidak berubah, secara kimiawi, karena bahan
kimianya stabil.
7. Juga dapat dipergunakan di tempat-tempat yang sangat dingin
temperaturnya.
Teori Pemadaman
Halon 1301 melakukan proses pemadaman secara kimiawi diman unsur
halogen bereaksi dengan unsur-unsur yang menghasilkan pembakaran
yang menimbulkan kebakaran hebat. Reaksi ini menghentikan
pembakaran hingga api padam.
Teori ini berdasarkan proses radikal bebas, dimana radikal bromine
yang pertama dihasilkan dari uraian haloon 1301 bila terkena panas.
C Br F2 > C F2 + Br
Radikal Br bereaksi dalam bahan bakar menjadi hidrogen bromine
R – H + Br > R + H Br
Hidrogen Brominne yang berbentuk kemudian bereaksi dengan radikal
hidrogen yang masih aktif.
H Br + OH > H2O + Br
Radikal bromine kemudian dapat mengulang lagi reaksi dengan
mengurangi jumlah radikal yang aktif dari bahan bakar dan api.
Teori lain menyatakan bahwa unsur O2 harus diaktifkan dahulu dengan
menghisap elektron bebas, sebelum bereaksi dengan bahan bakar.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Dalam hal ini atom bromine merupakan sasaran yang besar untuk
menangkap elektron-elektron daripada O2, sehingga mengurangi
kemungkinan O2 menjadi aktif.
Dalam kedua teori dinyatakan bahwa rantai reaksi kebakaran
dipatahkan, dengan jumlah bahan haloon 1301 yang sedikit saja.
Sifat Umum Haloon 1301
Gas haloon adalah gas yang tidak berwarna, gas yang dicairkan dalam
tekanan dan mempunyai berat jenis yang tinggi , serta viscosity yang
rendah.
Rumus Kimia CBrF3
Berat Molekul 148,9
Titik Didih - 57,80C
Titik Beku - 168,00C
Temperatur Kritis 67,00C
Tekanan Kritis 39,6 kg/cm
Berat Jenis, cairang, uap kenyang 1574 kg/m3
Panas Penguapan Pada Titik Didih 11,1 X 104 J/Kg
Sifat Keracunan
Dalam keadaan tidak terurai haloon 1301 mempunyai ambang
keselamatan sebagai berikut :
Konsentrasi Dalam Isi Lama Ketahanan Manusia
7% atau Kurang 5 menit
7 – 10 % 1 menit
Karena kebakaran biasanya dapat cepat dipadamkan pada konsentrasi
kurang dari 7%, uap dan gas yang tertinggal tidak berbahaya atau hanya
sedikit saja bahayanya. Seseorang biasanya masih tahan untuk
menghirup udara ini dalam waktu 5 menit tanpa berpengaruh ada
kesehatannya.
Akan tetapi, bahan-bahan yang terbakar mengeluarkan zat yang dapat
membahayakan kesehatan pada jaringan syaraf dan paru-paru.
Hasil Uraian Gas Halon 1301
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Bila gas Halon 1301 terkena panas sampai suhu 5100C, maka haloon
beruarai secar kimiawi, dan membentuk gas hidrogen bromide (HBr),
hidrogen flouride (HF) dan sedikit bekas bromine (Br2). Carbonyl
halide, carbonyl flouride, (COF2) dan carbonyl bromide (COBr2).
Gas Phosgene yang dihasilkan BCF tidak terdapat pada haloon 1301,
karena tidak adanya unsur chlorine. Gas-gas ini bila terlalu lama dihisap
akan berbahaya.
Cara-cara pemadaman
Cara pemadaman dengan gas halon 1301 ada 2 macam yaitu :
1. Pembanjiran secara total
Dalam hal ini, gas dipancarkan keseluruh ruangan yang terbakar
yang dikelilingi tembok-tembok, lantai dasar dan plafon atau atap,
dengan disertai dengan penutupan secara automatic, pintu-pintu,
cendela-cendela, lubang-lubang, A/C dan lainnya.
Cara ini dapat dipergunakan 2 hal :
1) Kebakaran dipermukaan
Kebakaran ini meliputi kebakran benda cair, serta benda-benda
padat yang keras dan besar.penggunaan sistem pemadaman
halon 1301, harus secara tepat dalam waktu 30 detik, bahan ini
sudah harus digunakan.
2) Kebakaran dalam atau sekam
Kebakaran dalam ini terjadi misalnya ditumpukan-tumpukan
buku, kertas-kertas, textil dan lainnya.
2. Pemadaman setempat
Dalam hal ini diartikan pancaran halon 1301 hanya ditujukan pada
tempat-tempat yang diperkirakan akan terbakar. Hal ini
dilaksanakan karena kemungkinan tempatnya diarea terbuka atau
ruangan terlalu besaruntuk diberikan pengamanan secara
keseluruhan.
Pemadaman setempat dibagi menjadi 2 sistem tergantung dari
bentuk dan bahan yang diberikan sistem pengamanan.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
1) Metode luas permukaan
Dalam hal ini diperhitungkan luas permukaan bahan yang
terbakar
2) Metode isi
Unutk api 3 dimensi, maka jumlah halon 1301 yang diperlukan
untuk pemadaman tergantung dari isi benda yang diberi
pengamanan.
Menentukan jumlah halon 1301 untuk pemadaman
Halon 1301 dihitung dengan berat (kg), yaitu mengalikan isi ruangan
kali konsentrasi halon 1301, kali berat jenis halon 1301 dalam keadaan
super heated. Jumlah halon 1301 yang diperlukan untuk design
pemadaman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
. . . . . . . . . . persamaan 2.1
Dimana :
W = berat halon 1301 yang diperlukan unutk pemadaman (Kg)
C = konsentrasi halon 1301 untuk pemadaman %
V = isi ruangan yang diberi proteksi
S = isi spesifik dari superheated halon 1301 dalam m3/Kg
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.16. instalasi integrated system dengan media haloon 1301(Sumber : http://castleol.blogspot.com/&usg)
II.2.4. Sistem Pemadam Busa Otomatik
Aplikasi pemadaman busa otomatik dipasang secara permanaen
untuk memproteksi bahan-bahan yang mudah terbakar. Pada dasarnya
dibagi menjadi dua, yaitu busa pengembangan tinggi dan busa
pengembangan rendah. Aplikasi sistem busa pengembangan rendah yaitu
memadamkan bahan cair dengan cara menutup permukaan bahan cair yang
terbakar dari udara. Aplikasi sistem busa pemadaman tinggi yaitu untuk
melindungi bahan padat maupun cair yang mudah terbakar dalam suatu
ruangan tertutup.
Komponen Sistem
Sistem instalasi busa otomatik menggunakan komponen-komponen
sebagai berikut :
1. Sistem Deteksi
2. Panel kontrol Alarm
3. Pompa Kebakaran
4. Sumber Air
5. Enduktor Proportioner
6. Pembangkit Busa
Budi Handoyo (6509040047) Page
Cairan Busa
Pemancar
Busa
Enductor
Proportioner
Sumber Air
Pompa
AlarmPanel Alarm
Deteksi
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.17. Skematik Diagram Foam Integrated System(Sumber : Depnaker, 2000)
Gambar 2.18. instalasi foam integrated system(http://www.rosenbauer.com)
Cara Kerja Foam Integrated System yakni :
a. Sistem deteksi, panel alarm kerjanya sama dengan sistem pemadam
integrated system sebelumnya.
b. Pompa alarm bekerja secara otomatis bila detektor aktif.
c. Enduction Proportioner adalah alat yang berguna untuk
menginduksikan cairan busa bersama aliran air dan untuk mengatur
presentase busa antara 3% - 6%. Enduction Proportioner untuk
injeksi dari bawah tanki dilengkapi lobangudara yang akan menarik
udara sehingga berbentuk campuran air, cairan busa, dan udara.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
d. Pemancar pembangkit busa adalah pemancar yang secara mekanik
akan mengubah bentuk kombinasi air + campuran busa + udara
menjadi busa.
Standar Instalasi Foam Integrated System :
Sistem pemadaman jenis ini banyak dipakai untuk landasan helkopter
diatas atap genting, dan juga bengkel-bengkel atau gudang-gudang yang
menyimpan bahan yang mudah terbakar dari jenis kebakaran B.
a. Pemancar busa diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Untuk busa dengan rasio pengemnagan 20 kali atau kurang
disebut juga busa pengembangan rendah. Dipergunakan kepala
busa.
2. Untuk busa dengan rasio pengembangan 80-100 kali disebut
busa pengembangan tinggi. Dipergunakan pembangkit busa
pengembangan tinggi.
b. Pemancar busa harus dipasang sedmikian rupa sehingga seluruh
permukaan benda atau barang-barang yang direncanakan dapat
terjangkau dan tertutup busa, dengan luasan daerah maksimum satu
pemancar busa untuk tiap 8m2 luas lantai.
c. Kapasitas pemancaran busa harus dalam volume yang tertera pada
tabel berikut :
Tabel 2.5. Kapasitas pemancaran busa
Jenis Lokasi
Bangunan
Tipe Dari Bahan
Pemadam Busa
Jumlah Pancaran
Busa Yang
Dikeluarkan per-m2
luas lantai
Ruangan Untuk
bengkel dan Parkir
Protein Foam 6,5 liter/m2
Synthetic Surface
Active Agent
8,0 liter/m2
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
KendaraanHydrogenous Foam 3,7 liter/m2
Ruangan Yang
Berisi Bahan Mudah
Terbakar, kayu dan
karet
Prootein Foam 6,5 liter/m2
Synthetic Surface
Active Agent6,5 liter/m2
Hydrogenous Foam 6,5 liter/m2
(Sumber : Depnaker, 2000)
d. Untuk pembangkit busa pengembangan tinggi harus sedemikian rupa
sehingga jumlah aliran dapat mengikuti ketinggian 0,5 m diatas
permukaan bahan yang diamankan. Pintu-pintu harus dibuat dari
pintu tahan api dan dapat menutup secara otomatis.
1. Berikut ini adalah daftar kapasitas aliran busa yang diperlukan
untuk sasaran pemadaman
Tabel 2.6. Kapasitas Aliran Busa Yang Diperlukan Untuk PemadamanBangunan /
Ruangan Yang
Diamankan
Tipe Pancaran BusaDebit Aliran Busa
per-m3 / menit
Ruangan yang berisi
bahan-bahan yang
diletakkan diatas rak-
rak yang bersusun
Busa Type I dengan
pengembangan 80 –
250 kali
2,0 liter / menit
Busa Type II dengan
pengembangan 250 –
500 kali
0,50 liter / menit
Busa Type III dengan
pengembangan 500 –
1000 kali
0,29 liter / menit
Ruangan bengkel dan
parkir kendaraan
Type II 1,11 liter / menit
Type II 0,28 liter / menit
Type III 0,16 liter / menit
Ruangan berisi
gergajian kayu,
serpihan plastik dan
karet
Type II 0,25 liter / menit
Type II 0,31 liter / menit
Type III 0,18 liter / menit
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Ruangan berisi bahan
spesial yang mudah
terbakar
Type II 1,25 liter / menit
(Sumber : Depnaker, 2000)
2. Pemancar busa harus dipasang satu atau dua buah pada tiap-tiap
lantai, dengan luas 500 m2.
3. Pemancar busa harus dipasang lebih tinggi dari ketinggian
barang yang diamankan.
4. Bila ada kemungkinan api menjalar dari sasaran yang satu le
sasaran lain, maka pemancar harus dipasang dengan tujuan
pemadaman total yaitu sasaran-sasaran dikelompokkan menjadi
satu kelompok untuk tujuan pengamanan.
5. Kapasitas pemancaran busa pengembangan tinggi untuk
pemancar busa yang tetap harus diperhitungkan sesuai berikut :
Untuk raungan yang berisi potongan-potongan kayu,
plastik, dan benda karet lainnya. Kapasitas pemancaran
busa 3 liter / menit / m2 luas permukaan.
Untuk bahan-bahan mudah terbakar lainnya kapasitas
pemancaran busa 2 liter / menit / m2 luas permukaan.
6. Jumlah kapasitas sumber air dan busa harus cukup untuk
dipancarkan dengan debit tersebut diatas dalam jangka waktu 10
menit.
II.2.5. Sistem Pemadam Dry Chemical Powder
Serbuk kimia kering sangat cocok untuk kebakaran kelas B dan C.
Dalam sistem ini diharapkan pemadaman dapat cepat berlangsung, oleh
karena itu pemadaman ini daat digunakan untuk pemadaman tanki
pencelup yang berisi bahan-bahan kimia yang flammable, atau gedung-
gedung yang berisi bahan bakar cair dan tempat dimana tumpahan minyak
dapat terjadi, pompa-pompa minyak dan gas.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Karena sifat dari serbuk kimia kering yang tidak menghantarkan
arus listrik, maka sistem ini juga baik dipergunakan dalam pemadaman-
pemadaman transformer-transformer listrik yang berisi minnyak, atau
peralatan pemutus aliran yang berisi minyak.
Desain Sistem Serbuk Kimia Kering
Komponen yang dipakai dalam desain sistem serbuk kimia kering
adalah :
1. Gas pendorong N2
2. Tanki serbuk kimia kering
3. Sistem perpipaan
4. Pemancar yang mengarahkan serbuk kimia kering ke arah daerah
yang dipancarkan.
5. Peralatan deteksi api.
6. Peralatan otomatis yang menjalankan sistem dan mekanik dari
mesin-mesin.
Jumlah Serbuk Kimia Kering
Untuk dasar perhitungan dapat menggunakan rumus-rumus sebagai
berikut :
Berat serbuk kimia kering yang diperlukan dalam pemadaman adalah
0,635 Kg/m3. Artinya untuk isi ruangan 1 m3 minimum diperlukan
serbuk kimia kering sebanyak 0,635 Kg.
Untuk ruangan – 4m3 – konsentrasi serbuk 0,48 kg/m3
6 m3 – 0,48 kg/m3
10 m3 – 0,41 kg/m3
20 m3 – 0,38 kg/m3
30 m3 – 0,36 kg/m3
40 m3 – 0,34 kg/m3
50 m3 lebih – 0,4 kg/m3
Perhitungan tersebut berdasarkan percobaan dengan YAMATO - Dry
Chemical Powder.
Tabel 2.7. Spesifikasi Tanki Serbuk Kimia Kering
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Keteranga
n (YDA)200 350 500 750
100
0
120
0
150
0
200
0
300
0
Tinggi
(mm)
140
0
130
0
140
0
150
0
137
0
151
0
175
0
170
0
178
0
Tinggi
(mm)362 512 512 618 874 874 874
102
0
122
8
Diameter
(mm)700
100
0
100
0760
124
5
126
0
126
0
140
0
163
5
Isi (l) 90 163 223 340 502 607 758100
5
152
3
Berat Isi
(kg)80 140 200 300 450 550 700 900
130
0
Isi SerbukAB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
Berat
Botol (kg)118 170 195 280 470 520 600 810
135
0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Ukuran Pipa Untuk Sistem Pemadaman Serbuk Kimia Kering
Serbaguna
Jarak antar tankiserbuk kimmia kering, dengan nozzle tidak lebih dari
100 meter.
Tabel 2.8. Ukuran Pipa Pemadaman Dry Chemical Powder
Ukuran Pipa Jumlah Aliran
Dalam Serbuk
(Kg/detik)Mm Inch
15 A1/2“ 0,56 – 1.07
20 A 3/4” 1,07 – 2,02
25 A 1” 1,82 – 3,45
32 A 1 1/4” 3,15 – 6,05
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
40 A 1 1/2” 4,40 – 8,40
50 A 2” 7,40 – 14,00
65 A 2 1/2” 12,80 – 24,00
80 A 3” 18,50 – 35,00
90 A 3 1/2” 25,50 – 48,20
100 A 4” 32,80 – 63,00
125 A 5” 52,80 – 100,00
150 A 6” 76,50 – 145,00
(Sumber : Depnaker, 2000)
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
II.1. Metodologi Perancangan
Budi Handoyo (6509040047) Page
MULAI
RUMUSAN MASALAH
PENGUMPULAN DATA
STUDI LITERATUR1. PERMEN
02/MEN/1983.2. NFPA 11, 11A, 12,
12A, 16, 17, 25, dan 2001.
3.
DATA PRIMER1. Dokumentasi
Bangunan2. Hasil Wawancara3. Survei Harga
DATA SEKUNDER1. Denah Bangunan
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Perancangan
III.2. Prosedur Perencanaan
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam perancangan instalasi integrated system pada Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya
diantaranya yaitu:1. Perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas perancangan ini
yaitu bagaimana merancang Integrated systemsesuai dengan fungsinya dan tata cara pemasangan berdasar dua regulasi yang berbeda yaitu SNI 03-3989-2000 dan PERMEN 02/MEN/1983 serta berdasarkan NFPA 11, 11A, 12, 12A, 16, 17, 25.
2. Melakukan pengumpulan data yang diantaranya dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari dokumentasi bangunan, wawancara dan survei harga komponen integrated system. Serta data sekunder yaitu denah bangunan yang
Budi Handoyo (6509040047) Page
PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM
1. Penentuan Jenis Klasifikasi Bangunan
2. Pengukuran Luas Bangunan3. Estimasi Biaya
ANALISA DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
AKHIR
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
akan dirancang. Sementara studi literatur akan terfokus pada PERMEN 02/MEN/1983 dan NFPA sesuai bahaya hunian.
3. Melakukan perancangan integrated system yang terdiri dari penentuan jenis klasifikasi bangunan, penentuan media pemadam serat komponen-komponen perancangan instalasi integrated system, pengukuran luas bangunan, dan estimasi biaya.
4. Melakukan analisa dan pembahasan perbandingan antara perancangan berdasarkan PERMEN 02/MEN/1983 dan NFPA sesuai bahaya hunian.Dari perbandingan ini akan didapatkan sebuah pembahasan yang berbeda dan dapat ditarik kesimpulan.
5. Menganalisis hasil rancangan apakah sudah layak atau tidak.6. Hasil dari perancangan instalasi integrated sistem maka dapat ditarik
kesimpulan.
III.3. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan perancangan
integrated sistem di Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabayadiantaranya
yaitu :
1. Denah Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya
2. Software komputer yaitu, Microsoft Word 2007, Microsoft Excel 2007, Adobe PhotoshopX4, AutoCAD 2007.
III.4. Gambaran Umum
Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya memiliki 8 lantai. Gedung ini
juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas baik itu fasilitas kantor maupun
fasilitas kesehatan dan keselamatan yang telah dipasang didalam gedung.
Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya ini termasuk dalam hunian
bahaya kebakaran ringan menurut Depnaker 2000 dan menurut kepmenaker
186/MEN/1999 termasuk klasifikasi bahaya ringan karena nilai kemudahan
terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah,
serta menjalarnya api lambat.
Bangunan yang akan dirancang Sistem Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakarannya adalah Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya, tepatnya
berada di Jln. Ahmad Yani no.54-56. memiliki luas bangunan 9136,8 m2
dengan luas bangunan 7200 m2, yang direncanakan oleh ISOPLAN
Consultant dan dilaksanakan oleh PT. Widya Satria selaku kontraktor, akan
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
direncanakan ulang untuk ukuran atau dimensi pada komponen strukturnya
baik utama maupun sekunder tanpa ada modofikasi pada denah atau tampak
bangunan. gedung yang merupakan gedung kejati termegah di di Indonesia
ini mulai dibangun pada tahun 2007 dan selesai penuh pada Desember 2009
dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang modern. Sarana yang tersedia
meliputi pos penjagaan, front office/piket, ruang tunggu, ruang rapat, ruang
posko pemilu, ballroom, kantin kejujuran, koperasi, ruang barang bukti,
ruang tahanan, masjid, danpoliklinik.Fasilitas yang tersedia meliputi tempat
parkir di luar dan di dalam gedung, lift, tangga darurat, perlengkapan
pemadam kebakaran, tangga untuk handicap, kamera CCTV, AC central,
TV LCD, generator pembangkit, telepon umum, toilet di setiap lantai,
menara pemancar, dan lain-lain.
Gambar 3.2 gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya(Sumber : pengambilan langsung, 2011)
BAB IV
PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM
4.1 Uraian Perancangan
Berdasarkan identifikasi lapangan dan studi literatur yang telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa untuk peletakan komponen integrated
systemdilakukan pada ruangan tertentu yaitu dispesifikasikan pada
ruangan yang mempunyai resiko kebakaran yang lebih besar dan
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar, sehingga untuk Toilet atau
Kamar mandi tidak perlu dilakukan pemasangan komponennya .
Tabel 4.1 Daftar ruangan pada setiap lantai
No
.
Lantai Ruangan yang
tersedia
Luas
(m2)
Jenis Kebakaran
1. Lantai 1 1. Ruang rapat,
hall,
2. Ruang sub sie
staff
3. Ruang staff
4. Ruang pengkaji
5. Rruang
sekretaris
6. Ruang asisten
intel
7. Pantry
8. Toilet
9. Ruang tunggu
10. Ruang sandi
11. Ruang staff
fungsional
12. Lift,
13. Tangga darurat.
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
2. Lantai 2 1. Ruang rapat
2. Ruang sub bag
kamdal
3. Pantry
4. Toilet
5. Ruang tunggu
6. Lift
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
7. Tangga darurat
8. Ruang tunggu,
9. Ruang kajati,
ajudan dan
sekretaris,
10. Musholla
11. Ruang wakajati
dan sekretaris
12. Ruang protokol
13. Ruang semkari
14. Ruang kabag tu
3. Lantai 3 1. Ruang arsip
berkas
2. Ruang
komputer
3. Ruang staff
4. Ruang pengkaji
5. Ruang
sekretaris
6. Toilet
7. Pantry
8. Ruang rapat
dan
pemeriksaan
9. Tangga darurat
10. Lift
11. Ruang sub sie
12. Ruang staff
13. Ruang sie
14. Ruang staff
fungsional
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
15. Ruang tunggu,
16. Ruang asisten
4. Lantai 4 1. Ruang arsip
berkas
2. Ruang komputer
3. Ruang staff
4. Ruang pengkaji,
5. Ruang sekretaris,
6. Toilet
7. Pantry
8. Ruang rapat dan
pemeriksaan,
9. Tangga darurat
10. Lift
11. Ruang sub sie
12. Ruang staff
13. Ruang sie
14. Ruang staff
fungsional,
15. Ruang tunggu,
16. Ruang asisten
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
5. Lantai 5 1. Pantry
2. Tangga darurat
3. Ruang asisten
4. Ruang
sekretaris
5. Ruang
komputer
6. Ruang pengkaji
7. Ruang sub bag
8. Ruang rapat &
pemeriksaan, ur
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
sub bag
9. Ruang
perpusatakaan,
10. Ruang ka ur
mutasi
11. Ruang
bendahara
12. Ruang sub bag
kepegawaian,
staff
13. Ruang dosier
kepegawaian
6. Lantai 6 1. Toilet
2. Pantry
3. Tangga darurat
4. Lift
5. Ruang sie
6. Ruang staff
7. Ruang
sekretaris
8. Ruang asisten
9. Ruang ur sub
bag
10. Ruang rapat
11. Ruang
pemeriksa
12. Ruang staff
pemeriksa
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
7. Lantai 7 1. Pantry
2. Toilet
3. Tangga darurat
4. Ruang
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
sekretaris
5. Ruang asisten
6. Ruang rapat &
pemeriksaan
7. Ruang staff
8. Ruang tunggu
9. Ruang sub sie
10. Ruang
komputer
11. Ruang sie
12. Ruang staff
fungsional
8. Lantai 8 1. Pantry
2. Tangga darurat
3. Mushola
4. Lift
5. Ruang
Pertemuan 1
6. Ruang
Pertemuan 2
7. Ruang
Pertemuan 3
8. Ruang Rehat
9. Ruang Kontrol
870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C
(Hasil Pengamatan,2011)
Tidak semua ruangan pada tiap lantai akan menggunakan sistem instalasi
integrated sistem, hal itu berdasarkan pertimbangan tentang isi ruangan yang akan
di cover. Penggunaan media pemadaman integrated sistem hanya untuk ruangan
yang tidak dapat di cover oleh media pemadam air milik springkler (selain kelas
A).Sesuai dengan kondisi ruangan di ruang Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya,
maka ruangan yang perlu menggunakan media pemadam integrated sistem pada
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
lantai dasar adalah ruang pantry (kelas B dan C), ruang komputer (kelas C), ruang
arsip bekas.
No Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang komputer 2 6,31 2,86 18
IV.2. Penentuan Jenis Media Pemadaman
Penggunaan media pemadam yang dipakai adalah media pemadam CO2
dikarenakan CO2 adalah bahan pemadam yang efektif dipakai untuk
memadamkan kebakaran kelas B (bahan cair dan gas) dan C (instalsai listrik
bertegangan) prinsip pemadaman yang digunakan adalah total floading
system yakni pembanjiran total seluruh ruangan yang dilindungi.
Langkah-langkah dalam memnentukan jumlah konsentrasi media pemadam
yang diperlukan untuk instalasi integrated sistem adalah :
Hazard Volume = Volume kosong ruangan (m3)
Yaitu volume ruangan yang dilindungi dalam keadaan kosong tanpa
dikurangi volume benda seisi ruangan tersebut (volume perkakas
diabaikan).
Kebutuhan Volume CO2 = Hazard Volume / Floading Factor
Dimana hazard volume (m3) penentuan foading factor dapat dilihat
pada tabel floading dactor for specific hazard (m3 / Kg.CO2)
Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)
Dimana kebutuhan CO2 adalah perkalian antara kebutuhan volume
CO2 dengan faktor konversinya.
Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung
CO2
Penentuan jumlah tabung dapat bervariasi nilainya meskipun dengan
total kebutuhan CO2 yang sama dikarenakan penggunaan kapasitas
tiap tabung yang berbeda-beda kapasitasnya (besar / kecilnya tabung).
Pada perhitungan ini saya menggunakan kapasitas tanki CO2 sebesar
45,5 Kg.
CO2 Quantity = Kebutuhan Volume CO2 X 30% Concentration
Dimana 30% konsentrasi CO2 nilainya adalah 0,688
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Minimal Flow Rate = CO2 Quantity / 2 menit
Dimana CO2 quantity = kuantitas 30% tabung CO2 (kg / 2 menit.m3)
Discharge Release = k / MFR
Adalah waktu yang dibutuhkan suatu sistem untuk mampu melakukan
pemadaman.
Dimana k = konstanta (181,45 Kg)
MFR = minimal laju pancaran (Kg / Menit)
*)CATATAN : Waktu minimal yang efektif untuk mempu mencapai
total floading yaitu 30 detik – 7 menit.
a) Ruang computerPada lantai 3, 4, dan 5 memiliki ukuran ruang komputer karena memiliki luas ruangan yang sama maka perhitungannya juga sama.Hazard volume = P × l × t
= 6,31 × 2,86 × 4 = 72,18 m³
b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 0,62 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
Kebutuh anCO 2= HazardVolumeFloadingFactor
¿¿
¿ 72,18 m ³0,62 m ³ / Kg. Co 2
¿116,4 Kg. Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
TotalKebutu h anC O2=Kebutuh anC O2 . ConvertionFactor
¿116,4 Kg. C O2 .1,6
¿186,24 Kg . C O2
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Peralatan dalam integrated system :
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabungCO 2=TotalKebutu h anC O2
KapasitasTabungC O2
¿186,24 Kg .C O2
45,5 Kg
¿4=4 tabung
Pada lantai 3 memerlukan 4 tabung canbondioksida (CO2) dan
untuk mengcover lantai 3, 4 dan 5 maka dibutuhkan tabung CO2 sebanyak
12 tabung.
CO2 Quantity
C O2 Quantity=Kebutuh anVolumeC O2. 30 %Consentration
¿186,24 Kg . C O2.0,688
¿128,13 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR= Wf1,4 .Tl
¿186,24 Kg .C O2
1,4 .7 menit
¿19Kg . C O2
Menit
Dischage Release
DR= kMFR
¿ 181,45 Kg
19Kg .C O 2
Menit
¿9,55 menit
Jumlah Noozle
Jumlah Nozzle= MFRMaksimumFlowRateCO 2(1atm)
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿ 19 Kg .CO 2/ Menit19,3 Kg . CO2/menit
¿0,98 nozzle
= 1 nozzle
Nozzle
Gambar 4.1 ruang komputer(sumber : denah Kejati, autocad 2007)
Gambar 4.2 instalasi integrated system
Budi Handoyo (6509040047) Page
6,31 m
2,86 m
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
(sumber : desain paint)
Jumlah nozzle tiap ruangan komputer berjumlah 1. Jadi jumlah
nozzle 3 lantai adalah 3 buah. Kemudian untuk jarak penempatan
berdasarkan pada SNI 03-3985-2000 jarak detektor tidak boleh melebihi
12 meter. Dan panjang ruang komputer masing-masing lantai adalah ada
6,31 m
Setelah melakukan pengelompokkan lebih lanjut tentang ruangan
yang perlu di cover oleh media pemadam instalasi integrated sistem, ruang
komputer merupakan ruangan yang mempunyai potensi kebakaran paling
berbahaya dan dikategorikan sebagai potensi bahaya tinggi (kelas C)
sehingga prioritas utama pemasangan instalasi integrated sistem adalah di
ruangan panel kontrol. Untuk penempatan tabungnya kita bagi 2 tempat
sesuai jarak maksimal pancaran. Pengambilan keputusan ini lebih di
karenakan faktor ekonomis dengan maksud menekan biaya pengeluaran
yang dibutuhkan untuk melakukan desain perancangan integrated sistem
yang mana komponen.
Pengambilan keputusan ini diambil atas dasar perhitugan jumlah media
pemadam yang dibutuhkan seperti pada perhitungan pada sub bab
sebelumnya.
IV.4. PERHITUNGAN PERPIPAAN
Sistem perpipaan
Flow rate karbondioksida = 19 Kg/min
Jenis pipa = Galvanized steel (ASTM A 53)
Nominal pipa = ¾ in schedule number 40
Diameter luar pipa = 26.67 mm
Diameter dalam = 23.8 mm
Panjang pipa tegak = 5,33 m
Panjang pipa utama = 3,15 m
Sambungan Perpipaan
Elbow 900 ¾ in
o Dimensi
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
A= 1 5/16 in B = ¾ in
C= 9/16 in D = 11/2 in
Cross ¾ in
o Dimensi
A= 1 1/2 in C = ¾ in
B = 9/16 in D = 1 5/16 in
Tee ¾ in
o Dimensi
A = 1 5/16 in B = ¾ in E = 1
½ in
C = 9/16 in D = 1 ½ in
Cap ¾ in
o Dimensi
A= 1 ½ in B = 9/16 in
Gambar 4.3. Sambungan Perpipaan Yang Dipakai
(Sumber : Tugas Akhir Prima Imanta Ginting, 2010)
Penurunan Tekanan (Pressure Drop)
Diketahui nominal size = ¾ in
Diameter = 26.67 mm : 0.02667 m
Debit CO2 yang digunakan = 19 Kg/min = 1,22 × 10-3m3/s
Tekanan awal (P1) = 750 psia (5171 kPa)
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Massa jenis karbondioksida (ρ) = 1977 Kg/m3
Gas constant(karbondioksida) = 35.1 ft/0R = 19.3 m/K
Luas permukaan pipa
A=14
∏ D2
¿ 14
.3,14 . 0,026672
¿5,58 .10−4 m2
Spesifik Massa
(γ) = ρ.g
= 1977 Kg/m3 x 10 m/s2
= 19770 Nm3
= 19.77 kN/m3
Kecepatan aliran Fluida
V=QA
¿ 1,22×1 0−3m3/ s5,58 .1 0−4 m2
¿2,18 m /s
Kekasaran relatif (Ɛ galvanized iron =0.15 mm)
f = ƐD
¿ 0,15 X 10−3 m0,02667 m
¿5,62 X 10−3
Kecepatan rata - rata berat karbondioksdia
G=γ . A .V
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿19.77 .5,58.10−4 .2,18
¿2,4 .1 0−2 kN/s
Penurunan tekanan dihitung dari pipa manifold sampai nozzle terjauh
P 12−P 22=G2 R Tg A2 [ f L
D+2 ln
P1P 2
]
(5171 kPa)2−P 22=¿¿¿
P2 = 7046kPa
Jadi Penurunan tekanan karbondioksida sampai nozzle terjauh adalah :
P 1−P 2=7046 kPa−5171 kPa
¿1875 kPa
¿18,75 ¿̄
BAB V
ESTIMASI BIAYA
V.1. Biaya Media Pemadam CO2
Berdasarkan perhitungan total kebutuhan CO2yang dilakukandibutuhkan
288,97 KgCO2per ruangan dikalikan dengan 3 lantai ruang komputer yang
akan diproteksi. Jadi total kebutuhan CO2yang diperlukan yakni 866,91
KgCO2. Dengan mempertimbangkan kondisi teknis, maka perlu
ditambahkan kebutuhan CO2yang akan dipakai yakni 185 Kg. CO2.
Berdasarkan sumber yang diperoleh pada (http://alatpemadamapi.net/) harga
media pemadam CO2 yaitu 29.000/kg. Dapat disimpulkan bahwa total biaya
yang dibutuhkan untuk pembelian media pemadam CO2sebesar Rp.
25.140.000,-
V.2. Biaya Tabung CO2 kapasitas 45,5 Kg
Tabung pemadam berfungsi untuk media penyimpanan gas CO2 yang
terintegrasi dengan sistem panel kontrol dan perpipaan. Berdasarkan
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
perhitungan yang dilakukan dibutuhkan jumlah total tabung CO2 yang
dibutuhkan untuk tiap lantai yakni 4 tabung dengan kapasitas 45,5 Kg. Jadi
total keseluruhan tabung yang dibutuhkan adalah 12 tabung. Berdasarkan
literatur http://www.docstoc.com/docs/JUALDANISIULANG--ALAT-
PEMADAM-KEBAKARAN--|-ALAT PEMADAM-API) harga tabung
pemadam jenis CO2 dengan spesifikasiModel AT-400P kapasitas 45,5 Kg
adalah Rp. 8.750.000 ,- per tabungnya. Tabung CO2 ini sudah terintegrasi
dengan pemasangan Nitrogen loop, flexible loop dan pilot loop yang
terpasang pada pipa manifol. Jadi total biaya yang dibutuhkan untuk
membeli tabung CO2 yakni sebesar Rp. 105.000.000,-
V.3. Biaya Perpipaan
Sistem perpipaan berperan penting dalam perancangan integrated sistem
sebab sistem perpipaan berfungsi mendistribusikan jalannya media
pemadam ke masing masing nozzle yand dipasang pada sistem ini.
Berdasarkan perhitungan didapatkan dibutuhkan pipa tipe galvanized
pipedengan panjang pipa total yang diperlukan 12 m untuk pipa tegak dan
9,465 m dari total ketiga lantai untuk pipa utama (horizontal sampai corong
nozzle). Jadi panjang pipa galvanis yang dibutuhkan yakni 21,465 m (22
m). Berdasarkan refensi yang diperoleh pada
(http://abadimetalutama.indonetwork.co.id/2926484/pipa-pipe.htm) harga
Pipa Galvanis Spindodengan spesifikasi 1 Inch Tipe Bsa A adalah Rp
128.000,- per meternya. Jadi kebutuhan total untuk biaya pembelian pipa
galvanis adalah sebesar Rp. 2.816.000,-
Selain pipa diperlukan flange pipe / threatened pipe, fitting, dll. Komponen
tersebut berfungsi untuk menyambungkan satu pipa dengan pipa lain bila
ada perubahan arah pipa (belokan, dsb). Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan dibutuhkan fitting tee sebanyak 5 buah fitting tee (2 buah untuk
percabangan pipa tegak di lantai dasar dan lantai 1, sedangkan 3 buah untuk
percabangan pipa manifold dengan tabung CO2). Harga fitting tee adalah
Rp. 109.500,- jadi biaya total fitting tee adalah Rp. 547.500,-. Harga
Belokan 90oRp. 64.500,- per buahnya. Total kebutuhan belokan 90o adalah 6
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
buah (1 buah di percabangan pipa tegak pada lantai 3, 2 buah di ujung pipa
manifold dan 3 buah di masing-masing nozzle pemancar). Jadi biaya yang
dikeluarkan untuk belokan 90o adalah Rp. 387.000,- . Fitting cross
digunakan untuk menghubungkan pipa manifol, tabung, dan pipa tegak
dibutuhkan 1 buat fitting cross dengan harga Rp. 125.500,- . cap digunakan
intu masing-masing nozzle dengan harga tiap cap adalah Rp. 54.000,- maka
biaya total untuk membeli cap adalah Rp. 162.000,-. Semua data diatas
diperoleh dari sumber http://www.amazon.com.
Jadi total keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk instalasi perpipaan
perancangan integrated sistem ini adalah Rp. 3.270.000,-
V.4. Biaya Nozzle
Total nozzle yang dibutuhkan adalah 3 buah multijet nozzle yang masing
masing harganya adalah Rp. 980.000,- . Maka total biaya yang dibutuhkan
untuk membeli 3 buah multijet nozzle adalah Rp. 2.940.000,-
V.5. Biaya Operasional Teknisi
Asumsi biaya operasional untuk para teknisi yang bekerja untuk merancang
instalasi integrated sistem ini yaitu Rp. 5.000.000,-
V.6. Total Biaya Keseluruhan
Total biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan instalasi integrated sistem
RSUD Gambiran Kediri Ruangan Rawat Inap VIP adalah :
Biaya Media Pemadam CO2 : Rp. 25.140.000,-
Biaya Tabung CO2 : Rp. 105.000.000,-
Biaya Perpipaan : Rp. 3.270.000,-
Biaya Nozzle : Rp. 2.940.000,-
Biaya Operasional : Rp. 5.000.000,- +
Total Biaya Keseluruhan : Rp. 141.350.000,-
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari perancangan tugas perencanaan sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran tentang instalasi integrated sistem pada
gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instalasipemadam kebakaran integrated sistem bekerja secara
otomatik yang diaktifkan oleh kontrol panel yang didesain
menjadi satu dengan sistem deteksi otomatik.
2. Persyaratan umum yang harus digunakan untuk media pemadam
CO2 pada perancangan instalasi integrated sistem baik pada
bangunan atau kapal harus mengacu pada peraturan NFPA 12
Standard on Carbon Dioxide Extinguish Systems.
3. Perencanaan perancangan instalasi integrated sistem memiliki
urutan yaitu, perencanaan pemilihan ruangan yang hendak
diproteksi, melakukan pemilihan jenis media pemadam yang
sesuai pada ruangan tersebut, kemudian melakukan perhitungan
kebutuhan medaia pemadam yang sesuai dengan perhitungan
didasarkan standard NFPA 12, kemudian melakukan desain
peletakkan seluruh perangkat komponen instalasi yang diperlukan
seperti perhitungan dan peletakan sistem perpipaan serta jumlah
nozle yang dibituhkan, kemudian yang terakhir adalah melakukan
perhitungan estimasi biaya yang akandikeluarkan.
4. Pemilihan media pemadam CO2pada perancangan instalasi
integrated sistem ini berdasarkan klasifikasi kelas kebakaran pada
ruang komputer di Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya merupakan
kelas C yangdapat dipadamkan secara efektif dengan
menggunakan media pemadam CO2.
5. Dalam perancangan integrated sistem pada ruang komputer
dengan tinggi 4 m sebanyak 3 lantai membutuhkan Media
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Pemadam CO2 sebanyak 288,97 Kg CO2, 4 buah tabung gas CO2,
3 buah multijet nozzle, 22 m pipa galvanis dilengkapi dengan 5
buah fitting tee, 6 buah elbow 90o, dan masing-masing 1 buah
fitting cross dan cap untuk menjadi satu instalasi integrated sistem
yang diharapkan mampu mengurangi tingkat resiko bahaya
kebakaran di ruangan tersebut.
6. Biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pembelian,peralatan instalasi
dan pemasangan instalasi untuk 3 lantai adalah Rp. 141.350.000,-
6.2. Saran
pada tugas perencanaan integrated sistem untuk pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran pada gedung Kejaksaan Tinggi
Negeri Surabaya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Dalam melakukan perencanaan instalasi integrated sistem harus
mempertimbangkan mengenai jenis media pemadam yang sesuai
untuk menyesuaikan klasifikasi jenis bahan, peralatan atau
instalasi yang terdapat di dalam ruangan yang akan di proteksi.
2. Dalam melakukan perencanaan instalasi integrated sistem tingkat
ketelitian harus lebih ditingkatkan karena ketelitian dalam
melakukan perhitungan terutama pada luas ruangan. karena hal ini
berguna untuk menentukan kebutuhan media pemadam yang
diperlukan.
3. Penggunaan standard yang relevan harus diperhatikan dalam
pertimbangan penggunaan tabel. Rumus, dll harus mengacu pada
standar yang ditetapkan (dalam perancangan ini menggunakan
standar NFPA 12).
4. Untuk tugas perencanaan instalasi integrated sistem selanjutnya
dapat dilakuakan perhitungan pada penempatan perangkat media
pemadam (tabung gas, dll) pada tempat yang mana ruangan yang
diproteksi terletak saling berjauhan sehingga tidak memungkinkan
untuk menggunakan 1 panel kontrol yang mengatur operasi
integrated sistem.
Budi Handoyo (6509040047) Page
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
DAFTAR PUSTAKA
Depnakertrans, 2000. “Training Material Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang Penanggulangan Kebakaran”, Jakarta. Indonesia
NFPA 12 2000 about Standard on Carbon Dioxide Extinguishing System,
diunduh pada tanggal 25 Desember 2011
http://abadimetalutama.indonetwork.co.id/2926484/pipa-pipe.htm
http://www.docstoc.com/JUALDANISIULANGREFILL--ALAT-
PEMADAM-KEBAKARAN-ALAT PEMADAM-API. Diunduh
tanggal desember 2011
http://alatpemadamapi.net. Diunduh tanggal 27 desember 2011
http://www.rosenbauer.com. Diunduh tanggal 15 oktober 2011
Ginting Prima Imanta, 2010, “Perancangan Fire Integrated System
Menggunakan Carbon Dioxide Total Flooding Di Ruangan Trafo
Tegangan Menengah Studi Kasus Pt.Samator Gas Bambe – Gresik”.
Tugas Akhir. PPNS-Surabaya
Budi Handoyo (6509040047) Page