laporan praktikum pengenalan jenis nematoda dan …€¦ · laporan praktikum pengenalan jenis...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN JENIS NEMATODA DAN GEJALA
KERUSAKAN
Oleh :
Golongan E/Kelompok 5A
1. Arya Widya Kunthi S. (161510501277)
2. Renjana Dyahpastika A. (161510501281)
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nematoda merupakan organisme yang terdapat pada beberapa tanaman
dengan memiliki bentuk tubuh yang berbentuk silindris memanjang seperti
benang, mikroskopis, mirip seperti cacing, tubuhnya transparan dan termasuk
dalam filum nemathelminthes. Nematoda pada parasit tanaman memiliki sebuah
alat mulut yang dinamakan dengan stilet yang digunakan untuk menghisap cairan
nutrisi jaringan tanaman dengan cara menusuk. Hasil yang disebabkan oleh
serangan nematoda akan berakibat ada tanaman sehingga daun tanaman akan
menggulung, dan akar akan terdapat puru.
Gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangan nematoda parasit biasanya
terdapat dibagian atas permukaan tanah dan di dalam tanah. Tanaman yang
diserang di bagian atas berupa batang dan daun, sedangkan serangan bagian dalam
tanah berupa biji, umbi dan akar. Semuanya akan terlihat jelas gejala-gejala yang
ditimbulkan dari nematoda tersebut. Salah satu contohnya serangan pada akar
akan membuat tanaman terkena klorosis atau yang disebut juga tanaman kuning,
menghambat laju pertumbuhan tanaman sehingga menjadikan tanaman menjadi
kerdil.
Bukti adanya nematoda pada suatu tanaman dapat dilihat dengan melakukan
uji ekstraksi menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan antara lain
metode baerman dan metode erlenmeyer seinhorst. Metode baerman digunakan
dengan melalui proses filter, sedangkan pada metode seinhorst tidak diperlukan
proses filter. Metode baerman terbagi menjadi 2 yaitu baerman asli dan diperbaiki,
keduanya digunakan untuk mengamati nematoda yang memiliki gerakan cepat,
sehingga nematoda yang memiliki gerakan lamban akan susah diamati pada
metode ini. Pengamatan jenis nematoda dan gejala kerusakan ini diharapkan dapat
memberi ilmu dan informasi lebih banyak mengenai jenis-jenis nematoda dan
gejala kerusakannya.
2
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenali gejala-gejala kerusakan tanaman yang
diakibatkan oleh serangan nematoda beserta jenis nematoda yang menyerang
tanaman tersebut.
2. Mahasiswa dapat memahami cara mendapatkan nematoda dengan beberapa
teknik ektraksi.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Nematoda merupakan organisme mikroskopis yang menyerang tumbuhan.
Nematoda terdapat dalam tanah dan hidup pada jaringan tumbuhan atau disekitar
tumbuhan, namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Astuti (2015),
nematoda lebih banyak hidup di dekat tanaman dan adapula yang ditemukan pada
jaringan akar, batang dan buah. Tanah yang lembab dapat menjadi sarang
nematoda karena organisme mikroskopis ini menyukai tanah yang lembab. Tanah
yang terlalu kering dapat menyebabkan kematian pada nematoda karena 75%
tubuh nematoda tersusun atas air.
Nematoda parasit memiliki habitat utama yaitu tanah yang berpasir dengan
lempung atau tanah ringan, sehingga nematoda berkembang biak dengan baik
pada jenis tanah tersebut. Jenis tanah ringan memiliki pori yang besar sehingga
ketersediaan udara dan air di dalamnya cukup dan nematoda dapat bergerak
dengan bebas. Hal lain yang mendukung perkembangan nematoda adalah
temperature tanah dan keberadaan filum air baik dalam tanah. Filum air
mendukung mobilitas nematoda sehingga menentukan aktif atau tidaknya
nematoda dalam suatu tanah. Selain hal-hal tersebut porositas dan kelembaban
juga aerasi tanah merupakan faktor yang mendukung perkembangan nematoda
(Munif dan Kristiana, 2012).
Meloidogyne sp merupakan salah satu contoh nematoda yang sering
menyerang akar-akar tanaman seperti kentang, sawi, dan tomat. Nematoda ini
terdapat pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Dampak yang disebabkan
oleh nematoda ini adalah kerugian pada hasil produksi tanamannya karena puru
akar dapat menghambat proses transfer zat hara ke seluruh bagian tanaman. Pada
tanaman yang berumbi, akan menyebabkan bintil pada umbi contohnya pada umbi
kentang (Apriliyani et al.,2015).
Ketika nematoda menyerang makan akan ada gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh nematoda tersebut. Gejala yang ditimbulkan seperti akar akan
membentuk tumor atau bisul yang cukup besar. Jika akar seperti itu makan
nematoda dan telurnya masuk di dalam jaringan akar. Akar yang seperti tumor
4
tersebut mempunyai luka bada bagian kulitnya, luka tersebut dapat merangsang
bakteri lain dan dapat menyebabkan penyakit. Tanaman yang akarnya terkena
serangan nematoda maka akan mengalami kekerdilan, klorosis, dan layu. Selain
itu, daun pada tanaman tersebut mengalami kelainan seperti menjadi keriting,
membengkok, atau berbelit sedangkan batangnya akan membengkak karena
kekurangan unsur hara (Pracaya, 2007).
Serangan yang dilakukan oleh nematoda pada tanaman dilakukan dengan
cara merusak dan menginfeksi inangnya. Menurut Haegeman (2012), nematoda
mengeluarkan cairan berupa protein ke dalam tubuh inangnya. Cairan tersebut
dinamakan efektor yang dapat merusak bagian tanaman yang diserang. Maka jika
tidak cepat ditangani, nematoda akan cepat menginfeksi bagian tanaman yang
lain.
Menurut Yan et al (2012), luka pada akar yang disebabkan oleh nematoda
Pratylenchus thornei merupakan kerusakan pada akar tanaman yang menjadi
hama penting dalam budidaya gandum. Nematoda ini menyebabkan kerugian
yang cukup besar dalam produksi gandum. Mengidentifikasi nematoda ini sulit
dan harus menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasinya.
Metode untuk mengidentifikasi nematoda terdapat beberapa metode yaitu
metode baerman dan metode erlen mayer seinhorst. Metode baerman sering
digunakan dalam melakukan indetifikasi suatu nematoda pada tanaman. Menurut
Min et al (2012), dalam mengidentifikasi nematoda lebih sering menggunakan
metode baerman dan PCR real-time karena lebih sederhana dan lebih terdeteksi
keberadaan nematoda pada obyek yang diamati.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioekologi Opt Acara 4 Tentang “Pengenalan Jenis Nematoda
dan Gejala Kerusakan” dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 pukul
06.30-08.00 WIB di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Sekop 6. Botol
2. Saringan 7. Gelas Arloji
3. Kain 8. Cawan petri
4. Baskom 9. Mikroskop binokuler
5. Corong
3.2.2 Bahan
1. Akar yang terserang puru bisa berupa akar, terung atau tomat, serta akar
busuk bisa berupa akar pisang.
2. Sampel tanah dengan kedalaman tertentu.
3.3 Pelaksanaan Praktikum
3.3.1 Gejala Kerusakan Tanaman Akibat Serangan Nematoda Parasit
1. Mengamati sampel akar yang telah disediakan.
2. Menggambar/memfoto sampel akar yang telah disediakan.
3. Memberi keterangan jenis nematoda yang menyerang sampel tersebut.
3.3.2 Isolasi dan Ekstraksi Nematoda
3.3.2.1 Cara kerja Baerman Asli
1. Mengambil peralatan ekstraksi lengkap dengan corong, klem dan
statifnya.
6
2. Klem pipa plastik agar tidak bocor.
3. Mengisi corong dengan air sampai atas leher.
4. Mengambil kain saring 50 x 50 cm dan menuangkan tanah yang telah
diambil di atas kain.
5. Membungkus dan mengikat kain.
6. Menempatkan tanah dalam kain tersebut diatas corong yang ada airnya.
7. Menambahkan air sampai tanah terendam separuhnya.
8. Mendiamkan selama 24 jam, selanjutnya mengamati dengan mikroskop
adanya nematoda.
9. Menghitung populasi nematoda.
3.3.2.2 Cara kerja Baerman diperbaiki
1. Mengambil peralatan ekstraksi lengkap dengan corong, klem dan
statifnya.
2. Klem pipa plastik agar tidak bocor.
3. Mengisi corong dengan air sampai atas leher.
4. Mengambil saringan 1 mm dan kain saring 20 x 20 cm. Menempatkan
kain di atas saringan, menjepit dan menempatkannya diatas sebuah gelas
arloji.
5. Mengambil tanah 100 g, menempatkannya diatas saringan dan memberi
air sambil meremas-remas.
6. Menuangkan no.5 dan no.4 secara perlahan hingga habis. Menambahkan
air sampai tanah terendam separuhnya.
7. Mendiamkan 24 jam, selanjutnya mengamati dengan mikroskop adanya
nematoda.
8. Menghitung populasi nematoda.
3.3.2.3 Cara kerja Erlen Meyer Seinhorst
1. Mengambil peralatan ekstraksi lengkap dengan botol dan statifnya.
2. Mengambil saringan 1 mm.
3. Mengambil tanah 100 g, menempatkan diatas saringan dan memberi air
sambil meremas-remas.
7
4. Menuangkan no. 3 ke dalam botol (A), selanjutnya menempatkan di atas
botol ( wadah B) yang telah terisi air. Mendiamkan selama 10 menit.
5. Memindahkan botol A diatas botol botol/wadah C, mendiamkan selama 10
menit, dan menempatkan botol B di atas botol/wadah D selama 10 menit.
6. Memindahkan botol di atas wadah C, mendiamkannya selama 10 menit.
7. Selanjutnya menyaring botol A, B, dan C dengan saringan 76 dan 18 um
8. Menghitung populasi.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Gejala kerusakan pada tanaman
2. Isolasi dan Ekstrasi nematoda
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis statistika deskriptif.
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengenalan Gejala Keruskan Tanaman Akibat Serangan Nematoda Parasit.
No. Gambar Keterangan
1. Tomat
Nematoda: Meloidogyne spp
Gejala :
Terdapat bintil pada akar
Tanaman kurus/kurang subur sehingga
pucat (kurang hijau)
Tanaman berwarna kekuningan
Mekanisme serangan:
Nematoda menyerang akar
Membuat luka pada akar
Membuat ujung akar tomat tidak tumbuh
dengan baik.
2. Tebu
Nematoda: Pratylenchus sp
Gejala : nekrosis luar, terjadinya luka
berwarna merah didalam jaringan korteks
akar tanaman tebu, berkurangnya anakan
dan amsa akar,serta panjang batang dan
menguningnya daun.
Mekanisme serangan:
Bergerak berpindah-pindah
Mengeluarkan enzim gluxosidae ketika
9
menyerang akar tanaman.
3. Terong
Nematoda: Meloidogyne spp
Gejala :Terdapat puru akar,luka pada akar,
ujung akar luka.
Mekanisme serangan: menusuk dinding
sel akar dan bergerak secara menerus dan
menggigit sambil menyuntikkan air ludah
pada akar tanaman.
4. Tanaman pacar air
Nematoda: Meloidogyne spp
Gejala :
Daun layu kering
Batang nampak lunak kering
Akr berbintil-bintil
Mekanisme serangan: nematoda akan
hidup dengan tanah yang mempunyai
banyak pori, tipe dan pH tanah sebagai
pengaruh dari penyebaran nematoda.
5. Pisang
Nematoda : Radopholus similis
Gejala :
Batang rebah tau mudah dicabut
khususnya pada waktu tanaman berbuah
Berkurangnya berat tandan secara drastis
Timbul luka warna merah pada korteks
dan pangkal akar rusak.
Mekanisme serangan:
10
Setelah masuk dalam jaringan tanaman dan
menempati raung interseluler di parenkim
dan korteks, nematoda memakan
sitoplasma dan sel lainnya sehingga
menimbulkan rongga pada akar dan
berpindah pada akar sehat lainnya.
6. Tomat
Nematoda: Meloidogyne spp
Gejala: Terdapat puru akar pada akar
tanaman tomat, luka pada akr dan nekrosis
pada permukaan akar, daun tanaman tomat
layu.
Mekanisme: nematoda masuk ke dalam
akar dan menyerang akar di bagian tudung,
serta mengeluarkan enzim selulose
sehingga merusak dinding sel dan terjadi
luka akar.
4.1.2 Tahapan Isolasi dan Ektraksi Nematoda
No. Gambar Metode
Baerman Asli
Keterangan
1.
Menyiapkan tanah dan akar tanaman tebu
sebanyak 100 gram.
11
2.
Menyiapkan kain saring 50x50 cm, saringan
dan wadah (mangkuk).
3.
Menempatkan tanah dan akar tanaman tebu di
atas kain saringan kemudian mengikatnya.
4.
Mengisi air sampai tanah terendam separuhnya.
5.
Menata saringan kedalam mengkuk yang telah
terisi air dan meletakkan tanah yang dibungkus
kain saring di atasnya.
6.
Mendiamkan selama 24 jam.
12
7.
Menuangkan air dan endapan dari mengkok ke
cawan petri.
8.
Mengamati dengan mikroskop ada tidaknya
nematoda.
No. Gambar Metode
Baerman Diperbaiki
Keterangan
1.
Meyiapkan alat dan bahan kemudian memotong
akar tanaman kecil-kecil dan mencampurnya
dengan tanah.
2.
Mengisi tanah (wadah) dengan aqudes
13
3.
Mengaduk tanah dan akar yang telah dicampur
dengan air.
4.
Memasukkan campuran tanah dan akr ke dalam
saringan dan menunggu hingga 10 menit.
5.
Mengeluarkan hasil saringn dari saringan dn
diendapkan.
6.
Membuang air dan memindahkan endapan ke
dalam wadah dan membersihkan saringn dengn
spray yang berisi aquades untuk memindahkan
sisa endapan.
7.
Memasukkan air ke dalam corong
14
8.
Meletakkan kain saringan di ataaas corong dan
menempatkan gelas arloji di dalamnya.
9.
Memindahkan endapan ke dalam kain saring
dengan spray.
10.
Mengambil kaca arloji dari kain saring dan
spray untuk menghilangkan endapan.
11.
Membungkus kain saring
12.
Mendiamkan selama 24 jam.
15
13.
Memindahkan cairan yang telah didiamkan 24
jm pada petridish
14.
Mengamati adanya nematoda dengan
mikroskop
No. Gambar Metode
Erlenmeyer Seinhorst
Keterangan
1.
Akar dipotong kecil sebelum dicampur dengan
tanah.
2.
Tanah diayak sampai halus untuk memudahkan
proses pencampuran.
16
3.
Tanah dimasukkan pada beaker glass
4.
Tanah dimasukkan pada botol
5.
Mengisi botol yang telah tersisi tanah dengan
air sampai bagian leher botol.
6.
Menyiapkan wadah (B) yang telah diisi dengan
air
17
7.
Menuangkan botol A ke wadah B selama 10
menit. Pada botol terdapat tanah dan potongan
akar
8.
Setelah botol (A), ke wadah (B) telah selesai,
selanjutnya botol A dituangkan pada wadah C
selama 5/10 menit bergantung pada kepekatan
air dan tanah pada botol.
9.
Menuangkan botol yang berisi ir dan tanah
dengn label (B) pada wadah (D) Selma 10
menit. Setelah itu botol (B) dituamgkan
kembali pada wadah (C) oelh sebab itu wadah
C merupakan sampuran dari botl A dan B.
10.
Air tanah pada wadah D dibuang dan wadah C
diteliti keberadaan nematodanya.
18
11.
Air dab tanah hasil ekstraksidimasukkan pada
botol untuk pengamatan selanjutnya.
12.
Sampel hasil ekstraksi pada botol dan wadah
yang akan diteliti pada laboratorium untuk
mengetahui keberadaan nematoda.
13.
Air pada botol dipindahkan pada wadah untuk
dilakukan proses penyaringan 76 dan 18Um.
14
Air diaring dan sebagian dibuang untuk
mempermudah proses analisis. Pada wadah
hanya tersisa endapan tanah dan akar.
19
15
Meletakkan endapan pada wadah ke petridish,
didiamkan sejenak.
16
Meletakkan petridish pada meja preparat
mikroskop, untuk mengidentifikasi nematoda
17
Nematoda akan terdendifikasi pada layar
computer dengan cara menggeser bagian-
bagian endapat pada petridinh.
4.1.3 Hasil pengamatan nematoda
No. Gambar Keterangan
1. Tanaman tomat Nematoda: Pratylenchus sp
Populasi > 7
Metode: Baerman Asli
20
2. Tebu
Tidak ditemukan nematoda. Metode
yang digunakan yaitu Baerman asli
3. Tanaman terong
Nematoda: Meloidogyne spp
Populasi :1
Metode : Baerman Asli
4. Tanaman pacar Menggunkana Baerman diperbaiki dan
tidak
21
air
ditemukan nematoda.
5. Tanaman
pisang
Nematoda: Radopholus similis
Populasi :1
Metode : Baerman diperbaiki
6. Tanaman tomat
Tidak ditemukan nematoda
Metode: Seinhors
4.2 Pembahasan
Tabel 4.1.1 menunjukkan gejala kerusakan tanaman akibat serangan
nematoda parasit pada beberapa tanaman yaitu tomat, tebu, terong, pacar air, dan
pisang. Berdasarkan hasil, nematoda Meloidogyne sp menyerang tanaman tomat.
Gejala yang ditimbulkan yaitu terdapat bintil pada akar, tanaman kurus atau
kurang subur, dan tanaman berwarna kekuningan. Meloidogyne sp menyerang
tanaman tomat dengan cara menyerang pada bagian akar kemudian membuat luka
22
pada akar sehingga tomat tumbuh tidak normal. Tanaman tebu yang diserang oleh
nematoda Pratylenchus sp menunjukkan gejala seperti terjadinya luka berwarna
merah di dalam jaringan korteks akar tanaman tebu, berkurangnya anakan dan
masa akar serta panjang batang, dan menguningnya daun. Mekanisme
penyerangan Pratylenchus sp yaitu berpindah-pindah dari jaringan satu ke
jaringan yang lain dan mengeluarkan enzim glukosidase ketika menyerang akar.
Tanaman terong yang menunjukkan gejala seperti terdapat puru pada akar dan
terdapat luka pada akar dan ujung akarnya merupakan gejala yang ditimbulkan
oleh nematoda Meloidogyne sp dengan cara menusuk dinding sel akar, bergerak
secara menerus dan mengigit sambil menyuntikkan air ludah pada akar tanaman.
Tanaman pacar air merupakan tanaman hias yang apabila diserang oleh
Meloidogyne sp menunjukkan gejala seperti daunnya layu kering, batang pacar air
menjadi lunak dan kering kemudian akarnya berbintil. Nematoda ini menyerang
dengan cara hidup di tanah yang mempunyai banyak pori sehingga mendukung
mobilitas nematoda. Tanaman pisang adalah tanaman yang banyak dijumpai di
pekarangan rumah dan sering pula diserang oleh nematoda Radopholus similis
yang bekerja dengan cara masuk dalam jaringan akar dan menempati interselular
di parenkim dan korteks kemudian memakan sitoplasma dan sel lainnya sehingga
menimbulkan rongga pada akar. Setelah selesai pada satu akar, nematoda ini akan
berpindah ke akar yang lain. Gejala lain yang ditimbulkan selain rongga pada akar
yaitu batangnya rebah atau mudah dicabut khususnya pada waktu tanaman
berbuah, berkurangnya berat tandan secara drastis, dan timbul luka warna merah
pada korteks dan pangkal akar rusak.
Tabel 4.1.2 menunjukkan cara mengisolasi dan mengekstraksi nematoda
dengan metode baerman asli, baerman diperbaiki, dan seinhorst. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh Astuti (2015), metode baerman asli dilakukan
dengan cara membungkus 100 gr tanah ke dalam kertas tisu atau kain dan
ditempatkan diatas kasa plastik kasar yang ada di dalam corong yang telah
terhubung dengan pipa karet yang diberi penjepit. Setelah itu air dituangkan pada
corong tersebut sampai permukaan bawah tanah dan didiamkan selama 24 jam.
Setelah didiamkan, penjepit dibuka dan dipindahkan secara perlahan cairan yang
23
mengandung nematoda ke gelas piala kecil. Jika dibandingkan dengan percobaan
yang telah dilakukan saat praktikum, letak perbedaan pada penggunaan corong.
Ketika percobaan di laboratorium tidak menggunakan corong untuk merendam
kain tetapi menggunakan saringan dan mangkok.
Pengamatan nematoda dengan menggunakan metode baerman diperbaiki
hampir sama dengan metode baerman asli yaitu dengan cara memfilter air tanah
pada tanaman yang diamati. Menurut Munif dan Kristiana (2012), pemanenan
nematoda pada ektraksi ini dilakukan dengan menggunakan cara suspensi
nematoda yang telah tertampung kemudian disaring menggunakan saringan. Hasil
filter metode baerman diperbaiki pada akar pisang menunjukkan bahwa terdapat
nematoda di akar tanaman tersebut. Nematoda spesies Radopholus similis pada
akar tanaman pisang dapat menurunkan produksi tanaman pisang karena
nematoda ini untuk bertahan hidup dengan menyerap cairan sel tanaman dan
menginfeksi sel koterks serta parenkim. Gejala yang ditimbulkan yaitu tanaman
akan kekurangan hara dan air serta pertumbuhan pada tanaman akan terhambat,
tanaman menjadi kurus dan klorosis.
Tabel 4.1.3 menunjukkan hasil nematoda yang ditemukan menggunakan
ketiga metode yang telah disebutkan. Kelompok 1 menemukan nematoda
Pratylenchus sp pada akar tanaman tomat. Populasi yang ada pada akar tanaman
tersebut mencapai 7. Nematoda ditemukan menggunakan metode baerman asli.
Kelompok 2 tidak dapat menemukan nematoda pada akar tanaman tebu yang
menggunakan metode seinhorst. Kemungkinan akar tanaman tebu yang dipakai
adalah akar yang sehat dan tanahnya pun sehat tidak terdapat nematoda.
Kelompok 3 menemukan nematoda Meloidogyne sp pada akar tanaman terong
dengan menggunakan metode baerman asli. Kelompok 4 menggunakan tanaman
pacar air namun tidak menemukan adanya nematoda dengan menggunakan
baerman asli. Kelompok 4 dan 5 tidak menemukan nematoda kemungkinan akar
yang dibawa dalam keadaan sehat atau air yang terdapat nematoda ikut terbuang.
Kelompok 5 mengamati akar pisang dengan menggunakan metode baerman
diperbaiki dan menemukan nematoda yang ada pada akar pisang tersebut.
Nematoda yang tertangkap adalah Radopholus similis sebanyak 1 buah.
24
Kelompok 6 menggunakan metode seinhorst pada akar tanaman tomat namun
tidak menemukan nematoda pada akar tersebut.
Metode seinhorst merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengindetifikasi keberadaan nematoda pada suatu tanaman. Menurut Sagita et al
(2014), pengamatan metode seinhorst mengidentikasi nematoda dengan meletakan
gelas obyek (Object glass) dan menutup dengan gelas penutup (cover glass) yang
kemudian mengidentifikasi nematoda dibawah mikroskop majemuk pada
pembesaran 100-400 kali. Berbeda dengan percobaan yang telah dilakukan di
laboratorium, metode menggunakan beaker glass dan dilakukan penyaringan.
Selebihnya terdapat kesamaan pada kedua metode yang ditujukan agar dapat
menemukan nematoda pada akar tanaman tomat tersebut.
25
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tanaman yang terserang oleh nematoda akan menyebabkan tanaman
menjadi kekurangan hara dan air, serta akan menghambat pertumbuhan
tanaman sehingga membuat tanaman menjadi kerdil. Salah satu contohnya
nematoda pada akar tanaman pisang yaitu Radopholus similis yang
membuat tanaman menjadi klorosisi dan kurus.
2. Mengidentifikasi nematoda dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan metode baerman asli, baerman diperbaiki dan juga metode erlen
mayer seinhorst. Metode baerman dilakukan dengan cara memfiltrasi air
tanah akar tanaman yang ingin diamati sedangkan pada metode seinhort
tanpa perlakuan tersebut. Metode baerman digunakan untuk
mengidentifikasi nematoda yang bergerak cepat dan metode seinhorst bisa
digunakan pada nematoda yang lambat.
5.2 Saran
Kegiatan praktikum acara 4 berjalan cukup baik, namun terdapat
kekurangan yang terkait pada peralatan yang digunakan oleh praktikan.
Kurangnya peralatan pada acara 4 membuat praktikum menjadi kurang kondusif.
26
DAFTAR PUSTAKA
Apriliyani., Supramana dan Gede S. 2015. Meloidogyne incognita Penyebab
Umbi Berbintil pada Kentang di Beberapa Sentra Produksi Kentang di Jawa.
Jurnal Fitopatologi Indonesia, 11(5): 143-149.
Astuti, D. S. 2015. The Comparasion Isolation Technical of Nematoda by Barless
Tulgreen, Extaraction of Soil and Roots in Subject Invertebrate of
Systematic Practice. Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta, 349-
354.
Haegeman, A., Sophie, M., John, T. J and Godelieve, G. 2012. Functional roles
of effectors of plant-parasitic nematodas. Gene: 19-31.
Min, Y. Y., Koki, T and Erika, S. 2012. Forum article A novel nematoda
diagnostic method using the direct quantification of major plant-
parasitic nematodas in soil by real-time PCR. Nematology, 14(3): 265-
276.
Munif, A., dan Kristiana. 2012. Penyebab Penyakit Kuning Pada Tanaman Lada
di Provinsi Bangka Belitung. Buletin RISTRI, 3(1): 71-78.
Pracaya. 2007. Hama Penyakit Tanaman. Depok: Penebar Swadaya.
Sagita, L.,Siswanto, B., Dan Hairiah, K. 2014. Studi Keragaman Dan Kerapatan
Nematoda Pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan Di Sub Das Konto.
Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1(1): 51-60.
Yan, Guiping., Richard W. S and Patricia A. O.2012. Detection and
Quantification of Pratylenchus thornei in DNA Extracted from Soil Using
Real-Time PCR
LAMPIRAN
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Astuti, D. S. 2015. The Comparasion Isolation Technical of Nematoda by Barless
Tulgreen, Extaraction of Soil and Roots in Subject Invertebrate of
Systematic Practice. Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta, 349-
354.
49
Munif, A dan Kristiana. 2012. Hubungan Bakteri Endofit dan Nematoda Parasit
Penyebab Penyakit Kuning pada Tanaman Lada di Provinsi Bangka
Belitung. Buletin Ristri, 3(1): 71-78.
50
Apriliyani., Supramana dan Gede S. 2015. Meloidogyne incognita Penyebab
Umbi Berbintil pada Kentang di Beberapa Sentra Produksi Kentang di Jawa.
Jurnal Fitopatologi Indonesia, 11(5): 143-149.
51
Pracaya. 2007. Hama Penyakit Tanaman. Depok: Penebar Swadaya.
52
Yan, Guiping., Richard W. S and Patricia A. O.2012. Detection and
Quantification of Pratylenchus thornei in DNA Extracted from Soil Using
Real-Time PCR
53
Munif, A., dan Kristiana. 2012. Penyebab Penyakit Kuning Pada Tanaman Lada
di Provinsi Bangka Belitung. Buletin RISTRI, 3(1): 71-78.
54
Sagita, L.,Siswanto, B., Dan Hairiah, K. 2014. Studi Keragaman Dan Kerapatan
Nematoda Pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan Di Sub Das Konto.
Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1(1): 51-60.
55
Haegeman, A., Sophie, M., John, T. J and Godelieve, G. 2012. Functional roles
of effectors of plant-parasitic nematodas. Gene: 19-31.