laporan pkp ut (2) (repaired)

Upload: rbr-net

Post on 15-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan pkp

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    1/49

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahPembelajaran Matematika di tingkat Sekolah Dasar sampai saat ini

    masih terkesan kurang menyenangkan bagi para peserta didik. Kesan ini tentu

    banyak penyebabnya, bisa saja karena masalah metode penyampaian materi

    oleh guru yang kurang tepat, tidak adanya fasilitas media pembelajaran atau

    lingkungan sekolah yang kurang menyenangkan, dan bahkan mungkin pula

    karena guru yang bersangkutan kurang menguasai materi yang akan diajarkan.

    Teknik penyempaian materi oleh guru yang monoton merupakan

    pemicu utama pembelajaran yang tidak menarik. Para siswa enggan dan

    bahkan takut untuk mengikuti pelajaran karena keadaan kebosanan yang

    terjadi di dalam kelas, atau bahkan mungkin karena mata pelajaran tertentu

    seperti matematika ini pada sebagian besar siswa masih dianggap pelajaran

    paling sulit dan menakutkan. Keadaan seperti ini sudah merupakan tanda-

    tanda bahwa pembelajaran di dalam kelas gagal dalam menciptakan suasana

    pembelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya akan menunjukan hasil

    belajar siswa yang kurang baik.

    Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor

    dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).

    Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar

    diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,

    kelemahan, kesehatan, serta kebiasaan siswa. Sedangkan faktor dari luar diri

    siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik

    dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar), lingkungan sosial,

    lingkungan keluarga, program sekolah, guru dan teman sekolah. Dalam hal ini

    guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil

    belajar, sebab guru merupakan manager atau sutradara di dalam kelas. Oleh

    karena itu agar proses pembelajaran berhasil baik, maka guru harus dapat

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    2/49

    2

    berperan sebagai manager atau pengelola dan sutradara yang baik dan

    menarik.

    Suryosubroto (1997) menyatakan bahwa Kemampuan mengelola

    proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam

    menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dengan peserta

    didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya

    mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi

    dan tindak lanjut hingga tercapai tujuan pengajaran.

    Berdasarkan pengamatan di lapangan, para guru di sekolah pada

    umumnya masih belum cakap untuk menciptakan suasama komunikasi yang

    edukatif dengan peserta didik di dalam kelas sehingga kondisi belajarnya

    kurang efektif dan tidak menghasilkan taraf ketuntasan belajar yang

    diharapkan. Berikut ini merupakan sekilas gambaran hasil belajar siswa yang

    diperoleh akibat kondisi belajar yang kurang efektif, yang terjadi pada saat

    proses pembelajaran sebelumnya, yaitu :

    Tabel 1.

    Data Ulangan Harian Matematika Kelas IV

    Jumlah

    siswa

    Ulangan Materi Tuntas Belajar

    (%)

    Tidak Tuntas

    Belajar (%)

    24

    24

    Pecahan berpenyebut sama

    Pecahan berpenyebut beda

    55

    12,5

    45

    87,5

    Sumber : Hasil ulangan mata pelajaran matematika sebelum dilakukan

    perbaikan pembelajaran.

    Dari tabel di atas, maka permasalahannya dapat diidentifikasi sebagai

    berikut :

    a. Pembelajaran matematika di kelas masih berjalan monoton dan kurangmenarik bagi para siswa.

    b. Belum ada kolaborasi atara guru dengan siswa maupun antara siswa satudengan siswa yang lainnya.

    c. Metode yang digunakan masih bersifat konvensional

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    3/49

    3

    d. Rendahnya prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran matematika.Apabila dianalisa dengan seksama maka permasalahan yang

    dianggap paling penting dan harus segera dipecahkan atau merupakan akar

    permasalahan sesungguhnya adalah :

    a. Suasana pembelajaran di dalam kelas masih terlihat pasif, kurang menarikdan membosankan. Hal ini terjadi karena guru masih menerapkan strategi

    pembelajaran secara konvensional (apa adanya).

    b. Proses pembelajaran masih berjalan satu arah, sehingga nampak belumadanya kerjasama atau kolaborasi di dalam kelas. Aktivitas belajar masih

    banyak didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja terutama hanya siswa

    yang pandai yang berani untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya.

    Dalam hal ini guru belum dapat merangsang semua siswa untuk terlibat

    dalam pembelajaran, sehingga di dalam kelas akan terlihat lebih dinamis.

    c. Permasalahan yang juga dianggap paling penting dan berkaitan denganmunculnya kondisi dan hasil belajar di kelas yang kurang baik adalah

    penerapan meode pembelajaran. Penulis berhipotesa bahwa munculnya

    permasalahan hasil belajar di atas terutama disebabkan oleh karena guru

    masih menggunakan metode ceramah secara dominan, belum sistematis

    dan belum adanya kolaborasi yang intensif dalam proses pembelajaran.

    d. Masalah hasil belajar yang berkaitan dengan materi pengurangan bilanganpecahan yang memiliki penyebut beda. Dalam hal ini hasil belajarnya

    sangat rendah, dari 24 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan belajar

    minimal hanya 3 orang yang berarti tingkat ketuntasan belajar matematika

    pada materi tersebut hanya mencapai 12,5 %.

    Dalam upaya mengatasi permasalahan di atas, maka guru

    mengemukakan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :

    a. Pembelajaran di kelas dilakukan dengan strategi yang lebih dinamis danmelibatkan banyak siswa, sehingga pembelajaran lebih menarik dan tidak

    membosankan.

    b. Diciptakan suatu suasana pembelajaran yang lebih kolaboratif, artinyadalam membahas dan memecahkan soal-soal dalam pembelajaran

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    4/49

    4

    dilakukan dengan kerjasama antar siswa dengan bimbingan intensif dari

    guru.

    c. Guru menerapkan metode mengajar yang lebih variatif untuk merangsangaktivitas belajar siswa.

    d. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan instrumen yanglebih jelas dan mudah dipahami siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    Adapun permasalahan yang mendapat prioritas untuk dipecahakan

    dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah :

    a. Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat.b. Pencapaian hasil belajar yang masih sangat rendah

    Atas dasar permasalahan di atas maka penulis melakukan perbaikan

    dalam proses pembelajaran matematika pada tahap selanjutnya. Salah satu

    upaya yang dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar adalah

    dengan melakukan perubahan pada metode dan strategi pembelajaran. Metode

    pembelajaran yang dipilih adalah metode variatif, yakni dengan menerapkan

    beberapa metode yang sesuai ( ceramah, tanmya jawab, kerja sama dan

    latihan) sekaligus dan intensif dalam satu pertemuan. Oleh karena itu untuk

    melaporkan kegiatan perbaikan pembelajaran ini penulis menyampaikan

    sebuah judul yaitu Penerapan Metode Variatif Untuk Meningkatkan Hasil

    Belajar Siswa Tentang Pengurangan Bi langan Pecahan Berpenyebut Beda

    di Kelas I V SDN Salawangi I Kecamatan Bantaruj eg.

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka

    permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Bagaimana cara menerapkan metode variatif untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa tentang pengurangan bi langan pecahan berpenyebut beda ?

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    5/49

    5

    C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menerapkan metode

    variatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang pengurangan

    bilangan pecahan berpenyebut beda.

    D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran1. Manfaat bagi guru :

    a. Memberi pemahaman bagi guru untuk manambah wawasan mengenaipemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat.

    b. Meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan pelaksanaankegiatan pembelajaran yang menarik siswa dan mengembangkan

    profesionalisme nya.

    2. Manfaat bagi siswa :a. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih intensif, karena guru

    terus menerus berinovasi untuk menciptakan proses pembelajarannya

    lebih menyenangkan bagi peserta didiknya.

    b. Meningkatkan aktivitas, kreativitas dan paartisipasi belajar siswadalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

    pemahaman dan hasil belajarnya.

    3. Manfaat bagi sekolah :a. Sekolah mendapatkan informasi yang berharga dalam membina dan

    meningkatkan profesionalisme personalia sekolah.

    b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah untuk lebih maju danberprestasi terutama dalam bidang akademik sehingga kondisi sekolah

    akan mampu menarik minat masyarakat.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    6/49

    6

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Hakikat Metode Pembelajaran VariatifMetode pembelajaran variatif yang dimaksud dalam penelitian ini

    adalah kombinasi penggunaan beberapa metode pembelajaran secara

    bervariasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai contoh, di

    awal pembelajaran menggunakan metode ceramah kemudian di selingi dengan

    penggunaan metode tanya jawab sehingga siswa akan mempunyai keseriusan

    dalam memperhatikan pelajaran, kemudian pelajaran diakhiri dengan

    pemberian latihan soal-soal matematika untuk mengetahui sejauh mana taraf

    pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang di bahas.

    Dalam penerapan metode pembelajaran variatif ini, tentunya

    dipadukan dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar

    mengajar yang meliputi :

    1. Variasi dalam gaya mengajar.2. Variasi dalam menggunakan metode dan bahan pengajaran.3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.

    Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka guru dapat

    melakukan variasi dalam gaya mengajar yang mana dalam member gaya

    mengajar ini guru dapat melakukannya dengan cara variasi suara, penekanan,

    kontak pandang, gerakan anggota badan dan pindah posisi. Begitu juga

    dengan variasi penggunaan media divariasikan dari media yang dapat

    didengar, dilihat diraba atau dimanipulasi. Sedangkan pola interaksi antara

    guru dan siswa dapat berupa interaksi antara guru dan siswa secara individual,

    guru dan siswa dalam kelompok atau member kesempatan kepada siswa untuk

    berinteraksi sesamanya dalam membahas materi pelajaran.

    Penerapan pembelajaran ini sejalan dengan tuntutan Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif,

    inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau dikenal dengan intilah

    PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    7/49

    7

    Penerapan metode pembelajaran variatif yang dimaksud, tentunya disesuaikan

    dengan paradigm pembelajaran yaitu orientasi pembelajaran yang berpusat

    pada siswa (student centered) dan siswa belajar dalam kelompok-kelompok

    kecil (kooperatif)yang dikemas dalam strategi pembelajaran aktif.

    Untuk lebih memahmi hakikat metode pembelajaran variatif

    sebagaimana diuraikan di atas selanjutnya dapat diperhatikan hakikat dari

    beberapa metode yang dikombinasikan dalam metode variatif ini, yaitu

    metode ceramah, metode tanya jawab dan metode latihan (drill).

    1. Metode Ceramah (Lecture).Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian atau penyampaian bahan

    secara lisan oleh guru. Metode ceramah digunakan apabila proses

    pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta

    atau konsep-konsep sederhana. Proses pembelajarannya dilakukan secara

    klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak. Biasanya penggunaan

    metode ceramah lebih bersifat monton, oleh karena itu perlu adanya variasi-

    variasi dalam gaya mengajar guru sehingga penggunaan metode ceramah ini

    dapat menarik minat para siswa untuk mengikuti pembelajaran.

    Dalam setiap proses pembelajaran metode ceramah banyak digunakan,

    sehingga dalam pelaksanaannya harus dioptimalkan. Menurut Sri Anitah W.

    dalam Strategi Pembelajaran di SD, ada beberapa prasyarat yang harus

    diperhatikan guru untuk mengoptimalkan keberhasilan penggunaan metode

    ceramah dalam pembelajaran yaitu ;

    a. Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapatmembangkitkan minat dan motivasi siswa;

    b. Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran;c. Menguasai materi pelajaran;d. Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik; dane. Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah

    berkaitan dengan kondisi siswa adalah :

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    8/49

    8

    a. Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yangdijelaskan guru;

    b. Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materiyang sedang dipelajari;

    c. Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikandan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.

    Penggunaan metode ceramah akan lebih baik penggunaannya di dalam

    pembelajaran, apabila guru lebih mampu untuk memahami dan

    memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut. Beberapa

    kelebihan dari metode ceramah diantaranya :

    a. Meode ini dianggap dapat menghemat waktu dan biaya.b. Target jumlah siswa akan lebih banyak;c. Bahan pelajaran sudah dipilih / dipersiapkan sehingga memudahkan

    untuk mengklasifikasikan dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran;

    d. Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswamaka guruakan lebih mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu

    pada siswa yang bersangkutan. ( Sri Anitah W, 2007 : 5.19)

    Adapun keterbatasan dari metode ceramah ini antara lain :

    a. Keberhasilan siswa tidak terujur;b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur;c. Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah;d. Materi kurang terfokus; dane. Pembicaraan sering melantur. (Martinis Yamin, 2008 : 75).

    2. Metode Tanya Jawab.Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat, apabila

    pelaksanaannya ditujukan untuk :

    a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu agar siswamemusatkan lagi perhatian pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah

    dicapai sehingga mereka dapat melanjutkan pelajaranya.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    9/49

    9

    b. Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapat perhatian siswa, ataudengan perkataan lainuntuk mengikut sertakan mereka.

    c. Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.Martinis Yamin, (2007 : 67) dalam bukunya yang berjudul Strategi

    Pembelajaran Berbasis Kompetensi, mengemukakan kebaikan dan kelemahan

    dari metode tanya jawab ini.

    Kebaikan metode tanya jawab, adalah :

    a. Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif biladibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat menolong.

    b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat,sehingga Nampak mana yang belum jelas dan belum dimengerti.

    c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawakearah suatu diskusi.

    Di antara kelemahannya adalah bahwa tanya jawab bisa menimbulkan

    penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika kelompok siswa member

    jawaban atau mengajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan masalah baru

    dan menyimpang dari pokok permasalahan.

    3. Metode Latihan (Drill).Tehnik latihan atau drill yaitu suatu tehnik yang dapat di artikan sebagai

    suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,

    agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa

    yang telah di pelajari.

    Dalam menerapkan metode drill ini harus di perhatikan pula antara lain :

    a. Usahakan agar latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik,karena waktu yang di pergunakan cukup singkat.

    b. Latihan betul-betul di atur sedemikian rupa sehingga betul-betul menarikperhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha menumbuhkan

    motif untuk berpikir.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    10/49

    10

    c. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik terlebih dahulu di berikanpengertian dasar tentang materi yang akan di berikan. (Moh. Syafirudin,

    2011).

    Dalam pembelajaran matematika, metode drill ini dapat digunakan berupa

    latihan mengerjakan soal-soal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk lebih

    memantapkan pemahamn konsep, dan lebih trampil dalam menyelesaikan

    beragam soal. Siswa-siswa yang menjalankan program ini akan memperoleh

    balikan tentang tingkat penguasaan mereka, dan mereka dapat mengulanginya

    sampai mereka benar-benar merasa lebih menguasai dan memahami materi

    matrmatika yang dipelajari.

    B. Kerangka Pemecahan MasalahKerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya melalui

    tahapan sebagai berikut:

    Keadaan

    SebelumnyaPerlakuan Hasilan

    Proses Pemecahan Penerapan

    Masalah Metode Variatif

    Evaluasi

    Awal

    Evaluasi EfekEvaluasi

    Akhir

    1. Pembelajaranmatematika

    monoton

    2. Belum adanyakerjasama

    dalam

    pembelajaran

    3. Metode tidakbervariasi

    4. Rendahnyahasil belajar

    matematika

    1. Penjelasan danbimbingan dari

    guru

    2. Tanya jawab,kerjasama dan

    latihan soal-soal

    matematika

    3. Tanya jawabdengan guru

    1. Guru mampumenerapkan

    pembelajaran

    dengan metode

    variatif

    2. Hasil belajarmatematika

    meningkat

    http://www.syafir.com/2011/01/23/dampak-positif-bermain-video-gamehttp://www.syafir.com/2011/01/23/dampak-positif-bermain-video-game
  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    11/49

    11

    C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika di SDDalam kegiatan ini diuraikan tentang hakikat belajar dan hasil belajar,

    sebagaimana berikut ini:

    1. Pengertian Belajar.Belajar merupakan kegiatan bagi semua orang yang dilandasi dengan

    adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik. Menurut Oemar Hamalik (Jon

    Syam, 2008), mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu bentuk

    pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

    cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan.

    Yang dimaksud perubahan tingkah laku, yaitu perubahan dari tidak tahu

    menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian baru, sikap, kebiasaan-kebiasaan,

    keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial,

    emosional, pertumbuhan jasmani dan lain sebagainya. Menurut Nana Sujana

    (Jon Syam, 2008) bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

    adanya perubahan pada diri seseorang melalui proses melihat, mengamati dan

    memahami sesuatu.

    Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dengan berbagai

    bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, kecakapan dan

    kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain yang

    merupakan aspek yang ada pada individu. Jadi belajar pada dasarnya adalah

    perubahan yang dapat dilakukan oleh individu dalam bentuk tindakan sebagai

    adanya interaksi dengan lingkungannya.

    Sedangkan menurut Gagne (1985), belajar adalah suatu proses di mana

    suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Dalam hal ini

    belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan

    perasaan yang menghasilkan perubahan prilaku baik yang menyangkut

    kognitif, afektif maupun psikomotor, yang berlangsung melalui pengalaman

    baik langsung maupun tidak langsung.

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang

    berkaiatan dengan pengertian belajar diantaranya :

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    12/49

    12

    4. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambunganyang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.

    5. Dalam belajar terjadi adaanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatifpermanen.

    6. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secarakeseluruhan.

    7. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspekmotivasi emosional, sikap, dan sebagainya.

    2. Karakteristik belajar

    Dalam setiap rangkaian kegiatan belajar terdapat ciri-ciri tertenu. Oemar

    Hamalik (1982:430) mengemukakan bahwa cirri-cri belajar adalah sebagai

    berikut:

    a. Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui.b. Proses itu melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang

    terpusat pada sesuatu tujuan tertentu.

    c. Pengalaman belajar secara maksimum.d. Pengalam belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong

    memotivasi secara berkesinambungan.

    e. Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi pembawaan dan lingkungan.f. Proses belajar dan hasil belajar secara material dipengaruhi oleh

    perbedaan-perbedaan individual.

    g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalamandan hasil-hasil yang diinginkan disesuiakan dengan kematangan menurut

    konsep pendidikan.

    h. Proses belajar yang terbaik adalah apabila peserta didik mengetahui statusdan kemajuannya.

    i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur,hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian atau satu sama lain, tetapi

    dapat didiskusikan secara terpisah.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    13/49

    13

    3. Prinsip - prinsip Belajar.

    Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hokum yang harus dijadikan

    pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum,

    prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.

    Supaya belajar terjadi secara efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip

    berikut :

    a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar baik motivasiintrinsik maupun motivasi ekstrinsik.

    b. Perhatian,atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannyadengan motivasi.

    c. Aktivitas. Belajar itu sendiri merupakan suatu aktivitas.d. Balikan. Balikan di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera

    mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan.

    e. Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yangmemiliki perbedaan dari yang lain.

    4. Hasil BelajarMenurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses

    belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes tertulis, tes

    lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan S. Nasution berpendapat bahwa hasil

    belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya

    mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan

    dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang

    diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran

    yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar

    dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui

    apakah siswa telah menguasi suatu materi atau belum. Penilaian merupakan

    upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang

    ditunjukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta

    kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

    (Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004).

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    14/49

    14

    Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian, nilai ulangan

    tengah semester dan nilai ulangan akhir semester. Dalam penelitian perbaikan

    pembelajaran ini yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan

    harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran matematika. Ulangan harian

    dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau

    kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang

    harus dijawab para peserta didik dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan

    dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan 3 kali

    dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki model dan

    program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan

    nilai bagi para peserta didik.

    5. Pembelajaran Matematika di SD.Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

    kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

    peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang

    dipelajari.

    Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah

    penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan hal - hal

    berikut :

    a. Topik yang sedang dibicarakan.b. Tingkat perkembangan intelektual peserta didik.c. Prinsip dan teori belajar.d. Keterlibatan aktif peserta didik.e. Keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.f. Pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.

    Beberapa strategi pembelajaran matematika yang dianggap sesuai pada

    saat ini antara lain :

    a. Pemecahan Masalah.b. Penyelidikan Matematis.c. Penemuan Terbimbing dan.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    15/49

    15

    d. Pembelajaran Kontekstual.Adapun model pembelajaran yang sering digunakan pada saat ini

    diantaranya adalah :

    a. Model Tutorial.Model tutorial yaitu model pembelajaran berupa uraian atau penjelasan

    topic-topik tertentu yang dapat dilengkapi dengan contoh dan latihan soal.

    b. Model Latihan.Model latihan atau drill yaitu model pembelajaran berupa latihan

    mengerjakan soal-soal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk lebih

    memantapkan pemahaman konsep dan lebih trampil dalam menyelesaikan

    beragam soal.

    c. Model Simulasi (Demontrasi).Model simulasi adalah model pembelajaran untuk memperagakan hal-hal

    yang sulit dilakukan karena mempunyai risiko besar (berbahaya, sangat

    mahal atau langka).

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    16/49

    16

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

    A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian.1. Subjek Penelitian.

    Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa

    kelas IV yang berjumlah 24 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 24

    siswa perempuan.

    2. Tempat Penelitian.Nama Sekolah : SD Negeri Salawangi I Kecamatan Bantarujeg

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : IV ( Empat)

    Desa : Salawangi

    Kecamatan : Bantarujeg

    Kabupaten : Majalengka

    3. Waktu Penelitian.Siklus I : Selasa, 27 Maret 2012.

    Siklus II : Kamis, 5 April 2012.

    B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.1. Tahap Perencanaan (Panning).

    a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensidasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

    metode pembelajaran variatif.

    b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada akarpermasalahan yang akan dipecahkan.

    c. Mendesain langkah-langkah proses pembelajaran sehingga menjadiacuan kongkrit dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran di dalam

    kelas.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    17/49

    17

    d. Membuat instrumen pengamatan yang akan digunakan dalam sikluspenelitian perbaikan pembelajaran.

    e. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).f. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran.

    2. Tahap Pelaksanaan (Acting).a. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus perbaikan pembelajaran.

    Siklus pertama melakukan perbaikan pembelajaran atas dasar

    kegagalan-kegagalan atau permasalahan yang muncul pada kegiatan

    pembelajaran sebelumnya. Adapun siklus kedua dilaksanakan untuk

    memperbaiki permasalahan yang masih terjadi pada siklus pertama.

    b. Perbaikan pembelajaran terutama dilakukan pada strategi dan metodepembelajaran yang diterapkan oleh guru, baik pada kegiatan awal,

    kegiatan inti maupun pada kegiatan penutup.

    c. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru yang sekaligus berperansebagai peneliti dipantau / didampingi oleh seorang pengamat /

    supervisor. Hal ini dilakukan untuk mengawasi, menilai dan sekaligus

    mengarahkan proses perbaikan pembelajaran ke arah pemecahan

    masalah ( peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran ) secara

    lebih objektif.

    d. Dalam melaksanakan tugasnya, pengamat diberikan pedomanobservasi yang memuat kriteria proses pembelajaran yang ideal /

    diharapkan dilakukan oleh guru sehiangga tujuan pembelajaran yang

    telah ditetapkan dalam RPP dapat tercapai.

    e. Adapun langkah-langkah yang akan dilalui dalam pelaksanaanperbaikan perbelajaran ini adalah :

    Kegiatan awal, meliputi apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuanyang ingin dicapai.

    Kegiatan inti, meliputi penyampaian materi pembelajaran denganmenggunakan metode variatif. Penerapan metode ini diarahkan

    untuk membawa siswa pada kondisi pembelajaran yang aktif,

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    18/49

    18

    kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga hasil belajarannya

    meningkat.

    Kegiatan akhir, meliputi penarikan kesimpulan dari materi yangtelah dibahas pada kegiatan inti, pelaksanaan evaluasi, dan

    pemberian tugas pekerjaan rumah untuk memperkaya dan

    menambah pemahaman materi pembelajaran.

    3. Pengamatan (Observation).a. Pengamatan dilakukan untuk melihat :

    Pengkonsisian kelas, motivasi siswa dalam belajar, sertapenyampaian tujuan oleh guru saat memulai proses pembelajaran.

    Penyampaian materi pembelajaran dengan menerapkan metodevariatif

    Aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kegiatan akhir pembelajaran, terutama mengenai evaluasi

    pembelajaran.

    b. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan penelitianini adalah :

    Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajarsiswa.

    Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentangpartisipasi siswa dalam proses belajar mengajar serta

    implementasi model pembelajaran jigsaw dalam PBM.

    Studi kepustakaan, digunakan untuk mencari teori-teori yangrelevan dengan permasalahan penelitian.

    c. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah alat evaluasi,lembar pengamatan, dan sumber data kepustakaan.

    4. Refleksi (Reflecting).Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat kondisi objektif kegiatan

    proses perbaikan pembelajaran, baik berupa keberhasilan maupun

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    19/49

    19

    kegagalan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan

    guru. Adapun kriteria keberhasilan dari kegiatan perbaikan pembelajaran

    ini adalah:

    a. Kategori Berhasil apabila sebagian besar ( > 75 % ) siswamemperoleh nilai > kriteria ketuntasan belajara minimal, artinya

    hasil belajar tinggi.

    b. Kategori Kurang berhasi l apabila sebanyak 60 % - 75 % siswamemperoleh nilai > kriteria ketuntasan belajara minimal, artinya

    hasil belajar sedang.

    c. Kategori T idak berhasil apabila sebagian besar ( < 60 % ) siswamemperoleh nilai > kriteria ketuntasan belajara minimal, artinya

    hasil belajar rendah.

    C. Teknik Analisis DataPengolahan data merupakan suatu usaha untuk menjadikan data

    tersebut mempunyai arti bagi penelitian, karena pada umumnya data yang

    diperoleh dari lapangan merupakan data mentah (raw data). Bohat Soeharto

    (1993 : 129) menyatakan sebagai berikut :

    Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam

    kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi atau

    kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Hal ini disebabkan akan

    kurang mempunyai arti dan implikasi, haruslah disajikan dalam

    bentuk kesimpulan atau generalisasi. Itulah sebabnya perlu

    dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode dan

    teknik tertentu.

    Selanjutnya Winarno Surakhmad (1990 : 101) menjelaskan bahwa :

    Mengolah data adalah suatu usaha yang kongkrit untuk membuat

    data tersebut berbicara, sebab betapapun besar jumlah dan tinggi

    nilai data yang terkumpul, apabila tidak disusun dalam suatu

    organisasi yang diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data

    itu tetap merupakan bahan-bahan yang bisu.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    20/49

    20

    Dalam penelitian ini jenis datanya adalah deskriptif kualitatif dan

    oleh karena itu teknik analisis datanya akan melalui tahap-tahap sebagai

    berikut :

    a. Reduksi data, dengan mengolah data lapangan yang masih kasar menjadidata halus, yaitu dengan memisahkan data yang diperlukan dengan data

    yang tidak diperlukan.

    b. Display data, menyajikan data dalam bentuk deskripsi, tabel atau grafikagar mudah dipahami.

    c. Interpretasi, mengambil kesimpulan (makna) dari data yang telahdiperoleh.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    21/49

    21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    A. Deskrisi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai hasil penelitian

    baik yang dilakukan pada siklus pertama maupun pada siklus kedua.

    Penguraiannya dilakukan untuk masing-masing siklus baik yang berkaitan

    dengan hasil belajar maupun partisipasi siswa selama berlangsungnya proses

    pembelajaran yang menggunakan metode variatif.

    1. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus IPenelitian pembelajaran siklus I dilakukan setelah penulis

    melaksanakan observasi awal pada subjek yang diteliti. Rencana tindakan

    pembelajaran pada siklus I ditulis dalam bentuk rencana perrbaikan

    pembelajaran (RPP) dan scenario pembelajaran I yang dilengkapi dengan

    lembar kerja siswa (LKS) yang bertujuan untuk membantu siswa pada saat

    mengadakan pembelajaran. Untuk memperoleh data disusunlah instrument

    penelitian diantaranya soal tes untuk melihat penguasaan siswa tentang operasi

    hitung pengurangan bilangan pecahan, pedoman observasi untuk mengamati

    kegiatan siswa dan guru. Soal tes dibuat untuk mengukur tingkat pencapaian

    hasil belajar siswa setelah tindakan perbaikan pemebelajaran berakhir,

    sedangkan pedoman observasi disusun untuk mengamati proses pembelajaran

    yang menggunakan metode variatif ini. Efektivitas penerapan metode variatif

    dalam penelitian ini penulis membatasi pada aspek aktivitas siswa maupun

    aktivitas guru. Pengamatan dilakukan oleh supesvisor maupun oleh teman

    sejawat yang bersedia membantu penulis untuk melaksanakan penelitian

    perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD.

    Pada siklus I penelitian dilakukan melalui empat tahap kegiatan,

    yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi,

    maupun tahap refleksi dan replanning.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    22/49

    22

    a. Perencanaan (Planning).Berkaitan dengan upaya pemecahan masalah yang dihadapi pada

    pembelajaran matematika ini, guru menyusun beberapa tindakan persiapan

    yang telah dilakukan sebagai berikut :

    Peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum untuk menjabarkankompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa asgar lebih

    operasional.

    Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang digunakan sebagaipedoman pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode variatif.

    Menetapkan langkah-langkah pembelajaran dengan metode yang variatif,yaitu penggunaan metode caramah, tanya jawab dan latihan.

    Membuat instrumen pengamatan baik untuk aktivitas guru maupunaktivitas siswa.

    Membuat media pembelajaran. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). Membuat instrumen evaluasi pembelajaran. Mempersiapkan daftar nilai.

    b. Pelaksanaan (Acting).Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap terpenting dalam proses

    penelitian karena pada tahap ini peneliti harus betul-betul mengadakan

    pengkajian tehdadap semua langkah tindakan yang dilakukan. Tindakan

    tersebut tentunya harus mengarah pada upaya pemecahan masalah maupun

    tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan pada kegiatan sebelumnya.

    Oleh karena itu agar pelaksanaan dari penelitian perbaikan

    pembelajaran ini berlangsung lancar dan efektif mencapai tujuan maka

    peneliti berusaha melakukan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang

    telah disusun sebelumnya. Adapun skenario pembelajaran yang telah

    disusun untuk penelitian tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut :

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    23/49

    23

    Tabel 4.1

    Aktivitas Tindakan Pembelajaran

    Siklus I

    Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    Kegiatan Awal

    1. Guru memasuki kelas denganmengucapkan salam

    2.

    Guru meminta siswa untukberdoa sebelum belajar.

    3. Guru mendata kehadiran siswa4. Guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang diharapkan

    dapat tercapai saat berakhir

    pelajaran ini

    5. Guru memberikan apersepsitentang materi operasi hirung

    pengurangan bilangan pecahan

    berpenyebut beda, dan

    diasampaikan pula apa gunanyadalam kehidupan sehari-hari.

    Kegiatan Inti

    1. Guru mempersilahkan siswa untukmembuka catatan sebelumnya

    mengenai operasi hitung

    pengurangan bilangan pecahan

    berpenyebut beda.

    2. Guru mempersilahkan para siswauntuk memperhatikan alat peraga

    tentang operasi hitungpengurangan bilangan pecahan

    berpenyebut beda yang di pasangdi papan tulis.

    3. Guru memberikan penjelasan lebihrinci tentang pengurangan

    bilangan pecahan berpenyebut

    beda.

    4. Guru memberikan contoh-contohpengurangan bilangan pecahan

    yang berpenyebut beda.

    5. Guru membimbing para siswa

    Kegiatan Awal

    1. Siswa membalas ucapan salamyang disampaikan guru.

    2.

    Siswa berdoa dalam hatidipimpin oleh ketua kelas.

    3. Siswa mengikuti data kehadiran4. Siswa menyimak tujuan yang

    disampaikan guru.

    5. Siswa menyimak kegiatanapersepsi oleh guru, dan terlihat

    namapak masih belum

    memahaminya.

    Kegiatan Inti

    1. Siswa mengungkapkan contohoperasi hitung pengurangan

    bilangan pecahan biasa

    berpenyebut beda dari hasil

    pekerjaan rumahnya.

    2. Siswa mempelajari operasihitung pengurangan bilangan

    pecahan berpenyebut beda padabuku sumbernya.

    3. Para siswa bekerjasamamengerjakan soal-soal latihan

    pengurangan pecahan

    berpenyebut beda.

    4. Para siswa melakukan tanyajawab baik dengan teman

    maupun dengan guru mengenai

    hal-hal yang belum dikuasainya.

    5. Siswa mengerjakan soal-soallatihan

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    24/49

    24

    untuk mengerjakan soal-soal

    latihan pengurangan bilangan

    pecahan berpenyebut beda6. Guru memberikan jawaban dari

    pertanyaan siswa.

    Kegiatan Akhir

    1. Guru memberikan soal penilaianpost tes.

    2. Guru memberikan soal pekerjaanrumah.

    Pengurangan bilangan pecahan

    berpenyebut beda dalam LKS

    nya masing-masing.6. Siswa bertanya tentang

    pengerjaan soal yanmg belum

    dipahami.

    Kegiatan Akhir

    1. Siswa mengerjakan soal tesakhir pembelajaran.

    2. Siswa berlatih soal latihan dirumah.

    Pada akhir pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini dari

    hasil observasi yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dibantu oleh

    supervisor 2, menyatakan bahwa pembelajaran dapat disimpulkan sebagai

    berikut :

    Guru sudah mulai menerapkan metode variatif.

    Siswa sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran dengan metodepembelajaran yang bervariasi.

    Siswa sudah mulai aktif dalam mengemukakan permasalahannya padaguru saat menghadapi kesulitan soal-soal latihan.

    c. Pengamatan dan Evaluasi (Observation dan Evaluation ).Pada saat pembelajaran berlangsung guru dan supervior / pengamat

    melakukan pengamatan terhadap seluruh aspek kegiatan dari mulai tahap

    persiapan hingga tahap akhir proses belajar. Materi yang diamati terutama

    tentang aktivitas siswa, aktivitas guru maupun hasil belajar siswa.

    Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklusI dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    25/49

    25

    Tabel 4.2

    Perolehan Skor Partisipasi Siswa dalam PBM

    Siklus I

    Nama SiswaSkor

    Perolehan

    Skor

    Ideal

    Persenta

    se

    (%)

    Keterang

    an

    1. Ade2. Agisoh 12 16 75 Tertinggi3. Alifia 9 16 564. Alys 10 16 63 Terendah5. Aril 12 16 75 Tertinggi6. Aziz 10 16 637. Dede faisal 11 16 698. Denta 11 16 699. Didin 12 16 75 Tertinggi10.Enjang 10 16 6311.fitri P 11 16 6912.Galang 10 16 6313.Haikal 12 16 75 Tertinggi14.Ine 12 16 75 Tertinggi15.Luki 11 16 6916.

    M. Aldi 10 16 63

    17.M. VIKRI 11 16 6918.NURMALA 12 16 75 Tertinggi19.RISMA 11 16 6920.TASYA 10 16 6321.USI 11 16 6922.VIVI 12 16 75 Tertinggi23.REREY 11 16 6924.AZRIL 10 16 63

    Rata-rata 10,5 16 65,63 %

    Hasil observasi siklus I : aktivitas guru dalam PBM.Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus pertama

    masih tergolong rendah dengan perolehan skor 28 atau 70 %, sedangkan

    skore idealnya adalah 40. Hal ini karena guru belum maksimal dalam

    menerapkan model pembelajaran variatif. Siswa masih belum termotivasi

    untuk belajar lebih intensif.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    26/49

    26

    Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan

    oleh supervior 2 terhadap aktivitas guru dalam PBM siklus II dapat dilihat

    pada tabel 4.3 berilut ini.

    Tabel 4.3

    LEMBAR HASIL PENGAMATAN

    KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

    Siklus I

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : IV (Empat)

    Hari / Tanggal : Selasa, 27 Maret 2012

    Tujuan Perbaikan : Siswa lebih memahami materi ajar yang diberikanguru

    No Prilaku guru yang diobservasiKemunculan

    KomentarAda Tidak

    1. Kegiatan Awal

    a. Pengkondisian kelas V Sudah mulai adanyapengkondisian kelas

    sehingga KBM agakteratur

    b. Memotivasi siswa V Motivasi siswa belumcukup, masih perlu

    ditingkatkan lagi

    c. Penyampaian tujuanpembelajaran

    V Tujuan sudah disampaikandan telah cukup jelas

    2. Kegiatan Inti

    a. Penyampaian materipembelajaran

    V Guru masihmenyampaikan materidalam garis besarnya saja,

    mohon diperjelas lagi

    b.

    Penggunaan metodepembelajaran VPemilihan metodepembelajaran telah cukup

    sesuai untuk pembelajaranmatematika

    c. Pemberian kesempatankepada siswa untuk

    bertanya

    V Para siswa sudah banyakyang bertanya

    d. Aktivitas siswa padaKBM

    V Interaksi siswa dalambelajar sudah terlihat untuk

    bekerja sama mengerjakanlatihan soal-soal

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    27/49

    27

    3. Kegiatan Akhir

    a.

    Menyimpulkan materipembelajaran VPara siswa masih kesulitanuntuk menyimpulkanmateri yang telah dipelajari

    b. Pelaksanaan evaluasi V Bentuk soal telah dirubahdengan Pilihan Ganda danhasilnya sudah mulai baik

    c. Melakukan tindak lanjut V Para siswa cukup antusiasmengerjakan tugas

    pekerjaan rumahnya.

    Hasil Evaluasi Siklus I: penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

    Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih tergolong

    kurang. Nilai rata-rata yang dicapai siswa baru mencapai rata-rata 65 dari

    skore ideal 100, dengan taraf ketuntasan belajar secara klasikal baru

    mencapai 52 % atau dari jumlah 23 siswa baru 12 orang siswa saja yang

    memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal.

    Berikut ini dapat dilihat data perolehan nilai hasil evaluasi belajar

    siswa pada akhir perbaikan pembelajaran siklus I.

    Tabel 4.4

    Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa dalam PBM

    Siklus I

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas / Semester : IV / Genap

    KKM : 65

    No. Nama SiswaNilai

    Pra Siklus Siklus I

    1. Ade 40 -

    2. Agisoh 0 60

    3. Alifia 0 40

    4. Alya 20 80

    5. Aril 60 60

    6. Aziz 20 40

    7. Dede faisal 60 80

    8. Denta 80 80

    9 Didin 80 80

    10. Enjang 0 40

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    28/49

    28

    11. Fitri p 40 80

    12. Galang 60 80

    13. Haikal 80 8014. Ine 40 40

    15. Luki 0 40

    16. M. Aldi 20 80

    17. M. Vikri 20 40

    18. Nurmala 20 80

    19. Risma 40 60

    20. Tasya 40 60

    21. USI 60 60

    22. VIVI 60 80

    23. REREY 60 80

    24. AZRIL 40 80Jumlah Nilai 940 1500

    Nilai Rata-rata 39 65

    Nilai Teringgi 60 80

    Nilai Terendah 0 40

    Ketuntasan Belajar (%) 12.5 % 52 %

    d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflection dan Replanning).Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama

    adalah sebagai berikut:

    Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yangmengarah kepada pembelajaran variatif. Hal ini terlihat dari hasil

    observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM yang dilakukan oleh

    supervisor 2 yang hanya mencapai 70 %.

    Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar yangmenggunakan pendekatan model variatif. Hal ini terlihat dari hasil

    observasi terhadap partisipasi siswa dalam PBM yang baru mencapai

    67,5 %.

    Hasil belajar siswa kurang memuaskan, karena pada siklus pertama inisiswa baru mencapai rata-rata 65 dengan taraf ketuntasan rata-rata

    secara klasikal 52 % atau dari 23 siswa yang mengikuti tes hasil

    belajar pada pertemuan siklus pertama ini hanya 12 siswa saja yang

    memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal 65.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    29/49

    29

    Masih banyak siswa yang belum dapat menyelesaikan tugas sesuaiwaktu yang telah ditentukan. Hal ini terjadi karena umumnya siswa

    belum disiplin dalam mengerjakan soal-soalnya, terutama karena siswa

    tersebut tidak menyelesaikan tugas rumahnya.

    Guru dan siswa mendapat pengalaman pertama untuk melaksanakanpembelajaran model variatif. Terlepas dari berbagai

    kelemahan/kegagalan yang dialami, namun pembelajaran ini

    memberikan kesan positif dan lebih menarik minat baik bagi guru

    maupun bagi siswa yang dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran

    selanjutnya.

    Untuk memperbaiki berbagai kelemahan dan mempertahankan

    keberhasilannya selama PBM siklus pertama, maka untuk melaksanakan

    siklus kedua dapat dibuat kembali perencanaan (replanning)pembelajaran

    sebagai berikut:

    Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang lebihsesuai/tepat.

    Memberikan motivasi kepada seluruh siswa untuk belajar lebih aktiflagi dalam pembelajaran selanjutnya.

    Meningkatkan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalamkegiatan pembelajaran.

    Harus lebih banyak lagi memberikan penghargaan (reward) pada siswayang berprestasi.

    2.Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus II

    Perbaikan pembelajaran masih perlu dilaksanakan pada siklus

    kedua, karena berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus

    pertama, pembelajaran masih dirasakan belum berhasil memuaskan baik

    mengenai partisipasi siswa, aktivitas guru maupun tingkat penguasaan

    materi pelajaran matematika dari para siswa.

    Seperti halnya pemebelajaran yang dilakukan pada siklus pertama,

    maka pada siklus kedua ini pula penelitian dilakukan melalui empat tahap

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    30/49

    30

    kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan

    evaluasi, maupun tahap refleksi.

    a. Perencanaan (Planning).Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua disusun

    berdasarkan perencanaan ulang (replanning) dan hasil refleksi yang

    dilakukan pada siklus kesatu. Sehingga perencanaan pembelajaran yang

    dilakukan pada siklus kedua ini dilakukan melalui tahapan yang relative

    sama dengan siklus pertama namun disempurnakan dalam hal strategi

    pembelajarannya. Dalam hal ini terdapat beberapa hal yang mendapat

    penekanan, yaitu :

    Memberikan motivasi kepada para siswa, terutama bagi siswa-siswayang pada siklus kesatu terlihat kurang berpartisipasi dalam

    pembelajaran variatif.

    Lebih intensif membimbing siswa yang sulit untuk mengerjakan soal-soal latihannya, bimbingan belajar pada siswa bahkan dilakukan

    secara individual terutama bagi siswa yang pada siklus kesatu masih

    terlihat sangat pasif dan lemah dalam memahami soal-soal yang

    diberikan.

    Pelaksanaan evaluasi pembelajaran terutama evaluasi akhir prosespembelajaran lebih teratur lagi, dan untuk siswa yang berprestasi

    selama proses pembelajaran langsung diberi pengakuan (reward) yang

    tepat sehingga para siswa lebih giat lagi untuk menguasai materi

    pelajaran dan terus aktif dalam pembelajaran.

    Melengkapi perangkat pembelajaran terutama dengan menampilkanmedia pembelajaran yang lebih mudah dipahami siswa, sehingga pada

    siklus kedua ini PBM betul-betul menampilkan pembelajaran yang

    aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

    b. Pelaksanaan (Acting)

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    31/49

    31

    Skenario pembelajaran telah diatur sedemikian rupa, denganmenampilkan situasi belajar yang lebih aktif, kreatif dan menarik bagi

    para siswa.

    Suasana pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran denganmodel variatif. Tugas yang diberikan guru sudah dikerjakan dengan

    baik dan tepat waktu. Siswa sudah menunjukkan kerjasama yang

    lebih efektif, dan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran

    yang telah diberikan guru. Siswa lebih aktif lagi melakukan proses

    belajar mengajar.

    Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk berpartisipasi dalammenyampaikan pertanyaan, menanggapi permasalahan maupun

    menjawab soal-soal latihan yang disampaikan guru.

    Suasana pembelajaran sudah cukup kondusif dan menyenangkan.Adapun gambaran pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dapat

    dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

    Tabel 4.5

    Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus II

    Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

    Kegiatan Awal

    1. Guru memasuki kelas denganmengucapkan salam

    2. Guru meminta siswa untukberdoa sebelum belajar.3. Guru mendata kehadiran siswa4. Guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang diharapkan

    dapat tercapai saat berakhir

    pelajaran ini

    5. Guru memberikan apersepsitentang materi operasi hirung

    pengurangan bilangan

    pecahan.

    Kegiatan Awal

    1. Siswa membalas ucapan salamyang disampaikan guru.

    2. Siswa berdoa dalam hatidipimpin oleh ketua kelas.3. Siswa mengikuti data

    kehadiran

    4. Siswa menyimak tujuan yangdisampaikan guru.

    5. Siswa menyimak kegiatanapersepsi oleh guru, dan

    terlihat namapak masih belum

    memahaminya.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    32/49

    32

    Kegiatan Inti

    1. Guru mempersilahkan siswauntuk membuka catatansebelumnya mengenai operasi

    hitung pengurangan bilangan

    pecahan berpenyebut beda.

    2. Guru mempersilahkan parasiswa untuk memperhatikan

    alat peraga tentang operasi

    hitung pengurangan bilangan

    pecahan berpenyebut beda

    yang di pasang di papan tulis.

    3. Guru memberikan penjelasanlebih optimal tentang

    pengurangan bilangan pecahan

    berpenyebut beda.

    4. Guru memberikan contoh-contoh soal pengurangan

    bilangan pecahan yang

    berpenyebut beda.

    5. Guru membimbing para siswauntuk mengerjakan soal-soal

    latihan

    6. Guru memberikan penjelasanyang lebih rinci dari

    pertanyaan-prtanyaan yang

    disampaikan para siswa

    Kegiatan Akhir

    1. Guru memberikan soalpenilaian post tes.

    2. Guru memberikan soalpekerjaan rumah.

    Kegiatan Inti

    1. Siswa mengungkapkan contohoperasi hitung penguranganbilangan pecahan biasa

    berpenyebut beda dari hasil

    pekerjaan rumahnya.

    2. Siswa mempelajari operasihitung pengurangan bilangan

    pecahan berpenyebut beda

    pada buku sumbernya.

    3. Para siswa bekerjasamamengerjakan soal-soal latihan

    pengurangan pecahanberpenyebut beda.

    4. Para siswa melakukan tanyajawab baik dengan teman

    maupun dengan guru

    mengenai hal-hal yang belum

    dikuasainya.

    5. Para siswa mengerjakan soal-soal latihan.

    6. Siswa bertanya tentangpengerjaan soal yang belum

    dipahami.

    Kegiatan Akhir

    1. Para siswa mengerjakan soalpos tes

    c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) Hasil obervasi terhadap partisipasi siswa dalam PBM selama siklus

    kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.6

    Perolehan Skor Partisipasi Siswa dalam PBM

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    33/49

    33

    Siklus II

    No. Nama SiswaSkor

    Perolehan

    Skor

    Ideal

    Persentase

    (%)Ket.

    1 Ade 11 16 69

    2 Agis - - -

    3 Alifia - - -

    4 Alys 12 16 75

    5Aril

    13 16 81

    6 Aziz 13 16 81

    7 Dede Faisal 13 16 81

    8 Denta 11 16 69

    9 Didin 12 16 75

    10 Enjang 13 16 81

    11 Fitri p 13 16 81

    12Galang

    12 16 75

    13 Haikal 12 16 75

    14 Ine 13 16 81

    15 Luki 13 16 81

    16 M. Aldi 12 16 75

    17 M. VIKRI 12 16 75

    18 NURMALA 12 16 75

    19RISMA

    12 16 75

    20 TASYA 13 16 81

    21 Usi 13 16 81

    22 Vivi 13 16 81

    23 Rerey 13 16 81

    24 Azril 13 16 81

    Rata-rata 12,5 16 78,13 %

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    34/49

    34

    Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM selama sikluskedua menunjukkan adanya peningkatan yang sangat berarti darisiklus pertama yakni mencapai rata-rata 90 %.

    Adapun data yang diperoleh dari pengamatan yang

    dilakukan oleh supervisor 2 selama PBM siklus II dapat dilihat pada

    tabel 4. 7 di bawah ini.

    Tabel 4.7

    LEMBAR HASIL PENGAMATAN

    KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARANSiklus II

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : IV (Empat)

    Hari / Tanggal : Kamis, 05 April 2012

    Tujuan Perbaikan : Siswa lebih memahami materi ajar yang diberikan

    guru

    No Prilaku guru yang diobservasiKemunculan

    Komentar

    Ada Tidak1. Kegiatan Awal

    a. Pengkondisian kelas V Kelas telah dikondisikanlebih baik sehingga KBM

    lebih teratur

    b. Memotivasi siswa V Siswa telah termotivasidengan baik

    c. Penyampaian tujuanpembelajaran

    V Tujuan sudah disampaikandengan cukup jelas

    2. Kegiatan Inti

    a. Penyampaian materipembelajaran V Materi ajar telahdisampaikan dengan cukupjelas

    b. Penggunaan metodepembelajaran

    V Penggunaan metodepembelajaran telah

    dilakukan cukup efektif.

    c. Pemberian kesempatankepada siswa untuk

    bertanya

    V Sebagian besar siswasudah dapatmenyampaikan

    permasalahannya kepadaguru

    d. Aktivitas siswa padaKBM

    V Para siswa telah cukupaktif dan partisipatif dalam

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    35/49

    35

    belajar

    3. Kegiatan Akhir

    a. Menyimpulkan materipembelajaran

    V Dengan bimbingan guru,para siswa sudah dapat

    menarik kesimpulan

    materi yang telah dipelajari

    b. Pelaksanaan evaluasi V Evaluasi sudah cukupefektif sehingga lebih dari

    85 % siswa tuntas dalam

    belajar.

    c. Melakukan tindaklanjut

    V Para siswa sudah cukupantusias untuk

    mengerjakan sosl-soal PR

    Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pelajaran pada sikluskedua tergolong cukup tinggi, yakni mencapai nilai rata-rata 85,

    dengan taraf ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 91 % yakni

    dari 22 orang siswa yang mengikuti tes pada akhir pertemuan siklus II

    terdapat 20 siswa yang mencapai nilai di atas kriteria ketuntasan

    minimal mata pelajaran matematika.

    Tabel 4.8

    Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa dalam PBM

    Siklus II

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas / Semester : IV / Genap

    KKM : 65

    No. Nama SiswaNilai

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    1. Ade 40 - 80

    2. Agis 0 60 -

    3. Alifia 0 40 -

    4. Alys 20 80 80

    5. Aril 60 60 80

    6. Aziz 20 40 80

    7. Dede Faisal 60 80 100

    8. Denta 80 80 100

    9 Didin 80 80 100

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    36/49

    36

    10. Enjang 0 40 80

    11. Fitri p 40 80 100

    12. Galang 60 80 10013. Haikal 80 80 100

    14. Ine 40 40 80

    15. Luki 0 40 60

    16. M. Aldi 20 80 100

    17. M. Vikri 20 40 80

    18. Nurmala 20 80 80

    19. Risma 40 60 80

    20. Tasya 40 60 60

    21. Usi 60 60 80

    22. Vivi 60 80 100

    23. Rerey 60 80 8024. Azril 40 80 80

    Jumlah Nilai 940 1500 1880

    Nilai Rata-rata 39 65 85

    Nilai Teringgi 60 80 100

    Nilai Terendah 0 40 60

    Ketuntasan Belajar (%) 12.5 % 52 % 91 %

    Refleksi (Reflecting)

    Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua iniadalah sebagai berikut:

    Partisipasi siswa dalam PBM sudah mengarah kepada pembelajaranyang aktif. Siswa sudah mampu menunjukkan minat dan perhatian

    yang cukup tinggi dalam belajar. Para siswa sudah mampu

    berpartisipasi dalam belajar, bekerja sama cukup efektif dalam

    mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, serta saling membantu

    dalam memecahkan persoalan yang muncul saat dihadapkan dengan

    soal-soal latihan.

    Proses pembelajaran berjalan cukup baik dan dinamis, terutamakarena pada siklus kedua ini, guru sudah cukup mampu dan terbiasa

    membimbing siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

    pembelajaran model variatif. Guru sudah cukup intensif membimbing

    siswa untuk memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi siswa

    selama pembelajaran.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    37/49

    37

    Hasil evaluasi terhadap penguasaan materi pelajaran cukupmemuaskan, karena dapat mencapai nilai rata-rata 85, jauh di ataskriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 65.

    Meningkatnya nilai rata-rata hasil ulangan dari 39 pada ulangan prasiklus menjadi 65 pada nilai ulangan harian siklus I dan 85 pada nilai

    ulangan II adalah suatu bukti adanya perubahan yang cukup berarti

    dengan diterapkannya metode variatif.

    d. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    38/49

    38

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran

    Matematika kelas IV SD, selama beberapa kali pertemuan yang dilakukan

    melalui tiga siklus pembelajaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Penerapan pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan partisipasisiswa dalam pembelajaran.

    2. Hasil observasi terhadap partisipasi siswa dalam PBM menunjukkanadanya peningkatan yang cukup berarti dari siklus satu ke siklus-siklus

    selanjutnya.

    3. Pada siklus pertama partisipasi siswa dalam PBM baru mencapai rata-rata70%, sedangkan pada siklus kedua menunjukkan adanya peningkatan

    menjadi 75%. Dan pada siklus ketiga partisipasi siswa meningkat cukup

    berarti menjadi 80,5%.

    4. Penguasaan siswa terhadap materi pelajaran juga menunjukkanpeningkatan. Hal ini dapat dilihat baik dari hasil evaluasi proses maupun

    evaluasi hasil belajar, perubahannya cukup berarti. Nilai ulangan harian

    kesatu yang dilaksanakan sebelum pembelajaran nilai rata-ratanya adalah

    5,8. Sedangkan nilai ulangan harian kedua dan ketiga meningkat mencapai

    rata-rata 6,8 dan 7,5 (yang dilakukan setelah pembelajaran model jigsaw).

    5. Dengan pembelajaran model jigsaw, maka pembelajaran matematika dapatlebih efektif dan menyenangkan, hingga selanjutnya dapat mendorong

    partisipasi dan hasil belajar para siswa dalam pembelajaran.

    B. Saran

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    39/49

    39

    Dari hasil penelitian yang dilakukan selama proses pembelajaran

    terbukti bahwa pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan partisipasi

    dan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran IPS, maka atas dasar itu

    menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

    1. Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan para guru dapat memilihpendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan sasaran dan tujuan

    yang ingin dicapai. Pembelajaran model jigsaw merupakan alternatif yang

    dapat dipilih, khususnya pada mata pelajaran rumpun IPS.

    2. Kegiatan PTK ini dirasakan peneliti sangat bermanfaat untukmeningkatkan kualitas pembelajaran, maka diharapkan para guru dapat

    melakukannya secara berkesinambungan dalam berbagai mata pelajaran.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    40/49

    40

    Arikunto, Suharsimi., Suhardjono dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan

    Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

    Ibrahim, Muslim. (2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Press.

    Igak, Wardhani dan Kuswaya Wihardit. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.

    Jakarta: Universitas Terbuka.

    Karso. (Maret 2008). Karya Pengembangan Profesi dan Pembuatan Karya Tulis

    Ilmiah/Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Workshop MGMP

    Matematika, Majalengka.

    Kartadinata, Sunaryo. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

    Universitas Pendidikan Indonesia.

    Kunandar. (Januari 2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

    Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Saidi, Idi. (2004). Model-model Pembelajaran. Makalah pada Pembekalan Guru

    Bantu Sekolah Menengah Kejuruan, Bandung: LPMP.

    Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.

    Bandung: Nusa Media.

    Sudjana, Nana. (1991).Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru.

    Wachidi, (2000). Inovasi Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial SMP di Kota

    Bandung. Disertasi tidak diterbitkan : PPS UPI Bandung.

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    41/49

    41

    Yamin, Martinis. (2003). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

    Gaung Persada Press.

    LAPORAN PTK

    PENERAPAN METODE VARIATIF

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    42/49

    42

    UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

    TENTANG PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN

    BERPENYEBUT BEDA DI KELAS IV SDN SALAWANGI III

    KECAMATAN BANTARUJEG

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah

    Pemantapan Kemampuan Profesional

    Disusun oleh :

    Nama : Mimih Ratnaningsih

    NIM : 815143097

    Program Studi : PGSD-S-1

    Pokjar : Universitas Majalengka

    Kabupaten : Majalengka

    Masa TASYAstrasi : 2012.1

    SDN SALAWANG I KECAMATAN BANTARUJEG

    KAB. MAJALENGKA

    2012LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    43/49

    43

    1. Judul Karya Tulis:PENERAPAN METODE VARIATIF UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

    TENTANG PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN

    BERPENYEBUT BEDA DI KELAS IV SDN SALAWANGI I

    KECAMATAN BANTARUJEG

    2. Identitas Peneliti :Nama : NONOH ROHAENAH

    NIP. : 196601081987032003

    Tempat Penelitian : SD Negeri Salawangi I

    Waktu Penelitian : Bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2010

    3. Keterangan:Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan

    Kelas.

    Mengetahui Majalengka, Maret 2010

    Kepala SDN Salawangi I, Peneliti,

    Drs, SUPARNO NONOH ROHAENAH

    NIP. 19620204198206100 NIP.196601081987032003

    ABSTRAK

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    44/49

    44

    Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran

    Matematika kelas IV SDN Salawangi I Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

    Majalengka. Penelitian ini dilakukan atas dasar perlunya pembaharuan dalam

    peningkatan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran

    matematika di sekolah sebagai jawaban dari kondisi yang semakin melemahnya

    kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi pelajaran tidak

    kontekstual dan kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk

    belajarnya. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan

    pendekatan pembelajaran tradisional sehingga memerlukan upaya untuk

    memenuhi tuntutan kurikulum yang ingin mengembangkan kompetensi siswa

    secara optimal.

    Keadaan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan oleh para guru

    dapat berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan, serta menurunkan minat

    dan motivasi belajar siswa.

    Berdasarkan uraian permasalahan di atas, melalui penelitian ini diharapkan

    guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran serta mampu

    meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data

    dan analisisnya melalui kajian-kajian reflektif dan partisipatif. Pengembangan

    program didasarkan pada data-data dan informasi dari siswa, guru dan setting

    sosial kelas secara alamiah melalui tiga tahapan siklus penelitian tindakan kelas.

    Untuk meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa dalam

    pembelajaran matematika dilakukan PTK dengan menggunakan pembelajaran

    model jigsaw. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Salawangi I

    Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan 3 siklus. Pada siklus

    pertama sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar model jigsaw.

    Dalam siklus kedua siswa dan guru pengajar sudah mulai memahami

    implementasi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw menunjukkan hasil yang

    cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi baik terhadap guru

    pengajar maupun terhadap siswa yang mulai terbiasa menciptakan suasana

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    45/49

    45

    pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran jigsaw. Selanjutnya dalam

    siklus ketiga guru dan siswa sudah cukup terbiasa untuk mengimplementasikan

    pembelajaran model jigsaw dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat

    mewujudkan suasana pembelajaran yang bermutu, menyenangkan serta berhasil

    sesuai yang diharapkan. Dari hasil observasi, aktivitas siswa meningkat dari rata-

    rata 70% pada siklus pertama menjadi rata-rata 75% pada siklus kedua dan rata-

    rata 80,5% pada siklus ketiga. Sementara itu hasil ulangan harian juga

    menunjukkan adanya peningkatan dari rata-rata 5,7 pada ulangan harian kesatu

    (sebelum penggunaan pembelajaran model jigsaw) menjadi rata-rata 6,8 pada

    ulangan harian kedua dan menjadi 7,5 pada ulangan harian (setelah pembelajaran

    dengan menggunakan model jigsaw). Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan

    kelas mulai siklus pertama, kedua dan ketiga, dengan ini dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa

    dalam pembelajaran matematika pada kelas IV SD Negeri Salawangi I Kecamatan

    Bantarujeg Kabupaten Majalengka.

    KATA PENGANTAR

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    46/49

    46

    Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah Swt, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian

    ini sesuai dengan rencana.

    Penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran

    MATEMATIKAKelas IV SDN Salawangi I Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

    majalengka ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Penelitian

    Tindakan Kelas.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

    penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu

    dalam kelancaran penelitian ini, terutama kepada:

    1. Drs, Suparno. selaku Kepala SD Negeri Salawangi I Kecamatan BantarujegKabupaten Majalengka yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan

    kepada penulis untuk terus berkarya dalam meningkatkan kualitas proses

    pembelajaran.

    2. Ande, S.Pd. sebagai teman sejawat yang telah memberikan bantuan dalamrangka pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

    3. Rekan-rekan guru SD Negeri Salawangi I Kecamatan Bantarujeg KabupatenMajalengka yang telah membantu memperlancar pelaksanaan penelitian.

    Akhirnya, penulis mohon kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ini.

    Semoga bermanfaat. Amiin.

    Majalengka, Maret 2010

    Penulis,

    iii

    DAFTAR ISI

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    47/49

    47

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN .. i

    ABSTRAK ii

    KATA PENGANTAR .. iii

    DAFTAR ISI . iv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .. 1

    B. Identifikasi Masalah 3C. Perumusan Masalah 4D. Cara Memecahkan Masalah 4E. Hipotesis Tindakan . 4F. Tujuan PTK . 5G. Manfaat Penelitian .. 5

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Model Pembelajaran .. 6B. Kerangka Pemecahan Masalah ... 8C. Hakikat Hasil Belajar dan Partisipasi Siswa dalam

    Pembelajaran

    Matematika.... 9

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Setting Penelitian 11B. Persiapan PTK 12C. Subjek Penelitian 12D. Sumber Data 12E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 13F. Indikator Kinerja . 14G. Analisis Data ... 14H. Prosedur Penelitian . 15

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    48/49

    48

    A. Siklus Pertama 19B. Siklus Kedua ... 23C. Siklus Ketiga ... 27

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan . 31B. Saran ... 32

    DAFTAR PUSTAKA ... 33

    LAMPIRAN .. 34

    v

  • 5/25/2018 Laporan PKP UT (2) (Repaired)

    49/49

    49