laporan praktik tailoring
DESCRIPTION
UNTUK TATA BUSANATRANSCRIPT
Marantika – Laporan Tailoring 1
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
Disusun Oleh : Marantika Fitriani (13050404046)
Marantika – Laporan Tailoring 2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat ridho
Nya, saya akhirnya mampu menyelesaikan sebuah laporan tugas dari mata kuliah
Manajemen Busana Tailoring yang telah diberikan di semester ganjil ini, yang isinya
adalah tentang langkah pembuatan busana tailoring yakni jas pria.
Dalam menyusun laporan ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang saya alami,
begitu juga laporan ini dibuat berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan.
Berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, dan bantuan dari berbagai
pihak kesulitan dan hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena itu saya pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ibu Dra. Ratna Suhartini, M.Si selaku
dosen mata kuliah Manajemen Busana Tailoring yang telah membimbing dalam
pelaksanaan praktik serta pembuatan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan untuk pembuatan laporan selanjutnya.
Semoga laporan yang saya buat ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang lain
yang membacanya.
Surabaya, Desember 2015
Penyusun
Marantika – Laporan Tailoring 3
DAFTAR ISI
SUBCOVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BIODATA ..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
D. Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II RASIONAL TEORI
Konsep busana tailoring
A. Definisi Tailoring ........................................................................................... 3
B. Prinsip-prinsip busana tailoring ........................................................... 4
C. Karakteristik bahan tailoring ................................................................. 4
D. Tipe Tailoring ................................................................................................. 5
E. Teknik menjahit dan penyelesaian busana tailoring.................... 6
Jenis busana tailoring
Definisi Jas
A. Pengertian Jas ................................................................................................. 7
B. Jenis-jenis jas .................................................................................................. 8
Marantika – Laporan Tailoring 4
KOLASE ............................................................................................................. 10
COLOR GRADATION ................................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN
A. Desain Jas ........................................................................................................... 12
B. Desain Produksi 1 .......................................................................................... 13
C. Desain Produksi 2 .......................................................................................... 14
D. Daftar Ukuran .................................................................................................. 18
E. Pola Dasar Metode Adastra ( 1/6 ) ....................................................... 19
Keterangan Pola Badan .............................................................................. 20
Keterangan Pola Lengan ............................................................................ 21
F. Pecah Pola. ........................................................................................................
Pola Bahan Utama Beserta Kampuh ..................................................... 22
Pola Facing Beserta Kampuh ................................................................... 23
Pola Interfacing Beserta Kampuh .......................................................... 24
Pola Lining Beserta Kampuh ................................................................... 25
Pola Interlining Beserta Kampuh .......................................................... 26
G. Spesifikasi Bahan ........................................................................................... 27
H. Rancangan Bahan ..........................................................................................
Bahan Utama ................................................................................................... 28
Bahan Lining .................................................................................................... 29
Bahan Penunjang ........................................................................................... 30
I. Rancangan Harga .......................................................................................... 3
J. Sistematika Kerja Dan Alokasi Waktu ................................................ 33
Marantika – Laporan Tailoring 5
K. Proses Kerja .................................................................................................... 34
Hasil Jadi ............................................................................................................. 58
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................ 59
B. Saran ..................................................................................................................... 60
Marantika – Laporan Tailoring 6
BIODATA PENYUSUN
NIM 13050404046
Nama Marantika Fitriani
Fakultas Fakultas Teknik
Prodi S1 Pendidikan Tata Busana 2013
Almamater Universitas Negeri Surabaya
(UNESA)
Panggilan Tika / Marantika
Tempat Tanggal Lahir Ponorogo, 16 Maret 1995
Alamat Rumah 1. Dsn. Krajan, Ds. Bediwetan, Kec.
Bungkal, Kab. Ponorogo
Tempat Tinggal Jl. Bibis Karah Sawah No. 20
Jambangan- Surabaya
Agama Islam
Gender Female
Status Mahasiswa
Motto Man Jadda Wa Jada
Marantika – Laporan Tailoring 7
Tinggi 147 cm
Berat Badan 41 kg
Marantika – Laporan Tailoring 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia busana memang sangat digemari oleh semua orang, yakni di dalamnya
terdapat kreatifitas dan kemampuan dalam memilih maupun menciptakan desain.
Dari hal tersebut maka program pendidikan tata busana disiapkan untuk mencetak
peserta didik yang mampu menciptakan inovasi baru dari sisi busana. Dengan
tujuannya adalah menciptakan sarjana yang handal dan professional di bidang
pendidikan dan di bidang industri kreatif mandiri. Mengingat busana merupakan
kebutuhan primer masyarakat modern, dari yang biasa hingga busana yang mewah.
Dalam hal ini dikaitkan dengan berbagai macam teknik menjahit busana,
pembahasan ini akan menerangkan mengenai busana Tailoring.
Teknik menjahit Tailoring merupakan teknik menjahit yang tergolong tingkat
tinggi, karena dilihat dari hasilnya sudah berbeda dengan busana yang lain, hasil
dari busana tailoring lebi halus dan rapi. Pengerjaannya banyak menggunakan
ketrampilan tangan, menggunakan banyak lapisan sehingga hasilnya sempurna.
Bahan yang digunakan juga bahan yang bagus serta berkualitas baik, sebagian besar
menggunakan wool. Dalam proses pembuatannya diperlukan kecakapan khusus
seperti ketrampilan tangan, ketelitian, keuletan, kesabaran, dan ketekunan dalam
bekerja.
Dalam pembahasan ini metode yang digunakan dalam teknik Tailoring
adalah metode Adastra, yang merupakan perusahaan Tailoring terkenal di
Surabaya.
Marantika – Laporan Tailoring 9
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teknik menjahit Tailoring?
2. Bagaimana ciri-ciri dan prinsip busana Tailoring?
3. Apa saja tipe tailoring ?
4. Bagaimana teknik menjahit jas dengan teknik Tailoring?
5. Bagaimana sistematika kerja pembuatan jas dengan teknik Tailoring ini?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah tersebut dapat ditarik tujuan sebagai berikut :
Mengetahui definisi dari busana Tailoring dan jenisnya
Dapat mendeskripsikan cirri-ciri busana Tailoring
Memahami dan mengetahui teknik menjahit Tailoring
Mengetahui sistematika kerja pembuatan jas dengan teknik Tailoring
D. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah, mahasiswa mampu menciptakan
sebuah karya berupa jas pria yang dikerjakan menggunakan teknik Tailoring.
Manfaat lain yaitu mahasiswa dapat mengukur ketrampilan mereka, kecepatan, dan
kehalusan hasul jadi busana yang dibuat.
Marantika – Laporan Tailoring 10
BAB II
RASIONAL TEORI
2.1 KONSEP BUSANA TAILORING
A. DEFINISI TAILORING
Tailoring (bahasa Ingrris) atau Tailer (bahasa Perancis) mengandung arti
seseorang yang mengerjakan atau menjahit busana terbatas, seperti busana untuk
kesempatan kerja atau pesta khususnya untuk pria. Busana tailoring ini dibuat dari
bahan yang berkualitas baik seperti wool atau sejenisnya. Pada proses
pembuatannya kehalusan, kerapihan, kekuatan jahitan, penggunaan lapisan sangat
diperhatikan, selain itu penggunaan lapisan banyak yang dikerjakan menggunakan
tangan.
Tailoring adalah teknik membuat busana dengn bahan tertentu,
menerapkan teknik menjahit khusus, menambah atau mengurangi beberapa bagian
dari pola atau bahan, dan menggunakan lining penuh. Dalam menjahit busana
tailoring terdapat beberapa metode, diantaranya adalah sebagai berikut :
Costum Metode adalah metode menjahit tailoring yang dikerjakan dengan
tangan
Machine Methode adalah metode menjahit tailoring yang dikerjakan dengan
setik mesin
Fusible Method adalah metode menjahit tailoring, dimana bahan tambahan
menggunakan fusible yang berperekat dan berlapis
Marantika – Laporan Tailoring 11
Combine Method adalah metode menjahit tailoring dengan menggunakan
kombinasi setik mesin, tusuk piquer pada bagian kelepak kerah dan
menggunakan bahan berfusible pada bagian badan saja.
B. PRINSIP-PRINSIP BUSANA TAILORING
Compability / kompabilitas
Cara menggabungkan antara bahan, desain, dan teknik
Fitting / ketepatan
Kesesuaian bentuk alami dari badan si pemakai
Shaping / pembentukan
Memberikan bentuk ada busana, ditentukan oleh pemilihan bahan dan teknik
yang digunakan
Stabilizing / kestabilan
Menjaga bahan dari perubahan bentuk, diadakan penyusutan bahan
Reducing bulk / pengurangan bagian kampuh
Mengurangi bagian kampuh yang berlebihan dn menebalkan bagian-bagian
yang perlu
C. KARAKTERISTIK BAHAN TAILORING
Bahan yang digunakan untuk membuat busana tailoring terdiri dari bahan utama,
bahan tambahan, dan bahan penunjang seperti pelapis.
1. Bahan utama menggunakan bahan yang berasal dari serat alam (wool) dan
tahan panas. Ketebalan sedang-tebal, dan warna cenderung ke gelap.
2. Bahan tambahan, yang terdiri atas :
Marantika – Laporan Tailoring 12
Bahan Interfacing yaitu bahan yang dilekatkan pada bahan utama untuk
membuat bentuk. Misalnya adalah hair canvas (tenunan rambut kuda). Fungsi
Interfacing adalah membentuk detail busana, menambah kekakuan, dan
membuat bentuk lebih baik. Ada 2 cara memasang interfacing yaitu :
a. Sew in interfacing : bahan pokok jahitan tangan
b. Fusible interfacing : dilekatkan dengan press. Jenisnya woven, non wovwn,
knitting, dll
Bahan interlining yaitu lapisan atas interfacing berupa dakron dan wool untuk
memberikan ketebalan, agar hangat digunakan.
Lining yaitu lapisan akhir dari busana yang berfungsi menutupi kampuh.
Syaratnya adalah licin, halus, kuat, tahan lama, tahan jamur, higroskopis, tidak
tembus pandang, tidk mudah kusut, dan warna sesuai bahan utama.
3. Bahan penunjang, yang terdiri atas :
a. Standart shoulder pet (pedding)
b. Button (kancing)
c. Pocketing fabric (lapisan saku dalam)
d. Stay tape, mencegah kestabilan dan kemuluran letak interfacing
e. Sleeve head, diletakkan diantara kampuh dan kepala lengan, memberi bentuk
pada kepala lengan terbuat dari flannel / lambs wool.
D. TIPE TAILORING
1. Hard Tailoring
Marantika – Laporan Tailoring 13
Busana yang memiliki konstruksi kain tetap, bersifat agak kaku, sehingga
bentuk busananya bersifat kuat dan maskulin. Contoh busananya : jas coat,
tuxedo, suit, dsb.
2. Soft tailoring
Busana tailoring yang tebuat dari bahan yang memiliki konstruksi kain tetap
dan bersifat lembut dan tidak kaku, sehingga bentuk tubuh bersifat feminine
(untuk kesempatan casual). Contoh busana : busana wanita, PSH, dsb.
E. TEKNIK MENJAHIT DAN PENYELESAIAN BUSANA TAILORING
1. Teknik menjahit tailoring menggunakan kampuh terbuka dengan penyelesaian
zig-zag.
2. Pada busana tailoring pelapis yang digunakan untuk kelepak atau rever dan
kerah bawah yaitu pelapis yang terbuat dari rambut kuda / bubat atau kufner.
3. Penggunaan furing tertutup.
4. Bahan dasar dari bagian muka dilapisi kain gula dan kufner, pada bagian
belakang kira-kira setengah badan dilapisi kain gula.
2.2 JENIS BUSANA TAILORING
a) Jas / setelan jas (suit)
b) Vest
c) Blazer
d) Setelan Safari / PSH
Marantika – Laporan Tailoring 14
2.3 DEFINISI JAS
a) JAS
Merupakan busana dengan model krah yang mempunyai kelepak atau rever,
berlengan panjang dengan jahitan pada bagian depan dan belakang.
Umumnya dipakai dengan pantaloon yang biasanya terbuat dari kain yang
sama (suit) terutama pada kesempatan pesta atau acara resmi. Ada juga
setelan jas yang digunakan dengan warna jas dan celana yang berbeda,
biasanya untuk kerja atau sebagai elengkap busana saja. Penggunaan jas
secara lengkap terdiri dari, pantaloon, kemeja lengan panjang dengan krah
bord, vest, dasi dan jas.
b) JENIS-JENIS JAS
Jas pria dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
sebagai berikut :Berdasarkan jumlah baris kancing di bagian depan
Single breasted (kancing sebaris)
Merupakan jenis jas yang memliki satu baris kancing di bagian depan. Jas
Marantika – Laporan Tailoring 15
ini merupakan jas yang pada umumnya dipilih oleh banyak pria. Karena
modelnya yang cocok dipakai oleh siapa saja.
Double breasted (kancing dua baris) . Merupakan jenis jas yang memiliki
model bagian muka memiliki kancing double dan terlihat lebih lebar. Bagi
yang memakai terlihat lebih gagah dan stylish. Namun jas ini tidak cocok
bagi pria yang bertubuh pendek dan berbadan besar.
Berdasarkan jumlah belahan/potongan pada bagian belakang (vent)
No vent
Merupakan jas tanpa memiliki belahan di bagian belakang.
Marantika – Laporan Tailoring 16
Single vent
Merupakan jas dengan satu belahan dibagian belakang jas. Memudahkan
untuk bergerak. Cocok digunakan bagi pria yang bertubuh tinggi dan kurus.
Double vent
Adalah jas dengan dua belahan di bagian belakang. Fungsi double vent
memudahkan untuk mengambil dompet di kantong belakang tanpa harus
melipat jas. Cocok untuk pria yang bertubuh pendek.
Marantika – Laporan Tailoring 17
KOLASE
Marantika – Laporan Tailoring 18
COLOR GRADATION FOR SUIT
Marantika – Laporan Tailoring 19
BAB III
PEMBAHASAN
A. DESAIN JAS
Marantika – Laporan Tailoring 20
B. DESAIN PRODUKSI 1
Marantika – Laporan Tailoring 21
C. DESAIN PRODUKSI 2
Marantika – Laporan Tailoring 22
D. DAFTAR UKURAN
Ukuran yang dibutuhkan dalam pembuatan jas Metode Adastra ini adalah:
1. Tinggi badan
Diukur mulai dari tengkuk leher belakang sampai pada lantai
2. Lingkar badan
Diukur sekeliling badan pas + 4 cm
Panjang jas
Diukur dari ½ tinggi badan + 5 cm
Marantika – Laporan Tailoring 23
3. Lingkar pinggang
Dikukur sekeliling pinggang pas + 4 cm
4. Lingkar panggul
Diukur sekeliling panggul pas = 4 cm
Marantika – Laporan Tailoring 24
5. Lebar bahu dan Panjang lengan
Diukur dari batas leher, sampai pada bahu tertinggi yang diselakan penggaris
agar bentuk bahu bidang dan dilanjutkan dengan mengukur panjang lengan.
Untuk menentukan panjang lengan maka ukuran total – panjang bahu.
6. Lebar bahu atas
Diukur mulai dari puncak bahu teringgi kanan hingga kiri
Marantika – Laporan Tailoring 25
7. Dada bawah
Diukur mulai dari ketiak kanan hingga ketiak kiri (muka dan belakang sama)
HASIL UKURAN
NO NAMA UKURAN UKURAN BADAN
(cm)
1 Tinggi badan 150 cm
2 Lingkar badan 102 cm + 4 cm
3 Lebar bahu atas 45 cm
4 Lingkar pinggang 92 cm + 4 cm
5 Lingkar panggul 101 cm + 4 cm
6 Panjang bahu 16 cm
7 Panjang lengan 62 cm
8 Lingkar kerung lengan 52 cm
Marantika – Laporan Tailoring 26
E. POLA DASAR METODE ADASTRA (SKALA 1/6)
Marantika – Laporan Tailoring 27
KETERANGAN POLA BADAN
O~L panjang jas
O~O’ 2cm
O’~B 1/3 x B + 7,5 cm
C ½ (OB’)
O~W ¼ tinggi badan +4,5cm
W~H ½ W~L + 1
W~1 2,5 cm
2~l 3,5 cm
1~3 1 cm
A hasil pembentukan garis
punggung
A~E ½ lebar bahu + 1,5 cm
Buat garis tegak lurus dari E ke
garis datar O, memperoleh titik 4
E~D 1/3 B + 4,5 cm
D~F 1/3 B + 4 ½
4~5 2 cm
O~K 1/6 B +0,5 cm
K~M 1/3 O~K, dari titik M
diteruskan 15 cm, buat garis tegak
lurus, panjang 5 cm
V lanjutan garis mendatar C
5~6 ¼ (V~5) dikurangi 0,7
7 ½ V~E
7~8 0,7 cm
8~9 1cm
9~10 1 cm
11 garis tegak lurus dari E
11~12 1 ½ cm
2~13 13~3 = 1 ½ cm
14 garis tegak lurus dari E dan
titik 11
15 dibuat garis melengkung
dari titik 3 ke 2
Dari titik F dibuat garis tegak lurus
ke atas titik 16, ke bawah titik 21
16~17 OK + 2 cm
N dari titik 17 naik 1 cm
18 garis mendatar dari titik S
18~19 1 cm
N~T M~S dikurangi 7 cm
20 garis mendatar dari H
21 garis mendatar dari L
21~22 1,5 cm
20~23 5 0,5 cm
23~24~25 diukur sama
minimal sama dengan lingkar
panggul
25~26 1,5 cm
26~27 = 12 ~ 13
P 23 cm
P~29 1/6 B + 1 cm
28~29 15 cm
30 sebaris dengan titik 28
31~32 1 ½ cm
Buat garis dari titik T ke N ke R
N~R 1.8 cm, buat garis dari titik
R ke titik 32
Marantika – Laporan Tailoring 28
R~33 ¼ B
N~34 1/8 B dikurangi 1 cm
33~35 8 cm
N~36 M~O
36~37 1 ½ cm
37~38 2 ½ cm
37~39 3 ½ sampai 4 cm
35~40 1/3(35~G)
40~41 35~40 dikurangi 0,3 cm
KETERANGAN POLA LENGAN
Memulai menggambar dengan membuat garis dari titik O mendatar dan tegak lurus
ke bawah
D~O 1/3 AH
U~D 3 ½ cm
1~D E~V
garis datar dari 1, ½ AH dikurangi 1.5 cm
3~2 2/3 (U~2)
Titik 4 adalah lanjutan garis U~3
Dari garis datar O naik 0.7 cm
O~L panjang lengan dikurangi 1 cm
8~L 3 cm
8~9 garis mendatar
11~D 25 cm
12~D 1cm
13~10 1cm
14~10 2 ½ cm
15~L 2 ½ cm
16~L 1 cm
17 perpotongan garis datar 10 dengan garis 29
18~17 2 ½ cm
19~D D~E dikurangi 1 ½ cm
20 garis tegak lurus titik 19 , sama dengan E6
5~21 19~12 ditambah 1 ½ cm
Marantika – Laporan Tailoring 29
F. PECAH POLA
1. Pola bahan utama beserta kampuh
Marantika – Laporan Tailoring 30
2. Pola facing beserta kampuh
Keterangan pola facing :
Ambil garis bahu dari bagian
leher 3 cm dan dari kelim bawah
3 cm. kemudian tarik garis lurus
dari atas ke bawah
Kampuh facing keliling 1 cm
semua
Kampuh bahu 2 cm
Kampuh kelim 5 cm
Marantika – Laporan Tailoring 31
3. Pola interfacing beserta kampuh
Keterangan Pola Interfacing :
Dari pola utama bagian sisi masuk
4-5 cmkemudian garis
Menentukan dart (kupnat) pada
bahu yaitu:
ambil ½ panjang bahu, ke kiri 4
cm kekanan 4 cm ke kanan lalu
naik 2 cm
dari hasil ½ bahu turu 4 cm garis
horizontal, lalu turun lagi 6 cm
buat kupnat dengan lebar 1 cm.
Menentukan dart (kupnat) kerung
lengan yaitu :
Ambil ukuran 2/3 kerung lengan
Beri kupnat 0,5 cm-0,75 cm
Panjang kupnat 11-12 cm
Menentukan dart (kupnat) TM :
Dari garis badan turun 2,5 cm.
Garis
Buat kupnat dengan lebar 0,5 cm
dan tinggi 6 cm
Kampuh sisi 2 cm
Kampuh depan 5 cm
Kampuh bahu 7 cm lurus ke depan
Kampuh kelim 5 cm
Marantika – Laporan Tailoring 32
4. Pola lining beserta kampuh
Keterangan Pola Lining :
a. MUKA
Pola lining diambil dari batas
pola facing
Dari pola badan naik 4 cm lalu
dipotong, kemudian
dilebarkan 4 cm
Kampuh bahu 5 cm
Kampuh kerung lengan 3 cm
Kampuh sisi 3 cm
Kampuh depan 3 cm
Kampuh kelim 5 cm
Keterangan Pola Lining :
b. BELAKANG dan SISI
Pola lining belakang sama
seperti pada bahan utama
Untuk badan belakang
dibeikan kampuh untuk vent
Diukur panjang dari bawah 27
cm, dengan lebar 3 cm.
Kampuh untuk vent 6 cm.
Keterangan Pola Lining :
c. LENGAN
Pola lining diambil full seluruh
lengan
Kampuh kepala lengan 5 cm
Kampuh sisi 2 cm
Kampuh kelim 3 – 5 cm
Marantika – Laporan Tailoring 33
5. Pola interlining beserta kampuh
Pola interlining diambil mulai dari bahu tertinggi
sampai pada pinggang
Bagian muka diambil mulai badan sampai batas
kelepak krah saja
Turunkan 5 cm (pola sisi depan), garis miring
Kampuh hanya diberi dibagian kerung lengan (2 cm)
dan sisi (3 cm)
Selain itu tanpa kampuh
Marantika – Laporan Tailoring 34
G. SPESIFIKASI BAHAN
NO NAMA BAHAN SAMPLE BAHAN
1 Wool and Silk
Italy Ada
2 Lining Ada
3 Arrow / hero Ada
4 Katun primisima Ada
5 Bubat (hair canvas) Ada
6 Laken Ada
Marantika – Laporan Tailoring 35
7 Benang jahit
Yamalon Ada
8 Benang jelujur Ada
9
Kancing jas
Ukuran besar
Ukuran kecil
10 Pedding Ada
Marantika – Laporan Tailoring 36
H. RANCANGAN BAHAN
1. Bahan Utama
Contoh Bahan Utama
Marantika – Laporan Tailoring 37
2. Bahan Lining
Contoh Bahan Lining
Marantika – Laporan Tailoring 38
3. Bahan Penunjang
Contoh Bahan Hair Canvas
Contoh Bahan Laken
Marantika – Laporan Tailoring 39
I. RANCANGAN HARGA
NO NAMA BARANG SPESIFIKASI KEBUTUHAN HARGA
SATUAN JUMLAH
1 Bahan utama jas Wool Chasmere Italy
2,5 meter Rp 90.000,00 Rp 225.000,00
2 Bahan lining jas Sanela 2 meter Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
3 Bahan furing Arrow 0.5 meter Rp 12.000,00 Rp 6000,00
Bahan tambahan
4 Laken Putih 1 meter Rp 45.000,00 Rp 45.000,00
5 Bubat Abu-abu 1 meter Rp 45.000,00 Rp 45.000,00
6 Kain primisima Katun / putih 1 meter Rp 14.000,00 Rp 14.000,00
7 Bantalan bahu Kapas putih 1 pasang Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
8 Benang jahit Hitam 1 gulung Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
9 Benang jelujur Putih 1 gulung Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
10 Viselin Berperekat / putih
0.5 meter Rp 4.000,00 Rp 2.000,00
11 Kancing jas kecil Plastik 6 buah Rp 500,00 Rp 3000,00
12 Kancing jas besar
Plastik 2 buah Rp 1000,00 Rp 2000,00
TOTAL Rp 458.000,00
Marantika – Laporan Tailoring 40
J. SISTEMATIKA KERJA DAN ALOKASI WAKTU
DALAM PEMBUATAN JAS PRIA
NO SISTEMATIKA KERJA WAKTU
PERKIRAAN
WAKTU
SEBENARNYA
1 Membuat pola dasar dan pecah pola
jas 100 menit 200 menit
2 Menjiplak dan memotong pola 120 menit 150 menit
3 Meletakkan pola diatas bahan 20 menit 20 menit
4 Memotong bahan 30 menit 20 menit
5 Memindahkan tanda pola 40 menit 60 menit
TEKNIK MENJAHIT
6 Menjahit belahan 60 menit 90 menit
7 Menjahit kupnat 20 menit 15 menit
8 Menjahit saku paspoile dan klep 30 menit 30 menit
9 Menjahit saku vest 15 menit 15 menit
10 Menjahit bubat 40 menit 45 menit
11 Memasang laken 60 menit 100 menit
13 Menjahit saku lining 35 menit 50 menit
14 Menggabungkan lapisan interfacing
dan interlning dengan bahan utama 30 menit 40 menit
15 Menjahit sisi badan bahan utama dan
sisi bahan lining 15 menit 10 menit
16 Menjahit sisi lengan bahan utama
dan lining 5 menit 5 menit
17 Menggabungkan bahan utama
dengan lining 15 menit 15 menit
18 Menjahit krah 20 menit 20 menit 19 Memasang krah 30 menit 20 menit 20 Memasang krah pada badan 30 menit 30 menit 21 Memasang bantalan lengan dan bahu 60 menit 60 menit
FINISHING 22 Membuat lubang kancing 30 menit 30 menit 23 Memasang kancing 10 menit 15 menit 24 Menyelesaikan kelim bawah jas 25 menit 25 menit 25 Melakukan pressing akhir 20 menit 20 menit
TOTAL WAKTU YANG DIPERLUKAN 860 MENIT 1085 MENIT Jadi, waktu yang diperlukan untuk membuat satu jas pria dengan metode tailoring adalah 1085 menit = 18 jam lebih 5 menit
Marantika – Laporan Tailoring 41
K. PROSES KERJA
1. Membuat pola dasar dan pecah pola jas. Dilanjutkan dengan menjiplak dan
memotong pola serta pemberian kampuh.
2. Meletakkan pola diatas bahan dan memotong bahan
Pola bahan utama Pola bahan lining
Marantika – Laporan Tailoring 42
3. Memindahkan tanda pola menggunakan jelujur renggang (bahan utama) dan
menggunakan rader (bahan lining)
4. Membuat belahan belakang (vent), langkahnya :
a. Pertama jahit btengah belakang sebatas jarak belahan, dengan 2x jahitan
tepat pada garis pola (bahan utama dan lining
b. Lakukan pressing pada bagian TB
Marantika – Laporan Tailoring 43
c. Dari bagian buruk. Lipat belahan sebelah kanan sesuai dengan batas kampuh
lalu lekatkan dengan badan menggunakan tusuk flannel
Marantika – Laporan Tailoring 44
d. Lipar bagian kiri belahan, sesuai batas kampuh menutupi belahan sebelak
kanan, pressing
e. Beri guntingan serong menyudut, tujuannya aagr mudah di tata / dibentuk
f. Jahit lining sesuai bahan utama, lalu pasangkan pada bahan utama
g. Batas jaitan dinaikkan sesuai dengan batas guntingan serong bahan utama.
Letakkan sesuai dengan garis TB
h. Jelujur bagian tepi-tepi agar lining melekat dengan bahan utama, lalu
keluarkan bagian yang menonjol
i. Terakhir soom
Marantika – Laporan Tailoring 45
5. Menjahit kupnat
a. Caranya adalah dengan memotong garis saku paspoille lalu jahit kupnat.
Lakukan pressing
b. Potong kain selebar 2 cm sesuai arah serat jahit pas pada jahitan kupnat.
Lakukan pressing, dengan posisi kupnat terbuka.
c. Selanjutnya tutup bagian guntingan saku dengan viselin.
6. Menjahit antara badan muka dengan sisi
Marantika – Laporan Tailoring 46
7. Menjahit saku paspoille dengan klep
Langkah untuk membuat saku paspoille sama seperti pada pembuatan
passpoille pada umumnya. Hanya saja pada bagian klep yang berbeda. Klep
tersebut tidak menggunakan lapisan apapun. Hanya bahan utama dengan bahan
lining (serong).
8. Menjahit saku vest
a. Ambil bahan yang sesuai dengan arah serat. Lali jiplak pola vest ke bahan
tersebut.
b. Jahit hasil jiplakan tepat pada garis vest pada badan
c. Siapkan kain keras tanpa perekat / berperekat kemudian potong sesuai
dengan pola vest. Letakkan pada hasil jiplakan yang telah dibuat
d. Lakukan pressing
Marantika – Laporan Tailoring 47
e. Jahit kantong vest
f. Terakhir lakukan penyelesaian pada vest
9. Menjahit bubat
a. Potong bubat sesuai arah serat dan sesuai pola interfacing, potong bagian-
bagian pola
b. Pindahkan tanda-tanda pola dengan rader
c. Pada kupnat yang telah dipotong, tutup dengan viselin hingga tertutup rapat
d. Siapkan kain primisima lalu potong dengan ukuran lebar I cm dan panjang
menyesuaikan dengan bagian kupnat yang telah di beri viselin tadi.
kemudian jelujur sehingga tidak bergeser sewaktu dijahit.
Marantika – Laporan Tailoring 48
e. Langkah selanjutnya adalah menjahit zig-zag bagian kupnat yang telah
ditutup oleh viselin tadi. menjahit zigzag adalah dengan menggunakan mesin
biasa.
f. Memotong bahan bubat dengan ukuran kecil sebatas garis badan. Kemudian
disatukan dengan interfacing dengan jahitan zigzag. Cara menggabungnya
dengan membuat kupnat lebar 2 s/d 3 cm.
10. Memasang laken pada bubat (hair canvas)
Marantika – Laporan Tailoring 49
Cara memasang laken adalah dengan cara ditusuk piquer dengan bentuk tulang
ikan. Jarak di setiap tusukannya adalah + 1 cm, benang yang digunakan untuk
memasang llaken pada bubat adalah benang jelujur dengan sat helai benang.
Pola laken lebih besar daripada pola bubat.
11. Menjahit saku lining
Bentuk saku lining adalah paspoille dengan cara pembuatan yang sama seprti
pada saku paspoille pada umumnya. Saku lining terletak pada sisi kanan yaitu
terletak di bagian garis badan dengan ukuran saku panjang = 12cm dan dalam =
12cm, sedangkan untuk saku sebelah kiri terletak dibagian pinggang dengan
ukuran panjang = 10 cm dan dalam saku 10 cm. Caranya
a. Jahit dahulu facing dengan lining muka. Pada lining badan lipatan di
hadapkan ke bawah. Menjahitnya, pada lining dilebihkan 1 cm.
b. Setelah lining dijahit dengan facing maka lipat lebihan lining kearah facing,
jelujur lalu lakukan pressing.
Marantika – Laporan Tailoring 50
c. Tandai tempat saku, siapkan kain untuk paspoille (bisa menggunakan
bahan utama atau bahan lining).
d. Untuk saku bagian badan, masuk 1 cm kearah facing
e. Cara menjahitnya sama seperti menjahit saku passpoille pada umumnya
12. Menggabungkan bahan interfacing dan interlining dengan bahan utama.
Marantika – Laporan Tailoring 51
a. Caranya adalah pertama interlining dan interfacing yang telah ditusuk piquer
diatur letaknya sesuai dengan bahan utama. Tempat saku vest dan saku
paspoille dipotong sehingga posisi saku dalam dapat ditaruh di luar
interlining.
b. Tusuk flanel kantong saku sehingga tidak bergeser-geser / bergerak
c. Pindahkan garis as ( garis tengan badan ) dengan tusuk jelujur
Menyiapkan bahan
utama bagian muka
dan lapisan
interlining dan
interfacing
Marantika – Laporan Tailoring 52
d. Kemudian untuk menggabungkan bahan utama dengan pelapis adalah
dengan tusuk jelujur dari bagian depan (kecuali bagian kelepak)
e. Bagian kelepak digabungkan dengan cara tusuk tulang ikan (piquer rapat)
Marantika – Laporan Tailoring 53
13. Menjahit sisi dengan badan belakang
Dalam menjahit sisi ini pada bahan utama dimasukkan 0,6 cm dari tanda
kampuh. Dan untuk bahan lining diberikan kelonggaran dengan mengeluarkan
0,6 – 1 cm dari tanda kampuh. Baik sisi yang menyambung ke bagian muka
maupun belakang tetap diberikan kelonggaran. Jelujur.
14. Menjahit sisi lengan bahan utama dan bahan lining
Jahit terlebih dahulu semua sisi lengan baik bahan utama maupun lining.
Lakukan pressing
Pada bagian sisi lengan yang cembung dibuat belahan lengan semu, caranya :
Jahit sisi hingga batas kampuh belahan, cekris salah satu kampuh
(bagian lengan yang besar menutup bagian lengan yang kecil)
Tusuk flannel kelim lengan keliling
Marantika – Laporan Tailoring 54
Tipiskan kampuh sisi belahan + 3 cm kemudian tusuk flannel secara
bersamaan
Bagian bawah / kelim, tusuk flannel + 1,5 cm , agar sedikit menutup dan
terlihat semu.
Untuk menggabungkan lengan bahan utama dan bahan lining di press dahulu
bagian kelim lining kemudian dijelujur dulu kedua kampuh sisinya dengan
jarak dari atas 7 cm dan bawah 7 cm. Balik. Penyelesaiannya soom sembunyi
bagian bawah / kelim dengan diberikan sisa di bagian furing.
15. Memasang krah
Langkah-langkahnya :
a) Jahit dahulu bahu dan kelepak krah, press dan tipiskan. Pada facing diberi
lapisan viselin. Sambung bahu muka dan belakang dengan diberi penyeimbang
berupa kain furing pada bagian bahu belakang (seperti kup)
Marantika – Laporan Tailoring 55
b) Potong bahan krah yaitu laken dengan pola tanpa kampuh. Jiplak pola kerah ke
laken tanpa kampuh, dan jangan lupa diberi garis tengah kerah serta garis
lengkung kerah yang diambil dari titik 37-R- 6 .
c) Setik mesin pita yang telah dipotong serong 1,5 cm sesuai garis lengkung pada
laken
d) Lakukan proses pliur (pengembangan ukuran laken agar kerah dapat mengikuti
bentuk leher) dengan bantuan semprotan air, setrika dan tangan
e) Tekuk pas garis lengkung kemudian press
Marantika – Laporan Tailoring 56
f) Letakkan laken tadi ke kain bahan utama yang masih berbentuk persegi panjang
lalu jiplak ssuai bentuk laken, namun untuk ukuran tinggi kerah mengikuti pola
kerah hingga sebatas garis lengkung ditambah kampuh 1,5cm (untuk semua
bagian kampuh kecuali sisi kerah 3 cm)
g) Gunting kain serong 3 cm (sudah termasuk kampuh) lalu jahit denga kain kerah,
lalu cekris kampuh atasnya saja
h) Jahit kerah atas dengan laken dengan mesin zigzag
Marantika – Laporan Tailoring 57
i) Soom sembunyi renggang antara pita laken dengan garis kain serong kerah agar
menyatu
j) Pasang laken bawah dengan bagian garis leher lalu dimesin zigzag
k) Soom sembunyi untuk penyelesaian kerah
l) Yang terakhir sisi kampuh kerah lipat ke bagian laken lalu di tusuk flannel
16. Memasang lengan pada badan
a. Pertama buat gelombang pada bagian puncak kerah caranya adalah dengan
menjahitnya dua sisi atas garis pola 0,3 cm dan bawah garis pola 0,3 cm.
Marantika – Laporan Tailoring 58
b. Pasangkan pada kerung lengan badan dengan patokan adalah garis sisi badan
muka, jaraknya 1 s/d 2,5 cm. Tentukan garis tengah lengan kemudian jahit mulai
yang bagian yang bergelombang.
c. Press dengan bantalan press untuk lengan
SLEEVE
BOARD
Marantika – Laporan Tailoring 59
d. Siapkan pedding dan kain
primisima arah serat
memanjang lebar 1cm dengan
panjang 11cm
e. 3 lembar Bubat dengan arah
serat serong dengan panjang
+15cm lebar 5cm
f. 1 lembar bubat dengan arah
serat serong dengan panjang
+18cm lebar 6cm
g. 1 lembar susis , panjang
menyesuaikan dengan kerung
lengan lebar +5cm
h. 1 lembar bubat dengan lebar
+10cm panjang menyesuaikan
dengan bentuk jatuhnya lengan
belakang
Marantika – Laporan Tailoring 60
i. Kemudian pasangkkan satu persatu pada kerung lengan, dengan sistematika
pemasangan :
Bubat dengan lebar 6 cm
Laken (susis)
Bubat 5 cm 3 kali
j. Menjelujur susis pada lengan bahan utama bagiatan atas. (susis terbuat dari
bubat)
k. Menambahkan susis dari bahan laken putih pada bagian atas susis yang sudah
dijelujur
l. Menambah satu potong pada bagian tengah atas, lalu ditambahkan satu di sisi
kanan dan satu di sisi kiri dengan cara di jelujur
Marantika – Laporan Tailoring 61
m. Menggabungkan bubat di badan pada kerung lengan, lalu pada bagian belakang
ditambahkan potongan bubat dengan arah serong
n. Menambahkan kain primisima dngan arah memanjang pada puncak lengan.
Tujuannya supaya lengan lebih tegak, penyelesaiannya kain primisima tersebut
dijahit menjadi satu dengan bubat dan susis sampai batas sepanjang kain
primisima
o. Pasang kain primisima pada pedding , ambil titik tengah dan geser ke sisi masing-
masing 2cm , tusuk flanel dengan posisi ditekuk menggunakan tangan
Marantika – Laporan Tailoring 62
p. Dipasang padding. Cara pemasangan pedding yaitu dengan cara di jelujur pada
kerung lengan
q. Menyetrika bagian kerung lengan bahan utama menggunakan bantalan agar tidak
berkerut
r. Menggabungkan lining pada bahan utama. Yakni dengan cara lining muka
dibiarkan kearah badan belakang
s. Bahu lining TB ditumpuk pada lining muka, dilipat, kemudian di tusuk sembunyi
Marantika – Laporan Tailoring 63
t. Kerung lengan dijelujur
u. Pola lengan lining dilipat seperti membuat lipitan pada kain jadi , gunanya melipit
hanya berfungsi untuk menciptakan kerutan saja , kemudian di sum pada badan
utama dengan lining lengan diberi sedikit kelonggaran pada saat mengesoom.
17. Membuat kubang kancing
Untuk menentukan lubang kancing pada badan maka diukur dari TM maju 2
mm dan sisanya adalah 2 cm di dalam garis TM.
Bentuk dasarnya adalah
Pertama adalah dijahit pas pada pola
Kemudian siapkan benang nylon , benang rangkap dua saat festoon, untuk isi
adalah benang rangkap 8.
Renggang 1 mm.
Untuk festoon bagian kerah dikasih rentangan, sebanyak 3 helai
Untuk festoon bagian lengan tanpa rentangan dan hanya kena di bahan utama
saja.
18. Memasang kancing pada badan dan lengan.
19. Soom kelim bagian bawah
Marantika – Laporan Tailoring 64
20. Pressing akhir
21. Fitting Akhir
~ ~ SELESAI~~
Marantika – Laporan Tailoring 65
HASIL JADI JAS PRIA
Marantika – Laporan Tailoring 66
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Teknik pengambilan ukuran badan pria untuk pembuatan jas single breasted dengan
metode adastra, sebagai berikut :
a) Tinggi bada diukur dari lantai sampai pada tengkuk leher
b) Lingkar badan, diukur pas pada bagain badan terbesar. Ukuran pas ditambah
2,4,6,8,10(disesuaikan dengan bentuk dan tinggi badan model). Jika ukuran
melebihi 95 cm tidak perlu ditambah.
c) Lingkar pinggang, diukur pas sekeliling pinggang
d) Lingkar panggul, diukur pas sekeliling panggul terbesar
e) Lebar muka, diukur pada bagian dada depan yang paling lebar
f) Lebar punggung, diukur dari bagian punggung belakang turun + 7 cm dari
punuk leher
g) Lingkar kerung legan, diukur sekeliling kerung lengan melalui bahu tertinggi
h) Lebar bahu, diukur dari ukung bahu terendahdari kiri ke kanan
Teknik pembuatan konstruksi pola jas single breasted dengan metode adastra,
meliputi :
a) Konstruksi pola jas
b) Konstruksi pola lengan
Marantika – Laporan Tailoring 67
C. SARAN
a) Perhatikan dalam pembuatan konstruksi pola badan, bagian kerung lengan
bentuknya tidak cekung bulat) antara badan depan dan badan belakang, melainkan
bentuknya agak lonjong menyerupai bulatan telur. Bentuk ini mempengaruhi hasil
jadi pada kerung lengan, yakni kalau bentuknya bulat hasil jadinya tidak enak ketika
dikenakan (nyepit).
b) Hasil jadi kerung lengan pada pola lengan yaitukerung lengan badan +4 cm,
kelebihan itu dikerut di sekitar puncak lengan.
c) Pada pola lengan bagian depan, titik U antara pola lengan dan pola badan harus
ditemukan (menjadi satu titik). Begitupun pada pola badan belakang dan kerung
lengan belakang.
d) Perhatikan juga dalam membuat konstruksi pola jas dan lengan, ukuran yang
digunakan diubah dalam bentuk inchi supaya mempermudah dalam membuat
konstruksi polanya.
e) Pada bagian garis bahu, untuk bahu bagian depan bentuknya agak cembung dan
belakang bentuknya agak cekung. Hal ini agar jatuhnya pada badan bagus karena
bahu badan belakang sedikit lebih menonjol dari badan muka.
f) Jangan lupa memberi cubitan pada konstruksi pola badan untuk pelapisnya (
bubat), yaitu pada garis yang berwarna merah yakni pada bahu, pingang, tengah
muka secara horizontal dan vertical, garis princess, karena bubat ini akan
mempengaruhi hasil jadi jatuhnya jas yang baik.
g) Perlu diingat :
Lebar semua pita pada kerah ini 1-1,5 cm
Marantika – Laporan Tailoring 68
Tiap tahap jangan lupa dilakukan pengepresan
Penyelesaian menggunakan mesin zigzag sebagai pengganti mesin overdeck
seperti yang diterapkan pada adastra