laporan praktikum analisis fisikokimia ii
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA
II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat)
A. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Hasil
1. Golongan Alkohol Larutan warna kuning + H2SO4 pekat
larutan warna biru
Etanol + K2Cr2O7 + H2SO4 50 %
Gliserin+CuSO4
biru jerneh
Gliserin+1 tetes CuSO4 + dibasakan +NaOH larutan jerneh
NaOH b) Mentol
- Organoleptis
- Mentol + Vanilin sulfat
Serbuk kristal putih, aroma pepermin, rasa dingin
Merah pekat kehitaman
2. Golongan Fenol
a) Fenol Fenol + FeCl3
Fenol + p-DAB
Fenol + K2Cr2O7
Fenol + Marquis
Fenol+lieberman
Larutan biru hitam
Larutan Rosa
Larutan oren muda
Terbentuk dua lapisan coklat dan bening
Larutan ungu kehitaman
b)Nipagin Terbentuk Ungu kehitaman
- Nipagin + FeCl3
Terbentuk warna kuning
- Nipagin + HNO3 c) Hidrokuinon
- Hidrokuinon + FeCl3 Endapan hitam, larutan hijau
- Hidrokuinon + Pb(CH3COO)2 + Berwarna coklat tua
NH4OH
- Hidrokuinon + NaOH
Berwarna coklat kehijauan
3. Golongan Asam Karboksilat
a) Asam Tartrat
Asam Tartrat + CuSO4 + NaOH Larutan berwarna biru muda
b) Asetosal
- Asetosal + Marquis (Formalin + Berwarna merah muda
H2SO4 pekat)
\
- Asetosal + FeCl3 Berwarna ungu kehitaman
c) Asam Benzoat
Asam Benzoat + FeCl3 Larutan kuning, endapan putih kekuningan
B. REAKSI
1. Golongan Alkohol a) Etanol
- Esterifikasi dengan asam benzoat
- Esterifikasi dengan asam salisilat
- Etanol + K2Cr2O7 + H2SO4 50 %
b) Mentol - Mentol + Vanilin sulfat
2. Golongan Fenol
a) Fenol
- Fenol + FeCl3
- Fenol + K2Cr2O7
b) Nipagin
- Nipagin + FeCl3
- Nipagin + HNO3
c) Hidrokuinon
- Hidrokuinon + FeCl3
- Hidrokuinon + NaOH 3. Golongan Asam Karboksilat
III. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu reaksi pendahuluan golongan alkohol, fenol, dan asam
karboksilat, dilakukan pengamatan terhadap reaksi-reaksi identifikasi untuk golongan-golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Tujuan dilakukan pengamatan pendah uluan ini adalah untuk lebih mengenal ciri khas dari setiap golongan pada proses identifikasi karena setiap
golongan biasanya memiliki reaksi identifikasi yang khas yang memudahkan untuk identifikasi. Golongan alkohol merupakan senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroks il
yang terikat pada rantai alifatik. Prinsip reaksi identif ikasi untuk golongan alkohol adalah proses esterifikasi dimana akan terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati pada perubahan aromanya. Senyawa yang akan diidentifikasi dari golongan alkohol adalah etanol, gliserin, dan mentol.
Esterifikasi adalah suatu proses/reaksi yang melibatkan alkohol(alkanol) dengan asam karboksilat dan menghasilkan suatu ester dan air dengan katalis berupa asam sulfat pekat dan dibantu dengan pemanasan. Ester yang dihasilkan dari reaksi ini diidentifikasikan dengan adanya aroma yang khas dari zat yang dibentuk. Dalam praktikum ini, praktikan melakukan 2 macam esterifikasi, yaitu pencampuran etanol dengan asam salisilat dan etanol dengan asam benzoat. Pertama-tama, air disiapkan dalam beaker glass lalu dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian siapkan bahan untuk uji reaksi esterifikasi.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian masukkan sebanyak 1 mL etanol kedalam tabung reaksi 1 lalu ditambahkan asam salisilat secukupnya. Sebanyak 1 mL etanol diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 lalu ditambahkan asam benzoat secukupnya. Setelah itu, campuran dikocok perlahan agar tercampur dan homogen. Lalu kedua campuran tersebut ditambahkan asam sulfat pekat beberapa tetes. Penambahan asam sulfat bertujuan sebagai katalis agar reaksi esterifikasi lebih cepat terjadi. Selain itu penambahan asam sulfat bertujuan
untuk mencegah kemungkinan reaksi berjalan ke arah kiri (terjadi hidrolisis) karena reaksi ini sebenarnya adalah reaksi reversibel yang cenderung ke arah kanan. Penambahan asam sulfat pekat ke dalam tabung reaksi harus melalui dinding tabung reaksi agar tidak memicu ledakan. Setelah itu, campuran dipanaskan didalam air yang sebelumnya sudah dipanaskan sebelumnya. Pemanasan dilakukan selama beberapa menit.Kemudian kedua tabung reaksi diangkat dengan penjepit kayu dan dicium aroma dari kapas penutupnya. Pada tabung reaksi berisi etanol dan asam benzoat tercium aroma pisang. Sedangkan pada tabung reaksi berisi etanol dan asam salisilat tercium aroma balsem gandapura.
Selain dengan uji reaksi esterifikasi, etanol juga dapat diidentifikasi dengan cara
menam bahkan K2Cr207 . Pertama etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi,kemudian
masukkan K2Cr2O 7. Setelah itu tambahkan lagi dengan beberapa tetes H2SO 4,tabung digoyangkan sedikit agar tercampur homogen. Dari percobaan tersebut dapat diamati bahwa
pada saat etanol ditambahkan K2Cr2O7 terjadi perubahan warna dari bening menjadi
kekuningan dan setelah ditambahkan H2SO4 larutan berubah menjadi warna biru serta sedikit terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil reaksi ini positif. Warna biru yang terbentuk
tidak lain adalah perubahan dari K2Cr2O7 yang berwarna kuning menjadi Cr3+
yang berwarna
biru. Sedangkan H2SO4 berperan sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi. Katalis berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi (Ea) sehingga reaksi dapat berlangsung cepat. Jika
tidak ditambah dengan H2SO4, maka reaksi akan berjalan sangat lambat. Reaksi antara etanol
dan kalium dikromat ini merupakan reaksi oksidasi, dimana K2Cr2O7 berperan sebagai oksidator.
Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap gliserin. Gliserin termasuk alkohol primer yang dapat dioksidasi menjadi aldehid dan dioksidasi lagi hingga membentuk asam karboksilat.
Pada identifikasi gliserin ini dilakukan uji organoleptis, penambahan CuSO 4 dan NaOH, dan pengisatan. Uji yang pertama dilakukan adalah uji organoleptis. Beberapa ml gliserin dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian diamati. Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa gliserin adalah larutan bening, kental, dan berbau manis. Setelah itu gliserin yang ada di dalam
tabung reaksi ditambahkan dengan CuSO4 kemudian dibasakan dengan menggunakan NaOH. Pada saat gliserin ditambahkan dengan tembaga sulfat yang berperan sebagai oksidator maka
akan terjadi perubahan warna menjadi biru yang berasal dari CuSO 4 itu sendiri, kemudian dibasakan dengan natrium hidroksida warnanya menjadi biru tua. Warna ini timbul dari tembaga sulfat yang mengalami proses reduksi. Pembasaan oleh natrium hidroksida bertujuan sebagai katalis sehingga perubahan warna lebih cepat terjadi. Identifikasi selanjutnya ada lah pengisatan. Gliserin ditempatnya pada kaca arloji secukupnya, kemudian dipanaskan diatas kawat kassa dengan nyala api Bunsen. Setelah diamati, gliserin menjadi sedikit encer namun tidak terjadi penguapan yang ditandai dengan tidak berkurangnya volume gliserin. Hal ini merupakan sifat gliser in yang mempunyai titik didih yang tinggi sehingga tidak mudah
menguap bila dipanaskan.
Kemudian dilakukan identifikasi terhadap mentol. Mentol memiliki ciri organoleptis
yang khas, yaitu mempunyai bentuk kristal hablur berbentuk jarum atau prisma dengan bau khas dan diikuti rasa dingin. Reaksi identifikasi selanjutnya adalah dengan mereaksikan mentol dengan vanillin sulfat. Pertama ambil mentol secukupnya dan tempatkan di plat tetes. Kemudian tambahkan beberapa tetes vanillin sulfat. Dapat diamati perubahan warna yang
terjadi yaitu mentol yang berwarna putih bening menjadi merah kehitaman.
Selanjutnya adalah identif ikasi terhadap senyawa golongan fenol . Pada praktikum kali
ini dilakukan identif ikasi terhadap 4 senyawa golongan fenol, yaitu fenol, nipagin, hidrokinon, dan resorsinol. Pertama dilakukan reaksi identifikasi terhadap fenol. Ada empat reaksi spesifik untuk fenol, pertama fenol ditambahkan FeCl3 dan membentuk larutan berwarna hijau tua.
Campuran antara FeCl3 dengan fenol akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna
dimana atom -H pada -OH fenol akan disubstitusi oleh Fe3+
yang merupakan golongan transisi
sehingga bila terjadi ikatan antara golongan transisi dan fenol akan menimbulkan perubahan warna yang bermacam-macam. Reaksi ini dapat berlangsung pada suasana asam lemah atau netral, fenol termasuk asam lemah. Jika keadaan terlalu asam maka tidak akan terjadi reaksi
sedangkan jika terlalu basa maka akan terbentuk warna cokelat berupa Fe(OH)3. Reaksi kedua
adalah dengan penambahan pDAB. Fenol ditempatkan pada plat tetes secukupnya kemudian ditambahkan pereaksi pDAB. Dapat diamati bahwa terjadi perubahan warna pada fenol menjadi orange dan juga terdapat fase yang terpisah berwarna bening. Reaksi ketiga adala h penambahan reagen marquis. Pertama fenol ditempatkan di plat tetes secukupnya kemudian ditambahkan 1 bagian formaldehid dan 9 bagian asam sulfat yang merupakan komposisi dari reagen marquis. Dapat diamati perubahan yang terjadi yaitu terdapat endapan ungu. Reaksi terakhir dengan mereaksikan fenol dengan kalium dikrom at, perubahan warna yang terjadi adalah menjadi
orange pekat.
Golongan fenol selanjutnya adalah nipagin. Nipagin dilarutkan dalam air sambil
dipanaskan. Tanpa pemanasan, nipagin akan sukar sekal i untuk larut. Setelah larut semua,
larutan nipagin didinginkan. Setelah dingin, ke dalam larutan ditambahkan larutan FeCl3. Saat
diteteskan FeCl3 , terjadi perubahan warna menjadi ungu. Selain ini, nipagin juga dapat di
identifikasi dengan mereaksikannya dengan HNO3 . Pertama, nipagin diletakkan diatas plat tetes. Kemudian ditambahkan HNO3 di dalam ruang asam. Pada saat diteteskan, terlihat bahwa terjadi perubahan perlahan menjadi berwarna orange. Selanjutnya, dilakukan reaksi identifikasi terhadap hidroquinon. Pertama, hidrokinon diletakkan di atas plat tetes. Kemudian ditambahkan
larutan FeCl3 . Dari pegamatan terlihat bahwa sampel membentuk warna hijau tua. Selain
dengan larutan FeCl3 , hidrokinon juga dapat di identif ikasi menggunakna larutan timbal asetat dan amonium hidroksida. Pertama, hidrokinon diletakkan di plat tetes. Kemudian ditambahkan dengan timbal asetat dan amonium hidroksida. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa saat ditambahkan timbal asetat, terbentuk gumpalan. Setelah dimasukkan amonium hidroksida, terbentuk larutan berwarna coklat dan berbau tajam. Kemudian, hidrokinon juga dapat diidentifikasi dengan cara menambahkan NaOH ke atas pelat tetes berisi hidrokinon. Dari percobaan teramati bahwa terjadi perubahan warna dari hijau tua menjadi larutan berwarna coklat.
Golongan fenol selanjutnya adalah resorsinol, dilakukan tiga reaksi identifikasi pada senyawa ini. Resorsinol berbentuk kristal berwarna putih dan bila terkena cahaya akan mengalami perubahan warna menjadi merah. Pertama resorsinol direaksikan dengan pDAB
yang membentuk larutan pink pucat. Reaksi kedua adalah dengan menambahkan FeCl3 sehingga terbentuk larutan berwarna hijau kehitaman. Perubahan warna ini terjadi karena antara
golongan transisi (Fe3+
) yang mensubstitusi atom H pada -OH di resorsinol. Ikatan ini akan membentuk kompleks yang berwarna. Kemudian yang ketiga dengan menggunakan pereaksi marquis membentuk warna merah orange dengan endapan berwarna ungu tua.
Kemudian dilakukan identifikasi terhadap golongan asam karboksilat. Pertama, larutan asam tartat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian, ke dalam tabung reaksi di
tambahkan larutan CuSO4 yang berwarna biru dan di tambahkan beberapa tetes larutan NaOH. Dari percobaan, terlihat bahwa warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi berwarna
biru muda setelah ditambahkan CuSO4 Hal ini dikarenakan warna dari reagen CuSO4 sendiri adalah biru muda. Namun, setelah ditambahkan dengan NaOH, larutan berubah menjadi warna biru tua.
Kemudian dilakukan reaksi identifikasi terhadap asam benzoat. Asam benzoat merupakan asam yang mempunyai gugus aromatik dan gugus karboksilat. Untuk identifikasi
asam benzoat, pertama dibuat larutan asam benzoat. Kemudian, ke dalam larutan asam benzoat ditambahkan larutan FeCl3. Terlihat bahwa dalam tabung reaksi terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna kuning pucat.
Selanjutnya, dilakukan reaksi identifikasi terhadap asetosal. Asetosal pertama diletakkan
di atas plat tetes. Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3. Dari percobaan, terlihat
bahwa terbentuk larutan berwarna ungu tua dengan endapan berwarna putih. Selain itu, asetosal juga dapat di identifikasi dengan pereaksi Marquis. Pertama, asetosal dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian, ke dalam tabung ditambahkan pereaksi marquis. Terlihat perubahan warna menjadi warna merah dengan endapan yang diduga adalah asetosal yang tidak larut. Warna yang terbentuk ini merupakan kompleks warna yang terjadi antara pereaksi Marquis dengan cincin aromatik yang ada pada asetosal. Oleh karena itulah, asetosal akan memberikan hasil yang positif jika direaksikan dengan pereaksi marquis.
IV. KESIMPULAN
● Telah dilakukan dan dapat ditentukan uji reaksi spesifik untuk golongan alkohol seperti
senyawa etanol dengan menggunakan pereaksi kalium dikromat dan asam sulfat juga esterifikasi. Senyawa gliserin dengan menggunakan uji organoleptis, penambahan
CuSO4 dan NaOH juga dengan uji pengisatan. Dan senyawa mentol dengan uji organoleptis dan penambahan vanilin sulfa t.
● Telah dilakukan dan dapat ditentukan uji reaksi spesifik untuk golongan fenol seperti
fenol, dengan menambahkan FeCl3, pDAB, marquis, dan kalium dikromat. Senyawa
nipagin, dengan menambahkan FeCl3 dan HNO3. Senyawa hidrokinon, dengan menambahkan timbal asetat dan amonium hidroksida dan NaOH. Dan senyawa resersinol dengan menambahkan pereaksi pDAB, FeCl3, dan marquis.
● Telah dilakukan dan dapat ditentukan uji reaksi spesifik untuk golongan asam karboksilat
seperti asam tartat dengan menambahkan pereaksi CuSO 4 dan NaOH. Asetosal dengan
menambahkan pereaksi marquis dan FeCl3. Dan asam benzoat dengan menambahkan
FeCl3.
DAFTAR PUSTAKA Attaway, Stephen. 2004. Rope System Analysis. Oberon State Emergency Service. New South
Wales. Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga Clark, J. 2002. The Mechanism For The Esterification Reaction. Available online at :
http://www.chemguide.co.uk/organicprops/estermenu.html#top [diakses pada : 19
September 2013]. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1992. General Chemistry. Erlangga. Jakarta. Sudjadi. 2004. Analisis Obat dan Makanan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Svehla, G.1979. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semi mikro edisi ke
lima. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.