laporan ptb (a-1).pdf

54
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI BENIH (TIB 102) Disususn oleh: Kelompok 6 Andhika Geofany Hesti Rohmatunnisa Richi Fariz Zavier Gustini Eka Merdika Zia Ulfa Azizah (J3G114005) (J3G114014) (J3G114016) (J3G114019) (J3G114023) PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: andhika-geo-fany

Post on 26-Dec-2015

122 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PTB (A-1).pdf

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR TEKNOLOGI BENIH (TIB 102)

Disususn oleh:

Kelompok 6

Andhika GeofanyHesti RohmatunnisaRichi Fariz ZavierGustini Eka MerdikaZia Ulfa Azizah

(J3G114005)(J3G114014)(J3G114016)(J3G114019)(J3G114023)

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIHPROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

Page 2: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

i

Kata Pengantar

Jika Bapak Sjamsoe’oed Sadjad dalam buku” Dari Benih Kepada Benih”

pernah berkata “Bagi Ilmuwan, benih itu kecil tetapi indah, karena meski benih itu

fenomenal hanya kecil, tetapi di dalamnya mengandung makna daya hidup yang sangat

berharga untuk dialektika keilmuannya. Bagi teknolog, benih itu sudah harus

dipandang sebagai tanaman mini yang hidup sampai menumbuhkan sesuatu. Bagi

Produsen, benih itu menuntut agar dengan jerih payah produsen, benih bisa bisa

menjanjikan kehidupan dimasa depan spesiesnya bahkan varietasnya. Bagi Konsumen,

benihharus selalu diingat bahwa benih bisa menipu, karena benih yang bermutu dan

yang jelek memiliki kinerja yang sama. Bagi Pedagang, benih itu itu mempersyaratkan

harus tetap baik yang berarti harus tetap bersih dan sehat.” Maka, mungkin bagi

penekun benih yang notabenenya awam karena masih baru seperti kami, benih itu

adalah misteri. Dimulai dari struktural, kinerjanya, fungsi, hingga ceritanya. Selalu

menarik dan menggelitik rasa ingin tahu.

Maka kumpulan laporan ini adalah sebagian catatan tentang cerita tersebut

selama satu semester awal menggalinya.

Kami yang pada kesempatan yang singkat ini ingin mengucapkan rasa Syukur

kepada Allah swt, dan berterimakasih kepada Orang Tua kami atas doa dan

dukungannya hingga hari ini, Dr. Ir. Abdul Qadir Msi. Dan Aldi Kamal Wijaya SP.

MP. MST. atas bimbingannya, Almamater kami, dan semua teman seperjuangan

serdadu radiata (TIB 51).

Kami sadar laporan ini masih penuh lubang kekurangan dimana dimana untuk

itu kami memohon maaf, kritik, dan saran yang diniatkan untuk membangun kami yang

lebih bervigor.

Pada akhir kata Terimakasih

Bogor, 24 Desember 2014

Penyusun

Page 3: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

ii

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................ii

Daftar Tabel .............................................................................................................iii

Daftar Grafik ............................................................................................................iii

Bab 1. Produksi Bibit Tanaman Hias.............................................................. 1

Bab 2. Ekstraksi Benih.................................................................................... 6

Bab 3. Pengeringan Benih ............................................................................ 13

Bab 4. Pengukuran Kadar Air ....................................................................... 18

Bab 5. Penyimpanan Rekalsitran .................................................................. 23

Bab 6. Pengujian Daya Berkecambah........................................................... 29

Bab 7. Pengujian Vigor Benih ...................................................................... 37

Bab 8. Pengujian Kemurnian Benih ............................................................. 40

Bab 9. Pematahan Dormansi Benih .............................................................. 44

Daftar pustaka ......................................................................................................... 49

Page 4: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

iii

Daftar Tabel

Tabel 1Data Produksi Bibit Tanaman Hias................................................................... 4

Tabel 2Data Ekstraksi Benih....................................................................................... 10

Tabel 3Data Hasil Pengeringan Benih ........................................................................ 15

Tabel 4 Data Hasil Pengukuran Kadar Air ................................................................. 21

Tabel 5 Data Hasil Penyimpanan Benih Rekalsitran .................................................. 26

Tabel 6 Data Hasil Pengujian Viabilitas Benih .......................................................... 34

Tabel 7Rangkuman Pengujian Viabilitas.................................................................... 35

Tabel 8 Data Hasil Pengujian Vigor Benih................................................................. 38

Tabel 9 Hasil Penimbangan Benih.............................................................................. 41

Tabel 10 Data Hasil Pengujian Kemurnian Benih ...................................................... 42

Daftar Grafik

Grafik 1Rataan Tanaman yang Hidup dan Mati ........................................................... 4

Grafik 2 Daya Berkecambah Benih ............................................................................ 10

Grafik 3 Pengeringan Alami ....................................................................................... 16

Grafik 4 Pengeringan Buatan ...................................................................................... 16

Grafik 5 Rataan DB..................................................................................................... 27

Grafik 6 Rataan KA .................................................................................................... 27

Page 5: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

iv

Benih adalah simbol dari suatu permulaan , merupakan inti

darikehidupan yang paling pentingadalah kegunaannya sebagai

penyambungdari kehidupan tanaman (Sutopo, 1985)

Page 6: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

1

Bab 1. Produksi Bibit Tanaman Hias

Pendahuluan

1.1.1. Latar Belakang

Tanaman seperti makhluk lainnya berkembang biak. Perkembangbiakan ini

bertujuan untuk melestarikan spesiesnya. Selain menggunakan metode generative,

tanaman juga berkembangbiak melalui metode vegetative.

Pembiakan vegetative ini pada dasarnya memiliki prinsip yaitu merangsang

tunas adventif yang ada pada bagian-bagian tanaman yang akan digunakan sebagai

alat perkembangbiakan vegetative tersebut agar berkembangbiak menjadi tanaman

baru yang sempurna dimana memiliki akar, batang, dan daun. Pembiakan vegetatif ini

dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu stek, okulasi, penyambungan, dan

cangkok.Adapun keuntungan dari perbanyakan vegetative yaitu sifat tumbuhan baru

sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan induk merupakan

tumbuhan unggul,maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul. Waktu tumbuhnya

cepat sehingga lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan ditanam

dengan bijinya.

Namun perbanyakan vegetative juga mempunyai kekurangan yaitu tumbuhan

yang diperbanyaksecara vegetatif mempunyai akar yang kurang kokoh sehingga

mudah

tumbang.sehingga perlu dipelajari lebih lanjut bagaiaman cara perkembangbiakan veg

etative yang benaragar dapat diperoleh manfaat yang maksimal dari perkembangbiakan

tersebut.

1.1.2. Tujuan

Untuk mengetahui tanaman yang tepat diperpanyak menggunakan perbanyakan

metode stek batang.

Metode

1.2.1. Alat

1. Gunting stek

2. Pisau cutter

Page 7: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

2

3. Koret

1.2.2. Bahan

1. Root toner (B-1)

2. Polybag

1.2.3. Benih

1. Portulaka (Portulaca oleracea)

2. Beras Tumpah (Aglonema picta)

3. Mentega (Nerium oleander)

4. Kriminil (Alternanthera ficoida)

5. Mawar (Rosa sp.)

6. Melati (Jasmine sp.)

1.2.4. Langkah Kerja

1. Menyiapkan media tanam

2. Memotong tanaman yang akan diperbanyak

3. Merendam benih dengan root toner

4. Menanam tanaman

5. Merapihkan daun yang masih tersisa

Page 8: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

3

Hasil

No NamaTanaman

Notanaman

Jml.Tanaman

Hidup

Jml.Tanaman

Mati

WaktuMuncul

Akar

WaktuMunculTunasBaru

1 Portulaca

1 5 0 1 22 5 0 1 23 5 0 1 24 5 0 2 35 5 0 1 26 5 0 1 2

Rataan 5.0 0.0 1.2 2.2

2 BerasTumpah

1 3 1 1 22 4 0 1 23 4 0 1 24 4 0 2 35 4 0 2 36 4 0 1 2

Rataan 3.8 1.0 1.3 2.3

3 BungaMentega

1 0 4 0 02 4 0 3 43 3 1 2 34 4 0 2 35 2 2 3 46 2 2 1 2

Rataan 3.0 2.3 2.2 3.2

4 Kriminil

1 5 0 1 22 5 0 1 23 4 1 1 24 5 0 2 35 5 0 1 26 4 1 1 2

Rataan 4.7 1.0 1.2 2.2

5 Mawar

1 0 2 1 22 0 2 1 23 1 1 1 24 0 2 2 35 0 2 1 26 2 0 1 2

Page 9: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

4

Rataan 1.5 1.8 1.2 2.2

6 Melati

1 2 1 2 32 3 0 2 33 2 1 2 34 3 0 2 35 0 3 2 36 1 2 2 3

Rataan 2.2 1.8 2.0 3.0Tabel 1Data Produksi Bibit Tanaman Hias

Pembahasan

Grafik 1Rataan Tanaman yang Hidup dan Mati

1. Rataan Hidup

Kebanyakan tanaman yang memiliki rataan hidup yang tinggi adalah tanaman

tanaman yang tidak memiliki pembuluh kayu (atau batang yang keras) ini

diduga memiliki pertumbuhan akar yang mudah sehingga memiliki rataan

hidup yang tinggi. Seperti Portulaka, Kriminil, Beras Tumpah.

2. Rataan Mati

Kebanyakan tanaman yang memiliki rataan hidup yang rendah adalah tanaman

tanaman yang memiliki pembuluh kayu (atau batang yang keras) ini diduga

0

1

2

3

4

5

6

Rataan Hidup Rataan Mati

Rataan Tanaman yang Hidup dan Mati

Portulaka Beras Tumpah Bunga Mentega Kriminil Mawar Melati

Page 10: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

5

memiliki pertumbuhan akar yang sukar sehingga memiliki rataan hidup yang

rendah. Seperti Bunga Mentega, Mawar, Melati.

Kesimpulan

1. Tanaman yang memiliki batang yang keras kurang cocok menggunakan

perbanyakan stek batang

2. Penggunaan perbanyakan stek batang cocok untuk tanaman yang memiliki

batang yang lunak

Daftar pustaka

https://www.academia.edu/8370227/LAPORAN_TEKNOLOGI_PRODUKSI_BENI

H_prbnykan_vegetatif

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 11: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

6

Bab 2. Ekstraksi Benih

Pendahuluan

2.1.1. Latar Belakang

Tidak semua biji dari buah bisa ditumbuhkan secara langsung, sekalipun benih

tersebut tumbuh berkecambah proses tersebut memiliki peluang yang kecil dan

memerlukan waktu yang lama. Penurunan daya berkecambah sering dihubungkan

dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih. Hal tersebut disebabkan oleh

pH, kandungan gula yang tinggi, hingga larutan maupun padatan yang ada dalam buah

dan masih menempel pada biji sehingga bisa menghambat benih untuk berkecambah.

Pada kasus buah dan sayur yang dimanfaat kan buahnya seperti tomat, mentimun,

manggis, dan pepaya tak hanya daging buah yang sering ditemukan menepel pada biji

sehingga menyebabkan benih sukar untuk berkecambah, namun ada sejenis lendir yang

sering menutupi biji yang juga menghambat perkecambahan benih.

Untuk itu perlu dilakukan ekstraksi benih, ekstraksi benih merupakan prosedur

pelepasan dan pemisahan secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Untuk

mempercepat pemisahan benih dari daging buah (ekstraksi benih) dianjurkan

menggunakan cara fermentasi (Vallador, 1985). Fermentasi juga dapat menghilangkan

lendir di sekitar buah (Mamicpic, 1988). Ekstraksi dengan cara fermentasi dapat

dilakukan dengan perendaman dalam larutan H2SO4 2%, HCl 2%, dan CaO 5% selain

menggunakan air.

2.1.2. Tujuan

Untuk mengetahui metode ekstraksi yang paling cocok untuk setiap benih yang diuji.

Metode

2.2.1. Alat

1. Pisau Cutter

2. Saringan

3. Nampan

2.2.2. Bahan

1. Median tanam

Page 12: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

7

2. Polybag

3. H2SO4 2%

4. HCl 2%

5. CaO 5%

2.2.3. Benih

a. Tomat (Lycopersicum esculentum)

b. Cabai (Capsicum annuum)

c. Pepaya (Carcia papaya)

2.2.4. Langkah Kerja

a. Tomat

1. Mengeluarkan benih tomat dari buahnya dan membaginya menjadi tiga

kelompok

2. Memberi perlakuan untuk tiap kelompok :

3. Dipisahkan secara langsung (tanpa air) yang akan digunakan sebagai

control

4. Direndam H2SO4 selama satu menit yang akan digunakan sebagai perlakuan

1

5. Direndam pada air hangat selama 15 menit yang akan digunakan sebagai

perlakuan 2

6. Mencuci bersih dan mengeringkan benih samai batas aman

7. Menam benih untuk mengetahui DB benih

b. Cabai

1. Mengeluarkan benih cabai dari buahnya dan membaginya menjadi dua

kelompok

2. Memberi perlakuan untuk tiap kelompok :

3. Dipisahkan secara langsung (menggunakan air mengalir) yang akan

digunakan sebagai control

4. Direndam H2SO4 selama satu menit digunakan sebagai perlakuan 1

5. Mencuci bersih dan mengeringkan benih samai batas aman

6. Menam benih untuk mengetahui DB benih

Page 13: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

8

c. Pepaya

1. Mengeluarkan benih pepaya dari buahnya dan membaginya menjadi tiga

kelompok

2. Memberi perlakuan untuk tiap kelompok :

3. Dipisahkan secara langsung (tanpa air) yang akan digunakan sebagai

control

4. Dipisahkan menggunakan arang sekam yang akan digunakan sebagai

perlakuan 1

5. Dipisahkan menggunakan abu gosok yang akan digunakan sebagai

perlakuan 2

6. Mencuci bersih dan mengeringkan benih samai batas aman

7. Menam benih untuk mengetahui DB benih

Page 14: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

9

Hasil

No. Benih Perlakuan Ulangan DB (%)BM(%)

Waktukecambah

1

Tomat

Kontrol

1 90.0 10.0 12 100.0 0.0 13 90.0 10.0 14 86.7 13.3 15 50.0 50.0 16 37.0 63.0 1

Rataan 75.6 29.3 1

2H2SO4

1 100.0 0.0 12 92.2 7.8 13 93.0 7.0 14 80.0 20.0 15 73.3 26.7 16 73.3 26.7 1

Rataan 85.3 17.6 1

3Air

Hangat

1 27.0 73.0 12 97.8 2.2 13 90.0 10.0 14 83.0 17.0 15 83.3 16.7 16 53.3 46.7 1

Rataan 72.4 27.6 1

1

Cabai

Kontrol

1 47.0 53.0 12 100.0 0.0 13 60.0 40.0 14 86.7 13.3 15 60.0 40.0 16 86.7 13.3 1

Rataan 73.4 31.9 1

2H2SO4

1 53.0 47.0 12 100.0 0.0 13 77.0 23.0 14 86.7 13.3 15 60.0 40.0 16 86.7 13.3 1

Rataan 77.2 27.3 1

1 Pepaya Kontrol1 43 57 22 64.5 35.5 2

Page 15: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

10

3 53 47 24 80 20 25 66.7 33.33 26 56.7 43.3 2

Rataan 60.65 39.355 2

2ArangSekam

1 20 80 22 53.3 46.7 23 50 50 24 60 40 25 60 40 26 63.3 36.7 2

Rataan 51.1 48.9 2

3Abu

Gosok

1 87 13 22 33.3 66.7 23 47 53 24 80 20 25 90 10 26 63.3 36.7 2

Rataan 66.77 33.23 2Tabel 2Data Ekstraksi Benih

Pembahasan

Grafik 2 Daya Berkecambah Benih

75.6 73.4

60.65

85.377.2

51.1

72.466.77

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

Tomat Cabai Pepaya

Daya Berkecambah (%) Benih pada Setiap Perlakuan

Kontrol Perlakuan 1 Perlakuan 2

Page 16: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

11

1. Perendaman H2SO4 untuk ekstraksi Tomat dan Cabai

Dapat dilihat pada persentase DB tomat perlakuan 1 (Perendaman H2SO4)

meningkat menjadi 85.3% dari persentase DB control (75.6%), begitu pula

persentase DB cabai perlakuan 1 (Perendaman H2SO4) meningkat menjadi

77.2% dari persentase DB control (73.4%).

Ini dikarenakanan kulit biji setelah di rendam menjadi lunak, proses pelunakan

kulit benih melalui mekanisme sebagai berikut : dinding sel tersusun atas

mikrofibril selulosa yang terikat pada matrik nonselulosik polisakarida.

Mikrofibril selulosa terdiri dari protein, pectin dan polisakarida. Pektin dapat

berubah menjadi Ca pektat melalui reaksi esterisasi dengan menambahkan Ca2+

(Wareing dan Phillips,1989). Perlakuan H2SO4 dalam hal ini adalah merubah

posisi ion Ca2+ dari subtansi pektin, dikarenakan H2SO4 melepaskan hydrogen

pada mikrofibril selulosa. Pengikatan komponen matrik satu dengan komponen

matrik yang lain melalui ikatan hidrogen. Salah satu komponen matrik yaitu

siloglukan yang terikat dengan serat mikrofibril selulosa dengan membentuk

ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen ini mudah lepas dengan adanya H2SO4

sehingga terjadi perubahan komponen dinding sel kemudian dinding sel

melonggar, turgor menjadi berkurang dan kulit benih menjadi lunak (Wareing

dan Phillips, 1989).

2. Perendaman air panas untuk ekstraksi tomat

Dapat dilihat pada persentase DB tomat perlakuan 1 (Perendaman H2SO4)

menurun menjadi 72.4% dari persentase DB control (75.6%).

Ini dikarenakan karena temperature mempengaruhi kualitas benih.

Kelarutan akan meningkat seiring dengankenaikan temperatur untuk

mendapatkan lajuekstraksi yang tinggi.

Ekstraksi untuk polisakarida berada pada temperature 50-70° C.Penggunaan

temperatur yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan perubahan pada

kualitas polisakarida dalam biji (Stefanuas Biondi Soebagio, 2014)

3. Ekstraksi Pepaya

Page 17: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

12

Dapat dilihat pada persentase DB pepaya perlakuan 1 (arang sekam) menurun

menjadi 51.1% dari persentase DB control (60.65%), dan naik menjadi 66.77

% pada perlakuan 2 (abu gosok).

Menurut sumber yang kami dapatkan ini karena pepaya memang dianjurkan

menggunakan abu gosok.

Benih harus diambil dari buah yang telah tua atau masak mengkal di pohon.

Benih diambil dari 1/3 bagian tengah buah, lalu dibersihkan dari lapisan kulit

biji. Cara membersihkan biji dapat dilakukan dengan mencampur biji dengan

abu gosok, kemudian diremas-remas sampai seluruh selaput biji hilang atau

dengan cara fermentasi, yaitu dengan membiarkan benih-benih tersebut selama

2-3 hari lalu dicuci dengan air bersih. Selanjutnya biji dikeringanginkan.

(Balitbu,2014)

Kesimpulan

a. Ekstraksi tomat : dianjurkan mengunakan fermentasi H2SO4

b. Ekstraksi Cabai : dianjurkan mengunakan fermentasi H2SO4

c. Ekstraksi Pepaya : dianjurkan mengunakan ekstraksi abu gosok

Daftar Pustaka

Suyatmi, Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Sulfat (H2SO4) terhadap

Perkecambahan Benih Jati (Tectona grandis Linn.f), Laboratorium Biologi Struktur dan

Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi F. MIPA UNDIP . [ARTIKEL]

Wareing, P.F. dan I.D. Phillips, 1989, Growthand defferntiation Plants, 3rd

edition,Pergamon Press, Chicago.

https://www.academia.edu/9646415/EKSTRAKSI_POLISAKARIDA_PADA_BIJI_

TAMARIND

http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/content/article/16-

penelitianpengkajian2/519-persiapan-benih-pepaya

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 18: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

13

Bab 3. Pengeringan Benih

Pendahuluan

Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam

benih. Ini bertujuan agar kita mampu mengetahui perbedaan pengeringan buata dan

pengeringan alami dan mengetahui kelemahan dang keunggulan pengeringan secara

alami dna mengukur kadar air benih. Benih mengandung dua komponen yaitu air dan

bahan kering. Banyaknya air di dalam benih disebut kadar air dan dinyatakan dengan

satuan (%). Pengeringan merupakan slah satu tahapan dari produksi benih. Tujuan dari

pengeringan antara lain:

a) Menurunkan kadar air benih

b) Mempertahankan daya berkecambah

c) Mempertahankan mutu benih

d) Memudahkan proses selanjutnya

e) Meningkatkan rendemen

f) Meningkatkan daya simpan benih

Cara pengeringan ada dua cara , pertama pengeringan alami dan buatan.

Pengeringan alami antara lain:

a) Pengeringan dengan lamporan

b) Pengeringan diatas rak

c) Pengeringan diatas nampan

d) Pengeringan dengan alat bersel

Pengeringan secara alami lebih praktis ,mudah, sederhana, dan umum

digunakan. Energi penguapan diperoleh dari angin dan sinar matahari. Alas dan alat

untuk wadah harus bersih dari kotoran (pasir, batu, kulit benih, dedaunan, ranting, akar,

tanah yang terbawa,dsb).

Pengeringan secara buatan itu bisa dilakukan dengan bantuan alat yaitu box

drier dan batch drier.

Ada beberapa kelemahan dengan pengeringan secara alami

Page 19: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

14

a) Memerlukan banyak tenaga kerja untuk menebarkan , membalik dan

mengumpulkan benih kembali

b) Sangat bergantung pada cuaca

c) Memerlukan tempat yang luas

d) Suhu dan laju tidak bisa diatur sehingga resiko benih retak sangat tinggi

Pengeringan benih berhubungan erat dengan pengurangan kadar air pada benih

yang akan kita simpan. Pengeringan atau proses penurunan kadar air dapat

meningkatkan viabilitas benih, tetapi pengeringan yang mengakibatkan kadar air yang

terlalu rendah akan mengurangi viabilitas benih. Proses penurunan kadar air benih

dapat dilaksanakan dengan berbagai metode seperti dikeringanginkan, penjemuran

maupun dengan silika gel. Ketiga metode tersebut membutuhkan waktu yang cukup

lama untuk menurunkan kadar air (Kartaspoetra, 2003).

Kadar air sangat berpengaruh terhadap kehidupan benih. Pada benih

ortodoks, kadar air saat pembentukan benih sekitar 35-80% dan pada saat tersebut

benih belum cukup masak untuk dipanen. Pada kadar air 18-40%, benih telah mencapai

masak fisiologis, laju respirasi benih masih tinggi, serta benih peka terhadap serangan

cendawan, hama dan kerusakan mekanis. Pada kadar air 13-18% aktivitas respirasi

benih masih tinggi, benih peka terhadap cendawan dan hama gudang, tetapi tahan

terhadap kerusakan mekanis. Pada kadar air 10-13%, hama gudang masih menjadi

masalah dan benih peka terhadap kerusakan mekanis. Pada kadar air 8-10%, aktivitas

hama gudang terhambat dan benih sangat peka terhadap kerusakan mekanis. Kadar air

4-8% merupakan kadar air yang aman untuk penyimpanan benih dengan kemasan

kedap udara. Kadar air 0-4% merupakan kadar air yang terlalu ekstrim, dan pada

beberapa jenis biji mengakibatkan terbentuknya biji keras. Penyimpanan benih pada

kadar air 33-60% menyebabkan benih berkecambah (Sutopo, 1990).

Syarat dari pengeringan benih adalah evaporasi uap air dari permukaan benih

harus diikuti oleh perpindahan uap air dari bagian dalam ke bagian permukaan benih.

Jika evaporasi permukaan terlalu cepat maka tekanan kelembaban yang terjadi akan

Page 20: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

15

merusak embrio benih dan menyebabkan kehilangan viabilitas benih (Justice dan Bass,

2000).

Metode

Metode pengeringan alami dengan sinar matahari yaitu pertama ambil benih

untuk masing-masing percobaan. Lalu simpan pada nampan (1 satuan percobaan =

1nampan dan jemur sesuain dengan perlakuannya.) 1 hari pengeringan dengan sinar

matahari = pukul 08.00-12.00. setelah pengeringan selesai lakukanlah penghitungan

kadar air dengan metode oven suhu tiggi 130o.

Metode pengeringan buatan dengan box drier yaitu pertama ambil benih untuk

masin-masing percobaan. Simpan benih pada box drier dengan dialasi keras koran dan

sesuaikan dengan peelakuannya setelah pengeringan selesai lakukanlah penghitungan

kadar air dengan metode oven suhu tiggi 130o.

Rumus kadar air

Hasil

Rataan HasilKA (%)

Pengeringan Alamihari Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Rataan0 Hari 33,33 33,33 50,00 38,892 Hari 25,11 25,19 27,74 26,016 Hari 4,30 8,71 8,49 7,17

Pengeringan Buatanjam Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6 Rataan0 jam 19,04 33,33 32,54 28,3012 jam 9,62 11,21 8,10 9,6424 jam 7,20 6,84 5,10 6,38

Tabel 3Data Hasil Pengeringan Benih

Page 21: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

16

Pembahasan

Grafik 3 Pengeringan Alami

Grafik 4 Pengeringan Buatan

Pengeringan menggunakan box drier atau pengeringan buatan menunjukkan yang

hampir sama dengan pengeringan alami , walaupun hanya dengan hitungan jam hasil

penurunan kadar airnya tidak beda jauh. Tetapi pada hal ini pengeringan alami memang

lebih unggul dikarenakan air dalam benih itu menguap lebih banyak karena paparan

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Rataan

Rataan KA (%) Pengeringan Alami

0 Hari

2 Hari

6 Hari

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6 Rataan

Rataan KA (%) Pengeringan Buatan

0 jam

12 jam

24 jam

Page 22: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

17

dari sinar matahari sehingga kandungan air di dalam benih yang di uji dengan

pengeringan alami lebih sedikit dibandingkan dengan pegerigan buatan.

Kesimpulan

Jadi pengeringan alami lebih baik digunakan untuk menurunkan kandungan air di

dalam benih dengan ini kita bisa menyimpan benih lebih lama, tetapi mengingat banyak

kekurangan atau kelemahan di pengeringan alami kita bisa gunakan alternatif lain yaitu

dengan pengeringan buatan dengan bantuan alat (box drier atau batch drier ,dsb).

Daftar Pustaka

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 23: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

18

Bab 4. Pengukuran Kadar Air

Pendahuluan

4.1.1. Latar Belakang

Kadar air benih adalah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang

karena pemanasan sesuai dengan persentase terhadap berat awal contoh benih.

Penetapan kadar air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur

berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam % terhadap berat

asal. Tingkat kadang air memengaruhi:

a) Waktu panen yang tepat

b) Tingkat kerusakan mekanis

c) Kemampuan benih mempertahankan viabilitasnya selama penyimpanan

d) Nilai benih saat dipasarkan

Penentuan kadar air:

Dapat dilakaukan dengan berbagai metode yaitu metode pengeringan (dengan

oven biasa). Metode ada dua yaitu metode kimia, metode khusus.

Dalam pengukuran kadar air ada dua metode yaitu langsung dan tidak langsung.

Kadar air benih dihitung secara langsung dan berkurangnya berat benih akibat

hilangnya air dari dalam benih disebut metode langsung. Kadar air benih diukur tanpa

mengeluarkan air dari dari dalam benih tetapi dengan memanfaatkan hambatan listrik

dalam benih kemudian dikorelasikan dengan kadar air yaitu metode tidak langsung.

Namun dalam praktikum ini kita akan membahas tentang mengukur kadar air

benih dengan cara langsung metode suhu tinggi dan suhu rendah.

4.1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa mengukur kadar air benih dengan

cara langsung metode oven suhu tinggi dan suhu rendah.

Metode

Metode langsung oven suhu rendah konstan (103 ± 2˚ C)

1. Timbang cawan crucible beserta tutupnya (M1).

Page 24: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

19

2. Siapkan benih yang akan diuji kadar airnya untuk cawan yang diameternya ≤ 8

cm, contoh kerjanya ± 4-5 g.

3. Timbang cawan crucible + tutup + benihnya (M2).

4. Masukkan cawan + tutup + benih ke dalam oven suhu 103 ± 2˚ C selama 17

jam.

5. Setelah waktu tersebut, angkat cawan dari oven cawan kemudian masukan

dalam desikator selama 15 menit.

6. Timbangnlah benih beserta cawannya (M3). Lakukan perhitungan kadar air

benih dengan menggunakan rumus:

7. ( )( ) x 100%

8. Lakukan dengan 2 pengujian dan rata-ratakan hasilnya.

Metode Oven Suhu Tinggi Konstan (130 ± 2˚C)

Lakukan prosedur kerja seperti halnya pada metode oven suhu rendah. Benih

beserta wadahnya dimasukkan kedalam oven shuhu 130˚C - 135˚C selama 4 jam untuk

jagung, 2 jam untuk serealia, dan 1 jam untuk spesies selain serealia.

Page 25: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

20

Hasil

Nama Benih UlanganBerat

M1 (g) M2 (g) M3 (g) Kadar Air (%)

Padi 1 37,81 42,52 41,92 12,70

2 37,36 41,85 41,24 13,50

3 41,85 41,24 39,64 12,95

Rataan 13,05

Bawang Merah 1 33,21 37,49 33,94 83

2 37,28 42,20 38,57 84

3 38,46 38,57 39,19 82

Rataan 83

Kacang Hijau 1 3,15 8,05 7,49 11

2 40,19 45,19 44,67 10

3 40,60 45,5 44,98 11

Rataan 10,7

Tomat 1 36,99 41,98 41,52 9,22

2 39,19 44,19 43,77 8,44

Rataan 8,81

Kedelai 1 40,35 45,32 44,95 7,4

2 39,72 44,58 44,23 7,2

3 3,17 8,09 7,72 6,7

Rataan 7,1

Sengon 1 40,41 45,41 44,73 13,6

2 36,97 41,96 41,17 16

3 46,35 46,35 46,06 5,8

Rataan 11,8

Wortel 1 36,19 41,19 40,84 7,0

2 39,10 44,10 43,72 7,6

3 36,04 41,04 40,68 7,2

Page 26: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

21

Rataan 7,27

Jati 1 33,74 42,20 41,78 9,4

2 37,73 42,63 42,15 9,7

3 39,60 44,40 43,84 11,6

Rataan 10,2

Timun 1 36,13 41,18 40,88 6

2 37,95 42,97 42,68 5,8

3 37,78 42,83 42,54 5,72

Rataan 5,83

Caesim 1 41,80 43,80 35,80 5,5

2 36,89 38,89 37,80 6

3 35,80 38,77 37,67 6,5

Rataan 6

Jagung 1 33,08 38,08 37,52 11,2

2 38,28 43,28 42,76 10,4

3 35,72 40,73 40,15 11,06

Rataan 11,06

Tabel 4 Data Hasil Pengukuran Kadar Air

Pembahasan

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa biji yang mempunya kulit keras

harus dihaluskan terlebih dahulu. Benih yang banyak mengandung air adalah bawang

merah yaitu 83% pada suhu rendah konstan yang digunakan dalam percobaan ini

bukan biji bawang merah melainkan menggunakan umbi bawang merah, karena harga

bawang merah yang mahal dan jarang. Suhu tinggi konstannya ada pada benih padi

yaitu 13,05 %. Sedangkan pada suhu rendah konstan yang memiliki kadar air rendah

ada pada benih caesim yaitu 6%, dan pada suhu tinggi konstan ada pada benib timun

yaitu 5,83%.

Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan proses imbibisi air dan kemungkinan

berkecambah akan meningkat. Benih dengan kadar air tinggi tidak tahan lama pada

Page 27: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

22

saat penyimpanan. Selain itu perkembangan cendawan, pathogen di dalam tempat

penyimpanan meningkat bahkan hingga terjadi pembusukan lebih.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengujian kadar air

benih berguna untuk mengetahui kadar air suatu benih khususnya dalam proses

penyimpanannya agar benih tidak berkecambah dan juga tahan lama.

Sebelum melakukan penyimpanan benih sebaiknya dilakukan pengujian kadar

air terlebih dahulu untuk mengetahui berapa kadar airnya. Sehingga kita dapat

menentukan tempat penyimpanan yang tepat untuk benih tersebut.

Dalam percobaan ini kita menggunakan atau melakukan 3 kali ulangan dalam

percobaan. Tujuannya agar dihasilkan data yang sespesifik mungkin.

Daftar pustaka

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 28: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

23

Bab 5. Penyimpanan Rekalsitran

Pendahuluan

5.1.1. Latar Belakang

Sebelum dipasarkan kepada konsumen benih melalui tahap penyimpanan. Tujuan dari

penyimpanan tersebut adalah menunggu harga pasar stabil dan yang terpenting adalah

mempertahankan mutu (ujabilitas) benih agar tetap tinggi dan juga agar vigor benih

tetap tinggi sampai benih siap ditanam.

Kadar air benih adalah kandungan air dalam benih terhadap bobot basah atau bobot

kering benih dalam hitungan persen. Kadar air selama penyimpanan merupakan faktor

yang sangat penting untuk mempengaruhi masa hidup benih. Kemunduran benih

meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Tingkat kadar air benih

dalam penyimpanan tergantung pada kadar air awal benih. Jenis benih yang disimpan

metode penyimpanannya yang akan digunakan dan lamanya waktu penyimpanan.

Kadar air benih akan selalu mengadakan keseimbangan dengan kelembaban nisbi

udara ruang yang disimpan karena benih bersifat higroskopi. Bila kelembaban udara

tinggi benih akan menyerap air, demikian pula sebaliknya.

Benih berdasarkan sifatnya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Benih ortodoks tahan terhadap penurunan kadar air sampai 5-6 % dan dapat

disimpan pada suhu di bawah 0°C dengan PH rendah. Sifat demikian membuat

benih ortoduks, padi, kedelai, jangung, tomat, semangka, terong.

Benih rekalsitran berdaya simpan pendek, sensitive terhadap kadar air rendah

(kisaran kadar airnya 12% sampai 31%) contoh benih rekalsitran, benih durian,

nangka, alpukat, rambutan, manga, dan salak.

Benih intermediate memiliki sifat yang sama dengan ortodoks dalam ketahanan

terhadap desikasi (penurunan kadar air sampai 10%) tetapi tidak tahan terhadap

suhu rendah (dibawah 15°C) contoh benih intermediate, kopi, papaya,

belimbing.

Page 29: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

24

Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah dan

terkontaminasi cendawan sehingga diperlukan metode yang tepat untuk

penyimpanan benih rekalsitran.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan metode penyimpanan yang

tepat untuk benih rekalsitran.

Metode

5.3.1. Alat dan Bahan

1. Box benih atau mika

2. Sekam

3. Air

4. Plastic

5. Cawan

6. Benih nangka

7. Oven

8. Timbangan

9. Cutter

10. Desikator

11. Henter

12. Polybag

5.3.2. Langkah Kerja

1. Benih nangka diekstraksi dari buahnya bersihkan benih dari benih yang

menempel pada benih nangka.

2. Isi setiap kantong plastic dengan 25 butir benih dan lakukan perlakuan

penyimpanan benih berikut:

a. Disimpan dalam toples berisi sekam lembab dan disimpan disuhu kamar (P1)

b. Disimpan ditoples berisi sekam kering dan disimpan disuhu kamar (P2)

c. Disimpan dalam toples berisi sekam lembab dan disimpan disuhu AC (P3)

d. Disimpan ditoples berisi sekam kering dan disimpan disuhu AC (P4)

3. Lakukan pengamatan benih setelah disimpan selama 4 minggu.

Uji viabilitas dan kadar air benih pada minggu ke-0, 2, dan 4. Isi table pengamatan di

bawah ini dan bahas pada laporan. Pengamatan DB dilakukan pada hari ke 7 dan 14

setelah tanam.

Page 30: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

25

Hasil

Pengamatan Benih Nangka TIB P1kode :A = Suhu Kamar 1 = Sekam BasahB = Suhu AC 2 = Sekam Kering

Minggu Perlakuan Ulangan(kelompok)

B.Cendawan

B.Berkecambah DB Kadar Air

0

-

1 0.00% 5.00 100.00% 72.00%2 0.00% 5.00 100.00% 54.32%3 0.00% 5.00 100.00% 71.00%rataan 0.00% 5.00 100.00% 65.77%

-

4 0.00% 4.00 80.00% 73.60%5 0.00% 5.00 100.00% 67.28%6 0.00% 4.00 80.00% 32.80%rataan 0.00% 4.33 86.67% 57.89%

Rataan 0.00% 4.67 93.33% 61.83%

2

A1

1 0.00% 2.00 40.00% 66.00%2 0.00% 4.00 80.00% 81.20%3 0.00% 1.00 20.00% 62.00%rataan 0.00% 2.33 46.67% 69.73%

A2

1 0.00% 4.00 80.00% 71.00%2 0.00% 3.00 60.00% 67.00%3 0.00% 5.00 100.00% 44.00%rataan 0.00% 4.00 80.00% 60.67%

Rataan 0.00% 3.17 63.33% 65.20%

B1

4 0.00% 5.00 100.00% 68.80%5 0.00% 3.00 60.00% 74.40%6 0.00% 2.00 40.00% 67.03%rataan 0.00% 3.33 66.67% 70.08%

B2

4 0.00% 3.00 60.00% 64.00%5 0.00% 3.00 60.00% 74.40%6 0.00% 3.00 60.00% 82.70%rataan 0.00% 3.00 60.00% 73.70%

Rataan 0.00% 3.17 63.33% 71.89%Rataan 0.00% 3.17 63.33% 68.54%

4 A11 0.00% 0 0.00% 41.00%2 0.00% 1 20.00% 75.50%3 0.00% 0 0.00% 52.60%

Page 31: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

26

Rataan 0.00% 1 20.00% 56.37%

A2

1 0.00% 0 0.00% 64.00%2 0.00% 0 0.00% 76.40%3 0.00% 1 20.00% 45.40%rataan 0.00% 1 20.00% 61.93%

Rataan 0.00% 1 20.00% 59.15%

B1

4 0.00% 0 0.00% 66.67%5 0.00% 0 0.00% 53.60%6 0.00% 0 0.00% 58.60%rataan 0.00% 0 0.00% 59.62%

B2

4 0.00% 0 0.00% 74.20%5 0.00% 0 0.00% 60.40%6 0.00% 0 0.00% 67.00%rataan 0.00% 0 0.00% 67.20%

Rataan 0.00% 0 0.00% 63.41%Rataan 0.00% 1 20.00% 61.28%

Tabel 5 Data Hasil Penyimpanan Benih Rekalsitran

Page 32: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

27

Pembahasan

Pada minggu ke 0 berdasarkan table pada ulangan 1, 2, 3 daya berkecambahan

100% dengan rata-rata kadar airnya 65,77% untuk ulangan 4, 5, 6 rata daya

berkecambahnya 86,67% dengan rataan kadar airnya 57,89%

Pada minggu ke 2 berdasarkan table pada ulangan 1, 2, 3 yang diletakan pada

suhu kamar dengan perlakuan sekam basah DB rataannya 46,67% kadar airnya

69,73%. Untuk yang perlakuan pada sekam kering DB nya 80% kadar airnya 60,67%.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4

Rataan KA tiap Perlakuan

A1 A2 B1 B2

0

20

40

60

80

100

120

Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4

Rataan DB tiap Perlakuan

A1 A2 B1 B2

Grafik 5 Rataan DB

Grafik 6 Rataan KA

Page 33: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

28

Yang diletakan pada suhu AC dengan perlakuan sekam basah BD rataannya 66,67%

kadar airnya 70,08% untuk yang perlakuan pada sekam kering DB nya 60% kadar

airnya 73,70%

Pada minggu ke 4 berdasarkan table pada ulangan 1, 2, 3 yang diletakan pada suhu

kamar dengan perlakuan sekam basah DB rataannya 20,00% kadar air 56,37% untuk

perlakuan sekam kering DB rataannya 20% kadar airnya 61,93% untuk yang

diletakan pada suhu AC dengan perlakuan sekam basah DB rataannya 0% kadar

airnya 59,62% untuk yang perlakuan pada sekam kering DB rataannya 0% kadar

airnya 67,20%.

Kesimpulan

Benih nangka yang disimpan selama 4 minggu DB nya sangat rendah bahkan

ada yang tidak berkecambah (o) itu semua dikarenakan benih rekalsitran

mempunyai daya simpan tidak lama. Benih nangka tidak boleh disimpan

selama 4 minggu.

Untuk penyimpanan pada kondisi sekam kering berdasarkan table paling baik

atau DB nya paling tinggi adalah pada perlakuan kamar kering.

Penyimpanan yang paling baik pada minggu ke 2 dan pada minggu ke 4, karena

pada minggu ke 4 kadar air pada sekam basah sudah terlalu basah sedangkan

pada sekam kering sudah terlalu kering sehingga manghambat imbibisi.

Daftar pustaka

Widajati.Eny.dkk 2012 Dosen ilmu dan Teknologi Benih.IPB Press.Bogor.

Sutopo.Lita.2002.Teknologi Benih.PT Raya Grafindo Persada.Jakarta.

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 34: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

29

Bab 6. Pengujian Daya Berkecambah

Pendahuluan

6.1.1. Latar Belakang

Daya berkecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan

kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam

keadaan biofisik lapangan yang serba optimum.

Kemampuan hidup benih / daya hidup benih di sebut viabilitas benih. Viabilitas

benih dapat di ketahui dengan melakukan pengujian beni. Metode pengujian benih di

buat untuk mendeteksi parameter viablitas benih potensial benih. Daya perkecambah

benih atau daya tumbuh benih adalah tolak ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh

normal dan berproduksi normal pada kondisi lingkungan yang optimum.

Mengecambahkan benih memerlukan substrat pengujian yang dapat berupa

kertas, pasir, tanah, dan lain-lain.

Spesifikasi substrat kertas untuk pengujian daya perkecambahan adalah:

1. Kertas harus berpori, memungkinkan akan tumbuh di atasnya tapi tidak

menebus kertas

2. Bebas dari cendawan, bakteri dan bahan beracun yang dapat mempengaruhi

evaluasi kecambah

3. Tetap ulet atau kuat selama jangka waktu pengujian

4. Mampu menahan air yang cukup selama pengujian

5. PH 6-7,5

Kertas merang dapat di gunakan sebagai substrat perkembangan untuk menguji

benih secara langsung. Beberapa metode uji viabilitas benih yang dapat dipilih dan

disesuaikan dengan jenis benihnya:

1. Uji Di atas Kertas (UDK)

Untuk benih yang memerlukan banyak cahaya dalam perkecambahannya.

Alatnya IPB 73/72 A. IPB

Untuk benih yang membutuhkan cahaya siang – malam. Tipe alatnya IPB 81-

2A

Page 35: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

30

2. Uji Antar Kertas (UAK)

Untuk benih yang tidak peka terhadap perkecambahan. IPB 73-2B, IPB 72-1,

IPB 73-2A/B.

3. Uji Kertas Digulung (UKD)

Untuk benih yang tidak peka terhadap cahaya dalam perkecambahannya.

Alatnya IPB73-2B, IPB 72-1, IPB 73-2A/B. Contoh pada kacang hijau dan

jagung.

Benih – benih yang telah berkecambah harus di evaluasi agar dapat di nilai.

Dengan demikian dapat di ketahui apakah kecambah tersebut normal ,

abnormal,mati,biji keras/biji segar.

Kriteria Kecambah normal:

1. Memiliki satu kotildon untuk kecambah dari monokotil dan dua dari kecambah

dikotil

2. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa adanya kerusakan pada

jarring-jaringnya.

3. Kecambah yang memiliki perkembangan system perakaran yang baik terutama

akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal

maka akar tidak boleh kurang dari dua.

Kriteria kecambah abnormal

1. Kecambah yang rusak tanpa kotiledon,embrio,yang pecah dan akar primer

yang pendek.

2. Kecambah yang bentuknya cacad, perkembangannya lemah atau kurang

seimbang dari bagian-bagian yang penting,plumula yang

terputar,hipokotil,epikotil, kotiledon yang membengkak.

Kriteria kecambah/benih mati adalah benih-benih yang busuk sebelum berkecambah /

tidak tumbuh setelah waktu pengujian ditentukan tetapi bukan dormansi. Benih keras

adalah benih yang masih keras karena tidak menyeap air karena kulit yang

impermeable. Benih segar adalah benih yang telah membengkak karena menyerap air

tetapi belum perkecambah pada akhir pengujian.

Terdapat 2 perkecambahan yaitu:

Page 36: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

31

Tipe epigeal jika munculnya radikal diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara

keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula keatas permukaan tanah. Tipe

hypogeal, jika munculnya radikel diikuti dengan perpanjangan plumula, hipokotil

tidak memanjang keatas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada dalam

permukaan kulit biji di dalam permukaan tanah. Contoh jagung dan kelapa.

Perbedaan dikotil dan monokotil. Monokotil embroinya terdiri dari kotiledon,

endosperm membesar, punya helium tapi tidak terlihat.Dikotil embrionya terdiri atas

kotiledon, plumula, epikotil dan radikel.Endosperm nya kecil bahkan hamper tidak

terlihat.Hilum terlihat jelas.

6.1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui berbagai macam metode

perkecambahan benih, menilai kecambah, mempelajari tipe perkecambahan benih

tanama monokotil dan dikotil.

Metode

6.2.1. Alat dan Bahan

Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan adalah alat

perkecambahan benih (APB), handsprayer, pinset, gunting. Bahan yang digunakan

adalah benih jagung, tomat, kacang hijau, kertas merang, kertas label.

6.2.2. Langkah kerja

1. Tanam benih dengan metode yang sesuai2. Amati pada hari pengamatan ke-1 dan ke-23. Lakukan penilaian terhadap kecambah normal, abnormal, mati, biji segar,

biji keras4. Lakukan pengamatan tipe perkecambahan benih

Page 37: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

32

Hasil

Nama Benih : Kacang HijauNama Perlakuan : UKDTipe Perkecambahan : Epikotil

Kel. Ulangan

Kecambah Normal (%)Benih

Abnormal(%)

BenihSegar

(%)

BenihKeras

(%)

BenihMati(%)Peng. 1 Peng. 2 Total

11 80.00 0.00 80.00 20.00 0.00 0.00 0.002 68.00 0.00 68.00 28.00 4.00 0.00 0.00

Rataan 74.00 0.00 74.00 24.00 4.00 0.00 0.00

21 80.00 0.00 80.00 12.00 4.00 4.00 0.002 76.00 0.00 76.00 24.00 0.00 0.00 0.00

Rataan 78.00 0.00 78.00 18.00 4.00 4.00 0.00

31 56.00 16.00 72.00 4.00 4.00 0.00 20.002 70.00 4.00 74.00 4.00 4.00 0.00 18.00

Rataan 63.00 10.00 73.00 4.00 4.00 0.00 19.00

41 80.00 0.00 80.00 12.00 0.00 0.00 8.002 68.00 0.00 68.00 20.00 0.00 0.00 12.00

Rataan 74.00 0.00 74.00 16.00 0.00 0.00 10.00

51 84.00 0.00 84.00 4.00 4.00 8.00 0.002 88.00 0.00 88.00 4.00 4.00 4.00 0.00

Rataan 86.00 0.00 86.00 4.00 4.00 6.00 0.00

61 76.00 4.00 80.00 4.00 1.00 0.00 0.002 76.00 4.00 80.00 5.00 1.00 0.00 0.00

Rataan 76.00 4.00 80.00 4.50 1.00 0.00 0.00Rataan 75.17 7.00 77.50 11.75 3.40 5.00 14.50

Nama Benih : JagungNama Perlakuan : UKDTipe Perkecambahan : Hipokotil

Kel. Ulangan

Kecambah Normal (%)Benih

Abnormal(%)

BenihSegar

(%)

BenihKeras

(%)

BenihMati(%)Peng. 1 Peng. 2 Total

11 64.00 0.00 64.00 28.00 4.00 0.00 4.002 68.00 0.00 68.00 28.00 4.00 0.00 0.00

Rataan 66.00 0.00 66.00 28.00 4.00 0.00 4.00

Page 38: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

33

21 40.00 0.00 40.00 60.00 0.00 0.00 0.002 28.00 4.00 32.00 56.00 8.00 0.00 4.00

Rataan 34.00 4.00 36.00 58.00 8.00 0.00 4.00

31 64.00 0.00 64.00 4.00 12.00 12.00 8.002 40.00 0.00 40.00 20.00 4.00 20.00 16.00

Rataan 52.00 0.00 52.00 12.00 8.00 16.00 12.00

41 60.00 0.00 60.00 28.00 12.00 0.00 0.002 68.00 0.00 68.00 28.00 4.00 0.00 0.00

Rataan 64.00 0.00 64.00 28.00 8.00 0.00 0.00

51 84.00 0.00 84.00 8.00 4.00 4.00 0.002 80.00 0.00 80.00 16.00 0.00 4.00 0.00

Rataan 82.00 0.00 82.00 12.00 4.00 4.00 0.00

61 32.00 8.00 40.00 68.00 0.00 0.00 0.002 44.00 4.00 48.00 52.00 0.00 0.00 0.00

Rataan 38.00 6.00 44.00 60.00 0.00 0.00 0.00Rataan 56.00 5.00 57.33 33.00 6.40 10.00 6.67

Nama Benih : JagungNama Perlakuan : UDPTipe Perkecambahan : Hipokotil

Kel. Ulangan

Kecambah Normal (%)Benih

Abnormal(%)

BenihSegar

(%)

BenihKeras

(%)

BenihMati(%)Peng. 1 Peng. 2 Total

11 76.00 0.00 76.00 0.00 8.00 16.00 0.002 88.00 0.00 88.00 0.00 8.00 4.00 0.00

Rataan 82.00 0.00 82.00 0.00 8.00 10.00 0.00

21 60.00 18.00 78.00 12.00 12.00 4.00 0.002 52.00 16.00 68.00 20.00 8.00 4.00 0.00

Rataan 56.00 17.00 73.00 16.00 10.00 4.00 0.00

31 0.00 92.00 92.00 0.00 0.00 0.00 8.002 0.00 92.00 92.00 0.00 0.00 0.00 8.00

Rataan 0.00 92.00 92.00 0.00 0.00 0.00 8.00

41 0.00 80.00 80.00 0.00 0.00 0.00 20.002 0.00 96.00 96.00 0.00 0.00 0.00 4.00

Rataan 0.00 88.00 88.00 0.00 0.00 0.00 12.00

51 68.00 0.00 68.00 28.00 0.00 4.00 0.002 84.00 0.00 84.00 16.00 0.00 0.00 0.00

Rataan 76.00 0.00 76.00 22.00 0.00 4.00 0.00

Page 39: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

34

61 80.00 8.00 88.00 0.00 8.00 0.00 0.002 76.00 8.00 84.00 16.00 4.00 0.00 0.00

Rataan 78.00 8.00 86.00 16.00 6.00 0.00 0.00Rataan 73.00 51.25 82.83 18.00 8.00 6.00 10.00

Nama Benih : TomatNama Perlakuan : UDKTipe Perkecambahan : Epikotil

Ke. Ulangan

Kecambah Normal (%)Benih

Abnormal(%)

BenihSegar

(%)

BenihKeras

(%)

BenihMati(%)Peng. 1 Peng. 2 Total

11 0.00 20.00 20.00 36.00 28.00 16.00 0.002 0.00 44.00 44.00 32.00 24.00 0.00 0.00

Rataan 0.00 32.00 32.00 34.00 26.00 16.00 0.00

21 28.00 40.00 68.00 8.00 0.00 16.00 8.002 36.00 20.00 56.00 12.00 24.00 0.00 8.00

Rataan 32.00 30.00 62.00 10.00 24.00 16.00 8.00

31 4.00 48.00 52.00 40.00 0.00 0.00 18.002 4.00 56.00 60.00 36.00 0.00 0.00 4.00

Rataan 4.00 52.00 56.00 38.00 0.00 0.00 11.00

41 0.00 12.00 12.00 48.00 0.00 0.00 40.002 0.00 16.00 16.00 56.00 0.00 0.00 28.00

Rataan 0.00 14.00 14.00 52.00 0.00 0.00 34.00

51 0.00 52.00 52.00 12.00 12.00 24.00 0.002 0.00 52.00 52.00 12.00 0.00 36.00 0.00

Rataan 0.00 52.00 52.00 12.00 12.00 30.00 0.00

61 0.00 48.00 48.00 12.00 20.00 20.00 0.002 0.00 44.00 44.00 24.00 20.00 12.00 0.00

Rataan 0.00 46.00 46.00 18.00 20.00 16.00 0.00Rataan 18.00 37.67 43.67 27.33 20.50 19.50 17.67

Tabel 6 Data Hasil Pengujian Viabilitas Benih

Page 40: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

35

No.

Nam

a Be

nih

Tipe

Perk

ecam

baha

n

Uji

Kec

am bah

Nor

mal

(%)

Beni

h Ab

norm

al(%

)

Beni

h Se

gar (

%)

Beni

h Ke

ras (

%)

Beni

h M

ati (

%)

Peng

amat

an1

Peng

amat

an2

Tota

l

1

K. H

ijau

Epik

otil

UKD

75.17 7.00 77.50 11.75 3.40 5.00 14.50

2

Jagu

ng

Hipo

kotil

UKD

56.00 5.00 57.33 33.00 6.40 10.00 6.67

3

Jagu

ng

Hipo

kotil

UDP 73.00 51.25 82.83 18.00 8.00 6.00 10.00

4

Tom

at

Epik

otil

UDK 18.00 37.67 43.67 27.33 20.50 19.50 17.67

Tabel 7Rangkuman Pengujian Viabilitas

Pembahasan

Tipe perkecambahan pada tanaman kacang hijau adalah epigeal karena

munculnya radikel pada tanaman kacang hijau dan tomat munculnya radikel diikuti

dengan memanjangnya hipokotil sebagai cara keseluruhan dan membawa serta

kotiledon dan plumula keatas permukaan tanah.

Tanaman kacang hijau dan tomat juga termasuk tanaman dikotil karena

embrionya terdiri atas kotiledon, plumula, epikotil dan radikel. Terdapat endosperm

namun hanya merupakan bagian kecil, hilum terlihat jelas.

Tipe perkecambahan pada jagung adalah hypogeal karena saat munculnya

radikel diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas

permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah

Page 41: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

36

permukaan tanah. Jagung termasuk monokotil, cadangan makanannya berupa

endosperm dan kotiledon, endospermnya membesar, punya hilum tetapi tidal terlihat.

Rata – rata UKD kacang hijau yang tumbuh normal adalah 77,50%. Benih

abnormalnya 11,75%. Benih segar 3,40%. Benih keras 5,00%. Benih mati 14,50%.

Rata – rata UKD pada jagung yang tumbuh normal adalah 57,33%. Benih

abnormalnya 33,00%. Benih segar 6,40%. Benih keras 10%. Benih mati 6,67%.

Rata – rata UDP jagung yang tumbuh normal 82,83%. Benih abnormalnya

18,00%. Benih segar 8,00%. Benih keras 6 %. Benih mati 10%.

Rata-rata UDK pada tomat yabg tumbuh normal 43,67 %, Benih Abnormalnya

27,33 %, Benih segarnya 20,50%, benih kerasnya 19,50 %, Benih mati nya 17,67 %.

Berarti pengujian daya berkecambah benih pada metode Uji Kertas Di gulung (UKD)

yang paling bagus untuk pengujian tipe perkecambahan pada kacang hijau. Karena

kecambah normalnya mencapai 77,50%.

Kesimpulan

Jagung termasuk tanaman monokotil, dan tipe perkecambahannya hypogeal.

Kacang Hijau dan Tomat termasuk tanaman di kotil . Tipe perkecambahannya

epigeal.

Metode penyimpanan jagung paling efektif menggunkan uji diatas pasir karena

kecambah normalnya mencapai 51,25 %. Metode Penyimpanan kacang hijau

menggunakan uji kertas digulung kecambah normalnya mencapai 77.50 %

Sehingga UKD sanggat cocok untuk uji kacang hijau. Metode penyimpanan

tomat menggunakan Uji Diatas Kertas kecambah normalnya mencapai 43,67

%. Sehingga kurang cocok menggunakan metode uji diatas kertas.

Kecambah Abnormal dapat di pengaruhi pada saat peletakan benih.

Daftar pustaka

Widajati.Eny.dkk 2012 Dosen ilmu dan Teknologi Benih.IPB Press.Bogor.

Sutopo.Lita.2002.Teknologi Benih.PT Raya Grafindo Persada.Jakarta.

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 42: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

37

Bab 7. Pengujian Vigor Benih

Pendahuluan

7.1.1. Latar Belakang

Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa benih yang

berkecambah. Kecaptan perkecambahan jumlah kecambah normal, pada berbagai

lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut

perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang memengaruhi kecepatan,

keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai benih (fisiologis) atau kesehatannya.

Secara umum vigor adalah kemampuan benih untuk tumbuh normal pada

keadaan lingkungan suboptimal. Vigor kekuatan tumbuh yaitu jika punya kemampuan

tumbuh yang cepat dan keserempakan tumbuh yaitu lebih tahan lama terhadap

suboptimum (hama, pathogen, penyakit) agar bias tumbuh dengan baik. Benih

dikatakan tumbuh jika berkecambah normal (memiliki struktur dan memenuhi standar

tertentu). Beberapa kondisi suboptimum misalnya tanah salin, tanah msam, dan

sebagainya. Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor

tinggi. Benih vigor akan dapat tumbuh cepat dan serempak. Uji vigor dapat dilakukan

dengan menanam benih pada media suboptimum.

Vigor dapat dibagi menjadi dua yaitu vigor umum dan spesifik atau khusus.

Pada vigor spesifik atau khusus itu contohnya seperti outer space (di luar angkasa)

dengan menggunakan alat shaker sebagai penyeimbang gravitasi. Jika benih ditanam

di luar angkasa, maka pertumbuhan kecambahnya tidak teratur.

7.1.2. Tujuan

Dapat mengetahui dan mampi melakukan pengujian pada vigor benih.

Metode

1. Lakukan pengujian vigor kecepatan tumbuh dan kserempakan tumbuh masing-masing 1 ulangan untuk 2 komoditi yaitu kedelai dan jagung.

2. Untuk Kecepatan Tumbuh Benih (KCT)- Benih ditanam dengan metode UKDdp- Siapkan benih 25 butir- Basahkan kertas merang

Page 43: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

38

- Susun benih dengan rapi diatas kertas merang yang sudah dipress- Lalu tutup gulungan dengan plastic dan tutup gulungan denga n rapi- Setelah ditanam pada APB IPB 72-1, lakukan pengamatan setiap hari

dengan mengamati jumlah kecambah normal3. Keserempakan Tumbuh (KST)

- Siapkan benih 25 butir- Basahkan kertas merang- Susun benih dengan rapi- Lalu tutup dang gulung dengan rapi yang tiap gulungan dilapisi plastic- KST hanya menghitung % kecambah normal pada pengamatan ke-4 untuk

kedelai, sedangkan jagung dihitung pada hari ke-5

Hasil

Nama Benih NIM KCT

(%KN/etmal)

KST (%)

Kedelai

05 19,28 72

14 16,25 40

16 19,90 72

19 17,43 40

23 16,60 36

Rataan 17,89 52

Jagung

05 23,24 64

14 25,03 68

16 23,30 64

19 22,65 60

23 24,30 64

Rataan 23,70 64

Tabel 8 Data Hasil Pengujian Vigor Benih

Pembahasan

Pada pengujian vigor benih kedelai kecepatan tumbuh yang hasilnya paling

tinggi ada pada nim 16 yaitu 19,90% dan yang paling rendah adalah nim 14 yaitu

16,25%. Sedangkan uji keserempakan tumbuh yang hasilnya paling tinggi adalah nim

Page 44: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

39

05 dan 16 yaitu 72% dan yang paling rendah adalah nim 23 yaitu 36%. Rataan KCT

17,89%, rataan KST yaitu 52%.

Pada pengujian vigor benih jagung kecepatan tumbuh yang hasilnya paling

tinggi ada pada nim 14 yaitu 25,03% dan yang paling rendah adalah pada nim 19 yaitu

22,65% sedangkan uji keserempakan tumnuh yang hasilnya paling tinggi adalah nim

14 yaitu 68% dan yang paling rendah adalah nim 19 yaotu 60%. Rataan KCT adalah

23,70%, rataan KST adalah 64%.

Kesimpulan

Vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih menjadi tanama berproduksi

normal dalam kondisi suboptimum. Yang diamati dalam pengujian vigor benih inia

adalah kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh. Serempak atau kompak disini

maksudnya adaah lebih tahan terhadap suboptimum (hama, pathogen, penyakit) agar

bias tumbuh lebih baik. Berdasarkan data tersebut kecepatan tumbuh yang baik ada

pada benih jagung yaitu 23,70% sedangkan keserempakan tumbuhnya pun pada benih

jagung yaitu 64%. Factor yang memengaruhi keserempakan dan kecepatan tumbuh

antara lain mutu brnih yang kurang selektif dalam memilih dan factor lingkungan itu

sendiri saat dilakukan praktikum.

Daftar pustaka

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 45: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

40

Bab 8. Pengujian Kemurnian Benih

Pendahuluan

8.1.1. Latar Belakang

Benih merupakan benda hidup yang di dalam undang-undang RI No.12 tahun

1992 disebut sebagai tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau

mengembangbiakan tanaman.

Produksi benih oleh produsen benih diadakan untuk kelangsungan atas

ketersediaan bahan perbanyakan tanaman tertentu. Hal tersebut dilakukan guna

mempertahankan plasma nutfah yang ada. Produksi benih yang dilakukan tidak hanya

sekedar memperhatikan kuantitatif dari produksi itu sendiri tetapi kualitatif benih juga

di utamakan. Mutu benih sangat penting untuk diperhatikan karena benih bukan

merupakan benda mati yang dijual di pasaran kemudian dipakai / dikonsumsi hingga

habis kegunaannya. Benih yang hendak digunakan oleh konsumen (petani) adalah

benih yang memiliki kriteria sesuai dengan permintaan/ selera masyarakat.

Pengujian kemurnian benih yang juga merupakan deskripsi mutu benih yang

pada umumnya dicantumkan pada kemasan oleh pihak produsen merupakan pengujian

yang bertujuan untuk memperoleh persentase kemurnian suatu lot benih. Prinsip dari

pengujian ini yaitu dengan memisahkan benih ke dalam 3 komponen, yaitu benih murni

(benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan di

dalam contoh benih), benih tanaman lain (benih tanaman selain yang dimaksud oleh

pengirim), dan kotoran benih meliputi benih dan bagian benih serta bahan-bahan lain

yang bukan benih (benih rusak, pecahan benih dengan ukuran ½ atau < dari ½, sekam,

cangkang benih, kulit benih, tanah, pasir, batu, daun, batang, dan lain-lain).

8.1.2. Tujuan

Untuk menentukan komponen benih berdasarkan persentase berat komponen

dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi benih dalam lot, dan untuk

mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran benih dalam contoh benih

Page 46: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

41

Metode

8.2.1. Alat dan Bahan

1. Kertas putih

2. Pinset

3. Timbangan analitik

4. Cawan

5. Nampan

8.2.2. Benih

1. Benih Cabai (Capsicum sp)

2. Jagung (Zea mays)

3. Kacang tanah (Arachis hypogaea)

4. kacang panjang (Vigna sinensis)

5. bayam (Amaranthus sp)

6. kedelai (Glycine max).

8.2.3. Langkah Kerja

1. Benih ditimbang sesuai ketentuan

No Benih Tanaman Berat (gr)

1 Jagung (Zea mays) 47,03

2 Kacang Tanah (Arachis hypogaea) 25,54

3 Kedelai (Glycine max) 20,42

4 Cabai (Capsicum sp) 3,25

5 Bayam (Amaranthus sp) 2,09

6 Kacang Panjang (Vigna sinensis) 21,07

Tabel 9 Hasil Penimbangan Benih

2. Lakukan identifikasi satu persatu secara visual berdasarkan penampakan

morfologi (bentuk, ukuran, warna, kemengkilapan, tekstur bagian luar).

3. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih yang ditemukan diambil dan

dipisahkan dari benih murni.

Page 47: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

42

4. Semua komponen ditimbang dalam satuan gram dengaan 2 angka dibelakang

koma, dan hasilnya dicatat.

5. Perhitungan benih murni dihitung dengan rumus :

6. % BM = X100%7. Perhitungan benih tanaman lain dengan rumus :

8. % BTL = X100%9. Perhitungan kotoran benih dengan rumus:

10. % KB = X100%Hasil

Data Kelompok 1

No Nama Benih

Komponen Total (gr)

BM BTL KB Awal Akhir

1Jagung 43,78 0,46 2,77 47,03 47,01

Persentase (%) 93% 0,97% 5,9%

2Kedelai 18,71 0,25 1,44 20,42 20,40

Persentase (%) 91,7% 1,22% 7,05%

3Kacang panjang 20,39 0,36 0,32 21,07 21,07

Persentase (%) 96,7% 1,7% 1,51%

4Kacang tanah 23,73 0 1,83 25,54 25,55

Persentase (%) 92,8% 0% 8,11%

5Cabai 3,16 0,08 0 3,25 3,24

Persentase (%) 9,5% 2,46% 0%

6Bayam 2,03 0 0,05 2,09 2,08

Persentase (%) 97,5% 0% 2,4%

Tabel 10 Data Hasil Pengujian Kemurnian Benih

Page 48: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

43

Pembahasan

1. Jadi, selisih dari total awal dan total akhir itu berkisar antara 0,00 – 0,1 gr. Bilaselisih awal dan akhir itu lebih dari 0,1 (misal 0,5) ini sudah tidak bisaditoleransi dan diwajibkan untuk melakukan penghitungan ulang.

2. Dari data di atas, benih yang berkurang setelah dilakukan pengukuran adalahbenih jagung (0,02), kedelai (0,02), cabai (0,01), dan bayam (0,01). Total benihtersebut dapat berkurang dikarenakan kotoran benih tersebut kemungkinanterlalu kecil atau tertiup angin atau tertinggal pada kertas saat dilakukanpemisahan.

Dari data di atas pula terdapat benih yang bertambah beratnya yaitu benih kacang

tanah (0,01). Benih tersebut bertambah kemungkinan saat dilakukan penimbangan,

benih tersebut tercampur dengan kotoran benih lain yang tertinggal di cawan yang

digunakan untuk menimbang.

Kesimpulan

Dari data di atas dapat disimpulkan

Jagung dengan bobot awal 47,03 dan bobot akhir 47,01 dengan komponen BM93%; BTL 0,97%; KB 5,9%.

Kedelai dengan bobot awal 20,42 dan bobot akhir 20,40 dengan komponen BM91,7%; BTL 1,22%; KB 7,05%.

Kacang panjang dengan bobot awal 21,07 dan bobot akhir 21,07 dengankomponen BM 96,7%; BTL 1,7%; KB 1,51%.

Kacang tanah dengan bobot awal 25,54 dan bobot akhir 25,55 dengankomponen BM 92,8%; BTL 0%; KB 8,11%.

Cabai dengan bobot awal 3,25 dan bobot akhir 3,24 dengan komponen BM97,5%; BTL 2,46%; KB 0%.

Bayam dengan bobot awal 8,09 dan bobot akhir 2,08 dengan komponen BM 97,5%;

BTL 0%; KB 2,4%.

Daftar pustaka

Sutopo.Lita.2002.Teknologi Benih.PT Raya Grafindo Persada.Jakarta.

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 49: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

44

Bab 9. Pematahan Dormansi Benih

Pendahuluan

9.1.1. Latar Belakang

Dormansi adalah suatu keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah walaupun

berada pda lingkungan yang optimum untuk perkecambahan. Dormansi bisa terjadi

karena 2 faktor yaitu faktor innate (genetik) dan faktor lingkugan (enforced). Dormansi

karena faktor genetik ini telah ada sejak benih berada pada tanaman induknya ini

disebabkan oleh kulit yang impermeabel maupun embrionya yang dorman, seperti

embrio rudimeter dan keseimbangan hormonal.

Metode pematahan dormansi yang efektif dibedakan berdasarkan

penyebabnya, sebab metode yang satu belum tentu bisa digunakan untuk metode

pematahan dormansi penyebab yang lain. Metode pematahan dormansi yang

disebabkan faktor fisik adalah skarifikasi yaitu pelukaaan kulit benih agar air dan

nutrisi bisa masuk ke dalam benih. Sedangkan pematahan dormansi faktor fisiologis

pada kasus after-ripening adalah dengan perendaman dengan senyawa kimia tertentu.

Tujuan praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik pematahan dormansi yang

tepat pada kasus dormansi fisiologi (salah satunya after-ripening) dan dormansi fisik.

Benih merupakan komponen teknologi kimiawi biologis pada setiap musim tanam

untuk komoditas tanaman pangan. Benih dari segi teknologi diartikan sebagai

organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan

dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi . Benih dikatakan

dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun

diletakkan pada keadaan yang secara umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu

perkecambahan (Sutopo 2002).

9.1.2. Tujuan

Mengetahui metode yang paling efektif untuk mematahkan dormansi pada beberapa

kasus dormansi.

Page 50: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

45

Metode

9.2.1. Alat dan Bahan

Bahan yang diperlukan adalah benih acasia, benih terong dan benih senggon,

amplas, air panas, kertas meranh sebagai substrat perkecambahan. Sedangkan alat

yang digunakan adalah alat pengecambah benih (APB), kompor , timbangan, box

plastik, tang ,gunting , kertas label.

9.2.2. Langkah Kerja

1. Ambil benih yang telah disediakan dan lakukan beberapa perlakuan dormansii) P1 = kontrol atau tanpa perlakuanii) P2 = perendaman dalam air panas selama 30 menitiii) P3 = pengamplasan

2. Tanam benih dalam petridisk3. Simpan ditempat yang telah ditentukan4. Lakukan pengamatan

Page 51: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

46

Hasil

Kelo

mpo

k

Nam

a be

nih

Kode

Ke ca mb ah no rm al

Kese

rem

pak

an tu

mbu

h

Beni

hab

norm

al

Beni

h se

gar

Beni

h ke

ras

Beni

h m

ati

Peng

ama

tan

1

Peng

ama

tan

2

1

Sengon

B1P1 12% 0% 12.00% 0.00% 0% 80% 8%B1P2 84% 0% 84.00% 0.00% 0% 8% 8%B1P3 68% 0% 68.00% 0.00% 0% 16% 8%

2

B1P1 4% 24% 28.00% 8.00% 24% 16% 24%B1P2 84% 0% 84.00% 4.00% 8% 0% 4%B1P3 68% 12% 80.00% 0.00% 6% 0% 20%

3

B1P1 4% 0% 4% 0.00% 96% 0% 0%B1P2 92% 0% 92% 0.00% 8% 0% 0%B1P3 60% 0% 60% 0.00% 28% 12% 0%

4

B1P1 0% 0% 0% 0.00% 52% 48.00% 0%B1P2 0% 16% 16% 0.00% 60% 24.00% 0%B1P3 28% 12% 40% 0.00% 52% 8.00% 0%

5

B1P1 0% 0% 0% 0% 4% 96% 0%B1P2 72% 4% 76% 8% 4% 12% 0%B1P3 64% 4% 68% 8% 8% 16% 0%

6

B1P1 0% 0% 0% 0% 96% 0% 4%B1P2 72% 8% 80% 0% 4% 12% 4%B1P3 56% 8% 64% 0% 0% 28% 8%

Rataan 54.86% 11.00% 57.07% 7.00% 32.14% 28.92% 9.78%

1

Terong

B2P1 0% 0% 0.00% 0.00% 4% 92% 4%B2P2 0% 0% 0.00% 0.00% 12% 88% 0%

2B2P1 0% 0% 0.00% 0.00% 76% 12% 12%B2P2 0% 0% 0.00% 0.00% 96% 0% 4%

3B2P1 0% 0% 0% 0.00% 96% 4% 0%B2P2 0% 0% 0% 0.00% 100% 0% 0%

4B2P1 0% 16% 16% 4.00% 56% 24.00% 0%B2P2 0% 40% 40% 8.00% 40% 12.00% 0%

5B2P1 0% 12% 16% 8% 52% 28% 0%B2P2 0% 40% 40% 12% 36% 12% 0%

6B2P1 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0%B2P2 0% 0% 0% 0% 76% 4% 20%

Rataan 0.00% 27.00% 28.00% 8.00% 62.00% 30.67% 10.00%1 Acasia B3P1 0% 8% 8% 4.00% 16% 40% 12%

Page 52: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

47

B3P2 0% 4% 4% 12.00% 16% 60% 8%B3P3 0% 16% 16% 12.00% 12% 8% 12%

2

B3P1 0% 12% 12.00% 4.00% 36% 28% 20%B3P2 12% 20% 32.00% 4.00% 16% 16% 32%B3P3 20% 32% 52.00% 0.00% 0% 16% 32%

3

B3P1 0% 4% 4% 0.00% 80% 16% 0%B3P2 0% 12% 12% 0.00% 80% 8% 0%B3P3 28% 12% 40% 0.00% 48% 12% 0%

4

B3P1 4% 8% 12% 0.00% 48% 40.00% 0%B3P2 76% 4% 80% 12.00% 8% 0.00% 0%B3P3 80% 8% 88% 0.00% 12% 0.00% 0%

5

B3P1 0% 8% 8% 0% 12% 72% 0%B3P2 12% 24% 36% 4% 32% 28% 0%B3P3 24% 24% 48% 8% 16% 28% 0%

6

B3P1 0% 8% 8% 0% 64% 24% 4%B3P2 4% 8% 12% 0% 56% 16% 16%B3P3 32% 20% 52% 0% 0% 40% 8%

Rataan 29.20% 12.89% 29.11% 7.50% 34.50% 28.25% 16.00%

1

Acasia

B3P1 0% 8% 8% 4.00% 16% 40% 12%B3P2 0% 4% 4% 12.00% 16% 60% 8%B3P3 0% 16% 16% 12.00% 12% 8% 12%

2

B3P1 0% 12% 12.00% 4.00% 36% 28% 20%B3P2 12% 20% 32.00% 4.00% 16% 16% 32%B3P3 20% 32% 52.00% 0.00% 0% 16% 32%

3

B3P1 0% 4% 4% 0.00% 80% 16% 0%B3P2 0% 12% 12% 0.00% 80% 8% 0%B3P3 28% 12% 40% 0.00% 48% 12% 0%

4

B3P1 4% 8% 12% 0.00% 48% 40.00% 0%B3P2 76% 4% 80% 12.00% 8% 0.00% 0%B3P3 80% 8% 88% 0.00% 12% 0.00% 0%

5

B3P1 0% 8% 8% 0% 12% 72% 0%B3P2 12% 24% 36% 4% 32% 28% 0%B3P3 24% 24% 48% 8% 16% 28% 0%

6

B3P1 0% 8% 8% 0% 64% 24% 4%B3P2 4% 8% 12% 0% 56% 16% 16%B3P3 32% 20% 52% 0% 0% 40% 8%

Rataan 29.20% 12.89% 29.11% 7.50% 34.50% 28.25% 16.00%

Page 53: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

48

Pembahasan

Berdasarkan data yang sudah kita amati (pengamatan) tentang pematahan

dormansi, pematahan dormansi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya dormansi

pada benih, dan untuk meningkatkan daya tumbuh benih. Ada beberapa faktor

dormansi yaitu kulit yang keras, kulit benih yang impermeabel. Ada beberapa metode

untuk melakukan pematahan dormansi yaitu dengan fisik, mekanik dan kimiawi. Dan

pada pengamatan kali ini kita menggunakan 2 metode untuk pematahan dormansi

yaitu fisik dan mekanik dan hasil metode fisik menunjukkan hasil yanglebih baik.

Kesimpulan

Hasil dari perlakuan perendaman air panas (metode fisik) menunjukkan hasil

yang lebih maksimal dalam oematahan dormansi dari pada menggunakan metode

mekanik dengan pengamplasan kulit benih dan pengontrolan atau tanpa perlakuan

tetapi ini tidak berpengaruh besar terhadap benih terong pada pengamatan.

Daftar pustaka

Sutopo.Lita.2002.Teknologi Benih.PT Raya Grafindo Persada.Jakarta.

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Page 54: LAPORAN PTB (A-1).pdf

Laporan PraktikumPengantar Teknologi Benih (TIB 102)

49

Daftar pustaka

Sutopo.Lita.2002.Teknologi Benih.PT Raya Grafindo Persada.Jakarta.

Tim Dosen.2014.Penuntun Praktikum Pengantar Teknologi Benih.IPB Bogor.

Widajati.Eny.dkk 2012 Dosen ilmu dan Teknologi Benih.IPB Press.Bogor.

https://www.academia.edu/8370227/LAPORAN_TEKNOLOGI_PRODUKSI_BENI

H_prbnykan_vegetatif

https://www.academia.edu/9646415/EKSTRAKSI_POLISAKARIDA_PADA_BIJI_

TAMARIND

http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/content/article/16-

penelitianpengkajian2/519-persiapan-benih-pepaya