laporan resmi jaringan komputer semester 5
DESCRIPTION
Teknologi jaringan computer saat ini sudah berkembang pesat. Praktikum jaringan komputer dilaksanakan dikarenakan mahasiswa kurang bisa memahami konsep jaringan komputer apabila hanya diberikan materi dari teori saja sehingga praktikum ini mutlak diberikan untuk menunjang pengetahuan mahasiswa dalam membangun sebuah jaringan komputer.Untuk mengatasi adanya tuntutan dan keingintahuan tentang jaringan komputer sebagai pengolahan kemampuan dasar dalam pemahaman konsep dan praktik membangun jaringan komputer. Dengan demikian kemampuan yang dipeoleh akan digunakan dikembangkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing mahasiswa.TRANSCRIPT
w
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi jaringan computer saat ini sudah berkembang pesat. Praktikum
jaringan komputer dilaksanakan dikarenakan mahasiswa kurang bisa memahami
konsep jaringan komputer apabila hanya diberikan materi dari teori saja sehingga
praktikum ini mutlak diberikan untuk menunjang pengetahuan mahasiswa dalam
membangun sebuah jaringan komputer.
Untuk mengatasi adanya tuntutan dan keingintahuan tentang jaringan
komputer sebagai pengolahan kemampuan dasar dalam pemahaman konsep dan
praktik membangun jaringan komputer. Dengan demikian kemampuan yang
dipeoleh akan digunakan dikembangkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing
mahasiswa.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum jaringan komputer dapat memberikan pengetahuan lebih
kepada mahasiswa untuk membangun jaringan komputer dalam sekala kecil.
Secara garis besar praktikum jaringan komputer ini berisikan tentang perlunya
jaringan komputer, konsep dasar jaringan secara global, pembagian jaringan
komputer berdasarkan area,media transmisi yang digunkan, protokol jaringan,
topologi jaringan, teori dasar perjalanan paket data, pengenalan pheripheral
jaringan (mulai yang menggunakan kabel sampai nonkabel/wirelsss), dan yang
paling penting adalah perancangan jaringan serta penerapannya dilapangan.
1.3 Manfaat Praktikum
Dengan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh melalui praktikum jaringan
komputer yang dilaksanakan, mahasiswa dapat lebih mengembangkan
kemampuan dalam membangun suatu jaringan dalam implementasinya untuk
mengembangkan suatu sistem jaringan komputer yang efektif dan efisien.
w
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Transmisi
Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan
penerima informasi (d a t a ), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu
diubah menjadi kode/i s y a r a t , dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan
berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media transmisi
digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara
pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat
e lektr o nika , seperti tel e pon , kompu t e r , tel e vis i , dan r a dio membutuhkan media
transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media
transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah k a b e l .
Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam
pengiriman datanya.
2.2 TCP/IP
TCP/IP (singkatan dari T ransmission Co n trol P r otoco l /Int e rnet
Protoco l ) adalah standar komun i k a si d a ta yang digunakan oleh komunitas i n te r n e t
dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam
jaringan Internet. P rotokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang
protokol ini berupa kumpulan protokol (proto c ol sui t e ). Protokol ini juga
merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut
diimplementasikan dalam bentuk p e r a n g k a t lunak (softw a r e ) di si s tem op e r a s i .
Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TC P / I P sta c k
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat
independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan,
sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema
pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai a l a mat I P (IP Address)
yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling
berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable
yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda
w
(seperti Mi c ros o ft W indows dan keluarga U N I X ) untuk membentuk jaringan
yang heterogen.
2.3 FIREWALL
FIREWALL atau tembok-api adalah sebuah sistem atau perangkat
yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya
dan mencegah lalu lintas ja r i n g a n yang tidak aman. Umumnya, sebuah
tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada
pintu gerbang (g a te w a y ) antara j a ri n g a n lo k a l dan jaringan lainnya. Tembok-
api umumnya juga digunakan untuk me n g ontrol a kses terhadap siapa saja
yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah
firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur
komunikasi antar dua jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak
perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan
berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap modal digital
perusahaan tersebut dari serangan para p e r e tas , pemata-mata, ataupun pencuri
data lainnya, menjadi hakikat.
2.4 DNS
DNS (Domain Name System, bahas a Indon esia : Sistem Penamaan
Domain) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang n a ma h ost
maupun n a ma domain dalam bentuk b a sis d a ta te r s e b a r (distributed
database) di dalam jaringan komputer, misalkan: I nt e rn e t . DNS menyediakan
a lam a t I P untuk setiap nama host dan mendata setiap s e r v e r t r a nsm i si sur a t
(mail exchange server) yang menerima surat elektronik (e mail ) untuk setiap
domain.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet,
bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan a lam a t I P
untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routin g ),
manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan
nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (U R L ) dan
a lam a t e - mai l . DNS menghubungkan kebutuhan ini
w
3.5 DHCP
Dynamic Host Configuration Protocol (DCHP) adalah protokol yang
berbasis arsitektur c l ient/s e rv e r yang dipakai untuk memudahkan
pengalokasian a lam a t I P dalam satu ja r in g a n . Sebuah jaringan lokal yang tidak
menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua kompu t e r
secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua kom p uter
yang tersambung di jaringan akan mendapatkan a l a mat I P secara otomatis dari
s e rv e r DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat
diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
DHCP didefinisikan dalam R F C 2131 dan R F C 2132 yang
dipublikasikan oleh I n t e rn e t E n g ine e ring T a sk F o rc e . DHCP merupakan
ekstensi dari protokol B o ots t r a p P roto c ol ( B O OTP ) .
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan
arsitektur c l i e nt / s e r v e r , maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat,
yakni DHCP Server dan DHCP Client.
DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat
"menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang
memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Wi n d o ws N T Se r v e r ,
Wi nd o ws 2 00 0 Ser v e r , Wi nd o ws Se r v er 2 00 3 , atau G N U /L i nu x memiliki layanan
seperti ini.
DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien
DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP
Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Wi nd o ws N T W o rk s tat i o n ,
Wi nd o ws 2 0 0 0 P r o fe s si o n a l , Wi ndo ws X P , Wi nd o w s V i st a , atau G N U / L i nux )
memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk
didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien
kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang
ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu
penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada
server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari
sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
w
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk
mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP
server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari
salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang
bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan
mengirimkan paket ack n o wled gm ent . Kemudian, DHCP Server akan menetapkan
sebuah alamat (dan konfigurasi TC P/ I P lainnya) kepada klien, dan memperbarui
basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding
dengan tu m p u kan p r o t o k o l TC P / I P dan karena telah memiliki alamat IP, klien
pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki
alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP
server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap
pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-
alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server,
basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke
DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara
dua DHCP server tersebut berbenturan, karena p rotokol I P tidak mengizinkan
dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server
juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat
klien akan tetap dari waktu ke waktu.
w
2.6 SAMBA
Samba adalah klien / server yang mengimplementasikan sistem jaringan
berbagi sumber daya untuk Linux dan UNIX lainnya komputer .Dengan Samba,
file UNIX dan printer bisa dibagi dengan klien Windows dan sebaliknya. Samba
mendukung Sesi Message Block (SMB) protokol.Hampir semua komputer
Windows termasuk mendukung SMB dengan subsistem internal jaringan mereka
(NetBIOS khususnya).
2.7 Rangkaian Dokuen Jaringan
2.7.1Jaringan Komputer
`Jaringan komputer (computer network) dapat diartikan sebagai dua atau
lebih komputer yang dihubungkan dengan menggunakan sebuah sistem
komunikasi, melalui media transmisi atau media komunikasi hingga dapat saling
berbagi data, aplikasi, dan berbagi perangkat keras. Perbedaan mendasar dari
jaringan komputer dan komunikasi data sebagai berikut.
1. Komunikasi data lebih cenderung pada keandalan dan efisiensi transfer
sejumlah bit-bit dari satu titik ke tujuannya.
2. Jaringan komputer menggunakan teknik komunikasi data, tetapi lebih
mementingkan arti dari tiap bit dalam proses pengiriman hingga diterima
ditujuannya.
2.7.2 Router
Untuk menghindari terjadinya broadcast collision dan saling meneruskan
protokol, perlu digunakan router. Dengan router, protokol yang dilewatkan hanya
TCP/IP saja. Router juga untuk mengarahkan IP Address dari satu jaringan ke
jaringan yang lain.
Fungsinya benar-benar tepat untuk mendukung jaringan yang kita miliki.
Kita pun harus membayar mahal untuk teknologi ini. Namun, dengan
berkembangnya teknologi jaringan saat ini, fungsi kerja dan manfaat dari
hardware router ini dapat digantikan dengan software router yang banyak sekali
dipasaran. Bahkan dengan menggunakan linux, kita bisa gratis mendapatkannya,
tetapi tetap saja tidak sebaik router aslinya.
w
2.7.3 HUB
Untuk menyambung atau untuk menghubungkan komputer biasanya
menggunakan HUB. HUB bekerja dengan metode broadcast, sehingga semua port
yang ada akan menerima broadcast ini. Dengan metode broadcast,sering terjadi
tabrakan (domain collision), akhirnya akan memperlambat akses jaringan. Selain
lambat karena terjadinya domain collison, HUB juga akan menbagi bandwidth
keseluruan dalam jumlah port.
Radio atau Wireless LAN kebanyakan menggunakan metode HUB, jadi
kecepatannya akan berkurang kalau penggunanya bertambah. Satu terminal hang
mengakibatkan terminal lain yang terhubung akan ikut hang.
2.7.4 Switch
Switch bekerja dengan metode akses tabel MAC address (alamat fisik kartu
jaringan). Sinyal akan dipancarkan dari satu port ke port yang dituju, tidak akan
dobroadcast ke port yang tidak dituju. Jadi ini adalah solusi untuk mengatasi
domain collison dan penurunan kecepatan kerja dalam satu jaringan komputer.
2.7.5 Bridge
Untuk mengurangi terjadinya domain collison, disarankan menggunakan
bridge (agar jumlah komputernya menjadi berkurang). Pada Microsoft Windows,
mulai dari XP, telah disertakan fungsi bridge ini, dengan memiliki minimal 2
LAN card kita dapat membuat sebuah bridge.
Penggunaan bridge masih menyaebabkan terjadinya domain collison di
masing-masing grup, dan akan terjadi broadcast collison karena adanya penukaran
data dari satu grup ke grub lainnya. Selain itu bridge juga akan meneruskan semua
protokol yang ada.
2.8 Sistem Oparasi Jaaringan
2.8.1 Windows server 2003
Windows Server 2003 merupakan sebuah versi sistem operasi M i c r oso f t W i nd o w s
yang ditujukan untuk pasar s e r v e r korporat. Nomor versi internalnya adalah Microsoft
W i ndo w s N T 5.2 build 3790. Dulunya dikenal dengan .NET Server, Windows .NET
w
Server, atau Whistler Server. Sistem operasi ini merupakan kelanjutan dari sistem
W i ndo w s 2000 Server.
Windows Server 2003, Standard Edition adalah sebuah versi Windows Server
2003 yang benar-benar "dasar", dengan fitur-fitur yang umumnya dibutuhkan oleh sebuah
server untuk melayani klien-kliennya di jaringan
2.8.2 linux Open SUSE
SUSE Linux Professional (SLP) 9.3 adalah sebuah distro sistem operasi desktop
yang mengundang decak kagum saat dicoba. Distro ini memiliki semua aplikasi Linux
yang kemungkinan besar dibutuhkan oleh semua orang. Berbagai aplikasi itu kemudian
disajikan dengan pilihan antarmuka KDE Atau GNOME yang terbaru.Sistem operasi
server, server internet, firewall, web server, mail server, database server, dari embedded
system sampai dengan komputer yang besar dan sistem cluster digunakan USB,
PCMCIA, IEEE 1394, AGP dan DVD yang lebih baik didukung sekarang, SCSI
diprogram s ebagian baru
Yang perlu diingat adalah sejak awal adalah SUSE LINUX punya reputasi sebagai distro
yang bukan diperuntukkan buat pengguna awam. Jadi, jangan mengharapkan distro ini
akan semudah Xandros atau Linspire. Tidak perlu takut untuk mencobanya mengingat
lengkapnya dokumentasi yang tersedia untuk distro ini, hanya saja distro ini mungkin
lebih tepat untuk developer, seorang power user, atau seseorang yang tertarik untuk
mencoba sampai sejauh mana desktop Linux dapat digunakan.
Sebagai distro Linux high-end, SLP 9.3 dapat dijalankan di Pentium
berkecepatan rendah dengan memory minimal 128MB dan ruang harddisk 500MB.
Tentu saja yang disarankan adalah prosesor minimum Pentium 1GHz, memory 256MB,
dan harddisk 2,5GB.
w
BAB III
PENGKABELAN DAN PENGATURAN ALAMAT IP
Pembuatan kabel Straight dan Cross tidaklah sulit cukup dengan
mengelupas kedua ujung kabel dan mengelompokkannya, dimana dalam
pembuatan kabel Stright yang warna ujung-ujung kabelnya sama urutannya
sedangkan untuk kabel Cross warna ujung-ujung kabelnya tidak sama.
3.1 Pemotongan Kabel
Berikut adalah langkah-langkah pemotongan kabel:
Langkah 1: Potong kabel menjadi dua bagian yaitu sepanjang 1,5 meter
Gambar 3.1 Pemotongan kabel menjadi 2 bagian
Langkah 2 : Buka atau kupas selongsong kabel dengan alat pengupas selongsong kabel
kira – kira sepanjang 2cm
Gambar 3.2 Kabel UTP yang di buka selongsongnya dengan alat pengupas
Langkah 3 : Pisahkan / uraikan kabel yang saling terlilit
w
Gambar 3.3 Kabel UTP yang sudah di uraikan dari lilitannya
3.2 Set Kabel Menggunakan Konektor RJ-45 dengan Konfigurasi Straight
Berikut cara pengesetan kabel dengan menggunakan konektor RJ-45 dengan
susunan straight:
Langkah 1 : Susun terlebih dahulu warna kabel dengan urutan berikut :
a. white orange
b. orange
c. white green
d. blue
e. white blue
f. green
g. white brown
h. brown
Gambar 3.4 Susunan kabel straight
Langkah 2 :Masukkan kabel yang telah diurutkan tersebut ke dalam konektor RJ-45 dan
pastikan urutannya tidak berubah pastikan bahwa ujung 8 wire mencapai
bagian terdalam dari konektor RJ-45
w
Gambar 3.5 Cara memasukkan kabel pada konektor RJ-45
Gambar 3.6 Kabel straight yang di pasang di konektor RJ-45
Langkah 3 : Kunci konektor RJ-45 dengan tang crimping
Gambar 3.7 Cara mengunci konektor dengan crimping tool
Langkah 4 : Lakukan hal yang sama untuk ujung yang lain
Langkah 5 : Periksa koneksi dengan menggunakan tester,pastikan kabel terurut sesuai
dengan aturan kabel straight.
Gambar 3.8 Tampilan koneksi dengan menggunakan kabel tester
Gambar 3.9 Kabel straight jadi
w
3.3. Set Kabel Menggunakan Konektor RJ-45 dengan Konfigurasi Cross
Berikut cara pengesetan kabel dengan menggunakan konektor RJ-45 dengan
susunan cross:
Langkah 1: Susun terlebih dahulu warna kabel dengan urutan berikut :
a. white green + green
b. white orange + blue
c. white blue + orange
d. white brown + brown
Gambar 3.10 Susunan kabel cross
Langkah 2 : Masukkan kabel yang telah diurutkan tersebut ke dalam konektor RJ-45 dan
pastikan urutannya tidak berubah pastikan bahwa ujung 8 wire mencapai
bagian terdalam dari konektor RJ-45
Gambar 3.11 Cara memasukkan kabel pada konektor RJ-45
Gambar 3.12 Kabel cross(warna kabel berbeda) yang di pasang di konektor RJ-45
Langkah 3 : Kunci konektor RJ-45 dengan tang crimping
w
Gambar 3.13 Cara mengunci konektor dengan crimping tool
Langkah 4 : Lakukan hal yang sama untuk ujung yang lain
Langkah 5 : Periksa koneksi dengan menggunakan tester,pastikan kabel terurut sesuai
dengan aturan kabel cross.
Gambar 3.14 Tampilan koneksi dengan menggunakan kabel tester
Gambar 3.15 Ujung-ujung kabel cross(warna kabel berbeda)
Gambar 3.16 Kabel jadi dengan susunan cross
3.4 Menonaktifkan FIREWALL Pada Kedua Sistem
3.4.1 Menonaktifkan FIREWALL Pada sistem operasi LINUX
Untuk non aktifkan FIREWALL pada Linux berikut langkah-langkahnya:
w
Langkah 1 : Klik Start – Applications, Pada Applications pilih System
Gambar 3.17. Tampilan Menu Applications pada Linux
Langkah 2 : Pilih Administrator Settings, sebelum masuk Administrator Setting
masukkan password(praktikum) lalu tekan OK
Gambar 3.18. Tampilan menu System ketika memasukkan password(praktikum)
Langkah 3 : Pada Yast Control Center pilih FIREWALL
w
\
Gambar 3.19. Tampilan Yast Control Center pada Menu Administrator Settings
Langkah 4 : Klik (Stop Firewall Now) pada FIREWALL Configurations lalu tekan Next
Gambar 3.20. Tampilan Firewall Configuration(start-up)
Langkah 7 : Klik (Finish) pada FIREWALL Configurations
Gambar 3.21. Tampilan akhir Firewall configuration dalam kondisi non aktif
w
3.4.2 Pada sistem operasi Ms. Windows XP
Untuk non aktifkan FIREWALL pada Ms. Windows XP berikut langkah-
langkahnya:
Langkah 1 :Klik Start-Control Panel, Lalu pilih Network and Internet Connections
Gambar 3.22 Tampilan Start Control Panel pada Ms. Windows XP
Langkah 2 : Pada Network and Internet Connections pilih WINDOWS FIREWAL
Gambar 3.23 Tampilan pada Network and Internet Connections
Langkah 3 : Pada WINDOWS FIREWALL pilih Off(not recommended) kemudian tekan ok
w
Gambar 3.24Tampilan pada Windows Firewall dalam kondisi non aktif
3.5 Setting IP Address
3.5.1 Pada PC1 (sistem operasi Ms. Windows XP)
Untuk setting IP pada Ms. Windows XP berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 :Klik start-Control Panel
Gambar 3.25 Tampilan start menu Control Panel pada Ms. Windows XP
Langkah 2 : Pada menu Control Panel pilih Network Connection.
Gambar 3.26. Tampilan Menu pada Control Panel pada Ms. Windows XP
w
Langkah 3 : Pada menu Network Connection (Local Area Connection 2) centang internet
protokol(TCP/IP) klik propertis, kemudian pilih Use the following IP
address kemudian ketik 192.168.0.2 pada form IP address dan ketik
255.255.255.0 pada form Subnet mask, klik OK
.
Gambar 3.27. Tampilan Local Area Connection 2(kiri) dan TCP/IP(kanan) propertis
3.5.2 Pada PC2 (sistem operasi Linux) :
Untuk setting IP pada Linux berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 : klik start-Application lalu pilih System
Gambar 3.28. Start menu Aplications pada Linux OpenSUSE
w
Langkah 2 : lalu pilih Administrator Settings
Gambar 3.29. Tampilan menu system pada Linux OpenSUSE
Langkah 3 : Pada Yast controll center pilih Network Settings
Gambar 3.30 Tampilan Administrotor Settings pada Linux
Langkah 4 : Setelah muncul Window Network Setting pilih Overview Edit
w
Gambar 3.31 Tampilan Network Settings pada Linux
Langkah 5 : Pada Network Card Setup pilih Statically assigned IP Address, ketik IP Address
192.168.1.1, Subnet Mask 255.255.255.0 dan klik Next | OK.
Gambar 3.32. Pengaturan IP address pada Linux OpenSuse
Langkah 6 : Selanjutnya akan tampil window saving network configuration, itu berarti
komputer sedang menyimpan pengaturan alamat IP yang tadi di inputkan,
tunggu sampai hilang dari monitor
Gambar 3.33 Tampilan window Saving Network Configuration
widyiutomo.blogspot.com
w
3.6. Pembuktian Bahwa Kabel telah Tersambung
Buktikan bahwa kabel UTP telah tersambung dengan benar dan konfigurasi alamat
IP sudah benar dengan cara :
Langkah 1 : Pada terminal linux ujikan menggunakan PING dari sistem Ms. Windows XP
terhadap linux dengan cara ketik “ping 192.168.1.1”
Gambar 3.34. Melakukan perintah ping dengan cmd pada Ms. Windows XP
Langkah 2 : Pada terminal linux ujikan menggunakan PING dari sistem Ms. Windows XP
terhadap linux, dengan cara ketik “ping 192.168.1.2”
Gambar 3.35. Melakukan perintah ping dengan terminal pada linux
w
Langkah 3 : Jalankan web server apache pada computer Ms. Windows XP, dengan cara
klik Icon Xampp Control Panel pada PC1(Windows) klik Start pada Apache.
Gambar 3.36. Tampilan XAMMP Control Panel Application
Langkah 4: Kemudian buka web browser pada linux. Ketikkan alamat IP computer Ms.
Windows XP(192.168.0.2) pada web browser linux.
Gambar 3.37. Tampilan Web Browser pada Linux
w
BAB IV
BLOCKING PORT DENGAN PENGGUNAAN FIREWALL
Kata firewall mengandung kata kunci Wall yang berarti dinding. Fungsi
dinding adalah melindungi segala sesuatu di dalam dinding tersebut. Nah firewall
pun berfungsi sama, yaitu melindungi komputer atau jaringan dari akses komputer
lain yang tidak memiliki hak untuk mengakses komputer atau jaringan Anda.
Jadi firewall ini melindungi jaringan dan sekaligus melindungi komputer di dalam
jaringan tersebut. Akses yang dimaksud adalah akses remote dari komputer lain.
Seperti kita ketahui sistem operasi seperti windows dan unix memiliki
kemampuan jaringan yaitu menghubungkan dua atau lebih komputer untuk saling
berkomunikasi dan menggunakan sumber daya jaringan seperti printer, scanner
dan alat-alat lainnya termasuk koneksi internet.
4.1 Menonaktifkan Firewall
4.1.1 Menonaktifkan Firewall pada ms. windows XP
Untuk menonaktifkan firewall pada ms.windows XP langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Langkah 1: Klik start kemudian pilih Settings kemudian pada menu settings pilih Control
Panel
Gambar 4.1 Mengakses menu start
w
Langkah 2: Pilih menu windows firewall pada window control panel
Gambar 4.2 Memilih menu Windows firewall pada jendela Control Panel
Langkah 3: Jika firewall aktif (on) nonaktifkan (off) lalu OK
Gambar 4.3 Tampilan windows firewall
4.1.2 Menon aktifkan Firewall pada linux openSUSE
Untuk menonaktifkan FIREWALL pada linux openSUSE langkah-langkahnya
sebagai berikut:
Langkah 1: Pilih menu computer kemudian system
2
Gambar 4.4 Mengakses menu system pada menu computer di yast
w
Langkah 2: Masuk ke yast control center administrator setting HTTP server
Gambar 4.5 Mengakses menu FIREWALL pada yast
Langkah 3: Pilih disable FIREWALL autamatic setting dan klik stop FIREWALL now untuk
menonaktifkan FIREWALL, kemudian pilih next
Gambar 4.6 Menonaktifkan firewall pada menu Firewall Configuration
w
4.2 Subnetting dan Pengaturan Alamat IP
4.2.1 Subnetting
Diketahui : range IP 192.168.0.0 / 255.255.255.0
Jumlah komputer yang ada 2 unit
Ditanyakan : bagaimana menghitung subnettingnya?
Jawab : jumlah komputer yang ada + 2 = 2+2 =4
256 – 4 = 252
Subnet mask = 255 .255 .255 .252
11111111.11111111.11111111.11111100
Jumlah Network = 26 = 64
Jumlah Host = 2 2 = 4
IP yang didapat
Network 1 = 192.168.0.0 s/d 192.168.0.3
IP address yang dipakai = 192.168.0.1 & 192.168.0.2
4.2.2 Pengaturan alamat IP pada ms. windows XP
Berikut ini adalah langkah-langkah pengaturan alamat IP pada sistem operasi
microsoft windows XP :
Langkah 1 : Klik kanan menu start dan pilih explore
Gambar 4.7 Mengakses menu explore melalui klik kanan pada menu start
w
Langkah 2 : Setelah masuk pada window explorer pilih menu My Network Places
kemudian pilih Properties
Gambar 4.8 Mengakses menu properties my network places pada menu Explore
Langkah 3 : Setelah masuk pada window Network Connections, klik dua kali local area
connection
Gambar 4.9 Tampilan window Network Connections
Langkah 4 : Selanjutnya akan masuk pada window Local area connection, Klik Internet
Protocol (TCP/IP) klik Properties
Gambar 4.10 Tampilan window local aera connection
w
Langkah 5 : Kemudian setelah masuk pada window internet protocol (TCP/IP)
properties pilih button “Use the following IP address” kemudian isikan
alamat IP yang sesuai dengan kebutuhan jaringan pada IP address dan
isikan subnet mask yang sesuai pada subnet mask, kemudian pilih OK jika
sudah selesai.
Gambar 4.11 Tampilan window internet protocol (TCP/IP) properties
Langkah 6 : Setelah enam langkah di atas di jalankan berarti pengaturan alamat IP pada
komputer telah selesai dilakukan. Selanjutnya dilakukan cheking koneksi
yang langkah-langkahnya akan diuraikan pada sub bab berikutnya.
4.2.3 Pengaturan alamat IP pada linux openSUSE
Berikut ini adalah langkah-langkah pengaturan alamat IP pada sistem operasi
linux openSUSE :
w
Langkah 1: Pilih menu computer system
2
1Gambar 4.12 Mengakses menu system pada menu computer di yast
Langkah 2: Pilih menu administrator setting masuk ke yast control center
network setting
Gambar 4.13 Mengakses menu network setting pada yast control center
w
Langkah 3: Setelah muncul window network setting pilih overview edit
Gambar 4.14 Tampilan window Network Settings
Langkah 4: Selanjutnya akan masuk pada window network card setup, pilih general
kemudian pilih menu “At Boot Time” pada Activated Time agar IP tersusun
sesuai pengaturan pada saat dihidupkan.
Gambar 4.15 Tampilan window Network Card Setup
w
Langkah 5: Selanjutnya pilih menu address pada window network card setup pilih
statically assigned IP address isikan IP address dan subnet mask yang
sesuai kebutuhan jaringan kemudian pilih next
Gambar 4.16 Tampilan window Network Card Setup
Langkah 6: Selanjutnya akan tampil window saving network configuration, itu berarti
komputer sedang menyimpan pengaturan alamat IP yang tadi di inputkan,
tunggu sampai hilang dari monitor
Gambar 4.17 Tampilan window Saving Network Configuration
Langkah 7: Jika window saving network configuration sudah hilang berarti pengaturan IP
sudah selesai. Untuk pengecekan alamat IP akan diterangkan dalam sub
bab berikutnya.
w
4.3 Pembuktian Koneksi Komputer
4.3.1 Pembuktian koneksi komputer pada Ms. Windows XP
Untuk melakukan pembuktian alamat IP pada windows XP, langkah –
langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Klik menu start Run
2
1
Gambar 4.18 Tampilan menu start
Langkah 2: Ketikkan cmd pada window Run
Gambar 4.19 Tampilan window run
w
Langkah 3 : Ketikkan Ping_alamat IP tujuan (Ping 192.168.0.1), alamat IP tujuan
adalah alamat IP komputer yang menggunakan sisem operasi openSUSE.
Gambar 4.20 Tampilan window cmd
Langkah 4 :Jika yang muncul adalah keterangan “Replay from 192.168.0.1......” berarti
koneksi kedua komputer dalam sebuah jaringan seudah berhasil, tetapi jika
yang muncul adalah keterangan “Request Time Out” berarti komputer
belum berhasil terkoneksi menjadi sebuah jaringan.
4.3.2 Pembuktian alamat IP pada openSUSE
Untuk melakukan checking jaringan pada openSUSE, langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut:
Langkah 1 : Klik application terminal Ketikkan Ping_alamat IP tujuan (Ping
192.168.0.2), alamat IP tujuan adalah alamat IP komputer yang
menggunakan sisem operasi windows XP
Gambar 4.21 Tampilan window terminal
Langkah 2 :Jika yang muncul adalah keterangan “64 bytes from 192.168.0.2:....”
berarti koneksi kedua komputer dalam sebuah jaringan seudah berhasil.
w
4.4 FIREWALL pada Ms.Windows XP
4.4.1 Mengaktifkan web server apache
Untuk mengaktifkan web server apache caranya adalah double click icon XAMPP
control panel start apache
Gambar 4.22 Mengaktifkan apache pada XAMPP Control Panel
4.4.2 Pemeriksaan koneksi komputer dari linux openSUSE ke Windows XP
Untuk melakukan pembuktian koneksi komputer pada openSUSE ke Windows
XP langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Klik application terminal Ketikkan Ping_alamat IP tujuan (Ping
192.168.0.2), alamat IP tujuan adalah alamat IP komputer yang
menggunakan sisem operasi windows XP
Gambar 4.23 Tampilan window terminal
Langkah 2 :Jika yang muncul adalah keterangan “64 bytes from 192.168.0.2:....”
berarti koneksi kedua komputer dalam sebuah jaringan sudah berhasil.
w
Langkah 3 :Ada cara lain untuk melakukan pemeriksaan koneksi komputer yaitu
melalui apache web server. Caranya adalah :
a. Aktifkan apache web server linux opensuse masuk ke browser
ketikkan alamat IP tujuan ke URL enter
b. Jika koneksi jaringan sudah berhasil akan muncul tampilan awal
apache
Gambar 4.24 Tampilan apache web server
4.4.3 Mengaktifkan windows firewall dan blok port 80
Untuk mengaktifkan windows firewall dan emlaukukan blok pada port 80, caranya
adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Klik start Settings Control Panel
Gambar 4.25 Mengakses menu Control Panel lewat menu start
Langkah 2 :Setelah masuk ke window Control Panel pilih menu windows FIREWALL
w
Gambar 4.26 Tampilan window Control Panel
Langkah 3 : Pilih menu general kemudian pilih menu on pada window firewall kemudian
klik ok, berarti firewall sudah aktif
Gambar 4.27 Mengaktifkan windows firewall
w
Langkah 4 :Pilih menu advanced pada window windows firewall pilih settings
pada local area connection
Gambar 4.28 Tampilan window advanced pada firewall
Langkah 5 :Pilih menu services centang web server (HTTP) untuk melakukan
blocking port 80
Gambar 4.29 Tampilan menu servive pada window Advanced Settings
w
4.4.4 Melakukan pemeriksaan pengaksesan halaman web dari linux openSUSE
terhadap windows
Untuk melakukann pemeriksaan pengaksesan halaman web dari linux open SUSE
terhadap windows berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 : Klik application terminal Ketikkan Ping_alamat IP tujuan (Ping
192.168.0.2), alamat IP tujuan adalah alamat IP komputer yang
menggunakan sisem operasi windows XP, ping tetap bisa dijalankan
meskipun port 80 telah di blok
Gambar 4.30 Melakukan perintah ping lewat openSUSE ke Windows
Langkah 2 :Buka browser pada openSUSE, akses alamat IP komputer Windows
yang port 80-nya telah di block, maka hasilnya tampilan apache web
server pada komputer windows tidak akan bisa di akses melalui
browser openSUSE.
Gambar 4.31 Tampilan browser pada openSUSE
w
4.4.5 Menonaktifkan blok port 80 dan melakukan blok ICMP
Untuk menon aktifkan blok port 80 dan melakukan blok ICMP berikut adalah
langkah-langkahnya:
Langkah 1 : Buka kembali windows firewall
Langkah 2 : Nonaktifkan blok port 80 (http)
Langkah 3: Blok ICMP yang masuk ke windows XP, caranya masuk pada
advanced settings yang ada di windows firewall pilih ICMP
centang menu allow incoming echo request OK
Gambar 4.32 Tampilan menu ICMP pada window Advanced Settings
4.4.6 Melakukan akses halaman web dan ping pada windows yang telah
diblok ICMP-nya
Berikut langkah-langkah untuk mengakses halaman web dan ping pada
windows yang ICMP-nya telah diblok:
Langkah 1: Lakukan akses halaman web (menggunakan web browser) dari openSUSE
terhadap windows
Langkah 2: Hasilnya akses halaman web tetap bisa dilakukan ketika ICMP pada
windows diblok
w
Gambar 4.33 Tampilan browser pada openSUSE ketika melakukan akses alamat IP
yang telah di blok ICMP-nya
Langkah 3 : Lakukan pemeriksaan koneksi jaringan melalui ping, hasilnya ping
tidak bisa dilakukan ketika ICMP pada windows di blok
Gambar 4.34 Tampilan cmd pada openSUSE ketika melakukan akses alamat IP
yang telah di blok ICMP-nya
4.4.7 Melakukan blok port 80 dan blok ICMP pada windows
Langkah 1 : Buka kembali windows firewall
Langkah 2: Blok port 80(http) dan blok ICMP yang masuk ke windows XP
4.4.8 Melakukan akses halaman web dan ping terhadap alamat IP yang port
80 dan ICMP-nya telah di blok
Berikut langkah-langkah untuk melakukan akses halaman web dan ping terhadap
alamat ip yang port 80 dan icmbnya telah diblok:
Langkah1: Lakukan akses halaman web (menggunakan web browser) dari
openSUSE terhadap windows.
w
Langkah 2 :Hasilnya akses halaman web tidak bisa dilakukan ketika port 80 dan
ICMP pada windows diblok.
Gambar 4.35 Melakukan akses alamat IP melalui halaman web yang port 80 dan ICMP-
nya telah di blok
Langkah 3 :Lakukan ping untuk memeriksa koneksi jaringan yang port 80 dan
ICMP-nya telah di blok.
Gambar 4.36 Melakukan akses alamat IP melalui cmd yang port 80 dan ICMP-nya telah
di blok
4.5 FIREWALL pada Linux OpenSUSE
4.5.1 Mengaktifkan HTTP server
Berikut ini adalah langkah-langkah mengaktifkan HTTP server pada sistem operasi
linux openSUSE :
w
Langkah 1 : Untuk mengaktifkan web server apache caranya adalah double click icon
XAMPP control panel start apache.
Gambar 4.37 Mengaktifkan apache pada XAMPP control panel
4.5.2 Akses halaman web dan ping linux openSUSE dari Ms. Windows XP
Untuk melakukan akses halaman web linux openSUSE dari Ms. Windows XP
berikut langkah – lagkahnya:
Langkah 1 : Buka browser pada Ms. Windows XP masukkan alamt IP komputer
linux openSUSE pada tab URL
Langkah 2 : Halaman awal apache dari web server Linux openSUSE akan muncul
Gambar 4.38 Halaman apache web server Linux openSUSE jika diakses dari Ms. Windows
Langkah 3 : Klik start Run cmd ketik “ping 192.168.0.1” dan akan muncul replay
yang menunjukkan bahwa komputer tersambung
w
Gambar 4.39 Tampilan menu cmd untuk mengakses alamat IP komputer openSUSE
4.5.3 Mengaktifkan firewall pada openSUSE dan blok port 80
Untuk mengaktifkan firewall pada openaSUSE dan blok port 80 berikut langkah-
langkahnya:
Langkah 1 : Pilih menu Application System
Gambar 4.40 Mengakses menu system pada menu computer di yast
w
Langkah 2 : Masuk ke yast Control Center Administrator Setting HTTP Server
Gambar 4.41 Mengakses menu FIREWALL pada window yast control center
Langkah 3 :Pilih enable FIREWALL autamatic setting untuk mengaktifkan FIREWALL,
kemudian pilih next
Gambar 4.42 Tampilan menu FIREWALL
w
Langkah 3 : Pilih menu computer System masuk ke yast Control Center HTTP
Server
Gambar 4.43 Mengakses menu HTTP Server melalui menu System
Langkah 4 : Tunggu samapi window Initialing configuration HTTP Server hilang
Gambar 4.44 Window Initialing HTTP Server Configuration
w
Langkah 5 : Pilih disable pada HTTP service pastikan port yang tertulis adalah port 80
klik OK
Gambar 4.45 Pilih menu dan memastikan port 80 yang terblokir
4.5.4 Melakukan akses halaman web dan ping dari ms. Windows XP terhadap linux
openSUSE yang port 80-nya telah diblok
Untuk melakukan akses halaman web dan ping dari ms.windows XP berikut
langkah-langkahnya:
Langkah 1 : Buka browser pada Ms. Windows XP masukkan alamt IP komputer Linux
openSUSE pada tab URL
Langkah 2 : Halaman awal apache dari web server Linux openSUSE tidak akan muncul
karena port 80 telah di blok
w
Langkah 3 : Klik start Run cmd ketik “ping 192.168.0.1” dan akan muncul replay
yang menunjukkan bahwa komputer tersambung
Gambar 4. 46 Tampilan halaman web dan window cmd yang mengakses alamat IP
komputer openSUSE
w
BAB V
DNS SERVER DENGAN MENGGUNAKAN
MS. WINDOWS SERVER 2003
Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang
digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang
mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa
digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail,
dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address.
5.1 Non Aktifkan Firewall Pada Sistem Operasi Linux OpenSUSE dan Ms. Windows
Server 2003
5.1.1 Setting FIREWALL pada linux openSUSE
Langkah-langkah untuk menonaktifkan FIREWALL pada Linux OpenSUSE adalah
sebagai berikut :
Langkah 1 : Icon OpenSUSE kemudian pilih Computer, pilih YaST
Gambar 5.1. Tampilan menu Yast pada OpenSUSE
w
Langkah 2 : Pada Yast Control Center pilih Software kemudian klik FIREWALL
Gambar 5.2. Setting FIREWALL pada linux opensuse
Langkah 3 : Pilih Disable FIREWALL automatic starting, kemudian Klik next
Gambar 5.3. Menonaktifkan FIREWALL pada linux opensuse
Langkah 4 : Klik Finish
Gambar 5.4. Tampilan FIREWALL telah disable
w
5.1.2 Setting FIREWALL pada sistem operasi Ms. Windows Server 2003
Langkah – langkah untuk menonaktifkan FIREWALL pada Ms. Windows Server 2003
adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Klik start pilih Administrative tools, kemudian Klik windows FIREWALL
Gambar 5.5. Tampilan start all program Ms. Windows 2003
Langkah 2 : Pada windows firewall pilih off | Klik OK
Gambar 5.6. Tampilan windows firewall non aktif
5.2 Setting Konfigurasi Alamat IP pada Ms. Windows Server 2003 dan Linux
OpenSUSE
w
Konfigurasi alamat IP pada Ms. Windows Server 2003 dan Linux OpenSUSE
seperti tabel dibawah ini.
Tabel 5.1. Konfigurasi alamat IP untuk kedua sistem operasi
Ms. Windows Server 2003 Linux OpenSUSE
IP Address 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.2
Subnet Mask 255.255.255.0 Subnet Mask 255.255.255.0
Default Gateway - Default Gateway 192.168.1.1
DNS 1 - DNS 1 192.168.1.1
DNS 2 - DNS 2 -
5.2.1 Setting IP pada sistem operasi Ms. Windows Server 2003
Langkah – langkah untuk menyetting alamat IP pada Ms. Windows 2003 adalah
sebagai berikut :
Langkah 1 : Start All program pilih Control panel kemudian pilih Network connections,
klik kanan Local area connections lalu properties
Gambar 5.7. Menu all program pada Ms. Windows Server 2003
w
Langkah 2 : Pilih internet protocol (TCP/IP) lalu properties
Gambar 5.8. Tampilan Local area connections properties
Langkah 3 : Pada internet protocol properties isikan alamat IP dan subnet mask lalu klik
Ok.
Gambar 5.9. Tampilan properties configurasi IP
5.2.2 Setting IP pada sistem operasi Linux openSUSE
Langkah – langkah untuk menyetting alamat IP pada Linux OpenSUSE adalah sebagai
berikut :
w
Langkah 1 : Pada icon opensuse pilih Application, kemudian System lalu pilih
Administrator settings
Gambar 5.10. Tampilan menu applications pada opensus
Langkah 2. Pada Yast Control Center pilih software lalu Network settings
Gambar 5.11. Tampilan yast control center pada linux openSUSE
w
Langkah 3 : Pilih Statically assigned IP address, isikan alamat IP dan subnet mask lalu
next
Gambar 5.12. Pengaturan IP address pada linux openSUSE
5.3 Setting DNS Server Pada Ms. Windows Server 2003
Cara untuk menyetting DNS server pada Ms. Windows Server 2003 adalah melalui
manage your server pada administrative tools, berikut langkah – langkahnya :
Langkah 1 : Klik Start pilih Control Panel lalu pilih Administrator Tools kemudian Klik
Manage Your Server
Gambar 5.13. Tampilan start menu pada Ms. Windows Server 2003
Langkah 2 : Pada Manage Your Server klik Add or remove a rool
w
Gambar 5.14. Tampilan Manage Your Server
Langkah 3 : Pada Configure Your Server Wizard Klik Next
Gambar 5.15. Tampilan awal Configure Your Server Wizard
Langkah 4 : Pilih DNS server lalu next
Gambar 5.16. Memilih DNS server pada configure your server wizard
Langkah 5 : Install DNS server, Klik next
w
Gambar 5.17. Tampilan install DNS server
Langkah 6 : DNS checklist, Klik Next
Gambar 5.18. Tampilan DNS checklist pada configurase a DNS server wizard
Langkah 7 : Pilih Custom Configuration kemudian Next
Gambar 5.19. Pemilihan tipe konfigurasi yang akan digunakan
Langkah 8 : Pilih forward lookup zone kemudian Next
w
Gambar 5.20. Tampilan create fordward lookup zone
Langkah 9 : Seluruh anggota yang kita buat mengacu pada DNS server yang kita buat,
pilih This server maintains the zone lalu Next
Gambar 5.21. Pemilihan lokasi server
Langkah 10 : Mengisikan nama zone master (nama_kelompok.tpl) lalu Next
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 5.22. Tampilan pengisian zone master
w
Langkah 11 : Pilih Create a new file with this file name, ketik nama kelompok
kelompok_satoe.tpl lalu Next
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 5.23. Pembuatan nama file zona untuk DNS Sever
Langkah 12 : Server tidak memerlukan dynamic updates, pilih Do not allow
dynamic updates lalu Next
Gambar 5.24. Pemilihan no update pada DNS Server
w
Langkah 13 : Server tidak melanjutkan permintaan ke DNS server lain (No, it
should not fordward queries) kemudian Next
Gambar 5.25. Tampilan konfigurasi not fordward queries
Langkah 14 : Completing the configure a DNS server wizard, klik Finish
Gambar 5.26. Tampilan konfigurasi DNS server wizard komplit
5.3.1 Tambahkan A : kelompok_satoe.tpl
Langkah – langkah :
Langkah 1 : Klik kanan pada folder area kelompok_satoe.tpl, klik new host (A)
w
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 5.27. Tampilan membuat host baru
Langkah 2 : Pada New host ketikkan alamat IP lalu Add host
Kelompok.satoe.tpl
Gambar 5.28. Tampilan memasukkan host baru
Langkah 3 : Pembuatan host baru sukses | Ok
w
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 5.30. Tampilan host baru sukses
5.3.2 Tambahkan A : www.kelompok_satoe.tpl
Langkah – langkah:
Langkah 1 : Klik kanan pada area folder kelompok_satoe.tpl, klik new host (A),
kemudian ketikkan www dan alamat IP, klik Add host
www.kelompok_satoe.tpl Kelompok_satoe.tpl
Gambar 5.31. Tampilan menambah (www) pada nama domain
Langkah 2 : Penambahan (www) pada nama domain kelompok_satoe.tpl sukses,
klik Ok
w
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 5.32. Tampilan penambahan www pada nama domain
5.3.3 Aktifkan apache web server pada Ms. Windows 2003
Gambar 5.33. Menjalankan web server apache pada Ms. Windows Server 2003
5.4 Akses Alamat kelompok_satoe.tpl dan www.kelompok_satoe.tpl Dari Web
Browser Linux OpenSUSE
Ketikkan alamat kelompok_satoe.tpl pada web browser linux openSUSE
http://www.kelompok_satoe.tpl/xampp/
Gambar 5.34. Tampilan akses alamat kelompok_satoe.tpl sukses
w
Lalu ketikkan alamat w w w . k el o m po k _ s a t o e .t p l pada web browser linux
openSUSE
http://www.kelompok_satoe.tpl/xampp/
Gambar 5.35. Tampilan akses w w w .kel o m p ok_ s a t o e .t p l suskes
w
BAB VI
DNS SERVER DENGAN MENGGUNAKAN LINUX OPENSUSE
DNS (Domain Name System), bahasa Indonesia: Sistem Penamaan Domain
adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama
domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan
komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan
mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat
elektronik (email) untuk setiap domain.
6.1 Mempersiapkan Alat dan bahan
Kabel UTP Cat.5e dengan konfigurasi CROSS yang telah dibuat pada modul
6.2 Periksa FIREWALL pada kedua System operasi. apabila kondisi aktif, nonaktifkan.
6.2.1 Setting firewall pada linux openSUSE
Langkah – langkah untuk nonaktifkan FIREWALL pada sistem operasi linux
openSUSE adalah sebagai berikut :
Langkah 1:Pada sistem menu operasi linuxopensuse, klick start – pilih applications| lalu
pilih system|kemudian pilih administrator setting
2
Gambar 6.1 Tampilan menu pada linux openSUSE.
Langkah 2 : Kemudian muncul kotak kecil masukkan password yang telah kita buat .
Kemudian klick OK
2
1
w
Gambar 6.2 Tampilan Run as root-KDE su.
Langkah 3: Pada menu administrator setting kita masuk pada menu yast control center
kemudian pilih software | lalu klick FIREWALL Muncul menu YaST2 pilih
start-Up kemudian muncul FIREWALL configuration:Start-Up dalam service
start pilih Disable FIREWALL Automatic Starting kemudian pada Switch On
and Off Pilih Start FIREWALL Now kemudian Next.
Gambar 6.3 Tampilan menu YaST control center dan yast2 untuk nonaktifkan FIREWALL.
w
Langkah 4: Kemudian dalam FIREWALL configuration:Summary kita lihat FIREWALL
Starting | kemudian sudah Disable FIREWALL automatic starting maka
FIREWALL nonaktif telah berhasil kemudian klick Finish.
Gambar 6.4 Tampilan FIREWALL configuration:Summary
6.2.2 Setting firewall pada pada system operasi Ms.Windows XP.
Langkah – langkah untuk nonaktifkan FIREWALL pada sistem operasi Ms.Windows
XP adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Kilck start pada desktop wisdows XP kemudian muncul menu windows XP
lalu klick Kanan pada My computer muncul kotak kecil pilih properties.
Langkah 2: Dalam window System properties, Pilih Automatic Updates kemudian klick
Turn off Automatic Updates. Kemudian klick OK
Gambar 6.5 Tampilan window dalam Nonaktifkan firewall
6.3 Konfigurasi Alamat IP Address Dalam dua System Operasi.
Pasang kabel UTP untuk menghubungkan kedua computer. konfigurasi alamat IP
address system Operasi linux openSESE dan Ms.Windows XP Sebagai berikut:
w
Tabel 6.1 Tabel Konfigurasi alamat IP Linux OpenSUSE dengan Ms. Windows XP
Linux OpenSUSE Ms. Windows XP
IP Address 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.2
Default Mask 255.255.255.0 Default Mask 255.255.255.0
Default Gateway - Default Gateway 192.168.1.1
DNS 1 - DNS 1 192.168.1.1
DNS 2 - DNS2 -
6.4 Melakukan Aktifasi dalam pengaturan DNS server melalui fasilitas YAST.
Langkah-langkah untuk melakukan aktifasi pengaturan DNS server melalui fasilitas
YAST adalah sebagai berikut;
Langkah 1: Kita buka window (cendela) dalam Yast Control Center, kemudian kita pilih
Network Services, Klick DNS Server configure a DNS .
Gambar 6.6 Tampilan DNS server pada Yast control center
Langkah 2: Pada wizard pertama, yast menampilkan forwarder setting, yaitu dns server
forwarder yang akan digunakan untuk melakukan look up address jika
suatu alamat tidak ditemukan di dns server lokal. Yast biasanya
mengambil data isian dari konfigurasi dns yang sudah disetting. Untuk
wizard ini kita bisa menggunakan setting default. Klik next
w
Gambar 6.7 Tampilan Forwarder Setting pada YaST2
Langkah 3:Tambahkan zone baru. ketik nama domain (kelompok_satoe.tpl) pada zone
name, pilih master pada zone type dan kemudian klik add
Kelompok_satoe.tpl
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 6.8 Tampilan DNS Zone pada YaST2
Langkah 4: Ketik kelompok_satoe.tpl pada Name Server to Add dan kemudian klik
Add. YAST akan cukup cerdas untuk menggunakan fasililitas auto
complete dan menuliskan records secara lengkap, berikut tanda titik
dibagian akhir (dalam contoh : kelompok_satoe.tpl). Pada konfigurasi
DNS, tanda titik ini berarti dibelakang records tersebut tidak perlu
ditambahkan nama domain. Untuk nama name server,
kelompok_satoe.tpl adalah nama standar, singkatan dari name server.
Kelompok_satoe.tpl berarti name server 1, kita menyiapkan
kemungkinan jika nantinya ada 2 server atau lebih bisa kita beri nama
terserah kita. Name server berarti server yang berfungsi sebagai
pemberi nama bagi komputer klien yang menanyakannya. Misalnya
ada komputer klien yang bertanya, “Kalau si kelompok_satoe.tpl itu
m
alamatnya dimana ya ?”, maka itu akan menjadi tugas dari Name
Server.
Kelompok_satoe.tpl
Kelompok_satoe.tpl
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 6.9 Tampilan NS Records pada YaST2
Langkah 5: Pindah ke tab Records. Disini kita akan mendefinisikan alamat IP untuk
masing-masing nama records. Ketik www pada isian Record key, Pilih A
(Address Records) sebagai tipe records dan kemudian isi IP Address
pada bagian records value. kemudian klik Add
Lakukan hal yang sama untuk records lain yang diinginkan misalnya saya
membuat records kelompok_satoe.tpl dan kelompok_satoe.tpl yang merupakan
canonical name (nama alias atau nama lain) dari kelompok_satoe.tpl. Kemudian
klik Add lalu OK | Finish
Kelompok_satoe.tpl
Gambar 6.10 Tampilan Definisi Records pada YaST2
Langkah 6: Pilih Start up :Start DNS Server Now agar DNS Server langsung dijalankan
saat ini dan setiap waktu booting. Kemudian Klik OK
widyiutomo.blogspot.co
w
Gambar 6.11 Tampilan Wizard terakhir, service DNS Server dijalankan saat booting
6.5 Mengaktifkan Apache Web Server pada Ms. Windows XP.
Langkah-langkah untuk mengaktifkan apache web server pada Ms. Windows XP
adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Kita buka toolbar pada Ms. windows XP pada My computer lalu pilih winXP
(C) kemudian kita cari xampplite, muncul beberapa xampp kita pilih xampp-
control lalu double klick.
Gambar 6.12 Tampilan toolbar dalam my computer
Langkah 2: Kemudian muncul window XAMPP Control Panel APPLICATION, kemudian
dalam modules centang ( √ ) kedua Svc, Apache dan Mysql keduanya klick
start, Tunggu sebentar sebelum startnya ganti dengan stop
w
Gambar 6.13 Tampilan Aktifasi XAMPP
6.6 Akses alamat : kelompok_satoe.tpl dan w w w. k e lo mp o k_s a t oe . t p l dari web
Broser pada Ms.Windows XP.
Langkah-langkah mengakses alamat kelompok_satoe.tpl dan
w w w . k e l om p o k _sa t o e.tpl dalam Ms. Windows Xp adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Kita harus memiliki web browser, kemudian pilih web browser yang telah kita
miliki, muncul window web browser.
Langkah 2: Pada window web browser kita isikan alamat kelompok_satoe.tpl dan
w w w . k e l om p o k _sa t o e.tpl kemudian Enter.
http://www.kelompok_satoe.tpl/
6.14 Tampilan Acces forbidden pada linux OpenSUSE di Ms.Windows XP
w
BAB VII
DHCP SERVER DENGAN MENGGUNAKAN MS. WINDOWS SERVER 2003
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis
arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam
satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan
alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal,
maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara
otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat
diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
7.1 Menon Aktifkan FIREWALL pada Sistem operasi Linux OpenSESE dan Ms.Windows
Server 2003
7.1.1 Menon aktifkan FIREWALL pada linux openSUSE
Langkah – langkah untuk nonaktifkan FIREWALL pada sistem operasi linux
openSUSE adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Pada sistem menu operasi linuxopensuse, klick start – pilih APPLICATIONS|
lalu pilih system|kemudian pilih administrator setting
Gambar 7.1 Tampilan Start,Applications,system,administator setting
enter dan yast2 untuk nonaktifkan
w
Langkah 2 : Kemudian muncul kotak kecil masukkan password yang telah kita buat .
Kemudian klick OK
Gambar 7.2 Tampilan Run as root-KDE su.
Langkah 3 : Pada menu administrator setting kita masuk pada menu yast control center
kemudian pilih software lalu klick FIREWALL Muncul menu Yast2 pilih
start-Up kemudian muncul FIREWALL configuration:Start-Up dalam service
start pilih Disable FIREWALL Automatic Starting kemudian pada SWITCH
On and Off Pilih Start FIREWALL Now kemudian Next.
Gambar 7.3 Tampilan menu Yast control
Langkah 4: Kemudian dalam FIREWALL CONFIGURATION:SUMMARY kita lihat FIREWALL
w
Starting kemudian sudah DISABLE FIREWALL automatic starting maka
FIREWALL nonaktif telah berhasil kemudian klick Finish.
Gambar 7.4 Tampilan FIREWALL CONFIGURATION:SUMMARY
7.1.2 Setting FIREWALL pada sistem operasi Ms. Windows Server 2003
Langkah – langkah untuk menonaktifkan firewall pada Ms. Windows
Server 2003 adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Pada sistem menu operasi Ms. Windows Server 2003, klick start kemudian
pilih control panel lalu klick windows firewall
Gambar 7.5 Tampilan menu operasi Ms. Windows Server 2003
w
Langkahg 2 : Dalam jendela windows FIREWALL, kita klick tap GENERAL lalu pilih off
kemudian klick OK
Gambar 7.6 Tampilan jendela WINDOWS FIREWALL
7.2Konfigurasi Alamat IP dalam System Operasi.
Memasang kabel UTP untuk menghubungkan kedua computer. Konfigurasikan
alamat IP system Operasi Sebagai berikut:
Tabel 7.1 Tabel Konfigurasi alamat IP system operasi Ms.Windows Server 2003
dengan Linux OpenSUSE
Ms.Windows Server 2003 Liux OpenSUSE
IP Address 192.168.1.1 IP Address Auto
Default Mask 255.255.255.0 Default Mask Auto
Default Gateway - Default Gateway Auto
DNS 1 - DNS 1 Auto
DNS 2 - DNS2 Auto
w
Langkah – Langkah melakukan aktifasi dan pengaturan DNS server melalui fasilitas
Manage Your Server pada Administrative Tool.
Langkah 1: Pada menu system operasi Ms.Windows Server 2003, Pilih Start
Lalu pilih “AdministrativeTools” Kemudian pilih “Manager Youre
Server “
Gambar 7.7 Tampilan fasilitas dalam Ms.Windows server 2003
Langkah 2: Setelah itu muncul Manager Your Server klick “Add Remove a Role”
untuk menghapus dan membuat DHCP server yang baru.
Gambar 7.8 Tampilan Manager Your Server
Langkah 3 : Kemudian muncul tampilan “ Configure Youre Server Wizard “ Pada
“Preliminary Steps” lalu Pilih “ Next”
w
Gambar 7.9 Tampilan “Configure Youre Server Wizard “ Pada “Preliminary Steps”
Langkah 4 : Pada jendela configure your server wizard Biarkan proseses deteksi
setting local area connection sampai selesai
Gambar 7.10. Tampilan Configure Your Server Wizard (Preliminary Steps)
Langkah 5 : Kemudian pada “Server Role “ Aktifkan ( Yes) “ DHCP server” Lalu
“Next”
Gambar 7.11 Tampilan “Server Role “ dalam mengaktifkan ( Yes) “ DHCP server”
w
Langkah 6 : Pada configure your of server wizard dalam “Summary of Selections”
Pilih “Next”
Gambar 7.11 Tampilan pada “Summary of Selections”
Langkah 7 : Lalu pada “Configuring Components” Tunggu Sampai Status
Complet kemudian Klick “Next”
Gambar 7.12 Tampilan jendela “Configuring Components”
Langkah 8 : Pada”Appliying Selections” Tunggu Sampai proses Selesai Pilih
“Next”
Gambar 7.13 Tampilan jendela ”Appliying Selections”
w
Langkah 9 : Pada jendela “New Scope Wizard” Pilih “Next”
Gambar 7.14 Tampilan “New Scope Wizard”
Langkah 10 : Setelah itu pada scope name isikan sesuai dengan keinginan kita.
name : kelompok_satoe.tpl
description : kelompok_satoe.tpl
seperti pada gambar. Lalu klik Next
kelompok_satoe.tpl
Gambar 7.15 Tampilan Scope Name pada “New Scope Wizard”
Langkah 11 : Pada IP Address Range yang akan digunakan client isi Start IP
Address, end IP Address dan Subnet masknya.:
Start IP Address : 192.168.1.2
End IP Address : 192.168.1.10
w
Length : 24
Subnet Mask : 255.255.255.0
Lalu klik Next.
Gambar 7.16 Tampilan IP Address Range pada “New Scope Wizard”
Langkah 12 : Kemudian muncul Lease Duration. untuk menentukan berapa
lama client bisa menggunakan IP Address yang diberikan
Server. Days : 1,Hours : 1,Minutes : 1, Kemudian Next.
Gambar 7.18 Tampilan jendela Lease Duration pada “New Scope Wizard”
Langkah 13 : Lalu muncul Configure DHCP Options, pilih “Yes, I want to
configure these option now”. Lalu Next”
Gambar 7.19 Tampilan Configure DHCP Options pada “New Scope Wizard”
w
Langkah 14 : Pada router (Default Gateway) isi IP Addressnya. IP Address :
192.168.1.1 Lalu Add Kemudian Next
Gambar 7.20 Tampilan Router (Default Gateway) pada “New Scope Wizard”
Langkah 15 : Pada Domain Name and DNS Server isi Parent Domain, server
name dan Add IP Address, Parent Domain :-, Server name : -, IP
Address (DNS) 1 : 192.168.1.1 dan IP Address (DNS) 2 :
192.168.2.50, Setelah itu IP Address di Add. Apabila kita telah
menginstall DNS, apa bila kita mengisi Server name sesuai dengan
nama server, IP addressnya akan muncul dengan otomatis. Jika
belum, kita akan mengisi manual. Lalu Next.
Gambar 7.21 Tampilan Domain Name and DNS Server isi Parent Domain pada “New Scope
Wizard”
w
Langkah 16 : Pada WINS Servers, Lewati saja. Klik Next. Pada Activate Scope,
pilih “Yes, I want to activate this scope now”. Lalu Next.
Gambar 7.22 Tampilan Activate Scope pada “New Scope Wizard”
Lanhkah 17 : Setelah itu Finish
Gambar 7.23 Tampilan “New Scope Wizard”
Langkah 18 : Pada tampilan jendela configure your server wizad pada “This
Server is Now a DHCP Server” kemudian klick Finish
Gambar. 7.24 Tampilanpengaturan DHCP Server selesai
Gambar 7.25 Tampilan Hasil Pengaturan DHCP
w
Langkah 19 : Periksa apakah pengaturan DHCP Server sudah berhasil dengan
klik Start - pilih Manage Your Server - pilih Manage this DHCP
Server - pilih DHCP - tpljar-1 [192.168.1.1] - Scope [192.168.1.1]
kelompok_satoe.tpl - Address Leases – Refresh
7.3 Memeriksa Alamat IP Address pada Sistem Operasi Linuz OpenSUSE.
Disabel dan enable kan kembali NIC pada Linux OpenSUSE, Priksa IP address
sudah dapatkan atau belum dengan printah ifconfig. dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
Langkah1: Kita jalankan Aplikasi Linux OpenSUSE, kemudian Pilih Terminal.
Gambar. 7.26 Tampilan fasilitas Favorites pada linux openSUSE
w
Langkah 2: Dalam terminal tersebut kita ketik “ifconfig” untuk mengetahui apakah IP
Address dalam Ms.Windows Server 2003 sudah bisa jalan dalam Linux
OpenSUSE apa belum.
Gambar. 7.27 Tampilan hasil “ifconfig” pada terminal linux openSUSE
w
BAB VIII
DHCP SERVER DENGAN MENGGUNAKAN LINUX OPEN SUSE
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis
arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam
satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan
alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal,
maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara
otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat
diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
8.1 Menonaktifkan Firewall pada Ms.Windows Server 2003 dan linux Open SUSE
8.1.1 Menonaktifkan firewall pada Ms. Windows Server
Menonaktifkan firewall pada Ms. Windows. dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Langkah 1: Klik Start – Control Panel – Windows Firewall
Gambar 8.1. Pengaturan firewall melalui start,Control Panel,windows firewall
Langkah 2 : Pada jendela Windows Firewall pastikan dalam keadaan Off
w
Gambar 8.2. Penonaktifan firewall pada windows firewall
8.1.2 Menonaktifkan firewall pada linux openSUSE
Menonaktifkan firewall pada Ms. Windows. dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
Langkah 1: Klik Start – Applications – System
Gambar 8.3Tampilan awal application,settings
Langkah 2: Klik Administrator Settings (YaST)
Gambar 8.4Tampilan menu Application & Administrator Setting
Langkah 3 : Muncul jendela Yast, pilih firewall pada linux openSUSE
w
Gambar 8.5 Setting penonaktifan firewall
Langkah 4 : Pilih Disable firewall automatic Starting – Next
Gambar 8.6 Menonaktifkan firewall
Langkah 5 : Muncul firewall Configuration, klik Finish
Gambar 8.7 firewall telah disable
w
8.2 Mengatur IP Address pada Linux openSUSE
Mengatur IP pada linux openSUSE dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Langkah 1: Klik Start – Applications – System
Gambar 8.8 Tampilan menu Application & System pada linux openSUSE
Langkah 2: Klik Administrator Settings (YaST)
Gambar 8.9Tampilan menu Applications & Administrator Setting
Langkah 3 : Muncul jendela Yast, klik Network Devices kemudian pilih Network
Settings
Gambar 8.10 Jendela Yast Network Settings
Langkah 4 : Muncul jendela Network Settings, klik Edit
w
Gambar 8.11 Tampilan Jendela Network Settings
Langkah 5 : Pilih Statically assigned IP Address, isikan:
IP Address : 192.168.1.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Kemudian klik Next
Gambar 8.12 Pengaturan IP address dan subnet mask pada linux openSUSE
Langkah 6 : Tampilan setelah mengisi ip address & subnetmask kemudian Ok
gambar 8.13 tampilan setelah mengisi ip address dan subnetmask
w
Langkah 7 : kemudian klik OK.
Gambar 8.14 Tampilan Saving Network Configuration
Langkah 8 :Mengatur ip pada Ms.Windows XP dengan auto
Gambar 8.15. Tampilan internet protocol (TCP/IP) properties
8.3 Mengatur DHCP pada Linux OpenSUSE
Mengatur DHCP pada linux openSUSE dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 1: Klik Start – Applications – System
w
Gambar 8.16 Tampilan menu Application & system pada linux openSUSE
Langkah 2: Klik Administrator Settings (YaST)
Gambar 8.17 Tampilan menu Application & Administrator Setting pada linux openSUSE
Langkah 3: Pilih DHCP Server – Set Manually
Gambar 8.18 Tampilan menu Yast DHCP server
Langkah 4 : Kemudian muncul tampilan Initializing DHCP Server Configuration lalu next.
Gambar 8.19 Tampilan Initiallizing DHCP Server Configuration
w
Langkah 5 : kemudian pada tampilan yast akan muncul tulisanDHCP server Card
Selection kemudian klik finsh.
Gambar 8.20 Tampilan Yast DHCP server
Langkah 6 : Pilih Global Setting, atur dengan ketentuan:
Domain Name : kelompok_satoe.tpl
DNS1 : 192.168.1.1
DNS2 : 192.168.2.50
Gateway : 192.168.1.1 kemudian Finish
w
Gambar 8.21. Tampilan Yast DHCP server Global Setting
Langkah 7 : Pada Dynamic DHCP, atur dengan ketentuan:
First IP Address : 192.168.1.2
Last IP Address : 192.168.1.10
Kemudian klik Finish
Gambar 8.22. Tampilan window Dynamic DHCP
Langkah 8 : Pilih Start-Up, kemudian pilih Start DHCP Server Now,finish
Gambar 8.23 Tampilan Start-up DHCP Server
widyiutomo.blogspot.com
w
Langkah 9 : Setelah itu pada tampilan yast akan muncul installing DHCP server
configuration kemudian klik finsh
Gambar 8.24Tampilan Initiallizing DHCP Server Configuration
8.4 Memeriksa DHCP pada Ms.Windows XP
Memperiksa IP pada Ms.Windows xp dapat dilakukan dengan perintah
ipconfig seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 8.25 . periksa ip address pada windows system/cmd
w
BAB IX
FILE SHARING ANTARA LINUX DAN MS.WINDOWS
DENGAN MENGGUNAKAN SAMBA
File Sharing adalah proses menyalin file dari satu komputer ke komputer lainnya
dengan menggunakan koneksi jaringan hidup dimana dalam hal ini adalah antara linux
(OpenSuse) dengan Ms.Windows melalui Samba server yang telah tersedia pada Linux
(OpenSuse).
9.1 Setting Firewall Non Aktif Pada Linux OpenSUSE dan Ms. Windows
9.1.1 Setting firewall pada linux openSUSE
Langkah-langkah untuk menonaktifkan firewall pada Linux OpenSUSE adalah
sebagai berikut :
Langkah 1 : Klik icon Opensuse pilih Computer, kemudian pilih Yast
Gambar 9.1 Tampilan fasilitas pada linux OpenSUSE
w
Langkah 2 : Pada Yast Control Center pilih Software, kemudian pilih Firewall
Gambar 9.2 Setting firewall pada linux opensuse
Langkah 3 : Disable firewall automatic starting, Klik next
Gambar 9.3 Menonaktifkan firewall pada linux opensuse
w
Langkah 4 : Klik Finish
Gambar 9.4 firewall telah disable
9.1.2 Setting firewall pada Ms. Windows XP
Langkah-langkah untuk menonaktifkan firewall pada Ms. Windows XP
adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Klik Start All program klik Control panel lalu pilih Network and internet
connections
Gambar 9.5 Menu control panel pada Ms. Windows XP
w
Langkah 2 : Klik windows firewall pilih Off recommended lalu Ok
Gambar 9.6 Setting windows firewall pada Ms. Windows XP
9.2 Setting File Sharing Melalui SAMBA
Langkah-langkah untuk menyetting SAMBA pada Linux OpenSUSE adalah sebgai
berikut :
Langkah 1 : Membuat folder baru pada desktop dengan cara klik kanan desktop dan
beri nama folder tersebut “walida”
Gambar 9.7. membuat folder baru pada desktop
Gambar 9.3. Tampilan yast
w
Langkah 2 : Pada icon openSUSE pilih Computer kemudian pilih Yast
Gambar 9.8. memulai setting samba
Langkah 3 : Pilih System kemudian pilih Samba Server
Gambar 9.9. Memulai setting samba server
w
Langkah 4 : Masuk Samba Configuration, pada Start Up pilih “During Boot” lalu Ok
Gambar 9.10. Setting start up pada samba
Langkah 5 : Kemudian pilih tab Shares | Klik add
Gambar 9.11. Memulai membuat file sharing
Gambar 9.9 Tampilan pengaturan workgroup
w
Langkah 6 : Isi name: ”walidakelompok.tpl” - share type: “Directory” - browse : “cari
folder yang telah kita buat pada Desktop - Ok
kelompok_satoe.tpl
Gambar 9.12. Tampilan tab Shares
Langkah 7 : Pada tab Identity, ketikkan “tplab” pada workgroup, domain controller
“Nota DC” kemudian klik Ok
Gambar 9.18 Mengatur sharing identity
w
Langkah 8 : Pada shares pilih edit
Gambar 9.19 setting shares document pada samba
Langkah 9 : Pilih add
Gambar 9.20 Setting share user
w
Langkah 10 : Pada Selected option pilih “browseable” kemudian klik Ok
Gambar 9.21 Memilih tipe sharing
Langkah 11 : Centang pada browseabe kemudian Ok
Gambar 9.22 Mengaktifkan tipe sharing
widyiutomo.blogspot.com
w
Langkah 12 : Pada menu Selected Option pilih Guest Ok, kemudian klik Ok
Gambar 9.23 Mengatur tipe sharing
Langkah 13 : Centang “guest ok” kemudan klik Ok
Gambar 9.24 mengaktifkan tipe sharing
Langkah 14 : Klik Ok
Gambar 9.25 Tampilan tipe sharing
w
Langkah 15 : Pada tab shares, disablekan semua kecuali folder “walida” kemudian klik
Ok
Gambar 9.26 Mengaktifkan folder sharing
Langkah 16 : Masuk Terminal melalui icon yast , pilih Terminal
Gambar 9.27 Tampilan start awal
Langkah 17 : Pada terminal ketikkan “su” untuk masuk sebagai admin, masukan
password (praktikum) kemudian Enter
Gambar 9.28 Masuk sebagai admin dalam sebuah komputer
w
Langkah 18 : Ketik “ls” untuk melihat semua directory
Gambar 9.29 Menampilkan seluruh directory
Langkah 17 : Ketik “ls desktop” kemudian enter
Gambar 9.30 Menampilkan isi data di desktop
w
Langkah 17 : Ketik “cd desktop” untuk masuk desktop
Gambar 9.31 menampilkan isi folder walida
Langkah 18 : Ketik “stat walida” untuk masuk ke folder tersebut kemudian enter
Gambar 9.32 Menjalankan folder walida
w
9.3 Melihat Hak Akses
Langkah-langkah untuk melihat akses pada Linux OpenSUSE adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Setelah anda mengetikkan “stat walida”, lihat baris bernama access
(0755/drwxr/xr/x) yang merupakan hak akses yang dimiliki seorang user
terhadap folder tersebut
Gambar 9.33 Melihat hak akses yang dimiliki folder walida
Langkah 2 : Untuk mengubah hak akses, ketik perintah chmod 764walida kemudian
enter (pada terminal)
Gambar 9.34 Mengubah hak akses
w
Langkah 3 : Setelah itu ketikkan stat walida (untuk melihat hak akses yang telah
dirubah)
Gambar 9.35 Menjalankan folder walida
Langkah 4 : Hak akses telah dirubah menjadi (0764/drwxrw-r--)
Gambar 9.36 Merubah hak akses
Langkah 5 : Pilih My network places pada Ms. Windows XP→ entire network →
microsoft windows network → tplab → samba → walidakelompok. Ini
hanya langkah untuk bisa melihat data pada opensuse,
w
Gambar 9.37 Melakukan sharing data yang gagal
Langkah 6 : Untuk bisa sharing, pada terminal linux, ubah hak akses dengan mengetik
“chmod 767 walidakelompok/”
Gambar 9.38 Merubah hak akses
w
Langkah 7 : Copy dan paste file pada linux ke windows maupun sebaliknya
Gambar 9.39 Sharing data dari linux
Gambar 9.40 Sharing data melalui Ms. Windows XP
w
BAB X
PERANCANGAN DAN DOKUMENTASI JARINGAN
Komponen pertama dan paling penting untuk jaringan yang baik adalah
dokumentasi. Dokumentasi paling sering dibicarakan dan paling sedikit dilakukan dalam
jaringan. Dokumentasi mewakili ingatan administrator jaringan. Ia berisi jurnal rancang-
bangun Anda, tetapi tidak berhenti sampai di situ. Dokumentasi juga meliputi: diagram
yang menunjukkan jalur fisik layout kabel, jenis kabel, panjang masing-masing kabel,
jenis terminasi kabel, lokasi fisik masing-masing panel dinding atau patch panel, dan
model penamaan (labeling) supaya masing-masing kabel bisa diidentifikasi dengan
mudah
.
10.1 Perancangan Denah Jaringan PUSKOM UNIROW
10.1.1 Merancang denah jaringan PUSKOM UNIROW dengan lengkap (jalur kabel,
pengaturan alamat IP dan subnetting)
Sebelum perancangan denah di lakukan maka pengaturan alamat IP dan
subnetting terlebih dahulu, seperti berikut:
Diketahui : Komputer pengguna = 20 PC
WIFI = 4
Server = 3 se r v er +
∑ komputer = 27 unit
∑komputer + 2 cadangan ≤ 25
27 + 2 ≤ 25
29 ≤ 32
Range IP = 192.168.30.1 s/d 192.168.30.30
Mask = 11111111.11111111.11111111.11100000000
255 . 255 . 255 . 224
- ∑ network = 2∑1 = 23 = 8 network
- ∑ host = 2∑0 = 25 = 32 host
- ∑ host yang dapat dipakai = 32-2 = 30 host
- IP network = 192.168.30.0
- IP broadcast = 192.168.30.31
Alokasi IP (IP range) yang digunakan dalam jaringan PUSKOM tersebut adalah :
w
1. Gateway server
Mask
= 192.168.30.1
= 255.255.255.0
2.
Gateway
Web server
= default
= 192.168.30.40
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
3. Email server
Mask
= 192.168.30.50
= 255.255.255.0
Gateway = default
4. PC 1 = 192.168.30.2
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
5. PC 2 = 192.168.30.3
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
6. PC 3 = 192.168.30.4
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
7. PC 4 = 192.168.30.5
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
8. PC 5 = 192.168.30.6
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
9. PC 6 = 192.168.30.7
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
10. PC 7 = 192.168.30.8
Mask = 255.255.255.0
Gateway = default
11. PC 8 = 192.168.30.9
Mask = 255.255.255.0
w
12.
Gateway
PC 9
= default
= 192.168.30.10
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
13. PC 10
Mask
= 192.168.30.11
= 255.255.255.0
14.
Gateway
PC 11
= default
= 192.168.30.12
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
15. PC 12
Mask
= 192.168.30.13
= 255.255.255.0
16.
Gateway
PC 13
= default
= 192.168.30.14
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
17. PC 14
Mask
Gateway
= 192.168.30.15
= 255.255.255.0
= default
18. PC 15
Mask
= 192.168.30.16
= 255.255.255.0
19.
Gateway
PC 16
= default
= 192.168.30.17
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
20. PC 17
Mask
= 192.168.30.18
= 255.255.255.0
21.
Gateway
PC 18
= default
= 192.168.30.19
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
22. PC 19 = 192.168.30.20
w
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
23. PC 20 = 192.168.30.21
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
24. Notebook 1
Mask
= 192.168.30.22
= 255.255.255.0
25.
Gateway
Notebook 2
= default
= 192.168.30.23
Mask
Gateway
= 255.255.255.0
= default
10.1.2 Gambar rancangan jaringan denah PUSKOM UNIROW
Untuk merancang denah PUSKOM UNIROW terdapat beberapa komposisi yang perlu
di persiapkan terlebih dahulu seperti berikut:
1. Terdapat 20 komputer pengguna
2. 1 gateway server dengan 4 NIC
3. 1 web server
4. 1 email server
5. 1 outdoor wireless acces poit+POE
6. Computer pengguna dan gateway server terhubung dengan menggunakan
kabel UTP cat 6 dan di konsentrasikan dengan 1 buah switching hub yang
jumlah portnya disesuaikan dengan keperluan
7. Server web dan server email terhubung dengan gateway dengan
menggunakan UTP cat 6 dan dikonsentrasikan dengan keperluan
8. Outdoor wireless acces point terhubung dengan gateway server dengan
menggunakan kabel STP cat 5e tapa menggunakan konsentrator
9. Gateway server dan internet dari ISP terhubung dengan menggunakan
modem ADSL
w
10. Semua server berada dalam satu ruangan khusus di lantai 1. Semua
computer pangguna terletak pada ruangan public di lantai 2. Outdoor
Access
11. Point berada di atas gedung di mana terdapat ruangan 1 dan ruangan 2.
Berikut gambar perancangan denah jaringan PUSKOM UNIROW dengan lengkap:
Gambar 10.1 Denah jaringan PUSKOM UNIROW
w
Cara mengecek ping :
Langkah 1 : Klik Gambar Komputer 2x, pilih tab Desktop, pilih Command Promt
Langkah 2 : ketik ping(spasi)alamat IP yang akan di cek
Contoh : ping 192.168.30.4
widyiutomo.blogspot.com