laporan refleksi kasus komuda

5
LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA Nama : Nizar Fathurrohman NIM : 20100310016 PUSKESMAS : Sewon 2 1. Pengalaman Ditemukan permasalahan ibu hamil dengan Hb 8 g% saat pemeriksaan kehamilannya di puskesmas, pasien diberi edukasi khususnya dalam diet makanan yang bergizi dan di beri rujukan ke Rumah sakit. 2. Masalah yang Dikaji Bagaimana penanganan yang baik oleh puskesmas? Bagaimana peran puskesmas dalam mencegah angka kematian ibu dan anak? Bagaimana program posyandu efektif dalam memberikan informasi kesehatan? 3. Analisa Kritis Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indoneia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan pada ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah untuk menurunkan angka kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Angka kematian ibu tahun 2009 di kabupaten Bantul

Upload: nizar-fathurrohman

Post on 26-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Refleksi Kasus Komuda

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA

Nama : Nizar Fathurrohman

NIM : 20100310016

PUSKESMAS : Sewon 2

1. Pengalaman

Ditemukan permasalahan ibu hamil dengan Hb 8 g% saat pemeriksaan kehamilannya

di puskesmas, pasien diberi edukasi khususnya dalam diet makanan yang bergizi dan

di beri rujukan ke Rumah sakit.

2. Masalah yang Dikaji

Bagaimana penanganan yang baik oleh puskesmas? Bagaimana peran puskesmas

dalam mencegah angka kematian ibu dan anak? Bagaimana program posyandu efektif

dalam memberikan informasi kesehatan?

3. Analisa Kritis

Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama

pembangunan kesehatan di Indoneia. Program ini bertanggung jawab terhadap

pelayanan kesehatan pada ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu

tujuan program ini adalah untuk menurunkan angka kematian dan kejadian sakit di

kalangan ibu. Angka kematian ibu tahun 2009 di kabupaten Bantul ( 158/100.000)

menduduki peringkat tertinggi diantara 5 kabupaten /kota di propinsi DIY, jauh

dibandingkan harapan/target untuk menuju Bantul sehat 2010, yakni 65/100.000.

salah satu penyebab tingginya angka KIA adalah penyebab tidak langsung yang

memiliki prevalensi lebih tinggi. Tingginya angka cakupan DO-KI-K4 yang masih

kurang menunjukan perilaku masyarakat khususnya ibu hamil terhadap pemeliharaan

kesehatan kurang baik.

Nilai Hb kurang dari 8 g% merupakan salah satu kriteria faktor resiko tinggi

ibu hamil. Kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya

kematian dibandingkan dengan ibu tanpa anemia. Penyebab lain yang berpengaruh

Page 2: Laporan Refleksi Kasus Komuda

secara tidak langsung berkaitan dengan kesehatan ibu yaitu : 4 T ( teralu muda, terlalu

tua, terlalu sering dan terlalu banyak) dan 3T ( terlambat mengambil keputusan,

terlambat dikirim ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan

pelayanan kesehatan ). Hal tersebut akan meningkatkan risiko kematian ibu dan anak,

sehingga perlu penanganan yang fokus. Salah satu kegiatan pokok dalam prinsip

pengelolaan KIA adalah peningkatan deteksi dini risiko tinggi atau komplikasi

kebidanan baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader atau dukun

serta penanganan dan pengamatan secara terus menerus, merupakan salah satu

langkah nyata yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Dengan deteksi dini akan penanganan oleh petugas medis lebih cepat dapat dilakukan

sehingga faktor risiko yang terjadi bisa ditekan atau di hilangkan

Peran puskesmas sebagai pelaksanan teknis sangat penting dalam kualitas

kesehatan masyarakat. Puskesmas memiliki cakupan daerah yang menjadi fokusnya,

sehingga mempermudah proses realisasi peran tersebut. Program pelayanannya

berupa kuratif, preventif, promotif dan rehabilitative. Kejadian pasien dengan faktor

risiko tinggi ibu hamil tersebut memerlukan evaluasi terhadap program puskesmas

dalam penyelenggaraan program KIA karena kejadian tersebut apabila dibiarkan akan

meningkatkan resiko kematian ibu. Peran puskesmas dalam memberikan promosi

kesehatan di masyarakat terutama tentang KIA perlu ditingkatkan, sehingga

kunjungan runtin ibu hamil dan pengetahuan ibu hamil seputar kehamilannya dan

meningkat. Selain itu sistem pendataan ibu hamil perlu ditingkatkan agar pemantauan

kehamilan yang dilakukan oleh tenaga medis bisa optimal. Puskesmas sebagai

pelayanan primer memiliki peran sebagai deteksi dini, ibu hamil yang memiliki

resiko tinggi atau akan berisiko tinggi bisa segera ditangani oleh petugas, baik

ditangani oleh puskesmas sesuai kompetensinya atau dilakukan rujukan pada rumah

sakit sehingga memberikan peluang yang menekan angka kematian ibu.

Posyandu menjadi sarana paling efektif, karena diselenggarakan oleh

masyarakat dan untuk masyarakat melalui dukungan teknis petugas puskesmas. Ibu

hamil bisa mendapatkan informasi kesehatan dan pendataan oleh kader, sehingga

memudahkan dalam pemantauan secara berkala. Ibu hamil yang tidak rutin datang

pada saat posyandu juga dapat mempengaruhi pelaporan dan pencatatan data selain

itu tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan seputar kehamilannya. Jika

terdapat ibu hamil yang tidak rutin hadir, hal tersebut mengindikasikan bahwa masih

ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi dalam manajemen dan pelaksanaan

Page 3: Laporan Refleksi Kasus Komuda

posyandu, pada tahap awal adalah dengan promosi kesehatan di wilayah tersebut,

tujuannya adalah untuk peningkatan pengetahuan dan sikap, perilaku, serta status

kesehatan ibu dan anak pada wilayah tersebut. Metode dalam promosi kesehatan ini

bisa secara Didaktif (satu arah), contohnya dengan leaflet, poster, booklet, film, dll,

dan juga bisa secara sokratif (dua arah), contohnya tanya jawab pada saat penyuluhan.

Media yang digunakan bisa media cetak, media elektronika, dan media luar ruang.

Solusi yang tidak kalah penting adalah dengan mengunjungi rumah ibu hamil untuk

pendataan dan pelaporan secara lengkap.

4. Dokumentasi

a. Puskesmas Sewon 2

Memiliki 2 puskesmas pembantu yaitu Puskesmas pembantu Bangunharjo dan

Panggungharjo.

Wilayah kerja meliputi 2 desa, Bangunharjo dan Panggungharjo secara

keseluruhan terdiri dari 31 dusun.

b. Data Pasien

Pasien : Ny. X

Hb : 8.9 g%

G/P/A : 1/0/0

Bb : 45

TD : 100/70

Tfu : 16

5. Referensi

- Anggoro, Denny. 2012. Metode dan Media Promosi Kesehatan. FKIK UMY:

Yogyakarta.

- http://els.fkik.umy.ac.id/ DOSPM-Bank Data Depkes.

- Hidayati, Titiek. 2013. Module Book of Community Medicine. FKIK UMY:

Yogyakarta.

- Pemerintah Kabupaten Bantul. Rencana Stategis Dinas Kesehatan kabupaten

Bantul tahun 2011-2015. Yogyakarta