laporan penelitian universitas pendidikan …file.upi.edu/direktori/kd-sumedang...merupakan...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2016
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF PADA
MAHASISWA UPI KAMPUS SUMEDANG
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Dibiayai oleh Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan 2015, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPI Kampus Sumedang
UPI KAMPUS SUMEDANG2016
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENELITIAN
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS
PARAGRAF PADA MAHASISWA UPI KAMPUS SUMEDANG
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
A. Identitas pengusul
1. Ketua Peneliti
a. Nama : Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd.
b. NIP/Pangkat/gol : 197212262005011011 / PENATA / IIID
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Prodi/Jurusan/Unit Kerja : PGSD konsentrasi Bahasa Indonesia/PGSD Guru Kelas/ UPI Kampus Sumedang
e. Spesialisasi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / PGSD
2. Anggota Peneliti 1
a. Nama : Drs. Dadan Djuanda, M.Pd.
b. NIP/Pangkat/gol : 196311081988031001 / / IVC
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Prodi/Jurusan/Unit Kerja : PGSD konsentrasi Bahasa Indonesia/PGSD Guru Kelas/ UPI Kampus Sumedang
e. Spesialisasi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / PGSD
3. Anggota Peneliti 2
a. Nama : Drs. Dede Tatang Sunarya, M.Pd.
b. NIP/Pangkat/gol : 195703251985031005 / / IVB
i
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Prodi/Jurusan/Unit Kerja : PGSD konsentrasi Bahasa Indonesia/PGSD Guru Kelas/ UPI Kampus Sumedang
e. Spesialisasi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / PGSD
4. Jangka waktu penelitian : : 8 bulan
5. Biaya yang digunakan: : Rp. 10.000.000,00
6. Deskripsi isi (maksimal 100 kata)
Dalam pembelajaran menulis paragraf sebagian mahasiswa masih melakukan kesalahan dan
skornya cenderung rendah. Sejumlah kesalahan yang dilakukan mahasiswa di antaranya
penggunaan huruf kapital yang keliru, penggunaan kata depan di dan imbuhan di- yang keliru,
dan kekeliruan kebakuan kosakata. Penelitian tindakan kelas ini akan mendorong mahasiswa
untuk menuntaskan kemampuan menulisnya sehingga ia dapat menghindari kesalahan menulis
paragraf dan memperoleh skor yang tinggi. Pembelajaran menulis paragraf sangat penting
untuk mengukur kemampuan menulis mahasiswa. Pembelajaran menulis paragraf akan
digunakan saat menulis skripsi, artikel, dan tugas. Pembelajaran menulis bagi calon guru juga
penting agar kelak dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Sumedang, Agustus 2016Ketua peneliti,
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd.NIP. 197212262005011011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
MENULIS PARAGRAF PADA MAHASISWA UPI
KAMPUS SUMEDANG
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
2. Unit Pengusul : UPI Kampus Sumedang
3. Ketua Pelaksana : Dr. Prana D. Iswara, M.Pd.
4. Anggota 1 : Drs. Dadan Djuanda, M.Pd.
5. Anggota 2 : Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd.
6. Waktu : Januari-Agustus 2016
7. Tempat : UPI Kampus Sumedang
8. Anggaran : Rp 10.000.000,00
9. Sumber anggaran : RKAT Program Studi PGSD 2015
Mandiri
Menyetujui, Bandung, Agustus 2016Ketua Program Studi PGSD Ketua Peneliti,UPI Kampus Sumedang.
Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. Dr. Prana D. Iswara, M.Pd.NIP. 196311081988031001 NIP. 197212262005011011
Mengetahui,Direktur UPI Kampus Sumedang Ketua Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat,
Dr. Herman Subarjah, M.Si. Prof. Dr. H. Sumarto, MSIE.NIP. 196009181986031003 NIP. 195507051981031005
iii
Abstrak
Dalam pembelajaran menulis paragraf sebagian mahasiswa masih melakukan kesalahan
dan skornya cenderung rendah. Sejumlah kesalahan yang dilakukan mahasiswa di
antaranya penggunaan huruf kapital yang keliru, penggunaan kata depan di dan imbuhan
di- yang keliru, dan kekeliruan kebakuan kosakata. Penelitian tindakan kelas ini akan
mendorong mahasiswa untuk menuntaskan kemampuan menulisnya sehingga ia dapat
menghindari kesalahan menulis paragraf dan memperoleh skor yang tinggi. Pembelajaran
menulis paragraf sangat penting untuk mengukur kemampuan menulis mahasiswa.
Pembelajaran menulis paragraf akan digunakan saat menulis skripsi, artikel, dan tugas.
Pembelajaran menulis bagi calon guru juga penting agar kelak dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas. Langkah pembelajaran menulis paragraf dapat disingkat menjadi
(1) ajarkan paragraf, (2) pilih tema, (3) evaluasi, (4) lakukan pengulangan dan perbaikan
(ATEP).
Kata kunci: pembelajaran, menulis, paragraf, PGSD, sekolah dasar
iv
Kata Pengantar
Pembelajaran menulis paragraf merupakan salah satu meteri penting dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Kompetensi menulis bahkan sangat
diperhatikan di dalam kurikulum di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Oleh karena
itu, mahasiswa sudah selayaknya mempunyai kompetensi menulis yang memadai.
Sayangnya, ternyata sebagian mahasiswa justru memperoleh skor yang buruk dalam
pembelajaran menulis paragraf.
Pembelajaran menulis paragraf merupakan pelajaran penting karena dari dasar
paragraf ini, seseorang dapat mengembangkan paragrafnya menjadi wacana yang
panjang. Dengan begitu kemampuan menulis paragraf yang buruk bisa mencerminkan
kemampuan menulis wacana yang buruk. Di samping itu, pengajar pun lebih mudah
menilai sebuah paragraf daripada karangan yang lebih panjang dari satu paragraf. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini pun dikembangkan model pembelajaran menulis yang
efektif dan efisien yaitu pembelajaran menulis paragraf.
Model pembelajaran menulis paragraf itu terdiri atas beberapa langkah. Pertama,
pembelajaran dimulai dari penjelasan tentang kalimat, ejaan serta sejumlah kesalahan
yang acap kali dilakukan siswa dalam menulis paragraf. Pada tahap ini juga pengajar
meminta pembelajar membuat kalimat di papan tulis sebagai contoh pembelajaran
menulis. Dengan begitu, pengajar dapat mengoreksi kesalahan yang acap kali dilakukan
pembelajar. Ke dua, pengajar memilihkan tema yang menarik untuk dikembangkan
v
menjadi paragraf oleh mahasiswa. Pada tahap ini, siswa membuat paragraf pada selembar
kertas. Ke tiga, melakukan evaluasi dengan memeriksa paragraf yang dibuat siswa. Ke
empat, melakukan pengulangan dan perbaikan. Bila siswa belum tuntas, siswa dapat
perbaikan. Bila siswa sudah tuntas, siswa dapat memperkuat nilainya. Nilai ini berupa
akumulasi dari serangkaian tes menulis paragraf. Dengan begitu, kemampuan siswa
diasah. Langkah ini dapat disingkat menjadi (1) ajarkan paragraf, (2) pilih tema, (3)
evaluasi, (4) lakukan pengulangan dan perbaikan (ATEP).
Sumedang, Agustus 2016Ketua Peneliti,
Dr. Prana D. Iswara, M.Pd.NIP. 197212262005011011
vi
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iii
Abstrak................................................................................................................................iv
Kata Pengantar.....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................................1
B.Masalah........................................................................................................................2
C.Tujuan..........................................................................................................................3
D.Manfaat........................................................................................................................3
BAB II BERMAIN PERAN DALAM KURIKULUM.......................................................4
A.Tinjauan Kurikulum tentang Bermain Peran...............................................................4
B.Tinjauan Teori tentang Bermain Peran........................................................................5
C.Sejumlah Kendala dalam Pembelajaran Bermain Peran.............................................5
D.Anggaran.....................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................8
A.Metode.........................................................................................................................8
B.Lokasi dan Subjek.......................................................................................................8
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................................9
A.Pemilihan Naskah dalam Pembelajaran Bermain Peran.............................................9
B.Penentuan Jumlah Pemain dalam Pembelajaran Bermain Peran..............................10
C.Pengembangan Jumlah Jam Latihan dalam Pembelajaran Bermain Peran...............11
vii
D.Pengembangan Tata Suara dalam Pembelajaran Bermain Peran..............................11
E.Pengembangan Kostum dan Properti dalam Pembelajaran Bermain Peran..............13
F.Pengembangan Tata Cahaya dalam Pembelajaran Bermain Peran............................14
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................15
A.Simpulan....................................................................................................................15
B.Saran..........................................................................................................................17
Daftar Pustaka....................................................................................................................19
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa kesalahan pembelajar dalam pembelajaran menulis paragraf di
antaranya adalah kesalahan menggunakan huruf kapital, kesalahan menggunakan kata
depan di dan imbuhan di-, kesalahan menggunakan tanda baca. Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf.
Penilaian kemampuan menulis paragraf diakumulasi dari tiga tes menulis paragraf yang
masing-masing skornya adalah 110, serta tiga tugas lainnya seperti tugas menulis kalimat,
tugas menulis kalimat majemuk, dan tugas menulis silogisme, yang masing-masing
skornya adalah 40. Ketuntasan dilihat dari kemampuan siswa mencapai nilai tertinggi
yaitu A, yaitu skor total >89 dari skala 100. Pada tingkat mahasiswa, tidak ada bahkan
nilai C itu berarti skor siswa >59. Ringkasan kemampuan siswa adalah sebagai berikut.
2
Tabel 1
Penilaian Mahasiswa
Bila yang dimaksud dengan tingkat ketuntasan adalah skor siswa >59 (atau
>59%) maka huruf C juga dapat dianggap tuntas. Namun pada penelitian kali ini semua
mahasiswa didorong untuk mempunyai skor >89, atau mencapai huruf A. Dengan begitu,
ketuntasan akan diukur dari skor siswa >89.
Penelitian ini menggambarkan perbaikan yang dilakukan mahasiswa untuk
mendapatkan skor >89. Perbaikan atau remedial yang dilakukan mahasiswa itu bisa
berkali-kali. Perbaikan yang dilakukan seorang mahasiswa bisa berbeda dengan
mahasiswa lain. Ada mahasiswa yang melakukan perbaikan hanya satu kali saja. Ada
pula mahasiswa yang melakukan perbaikan hingga lebih dari satu kali.
Dalam penilaian sebelum remedial, sejumlah mahasiswa mempunyai nilai atau
skor yang buruk. Perolehan mereka ada yang mendapat C, D, bahkan E. Tentu saja
ketidakberhasilan mereka menjadikan kegagalan bagi perkuliahan Bahasa Indonesia.
Mungkin saja berimbas pada kegagalan dosen dalam membimbing mahasiswa sekalipun
salah satu faktornya ada pada diri mahasiswa sendiri. Memperbaiki prestasi mahasiswa
No. Huruf Angka Derajat Mutu Tingkat Kemampuan (%)1 A 4,0 Istimewa 90-1002 A- 3,7 Hampir Istimewa 85-893 B+ 3,4 Baik Sekali 80-844 B 3,0 Baik 75-795 B- 2,7 Cukup Baik 70-746 C+ 2,4 Lebih dari Cukup 65-697 C 2,0 Cukup 60-648 D 1,0 Kurang 55-599 E <1,0 Gagal <55
3
merupakan tantangan tersendiri bagi keberhasilan perkuliahan Bahasa Indonesia.
Tabel 2
Jumlah Mahasiswa yang Remedial
No. Kelas JumlahMahasiswa
Jumlah Mahasiswayang Remedial
Persentase Mahasiswayang Remedial
1. A 45 24 53,33%
2. B 44 27 61,36%
3. C 42 14 33,33%
131 65 49,62%
Berdasarkan Tabel di atas, di kelas A ada 24 siswa (53,33%) yang tidak tuntas
atau harus melakukan remedial. Di kelas B ada 27 siswa (61,36%) yang tidak tuntas atau
harus melakukan remedial. di kelas C ada 14 siswa (33,33%) yang tidak tuntas atau harus
melakukan remedial. Secara keseluruhan (kelas A, B, dan C) ada 65 siswa (49,6%) yang
tidak tuntas atau harus melakukan remedial.
Dari data awal yang diperoleh selama tiga kali tes paragraf, ada yang
mendapatkan nilai A tanpa melakukan perbaikan (remedial). Data awal tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 3
Mahasiswa yang Mendapat A Tanpa Perbaikan (dari Tiga Kali Tes)
No. Kelas Jumlah
Mahasiswa
Jumlah Mahasiswa yang
Tidak Remedial
Persentase Mahasiswa yang
Tidak Remedial
1. A 45 17 37,78%
2. B 44 13 29,55%
4
3. C 42 15 35,71%
131 45 34,35%
Jadi selama tiga kali tes, pada kelas A, terdapat 17 dari 45 mahasiswa yang
skornya >89, sedangkan sisanya (45-17=28) mendapatkan skor ≤89. Pada kelas B,
terdapat 13 dari 44 mahasiswa yang skornya >89, sedangkan sisanya (44-13=31)
mendapatkan skor ≤89. Pada kelas C, terdapat 15 dari 42 mahasiswa yang skornya >89,
sedangkan sisanya (42-15=27) mendapatkan skor ≤89. Perbaikan yang dilakukan
mahasiswa pada tes paragraf ini bisa lebih dari satu kali. Secara rinci, hasil tes akhir
mahasiswa untuk kelas A, B, dan C adalah sebagai berikut.
B. Masalah
Masalah yang akan dijawab di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pembelajaran menulis paragraf?
2. Bagaimana sistem remedial pada pembelajaran menulis paragraf?
3. Bagaimana sistem penilaian pada pembelajaran menulis paragraf?
4. Berapa jumlah mahasiswa yang tuntas pada pembelajaran menulis paragraf?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembelajaran menulis paragraf.
2. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sistem remedial pada pembelajaran
5
menulis paragraf.
3. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sistem penilaian pada pembelajaran
menulis paragraf.
4. Penelitian ini bertujuan menentukan jumlah mahasiswa yang tuntas pada
pembelajaran menulis paragraf
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
Penelitian ini bermanfaat bagi para pengajar untuk mengembangkan sistem pembelajaran
menulis paragraf, sistem evaluasi pada pembelajaran menulis paragraf. Bagi mahasiswa
atau siswa, penelitian ini bermanfaat untuk mendorong ketuntasan pembelajar dalam
pembelajaran menulis paragraf.
6
BAB IIMENULIS PARAGRAF DALAM KURIKULUM
A. Tinjauan Kurikulum tentang Menulis Paragraf
Uraian berikut mengacu pada “Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI”. Pada kurikulum 2013
pembelajaran menulis atau menulis paragraf acap kali tidak secara eksplisit dimunculkan
dalam kurikulum. Kurikulum 2013 di kelas I menggunakan istilah yang tidak langsung
berkaitan dengan menulis atau menulis paragraf. Kata kerja operasional juga bisa
bermakna lisan ataupun tertulis. Kompetensi dasar di kelas I yang bisa berkaitan dengan
menulis paragraf di antaranya “4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif”, “4.2
Mempraktikkan … dalam bahasa lisan dan tulis”, “4.3 Menyampaikan teks terima kasih”,
“4.4 Menyampaikan teks cerita diri/personal”, “4.5 Membuat teks diagram/label … lisan
dan tulis.”
Kompetensi dasar di kelas II yang bisa berkaitan dengan menulis paragraf di
antaranya “4.1 Mengamati dan mencoba menyajikan teks laporan sederhana”, “4.2
Memperagakan teks cerita narasi sederhana”, “4.3 Mengungkapkan teks buku harian”,
“4.4 Melantunkan dan menyajikan teks lirik puisi”, “4.5 Menggunakan teks permintaan
maaf”. Pembelajaran menyajikan teks lirik puisi bisa saja dikaitkan dengan menulis
paragraf apresiasi puisi.
Kompetensi dasar di kelas III yang bisa berkaitan dengan menulis paragraf di
antaranya “3.2 Menguraikan teks arahan/petunjuk”, “3.3 Mengemukakan isi teks surat
7
tanggapan pribadi”, “4.1 Mengamati dan mengolah isi teks laporan informatif hasil
observasi”, “4.2 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk … dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis”, “4.3 Mengolah dan menyajikan teks surat tanggapan pribadi”,
“4.4 Menyampaikan teks dongeng”, “4.5 Mendemonstrasikan teks permainan/dolanan
daerah … dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis”
Kompetensi dasar di kelas IV yang bisa berkaitan dengan menulis paragraf di
antaranya “3.2 Menguraikan teks instruksi … dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis”,
“4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan”, “4.2
Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk”, “4.3 Mengolah dan menyajikan
teks wawancara”, “4.4 Menyajikan teks cerita petualangan”, “4.5 Mengolah dan
menyajikan teks ulasan buku”.
Kompetensi dasar di kelas V yang bisa berkaitan dengan menulis paragraf di
antaranya “3.3 Menguraikan isi teks paparan iklan tentang ekspor impor sebagai kegiatan
ekonomi antarbangsa … dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis”, “4.1 Mengamati,
mengolah, dan menyajikan teks laporan buku”, “4.2 Menyampaikan teks penjelasan”,
“4.3 Menyajikan teks paparan iklan tentang ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi
antarbangsa … dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis”, “4.4 Melantunkan dan
menyajikan teks pantun dan syair”, “4.5 Mengolah dan menyajikan teks cerita narasi
sejarah”. Pembelajaran menyajikan teks pantun dan syair bisa saja dikaitkan dengan
menulis paragraf apresiasi pantun dan syair.
Kompetensi dasar di kelas VI yang bisa berkaitan dengan menulis paragraf di
8
antaranya “3.2 Menguraikan isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah”, “3.3 Menguraikan
isi teks pidato persuasif”, “4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan
investigasi”, “4.2 Menyajikan teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah”, “4.3 Menyampaikan
teks pidato persuasif”, “4.4 Mengolah dan menyajikan teks cerita fiksi sejarah”.
B. Tinjauan Teori tentang Menulis Paragraf
Ejaan
Penilaian menulis paragraf berkaitan dengan pelajaran ejaan. Bila penulis paragraf
melanggar kaidah ejaan, maka skornya dalam menulis akan berkurang. Sejumlah
kesalahan ejaan di antaranya tidak menggunakan tanda titik di akhir kalimat, tidak
menggunakan huruf kapital di awal kalimat, tidak menggunakan huruf kapital pada nama
orang, nama geografis, menggunakan huruf kapital tanpa aturan, dan sebagainya.
Sekalipun sebagian besar kesalahan mahasiswa pada tataran itu, cakupan ejaan
sebenarnya lebih luas meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca,
dan penulisan unsur serapan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015). Uraian tentang ejaan juga dibahas oleh sejumlah pengarang lain
(Harjasujana; Iswara, 1996).
Kesalahan Berbahasa
Selain ejaan, ada pula pembahasan tentang kesalahan berbahasa. Sebenarnya salah
satu kesalahan berbahasa adalah kesalahan ejaan. Ada beberapa sumber rujukan berkaitan
dengan panduan berbahasa dengan benar (Sugono, 1999) dan kesalahan berbahasa
(Arifin; Hadi, 1991) (Arifin; Tasai, 1995). Pembahasan tentang panduan berbahasa yang
9
benar itu banyak berkaitan dengan kalimat. Sedangkan pembahasan kesalahan berbahasa
berkaitan dengan kata, kalimat, penalaran, ejaan, paragraf, dan kesalahan bahasa dalam
surat resmi.
Kamus
Kamus pun menjadi rujukan dalam pembelajaran penulisan paragraf. Acap kali
mahasiswa bertanya ihwal kosakata yang baku dan yang tidak baku. Dosen menjawab
dengan merujuk pada kamus. Perujukan pada kamus di antaranya untuk membimbing
mahasiswa belajar menggunakan kamus sebagai standar pembelajaran.
Kamus standar yang digunakan adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus
ini ada yang diterbitkan secara digital dalam bentuk berkas pdf. Dengan begitu, dosen
dapat menayangkan kosakata yang ditanyakan di depan seluruh mahasiswa. Penggunaan
kamus ini akan melatih mahasiswa menggunakan rujukan di dalam pembelajaran.
C. Anggaran
Tabel 4
Anggaran untuk Kegiatan Penelitian
No. Tujuan Anggaran Persentase Jumlah
1. Honorarium peneliti 30% Rp3.000.000,00
2. Biaya operasional penelitian 45% Rp4.500.000,00
3. Bahan habis pakai 10% Rp1.000.000,00
4. Biaya seleksi, seminar, publikasi, diseminasi 10% Rp1.000.000,00
5. Lain-lain 5% Rp500.000,00
10
Total 100% Rp 10.000.000,00
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode
Penelitian ini menggunakan prinsip dasar penelitian tindakan kelas yang
sederhana. Penelitian ini mengambil masalah dari kurangnya ketuntasan mahasiswa,
merekomendasikan tindakan perbaikan pada pembelajaran, serta memberikan tes
remedial agar mahasiswa mencapai ketuntasannya. Penelitian ini dilakukan dengan upaya
validitas yang maksimal terutama berkaitan dengan prestasi mahasiswa. Data penelitian
ini dikumpulkan selama kurun waktu satu semester pada semester genap 2015-2016,
tepatnya antara bulan Januari hingga Juni 2016. Mata kuliah yang mengampu perkuliahan
pembelajaran menulis paragraf adalah mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Salah
satu tujuan dari mata kuliah ini adalah agar mahasiswa dapat membuat karya tulis ilmiah
dengan baik.
B. Lokasi dan Subjek
Penelitian ini berlokasi di UPI Kampus Sumedang. Adapun subjek penelitian ini
adalah sejumlah mahasiswa dari tiga kelas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.
Untuk setiap data yang dilakukan diperoleh dari pembelajaran, tes menulis paragraf,
tugas, dan tes lainnya (UTS, UAS).
11
Secara rinci, jumlah mahasiswa yang terlibat di dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang tidak tuntas yaitu yang skornya ≤89 sebagai berikut.
Tabel 5
Jumlah Mahasiswa yang Tidak Tuntas
No. Kelas JumlahMahasiswa
Jumlah Mahasiswa yangTidak Tuntas
Persentase Mahasiswayang Tidak Tuntas
1. A 45 24 53,33%
2. B 44 27 61,36%
3. C 42 14 33,33%
131 65 49,62%
Skor ≤89 artinya mahasiswa ini tidak mendapat A. Bisa saja mahasiswa ini nilainya A-
dan mengikuti remedial hingga mencapai nilai A. Pada akhirnya, ada mahasiswa yang
puas saat skornya mencapai 85-89 (nilainya A-).
12
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pembelajaran Menulis Paragraf
Beberapa Kesalahan Mahasiswa
Ada sejumlah kesalahan yang dilakukan mahasiswa yang dapat dicatat di dalam
penelitian kali ini. Kesalahan semacam ini dilakukan tindakan dengan sebuah tindakan
kelas. Tindakannya berupa perintah agar siswa mengkaji kesalahannya dan kesalahan
yang dibuat oleh teman-temannya. Selanjutnya, mahasiswa diminta untuk menghindari
kesalahan yang biasa dibuat oleh mereka sendiri.
Beberapa kesalahan yang dibuat oleh pembelajar di antaranya non hayati
seharusnya nonhayati, Pulau seharusnya pulau, disamping seharusnya di samping,
Pertambangan Emas seharusnya pertambangan emas, di Dunia seharusnya di dunia, Gas
Alam seharusnya gas alam. Mahasiswa ini melakukan tujuh kesalahan. Oleh karena itu
nilainya masih rendah.
Mahasiswa ini melakukan remedial dan masih melakukan kesalahan.
Kesalahannya di antaranya menggunakan kata sehingga di awal kalimat. Padahal kata
sehingga itu seharusnya sambungan dari klausa sebelumnya. Dua kesalahan kata
dilingkungan seharusnya di lingkungan, bertanggungjawab seharusnya bertanggung
jawab. Mahasiswa ini melakukan empat kesalahan. Dengan begitu skornya sebenarnya
kurang bagus.
13
Mahasiswa lain juga melakukan kesalahan kalimat yang terlalu panjang.
Kalimatnya berbunyi, “Umumnya orang Islam menghargai bulan yang suci ini, oleh
karena itu jika orang yang tidak berpuasa karena berhalangan entah itu sedang haid,
orang sakit, atau orang yang mabuk saat perjalanan, maka mereka boleh berbuka puasa
tetapi tidak boleh di tempat umum melainkan di dalam rumah atau tempat yang
memungkinkan saat kita berbuka orang tidak melihat kita.” Kesalahan lainnya adalah
Undang-Undang seharusnya undang-undang, mungkin seharusnya Mungkin. Mahasiswa
ini melakukan tiga kesalahan. Sebenarnya kesalahannya tidak terlalu banyak.
Mahasiswa lain melakukan lima kesalahan. Kesalahan itu ialah kemana
seharusnya ke mana, adapula seharusnya ada pula, diantaranya seharusnya di
antaranya, disalah gunakan seharusnya disalahgunakan, terdapatpada seharusnya
terdapat pada.
Kesalahan yang dilakukan mahasiswa sebenarnya dapat digolongkan. Namun
karena keterbatasan lingkup penelitian, penggolongan itu tidak bisa dilakukan pada ranah
penelitian kali ini. Penelitian yang lebih mendalam mungkin akan lebih tepat melakukan
penggolongan pada kesalahan yang acap dilakukan oleh mahasiswa.
Pengelolaan Waktu Pembelajaran Menulis Paragraf
Pembelajaran menulis paragraf di tingkat mahasiswa bisa dilakukan dengan
memberikan materi ejaan pada minggu pertama. Minggu berikutnya, pengajar bisa
memberikan evaluasi. Evaluasi harus sesegera mungkin diberikan karena pembelajar
yang tidak tuntas akan diberi kesempatan untuk remedial. Selain itu, semua pembelajar
14
yang tuntas pun akan diberi evaluasi ke dua dan ke tiga untuk mengukuhkan skornya.
Namun pembelajar yang berhasil dalam evaluasi pertama, tidak remedial untuk evaluasi
pertama. Pembelajar yang berhasil dalam evaluasi ke dua, tidak remedial untuk evaluasi
ke dua. Pembelajar yang berhasil dalam evaluasi ke tiga, tidak remedial untuk evaluasi ke
tiga. Bila skor pembelajar kurang pada tiga evaluasi, maka pembelajar diperbolehkan
untuk remedial tiga kali bahkan lebih. Pembelajar yang secara konsisten tidak melakukan
kesalahan menulis paragraf pada evaluasi ke satu, ke dua, dan ke tiga merupakan
pembelajar yang dianggap matang.
Pengembangan Materi Menulis Paragraf
Materi yang diajarkan di dalam menulis paragraf adalah ejaan. Materi ini dapat
disajikan dengan menayangkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
yang berkaitan dengan ejaan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015).
Di samping itu, pembelajaran dapat disimulasikan dengan menulis kalimat di
papan tulis. Namun langkah ini harus didahului dengan pemilihan tema terlebih dahulu.
Uraian pemilihan tema dan diskusinya disajikan dalam penjelasan berikut.
Pemilihan Tema Menulis Paragraf
Tema dipilih oleh pengajar dengan tujuan agar tema yang dipilih pembelajar tidak
klise. Ada kecenderungan pembelajar hanya terdorong untuk menulis paragraf dengan
tema klise misalnya berlibur, liburan di rumah nenek, ke desa. Pengajar mestinya
15
mendorong untuk mengembangkan kreasi dengan tema yang lebih menarik, bahkan “liar”
seperti keindahan alam, kekayaan alam, sistem pemerintahan, kontra radikalisme agama,
perdagagan ekspor-impor. Tema tersebut dapat dijelaskan dengan gagasan seperti
pengelolaan wisata air terjun, infrastruktur Waduk Jatigede bagi pengembangan
pariwisata, Pengajar lalu menguraikan penjelasan dari tema itu agar gagasan itu
berkembang. Mahasiswa dianggap cenderung dapat dengan mudah mengembangkan
paragraf setelah tema itu dibahas di depan kelas.
B. Sistem Remedial pada Pembelajaran Menulis Paragraf
Di dalam tes menulis paragraf, ada kalanya pembelajar terbiasa dengan
kesalahannya. Bahkan sampai tes ke tiga pun pembelajar melakukan kesalahan. Oleh
karena itu, pembelajar melakukan pemodelan terhadap paragraf temannya dalam menulis
paragraf. Kasus ini terjadi ketika pembelajar diberi tes menulis paragraf dengan tema
pertunjukan drama. Sebagian pembelajar yang sudah dua kali gagal, cenderung untuk
melihat paragraf temannya yang tidak melakukan kesalahan. Di sini ada kemungkinan
sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, pembelajar harus meniru model yang benar. Ia
bahkan harus memperhatikan huruf kapital, tanda baca, imbuhan, kosakata yang benar
dari model yang ia baca. Kemudian ia harus menuliskannya pula di lembar jawabannya.
Kesamaan itu dapat terlihat pada lembar jawaban pembelajar. Sisi negatifnya, ia
sebenarnya melakukan kecurangan yaitu mencontek.
Di sisi ini pengajar mestinya mempunyai cukup waktu untuk mengawasi tes
16
pembelajar agar kecurangan mencontek atau meniru model dapat dihindari. Di sisi lain,
pengajar mestinya mempunyai cukup waktu untuk membimbing pembelajar sampai ia
terbukti mampu membuat paragraf yang benar. Dengan begitu, pembelajaran paragraf
mesti dilakukan di awal perkuliahan. Kemudian, sepanjang semester pembelajar diberi
tes. Bila pembelajar gagal di dalam tes, ia diberi kesempatan untuk melakukan remedial
secara individu.
C. Sistem Penilaian pada Pembelajaran Menulis Paragraf
Sistem penilaian pada pembelajaran menulis paragraf dilakukan dengan
memberikan sejumlah tes harian. Sekurangnya ada tiga tes harian menulis paragraf
dengan tema yang berbeda-beda. Tes ini akan melatih mahasiswa membuat sebuah
paragraf. Tema yang dipilih untuk menulis paragraf ini dipilih beragam dan diupayakan
semenarik mungkin. Dengan tema yang menarik, diharapkan mahasiswa mempunyai
motivasi untuk menulis. Sebelum menulis paragraf, dosen memberikan uraian berkaitan
dengan tema dan pengembangannya.
D. Jumlah Mahasiswa yang Tuntas pada Pembelajaran Menulis Paragraf
Hingga tes remedial terakhir, jumlah mahasiswa yang tuntas (skornya >89) adalah
sebagai berikut.
17
Tabel 6
Jumlah Mahasiswa yang Tuntas dan Persentasenya
No. Kelas JumlahMahasiswa
Jumlah Mahasiswa yangTuntas (Nilai A, Skor >89)
Persentase Mahasiswayang Tuntas
1. A 45 32 71,11%
2. B 44 25 56,82%
3. C 42 21 50,00%
131 78 59,54%
Data akhir yang diperoleh menggambarkan bahwa dari 45 mahasiwa kelas A,
terdapat 32 mahasiswa yang mendapat nilai A. Sebelumnya, sejumlah mahasiswa
nilainya bahkan lebih rendah dari C.
Tabel 7
Jumlah dan Persentase Nilai Akhir Menulis Paragraf
No. NilaiJumlahKelas A
JumlahKelas B
JumlahKelas C
PersenKelas A
PersenKelas B
PersenKelas C
1. A 32 25 21 68,09 56,82 48,84
2. A- 12 14 13 25,53 31,82 30,23
3. B+ 1 2 5 2,13 4,55 11,63
4. B 0 1 3 0 2,27 6,98
5. B- 0 2 0 0 4,55 0
6. C+ 0 0 0 0 0 0
7. C 0 0 0 0 0 0
8. D 0 0 0 0 0 0
9. E 2 0 1 4,26 0 2,33
47 44 43 100 100 100
18
Bagaimanapun juga ketuntasan mahasiswa adalah tujuan utama dari penelitian ini.
Lebih jauh, diharapkan mahasiswa mencapai nilai A. Namun, ternyata tidak semua
mahasiswa mencapai nilai A. Ini juga yang mungkin menjadi pembeda antara mahasiswa
yang super dengan mahasiswa yang biasa atau bahkan kurang. Memang dalam
pembelajaran diharapkan semua mahasiswa itu menguasai pembelajaran, setidaknya
kompetensi minimal dalam pembelajaran. Namun setidaknya dalam penelitian ini
terbukti bahwa mayoritas di antara mereka tidak terlalu buruk dalam pelajaran
mengarang. Mungkin saja di masa depan, keterampilan mereka di dalam menulis
paragraf bisa menjadi lebih baik lagi. Pembelajaran memang tidak selamanya harus
tuntas (dengan nilai A) dalam satu semester, bahkan bisa saja ketuntasan semacam itu
harus dicapai dalam waktu bertahun-tahun.
19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran Menulis Paragraf
Langkah pembelajaran menulis paragraf dapat disingkat menjadi (1) ajarkan paragraf, (2)
pilih tema, (3) evaluasi, (4) lakukan pengulangan dan perbaikan (ATEP).
2. Sistem Remedial pada Pembelajaran Menulis Paragraf
Sistem remedial dilakukan di akhir perkuliahan, setelah ujian akhir semester. Hal ini
disebabkan sistem akumulasi nilai yang menentukan penilaian dengan skor >89 (A).
Sistem remedial dilakukan berulang-ulang sampai siswa tuntas, atau sampai mencapai
kejenuhan.
3. Sistem Penilaian pada Pembelajaran Menulis Paragraf
Pada tes menulis paragraf, penilaian dilakukan dengan memberi skor total 110 yang
terdiri atas 10 skor upah menulis dan 100 skor ejaan dan sebagainya. Skor 100 ini akan
berkurang 10 setiap testi melakukan kesalahan.
4. Jumlah Mahasiswa yang Tuntas pada Pembelajaran Menulis Paragraf
Jumlah mahasiswa yang tuntas (skor >89, nilai A) pada kelas A sebanyak 32 dari 45
20
mahasiswa (71,11%). Jumlah mahasiswa yang tuntas (skor >89, nilai A) pada kelas B
sebanyak 25 dari 44 mahasiswa (56,82%). Jumlah mahasiswa yang tuntas (skor >89, nilai
A) pada kelas C sebanyak 21 dari 42 mahasiswa (50,00%). Jumlah mahasiswa yang
tuntas (skor >89, nilai A) pada kelas A, B, dan C sebanyak 78 dari 131 mahasiswa
(59,54%).
B. Saran
Sejumlah saran yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian berikutnya sebaiknya merinci jumlah kesalahan mahasiswa, misalnya
mahasiswa A, melakukan kesalahan huruf kapital sebanyak sekian kali.
2. Penelitian berikutnya sebaiknya menggolongkan kesalahan yang dilakukan
mahasiswa, misalnya ada golongan kesalahan huruf kapital, tanda titik, dan
seterusnya.
3. Penelitian berikutnya sebaiknya merinci kinerja guru dan aktivitas siswa dalam
tindakan kelas.
4. Penelitian berikutnya sebaiknya merinci soal yang diuraikan dan tema yang dipilih
untuk karangan.
21
Daftar Pustaka
Arifin, E.Z.; Hadi, F. (1991) 1001 Kesalahan Berbahasa: Bahan Penyuluhan BahasaIndonesia. Jakarta: Akademika Presindo.
Arifin, E.Z.; Tasai, S.A. (1995) Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Akademika Pressindo.
Harjasujana, A.S.; Iswara, P.D. (1996) Kebahasaan dan Membaca dalam BahasaIndonesia. Jakarta: Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan danKebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015: KementerianPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri PendidikanDan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang PedomanUmum Ejaan Bahasa Indonesia, 2015
Sugono, D. (1999) Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspaswara.