laporan plenary discussion

12
LAPORAN PLENARY DISCUSSION KELOMPOK TUTORIAL 2 SKENARIO 4 Anggota Kelompok : Putri Rahmasari ( 20120340002 ) Bahtiar Afandi ( 20120340007 ) Dian Misbahi Khafia ( 20120340011 ) Putri Andini ( 20120340012 ) Fauzia Farrassinta zahra ( 20120340014 ) Shofiati Try handayani ( 20120340015 ) Lutfi Putra P ( 20120340022 ) Restia Rahmadhani ( 20120340025 ) Habib Dharma Aulia ( 20120340028 ) Dicky Pratama ( 20120340030 ) Tirtanadi sodik ( 20120340038 ) Tegar Pramudhita ( 20120340042 ) Hario Sindunegoro ( 20120340053 ) Astrid Rahmania ( 20120340117 )

Upload: nisa-nafiah-oktaviani

Post on 20-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

LAPORAN PLENARY DISCUSSIONKELOMPOK TUTORIAL 2 SKENARIO 4

Anggota Kelompok :Putri Rahmasari ( 20120340002 )Bahtiar Afandi ( 20120340007 )Dian Misbahi Khafia ( 20120340011 )Putri Andini ( 20120340012 )Fauzia Farrassinta zahra ( 20120340014 )Shofiati Try handayani ( 20120340015 )Lutfi Putra P ( 20120340022 )Restia Rahmadhani ( 20120340025 )Habib Dharma Aulia ( 20120340028 )Dicky Pratama ( 20120340030 )Tirtanadi sodik ( 20120340038 )Tegar Pramudhita ( 20120340042 )Hario Sindunegoro ( 20120340053 )Astrid Rahmania ( 20120340117 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAA. SKENARIO

Twenty years old woman complained of painful on the right jaw. She had two teeth with deep cavity which were painful if she drunk clod water and ate. Several month ago the maxillary tooth felt painful. The pain disappeared when she consumed analgetic medicine. Last night she felt pain wich were spread through her ear and head, but she didnt know which tooth caused the pain.

Objective examination : 24 : cavity on occlusal with dentin depth Sondasi 24 : + ( painful ) Percusion 24 : - ( negative ) Palpation 24 : - ( negative )Vitality test ( termal test ) 24 : + ( pain, for a few minutes ) 36 : cavity on occlusal with dentin depth Sondasi 36 : + ( pain ) Percusion 36 : - ( negative ) Palpation 36 : - ( negative )Vitality test ( termal test ) 36 : + ( pain, for a two seconds )

Radiograf analysis 36 : radiolusent area on oclusal and there are no radiolusent area on perapical.

B. MENETAPKAN PERMASALAHAN

1. Apakah definisi pulpitis ? 2. Apa saja faktor predisposisi pulpitis ? 3. Sebut dan jelaskan klasifikasi pulpitis !4. Bagaimana patofisiologis pulpitis ?5. Bagaimana tanda dan gelaja pulpitis ? 6. Bagaimanakah gambaran radiograf pada pulpitis reversibel dan irreversibel ? 7. Bagaimana mekanisme nyeri yang terjadi pada pulpitis hingga sampai kepala dan telinga ? 8. Syaraf apa saja yang terlibat saat terjadi pulpitis ? 9. Jelaskan macam macam termal test ?10. Apa jenis perawatan dari pulpitis ? 11. Alat apa yang digunakan untuk mengetahui vitalitas pulpa, serta jelaskan cara penggunaannya !12. Bagaimana hubungan pulpitis dan pembengkakan limfonodi? Apakah hubungannya ?13. Bagaimana perawatan darurat pada pulpitis pada saat pasien mengeluhkan nyeri ?14. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dari kasus di skenario ? 15. Apa perbedaan pulpa polip dengan gingival polip dan jelaskan perawatannya !C. KLARIFIKASI MASALAH

1. Pulpitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada jaringan pulpa dan merupakan kelanjutan dari penyakit karies .

2. Faktor yang mendukung adanya pulpitis adalah : Ras Umur : semakin tua umur maka dentin akan semakin mengecil Habbit atau kebiasaan : konsumsi makanan asam atau manis dapat dengan mudah terserang karies dan sering mengkonsumsi makanan panas dapat memicu pukpitis karena kenaikan 10 derajat pada gigi akan menyebabkan terjadinya pulpitis Tempat tinggal : di daerah pegunungan mempunyai tekanan yang tinggi dan pulpa akan mengikuti tekanan tersebut

3. Klasifikasi pulpitis : a. Menurut waktunya Pulpitis Akut : Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis Pulpitis Kronis : merupakan pulpitis asimptomatik dengan pulpa terbuka. Pulpitis Reversibel yaitu keadaang inflamasi ringan sampai sedang yang timbul karena adanya stimulus dingin dan kembali pulih jika perawatan dilakukan. Pulpitis Irreversible : inflamasi pulpa yang terjadi karena adanya stimuli nocius dan apabila iritan dihilangkan akan tetap ada rasa nyeri karena pulpa tidak bisa pulih

b. Menurut ada / tidak gejala : Simptomatik : gejala hilang maka nyeri hilang Asimptomatik : tidak ada rasa nyeri karena tidak ada tekanan jaringan pulpa c. Menurut Sifat eksudat Akut fibrinosa Akut hemoragia : Pulpitis akut purulenta , yaitu inflitrasi sel sel masif yang menyebabkan pelebaran jaringa pulpa Pulpitis Serosa parsialis : pulpitis yang baru sampai pada pulpa Pulpitis Serosa totalis : pulpitis yang terjadinya sudah sampai akar

4. Ada karies proses demineralisai karies tidak dirawat mencapai pulpa bakteri akan masuk ( inflamasi dari luar ) peradangan pulpa terekspos melalui tubulus dentinalis bahan iritan memberikan reaksi merangsang pulpa nyeri pulpitis jika tidak di treatment menyebabkan nekrose.

Pulpitis biasanya terjadi diawali dengan karies yang tebentuk karena kerusakan email akibat dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri-bakteri penghasil asam (pada umumnya Streptococus mutans) yang menyebabkan proses demineralisasi. Demineralisasi lebih cepat dari proses mineralisasi. Bila karies sudah terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses demineralisasi terus berlanjut dan menyebabkan karies semakin meluas ke dalam gigi sehingga menembus lapisan-lapisan email, dentin dan pada akhirnya akan mencapai ke dalam ruang pulpa. Bila karies sudah mencapai ke dalam ruang pulpa maka bakteri akan masuk kedalam ruangan tersebut dan mengakibatkan peradangan pada jaringan pulpa. Jika peradangan hanya sebagian (pada cavum dentis) maka kita sebut pulpitis akut parsial, dan jika mengenai seluruh jaringan pulpa maka kita sebut pulpitis akut totalis.

5. Patofisiologis Pulpitis :

HIPEREMI PULPA

dirawat PULPA KEMBALI NORMAL

tidak dirawatdirawat

PULPITIS IRREVERSIBEL dirawat

PULPA KEMBALI NORMALPULPITIS REVERSIBEL

tidak dirawat dirawat

PULPITIS IRREVERSIBEL

NEKROSIS PULPA

Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa mempunyai persyarafan terbanyak dibandingkan bagian lain pada pulpa. Jadi, saat melewati saraf yang banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut. Pulpitis diawali dari terjadinya karies yang disebabkan oleh daya kariogenik dari bakteri yang timbul karena adanya produksi asam laktat akibat pH cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi tersebut cukup kuat melarutkan mineral-mineral pada permukaan gigi, sehingga gigi menjadi erosi. Jika karies sudah mencapai email-dentin, karies akan menyebar ke segala arah dentin yang lebih luas, dan akhirnya sampai ke pulpa. Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada pulpa. Kemudian, terjadi pelepasan histamin dan bradikinin yang menyebabkan vasodilatasi, sehingga permeabilitas kapiler meninggkat, terjadi akumulasi PMN dan peningkatan cairan interstitial di sekitar area inflamasi (edem lokal). Edem lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pulpa sehingga dapat menekan syaraf-syaraf yang ada di dalam pulpa dan jaringan sekitarnya. Gejala proses penekanan ini dapat menyebabkan rasa nyeri ringan sampai sangat kuat tergantung keparahan inflamasinya yang dipengaruhi juga oleh virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta pengobatan yang diberikan.

6. Tanda dan gejala pulpitis : a. Pulpitis Reversibel : nyeri sedang atau tidak ada nyeri saat tidak ada stimulus nyeri sebentar 1 10 detik sensitif terhadap rangsang panas, dingin, dan asin b. pulpiitis Irreversibel : nyeri parah sampai sedang sakit saat malam hari nyeri tumpul dan spontan dan tiba tiba 7. Gambaran radiografis : a. Pulpitis ReversibelRadiografi: Tidak ada gambaran pulpa yang terekspos, Tidak ada pelebaran membrane periodontal.b. Pulpitis IrreversibelPada radiografi terlihat perubahan minimal pada tulang periradicular, namun terkadang gambaran radiografinya pun dapat terlihat normal. Apabila pulpitis irreversible ini semakin parah maka akan menyebabkan gambaran ligament periodontal semakin tebal.

8. Penyebaran nyeri yang terjadi diakibatkan karena adanya rangsang yang menyalurkan impuls dan merangsang serabut c dan serabut A delta. Sedangkan gigi diinervasi oleh nervus trigeminal ( n.V ) yang juga menginerfasi bagian sekitar telinga dan kepala. Sehingga rangsang yang diterima menjalar sampai telinga dan kepala.

9. Syaraf yang terlibat pada pulpitis adalah syaraf A delta dan C , syaraf trigeminal syaraf V yang menginerfasi aveolaris superior dan inferior.

10. Tes ini meliputi aplikasi dingin dengan panas pada gigi, untuk menetukan sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipun keduanya merupakan tes sensitivitas, tetapi tidak sama dan digunakan untuk alasan diagnostik yang berbeda. Suatu respon terhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormal terhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpa atau periapikal yang memerlukan perawatan endodontik.

Metode yg digunakan :

a. Tes panas Daerah yaang akan dites diisolasi dan dikeringkan, kemudian udara hangat dikenakan pada permukaan gigi yang terbuka dan respon pasien dicatat. Bila diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mendapatkan suatu respon, harus digunakan air panas, burniser panas, gutta perca panas atau kompoun (compound) panas atau sembarang instrumen yang dapat menghantarkan temperatur yang terkontrol pada gigi. Suatu cara lain diperlukan pada aplikasi dengan aor panas. Gigi yang akan dites diisolasi dengan isolator karet (rubber dam). Gigi kemudian direndam ke dalam air panas yang disemprotkan dari alat semprot (syringe) dan respon pasien dicatat. Karena air panas ditahan di dalam isolator karet, respon terbatas pada gigi yang dites.

b. Tes dingin Suatu cucuran udara dingin dapat dikenakan langsung pada mahkota gigi yang sebelumnya dikeringkan dan juga pada tepi gusi. Bila tidak timbul repon, gigi dapat diisolasi dengan isolator karet dan disemprot dengan etil klorida yang begitu cepat menguap sehingga mengabsorpsi panas dan dengan demikian mendinginkan gigi. Cara yang lebih umum dengan meletakkan kapas yang dibasahi dengan etil klorida pada gigi yang dites. Meskipun temperaturnya tidak sedingin seperti bila digunakan semprotan etil klorida, umumnya cukup dingin untuk mendapatkan suatu respon yang absah. Suatu cara sederhana untuk mengaplikasikan dingin pada gigi adalah dengan membungkus sekerat es dalam kain kasa basah, meletakkannya pada permukaan fasial gigi, dan membandingkan reaksinya dengan gigi kontrol. Pensil es dapat dibuat dengan mengisi kapsul anestetik kosong dengan air dan dibekukan dalam posisi tegak didalam lemari es. Salju karbon dioksida (es kering) juga telah digunakan untuk aplikasi dingin pada gigi. Penggunaan es kering telah diuraikan oleh Ehrmann. Karena temperatur es kering adalah -78o C. Maka temperatur tersebut mampu menembus restorasi penuh gigi yang terdapat di bawahnya.

11. Perawatan pulpitis : a. Pulpitis Reversible dengan dilakukan pulp caping yukag bertujuan unt mempertahankan vitalitas gigi. Jika terlalu luas jaringannya tidak bisa dilakukan pulp capping karena hanya beberapa mm saja yang memerlukan pulp capping. Pulpa capping bisa dilakukan secara : Direct : dapat dilakukan jika pulpa sudah terbuka Indirect : dapat dilakukan jika ada perforasi , trauma, tanduk pulpa terbuka , ketebalan dentin , yaitu < 2 mm Perawatan pulpa capping ini tidak boleh dilakukan apabila ada pembengkakakn , lesi periapikal , incisivus yang imature dan pulpa yang sudah mati. Bahan pulp caping yang digunakan adalah kalsium hidroksit karena dapat memacu dentin untuk membentuk dentin reparative dan mineral triokside. b. Pulpitis irreversibel terjadi kerusakan pulpa maka harus dilakukan Perawatan saluran akar ( PSA ) Untuk gigi vital : dilakukan pulpektomi vital untuk gigi posterior dan anterior Untuk gigi nonvital : gigi yg pulpanya terbuka karena karies , erosi abrasi , atrisi

12. Electric Pulp Tester digunakan untuk mengetahui apakah serabut saraf pada pulpa masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak (Heasman, 2003). Pulp tester diletakkan dengan posisi alat dapat melewati dentin dan pulpa tanpa ada hambatan.Respon positif menandakan bahwa serabut saraf masih dapat memberikan respon yang baik terhadap impuls elektrik.Cara penggunaannya adalah dengan cara mengoleskan pasta gigi ke gigi yang akan diperiksa. Fungsi dari pasta tersebut adalah sebagai isolator. Kemudian di tes dengan pulp tester lalu dibandingkan dengan gigi sebelahnya.

13. Pulpitis merupakan suatu inflamasi yang terjadi pada pulpa gigi. Penyebaran infeksi bisa melalui berbagai cara, salah satunya dalah dengan melalui aliran darah (fokal infeksi). Pada kasus pulpitis biasanya kelenjar limfe mengalami pembengkakan (limfadenopati) hal ini bisa terjadi karena penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari limfosit, sel plasma, mobosit dan histiosit, atau karena adanya sel radang (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar limfe (limfadenitis), infiltrasi sel ganas atau timbul dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease).Adanya pembengkakan kelenjar limfe bisa dihubungkan dengan pulpitis ireversible dan nekros pulpa. Karena pada 2 keadaan tersebut pulpa sudah terekpos bakteri dan cepat menuju ke periapikal, sedangkan pulpitis yang reversible belum ada tanda radiolusen pada periapikal dilihat dari gambaran radiografi.14. Perawatan darurat pada pasien yang sangat nyeri : a. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pulpektomi sederhana ( pulpektomi darurat ) yaitu pengeringan dan penutupan kamar pulpa dengan suatu dressing yang telah diberi obat.b. Dengan melakukan pulpotomi darurat . Tahapannya adalah : Open akses pada jaringan pulpa dan membuang jaringan pulpa (ektirpasi) Irigasi dengan larutan Chlorhexidine 0,1 % atau NaOCl 0,5 % Mengontrol perdarahan dengan penekanan menggunakan cotton pellet yang steril. Pada kasus darah sukar membeku, cotton pellet dioleskan hydrogen peroxide 3% atau campuran cairan yang mengandung Ca(OH)2 Gunakan cotton pellet yang steril berukuran kecil untuk dimasukkan ke dalam bagian orifice saluran pulpa Tumpat menggunakan tumpatan sementara Lakukan pulpektomi

15. Dengan melakukan anamnesis yang meliputi : CC ( keluhan pasien ) , PI ( ttg keluhan pasien ) , PMH ( Past edical history ) , PDH ( Past Dental History ). Pemriksaan intraoral meliputi : sondasi, perkusi, palpasi , test vitalitas Pemriksaan ekstraoral meliputi : vital sign , nadi , suhu , pemriksaan limponodi ( tendernes , konsistensi , mobilisasi ) , pemriksaan simetris pada wajah.

16. Pulpa polip : Bisa disebut juga pulpitis hiperplastik, merupakan bentuk pulpitis ireversible akibat bertumbuhnya pulpa muda yang terinflamasi secara kronik hingga kepermukaan oklusal. Pulpa polip terjadi pada pasien muda dengan ruang pulpa yang masih besae dan mempunyai banyak pembuluh darah. Perawatan pulpa polip : Anastesi jaringan polip Oleskan larutan povidone iodine diatas permukaan polip Angkat polip menggunakan eskavator yang tajam mulai dari tepi hingga seluruh polip terangkat (akan terjadi perdaraham dari dalam saluran akar) Irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl 2,5 % untuk membersihkan sisa-sisa jaringan polip serta darah Segeralah lakukan extirpasi (pembersihan jaringan pulpa) dengan menggunakan panjang kerja estimasi dulu Ketika perdarahan sudah dapat terkontrol, lanjutkan dengan pemeriksaan panjang kerja sebenarnya, kemudian tahapan sama dengan perawatan pulpitis.

Gingiva polip : Kondisi pada gingiva yang disebabkan oleh iritasi akibat gesekan dengan tepi permukaan gigi yang tajam dan dengan ketinggian hanpir sama atau di bawah crest gingiva, sehingga memungkinkan terbentuknya pulpa gingiva. Cirinya : Warna sewarna dengan jaringan sekitarnya, permukaannya rata, biasanya pada gigi non vital tapi bisa pada gigi vital, berasal dari jaringan gingiva.Perawatan gingiva Polip : Diinsisi dg bedah minor, yang gigi bermasalah di lakukan PSA, gingivektomi.