laporan praktikum l2
DESCRIPTION
L2TRANSCRIPT
VOLTAMETER (L2)
IRASANI RAHAYU
1113100026
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan voltameter, yang mana percobaan ini bertujuan untuk
menentukan keseksamaan dalam penunjukkan jarum pada amperemeter dengan
menggunakan voltameter tembaga. Percobaan yang dilakukan menggunakan variasi
arus yaitu 0,7 ampere dan 1 ampere. Dalam percobaan yang mana terdiri dari satu
katoda yang berada diantara dua anoda. Yang mana pada percobaan ini menggunakan
prinsip elektrolisis, yang mana reaksi yang terjadi pada CuSO4diantaranya reaksi oksidasi
pada anoda dan reaksi reduksi pada katoda. Dari percobaan didapatkan data massa
endapan, waktu, dan besar arus. Dari data yang diperoleh, didapatkan nilai arus dari
perhitungan menggunakan hukum Faraday yaitu nilai arus 0,7 dari amperemeter
didapatkan perhitungan arus sebesar 1,32 amper. Dan untuk yang arus 1 ampere dari
amperemeter didapatkan perhitungan arus sebesar 5.37 ampere.
Kata kunci : Elektrokimia, Elektrolisis, Hukum Faraday.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Permasalahan.............................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II DASAR TEORI..........................................................................................4
2.1 Elektokimia...............................................................................................4
2.2 Hukum Faraday.........................................................................................4
2.3 Elektrolisis.................................................................................................6
2.4 Voltmeter...................................................................................................9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN..............................................................11
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................11
3.2 Skema Alat..............................................................................................11
3.3 Langkah Percobaan.................................................................................11
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.............................................12
4.1 Analisis Data...........................................................................................12
4.2 Perhitungan..............................................................................................12
4.3 Pembahasan.............................................................................................13
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
LAMPIRAN...........................................................................................................17
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari listrik sering di gunakan untuk keperluan baik
rumah tangga maupaun keperluan dalam usaha. Dalam listrik sering kali di dengar
istilah amperemeter, dan voltmeter. Yang mana amperemeter digunakan untuk
menghitung besarnya arus yang melewati suatu rangkaian. Sedangkan voltmeter
digunakan untuk menghitung besarnya beda potensial.
Untuk mengetahui besarnya kuat arus yang melewati suatu rangkaian dapat
diketahui dengan melihat jarum pada amperemeter. Dalam suatu alat amperemeter
memiliki keseksamaan dalam penunjukan jarum amperemeter yang berbeda
antara alat yang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu untuk mengatahui
keseksamaan dari jarum amperemeter, dapat dilakukan percobaan dengan
menggunakan voltmeter tembaga. Dengan voltmeter ini dapat diketahui besanya
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian melalui perhitungan pertambahan
massa katodanya, dari akibat peristiwa elektrolisis dari tembaga, sehingga
menghasilkan suatu endapan.
1.2 Permasalahan
Pada percobaan voltmeter ini permasalahan yang timbul adalah bagaimana
menentukan keseksamaan dari penunjukan jarum amperemeter dengan
menggunakan voltmeter tembaga.
1.3 Tujuan
Dalam percobaan voltmeter ini bertujuan untuk menentukan keseksamaan
dari penunjukan jarum amperemeter dengan menggunakan voltmeter tembaga.
3
BAB II DASAR TEORI
1.4 Elektokimia
Reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) dapat terjadi di berbagai reaksi kimia.
Perubahan yang terjadi dapat dipandang sebagai proses transfer electron dari sati
spesi ke spesi kimia yang lainnya. Ilmu yang mempelajari reaksi redoks
menyebabkan electron bergerak pada kawat atau ketika aliran electron
mengakibatkan reaksi redoks, hal ini disebut dengan elektrokimia. Aplikasi
elektrokimia sangat luas diantaranya baterai. Yang mana baterai yang
menghasilkan energi listrik dari reaksi kimia, digunakan sebagai penyuplai tenaga
yang digunakan dalam kehidupan sehari hari, contohnya kalkulator, senter dll
(Ita Ulfin, dkk, 2010,241).
Perubahan energi yang bertalian dengan reaksi kimia biasanya ditunjukkan
dalam bentuk panas yang diserap dari atau dilepas ke lingkungan sekitar. Jika
kerja yang dilakukan oleh sistem kimia terhadap lingkungan biasanya berupa
kerja mekanik atau dengan persamaan
P V = W ………………………………………………………….( 2.1 )
Bisa juga terjadi bahwa kerja yang dilakukan berbentuk kerja listrik yaitu
dW = dQ merupakan beda potensial dan Q sama dengan muatan listrik
(M Utoro Yahya, 1986,81).
1.5 Hukum Faraday
Hukum Faraday menyatakan hubungan antara jumlah listrik yang digunakan
dengan massa zat yang dihasilkan, baik di katoda maupun di anoda pada proses
elektrolisis. Bunyi Hukum Faraday 1 "Massa zat yang terbentuk pada masing-
masing elektroda sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada
elektrolisis tersebut". Sedangkan Bunyi Hukum faraday 2 "Massa dari macam-
macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus
4
listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-
masing zat tersebut".
Michael Faraday adalah seorang ilmuwan Inggris yang ahli dalam bidang
kimia dan fisika dan mendapat julukan "Bapak Listrik" karena berkat usahanya
listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya.Ia mempelajari berbagai bidang
ilmu pengetahuan, termasuk elektromagnetis dan medan elektrokimia. Dia juga
menemukan alat yang nantinya menjadi pembakar Bunsen, yang digunakan
hampir di seluruh laboratorium sains sebagai sumber panas yang praktis.Beliau
lahir pada tanggal 22 September 1791 dan wafat pada tanggal 25 Agustus
1867.Dia dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang listrik dan magnet,
bahkan banyak dari para ilmuwan yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang
peneliti terhebat sepanjang masa.Beberapa konsep yang beliau turunkan secara
langsung dari percobaan, seperti elektrolisis telah menjadi gagasan dalam fisika
modern.
Faraday mengamati peristiwa elektrolisis melalui berbagai percobaan yang
dia lakukan.Dalam pengamatannya jika arus listrik searah dialirkan ke dalam
suatu larutan elektrolit, mengakibatkan perubahan kimia dalam larutan tersebut.
Sehingga Faraday menemukan hubungan antara massa yang dibebaskan atau
diendapkan dengan arus listrik. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Faraday.
Menurut Faraday: Jumlah berat (massa) zat yang dihasilkan (diendapkan)
pada elektroda sebanding dengan jumlah muatan listrik (Coulumb) yang dialirkan
melalui larutan elektrolit tersebut. Massa zat yang dibebaskan atau diendapkan
oleh arus listrik sebanding dengan bobot ekivalen zat-zat tersebut. Dari dua
pernyataan diatas, disederhanakan menjadi persamaan:
M = e. i. t / F ..................................................................( 2.2 )
Yang mana M = massa zat dalam gram, e = berat ekivalen dalam gram = berat
atom : valensi, i = kuat arus dalam Ampere, t = waktu dalam detik ,F = Faraday
Faraday menyimpulkan bahwa Satu faraday adalah jumlah listrik yang
diperlukan untuk menghasilkan satu ekivalen zat pada elektroda, begitulah
menurutnya. Muatan 1 elektron = 1,6 x 10-19 Coulomb.1 mol elektron = 6,023 x
5
1023 eletron.Muatan untuk 1 mol eletron = 6,023 . 1023 x 1,6 . 10 -19 = 96.500
Coulomb = 1 faraday.
Yang pertama adalah Hukum Faraday I. Bunyi dari hukum Faraday I ini
adalah berikut "Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda
sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut"
m=e . i . t
96500..............................................................................................…
( 2.3 )
q = i .t
yang mana diketahui bahwam = massa zat yang dihasilkan (gram), e = berat
ekivalen = Ar/ Valensi = Mr/Valensi, i = kuat arus listrik (amper), t = waktu
(detik), q = muatan listrik (coulomb).
Selain hukum faraday I yang telah dijabarkan diatas, maka selanjutnya
adalah Hukum Faraday II.Bunyi dari hukum ini adalah "Massa dari macam-
macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus
listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-
masing zat tersebut." Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut ini :
m1 :m2 = e1 : e2.........................................................................................(2.4)
yang mana dari persamaan tersebut diketahuim = massa zat (gram), e = beret
ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi, (Petrucci.1998.78).
1.6 Elektrolisis
Apabila listrik di lewati oleh lelehan senyawa ionic ataupun senyawa
elektrolit maka suatu reaksi kimia elektolisis terjadi.Saat sebuah listrik mulai di
alirkan, perubahn kimia mulai terjadi.Pada elektroda positif, anoda, terjadi
oksidasi saat electron ditarik dari ion yang bermuatan negative.Sumber arus
searah mengalirkan electron-elektron tersebut mulai rangkaian listrik eksternal
menuju elektroda negative, katoda.Di katoda terjadi reaksi reduksi saat elektron
didorong ke ion yang bermuatan positif. Perubahan kimia yang terjadi pada
elektoda sebagai contoh seperti berikut
CuSO4 Cu++ + SO4- - ….(2.5)
Reaksi pada anoda : H2O 2H+ + O2
6
Reaksi pada katoda : Cu++ Cu + 2e
Anoda adalah elektroda tempat terjadinya oksidasi.Sedangkan Katoda adalah
tempat terjadinya reduksi. (Ita Ulfin, dkk, 2010, 242)
Banyak peneliti awal elektokimia dilakukan oleh ilmuan Inggris,
diantaranya Michael Faraday (1791-1867).Saat itu dialah yang membuat istilah
anoda, katoda, elektroda, elektrolit, dan elektrolisis.Pada tahun 1833, Faraday
menemukan bahwa besarnya perubahan kimia yang terjadi selama elektrolisis
berbanding lurus dengan besarnya muatan listrik yang lewat pada suatu sel
elektrolisis. Sebagai contoh reduksi ion tembaga di katoda sebagai persamaan
berikut:
Cu++ Cu + 2e …………………..(2.6)
Persamaan berikut menyatakan bahwa untuk mengendapkan 1 mol logam
tembaga membutuhkan 2 mol electron.Oleh karena itu mengendapkan 2 mol
logam tembaga membutuhkan 4 mol electron.Dimana dua kali listrik yang
dibutuhkan.Oleh karena itu reaksi setengah sel oksidasi atau reduksi mengaitkan
besarnya bahan kimia yang hilang atau diproduksi dengan besarnya electron yaitu
arus listrik yang harus diberikan.Dalam satuan SI untuk arus adalah ampere (A)
dan suatuan SI untukmuatan adalah Coulumb (C).SatuanCoulumb adalah jumlah
muatan yang lewat pada suatu titik disebuah kawat pada saat arus listrik sebesar
satu ampere mengalir dalam waktu satu detik, (Ita Ulfin, dkk, 2010).
Contoh dari reaksi elektrolisis
Gambar 2.1 Reaksi Elektrolisis sumber: (David E.Goldberg,2007)
Berdasarkan reaksi yang telah dituliskan diatas, dapat simpulkan bahwa
Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda. Sehingga anoda kehilangan Cu2+
yang dipakai untuk menetralkan SO42- . Selain itu, maka untuk menghitung
7
besarnya kuat arus diperlukan massa endapan logam di katoda. Sesuai dengan
hukum Faraday I yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, maka dapat
dihitung.
jembatan garam dari tembaga
Gambar 2.2 Jembatan garam sumber: (Chang, Raymond 1996)
Selanjutnya dari pernyataan tersebut dapat dibuat suatu persamaan rumus
sebagai berikut :
G ~ q G=i . a . t …………(2.6)
i= Ga. t
Yang mana diketahui bahwa G= Massa endapan logam (gr), a =Ekivalen
elektrokimia (gr/coloumb), i = Arus (Ampere), t = Waktu (detik).
Disini dapat dikatakan jumlah arus yang akan dialirkan, secara perhitungan
dinyatakan sebagai 1 Faraday, sehingga sesuai pula dengan satuan standar
kelistrikan yang menyatakan banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah
Coloumb maka :
1 Faraday = 1 mol elektron
= 96500 Coloumb
Sesuai dengan reaksi dan definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu
meruipakan berat zat yang diperlukan untuk memperoleh atau melepaskan 1 mol
elektron, maka harga elektrovalensi kimia untuk Cu dapat ditentukan sebagai
berikut:
8
Dari hukum Faraday, rumus untuk mencari ekivalensi elektrokimia (a)
adalah :
a=Gi. t
= G
1Faraday= G
96500.....................................................................
(2.7)
Karena 1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol e-, maka diperlukan ½ mol
Cu untuk menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga ekivalensi elektrokimia
(a) untuk Cu dapat ditentukan sebagai berikut :
a=
12G
96500C ………………………………………………………….…..
(2.8)
Setelah ekivalensi elektrokimia diketahui maka harga i dapat ditentukan
melalui persamaan :
i = G / (a . t)
i = G / (0,3293 . t).................................................................(2.9)
Kemudian kuat arus sesungguhnya (Is) dapat dihitung dengan memasukkan
jumlah endapan pada katoda. Dan nantinya akan dibandingkan dengan harga i
yang ditunjukkan jarum amperemeter. Dengan demikian, besarnya keseksamaan
dari penunjukan jarum amperemeter dengan voltameter tembaga dapat
diperhitungkan dilengkapi ralat perhitungan, (Ita Ulfin,dkk.2010.143).
Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, atau yang
didalam larutannya akan terdisosiasi, atau terurai menjadi ion-ion yang bermuatan
listrik. Ion yang bermuatan positif akan tertarik atau menuju kutub atau elektroda
negative (katoda) disebut kation. Elektrolit kuat akan terdisosiasi seluruhnya atau
sebagian besar menjadi ion-ion, sedangkan elektrolit lemah hanya sebagian kecil
yang terdisosiasi menjadi ion-ion dalam larutan.Energi listrik dapat ditransfer
melalui materi berupa hantaran muatan listrik yang berwujud arus listrik.Hal ini
mengandung arti bahwa harus terdapat membawa muatan listri. Di dalam materi
serta adanya gaya yang menggerakkan , membawa muatan tersebut. Membawa
muatan dapat berupa electron sperti dalam logam dan semikondutor. Dapat pula
berwujud ion-ion positif atau pu ion negative. Di dalam larutan elektrolit
9
sedangkan yang belakangan disebut ionic atau elektrolitik.Gaya listrik yang
membuat muatan bergerak biasanya berasal dari batrai, generator, atau sumber
energi listri yang lainnya, (M Utoro Yahya, 1986, 82).
1.7 Voltmeter
Alat yang diggunakan untuk mengukura arus disebut amperemeter. Untuk
menggukur arus dalam suatu kawat basanya memutus atau memotong kawat dan
menyisipkan amperemeter, supaya arus yang akan diukur melewati alat ini.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial disebut dengan
voltmeter. Untuk mengukur beda potensialantara sembarang atau dua titik pada
rangkaian terminal-terminal voltmeter dihubungkan antar titik-titik tersebut tanpa
memutus atau memotong kawat, ( Halliday, 2005, 178).
10
+ -+-++ A
Rv
-++E
+
-+
Gambar 3.1 Rangkaian Alat
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
1.8 Alat dan Bahan
Pada percobaan voltameter diperlukan alat dan bahan diantaranya
valtameter tembaga dengan perlengkapannya satu set, amperemeter satu buah,
timbangan analisis satu set, tahanan geser satu buah, adaptor sat buah, stopwatch
satu buah dan tahanan variable 10 x 10 satu buah (Rv).
1.9 Skema Alat
Pada percobaan voltmeter digunakan alat dengan skema sebagai berikut
1.10 Langkah Percobaan
Pada percobaan voltmeter yang terlebih dahulu dilakukan adalah dihitung
arus maksimum dengan digunakan luas permukaan katoda bila kepadatan arus
0,01 - 0,02 A/cm2. Kemudian dibersihkan elektroda dengan digunakan kertas
11
gosok, diukur massa elektroda dengan neraca analisis. Setelah itu dibuat
rangkaian seperti gambar 3.1, digunakan i ditentukan dengan diatur Rv. Dicatat
harga amperemeter dan diusahakan harga i tetap dengan diatur Rg. Setelah kurang
lebih sepuluh menit, diputus aliran listrik lalu dikeringkan katoda dan ditimbang
massa elektoda yang memempel pada katoda. Dilakukan percobaan berikut
sebanyak limakali pengulangan dalam waktu yang sama. Selain itu percobaan
dilakukan dengan variasi arus amperemeter yang lainnya.
12
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.11 Analisis Data
Dari percobaan voltameter yang telah dilakukan didapatkan data
percobaan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data hasil percobaan dengan menggunakan arus sebesar 0.7
Tabel 4.2 Data hasil percobaan dengan menggunakan arus sebesar 1 A
No I (A) m (gr) m'(gr) t(s)
1 1 78,5 79,4 600
2 1 78,5 79,5 600
3 1 78,5 79,5 600
4 1 78,5 79,6 600
5 1 78,5 79,8 600
1.12 Perhitungan
Dari data yang diperoleh pada percobaan Voltameter yang bertujuan untuk
menentukan keseksamaan pada jarum di amperemeter dengan menggunakan volta
tembaga di dapatkan perhitungan sebagai berikut :
Diketahui : I (arus tercatat) = 0.7 A
a (ekuivalensi Cu) = 0.329 mg/A.s
Massa katoda = 78.5 gram
Massa katoda + endapan = 78.7 gram
Massa endapan Cu (G) = (Massa katoda + endapan) - Massa katoda
13
No I (A) m (gr) m'(gr) t(s)
1 0,7 78,5 78,7 600
2 0,7 78,5 78,7 600
3 0,7 78,5 78,7 600
4 0,7 78,5 78,9 600
5 0,7 78,5 78,8 600
= 78.7 gram – 78.5 gram = 0.2 gram
I’ (arus listrik) = G / a . t
= 0.2 g/(0.329 . 10-3 g/A s)(600 s)
= 0.2 . 103/197.4
= 1.01 A
Tabel 4.3 Hasil perhitungan I dengan menggunakan 0.7 A
No I (A) m (gr) m'(gr) Δm t(s) a(mg/As) I’ (A)1 0.7 78.5 78.7 0.2 600 0.329 1.012 0.7 78.5 78.7 0.2 600 0.329 1.013 0.7 78.5 78.7 0.2 600 0.329 1.014 0.7 78.5 78.9 0.4 600 0.329 2.035 0.7 78.5 78.8 0.3 600 0.329 1.52
I rata-rata 1.32
Tabel 4.4 Hasil perhitungan I dengan menggunakan 1 A
No I (A) m (gr) m'(gr) Δm t(s) a(mg/As) I (A)
1 1 78.5 79.4 0.9 600 0.329 4.56
2 1 78.5 79.5 1 600 0.329 5.07
3 1 78.5 79.5 1 600 0.329 5.07
4 1 78.5 79.6 1.1 600 0.329 5.57
5 1 78.5 79.8 1.3 600 0.329 6.59
I rata-rata 5.37
1.13 Pembahasan
Telah dilakukan percobaan voltmeter (L2) yang mana percobaan ini
bertujuan untuk menentukan keseksamaan dari penunjukan jarum pada
amperemeter dengan menggunakan voltameter tembaga. Yang mana berdasarkan
percobaan berikut digunakan didapatkan data massa endapan, waktu, dan besar
arus yang diketahui dari alat amperemeter. Pada percobaan di gunakan waktu
yang sama yaitu 10 menit, dan untuk arus yang mengalir digunakn dua variasi
14
yaitu 0.7 A dan 1 A, yang mana pada percobaan baik menggunakn 0.7 ampere dan
1 ampere dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan.
Dari percobaan digunakan tiga plat yang mana dua sebagai anoda dan satu
sebagai katoda. Plat yang terdapat endapan Cu adalah plat pada katoda hal ini
dikarenakan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Pada percobaan letak katoda
berada diantara dua anoda. Sebelum rangkaian dialiri listrik terlebih dahulu
menghitung besar arus maksimum yang akan melewati rangkaian, hal ini
bertujuan agar pada plat anoda tidak terjadi kelebihan elektron, sehingga
menimbulkan banyaknya gelembung disekitar anoda, yang mana hal ini dapat
menghalangi perpindahan elekton dari anoda ke katoda. Pada reaksi dikatoda
terjadi penguraian Cu2+ menjadi Cu dan 2e. sehingga timbullah endapan Cu pada
plat katoda.
Dari percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai I
yang didapatkan dengan perhitungan menggunakan persamaan 2.9 antara lain
pada saat rangkaian dialiri arus 0.7 A didapatkan nilai arus listrik ( I ) antara lain
1.01 A; 1,01 A; 1,01A; 2,03A, dan1,52A, yang mana dari kelima data perhitungan
yang di dapatkan didapatkan nilai rata-ratanya adalah1,32 ampere. Sedangkan
pada percobaan pada saat arus yang di alirkan ke rangkaian sebesar 1 ampere
didapatkan nilai dari perhitungan arus seperti persamaan 2.9 sebagai berikut 4.56
A ; 5.07 A ; 5.07 A ; 5.57 A dan 6.59 ampere. Dari kelima data perhitungan yang
didapatkan diperoleh nilai rata-rata dari arus listriknya ( I ) adalah 5,37 ampere.
Dari kedua data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa nilai dari arus
yang mengalir awal pada rangkaian tersebut berbeda dengan hasil perhitungan
menggunakan hokum Faraday. Pada percobaan berikut, terjadinya perbedaan
dapat diakibatkan oleh beberapa factor yang mana diantaranya kurangnya
menbersihkan plat dari endapan yang sebelumnya, sehingga mempengaruhi data
massa yang didapatkan. Selain itu juga dapat terjadi akibat dari kesalahan paralak
pada saat percobaan yang diantaranya kesalahan dalam melihat alat ukur saat
percobaan berlangsung. Dari hasil percobaan didapat nilai rata-rata arus melalui
percobaan voltameter tembaga saat 0.7 A adalah 1,32 ampere , dan saat 1 A
adalah 5,37 ampere.
15
BAB V KESIMPULAN
Dari percobaan voltameter yang telah dilakukan, yang mana bertujuan untuk
menentukan keseksamaan penunjukan jarum amperemeter denagn menggunakan
voltameter tembaga, dapat disimpulkan
bahwa :
Pada arus listrik 0,7 ampere pada ameremeter didapatkan hasil perhitungan
arus sebesar 1.32 ampere
Pada arus listrik 1 ampere pada amperemeter didapatkan hasil perhitungan
arus sebesar 5.37 ampere
16
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 1996. “ Esensial Chemistry “.The McGraw-Hill
Companles.
Goldberg, David, E. 2007.” Fundamental Of Chemistry”. The McGraw-Hill
Companles.
Halliday, R. 2005. “ Physics 2 rd Edision”. Jakarta:Airlangga.
Ulfin,Ita dkk.2010.“Kimia Dasar”.Surabaya: Its Press.
Petrucci,R.H. 1998. “College Chemistry: Prinsiples and Modem Aplication
Fourth edision”.New York : Collier Macmillan Inc.
Yahya, Utoro M. 1986.”Buku Materi Pokok Kimia”. Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka, Dikbud.
17
LAMPIRAN
1. Ralat
Pada percobaan Voltmeter tembaga yang telah dilakukan didapatkan
perhitungn dari data yang didapat sebagai berikut:
Tabel 1.1 Ralat perhitungan dengan menggunakan arus sebesar 0.7 A
No Δm m-m (m-m )2
1 0,2 -0,06 0,0036
2 0,2 -0,06 0,0036
3 0,2 -0,06 0,0036
4 0,4 0,14 0,0196
5 0,3 0,04 0,0016
m 0,26 ∑(m-m )2 0,032
Ralat Mutlak : = [∑ (m−m )2
n(n−1) ]1
2
= 0.032
5(5-1)
= 0.04
Ralat Nisbi : I =
Δm x 100
= (0.04 / 0.26 ) x 100 %
= 15.384 %
Keseksamaan : K = 100 - I
= 100% - 15.3842%
= 84.615 %
18
Tabel 1.2 Ralat perhitungan dengan menggunakan arus sebesar 1 A
No Δm m-m (m-m )2
1 0,9 -0,16 0,0256
2 1 -0,06 0,0036
3 1 -0,06 0,0036
4 1,1 0,04 0,0016
5 1,3 0,24 0,0576
m 1,06 ∑(m-m )2 0,092
Ralat Mutlak : = [∑ (m−m )2
n(n−1) ]1
2
= 1.06
5(5-1)
= 0.067
Ralat Nisbi : I = Δm x 100
= (0.067 / 1.06 ) x 100 %
= 6.398 %
Keseksamaan : K = 100 - I
= 100% - 6.398%
= 93.601 %
19