laporan pkl junia marwa
TRANSCRIPT
LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH)
DI BANK SYARI’AH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU JATINANGOR
Disusun oleh:
Junia Marwa1210 302 090
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
1434 H/2013 M
LEMBAR PERSETUJUAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH)
DI BANK SYARI’AH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU JATINANGOR
KABUPATEN SUMEDANG
Disusun Oleh:
Nama : Junia Marwa
Nomor Induk : 1210 302 090
Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk dinilai, dan dapat dikeluarkan
nilai akhir (kumulatif) untuk kuliah kerja lapangan (KKL)
Mengetahui
Ketua Jurusan,
Sarip Muslim, S.Ag, M.A
NIP. 1914022002121002
Menyetujui
Pembimbing,
Dra. Hj. Neni Nuraeni, M. Ag
NIP. 196610171999032002
FORMAT PENILAIAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH)
Kepada Yth :
Ketua/Sekretaris Juurusan Mua’malah
Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Setelah memperhatikan kegiatan mulai dari pemebekalan, kehadiran,
pengamatan di lapangan, penyusunan laporan individual, dengan ini saya
pembimbing Kuliah Kerja Lapangan menerangkan bahwa Mahasiswa berikut:
Nama : Junia Marwa
Nomor Induk : 1210 302 090
Tempat peraktik : Bank Syari’ah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Jatinangor
Memperoleh nilai akhir :………(.......................…….)
Dengan demikian keterangan ini diberikan agar yang berkepentingan
menjadi maklum.
Bandung, Februari 2013
Pembimbing,
Dra. Hj. Neni Nuraeni, M. Ag
NIP. 196610171999032002
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................x
FORMAT PENILAIAN ........................................................................................xx
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................1
B. Dasar Penyelenggaraan .......................................................................2
C. Maksud dan Tujuan .............................................................................2
D. Bentuk dan Jenis Kegiatan...................................................................3
E. Tempat dan Waktu Penyelenggaraan ..................................................4
F. Tahapan Kegiatan ................................................................................4
G. Kegunaan Praktek Kerja Lapangan .....................................................5
H. Sistematika Penulisan ..........................................................................6
BAB II KONDISI OBJEKTIF BANK SYARI’AH MANDIRI KANTOR
CABANG PEMBANTU JATINANGOR
A. Sejarah Berdirinya Bank Syari’ah Mandiri (BSM) ...........................7
B. Identitas Lembaga................................................................................9
C. Visi dan Misi Bank Syari’ah Mandiri.................................................11
D. Landasan Hukum ................................................................................11
E. Struktur Organisasi Bank Syari’ah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Jatinangor...........................................................................12
F. Proses dan Etika Bisnis Bank Syari’ah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Jatinangor..........................................................................13
G. Lembaga Pendukung...........................................................................14
BAB III PRODUK-PRODUK BANK SYARI’AH MANDIRI KANTOR
CABANG PEMBANTU JATINANGOR
A. Produk Pendanaan...............................................................................15
B. Produk Pembiayaan ............................................................................18
C. Produk Jasa/Layanan ..........................................................................35
D. Analisis Talangan Haji........................................................................37
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................44
B. Saran ...................................................................................................46
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji hanyalah milik Allah semata, tuhan semesta alam.
Dengan karunia dan rahmatnya manusia senantiasa mengembangkan segala
kemampuan untuk terus berkaya dan beribadah.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yakni
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta
kepada kita selaku umatnya.
Alhamdulillah saya sebagai penyusun sangat bersyukur dengan karunia
Allah SWT, laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dapat terselesaikan,
walaupun penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan penyusun dimasa yang akan datang.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta
membantu dalam penyusunan laporan ini, bantuan dan dorongan serta
bimbingannya. Untuk itu sebagai rasa syukur, pada kesempatan ini perkenankan
saya untuk mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan semangat baik moril
maupun materil, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Prof. Oyo Sunaryo Mukhlas, M. Si, selaku Dekan Fakultas Syari’ah
dan Hukum.
3. Bapak Sarip Muslim, S. Ag. M.A, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah (Mua’malah).
4. Ibu Dra. Hj. Neni Nuraeni, M.Ag, selaku dosen pembimbing
5. Bapak Ahmad Yani, selaku kepala cabang di BSM KCP Jatinangor yang
telah memberikan perizinan KKL.
6. Para staf BSM KCP Jatinangor yang telah berkenan membantu selama
proses Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berlangsung.
7. Rekan-rekan Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah) dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Demikianlah, mudah-mudahan laporan ini bermanfaat khusunya bagi saya
sendiri selaku penyusun dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi usaha saya dalam menggapai hasil yang diharapkan. Amiin.
Bandung, Januari 2013
Junia Marwa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah) adalah satu bagian dari
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang
melaksanakan kegiatan akademik dalam bidang Hukum Islam pada aspek
Mua’malah (Ekonomi dan Bisnis Syari’ah). Oleh karena itu ia merupakan ujung
tombak dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
kurikulum yang hendak dicapai.
Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah) membentuk Sarjana Muslim
yang memiliki keahlian dalam bidang Mua’malah (Ekonomi dan Bisnis Syari’ah)
yang profesional, memiliki kemampuan teoritis dan keterampilan praktis di
Bidang Hukum Bisnis Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu disusun suatu kegiatan
pembelajaran yang terencana, terorganisasi dan sistematik sejalan dengan
kurikulum yang berbasis dengan kompetensi. Kegiatan-kegiatan itu salah satunya
adalah praktek profesi kemua’malahan di lembaga-lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syari’ah yang juga disebut dengan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Praktek profesi ke-mua’malahan merupakan bentuk kegiatan pembelajaran diluar
perkuliahan agar mahasiswa dapat pengetahuan dan pengalaman praktis sesuai
dengan bidang kompetensinya.
Praktek profesi ini melibatkan berbagi unsur, yaitu mahasiswa sebagai
peserta dan staf jurusan sebagai pelaksan teknis, pimpinan fakultas dan dosen
pembimbing sebagai penanggung jawab, serta pihak-pihak lain, yakni
perusahaan dan perbankan syari’ah yang dijadikan sebagai tempat praktikum.
B. Dasar Penyelenggaraan
Dasar Penyelenggaraan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor: 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi;
3. Keputusan Menteri Agama RI. Nomor: 110 Tahun 1982 tentang
Pembinaan Ilmu Agama;
4. Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 27 Tahun 1995 tentang
Kurikulum Nasional Program Strata Satu (S.1);
5. Keputusan Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung Nomor 11
Tahun 1999 tentang Kurikulum IAIN Sunan Gunung Djati Bandung;
6. Keputusan Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung Nomor 16
Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik;
7. Keputusan Rapat Pimpinan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan
Gunung Djati Bandung tentang Penyelenggaraan Praktikum Tanggal
28 April 2008.
C. Maksud dan Tujuan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dimaksudkan agar mahasiswa jurusan
Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah) dapat mempraktekkan ilmu/teori yang
didapat dibangku kuliah kedalam dunia industri dan bisnis atau unit usaha lainnya.
Tujuan kuliah kerja lapangan adalah:
1. Agar mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah)
memehami secara mendalam tentang manajemen perusahaan dan
perbankan syari’ah secara makro;
2. Agar mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah)
memiliki pengalaman praktis mengenai pengelolaan perusahaan dan
opeasionalisasi perbankan syari’ah meliputi administrasi keuangan,
produksi dan pemasaran;
3. Agar mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah)
mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan bisnis yang Islami;
4. Agar mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah)
memiliki keterampilan dalam membuat dan menyusun laporan kerja,
akunting, dan neraca keuangan perusahaan atau perbankan syari’ah.
D. Bentuk dan Jenis Kegiatan
Praktik Profesi ini dilakukan dalam bentuk rangkaian kegitan ; (1)
Pengamatan (2) Latihan Kerja/Magang Kerja (3) Penyusunan Laporan Praktik
Lapangan yang meliputi Pengelolaan, Manajemen, Akunting, Produksi, dan
Pemasaran Perusahaan dan Perbankan Syari’ah meliputi:
1. Pengamatan yang berkaitan dengan manajemen, administrasi, dan
mekanismenya dengan rincian sebagai berikut :
a. Manajemen Perusahaan/Perbankan:
1) Organisasi Perusahaan/Perbankan
2) Pengelolaan Perusahaan/Perbankan
3) Kinerja Perusahaan/Perbankan.
b. Administrasi Perusahaan/Perbankan:
1) Pembukuan dan Akunting Perusahaan/Perbankan
2) Neraca Pembelanjaan dan Penjualan Perusahaan/ Perbankan.
c. Mekanisme dan Kegiatan Usaha Perusahaan/Perbankan :
1) Jenis Produksi
2) Marketing.
2. Latihan Kerja/Magang Kerja
Setiap mahasiswa praktikum melakukan latihan kerja/magang secara
langsung dan atau membantu para pegawai perusahaan, yang
berkaitan dengan administrasi perusahaan, pembukuan dan akunting
perusahaan. Disamping itu dapat juga membantu para petugas sebagai
rekan kerja pada bidangnya masing-masing.
E. Tempat dan Waktu Penyelenggaraan
Secara umum waktu yang dipergunakan untuk kegiatan ini adalah mulai
tanggal 01 Januari s.d 30 Januari 2013. Namun penyusun melakukan kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan ini selama satu bulan tehitung tanggal 14 November s.d
14 Desember 2012.
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini di laksanakan di PT. Bank
Syari’ah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Jatinangor yang berlokasi di Jl. Raya
Jatinangor No. 158 Sumedang 45363. Telp. 022-87779000. Fax. 022-7792049.
F. Tahapan Kegiatan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bank Syari’ah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Jatinangor dengan tahapan kegiatan sebagai
berikut:
1. Tahapan pembekalan; Mahasiswa/praktikan mengikuti penyuluhan
dan orientasi praktikum yang diselenggarakan oleh panitia dan tim
pengarah;
2. Tahap pelaksanaan; Mahasiswa/praktikan melaksanakan kegiatan
latihan kerja di lokasi praktikum selama satu pekan atau enam hari
kerja. Dalam kegiatannya, mahasiswa harus mengadakan pengamatan
terhadap mekanisme perusahaan/ perbankan, menelaah dan
mempelajari administrasi dan akunting perusahaan. Termasuk turut
serta membantu kegiatan-kegiatan pelayanan pada perusahaan
dibawah bimbingan pimpinan/staf perusahaan.
3. Tahap pelaporan; Mahasiswa/praktikan harus membuat laporan dari
hasil kegiatan praktik lapangannya, yang kemudian diserahkan kepada
pembimbing dan jurusan untuk diadakan evaluasi dan penilaian.
G. Manfaat Kuliah Kerja Lapangan
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi
penulis maupun pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:
1. Bagi Penulis
a. Sebagai sarana pembelajaran dalam pemanfaatan (transformasi) ilmu
yang telah diperoleh di bangku kuliah kedalam dunia industri dan
bisnis atau unit usaha lainnya.
b. Sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman kerja dilembaga
perbankan syari’ah.
c. Sebagai sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
2. Bagi Pihak Bank Syari’ah Mandiri
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai
pertimbangan dalam referensi bagi Bank Syari’ah Mandiri dimasa
yang akan datang.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil laporan ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan
referensi dan informasi tambahan mengenai Perbankan Syari’ah
H. Sistematika Penulisan
Agar dapat memberikan gambaran awal dari laporan akhir Kuliah Kerja
Lapangan ini, perlu dipaparkan sistematika pembahasan, laporan akhir Kuliah
Kerja Lapangan terdiri dari lima bab yang tersusun secara sistematis.
Bab I : Mencakup Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang,
Dasar Penyelenggaraan, Maksud dan Tujuan, Bentuk dan Jenis
Kegiatan, Tempat dan Waktu Penyelenggaraan, Tahapan
Kegiatan, Manfaat Kuliah Kerja Lapangan, serta Sistematika
Pembahasan.
Bab II : Bab ini berisi Deskripsi Bank Syari’ah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Jatinangor.
Bab III : Bab ini berisi Hasil dan Pembahasan.
Bab IV : Bab ini berisi Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
KONDISI OBJEKTIF BANK SYARI’AH MANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU JATINANGOR
A. Sejarah Bank Syari’ah Mandiri
Bank Syari’ah Mandiri (BSM) adalah lembaga intermediasi Keuangan yang
bergerak dibidang Perbankan Syari’ah dengan sistem pengelolaannya yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip hukum Islam. BSM Hadir dengan Cita-Cita
untuk Membangun Negeri dengan Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi
kemanusiaan dan integritas yang telah tertanam kuat pada segenap insan Bank
Syari’ah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun
1999, merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter
1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997,
yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional,
telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh
sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT.
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi
satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syari’ah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syari’ah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT.
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syari’ah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syari’ah dengan nama PT.
Bank Syari’ah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH,
No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syari’ah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT. Bank Syari’ah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT. Bank Syari’ah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
Seiring dengan berjalannya waktu BSM pun terus menunjukkan
eksistensinya dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Kini BSM telah
berumur 13 tahun. Dengan usia yang masih Belia ini BSM telah muncul sebagai
Bank yang terpercaya dalam pengelolaan dana masyarakat. Hal ini terbukti dari
proses pelayanan BSM yang kini secara operasional tergolong memadai. Hal ini
juga mengundang hujan atas penghargaan pada tahun 2010 BSM mendapat
penghargaan atas strategi pengelolaan manajemen SDM Award, kemudian BSM
diberikan penghargaan atas Bank Syari’ah Terbaik versi majalah investor dll.
PT. Bank Syari’ah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syari’ah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia guna menuju Indonesia yang lebih baik.
B. Identitas Lembaga
a) Profil Lembaga
Nama : PT Bank Syari’ah Mandiri
Kantor Pusat : Gedung Bank Syari’ah Mandiri, Jl.
MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340-
Indonesia
Telepon : (62-21) 2300 509, 3983 9000
Faksimili : (62-21) 3983 2989
Website : www.syari’ahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri : 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi : 01 November 1999
Modal Dasar : Rp. 2.500.000.000.000,-
Modal Disetor : Rp. 858.243.565.000,-
Kantor Layanan : 520 kantor, yang tersebar di 33
Provinsi di seluruh Indonesia
Jumlah Jaringan ATM BSM : 220 ATM Syari’ah Mandiri, ATM
Mandiri 4.795, ATM Bersama 20.487
unit (include ATM Mandiri dan ATM
BSM), ATM Prima 14.403 unit, EDC
BCA 121.743 unit, ATM BCA 7053
dan Malaysia Electronic Payment
System (MEPS) 7.435 unit.
Jumlah Karyawan : 7.902 orang (PerDesember 2010)
Mandiri Syari’ah Call : (021) 5299
77552.1.2.
b) Kepemilikan Saham
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk : 131.648.712 lembar
saham(99,999999%)
2. PT Mandiri Sekuritas : 1 lembar saham
(0,000001%)
C. Visi dan Misi Bank Syari’ah Mandiri
Visi
Menjadi Bank Syari’ah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
Misi
Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
Mengembangkan nilai-nilai syari’ah universal.
Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
D. Landasan Hukum
Hukum Syari’ah Hukum Positif
Al-Qur’an Undang-undang
Al-Hadits Peraturan BI
Ijma Ulama KUHAP
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
E. Struktur Kepegawaian Bank Syari’ah Mandiri KCP Jatinangor
KEPALA CABANGAkhmad
Yani
ACCOUNT OFFICER
Belum ada
KA.WR MIKRO
Belum ada
OPERATIONAL
OFFICERDenden Iyan R
TELLERFitry
Meilitasari
PMSBelum ada
PMSTandang Triyadi
PMMBelum ada
A. ANALISIS MIKRO
Belum ada
BO ADMIN
Belum ada
BACK OFFICEBobby Ilham
CSVita Desy
P
SFE1. A Faqih2. Sri Budi S
OFFICE BOYJaka
Herman
DRIVERHabib
Usman
MESSENGER
Ridwanulloh
SECURITY1. Deny Y J2. Ade Budiman3. Agus Taufiq
E. Proses dan Etika Bisnis Bank Syari’ah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Jatinangor
Proses dan etika bisnis Bank Syari’ah Mandiri adalah sebagai berikut:
a. Excellence (Imtiyaaz) Berupa mencapai kesempurnaan melalui
perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.
Perfection : Berkomitmen pada kesempurnaan
Competence:Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan
b. Teamwork (‘Amal Jamaa’iy) mewujudkan lingkungan kerja yang saling
bersinergi
Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi
stakeholder
Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari
pikiran dan prilaku positif
c. Humanity ( insaaniyah) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
nilai agama
Universality: Mengembangkan nilai-nilai kebaikan secara umum
diterima oleh seluruh umat manusia
Sincerity: Meluruskan niat untuk mendapatkan ridho Allah
d. Integrity (Shidiq) Menaati kode etik profesi dan berpikir serta
berprilaku terpuji
Honesty: Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap prilaku
Decipline: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai tuntutan
perusahaan serta nila-nilai syari’ah
Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan
menjalankannya dengan penuh tanggung jawab
e. Customer Focus (Tafdhilu Al’umalaa) Memahami dan memenuhi
kebutuhan lapangan eksternal dan internal untuk menjadikan Bank
syari’ah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan
Customer Satisfying: Mengutamakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan
Good Governance: Melaksanakan tata kelola organisasi yang
sehat
Innovation: Proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-
ide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat
F. Lembaga Pendukung
Bank Syari’ah Mandiri merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari
keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim
Pengembangan Perbankan Syari’ah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syari’ah di kelompok perusahaan Bank
Mandiri.
BAB III
PRODUK-PRODUK BANK SYARI’AH MANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU JATINANGOR
A. Produk-Produk Pendanaan
1. Tabungan BSM
Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas
dibuka di kantor BSM atau melalui ATM. Berdasarkan prinsip syari’ah
dengan akad mudharabah muthlaqah
2. BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka dengan nisbah bagi hasil berjenjang serta
kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya
sesuai target waktu dan dengan perlindungan asuransi gratis. Berdasarkan
prinsip syari’ah dengan akad mudharabah muthlaqah
3. BSM Tabungan Mabrur
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan
ibadah haji & umrah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah
Muthlaqah.
4. BSM Tabungan Investa Cendikia (TIC)
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan
jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah
Muthlaqah.
5. BSM Deposito
Produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan setelah jangka waktu dalam mata uang rupiah yang dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
6. BSM Deposito Valas
Produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat
lakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk
valuta asing. BSM Deposito Valas ini menggunakan akad Mudharabah
Muthlaqah
7. BSM Tabungan Simpatik
Tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah,
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat
tertentu yang disepakati.
8. TabunganKu
TabunganKu merupakan tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-
bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. TabunganKu ini beroperasi
sesuai prinsip syari’ah dengan akad wadiah yad adh-dhamanah.
9. BSM Tabungan Dollar
Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan setorannya
dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan dengan menggunakan
slip penarikan. BSM Tabungan Dollar ini beroperasi sesuai prinsip
syari’ah dengan akad wadiah yad adh-dhamanah.
10. BSM Giro
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya. BSM Giro
ini beroperasi sesuai prinsip syari’ah dengan akad wadiah yad adh-
dhamanah.
11. BSM Giro US Dollar
Simpanan dalam mata uang dollar Amerika yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dan sesuai prinsip syari’ah dengan akad
wadiah yad adh-dhamanah.
12. BSM Giro Singapore Dollar
Simpanan dalam mata uang dollar Singapore yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat sesuai prinsip syari’ah dengan akad wadiah
yad adh-dhamanah.
13. BSM Giro Euro
Simpanan dalam mata uang Euro yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat sesuai prinsip syari’ah dengan akad wadiah yad adh-
dhamanah.
14. BSM Obligasi
Surat berharga jangka panjang berdasar prinsip syari’ah yang
mewajibkan Emiten (Bank Syari’ah Mandiri) untuk membayar Pendapatan
Bagi Hasil/Kupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syari’ah pada
saat jatuh tempo.
15. BSM Tabungan Perusahaan
Tabungan yang hanya berfungsi untuk menampung kelebihan dana
rekening giro yang dimiliki Institusi/Perusahaan berbadan hukum dengan
menggunakan fasilitas autosave.
B. Produk-Produk Pembiayaan
Prinsip jual beli:
1. Murabahah
Definisi:
- Murabahah adalah akad penyediaan barang berdasarkan sistem jual
beli, dimana bank sebagai penjual yang menyediakan kebutuhan
nasabah dan menjual kepada nasabah dengan harga perolehan
ditambah keuntungan (margin) yang disepakati.
- Pembayaran dapat dilakukan sekaligus saat jatuh tempo atau bertahap
dalam jangka waktu yang disepakati.
Skema pembiayaan
1. Negosiasi dan Persyaratan
2. Akad Jual beli
6. Bayar 5. terima Barang & dokumen
BANK NASABAH
SUPPLIER/ 4. kirim barang & dokumen3. Beli Barang
Implementasi:
1. Penggunaan:
a. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada pembiayaan untuk
pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar
negeri (impor);
b. Murabahah tidak tepat diterapkan untuk skema pembiayaan modal
kerja permanen (permanent working capital) dimana pembiayaan
tersebut bersifat evergreen yang selalu diperpanjang. Hal ini karena
Murabahah merupakan kontrak dengan sekali akad (one shoot
deal)
2. Barang yang boleh dibeli
a. Pembelian rumah/ gedung atau sejenisnya;
b. Pembelian kendaraan/ alat transportasi;
c. Pembelian alat-alat industri
d. Pembelian asset lain yang tidak bertentangan dengan syari’ah
Islam
2. Ijarah
a. Definisi
Ijarah adalah akad antar Bank (Mu’ajjir) dengan nasabah
(Musta’jir) untuk menyewa suatu barang/ obyek sewa (Ma’jur) milik
Bank dan Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang
disewanya.
b. Jenis Ijarah
- Operating Ijarah
Ijarah yang didasarkan pada periode/ masa sewa biasanya sewa
peralatan;
- Ijarah Muntahiyyah Bittamlik
Ijarah yang didasarkan pada sewa menyewa yang berkombinasi,
bila masa sewa berakhir penyewa boleh membelinya.
c. Skema Teknis Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah Bittamlik:
1. Akad Sewa IMBT
4. Bayar Kewajiban
Pelunasan/pembelian
3.a Kirim 2. Beli Obyek Sewa
Dokumen ke Bank
d. Implementasi
(1) Ma’jur (barang/ Obyek sewa) yang diperbolehkan secara syari’ah,
adalah; Properti, Peralatan, alat transportasi, alat-alat berat.
Jumlah ukuran dan jenis Ma’jur yang akan disewa harus diketahui
jelas serta tercantum dalam akad
Sedangkan transaksi ijarah yang tidak diperbolehkan meliputi:
- Perjanjian ijarah untuk eksplorasi atau penggunaan sumber
alam seperti minyak, gas, timber, metal, dan hak cipta;
- Transaksi yang berhubungan dengan lisensi seperti film,
perekaman video, manuskrip, hak paten, dan hak cipta;
- Perjanjian mengenai tenaga kerja dan penyewaan jasa profesi.
(2) Musta’jir (Penyewa)
3b. kirim Barang ke Nasabah
SUPPLIERBARANG/
OBYEK SEWA (MA’JUR)
BANK (MU’AJJIR)
NASABAH (MUSTA’JIR)
- Setelah lebih masa sewa musta’jir wajib membeli ma’jur
(barang/obyek sewa)
- Musta’jir dilarang menyewakan kembali barang yang
disewakan.
(3) Jangka waktu
- Umur maksimal obyek sewa pada saat akad ijarah adalah 25%
dari umur ekonomis obyek.
- Penetapan jangka waktu sewa disesuaikan dengan manfaat
masa pakai obyek, risiko, serta kemampuan nasabah dalam
membayar sewanya, sebagai berikut:
Obyek sewa Jangka waktu maksimal
Kendaraan roda2 2 tahun
Kendaraan roda 4umum 4 tahun
Kendaraan roda 4 pribadi 5 tahun
Truk 4 tahun
Heavy truk/ alat berat 4 tahun
Mesin-mesin 3 tahun
Kapal 5 tahun
- Untuk obyek sewa berupa barang bekas ditetapkan:
Saat akad maksimal umur barang adalah 5 tahun.
Saat berakhir akad maksimal umur barang adalah 10 tahun.
Namun demikian penetapan umur maksimal obyek saat
akad maupun pada akhir akad sangat tergantung dengan jenis,
spesifikasi, sertifikasi kelayakan, dan masa ekonomis obyek sewa
yang telah diatur pada Buku Pedoman Pembiayaan mengenai
agunan.
(4) Uang Muka Sewa
Nasabah membayar down payment yang dihitung sebagai
angsuran sewa pertama (in advance).
Setoran angsuran sewa pertama oleh nasabah dilakukan pada
permulaan masa sewa dan besarnya disesuaikan dengan nilai
likuidasi obyek sewa, sebagai berikut:
a. Obyek baru: 20% s/d 40% dari nilai obyek sewa
b. Obyek bekas: minimal 40% dari nilai obyek sewa
3. Istishna
a. Definisi:
Istishna adalah akad jual beli barang (Mashnu’) antara pemesan
(Mustashni’) dengan penerima pesanan (Shani). Spesifikasi dan
harga barang pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran
dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan.
Jika bank bertindak sebagai Shani’ kemudian menunjuk pihak lain
untuk membuat barang (Mashnu’) maka pembiayaan ini disebut
Istishna Pararel.
b. Skema Pembiayaan:
a) Produsen dipilih oleh Bank:
1. Pesan
b) Produsen dipilih oleh Nasabah:
c. Implementasi:
Penggunaan:
Bai’ al Istishna’ umumnya dapat diterapkan pada pembiayaan
proyek: pembiayaan kontraktor, proyek perumahan, proyek industri,
proyek transportasi jalan tol, proyek komunikasi, proyek listerik/
energi, proyek pertambangan, dan lain-lain.
Barang yang boleh dibeli:
Murabahah ditujukan untuk pembelian fixed asset/aktiva tetap,
seperti:
1). Pembangunan/renovasi rumah/gedung atau sejenisnya;
2). Pemesanan (indent) kendaraan/alat transportasi;
3). Pemesanan alat-alat industri, hasil-hasil garmen/konveksi;
NASABAHKONSUMEN
BANK(PENJUAL)
PRODUSEN(PEMBUAT)
3. jual 2. Beli
NASABAH(PEMESAN)
BANK(PENJUAL)
PRODUSEN(PEMBUAT)
2.Jual
1.Pesan
3.pesan & beli
4). Pemesanan asset lain yang tidak bertentangan dengan syari’ah dan
disetujui bank.
Bank:
1). Bank berhak menentukan supplier dalam pembelian barang.
2). Apabila nasabah menunjuk supplier lain, maka Bank berhak
melakukan penilaian terhadap supplier tersebut untuk menentukan
apakah supplier tersebut layak atau tidak (sesuai criteria yang
ditetapkan oleh Bank).
4. Salam
a. Definisi
Pembelian suatu hasil produksi (komoditi) untuk pengiriman yang
ditangguhkan dengan pembayaran segera sesuai dengan
persyaratan tertentu atau penjualan suatu komoditi untuk
pengiriman yang ditangguhkan sebagai imbalan atas pembayaran
segera.
Salam pararel adalah suatu akad salam dimana pelaksanaan
kewajiban Muslam Ilaih (penjual) tergantung pada penerimaan
yang akan diperolehnya (dalam kapasitas sebagai Muslam) dari
akad salam sebelumnya, dimana akad salam yang kedua tidak
tergantung akad salam yang pertama.
b. Tujuan Penggunaan
Pembelian dan penjualan hasil produksi pertanian/peternakan/
perkebunan.
c. Skema Pembiayaan dalam Salam Pararel:
d. Implementasi
a) Tujuan
Pembelian hasil produksi/ komoditas pertanian/ perkebunan/
peternakan.
b) Hasil Produksi/ Barang
(1) Hasil produksi/ Barang (komoditas) pertanian/ perkebunan/
peternakan harus diketahui spesifikasinya antara lain: jenis,
ukuran, mutu, dan jumlah komoditas yang akan dibeli;
(2) Hasil produksi (komoditas) yang diterima harus sesuai dengan
spesikasi yang diminta. Kekeliruan atau resiko cacat produk
sepenuhnya menjadi tanggung jawab produsen;
(3) Apabila produsen tidak dapat menyediakan seluruh atau
sebagian komoditas yang diminta sesuai dengan perjanjian,
maka Bank memiliki pilihan untuk:
Membatalkan (mem-fasakh-kan) akad dan meminta
pengembalian dana hak Bank;
Menunggu penyerahan barang hingga tersedia;
Meminta kepada nasabah untuk mengganti dengan barang
lainnya yang sejenis atau tidak sejenis atau tidak sejenis
BANK PEMBELINASABA
PETANINASABAH
2.Pesan Barang + Bayar
1.Akad Salam
5.Bayar
3.Kirim Dokumen
4.Kirim Barang
sepanjang nilai pasarannya sama dengan barang pesanan
semula
(4) Apabila produsen menyerahkan hasil produksi kepada Bank
dengan kualitas yang lebih tinggi, maka produsen tidak boleh
meminta tambahan harga, kecuali terdapat kesepakatan antara
Bank dengan nasabah (produsen). Demikian pula sebaiknya
apabila kualitas barang lebih rendah dan Bank menerima
dengan sukarela, maka Bank tidak boleh mununtut
pemotongan harga (diskon).
(5) Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan Salam Parelel
berlaku persyaratan sebagai berikut:
Bank sebagai pembeli dalam akad Salam dapat membuat
akad Salam Paralel dengan pihak lainnya dimana bank
betindak sebagai penjual;
Kewajiban dan hak dalam kedua Akad Salam harus
terpisah;
Pelaksanaan kewajiban salah satu Akad Salam tidak boleh
tergantung pada akad Salam lainnya;
Bank yang bertindak sebagai penjual dalam akad Salam
Paralel harus memenuhi kewajibannya kepada pihak
lainnya apabila nasabah dalam tidak memenuhi ketentuan
pada akad Salam;
Bank menjual barang kepada nasabah pemesan dengan
spesifikasi yang telah disepakati;
Pembayaran harga oleh nasabah kepada Bank dilakukan
secara penuh pada saat akad disepakati;
Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya sesuai
dengan kesepakatan;
Nasabah sebagai pembeli tidak boleh menjual barang yang
belum diterima;
Nasabah dapat meminta jaminan (garansi) dari pihak
ketiga atas kepastian penyerahan barang oleh Bank
Prinsip Bagi Hasil:
1. Musyarakah
Definisi:
- Musyarakah (syirkah) adalah percampuran dana untuk tujuan
pembagian keuntungan. Musyarakah juga berarti akad antara orang-
orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan;
- Kerjasama (syirkah) tersebut dapat berupa modal dan jasa. Pelaksana
boleh berasal dari salah satu anggota penyerta/ pihak lain (diluar
anggota syirkah)
Teknis perbankan:
- Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana
nasabah dan bank bersama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut;
- Modal yang disetor bisa berupa uang, barang perdagangan (trading
asset), property, equipment, atau intangible asset (seperti hak paten dan
goodwill) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang;
- Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan
usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
Skema pembiayaan:
Keterangan:
- Bank dan nasabah sebagai penyedia dana sesuai dengan kemampuannya
- Pembagian hasil proyek didasarkan pada revenue sharing
Implementasi:
Tujuan penggunaan pembiayaan/ penyediaan modal kerja:
a. Jenis usaha pesanan (order);
b. Jenis usaha waralaba;
c. Jenis usaha dengan pola kemitraan;
d. Jenis usaha industri/ manufaktur;
e. Menyediakan dana untuk proyek/ aktivitas ekspor-impor.
2. Mudharabah
- Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak shahibul maal menyediakan modal 100% sedangkan pihak
BANK
MODAL
PENDAPATAN
PROYEK / USAHA
MODAL & SKILLS
NASABAH
BAGI HASILSESUAI PORSI KONTRIBUSI
MODAL (NISBAH)
lainnya (mudharib) menjadi pengelola dengan keuntungan dibagi
menurut kesepakatan di muka;
- Kerugian ditanggung oleh pemilik modal sepanjang tidak disebabkan
oleh kesalahan atau kelalaian pengelola;
- Kerugian yang diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian
pengelola sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak pengelola;
- Mudharabah pada sisi asset bank dapat dicatat sebagai pembiayaan
modal kerja dan investasi khusus (Mudharabah Muqayyadah);
- Mudharabah Muqayyadah adalah akad mudharabah dimana shahibul
maal memberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara
dan obyek investasi. Mudharib dapat diperintahkan oleh shahibul
maal untuk:
a. Tidak mencampurkan dana shahibul maal dengan dana dari
sumber lain;
b. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan
dengan pembayaran bertahap, tanpa penjamin, dan /atau
tanpa jaminan;
c. Melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga
- Mudharabah Muqayyadah Off-Balance-Sheet adalah penyaluran dana
Mudharabah Muqayyadah yang terikat (restricted investment) dan
Bank bertindak sebagai manajer investasi (investment manager).
Bank hanya memperoleh arrange fee dan tidak menanggung resiko
pembiayaan.
- Persyaratan penyaluran Mudharabah Muqayyadah minimal sebagai
berikut:
a. Bank bertindak sebagai manajer investasi (investment
manager) yang menghubungkan pihak pemilik dana
(investor) dan pengelola usaha (mudharib)
b. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian denda, dan
pembagian keuntungan ditentukan berdassarkan kesepakatan
antara investor, nasabah, dan Bank;
c. Bank tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah tetapi
memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha
nasabah;
d. Bank sebagai investment manager tidak menerima arrange
fee (imbalan) yang perhitungannya sesuai dengan
kesepakatan para pihak;
e. Pembagian keuntungan dari pengelola dana investasi
dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati antara
investor dan pengelola usaha (mudharib);
f. Bank sebagai investment manager tidak menaggung risiko
kerugian usaha yang dibiayai;
g. Investor menanggung seluruh risiko kerugian kegiatan usaha
kecuali jika pengelola usaha melakukan kecurangan, lalai,
atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian
usaha.
Skema Pembiayaan:
a. Mudharabah
Perjanjian Bagi Hasil
Nisbah X% Nisbah Y%
b. Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet
Implementasi:
Tujuan Penggunaan:
a. Pembiayaan/penyediaan modal kerja
NASABAH
KEAHLIAN MODAL 100%
BANK
PROYEK/USAH
PENDAPATAN
MODAL
BSM Perjanjian bagi hasil, risk,
sharing dan fee
PELAKSANA USAHA
INVESTOR
PROYEK
ARRANGER
BAGI HASIL
MODAL
(2) Jenis usaha waralaba
(3) Jenis usaha dengan pola kemitraan
(4) Jenis usaha industry/ manufaktur
(5) Menyediakan dana untuk proyek/ aktivitas ekspor-impor.
b. Pembiayaan investasi khusus.
Pembiayaan kepada sector usaha atau pelaksana usaha yang sesuai
dengan keinginan investor.
Jenis-jenis produk pembiayaan di Bank Syari’ah Mandiri:
1. BSM Pembiayaan Talangan Haji
Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah
khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji
dan pada saat pelunasan BPIH.
2. BSM Customer Network Financing
BSM Customer Network Financing (BSM-CNF) adalah fasilitas
pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah (agen, dealer, dan
sebagainya) untuk pembelian persediaan/ inventory barang dari Rekanan
(ATPM, produsen/disteributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama
dengan Bank.
3. BSM Pembiayaan Resi Gudang
Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi komersial
dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan
jaminan utama berupa komoditas/ produk yang dibiayai dan berada dalam
suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen.
4. BSM Pembiayaan Edukasi
Pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga
pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun
ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah.
5. PKPA
Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggota
(PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk
pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang
mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan.
6. BSM Implan
Pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh
bank kepada karyawan tetap Perusahaan/anggota Kopkar yang
pengajuannya dilakukan secara massal (kolektif).
7. Pembiayaan Dana Berputar
Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang
penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan
riil nasabah.
8. BSM Pembiayaan Pemilikan Rumah
Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek,
menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal
(konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun
non developer, dengan sistem murabahah.
9. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syari’ah Bersubsidi
Pembiayaan untuk pemilikan/pembelian rumah sederhana sehat
(RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan
subsidi uang muka dari pemerintah, yang ditujukan kepada golongan
berpendapatan tetap (pegawai/ karyawan).
10. BSM Pembiayaan Griya DP 0%
Pembiayaan Griya BSM tanpa dipersyaratkan adanya uang muka
bagi nasabah, di mana nilai pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga
transaksi rumah.
11. BSM Sistem Pembayaran Off Line
Sistem pembayaran BSM secara off line yang dapat digunakan oleh
institusi yang memiliki pelanggan yang banyak untuk melakukan
pembayaran dari pelanggan institusi di seluruh konter BSM.
12. Pembiayaan kepada Pensiunan
Penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk pembiayaan
multiguna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran
dilakukan melalui pemotongan langsung uang pensiun yang diterima Bank
setiap bulan (pensiun bulanan).
13. Pembiayaan Peralatan Kedokteran
Pemberian fasilitas pembiayaan kepada para profesional dibidang
kedokteran/kesehatan untuk pembelian peralatan baru penunjang kerja.
C. Produk Jasa/ Layanan
1. Wakalah
Wakalah berarti perwalian/perwakilan. Artinya BSM bekerja untuk
mewakili nasabah dalam melakukan suatu hal. BSM mengaplikasikan
skema ini pada beragam layanan semisal pembukuan L/C, transfer uang,
inkaso, dan SKBDN.
2. Rahn
Rahn atau gadai, artinya bank syari’ah meminjamkan uang (qardh)
kepada nasabah dengan jaminan yang dititipkan nasabah ke bank syari’ah.
Bank syari’ah memungut biaya penitipan jaminan tersebut untuk menutup
biaya dan keuntungan bank syari’ah. BSM mengaplikasikan skema ini
pada BSM Gadai Emas iB.
3. Kafalah
Dengan skema kafalah, bank syari’ah menjamin nasabahnya. Bila
terjadi sesuatu dengan nasabah, bank syari’ah akan bertanggung jawab
kepada pihak ketiga sesuai kesepakatan awal. BSM mengaplikasikan
skema ini pada produk BSM Bank Garansi.
4. Sharf
Merupakan jasa penukaran uang. BSM mengaplikasikan skema ini
untuk layanan penukaran uang Rupiah dengan mata uang Negara lain.
Penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank
mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
5. Hiwalah
Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang (anjak
piutang). Dalam praktek Perbankan Syari’ah fasilitas hiwalah lazimnya
untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat
melanjutkan produksinya. Bank mendaptakan ganti biaya atas jasa
pemindahan utang. Untuk mengantisipasi risiko kerugian yang akan
timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang
berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang
dengan yang berutang.
6. Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi dalam perbankan biasanya
dalam empat hal, yaitu: sebagai Pinjaman Talangan Haji, Pinjaman Tunai,
Pinjaman Kepada Pengusaha Kecil, dan Pinjaman Kepada Pengurus Bank.
Adapun produk jasa yang ada di bank syari’ah mandiri, yaitu:
1. BSM Card
2. BSM Sentra Bayar
3. BSM SMS Banking
4. BSM Net Banking
5. BSM Mobile Banking GPRS
6. PPBA (Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM)
7. BSM Pooling Fund
8. BSM Pertukaran Valas
9. BSM Bank Garansi
10. BSM Electronic Payroll
11. BSM SKBDN
12. BSM Letter of Credit
13. BSM Transfer Western Union
14. BSM Kliring
15. BSM Inkaso
16. BSM Intercity Clearing
17. BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
18. Transfer Dalam Kota (LLG)
19. Transfer D.U.I.T. (Dana Untuk Indonesia Tercinta)
20. BSM Pajak Online
21. BSM Pajak Impor
22. BSM Referensi Bank
23. BSM Standing Order
24. BSM Autosave
25. BSM Transfer Valas
D. Analisis Talangan Haji
Talangan haji adalah salah satu produk pembiayaan dengan akad Ijarah
dan Qardh di Bank Syari’ah Mandiri pada bidang haji; dimana nasabah harus
memiliki BSM Tabungan Mabrur dengan berakadkan Mudharabah Muthlaqah
yang merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk
menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji pada saat pelunasan
BPIH. Dengan setoran awal Rp. 500.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp.
100.000,- serta saldo minimal pendaftaran ke SISKOHAT Rp. 25.500.000,- atau
sesuai ketentuan DEPAG.
Manfaat:
- Aman dan terjamin
- Fasilitas talangan haji untuk kemudahan mendapatkan porsi haji
- Online dengan SISKOHAT Departemen Agama untuk kemudahan
pendaftaran haji
Persyaratan : kartu identitas KTP/SIM/Paspor nasabah
Skema proses pendaftaran haji:
-NASABAH
-BANK
Mekanisme permohonan fasilitas dana talangan haji:
1. Pendaftaran
Pertama-tama nasabah mendatangi customer service untuk
berkonsultasi terlebih dahulu tentang bagaimana cara melakukan
permohonan pembiayaan talangan haji, dan persyaratan apa saja yang
harus dipenuhi oleh nasabah. Jika sudah mengerti dengan prosedur yang
harus dijalankan, nesabah melakukan pendaftaran terlebih dahulu dengan
membuka tabungan mabrur.
2. Perlengkapan persyaratan
NASABAH BANKCetak No. Porsi
Haji
DEPAGProses mendapat
SPPH
BANK Membuka Tab. Haji
FASILITAS TALANGAN(syarat dan ketentuan
berlaku)
TABUNGAN25.500.000,-
PROSES AKAD
DANA CAIR22.500.000,-
1
2
54
3
Untuk persyaratan dalam permohonan pembiayaan talangan haji ini
ada persyaratan untuk ke bank, dan ada persyaratan yang harus dipenuhi
untuk ke DEPAG.
Untuk persyaratan talangan haji ke bank, sebagai berikut:
a. Memiliki rekening Tabungan Mabrur
b. Mengisi surat permohonan talangan haji
c. Fotocopy KTP (suami/isteri)
d. Fotocopy Kartu Keluarga
e. Fotocopy Surat Nikah (suami/isteri)
f. Materai 6.000 sebanyak 11 buah
g. Slip gaji/keretangan penghasilan
Adapun persyaratan ke DEPAG sebagai berikut:
a. Fotocopy KTP (5 lembar) beserta aslinya dibawa.
b. Fotocopy kartu keluarga (KK) 3 lembar beserta aslinya dibawa
c. Fotocopy akta lahir/ surat kena lahir/surat nikah/ijazah non sarjana
(SD,SLTP/SLTA) atau salah satu diantaranya beserta aslinya dibawa
d. Surat keterangan domisili/surat serba guna dari lurah diketahui oleh
camat, yang menyatakan penduduk asli bermaterai (Rp.6.000,-) serta
fotocopynya 3 lembar dan aslinya dibawa.
e. Surat keterangan sehat dari PUSKESMAS, fotocopynya 3 lembar serta
aslinya dibawa
f. Membawa Buku tabungan haji (Tabungan Mabrur) dengan saldo min.
Rp. 25.500.000,- dan fotocopynya serta membawa yang asli
g. .foto berwarna:
Latar belakang putih
Tidak berpakaian dinas
Tidak berkacamata
80% wajah
Pria dianjurkan tidak berpeci
Wanita (kerudung tidak berwarna putih)
Ukuran Untuk DEPAG Untuk bank3x4 5 lembar 5 lembar4x6 5 lembar 1 lembar
h. Untuk memperoleh Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) calon
jama’ah haji harus datang sendiri ke kantor Departemen Agama Kota
Bandung (tidak diwakilkan)
3. Mengisi Formulir dan Persuratan
Formulir dan persuratan yang harus di isi dan ditandatangani
adalah sebagai berikut:
- Surat permohonan fasilitas dana talangan pendaftaran haji,
- Surat pernyataan pembatalan pendaftaran tabung haji,
- Surat pernyataan pembatalan keberangkatan haji,
- Surat permohonan pembatalan serta pengembalian dana setoran
BPIH tabungan.
- Surat kuasa. Maksudnya bahwa nasabah memberikan kuasa kepada
pihak bank (yang langsung ditangani oleh kepala KCP) untuk
mengurus segala hal yang berkaitan dengan pembatalan serta
pengambilan dana setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji.
Semua surat-surat diatas yang aslinya akan dipegang oleh pihak
bank, sedangkan nasabah hanya memegang copy-annya saja. Hal ini
dilakukan selama nasabah belum melunasi pembiayaannya ke bank dalam
waktu yang telah disepakati. Karena dalam pembiayaan ini tidak ada
jaminan dari nasabah berupa materi, sertifikat atau sebagainya,
dikhawatirkan nasabah tidak bisa melunasinya, maka jaminannya adalah
surat-surat tersebut termasuk surat pembatalan pemberangkatan. Jadi jika
nasabah tidak dapat melunasi pembiayaannya selama waktu yang telah
ditentukan dan tidak memperpanjang jangka waktu, maka otomatis surat
pembatalan pembiayaan tersebut akan digunakan.
4. Pembayaran Uang Muka
Sebelum beranjak ke pelaksanaan akad, nasabah diperkenankan
untuk memilih jangka waktu jatuh tempo fasilitas talangan haji yang
dikehendaki. Satu tahun, dua tahun ataukah tiga tahun. Jika telah
diputuskan untuk jangka waktu jatuh temponya maka ada biaya yang mesti
dibayarkan di waktu sebelum akad. Biaya yang dikenakan berbeda-beda
disesuaikan dengan jangka waktu jatuh tempo yang dipilihnya. Adapun
rinciannya sebagai berikut:
Jangka Waktu Pelunasan
Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga
Jumlah Talangan Rp. 22.500.000,-Saldo Tabungan Mabrur
Rp. 500.000,-
*Ujrah Rp. 2.850.000,- Rp. 2.850.000,- Rp. 2.850.000,-Dana Nasabah Rp.2.500.000,-Jumlah Dana Nasabah Rp.5.850.000,-
*Ujrah sewaktu-waktu bias berubah sesuai dengan ketentuan
Talangan Rp. 22.500.000,- dapat dicicil dengan cara menabung sebesar:
1 tahun Rp. 1.875.000,-/bulan
2 tahun Rp. 937.500,-/bulan
3 tahun Rp. 625.000,-/bulan
5. Pelaksanaan Akad
Setelah surat-surat dan formulir telah diisi, dan sudah adanya
persetujuan dari pihak bank, maka tahap selanjutnya yaitu akad. Akad
yang digunakan dalam pembiayaan talangan haji ini adalah akad Qard dan
akad Ijarah. Akad Qard (pinjaman uang) bahwa pihak bank tidak
mengambil keuntungan dari pembiayaan tersebut. Jadi jika nasabah
melakukan permohonan pembiayaan sebesar 20.000.000,-, maka nasabah
mengembalikan uangnya pun sebesar yang diterima dari bank.
Akad Ijarah berarti bahwa pihak Bank Syari’ah Mandiri setuju
untuk memberikan jasa pengurusan pendaftaran haji yang berhubungan
langsung dengan SISKOHAT. Dalam akad ini nasabah dikenakan ujroh
sebagai biaya untuk administrasi, pajak dan lain sebagainya. Adapun besar
ujrohnya sesuai dengan jangka waktu pembiayaan yang disepakati. Ujroh
ini dibayar diawal pembiayaan ini bersamaan dengan pembukaan tabungan
mabrur dan pembayaran ke SISKOHAT.
6. Pencairan
Jika semua persyaratan dan administrasi telah terpenuhi maka
pembiayaan pun dapat dicairkan. Yaitu uang dari bank akan ditransferkan
ke rekening tabungan nasabah yang sudah dibuat pada awal waktu
pembiayaan, sejumlah uang yang dibutuhkan untuk pendaftaran ibadah
haji ke DEPAG.
7. Pembayaran
Uang permohonan pembiayaan sudah ada di rekening tabungan
nasabah, dan nasabah pun dapat mendaftarkan diri dan memberikan uang
sejumlah yang dibutuhkan untuk ibadah haji ke DEPAG.
Adapun biaya yang saat ini diberikan oleh bank kepada nasabah
untuk talangan haji adalah sebesar Rp. 22.500.000,-.
8. Jangka Waktu Pembayaran ke Bank.
Tidak ada cicilan dan jumlah wajib setor yang diwajibkan selama
jangka waktu yang ditentukan, nasabah bebas membayar baik dengan di
cicil ataupun di bayar lunas. Namun pada waktu jatuh tempo dan akan
pemberangkatan, biaya tersebut harus sudah lunas.
Jika nasabah belum bisa melunasi pembayaran ke bank selama
jangka waktu yang disepakati, maka nasabah harus membuat permohonan
perpanjangan waktu. Maksimal untuk waktunya selama tiga tahun, jika
lebih dari itu maka otomatis pemberangkatan haji dibatalkan. Adapun
nasabah jika memperpanjang waktu menambah ujrohnya, yaitu sebesar
Rp.2.850.000,-.
Buku tabungan mabrur yang dibuat itu hanya berlaku untuk satu
orang nasabah dan hanya untuk satu kali permohonan fasilitas haji. Jadi
setelah pemberangkatan ada tahap tutup buku; Yaitu tabungan mabrur di
non aktifkan karena sudah selesai, dengan memakai biaya sebesar
Rp.25.000,-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT Bank Syari’ah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syari’ah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia.
BSM lahir pada 1 November 1999, dan sudah 13 tahun lebih BSM hadir
untuk memberikan layanan perbankan syari’ah yang modern dan profesional. atas
kepercayaan nasabah, aset, DPK, laba dan penghargaan yang diterima BSM terus
berkembang. BSM senantiasa berinovasi dengan meluncurkan beragam produk
berbasis teknologi mutakhir, seperti: BSM Mobile Banking GPRS, BSM Net
Banking, BSM Pooling Fund, BSM Network Financing, Pembiayaan Resi
Gudang, dll serta kerjasama dengan jaringan ATM Bank Mandiri, ATM BCA,
ATM Bersama dan ATM Prima.
Adapun nilai-nilai perusahaan yang terdapat di BSM ini antara lain
Excellence (Imtiyaaz), Teamwork (‘Amal Jamaa’iy), Humanity ( insaaniyah),
Integrity (Shidiq), Customer Focus (Tafdhilu Al’umalaa).
Produk-produk dari Bank Syariah Mandiri KCP Jatinangor ini sangat
banyak, namun dari sekian banyaknya produk tersebut dikelompokkan pada tiga
kelompok, yaitu:
Produk Pendanaan
Produk Pembiayaan
Produk Jasa/ Layanan.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis amati diketahui bahwa dari
sekian banyak produk simpanan yang terdapat di Bank Syari’ah Mandirin
KCP Jatinangor bahwa salah satu produk simpanan yang menjadi unggulan
adalah produk simpanan BSM, merupakan yang paling banyak diminati nasabah
karena keutamaanya dalam memberikan manfaat kepada nasabah, berupa
pembagian Hasil antara nasabah dengan BSM sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati diawal.
Sedangkan untuk produk pembiayaan yang menjadi unggulan adalah
produk pembiayaan Dana Talangan Haji karena kemudahan dalam memberikan
akses pendapatan kursi haji, tanpa harus melunasi terlebih dahulu pembayarnnya.
Setelah surat-surat dan formulir telah diisi, dan sudah adanya persetujuan dari
pihak bank, maka tahap selanjutnya yaitu akad. Akad yang digunakan dalam
pembiayaan talangan haji ini adalah akad Qard dan Ijarah.
Akad Qard adalah pinjaman uang, dalam hal ini pinjaman talangan haji,
dimana nasabah (calon haji) diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat
penyetoran biaya perjalanan haji, dimana nasabah harus melunasinya sebelum
keberangkatannya ke haji. Akad ijarah yang merupakan akad sewa jasa (bank)
anatara nasabah dengan bank syari’ah. Bank syari’ah memberikan pelayanan
(jasa) untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang akan pergi haji, sehingga
kebutuhan nasabah terfasilitasi. Akad Ijarah berarti bahwa pihak Bank Syari’ah
Mandiri setuju untuk memberikan jasa pengurusan pendaftaran haji yang
berhubungan langsung dengan SISKOHAT.
Namun demikian nasabah harus berkorban biaya untuk apa yang akan di
dapatkannya yakni dengan membayar ujrohnya kepada Bank. sebagai biaya untuk
administrasi, pajak dan lain sebagainya. Seperti bunyi kaidah “li al-jalib adh-
dhaman” yang artinya penerimaan manfaat harus berbayar; yakni setiap orang
yang mendapat pelayanan harus membayar sejumlah biaya atas pelayanan yang
diperolehnya.
Sedangkan untuk produk jasa yang menjadi unggulan adalah produk jasa
layanan e-Payroll, karena layanan e-Payroll biasa digunakan untuk pembayaran
gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini Bank Syari’ah Mandiri secara
mudah, dan aman, serta fleksibel sehingga memudahkan dalam proses
pembayaran gaji karyawan.
B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ada
beberapa hal yang ingin saya sampaikan sebagai saran dan masukan, sebagai
berikut :
1. Untuk mahasiswa jurusan Mua’malah agar lebih meningkatkan
pengetahunanya lagi. Agar matang dalam teori dan siap saji pada praktik.
Sehingga dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada
perekonomian kita Indonesia. Khususnya permasalahan yang ada pada
dunia perbankan.
2. Untuk pihak Fakultas serta Jurusan, agar lebih meningkatkan lagi pelajaran
mengenai ekonomi syari’ah baik dari segi teori maupun praktik serta
memperluas jaringan kerjasama dengan sejumlah institusi bank maupun
non bank untuk menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa sehingga
dapat mencetak sarjana ekonomi yang berkualitas dimasa yang akan
datang.
3. Untuk pihak Bank agar lebih ditingkatkan lagi sosialisasi ekonomi
syari’ahnya khususnya dalam bidang perbankan syari’ah, sehingga istilah-
istilah syari’ahnya tidak menjadi asing di kalangan masyarakat awam.