laporan praktikum prngendalian hayati

12
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI (PNE 1402) ACARA : VII ISOLASI PENYEBAB PENYAKIT PADA GULMA OLEH : NAMA : Muhammad Jahwari GOLONGAN : E KELAS KULIAH : E HARI PRAKTIKUM : Sabtu

Upload: muhammad-igoj-iggs

Post on 13-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan acara 6

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI (PNE 1402)

ACARA : VII ISOLASI PENYEBAB PENYAKIT PADA GULMA

OLEH :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

2015BAB 1. PENDAHULUAN

NAMA : Muhammad Jahwari

GOLONGAN : E

KELAS KULIAH : E

HARI PRAKTIKUM : Sabtu

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

1.1 Latar BelakangMelihat sulitnya gulma ini dikendalikan, maka alternatif

pengendalian lain seperti pengendalian hayati perlu diterapkan. Akhir-akhir ini penggunaan jamur-jamur patogen tumbuhan sebagai agen pengendali hayati (biological control) gulma mendapat perhatian serius dari peneliti-peneliti di negara-negara maju, karena selain cukup mempan sebagaimana pengendalian secara kimia juga mempunyai efek samping negatif yang sangat kecil terhadap lingkungan. Pengendalian gulma secara hayati (biokontrol gulma) adalah penggunaan musuh-musuh alami (organisme hidup) selain manusia untuk mengurangi populasi dari gulma. Sehingga, upaya untuk mengendalikan gulma dengan memanfaatkan serangga, patogen tumbuhan (termasuk jamur, bakteri, virus, dan namatoda), hewan tingkat tinggi dan bahkan tumbuhan lain dapat dikategorikan sebagai biokontrol (Fauzi, 2009).

Penggunaan patogen dibanding dengan serangga, untuk pengendalian gulma termasuk relatif baru, dimana perhatian serius untuk memanfaatkan patogen ini baru dilakukan pada 2-3 dekade terakhir ini. Pengendalian alternatif yang sering digunakan yaitu sacara hayati karena dianggap aman, praktis, menguntungkan bagi lingkungan karena menggunakan patogen tanaman seperti bakteri, jamur, atau mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme seperti bakteri juga berpotensi sebagai agensia hayati dan berperan sebagai bioherbisida karena menghasilkan senyawa yang mematikan bagi tanaman inangnya seperti senyawa fitotoksin. Mikroorganisme yang sering digunakan sebagai agensia hayati yaitu dari golongan jamur (Widhikinasih, 2014), karena jamur: 1) paling umum ditemukan pada tumbuhan, 2) mempunyai sifat merusak, 3) dapat diproduksi dalam jumlah banyak, dan 4) dapat diformulasikan, serta 5) dapat mempenetrasi tumbuhan secara langsung. Pengembangan dan penerapan bahan biokontrol gulma dapat melalui tiga pendekatan, yaitu : 1) pendekatan kelasik, dimana patogen yang digunakan adalah patogen yang diimpor dari willayah dari mana gulma yang akan dikendalikan berasal; 2) Pendekatan bioherbisida, dimana

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

patogen yang digunakan diperoleh di tempat gulma tersebut menjadi masalah dan diformulasikan ke bentuk sebagaimana herbisida dan diterapkan juga sebagaimana penggunaan herbisida; dan 3) pendekatan augmentasi, dimana patogen yang digunakan juga merupakan patogen yang diperoleh di tempat gulma tersebut menjadi masalah, tetapi tidak dapat formulasikan karena patogen yang digunakan bersifat obligat parasit; dan penerapannya dilakukan dengan melepaskan spora dalam jumlah yang banyak dan pada saat yang konduksif bagi perkembangan jamur tersebut (Fauzi, 2009).

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui beberapa penyakit yang menyerang tanaman gulma dengan cara mengidentifikasi melalui isolasi penyakit.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

BAB 2. BAHAN DAN ALAT

2.1 Bahan1. Media PDA2. Gulma berdaun lebar3. Gulma berdaun sempit4. Gulma golongan teki5. Aquades6. Clorox 1%7. Kertas

2.2 Alat1. Cutter atau gunting2. Cawan petri3. Penjepit4. LAF

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan TempatPelaksanaan praktikum Pengendalian Hayati yang berjudul "Isolasi

Penyebab Penyakit pada Gulma" dilaksanakan hari Sabtu, 18 April 2015 pada pukul 11:00 - selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Cara Kerja1. Mengambil jenis gulma berdaun lebar, sempit dan golongan teki yang

terserang penyakit.2. Memotong bagian gulma yang terserang tersebut menjadi bentuk yang

lebih kecil.3. Kemudian membuat media PDA dan masukan pada cawan petri di

dalam LAF (Laminar Air Flow) untuk mengembangbiakan jenis patogen yang menyerang tanaman gulma tersebut.

4. Masukan potongan bagian gulma yang terserang penyakit ke dalam cawan petri tersebut dengan menggunakan penjepit.

5. Setelah itu, menutup cawan petri dan memberikan isolasi di sekelilingnya. Kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas yang telah disediakan.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilNO ISOLAT GAMBAR MIKROSKOP KETERANGAN

1

Gulma rumput teki U1 Gulma rumput teki U1

Isolasi gulma teki ulangan 1 mengalami kontaminasi

bakteri

2

Gulma rumput teki U2 Gulma rumput teki U2

Isolasi gulma teki ulangan 2 mengalami kontaminasi

bakteri

3

Gulma berdaun sempit U1

Gulma berdaun sempit U1

Isolasi gulma berdaun sempit

ulangan 1 mengalami kontaminasi

bakteri

4

Gulma berdaun sempit U2

Gulma berdaun sempit U2

Isolasi gulma berdaun sempit

ulangan 2 mengalami kontaminasi

bakteri

5 Isolasi gulma berdaun lebar

ulangan 1 mengalami kontaminasi

bakteri

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

Gulma berdaun lebar U1

Gulma berdaun lebar U1

6

Gulma berdaun lebar U2

Gulma berdaun lebar U2

Isolasi gulma berdaun lebar

ulangan 2 mengalami kontaminasi

bakteri

4.2 PembahasanPraktikum kali ini dilakukan isolasi patogen gulma. Dimana pertama-

pertama yaitu mengambil sampel menggunakan 3 jenis gulma yaitu gulma jenis rumput teki, gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar yang memiliki gejala penyakit dan masing-masing dilakukan 2 kali ulangan untuk dilakukan isolasi dan dilakukan pengamatan pada hari ke-4. Isolasi ditujukan untuk mengetahui jenis patogen yang menyerang pada masing-masing jenis gulma.

Berdasar hasil praktikum didapatkan tiga jenis jamur patogen pada sampel gulma yang digunakan dimana terdapat patogen jenis jamur Helminthosporium oryzae pada gulma jenis rumput teki, lalu ditemukan patogen jenis jamur Pyricularia oryzae pada gulma berdaun sempit, dan ditemukan patogen jenis jamur Fusarium oryzae pada gulma berdaun lebar.

Helminthosporium oryzae merupakan patogen tanaman padi dimana Helminthosporium oryzae menimbulkan bercak coklat pada daun tanaman padi (Nurhayati, 2012). Lalu Cendawan Pyricularia oryzae Cavara adalah cendawan dapat menyesuaikan hidupnya dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan hidupnya. Dengan adanya mutasi-mutasi yang terjadi dalam cendawan Pyricularia oryzae Cavara itu sudah ditemukan 12 jenis cendawan Pyricularia oryzae Cavara yang dalam ilmu kecendawanan disebut “Physiological strains”. Penyakit blas merupakan salah satu faktor kendala budidaya padi, yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

oryzae Cav, pemupukan nitrogen dengan dosis yang tinggi dapat mempengaruhi perkembangan penyakit blas. Penyakit ini dapat merusak daun, malai, dan batang padi (Kharisma, 2013). Sedang Fusarium sp. merupakan jamur yang sering digunakan sebagai agen pengendali hayati pada eceng gondok, dimana Fusarium sendiri juga merupakan patogen bagi tanaman pisang dimana patogen ini menyebabkan layu pada pisang (Nurhayati, 2012). Jamur ini merupakan patogen lemah yang bersifat safrofit dan jarang dilaporkan berasosiasi dengan tanaman padi. Namun demikian, jamur ini merupakan jamur yang sangat umum sebagai penyebab penyakit damping-off (rebah kecambah) pada beberapa tanaman budidaya. Tergantung spesiesnya, jamur ini diketahui dapat menyebabkan penyakit layu Fusarium sp. pada berbagai tanaman budidaya. Walaupun demikian, jamur ini merupakan jamur safrofit yang sangat umum ditemukan di tanah. Jamur Fusarium sp. lebih mampu menimbulkan penyakit pada suhu tinggi dan tidak begitu tergantung pada lama kebasahan daun ketika diinokulasikan pada pagi hari. Jamur Fusarium sp. tidak dapat menginfeksi tanaman budidaya seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau sehingga aman digunakan sebagai agen pengendali hayati gulma seperti eceng gondok (Fauzi, 2009).

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Mikroorganisme yang sering digunakan sebagai agensia hayati yaitu dari golongan jamur.

2. Didapatkan tiga jenis jamur patogen pada sampel gulma yang digunakan dimana terdapat patogen jenis jamur Helminthosporium oryzae pada gulma jenis rumput teki, lalu ditemukan patogen jenis jamur Pyricularia oryzae pada gulma berdaun sempit, dan ditemukan patogen jenis jamur Fusarium oryzae pada gulma berdaun lebar.

3. Terdapat jamur patogen gulma yang dapat menginfeksi tanaman budidaya seperti Helminthosporium oryzae yang merupakan patogen pada tanaman padi.

5.2 Saran

Besar harapan saya pada praktikum selanjutnya dilakukan pengamtan lebih jelas pada hasil praktikum dengan didampingi oleh pelaksana praktikum yang memiliki kemampuan lebih dalam mengamati

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PRNGENDALIAN HAYATI

hasil praktikum / dengan cara menuntun praktikan agar dapat mengamati hasil praktikum dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, M, T. 2009. Patogenesitas Jamur Karat (Puccina Philippinesis Syd.), Pada Gulma Teki (Cyperus Rotondus L.). HPT Tropika, Vol 9(2): 141-148.

Fauzi, M, T., dan Murdan. 2009. Peranan Jamur Patogen Sekunder DalamMeningkatkan Kemampuan Biokontrol Jamur Karat (Puccinia Sp.)

Pada Gulma Teki (Cyperus Rotundus). Crop Agro, Vol 2(2): 152-157.

Fauzi, M, T., Murdan., dan I, Muthahanas. 2009. Potensi Jamur Fusarium Sp. Sebagai Agen Pengendali Hayati Gulma Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes). Biokontrol, Vol 1(2): 64-71.

Kharisma, S, D., A, Cholil., dan L, Q, Aini. 2013. Ketahanan Beberapa Genotipe Padi Hibrida (Oryza Sativa L.) Terhadap Pyricularia oryzae Cav. Penyebab Penyakit Blas Daun Padi. Hama Penyakit Tumbuhan, Vol 1(2): 19-27.

Nurhayati. 2011. Epidemiologi Penyakit Tumbuhan. Universitas Sriwijaya:Palembang.

Widhikinasih, H. 2014. Inventarisasi Bakteri Patogen Pada Gulma Wewehan (Monochoria Vaginalis Burm.F . Presi). Skripsi: Universitas Jember.