laporan percobaan 9
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN 9
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL
LILI ERLISTANTINI
2A – 1041160012 (12)
PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 1
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012
Tanggal Percobaan : 19-06-2012
PERCOBAAN 9
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL
1. Tujuan
1.1. Menentukan kapan distribusi muncul pada saluran.
1.2. Menjabarkan distribusi tegangan sepanjang saluran yang dibebani sebesar
impedansi karakteristiknya.
2. Diagram Rangkaian
3. Alat – alat dan Komponen yang Digunakan :
Jumlah Nama Alat Nomor Alat
1 Generator Fungsi
2 Saluran Koaksial - 2.05.01.048.29
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 2
- 2.05.01.048.30
1 Set Kabel penghubung dan plug -
2 Kabel Banana - Banana -
1 Kabel BNC – BNC -
1 Multimeter BBC -
1 Dioda Adapter -
1 Resistor 60 ohm -
4. Langkah Kerja
Untuk pembacaan pada masing- masing pengukuran seri (MP1-5 = 0 = l = 100
m), level pada awal saluran (MP1 = 0 m) diberi tegangan U1 = 0 dB, dengan
saluran dihubung singkat. Saat hubung singkat dilepas, level input akan turun
sekita -7 dB pada frekuensi 370 kHz.
Perubahan level tersebut, hasil dari transformasi adalah ditentukan pada semua
frekuensi yang diberikan dan diambil dalam perhitungan ketika membuat gambar
sketsa. Untuk penuruan level yang tajam, range meter harus diubah dari 1 V (dB)
ke 300 mV (-10db).
Mencatat nilai-nila pengukuran pada MP 1 sampai MP 5 untuk kondisi – kondisi
berikut :
4.1. Pada f = 370 kHz, saluran hubung singkat, range 1 V.
4.2. Pada f = 370 kHz, saluran hubung buka, range 300 mV.
4.3. Pada f = 740 kHz, saluran hubung singkat, range 1 V.
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 3
4.4. Pada f = 740 kHz, saluran hubung buka, range 300 mV.
4.5. Pada f = 1500 kHz, saluran hubung singkat, range 1 V.
4.6. Pada f = 1500 kHz, saluran hubung buka, range 300 mV.
4.7. Pada f = 370 kHz, 740kHz dan 1500 kHz, untuk beban 60 ohm..
4.8. Menggambar ketiga diagram distribusi untuk 4.1 sampai 5.7 untuk
pengukuran pada titik l = 0, l = 25 m, l = 50 m, l = 75 m dan l = 100 m
pada frekuensi 370 kHz, 740 kHz dan 1500 kHz untuk saluran sepadan
(match), hubung singkat dan hubung buka.
5. Hasil Percobaan
Untuk 4.1dan 4.2. frekuensi 370 kHz
Range 300 mV = -10 dB Range 1 V = 0 dB
Hubung Singkat Hubung Buka
MP l (m) U (dB) f (kHz) U (dB)
1 0 0 370 -10
2 25 -1 370 -8
3 50 -3,5 370 -6,6
4 75 -8 370 -5
5 100 -14 370 -4
Untuk 4.3dan 4.4. frekuensi 740 kHz
Range 300 mV = -10 dB Range 1 V = 0 dB
Hubung Singkat Hubung Buka
MP l (m) U (dB) f (kHz) U (dB)
1 0 -10 740 0
2 25 -8 740 -4,8
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 4
3 50 -7,8 740 -8
4 75 -13 740 -3,8
5 100 -17 740 -1,8
Untuk 4.5dan 4.6. frekuensi 1500 kHz
Range 1 V = 0 dB Range 300 mV = -10 dB
Hubung Singkat Hubung Buka
MP l (m) U (dB) f (kHz) U (dB)
1 0 0 1500 -10
2 25 -2,8 1500 -11
3 50 -5 1500 -12,5
4 75 -3 1500 -17
5 100 -17 1500 -12
Untuk 4.7. Saluran diterminasi dengan impedansi karakteristik 60Ω
MP l (m) f = 370 f =740 f = 1500 kHz
1 0 0 0 0 dB
2 25 -1 -1,8 -0,8 dB
3 50 -1,8 -2,8 -3,8 dB
4 75 -3 -3 -5 dB
5 100 -4 -5,2 -6,8 dB
Untuk 4.8
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 5
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 6
6. Analisa Data
Saluran koaksial yang digunakan pada waktu saluran ini mempunyai panjang
100 meter. Bila kita menengok rumus , maka apabila sebuah sinyal
mempunyai panjang gelombang 100 meter, maka sinyal tersebut mempunyai
frekuensi
Maka saluran 100 meter ini akan dilewati satu gelombang penuh pada
frekuensi 3 MHz.
Sesuai dengan teori gelombang berdiri, apabila saluran diterminasi hubung
buka, maka semua sinyal reflected mempunyai fasa yang sama dengan fasa
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 7
gelombang incident. Apabila dua buah gelombang atau lebih yang mempunyai
fasa sama dijumlahkan, maka amplitudonyya akan saling menjumlahkan. Jadi,
pada saluran yang diterminasi dengan hubung buka ini, maka gelombang yang
terukur pada titik – titik pengukuran akan mempunyai tegangan yang lebih
tinggi daripada gelombang yang terukur pada titik nol meter saluran (diukur
dari sumber sinyal).
Bila dihubung singkat pada akhir saluran, maka gelombang pantul akan
mempunyai fasa yang terbalik dengan gelombang yang datang. Apabila dua
gelombang mempunyai fasa yang berbeda, maka amplitudo keduanya akan
saling mengurangi. Sehingga tegangan gelombang yang terukur pada titik –
titik pengukuran akan lebih kecil daripada titik nol saluran (diukur dari
sumber sinyal).
Bila saluran mempunyai impedansi yang match, maka idealnya tidak ada
gelombang sinyal yang dikembalikan / dipantulkan kembali ke sumber
(diserap sempurna oleh beban) sehingga tidak ada pelemahan atau penguatan.
Pada praktikum ini terdapat pelemahan pada saluran yang match, dikarenakan
ada efek resistansi seri pada saluran. Sebenarnya efek resistansi ini juga ada
pada saluran yang terhubung buka dan short cicuit, namun tidak dapat terbaca
jelas dikarenakan attenuasi dan gain yang lebih besar.
7. Kesimpulan
Apabila saluran dibebani oleh impedansi karakteristiknya, maka distribusi
tegangannya akan melemah dan berbanding lurus dengan panjang saluran.
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 8
Distribusi muncul pada saluran yang mempunyai panjang
saluran yang mempunyai panjang saluran yang sesuai dengan panjang
gelombang tersebut.
GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL Page 9