laporan provinsi| 105 sumatera...
TRANSCRIPT
,
Sumatera Utara
Rumah Balai Batak TobaRumah Balai Batak Toba adalah rumah adat dari daer-ah Sumatera Utara. Rumah ini terbagi atas dua bagian, yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan adalah tempat menyimpan barang. Tempat ini juga terkadang dipakai sebagai tempat untuk membicar-akan hal-hal adat. Jabu bolon adalah rumah keluar-ga besar. Rumah ini tidak memiliki sekat atau kamar sehingga kelu arga tinggal dan tidur bersama. Rumah Balai Batak Toba juga dikenal sebagai Rumah Bolon.
Laporan Provinsi| 105
Ibu Kota : MedanLuas Wilayah : 72.981 km2
Jumlah Penduduk : 12,98 jutaKepadatan Penduduk : 189 jiwa/km2
PDRB/Kapita2) : Rp 10,4 jutaIPM : 68,87Angka Pengangguran3) : 6,23%Koefisien Gini4) : 0,354
42,2%
13,3%
12,7%
11,7%
6,5%
86,2%
85,2%
67,6%
65,7%
50,9%
50,8%
Profil Kemiskinan Multidimensi
Jumlah Rumah Tangga Miskin : 1.019.809Jumlah Penduduk Miskin : 4.748.442Angka Kemiskinan : 31,5%Keparahan Kemiskinan : 43,16%Indeks Kemiskinan Multidimensi : 0,136
279.829
IKM
739.980
3.416.000
44,4% 17,8%
40,0%44,4%
0,0710,197
1.332.442
Desa Kota
Perbandingan Kemiskinan Multidimensi Karakter Kemiskinan
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
Persentase Penduduk Miskin
KeparahanKemiskinanMultidimensi
Penduduk Miskin Kota
IndeksKemiskinanMultidimensi
IKM
RT Miskin
Keterangan1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga2)PDRB/kapita tanpa Migas3)Data Agustus 20144)Data 2013
Profil Sumatera Utara2014
106 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Keterangan Simbol Karakteristik
Aksesair bersih
PartisipasiSekolah
MelekHuruf
PembantuKelahiran
Bahan Bakar untuk Memasak
SumberPenerangan
Kondisi Atap Lantai Dinding
Kepemilikan Aset Rumah
Gizi Seimbang Anak Balita
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Sanitasi
Peta Kemiskinan MultidimensiProvinsi Sumatera Utara
2013
>50 40-50 30-40 20-30 <20 n.a.
Keterangan RT Miskin (%)
Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
TOBA SAMOSIR
TAPANULI UTARA
LABUHANBATUHUMBANG HASUNDUTAN
SAMOSIR
KOTA PEMATANG SIANTAR
LABUHANBATU UTARA
ASAHAN
SIMALUNGUN
KOTA TANJUNG BALAI
KOTA PADANG SIDEMPUAN
TAPANULI SELATAN
KOTA SIBOLGA
MANDAILING NATAL
NIAS
NIAS SELATAN
PADANG LAWAS
PADANG LAWAS UTARATAPANULI TENGAH
KOTA GUNUNGSITOLI
LABUHANBATU SELATAN
PAKPAK BHARAT
DAIRI
BATUBARA
SERDANG BEDAGAI
KOTA TEBING TINGGI
DELI SERDANG
KOTA MEDAN
KARO
KOTA BINJAI
LANGKAT
NIAS BARAT
NIAS UTARA20
35
22
66
4327
1331
3850
32
25
98
80
55
17
5 18
3923
37
37
26
30
22
14
5
812
7
8611
14
Laporan Provinsi| 107
Profil Kemiskinan Multidimensi
Angka kemiskinan multidimensi provin-si ini cenderung menurun dalam kurun wak-tu 2012-2014. Serupa dengan pergerakan angka kemiskinan moneter, angka kemiskinan multidimensi sempat membaik pada 2013. Namun, tahun berikutnya meningkat.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa se-lama periode 2012-2014, jumlah rumah tangga miskin multidimensi terus berkurang meski tidak terlampau banyak. Pada tahun 2012, jumlah rumah tangga miskin mencapai 1,1 juta rumah tangga. Kemudian, dua tahun berikutnya menurun menjadi 1,02 juta rumah tangga. Sejalan dengan penurunan jumlah rumah tangga miskin ini, jumlah penduduk mi-skin pun turut berkurang. Dari sebelumnya se-kitar 5,07 juta jiwa pada tahun 2012, men-jadi sekitar 4,75 juta jiwa pada tahun 2014.
Dengan penurunan rumah tangga mi-skin tersebut, angka kemiskinan multidimensi provinsi ini pun menurun. Pada tahun 2012 angkanya masih sebesar 35,16 persen. Akan
Analisis Kemiskinan MultidimensiSumatera Utara
tetapi, dua tahun kemudian turun menjadi sekitar 31,48 persen. Dengan angka kemi-skinan sebesar ini, lebih dari tiga dari sepuluh rumah tangga di Sumatera Utara tergolong miskin multidimensi.
Demikian pula dengan Indeks Kemiskinan Multidimensi yang menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, In-deks Kemiskinan Multidimensi sebesar 0,151. Kemudian pada tahun 2014 membaik men-jadi 0,136. Meski demikian, perlu menjadi perhatian bahwa keparahan kemiskinan mul-tidimensi provinsi ini cenderung masih ber-fluktuatif. Tren keparahan kemiskinan ini tidak mengikuti tren indikator-indikator kemiskinan multidimensi lainnya yang terus menurun. Bahkan, keparahan kemiskinan pada tahun 2014 justru lebih tinggi daripada kepara-han kemiskinan tahun 2012, setelah sempat menurun pada tahun 2013.
Angka Kemiskinan Multidimensi
Angka kemiskinan multidimensi cend-
Keterangan2012 2013 2014
Desa KotaDesa + Kota
Desa KotaDesa + Kota
Desa KotaDesa + Kota
Jumlah Rumah Tangga Miskin
760.210 339.263
1.099.473 733.017 312.577
1.045.594
739.980 279.829
1.019.809
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
3.494.675
1.572.491
5.067.166
3.356.020
1.488.415
4.844.435
3.416.000
1.332.442
4.748.442
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
47,5 22,2 35,2 44,0 19,8 32,2 44,4 17,8 31,5
Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)
44,3 40,0 43,0 43,5 40,0 42,4 44,4 40,0 43,2
Indeks Kemiskinan Multidimensi 0,210 0,089 0,151 0,191 0,079 0,137 0,197 0,071 0,136
Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Sumatera Utara 2012-2014
108 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
erung menurun pada kurun waktu 2012-2014, seperti terlihat pada Grafik 1. Sama halnya dengan angka kemiskinan moneter. Pada tahun 2013 sempat membaik, kemu-dian tahun berikutnya memburuk, meskipun posisinya tidak seburuk kondisi tahun 2012. Ini berbeda dengan angka kemiskinan mone-ter. Persentase rumah tangga miskin moneter cenderung turun selama kurun waktu 2012-2014.
Pada tahun 2012 angka kemiskinan mul-tidimensinya sebesar 35,2 persen. Dua ta-hun kemudian, kondisinya turun menjadi 31,5 persen. Nilai angka kemiskinan multidimensi lebih tinggi daripada kemiskinan moneter karena pendekatannya melihat pada ket-erbatasan akses pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup.
Kemiskinan tidak hanya sebagai per-soalan ekonomi, tetapi lebih luas lagi men-yangkut persoalan kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup. Melalui pendekatan kemiskinan multidimensi, di Sumatera Utara pada tahun 2014 berada pada tingkat 31,5 persen. Artinya, lebih dari sepertiga rumah tangga di Sumatera Utara tergolong miskin multidimensi.
Pada tahun 2013 terjadi penurunan ang-ka kemiskinan multidimensi dari 32,2 persen. Sebelumnya pada tahun 2012 rumah tangga miskin multidimensinya sebesar 35,2 pers-en, terus membaik pada tahun 2014. Ang-ka kemiskinan multidimensi Sumatera Utara
turun menjadi 31,5 persen, seperti ditunjuk-kan pada Grafik 2.
Kemiskinan di Sumatera Utara terkonsen-trasi di daerah perdesaan. Secara dimen-sional, hampir setengah dari rumah tangga di perdesaan masuk dalam kategori miskin. Pada tahun 2014, tercatat 44 persen rumah tangga perdesaan masuk dalam kategori miskin dimensional. Di perkotaan, hanya se-kitar 17,8 persen rumah tangga yang masuk dalam kategori miskin dimensional.
Pada tahun 2014 terjadi sedikit pening-katan angka kemiskinan multidimesi di per-desaan. Pada tahun 2012 angkanya tercat-at 47,5 persen. Kemudian pada tahun 2013 persentase rumah tangga miskin multidimensi menurun menjadi 44 persen. Namun, pada tahun 2014 terjadi peningkatan angka kem-iskinan sebesar 44,4 persen.
Kondisi yang relatif baik terjadi di perkotaan. Tren penurunan angka kemiskinan multidimensi terjadi dalam tiga tahun tera-khir sebagai dampak pelaksanaan program pengentasan rakyat miskin perkotaan, yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan men-jadi 17,8 persen di tahun 2014. Penurunan angka kemiskinan multidimensi di perkotaan ini sejalan dengan menurunnya angka kem-iskinan multidimensi perkotaan secara na-sional, dari 22,2 persen pada tahun 2012 menjadi 18,5 persen tahun 2014. Tren pe-nurunan angka kemiskinan perkotaan Suma-tera Utara hampir sama dengan penurunan
Laporan Provinsi| 109
tingkat nasional. Dibandingkan dengan antardaerah,
wilayah Kepulauan Nias paling tinggi angka kemiskinan multidimensinya. Persentase ru-mah tangga miskin multidimensi paling ban-yak terdapat di Kabupaten Nias, sebesar 94 persen. Disusul Kabupaten Nias Selatan sebesar 90,5 persen dan Nias Barat sebesar 88,3 persen. Adapun daerah yang paling sedikit persentase rumah tangga miskin multi-dimensinya adalah Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, dan Kota Binjai.
Tingginya angka kemiskinan multidimen-si di Sumatera Utara tidak terlepas dari
menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat nilai tukar petani (NTP) yang jauh merosot. Pada tahun 2014, harga komodi-tas pertanian dunia, terutama tanaman sawit dan karet yang merupakan komoditas utama petani Sumatera Utara, mengalami kemero-sotan yang berakibat harga yang diterima petani jauh lebih rendah daripada kondisi sebelumnya.
Fluktuasi harga komoditas dunia, gejolak permintaan dunia, serta tidak tersedianya sistem penyangga atas perubahan terse-but memosisikan petani perdesaan menjadi kelompok yang rentan dan tidak mampu ber-
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) menurut Desa-Kota
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) menurut Desa-Kota
47,5
22,2
35,2
47,6
22,2
35,0
44,0
19,8
32,2
42,2
19,4
30,8
44,4
17,8
31,5
40,8
18,5
29,7
- 5,0
10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota
Sumatra Utara Nasional
20122013
2014
Sumatra Utara
20122013
2014
110 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
buat banyak. Akibatnya, perubahan pada harga komoditas dunia secara langsung meningkatkan kemiskinan perdesaan di Su-matera Utara.
Peningkatan angka kemiskinan multidi-mensi yang tinggi dalam fase penurunan harga komoditas dunia ini memperlihatkan bahwa terdapat sejumlah besar masyarakat perdesaan yang masuk dalam kelompok di atas garis kemiskinan multidimensi, tetapi sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal (rentan miskin). Dalam kondisi nor-mal, kelompok ini pada dasarnya mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal, tetapi tidak cukup tangguh ketika terjadi gejolak pada faktor eksternal. Kemampuan daya beli yang tidak terlalu kuat ini menyebabkan perubahan angka kemiskinan multidimensi setiap tahun menjadi sangat tinggi.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
Menurunnya angka kemiskinan multidi-mensi di Sumatera Utara tidak diikuti den-gan penurunan keparahan kemiskinan mul-tidimensi. Tingkat keparahannya cenderung tidak stabil. Pada tahun 2013 menurun. Se-tahun kemudian kondisinya meningkat. Artin-ya, di satu sisi, pertumbuhan ekonomi mampu mengurangi jumlah rumah tangga miskin mul-tidimensi, tetapi di sisi lain, ketidakmampuan
mengakses kebutuhan dasar di masyarakat meningkat pada tahun 2014.
Berdasar pada Grafik 3, pada tahun 2012, persentase keparahan multidimensi masyarakat sebesar 43 persen. Kemudian pada tahun 2013 persentasenya turun men-jadi 42,4 persen. Selanjutnya, pada tahun 2014 tingkat keparahan rumah tangga mi-skin multidimensi kembali memburuk menjadi 43,2 persen. Kondisi yang fluktuatif ini dipicu oleh kondisi keparahan di perdesaan.
Penyumbang keparahan terbesar di perdesaan. Pada tahun 2012, persentasen-ya sebesar 44,3 persen. Setahun kemudian kondisinya membaik menjadi 43,5 persen. Namun, pada tahun 2014 persentasenya kembali memburuk melebihi kondisi tahun 2012, yaitu sebesar 44,4 persen. Ini berbe-da dengan masyarakat di perkotaan yang cenderung stabil. Selama kurun waktu 2012-2014 tingkat keparahan kemiskinannya stag-nan di level 40 persen.
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Di Provinsi Sumut, penurunan angka kem-iskinan multidimensi diikuti dengan penurunan Indeks Kemiskinan Multidimensi. Dalam kurun waktu 2012-2014, Indeks Kemiskinan Multi-dimensi cenderung turun sama halnya den-gan nasional. Namun, levelnya masih lebih
0,210
0,089
0,151
0,207
0,090
0,149
0,191
0,079
0,137
0,180
0,077
0,129
0,197
0,071
0,136
0,174
0,074
0,124
-
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota
Sumatra Utara Nasional
2012 2013
Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi menurut Desa-Kota
Laporan Provinsi| 111
tinggi dibandingkan dengan kondisi nasional. Sama halnya dengan daerah lain, kontribusi perdesaan cukup besar dalam menyumbang tingginya Indeks Kemiskinan Multidimensi.
Pada tahun 2012, Indeks Kemiskinan Multidimensi Sumut tercatat 0,151. Dua ta-hun kemudian turun menjadi 0,136. Tingginya Indeks Kemiskinan Multidimensi ini disumbang oleh tingginya indeks di perdesaan, seperti terlihat pada Grafik 4.
Indeks kemiskinan di perdesaan cend-erung fluktuatif. Pada tahun 2012 terhitung 0,210. Setahun kemudian membaik menjadi 0,191. Namun, tahun 2014 sedikit memburuk menjadi 0,197. Ini berbeda dengan kondisi di perkotaan. Selama kurun waktu 2012-2014 relatif lebih baik dan semakin membaik. Ini disebabkan akses infrastruktur dasar lebih baik dibandingkan dengan di perdesaan.
Dibandingkan dengan daerah lain, Ka-bupaten Nias menjadi daerah yang paling tinggi indeks kemiskinannya. Kemudian disu-sul Kabupaten Nias Barat dan Nias Selatan. Adapun daerah yang paling rendah indeks kemiskinannya terdapat di Kota Medan, Bin-jai, dan Tebing Tinggi.
Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulan
Dilihat dari karakteristik kemiskinan mul-tidimensi, setidaknya ada lima persoalan yang dihadapi rumah tangga miskin di Su-mut. Masalah tersebut adalah akses sumber penerangan, air bersih, dan sanitasi. Selain itu, ada juga persoalan kurangnya asupan gizi seimbang pada anak balita dan bahan bakar untuk memasak.
Persoalan akses sumber penerangan menjadi persoalan paling utama di Sumut. Empat dari lima rumah tangga miskin tidak mampu mengakses sumber penerangan yang disediakan pemerintah. Empat dari lima ru-mah tangga miskin tidak mampu mengakses air bersih. Bahkan, dari tahun 2012 hingga 2014 cenderung meningkat.
Persoalan lain, masih banyak rumah tangga miskin yang tidak memiliki sanitasi yang sehat. Sekitar enam dari sepuluh rumah tangga miskin tidak memiliki jamban keluar-
ga yang layak. Akses energi untuk memasak juga menjadi masalah. Tujuh dari sepuluh ru-mah tangga miskin belum memiliki akses ba-han bakar untuk memasak yang layak sep-erti elpiji.
Ada yang berpotensi menimbulkan masa-lah, yaitu kurangnya asupan gizi seimbang pada anak balita. Pada kurun waktu 2012-2014 kondisinya cenderung meningkat. Pada tahun 2012 keluarga yang memiliki anak balita dengan asupan gizi tidak seimbang sebesar 47 persen. Dua tahun kemudian ber-tambah menjadi 51 persen, seperti terlihat pada Grafik 5.
Rekomendasi
Belajar dari pelaksanaan program pen-anggulangan kemiskinan yang telah dilaku-kan, sasaran penanggulan kemiskinan hen-daknya tidak menyebar pada komunitas warga secara ”sporadis” dan bukan spesifik pada kelompok rumah tangga miskin den-gan karakteristik tertentu. Akibatnya, sering-kali program yang diberikan kurang dapat menjawab persoalan utama kemiskinan yang dihadapi kelompok rumah tangga miskin.
Idealnya, sebuah program penanggulan-gan kemiskinan disusun atas dasar sebab-se-bab kemiskinan yang dihadapi oleh kelom-pok orang miskin. Luasnya cakupan program penanggulangan kemiskinan, yang biasanya menjadikan desa-kota sebagai unit imple-mentatis, mengakibatkan program kurang dapat mengenali karakteristik spesifik rumah tangga miskin yang diintervensi. Dari anali-sis kemiskinan multidimensional masyarakat Sumatera Utara, telah disimpulkan bebara-pa karakteristik kemiskinan di Sumatera Utara. Untuk itu, sasaran penanggulangan kemiskinan ke depan harus memprioritaskan pada kemiskinan perdesaan.
Dalam lima tahun ke depan, program penanggulangan kemiskinan harus mampu menurunkan angka kemiskinan multidimensi rumah tangga Sumatera Utara. Untuk men-capai sasaran tersebut, pemerintah perlu mempersiapkan regulasi dan kelembagaan, terutama terkait dengan usaha menjaga agar nilai tukar petani tetap stabil, mendor-ong peningkatan daya beli masyarakat per-
112 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
desaan, serta menjaga inflasi tetap berada pada tingkat yang wajar.
Dengan memperhatikan permasalahan utama dalam kemiskinan multidimensi Provin-si Sumatera Utara, upaya penanggulangan kemiskinan multidimensi di provinsi ini perlu dijalankan dengan prioritas sebagai berikut:
1. Peningkatan penggunan sumber pen-erangan yang layak bagi rumah tangga miskin, terutama di Kabupat-en Mandailing Natal, Langkat, Nias Selatan, dan Deli Serdang.
2. Peningkatan akses rumah tangga mi-skin terhadap air bersih, terutama di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Mandailing Natal, dan Kota Medan.
3. Peningkatan sanitasi lingkungan ru-mah tangga miskin, terutama di Ka-bupaten Mandailing Natal, Langkat, Deli Serdang, dan Nias Selatan.
4. Peningkatan asupan gizi seimbang pada anak balita rumah tangga mi-skin, terutama di Kabupaten Deli Ser-dang, Langkat, Simalungun, dan Kota Medan.
5. Peningkatan aksesibilitas bahan ba-kar untuk memasak yang layak ter-utama di Kabupaten Mandailing Natal, Nias Selatan, Langkat, dan Tapanuli Tengah.
Laporan Provinsi| 113
Indikator
2012 2013 2014
Desa KotaDesa
+ Kota
Desa KotaDesa
+ Kota
Desa KotaDesa
+ Kota
603.101 161.260 764.361 556.312 127.746 684.058 555.816 114.186 670.002
614.222 268.390 882.612 596.212 251.012 847.224 627.261 241.529 868.789
117.457 8.822 126.279 103.944 8.312 112.255 120.342 15.502 135.845
342.661 182.583 525.243 323.758 192.152 515.910 354.028 164.764 518.792
94.660 39.020 133.680 84.547 37.236 121.783 82.070 37.349 119.419
82.021 9.290 91.311 75.104 9.953 85.057 102.243 26.908 129.150
376.579 197.409 573.989 367.213 193.694 560.906 371.765 146.538 518.303
697.389 274.205 971.593 675.358 243.489 918.847 670.762 208.399 879.161
613.772 175.082 788.854 575.728 129.561 705.289 576.215 113.455 689.670
68.023 16.162 84.185 57.199 8.995 66.194 58.069 8.630 66.699
247.514 215.858 463.372 232.954 216.862 449.816 235.352 195.227 430.580
Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014
114 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
1201 Kab. N i a s 24.196 94,1 50,5 0,475
1202Kab. Mandailing Natal
66.883 68,9 44,4 0,306
1203Kab. Tapanuli Selatan
37.110 60,9 43,9 0,267
1204Kab. Tapanuli Tengah
42.434 62,9 45,9 0,289
1205 Kab. Tapanuli Utara 28.427 43,9 42,2 0,1851206 Kab. Toba Samosir 16.643 37,8 41,4 0,1571207 Kab. Labuhan Batu 39.166 39,4 42,2 0,1661208 Kab. Asahan 38.322 24,7 41,5 0,1021209 Kab. Simalungun 58.782 28,2 41,1 0,1161210 Kab. Dairi 32.769 51,2 42,1 0,2151211 Kab. K a r o 31.557 31,2 40,7 0,1271212 Kab. Deli Serdang 96.399 21,0 40,0 0,0841213 Kab. Langkat 82.223 34,4 43,0 0,1481214 Kab. Nias Selatan 56.620 90,5 49,7 0,450
1215Kab. Humbang Hasundutan
18.399 46,3 43,4 0,201
1216 Kab. Pakpak Bharat 6.233 65,1 44,0 0,2861217 Kab. Samosir 16.319 54,0 43,3 0,234
1218Kab. Serdang Bedagai
41.948 30,0 42,3 0,127
1219 Kab. Batu Bara 28.150 30,2 41,0 0,124
1220Kab. Padang Lawas Utara
39.110 70,5 45,5 0,321
1221 Kab. Padang Lawas 35.644 64,4 44,6 0,287
1222Kab. Labuhan Batu Selatan
26.827 37,4 42,8 0,160
1223Kab. Labuhan Batu Utara
32.143 40,1 43,3 0,174
1224 Kab. Nias Utara 20.682 83,1 47,3 0,3931225 Kab. Nias Barat 13.779 88,3 50,3 0,4441271 Kota Sibolga 5.520 29,0 39,7 0,1151272 Kota Tanjung Balai 8.756 25,1 40,9 0,103
1273Kota Pematang Siantar
7.225 12,4 39,5 0,049
1274 Kota Tebing Tinggi 9.186 24,6 39,3 0,0971275 Kota Medan 88.084 18,2 39,4 0,0721276 Kota Binjai 13.608 22,8 39,7 0,091
Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012
Laporan Provinsi| 115
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
1277Kota Padang Sidempuan
20.429 46,3 41,8 0,194
1278 Kota Gunungsitoli 15.899 61,5 44,9 0,27612 SUMUT 1.099.473
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
1201 Kab. N i a s 22.375 88,0 52,1 0,459
1202Kab. Mandailing Natal
65.585 67,0 43,4 0,291
1203Kab. Tapanuli Selatan
35.459 54,9 43,8 0,240
1204Kab. Tapanuli Tengah
43.274 60,7 44,5 0,270
1205 Kab. Tapanuli Utara 26.628 38,0 41,7 0,1581206 Kab. Toba Samosir 13.176 30,0 41,2 0,1241207 Kab. Labuhan Batu 31.161 29,9 40,8 0,1221208 Kab. Asahan 38.090 22,9 40,6 0,0931209 Kab. Simalungun 49.735 22,9 40,6 0,0931210 Kab. Dairi 31.871 46,4 42,4 0,1971211 Kab. K a r o 25.100 24,6 40,3 0,0991212 Kab. Deli Serdang 98.246 21,0 40,5 0,0851213 Kab. Langkat 80.448 32,6 41,5 0,1351214 Kab. Nias Selatan 55.417 85,2 47,7 0,407
1215Kab. Humbang Hasundutan
16.675 39,1 41,3 0,162
1216 Kab. Pakpak Bharat 5.495 53,3 41,1 0,2191217 Kab. Samosir 17.512 56,1 42,6 0,239
1218Kab. Serdang Bedagai
78.571 32,8 42,6 0,140
1219 Kab. Batu Bara 22.719 24,5 42,1 0,103
1220Kab. Padang Lawas Utara
37.176 64,8 44,2 0,286
1221 Kab. Padang Lawas 36.512 64,2 43,0 0,276
1222Kab. Labuhan Batu Selatan
25.598 33,8 41,7 0,141
1223Kab. Labuhan Batu Utara
29.592 37,3 44,1 0,164
Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013
116 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014
Kode KABUPATEN/KOTAJumlah RT
Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi
(%)
Keparahan Kemiskinan
Multidimensi (%)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
1224 Kab. Nias Utara 21,674 79,2 47,8 0,3781225 Kab. Nias Barat 14,499 91,0 47,9 0,4361271 Kota Sibolga 4,741 25,5 39,9 0,1021272 Kota Tanjung Balai 8,276 23,2 39,6 0,092
1273Kota Pematang Siantar
11,964 19,1 37,5 0,072
1274 Kota Tebing Tinggi 6,824 17,6 39,4 0,0691275 Kota Medan 85,716 17,2 39,1 0,0671276 Kota Binjai 10,744 16,8 40,0 0,067
1277Kota Padang Sidem-puan
20,377 43,0 41,3 0,178
1278 Kota Gunungsitoli 13,777 52,9 44,1 0,23412 SUMUT 1,085,006
Laporan Provinsi| 117
KABUPATEN/KOTA
Jumlah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. N i a s 24,2 21,9 22,9 4,9 8,8 3,6 10,3 10,1 23,7 24,1 4,3 4,0
Kab. Mandailing Natal
66,9 60,7 52,1 14,6 21,9 9,9 2,0 29,4 64,6 65,2 0,7 21,1
Kab. Tapanuli Selatan
37,1 34,5 20,8 5,3 14,4 5,5 1,9 16,5 36,0 36,2 0,5 16,1
Kab. Tapanuli Tengah
42,4 35,0 30,6 5,7 22,1 7,8 6,0 20,4 37,3 40,0 0,5 17,0
Kab. Tapanuli Utara
28,4 19,8 13,2 3,1 17,0 1,4 1,0 16,6 28,0 25,6 - 12,0
Kab. Toba Samosir
16,6 11,8 12,3 0,9 8,0 1,0 0,4 7,3 15,3 12,9 0,4 9,5
Kab. Labuhan Batu
39,2 25,5 35,1 3,2 19,1 5,8 0,8 23,3 30,6 28,3 2,3 14,4
Kab. Asahan
38,3 19,8 29,2 4,6 25,7 6,5 2,7 23,6 33,3 19,1 1,3 14,0
Kab. Simalungun
58,8 40,7 43,0 6,1 29,6 6,4 4,0 27,4 51,5 41,2 4,1 23,1
Kab. Dairi 32,8 19,9 28,6 2,6 14,7 2,7 0,7 16,0 31,8 28,6 1,3 12,2
Kab. K a r o
31,6 23,7 22,0 0,6 11,9 1,7 1,6 14,8 29,0 15,6 1,4 25,7
Kab. Deli Serdang
96,4 50,5 83,5 1,3 48,7 15,1 1,1 59,5 74,2 36,0 8,9 58,6
Kab. Lang-kat
82,2 63,6 67,6 6,6 39,6 11,3 4,6 46,6 75,9 36,7 24,9 25,5
Kab. Nias Selatan
56,6 54,5 52,2 12,1 14,3 5,2 29,2 23,8 55,1 56,5 12,6 2,6
Kab. Humbang Hasundutan
18,4 11,5 12,6 3,6 10,6 1,5 0,7 10,0 17,8 16,9 0,2 6,2
Kab. Pakpak Bharat
6,2 4,3 5,3 1,2 3,4 0,5 0,3 2,8 6,0 5,9 0,1 1,9
Kab. Sa-mosir
16,3 12,1 15,2 1,1 5,3 0,6 0,2 6,5 14,8 15,0 0,0 11,4
Kab. Serdang Bedagai
41,9 22,4 36,2 6,4 18,3 6,6 2,8 24,7 37,7 23,5 5,2 17,9
Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu)
118 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
KABUPATEN/KOTA
Jumlah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. Batu Bara
28,2 18,3 17,5 2,8 17,5 5,1 2,1 14,7 26,0 11,3 5,3 10,5
Kab. Pa-dang Lawas Utara
39,1 33,3 37,3 11,4 18,5 4,1 0,4 18,7 35,1 37,7 0,2 9,3
Kab. Pa-dang Lawas
35,6 31,3 30,4 7,4 15,3 5,4 0,2 18,8 33,5 34,4 - 6,2
Kab. Labu-han Batu Selatan
26,8 15,5 20,8 3,5 16,7 2,6 0,6 17,6 19,0 25,2 0,7 8,4
Kab. Labu-han Batu Utara
32,1 24,0 29,0 5,4 16,2 5,8 0,4 18,8 24,7 20,4 0,4 13,6
Kab. Nias Utara
20,7 17,4 18,5 4,9 7,9 2,9 4,9 9,0 19,7 20,7 2,8 3,0
Kab. Nias Barat
13,8 12,3 12,8 2,9 5,5 1,4 6,1 6,0 13,5 13,8 1,5 2,9
Kota Sibol-ga
5,5 3,3 2,4 0,2 2,7 0,4 0,2 3,3 3,9 4,0 0,0 4,5
Kota Tan-jung Balai
8,8 5,3 5,8 0,1 6,0 1,3 0,1 5,4 7,6 3,4 0,2 5,5
Kota Pematang Siantar
7,2 3,5 4,4 - 5,3 0,6 - 5,4 6,1 2,2 0,3 4,4
Kota Tebing Tinggi
9,2 2,9 7,2 - 6,2 0,9 0,2 5,3 7,2 4,1 0,1 7,1
Kota Med-an
88,1 37,5 69,9 1,7 48,8 5,9 1,4 48,2 70,1 45,3 2,0 67,1
Kota Binjai 13,6 4,2 12,2 0,3 8,3 1,1 0,4 7,5 11,7 6,2 0,4 9,6
Kota Padang Sidempuan
20,4 12,1 18,5 0,9 8,7 1,4 0,3 8,8 16,9 17,6 - 13,8
Kota Gunungsi-toli
15,9 11,2 13,3 0,8 8,1 1,7 3,8 7,2 13,8 15,7 1,3 4,5
Sumatera Utara
1,099 764 883 126 525 134 91 574 972 789 84 463
Laporan Provinsi| 119
KABUPATEN/KOTA
Jumlah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. N i a s 22,4 20,0 20,1 5,8 8,1 3,9 10,5 9,7 22,1 22,3 5,5 4,0
Kab. Mandailing Natal
65,6 60,9 53,2 13,8 19,5 6,6 2,1 25,7 62,1 64,3 0,4 21,3
Kab. Tapanuli Selatan
35,5 33,7 22,7 6,6 14,6 4,7 0,7 15,6 33,3 34,7 - 12,5
Kab. Tapanuli Tengah
43,3 34,7 30,9 4,7 20,7 6,6 3,6 22,2 38,9 40,0 0,4 17,5
Kab. Tapanuli Utara
26,6 14,5 14,3 1,6 16,2 2,0 1,1 16,7 26,6 21,6 0,2 11,8
Kab. Toba Samosir
13,2 10,0 9,5 0,6 6,4 0,1 0,3 6,3 12,1 9,4 0,2 8,0
Kab. Labuhan Batu
31,2 19,9 29,0 1,2 15,5 4,2 0,5 19,7 26,8 15,6 - 12,0
Kab. Asahan
38,1 20,5 32,8 3,5 24,6 4,7 1,6 25,2 30,6 18,3 1,2 12,0
Kab. Simalungun
49,7 27,5 34,8 7,1 29,5 4,2 3,8 27,3 42,4 28,8 1,7 23,3
Kab. Dairi 31,9 21,0 29,0 1,4 13,5 2,4 0,7 16,1 30,8 27,5 1,3 12,0
Kab. K a r o
25,1 17,3 17,5 - 9,3 2,3 0,6 12,7 24,5 11,5 1,3 19,2
Kab. Deli Serdang
98,2 45,0 81,0 4,8 53,5 16,7 1,6 62,7 82,7 28,8 10,3 63,4
Kab. Lang-kat
80,4 56,0 66,7 6,5 40,1 11,9 3,7 39,2 70,5 40,1 19,8 27,8
Kab. Nias Selatan
55,4 49,6 46,0 9,4 16,2 3,5 27,5 25,6 54,2 55,4 6,4 4,5
Kab. Humbang Hasundutan
16,7 8,9 10,7 2,0 10,2 0,7 0,9 9,1 16,0 14,2 - 6,3
Kab. Pakpak Bharat
5,5 3,3 4,3 0,9 3,5 0,1 0,2 2,3 5,2 4,8 0,0 1,6
Kab. Sa-mosir
17,5 13,3 13,3 0,5 6,9 0,4 0,2 7,1 16,0 16,4 0,0 12,9
Kab. Serdang Bedagai
39,2 21,6 33,2 6,0 21,0 3,5 3,5 23,2 37,4 19,9 5,1 14,2
Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu)
120 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
KABUPATEN/KOTA
Jumlah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup
Kab. Batu Bara
22,7 10,9 17,9 1,7 15,8 3,8 2,2 13,8 20,4 8,9 3,4 9,7
Kab. Padang Lawas Utara
37,2 30,5 32,1 10,0 15,6 5,3 0,6 18,7 34,0 35,4 0,1 6,6
Kab. Padang Lawas
36,5 31,4 29,2 5,2 16,8 4,1 0,0 19,4 34,3 33,6 - 6,5
Kab. Labuhan Batu Selatan
25,6 16,1 20,6 2,1 13,0 4,0 0,6 15,1 19,4 20,9 0,7 9,3
Kab. Labuhan Batu Utara
29,6 20,3 27,3 5,9 17,4 4,8 0,5 21,0 22,1 20,1 1,6 7,1
Kab. Nias Utara
21,7 18,0 18,6 5,8 10,0 3,0 4,8 10,2 20,9 21,5 3,0 2,4
Kab. Nias Barat
14,5 12,0 14,2 3,4 6,0 1,6 5,5 5,4 13,4 14,4 1,2 2,1
Kota Sibolga
4,7 1,5 3,4 0,0 2,2 0,9 0,0 2,5 3,3 3,4 - 4,2
Kota Tanjung Balai
8,3 4,4 5,0 - 6,2 1,2 0,1 5,9 6,4 1,5 0,1 6,1
Kota Pematang Siantar
12,0 6,3 9,1 - 5,3 1,2 0,1 4,7 11,5 1,9 0,1 11,4
Kota Tebing Tinggi
6,8 1,3 6,1 - 4,1 1,0 0,1 4,7 5,3 1,8 0,1 5,7
Kota Medan
85,7 27,0 75,0 0,5 51,1 8,2 3,3 52,9 57,6 33,8 0,8 70,7
Kota Binjai 10,7 4,4 8,7 0,1 7,3 0,5 0,1 7,2 10,1 2,5 0,3 7,6
Kota Padang Sidempuan
20,4 13,3 19,2 0,2 8,5 1,3 0,3 7,1 16,2 18,5 - 13,7
Kota Gunungsi-toli
13,8 8,8 11,8 0,5 7,4 2,3 3,5 6,0 11,7 13,5 0,9 2,6
Sumatera Utara
1,046 684 847 112 516 122 85 561 919 705 66 450
Laporan Provinsi| 121
Lampiran 7 Peta Indikator Kemiskinan Multidimensi
Indikator KABUPATEN/KOTA
Kab. Mandailing
NatalKab. Langkat Kab. Nias Selatan Kab. Deli Serdang
Kab. Deli Serdang Kota Medan Kab. LangkatKab. Mandailing
Natal
Kab. Deli Serdang Kota Medan Kab. Langkat Kab. Simalungun
Kab. Mandailing Natal
Kab. Langkat Kab. Nias Selatan Kab. Deli Serdang
Kab. Mandailing Natal
Kab. Nias Selatan Kab. LangkatKab. Tapanuli
Tengah
122 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014