laporan praktikum fga

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Daerah penelitian berada di area kampus UGM tepatnya di daerah sekip utara. Penelitian dilakukan karena perlu memperkirakan bahaya seismik yang mungkin terjadi dengan mikrozonasi daerah setempat, yang memberikan analisa bahaya seismik dasar dari daerah setempat serta memberikan batas-batas wilayah y ang rawan terhadap efek lokal. Selain itu, juga untuk latihan akuisisi metode mikroseismik dan sekaligus memenuhi syarat lulus mata kuliah praktikum fisika gunung api. Penelitian ini memanfaatkan survey mikrotremor untuk mikrozonasi bahaya gempa bumi daerah sekip utara UGM. Mikrozonasi akan dapat menjelaskan nilai-nilai kerentanan gempabumi yang ada p ada setiap lokasi. Oleh sebab itu dil akukan praktikum mikr oseismik untuk memetakan mikrozonasi gempabumi pada daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai amplifikasi dan frekuensi natural terhadap kondisi geologi daerah penelitian sehingga mikrozonasi gempabumi dapat menjelaskan nilai kerentanan gempabumi pada masing- masing daerah sekip utara UGM 1.2. Tujuan Maksud dari penelitian/praktikum ini adalah : 1. Menganalisa tingkat kerawanan gempa pada daerah sekip utara UGM 2. Menentukan nilai frekuensi natural (f 0 ) dan amplifikasi (A 0 ) sehingga indeks kerentanan (kg) dan peak ground acceleration, serta ketebalan lapisan lapuk dapat ditentukan melalui suatu persamaan. 3. Memetakan distribusi frekuensi natural, amplifikasi, indeks kerentanan dan peak ground acceleration, serta ketebalan lapisan lapuk 1.3. Batasan Masalah 1. Penelitian hanya dilakukan sebatas daerah sekip utara kampus UGM 2. Akuisis data dilakukan dengan geophone 3 komponen 3. Analisa mikrotremor dibutuhkan untuk memperkirakan suatu daerah terhadap kerentanan akibat gempabumi. Pada saat pengukuran mikrotremor di lapangan berada pada daerah kampus UGM dimana banyak aktivitas manusia walaupun sudah diminimalisir dengan melakukan pengukuran dilakukan tengah mal am sehingga mempengaruhi pengukuran (banyak event/noise). 4. Pengolahan dengan menggunakan software Geopsi untuk mendapatkan nilai frekuensi natural serta faktor implikasi dari p engukuran mikrotremor. 5. Data mikrotremor yang sudah diolah menghasilkan kurva H/V yang memberikan informasi berupa nilai frekuensi natural dan nilai amplifikasi suatu daerah sehingga indeks kerentanan

Upload: dyah-ratna-deedee

Post on 18-Oct-2015

306 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.PendahuluanDaerah penelitian berada di area kampus UGM tepatnya di daerah sekip utara. Penelitian

    dilakukan karena perlu memperkirakan bahaya seismik yang mungkin terjadi dengan mikrozonasi

    daerah setempat, yang memberikan analisa bahaya seismik dasar dari daerah setempat serta

    memberikan batas-batas wilayah yang rawan terhadap efek lokal. Selain itu, juga untuk latihan

    akuisisi metode mikroseismik dan sekaligus memenuhi syarat lulus mata kuliah praktikum fisika

    gunung api.

    Penelitian ini memanfaatkan survey mikrotremor untuk mikrozonasi bahaya gempa bumi

    daerah sekip utara UGM. Mikrozonasi akan dapat menjelaskan nilai-nilai kerentanan gempabumi

    yang ada pada setiap lokasi. Oleh sebab itu dilakukan praktikum mikroseismik untuk memetakan

    mikrozonasi gempabumi pada daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    hubungan nilai amplifikasi dan frekuensi natural terhadap kondisi geologi daerah penelitian

    sehingga mikrozonasi gempabumi dapat menjelaskan nilai kerentanan gempabumi pada masing-

    masing daerah sekip utara UGM

    1.2.TujuanMaksud dari penelitian/praktikum ini adalah :

    1. Menganalisa tingkat kerawanan gempa pada daerah sekip utara UGM2. Menentukan nilai frekuensi natural (f0) dan amplifikasi (A0) sehingga indeks kerentanan (kg)

    dan peak ground acceleration, serta ketebalan lapisan lapuk dapat ditentukan melalui suatu

    persamaan.

    3. Memetakan distribusi frekuensi natural, amplifikasi, indeks kerentanan dan peak groundacceleration, serta ketebalan lapisan lapuk

    1.3.Batasan Masalah1. Penelitian hanya dilakukan sebatas daerah sekip utara kampus UGM2. Akuisis data dilakukan dengan geophone 3 komponen3. Analisa mikrotremor dibutuhkan untuk memperkirakan suatu daerah terhadap kerentanan

    akibat gempabumi. Pada saat pengukuran mikrotremor di lapangan berada pada daerahkampus UGM dimana banyak aktivitas manusia walaupun sudah diminimalisir dengan

    melakukan pengukuran dilakukan tengah malam sehingga mempengaruhi pengukuran

    (banyak event/noise).

    4. Pengolahan dengan menggunakan software Geopsi untuk mendapatkan nilai frekuensinatural serta faktor implikasi dari pengukuran mikrotremor.

    5. Data mikrotremor yang sudah diolah menghasilkan kurva H/V yang memberikan informasiberupa nilai frekuensi natural dan nilai amplifikasi suatu daerah sehingga indeks kerentanan

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    2/12

    (kg) dan peak ground acceleration, serta ketebalan lapisan lapuk dapat ditentukan melalui

    suatu persamaan.

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. Teori Dasar Gelombang Seismik

    Gelombang gempa disebut juga gelombang seismik terjadi karena beberapa proses

    atau aktifitas geologi yang terjadi pada sekitar sumber panas bumi. Kecepatan perambatan

    gelombang seismik ditentukan oleh karakteristik lapisan dimana gelombang tersebut

    merambat. Kecepatan gelombang seismik dipengaruhi oleh rigiditas (kekakuan) dan kerapatan

    lapisan sebagai medium bagi perambatan gelombang, hal ini ditinjau dari segi lapisan yang

    dilaluinya. Adapun dilihat dari segi perambatan gelombang seismiknya, diketahui bahwa

    gelombang seismik dapat direfleksikan dan direfraksikan pada bidang batas dua lapisan yang

    berbeda densitasnya, kondisi tersebut dapat mempengaruhi pola gelombang seismik.

    Perbedaan karakteristik lapisan dimana gelombang tersebut merambat dapat

    mengindikasikan adanya variasi kecepatan gelombang seismik terhadap arah. Adanya

    perbedaan kecepatan gelombang terhadap arah ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,

    seperti konfigurasi susunan mineral, rekahan, pori-pori, dan konfigurasi kristalografi mineral

    pada batuan (Priyono, 2006).

    Gambar 2.1.1 Ilustrasi variasi kecepatan pada karakteristik material yang berbeda. (a) material

    homogen isotropis; (b) material anisotropis (Abdullah, 2008)

    Titik merah ditengah pada gambar diatas (Gambar 2.1.1) merupakan sumbergelombang seismik dan tanda panah menunjukkan arah pergerakan gelombang. Pada material

    homogen isotropis, gelombang akan merambat dengan kecepatan yang sama ke semua arah,

    sedangkan pada material anisotropis kemungkinan gelombang akan merambat dengan

    kecepatan yang tidak sama pada arah yang berbeda.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    3/12

    2.2. Jenis-Jenis Gelombang Seismik

    Gelombang seismik atau gelombang elastik terdiri atas dua jenis, yaitu gelombang badan

    (body wave), yaitu gelombang longitudinal (gelombang P), gelombang transversal (gelombang

    S) dan gelombang permukaan (surface wave), yaitu berupa gelombang Rayleigh dan gelombang

    Love.

    Gambar 2.2.1 Mulai dari fokus (sumber) dari gempa bumi di kerak bumi, gelombang Pdan

    gelombang S bergerak melalui lapisan dalam bumi. (www.daviddarling.info)

    2.3. Gempa Bumi

    Gempa bumi merupakan hasil dari pelepasan energi secara tiba-tiba di dalam kerak bumi,

    berupa gelombang seismik yang menjalar ke segala arah (Wikipedia, 2013).

    Gambar 2.3.1 Penggolongan Gempa Bumi berdasarkan Penyebab

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    4/12

    Gambar 2.3.2 Penampakkan Gempa pada Seismogram

    2.3. Metode HVSR

    Teknik ini pertama diusulkan oleh Nogoshi dan Iragashi (1971) dan dipublikasikan olehNakamura (1989). Metode ini didasari dari asumsi bahwa rasio dari spektrum Horisontal dan

    vertikal dari sumber tremor merupakan perkiraan dari fungsi transfer. Keakuratan dari metode ini

    dibuktikan dengan menggunakan observasi hasil mikrotemor pada beberapa titik (Nakamura,

    1989). Metode pasif berdasarkan investigasi spektral dari gangguan ambient seismic atau gempa

    kecil sangat umum digunakan karena bersifat aplikatif dan cenderung praktis. Ongkos yang rendah

    dan waktu yang singkat (Oros, 2008).

    Mikrozonasi merupakan suatu mekanisme yang dapat menjelaskan gejala amplifikasi

    seismik di suatu daerah, yaitu terjebaknya gelombang gempa bumi di dalam perlapisan sedimen

    (Aisyah dkk, 2011). Proses terjebaknya gelombang gempa bumi mengikuti pola resonansi yang

    frekuensinya mengikuti persamaan:

    =/4

    f = resonance frequency

    Vs = Shear wave Velocity

    H = depth of the sediments layer

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    5/12

    Gambar 2.3.1 Konsep Dasar HVSR; Rasio Nilai maksimum antara Komponen Horisontal dan Vertikal

    dari Data Gempa Bumi (Nakamura, 199):

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    6/12

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi Penelitian

    Lokasi daerah penelitian terletak di area kampus UGM daerah sekip utara

    Gambar 3.1.1 Lokasi Penelitian

    3.2. Alat dan Bahan yang DigunakanPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat mikrotremor portable yang

    terdiri dari alat Portable Digital Seismograph 3 komponen (2 komponen horizontal EW-NS dan 1komponen vertikal) dengan sensor serta dilengkapi digitizer. Adapun alat-alat pendukung lainnya

    seperti laptop + charger, kabel sensor, GPS, aki, mox a + kabel, kabel penghubung mox a dengan

    laptop, kabel GPS dan kebel charger aki, serta alat navigasi seperti kompas, peta, GPS handy.

    3.3. Langkah Pengerjaan

    Penelitian diawali dengan design survei sehingga didapatkan gambaran rinci terkait dengan

    akuisisi yang akan dilakukan seperti terlihat pada gambar 3.1.1. Tahap selanjutnya adalah akuisisi

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    7/12

    mikrotremor pada titik akuisisi yang telah didesaign sebelumnya. Data akuisisi dilakukan

    pengolahan data untuk mendapatkan frekuensi natural dan nilai implikasi. Pengolahan data

    tersebut digunakan analisis data HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio).

    Data mikrotremor tanah pada software Geopsy dilakukan pemilihan windows yang

    stasioner antara 10-20 detik non overlapping. Kemudian analisis spektrum Fourier dilakukan untuk

    mengubah data awal akuisisi yang berupa domain waktu menjadi domain frekuensi. Hasil FFT

    dilakukan smooting Konno Ohmachi. Pengolahan dilanjutkan dengan analisis HVSR untuk

    memperoleh nilai HVSR yang ditunjukkan dengan puncak tertinggi HVSR dianggap sebagai frekuensi

    natural tanah serta diperoleh juga amplifikasi. Setelah memperoleh nilai frekuensi natural tanah

    serta amplifikasinya dihitung nilai indeks kerentanan, peak ground acceleration serta ketebalan

    lapisan lapuk melalui suatu persamaan. Langkah terakhir adalah memetakan distribusi frekuensi

    natural, amplifikasi, indeks kerentanan dan peak ground acceleration, serta ketebalan lapisan lapu

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dari analisis HVSR didapatkan frekuensi natural tanah dan amplifikasi pada 12 titik

    pengukuran di daerah sekip utara kampus UGM. Nilai frekuensi tanah berkisar 0.6 0.9 Hz (untuk

    F01Hz) dengan peta frekuensi natural disajikan dalam gambar 4.6 dan

    4.7. Sehingga dapat diindikasikan bahwa daerah sekip utara kampus UGM merupakan wilayah

    dengan kondisi geologi berupa endapan sedimen karena memiliki frekuensi natural kecil.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    8/12

    Gambar 4.1 Kurva HVSR M1-M6

    Gambar 4.2 Tabel F0, A0, Kg untuk F0< 1Hz

    Gambar 4.3 Tabel F0, A0, Kg untuk F0> 1Hz

    latitude longitude

    (meter) (meter) (Hz)

    M 1 431156 9141597 8.78235 2.32629 0.62M 2 431249 9141574 35.7042 1.23309 0.04

    M 3 431348 9141544 48.0848 1.36133 0.04

    M 4 431435 9141503 23.0626 3.61714 0.57

    M 5 431135 9141520 8.47816 2.20782 0.57

    M 6 431215 9141597 18.6141 3.22361 0.56

    M 7 431315 9141447 30.4087 2.5171 0.21

    M 8 431402 9141398 21.1794 2.88243 0.39

    M 9 431086 9141428 26.5251 5.06769 0.97

    M 10 431174 9141391 36.8856 3.01513 0.25

    M 11 431265 9141357 24.7484 2.23946 0.20

    M 12 431362 9141318 23.9607 1.73333 0.13

    Point

    Vulnerability Index (10 Sekon time window)

    UTM - point

    A0 Kgf0

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    9/12

    Gambar 4.4 Tabel Ketebalan Lapisan Lapuk untuk F0< 1Hz

    Gambar 4.5 Tabel Ketebalan Lapisan Lapuk untuk F0> 1Hz

    latitude longitude Altitude

    (meter) (meter) (meter) (m/s) (Hz) (meter) (meter)

    M 1 431156 9141597 158 350 0.696204 125.6816 32.3184

    M 2 431249 9141574 169 350 0.699934 125.0118 43.9882

    M 3 431348 9141544 169 350 0.878628 99.5871 69.4129

    M 4 431435 9141503 164 350 0.677562 129.1395 34.8605

    M 5 431135 9141520 162 350 0.699433 125.1013 36.8987

    M 6 431215 9141597 163 350 0.703238 124.4244 38.5756

    M 7 431315 9141447 160 350 0.704942 124.1237 35.8763

    M 8 431402 9141398 164 350 0.786917 111.1934 52.8066

    M 9 431086 9141428 164 350 0.807922 108.3025 55.6975

    M 10 431174 9141391 158 350 0.719805 121.5607 36.4393

    M 11 431265 9141357 156 350 0.689298 126.9407 29.0593

    M 12 431362 9141318 160 350 0.716965 122.0422 37.9578

    Depth of the Weathered Layer

    Point

    UTM - point

    Vs f0 Thickness

    Depth of

    Boundary

    latitude longitude Altitude

    (meter) (meter) (meter) (m/s) (Hz) (meter) (meter)

    M 1 431156 9141597 158 350 8.78235 9.9632 148.0368

    M 2 431249 9141574 169 350 35.7042 2.4507 166.5493

    M 3 431348 9141544 169 350 48.0848 1.8197 167.1803

    M 4 431435 9141503 164 350 23.0626 3.7940 160.2060

    M 5 431135 9141520 162 350 8.47816 10.3206 151.6794

    M 6 431215 9141597 163 350 18.6141 4.7007 158.2993

    M 7 431315 9141447 160 350 30.4087 2.8775 157.1225M 8 431402 9141398 164 350 21.1794 4.1314 159.8686

    M 9 431086 9141428 164 350 26.5251 3.2988 160.7012

    M 10 431174 9141391 158 350 36.8856 2.3722 155.6278

    M 11 431265 9141357 156 350 24.7484 3.5356 152.4644

    M 12 431362 9141318 160 350 23.9607 3.6518 156.3482

    Point

    Depth of the Weathered Layer

    UTM - pointVs f0 Thicknes s

    Depth of

    Boundary

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    10/12

    Gambar 4.6 Korelasi Peta A0, F0, Lapisan Lapuk, PGA (untuk F01Hz)

    Peak Ground Acceleration adalah ukuran bagaimana permukaan bumi bergetar

    (accelerated) di suatu daerah tertentu. Secara umum Peak Ground Acceleration ini dapat diartikan

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    11/12

    sebagai akselerasi maksimum yang dirasakan suatu partikel/lapisan ketika terjadi gerakan gempa.

    Berdasarkan skala Mercalli daerah sekip utara kampus UGM potensi kerusakan digolongkan very

    light (untuk F01Hz daerah penelitian potensi kerusakan digolongkan

    moderate-moderate to heavy. Hasilnya sangat jauh berbeda.

    Gambar 4.8 Peta PGA untuk F01Hz

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FGA

    12/12

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dari analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa frekuensi natural berkisar 0.6

    0.9 Hz (untuk F 01Hz) dengan amplifikasinya kecil serta dari nilai

    PGA digolongkan very light (untuk F01Hz) maka

    dapat dikatakan daerah sekip utara kampus UGM merupakan daerah yang

    5.2. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    Berisi Data Lapangan

    Agung

    Handian

    Fitra

    Ninda

    Diday

    Fatia

    Terakhir ngumpul hari minggu ke email niendha eaps atau ke diday jugak enggap apa apa kug

    Suhu

    Model Letusan

    Mikroseismik